• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

15 2.1.Kajian Teoritis

2.1.1. Pengertian Administrasi Negara

Sebelum penulis memaparkan perilaku organisasi, penulis menjelaskan administrasi negara terlebih dahulu. Istilah Administrasi secara etimologi berasal dari bahasa Latin (Yunani) yang terdiri atas dua kata yaitu “ad” dan “ ministrate”

yang berarti “to serve” yang dalam Bahasa Indonesia berarti melayani atau memenuhi. Sedangkan pendapat A. Dunsire yang dikutip ulang oleh Keban (2008:2) "administrasi diartikan sebagai arahan, pemerintahan, kegiatan implementasi, kegiatan pengarahan, penciptaan prinsipprinsip implementasi kebijakan publik, kegiatan melakukan analisis, menyeimbangkan dan mempresentasikan keputusan, pertimbangan-pertimbangan kebijakan, sebagai pekerjaan individual dan kelompok dalam menghasilkan barang dan jasa publik, dan sebagai arena bidang kerja akademik dan teoritik.

Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas. Tidak hanya itu, negara juga memiliki kewajiban untuk menyejahterakan, melindungi, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, ada dua pengertian negara.

Pertama, negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. Kemudian yang kedua, negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah

(2)

tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.

Administrasi negara merupakan suatu pengaturan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah atau aparatur negara supaya tujuan negara bisa tercapai dengan efektif dan efisien. Sumber lain mendefinisikan administrasi negara sebagai suatu sistem yang dibuat sedemikian rupa yang bertujuan untuk mengatur proses pengelolaan organisasi masyarakat, sehingga bisa berjalan dengan baik dan benar. Menurut Waldo (1983:3) mendefinisikan administrasi negara sebagai organisasi dan manajemen manusia dalam pemeritahan guna mencpai tujuan yang telah ditentukan/ditetapkan. Selain itu, administrasi negara merupakan seni dan ilmu tentang menajemen yang dipergunakan untuk mengatur urusan-urusan negara. Sedangkan administrasi negara menurut Edward H. Litchfield yang dikutip oleh Syafei (2003:33), yaitu: “suatu studi mengenai bagaimana bermacam- macam badan pemerintahan diorganisir, diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakan dan dipimpin”.

2.2.Teori Organisasi

2.2.1. Pengertian Organisasi

Administrasi negara ini perlu adanya organisasi, organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya. Menurut Max Weber, Organisasi ialah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan

(3)

pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu. Dalam organisasi tentunya ada orang-orang yang menjalankan tugasnya masing-masing dan harus mempunyai perilaku yang baik akan tercapainya tujuan.

Secara teoritis organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat, definisi organisasi telah banyak dikemukakan oleh para ahli baik dari dalam maupun luar negeri. Adapun ada beberapa pemahaman terhadap landasan teori organisasi sebagaimana pandangan Robbins dalam Mahyuddin, dkk menyebutkan bahwa “Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.”

Pada dasarnya organisasi merupakan suatu hubungan manusia satu dengan manusia lain, namun di zaman yang modern ini kata organisasi di artikan juga suatu organisasi atau suatu proses dalam melakukan suatu tujuan untuk kepentingan bersama. Dalam teori organisasi bila merujuk pada pandangan Aristoteles dalam Suadi menyebutkan bahwa “Keadilan legal yaitu perlakuan yang sama terhadap semua orang sesuai dengan hukum yang berlaku” Dalam kalimat tersebut berarti semua orang harus dilindungi dan tunduk pada hukum yang ada secara tanpa pandang bulu, karena keadilan legal menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan negara.

Demikian pula dengan organisasi sebagaimana pendapat Sondang P.

Siagian, menyebutkan sebagai berikut:

(4)

“Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”

Dalam pengertian yang lain terhadap organisasi banyak uraian yang dilakukan para ahli sebagaimana menurut Malayu S.P Hasibuan, menyebutkan bahwa “Organisasi ialah suatu system perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu.

Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja”.

Dalam perkembangan organisasi yang dikembangkan secara menyeluruh memiliki tujuan tertentu dari organisasi bersangkutan, oleh karena itu tujuan organisasi adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh seluruh anggota organisasi.

