PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE
DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
(suatu kuasi eksperimen pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 15 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
FITRIA APRILIANTI R NIM. 0808233
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE
DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
(suatu kuasi eksperimen pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 15 Bandung)
Oleh:
Fitria Aprilianti Rohmah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Fitria Aprilianti Rohmah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE
DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
(suatu kuasi eksperimen pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 15 Bandung)
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing I
Drs. H. Ajang Mulyadi, MM NIP. 19611102 198603 1 002
Pembimbing II
M.Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd NIP. 19711101 199903 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi,
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : Fitria Aprilianti Rohmah
NIM : 0808233
Program Studi : Pendidikan Akuntansi
Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi yang berjudul
Penerapan Media Pembelajaran Slide Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi (suatu kuasi eksperimen pada
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 15 Bandung)
adalah hasil karya saya sendiri.
Saya menyatakan pula bahwa saya tidak melakukan pengutipan sebagian atau seluruh gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain dengan cara-cara yang melanggar hukum dan etika penulisan karya ilmiah. Sebagian atau seluruh gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain yangsaya kutip dalam skripsi ini telah saya cantumkan sumbernya dalam naskah skripsi dan daftar pustaka.
Atas pernyataan ini saya bersedia menerima sanksi apapun jika dikemudian hari ditemukan adanya bukti pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi ini atau jika ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.
Bandung, 11 April 2013 Yang membuat pernyataan,
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE
DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
(Suatu Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI IPS SMAN 15 Bandung)
Fitria Aprilianti Rohmah
Pembimbing : Drs. H. Ajang Mulyadi, MM / M. Arief Ramdhany, S.Pd, S.S, M.Pd
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas yang menerapkan media pembelajaran slide dengan kelas kontrol dalam mata pelajaran akuntansi di SMAN 15 Bandung.
Penelitian ini berawal dari sebuah fenomena yang terjadi di SMAN 15 Bandung, terdapatnya hasil belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi yang rendah. Hal ini ditunjukan oleh sebuah data awal berupa daftar nilai rata-rata ulangan harian kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan bentuk desain penelitian Nonequivalent Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah semua kelas XI IPS SMAN 15 Bandung, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel purposive, artinya dengan memilih 2 kelas dari 5 kelas yang ada. Kelas XI IPS 2 dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data untuk hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes dalam bentuk soal uraian yang diberikan sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest. Teknik pengolahan data menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis, apabila data berdistribusi normal maka menggunakan uji beda rata-rata (uji t), sedangkan apabila terdapat data yang tidak berdistribusi normal, maka menggunakan uji Wilcoxon.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada diperoleh nilai thitung = 2,656, ttabel =
1,993, taraf nyata (α=0,05). Dari hasil tersebut menunjukan bahwa thitung > ttabel yang
artinya terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menerapkan media pembelajaran slide dengan kelas yang tidak menerapkan media pembelajaran slide dalam mata pelajaran akuntansi di SMAN 15 Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan bagi guru pada umumnya dan para guru bidang studi akuntansi pada khususnya untuk senantiasa membantu mengoptimalkan hasil belajar siswa yang salah satunya guru mampu menerapkan media pembelajaran slide pada mata pelajaran akuntansi.
THE IMPLEMENTATION OF INSTRUCTIONAL MEDIA SLIDE TO IMPROVE THE STUDENTS LEARNING RESULT
IN ACCOUNTING SUBJECT
(A Quasi Experimental to The XI IPS at SMAN 15 Bandung)
Fitria Aprilianti Rohmah
Advisor : Drs. H. Ajang Mulyadi, MM / M. Arief Ramdhany, S.Pd, S.S, M.Pd
ABSTRACT
The purpose of this research is to knows the different of the result study between the class that Implement instructional media apply, with class control in accounting subject in SMAN 15 Bandung.
This research based from the phenomena happened in SMAN 15 Bandung, which the result of learning outcomes of the students from class XI IPS in accounting lesson can be said still low. This can be seeing from the result of average value test in accounting lesson. The method of this research is a Quasi Experiment method with the design of research is Nonequivalent Group Design. The population in this research are all of XI IPS classes in SMAN 15 Bandung, and the technique of sampling used is purposive sample, it means by selecting 2 of 5 existing classes. Class XI IPS 2 implements a experimental class and XI IPS 3 is a class control. The data collection technique for the result of study took by gives an essay test consist of pretest and posttest. The technique of processing data used normality test, homogeneity test, and hypothesis test. For a hypothesis test, if a data shown the normal distribution so its use t-test, and if the data doesn’t normal distribution, that used Wilcoxon test.
Based from the result of the research knows that the value of thitung = 2,656 and
ttabel = 1,993 with significance level (a=0,05). Based from the result it shows that thitung >
ttabel, it mean different the result of study between the class which implement
instructional media slide with the class doesn’t implement the instructional media slide in accounting subject at SMAN 15 Bandung.
Based on the results of this study are expected to be information and advice for teacher in general and teachers in particular subject areas accounting for always helping optimize student learning result, one of which teachers can improve learning result with implement of instructional media slide.
