• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI 7 GANDENG KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI 7 GANDENG KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI 7 GANDENG KECAMATAN BARAKA

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Oleh MASNIAR NIM 4513103090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2017

(2)

i

SISWA SD NEGERI 7 GANDENG KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh MASNIAR NIM 4513103090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2017

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv MOTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh- sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhan-Mu hendaknya

kamu berharap”

(QS: Al- Insyirah 6-8)

“ sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah melakukannya dengan baik”

(Andrew Jackson)

“ Bersyukur untuk apa yang kita miliki sekarang, dan terus berjuang untuk apa yang kita inginkan besok”

(Penulis)

“ Jangan meremehkan bantuan yang bernilai rendah”

(Penulis)

(6)

v

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah swt atas segala rahmat

dan hidayah serta karunia-Nya, kupersembahkan karyaku ini kepada:

Bapak dan Ibu tercinta

Kakakku-kakakku yang kusayangi Adikku yang kusayangi dan

Seseorang yang kelak akan menjadi pendampingku

Seluruh guru dan dosen yang pernah mengajariku dari SD hingga Perguruan Tinggi

yang telah memberi nasehat, arahan serta motivasinya dan memberikan ilmu yang bermanfaat

Semua sahabat terbaik yang pernah ada Almamater Tercinta

(7)

vi ABSTRAK

Masniar. 2017. Hubungan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Skripsi. Program Studi PGSD Universitas Bosowa Makassar, dibimbing oleh Dr. Sundari Hamid, S.Pd.,M.Si dan St. Muriati, S.Pd. M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan hubungan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini adalah kolerasi, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang di kelas III dengan jumlah sampel 17 orang siswa. Adapun instrumen yang digunakan berupa angket dan dokumentasi rapor siswa. Teknik analisis statistik yaitu uji kolerasi product moment.

Hasil analisis data tersebut dan setelah dikolerasikan ternyata dapat diketahui bahwa diperoleh 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 1,486 pada taraf signifikan 5% dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 0,482, artinya bahwa nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada nilai r tabel, yakni 1,486 > 0,482. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa Ha (diterima) dan Ho (ditolak) dengan artian terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Kata Kunci: Lingkungan Sosial, Prestasi Belajar Siswa

(8)

vii

Masniar. 2017. Relationships Social Environment Against the Student Achievement Elementary School 7 Cooperate District of Baraka Enrekang.

Essay. Study Program PGSD Makassar Bosowa University, led by Dr.

Sundari Hamid, S.Pd., M.Si and St. Muriati, S.Pd. M.Pd.

The purpose of this study was to describe the relationship of social environment on student achievement Elementary School 7 Cooperate District of Baraka Enrekang. The research is a correlation, with a quantitative approach. The research was conducted in SD Negeri 7 Cooperate District of Baraka Enrekang in class III with a sample of 17 students. The instruments used in the form of questionnaires and documentation of student report cards. Statistical analysis technique product moment correlation test.

The results of the data analysis and after dikolerasikan it can be known that it acquired 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢 𝑛𝑔amounted to 1,486 at significant level 5% and amounted to 0,482, which means that the value is greater than the value of r table, namely 1.486> 0.482. Thus, it can be stated that Ha (accepted) and Ho (denied) with the sense that there is a significant relationship between social environment with student achievement Elementary School third grade 7 Cooperate District of Baraka Enrekang.𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

Keywords: Social Environment, Student Achievement

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH Swt, atas segala nikmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang” dengan baik, shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, kaum kerabatnya, dan ummatnya hingga hari kemudian.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program sarjana strata satu (S1) di Fakultas FKIP Prodi PGSD Universitas Bosowa Makassar. Tak lupa penulis menghanturkan banyak terima kasih kepada seluruh dosen, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa yang telah bersusah payah membina penulis selama ini, yang sangat berguna untuk masa depan penulis. Juga banyak terima kasih kepada kedua orang tuaku yang tercinta ayahanda Tangan dan ibunda Sabiba yang selalu berdoa memberikan sugesti, motivasi dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan yang selama ini kugeluti.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, waktu dan tenaga serta bantuan moril dan material khususnya:

1. Rektor Universitas Bosowa Prof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu,

(10)

ix

2. Dr. Mas’ud Muhammadiah, M.,Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universiras Bosowa Makassar.

3. St. Muriati, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sekaligus pembimbing II yang dengan sabar memberikan arahan, bimbingan, masukan, dan motivasi pada penulis terutama dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Sundari Hamid, S.Pd.,M.Si. selaku pembimbing I yang telah memberikan dukungan, bimbingan motivasi dan arahan selama penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa Makassar Khususnya Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membekali penulis berbagai ilmu.

6. Bapak Kepala Sekolah SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang serta guru-guru termasuk guru kelas III yang telah membantu selama proses penelitian berlangsung.

7. Teman-teman Harmiati, Nurlinda, Suhermin, Sipati, Herlinda, Mutma Inna di pondok ribut yang selalu menemani penulis saat penulisan skripsi sampai selesai. Dan ucapan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan keterkhusus kelas C angkatan 2013 yang senantiasa bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu sebagai Insan yang menghargai ilmu

(11)

x

pengetahuan maka penulis samagat mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini.

Semoga Allah Swt akan membalas budi baik mereka, dan semoga semua pihak yang telah memberikan dorongan moral, moril dan bantuan selama pengerjaan skripsi ini, senantiasa dibalas oleh Allah SWT dan Akhir kata, penulis harapakan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya.

