STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
PADA SMU SWASTA DI KOTAMADYA BANDUNG
TESIS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tcsis Program Pascasarjana
Institut Keguruan Dan Hmu Pendidikan Bandung
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
OLEH:
ASEP ROSWANDA NIM : 959649
BIDANG STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA (S-2)
DISETUJUI DAN DISYAHKAN TIM PEMBIMBING
PROF. DR. SUPANDI Pembimbing I
PROF. DR. ACHMAD SANUSLSKMPA Pembimbing I I
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA IKIP BANDUNG
1999
ABSTRAK
Perkembangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat, memberikan dampak terhadap berbagai aspek
ke-hidupan baik untuk masa kini maupun yang akan datang. Hal tersebut, salah satu di antaranya tuntuntan terhadap perbaikan sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Implikasinya setiap lembaga pendidikan harus mampu
me-nyesuaikan sesuai dengan harapan
masyarakat,
termasuk SMU
Swasta. Penyesuaian diselaraskan dengan perkembangan Iptekkeahlian, dan informasi yang berkembang.
Namun dibalik itu, masih banyak persoalan mendasar
yang belum dapat diselesaikan secara baik, seperti rendah-nya kualita proses, mulai dari pendekatan pendidikan moral
dan etika yang semakin pudar, terjadinya perkelahian
anta-ra pelajar, kewibawaan guru yang memudar. Demikian pula dengan kualitas luaran,rendahnya pencapaian standar lulus-an ylulus-ang digambarklulus-an oleh NEM, rendahnya pengetahuan dan
keterampilan bawaan setelah belajar di perguruan tinggi, atau dunia kerja. Oleh sebab itu, pengelola SMU Swasta
sudah saatnya untuk melakukan upaya-upaya yang mengarah kepada perbaikan kualitas proses dan luaran selaras dengan tuntutan pendidikan bagi kepentingan individu dan masya
rakat.
Salah satu pusat perhatian ke arah perbaikan, bertolak
dari visi dan misi organisasi penyelenggara seperti yaya-san atau badan penyelenggara SMU Swasta. Visi dan misi
ti-dak hanya sekedar pernyataan, akan tetapi dapat dilaksana-kan, secara sistematis dengan strategi yang tepat dan di-tunjang oleh perangkat yang memadai.
Salah satu faktor yang dapat memperbaiki kxnerja
seko-lah yakni melalui pengembangan organisasi. Pengembangan tersebut, dapat dilakukan melalui kolektivitas dan kesama-an visi kesama-antara pimpinkesama-an yayaskesama-an, dan kepala sekolah serta seluruh komponen personil dengan dilandasi komitmen untuk tercapainya tujuan pendidikan. Visi suatu lembaga pen didikan harus mengarah kepada kemampuan mengantisipasi dan
adaptasi masa depan.
Penelitian ini terfokus pada masalah; Bagaimana stra tegi pengembangan organisasi SMU Swasta di Kotamadya Ban
dung.
Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif
pen
dekatan kualitatif.
Hanya sebagian kecil penyelenggara SMU Swasta,
melak-sanakan analisis internal dan
eksternal
secara
sistemik
dan berkesinambungan, dimana hasilnya
dapat
dimanfaatkan
atau mengatasi kelemahan dan
ancaman
yang
terjadi
baik
masa kini maupun masa yang akan datang.
Penetapan visi, misi, tujuan dan strategi, hanya
bagi
SMU Swasta kelompok besarlah yang telah
menetapkan
serta
melaksanakannya, sedangkan bagi sekolah sedang
dan
kecil
masih terlibat dalam pemecahan-pemecahan masalah yang
ber-sifat unik.Demikian pula kebijakan
dalam
strategi
pengembangan
organisasi yang telah melaksanakan secara sistematis dan
terprogram,
hanya pada kelompok sekolah besar.
Hal
terse-but erat kaitannya dengan wawasan dan pemahaman para ketua
yayasan penyelenggara dan kepala sekolah sebagai pelaksana
harian.
Sedangkan bagi kelompok sedang
kecil,
tampaknya
belum dilakukan secara sistematis, terprogram.
Salah satu
faktor temuan yang menjadi kendala dan sekaligus kelemahan
pada kelompok
ini adalah, ketidak
jelasan visi dan misi,
serta perangkat penunjang yang minim. Masing-masing kelom
pok mempunyai kekuatan,
kelemahan dan peluang serta ancam
an yang bervariasi, sesuai dengan
bobot yang dihadapinya.
Pemanfaatan peluang, hanya dilakukan
oleh kelompok besar,
sesuai dengan kemampuan jaringan informasi yang memadai.