DAFTAR ISI
1.1. Latar Belakang Penelitian...1
1.2. Rumusan Masalah ...9
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...10
1.4. Kegunaan Penelitian ...10
BAB II LANDASAN TEORI ...13
2.1 Media Pembelajaran ...13
2.1.1 Konsep Media Pembelajaran ...13
2.1.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ...16
2.1.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran ...19
2.2 Media Pembelajaran Slide ...22
2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran Slide ...22
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Media Pembelajaran Slide ....23
2.2.3 Langkah-Langkah Penerapan Media Pembelajaran Slide ...25
2.3 Belajar dan Pembelajaran ...27
2.3.1 Definisi Belajar ...27
2.3.2 Prinsip-prinsip Belajar ...31
2.3.3 Hasil Belajar ...34
2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...38
2.4 Karakteristik Pembelajaran Akuntansi ...45
2.4.1 Pengertian Akuntansi...47
2.4.2 Siklus Akuntansi ...48
2.4.3 Ruang Lingkup Akuntansi di SMA ...49
2.4.4 Jurnal Penyesuaian ...49
2.5 Aplikasi Media Pembelajaran Slide Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi ...52
2.6 Kerangka Pemikiran ...53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...57
3.1. Desain Penelitian ...57
3.2. Operasionalisasi Variabel ...58
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...60
3.4. Instrumen Penelitian ...61
3.5. Teknik Pengumpulan Data ...63
3.5.1 Pre-Test (Tes Awal) ...64
3.5.2 Post-Test (Tes Akhir) ...64
3.6. Prosedur Penelitian ...64
3.7. Teknik Analisis Data dan Pengujian Instrumen ...65
3.7.1. Teknik Pengujian Instrumen...65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...79
4.1 Profil SMA Negeri 15 Bandung ...79
4.1.1 Identitas Sekolah ...79
4.1.2 Sejarah Singkat SMA Negeri 15 Bandung ...79
4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan ...80
4.1.4 Struktur Organisasi Sekolah ...82
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...82
4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian ...99
4.3.1 Uji Normalitas Data ...99
4.3.2 Uji Homogenitas ...101
4.3.3 Uji Hipotesis ...102
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ...104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...109
5.1 Kesimpulan ...109
5.2 Saran ...110
DAFTAR PUSTAKA ...113 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Siswa 2. Instrumen Penelitian
4. RPP Kelompok Eksperimen 5. RPP Kelompok Kontrol 6. Instrumen Penelitian Uji Coba 7. ValiditasButir Soal
8. Reliabilitas Soal 9. Tingkat Kesukaran 10. Daya Pembeda 11. Soal Pre-Test 12. Soal Post-Test 13. Daftar Skor Gain
14. Perhitungan Uji Normalitas 15. Perhitungan Uji Homogenitas
16. Perhitungan Uji Beda Rata-rata Pre-Test 17. Tabel-tabel
18. Frekuensi Bimbingan Skripsi 19. Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Masing-Masing Kelas XI IPS ...5
Tabel 3.1 Desain Penelitian...58
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ...59
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian ...62
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal ...67
Tabel 3.5 Kriteria Uji Indeks Kesukaran ...69
Tabel 3.6 Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal ...69
Tabel 3.7 Hasil Uji Beda Butir Soal ...71
Tabel 4.1 Hasil Pre-test Kelas Eksperimen ...83
Tabel 4.2 Hasil Pre-test Kelas Kontrol ...85
Tabel 4.3 Hasil Post-test Kelas Eksperimen ...88
Tabel 4.4 Hasil Post-test Kelas Kontrol ...90
Tabel 4.5 Data Gain Kelas Eksperimen ...93
Tabel 4.6 Data Gain Kelas Kontrol ...95
Tabel 4.7 Data Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...97
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Pre-Test ...100
Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Post-Test ...101
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Posisi Media Dalam Sistem Pembelajaran ...16
Gambar 2.2 Fungsi Media Dalam Proses Pembelajaran ...17
Gambar 2.3 Hubungan Tujuan Instruksional dan Pengalaman Belajar Terhadap Hasil Belajar ...35
Gambar 2.4 Skematik Siklus Akuntansi ...48
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ...56
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA N 15 Bandung Tahun 2011-2012 ...82
Gambar 4.2 Grafik Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen ...84
Gambar 4.3 Grafik Hasil Pre-Test Kelas Kontrol ...86
Gambar 4.4 Perbandingan Keseluruhan Antara Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol ...88
Gambar 4.5 Grafik Hasil Post-Test Kelas Eksperimen ...89
Gambar 4.6 Grafik Hasil Post-Test Kelas Kontrol ...91
Gambar 4.7 Perbandingan Perubahan Mean Antara Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol ...92
Gambar 4.8 Grafik Data Gain Kelas Eksperimen ...94
Gambar 4.9 Grafik Data Gain Kelas Kontrol...96
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).
Pendidikan merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Peningkatan SDM ini sangat perlu dilakukan karena seiring dengan perkembangan
zaman dan teknologi dituntut juga berkembangnya SDM yang harus dimiliki oleh
sebuah bangsa termasuk Indonesia. Tanpa pendidikan mustahil tercipta SDM yang
berkualitas dan siap bersaing dengan SDM negara lain.
Pada dasarnya pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan
kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa dapat
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Seperti yang tertuang dalam pasal 3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.”
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta
tanggung jawab.
Tujuan pendidikan dapat dicapai melalui tiga macam jalur pendidikan yaitu
pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan tingkat lanjutan, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Sedangkan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang. Melalui tiga macam pendidikan tersebut, diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat dicapai sehingga akan tercipta sumber
daya manusia yang benar-benar berkualitas.
Menurut Makmun, A. S (2002:17), pendidikan adalah:
Seluruh proses interaksi individu dengan lingkungannya, baik itu interaksi individu secara formal, informal, maupun non formal dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya secara optimal sehingga mencapai tahap kematangan tertentu.
