• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH BERCIRI KHAS AGAMA ISLAM : Studi pada Program IPS di Madrasah Aliyah Negeri Surade.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH BERCIRI KHAS AGAMA ISLAM : Studi pada Program IPS di Madrasah Aliyah Negeri Surade."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KURIKULUM

PENDIDIKAN MENENGAH BERCIRI KHAS AGAMA ISLAM (Studi pada Program IPS di Madrasah Aliyah Negeri Surade)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pengembangan Kurikulum

<*JZ!AL+

Disusun Oleh :

YUSUF SUMARJA

NIM :009578

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2003

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul: "Implementasi

Kurikulum Pendidikan Menengah Berciri Khas Agama Islam- Studi pada

program IPS di MAN Surade" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

yang dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini saya siap

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian

ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya tulis saya

ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

(3)
(4)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing

Prof. DR. H. ISHAK ABDULHAK

Pembimbing II,

(5)

ABSTRAK

Madrasah Aliyah (MA) adalah Sekolah Menengah Umum (SMU)

yang berciri khas Agama Islam yang memiliki kurikulum tersendiri dan

berbeda dengan kurikulum SMU.

Tuntutan Kurikulum Pendidikan Menengah Berciri khas Agama

Islam yaitu: Siswa lulusan MA harus memiliki kemampuan dalam mata

peiajaran umum setara dengan siswa luiusan SMU dan memiliki

kemampuan dalam bidang Agama Islam.

Untuk mendukung tercapainya tuntutan tersebut telah disusun

Kurikulum Madrasah Aliyah 1994 dengan mengetengahkan ciri khas

Agama islam yang ditandai dengan diajarkannya mata peiajaran- (1)

Qur'an Hadits, (2) Aqidah Akhlaq. (3) Fiqh Syariah dan (4) Sejarah

Kebudayaan Islam.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana

Implementasi Kurikulum Pendidikan Menengah Berciri Khas Agama

Islam sehubungan dengan tuntutan kurikulum khususnya pada sajah

satu program umum yang diseienggarakan di MA Surade adalah

program llmu Penoetahuan Sosial,

Penelitian In difokuskan pada tiga konteks permasaiahan:

pertama mengenai konteks penyelenggaraan program IPS: kedua,

konteks implementasi kurikulum dan ketiga; konteks hasi! belajar siswa

dengan tuntutan Ciri Khas Agama Islam.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kuaiitatif karena permasaiahan yang diteliti sangat kompleks dan

memeriukan kriteria pengukuran terhadap penyelenggaraan program

IPS kemampuan dasar dan profil guru sebagai alat evaluasi dalam.

melihat implementasi kurikulum serta kualitas siswa sebagai alat untuk

melihat hasil belajar siswa dari program tersebut.

Adapun data dikumpulkan dengan cara observasi, reduksi,

display data dan penarikan kesimpulan.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut: (1) Guru masih belum memahami tuntutan kurikulum

1994; (2) Guru dalam mengajar di kelas belum sepenuhnya melakukan

persiapan pembelajaran sebagaimana mestinya: (3) Prinsip-prmsip

dasar syariah dan muamalah masih belum dapat diaplikasikan baik

oieh quoi ron.-p.m oleh siswa. (4) Sarana dan prasarana ibadah masih

masih belum memadai: (5) Pembinaan Kepala MAN Surade dan

Pengawas Pendidikan Agama Islam masih kurang menyentuh.

Berdasarkan hasil temuan ini direkomendasikan kepada guru

aqar dalam menaimpie.nentasikan kurikulum selalu memperhatikan

tuntutan ciri khas Aaama Islam, kepada Kepala MA dan Pengawas agar

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Masalah yang Menjadi Fokus Penelitian 5

C. Pembatasan Masalah 9

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

1. Tujuan Penelitian 10

2. Manfaat yang Diharapkan 10

BAB. II KERANGKA KERJA TEORITIS

A. Program llmu Pengetahuan Sosial pada

Pendidikan Menengah 13

1. Konsep dan Teori llmu Pengetahuan Sosial 13

2. Kurikulum Pendidikan llmu Pengetahuan

Sosial 15

B. Implementasi Kurikulum 17

1. Konsep dan Teori Implementasi Kurikulum 17 2. Peran Guru Dalam implementasi

Kurikulum 24

3. Pengembangan Kurikulum sebagai upaya Keberhasilan Implementasi Kurikulum 25 4. Implementasi Kurikulum Pendidikan IPS pada

Pendidikan Menengah Berciri Khas Agama

Islam 28

C. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 30

1. Kurikulum Madrasah Aliyah 30

2. Tujuan Madrasah Aliyah 32

3. Kedudukan Madrasah Aliyah Negeri 47

BAB. Ill METODE PENELITIAN

A. Fokus Masaiah Penelitian 56

1. Pengelolaan Program IPS dan Kriteria

Pengukurannya 56

2. Implementasi Kurikulum dan Kriteria

Pengukurannya 61

(7)

B. Metode Penelitian 62

C. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 64 D. Prosedur Pengumpulan Data 64

E. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data 65

F. Tahapan Penelitian 67

BAB. IV DESKRIPSI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Objektif Madrasah Aliyah Negeri Surade.... 69 1. Sejarah Berdirinya MAN Surade 69 2. Perkembangan Status MAN Surade 70

3. Profil MAN Surade 71

4. Kurikulum yang berlaku di MAN Surade 74

B. Hasil Analisis Data 78

1. Pengelolaan Proses Belajar Mengajar.

Program IPS di MAN Surade

78

2. Implementasi Kurikulum Program IPS di MAN

Surade 83

3. Kualitas Hasil Belajar Siswa 88

C. Pembahasan 94

1. Pengelolaan Proses Belajar Mengajar

Program IPS di MAN Surade

94

2. Implementasi Kurikulum Program IPS di MAN

Surade 96

3. Kualitas Hasil Belajar Siswa 98

D. Temuan Hasil Penelitian 102

E. Keterbatasan Penelitian 102

BAB. V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.

Kesimpulan

1°7

1. Kesimpulan Umum

1°7

2. Kesimpulan Khusus

11°

B. Rekomendasi 116

1. Guru Mata Peiajaran IPS

116

2. Kepala MAN Surade

116

3. Pengawas Pendidikan Agama Islam

11/

4. Peneliti Berikutnya

H9

5. Departemen Agama

12°

DAFTAR PUSTAKA

125

LAMPIRAN-LAMPIRAN

129

(8)

No. 7. No. Tabel Tabel 1. DAFTAR TABEL Keterangan

Jumlah Siswa MAN Surade

sampai dengan 31 Agustus 2002

Tabe! 2. I Jumlah Kelas

j sampai dengan 31 Agustus 2002

Tabe! 3. Tabel 4. Tabe! 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabe! 8. Tabe! 9.