Secara garis besar
dapat
disimpulkan, bahwa strategi
pengembangan
organisasi
SMU Swasta di Kotamadya Bandung,
hanya sebagian kecil saja yang telah melaksanakannya seca
ra sistematis dan terprogram,
hasilnya
dapat dilihat dari
performen sekolah tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karaktersitik SMU
Swasta di
Kotamadya Bandung, sangat
bervariasi
ditinjau
dari ciri khas yayasan,
performansi
sekolah,
fasilitas,
jumlas siswa dan guru,
serta NEM sebagai gambaran prestasi
akademis. Temuan mengkategorikan sebagai berikut; kelompok
besar 8,8%;
sedang 21,97 % dan kecil 69,23%
dari
91
SMU
Swasta di Kotamadya Bandung.Indikator keberhasilan tersebut, dilihat dari raw in
put siswa yang setara
dengan negeri, kesanggupan dan
par-tisipasi pembiayaan pendidikan,
kepercayaan masyarakat
la-pisan sosial ekonomi menengah,
dan
hasil
perolehan
NEM
yang memenuhi standar.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
UCAPAN TERIMA KASIH iii
DAETAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
ABSTRAK x
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 10
D. Kerangka Berpikir 12
BAB. II LANDASAN TEORITIS
A. Strategi Pengembangan Organisasi 14
1. Organisasi Sebagai Sistem 14
2. Strategi 16
3. Model dan Komponen Manajemen Strategik 19 4. Strategi Pengembangan Badan Nir Laba dan Sektor
Layanan Umum 27
B. Konsepsi Pengembangan Organisasi SMU Swasta 31
1. Pengembangan Administratif Pendidikan 31 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia 32
3. Pengembangan Pelayanan 33
4. Pengembangan Teknologi 34
C. Kesimpulan Studi Kepustakaan (Premis) 35
BAB.Ill PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian 37
B. Lokasi Penelitian 39
C. Subyek Penelitian 40
D. Teknik Pengumpulan Data 41
E. Pelaksanaan Pengumpulan Data 43
F. Prosedur Analisis Data 45
G. Validasi Temuan Penelitian 45
BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian 49
1. Kekuatan,Kelemahan, dan Peluang Serta Ancaman yang Dihadapi Badan penyelenggara SMU Swasta ... 59
2. Penetapan Visi, Misi, Dan
Tujuan
Penyelenggara
SMU Swasta di Kotamadya Bandung 68 3. Kebijakan Strategik Pengembangan Organisasi
Se-kolah 75
B. Pembahasan Penelitian 101
BAB. V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan 109
B. Rekomendasi Ill
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Perbandingan Perolehan NEM SMU Negeri dan Swasta di Propinsi Jawa Barat Tahun Ajaran
1996/1997 4
Tabel 2 Peringkat Sepuluh Besar Perolehan NEM Pro
gram IPA Tahun Ajaran 1996/1997 4
Tabel 3 Karakteristik Komponen Fasilitas Gedung SMU
Swasta di Kotamadya Bandung 51
Tabel 4 Fasilitas Pendukung PBM SMU Swasta di Kota
madya Bandung 53
Tabel 5 Fasilitas Pendukung PBM SMU Swasta di Kota
madya Bandung 53
Tabel 6 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program (Al)... 57
Tabel 7 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program (A2)... 57
Tabel 8 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program IPS 58
Tabel 9 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program Bahasa. 58
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Tipe Perubahan Dalam Organisasi
7
Gambar 2 Kerangka
Berpikir
13
Gambar 3 Tahapan Berpikir Strategik
17
Gambar 4 Model Manajemen Strategik Sederhana 20Gambar 5 Kerangka Kerja Analisis Sumber Daya
22
Gambar 6 Strategic Management Process inNot-For-Profit Firms 28
Gambar 7 Service Differential Assessment 30
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2
Tahun 1989 menegaskan bahwa "Pendidikan merupakan tang-gung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan ma
syarakat". Masyarakat sebagai mitra pemerintah
mempu-nyai kesempatan yang luas untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satu wujud peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan jalur
sekolah adalah Sekolah Menengah Umum Swasta (SMU).
Penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat termasuk
SMU Swasta, dilaksanakan oleh suatu badan sifatnya
la-yanan sosial atau suatu yayasan yang telah mendapat
pe-ngakuan legal dari pemerintah melalui pembinaan
Depar-temen Pendidikan dan Kebudayaan.
Data statistik penyelenggaraan pendidikan SMU di
lingkungan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Barat
pada akhir tahun 1997, menginformasikan terdapat 263
SMU Negeri dan 558 SMU Swasta, atau mencapai 32,03%
di-selenggarakan pemerintah, dan 67,97% oleh masyarakat.
Jumlah sekolah umum tersebut tersebar di seluruh daerah TK II Kabupaten/Kotamadya serta beberapa Kecamatan.
Peran serta masyarakat melalui penyelenggaraan SMU
visi dan misi pendidikan nasional dalam rangka
mencer-daskan kehidupan bangsa. Kedua turut serta
merealisasi-kan strategi kebijakan pendidikan nasional berkenaan
dengan pemerataan kesempatan bagi masyarakat dalam
men-peroleh pendidikan menengah umum. Ketiga turut membantu
pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan jalur seko
lah pada tingkat menengah, mengingat dipandang dari
si-si pendanaan belum mampu tertanggulangi. Ketiga peran
tersebut mengisyaratkan SMU Swasta, sangat strategis
dalam meningkatkan pengembangan sumber daya manusia.
Salah satu penomena yang perlu dijadikan bahan
pe-mikiran pihak-pihak terkait,yakni dinamika dan tuntutan
masyarakat secara luas. Dinamika dan tuntutan tersebut
dapat dipenuhi apabila organisasi penyelenggara SMU
Swasta, dilandasi oleh visi dan misi yang ditetapkan. Dipandang dari manajemen pendidikan, visi dan misi
dapat dicapai melalui strategi pengembangan organisasi.
Pengembangan tersebut, secara sistematis dan diikuti
kebijakan tingkat atas untuk mendukung otonomi organi
sasi penyelenggara secara kreatif.
Keberadaan SMU Swasta saat ini dihadapkan pada
ber-bagai tantangan, yang tidak dapat terpisah pula dari
kerangka dasar strategi kebijakan pendidikan nasional
meliputi;pemerataan, kualitas, relevansi dan efisiensi.
Dipandang dari pemenuhan pemerataan kesempatan pen
dengan indikasi bahwa jumlah SMU Swasta mencapai 67,97% dari seluruh SMU yang berada di Propinsi Jawa Barat.
Namun dipandang dari aspek kualitas, relevansi dan
efi-siensi masih diperlukan peningkatan serta pengembangan
berbagai potensi internal maupun eksternal.
Salah satu indikasi harapan masyarakat terhadap SMU Swasta yakni bagaimana proses penyelenggaraan pendidik an dan hasil perolehan peserta didik, sehingga mampu
bersaing dalam meningkatkan pendidikan pada jenjang
le-bih tinggi atau memasuki masyarakat secara luas.
Secara empiris SMU Swasta saat ini, yang telah men
dapat kepercayaan masyarakat berkenaan dengan kualitas
proses dan hasil, yakni sangat dipengaruhi oleh
kredi-bilitas dan adaptabilitas suatu badan atau yayasan pe
nyelenggara. Keadaan tersebut sangat erat kaitannya
dengan kemampuan manajerial pada tingkat institusi, dan
kebersamaan pihak penyelenggara dengan pelaksana harian
sekolah dalam menciptakan suatu kepercayaan masyarakat.