Pendidikan salah satunya dapat dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah. Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas
dan wewenang menyelenggarakan proses pendidikan. Dari keseluruhan proses
pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang utama,
Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, yaitu suatu proses penyampaian pesan dari sumber melalui saluran tertentu kepada
penerima pesan (Sutikno S, 2009 : 63). Dalam hal ini siswa sebagai peserta didik diperlakukan sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran di sekolah dan guru
menempati posisi yang cukup sentral dan strategis untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga dapat dengan mudah mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Di samping itu, dengan
berkembangnya teknologi maka kegiatan pembelajaran dapat lebih dioptimalkan lagi dan dikembangkan agar siswa mudah menyerap pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Oleh karena itu, sudah seharusnya proses pembelajaran di desain sedemikian rupa guna memberikan pemahaman dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi. Indikasi ini dikarenakan faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri merasa tidak termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Akibatnya, siswa kurang memahami materi yang telah disampaikan guru di depan kelas.
Untuk mengatasi permasalahan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran tersebut, guru perlu memahami hal-hal yang berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran siswa, salah satunya adalah guru harus mamahami dan menguasai
penggunaan media-media pembelajaran yang efektif yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran di kelas dan pada akhirnya diharapkan akan
Berdasarkan paradigma kontruktivisme tentang belajar, proses belajar optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar siswa yang optimal
pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang
mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang begitu pesat, profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan berkemampuan
membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Konsep lingkungan melipui tempat
belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga
memudahkan siswa belajar.
Begitu pula seperti yang diungkapkan Prayitno (dalam Senjaya W, 2008 : 6), „bahwa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah metode mengajar guru,
materi pelajaran yang diberikan guru, media pengajaran yang digunakan, serta penilaian.‟
Hasil belajar menunjukkan gambaran keberhasilan seseorang dalam upaya mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya melalui proses belajar yang diikutinya. Siswa dikatakan berhasil apabila nilai yang diperoleh memenuhi standar
evaluasi belajar baik nilai evaluasi pada setiap ulangan harian, ujian semester, maupun nilai akhir ujian.
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, yaitu kelas XI IPS di SMA Negeri 15 Bandung menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan dalam mata pelajaran
akuntansi belum mencapai hasil yang baik. Nilai rata-rata ulangan pada mata pelajaran akuntansinya masih banyak yang berada di bawah KKM sebesar 73. Untuk mengetahui lebih jelas besarnya persentase hasil belajar siswa yang mencapai KKM
dan yang belum mencapai kriteria KKM, untuk masing-masing kelas XI IPS di SMAN 15 Kota Bandung disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Siswa yang Mencapai dan Belum Mencapai KKM Mata Pelajaran Akuntansi
Periode Semester Ganjil 2012/2013 SMAN 15 Bandung
Kelas Jumlah
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa persentase untuk setiap kelas adalah, untuk kelas XI IPS 1 sebanyak 13 siswa atau 30,95% yang nilainya di bawah
KKM, siswa yang nilainya di atas KKM dari total siswa XI IPS 1 adalah 29 siswa. Untuk kelas XI IPS 2 sebanyak 15 siswa atau 36,59% yang nilainya di bawah KKM,
siswa yang nilainya di atas KKM dari total siswa XI IPS 2 adalah 26 siswa. Untuk kelas XI IPS 3 sebanyak 19 siswa atau 47,50% yang nilainya di bawah KKM, siswa yang nilainya di atas KKM dari total siswa XI IPS 3 adalah 21. Untuk kelas XI IPS 4
sebanyak 16 siswa atau 39,03% yang nilainya di bawah KKM, siswa yang nilainya di atas KKM dari total siswa XI IPS 4 adalah 25 siswa. Sedangkan untuk kelas XI IPS 5
persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 9 siswa atau 21,43% dan yang mendapat nilai di atas KKM adalah 78,57% atau 33 siswa dari total
42 siswa. Namun nilai rata-rata hasil belajar yang dimiliki masing-masing kelas masih rendah, karena dibawah kriteria ketuntasan minimum yang telah ditetapkan sekolah yakni 73. Sedangkan kelas XI IPS 2 menunjukan nilai rata-rata yang cukup
tinggi yakni 76,67 dan lebih tinggi daripada nilai KKM yang telah ditetapkan, akan tetapi masih terdapat siswa yang memiliki nilai dibawah KKM yaitu sebanyak
33,33% atau 21 siswa dari 45 siswa.
Selain itu nilai rata-rata hasil belajar dari seluruh siswa kelas XI IPS tersebut masih rendah karena masih banyak yang belum mencapai kriteria KKM. Sementara
Dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa kemudian membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
pencapaian hasil belajar siswa masih belum optimal. Rendahnya hasil belajar ini penting untuk diteliti karena apabila dibiarkan begitu saja proses belajar mengajar
akan mengalami kegagalan dan berakibat pada rendahnya kualitas bagi siswa itu sendiri serta berpengaruh pada pencitraan sekolah yang dinilai rendah.
Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada mata pelajaran
akuntansi ini disebabkan oleh beberapa faktor, Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan Institut Teknologi Bandung (LP3-ITB) (www.lp3.itb.ac.id:2003)
mengemukakan bahwa dalam proses belajar mengajar terdapat faktor internal dan eksternal, dimana faktor internal terdiri atas, sikap, pandangan hidup, perasaan
senang, motivasi dan pengalaman. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas rangsangan dari luar, dorongan, lingkungan dan media. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Aunurrahman (2009:57) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar diantaranya:
a. Faktor Internal : karakteristik siswa, sikap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, rasa percaya diri, dan kebiasaan belajar.
b. Faktor Eksternal : Faktor guru, lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), kurikulum sekolah, sarana dan prasarana.