Wassalamua Alaikum Warahmatullahi Wabaraqatuh

Makassar, 1 Agustus 2017

Penulis

(12)

xi

Halaman

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Lingkungan Sosial ... 6

1. Pengertian lingkungan sosial ... 7

2. Lingkungan sosial anak ... 12

3. Belajar ... 13

4. Prestasi belajar ... 15

5. Hubungan lingkungan sekolah dengan orangtua siswa 17 6. Hubungan sekolah dan masyarakat ... 17

B. Kerangka Pikir ... 18

C. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Definisi Operasional Variabel ... 21

D. Prosedur Penelitian ... 21

E. Teknik Pengupulan Data ... 22

F. Instrumen Penelitian ... 23

G. Teknik Analisis Data ... 24

H. Hipotesis Statistik ... 25

(13)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Deskripsi Data ... 27

1. Variabel X (lingkungan sosial) ... 27

2. Skor prestasi belajar siswa (Y) ... 29

3. Pengujian Hipotesis ... 30

B. Pembahasan ... 32

BAB V PENUTUP ... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN... 39

RIWAYAT HIDUP ... 97

(14)

xiii

Halaman

3.1 Kisi-Kisi Angket Pelitian ... 24

4.1 Distribusi Skor Lingkungan Sosial Siswa ... 27

4.2 Diagram Lingkungan Sosial ... 28

4.3 Skor Angket Lingkungan Sosial Siswa ... 28

4. 4 Distribusi Skor Hasil Belajar Siswa ... 29

4. 5 Distribusi Skor Hasil Belajar Siswa ... 30

4.6 Interprestasi Data ... 32

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Kerangka Pikir ... 19 4. 2 Diagram Lingkungan Sosial Siswa ... 28

(16)

xv

Halaman

1. Kuesioner/angket ... 39

2. Hasil Angket Siswa ... 41

3. Dokumentasi Raport Siswa ... 75

4. Dokumentasi Penelitian ... 92

5. Surat Balasan Penelitian ... 95

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan juga merupakan kebutuhan yang vital bagi individu, dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi dalam arti mental. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tantang tujuan Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan Nasional bertujuan Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

(18)

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dam menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Adanya Undang-Undang tersebut, maka Pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama untuk diusahakan kelengkapan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas penting sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan dapat mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya.

Manusia tumbuh dan berkembang dalam Lingkungan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu ke waktu, sehingga antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya juga mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam proses belajar perkembangan anak.

Menurut Slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya menyebutkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor internal terdiri dari faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor

(19)

3 keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar di bedakan menjadi dua golongan, yaitu Faktor yang ada pada diri Organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual dan Faktor yang ada diluar individu yang kitasebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain; Faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Lingkungan banyak memberikan pengalaman kepada individu. Pengalaman yang diperoleh oleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya.

Lingkungan pertama yang mempengaruhi belajar anak adalah lingkungan keluarga, karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama pra sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Selain hal tersebut, lingkungan keluarga adalah lingkungan sosial siswa yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, demografi keluarga (letak rumah), keterangan keluarga, Cara orang tua mendidik anak, relasi antara anggota keluarga dan perhatian orang tua terhadap pendidikan berpengaruh pada pola pikir dan tumbuh kembang anak. Semuanya dapat memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Contoh kebiasaan yang diterapkan orangtua siswa dalam mengelola keluarga (family

(20)

Management Practices) yang keliru, seperti kelainan orang tua dalam memonitokegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi.

Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia cenderung berperilaku menyimpang, terutama perilaku menyimpang yang berat seperti anti sosial.

Lingkungan kedua yang memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah lingkungan sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang sangat dekat dengan aktifitas anak dilihat dari cara mengajar yang menyenangkan, kurikulum, relasi guru dengan siswa yang sangat dekat, fasilitas yang tercukupi, sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran serta suasana lingkungan sekolah yang tidak ramai. Semua berperan penting dalam perkembangan prestasi belajar anak.

Lingkungan ketiga adalah masyarakat atau lingkungan sosial, dilingkungan sosial ini anak belajar bersisoalisasi, belajar tentang norma dan budaya yang baik. Yang termasuk lingkungan sosial anak adalah masyarakat dan tenaga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi.

Untuk itulah lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan anak.

(21)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah adalah “Apakah ada Hubungan antara Lingkungan Sosial Anak Dengan Presatasi Belajar Siswa di SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan sosial dengan prestasi belajar siswaSD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang?

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme dibidang penelitian dan pembelajaran sebagai pengalaman yang berharga dalam melakukan kajian yang bersifat ilmiah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, Dapat memberikan motivasi bagi murid dalam meningkatkan aktivitas belajar di sekolah.

b. Bagi guru, dapat memberi masukan sebagai bahan pertimbangan, utamanya dalam efetivitas bahan ajar yang diberikan kepada siswa.

c. Bagi sekolah, penelitian ini akan menjadi bahan masukan mengenai pentingnya lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa sehingga

(22)

dapat membantu dalam membuat kebijaksaan yang berkaitan dengan bahan ajar.

(23)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Lingkungan Sosial

1. Pengertian Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, yang ada hubungannya dan berpengaruh terhadap diri kita. Dalam arti yang lebih spesifik, lingkungan adalah hal-hal atau sesuatu yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Lingkungan menurut pengertian inilah yang sering disebut dengan “lingkungan pendidikan”.

