• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PADA SMU SWASTA DI KOTAMADYA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PADA SMU SWASTA DI KOTAMADYA BANDUNG."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI

PADA SMU SWASTA DI KOTAMADYA BANDUNG

TESIS

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tcsis Program Pascasarjana

Institut Keguruan Dan Hmu Pendidikan Bandung

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

OLEH:

ASEP ROSWANDA NIM : 959649

BIDANG STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA (S-2)

(2)

DISETUJUI DAN DISYAHKAN TIM PEMBIMBING

PROF. DR. SUPANDI Pembimbing I

PROF. DR. ACHMAD SANUSLSKMPA Pembimbing I I

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA IKIP BANDUNG

1999

(3)

ABSTRAK

Perkembangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat, memberikan dampak terhadap berbagai aspek

ke-hidupan baik untuk masa kini maupun yang akan datang. Hal tersebut, salah satu di antaranya tuntuntan terhadap perbaikan sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

Implikasinya setiap lembaga pendidikan harus mampu

me-nyesuaikan sesuai dengan harapan

masyarakat,

termasuk SMU

Swasta. Penyesuaian diselaraskan dengan perkembangan Iptek

keahlian, dan informasi yang berkembang.

Namun dibalik itu, masih banyak persoalan mendasar

yang belum dapat diselesaikan secara baik, seperti rendah-nya kualita proses, mulai dari pendekatan pendidikan moral

dan etika yang semakin pudar, terjadinya perkelahian

anta-ra pelajar, kewibawaan guru yang memudar. Demikian pula dengan kualitas luaran,rendahnya pencapaian standar lulus-an ylulus-ang digambarklulus-an oleh NEM, rendahnya pengetahuan dan

keterampilan bawaan setelah belajar di perguruan tinggi, atau dunia kerja. Oleh sebab itu, pengelola SMU Swasta

sudah saatnya untuk melakukan upaya-upaya yang mengarah kepada perbaikan kualitas proses dan luaran selaras dengan tuntutan pendidikan bagi kepentingan individu dan masya

rakat.

Salah satu pusat perhatian ke arah perbaikan, bertolak

dari visi dan misi organisasi penyelenggara seperti yaya-san atau badan penyelenggara SMU Swasta. Visi dan misi

ti-dak hanya sekedar pernyataan, akan tetapi dapat dilaksana-kan, secara sistematis dengan strategi yang tepat dan di-tunjang oleh perangkat yang memadai.

Salah satu faktor yang dapat memperbaiki kxnerja

seko-lah yakni melalui pengembangan organisasi. Pengembangan tersebut, dapat dilakukan melalui kolektivitas dan kesama-an visi kesama-antara pimpinkesama-an yayaskesama-an, dan kepala sekolah serta seluruh komponen personil dengan dilandasi komitmen untuk tercapainya tujuan pendidikan. Visi suatu lembaga pen didikan harus mengarah kepada kemampuan mengantisipasi dan

adaptasi masa depan.

Penelitian ini terfokus pada masalah; Bagaimana stra tegi pengembangan organisasi SMU Swasta di Kotamadya Ban

dung.

(4)

Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif

pen

dekatan kualitatif.

Hanya sebagian kecil penyelenggara SMU Swasta,

melak-sanakan analisis internal dan

eksternal

secara

sistemik

dan berkesinambungan, dimana hasilnya

dapat

dimanfaatkan

atau mengatasi kelemahan dan

ancaman

yang

terjadi

baik

masa kini maupun masa yang akan datang.

Penetapan visi, misi, tujuan dan strategi, hanya

bagi

SMU Swasta kelompok besarlah yang telah

menetapkan

serta

melaksanakannya, sedangkan bagi sekolah sedang

dan

kecil

masih terlibat dalam pemecahan-pemecahan masalah yang

ber-sifat unik.

Demikian pula kebijakan

dalam

strategi

pengembangan

organisasi yang telah melaksanakan secara sistematis dan

terprogram,

hanya pada kelompok sekolah besar.

Hal

terse-but erat kaitannya dengan wawasan dan pemahaman para ketua

yayasan penyelenggara dan kepala sekolah sebagai pelaksana

harian.

Sedangkan bagi kelompok sedang

kecil,

tampaknya

belum dilakukan secara sistematis, terprogram.

Salah satu

faktor temuan yang menjadi kendala dan sekaligus kelemahan

pada kelompok

ini adalah, ketidak

jelasan visi dan misi,

serta perangkat penunjang yang minim. Masing-masing kelom

pok mempunyai kekuatan,

kelemahan dan peluang serta ancam

an yang bervariasi, sesuai dengan

bobot yang dihadapinya.

Pemanfaatan peluang, hanya dilakukan

oleh kelompok besar,

sesuai dengan kemampuan jaringan informasi yang memadai.

Secara garis besar

dapat

disimpulkan, bahwa strategi

pengembangan

organisasi

SMU Swasta di Kotamadya Bandung,

hanya sebagian kecil saja yang telah melaksanakannya seca

ra sistematis dan terprogram,

hasilnya

dapat dilihat dari

performen sekolah tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karaktersitik SMU

Swasta di

Kotamadya Bandung, sangat

bervariasi

ditinjau

dari ciri khas yayasan,

performansi

sekolah,

fasilitas,

jumlas siswa dan guru,

serta NEM sebagai gambaran prestasi

akademis. Temuan mengkategorikan sebagai berikut; kelompok

besar 8,8%;

sedang 21,97 % dan kecil 69,23%

dari

91

SMU

Swasta di Kotamadya Bandung.

Indikator keberhasilan tersebut, dilihat dari raw in

put siswa yang setara

dengan negeri, kesanggupan dan

par-tisipasi pembiayaan pendidikan,

kepercayaan masyarakat

la-pisan sosial ekonomi menengah,

dan

hasil

perolehan

NEM

yang memenuhi standar.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAETAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

ABSTRAK x

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 10

D. Kerangka Berpikir 12

BAB. II LANDASAN TEORITIS

A. Strategi Pengembangan Organisasi 14

1. Organisasi Sebagai Sistem 14

2. Strategi 16

3. Model dan Komponen Manajemen Strategik 19 4. Strategi Pengembangan Badan Nir Laba dan Sektor

Layanan Umum 27

B. Konsepsi Pengembangan Organisasi SMU Swasta 31

1. Pengembangan Administratif Pendidikan 31 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia 32

3. Pengembangan Pelayanan 33

4. Pengembangan Teknologi 34

C. Kesimpulan Studi Kepustakaan (Premis) 35

BAB.Ill PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian 37

B. Lokasi Penelitian 39

C. Subyek Penelitian 40

D. Teknik Pengumpulan Data 41

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data 43

F. Prosedur Analisis Data 45

G. Validasi Temuan Penelitian 45

(6)

