• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI SISTEM REM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI SISTEM REM."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Sonny Caesar Subagja, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI SISTEM REM (Studi Quansi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI TKR SMK Merdeka

Soreang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

SONNY CAESAR SUBAGJA E. 0551. 060157

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Sonny Caesar Subagja, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI SISTEM REM

Oleh

Sonny Caesar Subagja

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

© Sonny Caesar Subagja 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Sonny Caesar Subagja, 2013

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Sonny Caesar Subagja E.0551.060157

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI SISTEM REM

DISETUJUI dan DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Wowo Sunaryo K., M.Pd NIP. 19570304199302 1 001

Pembimbing II

Ridwan Adam M.N., M.Pd. NIP. 19761116 200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

(4)

Sonny Caesar Subagja, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem

ABSTRAK

SONNY CAESAR SUBAGJA (2013): Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem.

Pencapaian hasil belajar yang baik tidak terlepas dari peran guru mulai dari persiapan, proses sampai tindak lanjut setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa salah satunya, tergantung dari penerapan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem. Metode penelitian yang digunakan adalah metode one short case study, dengan sampel penelitian yang hanya terdiri satu kelas eksperimen yaitu kelas XI TKR I. Pengolahan data dilakukan untuk menguji data pre test, post test, N-Gain dengan uji t untuk mendapatkan rata-rata nilai kedua kelas. Berdasarkan hasil penelitian untuk data N-Gain dengan uji t didapat nilai thitung = 4,88, Sedangkan ttabel = 1,71

pada taraf signifikansi 95% dan dk = 23, diperoleh hasil thitung > ttabel. Bahwa dari

hasil ini dapat disimpulkan hipotesis alternatif (HA) diterima, artinya peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya lebih baik. Rata-rata peningkatan penguasaan materi Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem didapatkan N-Gain sebesar 0,43.

(5)

DAFTA ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Definisi Istilah ... 7

H. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Proses Belajar Mengajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Pembelajaran ... 11

3. Hasil Belajar ... 13

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 16

B. Metode Pembelajaran ... 17

1. Metode Pembelajaran Tutor Sebaya ... 18

2. Kriteria pemilihan tutor sebaya ... 22

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya. 23 4. Metode Pembelajaran Ceramah ... 25

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Ceramah... 26

C. Aktifitas Belajar ... 27

1. Aktivitas Belajar dengan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya... 27

2. Aktivitas Belajar dengan Metode Pembelajaran Ceramah... 29

(6)

E. Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem ... 32

F. Asumsi ... 32

G. Hipotesis ... 33

BAB III METODLOGI PENELITIAN ... 34

A. Metode Penelitian... 34

B. Variabel Penelitian ... 35

C. Paradigma Penelitian ... 35

D. Alur Penelitian ... 35

E. Data dan Sumber Data ... 36

1. Data ... 36

2. Sumber Data ... 36

F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

1. Populasi Penelitian ... 36

2. Sampel Penelitian ... 37

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Instrumen Penelitian... 38

I. Pengujian Instrumen Penelitian... 38

1. Uji Validitas Tes ... 38

2. Uji Reliabilitas Tes ... 39

3. Taraf Kesukaran ... 40

4. Uji Pembeda Tes ... 40

J. Teknis Analis Data ... 41

1. Uji Normalitas ... 41

2. Uji Hipotesis Penelitian ... 43

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Deskripsi Data ... 46

1. Uji Coba Instrumen ... 46

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 46

3. Taraf Kesukaran ... 46

4. Daya Pembeda ... 47

B. Hasil Penelitian ... 47

1. Data Pre Test ... 48

2. Data Post Test ... 48

3. Data N-Gain ... 48

(7)

C. Analisis Data ... 49

1. Uji Normalitas ... 50

2. Uji Hipotesis ... 50

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 58

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga Standar

Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem Tahun Ajaran 2011/2012 ... 3

