• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) KELAS VIII DI SMPN 26 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) KELAS VIII DI SMPN 26 BANDUNG."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

No : 02/S1/KTP/Oktober 2013

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning tipe Student

Facilitator And Explaining terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Kelas VIII di SMPN 26 Bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh Dias Susilowati

0907472

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning tipe Student Facilitator

And Explaining terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas VIII di SMPN 26 Bandung

Oleh

Dias Susilowati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dias Susilowati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

DIAS SUSILOWATI 0907472

Pengaruh Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Student Facilitator and

Explaining terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas VIII di SMPN 26 Bandung

Disetujui dan Disahkan Oleh :

PEMBIMBING I

Drs. H. Zainal Arifin, M.Pd

NIP. 19610501 198601 1 001

PEMBIMBING II

Dr. Cepi Riyana, M.Pd

NIP. 19751230 200112 1 001

Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd

NIP. 19591121 198503 1 001

Ketua Prodi

Teknologi Pendidikan

Dr. Rusman, M.Pd

(4)
(5)

I

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

DIAS SUSILOWATI (0907472), “Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning tipe Student Facilitator and Explaining terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas VIII di

SMPN 26 Bandung”, Skripsi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model cooperative learning tipe Student Facilitator and Explaining terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif dilihat dari aspek mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3) pada materi menu dan ikon program pengolah kata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian yaitu one group pretest posttest design. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan sampling purposive. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif (pilihan ganda) sebanyak 32 soal yang disesuaikan dengan indikator dan RPP.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkannya model cooperative learning tipe Student Faciliator and Explaining dilihat dari aspek mengingat yaitu sebesar 8,55, sedangkan untuk aspek memahami sebesar 5,88, dan untuk aspek menerapkan sebesar 9,08. Dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai thitung > ttabel , yaitu untuk aspek mengingat 4,73 > 2,03 , sedangkan pada aspek memahami 2,58 > 2,03 , dan untuk aspek menerapkan yaitu 2,26 > 2,03. Hal ini menunjukkan bahwa model cooperative learning tipe Student Facilitator and Explaining memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK dengan materi menu dan ikon program pengolah kata di SMPN 26 Bandung.

Kata kunci : Model Cooperative Learning tipe Student Facilitator and

(6)

i

ABSTRACT

DIAS SUSILOWATI (0907472), “Effect Application of Cooperative Learning Model type Student Facilitator and Explaining on Student Learning Outcomes in Subjects Information and Communication Technology (ICT) Class VIII in SMP 26 Bandung:, Thesis, Department of Curriculum and Technology Education, Faculty of Education, Indonesian University of Education Bandung.

The purpose of this study was to determine the effect of cooperative learning model type Student Facilitator and Explaining to the students' cognitive learning outcomes from the aspects recall (C1), understand (C2), and implement (C3) on the material menu and icons word processing program. The method used in this study is the method of quasi-experimental research design that is one-group pretest-posttest design. Sampling technique in this study is the use of purposive sampling. The instrument used is objective test (multiple choice) a total of 32 questions were adapted to the indicators and RPP.

The results showed that the average student learning outcomes after the implementation of cooperative learning models type Student faciliator Explaining from the aspects recall in the amount of 8.55, while to understand aspects of 5.88, and to implement aspects of 9.08. From the hypotheses test results obtained tcount > ttabel, ie for aspect recall 4.73 > 2.03, while the aspect of understanding 2.58 > 2.03, and to implement aspects of the 2.26> 2.03. This suggests that cooperative learning model type Student Facilitator and Explaining have an impact on student learning outcomes in the ICT subject matter menu and icons in a word processor in SMPN 26 Bandung.

Kata kunci : Cooperative Learning Model type Student Facilitator and

Explaining, Information and Communication Technology (ICT), Student

(7)

vi

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ………. 8

1. Pengertian Belajar ………. 8

2. Teori belajar ………. 9

3. Prinsip-prinsip Belajar ………. 11

4. Hakikat Pembelajaran ………. 12

5. Prinsip-prinsip Pembelajaran ………. 13

B. Model Pembelajaran …..……….…….. 16

C. Model Cooperative Learning ………. 18

1. Konsep Dasar Cooperative Learning ……….... 18

2. Karakterisitik Model Cooperative Learning ……….... 20

3. Prosedur Cooperative Learning ………...………. 21

D. Pembelajaran Tipe Student Facilitator and Explaining …... 22

(8)

3. Langkah-langkah Pembelajaran Tipe Student Facilitator and

Explaining ………....………. 25

4. Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran tipe Student Facilitator and Explaining …...…………. 27

E. Hasil Belajar ………....………. 27

1. Pengertian Hasil Belajar ………...…….... 27

2. Klasifikasi Hasil Belajar …...… 29

F. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komuniksai (TIK) ……. 30

1. Konsep Dasar Mata Pelajaran TIK ……….... 30

2. Manfaat Mata Pelajaran TIK …...……….... 31

G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ………. 31

1. Asumsi ………...……….... 31

2. Hipotesis …………...……….... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ………. 34

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 37

1. Populasi Penelitian ………. 37

2. Sampel Penelitian ………. 37

C. Instrumen Penelitian ………...…………. 38

1. Analisis Validitas Instrumen ………. 40

2. Uji Reliabilitas ………. 41

3. Tingkat Kesukaran Soal ………. 42

4. Daya Pembeda ………. 43

D. Teknik Analisis Data ………...………. 44

1. Uji Normalitas ………. 44

2. Uji Hipotesis ………. 44

E. Langkah-Langkah Penelitian ………...……. 45

(9)

viii

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ………...………. 48

1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ………...…. 48

a. Uji Validitas ... 48

b. Uji Reliabilitas ... 51

c. Taraf Kesukaran Soal ... 51

d. Daya Pembeda ... 53

2. Deskripsi Hasil Penelitian …...………. 55

3. Pengujian Hipotesis …...………. 60

a. Uji Normalitas ... 60

b. Uji Hipotesis ... ... 62

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 67

1. Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Sebelum dan Sesudah diterapkannya Model Cooperative Learning tipe Student Faciliktator and Explaining pada Mata Pelajaran TIK dilihat dari aspek Mengingat (C1) ……….…. 70

2. Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Sebelum dan Sesudah diterapkannya Model Cooperative Learning tipe Student Faciliktator and Explaining pada Mata Pelajaran TIK dilihat dari aspek Memahami (C2) ………. 71

3. Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Sebelum dan Sesudah diterapkannya Model Cooperative Learning tipe Student Faciliktator and Explaining pada Mata Pelajaran TIK dilihat dari aspek Menerapkan (C3) ……... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………. 76

1. Simpulan Umum …...… 76

(10)

B. Rekomendasi ………...………. 77 1. Bagi Pihak Sekolah ...………. 77 2. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan ……..……. 78 3. Bagi Peneliti Selanjutnya ………...………. 78

(11)

1

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya-upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam hal itu, diperlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran karena muara dari berbagai program pendidikan adalah terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas.

Salah satu aspek yang menentukan kualitas pendidikan adalah Teknologi Informasi dan Komunikas (TIK).

TIK merupakan mata pelajaran yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Hadirnya mata pelajaran TIK memberikan pencerahan dalam dunia pendidikan kita, karena mata pelajaran ini sangat banyak memberikan manfaat dalam proses pengembangan kemampuan siswa dalam memperoleh kemampuan dalam mempelajari teknologi, komunikasi, dan informasi di Indonesia yang saat ini semakin sarat dengan kemajuan di berbagai bidang. Namun, mata pelajaran TIK masih kurang mendapat perhatian dari siswa karena mata pelajaran TIK tidak menjadi salah satu mata pelajaran yang diujiankan saat Ujian Nasional (UN) sehingga guru mempunyai sedikit kesulitan ketika akan memberikan materi pelajaran kepada siswanya karena siswa merasa bosan dan cenderung malas ketika menerima pelajaran.

Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengelola proses pembelajaran, sehingga akan terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Proses belajar yang aktif ditandai dengan adanya keterlibatan siswa secara komperehensif baik fisik, mental, maupun emosionalnya. Dalam hal ini, guru berperan sebagai manajer dikelas yang

(12)

2

Dalam proses pembelajaran, tugas guru tidak hanya mentransfer pengetahuan kepada siswa, tetapi guru juga harus menciptakan suatu pengalaman belajar kepada peserta didik. Ketika pembelajaran di kelas berlangsung, mungkin sebagian siswa sebelumnya ada yang sudah mempelajari materi yang akan diajarkan, mungkin juga ada yang belum mempelajarinya. Jika hal ini dibiarkan oleh guru, maka siswa akan menjadi malas untuk belajar dan kemampuan berfikir siswa tidak akan terasah. Pada hakikatnya dalam pembelajaran guru harus benar-benar memahami materi

pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa serta dapat memahami cara penyampaian materi kepada siswa agar dapat merangsang kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik. Sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa. Siswa yang hasil belajarnya tinggi, dapat dikatakan bahwa siswa tersebut telah berhasil dalam melakukan proses pembelajaran.

Rendahnya hasil pembelajaran TIK disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Ahmad Syafwan (2012 : 5) dalam penelitiannya menyebutkan

“rendahnya hasil pembelajaran TIK disebabkan kurangnya fasilitas komputer yang ada di sekolah dan kurangnya motivasi dari guru”. Selain itu, Resa Subhan Effendy (2012) dalam penelitiannya menyebutkan “rendahnya hasil belajar TIK dikarenakan guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional dan bersifat teacher oriented seperti ceramah”. Hal ini diperkuat oleh Slameto (2010 : 60-72) yang menyatakan” faktor penyebab rendahnya hasil belajar, selain faktor internal yang berhubungan dengan kondisi fisik, kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan bakat siswa juga disebabkan oleh

faktor eksternal yaitu guru dan proses pembelajaran di sekolah”.

(13)

3

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktifitas siswa cenderung rendah dan pasif. Siswa masih banyak yang kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa kurang berminat selama mengikuti pelajaran dan siswa masih kurang berani dalam mengemukakan pendapatnya ketika siswa diberi pertanyaan oleh guru. Kebanyakan dari siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dan dalam mengerjakan soal siswa tidak memberikan respon, kritik, dan pertanyaan sehingga tidak adanya umpan balik dalam kegiatan pembelajaran.

Jika permasalahan tersebut terus berlangsung, maka akan mengakibatkan aktifitas belajar siswa di dalam kelas akan menjadi terhambat. Siswa akan beranggapan bahwa belajar TIK bukanlah suatu kebutuhan pokok, tetapi hanya sebagai tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan makna dari pelajaran TIK sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi tidak maksimal atau rendah.

Hasil belajar yang rendah juga dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran yang tepat, secara otomatis akan membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Ada banyak model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi ajar kepada siswa. Penggunaan model pembelajaran akan membuat proses pembelajaran menjadi bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga.

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, saat ini telah berkembang berbagai model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang banyak dipakai adalah model cooperative learning. Pada model ini, siswa diberikan kesempatan untuk saking berinteraksi dengan

(14)

4

mengatakan tidak ada sesuatu yang istimewa dalam model cooperative learning, karena para guru beranggapan telah biasa melakukan cooperative learning dalam proses pembelajaran yang membagi siswa kedalam kelompok

walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok dapat dikatakan sebagai model cooperative learning. Abdulhak dalam Rusman (2010 : 215)

menjelaskan „pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing antara

peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri‟.

Salah satu tipe model pembelajaran Cooperative yang dapat membuat siswa lebih aktif ketika proses pembelajaran berlangsung adalah tipe Student facilitator And Explaining. Model pembelajaran ini merupakan model

pembelajaran dimana siswa sebagai fasilitator dituntut untuk berpikir kreatif dalam mengemukakan ide atau pendapat untuk saling bertukar informasi serta menimbulkan rasa percaya diri pada siswa.

Model Cooperatif Learning tipe Student Facilitator And Explaining ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran baik teori maupun praktik.

Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Eko Prasetyo (2010) yang menyatakan :

Aktivitas belajar siswa kedua kelas Eksperimen dari pertemuan 1 sampai 4 mengalami peningkatan yaitu 92% kelas X-2 dan 95% kelas X-3 pada pertemuan 4 dan dikategorikan sangat aktif. Keaktifan tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar yang dibuktikan dengan hasil belajar aspek kognitif siswa kedua kelas Ekperimen yaitu 100% siswa mencapai KKM dengan nilai rata-rata sebesar 73 pada kelas 2 dan nilai rata-rata sebesar 75 pada kelas X-3. (tersedia : lib.unnes.ac.id/5729/1/6627_A.pdf)

(15)

5

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil dua penelitian yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa model Cooperative Learning tipe Student Facilitator And Explaining berhasil meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada materi Invertebrata, dan mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Akan tetapi, apakah model pembelajaran ini juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Student Facilitator and Explaining terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas VIII di SMPN 26 Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah peneliti paparkan, secara umum masalah yang akan diteliti adalah : Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dan posttes pada penerapan model Cooperative Learning tipe Student Facilitator And Explaining pada materi menu dan ikon program pengolah kata mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?

Adapun permasalahan yang diangkat oleh peneliti secara khusus yang dirumuskan dalam sub-sub masalah yaitu sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dan posttest pada penerapan model Cooperative Learning tipe Student Facilitator And Explaining pada materi menu dan ikon program pengolah kata mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dilihat dari aspek mengingat ?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dan posttes pada penerapan model Cooperative Learning tipe Student Facilitator And

Explaining pada materi menu dan ikon program pengolah kata mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dilihat dari aspek memahami ?

(16)

6

Explaining pada materi menu dan ikon program pengolah kata mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dilihat dari aspek menerapkan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh penerapan model Cooperatif Learning tipe Student

Facilitator And Explaining pada mata pelajaran TIK SMP Kelas VIII terhadap hasil belajar siswa. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam

penelitian ini antara lain :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dan posttest pada penerapan model Cooperative Learning tipe Student Facilitator And Explaining pada materi menu dan ikon program pengolah kata mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dilihat dari aspek mengingat.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dan posttest pada penerapan model Cooperative Learning tipe Student Facilitator And Explaining pada materi menu dan ikon program pengolah kata mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dilihat dari aspek memahami.

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dan posttest pada penerapan model Cooperative Learning tipe Student Facilitator And Explaining pada materi menu dan ikon program pengolah kata mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dilihat dari aspek menerapkan.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

(17)

7

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan agar target kurikulum yang diharapkan oleh sekolah bisa tercapai dengan maksimal.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Bisa menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang aktif dan kreatif agar siswa tidak menjadi bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas.

2) Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam melaksanakan model

pembelajaran yang berdampak pada perbaikan serta dapat mempengaruhi hasil belajar siswa

b. Bagi Siswa

Bisa digunakan untuk menumbuhkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan melatih diri agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

c. Bagi Peneliti

(18)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yakni pendekatan yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur statistik serta dalam pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian berupa tes, angket, observasi, dan wawancara. Hal ini diperkuat oleh Sugiyono (2013 : 14) yang mengemukakan bahwa :

Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tekhnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif ini digunakan dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan dari

permasalahan yang diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen. Menurut Darmadi (2011 : 36) “ penelitian kuasi eksperimen banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan dengan subjek yang diteliti adalah manusia, mereka tidak boleh dibedakan antara satu dengan yang lain seperti misalnya mendapat perlakuan karena berstatus sebagai grup kontrol “.

Metode kuasi eksperimen digunakan dalam penelitian ini dengan alasan sulit menemukan kelas kontrol yang sebanding dengan kelas eksperimen karena karakteristik siswa-siswa SMP yang menjadi subjek penelitian disetiap kelas sangat beragam.

(19)

35

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memprediksi, sedangkan variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang diprediksi “. Adapun variabel yang ada dalam penelitian ini, yaitu : - Variabel independen (x) atau tidak terikat dengan variabel yang lain dalam

masalah ini yaitu : Model Cooperative Learning tipe Student Facilitator and Explaining.

- Variabel dependen (y) atau variabel yang terikat dengan variabel lainnya yaitu : hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam aspek mengingat, memahami, dan menerapkan.

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : menggunakan model cooperative learning tipe student facilitator and explaining.

X1Y2 : Perkembangan hasil belajar siswa pada aspek memahami dengan menggunakan model cooperative learning tipe student facilitator and explaining.

(20)

36

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah one group pretest posttest design. Desain ini hanya melibatkan satu kelompok saja dengan

tujuan untuk mengetahui hasil dari penerapan model coopertive learning tipe student facilitator and explaining pada kelompok tersebut. Pada desain ini,

sebelum diberikan perlakuan sampel terlebih dahulu diberi pretest (tes awal) dan diakhir pembelajaran sampel diberi posttest (test akhir). Hal ini diperkuat oleh Prasetyo dan Lina dalam Taniredja dan Mustafidah (2012 : 55) yang menyatakan „rancangan pretest-posttest desain diputuskan berdasarkan perbedaan antara pretest dengan posttest, tanpa ada pembanding dengan kelompok kontrol‟. Desain penelitian ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui pengaruh penerapan model cooperative learning tipe student facilitator and explaining terhadap hasil belajar siswa. Berikut ini merupakan tabel desain penelitian one group pretest posttest desain.

Tabel 3.2

Desain penelitian One Group Pretest Postest Design Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

(Sugiyono, 2013:111)

Keterangan :

O1 : Test awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan

O2 : Test akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan

X : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan menerapkan model

cooperative learning tipe student facilitator and explaining

(21)

37

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah kedua adalah memberikan pretest terhadap kelompok eksperimen, kemudian menghitung hasil pretest kelompok eksperimen. Langkah selanjutnya adalah memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen dengan menerapkan model cooperative learning tipe student facilitator and explaining. Setelah diberikan perlakuan, langkah selanjutnya adalah memberikan posttest. Hasilnya kemudian dibandingkan antara nilai pretest dengan nilai postest apakah terdapat perbedaan atau tidak.

B.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian berkenaan dengan sumber data yang digunakan dan akan diteliti. Menurut Zainal Arifin (2012 : 215) “populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai, maupun hal-hal yang terjadi“. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandung dengan jumlah siswa 321 yang terdiri dari 9 kelas dengan rincian tabel sebagai berikut :

Tabel 3.3

Gambaran Populasi Penelitian SMPN 26 Bandung

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII A 36

2 VIII B 36

3 VIII C 36

4 VIII D 36

5 VIII E 36

6 VIII F 36

7 VIII G 36

8 VIII H 35

9 VIII I 34

(22)

38

Menurut Zainal Arifin (2012 : 215) “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population)“. Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling (teknik pengambilan sampel) jenis nonprobability sampling. Sugiyono (2013 : 122) mengemukakan “ nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel “.

Nonprobabilty sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sampling purposive. Sugiyono (2013 : 124) mengemukakan “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelas yang dijadikan sampel penelitian dianggap dapat mewakili populasi.

Dikarenakan materi pelajaran tentang menu dan ikon program pengolah kata terdapat dikelas VIII dan di SMP Negeri 26 Bandung terdapat 9 kelas, maka peneliti memilih satu kelas yaitu kelas VIII B yang akan dijadikan sampel penelitian dengan rincian tabel sebagai berikut :

Tabel 3.4 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII B 36

C.Instrumen Penelitian

Sukardi (2004 : 75) mengemukakan “secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi dilapangan”.

(23)

39

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data yaitu tes. Menurut Zainal Arifin (2012 : 226) “tes adalah suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden”.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar berupa tes tertulis. Adapun bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif, karena jawaban dari tes tersebut hanya antara benar atau salah dan skornya hanya antara 1 atau 0. Dikatakan tes objektif karena penilaiannya objektif. Seperti yang dikemukakan oleh Zainal Arifin (2012 : 227) “siapa pun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti”. Dalam tes ini responden dituntut untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban yang singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Menurut Zainal Arifin (2012 : 227) “tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip”.

Tes yang dibuat dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda (multiple choice) yang tersusun berdasarkan indikator-indikator yang terdapat dalam RPP.

Tes terdiri dari 32 butir tes awal (pretest), yaitu tes yang diberikan sebelum diterapkannya model pembelajaran. Setelah itu, diberikan 32 butir tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran pada kelas eksperimen.

Berikut langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat instrumen tes :

1. Menganalisis silabus mata pelajaran dengan menetapkan materi pelajaran pada program pengolah kata yang akan digunakan dalam penelitian.

2. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang diambil

dari kurikulum mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada jenjang SMP kelas VIII.

(24)

40

4. Menyusun kisi-kisi instrumen yang mengacu kepada tujuan dan sub pokok bahasan yang telah ditetapkan.

5. Menyusun indikator sesuai dengan kompetensi dasar yang ada pada RPP. Jumlah indikator disesuaikan dengan jumlah soal tes yang akan diberikan kepada siswa.

6. Mengadakan uji coba instrumen kepada siswa diluar sampel.

7. Memilih instrumen tes yang dianggap sudah valid, yang kemudian diujikan kepada kelas eksperimen.

1. Analisis Validitas Instrumen

Menurut Gay dalam Sukardi (2004:121) „sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur‟. Karena instrumen yang digunakan dalam penilitian ini adalah tes, maka jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Zainal Arifin (2012 : 246) “validitas isi sering digunakan dalam pengukuran hasil belajar”. Adapun tujuan utama dari jenis validitas ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa yang timbul pada peserta didik setelah proses pembelajaran terjadi. Validitas dapat kita cari dengan menghubungkan skor keseluruhan siswa dalam satu item (X) dengan skor yang diperoleh semua siswa (Y) yaitu dengan melalui tekhnik korelasi product moment Pearson dengan perumusan sebagai berikut :

(Zainal Arifin, 2012:279)

Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

N = Jumlah responden

(25)

41

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Y = Skor responden

Menurut Arikunto (2006 : 75) “ koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +-1,00.” Koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan, sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi besarnya koefisien korelasi sebagai berikut :

Antara 0,800 – 1,00 Validitas sangat tinggi.

Antara 0,600 – 0,800 Validitas tinggi.

Antara 0,400 – 0,600 Validitas cukup

Antara 0,200 – 0,400 Validitas rendah

Antara 0,00 – 0,200 Validitas sangat rendah

Setelah diperoleh hasil validitas, kemudian diuji juga tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus :

(Zainal Arifin, 2012 : 280)

Keterangan :

t : nilai t hitung

r : koefisien korelasi

n : jumlah banyak subjek

Nilai t hitung kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n-2. Apabila t hitung lebih besar daripada t tabel, maka item dikatakan valid, namun bila t hitung lebih kecil daripada t tabel maka item tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

(26)

42

dikatakan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Instrumen yang digunakan adalah berbentuk soal pilihan ganda, maka teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Spearman Brown. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas

tes yaitu :

(Zainal Arifin, 2012 : 249) Keterangan :

n = panjang tes yang selalu sama dengan 2 karena seluruh tes =

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan tabel 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.5

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 ≤ r ≤ 0,80 Tinggi

0,41 ≤ r ≤ 0,60 Cukup

0,21 ≤ r ≤ 0,40 Rendah

0,00 ≤ r ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2006 : 93)

3. Tingkat Kesukaran Soal

(27)

43

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara maksimal. Untuk mencari tingkat kesukaran soal maka rumus yang digunakan adalah :

(Arifin, 2009:266) Keterangan :

WL : jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH : jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL : jumlah kelompok bawah

nH : jumlah kelompok atas

Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal menurut Zainal Arifin (2009 : 270) yaitu :

a. Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah b. Jika jumlah persentase 28%-72% termasuk sedang

c. Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar

4. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2006 : 211) “daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal tersebut untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah”. Daya pembeda bertujuan untuk mengetahui butir soal mana yang mampu dikuasai oleh peserta didik. Rumus yang digunakan dalam menghitung daya pembeda adalah :

D

=

(Arikunto, 2003 : 213)

Keterangan :

D = Indeks daya pembeda butir soal tertentu JA = Jumlah kelompok atas

JB = Jumlah kelompok bawah

(28)

44

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut, maka dapat digunakan kriteria sebagai berikut :

0,00 – 0,20 : jelek (poor)

0,20 – 0,40 : Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 : baik (good)

0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)

D.Teknik Analisi Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan analisis data yang digunakan, apabila data yang diperoleh berdistribusi normal maka dapat menggunakan statistika prametrik, namun apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah statistik non-parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan one sample Kolmogorov Smirnov yang bertujuan untuk apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dapat dihitung dengan menggunakan bantuan SPSS ( Statistical Product And Service Solution ) yaitu dengan cara memasukan data hasil penelitian aspek mengingat, aspek memahami, dan aspek menerapkan pada kelompok eksperimen. Kemudian melakukan analyze dengan memilih non parametric test sample K-S. Selanjutnya akan diperoleh hasil bahwa data yang signifikansinya di atas 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika data signifikansinya di bawah 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

2. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah Paired Sample t-test karena dalam penelitian ini hanya ada satu kelompok saja. Paired sample t-tes

(29)

45

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji hipotesis dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan data analysis yang terdapat pada program Microsoft Excel, yaitu dengan cara memilih t-test : paires two sample for means yang ada pada data analysis kemudian memasukan data hasil posttest dan pretest pada aspek mengingat, aspek memahami, dan aspek menerapkan. Selanjutnya akan diperoleh hasil skor rata-rata pretest dan posttest, nilai t hitung, dan nilai t tabelnya. Apabila hasil perhitungan thitung > ttabel, maka berbeda secara signifikan (H0 ditolak) dan sebaliknya jika thitung < ttabel, maka tidak berbeda secara signifikan (H0 diterima)

E.Langkah-langkah Penelitian

Prosedur penelitian secara umum dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : 1. Membuat rancangan penelitian

a. Memilih masalah penelitian dengan melakukan studi literatur terlebih dahulu seperti buku bacaan, internet, skripsi, dan sebagainya.

b. Melakukan studi pendahuluan yang terdiri dari 3 objek, yaitu paper (skripsi, buku, internet, dsb), person (konsultasi dengan dosen pembimbing Akademik dan guru Teknologi Informasi dan Komunikas / TIK), dan place (mengunjungi sekolah yang terkait, melihat kondisi kelas, fasilitas belajar, dan kondisi laboratorium komputer).

c. Merumuskan masalah dengan melakukan perumusan judul, membuat desain penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan diteliti. Kegiatan ini disertai dengan konsultasi dengan dosen pembimbing Akademik.

d. Setelah masalah ditemukan, peneliti kemudian merumuskan asumsi dasar penelitian yang ditindaklanjuti oleh perumusan hipotesis.

e. Memilih pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi eksperimen. f. Menentukan variabel dan sumber data. Terdapat dua variabel dalam

penelitian ini yaitu penerapan model cooperative learning tipe student facilitator and explaining dan hasil belajar siswa. Sumber data berasal dari

(30)

46

g. Menentukan dan menyusun instrumen yang dilakukan atas kerjasama dengan dosen pembimbing skripsi dan Guru mata pelajaran TIK. Pelaksanaan Penelitian

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data diawali dengan menentukan kelas mana yang akan menjadi kelas eksperimen. Kelas eksperimen ini akan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran cooperative learning tipe student facilitator and explaining. Setelah diberikan perlakuan, dan kelas tersebut diberikan posttest.

3. Analisis Data

Dalam penelitian ini dilakukan proses analisis data yang terdiri atas uji normalitas dan uji hipotesis.

4. Menarik Kesimpulan

Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan dengan hasil pengolahan data dari hasil pretest dan posttest dan kesimpulan dari rumusan masalah dan hipotesis.

5. Membuat laporan penelitian

Menulis laporan penelitian dalam bentuk tertulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah tahun 2012.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang harus didefinisikan secara operasional, yaitu :

a. Model pembelajaran merupakan suatu prosedur sistematis yang dilakukan guru pada kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b. Cooperative Learning dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu model

pembelajaran dimana dalam prosesnya peserta didik dibagi menjadi

(31)

47

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Belajar dalam penelitian ini diartikan sebagai kegiatan siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan, berlatih, merubah tingkah laku atau tanggapan melalui interaksinya dengan lingkungan.

d. Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah salah satu mata pelajaran yang ada di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimana semua siswa wajib mempelajarinya.

e. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berupa skor-skor dari hasil pretes dan postes yang dilakukan saat penelitian. Hasil belajar yang

(32)

76 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai penerapan model cooperative learning tipe Student Facilitator and Explaining terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK pada

siswa kelas VIII di SMPN 26 Bandung, menunjukkan nilai rata-rata posttest lebih tinggi dari nilai rata-rata pretest. Maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara pretest dan posttest sebelum dan sesudah diterapkan model cooperative learning tipe Student Facilitator and Explaining pada mata pelajaran TIK materi menu dan ikon

program pengolah kata. 2. Kesimpulan Khusus

Secara rinci, kesimpulan khusus yang ada pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Terdapat perbedaan hasil belajar antara pretest dan posttest sebelum dan sesudah diterapkan model cooperative learning tipe Student Facilitator and Explaining dilihat dari aspek mengingat pada mata

pelajaran TIK materi menu dan ikon program pengolah kata kelas VIII di SMPN 26 Bandung. Model pembelajaran tipe ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada aspek mengingat karena terjadinya pengulangan penyampaian materi dalam proses pembelajaran. Dalam aspek ini, siswa mampu mengidentifikasi dan menyebutkan fungsi menu dan ikon pada menu bar dan toolbar drawing

pada program pengolah kata.

(33)

77

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Facilitator and Explaining dilihat dari aspek memahami pada mata

pelajaran TIK materi menu dan ikon program pengolah kata kelas VIII di SMPN 26 Bandung. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada aspek memahami adalah siswa menggunakan bagan atau peta konsep ketika proses penyampaian materi kepada siswa yang lainnya. Dalam aspek ini, siswa mampu mengklasifikasikan menu dan ikon pada menu bar dan toolbar standar serta menjelaskan fungsi menu dan ikon pada toolbar standar dan toolbar drawing.

c. Terdapat perbedaan hasil belajar antara pretest dan posttest sebelum dan sesudah diterapkan model cooperative learning tipe Student Facilitator and Explaining dilihat dari aspek menerapkan pada mata

pelajaran TIK materi menu dan ikon program pengolah kata kelas VIII di SMPN 26 Bandung. Model pembelajaran tipe ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada aspek menerapkan karena setelah siswa menjelaskan dan mendemonstrasikan cara penggunaan menu dan ikon program pengolah kata, guru mendemonstrasikan kembali secara terperinci dan siswa ikut mempraktikannya. Pada aspek ini siswa mampu menggunakan menu dan ikon pada toolbar formatting, toolbar standar dan toolbar drawing, melakukan langkah-langkah membuka aplikasi pengolah kata dan menyeleksi teks, serta dapat mengaplikasikan cara menggunakam menu dan ikon pada menu bar.

B.Rekomendasi

Berdasarkan simpulan yang sudah dijelaskan di atas bahwa penerapan model cooperative learning tipe Student Facilitator and Explaining dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dilihat dari aspek mengingat, memahami, dan menerapkan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) di SMPN 26 Bandung, maka peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut :

(34)

78

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah hendaknya setiap guru menerapkan model pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya yaitu model cooperative learning tipe Student Facilitator and Explaining. Penerapan model pembelajaran tipe ini lebih

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan dioptimalkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Para guru khususnya guru TIK disarankan untuk menggunakan model cooperative learning tipe Student Facilitator and

Explaining demi terciptanya suasana belajar kelas yang menyenangkan,

kegiatan pembelajaran lebih efektif, dan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan khususnya bagi konsentrasi Pendidikan Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mengembangkan model pembelajaran seperti model cooperative learning tipe Student Facilitator and Explaining yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan sebagai pengembang kurikulum yang akan mencetak para Guru TIK diharapkan dapat memunculkan inovasi-inovasi baru mengenai model pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, baik ranah kognitif maupun ranah afektif atau psikomotor. Inovasi dalam model pembelajaran ini tentunya harus sesuai dengan kebutuhan siswa dan kurikulum yang digunakan oleh sekolah.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi

(35)

79

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan berbagai komponen dan unsur pembelajaran. Peneliti menganjurkan kepada peneliti selanjutnya untuk menerapkan model pembelajaran tipe Student Facilitator and Explaining tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran

TIK saja, namun diterapkan juga pada mata pelajaran lainnya. Peneliti selanjutnya bisi meneliti apakah model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran selain TIK dan ketika meneliti hasil belajar, aspek yang teliti hasilnya harus seimbang

(36)

80

DAFTAR PUSTAKA

Aditun, (2007) Kaedah Pembelajaran Kooperatif, tersedia : http:// aditun. Tripod.com

Aqib, Zainal (2013) Prinsip-Prinsip Belajar, tersedia : http://www.psychologymania.com/2013/01/prinsip-prinsip-belajar.html ( 7 Januari 2013)

Arifin, Zainal, (2009) Evaluasi Pembelajaran : Prinsip-teknik-prosedur, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Arifin, Zainal. (2012) Penelitian Pendidikan : Metode dan Paradigma Baru, Cetakan Kedua, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (1993) Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Awan, Gun, (2009) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai

Media Pembelajaran, tersedia :

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-sebagai-media-pembelajaran/ (18 Maret 2009)

Darmadi, Hamid. (2011) Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan kesatu, Bandung : Alfabeta.

Dikdik, dkk, (2010) Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), tersedia :

Dimyati & Mudjiono. (2010) Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta

(37)

81

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guruvalah, (2012) Kontribusi Intelegensi dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar, tersedia : http://www.geocities.ws/guruvalah/hasil_belajar_bab2b.pdf

Hamalik, Oemar. (2010) Proses Belajar Mengajar, Jakarta : PT Bumi Aksara

Hariyanto, S.Pd, (2010) Macam-macam Teori Belajar, tersedia : http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ ( 3 November 2010 )

Husein, M, (2010) Implementasi Cooperative Learning Melalui Strategi Crossword Puzzle Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas VII MTS Yaspuri di Malang, tersedia : http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/05110076-m-husein.ps ( Februari 2010)

Isjoni, (2009) Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok), Bandung : Alfabeta

Majid, Abdul. (2008) Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Monks, Knoers dan Rahayu Haditomo. (1998) Psikologi Perkembangan, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Narotama, (2011) Model Analisis Statistik dengan SPSS 17, tersedia :

http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2011/12/25-Model-Analisis-Statistik-dengan-SPSS-17.pdf (25 Desember 2012)

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. (1991) Metodologi Penelitian dan Beberapa Implikasinya dalam Penelitian Geografi, Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM

Nurwakhidah (2011) KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH DENGAN PEMUTARAN FILM PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS VII DI MTS NU NURUL HUDA SEMARANG, tersedia : jtptiain-gdl-nurwakidah-5727-1-063811025.pdf

Prasetyo, Eko, (2010) Pengaruh Model Student Facilitator and Explaining Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Materi Invertebrata di SMA 1 Boja, tersedia : lib.unnes.ac.id/5729/1/6627_A.pdf (2010).

(38)

82

Rinekso Langgeng, Abram, (2012) Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Student Facilitator And Explaining terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK di SMAN 1 Mertoyudan, tersedia : http://eprints.uny.ac.id/6831/1/PENGARUH%20PENERAPAN%20METO DE%20PEMBELAJARAN%20STUDENT%20FACILITATOR%20AND%2 0EXPLAINING%20TERHADAP%20MINAT%20BELAJAR%20.pdf (08 Oktober 2012).

Rohani, Ahmad. (2004) Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. (2008) Manajemen Kurikulum : Seri Manajemen Sekolah Bermutu, Bandung : Mulia Mandiri Press.

Rusman. (2010) Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Bandung : Mulia Mandiri Press.

Rusman. (2012) Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : PT Raja Gracindo Persada.

Samian, (2008) Uji Perbedaan t-test, tersedia : http://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/uji-perbedaan-t-test.pdf ( Oktober 2008)

Samsudin, Achmad (2010) Statistika Non Parametrik : Uji Tanda, Uji Wilcoxon,

dan Kolmogorov Smirnov, tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/AHMAD_SA MSUDIN/Statistika%20Dasar/MODUL_10x.pdf (2010)

Sanjaya, Wina. (2006) Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Kencana.

Slameto. (2010) Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana, N. (1991) Teori-teori Belajar untuk Pengajaran, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sugihartono, dkk (2007) Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : UNY Press

Sugiyono. (2013) Metodologi Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Cetakan ke-16, Bandung : Alfabeta.

Sukardi. (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya, Cetakan Kedua, Jakarta : PT Bumi Aksara.

(39)

83

Dias Susilowati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Facilitator And Explaning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suprijono, Agus. (2009) Coopertaive Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Syafwan, Ahmad, (2012) PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 1 KARANG BARU KABUPATEN ACEH TAMIAN, tersedia :

http://digilib.unimed.ac.id/pengaruh-strategi-pembelajaran-dan- kemandirian-terhadap-hasil-belajar-teknologi-informasi-dan-komunikasi-siswa-sma-negeri-1-karang-baru-kabupaten-aceh-tamiang-23517.html (09 Maret 2012).

Syaodih, Nana. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT.Remaja.

Taniredja, Tukiran, dan Mustafidah (2012) Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar), Cetakan Kedua, Bandung : Alfabeta.

Tohirin. (2005) Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindon Persada.

Trianto. (2009) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta : Kencana.

Gambar

Tabel 3.1                 Variabel bebas
tabel desain penelitian one group pretest posttest desain.
Tabel 3.3 Gambaran Populasi Penelitian
Sampel PenelitianTabel 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun hukum acara pidana sudah diatur dalam undang-undang namun dalam penyelesaian kasus penganiayaan adakalanya antara pelaku tindak pidana dan

For this assessment, subjects 15 years old or more had their visual acuity measured using the Snellen chart and their mental health status determined using the

Hubungan Pola Asuh dan Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 13-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado.. Risk Factors For

Wredha agar para lansia tidak mengalami depresi, serta. memperhatikan pola makan dan menganjurkan

Dalam ANT, sebuah budaya atau tidak dapat dikatakan lahir dengan sendirinya. Budaya lahir dari berbagai proses sosial yang didalamnya terdapat rekayasa heterogen dimana

Dengan demikian, kegiatan PPL ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak sekolah maupun kepada mahasiswa sendiri untuk mengembangkan kemampuannya dan

Kompetensi guru reguler dalam melayani anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Cis-Oleil-Imidazolinium Tetrakloromanganat(II) telah digunakan sebagai material gel pemancar cahaya dengan cahaya yang dihasilkan berwarna hijau dengan tegangan yang