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian 49

1. Kekuatan,Kelemahan, dan Peluang Serta Ancaman yang Dihadapi Badan penyelenggara SMU Swasta ... 59

2. Penetapan Visi, Misi, Dan

Tujuan

Penyelenggara

SMU Swasta di Kotamadya Bandung 68 3. Kebijakan Strategik Pengembangan Organisasi

Se-kolah 75

B. Pembahasan Penelitian 101

BAB. V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan 109

B. Rekomendasi Ill

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Perbandingan Perolehan NEM SMU Negeri dan Swasta di Propinsi Jawa Barat Tahun Ajaran

1996/1997 4

Tabel 2 Peringkat Sepuluh Besar Perolehan NEM Pro

gram IPA Tahun Ajaran 1996/1997 4

Tabel 3 Karakteristik Komponen Fasilitas Gedung SMU

Swasta di Kotamadya Bandung 51

Tabel 4 Fasilitas Pendukung PBM SMU Swasta di Kota

madya Bandung 53

Tabel 5 Fasilitas Pendukung PBM SMU Swasta di Kota

madya Bandung 53

Tabel 6 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program (Al)... 57

Tabel 7 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program (A2)... 57

Tabel 8 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program IPS 58

Tabel 9 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program Bahasa. 58

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Tipe Perubahan Dalam Organisasi

7

Gambar 2 Kerangka

Berpikir

13

Gambar 3 Tahapan Berpikir Strategik

17

Gambar 4 Model Manajemen Strategik Sederhana 20

Gambar 5 Kerangka Kerja Analisis Sumber Daya

22

Gambar 6 Strategic Management Process in

Not-For-Profit Firms 28

Gambar 7 Service Differential Assessment 30

(9)

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2

Tahun 1989 menegaskan bahwa "Pendidikan merupakan tang-gung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan ma

syarakat". Masyarakat sebagai mitra pemerintah

mempu-nyai kesempatan yang luas untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satu wujud peran

serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan jalur

sekolah adalah Sekolah Menengah Umum Swasta (SMU).

Penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat termasuk

SMU Swasta, dilaksanakan oleh suatu badan sifatnya

la-yanan sosial atau suatu yayasan yang telah mendapat

pe-ngakuan legal dari pemerintah melalui pembinaan

Depar-temen Pendidikan dan Kebudayaan.

Data statistik penyelenggaraan pendidikan SMU di

lingkungan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Barat

pada akhir tahun 1997, menginformasikan terdapat 263

SMU Negeri dan 558 SMU Swasta, atau mencapai 32,03%

di-selenggarakan pemerintah, dan 67,97% oleh masyarakat.

Jumlah sekolah umum tersebut tersebar di seluruh daerah TK II Kabupaten/Kotamadya serta beberapa Kecamatan.

Peran serta masyarakat melalui penyelenggaraan SMU

(10)

visi dan misi pendidikan nasional dalam rangka

mencer-daskan kehidupan bangsa. Kedua turut serta

merealisasi-kan strategi kebijakan pendidikan nasional berkenaan

dengan pemerataan kesempatan bagi masyarakat dalam

men-peroleh pendidikan menengah umum. Ketiga turut membantu

pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan jalur seko

lah pada tingkat menengah, mengingat dipandang dari

si-si pendanaan belum mampu tertanggulangi. Ketiga peran

tersebut mengisyaratkan SMU Swasta, sangat strategis

dalam meningkatkan pengembangan sumber daya manusia.

Salah satu penomena yang perlu dijadikan bahan

pe-mikiran pihak-pihak terkait,yakni dinamika dan tuntutan

masyarakat secara luas. Dinamika dan tuntutan tersebut

dapat dipenuhi apabila organisasi penyelenggara SMU

Swasta, dilandasi oleh visi dan misi yang ditetapkan. Dipandang dari manajemen pendidikan, visi dan misi

dapat dicapai melalui strategi pengembangan organisasi.

Pengembangan tersebut, secara sistematis dan diikuti

kebijakan tingkat atas untuk mendukung otonomi organi

sasi penyelenggara secara kreatif.

Keberadaan SMU Swasta saat ini dihadapkan pada

ber-bagai tantangan, yang tidak dapat terpisah pula dari

kerangka dasar strategi kebijakan pendidikan nasional

meliputi;pemerataan, kualitas, relevansi dan efisiensi.

Dipandang dari pemenuhan pemerataan kesempatan pen

(11)

dengan indikasi bahwa jumlah SMU Swasta mencapai 67,97% dari seluruh SMU yang berada di Propinsi Jawa Barat.

Namun dipandang dari aspek kualitas, relevansi dan

efi-siensi masih diperlukan peningkatan serta pengembangan

berbagai potensi internal maupun eksternal.

Salah satu indikasi harapan masyarakat terhadap SMU Swasta yakni bagaimana proses penyelenggaraan pendidik an dan hasil perolehan peserta didik, sehingga mampu

bersaing dalam meningkatkan pendidikan pada jenjang

le-bih tinggi atau memasuki masyarakat secara luas.

Secara empiris SMU Swasta saat ini, yang telah men

dapat kepercayaan masyarakat berkenaan dengan kualitas

proses dan hasil, yakni sangat dipengaruhi oleh

kredi-bilitas dan adaptabilitas suatu badan atau yayasan pe

nyelenggara. Keadaan tersebut sangat erat kaitannya

dengan kemampuan manajerial pada tingkat institusi, dan

kebersamaan pihak penyelenggara dengan pelaksana harian

sekolah dalam menciptakan suatu kepercayaan masyarakat.

Salah satu gambaran empiris saat ini yang menjadi

tolok ukur keberhasilan kualitas luaran adalah peroleh

an Nilai Ebtanas Murni. Data statistik persentase per bandingan SMU Negeri dan Swasta di lingkungan Kanwil

Depdikbud Propinsi Jawa Barat pada tahun ajaran 1996/

(12)

TABEL 1

PERBANDINGAN PEROLEHAN NEM SMU NEGERI DAN SWASTA

DI PORPINSI JAWA BARAT TAHUN AJARAN 1996/1997

NO PROGRAM SMU NEGERI SMU SWASTA PEROLEHAN RATA-RATA PEROLEHAN RATA-RATA 1 2 3 4 Fisika Biologi Sosial Bahasa 56,70 50,62 49,77 58,04 53,79 47,44 37,48 38,94 41,96 41,47

S U M B E R K A N V I L D E P D I K B U D P R O P I N S I J A V A B A R A T ( 1 0 P 7 )

Tabel 1 memberikan gambaran bahwa perolehan NEM SMU se cara umum masih di bawah angka yang dianggap batas nor

mal yakni 6,00 (enam koma nol) skala 10.