Pada mata pelajaran akuntansi yang lebih dominan adalah materi hitungan dari
diperlukan karena mempunyai peranan besar yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran (Sutikno S, 2009 : 106).
Kemp (dalam Daryanto, 2010:9) mengemukakan, „perlu adanya kegiatan belajar mengajar sebagai pendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi, dengan
aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan prestasi pembelajaran dan retensi siswa dapat meningkat dan kegiatan pembelajaran lebih bermakna.‟ Dalam mencapai hasil belajar yang optimal, penggunaan media pembelajaran memiliki
peranan yang sangat penting dan menentukan. Hal ini dikarenakan media dapat membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran serta
menyamakan pendapat siswa akan suatu hal agar tidak terjadi salah tafsir. Menurut Usman (2007 : 94) :
Media pengajaran (teaching aids atau audiovisual aids (AVA)) adalah alat-alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada siswa.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton, 1985 (dalam Daryanto, 2010 : 5) adalah sebagai berikut:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih berstandar. b. Pembelajaran dapat lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun saat diperlukan
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingatkan.
Pemerintah dan pihak sekolah telah menyadari mengenai peran media pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan, sehingga banyak sekolah yang
menyediakan berbagai macam bentuk media pembelajaran untuk dipergunakan dalam proses belajar mengajar.
Presentasi merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, dalam hal ini dilakukan di sekolah pada saat mengajar oleh seorang guru. Dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang suatu topik
oleh seorang presenter kepada audiennya agar transfer knowledge dapat terjadi secara optimal. Dalam proses presentasi ini, peranan slide merupakan salah satu aspek yang
dapat menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran tersebut, karena dengan adanya media slide, proses komunikasi dapat berlangsung dengan lebih baik. Slide
presentasi ini dapat diperlihatkan ke semua siswa dengan alat bantu LCD proyektor. Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka penelitian ini diberi judul: “Penerapan Media Pembelajaran Slide Dalam Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi (suatu kuasi eksperimen pada siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 15 Bandung).”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah Terdapat Perbedaan Hasil
Yang Tidak Menerapkan Media Pembelajaran Slide Dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMAN 15 Bandung.”
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan hasil belajar antara kelas yang menerapkan media pembelajaran slide dengan kelas yang tidak menerapkan media pembelajaran slide pada mata pelajaran
akuntansi di SMA Negeri 15 Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Secara Teoritis
Manfaat yang didapat dari segi teoritis dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman serta memberikan sumbangan pemikiran tentang pemanfaatan media pembelajaran slide dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
b. Dapat menemukan solusi pemecahan masalah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, khususnya pada mata pelajaran akuntansi di SMA yang berhubungan
dengan kemampuan pemanfaatan media pembelajaran slide.
c. Dapat memberikan masukan yang bermanfaat dalam peningkatan kemampuan
mengajar. Sebagai bahan kajian bagi yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang sama.
1.4.2 Secara Praktis
a) Bagi Guru
Dapat dijadikan inovasi dalam proses belajar, sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan media pembelajaran slide dapat dijadikan salah satu
alternatif media bagi guru dalam pengembangan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memaksimalkan aktivitas kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
b) Bagi Siswa
Penerapan media pembelajaran slide diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dasar sehingga akan berpengaruh kepada peningkatan hasil belajar dan kompetensi siswa, khususnya dalam mata pelajaran akuntansi.
c) Bagi sekolah yang diteliti
Memberikan sumbangan positif tentang salah satu cara untuk meningkatkan
hasil dan efektifitas belajar akuntansi bagi siswa kelas XI IPS SMAN 15 Bandung terutama dalam penggunaan media pembelajaran slide.
d) Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan media dengan hasil belajar siswa. Di samping itu peneliti akan memperoleh
e) Bagi peneliti-peneliti lebih lanjut
Sebagai bahan kajian bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, serta menemukan lebih banyak lagi media belajar yang dapat digunakan dalam kelas untuk
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Menurut Mc Millan (dalam Muhadi, 2011:11) „Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian‟. Sedangkan “pengertian metode
penelitian ialah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu” (Sugiyono, 2009:2). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
quasi experiment atau eksperimen semu.
Menurut Sugiyono (2009:114):
Dalam metode quasi experiment ini memiliki kelompok kontrol, sehingga tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode ini dikembangkan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian.
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pre Test Treatment Post Test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan
O1 : Nilai Pretest (sebelum perlakuan) pada kelas eksperimen
O2 : Nilai Posttest (setelah perlakuan) pada kelas eksperimen
O3 : Nilai Pretest pada kelas kontrol
O4 : Nilai Post Test pada kelas kontrol
X : Pembelajaran akuntansi dengan menerapkan media pembelajaran slide
- : Pembelajaran akuntansi tanpa menerapkan media pembelajaran slide
(Sugiyono, 2009:114)
3.2. Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi sehingga persamaan pemahaman terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Operasionalisasi variabel dilakukan unutk membatasi pembahasan agar tidak
terlalu meluas. Sedangkan pengertian variabel itu sendiri adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
Penelitian ini melibatkan satu variabel yang diberi perlakuan (treatment) pada objek penelitian kemudian dilakukan perbandingan antara kondisi sebelum dan
sesudah treatment pada kelas eksperimen dan dibandingkan pula antara objek yang diberikan treatment dengan objek yang tidak diberikan treatment (kelas kontrol).
Berikut operasionalisasi variabel penelitian Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Hasil Belajar
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang diketahui, bisa berupa kelompok, individu, dokumen, atau konsep (Arikunto 2009:108), sedangkan menurut
Sugiyono (2006:89) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Berdasarkan pendapat tersebut di atas penulis berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan dari pada objek dan subjek penelitian yang berada pada suatu
wilayah tertentu. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan IPS di SMA Negeri 15 Bandung yang terdiri dari 5 kelas.
