• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIFAT MORFOI-OGI TANAH PESISIR PANTAI ACEH UTARA YANG DIPENGARUHI TSUNAMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SIFAT MORFOI-OGI TANAH PESISIR PANTAI ACEH UTARA YANG DIPENGARUHI TSUNAMI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Siftt

Morfologl Tanah Peslsir Pantal

Acah

Utara

Yang

Dlpongaruhi TsJnami,

Khus

zal

Pertumbuhan dan Hasll Beb€rapa Varietgs Padi Gogo Akibat

lnte

al dan Tlngkat Pemberian Ak,

Lrrr.

,Vrrrnrrr

Pengaruh

Msdla Tumbuh Dan Pembarlan Pupuk Nltrogen Tsrhad ap Pertumbuhen Bhh Kapas (Gossypium hlrcutum), Y,tlEma

Psn€rapan Pertanian

Organik

Merupakan tJpaya Mempe ahankan Portan ian BekElaniutan, lllqflana

. Sistem lnt€nslflkasi Tanaman Padi M€lalul Pomanhatan Mlkoorganlerne Lokal Dabm Pembuatan Kompos Dapat Monlngkatken PopulaslMlkoba Tanah (Studl Kasue

Di

Dssa Sldodadl Kabupaton Doll S€rdang,

Ekr

ll.lde

den

Ltll. N.dt.h

EfoKlfitaa P€mberlan Dharmaed Tefiadap Perturnbuhan V6s otatlf Blblt Kakao ( fhoobloma Cacao L.l,

Jtmldl

Ef€k lGdar Sulfur Dan lGdar Nlhat Brokoli (brassioa oleraceae

l.

var.

tal,ba

plenck)

Pada Maoam dan Dosis Groien Manun Yang Berbeda Tehadap Pupuk Anorganik, H.f7fal,

21

33

40 Pertumbuhan

Vogotatf

Tanarnan Nllam (Pogosfemom cablln Benth)

AKIBAT Pebedean Ukuran Ruas Dan Dods Pupuk Urca, Nuineaylaah

den

L.ll.

N,r;lr',h rl8

Profit Maryin and Revenue Analysis

Of

Tofu Business

In

Garpmg

Bru

Lholcukon Subdistrid Of Nonh Aeh Disrict (Cos e Study At Tofu Busircss Pak Yusmaidi),

U|fdr,/,,

Ja,rtleh dan

ll.wardl

Analbb P€nampllan Pasar PadE Pemasaren Bandeng (Chenos chanos.

Forskal) Dl lGcamatan Tan8h Luas l(abupaton Aceh Utara,

llul,rmmrd Auth.t

ND

58

6'l

(2)

SIFAT

MORFOI-OGI

TANAH

PESISIR PANTAI

ACEH UTARA YANG

DIPENGARUHI TSUNAMI

SOIL MORPHOLOGICAL PROPERTIES OF COASTAL PLAIN

AREA

BY TSUNAMI

AFFECTED

IN NORTH ACEH

Khusdzal

Ab*act

The aim

of

this

reearch

Was

to

study

the

soil fi,orphological propefiies

of

@ag.al plain area by tsunami-atreded in North A@h. The

niorphologid

charac{istici of

sil

were ob*rNed on

ffe

crosb section soil Nofiles" cons.sf are soil @lour, strudure, consr'srensi and the horizon boundaries. The determinatkin of

d

Dtofils (pedon) was based on the distance from the beach and land use.

Ihe

didance of

so/

orofl6s

fioni'the

coasial line conssf of ,ess than

ilO

mefres

frdn

@as€,l lind

ffie

soil affected bv lhe ts.,namit. 1NO-250O metres from @astal line (the sxl/il affected

bv

the tsuna:m .

and

3ool-Mo m*es froit

@astal line (the

so

not affeded

by'the

ts,unami)- The'resuft showtid

thd

the soils atfec#.d bv /sunami mud

hd

the datkress so,il

@lff

and

q ub

sail

*rudure

thafl the soils not

affecffi

bv tsunami

mud lhe

so,I cmsrsfen ce anct hotizon fioundades are not diffetent

between the soils

&ded

or not by the tsunami

mud. '

Key wotds:

,rorplE.togical

Charactedstics, Tsunami,

Coaial

Prain Area

PEiIDAHULUAN

Tanah

pesisir

pantai adalah tanah

yang

berada di

kawasan

pantai, dan

merupaKan bagian dari daratan pantai (@astal

dain)

yang berupa daerah peralihan dengan perairan laut (Suhardjo ef a/. 2000). Tanah pesisir pantai ini

merupakan lahan dataran rendah,

dan

umumnya berada dalam lingkungan

marin, memiliki

relief

datar

atau

cekung,

dan

terdiri

atas

lahan

yang

mendapat pengaruh pasang surut air laut atau tidak.