Secara formal tujuan organisasi adalah arah atau sasaran yang ingin dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijakan (policy), strategi, anggaran (budgeting) dan peraturan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya makna tujuan

organisasi bagi anggota organisasi yang terdiri atas pimpinan dan staf merupakan sarana untuk merealisasikan keterampilan, pengetahuan dan memenuhi kebutuhan hidup anggotanya. Sementara itu tujuan organisasi bagi pemilik dan pendiri organisasi dimaknai sebagai sarana untuk mencapai tujuan mereka melalui kerja para anggotanya. Struktur organisasi sangat diperlukan pada proses implementasi suatu kebijakan karena salah satu faktor struktural paling mendasar dari suatu organisasi yaitu adanya Standard Operating Prosedures (SOP). Dalam organisasi

(5)

tentunya ada orang-orang yang menjalankan tugasnya masing-masing dan harus mempunyai perilaku yang baik akan tercapainya tujuan.

2.3.Teori Perilaku Organisasi

2.3.1. Pengertian Perilaku Organisasi

Pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972)

Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang di dalamnya mempelajari tentang bagaimana seseorang ataupun individu bisa bergerak dan berperilaku sesuai dengan organisasi. Termasuk di dalamnya mempelajari bagaimana mereka bisa berinteraksi satu sama lainnya dan bagaimana mereka bisa bekerja dalam suatu struktur organisasi untuk bisa menyelesaikan pekerjaan.

Salah satu tujuan utama dilakukannya studi perilaku organisasi adalah agar bisa merevitalisasi teori organisasi dan juga mengembangkan konseptualisasi kehidupan organisasi yang lebih baik. Studi tentang perilaku organisasi ini memiliki peranan yang penting untuk dipahami, memprediksi, serta

(6)

mengandalkan perilaku setiap SDM dalam suatu organisasi, sehingga organisasi tersebut bisa berjalan secara efektif..

Menurut Timothy A. Judge menjelaskan bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki dampak yang dipunyai oleh suatu individu, kelompok, dan juga struktur pada perilaku yang ada di dalam suatu organisasi.

Tujuan dari perilaku organisasi adalah untuk menerapkan ilmu pengetahuan agar bisa meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Sedangkan menurut Thoha menerangkan bahwa “perilaku organisasi adalah suatu studi yang berhubungan dengan berbagai aspek tingkah laku manusia di dalam organisasi ataupun kelompok tertentu”.

Menurut khaerul umam, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak dari perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku organisasi agar bisa menerapkan pengetahuan terkait tentang berbagai hal tersebut demi perbaikan efektivitas suatu organisasi. Sedangkan menurut Syamsir Torang berpendapat bahwa “perilaku organisasi adalah tentang apa yang dilakukan oleh mereka yang ada di dalam organisasi dan bagaimana perilaku mereka mampu memberikan dampak pada performa organisasi tersebut”.

Menurut Triatna (2015, hlm. 2) “perilaku organisasi menjelaskan studi terhadap apa yang dilakukan orang-orang dalam suatu organisasi dan perilaku tersebut mempengaruhi kinerjanya dalam organisasi”. Sedangkan Menurut Utaminingsih (2014, hlm. 2) “perilaku organisasi merupakan bidang studi yang mencakup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu guna

(7)

mempelajari persepsi individu dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok dan di dalam organisasi secara keseluruhan”.

Menurut Wijaya (2017, hlm 1) mengemukakan bahwa “perilaku organisasi suatu disiplin ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam organisasi serta dampaknya terhadap kinerja baik kinerja individual, kelompok ataupun organisasi”. Sedangkan teori umum dari perilaku organisasi yang dikemukakan oleh Robbins (2016, hlm. 6) “perilaku organisasi adalah studi mengenai apa yang orang-orang lakukan dalam sebuah organisasi dan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kinerja organisasi”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi yaitu suatu sikap dan tingkah laku individu yang diharapkan dapat memberikan dampak baik bagi diri sendiri maupun organisasi. Perilaku organisasi merupakan hakikat mendasar pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi.

2.3.2. Tujuan Perilaku Organisasi

Menurut Sobirin (2015, hlm. 44) tujuan perilaku organisasi sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan Perilaku Manusia

Tujuan pertama mempelajari studi perilaku keorganisasian adalah kita bisa mengidentifikasi, menelaah, dan menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi dalam sebuah organisasi. Mengenali kejadian yang ada di organisasi sangat bermanfaat untuk seorang pimpinan untuk mengetahui

(8)

permasalahan yang sedang terjadi di organisasi, dan menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh para pimpinan. Sebagai contoh, sebuah organisasi kemahasiswaan membentuk sebuah divisi yang anggotanya terdiri dari kaka tingkat dan adik tingkat, kemudian keduanya mempunyai kedudukan yang sama. Namun, jika usulan-usulan dari adik tingkat, usulan yang brilian sekalipun, selalu ditolak dan diabaikan oleh kaka tingkat maka bisa diidentifikasikan dan dijelaskan apa sesungguhnya yang sedang terjadi dalam organisasi tersebut. Bisa saja penolakan tersebut terjadi karena adanya ketidaksetaraan dalam memperlakukan anggotanya.

