29
NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
available online http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index
ANALISIS PERBANDINGAN FINANCIAL PERFORMANCE SEBELUM DAN SELAMA TERJADINYA PANDEMI PADA BANK HIMBARA
1Dinda Regina Nofiar, Amalia Nur Chasanah
Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan financial performance pada Bank HIMBARA yang beranggotakan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, dan terakhir Bank Tabungan Negara (BTN) sebelum dan selama terjadinya Pandemi pada Bank HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara). Laporan keuangan per-kuartal masing-masing Bank HIMBARA selama 4 tahun yaitu dari Periode 2018-2021 digunakan sebagai data sekunder, sehingga total sampel penelitian sebanyak 64 laporan keuangan Bank HIMBARA yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia serta website resmi Bank HIMBARA.
Pengukuran Financial performance menggunakan 3 rasio profitabilitas yaitu, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan BOPO (Operating Expenses to Operating Income) yang dapat merepresentasikan financial performance pada Bank HIMBARA. Adapun analisis data menggunakan uji analisis wilcoxon dengan hasil penelitian menunjukan Return On Asset (ROA) , Return On Equity (ROE), dan BOPO (Operating Expenses to Operating Income) sebelum dan selama terjadinya pandemi COVID-19 pada Bank HIMBARA menunjukan selisih yang sangat signifikan.
Kata Kunci: Financial performance, Bank HIMBARA, rasio probabilitas, pandemi COVID-19.
*Correspondence Address : [email protected] DOI : 10.31604/jips.v10i1.2023.29-40
© 2023UM-Tapsel Press
30 PENDAHULUAN
Pada tahun 2020 lalu seluruh dunia dikejutkan oleh terjadinya pandemi COVID-19, karena tingginya risiko tertular menyebakan banyaknya masyarakat di seluruh dunia terinfeksi, virus yang yang disebabkan oleh SARS- CoV-2 ini ditularkan melalui hewan ke manusia ditandai dengan demam, batuk, kelelahan, sakit tenggorokan, dan kehilangan indra penciuman yang hampir sama oleh gejala flu biasa (Inka Tiono, 2021). Akibatnya banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi COVID-19 dan tetap melakukan aktifitas seperti biasa, dan dengan mudah virus COVID-19 menular dan menginfeksi orang lain melalui droplet penderita COVID-19.
Dengan banyaknya tingkat masyarakat yang terinfeksi COVID-19, mengakibatkan pemerintah menerapkan kebijakan Lockdown (karantina wilayah) guna menekan penyebaran COVID-19, namun kebijakan tersebut berdampak terhadap gangguan aktivitas masyarakat yang sangat signifikan dan mempengaruhi semua sektor kegiatan, tidak terkecuali pada sektor perbankan.
Pada tahun 2022 pandemi COVID-19 mulai menunjukan perkembangan ke arah yang positif, sebab mulai berkurangnya tingkat penyebaran dikarenakan adanya antibody pada diri masyarakat. Adapun antibody tersebut terbentuk karena dilaksanakannya wajib vaksin pada seluruh masyarakat dari vaksin pertama sampai vaksin booster atau vaksin ketiga.
Namun dampak dari pandemi COVID-19 tidak serta merta hilang akibat pengurangan jumlah kasus sampai hari ini, menurut (Septian Yudha Kusuma, 2022) dampak dari pandemi memunculkan sisi tren negatif, sehingga perlu adanya proses restrukturisasi dari berbagai sektor agar cepat pulih. Tidak terkecuali pada perusahaan sektor perbankan yaitu Bank HIMBARA
(Himpunan Bank Milik Negara) ataupun Bank Umum Swasta Nasional (BUSN).
Dimana Bank tersebut akan mengalami dampak negatif, seperti risiko likuiditas yang tentunya mempengaruhi financial performance di suatu perusahaan tersebut.
Bank HIMBARA beranggotakan : Bank Rakyat Indonesia(BRI), Bank Negara Indonesia(BNI), Bank Mandiri, dan terakhir Bank Tabungan Negara(BTN), merupakan Bank pemilik aset terbesar di Indonesia serta pembiayaanya mayoritas berasal dari Negara. Namun dampak COVID-19 tidak bisa dihindari, walaupun dibiayai oleh Negara Bank HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara) tetap mengalami dampak pandemi COVID-19. Adapun Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) pembiayaanya mayoritas dimiliki oleh perusahaan nasional ataupun badan hukum masyarakat Indonesia (Misral Misral, 2021).