Rata-rata perolehan NEM, dapat dipandang sebagai

gambaran umum sehingga terkesan bahwa SMU Swasta lebih

rendah dari negeri. Namun dipandang dari kasus

kuali-tatif, terungkap bahwa yang termasuk urutan peringkat sepuluh Nilai Ebtanas Murni (NEM) dari 115 SMU yang ada di Kotamadya Bandung, terdapat lima (4,3%) SMU Swasta.

Untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada Tabel 2.

TABEL 2

PERINGKAT SEPULUH BESAR PEROLEHAN NEM TAHUN AJARAN

1996/1997

NO NAMA SEKOLAH P]ERINGKAT

IPA IPS BHS

1 2 3 4 5

SMUK AL0YSIUS 1 BANDUNG SMUK AL0YSIUS 2 BANDUNG SMUK SANTA ANGELA

SMUK BINA BAKTI BANDUNG SMUK PENABUR 1 BANDUNG

2 4 3 7 1 1 4 2 1 7 8 S U M B E R K A N V I L D E P D I K B U D P R O P I N S I J A V A B A R A T ( 1 P P 7 )

Faktor dominan yang dihadapi oleh sebagian besar

(13)

Raw Input (Masukan Siswa)

Pertama, mengingat ketetapan memasuki SMU Negeri me

lalui seleksi NEM SLTP dibakukan atas dasar pasing

grade, implikasinya calon yang tidak dapat diterima

di SMU Negeri ditampung di SMU Swasta.

Kedua, masih kuatnya kepercayaan masyarakat bahwa, layanan sekolah negeri lebih ekonomis dan

status,ke-cuali beberapa SMU Swasta tertentu. Konsekuensinya

sebagian besar SMU Swasta memperoleh peserta didik

dilihat dari dasar akademis, kebagian siswa dibawah

standar SMU Negeri. Keadaan tersebut, tidak menutup

kemungkinan dapat menjadikan potensi kerawanan

peri-laku siswa, dan rendahnya prestasi lulusan.

Instrumental Input

Pertama, guru sebagai komponen instrumental dalam

sistem organisasi pendidikan, mempunyai peranan yang

strategis dalam transformasi belajar mengajar.

Na-mun secara empiris sekolah swasta memanfaatkan sisa

waktu para guru yang mengajar di sekolah negeri.

Hal tersebut sangat erat dengan kemampuan dana dalam

merekrut guru secara tetap di yayasan, atau

terba-tasnya subsidi guru dari pemerintah.

Konsekuensinya pelaksanaan proses belajar mengajar

di sekolah, dilaksanakan oleh guru yang sudah

(14)

Kedua, sarana dan prasarana belajar, khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan laboratorium,

perpusta-kaan dan media pendidikan lainnya sangat terbatas.

Konsekuensinya proses belajar mengajar kurang

sela-ras dengan psela-rasyarat penyelenggaraan pendidikan

se-tingkat sekolah menengah yang mempersiapkan peserta

didik melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi

3. Output

Hanya sebagian kecil lulusan SMU Swasta yang mampu

memasuki PTN, dan hanya sebagian kecil lagi dapat

memasuki PTS berkualifikasi baik.

Sejalan dengan keadaan yang dihadapi oleh sebagian

besar SMU Swasta yang dipaparkan, juga menghadapi

ken-dala ekternal yakni perkembangan yang terjadi di masya

rakat. Perkembangan tersebut terjadi karena adanya

per-ubahan yang berkaitan dengan faktor sosial, ekonomi,

budaya, teknologi serta informasi.

Implikasi terhadap penyelenggaraan SMU Swasta ada

lah bagaimana mengoptimalkan layanan pendidikan sesuai

dengan tuntutan internal dan eksternal.

Bertolak dari keadaan di atas, nampaknya penyeleng

gara dituntut untuk mengembangkan proses pendidikan

labih kompetitif dengan tidak hanya mengejar jumlah pe

serta didik, akan tetapi juga mengarah pada kualitas

(15)

7

labih kompetitif dengan tidak hanya mengejar jumlah

pe-serta didik,

akan tetapi juga

mengarah

pada

kualitas

layanan.

Kualitas layanan pada

dasarnya

hanya

dapat

terwujud jika manajemen organisasi sekolah dikelola

dengan baik, dilandasi

visi

dan

misi

yang jelas,

di-ikuti oleh

persepsi, aspirasi

dan

deskripsi

setiap

per-sonil sehingga menjadi suatu

komitmen organisasi untuk

mencapai tujuan.

Hakikat dari upaya pengembangan mana

jemen

organisasi

adalah memperkuat komitmen personil,

yang dapat mendorong perilaku organisasi termasuk dalam

lingkungan pendidikan.

Richard L. Daft (1986:269) mengemukakan bahwa untuk

mengikuti

suatu

perkembangan

organisasi

diperlukan

adanya pengembangan tatanan organisasi.

Ada empat tipe

pengembangan organisasi meliputi;

pengembangan

teknolo-gi;

produk;

administratif;

dan sumber daya manusia.

Administrattive

Technology

Human Resources

Products/

Services

Adiministrative

Gambar 1. Tipe Pengembangan Dalam Organisasi

(16)

8

Pertama, pengembangan administratif berkenaan de

ngan organisasi pendidikan, mencakup struktur, tujuan, kebijakan, insentif, sistem informasi, dan anggaran. Kedua,pengembangan sumber daya manusia berkenaan dengan pengembangan sikap, keterampilan, pengharapan, keperca yaan, perilaku para pegawai termasuk pimpinan. Selain

yang disebutkan tadi juga mencakup peningkatan

komuni-kasi, pemecahan masalah, kemampuan perencanaan serta kemampuan teknis lainnya bagi para personil. Ketiga,

pengembangan produk berkenaan dengan hasil atau layanan

keluaran organisasi dalam proses pendidikan. Tuntutan

pengembangan ini mencakup bagaimana memenuhi kebutuhan

masyarakat dari hasil proses pendidikan. Keempat, pe ngembangan teknologi berkenaan dengan proses pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan layanan yang strategis,dan

teknologi pendidikan yang dapat menunjang proses bel

ajar mengajar.