Tanah-tanah hi banyak

dimanfaatkan

untuk berbagai

kepeduan,

terutama

sawah, kebun kelapa, tambak dan semak belukar. Bagi masyarakat Aceh secara umum dan khususnya Aceh Utara penggufiaan tanah pesisir pantai ini

sebagai sawah, kebun kelapa, dan

tambak

telah

digunakan secara turun-temurun. Usaha budidaya yang dilakukan pada tanah-tanah ini merupakan sumber ekonomi bagi penghidupan mereka, utamanya dalam mencukupi kebutuhan pangan.

Peristiwa

tsunami yang terjadi pada

26 Desember

20M

yang lalu dan melanda seluruh tanah-tanah kawasan pantai atau pesisir pantai

sebagian besar wilayah Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam telah merubah ekosistem d€n karakter

tanah tersebut (Dahuri 2005:

FAO 2005; Kementerian Lingkungan Hidup Rl 2005).

Gelombang tsunami memiliki energi dan bahan padatan serta bahan cair. Energi dan bahan ini diperkirakan mampu merubah sifat-sifat tanah, seperti terdispersinya butir-butir tanah di lapisan

permukaen, pengkerasan dan

pemadatan

tanah, perubahan wama dan

struKur

tanah(FAo 2005; lRRl 2005).

Penelitian

ini

bertujuan untuk mempelajari perubahan sifat morfologi tanah pesisir pantai yang dipengaruhi tsunami.

BAHAN DAN METODE

Untuk kepefluan studl ini telah dideskripsi sebanyak

7 (tujuh) profil tanah yang

dibuat berdasarkan posisi

jarak dari pinggir

pantai.

F.t'|u$tizel adalali dssen Fr%rarB St.di Agrcek5r€ktlologi FahJltas Fedan;a, {,rirleis,ies ,ra;lr{sssa*ea

1

(3)

'9,

Jumal .lgriu . l bl uvrc 6

l

onot l . lgttshts 2009- k t l 1 - 7

Jarak ini terdiri dari jarak dekat (<

500

m dari pingqir pantai), jarak menengah (1000-2500 m dari pinggir pantai) dan jarak jauh (3000-5000 m

dari pinggir

pantai).

Profil tanah

terpengaruh tsunami adalah prolil-profil tanah

yang

berada pada posisi jarak dekat (SYB-1, LPG-2, MUB-1)

dan jarak menengah (SYB-3, SND-2)

dari

pinggir pantai. Profil tanah tidak

terpengaruh tsunami yaitu profil tanah yang posisinya jauh dari pinggir pantai (LPG-s, TNP-1). Penentuan

lokasi profil tanah tersebut

juga

mempertimbangkan

tipe

penggunaan tanah,

yaitu tanah sawah (LPG-2, SY&3),

Kebun

(SYB-l,

MUB-1,

TNP-1) dan semak

belukar (LPG-5).

Deskripsi lahan dan sifat morfologi tanah di lapang didasarkan kepagla Soil SuNey Manual (Soil Survey Division Staff 1997). Sifat morfologi yang diamati meliputi warna tanah, konsistensi

tanah, batas dan

ketebalan

horison,

struktur tanah, horison penciri, dan karatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Warna Tanah

Hasil

pengamatan

sifat morfologi

tanah

yang meliputi wama dan struktur

tanah dipedihatkan

pada Tabel 1. Tabel

tersebut menunlukkan

adanya

perbedaan

warna

baik antar horison maupun antar profil/pedon tanah.