Salah satu faktor tolak ukur financial performance, sebagai ukuran subjektif seberapa baik suatu perusahaan menggunakan aset dalam periode tertentu dan apakah penghasilan yang didapatkan suatu perusahaan sudah optimal. Menurut (Eldiani, 2021) financial performance pada Bank berfungsi untuk mengukur kemampuan produktivitas suatu Bank.
Dengan meneliti financial performance Bank HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara) sebelum dan sesudah terjadinya pandemi COVID-19, diharapkan dapat menemukan seberapa besar dampak pandemi terhadap perusahaan, dan untuk mencari tahu bagaimana keputusan yang tepat terhadap financial performance perusahaan terkait. Namun dengan pembiayaan oleh Negara, Bank HIMBARA diharapkan dapat menggerakan roda pertumbuhan ekonomi pasca krisis akibat pandemi COVID-19, sebab pertumbuhan perekonomian Indonesia bergantung
31 pada kinerja industri perbankan yang optimal (Lailani Fitria, 2020).
Dalam menilai financial performance terdiri dari berbagai metode, salah satunya mengukur financial performance pada bank menggunakan rasio profitabilitas yang didapat dari laporan keuangan (Salsa Bila Azahra, 2021). Serta menurut (Windi Juliani, 2019) penggunaan rasio profitabilitas dapat memaksimalkan fungsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan. Sebab fungsi laporan keuangan sangat penting dengan memberikan interpretasi siklus keuangan suatu perusahaan (Thessalonica S.F Supit, 2019), seperti contoh dapat mengetahui risiko kredit macet, risiko pasar, dan risiko penurunan asset perusahaan.
Hal tersebut terjadi disebabkan oleh operasional perusahaan, yang tetap mengeluarkan biaya dan gaji karyawannya walaupun, terjadinya penurunan pendapatan perusahaan. Jika dibiarkan secara terus menerus dapat memberikan kerugian yang sangat besar walaupun adanya kemungkinan kerugian yang terjadi di sektor yang berbeda menurut (Hadiwardoyo, 2020), dengan adanya implementasi berbagai analisis rasio pada kondisi perusahaan dapat meminimalisir risiko dengan membuat penilaian yang kredibel.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK, 2020) mengeluarkan POJK No.11/POJK.03/2020 sebagai respon terhadap situasi pandemi ini, OJK memberikan instruksi para Bank untuk memberikan relaksasi keringanan kepada debiturnya, dengan menurunkan tingkat bunga, penambahan estimasi waktu, mengurangi tunggakan pokok dan bunga, serta menjadikan penyertaan modal sementara dari fasilitas kredit/pembiayaan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Yuni Rahmawati, 2021) menemukan tidak adanya perbedaan Bank Syariah pada Return On Assets (ROA), Return On
Equity (ROE), dan Operating Expenses to Operating Income (BOPO) sebelum dan selama pandemi. Adapun menurut (Agung Anggoro Seto, 2021) menemukan adanya perbedaan Return On Equity (ROE) sebelum dan selama pandemi COVID-19 di sektor perbankan.
Dengan sejumlah data penelitian yang memiliki bukti relevan, maka penelitian ini didasari menggunakan rasio Return On Assets (ROA) , Return On Equity (ROE), dan Operating Expenses to Operating Income (BOPO) sebab ketiga metode ini dapat digunakan untuk mencari financial performance pada suatu perusahaan. Sehingga penelitian ini untuk menganalisis perbandingan financial performance sebelum dan selama terjadinya pandemi COVID-19 pada Bank HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara).
METODE PENELITIAN
Penelitian komparatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan pada penelitian untuk mengetahui perbandingan financial performance Bank HIMBARA sebelum dan selama terjadinya pandemi COVID-19, adapun dalam menghitung perbandingan rasio yang terdapat dalam laporan keuangan Bank HIMBARA yaitu BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN. Bersumber dari laporan keuangan yang diperoleh dari situs resmi IDX dan situs resmi Bank HIMBARA pada periode 2018, 2019, 2020 dan 2021. Dimulai pada tahun 2018 sampai tahun 2021 agar rentang waktu sebelum dan selama terjadinya pandemi COVID-19 cukup untuk dibandingkan.