Konsep yang dijelaskan, selaras dengan kebutuhan

administrasi pendidikan dan mempunyai relevansi untuk

dijadikan acuan analisis pengembangan manajerial di se

kolah swasta. Mengamati perkembangan organisasi SMU

Swasta di Kotamadya Bandung, sebagian besar masih

meng-alami berbagai kendala dalam layanannya.

Dengan demikian, betapa pentingnya setiap organisa

si termasuk persekolahan untuk melakukan suatu

(17)

9

Upaya pengembangan

organisasi persekolahan, hakikatnya

sebagai upaya

pencapaian

tujuan

melalui optimalisasi

potensi-potensi yang ada. Salah satu pendekatan yakni manajemen strategik sebagai pola pikir dan sekaligus

sebagai perangkat manajemen dalam

pengembangan

organi-si. SMU Swasta, sudah sewajarnya menetapkan visi, misi

sebagai acuan

pencapaian

peningkatan kualitas,

dengan

strategik dan taktik yang jelas dalam prosesnya. Oleh sebab itu, SMU Swasta sebagai organisasi penyelenggara pendidikan, diperlukan kepemimpinan yang mempunyai ke

mampuan manajerial.

Dengan demikian perlu kiranya ada suatu kajian yang mengarah pada pengembangan manajemen penyelenggaraan SMU Swasta selaras dengan strategi dasar kebijakan yak

ni, makna dari pemerataan, kualitas, relevansi dan

efi-siensi.

Pengkajian tersebut dipandang perlu untuk mendapat-kan salah satu pemecahan masalah yang titik beratnya pada aspek peningkatan pemerataan kepercayaan, melalui pengembangan organisasisekolah. Oleh sebab itu peneli tian ini berfokus mengenai Strategi Pengembangan Orga nisasi Pada SMU Swasta di Kotamamadya Bandung.

B. Perumusan Masalah

(18)

10

"Bagaimana strategi pengembangan organisasi pada SMU

Swasta di Kotamadya Bandung dilaksanakan".

Rumusan masalah tersebut, dirumuskan pada

pertanya-an penelitipertanya-an sebagai berikut :

1. Apakah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi dalam pengembangan organisasi SMU Swasta,

serta bagaimana cara memanfaatkannya atau

mengatasi-sinya.

2. Apakah penetapan visi,misi dan tujuan organisasi SMU Swasta, telah dilaksanakan sesuai dengan hasil ana

lisis ?

3. Apakah kebijakan program pengembangan organisasi me-liputi aspek; administratif; sumber daya manusia;

layanan; dan teknologi, dilaksanakan dalam kesatuan

sistem pengelolaan SMU Swasta.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian a. Secara Umum

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi

strategi pengembangan organisai sekolah, yang dilak

sanakan penyelenggara SMU Swasta di Kotamadya Ban

dung.

Selain itu diharapkan diperoleh temuan yang dapat

(19)

11

dengan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pen

didikan di SMU Swasta.

b. Secara Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk

meng-analisis :

1. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

di-hadapi dalam pengembangan organisasi SMU Swasta,

serta bagaimana cara memanfaatkannya atau

meng-atasinya.

2. Apakah penetapan visi, misi dan tujuan organisasi

SMU Swasta,telah dilaksanakan sesuai dengan hasil

analisis ?

3. Apakah kebijakan program pengembangan organisasi

meliputi aspek;administratif;sumber daya manusia;

layanan; dan teknologi, dilaksanakan dalam

kesa-tuan sistem pengelolaan SMU Swasta.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Dipandang dari teoritis penelitian ini dapat mem

berikan manfaat bagi pengembangan wawasan ilmu admi

nistrasi pendidikan, khususnya dalam memanfaatkan

dan mengembangkan teori organisasi pendidikan sesuai

(20)

12

b. Secara Praktis

Sebagai bahan masukan dan kajian dalam upaya pe

ningkatan penyelenggaraan SMU Swasta khususnya :

1) Pengelola dan pelaku organisasi penyelenggara SMU

Swasta di Kotamadya Bandung.

2) Badan Musyawarah Perguruan Swasta sebagai lembaga

yang menaungi organisasi perguruan swasta di Ko

tamadya Bandung.

3) Pengawas pendidikan menengah umum,dan pimpinan

terkait dalam pembinaan perguruan swasta di

ling-kungan Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat.

D. Kerangka Berpikir

Bertolak dari latar belakang, perumusan masalah,

dan tujuan penelitian, penulis menggambarkan kerangka

berpikir tersebut sebagai panduan berpikir bagi

(21)

ANALISIS INTERNAL

- Perilaku organi

sasi

- Potensi

sumber-sumber

- Kelemahan yang

ada

<-SMU SWASTA

S W O T

> <

V

VISI, MISI, TUJUAN

V

13

ANALISIS EKSTERNAL - Peluang yang ada

- Kemungkinan ker-ja sama, dan ke-pentingan lain - Ancaman, &

Per-saingan

PENETAPAN STRATEGI PENGEMBANGAN

ADMINISTRA T E SUMBER DAYA MANUSIA V X LAYANAN TEKNOLOGI

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN

Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

Penilaian pemerintah >

V

HASIL PENGEMBANGAN Kuantitas,Kualitasv

Gambar 2.Kerangka Berpikir

(22)
(23)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sebagaimana telah dirumuskan pada bab pertama, pe

nelitian ini tidak bermaksud untuk mengungkapkan hu

bungan antar variabel malalui studi korelasi atau

re-gresi untuk menguji hipotesis tertentu. Oleh 6ebab itu

fokus kajian penelitian ini menyangkut perilaku organi

sasi, maka metode yang dianggap tepat adalah metode

deskriptif pendekatan kualitatif.

Sejalan dengan pendapat itu, Taylor dan Bogdan

me-ngemukakan bahwa penelitian kualitatif tidak sekedar

teknik pengumpulan data , tetapi merupakan cara pende

katan terhadap dunia empiris. Menurut mereka pendekatan

kualitatif merujuk pada pengertian yang luas terhadap

penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu berupa kata-kata dan perilaku orang yang dapat diobser-vasi baik lisan maupun tulisan. Lebih lanjut Lexy J.

Meleong menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif

ber-akar pada latar belakang alamiah sebagai kebutuhan dan mengandalkan manusia sebagai alat

penelitian,memanfaat-kan metode kualitatif, dan mengadakan analisis data

secara induktif. Sasaran penelitian diarahkan pada usa-ha menemukan teori-teori dasar penelitian yang bersifat

deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat

(24)

38

kriteria untuk memeriksa

keabsahan data, dan hasil pe

nelitian disepakati oleh kedua

belah pihak yakni

pene-liti dan subyek penepene-litian.