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:174) “sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.” Sedangkan menurut Sugiyono (2009:118) “sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Berdasarkan pendapat para pakar pendidikan tersebut penulis berpendapat bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh populasi. Teknik
sampel yang digunakan yaitu teknik sampling purposive atau sampling pertimbangan, pertimbangan perorangan atau peneliti memegang peranan bahkan menentukan di
dalam pengambilan sekumpulan objek untuk diteliti (Sudjana, 2004:73). Berdasarkan pertimbangan peneliti dan guru mata pelajaran akuntansi SMAN 15 Bandung, yaitu pada bagian jam pelajaran yang sama pada jam kelima dan keenam setelah jam
istirahat namun dihari yang berbeda serta materi yang diajarkan kan pun sama, maka sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas
XI IPS 3 sebagai kelas kontrol.
3.4 Instrumen Penelitian
baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto, 2006 : 160). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Instrumen Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2008:53) “tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturanyang sudah ditentukan.” Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian
ini berbentuk tes uraian, pemilihan soal dengan bentuk uraian bertujuan unukt mengungkap kemampuan siswa dalam pemecahan masalah akuntansi. Instrumen tes
ini diberikan pada saat pre-test (tes awal) dan post-test (tes akhir). Tes awal diberikan untuk mengukur kemampuan awal kompetensi strategis siswa dan untuk mengetahui
kemampuan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sementara tes akhir diberikan untuk melihat sejauh mana kompetensi strategis siswa setelah pembelajaran berlangsung.
Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu instrumen tersebut dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yang kemudian diujicobakan
kepada siswa yang berada di luar subjek. Sampel uji coba ini dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen tersebut.
Menurut Abin Syamsudin Makmun (2003:196-197), bahwa tes yang baik harus
memenuhi kriteria tes yang baik, antara lain:
1. Memilikli tarf ketepatan (validity) yang memadai
3. Memiliki kepraktisan 4. Memiliki keampuhan
2. Teknik Skoring
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengoreksi jawaban soal
bentuk uraian berupa metode analytical method, yaitu suatu cara untuk mengoreksi jawaban peserta didik dan guru sudah menyiapkan sebuah model jawaban, kemudian dianalisis menjadi beberapa langkah atau unsur yang terpisah dan pada setiap langkah
disediakan skor-skor tertentu (Arifin Z, 2009:130). Setelah satu model jawaban tersusun, maka jawaban masing-masing peserta didik dibandingkan dengan mdoel
jawaban tersebut, kemudian diberi skor sesuai dengan tingkat kebenarannya. Adapun kriteria penilaiannya sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian
Skor Kriteria
20 Apabila semua jawaban benar dan sesuai dengan kunci jawaban yang tersedia
15 Apabila siswa melakukan sedikit kesalahan, seperti salah dalam menjumlahkan atau terbalik menempatkan nama akun
10 Apabila siswa salah dalam memberikan nama akun dan memasukan nominal sejumlah harga.
5 Apabila siswa tidak menyelesaikan jawaban dengan benar
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan.Adapun teknik pengumpulan data yang utama dilakukan dalam penelitian ini, diantaranya dengan melakukan tes. Menurut Arikunto (2009:53), “tes merupakan alat atau prosedur yang diinginkan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.”
Tes yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tes hasil belajar yaitu tes untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu
(Syaodih N, 2003:223). Tes ini diberikan kepada masing-masing kelas, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan tujuan untuk melihat perbandingan
hasil belajar diantara kelas tersebut, baik sebelum diadakan perlakuan (treatment)
ataupuan sesudah diadakannya perlakuan (treatment).
3.5.1. Pre-Test (tes awal)
Pre-test dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan
mengukur pengetahuan siswa sebelum dilaksanakan eksperimen dengan
menggunakan media pembelajaran, yaitu berupa media pembelajaran slide.
Post-test atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya eksperimen
dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu media pembelajaran slide.
3.6. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap; yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap analisis (pengolahan data penelitian) dan tahap penarikan
kesimpulan. Untuk lebih jelasnya setiap tahap akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Studi kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang relevan.
b. Studi kurikulum, untuk memperoleh data mengenai tuntutan kurikulum yang
harus dikuasai oleh siswa, kedalaman dan keleluasan materi, serta alokasi
waktu yang diperlukan.
c. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai
kondisi dilapangan yang mencakup kondisi lokasi penelitan, perizinan, kondisi
siswa dan alat-alat bantu pembelajaran.
d. Menyusun scenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
e. Menyiapkan media pembelajaran slide
f. Melakukan uji coba isntrumen
g. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran
h. Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun soal-soal yang
terlalu sukar atau terlalu mudah dengan soal yang lebih baik.
i. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan pembelajaran akuntansi dengan
menerapkan media pembelajaran slide dan berkonsultasi dengan guru mata
pelajaran yang bersangkutan.