2.1 Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan ... 32

3.1 Desain Penelitian ... 34

3.2 Persiapan Uji Normalitas ... 42

3.3 Persiapan Uji T-Test ... 44

4.1 Hasil Data Penelitian ... 49

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 50

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Student To Student ... 20

2.2 Tutor To Group ... 21

2.3 Tutor To Student ... 22

3.1 Paradigma Penelitian ... 35

3.2. Alur Penelitian ... 36

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 ... 58

Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ... 59

Instrumen Uji Coba ... 60

Uji Validitas ... 64

Uji Realibilitas ... 64

Uji Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran ... 65

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 66

Lampiran 2 ... 67

Lokasi Penelitian ... 68

Peta SK KD SMK ... 69

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 78

Instrumen Penelitian... 80

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 88

Skenario Pembelajaran Kelas Eksperimen... 90

Data Hasil Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen ... 93

Data Hasil Tes Awal (Post Test) Kelas Eksperimen ... 94

Uji Normalitas ... 95

Uji Hipotesis ... 99

Lampiran 3 Tabel Pengujian Statistik ... 100

Lampiran 4 Foto-Foto Penelitian ... 103

(11)

Sonny Caesar Subagja, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan teknologi, telah menjadi tantangan nasional yang

menuntut perhatian serius bagi pemerintah, dan semua elemen masyarakat.

Sejalan dengan kondisi demikian, perlu dipersiapkan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang memiliki kemampuan pada bidangnya masing-masing. SDM atau

tenaga kerja yang ada, diharapkan mampu mengembangkan berbagai macam

potensi, dengan berbekal kompetensi yang dimiliki. Kompetensi, menurut Muhaimin dkk (2009: 16) diartikan sebagai “seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk

dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas/pekerjaan tertentu”. Uraian tersebut

mengartikan bahwa, seorang yang memiliki kompetensi, harus mampu bertindak

sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki, dan diwujudkan dalambentuk

keterampilan pada bidang tertentu yang dikuasainya, dengan memperhatikan

semua aturan-aturan yang ada.

Lahirnya SDM yang kompeten, salah satunya ditentukan melalui

pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang strategis, untuk menghasilkan

manusia yang berkualitas, sebagaimana pendapat Sutikno (2005: 1) bahwa :

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan

kualitas SDM, sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia, dalam mewujudkan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan oleh

Pemerintah dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun

(12)

2

Sonny Caesar Subagja, 2013

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” .

Peran pendidikan, sangatlah penting dalam mengatasi permasalahan, yang

dialami oleh Bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang

berperan dalam mengatasi kemiskinan dan kebodohan, yang melanda Bangsa

Indonesia sampai saat ini. Pendidikan adalah salah satu bagian dari kegiatan yang

dilakukan, agar peserta didik memiliki kepribadian yang baik, sehingga penerapan

pendidikan, harus diselengggarakan sebaik mungkin. Peserta didik mendapatkan

pendidikan melalui sekolah-sekolah, sebagai suatu lembaga terorganisir yang

terbagi dalam tiga kategori,yaitu formal, informal dan non formal. Sekolah formal

merupakan sekolah yang paling banyak ditempuh oleh peserta didik, untuk

mendapat pendidikan.

Upaya pemerintah dalam meningkatan mutu pendidikan, telah diatur melalui

UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Melalui

undang-undang tersebut, pemerintah berupaya mengembangkan berbagai macam

pendidikan formal, melalui pembukaan sekolah-sekolah dasar dan menengah di

berbagai daerah, sesuai program wajib belajar 9 tahun, serta dalam upaya

peningkatan kualitas lulusan siap kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),

merupakan salah satu satuan pendidikan yang pada saat ini sedang dikembangkan

secara merata oleh pemerintah. Penjelasan pasal 15 UU RI No. 20 tahun 2003

menjelaskan bahwa, “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta diklat terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Sejalan dengan pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta

meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, sesuai kebutuhan dunia kerja dan

industri, maka pemerintah memberikan otonomi kepada tiap-tiap satuan

(13)

3

Sonny Caesar Subagja, 2013

kemampuan, kondisi sekolah dan kebutuhan lulusan di dunia kerja. Muhaimin dkk

(2009: 2) berpendapat bahwa:

Otonomi daerah di bidang pendidikan berusaha memberikan kembali pendidikan kepada masyarakat pemiliknya (daerah) agar hidup dari, oleh dan untuk masyarakatdi daerah tersebut, atau berusaha memandirikan suatu lembaga atau suatu daerah untuk mengurus dirinya sendiri melalui pemberdayaan SDM yang ada di daerahnya .