Sampel merupakan setengah dari total populasi, yang dapat merepresentatifkan seluruh anggota populasi (Novriansyah, 2020), dengan menggunakan sampel data laporan tahunan Bank yang termasuk dalam HIMBARA, seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia pada periode 2018, 2019, 2020 dan 2021. Serta
32 memanfaatkan laporan keuangan per- kuartal selama 4 tahun, total populasi penelitian berjumlah 64 data dimana, terdapat 16 laporan keuangan untuk masing-masing Bank. Kriteria syarat sampel penelitian meliputi, terindeks pada web resmi Bank dan Bursa Efek Indonesia, tersedianya laporan keuangan per kuartal, dan termasuk pada perusahaan sektor perbankan yang dimiliki oleh Negara.
Metode analisis menggunakan kuantitatif komparasi dimana membandingkan suatu kelompok dengan variabel tertentu (Fitria Ayu Lestari Niu, 2021) . Penelitian ini menggunakan financial performance pada ke-empat bank, yang diukur menggunakan rasio ROA, ROE, dan BOPO pada sebelum dan selama adanya pandemi COVID-19 di Indonesia.
Penelitian menggunakan Uji Normalitas, yang selanjutnya dilanjut dengan Uji Paired Sample T-test jika data yang tersedia berdistribusi normal atau menggunakan Uji Wilcoxon (Wilcoxon Test) jika data yang tersedia tidak berdistribusi normal, yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata kelompok yang mempunyai korelasi.
Pengujian hipotesis komparatif bertujuan untuk menguji adakah terjadinya perubahan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang saling berkaitan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan olah data pada laporan keuangan tahunan periode 2018, 2019, 2020 dan 2021 dari ke-empat Bank HIMBARA seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN. dengan indikator rasio yang digunakan yaitu ROA, ROE, dan BOPO yang diringkas dalam tabel sebagai berikut :
1. Analisis ROA (Return On Assets)
Menganalisis Financial performance menggunakan Return On Asset (ROA). Bersumber dari laporan
keuangan per-kuartal Bank HIMBARA periode 2018 dan tahun 2021 yaitu:
Tabel 1.
Statistik Return On Asset pada Bank HIMBARA Periode 2018-2021
Sumber : Pengolahan data, 2022
Diketahui data tabel secara garis besar, rata-rata semua Bank HIMBARA mengalami penurunan ROA yang sangat signifikan khususnya pada periode 2020.
Sebagai contoh pada kuartal I BTN periode 2019 jumlah ROA sebesar 1,24%, namun pada periode 2020 menurun tajam menjadi 0,76% tetapi pada periode 2021, BTN mampu bangkit dan mengalami kenaikan ROA menjadi 0,94%. ROA terendah BTN berada pada kuartal III periode 2020 yaitu sebesar 0,59%, adapun ROA tertingginya pada kuartal IV periode 2018 yaitu sebesar 1,71% dan termasuk pada kualifikasi 1 dengan kategori sangat sehat.
Pada BRI terjadi penurunan drastis pada kuartal IV periode 2020 yaitu sebesar 1,98% yang menjadikan ROA terendah BRI, walaupun masih termasuk pada kualifikasi 1 dengan kategori sangat sehat, namun ROA tertinggi BRI masih berada pada tahun 2018 kuartal IV sebesar 3,68%. Untuk BNI pada kuartal I periode 2021 terjadi selisih tingkat ROA yang sangat signifikan yaitu sebesar 1,17%, adapun
33 ROA terendah BNI berada pada kuartal IV periode 2020 yaitu sebesar 0,54%
masuk pada kualifikai 3 dengan kategori cukup sehat, dan yang tertinggi masih berada pada periode 2018 kuartal IV yaitu sebesar 2,78%.
Terakhir pada Bank Mandiri terjadinya penurunan ROA yang signifikan pada kuartal III dan IV periode 2020 yaitu menyentuh angka 1,95% dan 1,64. Namun berbeda dengan Bank HIMBARA lainnya, tingkat ROA Bank Mandiri yang tertinggi berada pada kuartal 1 periode 2020 yaitu sebesar 3,55% secara otomatis mendapat peringkat 1 dengan predikat sangat sehat, sebab tingkat 𝑅𝑂𝐴 > 1,5%.
2. Analisis ROE (Return On Equity)
Selanjutnya menganalisis Financial performance menggunakan ROE. Bersumber dari laporan keuangan per-kuartal empat Bank HIMBARA periode 2018 dan tahun 2021 yaitu:
Tabel 2.