Jarak posisi pedon dari pantai dan lumpur

tsunami

berpengaruh

terhadap wama

tanah

yang diteliti. Warna horison

permukaan (Ap atau A) pedon-pedon tanah yang dekat dengan

pantai

(<500

m

dari pinggir

pantai)

berkisar

dari

coklat gelap (7,5Y

3/4)

sampai kehijauan

(5Y

414) dengan ketebatan

6-22 cm

(SYB-1,

LPG-2, MUB-1). Warna horison

permukaan pedon

tanah yang

berjarak menengah (1000- 2500 m dari pinggir partai) berkisar dari coklat kehUauan

(2,5Y

414!

sampai kelabu

sangat gelap (5YR

3/l)

dan ketebalannya berkisar 6-32

cm (SYB-3, SND-2). Wama

horison

permukaan pedon-pedon fang jauh (3000-5000

m dari

pinggir

pantai)

umumnya

dari

coklat

(2,5Y

414) hingga coklat

gelap (7,5 YR

3/3) (LPG-s,

TNP-l).

Kenyalaan

ini

menunjukkan

bahwa lumpur tsunami telah

menyebabkan

berbedanya warna tandt. Perbedaan

ini

berkaitan dengan (1) \irarna bahan

lumpur tsunami, yang mana baha* tersebut beMarna gelap kehitaman, (2) adaqya pengaruh bahan

organik baik yang

terka&dung

dalam

bahan

lumpur tsunami

maupun

yang terdapat

di

daratan pada saat gelombang

tersebut

mencapai daratan- Meftlrut

Poerwowidodo

(1991) tanah yang bertdGtur

pasirpun bila mengendung humus atau bahan organik antara

0,2{,5

06 tanahnya cend€rung berwama abu-

abu

hingga gelap. Domiftasi

wama

kehijauan pada pedon dekal ke pantaE (SYB-I dan LPG-2) dikarenakan terjadinya proges redu ksi senyawa

besi yang

ierkandung

ddam bahan

lumpur

tsunami

sehingga

membsrtuk senyawa

besi sulfida. Wama coklat hingga. coklat gelap yang

dimiliki

horison permukaafi

profil tanah

yang

jauh

dari pinggir pantai

d*I

tidak terpengaruh lumpur tsunami, mengindikasikan bahwa tanah

tersebut lebih banyak dipengaruhi

oleh kandungan bahan organik dami.

Wama horison bawah (B) tanah

pada pedon

yang dekat ke

pantai

( <500 m

darj pinggir par ai) dan terpengaruh lumpur tsunami berkisar dari coklat (/,sYR 4/4), kelabu sangat

gelap (1oYR 3/1) samsai kelabu

getap

kehuauan (5Y

3/2),

sedangkan warna horison

bawah tanah profil-proft yang.

berjarak menengah (1000-2500

m dari

pinggir pentai)

dan terpengaruh lumpur tsunami

memiliki kisaran dari coklat terang kehijauan (2,5Y 514)

sampai kelabu gelap (Z5Y 4/1)

bahkan

mengarah ke warna hitam

({5

Y 2,5/1). Pedon- pedon yang jaraknya jauh (3000-5000

m

dari pinggir pantai

)

horison bawahnya berwarna coklat terang (2,5Y

5i4) hhgga coklal

gelap kekuningan (1oYR 4/4). Gelagnya wama tanah hotison bawah

pedofl

yang berjarak deket dan menengah dari pinggir pantai yang terpengaruh tsunami disebabkan adanya pengaruh bahan

(4)

ti!1t-.t.t7-&: :) !a: ir-',:iti.i:!-, i:+::,.:: c::::rr i::.. i-'li):.?i ia+i iji:i i +:lil i- iii.iar ia:,;.i.r'!j 7.si,,13::lr 3

organik yang berasal dari bahan

lumpur

tsunami. Oleh adanya pengaruh air

maka

bahan ini telah mengalami alih

tempat

(franslokas) ke horison di

bawahnya.

Sedangkan wama kehijauan berasal

dari

besi yang semula benivarna kecoklatan pada bahan endapan berubah meniadi besi reduksi karena kondisinya yang reduKif (Maas 2005)- Dalam

suasana reduktif ini besi fero dapat

pula

bereaksi dengan sulfur membentuk

sulfida sehingga warna

tanah

menjadi hijau-kebiruan Oan 1998; Hardjowigeno 2003).