Salah satu gambaran empiris saat ini yang menjadi
tolok ukur keberhasilan kualitas luaran adalah peroleh
an Nilai Ebtanas Murni. Data statistik persentase per bandingan SMU Negeri dan Swasta di lingkungan Kanwil
Depdikbud Propinsi Jawa Barat pada tahun ajaran 1996/
TABEL 1
PERBANDINGAN PEROLEHAN NEM SMU NEGERI DAN SWASTA
DI PORPINSI JAWA BARAT TAHUN AJARAN 1996/1997
NO PROGRAM SMU NEGERI SMU SWASTA PEROLEHAN RATA-RATA PEROLEHAN RATA-RATA 1 2 3 4 Fisika Biologi Sosial Bahasa 56,70 50,62 49,77 58,04 53,79 47,44 37,48 38,94 41,96 41,47
S U M B E R K A N V I L D E P D I K B U D P R O P I N S I J A V A B A R A T ( 1 0 P 7 )
Tabel 1 memberikan gambaran bahwa perolehan NEM SMU se cara umum masih di bawah angka yang dianggap batas nor
mal yakni 6,00 (enam koma nol) skala 10.
Rata-rata perolehan NEM, dapat dipandang sebagai
gambaran umum sehingga terkesan bahwa SMU Swasta lebih
rendah dari negeri. Namun dipandang dari kasus
kuali-tatif, terungkap bahwa yang termasuk urutan peringkat sepuluh Nilai Ebtanas Murni (NEM) dari 115 SMU yang ada di Kotamadya Bandung, terdapat lima (4,3%) SMU Swasta.
Untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada Tabel 2.
TABEL 2
PERINGKAT SEPULUH BESAR PEROLEHAN NEM TAHUN AJARAN
1996/1997
NO NAMA SEKOLAH P]ERINGKAT
IPA IPS BHS
1 2 3 4 5
SMUK AL0YSIUS 1 BANDUNG SMUK AL0YSIUS 2 BANDUNG SMUK SANTA ANGELA
SMUK BINA BAKTI BANDUNG SMUK PENABUR 1 BANDUNG
2 4 3 7 1 1 4 2 1 7 8 S U M B E R K A N V I L D E P D I K B U D P R O P I N S I J A V A B A R A T ( 1 P P 7 )
Faktor dominan yang dihadapi oleh sebagian besar
Raw Input (Masukan Siswa)
Pertama, mengingat ketetapan memasuki SMU Negeri me
lalui seleksi NEM SLTP dibakukan atas dasar pasing
grade, implikasinya calon yang tidak dapat diterima
di SMU Negeri ditampung di SMU Swasta.
Kedua, masih kuatnya kepercayaan masyarakat bahwa, layanan sekolah negeri lebih ekonomis dan
status,ke-cuali beberapa SMU Swasta tertentu. Konsekuensinya
sebagian besar SMU Swasta memperoleh peserta didik
dilihat dari dasar akademis, kebagian siswa dibawah
standar SMU Negeri. Keadaan tersebut, tidak menutup
kemungkinan dapat menjadikan potensi kerawanan
peri-laku siswa, dan rendahnya prestasi lulusan.
Instrumental Input
Pertama, guru sebagai komponen instrumental dalam
sistem organisasi pendidikan, mempunyai peranan yang
strategis dalam transformasi belajar mengajar.
Na-mun secara empiris sekolah swasta memanfaatkan sisa
waktu para guru yang mengajar di sekolah negeri.
Hal tersebut sangat erat dengan kemampuan dana dalam
merekrut guru secara tetap di yayasan, atau
terba-tasnya subsidi guru dari pemerintah.
Konsekuensinya pelaksanaan proses belajar mengajar
di sekolah, dilaksanakan oleh guru yang sudah
Kedua, sarana dan prasarana belajar, khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan laboratorium,
perpusta-kaan dan media pendidikan lainnya sangat terbatas.
Konsekuensinya proses belajar mengajar kurang
sela-ras dengan psela-rasyarat penyelenggaraan pendidikan
se-tingkat sekolah menengah yang mempersiapkan peserta
didik melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi
3. Output
Hanya sebagian kecil lulusan SMU Swasta yang mampu
memasuki PTN, dan hanya sebagian kecil lagi dapat
memasuki PTS berkualifikasi baik.
Sejalan dengan keadaan yang dihadapi oleh sebagian
besar SMU Swasta yang dipaparkan, juga menghadapi
ken-dala ekternal yakni perkembangan yang terjadi di masya
rakat. Perkembangan tersebut terjadi karena adanya
per-ubahan yang berkaitan dengan faktor sosial, ekonomi,
budaya, teknologi serta informasi.
Implikasi terhadap penyelenggaraan SMU Swasta ada
lah bagaimana mengoptimalkan layanan pendidikan sesuai
dengan tuntutan internal dan eksternal.
Bertolak dari keadaan di atas, nampaknya penyeleng
gara dituntut untuk mengembangkan proses pendidikan
labih kompetitif dengan tidak hanya mengejar jumlah pe
serta didik, akan tetapi juga mengarah pada kualitas
7
labih kompetitif dengan tidak hanya mengejar jumlah
pe-serta didik,
akan tetapi juga
mengarah
pada
kualitas
layanan.
Kualitas layanan pada
dasarnya
hanya
dapat
terwujud jika manajemen organisasi sekolah dikelola
dengan baik, dilandasi
visi
dan
misi
yang jelas,
di-ikuti oleh
persepsi, aspirasi
dan
deskripsi
setiap
per-sonil sehingga menjadi suatu
komitmen organisasi untuk
mencapai tujuan.
Hakikat dari upaya pengembangan mana
jemen
organisasi
adalah memperkuat komitmen personil,
yang dapat mendorong perilaku organisasi termasuk dalam
lingkungan pendidikan.
Richard L. Daft (1986:269) mengemukakan bahwa untuk
mengikuti
suatu
perkembangan
organisasi
diperlukan
adanya pengembangan tatanan organisasi.
Ada empat tipe
pengembangan organisasi meliputi;
pengembangan
teknolo-gi;
produk;
administratif;
dan sumber daya manusia.
Administrattive
Technology
Human Resources
Products/
Services
Adiministrative
Gambar 1. Tipe Pengembangan Dalam Organisasi
8
Pertama, pengembangan administratif berkenaan de
ngan organisasi pendidikan, mencakup struktur, tujuan, kebijakan, insentif, sistem informasi, dan anggaran. Kedua,pengembangan sumber daya manusia berkenaan dengan pengembangan sikap, keterampilan, pengharapan, keperca yaan, perilaku para pegawai termasuk pimpinan. Selain
yang disebutkan tadi juga mencakup peningkatan
komuni-kasi, pemecahan masalah, kemampuan perencanaan serta kemampuan teknis lainnya bagi para personil. Ketiga,
pengembangan produk berkenaan dengan hasil atau layanan
keluaran organisasi dalam proses pendidikan. Tuntutan
pengembangan ini mencakup bagaimana memenuhi kebutuhan
masyarakat dari hasil proses pendidikan. Keempat, pe ngembangan teknologi berkenaan dengan proses pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan layanan yang strategis,dan
teknologi pendidikan yang dapat menunjang proses bel
ajar mengajar.