Jumlah Kelas III Berdasarkan Program Studi

sampai dengan 31 Agustus 2002

Jumlah Siswa Kelas III Berdasarkan Program Studi

sampai dengan 31 Agustus 2002

"Susunan Program Kurikulum Madrasah Aliyah

Kelas I dan Kelas II

Susunan Program Kurikulum Madrasah Aliyah

Kelas ill Program Studi IPS

Sarana dan Prasarana MAN Surade

Sarana dan Prasarana Penunjang

Program Studi IPS MAN Surade

Daftar Rata-rata Nilai EBTANAS

Program Studi IPS MAN Surade

Tahun Peiajaran 2000/2001 dan 2001/2002

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional merupakan alat dan sekaligus tujuan

yang sangat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dari Tujuan

Nasional. Dengan demikian, Pendidikan Nasional berfungsi sebagai

alat utama untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan

mutu kehidupan manusia dan martabat bangsa Indonesia.

Tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana dinyatakan dalam

Bab IV Pasal 4 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan

Nasional

adalah

untuk

mencerdaskan

bangsa

dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan Nasional di Indonesia diselenggarakan dalam

berbagai tingkatan yang mencakup satuan Pendidikan Dasar,

Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi yang pelaksanaannya

(10)

masing-masing

dan

rumusan

tersendiri

yang

lebih

jelas dan

operasional.

Pendidikan Menengah merupakan pendidikan yang

menitikberatkan pada aspek pengembangan siswa secara pribadi

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota

masyarakat dalam mengimplementasikan teori-teori yang didapatkan

secara formal di lingkungan sekolah melalui hubungan timbal balik

dengan lingkungan sosial-budaya dan alam sekitarnya. Secara

eksplisit, tujuan tersebut ditegaskan dalam Bab II Pasal 2 Peraturan

Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

yakni:

"Meningkatkan

pengetahuan

siswa

untuk

melanjutkan

pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan diri

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian."

Salah satu sub sistem Pendidikan Nasional dari satuan jenjang

Pendidikan Menengah di Indonesia adalah Madrasah Aliyah.

Madrasah Aliyah (MA) adalah Sekolah Menengah Umum yang

Berciri Khas Agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen

Agama R.I. sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Bab I Pasal 1 Butir

6 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Menengah.

'Berciri Khas Agama Islam' dimaksud antara lain diwujudkan

(11)

Pendidikan Agama yaitu Qur'an-Hadits, Fiqh, Akidah Akhlak, dan

Sejarah Kebudayaan Islam.

Adapun

pelaksanaan

proses

belajar-mengajar

di

MA

berpedoman pada kurikulum khusus yang terpisah dari kurikulum

sekolah menengah umum sesuai dengan bab IX pasal 20 Peraturan

Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 373

Tahun 1993 tentang Kurikulum Madrasah Aliyah.

Dengan kedudukan MA yang mengalami perubahan dari

pendidikan keagamaan menjadi pendidikan umum yang berciri khas

agama Islam dengan diikuti perubahan kurikulumnya, terutama

susunan program mata peiajaran umum, maka MA bersama unit-unit

terkait

dalam

lingkungan

Departemen

Agama

hams

mampu

meningkatkan pembinaan dan mempersiapkan din dalam segala

aspek pendidikan yang secara langsung menunjang terhadap

keberhasilan implementasi kurikulum secara keseluruhan, khususnya

implementasi pada mata peiajaran umum yang selama ini menjadi titik

lemah pada MA.

Titik-titik lemah pada MA biasanya terletak pada mata

peiajaran umum yang selanjutnya akan terkait dengan proses

belajar-mengajarnya. Mata peiajaran umum yang dimaksud mencakup bidang

llmu Pengetahuan Alam (IPA), llmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan

(12)

tahun terakhir yang mengungkapkan bahwa pada bidang-bidang

tersebut terdapat banyak kelemahan, di samping kekuatan, peluang

dan arah bagi peningkatan mutu.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Surade di Kec. Surade Kab.

Sukabumi yang merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional

Indonesia adalah salah satu perwujudan dari kebutuhan masyarakat

terhadap pendidikan menengah yang berciri khas agama Islam di Kec.

Surade. Berdirinya sekolah ini tidak terlepas dari situasi dan kondisi

lingkungan di Kec. Surade yang sebagian besar masyarakatnya

beragama Islam.

Sebagai lembaga pendidikan formal yang hasil belajarnya

diharapkan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan formal

yang lebih tinggi lagi, tentunya dalam proses belajar-mengajarpun

berpedoman

pada

kurikulum

yang

berlaku

untuk

pendidikan

menengah. Dalam penerapan kurikulumnya pun tidak terlepas dari

situasi dan kondisi masyarakat yang membutuhkan pendidikan agama

secara khusus di satu sisi, dan pendidikan umum di sisi lain. Oleh

karena itu, madrasah ini membuka program-program pendidikan umum

yang sesuai dengan kurikulum pendidikan sekolah menengah umum,

yakni Program IPA, Program IPS, dan Program Bahasa.

Dengan diselenggarakannya program-program umum pada

pendidikan menengah yang berciri khas agama Islam ini, MAN Surade

(13)

masyarakat akan pendidikan umum yang tidak ingin terlepas dari

pendidikan agama secara khusus. Oleh karena itu, minat masyarakat

terhadap keberadaan MAN Surade untuk pendidikan putra-putrinya

semakin meningkat. Hal ini terbukti dari kuantitas siswa MAN Surade

yang setiap tahunnya meningkat.

Salah satu program umum yang diselenggarakan di MAN

Surade adalah Program IPS. Program ini cukup diminati meskipun

masih

terdapat

kelemahan

dan

kekurangan

dalam

penyelenggaraannya. Oleh karena itu, penelitian ini akan diarahkan

pada penyelenggaraan Program IPS di MAN Surade untuk dapat

mencermati kelemahan dan kekurangannya dalam rangka peningkatan

kualitas hasil belajar dari sekolah tersebut.

B. Masalah yang Menjadi Fokus Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga konteks permasaiahan: pertama,

mengenai

konteks

penyelenggaraan

program;

kedua

konteks

implementasi kurikulum yang tidak terlepas dari sekolah yang berciri

khas agama Islam; dan ketiga konteks hasil belajar dari program

tersebut.

Idealnya,

Kurikulum

Madrasah

Aliyah

1994,

dapat

menghasilkan lulusan MA yang memiliki kemampuan di bidang ilmu

pengetahuan umum setara dengan lulusan sekolah menengah umum,

(14)

memiliki keungguian pengetahuan dan keterampilan di bidang agama

Islam, namun kenyataannya kecenderungan saat ini belum dapat

memenuhi harapan tersebut. Diasumsikan hal ini dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik yang berkenaan dengan latar belakang siswa,

proses belajar mengajar dan lingkungan.

Oleh karena itu faktor yang menentukan keberhasilan

Kurikulum Madrasah Aliyah 1994 sesuai dengan tiga konteks tersebut

di atas antara lain: faktor keberadaan sekolah dalam

menyelenggarakan Program IPS, kualitas guru yang terlibat dalam

penyelenggaraan Program IPS, dan kualitas siswa yang mengikuti

program IPS.

Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari parameter-parameter

yang dijadikan referensi dalam penelitian ini.

1. Faktor Keberadaan Sekolah dalam Menyelenggarakan Program IPS

Keberadaan sekolah, khususnya dalam menyelenggarakan

Program IPS di MAN Surade mencakup ketersediaan fasilitas

pelaksanaan proses belajar-mengajar serta keberadaan lingkungan

sekitar sekolah. Yang menjadi parameter antara lain dapat dilihat

dari:

(1). Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran Program

(15)

(2). Ketersediaan guru mata peiajaran IPS.