Tanah-tanah yang jauh dari pinggir pantai

dan tidak

terpengaruh tsunami wama horison

BC lebih dipengaruhi bahan induk

dan kandungan air tanah, sehingga mengakibatkan

te rjad inya proses Didras terhadap besi-oksida.

Pada proses ini

kandungan

air tanah

yang

tlnggi mengakibatkan terbentuknya oksida besi berhidrat yang menyebabkan perubahan wama tanah menjadi kekuningan (Basyaruddin 1998).

Wama kekuningan atau terang pada horison B

dan

BC tanah tidak terpengaruh tsunami bisa

juga

disebabkan pengaruh kandungan kuarsa pada tanah tersebut.

Struktur Tanah

Hasil penetapan slruKur tanah

yang

diperlihat pada Tabel

1 umumnya

berstruKur

hingga gumpal-gumpal bersudut,

dengan

tingkat

perkembangan sebagian besar lemah,

sedang dan

sebagian

kecil kuat,

berukuran halus

dan

sedang serta sebagian kecil besar.

Pada prof,l yang dekat ke pantai (<500 m dari pinggir pantai) dan lerpengaruh

tsunami

(SYB-

1, LPG-2, MUB-1) horison

permukaannya berstruktur remah/butiran.

Pada

pedon tanah

yang berjarak

menengah

dari pantai

(1000-

2500 m dari

pinggir pantai)

dan

terpengaruh

tsunami berstruKur mengarah ke

gumpal

sampai gumpal bersudut, baik di

horison

permukaan maupun horison di bawahnya (SYB- 3, SND-2). Struktur tanah pedon yang jauh dari

pantai

(3000-5000

m dari

pinggir pentai) dan

tidak terpengaruh tsunami juga gumpal sampai

gumpal bersudut (LPG-s, TNP-1).

Struktur remah atau butiran yang dijumpai pada tanah- tanah yang dekal dari pantai yang terpengaruh

tsunami tersebut dapat disebabl€n

(1)

pengaruh tingginya kadar pasir (tekslur berpasir dan lepas) yang berasal dari bibir pantai, (2) adanya tambahan bahan kasar yang terbawa bersama gelombang tsunami, sehingga terjadi penambahan bahan tersebut

ke tanah

(FAO 2m5a ; lRRl 2005).

Lemahnya

tingkat

perkembangan slruklur pada tanah terpengaruh tsunami dikarenakan (1) adanya pengaruh bahan sementasi seperti CaCO3 yang terkandung dalam air lauulumpur

tsunami yang berasal dari

sedimen biogen (Hutabarat

dan Evans 1986), (2)

pengaruh

kandungan bahan organik tanah

walaupun

datam kadar yang rendah. SruKur

dengan tingkat perkembangan lemah merupakan salah

satu ciri tanah yang

banyak terdapat bahan

kasar

dalam penampang,

dan

secara umum belum banyak berkembang (Hikmatullah

et

a, 2005). Struktur remah yang baik dan memiliki perkembangan

kuat hanya

terbentuk apabila

tanah tersebut telah lebih

berkembang dan memiliki

kadar bahan organik dan

aKivitas biologi tinggi (Sutanto 2OO5).

'

'

Tipe

penggunaan

tanah

memperlihatkan perbedaan

terhadap bentuk struKur

tanah.

Tanah-tanah

yang

digunakan sebagai sawah

dalam kondisi kering bentuk

struKumya

mengarah ke gumpal bersudut,

sedangkan pada tanah yang digunakan sebagai kebun dan semak belukar cenderung butiran. Hal ini terjadi disebabkan pada tanah sawah bentuk s{ruKur tanahnya sangat dipengaruhi oleh kondisi air

yang kadang kering dan

kadang tergenang

serta pengaruh

pengolahan

tanah.

Struktur

lanah pada pedon yang

digunakan sebagai kebun dan semak belukar banyak dipengaruhi

oleh

perakaran

dan adanya

aKivitas biologi

serta bahan organik, sehingga

sangat memungkinkan terbentuk struktur remah atau butiran.