2) Menjelaskan dan Memprediksi Perilaku Manusia

Tujuan kedua mempelajari perilaku keorganisasian berfokus pada kejadian di masa datang. Sebagaimana kita ketahui, organisasi umumnya didirikan bukan untuk jangka pendek, melainkan untuk jangka panjang, bahkan kalau mungkin, untuk waktu yang tidak terbatas. Oleh karena itu, tujuan mempelajari organisasi bukan sekedar apa yang terjadi sekarang melainkan apa yang akan terjadi di masa datang.

3) Mengendalikan Perilaku Manusia

Tujuan ketiga adalah mengendalikan perilaku manusia dalam organisasi. Mengontrol perilaku manusia dianggap sebagai tindakan yang tidak etis karena ini mengenai kebebasan manusia tersebut. tidak semua perilaku manusia yang ada di organisasi cocok dengan kepentingan dan tujuan organisasi, seperti yang kita ketahui bahwa orang-orang yang ada di organisasi berasal dari latar belakang pendidikan dan karakter yang

(9)

berbeda. Demikian juga mengendalikan perilaku manusia bukan sekadar mengawasi atau mengarahkannya, tetapi sekaligus, jika diperlukan, mengubahnya manakala perilaku tersebut disfungsional.

2.3.3. Karakteristik dalam Perilaku Organisasi

Menurut Ahdiyana (2011, hlm 9) Dalam mempelajari perilaku organisasi, dipusatkan dalam tiga karakteristik yaitu:

1) Perilaku, lebih kepada tingkah laku individu dalam berorganisasi, memahami perilaku individu yang berbeda dalam organisasi.

2) Struktur, struktur berkaitan dengan pembentukan kelompok dan pembagian tugas, bagaimana pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur. Struktur organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektifitas organisasi.

3) Proses, berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi.

Proses organisasi meliputi: komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan.

2.3.4. Indikator Perilaku Organisasi

Indikator-indikator dari perilaku organisasi menurut Robbins (2016, hlm.

6) yaitu :

1) Motivasi

Menurut Robbins dalam Setiawan (2015, hlm. 48) “motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk

(10)

tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu”. Selain itu motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam maupun luar diri seseorang untuk menunjukan perilaku tertentu dan bertindak terhadap kebutuhan yang belum terpenuhi.

2) Perilaku dan Kekuasaan Pemimpin

Menurut Walgito dalam nisrima, dkk (2016, hlm. 195) “perilaku manusia tidak lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada”. Jadi perilaku merupakan tingkah laku seseorang yang berinteraksi dalam suatu organisasi. Sedangkan menurut Yudiatmaja (2013, hlm. 31) “kepemimpinan adalah setiap usaha untuk memengaruhi, sementara itu kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin”. Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin dan secara langsung mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang dipimpin baik berupa komitmen, kepatuhan maupun perlawanan.

3) Komunikasi Interpersonal

Menurut Mulyana dalam Patriana (2014, hlm. 206) “Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang yang bertatap muka, memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal”. Komunikasi interpersonal merupakan model komunikasi yang paling efektif maka model ini dianggap pula paling efektif dalam proses penggalian informasi.

(11)

Karena manusia dalam kehidupannya harus berkomunikasi dan manusia membutuhkan orang lain atau kelompok untuk berkomunikasi.

4) Struktur dan Proses Kelompok

Menurut Robbins dalam Nurhayati dan Darwansyah (2013, hlm. 4)

“struktur organisasi diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan”. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi harus selalu dievaluasi untuk memastikan konsistensinya dalam pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

Sedangkan menurut Mariyaningsih dan Hidayati (2018, hlm. 44)

“proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan memuat hubungan kerja yang baik”. Proses kelompok suatu pelaksanaan tugas yang ada di dalam suatu organisasi sehingga tujuan dari organisasi tersebut tercapai.

5) Pengembangan dan Persepsi Sikap

Menurut Schnerila dalam Hidayati (2018, hlm. 26) “perkembangan yaitu dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi”. Mengembangkan sikap seseorang berarti

(12)

membangkitkan kesadaran orang tersebut, dimana orang tersebut memiliki potensi yang harus dikembangkan. Menurut Nugraha (2015, hlm. 3)

“persepsi merupakan kecenderungan seseorang terhadap sesuatu dalam ranah relatif, artinya persepsi individu terhadap sesuatu akan berbeda-beda berdasarkan persepsi dari masing-masing orang”. Dalam proses persepsi, individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu objek yang dapat bersifat positif atau negatif, senang atau tidak senang, dan sebagainya.