Konsep yang dijelaskan, selaras dengan kebutuhan
administrasi pendidikan dan mempunyai relevansi untuk
dijadikan acuan analisis pengembangan manajerial di se
kolah swasta. Mengamati perkembangan organisasi SMU
Swasta di Kotamadya Bandung, sebagian besar masih
meng-alami berbagai kendala dalam layanannya.
Dengan demikian, betapa pentingnya setiap organisa
si termasuk persekolahan untuk melakukan suatu
9
Upaya pengembangan
organisasi persekolahan, hakikatnya
sebagai upaya
pencapaian
tujuan
melalui optimalisasi
potensi-potensi yang ada. Salah satu pendekatan yakni manajemen strategik sebagai pola pikir dan sekaligussebagai perangkat manajemen dalam
pengembangan
organi-si. SMU Swasta, sudah sewajarnya menetapkan visi, misisebagai acuan
pencapaian
peningkatan kualitas,
dengan
strategik dan taktik yang jelas dalam prosesnya. Oleh sebab itu, SMU Swasta sebagai organisasi penyelenggara pendidikan, diperlukan kepemimpinan yang mempunyai kemampuan manajerial.
Dengan demikian perlu kiranya ada suatu kajian yang mengarah pada pengembangan manajemen penyelenggaraan SMU Swasta selaras dengan strategi dasar kebijakan yak
ni, makna dari pemerataan, kualitas, relevansi dan
efi-siensi.
Pengkajian tersebut dipandang perlu untuk mendapat-kan salah satu pemecahan masalah yang titik beratnya pada aspek peningkatan pemerataan kepercayaan, melalui pengembangan organisasisekolah. Oleh sebab itu peneli tian ini berfokus mengenai Strategi Pengembangan Orga nisasi Pada SMU Swasta di Kotamamadya Bandung.
B. Perumusan Masalah
10
"Bagaimana strategi pengembangan organisasi pada SMU
Swasta di Kotamadya Bandung dilaksanakan".
Rumusan masalah tersebut, dirumuskan pada
pertanya-an penelitipertanya-an sebagai berikut :
1. Apakah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi dalam pengembangan organisasi SMU Swasta,
serta bagaimana cara memanfaatkannya atau
mengatasi-sinya.
2. Apakah penetapan visi,misi dan tujuan organisasi SMU Swasta, telah dilaksanakan sesuai dengan hasil ana
lisis ?
3. Apakah kebijakan program pengembangan organisasi me-liputi aspek; administratif; sumber daya manusia;
layanan; dan teknologi, dilaksanakan dalam kesatuan
sistem pengelolaan SMU Swasta.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian a. Secara Umum
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi
strategi pengembangan organisai sekolah, yang dilak
sanakan penyelenggara SMU Swasta di Kotamadya Ban
dung.
Selain itu diharapkan diperoleh temuan yang dapat
11
dengan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pen
didikan di SMU Swasta.
b. Secara Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk
meng-analisis :
1. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
di-hadapi dalam pengembangan organisasi SMU Swasta,
serta bagaimana cara memanfaatkannya atau
meng-atasinya.
2. Apakah penetapan visi, misi dan tujuan organisasi
SMU Swasta,telah dilaksanakan sesuai dengan hasil
analisis ?
3. Apakah kebijakan program pengembangan organisasi
meliputi aspek;administratif;sumber daya manusia;
layanan; dan teknologi, dilaksanakan dalam
kesa-tuan sistem pengelolaan SMU Swasta.
2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis
Dipandang dari teoritis penelitian ini dapat mem
berikan manfaat bagi pengembangan wawasan ilmu admi
nistrasi pendidikan, khususnya dalam memanfaatkan
dan mengembangkan teori organisasi pendidikan sesuai
12
b. Secara Praktis
Sebagai bahan masukan dan kajian dalam upaya pe
ningkatan penyelenggaraan SMU Swasta khususnya :
1) Pengelola dan pelaku organisasi penyelenggara SMU
Swasta di Kotamadya Bandung.
2) Badan Musyawarah Perguruan Swasta sebagai lembaga
yang menaungi organisasi perguruan swasta di Ko
tamadya Bandung.
3) Pengawas pendidikan menengah umum,dan pimpinan
terkait dalam pembinaan perguruan swasta di
ling-kungan Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat.
D. Kerangka Berpikir
Bertolak dari latar belakang, perumusan masalah,
dan tujuan penelitian, penulis menggambarkan kerangka
berpikir tersebut sebagai panduan berpikir bagi
ANALISIS INTERNAL
- Perilaku organi
sasi
- Potensi
sumber-sumber
- Kelemahan yang
ada
<-SMU SWASTA
S W O T
> <
V
VISI, MISI, TUJUAN
V
13
ANALISIS EKSTERNAL - Peluang yang ada
- Kemungkinan ker-ja sama, dan ke-pentingan lain - Ancaman, &
Per-saingan
PENETAPAN STRATEGI PENGEMBANGAN
ADMINISTRA T E SUMBER DAYA MANUSIA V X LAYANAN TEKNOLOGI
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN
Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
Penilaian pemerintah >
V
HASIL PENGEMBANGAN Kuantitas,Kualitasv
Gambar 2.Kerangka Berpikir
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sebagaimana telah dirumuskan pada bab pertama, pe
nelitian ini tidak bermaksud untuk mengungkapkan hu
bungan antar variabel malalui studi korelasi atau
re-gresi untuk menguji hipotesis tertentu. Oleh 6ebab itu
fokus kajian penelitian ini menyangkut perilaku organi
sasi, maka metode yang dianggap tepat adalah metode
deskriptif pendekatan kualitatif.