(5)

Jurnol.4gtium,l'olunc 6 Nomor Llgtsllrs 2(N9, htl l-7

Tabel 1. Warna dan struldur tanah pinggiran pantai Aceh Utara yang terpengaruh dan tidak terpengaruh tsunami

No Pedon Horison/

Ketebalan (cm)

Warna Tanah (Lembab Lapang)

StruKur Tanah

SYB.,1

LPG-2

SYB-3

SND.2

LPG-5*

TNP-1- MUB.1

A

0- 11

AB

11-21

Bgl

21-52

BS2

5268

Ap &8 AB

&31

Bw

31-46

Bwg

46-75

BC

75-86

Ap

0-6

AB

&33

Bw1

3362

Bw2

62-87

Ap

O-4

BA

4-26

BwSl

2660

Bwg2

60-100

Ap

G25

AB 2'46

Bw

46-82

Ap

O-7

AB

7-21

Bw

2141

Bwgl

41-64

Bwg2

64+

Ap

G26

Bw1

-57

Bw2

57-84

BC U+

rmi lm, bs rm; lm; bs gs; lm, sd gp; lm; sd rm; lm; sd rm; lm; sd gP; ku, sd gp; sd; sd lP; sd rm; lm; bs rm; lm; bs lP; ts

lp; ts gp, ku; sd gs, ku; sd gs, ku; sd gs; ku. sd gs, sd, hls gs, sd, hls gp; sd; sd bt, sd; sd gp; sd; hls 9P; sd; sd gp; sdi sd gs, ku; sd gs; sd, hls gs; sd, hls gp; lm, hls 5 Y 4/4 (kehijauan)

5 Y 5i3 (kehuauan)

5 Y 3/2 (kelabu gelap kehijauan) 5 Y

Ul

(kelabu sarEat gelap) 2,5Y 4/3 (coklat kehijauan) 2,5Y 4/1 (kelabu gelap)

'loYR 4/4 (coklat gelap kekuningan) 10YR 4/1 (kelabu gelap)

10YR 5/8 (colkat kekuningan) 7,5YR 3/3 (coklat gelap) 7,5YR 4/4 (coklat) 7,sYR 4/6 (clklat gelap) 7,sYR 411 (abu-abu gelap) 2,5Y 4/3 (coklat kehi,auan) 2,5Y 4/1 (kelabu gelap)

5Y

4il

(kelabu gelap)

2,5Y 5/1 (kelabu)

5 YR Y1 (kelabu sarEat gelap) 2,5Y 5/3 (coldat terang)

2,5Y 6'/4 (coklat terang kekuningan) 2,5Y 4/3 (coklat kehiiauan)

2,5Y 4/4 (coldat kehijauan) 2,5Y 5/4 (coklat terang kehijauan) 2,5Y 412 lcol4at gelap keabuan) 2,5Y 5/2 (coldat keabu-abuan) 7,sYR 3|/3 (coklat gelap) 7,5YR 4/3 (coklat)

1oYR 4/4 (coklat gelap kekuningan)

1oYR 5/4 (coklat : lm: hls

Ket : * profil tanah tidak terpengaruh tsunami; rm = remah; gp = gumpal; gs = gumpal bersu-dut; lp = lepas,

= lemah, ts = teguh sekali ku = kuat; sd = sedang; hls = halus; bs = besar

(6)

Kilr.t zai S.i:-r: i':."ililjgif: :rrri.'F-sri::i :'si!ijr 4r':1a i :!j'. ! ''r. :)rj-'-:r:i:'jj " T(."11':: 5 Tabel 2. Konsistensi tanah dan kondisi karatan tanah pinwiran pantai Aceh L,tara terpengaruh dan tidak

teroenoaruh

Pedon

Horison Sifat Konsistensi Tanah Batas Horison SYB-1

LPG-2

MUB-1

SYB.3 SND-2

LPG.s'

A B A

B A B A B

B A B A

Tidak Lekat - Lepas Tidak LelGt - Lepas Agak Lekat

-

Gembur

Plastis - Teguh

Agak Lekat - Sangat G€nibur Tidak Lekat - Lepas

Sangat Lekat - Sangat Teguh Sangat Lekat

-

SangatTeguh Agak Lekat

-

Gembur

Tidak Lekat

-

Sangat Gembur Agak Lekat

-

Teguh

Sangat Lekat

-

Sangat Teguh PlaSis

-

Gemhrr

Berangsur-Bergelombang Baur-Bergelombang Berangsur-Bergelombang Baur-Bergelombang Baur-Bergelomhng Baur-Bergelombang Jelas-Bergelombang Baur-Bergelombang Baur-Rata

Baur-Bergelombang Berangsur-Rata Baur-Bergelombang Baur-Bergelombang

Konsistensi Tanah

Hasil

penetapan konsistensi

tanah

yang

dilakukan dalam

kondisi

basah dan

lembab

lapang

disajikan pada

Tabel 2.