(3). Kondisi dan pemanfaatan sarana dan prasarana proses

belajar-mengajar pada Program IPS.

(4). Pengawasan yang dilakukan oleh guru-guru terhadap siswa

dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar pada Program

IPS.

(5). Ketersediaan sarana dan prasarana ibadah.

(6). Kondisi dan pemanfaatan sarana dan prasarana ibadah.

(7). Pengawasan yang dilakukan oleh guru-guru terhadap siswa

dalam pelaksanaan ibadah.

(8).

Dukungan lingkungan terhadap kelangsungan proses

belajar-mengajar.

(9). Supervisi dan pembinaan Kepala MAN Surade terhadap

guru-guru serta metode dan implementasi kurikulum.

(10). Supervisi dan pembinaan Pengawas Pendidikan Agama

Islam (PPAI) terhadap penyelenggaraan program, guru-guru

serta metode dan implementasi kurikulum.

(11). Kepedulian orang tua dalam membantu penyelenggaraan

pendidikan secara umum.

2. Faktor Kualitas Guru yang Terlibat dalam Pengelolaan

Program IPS

Sebagai penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan

(16)

dominan. Guru mata peiajaran IPS di MA idealnya sela

memiliki kemampuan mengenai substansi mata peiajaran IP

dituntut untuk memiliki kemampuan dalam agama Islam, baik

secara pemahaman ataupun secara pengamalannya, terlebih lagi

pemahaman agama Islam yang terkait dengan mata peiajaran IPS.

Oleh karena itu sebagai parameter dari faktor tersebut

antara lain:

(1).

Pemahaman guru terhadap Kurikulum Madrasah Aliyah 1994

dan materi peiajaran serta pengaruhnya terhadap

implementasi kurikulum itu.

(2).

Pemahaman guru terhadap tuntutan ciri khas Agama Islam

yang harus mewamai setiap aktivitas pendidikan di MAN

Surade.

(3).

Upaya guru dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan

terhadap kurikulum Madrasah Aliyah 1994 dan penguasaan

materi peiajaran.

(4).

Upaya guru dalam memberikan nuansa Islam kedalam materi

peiajaran IPS.

(5).

Interaksi dan komunikasi guru dengan teman sejawat,

terutama dengan guru mata peiajaran sejenis.

(6).

Upaya pembinaan dan pelatihan yang dilakukan oleh pihak

Departemen Agama baik pada Tingkat Regional dan Tingkat

(17)

3. Faktor Kualitas siswa yang mengikuti program IPS

Dalam menentukan kualitas hasil belajar pada Program IPS

di MAN Surade, dalam hal ini adalah faktor siswa yang diharapkan

agar setara dengan hasil belajar dari sekolah menengah umum

yang menjadi parameter antara lain:

(1). Latar belakang siswa.

(2).

Aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar di

sekolah.

(3). Aktivitas siswa belajar di rumah.

(4).

Pengerjaan tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.

(5).

Dukungan orang tua terhadap kegiatan belajar siswa di

rumah.

C. Pembatasan Masalah

Dari uraian di atas, maka batasan masalah yang akan menjadi

fokus penelitian ini adalah:

(1). Bagaimana Pengelolaan Program IPS di MAN Surade?

(2). Bagaimana implementasi kurikulum Program IPS dalam proses

belajar-mengajar pada di MAN Surade?

(18)

D. Tujuan dan Manfaat yang Diharapkan

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

(1). Memperoleh data tentang pengelolaan Program IPS di MAN

Surade.

(2). Memperoleh data tentang implementasi kurikulum Program

IPS yang diselenggarakan di MAN Surade.

(3). Memperoleh data tentang kualitas hasil belajar Program IPS di

MAN Surade.

2. Manfaat yang Diharapkan

1). Manfaat Teoritis

Pandangan yang dikemukakan oleh Nana Syaodih

(1997:199) bahwa pelaksanaan kurikulum atau disebut juga

implementasi kurikulum meliputi penerapan semua rencana

yang tercantum dalam kurikulum tertulis. Selanjutnya HS Hamid

(1988)

mengemukakan

pandangan

Beauchamp

yang

menjelaskan bahwa Implementasi Kurikulum yaitu upaya untuk

merealisasikan ide, konsep dan nilai-nilai yang terkandung

dalam kurikulum tertulis menjadi kenyataan. Atas dasar kedua

definisi diatas, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

(19)

yang bermanfaat dalam mendalami Implementasi kurikulum

pendidikan menengah berciri khas agama Islam dalam:

a). Kegiatan belajar siswa MAN Surade.

b). Keberadaan guru mata peiajaran IPS di MAN Surade.

c). Implementasi Kurikulum Madrasah Aliyah 1994.

d). Keberhasilan pembelajaran di MAN Surade.

2). Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat

bermanfaat dan memberikan konthbusi terhadap upaya

peningkatan kualitas implementasi mata peiajaran umum di MA.

Secara lebih rinci hasil penelitian ini bermanfaat bagi:

a). Guru, khususnya mata peiajaran IPS sebagai masukan

dalam memperbaiki kualitas pengajaran

b). Kepala MAN Surade, sebagai masukan dalam memperbaiki

kualitas supervisi dan pembinaannya.

c). Pengawas Pendidikan Agama (PPAI) sebagai masukan

dalam meningkatkan kualitas supervisi dan pembinaannya.

d). Jajaran

Departemen

Agama

dalam

hal

ini

adalah

Departemen Agama Kantor Kabupaten Sukabumi, Kantor

Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Barat, Dirjen

Binbaga Islam, sebagai laporan sekaligus masukan dan

(20)

12

Kepala MA dan PPAI yang menunjang implementasi

kurikulum pendidikan menengah yang berciri khas agama

Islam tingkat SLTA

e). Pihak-pihak

lain

yang

akan

meneliti

dan

mengkaji

implementasi

kurikulum,

diharapkan

menjadi

ilustrasi

sekaligus bahan masukan sehingga menghasilkan suatu

kajian implementasi kurikulum yang lebih lengkap dan lebih

(21)
(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Fokus Masalah Penelitian

Masalah pokok yang menjadi fokus dalam penelitian ini tidak

terlepas dari tiga konteks masalah yaitu tentang penyelenggaraan

program, implementasi kurikulum yang tidak terlepas dari sekolah yang

berciri khas agama Islam, dan hasil belajar dari program tersebut yang

dirangkum ke dalam masalah pokok penelitian yaitu "penyelenggaraan

Program IPS", "implementasi kurikulum Program IPS" dalam rangka

mencermati kualitas hasil belajar dari Program IPS di MAN Surade.

Oleh karena itu, sebagai pedoman dan referensi dalam

pelaksanaan penelitian ini perlu dilakukan pengukuran dengan

kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

1. Penyelenggaraan Program IPS dan kriteria pengukurannya

Penyelenggaraan Program IPS di MAN Surade meliputi

beberapa aspek di antaranya:

q Aspek ketersediaan guru mata peiajaran IPS,

• Aspek minat siswa,

• Aspek sarana dan prasarana, serta

a Aspek kondisi sosial masyarakat di lingkungan sekolah.