Statistik Return On Equity (ROE) pada Bank HIMBARA Periode 2018-2021
Sumber : Pengolahan data, 2022
Dari tabel diatas diketahui ROE pada BRI, Bank Mandiri, dan BTN mengalami penurunan jumlah ROE yang signifikan, terutama BNI yang mengalami penurunan drastis pada kuartal 2 dan
kuartal 4 periode 2020 yaitu masing- masing sebesar 8,74% dan 2,86%.
Dimana menjadi tingkat ROE terendah pada BNI dan peringkatnya menyentuh angka 4 dengan kategori kurang sehat, Pada BRI tingkat terendah ROE pada kuartal IV periode 2022 turun sebesar 8,36% menjadi 11,05% namun masih termasuk pada predikat cukup sehat dan untuk tingkat ROE tertingginya masih pada periode 2018 yaitu 20,49%
walaupun pada kuartal 1 periode 2021 menyentuh angka 20,39%.
Pada Bank Mandiri juga mengalami penurunan sebesar 5,72%
pada kuartal IV periode 2020 yaitu menyentuh angka 9,36% walaupun masih termasuk pada predikat cukup sehat, namun menjadi tingkat ROE terendah pada Bank Mandiri. Adapun tingkat tertingginya ROE terjadi selama pandemi COVID-19 yang berada pada kuartal 1 periode 2020 yaitu menyentuh angka 21,15%. Berbeda dengan Bank HIMBARA lainnya BTN justru mengalami peningkatan ROE sebesar 4,45% pada kuartal III periode 2020, dimana periode sebelumnya menyentuh angka 5,11%
lalu meningkat menjadi 9,56%, dan mengalami peningkatan lagi sebesar 2,95% menjadi 15,12% pada kuartal I periode 2021, serta masuk pada kualifikasi 1 dengan kategori sangat sehat sebab 𝑅𝑂𝐸 > 15%.
3. Analisis BOPO (Operating Expenses to Operating Income)
Selanjutnya menganalisis Financial performance menggunakan rasio BOPO. Berdasarkan data dari laporan keuangan per-kuartal empat Bank HIMBARA periode 2018 sampai periode 2021 sebagai berikut
34 Tabel 3.
Statistik Operating Expenses to Operating Income (BOPO)
pada Bank HIMBARA Periode 2018-2021
Sumber : Pengolahan data, 2022
Dari tabel diatas diketahui BOPO selama terjadinya pandemi hanya BTN yang mengalami perbaikan dimana menyentuh angka 93,02% pada kuartal III periode 2020, dibandingkan dengan periode 2019 yaitu sebesar 95,08%
dimana mengalami efisiensi sebesar 2,06%. Dan selebihnya, ke-3 bank HIMBARA yaitu BRI, BNI, Bank Mandiri berada pada tingkat ROE yang stabil dengan bertahan pada indikasi BOPO yang sangat sehat karena berada pada rasio BOPO≤ 94%.
Walaupun BOPO mengalami peningkatan drastis dimana BNI yang paling tinggi yakni 20,15% pada kuartal IV periode 2020, dimana periode sebelumnya sebesar 73,16% menjadi 93,31%, Bank Mandiri meningkat sebesar 12,59% lebih besar dari BRI yang mengalami kenaikan pada kuartal IV periode 2020 sebesar 11,12%.
Langkah selanjutnya, dalam penelitian ini melakukan uji perbandingan financial performance pada Bank HIMBARA sebelum adanya pandemi dengan selama terjadinya pandemi COVID-19 di Indonesia, alat analisis yang digunakan yaitu uji beda uji wilcoxon dengan
bantuan SPSS Versi 25 untuk setiap rasio ROA, ROE, dan BOPO.
Hasil Uji
1. Hasil Uji pada ROA (Return On Assets)
a) Uji Normalitas pada ROA (Return On Assets)
Tabel 4. Uji Normalitas
Sumber : Pengolahan data, 2022
Sesuai hasil Uji tabel diatas pada ROA, menunjukan bahwa ROA sebelum pandemi, berdistribusi normal berbeda dengan ROA sesudah pandemi yaitu hasil pengujian data berdistribusi abnormal.
b) Uji Wilcoxon (Wilcoxon Test) pada ROA (Return On Assets)
Tabel 5. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber : Pengolahan data, 2022
Sesuai ranking negatif ROA sebelum pandemi dengan selama terjadinya pandemi COVID-19 menunjukan adanya pengurangan sebesar 30, adapun untuk ranking positif ROA menunjukan sebesar 2 data positif.
Untuk ranking rerata pada negative rank
35 sebesar 17,28 dan positive rank 4,75 sedangkan, jumlah ranking pada ranking negatif sebesar 5178.50 dan ranking positif 9.50.
Pada Ties atau kesamaan ROA sebelum pandemi dengan selama terjadinya pandemi COVID-19 menunjukan nilai 0, sehingga dapat disimpulkan tidak adanya kesamaan pada nilai ROA sebelum pandemi dengan selama terjadinya pandemi COVID-19.
Tabel 6. Test Statistics ROA
Sumber : Pengolahan data, 2022
Berdasarkan hasil uji output pada “Test Statistics” diketahui Asymp.
Sig. (2-tailed) menunjukan nilai 0.000 <
0.05, yang disimpulkan dengan terjadinya perbedaan antara ROA sebelum pandemi dengan ROA selama terjadinya pandemi. Dengan demikian terjadinya perbedaan ROA yang memengaruhi financial performamce pada Bank HIMBARA sebelum adanya pandemi COVID-19 dengan selama terjadinya COVID-19.
2. Hasil Uji pada ROE (Return On Equity)
a) Uji Normalitas pada ROE (Return On Equity)
Tabel 7. Uji Normalitas
Sumber : Pengolahan data, 2022
Sesuai hasil Uji tabel diatas pada ROE, menunjukan ROE sebelum pandemi dengan sesudah pandemi berdistribusi secara tidak normal atau abnormal.
b) Uji Wilcoxon (Wilcoxon Test) pada ROE (Return On Equity)
Tabel 8. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber : Pengolahan data, 2022
Sesuai ranking negatif ROE sebelum pandemi dengan selama terjadinya pandemi COVID-19 menunjukan adanya pengurangan sebesar 26, adapun untuk ranking positif ROE menunjukan 6 data positif. Untuk ranking rerata pada negative rank sebesar 17,73 dan positive rank 11,47 sedangkan, jumlah ranking pada ranking negatif sebesar 461.00 dan ranking positif 67.00.
Pada Ties atau kesamaan ROE sebelum pandemi dengan selama terjadinya pandemi COVID-19 menunjukan nilai 0, sehingga dapat disimpulkan tidak adanya kesamaan pada nilai ROE sebelum pandemi dengan selama terjadinya pandemi COVID-19.
Tabel 9. Test Statistics ROE
36 Sumber : Pengolahan data, 2022
Berdasarkan hasil uji output pada
“Test Statistics” diketahui Asymp. Sig. (2- tailed) menunjukan nilai 0.000 < 0.05, yang disimpulkan bahwa terjadinya perbedaan antara ROE sebelum pandemi dengan ROE selama terjadinya pandemi.
Dengan demikian terjadinya perbedaan ROE yang memengaruhi financial performamce pada Bank HIMBARA sebelum adanya pandemi COVID-19 dengan selama terjadinya COVID-19.
3. Hasil Uji pada BOPO (Operating Expenses to Operating Income)
a) Uji Normalitas pada BOPO (Operating Expenses to Operating Income)
Tabel 10. Test Statistics ROE
Sumber : Pengolahan data, 2022 Sesuai hasil Uji tabel diatas pada BOPO, menunjukan BOPO sebelum pandemi berdistribusi normal berbeda dengan BOPO sesudah pandemi yaitu data yang diteliti berdistribusi secara tidak normal atau abnormal.
b) Uji Wilcoxon (Wilcoxon Test) pada BOPO (Operating Expenses to Operating Income)
Tabel 11. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber : Pengolahan data, 2022
Sesuai ranking negatif BOPO sebelum pandemi dengan selama terjadinya pandemi COVID-19 menunjukan adanya pengurangan sebesar 3, adapun untuk ranking positif BOPO menunjukan 29 data positif. Untuk ranking rerata pada negative rank sebesar 7,00 dan ranking positif 17,48 sedangkan, jumlah ranking pada ranking negatif sebesar 21.00 dan ranking positif 507.00.
Pada Ties atau kesamaan BOPO sebelum pandemi dengan selama terjadinya pandemi COVID-19 menunjukan nilai 0, sehingga dapat disimpulkan tidak adanya kesamaan pada nilai BOPO sebelum pandemi dengan selama terjadinya pandemi COVID-19.