Setiap satuan pendidikan, dalam hal ini sekolah, berhak mengembangkan

atau membuat kurikulum sendiri, yang sesuai dengan potensi dan keadaan yang

ada di lingkungan sekitarnya, sedangkan pemerintah pusat hanya memberikan

rambu-rambu umum, mengenai standar kompetensi lulusan dan standar isi yang

harus dicapai dan tuntas.

Salah satu cara untuk melihat ketuntasan belajar adalah dilihat dari nilai

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan oleh sekolah, nilai siswa

yang belum mencapai KKM maka masuk dalam kategori remedial untuk

mencapai nilai KKM. Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai siswa

mencapi ketuntasan belajarnya yaitu nilai KKM tersebut. Jadi KKM merupakan

faktor penting dalam menentukan ketuntasan belajar siswa disekolah, KKM

ditentukan oleh tiga faktor yang mendukung diantara yaitu input, kompleksitas

dan daya dukung semuanya diramu dan ditentukan berdasarkan data yang ada

serta diputuskan melalui dewan guru.

Hasil observasi penulis dilapangan menunjukan bahwa pada kenyataannya

banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM, sehingga masuk kategori

remedial tetapi kebanyak siswa setelah di remedial masih ada yang belum juga

mencapai nilai KKM, seperti pada data hasil belajar siswa XI TKR pada mata

pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga standar kompetensi memperbaiki sistem

(14)

4

Sonny Caesar Subagja, 2013

Tabel 1.1

Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem Tahun Ajaran 2011/2012

Nilai Frekuensi % Kategori

90 – 100 18 10,11 A

80 – 89 37 20,79 B

70 - 79 13 7,30 C

60 – 69 20 11,24 D

< 60 90 50,56 E

Jumlah 178 100

(Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum SMK MERDEKA Soreang)

Tabel diatas menujukan bahwa dari 178 orang siswa hanya 68 orang atau

38,20 % tuntas dan 110 orang atau 61,60 % tidak tuntas. Hal ini merupakan

keadaan sebenarnya dilapangan bahwa tidak seluruh siswa masuk kategori tuntas

belajar. Bisa disimpulkan dari data diatas maka memberikan gambaran bahwa

terjadi suatu masalah yang menyebabkan ketuntasan belajar siswa belum tercapai.

Penulis pun melakukan wawancara dengan guru-guru produktif khususnya yang

mengajar tentang Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem dan Komponen

dari hasil wawancara tersebut penulis berpendapat bahwa kualitas guru yang ada

sudah cukup baik, media pembelajaran pun sudah lengkap, namun ada

ketimpangan dilihat dari nilai yang telah dicapai peserta didik yaitu belum sesuai

dengan KKM, berarti disini terdapat faktor lain yang mempengaruhi hasil belasar

siswa tersebut salah satunya metode pembelajaran.

Sesuai dengan pendapat Ahmadi dkk (2011 : 101) bahwa metode

pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai

kompetensi tertentu. Hal inilah yang membuat penulis beranggapan bahwa ada

ketidaksesuaian mengenai penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh

guru dalam menyampaikan materi sehingga berakibat tidak tuntasnya

pembelajaran seluruh siswa, pendapat ini diperkuat oleh Ahmadi dkk yang

menyatakan bahwa”...metode pembelajaran yang dipilih memainkan peranan

(15)

5

Sonny Caesar Subagja, 2013

sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode yang dipergunakan

oleh guru belum sesuai dengan keadaan siswa pada saat ini.