(23)

57

a. Aspek ketersediaan guru mata Peiajaran IPS dalam proses

belajar-mengajar pada Program IPS

Aspek ini menyangkut latar belakang pendidikan guru

mata peiajaran IPS, kapabilitas guru dalam proses

belajar-mengajar, interaksi guru dengan komponen sekolah, serta sikap

dan kepribadian guru pada umumnya.

1). Latar belakang pendidikan guru mata peiajaran IPS, dalam

hal ini guru mata peiajaran Sosiologi, Antropologi, Ekonomi,

dan Tata Negara dapat diukur dari:

(1). Fakultas Pendidikan Jurusan IPS atau

(2). Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris IPS atau

(3). Fakultas llmu Sosial

(4). Fakultas llmu Hukum atau

(5). Fakultas Ekonomi

2). Kapabilitas guru mata peiajaran IPS dalam penyampaian

materi peiajaran dapat diukur dari:

(1). Keterampilan mengajar

(2). Komunikasi dengan siswa di dalam kelas

(3). Keterampilan

menggunakan

aiat

peraga/praktek

(24)

58

3). Interaksi guru mata peiajaran IPS dengan seluruh komponen

dapat diukur dari:

(1). Komunikasi dengan Kepala sekolah dalam

kompetensinya sebagai guru mata peiajaran IPS

(2). Komunikasi dengan Pengawas Pendidikan dalam

kompetensinya sebagai guru mata peiajaran IPS

(3). Komunikasi antarsesama guru

(4). Komunikasi dengan siswa di Iuar kelas

(5). Komunikasi antarsesama komponen sekolah lainnya

(6). Komunikasi dengan masyarakat di lingkungan sekolah

4). Sikap dan kepribadian guru pada umumnya dapat diukur

dari:

(1). Kedisiplinan (2). Ketertiban (3). Kesopanan (4). Sabar

b. Aspek minat siswa terhadap Program IPS

Aspek ini mencakup kualitas dan kuantitas siswa daiam

mengikuti Program IPS.

1). Kualitas siswa yang mengikuti Program IPS dapat diukur

(25)

59

a). Nilai rata-rata siswa di kelas sebelum mengikuti Program

IPS yang meiiputi:

(1). Nilai rata-rata mata peiajaran IPS.

(2). Nilai rata-rata mata peiajaran Agama.

(3). Nilai rata-rata mata peiajaran umum lainnya.

b). Aktivitas siswa yang mengikuti Program IPS di sekolah

yang meiiputi:

(1). Kegiatan ekstra kurikuler

(2). Kegiatan organisasi intra sekolah

c). Sikap dan kepribadian siswa yang mengikuti Program

IPS pada umumnya yang mencakup akhlaqulkarimah:

(1). Dengan Kepala MAN, guru dan pegawai tata usaha

(2). Antarsesama siswa

(3). Dengan masyarakat dan lingkungan

2). Kuantitas siswa yang mengikuti Program IPS dapat diukur

dari perkembangan jumlah siswa yang berminat terhadap

Program IPS

c. Aspek sarana dan prasarana sekolah dalam penyelenggaraan Program IPS

Aspek ini mencakup sarana dan prasarana yang

dibutuhkan untuk keperiuan sekolah pada umumnya serta

(26)

60

1). Sarana dan prasarana sekolah pada umumnya: (1). Gedung sekolah

(2). Sarana peribadatan

(3). Sarana perpustakaan (4). Sarana ekstra kurikuler

2). Sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan proses

belajar-mengajar pada Program IPS pada umumnya:

(1). Kurikulum Madrasah Aliyah

(2). Metode pengajaran sesuai dengan Kurikulum Program

IPS pada Pendidikan Menengah Berciri Khas Agama

Islam

(3). Laboratorium/alat peraga (4). Pustaka/buku-buku referensi

d. Aspek kondisi masyarakat di lingkungan sekolah

Aspek ini menyangkut sikap masyarakat terhadap

penyelenggaraan Program IPS, meiiputi:

1). Dukungan masyarakat terhadap penyelenggaraan Program

IPS baik secara moral ataupun material.

2). Minat masyarakat dalam mengarahkan putra-putrinya untuk

(27)

61

2. Implementasi Kurikulum dan kriteria pengukurannya

Implementasi kurikulum Program IPS dalam proses

belajar-mengajar di MAN Surade meiiputi beberapa aspek di antaranya:

a. Aspek tuntutan Kurikulum Madrasah Aliyah 1994, antara

lain:

(1). Pencapaian target kurikulum

(2). Penunjang kurikulum (3). Sarana pembelajaran (4). Situasi pembelajaran (5). Proporsionalitas guru (6). Profesionalitas guru

(7). Profesionalitas Kepala Sekolah

(8). Kondisi budaya di lingkungan sekitar

(9). Dukungan orang tua dan masyarakat.

b. Aspek keberhasilan Kurikulum Madrasah Aliyah 1994,

antara lain:

(1). Kreativitas guru dalam proses belajar-mengajar

(2). Aktivitas siswa dalam proses belajar-smengajar

(3). Manajemen Kepala Sekolah

(4). Kerjasama orang tua murid dalam mengimplementasikan

kurikulum

(28)

62

c. Aspek pemahaman guru terhadap Kurikulum Madrasah Aliyah 1994, antara lain:

(1). Penguasaan materi

(2). Pengembangan materi berkenaan dengan sekolah yang

berciri khas agama Islam

(3). Ketepatan penggunaan metode mengajar (4). Peningkatan kompetensi guru

(5). Kontinuitas evaluasi Kepala Sekolah (6). Pembinaan Pengawas Bidang Studi IPS (7). Pembinaan Pengawas PAI

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah

metode penelitian kualitatif-evaluatif karena permasaiahan yang akan

diteliti sangat kompleks dan memeriukan kriteria pengukuran terhadap penyelenggaraan program, kemampuan dasar dan profil guru sebagai

alat evaluasi dalam melihat implementasi kurikulum, serta kualitas siswa sebagai hasil belajar dari program tersebut.

Karakteristik Penelitian kualitatif pada dasarnya menghendaki

agar data dikumpulkan oleh peneiiti itu sendiri dan mendatangi

sumbernya. Data-data yang dikumpulkan itu dapat berupa

narasi/kata-kata baik tertulis maupun lisan, dan bukan dalam bentuk angka-angka

(29)

63

digambarkan Stake (1976) dalam Hasan (1988-136) antara lain

menghendaki

agar

pengembangan

kriterianya

berdasarkan

pendekatan proses. Perbedaan pandangan dari orang-orang terlibat di

lapangan dalam melaksanakan kurikulum menjadi sumber untuk

mengembangkan kriteria evaluasi.

Evaluasi kualitatif model responsif memberikan perhatian yang

besar terhadap interaksi antara evaluator dengan pelaksana kurikulum

yang diharapkan dapat mengungkap permasaiahan secara obyektif

serta pemahaman terhadap kenyataan-kenyataan yang

ada di

lapangan khususnya tentang kemampuan guru mata peiajaran IPS

dalam implementasi kurikulum di lapangan.

Penelitian kualitatif tidak hanya menampilkan hasil yang

diperoleh oleh lembaga yang diteliti, tetapi lebih ditekankan kepada

proses kerja yang dilakukan (Sudjana et al., 1989).