Tanah-tanah yang dekat dengan pantai (<500 m dati pinggir

pantai) dan terpengaruh tsunami

memiliki konsistensi basah umumnya

tak

lekat hingga

agak lekat, sedangkan konsistensi

dalam

kondisi lembab mulai dari gembur,

sangat

gembur sampai lepas. Tanah-tanah

yang berjarak menengah (1000-2500 m dari pinggir

pantai)

mempunyai

lonsistensi basah

agak

lekat sampai sangat lekat, dan

konsistensi

lembab tanah in'i adalah gembur,

sangat

gembur hingga sangat teguh.

Konsistensi basah tanah yang bedarak jauh (3000-5000 m

dari

pinggir pantai) berkisar agak lekat, tidak

plastis dan plastis, sedangkan

konsistensi lembabnya gembur samPai teguh.

Uraian di atas memperlihatkan

bahwa

konsistensi belum nEnunjukkan

pebedaan

yang tegas

akibat pengaruh lumpur tsrnami.

Tipe penggunaan tanah juga

belum

memperlihatkan pengaruhnya

terhadap

konsistensi tanah.

Eldas Horison

Batas peralihan horison pedofl-pedon dekat

ke pantai (<500 m dari

pinggir

pantai)

dan terpengaruh tsunami pada umumnya baur dan sedikit berangsur dengan topografi sedikit rata

dan umumnya

bergelombang. Pedon-pedon be{jarak menengah (100G2500

m dari

pinggir pantai)

yang juga

terpengaruh

taunami

serta pedon-pedon berjarak jauh (300G5000

m

dari pinggir

pantai)

dan tidak terpengaruh tsunami,

juga menunjukkan batas peralihan

horison mulai baur hingga berangsur dengan topografi

unumnya

bergelombang

dan sedikit

rata.

Bentuk batas peralihan horison baur atau tidak jelas merupakan batas peralihan horison tanah-

taneh yang umumnya

duumpai

di

wilayah

tropika basah (Susanto 2005).

Metihat fenomena di atas, lumpur lsunami, tipe penggunaan tanah juga belum memperlihatkan perbedaan yang tegas terhadap batas peralihan dan bentuk lopografi horizon.

Keterangan : * profil tanah tidak terpengaruh tsunami

(7)

Jurnal.4griun lbltnte 6 \onor I .lg,.tst,ts 2U)9, lul l -7

SIMPULAN DAN SARAN

1.

Wama

tanah-tanah terpengaruh tsunami

yang berjarak dekat (< 500 meter)

dari

pinggir pantai

berwama lebih

gelap

yaitu coklat gelap hingga kehijauafl

2. Warna tanah

terpengaruh

tsunami

yang berjarak menengah

{1000-500

meter) dari

+inggir

pantai berwama gelap yang berkisar

coklat kehijauan silmpai kelabu

sangat gelaP

3. Wama tanah-tanah tidak

terpengaruh tsunami yang berjarak 300G5000 meter dari pinggir pantai umumnya coldat hingga coklat kekuningan

4. Struktur

tanah-tanah terpengaruh tsunami

umumnya remah

dengan

/

tingkat

perkembangan

lemah,

sedangkan tanah

tidak terpengaruh tsunani

berstruktur

gumpal dan gumpal bersudut

dengan perkembangan sedang hingga kuat

5. Lumpur tsunami tidak

membedakan

konsistensi

tanah dan

batas

horison

dari setiap profil tanah yang diamati

6.

Berdasarkan sifat morfologhya, tanah-tanah

' ini dapat disarankan tntuk

budidaya

tanaman pangan seperti padi dan jagung,

namun untuk meng€tahui

tingkat kesuburannya perlu dilakukarl analisis tanah

DAFTAR PiJSTAKA

Basyaruddin, 1998. Karakteristik

dan Pedogenesis Andisol Dataran Rendah

dan

Dataran Tinggi

di

Sumatera Utara.

Disertasi Doktor- Program

Pasczsarjana. lnstitut Pertanian Bogor.

Bogor. 197 p.

Dahuri, R. 2005.

Pengdolaan wilayah pesisir

dan lautuan pasca

tsunami.

http ://www.forekor.id.

FAO, 2005. The

majority

of tsrfami

affected

land. Tsunami Reconstrudion.

FAO Home. http://www-FAO.ORG.

Hardjowigeno,

S.2003.

Klasifikasi Tanah dan

Pe(bgenesis. Akademika

Presindo.

Jal€rta 354 p-

Hikmatulldr,

H.

Subagyo,

A.

Mulyani,

dan

A.

Karbno, 2005. Keragaman

sifat-sifat taneh di dataran lembah Palu, Sulawesi

Teqah dan potensinya

untuk

perEembangan pe(anian,

dalam

prGiding Seminar Nasional

lnovasi Tdnologi Sumberdaya Tanah dan lklim.

Bogor, hal : 91-109

Hutabarat, S dan S. M. Evan, 1986. Pengantar

Oscanografi. Penerbit

Universitas

-

ln(kresia. Jakarta. 159 p.

lRRl

(lntanational

Rice Research

lnstitute),

20i8. Apakah efek tsunami

terhadap beGs.

htE:/ vww.knowledgebank.ini.orq/reoion al*es/indonesia/tsunami

Kementriar Lingkungan Hidup Rl,

2005.

Racana kegiatan

pengelolaan lingkungan pasca

benclna

dan tsunami di Pfovinsi Nanggroe Aceh Darussalam darr

Sumatera

Utara.

ht&:i/www. men lh.oo. id

Maas, A- 2005. Rehabilitasi tanah

yang

terlinbun lumpur laut "Kasus

[-ahan Peftanian

di

Aceh dan Sumalera Utara

Pa$a Tsunami"

htb:/Avww. komoa s.com-

ceEW OS O 1 I 28 I o eliall 1 5240 48 /hlm- 47.

PoeMowi(bdo, 199 1

. cenesis

Tanah

:

Proses

Geesa

dan Morfologi. Rajawali Press.

Ja*arta. 174 p.

Soil

SUNqF Division

Staff,

1997.

Soil

SuNey Manual.

United State

Departmenl oF Agrbulture, Washington D.C. USA. 437 p.

Suhardio,

H,,

Suratman,

T.

Prihatini

dan

S.

Ritung, 2000. Lahan pantai

dan pengembangannya. Sumberdaya Lahan

lndonesia dan

Pengelolaannya.

(8)

,(r.,ri2er', S,+i ,1,f..riaj.i,Ji isniir P.::rii';i l-'si:i,lr ri.ei Lla.?r; {.lr?{ il'trji::t;r'iriij 7:!iri-:eir?r 7

'

Puslittanak; Balitbano .Deptan

Republik.

Tan,, K.

.H.

1998. Principle ot:.Soil Chemistry- lndonesia. Hal :97-126 'Marcell.

Decker lncorporation,

New

York. 304 p.

)

Sulanto, R- 2005,

Dasar-dasar

llmu

Tanah.

Konsip din Kenyataan. Penerbit

' Kanisius, Yogyakarta. 208 p.

(9)

" -

^ KI\'fE\T[RT"\\ RISET. TEK\OT NCI, D AN PF\NINI( AN TI\CGI

\r i rl u\TIVLRS AS vAI IKLSSAT I

H

li,, v

rrdtrLlursl lhni,h(Afrlkcl)

K ctori

PubLikasiiU.i.l.h1Ifriah (bci i r'p8tu krtcgori

lary

iePtrl)

ISSN 1829

9288/vol6 \o.l

lakultas Pe miar uni!. Malikuss.leh

- rM,ai llmhh lncamioial

tr t4

\ ,iM $in rn( nhirrlx4

- ft t'4

i.

Kelenskaoan unstr i\ihuktr (10%)

b. Rransli'ukupdar

kcdahDrtr

J,9t c.

Kecukdp.n d.n kemrla

ri2n

dar./inf.m,sl

dm

od.d.l.oi il0%r e3a

d

Kclenlkapm unvrdatr kualtas FnerLir

p,98

Rctrie$ Aoel

Uh$,29.,m1

2015

Uriikerja :

Faktr!ks Penaniatr

(10)

,i" KIMENTI]RIAN RISET, TEKNOLOCI. DAN PENDID]KAN TINGGI UNIVERSITAS MAI,IKUSSALIH

Tel.poi,

064 l]?i{0c15

Faks. 0615,r4450

Judtrl

lun$l

lliniah (Anikel) Pesirir

Patai A.eh

UIa'a yang dipensa'uhi

ISSN

1829-9288/vol 6No.l

Fakull^s

Peianian univ

Malikussaleh

(bei

/pada

k

egoriyrns repar)

HasilPerilai.tr

P.(r n.uar

.

Kaiogori PrblikariMajalah

rhniah: E

Junml

llnish tlcrusnMt

tr rd

!.

KclctrSkip.n unstrisibukL (

l0y!)

b.

Rur,rr li',xkupdan keda

anlf

i09.

M,,l{i'nilJn ix,[,Iex,

Rculctrt Acc r

U6r29lmi20l5

Y-r*a5

l

Lltrn

kerE:

Frkuri,s P.na

i.i . x(ukupan

din LcmuLh

ddditrfom$i d$

helodoloqi

'rn

(r0%)

(11)

KEMENTERIAN RISET. TEKNOLOGT, DAN PENDIDIKAN Trt\]IVIRSITAS MAL]KLJsS,\LEI]

L,

n,

h'ln:r\!q,{

utmlt &

id

TINCG]

tr E

g

Judul.,uiml Ilmiah (Aniket)

Pcisir

Padai

Aceh llbm r-ai!

dtpengm'hi

ISSN 1829 9288/

Vol6 No.l

Faku116 Peadrian univ. Malikussaleh 1.7

K{cgori Puhlik.si Maj: ah

lhniatr:

(b.ri /prda [llegoriyans rep

)

llasil Pctril.im Pgd

ft u?r

:

a[,. nqtlj\

o, o.nra, na*. rJ'

Unil kerjr : Fak$h6 l,e{atrird

jum ln, $NasidD.lT. hei bsi lmaL

ll,n ah Nas otral

'lidilt

TcmkBlirasl

Retrler

.eh urtu4

29]u

2()t5

E

n (1o

knr)

ft B

q: 1reictrgkean unsrr isibtrku

(t0%)

b

Ru.ng lingkup,lan

kedrla'nrl

c

Kecuktrpandan

kcN

rhnrn

41d

d auli'r tonnasi d

ai

m oroqgbAi( j 0%)

,JBJ

d. K.

ciEkaprn

uBrdrn

kmliras

rc

crhi

dE

rr'iir

lnji F,rrrrr PqLi,rr

Referensi

Dokumen terkait

Pemimpin Redaksi: membantu presiden direktur dalam urusan perusahaan, dan terutama bertanggung jawab penuh atas seluruh isi pemberitaan yang dibantu oleh wakil

endofit diformulasi dengan beberapa limbah berpengaruh terhadap jumlah anakan total, panjang malai, berat 100 butir gabah bernas dan bobot kering tanaman, namun

a) Komponen (Faktor) 1 terdiri dari: Variabel Gaya Hidup pernyataan nomor 3 yaitu Media sosial digunakan untuk mencari informasi (GH3) sebesar (0,579), :Gaya Hidup

Lumba-lumba jantan hidung botol yang dipelihara di Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor memiliki Range frekuensi suara klik dengan nilai intensitas tertinggi yaitu

Selain itu berdasarkan berat kering pucuk pada mahoni yang diinokulasi, perkembangan bagian pucuk lebih kecil daripada yang tidak diinokulasi, sedangkan pada seru dihasilkan

Dari hasil analisis pengujian dengan rancangan acak kelompok dan rancangan acak lengkap di peroleh nilai Pr &lt; 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan menggunakan

3 Penelitian Harmendo pada tahun 2008 di Kabupaten Bangka menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki rumah dengan dinding yang tidak rapat, ventilasi yang tidak terpasang kasa,

d Terdapat beberapa langkah untuk mencapai pengobatan yang rasional yaitu menentukan diagnosis pasien dengan tepat, menentukan tujuan dari terapi, memilih obat