Belum tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru

menyebabkan ketidaktuntasan pembelajaran terhadap siswa. Metode yang tepat

memungkinkan prestasi siswa bisa terangkat sehingga ketuntasan belajar pun bisa

tercapai. Penyesuaian metode yang tepat perlu dicari oleh guru yang sesuai

dengan karakter, latar belakang, keadaan peserta didik pada saat ini. Penyesuaian

metode tersebut mengharuskan guru mengembangkan metode yang lebih inovatif.

Metode tutor sebaya banyak digunakan oleh para guru, metode ini dimaksudkan

agar pembelajaran yang sedang dilaksanakan lebih aktif dan tidak bersifat pasif

(satu arah).

Metode pembelajaran berbasis tutor sebaya ini merupakan salah satu

inovasi dalam metode pembelajaran. Metode pembelajaran tutor sebaya bertujuan

untuk mempermudah penyampaian materi yang menyenangkan, menarik, mudah

dimengerti karena yang mengajarkan materi adalah rekan-rekan yang seusia

dengan siswa. Metode tutor sebaya ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi

belajar siswa khususnya dalam menuntaskan setiap materi pembelajaran. Hal

inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian terhadap metode

pembelajaran yang berbasis tutor sebaya pada Standar Kopentsi Memperbaiki

Sistem Rem.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka

problematika metode pembelajaran perlu dicari solusi pemecahannya, agar

ketuntasan belajar siswa dapat terselesaikan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai metode pembelajaran, khusus melingkupi

metode tutor sebaya. Judul yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah

“PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA

STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI SISTEM REM (Studi Quansi

(16)

6

Sonny Caesar Subagja, 2013 B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah untuk memperjelas permasalahan yang

kemungkinan timbul dari penelitian dan juga identifikasi masalah ini berguna

untuk memperjelas suatu objek dalam hubungannya dengan situasi tertentu.

Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian diatas, maka

permasalahan-permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Adanya indikasi metode pembelajaran yang kurang bervariatif.

2. Adanya indikasi,bahwa proses pembelajaran dan sumber belajar masih

berpusat pada guru. Sehingga apa yang diperoleh siswa terbatas pada seberapa

besar pengetahuan guru.

3. Adanya indikasi strategi pembelajaran masih berorientasi pada pemberian

materi sesuai target kurikulum.

4. Adanya indikasi bahwa metode konvensional dinilai kurang efektif, karena

siswa kurang berperan aktif.

5. Prestasi belajar sebagian besar siswa berada di bawah KKM yang sudah

ditentukan, yaitu 70.

C. Pembatasan Masalah

Merujuk pada identifikasi masalah dan untuk menyikapi sasaran dalam

tujuan penelitian sehingga tidak mengarah pada ruang lingkup yang lebih luas,

maka penulis membatasi pengkajian permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada Standar kompetensi Memperbaiki Sistem Rem di

SMK Merdeka Soreang tahun ajaran 2012/2013.

2. Metode pembelajaran tutor sebaya digunakan sebagai alternatif penggunaan

metode pembelajaran.

D. Rumusan Masalah

Merujuk dari paparan latar belakang dan identifikasi masalah, diperoleh

sebuah pertanyaan umum sebagai arahan perumusan masalah dalam penelitian ini,

yaitu: “Bagaimana pengaruh penerapan metode pembelajaran tutor sebaya pada

(17)

7

Sonny Caesar Subagja, 2013 E. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode

pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Standar Kompetensi

Memperbaiki Sistem Rem dan Komponennya.

F. Manfaat Penelitian

Bertitik tolak dari tujuan yang dikemukakan di atas, maka setelah

penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki

kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi pihak guru dapat memacu untuk lebih kreatif dalam mengembangkan

metode pembelajaran untuk mendorong siswa berfikir mandiri. Dalam hal ini,

guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator siswa.

2. Bagi siswa, sebagai pemacu akan manfaat belajar untuk mencapai ilmu yang

tak terbatas. Sehingga diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang

mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran secara dan lebih

memahami materi karena diterangkan langsung oleh rekan-rekan seusianya.

3. Bagi pihak SMK Merdeka Soreang sebagai masukan dalam memperbaiki

proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi peneliti lanjutan Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan

sebagai bahan masukan bagi penelitian–penelitian lebih lanjut.

G. Definisi istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam judul yang penulis ajukan dalam

penelitian ini digunakan dalam pengertian-pengertian sebagai berikut:

1. Penerapan adalah suatu proses atau suatu cara yang digunakan untuk suatu

tujuan tertentu.

2. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan

suatu pembelajaran untuk memudahkan pelaksanaan suatu pembelajaran

sehingga tujuan tersebut dapat tercapai.

3. tutor sebaya adalah suatu model pendekatan bimbingan dimana satu orang

(18)

8

Sonny Caesar Subagja, 2013

4. Ketuntasan belajar adalah penguasaan penuh dari materi yang telah diberikan

selama proses pembelajran.

5. Standar kompetensi (SK) adalah ukuran kemampuan minimal yang mencakup

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir

dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang

diajarkan.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulis agar dalam

penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan

kedalam beberapa bab, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi

istilah dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dikemukakan tentang pengkajian teori yang digunakan,

pembahasan penelitian yang relevan, penyusunan kerangka berfikir, perumusan

hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dikemukakan mengenai jenis penelitian, prosedur penelitian,

subjek penelitian, instrumen penelitian dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi mengenai penjelasan deskripsi data, analisis data, hasil

pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran sebagai tindak lanjut dari

(19)

Sonny Caesar Subagja, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

suatu kegiatan penelitian. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada standar kompetensi memperbaiki

sistem rem dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. Hasilnya

dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran

tutor sebaya vpada standar kompetensi memperbaiki sistem rem . Subjek yang

akan diteliti adalah kelas yang belum pernah dan baru akan belajar materi

memperbaiki sistem rem tetapi meski demikian peluang terjadinya subjek yang

tidak homogen tetap ada disebabkan oleh berbagai pengaruh lingkungan luar.

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas, maka metode

penelitian yang akan digunakan adalah One Short Case Study dengan

menggunakan desain Pretest – Posttest yaitu menempatkan subjek penelitian ke

dalam satu kelompok kelas yang hanya terdiri dari kelompok eksperimen. Desain

penelitian yang akan dilakukan dapat ditunjukan pada Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Pre Test Perlakuan

(Treatment) Post test

Y1 X Y2

Keterangan:

Y1 = Pretes atau tes awal.

Y2 = Postes atau tes akhir.

X = Berupa metode pembelajaran tutor sebaya.

Berdasarkan desain di atas, penelitian ini dilakukan pada satu kelompok,

yaitu kelompok eksperimen yang belajar dengan menggunakan metode

(20)

35

Sonny Caesar Subagja, 2013 B. Variabel Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis menetapkan:

1. Variabel bebas (X): metode pambelajaran tutor sebaya

2. Variabel terikat (Y): standar kompetensi memperbaiki sistem rem

C. Paradigma Penelitian

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

D. Alur Penelitian

Alur penelitian atau tahapan penelitian bertujuan untuk mengetahui tahapan atau langkah-langkah penelitian, yang menjadi acuan peneliti dalam mengumpulkan data sampai proses analisis data. Adapun alur penelitian dalam

penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.2 sebagai berikut: = RUANG LINGKUP PENELITIAN

GURU KOMPETENSI KEJURUAN

MEDIA PEMBELAJARAN

METODE

PEMBELAJARAN KURIKULUM KTSP

TUTOR SEBAYA BAHAN PELAJARAN BERUPA

SK/KD YANG HARUS HASIL BELAJAR SISWA PADA

(21)

36

Sonny Caesar Subagja, 2013 ket.

: Wilayah Observasi : Wilayah penelitian

Gambar 3.2. Alur Penelitian

E. Data dan Sumber Data

1. Data

Data dalam penelitian ini adalah data langsung berupa jawaban-jawaban yang diperoleh melalui tes obyektif dari para responden mengenai kompetensi dasar memelihara sistem rem dan komponennya.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah responden yang memberikan data dan informasi yang dapat menjawab masalah penelitian ini. Sumber data yang penulis gunakan yaitu siswa tingkat II SMK Merdeka Soreang yang mengikuti mata pelajaran kompetensi kejuruan Chasis dan Pemindah Tenaga (CPT) kompetensi dasar memperbaiki sistem rem dan komponennya. Data kuantitatif didapatkan dari hasil belajar siswa pada aspek kognitif dalam bentuk skor atau nilai yaitu dari data hasil Pre test dan post test.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah siswa tingkat II

Semester I SMK Merdeka Soreang Tahun Ajaran 2012/2013 Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang mengikuti mata pelajaran kompetensi kejuruan CPT kompetensi dasar memelihara sistem rem dan komponennya.

(22)

37

Sonny Caesar Subagja, 2013

2. Sampel Penelitian

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel nonprobability tipe sampling purposive, penarikan sampel dengan teknik sampling purposive atau sering disebut juga judgmental sampling yang digunakan

dengan menentukan kriteria khusus terhadap sampel. Penelitian eksperimen ini

membutuhkan waktu untuk membentuk kembali kelas yang akan di teliti dalam

menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya di SMK MERDEKA SOREANG.

Jadi penulis membutuhkan saran dari guru bidang studi karena dianggap lebih

mengetahui kira-kira kelas mana saja yang cocok untuk penelitian yang akan

penulis laksanakan.

Populasi yang ada terdiri dari kelompok-kelompok belajar/kelas dengan demikian, analisis sampel ini bukan individu tetapi kelompok, yaitu berupa kelas yang terdiri dari beberapa individu. Sampel dalam penelitian eksperimen ini diambil satu kelas. Kelas ini hanya dijadikan kelompok eksperimen. Kelas yang digunakan sebagai kelompok eksperimen, yakni kelas yang menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya yaitu kelas XI TKR I dengan jumlah 25 siswa.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Banyak teknik untuk memperoleh data yang diperlukan, masing-masing cara mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta kelemahan dan kelebihan dan masing-masing.

Teknik pengumpulan data yang digunkan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keberadaan atau tingkat perkembangan salah satu aspek psikologis di dalam dirinya aspek psikologis itu dapat berupa

(23)

38

Sonny Caesar Subagja, 2013

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data dalam suatu penelitian yang dirancang sehingga menghasilkan data yang empiris. Data hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan cara menggunakan instrument penelitian berupa Pre test dan post test. Tes harus berlandaskan pada tujuan, masalah, serta hal-hal yang

menunjang terhadap perolehan data penelitian.

Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

tes berbentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban dan uraian, dengan jumlah soal 40 buah soal mengenai kompetensi dasar memelihara sistem rem dan komponennya.

Pre test digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa yang akan diajar oleh guru yang menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya, data ini akan dijadikan tolak ukur kemampuan awal siswa dan data untuk uji homogenitas kemampuan siswa.

Post test digunakan untuk mengukur kemajuan dan membandingkan

peningkatan hasil belajar pada kelompok penelitian setelah diajar oleh guru yang menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya pada kompetensi dasar memelihara sistem rem dan komponennya.

I. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Tes

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas masing-masing item instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson. Rumus korelasi product moment dari Pearson, adalah sebagai berikut:

2 2



2 2

(24)

39

Sonny Caesar Subagja, 2013 Keterangan:

rxy = Koefesien korelasi antara variabel X dan Y

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba n = Jumlah responden uji coba

Setelah harga rxy diperoleh, kemudian disubstitusikan ke dalam rumus uji t, dengan rumus sebagai berikut:

2

t = Uji signifikansi korelasi r = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden uji coba

Kemudian jika thitung>ttabel pada taraf signifikansi = 0,05, maka dapat disimpulkan item soal tersebut valid pada taraf yang ditentukan.

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai

(25)

40

Sonny Caesar Subagja, 2013

Hasilnya yang diperoleh yaitu r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel r-product moment. Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r11 <

rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk menghitung taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut :

JS B

P (3.4)

(Arikunto, 2009:208) Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta test.

Indeks kesukaran menurut Arikunto (2009:210) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

0,00 ≤ TK≤ 0,31 = sukar 0,30 < TK ≤ 0,71 = sedang

0,70 < TK ≤ 1,00 = mudah

4. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu

butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto (2009 : 211)

bahwa ”daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah)”.

(26)

41

Sonny Caesar Subagja, 2013

B

D = Indeks diskriminasi (daya pembeda). JA = Banyaknya peserta kelompok atas.

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Batas klasifikasi menurut Arikunto (2009:218) yaitu: 0,00 ≤ D ≤ 0,21 = jelek

0,20 < D ≤ 0,41 = cukup 0,40 < D ≤ 0,71 = baik

0,70 < D ≤ 1,00 = sangat baik

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen. Pada penelitian ini akan digunakan teknik analisa data secara kuantitatif melalui metode statistika.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Adapun

langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

Tabel 3.2 Persiapan Uji Normalitas

Interval f

t

X Zi lo li ei 2

Jumlah

(27)

42

Sonny Caesar Subagja, 2013 Xb

b. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

n

i13,3.log (3.9)

(Siregar, S. 2004: 24) dimana : n = jumlah sampel

c. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

K

Keterangan: fi = jumlah frekuensi

i

x = data tengah-tengah dalam interval

e. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

f. Tentukan batas bawah kelas interval

 

xin dengan rumus:

 

xinBb0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas. Keterangan: Bb = batas bawah interval

(28)

43

Sonny Caesar Subagja, 2013 S

Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom li, contoh

2 1 1 lo lo

l   (3.13)

(Siregar, S. 2004: 87) i. Hitung frekuensi harapan

i i

i l f

e  . (3.14)

(Siregar, S. 2004: 86)

j. Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

k. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika 2hitung < 2tabel.

2. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data Normalized Gain (N-Gain). yaitu data selisih nilai Pre test dan post test. Menurut Sugiyono (2009: 134), untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test. Untuk melakukan uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal, maka data harus diuji homogenitas dengan uji F dan uji normalitas dengan aturan Sturges. Berdasarkan petimbangan dalam memilih rumus uji t-test, yaitu bila n1 = n2, maka dapat digunakan t-test baik untuk separated dengan

derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 -2.

(29)

44

Sonny Caesar Subagja, 2013 2

Uji t-test di atas didasarkan pada tabel persiapan berikut:

Tabel 3.3

Persiapan Uji t-test

No.

Kelas Eksperimen

(KBM dengan Tutor Sebaya)

Pre Menghitung Normalized Gain (N-Gain) pada tabel di atas digunakan rumus sebagai berikut:

(30)

45

Sonny Caesar Subagja, 2013

tidak dipenuhi (misalnya data harus normal). Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian, yaitu:

(3.19)

(Sugiyono, 2009: 153)

dan,

(3.20)

(Sugiyono, 2009: 153)

Hipotesis akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan hipotesis nol (H0). Agar tampak ada dua pilihan, hipotesis ini pelru didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis

tandingan antara (HA) terhadap (H0). Hipotesis yang diuji adalah :

H0: μ1≤ μ2

Hasil belajar siswa yang menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem tidak mengalami peningkatan.

HA: μ1> μ2

Hasil belajar siswa yang menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Rem mengalami peningkatan.

Kriteria pengujian Mann Whitney U-Test ternyata harga < maka

H0 ditolak, artinya peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan metode

pembelajaran tutor sebaya lebih baik .

=

(31)

Sonny Caesar Subagja, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, setelah dilakukan penerapan

metode pembelajaran tutor sebaya pada Standar Kompetensi Memperbaiki

Sistem Rem dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningakatan hasil belajar.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata pre test, yaitu sebesar 63,8 dan

nilai rata-rata post test, yaitu sebesar 80,8. Kemudian berdasarkan hasil peritungan

statistik terhadap nilai gain ternormalisasi atau N-Gain diperoleh rata-rata nilai

sebesar 0,43.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, penulis mengemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru Mata Pelajaran Produktif

a. Dapat menjadi bahan masukan bagi guru, yaitu penerapan metode

pembelajaran tutor sebaya dapat digunakan sebagai alternatif metode

pembelajaran.

b. Penerapan metode pembelajaran tutor sebaya memerlukan waktu yang

cukup panjang, sehingga guru sebaiknya dapat mengefektifkan waktu

dalam pelaksanaan belajar mengajar.

2. Bagi siswa

Penerapan metode pembelajaran tutor sebaya memerlukan waktu sehingga

siswa diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran

dan dapat mengefektifkan waktu sebaik-baiknya.

3. Bagi Pihak SMK Merdeka

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan dalam

menerapkan inovasi pembelajaran, khususnya dalam pengembangan metode

(32)

55

Sonny Caesar Subagja, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem 4. Bagi Peneliti Lanjutan

a. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan sebagai bahan

masukan bagi penelitian–penelitian lebih lanjut mengenai metode

pembelajaran.

b. Membenahi segala kekurangan dalam penelitian, sehingga dapat

dihasilkan temuan baru yang dapat memberikan sumbangan positif bagi

kemajuan di bidang pembelajaran khusunya pembelajaran dengan

(33)

Sonny Caesar Subagja, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, dkk. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Lie, A. (2004). Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kleas. Jakarta: Grasindo

Martiningsing, R. (2007). Macam-Macam Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: www.martiningsih.blogspot.com. [10 Desember 2012]

Muhaimin, dkk. (2009). Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali Pers.

Novan.A. (2007). Model Pembelajaran Tutor Sebaya dengan Memanfaatkan LKS

dan Alat Peraga Papan Berpaku Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktifitas Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Simetri Lipat dan Pencerminan Bagi Peserta Didik Kelas V SD Rejosari 03 Semarang. Skripsi pada FMIPA UNNES Semarang: tidak diterbitkan.

Pustaka Inti. (2013). Ketuntasan Belajar. [Online]. Tersedia : http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/ketuntasan-belajar. [1 April 2013]

Putrianti., N. (2009). Tutor Sebaya. [Online]. Tersedia: http://psb-psma.org/content/blog/tutor-sebaya. [10 Desember 2012]

Rudiman. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta ; Departemen Pendidikan Nasional.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Raja Grasindo Persada.

Siregar, S. (2004). Statistika Terapanuntuk Penelitian. Bandung : Grasindo.

(34)

Sonny Caesar Subagja, 2013

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Bandung: Rhineka Cipta.

Sutikno, M. (2005). Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. [Online]. Tersedia:

http://www.e-dukasi.net/artikel.php?id=25. [15 februari 2007].

Univesitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

Wahyudin. (2010). Keefektifan Pembelajaran Ekonomi dengan Pendekatan Tutor

Sebaya Sebagai Sumber Belajar di Kelas X SMA Muhammadiyah Cirebon.

Skripsi : tidak diterbitkan. [Online]. Tersedia: www.docstoc.com. [10 Desember 2012]

Zain, dan Djamarah,B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel Pengujian Statistik  ................................................................
Tabel 3.1 Desain Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Pemilihan Lahan Tembakau di Kabupaten Jember Berbasis Web Menggunakan Metode

Penelitian yang dilakukan di kawasan konservasi di Hulu DAS Citarum bertujuan untuk: (1) mengevaluasi pelaksanaan konservasi lahan di Hulu DAS Citarum (2) menganalisis

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

Disajikan gambar penampang melintang salah satu organ pada tumbuhan, siswa dapat menjelaskan fungsi bagian yang ditunjuk.

Dual On tak hanya berhenti di henpon henpon fiture phone saja, saat ini pun henpon henpon smartphone yang menggunakan OS android tetap menghadirkan Dual On walau dari kedua

Hasil penelitian klien III (SBN) klien kurang bertanggung jawab dan kurang perhatian dari orangtua yang menyebabkan ia berani dengan orang tua. Penerapan

KPK dapat dikategorikan sebagai badan khusus yang berwenang untuk melakukan penanganan kasus-kasus korupsi tertentu seperti yang diisyaratkan oleh Pasal 11 dan 12