Bogdan dan Biklen (1982)

mengemukakan lima karak

teristik utama dari penelitian kualitatif, yakni:

1.

Qualitative research has the natural

setting as the

direct source of data and

the researcher is the key

instrument.

2. Qualitative research is descriptive.

3. Qualitative

researchers

are cdncerned with process

rathefi than simply with outcomes or products.

4. Qualitative

researchers

tend to analyze their data

inductively.

5. Meaning is of essential

concern

to the qualitative

approach.

Kelima karakteristik diatas menunjukkan adanya

ke-sesuaian

dengan penelitian ini.

Karakteristik pertama

adalah peneliti sendiri sebagai instrumen

utama secara

langsung mendatangi sumber datanya.

Karakeristik kedua

menjelaskan bahwa

data-data yang dikumpulkan dalam pe

nelitian ini cenderung dalam bentuk

kata-kata daripada

angka sehingga hasil analisisnya berupa uraian.

Karak

teristik ketiga, hasil peneltian kualitatif lebih mene

kankan pada

proses

daripada hasil.

Karakteristik ke

empat,

penelitian

kualitatif

cenderung

menganalisis

data secara induktif dan karakteristik kelima, peneliti

mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati.

Dari kelima

karakteristik

penelitian

kualitatif

yang telah dijelaskan diatas, maka jelaslah bahwa pene

(25)

39

Hal ini seperti dinyatakan oleh

Nasution (1988) bahwa

peneliti sebagai instrumen penelitian dalam

penelitian

kualitatif mempunyai rasional yang dapat

dipertanggung-jawabkan sebab mempunyai adaptabilitas yang tinggi, se

hingga dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang

ber-ubah-ubah selama penelitian berlangsung.

B. Lokasi Penelitian

Sebagaimana telah

dijelaskan sebelumnya bahwa pe

nelitian ini akan dilaksanakan pada SMU Swasta di Kota

madya Bandung.

Secara

umum gambaran penelitian dapat dikemukakan

sebagai berikut :

1. Sekolah Menengah Umum Swasta.

Sekolah Menengah Umum Swasta

yang

dijadikan lokasi

penelitian adalah dibawah

pimpinan

Kepala

Sekolah

yang dibantu oleh para wakilnya

antara

lain

Wakil

Kepala Sekolah bidang kurikulum, kesiswaan, Hubungan

Masyarakat dan Sarana dan Prasarana. Pada lingkungan

sekolah ini diperoleh

data

dan

informasi

tentang

berbagai aktivitas

pengelolaan

organisasi

sekolah

sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.

2. Badan Penyelenggara Pendidikan

Badan penyelenggara

pendidikan sebagai lembaga yang

menaungi sekolah yang bersangkutan

dapat

dijadikan

(26)

40

manajemen sekolah terutama berkenaan dengan

sasaran

atau target yang diberikan Yayasan yang harus dilak

sanakan oleh para pimpinan sekolah.

C. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek atau res

ponden utama

adalah

Kepala

Sekolah sebagai pemimpin.

Untuk mendukung data primer tersebut maka informasi

di-lacak pada pihak-pihak terkait didalam

organisasi

se

perti para wakil Kepala Sekolah Dan para pengurus Yaya

san Penyelenggara pendidikan sekolah yang

bersangkutan

khususnya berkenaan dengan

strategi pengembangan orga

nisasi pada sekolah yang bersangkutan.

Jumlah responden

tidak

ditentukan

sebelumnya,

tetapi yang lebih penting adalah

dengan

asumsi

bahwa

konteks lebih penting daripada jumlah.

Menurut

Subino

Hadisubroto

(1988)

bahwa

"

penelitian

kualitatif

tidak akan memulai dengan menghitung atau memperkirakan

banyaknya populasi

dan

kemudian

menghitung

proporsi

sampelnya sehingga

dipandang sebagai yang telah

repre-sentatif".

Sedangkan Nasution (1988) menjelaskan bahwa

"Penentuan unit sampel (responden) dianggap telah mema

dai apabila dapat

diteruskan

sampai dicapai taraf

re

dundancy,

ketuntasan, atau

kejenuhan,

artinya

dengan

menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak

(27)

41

Berdasarkan kutipan diatas menunjukkan bahwa besar

sampel tergantung pada informasi yang diberikan respon

den. Apabila sudah dianggap cukup memadai, maka respon

den tidak perlu lagi diperbesar. Sehingga

para

Kepala

Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Yayasan Penyelenggara

Pendidikan

yang

dipilih

sebagai

subyek

penelitian

adalah mereka yang dianggap dapat memberikan

data

dan

informasi yang diperlukan untuk penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif

pada

umumnya

teknik

yang digunakan mengumpulkan data adalah pengamatan atau

(observasi), wawancara

dan

studi

dokumenter.

Ketiga

teknik tersebut digunakan dalam penelitian ini dengan

harapan dapat saling melengkapi dalam

memperoleh

data

yang diperlukan.

(28)

42 1. Observasi

Sesuai dengan pendekatan penelitian naturalistik,

maka teknik observasi merupakan

teknik

pengumpulan

data yang utama. Dengan observasi

diharapkan

dapat

memperoleh data yang benar-benar alami dari berbagai

aktivitas pengelolaan sekolah. Peneliti secara

lang-sung melakukan observasi

tentang

strategi-strategi

pengembangan organisasi yang dilakukan

oleh

Kepala

Sekolah seperti struktur organisasi,

tujuan,

kebi

jakan, kompensasi, sistem

informasi

manajemen

dan

penganggaran dalam menghadapi berbagai tuntutan baik

dari dalam maupun dari luar organisasi.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk menggali

dan

memperoleh

data yang lebih mendalam yang relevan dengan masalah

yang diteliti.

Wawancara

dilakukan

dengan

Kepala

Sekolah sebagai pemimpin tertinggi

disekolah,

Para

wakil Kepala sekolah, dan para pengurus Yayasan

pe

nyelenggara pendidikan sekolah yang bersangkutan.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber informasi

selain

manusia.

Melalui dokumen inilah

peneliti

mencari

informasi

yang lebih jauh tentang strategi-strategi yang digu

nakan dalam pengembangan

organisasi sekolah seperti

yang menyangkut, kebijakan, tujuan, sistem informasi

(29)

43

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Menurut Nasution (1988) secara garis

besar

tahap

dalam penelitian

kualitatif

terbagi dalam tiga tahap,

yaitu tahap orientasi, eksplorasi dan member check.