2. Tahap pelaksanaan penelitian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pre-Test
Pelaksanaan Pretest dilaksanakan baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol pada setiap pokok bahasan (jurnal khusus dan ayat jurnal
penyesuaian). Pretest dilaksanakan sebelum pembahasan materi. b. Pelaksanaan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian, kelas eksperimen belajar dengan menggunakan treatment media pembelajaran slide dan kelas kontrol tidak menerapkan
treatment.
c. Pelaksanaan Post-Test
Postest dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setiap materi
pembelajaran telah selesai diberikan. 3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan terdiri dari :
c. Pembuatan laporan
3.7. Teknik Analisis Data dan Pengujian Instrumen
3.7.1. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen yang sudah diuji coba, selanjutnya dianalisis. Dalam pengujian instrumen pemberian skor dilaksanakan seperti pemberian skor pada umumnya. Hal ini dilakukan agar mempermudah proses pengujian instrumen penelitian. Analisis
terhadap item soal uji coba meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Dalam melakukan pengukuran validitas, raliabilitas, daya pembeda, dan
tingkat kesukaran soal uraian, peneliti menggunakan alat bantu yaitu software Anates versi 4.0, perangkat ini dikembangkan oleh Karnato dan Yudi Wibisono. Berikut
merupakan analisis item soal uji coba tersebut. Langkah-langkah penggunaan software Anates versi 4.0 terdapat pada lampiran.
3.7.1.1. Validitas Butir Soal
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau keshahihan suatu instrumen” (Arikunto S, 2009:168).Suatu skala atau instrumen
pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas
item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran denggan skor total. Kriterianya adalah dengan cara membandingkan r hitung dan r tabel.
Kriterianya : 1. Jika r hitung > r tabel, maka valid
2. Jika r hitung≤ r tabel, maka tidak valid
Setelah r hitung dihitung kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel dengan taraf
nyata () = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%, maka hasilnya dapat terlihat pada
tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Butir Soal
No
Item Keterangan
1 0,652 0,308 Valid
2 0,863 0,308 Valid
3 0,817 0,308 Valid
4 0,847 0,308 Valid
5 0,806 0,308 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2013
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua soal valid
dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik (Arikunto S, 2009:178). Sebuah tes dapat dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Dan sebuah tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Skala koefisien reliabilitas yaitu antara 0-1. Semakain tinggi koefisien reliabilitas atau mendekati 1, maka semakin tinggi juga keajegan atau
ketetapannya. Kriterianya adalah dengan cara membandingkan nilai r hitung dan nilai r tabel.
Kriterianya : 1. Jika r hitung > r tabel, maka reliabel
2. Jika r hitung≤ r tabel, maka tidak reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan reliabel tes didapatkan reliabilitaas tes (r hitung)
sebesar 0,88 sedangkan r tabel sebesar 0,31. Jika dibandingkan maka r hitung > r tabel,
artinya soal instrumen yang telah dibuat secara keseluruhan mampu memberikan
gambaran yang dapat dipercaya tentang kemampuan siswa dalam menguasai materi pokok pembahasan. Dengan demikian bila dilihat dari tingkat reliabilitas tersebut,
secara umum soal uraian tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3.7.1.3. Indeks Kesukaran
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut
soal-soal dari segi kesulitannya sehingga diperoleh soal-soal mana yang termasuk
kategori rendah, sedang, dan sukar. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Soal dengan
indeks kesukaran 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan
indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Kriteria tingkat kesukaran
suatu item soal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5
Kriteria Indeks Kesukaran
Nilai Indeks Kesukaran Kriteria
Kurang dari 0,30 Item soal berkategori sukar
0,30-0,70 Item soal berkategori sedang
Lebih dari 0,70 Item soal berkategori mudah
(Sumber: Arikunto, 2009:210)
Berdasarkan uji soal, didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.6
Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal
No Butir Soal Tkt. Kesukaran Tafsiran
1
diberikan tidak terlalu sulit dan juga tidak terlalu mudah. Ini sejalan dengan ciri-ciri tes yang baik menurut Arikunto. S (2009:63) “… (g) memiliki tingkat kesukaran soal
yang cukup …” sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tersebut layak untuk
diberikan, baik pada soal pretest maupun soal posttest.
3.7.1.4. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta
didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu (Arifin
Z, 2009:273). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut dengan
indeks diskriminasi atau disingkat “D”. Daya pembeda memiliki rentang -1 sampai 1.
Daya pembeda menggunakan tanda negatif pada indeks diskriminasi jika suatu soal
menunjukan kualitaas siswa yang berkemampuan rendah. Semakin tinggi koefisien
daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan
antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang
kurang menguasai kompetensi.
Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah:
0,70 – 1,00 = baik sekali
(Sumber: Arikunto, 2009:218)
Dari perhitungan melalui software Anates v. 4.0 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.7
Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal
No Butir Asli DP(%) Tafsiran
Dari tabel diatas memperlihatkan bahwa semua soal memiliki kriteria baik.
Artinya soal tersebut mampu membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Bila dilihat dari daya pembeda, soal
tersebut layak untuk digunakan dalam pre-test maupun post-test.
Dari 5 soal pengujian isntrumen yang dilakukan, semua soal tersebut dijadikan untuk instrumen penelitian, hal ini berdasarkan dari hasil uji butir soal yang telah
3.7.2. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai normal
atau tidaknya distribusi skor tes yang diperoleh siswa. Kondisi data berdistribusi
normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis dengan menggunakan statistik
parametrik. Selain itu, uji normalitas juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah
gain atau selisih skor pre-test dan post-test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian adalah jika signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Adapun kriteria pengujiannya
sebagai berikut :
Jika nilai signifikansi (sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal
Jika nilai signifikansi (sig) ≤ 0,05, maka data tidak berdistribusi normal
Untuk melakukan pengujian normalitas tersebut, menggunakan Chi Kuadrat.
Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut:
a. Menentukan skor terbesar dan terkecil
b. Menentukan rentangan (R) R= Skor terbesar-Skor terkecil c. Menentuan banyaknya kelas
BK= 1 + 3,3 log n
d. Menentukan panjang interval
No Kelas Interval f Nilai Tengah (X) 1 ...