Berpengaruh artinya bermakna, berfungsi, dan berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat desa, lingkungan kota, dan lembaga-lembaga atau badan- badan sosial lainnya.Lingkungan sosial merupakan lingkungan pergaulan antar manusia, pergaulan antar pendidik dengan peserta didik serta orang-orang lainnya yang terlibat dalam interaksi pendidikan. Interaksi pendidikan dipengaruhi karakteristik pribadi dan corak pergaulan antar orang-orang yang terlibat dalam interaksi tersebut, baik pihak peserta didik (siswa) maupun para pendidik (guru) dan pihak lainnya. Tiap orang memiliki karakteristik pribadi masing-masing, sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok. Karakteristik ini meliputi karakteristik fisik seperti tinggi dan besar badan, nada suara, roman muka, gerak-gerik, dan

(24)

karekteristik psikis seperti sifat sabar, pemarah (temperamen), sifat jujur, setia (waktu), kemampuan psikomotor, seperti cekatan dan terampil.

Lingkungan keluarga dan sekolah, peserta didik juga mendapat pengaruh dan pendidikan dalam lingkungan masyarakat, yang merupakan lingkungan ketiga, sebagai peserta didik (anak, remaja ataupun orang dewasa) sebenarnya mereka telah berada, hidup dan berkembang dalam lingkungan masyarakat, tetapi setelah selesai menunjukkan tingkat kedewasaan dan kemandirian yang lebih tinggi. Dengan status sebagai anak, remaja ataupun orang dewasa, peserta didik mengalami proses pendidikan dalam lingkungan masyarakat.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial adalah suatu lingkungan yang terdapat interaksi antara manusia atau individu dengan individu lainnya yang dapat mempengaruhi suatu individu sepermainan, sepekerjaan, sekolah atau pendidikan, maupun masyarakat. Sedangkan yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi individu yaitu dengan melalui media informasi/elektronik, budaya, maupun karya-karya dari hasil buatan manusia.

Tiap siswa dalam lingkungan sosial memiliki kedudukan, peranan, dan tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan, seperti hubungan akrab, kerja sama, berkompetisi,berkonkurensi, bersaing, konflik, atau perkelahian.Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama. Jika seorang siswa

(25)

9 terterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Sebaliknya, jika ia tertolak, maka ia akan merasa tertekan.

Pengaruh lingkungan sosial tersebut berupa hal-hal berikut:

1) Pengaruh kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, yang akan berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi belajar.

2) Lingkungan sosial mewujudkan dalam suasana akrab, gembira, rukun, dan damai, sebaliknya mewujudkan dalam suasana perselisihan, bersaing, salah-menyalahkan dan cerai berai. Suasana kejiwaan tersebut berpengaruh pada semangat dan proses belajar. Suasana kejiwaan dalam lingkungan sosial siswa dapat menghambat proses belajar.

3) Lingkungan sosial siswa disekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh pada semangat belajar di kelas. Dan setiap guru akan disikapi secara tertentu oleh lingkungan sosial siswa. Sikap positif atau negatif terhadap guru akan berpengaruh pada kewibawaan guru.

Akibatnya, bila guru menegakkan kewibawaan maka ia akan dapat mengelola proses belajar dengan baik. Sebaliknya, bila guru tak berwibawa, maka ia akan mengalami kesulitan dalam mengelola proses belajar.

Interaksi individu dengan lingkungan adalah individu menerima lingkungan dan individu menolak lingkungan. Sesuatu yang datang dari lingkungan mungkin diterima oleh individu sebagai sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, menguntungkan atau

(26)

merugikan. Sesuatu yang menyenangkan atau menguntungkan akan diterima oleh individu, tetapi yang tidak menyenangkan atau merugikan akan ditolak atau dihindari.

Penyesuaian diri merupakan salah satu bentuk interaksi yang didasari oleh adanya penerimaan atau saling mendekatkan diri terhadap hal-hal yang disenangi ataudirasakan menguntungkan, individu akan melakukan berbagai bentuk kegiatan penyusuaian diri. Dalam penyesuaian diri ini, yang diubah atau disesuaikan bisa hal-hal yang ada pada diri individu (autoplastic), atau dapat juga hal-hal yang ada pada lingkungan diubah sesuai dengan kebutuhan individu (alloplastic), atau penyesuaian diri otoplastis dan aloplastis terjadi serempak.

Dalam penyesuaian diri dengan lingkungan mungkin juga terjadi secara serempak proses pengubahan diri dan pengubahan lingkungan.

Penyesuaian diri otoplastis-otoplastis ini terjadi dalam kegiatan kompetisi, kooperasi, dan berbagai bentuk usaha pemecahan masalah bersama.

Dalam suatu situasi kompetisi masing-masing individu atau kelompok yang terlibat berusaha untuk memperbaiki atau meningkatkan dirinya.

Peningkatan pada seseorang mendorong orang lain untuk berusaha melebihinya.

Masyarakat merupakan keseluruhan lingkungan peserta didik.