Sejalan dengan pendapat itu, Taylor dan Bogdan
me-ngemukakan bahwa penelitian kualitatif tidak sekedar
teknik pengumpulan data , tetapi merupakan cara pende
katan terhadap dunia empiris. Menurut mereka pendekatan
kualitatif merujuk pada pengertian yang luas terhadap
penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu berupa kata-kata dan perilaku orang yang dapat diobser-vasi baik lisan maupun tulisan. Lebih lanjut Lexy J.
Meleong menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif
ber-akar pada latar belakang alamiah sebagai kebutuhan dan mengandalkan manusia sebagai alat
penelitian,memanfaat-kan metode kualitatif, dan mengadakan analisis data
secara induktif. Sasaran penelitian diarahkan pada usa-ha menemukan teori-teori dasar penelitian yang bersifat
deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat
38
kriteria untuk memeriksa
keabsahan data, dan hasil pe
nelitian disepakati oleh kedua
belah pihak yakni
pene-liti dan subyek penepene-litian.
Bogdan dan Biklen (1982)
mengemukakan lima karak
teristik utama dari penelitian kualitatif, yakni:
1.
Qualitative research has the natural
setting as the
direct source of data and
the researcher is the key
instrument.
2. Qualitative research is descriptive.
3. Qualitative
researchers
are cdncerned with process
rathefi than simply with outcomes or products.
4. Qualitative
researchers
tend to analyze their data
inductively.5. Meaning is of essential
concern
to the qualitative
approach.
Kelima karakteristik diatas menunjukkan adanya
ke-sesuaian
dengan penelitian ini.
Karakteristik pertama
adalah peneliti sendiri sebagai instrumen
utama secara
langsung mendatangi sumber datanya.
Karakeristik kedua
menjelaskan bahwa
data-data yang dikumpulkan dalam pe
nelitian ini cenderung dalam bentuk
kata-kata daripada
angka sehingga hasil analisisnya berupa uraian.
Karak
teristik ketiga, hasil peneltian kualitatif lebih mene
kankan pada
proses
daripada hasil.
Karakteristik ke
empat,
penelitian
kualitatif
cenderung
menganalisis
data secara induktif dan karakteristik kelima, peneliti
mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati.
Dari kelima
karakteristik
penelitian
kualitatif
yang telah dijelaskan diatas, maka jelaslah bahwa pene
39
Hal ini seperti dinyatakan oleh
Nasution (1988) bahwa
peneliti sebagai instrumen penelitian dalam
penelitian
kualitatif mempunyai rasional yang dapat
dipertanggung-jawabkan sebab mempunyai adaptabilitas yang tinggi, se
hingga dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang
ber-ubah-ubah selama penelitian berlangsung.
B. Lokasi Penelitian
Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya bahwa pe
nelitian ini akan dilaksanakan pada SMU Swasta di Kota
madya Bandung.
Secara
umum gambaran penelitian dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Sekolah Menengah Umum Swasta.
Sekolah Menengah Umum Swasta
yang
dijadikan lokasi
penelitian adalah dibawah
pimpinan
Kepala
Sekolah
yang dibantu oleh para wakilnya
antara
lain
Wakil
Kepala Sekolah bidang kurikulum, kesiswaan, Hubungan
Masyarakat dan Sarana dan Prasarana. Pada lingkungan
sekolah ini diperoleh
data
dan
informasi
tentang
berbagai aktivitas
pengelolaan
organisasi
sekolah
sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
2. Badan Penyelenggara Pendidikan
Badan penyelenggara
pendidikan sebagai lembaga yang
menaungi sekolah yang bersangkutan
dapat
dijadikan
40
manajemen sekolah terutama berkenaan dengan
sasaran
atau target yang diberikan Yayasan yang harus dilak
sanakan oleh para pimpinan sekolah.
C. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek atau res
ponden utama
adalah
Kepala
Sekolah sebagai pemimpin.
Untuk mendukung data primer tersebut maka informasi
di-lacak pada pihak-pihak terkait didalam
organisasi
se
perti para wakil Kepala Sekolah Dan para pengurus Yaya
san Penyelenggara pendidikan sekolah yang
bersangkutan
khususnya berkenaan dengan
strategi pengembangan orga
nisasi pada sekolah yang bersangkutan.
Jumlah responden
tidak
ditentukan
sebelumnya,
tetapi yang lebih penting adalah
dengan
asumsi
bahwa
konteks lebih penting daripada jumlah.
Menurut
Subino
Hadisubroto
(1988)
bahwa
"
penelitian
kualitatif
tidak akan memulai dengan menghitung atau memperkirakan
banyaknya populasi
dan
kemudian
menghitung
proporsi
sampelnya sehingga
dipandang sebagai yang telah
repre-sentatif".
Sedangkan Nasution (1988) menjelaskan bahwa
"Penentuan unit sampel (responden) dianggap telah mema
dai apabila dapat
diteruskan
sampai dicapai taraf
re
dundancy,
ketuntasan, atau
kejenuhan,
artinya
dengan
menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak
41
Berdasarkan kutipan diatas menunjukkan bahwa besar
sampel tergantung pada informasi yang diberikan respon
den. Apabila sudah dianggap cukup memadai, maka respon
den tidak perlu lagi diperbesar. Sehingga
para
Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Yayasan Penyelenggara
Pendidikan
yang
dipilih
sebagai
subyek
penelitian
adalah mereka yang dianggap dapat memberikan
data
dan
informasi yang diperlukan untuk penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif
pada
umumnya
teknik
yang digunakan mengumpulkan data adalah pengamatan atau
(observasi), wawancara
dan
studi
dokumenter.
Ketiga
teknik tersebut digunakan dalam penelitian ini denganharapan dapat saling melengkapi dalam
memperoleh
data
yang diperlukan.
42 1. Observasi
Sesuai dengan pendekatan penelitian naturalistik,
maka teknik observasi merupakan
teknik
pengumpulan
data yang utama. Dengan observasi
diharapkan
dapat
memperoleh data yang benar-benar alami dari berbagai
aktivitas pengelolaan sekolah. Peneliti secara
lang-sung melakukan observasi
tentang
strategi-strategi
pengembangan organisasi yang dilakukan
oleh
Kepala
Sekolah seperti struktur organisasi,
tujuan,
kebi
jakan, kompensasi, sistem
informasi
manajemen
dan
penganggaran dalam menghadapi berbagai tuntutan baik
dari dalam maupun dari luar organisasi.
2. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk menggali
dan
memperoleh
data yang lebih mendalam yang relevan dengan masalah
yang diteliti.