6) Proses Perubahan

Menurut Soekanto dalam Rosana (2011, hlm 34) “perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilainilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat”. Perubahan sikap dan perilaku anggota organisasi lewat proses komunikasi, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Perubahan individu mengacu pada perubahan dalam sikap, keterampilan dan persepsi.

7) Konflik dan Negosiasi

Menurut Robbins (2015, hlm. 305) “konflik adalah sebuah proses yang dimulai ketika salah satu pihak memandang pihak lainnya telah memengaruhi secara negatif, atau akan berpengaruh secara negatif terhadap segala sesuatu hal yang dipedulikan oleh pihak pertama”. Konflik terjadi ketika adanya ketidakselarasan tujuan, perbedaan pola interaksi satu

(13)

dengan yang lainnya, perbedaan pendapat. Sedangkan menurut Purwanto (2006, hlm. 251) “negosiasi merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung secara kontinu atau terus menerus hingga tercapai suatu kesepakatan bagi kedua belah pihak”. Negosiasi cara saat pihak-pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan.

8) Rancangan Kerja

Menurut Wijono (2010, hlm. 200) “rancangan kerja dan organisasi kerja ini memberi perhatian pada hubungan antara para karyawan dan sifat serta isi tugas-tugas, dan fungsi-fungsi tugas mereka”. Jadi rancangan kerja merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam suatu organisasi yang akan dilakukan seseorang ketika mengikuti organisasi. Ini merupakan sifat dasar dari pekerjaan seseorang mempengaruhi sikap dan perilaku mereka atas pekerjaan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara berfikir, cara untuk memahami persoalan- persoalan dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Perilaku organisasi juga secara langsung berhubungan dengan pengertian, ramalan dan pengendalian terhadap tingkah laku orang-orang dalam suatu organisasi, dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut mempengaruhi usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi.

(14)

2.3.5. Manfaat Perilaku Organisasi

Menurut Susilawati (2016, hlm 1) mengenai manfaat perilaku organisasi.

Berikut manfaat dari perilaku organisasi:

1) Individu, perkembangan organisasi, dan keberhasilan suatu organisasi.

2) Pimpinan, yang membuat kebijakan memutuskan, dan memecahkan suatu masalah.

3) Ekonomi Global, untuk mensejahterakan kebijakan ekonomi yang efektif dan efisien.

2.4.Konsep BPNT

2.4.1. Pengertian BPNT

Program yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari adalah program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). BPNT dikenal di Negara lain dengan istilah Non Cash Food Assistance Program. BPNT lebih dimaksudkan pada upaya

membangun sistem perlindungan (keberdayaan pangan) sosial kepada masyarakat miskin.

Bantuan Pangan Non Tunai yang selanjutnya disebut BPNT adalah bantuan sosial pangan yang disalurkan dalam bentuk non tunai (uang elektronik) dari pemerintah kepada KPM setiap bulannya dan yang digunakan KPM hanya untuk membeli bahan pangan di e-warong. Untuk daerah dengan akses terbatas, mekanisme pelaksanaan BPNT diatur lebih lanjut sesuai dengan kebijakan pemerintah.

(15)

Program BPNT dilaksanakan oleh pemerintah, yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, ketepatan sasaran penyaluran bantuan sosial serta mendorong keuangan inklusif. Untuk mendukung pelaksanaan program BPNT, maka Menteri Sosial telah menetapkan Permensos Nomor 20 Tahun 2019, tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Pemerintah sangat mendukung program BPNT, karena mampu mengurangi beban pengeluaran KPM (Keluarga Penerima Manfaat) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan, memberikan gizi yang seimbang kepada KPM, meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan bantuan pangan serta mendorong kearah pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mencapai sasaran tersebut terdapat mekanisme khusus untuk wilayah kabupaten yang sesuai dengan penilaian tim pengendalian dan diputuskan oleh Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin, Kementerian Sosial.

2.4.2. Mekanisme Pelaksanaan dan Penyaluran BPNT

Dalam mekanisme pelaksanaan BPNT, tahap pertama yang harus dilalui adalah koordinasi pelaksanaan dimana koordinasi dilakukan untuk memastikan dasar hukum, mekanisme dan tahapan pelaksanaan di lapangan, serta berbagai prosedur administrasi lainnya. Tahap kedua yaitu penyiapan data KPM yang dilaksanakan melalui aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial – Next Generation (SIKS-NG). Tahap ketiga yaitu pembukaan rekening kolektif oleh

Bank Penyalur untuk Bantuan Pangan dan pencetakan KKS khusus untuk KPM non-PKH. Dan tahap keempat yaitu persiapan e-warong, setelah mengetahui jumlah KPM di masing-masing gampong dari kementerian sosial, Bank Penyalur

(16)

bersama pemerintah kabupaten/kota dan tenaga pelaksana BPNT di daerah mengidentifikasi agen bank atau pedagang untuk dapat menjadi e-warong penyalur BPNT.

Kemudian mekanisme penyaluran bantuan terdiri dari (1) proses penyaluran dana BPNT dilaksanakan oleh Bank Penyalur tanpa pengenaan biaya;

(2) proses penyaluran dilakukan dengan memindahbukukan dana BPNT dari rekening kementerian sosial di Bank Penyalur ke rekening wallet KPM BPNT; (3) pemindahbukuan dana BPNT dilakukan paling lama 30 hari kalender sejak dana tersebut ditransfer dari kas Negara ke rekening kementerian sosial di Bank Penyalur; (4) penyaluran dana BPNT ke dalam rekening wallet KPM dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan berjalan, dan; (5) proses penyaluran BPNT dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Belanja Bansos yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.

2.5.Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada kerangka teori yang telah dikemukakan di atas, meskipun ada beberapa kritik namun teori Robbins dan Judge diterima luas khususnya di organisasi – organisasi, karena teori Robbins dan Judge mendasar pada perilaku organisasi, maka penelitian dan penulisan skripsi ini menggunakan Teori Perilaku Organisasi dari Robbins dan Judge. Menurut teori ini perilaku organisasi dapat dipengaruhi sebagai berikut:

1. Motivasi

2. Perilaku dan kekuasaan pemimpin

(17)

3. Komunikasi interpersonal 4. Struktur dan proses kelompok 5. Pengembangan dan persepsi sikap 6. Proses perubahan

7. Konflik dan negosiasi 8. Rancangan kerja

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Perilaku Organisasi Dalam Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang belum optimal

Perilaku Organisasi Robbins dan Judge (2016) 1. Motivasi

2. Perilaku dan kekuasaan pemimpin 3. Komunikasi interpersonal

4. Struktur dan proses kelompok 5. Pengembangan dan persepsi sikap 6. Proses perubahan

7. Konflik dan negosiasi 8. Rancangan kerja

Perilaku Organisasi Dalam Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang optimal

(18)

Penyaluran program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sudah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019. Program BPNT ini adalah program yang dibentuk oleh Kementerian Sosial yang kemudian tersebar di seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota di Negara Indonesia. Salah satunya yaitu Kabupaten Subang khususnya Kecamatan Cijambe yang mulai menjalankan program BPNT sejak tahun 2018. Pemerintah mendukung program ini karena mampu mengurangi beban masyarakat miskin.

2.6.Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang penulis kemukakan di atas dan agar lebih mengarah kepada penelitian ini maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : “Perilaku Organisasi Dalam Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang akan optimal apabila memfokuskan pada indikator Motivasi, Perilaku dan kekuasaan pemimpin, Komunikasi interpersonal, Struktur dan proses kelompok, Pengembangan dan persepsi sikap, Proses perubahan, Konflik dan negosiasi, Rancangan kerja”.

Referensi

Dokumen terkait

Penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari suatu sistem dan proses perubahan untuk individu beserta masyarakat agar apa yang ingin dilakukan atau

Pada Predispositional factors ini berhubungan dengan modernitas individu, dimana mahasiswa cenderung mengikuti perubahan ke arah yang lebih modern sehingga dapat

Perilaku pelanggan dapat disimpulkan menjadi (1) disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok, atau organisasi dan proses-proses yang digunakan pelanggan

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi

Dari definisi di atas dapat disimpulkan, perilaku konsumen itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan

2.6. Tinjauan tentang Pelayanan 2.6.1.. Bagi setiap organisasi atau perusahaan terutama yang bergerak di bidang jasa memberikan pelayanan yang terbaik terhadap

Berdasarkan sejumlah definisi di atas , dapat dirumuskan bahwa perilaku industri mengacu pada bagaimana individu- individu perusahaan berperilaku dalam pasar melalui strategi

Menurut Kotler dan Keller dalam Sabran 2009:166 menyatakan bahwa : “Perilaku konsumen yaitu studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, meggunakan, dan