Peserta didik berasal dari lingkungan masyarakat dan di didik untuk hidup di dalam masyarakat. Karena itu, sudah sewajarnya semua kondisi masyarakat untuk mana anak dipersiapkan harus di pertimbangkan

(27)

11 sedemikian rupa seperti: masalah-masalah, tuntutan-tuntutan, kebutuhan- kebutuhan, dan lain-lain. Pengajaran yang berdasarkan lingkungan atau sumber pengajaran memberikan banyak manfaat atau nulai-nilai pendidikan bagi perkembangan dan pertumbuhan pribadi peserta didik.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa untuk mengukur variabel lingkungan sosial dapat dilakukan melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1) Ketenangan jiwa siswa

2) Suasana kekraban siswa dengan siswa lain 3) Kegembiraan dalam mengikuti pendidikan

4) Persaingan belajar sikap positif atau negatif siswa terhadap guru.

Lingkungan sosial dibedakan antara lingkungan pendidikan formal yakni sekolah, teman sepermainan/sebaya, dan guru-guru. Lingkungan pekerjaan yakni seperti jenis pekerjaan (pegawai negri, anggota ABRI atau wiraswasta) dan lingkungan tetangga seperti lokasi permukiman.

Sikap atau tingkah laku antar manusia, tingkah laku ayah, ibu, anggota keluarga lain, tetangga, dan teman termasuk ke dalam lingkungan sosial.

Lingkungan sosial dapat berupa orang seorang atau pribadi seorang, sekumpulan orang seperti keluarga, masyarakat, teman-teman sekelas, organisasi. Selain itu juga terdapat lingkungan sosial lainnya yang berupa karya manusia seperti benda-benda karya manusia, karya seni, karya elektronik, program televisi, radio, karya tulis/buku-buku, majalah dan budaya manusia lainnya termasuk pendidikan dan agama

(28)

yang semuanya akan mempengaruhi tingkah laku dan perkembangan manusia.Isi lingkungan sosial dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni:

1) Fisik, teknologi, dan sumber manusia

2) System hubungan keluarga dalam masyarakat

3) Jaringan-jaringan organisme; dan cara-cara berfikir, kepercayaan, dan nilai-nilai yang ada dan dianut oleh anggota masyarakat.

Lingkungan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

(a) Lingkungan sosial primer adalah lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lainnya.

Contohnya lingkungan ini yaitu keluarga, teman sebaya, guru.

(b) Lingkungan sosial sekunder yaitu lingkungan sosial yang hubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar. Pada umunya anggota satu dengan lain kurang atau tidak saling mengenal.

Contohnya lingkungan ini seperti masyarakat tempat tinggal maupun sekitarnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa macam-macam lingkungan sosial yaitu lingkungan dimana seorang/individu berinteraksi dengan orang lain seperti dengan lingkungan keluarga, teman sebaya/sepermainan, sekolah, sepekerjaan, masyarakat. Selain itu juga terdapat lingkungan sosial lainnya seperti berupa karya manusia seperti berupa karya manusia seperti benda-benda karya manusia, karya seni, karya elektronik, program televisi, radio, karya, tulis/buku-buku, majalah dan budaya manusia

(29)

13 lainnya termasuk pendidikan dan agama yang semuanya akan mempengaruhi tingakah laku dan perkembangan manusia.

2. Lingkungan Sosial Anak

Lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan karakter anak. Bila anakberada pada lingkungan yang baik maka dapat memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan karakter anak, dan begitu pula juga sebaliknya lingkungan yang tidak baik juga dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi perkembangan karakter anak. Maka dari itu sebagai orangtua harus jeli dan pintar-pintar memilihkan lingkungan yang baik bagi anak, karena akan menentukan perkembangan karakter anak. Lingkungan ini dapat dimisalkan seperti tempat tinggal anda, lingkungan bermain anak, ataupun lingkungan anak.

Sebagai makhluk sosial, sejak dini memang sebaiknya dikenalkan pada lingkungan masyarakat. Karakter tiap-tiap kelompok masyarakat itu sendiri berbeda-beda, pasti ada yang baik dan ada yang buruk. Karena anak tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, maka dari itu tugas orangtualah yang mengarahkannya dan mendidiknya.

Artinya sebagai orangtua kita harus tau benar apakah lingkungan tempat anak bermain benar-benar steril untuk perkembangan karakternya atau tidak. Dalam proses perkembangan anak, lingkungan merupakan faktor yang sangat penting setelah pembawaan. Tanpa adanya dukungan darifaktor lingkungan maka proses perkembangan dalam mewujudkan potensi pembawaan menjadi kemampuan nyata tidak akan terjadi.

(30)

Oleh karena itu, sudah menjadi tugas utama seorang pendidik untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunjang perkembangan si anak dan berusaha untuk mengawasi dan menghindarkan pengaruh faktor lingkungan yang negatif atau dapat menghambat dan merusak perkembangan anak.

3. Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar menurut para ahli sebagai berikut. Husdarta dan Saputra (2013 : 2) belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Anthony Robbins (Trianto, 2009 : 15) belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dengan sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami. Makna belajar disini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol) tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru.

Teori Behaviorisme (Sani, 2013: 4) belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret, dengan menggunakan model hubungan stimulus-respons dan menempatkan peserta didik sebagai individu yang fasif. Pembelajaran dilakukan

(31)

15 memberikan stimulus kepada peserta didik agar menimbulkan respons yang tepat seperti yang diinginkan.

Teori kognitivisme ( Sani, 2013: 10) Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati). Setiap orang telah mempunyai pengetahuan/pengalaman dalam dirinya, yang tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar terjadi apabila materi yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki.