Wawancara
dilakukan
dengan
Kepala
Sekolah sebagai pemimpin tertinggi
disekolah,
Para
wakil Kepala sekolah, dan para pengurus Yayasan
pe
nyelenggara pendidikan sekolah yang bersangkutan.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan sumber informasi
selain
manusia.
Melalui dokumen inilah
peneliti
mencari
informasi
yang lebih jauh tentang strategi-strategi yang digu
nakan dalam pengembangan
organisasi sekolah seperti
yang menyangkut, kebijakan, tujuan, sistem informasi
43
E. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Menurut Nasution (1988) secara garis
besar
tahap
dalam penelitian
kualitatif
terbagi dalam tiga tahap,
yaitu tahap orientasi, eksplorasi dan member check.1. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap persiapan dalam penelitian
dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:a. Mempersiapkan persyaratan administrasi yang meli
puti pembuatan
surat
dari Program Pascasarjana,
BAAK
IKIP
Bandung,
Kantor
Sosial
Politik,
dan
Kanwil Depdikbud Jawa Barat.
b. Melakukan pendekatan terhadap lembaga dan
instan-si terkait yang menjadi lokainstan-si penelitian untuk memperoleh informasi dan gambaran yang jelasme-ngenai lokasi penelitian.
c. Mempersiapkan pedoman wawancara dan observasi untuk responden penelitian.
d. Menghubungi Para Kepala dan Wakil Kepala SMU swa
sta serta Yayasan penyelenggara untuk
menyampai-kan surat-surat izin dan menentumenyampai-kan waktu peneli
tian.
2. Tahap Eksplorasi
44
a. Wawancara secara intensif dengan Kepala
Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah, Yayasan Penyelenggara
Pen
didikan
berkenaan dengan
strategi-strategi
SMU
Swasta dalam
pengembangan
organisasi pada waktu
yang telah ditetapkan
bersama
baik dilingkungan
sekolah maupun diluar sekolah.
b. Mengadakan observasi terhadap Kepala Sekolah
Da
lam upaya pengembangan organisasi di
sekolahnya,
terhadap wakil Kepala
Sekolah
sebagai
pembantu
dekat yang harus menjabarkan
kebijakan-kebijakan
Kepala Sekolah, dan terhadap Yayasan yang
membe
rikan saran dan dukungan terhadap
perubahan
dan
pengembangan yang dilakukan oleh pimpinan sekolah
c. Melaksanakan studi dokumentasi terhadap
adminis
trasi sekolah, kurikulum,
kesiswaan,
humas
dan
ketatausahaan sekolah.
Tahap Member Check
Tahap ini merupakan tahap untuk memperoleh keabsahan
dan kepercayaan data dan
informasi
yang
diperoleh
melalui wawancara dan observasi serta studi dokumen
tasi. Langkah-langkah dalam tahap ini adalah sebagai
berikut:
a. Mengkonfirmasikan data dan informasi
yang
telah
dikumpulkan dari
informan
agar
kebenaran
data
45
b. Apabila dipandang perlu
dilakukan
koreksi
baik
kekurangan maupun kelebihan
data
dan
informasi
oleh informan sebagai subyek penelitian.
c. Pengecekan terakhir secara bersama tentang
kebe-naran dan keabsahan data dan informasi untuk
di-tuangkan kedalam penulisan tesis.F. Prosedur Analisis Data
Prosedur analisis data atas dasar tiga tahap sesu
ai yang disarankan Nasution (1982:129-130),
yakni
(1)
Reduksi, (2) Display data, (3) Mengambil kesimpulan.
Reduksi
data dilakukan dengan menelaah kembali se
luruh catatan lapangan dan studi dokumentasi.
Display
data mensistematiskan pokok-pokok informa
si sesuai dengan tema dan polanya, pola yang nampak
di-tarik suatu kesimpulan sehingga data
yang
dikumpulkan
mempunyai makna tertentu.
Untuk menetapkan kesimpulan maka dilakukan
verifi-kasi.
Verifikasi ini
dilakukan
dengan
member
check
maupun triangulasi, oleh sebab
itu
proses
verifikasi
kesimpulan ini berlangsung selama dan sesudah data
di
kumpulkan .
G. Validasi Temuan Penelitian
Nasution (1988:114-124) menegaskan
bahwa
tingkat
kepercayaan hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh
46
(b) transferabilitas
(valid!tas eksternal),
(c)
depen-dabilitas
(reliabilitas),
dan (d) komfirmabilitas
(ob-jektivitas).
1. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan salah satu ukuran
tentang
kebenaran data yang dikumpulkan, dalam
penelitian
ini
bermaksud untuk menggambarkan kecocokan konsep peneliti
dengan konsep yang ada pada responden atau nara sumber.
Untuk mencapai hal tersebut dalam penelitian ini
dila
kukan antara lain :
a. Triangulasi, yakni mengecek
kebenaran
data
dengan
membandingkan
dengan data
dari sumber lain.
Hasil
dari serangkaian wawancara, pengamatan dan studi
do-kumentasi pengelolaan penyelenggaraan SMU Swasta.
b. Pembicaraan dengan kolega (Peer debriefing), hal ini
peneliti membahas
catatan-catatan
lapangan
dengan
kolega, teman sejawat yang mempunyai kompetensi
ter-tentu.
c. Penggunaan bahan referensi digunakan untuk
mengaman-kan berbagai informasi yang didapat
dari
lapangan,
dalam kaitan
ini
penulis
memanfaatkan
penggunaan
tape recorder untuk merekan hasil wawancara.
d. Mengadakan member chek, setiap akhir wawancara
atau
pembahasan suatu topik diusahakan
untuk menyimpulkan
47
suatu masalah dapat dihindarkan, juga dilakukan
konfirmasi dengan nara sumber terhadap laporan ha
sil wawancara, sehingga apabila ada kekeliruan da
pat diperbaiki atau bila ada kekuarangan ditambah
dengan informasi baru. Dengan detnikian data yang
diperoleh sesuai dengan yang dimaksudkan oleh nara
sumber.
2. Transferabilitas
Transferabilitas hasil penelitian baru ada, ji
ka pemakai melihat ada situasi yang identik dengan
permasalahan ditempatnya, meskipun diakui bahwa ti
dak ada situasi yang sama pada tempat dan kondisi
lain.