Tabel 12. Test Statistics
Berdasarkan hasil uji output pada “Test Statistics” diketahui Asymp.
Sig. (2-tailed) menunjukan nilai 0.000 <
0.05, yang disimpulkan bahwa terjadinya perbedaan antara BOPO sebelum pandemi dengan BOPO selama terjadinya pandemi. Dengan demikian
37 terjadinya perbedaan BOPO yang memengaruhi financial performamce pada Bank HIMBARA sebelum adanya pandemi COVID-19 dengan selama terjadinya COVID-19.
Pembahasan
Sesuai dari hasil Uji Wilcoxon menggunakan 64 data laporan keuangan Bank HIMBARA per-kuartal pada periode 2018-2021, menemukan bahwa rasio ROA, ROE, dan BOPO ditemukan perbedaan yang signifikan pada sebelum dan selama terjadinya pandemi COVID- 19, gagasan ini sesuai pada hasil uji wilcoxon serta didukung dengan hasil analisis ROA, ROE, dan BOPO yang telah dilakukan sebelumnya.
1. ROA (Return On Assets) Sesuai hasil Asymp. Sig. (2- tailed) menunjukan nilai 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya perbedaan financial performance pada Bank HIMBARA, serta pada statistik nilai ROA sebelum pandemi lebih tinggi dibanding selama terjadinya pandemi COVID-19. Pada Bank BRI nilai ROA sebesar 3,68%
namun selama terjadinya pandemi nilai ROA Bank BRI turun sangat tajam menjadi 1,98%. Pada Bank BNI nilai ROA sebelum pandemi COVID-19 sebesar 2,68% lalu turun sangat tajam menjadi 0,54% pada periode 2020 begitupun yang terjadi pada Bank Mandiri sebelum pandemic COVID-19 nilai ROA sebesar 3,03% lalu turun tajam pada periode 2020 menjadi 1.64% walaupun masih dalam predikat sangat sehat namun tidak berlaku bagi Bank BTN yang mempunyai nilai ROA sebelum pandemi sebesar 0,44% dengan predikat kurang sehat dan mengalami kenaikan menjadi 0,81%
pada periode 2021, walaupun masih tergolong predikat cukup sehat namun, setidaknya mengalami kenaikan. Tetapi tetap nilai ROA terbesar Bank BTN pada periode 2018 sebelum pandemi yaitu sebesar 1,71%, yang jika ditarik kesimpulan rerata Bank HIMBARA
mengalami penurunan nilai ROA selama terjadinya pandemi dan hal tersebut menyebabkan perbedaan financial performance yang sangat signifikan.
2. ROE (Return On Equity) Sesuai hasil Asymp. Sig. (2- tailed) menunjukan nilai 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya perbedaan financial performance pada Bank HIMBARA, serta pada statistik nilai ROE sebelum pandemi lebih tinggi namun relatif kurang stabil sebab pada periode sesudah pandemi, umumnya terjadi kenaikan nilai ROE pada Bank HIMBARA.
Pada Bank BRI nilai ROE sebesar 18,81%
namun selama terjadinya pandemi periode 2020 naik menjadi 20,39% dan mengalami penurunan kembali pada periode 2021 menjadi 15,47%. Sama halnya dengan yang dirasakan Bank HIMBARA lainnya seperti : Bank BNI yang bahkan menyentuh angka 2,86%
lalu naik menjadi 10,42% selama periode pandemi, Bank Mandiri, dan Bank BTN yang mengalami kenaikan pada periode selama terjadinya pandemi namun periode berikutnya terjadi penurunan kembali, maka dapat disimpulkan rata- rata Bank HIMBARA mengalami kenaikan dan keturunan pada periode sebelum dan selama terjadinya pandemi, dan tidak menyebakan perbedaan financial performance yang signifikan.
3. BOPO (Operating Expenses to Operating Income)
Sesuai hasil Asymp. Sig. (2- tailed) menunjukan nilai 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya perbedaan financial performance pada Bank HIMBARA, serta pada statistik nilai BOPO pada Bank HIMBARA rerata nilai BOPO setiap bank termasuk dalam predikat sangat sehat karena berada pada rasio BOPO≤ 94%.