Jerome Brunner (Sani, 2013: 15) mengemukakan bahwa terjadinya proses belajar lebih ditentukan oleh cara mengatur materi pelajaran. Proses belajar terjadi melalui tehap-tahap yaitu: a) manipulasi objek langsung (enactive); b) representasi gambar (iconic); c) manipulasi simbol(symbolic).

David Ausubel (Sani, 2013: 15) mengemukakan bahwa proses belajar terjadi jika peserta didik mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pen-getahuan baru yang dipelajari. Bahan ajar untuk belajar harus sesuai dengan struktur kognitif dan struktur keilmuan, serta memuat keterkaitan seluruh bahan. Oleh sebab itu dibutuhkan “peta konsep”yaitu bagan atau struktur tentang keterkaitan seluruh konsep secara terpadu dan terorganisasi, baik secara hierarkis dan distributif.

Robert Gagne (Sani, 2013: 16) menjelaskan bahwa belajar adalah bagaimana informasi diterima, disimpan, dan diambil kembali dari otak.

Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian

(32)

diolah sehingga mengasilkan luaran dalam bentuk hasil belajar.Menurut W.S Winkel (Susanto, 2013: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatip konstan dan berbekas.

Dari uraian tentang pengertian belajar maka dapat di simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang melibatkan jiwa dan raga sehingga dapat menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, pengalaman, sikap, nilai yang dilakukan oleh seseorang melalui latihan, pengalaman, serta berinteraksi dengan lingkungannya yang selanjutnya akan disebut dengan hasil belajar.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau siswa dalam mempelajari materi pelajaran dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Susanto (2013:

5) prestasi belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

(33)

17 Prestasi belajar adalah tingkat kemampuan yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan belajar. Dalam hal ini ditunjukkan dengan nilai yang dicapai oleh siswa itu sendiri dengan mengerjakan tes. Jadi prestasi belajar adalah bukti keberhasilan seseorang setelah melakukan aktivitas belajar, atau prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2010: 55) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain:

faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

(34)

5. Hubungan Lingkungan Sekolah dengan orangtua siswa

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara formal dan potensial memiliki peranan penting dan strategis bagi pembimbinaan generasi muda. Sedangkan orang tua siswa adalah pendidik utama yang sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan dan perkembangan siswa.

Oleh karena itu sangat itu diperlukan hubungan yang harmonis antara sekolah dan orang tua siswa. Hubungan sekolah dan orang tua siswa dapat dijalin melalui perkumpulan orang tua, siswa, guru atau tenaga pendidikan (Komite sekolah). Manfaat hubungan orang tua dengan sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Agar orang tua siswa tahu tentang, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sekolah.

b. Agar orang tua siswa mau memberi perhatian yang besar dalam menunjang kegiatan-kegiatan sekolah.

6. Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah- tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat.

Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah perjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensukseskan program- program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap

(35)

19 eksis.Adapun hubungan yang dapat terjalin antara sekolah dan masyarakat adalah:

a. Hubungan edukatif, maksudnya adalah hubungan kerjasama dalam hal mendidik murid antara guru sekolah dan orang tua dalam keluarga.

b. Hubungan kultural, maksudnya usaha kerjasama antar sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.

c. Hubungan institusional, maksudnya hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah seperti hubungan kerjasama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan pertanian, jawatan penerangan, perikanan dan peternakan, dengan perusahan-perusahaan negara atau swasta.

B. Kerangka Pikir

Faktor lingkungan sosial siswa yang berupa pengaruh kejiwaan, lingkungan sosial yang terwujud dalam suasana keakraban, kegembiraan, persaingan, lingkungan sosial siswa di sekolah seperti sikap positif atau negatif siswa terhadap guru kemungkinan dapat menghambat prestasi belajar siswa. Dari uraian di atas pengaruh desain hubungan faktor lingkungan sosial siswa terhadap prestasi belajar siswa dapat digambarkan seperti di bawah ini:

(36)

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Hubungan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian pustaka, maupun kerangka pikir, maka penelitian ini menggunakan hipotesa sebagai berikut: “Hubungan Lingkungan sosial anak terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang”.

(37)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifyang bersifat korelasional. Dimana penelitian mengkaji hubungan antara dua variabel yaitu variabel lingkungan sosial siswa dan variabel prestasi belajar siswa di mana variabel tersebut telah terjadi sebelum kegiatan penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Pendekatan korelasional dipilih karena dengan pendekatan ini dapat dilihat hubungan antara kedua variabel yaitu lingkungan sosial (variabel bebas) dan prestasi belajar murid (variabel terikat).

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yang mengikuti bimbingan belajar selama satu semester yaitu semester I.Adapun cara pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik random sampling. Berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel populasi tertentu yang diambil berdasarkan tabel krecjie dikutif oleh sugiyono (2007) yang menyatakan dalam melakukan perhitungan ukuran sampel berdasarkan pada kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh menunjukkan kepercayaan

(38)

95% terhadappopulasi. Jadi, berdasarkan hal tersebut siswa yang menjadi sampel dari jumlah populasi adalah kelas III sebanyak 17 siswa.

C. Definisi Operasional Variabel 1. Lingkungan Sosial Siswa

Lingkungan sosial adalah lingkungan dimana siswa bertempat tinggal, yang berupa pengaruh kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, suasana keakraban, gembira, rukun, dan damai, semangat belajar siswa, serta pandangan siswa terhadap guru.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang diukur berdasarkan nilai rata-rata siswa pada raport.