3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Dependedabilitas dan konfirmabilitas adalah sa
tu kruteria kebenaran dalam penelitian kualitatif yang pengertiannya sejajar dengan reliabilitas da
lam penelitian kuantitatif, yakni mengupas tentang
konsistensi hasil penelitian.
Agar kebenaran dan objektivitas hasil peneliti
an dapat dipertanggungjawabkan, dilakukan dengan
cara "audit trail", yakni dengan melakukan
pemerik-saan ulang sekaligus dilakukan konfirmasi untuk
me-yakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan dapat diper-caya dan sesuai dengan situasi yang nyata, maka pe
48
a. Data mentah yang
diperoleh
melalui
wawancara,
observasi maupun studi dokumentasi
direkapitula-si dalam laporan lapangan yang lengkap dan
cer
mat;
b. Data mentah disusun dalam hasil analisis
dengan
cara menyeleksi, kemudian merangkum atau
menyu-sunnya kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih
sistematis;
c. Membuat hasil sintesis
data
berupa
kesesuaian
tema dengan tujuan
penelitian,
penafsiran
dan
kesimpulan;
d. Melaporkan seluruh proses penelitian
sejak
pra
survey dan penyusunan
disain
pengolahan
data,
BAB. V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Simpulan ini didasarkan atas hasil penelitian, dan
pembahasan, serta kajian teoritis yang relevan dengan
temuan selama penelitian berlangsung. Adapun simpulan
tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kekuatan, Kelemahan, Dan Peluang Serta Ancaman Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Organisasi SMU Swasta di Kotamadya Bandung, bervariasi tergantung kepada
kemampuan manajerial masing-masing penyelenggara,
seperti:
a. Kelompok Besar
Dilaksanakan secara sistematis, melalui tim khu sus atau konsultan. Hasil pemanfaatannya dan mengatasi hambatan dan ancaman tampak pada
per-formen sekolah, seperti pengelolan administratif
persekolahan, pelayanan PBM, kuali- fikasi tenaga
guru, sarana dan prasarana, dan hubungan dengan
pihak instansi lain.
b. Kelompok Sedang
Dilaksanakan oleh pihak sekolah didasarkan pada
pertimbangan kebutuhan. Akan tetapi hasil anali sis tersebut, belum optimal memanfaatkannya. Hal itu tampak pada pengembangan organisasi seko
lah yang tidak terprogram, dan sistematis.
110
c. Kelompok Kecil
Tidak melaksanakan analisis
sesuai
dengan
pola
yang sistematis, sehingga sekolah tersebut tidak
mempunyai program pengembangan organisasi.
2. Penetapan Visi, Misi, dan Tujuan
Setiap yayasan penyelenggara SMU Swasta di Kotamadya Bandung, dalam menetapkan visi, misi dan tujuannya,
sangat bervariasi. Hal tersebut sangat ditentukan
oleh ciri khas yayasan, performen sekolah, pimpinan sekolah- Hal tersebut, dapat dilihat dari pernyataan tertulis yang disosialisasikan, atau pernyataan yang
tersirat dalam program kurikulum muatan lokal,
per-aturan sekolah dan program hubungan masyarakat.
3. Kebijakan Program Pengembangan Organisasi
a. Kelompok besar yang hanya terdapat 8 sekolah na
mun mampu mengatasi persaingan dengan SMU Negeri
ternama sekalipun, ternyata sangat ditentukan
oleh kemampuan manajemen.
b. Kelompok menengah sekitar 20 sekolah, nampaknya sudah mengarah kepada kesadaran dan melangkah
kepada upaya pengembangan manajemen.
c. Kelompok kecil yang nota bene secara jumlah
Ill
mencari-cari bentuk dan yang paling menonjol
le-mahnya manajemen serta kerja sama antara badan
penyelenggara dengan pihak pelaksana harian.
Bertolak dari uraian tersebut, maka dapat dika
takan bahwa hanya sebagian kecil saja badan penyeleng
gara SMU Swasta di Kotamadya Bandung yang telah
mene-rapkan strategi pengembangan organisasi dan hasilnya
nampak pada performen sekolah.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian,
dapat dirumuskan rekomendasi mengenai strategi pengem
bangan organisasi sekolah, menyangkut administratif,
sumber daya manusia, layanan dan teknologi, bagi
pihak-pihak berwenang, serta rekomendasi untuk kepentingan
akademik dan ilmiah lebih lanjut.
1. Rekomendasi untuk kepentingan praktis
a. Bagi badan penyelenggara SMU Swasta kelompok me
nengah dan kecil
Badan penyelenggara SMU Swasta harus terus me
ningkatkan pola kerja sama yang harmonis, antara
pihak badan yang menaungi keberadaan sekolah de
112
Pola kerja sama
tersebut akan
tumbuh jika pihak
berkepentingan mempunyai wawasan pemahaman
mana
jemen pendidikan.
Salah satu kunci keberhasilan pengembangan or
ganisasi adalah adanya kesamaan visi dan misi
yang diciptakan secara kerja
sama
antara
pihak
pimpinan badan penyelenggara
beserta
anggotanya
dengan pihak kepala sekolah beserta para
pemban-tunya termasuk para guru.
Visi dan misi harus dilandasi oleh hasil kaji
an dan
diagnosis
kebutuhan pengembangan.
Oleh
sebab itu
diperlukan
sumber
daya
yang
mampu
melakukan
ke
arah
itu,
bahkan
tidak menutup
kemungkinan untuk memanfaatkan pihak luar seperti
konsultan yang ditunjuk.
Pengembangan manajemen sekolah
sudah
saatnya
dilakukan oleh
pihak
penyelenggara secara
sis
tematis dan terprogram.
b. Bagi penyelenggara yang termasuk kelompok besar
Sudah saatnya kelompok ini untuk mengembangkan
sumber daya manusia khususnya guru,
untuk dilaku
kan secara mandlri.
Terutama dalam
meningkatkan
113
c. Bagi pihak pemerintah
Pembinaan terhadap sekolah swasta harus dila
kukan secara adil dan merata, terutama dalam ke
bijakan pemerataan, aturan seleksi, aturan
so-sialisasi dan pemberian tenaga guru. Bagi seko
lah yang sudah mempunyai kemampuan lebih, bantuan
tenaga guru harus dihentikan, bahkan dilakukan
penarikan untuk didistribusikan kepada sekolah
yang kategori kelompok kecil.
Sudah saatnya pembinaan administratif tidak
terbatas pada petunjuk-petunjuk yang tarbatas, tetapi diberikan kewenangan kepada penyelenggara
untuk mengembangkan strategi secara mandiri.
Dengan pembinaan dilakukan secara tepat sesuai
dari penyelenggara.
2. Rekomendasi untuk kepentingan studi dan penelitian
lebih lanjut
Penelitian ini dipandang dari konteks strategi pengembangan organisasi sekolah belum mencapai tujuan yang maksimal sebagaimana yang diharapkan karena disadari masih banyak faktor-faktor yang sulit diungkap. Oleh sebab itu disarankan kepada
peminat lain :
a. Adanya penelitian yang fokusnya sama tetapi
114
terungkap, seperti lama (usia) pendirian badan
penyelenggara;
nilai
investasi;
badan
keuangan
yang membantu atau lembaga tertentu baik nasional
maupun internasional.
b. Perlu adanya penelitian yang sama tetapi tempat yang berbeda, agar dapat dijadikan pembanding
ke-terandalan informasi temuan penelitian.
c. Perlu adanya penelitian eksperimental berkenaan
dengan strategi pengembangan manajemen sekolah di
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sanusi, Supandi, (1988), Kebijakan Dan Keputusan Pendidikan, Jakarta-.P2LPTK Dirjen Dikti.
Achmad Sanusi, (1989), Produktivltas Pendidikan Nasional.
Bandung: FPS IKIP Bandung.
Agustinus S. Wahyudi, (1996), Manajemen Strategik: peng-antar proses berpikir strategik, Jakarta: Binarupa
Aksara.
Albrecht Karl, (1983), Pengembangan Organisasi, New
Jersey: Engleewood Clifts, Prentice Hall Inc.
Amin Widjaja Tunggal, (1994), Manajemen Strategik: suatu pengantar, Jakarta: Harvarindo.
Azhar Kasim, (1993), Pengukuran Efektivitas Dalam Organi sasi, Jakarta: Pusat Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia.
Creech Bill, (1995), Lima Pilar: manajemen mutu terpadu,
Jakarta: Binarupa Aksara.
Daft Richard L., (1986), Organization Theory And Design,
New York: West Publishing Company.
Dunn N. Willian, (1995), Analisa Kebijakan Publik, Yogya-karta: Hamindita Graha Widya.
Filley/House, (1969), Managerial Process And Organiza
tional Behavior, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.
Freeman Edward, (1985), Manajemen Strategik: pendekatan terhadap pihak-pihak berkepentingan, Jakarta: Pustaka Binawan Pressindo.
Gibson and Hunt, (1975), The School Personnel Adminis trator, Boston USA: Houghton Mifflin Company.
Gibson, Ivancevich, Donnelly, (1995), Organisasi: perila ku, struktur, dan proses, Jakarta: Binarupa Aksara.
Hani Hanodok, (1986), Manajemen, Yogyakarta: BPFE.
Hani Handoko, (1994), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE.
Hicks G. Herbert, Gullett C.Ray,' (1975), Organizations, theory and behavior, McGraw Hill Inc.
Imam Soepardi, (1988), Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan
Jakarta: P2LPTK, Dirjen Dikti-Depdikbud.
Jusuf Enoch, (1992), Dasar-Dasar Pei^encanaan Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara.
Kartini
Kartono,
(1983),
Pemlmpin
dan
Kepemimpinan,
Jakarta : Grafindo Persada..
Kerr Donna, (1976) Educational Policy: analysis, struc ture and justification,New York: David McKay
Company Inc.
LAN RI , (1993), Manajemen Modern Menyongsong PJPT II,
Jakarta.
Lexy J. Meleong, (1989), Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung : Rema.ia Rosdakarya.
M.
Ngalitn Purwanto
(1987),
Administrasi
dan
Supervisi
Pendidikan,
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Osborn N. Richard, Hunt G. James, Jauch R. Lawrence, (1980) Organization Theory: an integrated approach.
New York : John Wiley and Son Inc.
Robbins Stephen P., (1993), Organizational Bahavioral, concepts, controversies, applications. New Jersey : Prentice Hall Inc. A Simon and Schuster Company.
Schuler Randall S., (1^87),Personnel And Human Resource Management, New York: West Publishing Company.
Siagian S. P., (1995), Teori Pengembangan Organisasi, Ja karta: Bumi Aksara.
Siagian S. P., (1995), Manajemen Strategik, Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian S. P., (1992), Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : Gunung Agung.
Stoner A.F.James., Wankel C, (1993), Perencanaan Dan Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen, Jakarta : Rineka Cipta.
Stoner A.F. James dan Freeman R. Edward, (1992),
Management, Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice
Hall, Inc.
Oteng Sutisna, (1983), Administrasi Pendidikan: dasar-dasar teoritis dalam praktek profesional, Bandung:
Angkasa.
Tilaar, H.A.R., (1992), Manajemen Pendidikan Nasional:
Bandung : Rosdakarya.
Tilaar dan Ace Suryadi, (1993), Analisis Kebijakan Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya.
Weber, Clarance A., (1954), Personnel Problems of School
Administration, New York : Mc Graw Hill Book Company, Inc.
Weihrich Heinz dan Koontz Harold (1993), Management : a global perspective, Hightstown : McGaw-Hill, Inc.
Zuber Ortrun, Skerritt, (1996), New Directions in Action
Research,
British:
Falmer press,
Taylor &
Francis,
Inc.
.,Garis-Garis Besar Haluan Negara, 1993
.,Laporan Peringkat Sekolah Tingkat SMU Propinsi Jawa Barat Tahun 1995/1996. Bidang Dikmenum Kanwil
Depdikbud Jawa Barat.
.,Keputusan Bersama Kepala Kanwil Depdikbud, Kepala Kanwil Depag Dan Kepala Dinas P dan K Propinsi Jawa
Barat Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan EBTANAS Bersama. Tahun 1995/1996.
,Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 Tentang Pen
didikan Menengah.
.,Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 Tentang
Peranserta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional.
.,Seri Kebijakan Depdikbud (1993). Tentang Empat
Strategi Dasar Kebijakan Pendidikan Nasional.
.,Undang-Undang RI No.
2 Tahun
1989
Tentang
Sistem
Pendidikan Nasional.