Walaupun tidak dipungkiri terjadinya kenaikan statistik nilai BOPO pada setiap Bank seperti, Bank BRI semula sebesar
38 70,50% namun mengalami kenaikan menjadi 80,64%, sama halnya dengan Bank BNI dan Bank Mandiri yang semula 70,15% dan 67,44% menjadi 93,31%
dan 80,03. Namun perbaikan nilai BOPO dialami oleh Bank BTN dimana sebelum pandemi COVID-19 menyentuh angka 95,08% yang bukan termasuk predikat sangat sehat lagi sebab nilai rasio BOPO>
94%. Namun membaik 93,02% pada kuartal III periode 2020 dan termasuk pada predikat sangat sehat. maka dapat disimpulkan rerata Bank HIMBARA mengalami kenaikan nilai BOPO pada periode selama terjadinya pandemi, dan menyebakan perbedaan financial performance yang signifikan.
SIMPULAN
Sesuai hasil Uji Penelitian yang dilakukan dan diuraikan pada pembahasan diatas, disimpulkan bahwa adanya perbedaan rasio Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan BOPO (Operating Expenses to Operating Income).
Terdapat adanya signifikansi perbedaan pada nilai ROA sebelum dan selama terjadinya pandemi, hal tersebut menyebabkan perbedaan financial performance yang sangat signifikan, Terdapat adanya signifikansi perbedaan pada nilai ROE sebelum dan selama terjadinya pandemi, hal tersebut menyebabkan perbedaan financial performance yang sangat signifikan, terdapat adanya perbedaan yang signifikan pada nilai BOPO sebelum dan selama terjadinya pandemi, hal tersebut menyebabkan perbedaan financial performance yang sangat signifikan.
Perkembangan financial performance pada Bank HIMBARA sebelum pandemi COVID-19 pada Bank HIMBARA rerata nilai rasio ROA sebesar 2,44% menunjukan kualifikasi 1 sebab, berada pada 𝑅𝑂𝐴 > 1,5%. Pada nilai rerata rasio ROE sebesar 18,81% yang termasuk pada kualifikasi 1 dengan kategori sangat sehat karena 𝑅𝑂𝐸 >
15%, dan rerata nilai rasio BOPO sebesar 70,50% dan termasuk pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat karena 𝐵𝑂𝑃𝑂 ≤ 94%.
Perkembangan financial performance pada Bank HIMBARA selama terjadinya pandemi COVID-19 pada Bank HIMBARA rerata nilai rasio ROA sebesar 1,38% menunjukan peringkat 2 dengan predikat sehat sebab, berada pada 𝑅𝑂𝐴 < 1,5%. Pada rerata rasio ROE sebesar 10,42% yang termasuk pada peringkat 2 dengan predikat sehat karena 𝑅𝑂𝐸 < 15%, dan nilai rata-rata rasio BOPO sebesar 90,80% dan termasuk pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat karena 𝐵𝑂𝑃𝑂 ≤ 94%.
Financial performance diproyeksikan menggunakan rasio profitabilitas seperti ROA, ROE, dan BOPO dengan bukti bahwa rasio ROA, ROE, dan BOPO mengalami perbedaan yang signifikan. Pada ROA masing- masing Bank HIMBARA terjadi perbedaan yang signifikan dikarenakan ekonomi yang tidak stabil akibat pandemi COVID-19 yang berdampak pada hasil laba dari penggunaan seluruh aset yang berkurang drastis, serta persaingan Bank yang semakin ketat yang ditimbulkan dari masuknya lembaga- lembaga baru pada sektor keuangan.
Untuk rasio ROE yang mengalami statistik fluktuatif disebabkan oleh pertumbuhan laba bersih yang kurang stabil pada sebelum dan selama terjadinya pandemi COVID- 19 mempengaruhi financial performance, sebab aset menjadi jumlah tertentu dari modal ekuitas.
Terakhir untuk rasio BOPO terjadinya perubahan yang signifikan karena belanja operasional seperti intensitas tingkat bunga yang diberikan pada nasabah relatif kecil, serta laba bunga operasional dari nasabah realatif rendah.
39 Sesuai kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran pada manajemen Bank HIMBARA untuk peningkatan nilai ROA (Return On Assets), dengan mencari opsi pendanaan lain untuk menambah asset dengan memperhatikan kondisi perekonomian di Indonesia, serta kebijakan para stakeholder sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aset perusahaan.
Untuk peningkatan nilai ROE (Return On Equity), maka modal yang dimiliki dapat dikelola secara efisien serta berusaha meningkatkan pengembalian modal yang lebih optimal, dengan memperhatikan manajemen risiko Bank, dan mempunyai cadangan aktiva untuk meminimalkan kerugian yang mungkin akan dialami.
Untuk peningkatan nilai BOPO (Operating Expenses to Operating Income) dengan menciptakan kegiatan operasional yang efisien, menggunakan sarana atau infrastruktur yang efektif, serta diwujudkannya kegiatan penyaluran kredit kepada nasabah agar perusahaan mendapatkan bunga yang meningkat, begitupun bunga yang diberikan pada nasabah juga dapat optimal.
Terakhir, Bank HIMBARA diharapkan dapat memperbaiki profitabilitasnya pada periode mendatang, sehingga dapat memperbaiki portofolio keuangan perusahaan agar mendapatkan pembiayaan yang dapat membantu restrukturisasi perusahaan bagi Bank HIMBARA.
DAFTAR PUSTAKA
Azahra, S. B., Pakpahan, R., & Mai, M. U.
(2021). Pengaruh Kinerja Keuangan dan BI-7 Day Repo Rate terhadap Profitabilitas pada Bank BUMN. Indonesian Journal of Economics and Management, 1(3), 665-674.
Eldiani, N. (2021). Kinerja Keuangan Bank Milik Pemerintah (BUMN) Vs Kinerja
Keuangan Bank Milik Swasta
(BUMS). PRISMAKOM, 19(1), 53-62.
Fitria, L., Zuswita, H., & Eliza, R. (2020).
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Bank BUMN Dan Swasta Periode 2016- 2018. FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, 6(1), 17-23.
Hadiwardoyo, W. (2020). Kerugian ekonomi nasional akibat pandemi Covid- 19. Baskara: Journal of Business and Entrepreneurship, 2(2), 83-92.
Juliani, W., & Nurdin, N. (2019).
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank HIMBARA Sebelum dan Sesudah Adanya Kerjasama pada ATM Merah Putih (Studi Empiris pada Bank BNI, Bank BRI, Bank BTN, dan Bank Mandiri). Prosiding Manajemen, 72-78.
Kusuma, S. Y., & Widiarto, A. (2022).
Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Keuangan yang Tercatat di BEI Sebelum dan Selama Pandemi COVID- 19. Yudishtira Journal: Indonesian Journal of Finance and Strategy Inside, 2(1), 30-42.
Misral, M., Rahmayanti, S., & Rahayu, N.
I. (2021). Analisa Kinerja Keuangan Bank BUMN dan Bank Swasta Berdasarkan Rasio Keuangan. Jurnal Akuntansi Dan Ekonomika, 11(2), 273-282.
Niu, F. A. L., & Wokas, H. R. (2021).
ANALISIS KOMPARASI RASIO PROFITABILITAS BANK BUMN SEBELUM DAN SELAMA ADANYA PANDEMI COVID-19 TAHUN 2019-2020. JURNAL RISET AKUNTANSI DAN AUDITING"
GOODWILL", 12(2), 447-463.
Novriansyah, N., Oktarina, S., &
Fujiansyah, D. (2020). ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL UNTUK MENILAI KESEHATAN BANK KONVENSIONAL BUMN (BRI, MANDIRI DAN BNI46) PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2015. Jurnal Ekonomia, 10(1), 53-65.
Otoritas Jasa Keuangan. (2019). POJK No.11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease.
Rahmawati, Y., Salim, M. A., & Priyono, A. A. (2021). Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Syariah Sebelum Dan Selama Pandemi Covid-19 (Studi Pada Bank Syariah Yang Terdaftar Di OJK). Jurnal Ilmiah Riset Manajemen, 10(10).
40 Seto, A. A., & Septianti, D. (2021).
Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Kinerja Keuangan Sektor Perbankan DI Indonesia. Eqien- Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 8(2), 144-154.
Supit, T. S., Tampi, J. R., & Mangindaan, J. (2019). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Bumn Dan Bank Swasta Nasional Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3).
Tiono, I., & Djaddang, S. (2021). Analisis komparasi kinerja keuangan pada perbankan konvensional buku iv di indonesia sebelum dan sesudah pandemi covid-19. BALANCE: Jurnal Akuntansi, Auditing dan Keuangan, 18(1), 72-90.