1. Tahap Orientasi

Tahap ini merupakan tahap persiapan dalam penelitian

dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan persyaratan administrasi yang meli

puti pembuatan

surat

dari Program Pascasarjana,

BAAK

IKIP

Bandung,

Kantor

Sosial

Politik,

dan

Kanwil Depdikbud Jawa Barat.

b. Melakukan pendekatan terhadap lembaga dan

instan-si terkait yang menjadi lokainstan-si penelitian untuk memperoleh informasi dan gambaran yang jelas

me-ngenai lokasi penelitian.

c. Mempersiapkan pedoman wawancara dan observasi untuk responden penelitian.

d. Menghubungi Para Kepala dan Wakil Kepala SMU swa

sta serta Yayasan penyelenggara untuk

menyampai-kan surat-surat izin dan menentumenyampai-kan waktu peneli

tian.

2. Tahap Eksplorasi

(30)

44

a. Wawancara secara intensif dengan Kepala

Sekolah,

Wakil Kepala Sekolah, Yayasan Penyelenggara

Pen

didikan

berkenaan dengan

strategi-strategi

SMU

Swasta dalam

pengembangan

organisasi pada waktu

yang telah ditetapkan

bersama

baik dilingkungan

sekolah maupun diluar sekolah.

b. Mengadakan observasi terhadap Kepala Sekolah

Da

lam upaya pengembangan organisasi di

sekolahnya,

terhadap wakil Kepala

Sekolah

sebagai

pembantu

dekat yang harus menjabarkan

kebijakan-kebijakan

Kepala Sekolah, dan terhadap Yayasan yang

membe

rikan saran dan dukungan terhadap

perubahan

dan

pengembangan yang dilakukan oleh pimpinan sekolah

c. Melaksanakan studi dokumentasi terhadap

adminis

trasi sekolah, kurikulum,

kesiswaan,

humas

dan

ketatausahaan sekolah.

Tahap Member Check

Tahap ini merupakan tahap untuk memperoleh keabsahan

dan kepercayaan data dan

informasi

yang

diperoleh

melalui wawancara dan observasi serta studi dokumen

tasi. Langkah-langkah dalam tahap ini adalah sebagai

berikut:

a. Mengkonfirmasikan data dan informasi

yang

telah

dikumpulkan dari

informan

agar

kebenaran

data

(31)

45

b. Apabila dipandang perlu

dilakukan

koreksi

baik

kekurangan maupun kelebihan

data

dan

informasi

oleh informan sebagai subyek penelitian.

c. Pengecekan terakhir secara bersama tentang

kebe-naran dan keabsahan data dan informasi untuk

di-tuangkan kedalam penulisan tesis.

F. Prosedur Analisis Data

Prosedur analisis data atas dasar tiga tahap sesu

ai yang disarankan Nasution (1982:129-130),

yakni

(1)

Reduksi, (2) Display data, (3) Mengambil kesimpulan.

Reduksi

data dilakukan dengan menelaah kembali se

luruh catatan lapangan dan studi dokumentasi.

Display

data mensistematiskan pokok-pokok informa

si sesuai dengan tema dan polanya, pola yang nampak

di-tarik suatu kesimpulan sehingga data

yang

dikumpulkan

mempunyai makna tertentu.

Untuk menetapkan kesimpulan maka dilakukan

verifi-kasi.

Verifikasi ini

dilakukan

dengan

member

check

maupun triangulasi, oleh sebab

itu

proses

verifikasi

kesimpulan ini berlangsung selama dan sesudah data

di

kumpulkan .

G. Validasi Temuan Penelitian

Nasution (1988:114-124) menegaskan

bahwa

tingkat

kepercayaan hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh

(32)

46

(b) transferabilitas

(valid!tas eksternal),

(c)

depen-dabilitas

(reliabilitas),

dan (d) komfirmabilitas

(ob-jektivitas).

1. Kredibilitas

Kredibilitas merupakan salah satu ukuran

tentang

kebenaran data yang dikumpulkan, dalam

penelitian

ini

bermaksud untuk menggambarkan kecocokan konsep peneliti

dengan konsep yang ada pada responden atau nara sumber.

Untuk mencapai hal tersebut dalam penelitian ini

dila

kukan antara lain :

a. Triangulasi, yakni mengecek

kebenaran

data

dengan

membandingkan

dengan data

dari sumber lain.

Hasil

dari serangkaian wawancara, pengamatan dan studi

do-kumentasi pengelolaan penyelenggaraan SMU Swasta.

b. Pembicaraan dengan kolega (Peer debriefing), hal ini

peneliti membahas

catatan-catatan

lapangan

dengan

kolega, teman sejawat yang mempunyai kompetensi

ter-tentu.

c. Penggunaan bahan referensi digunakan untuk

mengaman-kan berbagai informasi yang didapat

dari

lapangan,

dalam kaitan

ini

penulis

memanfaatkan

penggunaan

tape recorder untuk merekan hasil wawancara.

d. Mengadakan member chek, setiap akhir wawancara

atau

pembahasan suatu topik diusahakan

untuk menyimpulkan

(33)

47

suatu masalah dapat dihindarkan, juga dilakukan

konfirmasi dengan nara sumber terhadap laporan ha

sil wawancara, sehingga apabila ada kekeliruan da

pat diperbaiki atau bila ada kekuarangan ditambah

dengan informasi baru. Dengan detnikian data yang

diperoleh sesuai dengan yang dimaksudkan oleh nara

sumber.

2. Transferabilitas

Transferabilitas hasil penelitian baru ada, ji

ka pemakai melihat ada situasi yang identik dengan

permasalahan ditempatnya, meskipun diakui bahwa ti

dak ada situasi yang sama pada tempat dan kondisi

lain.

3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Dependedabilitas dan konfirmabilitas adalah sa

tu kruteria kebenaran dalam penelitian kualitatif yang pengertiannya sejajar dengan reliabilitas da

lam penelitian kuantitatif, yakni mengupas tentang

konsistensi hasil penelitian.

Agar kebenaran dan objektivitas hasil peneliti

an dapat dipertanggungjawabkan, dilakukan dengan

cara "audit trail", yakni dengan melakukan

pemerik-saan ulang sekaligus dilakukan konfirmasi untuk

me-yakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan dapat diper-caya dan sesuai dengan situasi yang nyata, maka pe

(34)

48

a. Data mentah yang

diperoleh

melalui

wawancara,

observasi maupun studi dokumentasi

direkapitula-si dalam laporan lapangan yang lengkap dan

cer

mat;

b. Data mentah disusun dalam hasil analisis

dengan

cara menyeleksi, kemudian merangkum atau

menyu-sunnya kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih

sistematis;

c. Membuat hasil sintesis

data

berupa

kesesuaian

tema dengan tujuan

penelitian,

penafsiran

dan

kesimpulan;

d. Melaporkan seluruh proses penelitian

sejak

pra

survey dan penyusunan

disain

pengolahan

data,

(35)
(36)

BAB. V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Simpulan ini didasarkan atas hasil penelitian, dan

pembahasan, serta kajian teoritis yang relevan dengan

temuan selama penelitian berlangsung. Adapun simpulan

tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kekuatan, Kelemahan, Dan Peluang Serta Ancaman Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Organisasi SMU Swasta di Kotamadya Bandung, bervariasi tergantung kepada

kemampuan manajerial masing-masing penyelenggara,

seperti:

a. Kelompok Besar

Dilaksanakan secara sistematis, melalui tim khu sus atau konsultan. Hasil pemanfaatannya dan mengatasi hambatan dan ancaman tampak pada

per-formen sekolah, seperti pengelolan administratif

persekolahan, pelayanan PBM, kuali- fikasi tenaga

guru, sarana dan prasarana, dan hubungan dengan

pihak instansi lain.

b. Kelompok Sedang

Dilaksanakan oleh pihak sekolah didasarkan pada

pertimbangan kebutuhan. Akan tetapi hasil anali sis tersebut, belum optimal memanfaatkannya. Hal itu tampak pada pengembangan organisasi seko

lah yang tidak terprogram, dan sistematis.

(37)

110

c. Kelompok Kecil

Tidak melaksanakan analisis

sesuai

dengan

pola

yang sistematis, sehingga sekolah tersebut tidak

mempunyai program pengembangan organisasi.

2. Penetapan Visi, Misi, dan Tujuan

Setiap yayasan penyelenggara SMU Swasta di Kotamadya Bandung, dalam menetapkan visi, misi dan tujuannya,

sangat bervariasi. Hal tersebut sangat ditentukan

oleh ciri khas yayasan, performen sekolah, pimpinan sekolah- Hal tersebut, dapat dilihat dari pernyataan tertulis yang disosialisasikan, atau pernyataan yang

tersirat dalam program kurikulum muatan lokal,

per-aturan sekolah dan program hubungan masyarakat.

3. Kebijakan Program Pengembangan Organisasi

a. Kelompok besar yang hanya terdapat 8 sekolah na

mun mampu mengatasi persaingan dengan SMU Negeri

ternama sekalipun, ternyata sangat ditentukan

oleh kemampuan manajemen.

b. Kelompok menengah sekitar 20 sekolah, nampaknya sudah mengarah kepada kesadaran dan melangkah

kepada upaya pengembangan manajemen.

c. Kelompok kecil yang nota bene secara jumlah

(38)

Ill

mencari-cari bentuk dan yang paling menonjol

le-mahnya manajemen serta kerja sama antara badan

penyelenggara dengan pihak pelaksana harian.

Bertolak dari uraian tersebut, maka dapat dika

takan bahwa hanya sebagian kecil saja badan penyeleng

gara SMU Swasta di Kotamadya Bandung yang telah

mene-rapkan strategi pengembangan organisasi dan hasilnya

nampak pada performen sekolah.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian,

dapat dirumuskan rekomendasi mengenai strategi pengem

bangan organisasi sekolah, menyangkut administratif,

sumber daya manusia, layanan dan teknologi, bagi

pihak-pihak berwenang, serta rekomendasi untuk kepentingan

akademik dan ilmiah lebih lanjut.

1. Rekomendasi untuk kepentingan praktis

a. Bagi badan penyelenggara SMU Swasta kelompok me

nengah dan kecil

Badan penyelenggara SMU Swasta harus terus me

ningkatkan pola kerja sama yang harmonis, antara

pihak badan yang menaungi keberadaan sekolah de

(39)

112

Pola kerja sama

tersebut akan

tumbuh jika pihak

berkepentingan mempunyai wawasan pemahaman

mana

jemen pendidikan.

Salah satu kunci keberhasilan pengembangan or

ganisasi adalah adanya kesamaan visi dan misi

yang diciptakan secara kerja

sama

antara

pihak

pimpinan badan penyelenggara

beserta

anggotanya

dengan pihak kepala sekolah beserta para

pemban-tunya termasuk para guru.

Visi dan misi harus dilandasi oleh hasil kaji

an dan

diagnosis

kebutuhan pengembangan.

Oleh

sebab itu

diperlukan

sumber

daya

yang

mampu

melakukan

ke

arah

itu,

bahkan

tidak menutup

kemungkinan untuk memanfaatkan pihak luar seperti

konsultan yang ditunjuk.

Pengembangan manajemen sekolah

sudah

saatnya

dilakukan oleh

pihak

penyelenggara secara

sis

tematis dan terprogram.

b. Bagi penyelenggara yang termasuk kelompok besar

Sudah saatnya kelompok ini untuk mengembangkan

sumber daya manusia khususnya guru,

untuk dilaku

kan secara mandlri.

Terutama dalam

meningkatkan

(40)

113

c. Bagi pihak pemerintah

Pembinaan terhadap sekolah swasta harus dila

kukan secara adil dan merata, terutama dalam ke

bijakan pemerataan, aturan seleksi, aturan

so-sialisasi dan pemberian tenaga guru. Bagi seko

lah yang sudah mempunyai kemampuan lebih, bantuan

tenaga guru harus dihentikan, bahkan dilakukan

penarikan untuk didistribusikan kepada sekolah

yang kategori kelompok kecil.

Sudah saatnya pembinaan administratif tidak

terbatas pada petunjuk-petunjuk yang tarbatas, tetapi diberikan kewenangan kepada penyelenggara

untuk mengembangkan strategi secara mandiri.

Dengan pembinaan dilakukan secara tepat sesuai

dari penyelenggara.

2. Rekomendasi untuk kepentingan studi dan penelitian

lebih lanjut

Penelitian ini dipandang dari konteks strategi pengembangan organisasi sekolah belum mencapai tujuan yang maksimal sebagaimana yang diharapkan karena disadari masih banyak faktor-faktor yang sulit diungkap. Oleh sebab itu disarankan kepada

peminat lain :

a. Adanya penelitian yang fokusnya sama tetapi

(41)

114

terungkap, seperti lama (usia) pendirian badan

penyelenggara;

nilai

investasi;

badan

keuangan

yang membantu atau lembaga tertentu baik nasional

maupun internasional.

b. Perlu adanya penelitian yang sama tetapi tempat yang berbeda, agar dapat dijadikan pembanding

ke-terandalan informasi temuan penelitian.

c. Perlu adanya penelitian eksperimental berkenaan

dengan strategi pengembangan manajemen sekolah di

(42)
(43)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sanusi, Supandi, (1988), Kebijakan Dan Keputusan Pendidikan, Jakarta-.P2LPTK Dirjen Dikti.

Achmad Sanusi, (1989), Produktivltas Pendidikan Nasional.

Bandung: FPS IKIP Bandung.

Agustinus S. Wahyudi, (1996), Manajemen Strategik: peng-antar proses berpikir strategik, Jakarta: Binarupa

Aksara.

Albrecht Karl, (1983), Pengembangan Organisasi, New

Jersey: Engleewood Clifts, Prentice Hall Inc.

Amin Widjaja Tunggal, (1994), Manajemen Strategik: suatu pengantar, Jakarta: Harvarindo.

Azhar Kasim, (1993), Pengukuran Efektivitas Dalam Organi sasi, Jakarta: Pusat Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia.

Creech Bill, (1995), Lima Pilar: manajemen mutu terpadu,

Jakarta: Binarupa Aksara.

Daft Richard L., (1986), Organization Theory And Design,

New York: West Publishing Company.

Dunn N. Willian, (1995), Analisa Kebijakan Publik, Yogya-karta: Hamindita Graha Widya.

Filley/House, (1969), Managerial Process And Organiza

tional Behavior, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Freeman Edward, (1985), Manajemen Strategik: pendekatan terhadap pihak-pihak berkepentingan, Jakarta: Pustaka Binawan Pressindo.

(44)

Gibson and Hunt, (1975), The School Personnel Adminis trator, Boston USA: Houghton Mifflin Company.

Gibson, Ivancevich, Donnelly, (1995), Organisasi: perila ku, struktur, dan proses, Jakarta: Binarupa Aksara.

Hani Hanodok, (1986), Manajemen, Yogyakarta: BPFE.

Hani Handoko, (1994), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE.

Hicks G. Herbert, Gullett C.Ray,' (1975), Organizations, theory and behavior, McGraw Hill Inc.

Imam Soepardi, (1988), Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan

Jakarta: P2LPTK, Dirjen Dikti-Depdikbud.

Jusuf Enoch, (1992), Dasar-Dasar Pei^encanaan Pendidikan,

Jakarta: Bumi Aksara.

Kartini

Kartono,

(1983),

Pemlmpin

dan

Kepemimpinan,

Jakarta : Grafindo Persada..

Kerr Donna, (1976) Educational Policy: analysis, struc ture and justification,New York: David McKay

Company Inc.

LAN RI , (1993), Manajemen Modern Menyongsong PJPT II,

Jakarta.

Lexy J. Meleong, (1989), Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung : Rema.ia Rosdakarya.

M.

Ngalitn Purwanto

(1987),

Administrasi

dan

Supervisi

Pendidikan,

Bandung : Remaja Rosdakarya.

(45)

Osborn N. Richard, Hunt G. James, Jauch R. Lawrence, (1980) Organization Theory: an integrated approach.

New York : John Wiley and Son Inc.

Robbins Stephen P., (1993), Organizational Bahavioral, concepts, controversies, applications. New Jersey : Prentice Hall Inc. A Simon and Schuster Company.

Schuler Randall S., (1^87),Personnel And Human Resource Management, New York: West Publishing Company.

Siagian S. P., (1995), Teori Pengembangan Organisasi, Ja karta: Bumi Aksara.

Siagian S. P., (1995), Manajemen Strategik, Jakarta: Bumi Aksara.

Siagian S. P., (1992), Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : Gunung Agung.

Stoner A.F.James., Wankel C, (1993), Perencanaan Dan Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen, Jakarta : Rineka Cipta.

Stoner A.F. James dan Freeman R. Edward, (1992),

Management, Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice

Hall, Inc.

Oteng Sutisna, (1983), Administrasi Pendidikan: dasar-dasar teoritis dalam praktek profesional, Bandung:

Angkasa.

Tilaar, H.A.R., (1992), Manajemen Pendidikan Nasional:

Bandung : Rosdakarya.

Tilaar dan Ace Suryadi, (1993), Analisis Kebijakan Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Weber, Clarance A., (1954), Personnel Problems of School

Administration, New York : Mc Graw Hill Book Company, Inc.

(46)

Weihrich Heinz dan Koontz Harold (1993), Management : a global perspective, Hightstown : McGaw-Hill, Inc.

Zuber Ortrun, Skerritt, (1996), New Directions in Action

Research,

British:

Falmer press,

Taylor &

Francis,

Inc.

.,Garis-Garis Besar Haluan Negara, 1993

.,Laporan Peringkat Sekolah Tingkat SMU Propinsi Jawa Barat Tahun 1995/1996. Bidang Dikmenum Kanwil

Depdikbud Jawa Barat.

.,Keputusan Bersama Kepala Kanwil Depdikbud, Kepala Kanwil Depag Dan Kepala Dinas P dan K Propinsi Jawa

Barat Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan EBTANAS Bersama. Tahun 1995/1996.

,Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 Tentang Pen

didikan Menengah.

.,Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 Tentang

Peranserta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional.

.,Seri Kebijakan Depdikbud (1993). Tentang Empat

Strategi Dasar Kebijakan Pendidikan Nasional.

.,Undang-Undang RI No.

2 Tahun

1989

Tentang

Sistem

Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Kenyataan yang terjadi di masyarakat adalah harga-harga barang/jasa selalu naik setiap bulan.Kenaikan yang terjadi tiap bulan tidak besar tetapi bila kenaikan barang

Dari perhitungan Effect Size, dimana nilai Effect Size antara pretest dengan posttest sebesar 1,28 dengan kategori besar, artinya teradapat efektivitaspenerapan

Kediri merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang kental dengan kesenian jaranannya. Pada umumnya jenis jaranan yang ada di Kediri adalah jaranan pegon. Salah satu

participants in the chain can access the data in real time and can validate which increases trust between parties, our blockchain &amp; IoT based food supply chain system

Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi berdasarkan indikator settingan kelas dari hasil angket berada pada kualitas “Baik”

Berdasarkan analisa data yang sudah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi permasalahan adalah kurangnya minat masyarakat terhadap wayang kulit juga masih banyak

Apakah perusahaan memiliki tanggung jawab untuk resiko TI yang terkait dengan sistem van sales dalam level?. manajer

Permasalahan tersebut adalah : Proses pemasaran yang dilakukan masih menggunakan cara tatap muka, dimana dibutuhkan banyak waktu dan tenaga yang tidak cukup efektif untuk