D. Prosedur Penelitian

Untuk mendapatkan hasil penilaian yang baik, peneliti perlu melakukan prosedur penelitian sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yaitu tahap dimana sebuah penelitian dipersiapkan. Semua hal yang berhubungan dengan penelitian dipersipakan ditahap ini. Misalnya, pemilihan judul dan hipotesis.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan sebuah tahap dimana sebuah penelitian sudah di laksanakan. Pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan.

(39)

23 3. Tahap Penulisan

Tahap penulisan merupakan tahap dimana sebuah penelitian telah selesai dilaksanakan kemudian dituangkan kedalam tulisan yang bahasanya baku dan mudah dimengerti.

E. Teknik pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1. Metode angket atau kuesioner a. Pengertian Angket

Sugiyono (2010: 76) kuesioner adalah daftar pernyataan mengenai suatu masalah atau bidang-bidang yang akan diteliti.

Berdasarkan kedua pernyataan itu dapat penulis simpulkan bahwa pengertian dari angket adalah sejumlah pernyataan tertulis, dilakukan dengan jalan mengedarkan pernyataan tersebut kepada responden untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Berdasarkan uraian di atas metode angket ini digunakan untuk memperoleh data variabel (X) yaitu lingkungan Sosial murid. Data tentang lingkungan sosial murid diperoleh dari hasil pengisian angket yang diisi oleh responden. Ataupun pertimbangan peneliti menggunakan angket dalam penelitian ini adalah:

1) Data yang akan diungkap sangat berkaitan dengan masalah pribadi siswa yaitu masalah lingkungan sehingga sulit penulis amati secara langsung.

(40)

2) Siswa atau responden bebas dalam menjawab pernyataan- pernyataan sehingga data yang terkumpul lebih obyekti.

3) Dengan keterbatasan waktu, tenaga dengan melaui metode angket dapat diperoleh jawaban pertanyaan dari responden secara serentak dengan jumlah sesuai dengan yang diharapkan.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi atau teknik dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk pengumpulan data yang ditunjukkan untuk memperoleh penjelasan melalui sumber-sumber dokumen.Arikunto (2002:

206) “Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, parasit, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”.

Dalam penelitian ini data dokumentasi nilai raport siswa yang penulis kumpulkan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang tahun ajaran 2016/2017.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 160), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih muda diolah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen dengan skala likert.

Menurut Rostina Sundayana (2015: 12), skala likert digunakan jika

(41)

25 seorang peneliti ingin mengungkapkan jawaban dari respondennyasecara jelas dan konsisten. Responden hanya memberikan jawaban ya atau tidak, benar atau salah. Pada penelitian ini responden hanya memberikan tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia di lembar instrumen.

Sedangkan untuk mengukur variabel prestasi siswa digunakan data dokumentasi nilai raport siswa.

Tabel 3.2

Kisi-kisi angket penelitian lingkungan sosial

Variabel Indikator Nomor Soal Ket

Lingkungan sosial

1. Lingkungan sekolah

a. Keakraban siswa dengan siswa lain

b. Ketenangan jiwa siswa

1, 2, 3, 4 5, 6, 7

8, 9, 10

4 3

3

2. Lingkungan keluarga 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

10

3. Lingkungan masyarakat 21, 22, 23, 24, 25 5

Total 25

G. Teknik Analisis Data

Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis statistik dan analisis non statistik. Pada dasarnya statistik mempunyai dua pengertian yang

(42)

luas dan yang sempit. Dalam pengertian yang luas statistik merupakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan, dan menganalisis data yang berwujud angka. Sedangkan dalam pengertian yang sempit statistik merupakan cara yang digunakan untuk menunjukkan semua kenyataan yang berwujud angka. Data yang dinilai adalah data variabel bebas: Lingkungan Belajar di Sekolah (X), serta variabel terikat: Prestasi Belajar (Y).

Untuk menganalisis data atau menguji hipotesis yang diajukan dalampenelitian, penulis menggunakan rumus statistik yaitu korelasi product moment dikarenakan data-data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif, yang didapat dari angket dan nilai raport, dengan rumus :Teknik kolerasi seperti ini dikenal dengan teknik kolerasi product Moment, (sudijono: 1989) yang rumusnya sebagai berikut:

𝑟

𝑥𝑦

=

𝑛 𝑋𝑌− 𝑋 𝑌

√𝑛 𝑥2 − 𝑋 2 𝑛 𝑌2 − 𝑌 2

𝑆𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟: 𝑆𝑢𝑑𝑖𝑗𝑜𝑛𝑜 1989

Keterangan:

r = Kolerasi Skor variabel X dan Y terhadap total skor X = Jumlah skor item pertanyaan variabel X

Y = Jumlah skor item pertanyaanvariabel Y XY = Skor variabel X dan variabel Y

(43)

27 Untuk mengetahui apakah nilai kolerasinya signifikan atau tidak, maka diperlukan tabel signifikan nilai r Product Moment yang dapat dilihat dalam tabel statistik. Setelah itu di cocokkan dengan tabel nilai kofisien kolerasi “r” product moment baik pada taraf signifikan 5% kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat kolerasi yang signifikan atau tidak.

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi.