Dengan metode ini diharapkan pula dapat diungkap data dan

informasi sebanyak mungkin tentang apa, mengapa dan bagaimana

implementasi kurikulum mata peiajaran IPS di MAN Surade Kabupaten

Sukabumi,

sekaligus dengan kandungan maknanya dari setiap

perilaku yang ditampilkan oleh masing-masing individu. Data dan

informasi yang dikumpulkan tidak berasal dari satu sumber saja, tetapi

dari beberapa sumber sehingga kualitas keabsahan akan lebih dapat

(30)

64

C. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu

metode kualitatif-evaluatif, maka pengumpulan data dan informasi

disesuaikan dengan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini. Data maupun informasi yang dihimpun sepenuhnya

merupakan pandangan responden, sebagai peneliti tidak melakukan

pengaruh terhadap pandangan responden. Sesuai dengan masalah

yang dimaksud di atas, maka dalam pengumpulan data maupun informasi difokuskan kepada tiga konteks permasaiahan yakni

penyelenggaraan program; implementasi kurikulum yang tidak terlepas

dari sekolah yang berciri khas agama Islam; dan hasil belajar dari

program tersebut.

Teknik pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini

adalah observasi dan wawancara mendalam.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data berdasarkan pada petunjuk-petunjuk dalam penelitian kualitatif, khususnya untuk format studi kasus dilakukan

dengan prosedur sebagai berikut:

(31)

Survey pendahuluan dimulai dengan memproses ptos^J%*£* ./ ji

surat ijin penelitian dan observasi yang bersifat umum di M,

Surade dalam rangka menentukan konsentrasi penelitian.

2. Eksplorasi

Untuk memperoleh data primer dilakukan observasi dan wawancara kepada subyek penelitian (20 orang siswa Program IPS, 4 orang guru mata peiajaran IPS, 4 orang guru mata peiajaran lain, Kepala Madrasah, Pengawas PAI, dan orang tua murid.

Sedangkan untuk memperoleh dasar teori dari penelitian dilakukan studi kepustakaan tentang kependidikan, kurikulum, dan

program bidang studi.

3. Member check

Yaitu tahap pengujian secara kritis terhadap data

sementara yang diperoleh dari lapangan.

4. Triangulasi

Tahap pencarian data lain (data primer maupun sekunder)

sebagai bahan pembanding.

E. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara sistematis dengan

menyusun transkrip hasil observasi dan wawancara. Transkrip tersebut

kemudian dipilah-pilah sesuai dengan kebutuhan variabel

(32)

66

Secara garis besar pemilahan data tersebut dimaksudkan

untuk memasukkan data ke dalam variabel sesuai dengan kriteria

pengukuran masing-masing agar dapat diinterpretasikan dengan

menarik benang merah sehingga diperoleh kesimpulan sementara. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam melakukan analisis

data digunakan tiga cara yaitu: reduksi data, display data, dan

verifikasi data atau kesimpulan.

1. Reduksi data

Reduksi data dimaksudkan untuk mempermudah

interpretasi dan penilaian data yang sudah terkumpul yaitu dengan mengelompokkan data berdasarkan aspek-aspek permasaiahan penelitian. Aspek-aspek yang direduksi adalah: aspek penyelenggaraan Program IPS dan implementasi kurikulum dalam proses belajar-mengajar mata peiajaran IPS.

2. Display data

Data yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk

deskripsi berdasarkan aspek-aspek penelitian.

Sesuai dengan susunan pada pengelompokan data, maka

penyajian dimulai dari aspek penyelenggaraan Program IPS yang

meiiputi aspek ketersediaan guru mata peiajaran IPS, minat siswa,

sarana dan prasarana, kondisi sosial masyarakat di lingkungan

(33)

67

Program IPS meiiputi aspek tuntutan Kurikulum MA 1994,

keberhasilan Kurikulum MA 1994, dan pemahaman guru terhadap

Kurikulum MA 1994.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan. Penarikan

kesimpulan dilakukan secara bertahap. Tahap awal adalah

penarikan kesimpulan sementara yang masih -bersifat tentatif,

kemudian dilakukan uji verifikasi untuk mengatasi kekurangan dan

kelemahan data. Tahap selanjutnya adalah mempelajah kembali

data yang sudah ada dengan mempertimbangkan data tambahan

serta konfirmasi dari subyek-subyek penelitian agar dapat

dilakukan penarikan kesimpulan akhir yang sudah valid.

F. Tahapan Penelitian

Kegiatan nyata yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri

dari tiga tahap, yakni: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap

pelaporan.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain meiiputi:

(1). Survey pendahuluan

(2). Menyusun desain penelitian dan

(34)

68

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan direncanakan meiiputi dua tahap

kegiatan, yakni: (1). Tahap orientasi

(35)
(36)

BABV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan analisa dan pembahasan terhadap fenomena yang terjadi di lapangan, hasii penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kurikulum pendidikan menengah berciri khas Agama

Islam di Madrasah Aliyah Negeri Surade Kabupaten Sukabumi belum begitu memadai dan masih harus terus ditingkatkan. Implementasi kurikulum pendidikan menengah berciri khas agama Islam belum berjalan efektif sehingga belum menampakkan prestasi hasil belajar siswa sebagaimana diharapkan. Secara garis besar belum efektifnya implementasi kurikulum pendidikan menengah berciri khas Agama Islam di MAN Surade ada keterkaitan dengan:

a. Keberadaan Guru

Guru mata peiajaran IPS di MAN Surade dilihat dari latar belakang pendidikannya semuanya non-IPS, sehingga dalam

melaksanakan tugasnya sebagai guru mata peiajaran IPS belum

memadai. Beberapa aspek kemampuan guru yang dianggap masih

(37)

108

belum memadai antara lain terietak pada aspek kemampuan

menulis rencana pembelajaran, melakukan inter aksi di keias, melakukan penilaian dan yang lebih berat lagi dalam memberikan nuansa agama Islam ke dalam materi pembelajaran. Keberadaan

tersebut antara lain disebabkan pengaiaman guru mata peiajaran IPS masih relatif terbatas, dimana sebagian dari mereka masih

belum lama mengemban tugas mengajar mata peiajaran IPS.

Kemampuan guru mata peiajaran IPS masih terbatas pada pengaiaman mereka sewaktu belajar di SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Empat dari lima guru mata peiajaran IPS di MAN

Surade masih berstatus sebagai guru honor (guru tidak tetap). Dan

mereka belum mendapatkan kesempatan mengikuti penataran, pendidikan dan pelatihan, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan kualifikasinya sebagai guru bidang studi IPS yang

qualified.

b. Pembinaan Kepala MAN Surade dan Pengawas Pendidikan Agama Islam

Kepala MAN Surade dan Pengawas Pendidikan Agama Islam masih dirasakan kurang dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Keluhan guru tentang hal tersebut menjadi

(38)

109

masih menduduki ranking yang kurang memuaskan, disamping

hal-hal lain yang dianggap masih perlu peningkatan.

c. Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Terutama kurangnya buku-buku materi pembelajaran

menjadi alasan utama guru-guru yang mengajar mata peiajaran

IPS sehingga menyebabkan murid-muridnya kurang wawasan. Pengembangan guru dalam memberikan materi pembelajaran menjadi kurang luas, tambahan bacaanpun tidak ada, terbatas pada buku paket yang dimiliki MA saja yang menjadi sumber materi

pembelajaran dan itu sangat terikat dengan kurikulum yang tertulis

dalam dokumen.

d. Waktu

Waktu yang tersedia relatif kurang disbanding dengan materi bahasan. Kesulitan pengembangan materi akibat kurangnya

waktu berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.

Banyak pembahasan yang tidak tuntas daiam membahas suatu materi pembelajaran. Lebih-lebih ketika guru menyampaikan

materi pembelajaran dengan metode ceramahnya dan keterkaitan

antara materi pembelajaran sebagaimana yang ditulis dalam

kurikulum dengan nuansa agama Isiam. Tampak sekali

(39)

110

e. Faktor ketidaksesuaian antara tugas mengajar guru dengan

latar belakang pendidikan formal

Masih sukar dihindari ketidaksesuaian antara tugas

mengajar guru dengan latar belakang pendidikan formal karena

guru yang ada memang demikian, hal ini juga akibat dari

kemampuan Departemen Agama untuk mengangkat guru sangat

terbatas.

2. Kesimpulan Khusus

Pada kesimpulan khusus ini meiiputi gambaran tentang:

a. Aspek Tuntutan Kurikulum 1994

Dilihat dari latar belakang siswa MAN Surade baik latar

belakang pendidikan atau latar belakang orang tua dan tempat

tinggal keadaannya sangat kurang menunjang. Hampir setengah

dari seluruh jumlah siswa berlatar belakang pendidikan SLTP,

dimana di sekolah ini tidak diajarkan materi pembelajaran agama

Islam secara mendalam sebagaimana halnya yang diajarkan di

Madrasah Tsanawiyah dengan demikian maka murid MAN Surade

yang berasal dari SLTP kurang mendalami ilmu-ilmu agama Islam

sebagaimana tuntutan dari Kurikulum Madrasah Aliyah 1994.

Siswa yang tinggal di pesantren sangat sedikit, sedangkan

(40)

I l l

pembelajaran agama Islam. Bagi siswa yang tinggal di pesantren

dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya di

pesantren, sedangkan bagi siswa yang tinggal bersama orang

tuanya sangat ketinggalan. Disamping itu kelebihan siswa yang

tinggal di pesantren benar-benar dapat memisahkan mana

sebenarnya materi pembelajaran yang relevan dengan agama

Islam dan mana yang tidak relevan walaupun pada akhirnya siswa

mengikuti isi materi pembelajaran yang diberikan di MA.

Kemampuan, keterampilan dan ketaatan siswa MAN

Surade dalam beribadah, berdzikir, berdo'a serta menjadi imam masih kurang dan masih diperlukan upaya-upaya peningkatannya.

Usaha yang dilakukan pihak MAN Surade dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan memahami

Al-Qur'an, terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu mendapat perhatian khusus, terutama pelatih dan

manajemen pelatihannya.

Secara khusus, melihat keberhasilan pembelajaran yang bersifat aplikatif dapat di diketahui dari kepemilikan sikap dan

perilaku akhlaqulkarimah siswa, namun sangat disayangkan

siswa-siswi MAN Surade masih belum memiliki sikap dan perilaku

akhlaqulkarimah. Begitu juga dalam memahami, menghayati dan

(41)

112

Baik siswa, guru juga karyawan MAN Surade masih belum memiliki kemampuan dalam menerapkan prinsip-prinsip muamalah dan syariat Islam dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Dukungan lingkungan terhadap proses belajar mengajar di MAN Surade masih diperlukan sentuhan khusus yang menjadi masyarakat di sekitar lingkungan madrasah lebih merasa memiliki terutama rasa tanggung jawab tentang keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sehingga hambatan lingkungan terhadap proses belajar mengajar dapat dengan mudah diatasi.

Kondisi dan pemanfaatan sarana dan prasarana ibadah yang ada di MAN Surade saat ini perlu mendapat peningkatan

mutu sarana serta perawatannya. Untuk kegiatan yang dilakukan di mesjid masih perlu ada peningkatan. Mesjid dalam kapasitas sebagai tempat ibadah sekaligus juga tempat belajar dapat

digunakan untuk mendidik calon-calon imam mesjid di masa yang

(42)

113

Guru-guru dalam melakukan pengawasan ibadah siswa

masih kurang kompak dan berakibat kurang disiplinnya siswa. Di

sisi lain guru dituntut untuk memberikan suri teladan yang baik.

Pembinaan yang dilakukan Kepala MAN Surade terhadap

guru masih kurang sesuai dengan tuntutan Kurikulum Madrasah

Aliyah 1994 serta dengan keinginan guru. Ketepatan orang tua

dalam membayar kewajiban keuangan MAN Surade menjadi

kurang sehubungan masih ditemukan adanya keluhan orang tua

tentang jumlah kewajiban membayar keuangan MAN Surade.

Bahkan orang tua yang merasa kurang mampu dalam

melaksanakan kewajiban membayar iuran ke MAN Surade tidak

pernah melakukan kunjungan ke MAN Surade.

b. Aspek keberhasilan Kurikulum Madrasah Aliyah 1994

Tinjauan terhadap aktivitas guru mata peiajaran IPS dalam

proses belajar mengajar di MAN Surade adalah sebagai berikut:

1). Guru Bidang Studi Sosiologi

Meskipun dalam memberikan uraian tentang topik-topik

materi bidang studi sosiologi guru ini mengaitkan materi

(43)

114

untuk meningkatkan keyakinan siswa bahwa sesungguhnya

seiuruh ilmu pengetahuan itu berasal dari Allah SWT.

2). Guru Bidang Studi Antropologi

Metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru ini adalah metode ceramah. Keadaan ini menjadikan siswa jenuh dan kurang kreatif. Siswa hanya mendengarkan saja tanpa terbebani

untuk mengembangkan pemikiran.

3). Guru Bidang Studi Tata Negara

Di samping penampilannya tidak mencerminkan sebagai

seorang ustadz, juga dalam menyajikan materi pembelajaran tidak pernah mengaitkan materi pada pokok bahasan dengan hal-hal yang bersifat hukum Islam. Dia mengajarkan materi pembelajaran tidak melakukan pengayaan dengan mengaitkan materi pada pokok bahasan dengan hukum Islam.

4). Guru Bidang Studi Ekonomi

Guru yang mengajarkan ekonomi di MAN Surade sangat patuh pada kurikulum yang tertulis dalam dokumen Kurikulum

Madrasah Aliyah 1994 namun kepatuhannya adalah kepatuhan kaku yang mematikan kreativitas pribadinya. Pengembangan dan

(44)

115

Selanjutnya keberhasilan Kurikulum Madrasah Aliyah dapat

pula ditinjau dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Sebagai remaja yang rata-rata berusia 17 tahun kestabilan

berpikirnya masih belum dapat diandalkan. Kecerdasan berpikir

tidak seimbang dengan gejolak emosi jiwa yang mengakibatkan

konsentrasi belajar menjadi buyar. Rasa keakuannya sangat tinggi

di satu sisi, sementara di sisi lain rasa pengakuan terhadap

eksistensi orang lain masih rendah. Hal ini berdampak pada

kurangnya semangat belajar siswa MAN Surade dalam kelas dan

menambah rasa jemu mendengarkan guru yang dominan memberi

ceramah.

Sementara itu cara siswa belajar di rumah terganggu

dengan tayangan televisi dan masih kurang perhatian orang tua.

c. Aspek pemahaman guru terhadap Kurikulum Madrasah

Aliyah 1994

Akibat dari kurang jelasnya tuntutan agama Islam dalam Kurikulum Madrasah Aliyah 1994 dalam bidang studi IPS, guru

tidak memiliki keberanian mengembangkan kurikulum ini dengan

(45)

116

B. Rekomendasi

Untuk memperoleh manfaat dari hasil penelitian yang disajikan

dalam penulisan tesis ini, seperti yang diharapkan pada bagian

pendahuluan maka perlu dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai

berikut:

1. Guru Mata Peiajaran IPS

Himbauan agar kembali membaca, mempeiajari untuk

dipahami dan diamalkan tentang Kurikulum Madrasah Aliyah 1994

secara mendalam terutama harus benar-benar disadari bahwa

Madrasah Aliyah adalah Sekolah Menengah Umum yang Berciri

Khas Agama Islam (SK. Mendikbud Nomor: 0489/U/1993 Pasal 1

butir 6)

Sebelum melakukan pembelajaran terlebih dahulu guru

harus mempersiapkannya sesuai dengan aturan yang ada. Buatkan

rencana pengajaran yang baik dan benar sehingga apa-apa yang dipersiapkan dapat dilaksanakan dan terwujud di dalam kelas.

Dengan membuat perencanaan yang matang maka pelaksanaan

pembelajaran akan menjadi lebih terarah, berisi dan bermakna.

Lakukan kegiatan pembelajaran dengan hati ikhlas karena

Allah SWT. Seraya memohon karunia-Nya agar segala ilmu yang

kita miliki yang merupakan anugerah dari Allah SWT. Ini dapat

(46)

117

Jangan segan-segan bertanya baik kepada teman sejawat

dengan berdiskusi atau kepada Kepala MAN Surade bila ditemukan

ada masalah-masalah yang tidak bisa dipecahkan sendiri.

2. Kepala MAN Surade

Tingkatkan pembinaan terhadap guru-guru, baik dari sisi

volume

waktunya

atau/terutama

isi/materi

pembinaannya.

Pengakuan Kepala Madrasah terhadap keberadaan guru sangat

penting.

Guru

yang

merasa

tersentuh

hatinya,

diakui

keberadaannya, diposisikan pada posisi yang sesuai dengan

eksistensi akan lebih baik melakukan tugas-tugasnya karena

sesuai dengan kemampuan dan kemauannya.

Berikan motivasi kepada guru-guru untuk terus menerus

meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Tugas

guru yang mulia itu harus dihayati benar oleh mereka. Guru yang

bertugas tidak sekedar mengajar namun yang lebih penting adalah

mendidik,

maka Kepala Madrasah berkewajiban memberikan

pembinaan terutama masalah suri teladan yang harus dicerminkan

oleh guru dalam setiap langkah dan sikapnya.

Guru yang mengajar mata peiajaran IPS di MAN Surade

kebanyakan masih berstatus guru tidak tetap, oleh karena itu maka

Kepala Madrasah betui-betul harus memperhatikan mereka

(47)

kepegawaian sebagaimana guru-guru yang berstatus peSewa&VESTjr //

negeri. Alangkah lebih bijak jika Kepala Madrasah juga turuT™*^^^'^

membantu mereka dalam merekomendasikan lamaran menjadi

Pegawai Negeri Sipil.

3. Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI)

Implementasi kurikulum pendidikan menengah yang berciri

khas agama Islam di MA menuntut pengawasan yang sangat baik

dan berkesinambungan, Upaya-upaya yang dapat ditempuh dalam

melakukan pengawasan terhadap kinerja guru dan Kepala

Madrasah salah satu dengan melakukan pengawasan secara

berkala. Jika selama ini pengawasan hanya dilakukan sesuai

dengan kebutuhan saat tertentu, maka untuk selanjutnya PPAI

dapat melakukannya dengan jadwal yang rutin disamping kegiatan

insidentil yang sesuai dengan kebutuhan tertentu.

Dalam menjalankan tugas dapat bekerja sama dengan

Kepala Madrasah secara harmonis, seiring dan sejalan, sehingga akan Menimbulkan kesan yang lebih positif dihadapan guru-guru.

Program yang jelas harus dimiliki oleh PPAI yang dikoordinasikan dengan Kepala Madrasah. Insya-Allah guru-guru

dalam mengimplementasikan kurikulum pendidikan menengah

berciri khas agama Islam akan lebih termotivasi dalam menjalankan

(48)

119

PPAI

juga

harus

mau

meningkat

wawasan

dan

pengetahuannya serta aktif mencari informasi terutama yang

berkaitan dengan implementasi Kurikulum Pendidikan Menengah

Berciri Khas Agama Islam. Dengan cara meningkatkan koordinasi

dengan Departemen Agama dan Dinas Pendidikan.

Pada saat melakukan supervisi dan pembinaan hindari

agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.

4. Peneliti Berikutnya

Dapat diinformasikan kepada peneliti berikutnya bahwa

aspek penting yang belum terungkap dalam penelitian ini yaitu

tentang kejelasan Kurikulum Pendidikan Menengah Berciri Khas

Agama Islam. Masalah pokok yang diungkap disini yaitu difokuskan

pada implementasinya, bukan kepada isinya.

Tampaknya isi kurikulum pendidikan menengah berciri khas

agama Islam ini tidak secara utuh berciri khas agama Islam,

terbukti dari dokumen kurikulum yang tertulis dan memuat isi

kurikulum tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan berciri khas

agama Islam.

Terkesan penyusunan kurikulum ini sangat dipengaruhi

oleh prinsip-prinsip ideologi yang seolah tidak secara penuh

(49)

120

dalam bidang studi ekonomi yang diajarkan di MA bukan peiajaran ekonomi 'syari'ah'.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini belum

memenuhi harapan berbagai pihak, karena itu suatu hal yang sangat berharga jika ada peneliti yang berminat mengkaji lebih jauh tentang Implementasi Kurikulum Pendidikan Menengah Berciri

Khas Agama Islam di Madrasah Aliyah.

5. Departemen Agama

Dapat disampaikan bahwa sehubungan dengan masih lemahnya implementasi kurikulum pendidikan menengah berciri khas agama Islam ditinjau dari tuntutan kurikulum, hasil yang dicapai serta dukungan profesional guru maka perlu melakukan:

a. Upaya mengubah visi guru, Kepala Madrasah dan PPAI

Salah satu karakteristik dari Kurikulum Madrasah

Aliyah 1994 memiliki sifat fleksibilitas yang tinggi. Sifat fleksibel tersebut antara lain tercermin dalam format GBPP, dimana

aspek metode, alokasi waktu sarana dan sumber pembelajaran

tidak lagi secara eksplisit ditentukan dalam GBPP. Saat ini

penentuan dan pengembangan aspek tersebut menjadi tugas

(50)

121

tingkat mikro, sementara ini guru-guru di MA masih punya

anggapan yang kuat bahwa tugas guru adalah mengajar.

Tidak ditemukan adanya guru yang kreatif dan inovatif

dalam melakukan tugasnya untuk memperoleh hasil yang lebih

baik. PPAI dan Kepala Madrasah dalam melakukan penilaian

terhadap kerja guru masih belum optimal karena mereka juga

belum memahami hakekat dari Implementasi Kurikulum

Pendidikan Menengah Berciri Khas Agama Islam.

Berdasarkan kenyataan ini Departemen Agama perlu

berupaya mengubah pikiran dan visi guru, Kepala madrasah

dan PPAI terhadap hakekat tugas dan fungsinya

masing-masing. Guru harus dipandang tidak hanya sebagai pelaksana

kurikulum, tetapi juga sebagai pengembang kurikulum.

b. Upaya menciptakan suasana kerja yang kondusif

Kepala Madrasah berkewajiban menciptakan suasana

kerja yang kondusif, sebagai tindak lanjut dalam melakukan

perubahan visi guru dalam implementasi kurikulum dapat

dilakukan dengan:

(1). Pemenuhan sarana dan prasarana keagamaan yang

(51)

122

(2). Melakukan pertemuan khusus guru-guru mata peiajaran

IPS untuk berdiskusi membahas kendala-kendaia yang dihadapi sekaligus menentukan upaya pemecahannya.

(3). Memanfaatkan

guru

yang

dipandang

lebih

memiliki

kemampuan

dalam

kegiatan

pembelajaran

untuk

menularkan pengetahuannya.

c. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum llmu Pengetahuan

Sosial

Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus

melaksanakan konsep dasar ilmu pengetahuan sosial sebagai

berikut:

No Bidang Studi Konsep Dasar

(52)

123

"Dan tolong menolonglah kamu (dalam mengerjakan}

kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong

dan berbuat dosa dan pelanggaran."

2. Antropologi Q.S: Al-Hujrat Ayat 13

"Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan

kamu dari seorang laki-laki dengan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa

dan bersuku-suku supaya saling kenal mengenai"

(53)

Tata Negara

124

"Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah

kepadamu kebahagiaan (negeri akhirat) dan

janganlah kamu melpakan kebahaglaanmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik

kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di

(muka) burnt. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan."

Q.S. An- Nisa : 59

"Hai orang-orang yang beriman tatatilah Allah dan

tatatilah Rasul serta orang-orang yang berkuasa

diantara kamu."

(54)
(55)

125

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali., (1991). Adab dalam Agama, Jakarta : Gema Insani Press.

Ali, M., (1992). Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : Sinar

Baru.

Al Muchtar. S., (2000) Epistimologi Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial.

Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Bloom, B.S., (ed), (1964). Taxonomy of Educational Objective; Cognitive

Domain. New York: David McKay.

Bentri, A., (1994). Implementasi Kurikulum di SD Kecil Dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhinya. Tesis Magister, Bandung: PPS IKIP

Bandung.

Baharuddin, (1996). Implementasi Inovasi Kurikulum SMK 1994 Program

Studi Elektronika Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran Di

kelas. Bandung: Tesis Magister, PPS-IKIP Bandung.

Depag.

(1998) Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang

Pendidikan Nasional. Jakarta: Perguruan Agama Islam.

-, (1995). Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri

Khas Agama Islam. Jakarta: Ditjen Binbaga Islam.

(56)

126

Depdikbud, (1993). Himpunan Peraturan Perundang Undangan Republik

Indonesia Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Depdikbud Ditjen Dikdasmen.

Hasan, S.H., (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Houle, C. O., (1972). The Design of Education. New York: Jossey-Bass

Inc.

Kantao. DJ., (1992). Profil Guru Dalam Konteks Sosial Budaya To Kaili.

(Suatu Studi Kualitatif Tentang Peranan Guru dalam Masyarakar

Kaili dan Kaitannya Dengan pelaksanaan Tugas Guru Sebagai

pengembang Kurikulum). Bandung: Disertasi Doktor FPS IKIP

Bandung, Tidak Diterbitkan.

Leithwood,

K.A.,

(1982).

Implementing

Curriculum

Innovations.

In

Leithwood KA. (ed) Studies In Curriculum Decision Making.

Toronto: Ontario Institute For Studies In Education Press.

Lincoln, Y.S., & Guba (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage

Publications.

McNeil. J.D., (1990). Curriculum a Comprehensive Introduction. Library of

Congress-in-Publication Data

Miller, J.P., dan Wayne.S., (1985). Curriculum Perspectives and Practice.

New York & London: Longman.
(57)

Sumantri, M., (1988). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Depdiki

P2LPTK

Mukhidin,

(1997).

Profil

Implementasi

Inovasi

Kurikulum

STM

Pembangunan Bandung. Bandung: Disertasi Doktor, PPS IKIP

Bandung, Tidak Diterbitkan.

Ansyar, M., (1989). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.

Jakarta:

Depdikbud LP2LPTK

Syaodih.N. S., & Ibrahim, R. (1996). Perencanaan Pengajaran. Jakarta:

Rinaka Cipta.

Sudjana, N., & Ibrahim, R., (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru.

Nasution, S., (1992). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung:

Tarsito

, (1995). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Natawidjaja, R., (1981). Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi.

Jakarta: P3G Depdikbud.

Sudjana, N., & Ibrahim, R.,

(1989). Metodologi Penelitian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru.

Pusat Pengembangan Kurikulum Pendidikan., (2000) tersedia pada:

(58)

128

Rasyidin, W., (1988) Kemampuan Mengajar Dilihat Dari Kemampuan Bidang Studi dan Penguasaan Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Disertasi Doktor. FPS IKIP Bandung. Tidak Diterbitkan.

Sudjana, N., (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya.

Sukmadinata, N.S., (1983). Konthbusi Konsep Mengajar dan Motif

Berprestasi

Terhadap

Proses Mengajar dan

Hasil Belajar.

Bandung: Disertasi Doktor FPS IKIP Bandung Tidak Diterbitkan.

-, (1988). Prinsip Dan Landasan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:

Depdikbud LP2LPTK.

1(1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Sulaeman, (1996). Kemampuan guru dalam implementasi Kurikulum

Pendidikan Dasar. Tesis Magister-PPS-IKIP Bandung, tidak

diterbitkan

Tuckman, B.W., (1972).

Conducting Educational Research. New York

Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Yunus, M., (1982). Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta:

Hidakarya Agung.

Zais, R.S., Curriculum: Principles and Foundation. New York: Harper And

Referensi

Dokumen terkait

menjelaskan falsafah dan paradigma keperawatan meliputi konsep manusia,konsep sehat sakit,konsep keperawatan dan

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics. B

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

Pada penelitian ini menunjukkan dari keempat faktor risiko yang diteliti yaitu usia, kebiasaan merokok, higiene personal dan lama perawatan praoperatif tidak

Sebagai kesimpulan, kajian ini menunjukkan bahawa kesesuaian kaedah pengajaran, kemudahan program dan kursus yang ditawarkan dalam program ada mempunyai

Variabel yang digunakan dari penelitian ini adalah struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, kepemilikan saham manajerial dan profitabilitas sebagai variabel

a) Taktik pujukan rasional penggunaan hujah yang logik dan mempunyai bukti-bukti nyata semasa memujuk orang bawahan digunakan dalam melaksanakan sesuatu. Akan tetapi taktik ini

aplikasi akuntasi yang digunakan untuk membuat laporan keuangan yakni2.