2 ... 3 ...
Jumlah
f. Menentukan rata-rata / mean
g. Menentukan simpangan baku (S)
√
h. Membuat daftar frekuensi Kriteria pengujian :
Jika χ2 hitung≤ χ2tabel maka data berdistribusi normal
Jika χ 2 hitung > χ2tabel maka data tidak berdistribusi normal
(Sumber: Riduwan, 2011:188)
3.7.3.Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memeriksa kesamaan kedua kelompok
eksperimen. Dalam penelitian ini, kelompok yang dibandingkan adalah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam sampel tersebut homogen atau tidak. Dari
mengetahui apakah dua kelompok sampel yang diambil tersebut mempunyai kemampuan yang sama atau tidak.
Berikut adalah langkah-langkah serta perhitungan dalam pengujian homogenitas dengan menggunakan uji varians (uji F):
a. Mencari nilai F dengan rumus :
F=
b. Menentukan derajat kebebasan
dk1 = n1-1 ; dk2 = n2-1
c. Menentukan nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% dari responden d. Penentuan keputusan.
Kriteria pengujian homogenitas adalah sebagai berikut : Jika Fhitung≤ Ftabel maka Ho diterima (varians homogen)
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak (varians tidak homogen)
(Sumber: Sugiyono, 2009:197)
3.7.4. Uji Gain
Skor gain (gain actual) diperoleh dari selisih skor pre test dan post test.
Perbedaan skor pretest dan posttest diasumsikan dari efek treatmen. Adapun hasil
belajar siswa dikatakan meningkat apabila terjadi perubahan yang positif sesudah
pembelajaran (gain bernilai positif). Untuk menentukan gain suatu tes dengan jumlah
3.7.5. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah diterima atau tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan. Sugiyono (2006:134) mengemukakan bahwa “untuk sampel yang tidak berkorelasi dengan jenis data interval, uji hipotesis yang
digunakan adaah uji t-test. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus homogen dan berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian statisitk non parametrik”.
Perhitungan ini digunakan untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah treatment atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
Pengujian hipotesis (uji t) dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
(Sudjana, 2004:162)
Keterangan
̅ = nilai rerata kelas eksperimen
̅ = nilai rerata-rata kelas kontrol
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
= simpangan baku gabungan
̅ ̅ √
√
Simpangan baku gabungan didapatkan dari rumus:
(Sudjana, 2003:162)
Keterangan :
= Banyaknya data kelas eksperimen
= Banyaknya data kelas kontrol
= Varians sampel dari populasi pertama yang berukuran
= Varians sampel dari populasi kedua yang berukuran
Statistik t seperti dalam rumus diatas mempunyai distribusi yang dilukiskan
dengan derajat kebebasan (n1+n2-2). Kriteria suatu hipotesis diterima jika t hitung ≤ t
tabel. Berdasarkan hipotesis peneliti, maka dilakukan pengujian dua arah, konsultasi
pada t tabel dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%.
Kriteria pengujian hipotesis:
Jika : thitung ≤ ttabel maka Ho diterima, artinya disimpulkan tidak terdapat
perbedaan hasil belajar antara kelas yang menerapkan media pembelajaran slide
Jika : thitung > ttabel maka Ho ditolak, artinya disimpulkan terdapat perbedaan
hasil belajar antara kelas yang menerapkan media pembelajaran slide dengan kelas
yang tidak menerapkan media pembelajaran slide dalam mata pelajaran akuntansi di SMAN 15 Bandung.
Bila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji Wilcoxon. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam uji Wilcoxon test adalah sebagai berikut: 1. Mencari besarnya d yang menunjukan selisih skor antara pasangan-pasangan
yang diberi perlakuan eksperimen dan perlakuan kontrol harus ada satu d untuk tiap pasangan skor.
2. Jenjang ata rangking d tanpa mengindahkan tandanya [plus (+) atau minus (-)], dengan memberikan jenjang kesatu untuk selisih terkecil, jenjang kedua untuk
selisih terkecil berikutnya, dan seterusnnya, jumlah jenjang harus sama dengan jumlah pasangan.
3. Untuk tiap jenjang diberi tanda perbedaan plus (+) dan minus (-)
4. Jumlahkan jenjang untuk perbedaan plus dan jumlahkan jenjang untuk perbedaan minus. Jika jumlah jenjang plus sama dengan jumlah jenjang minus, hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara dua kelompok. Yang perlu diperhatikan adalah jika skor-skor suatu pasangan tertentu ternyata sama, maka pasangan itu dibuang, atau tidak dipakai dasar perhitungan. Mungkin akan
Dalam formulasi rumus Wilcoxon test terdapat tanda T ini adalah tanda untuk jumlah rangking yang berkonotasi (+) atau (-) yang paling sedikit (minoritas).
Adapun formulasi rumusnya adalah sebagai berikut:
(Furqon, 2008:203)
Keterangan:
N = jumlah pasangan yagn dijenjangkan
T = jumlah jenjang minoritas yang tandanya sama
5. Kriteria pengujian hipotesis
Jika : Z hitung ≤ Z tabel maka Ho diterima, artinya disimpulkan tidak terdapat
perbedaan hasil belajar antara kelas yang menerapkan media pembelajaran slide dengan kelas yang tidak menerapkan media pembelajaran slide dalam mata pelajaran
akuntansi di SMAN 15 Bandung.
Jika : Z hitung > Z tabel maka Ho ditolak, artinya disimpulkan terdapat perbedaan
hasil belajar antara kelas yang menerapkan media pembelajaran slide dengan kelas
yang tidak menerapkan media pembelajaran slide dalam mata pelajaran akuntansi di SMAN 15 Bandung.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandung dengan objek penelitian kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 3
sebagai kelas kontrol, kemudian dilakukan pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan yang mengacu kepada rumusan masalah adalah terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menerapkan media pembelajaran slide dengan
kelas yang tidak menerapkan media pembelajaran slide dalam mata pelajaran akuntansi di SMAN 15 Bandung. Selain itu, peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (dengan menerapkan media pembelajaran slide) berbeda dengan
peningkatan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata nya, maka kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata-rata-rata gain skor yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
Oleh karena itu, media pembelajaran slide merupakan salah satu media pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin
disampaikan oleh peneliti, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Guru Akuntansi
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal pada mata pelajaran akuntansi sebaiknya guru dianjurkan untuk mengembangkan berbagai media pembelajaran dengan catatan guru tersebut dapat menguasai secara keseluruhan media tersebut
dalam penggunaannya sehingga tidak mengalami kesulitan dalam pengoperasiannya.
Guru harus membantu siswa menguasai proses pembelajaran yang diperlukan dalam penyelidikan dan berpikir dalam mata pelajaran yang diajarkan. Untuk
mencapainya, guru diperlukan untuk mempunyai berbagai ide dan inovasi dalam mengajarnya yang tujuannya mampu membuat siswa tertarik terhadap materi yang diajarkan. Seperti yang diketahui bahwa pelajaran akuntansi bukanlah mata
pelajaran yang mudah untuk dipelajari. Pemahaman terhadap pelajaran akuntansi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. hanya mengandalkan
2. Bagi Sekolah
a. Memberikan dukungan dan dorongan terhadap pengembangan pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran slide karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Mendorong guru untuk memanfaatkan media pembelajaran slide dengan menggunakan model pembelajaran untuk peningkatan hasil belajar siswa. c. Memfasilitasi penggunaan media pembelajaran slide untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya dengan
meningkatkan kemampuan guru untuk mengoperasikan komputer dan penggunaan CD pembelajaran yang sekarang banyak berkembang, maupun
media pembelajaran yang berbasis teknologi lainnya.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Melakukan penelitian yang lebih luas lagi sehingga validitas pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran slide untuk meningkatkan hasil belajar siswa lebih teruji lagi.
b. Membenahi kekurangan dalam penelitian ini, sehingga dapat dihasilkan
temuan-temuan baru yang dapat memberikan sumbangan positif bagi
kemajuan di bidang pengajaran khususnya pembelajaran yang menggunakan media slide.
c. Disarankan agar penelitian selanjutnya dapat menerapkan media animasi
DAFTAR PUSTAKA
1) Sumber Buku
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta
Bachri, D.S. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Rineka Cipta
Baharudin. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-ruzz Media
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media
Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Furqon, (2008), Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alphabeta
Hamalik, O. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Harahap, S.S. (2009). Teori Akuntansi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Hasbullah. (2009). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ibrahim, et.al. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Unesa Press
Makmun, A.S. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Mayer, R.E. (2009). Multimedia Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Fitria Aprilianti R, 2013
Muawanah, U. et.al. (2008). Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Klaten : PT. Macanan Jaya Cemerlang
Muhadi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Shira Media
Mulyadi, A. (2004). Akuntansi untuk SMA Kelas XI. Bandung : Grafindo
Mulyasa. (2004). Implementasi Kurikulum 2004. Jakarta : Bumi Aksara
Munadi, Y. (2008), Media Pembelajaran (sebuah Pendekatan baru). Jakarta : Gaung Persada (GP) Press.
Ngalim, P.(2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya Prawiradilaga, Dewi S., dan Siregar, E. (2008). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Predia Media Group
Progam Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung : Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia
Riduwan. (2011). Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta
Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Prenada media
Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Senjaya, W. (2008). Startegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Slavin, R.E. (2008). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media
Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta
________. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta
________. (2006). Metoda Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta
Surya, M. (2006). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Sutikno, S. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect
Sutikno, S. dan Fathurahman, P. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung :
Syaodih, N. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Taniredja, dan Tukiran. (2011). Penelitian Kuantitatif Sebuah Pengantar. Bandung : CV. Alfabeta
Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta : Kencana Predana Media Group
Usman. (2007). Media Pembelajaran. Jakarrta : Ciputat Pers.
Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz.
Wiriatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
2) Peraturan-Peraturan
Fitria Aprilianti R, 2013
3) Karya Ilmiah
Chrissendy Felicia. (2012). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Miicrosoft Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Siswa Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Siklus Akuntansi Perucahaan Jasa. Skripsi. Bandung : Program Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia
Febi Asriyati. (2012). Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS SMA N 6 Bandung. Skripsi. Bandung : Program Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
Yusrizal Fadli. (2008). Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Studi Eksperimen di SMK N 1 Jeunieb Kabupaten Bireuen Provinsi NAD. Tesis. Bandung : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
4) Sumber Internet
Annisa. (2011). Kajian Pustaka Media Pembelajaran. (Online). Tersedia http://www. Infoskripsi.com/Artikcle/Kajian-Pustaka-Media-Pembelajaran.html [7Juni 2011]
Arisandi. (2010). Media Pembelajaran. (Online). Tersedia http://arisandi.com/?tag=media-pembelajaran [7 Juni 2011]
Maman. (2011). Makalah Media Pembelajaran. (Online). Tersedia. http://mamanitah.blogspot.com/2010/04/makalah-media-pembelajaran-bab-i.html [7 Juni 2011]