Hipotesis (atau lengkapnya hipotesis statistik) merupakan suatu anggapan atau suatu dugaan mengenai populasi. Sebelum menerima atau menolak sebuah hipotesis, seorang peneliti harus menguji keabsahan hipotesis tersebut untuk menentukan apakah hipotesis itu benar atau salah. H0 dapat berisikan tanda kesamaan (equality sign) seperti : = ,≤ , atau ≥. Bilamana Ho berisi tanda kesamaan yang tegas (strict equality sign) = , maka Ha akan berisi tanda tidak sama (not- equality sign). Jika H0 berisikan tanda ketidaksamaan yang lemah (weak inequality sign) ≤ , maka Ha akan berisi tanda ketidaksamaan yang kuat (stirct inequality sign) > ; dan jika H0 berisi ≥, maka Ha akan berisi <.

Sebagai contoh : 𝐻𝑎 ≥ 𝐻𝑜 = ada hubungan

(44)

𝐻𝑎 ≤ 𝐻𝑜 = ≠ tidak ada hubungan

Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya. Sedangkan thesis artinya pernyataan atau teori. Karena hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya, sehingga istilah hipotesis ialah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.

(45)

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Hubungan Antara Lingkungan Sosial terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua skala pilihan jawaban Ya dan Tidak. Dan dokumentasi prestasi belajar siswa berupa nilai ujian tengah semester, untuk lebih lengkapnya, berikut ini analisis variabel-variabel penelitian yang diteliti.

1. Variabel X (lingkungan sosial)

Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa pada halaman 44, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel deskriptif persentase. Data hasil angket lingkungan sosial anak variabel X dan prestasi belajar siswa variabel Y yang telah diperoleh melalui angket dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Tabel. 4.1

Distribusi skor lingkungan sosial siswa

No Alternatif jawaban Frekuensi

1 Ya 2

2 Tidak 1

sumber; tabulasi angket no 1

(46)

Dari total siswa (17 siswa) yang menjawab sangat baik dalam lingkungan sosial adalah sebanyak 12 orang siswa yang menjawab tidak baik 5 orang siswa, dan siswa yang menjawab cara guru dalam menjelaskan materi kurang baik itu tidak ada, meskipun demikian masih harus tetap diperhatikan. Hal ini terlihat dari jawaban responden dengan jawabannya berada pada kategori tinggi.

Tabel 4.2

Skor Angket Lingkungan Sosial siswa

No.

Buti r

Responden

1 A l

A j

E d

F i

F t

H a

I n

M.

a M

f M

i N n

N z

R a

S u

S n

S h

Si

1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 8 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 11 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1

(47)

31

12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 14 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 15 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

Sambungan tabel 4.2

No.

Butir

Responden

20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Jumlah 48 48 47 46 47 47 47 49 47 47 48 45 47 47 47 47 42

2. Skor prestasi belajar siswa (Y)

Skor prestasi belajar siswa dapat dilihat melalui nilai rata-rata siswa pada raport siswa kelas III SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka kabupaten Enrekang.

(48)

Tabel 4.3

Distribusi Skor Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Prestasi Belajar Siswa

1 Al 78

2 Aj 85

3 Ed 87

4 Fi 85

5 Ft 85

6 Ha 90

7 In 88

8 M.a 77

9 M.f 77

10 M.i 76

11 N.n 83

12 N.z 80

13 Ra 88

14 Su 77

15 Sn 76

16 Sh 84

17 Sl 77

Sumber: dokumentasi nilai rata-rata Rapor siswa kelas III SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

(49)

33 3. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan product moment.

Rumus ini digunakan untuk mencari koefisien kolerasi antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas (lingkungan sosial). Sedangkan variabel Y sebagai variabel terikat (prestasi belajar siswa) sebagai berikut;

Tabel 4.4

Mencari koefisien kolerasi antara lingkungan sosial dengan prestasi belajar siswa

No Nama Siswa X Y XY 𝑋2 𝑌2

1 Al 48 78 3744 2304 6048

2 Aj 48 85 4080 2304 7225

3 Ed 47 87 4089 2209 7569

4 Fi 46 85 3910 2116 7225

5 Ft 47 85 3995 2209 7225

6 Ha 47 90 4230 2209 8100

7 In 47 88 4136 2209 7744

8 M.a 49 77 3773 2401 5929

9 M.f 47 77 3619 2209 5929

10 M.i 47 76 3572 2209 5776

11 N.n 48 83 3984 2304 6889

12 N.z 45 80 3600 2025 6400

13 Ra 47 88 4136 2209 7744

14 Su 47 77 3619 2209 5929

15 Sn 47 76 3572 2209 5776

16 Sh 47 84 3948 2209 7056

(50)

17 Sl 42 77 3234 1764 5929

N 17 796 1393 65277 37308 116308

Sumber Data: Analisis kolerasi Antara Lingkungan Sosial dan Prestasi Belajar Siswa

Dari perhitungan di atas, maka diketahui nilai-nilai sebagai berikut:

N = 17 𝑥= 796 𝑦 = 1393 𝑥𝑦 = 65277 𝑥2= 37308 𝑦2 = 116308

Kemudian nilai-nilai yang dapat dimasukan ke dalam rumus product momentsebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌

√𝑛 𝑥2 − 𝑋 2 𝑛 𝑌2 − 𝑌 2

= 17 .65277 – 796 (1393)

17 ∙ 37308 – (796)2 ∙ 17 ∙ 116308 – (1393)2

= 1109709 – 1108828

634236 − 633616 ∙ 1977236 – 1940449

= 881

620 . 36787 = 881

√22807940

= 881

√477= 1,846

(51)

35 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 1,846.

Apabila dikonsultasikan dengan tabel “r”product momentdengan jumlah sampel n = 17, pada taraf signifikan 5% diperoleh 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,482. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho (diterima) dan Ha (ditolak). begitupun sebaliknya jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ha (diterima) dan Ho (ditolak).

Hasil yang diperoleh peneliti, 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (1,846) lebih besardari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(0,482), hal ini menunjukkan bahwa Ha (diterima) dan Ho(ditolak) dengan artian terdapat kolerasi yang signifikan antara lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Tabel 4.5 Interprestasi Data

Koefisien Kolerasi ( 𝒓𝒙𝒚) Interprestasi

Antara 0,800 – 1.000 Sangat kuat

Antara 0,600 – 0.799 Kuat

Antara 0,400 – 0.599 Sedang

Antara 0,200 – 0.399 Rendah

Sumber; Sugyono 2011. Statistik untuk penelitian. Bandung. Alfabeta.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa. Disini peneliti menggunakan jenis penelitian ex-post facto. Disebut ex-post facto karena fakta yang dikumpulkan sudah ada sebelumnya dan bersifat kolerasional yang akan

(52)

diselidiki adalah hubungan antara variabel, dimana dalam penelitian ini peneliti membagikan angket pada responden yang telah disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah peneliti susun berdasarkan beberapa tinjauan pustaka pada siswa guna untuk mengetahui hubungan lingkungan sosial (X) dan mengambil dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang data-data nilai raport yang dicapai siswa pada semester I kelas III SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang untuk mengukur prestasi belajar siswa (Y).

Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel deskriptif dan data hasil angket lingkungan sosial X dan prestasi belajar Y yang telah diperoleh melalui angket, dapat dideskripsikan pada distribusi skor lingkungan sosial . Adapun kategori dalam penelitian ini adalah 2 kategori dan setiap kategori diberi skor 1-2 yaitu Ya skor 2, dan Tidak skor 1.

Nilai X adalah hasil pengisian angket lingkungan sosial siswa sebesar 796, data tersebut diambil dari hasil pengisian angket lingkungan sosial siswa sebesar 25 pernyataan, dari hasil ini diketahui siswa kelas III SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yang memperoleh nilai 42 terdapat 1 orang siswa, yang memperoleh nilai 45 terdapat 1 orang siswa, yang memperoleh nilai 46 terdapat 1 orang siswa, yang memperoleh nilai 47 terdapat 10 orang siswa, yang memperoleh nilai 48 terdapat 3 orang siswa, sedangkan yang memperoleh nilai 49 terdapat 1 orang siswa.

(53)

37 Nilai Y adalah hasil dokumentasi raport siswa semester 1 sebesar 1393, dari hasil ini diketahui siswa kelas III SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yang memperoleh nilai 76 terdapat 2 orang siswa, yang memperoleh nilai 77 terdapat 4 orang siswa, yang memperoleh nilai 78 terdapat 1 orang siswa, yang memperoleh nilai 80 terdapat 1 orang siswa, yang memperoleh nilai 83 terdapat 1 orang siswa, yang memperoleh nilai 84 terdapat 1 orang siwa, yang memperoleh nilai 85 terdapat 3 orang siwa, yang memperoleh nilai 87 terdapat 1 orang siswa, yang memperoleh nilai 88 terdapat 2 orang siswa, dan yang memperoleh nilai 90 terdapat 1 orang siswa.

Dari hasil penelitian statistik diatas, diketahui bahwa nilai r hitung adalah 1,846 sedangkan r tabel adalah 0,482 dengan batas signifikan 5%.

Setelah diperoleh data artinya bahwa nilai r hitung lebih besar dari r tabel yakni 1,846 > 0,482.

Ternyata 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔yang besarnya 1,846 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,482 sehingga hipotesis (Ha) diterima dan hipotesis (Ho) ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dan prestasi belajar siswa pada siswa kelas III SD Negeri 7 Gandeng Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Berdasarkan interprestasi yang di cocokkan dengan hasil perhitungan angka indeks kolerasi “r” product moment yang besarnya terletak antara 0.800 – 1000 ini berarti antara hubungan lingkungan sosial

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

public static void main (String[] args) throws IOException{. System.out.println(&#34;masukkan nama file

waktunya untuk memberi bimbingan selama penulis mengikuti kuliah di Departemen Kimia FMIPA USU, terkhusus kepada Ibu Sofia Lenny S.si M.si selaku dosen pembimbing akademik yang

Dr H Suherman Rosyidi, Direktur Program Magester Manajemen Unair (universita Airlangga) Surabaya mengatakan/ Krisis ekonomi global terjadi karena fundamental ekonomi di

Selain mengkaji dana negara di PSSI, tim tersebut juga akan mengkaji dana negara yang disalurkan melalui APBD di klub­klub sepak bola daerah,» ujar juru bicara KPK, Johan

student at Macquarie University, Australia, and during that time was gratefully supported by an international Macquarie University Research Scholarship and a Scott Russell

Kegiatan ini dilakukan untuk menjalin silaturahmi kepada Warakawuri, dimana sewaktu suaminya

Sejak jaman Belanda, memang ada pejabat-pejabat tertentu yang ditugaskan untuk membuat pencatatan- pencatatan serta menerbitkan akta-akta tertentu

Cooperative Learning adalah suatu model atau acuan dalam pembelajaran dimana dalam psoses pembelajaran yang berlangsung siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok