• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN UJI KARAKTERISTIK REFINED BLEACHED DEODORIZED CRUDE PALM OIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN BIOPELUMAS DENGAN TiO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN UJI KARAKTERISTIK REFINED BLEACHED DEODORIZED CRUDE PALM OIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN BIOPELUMAS DENGAN TiO"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

CRUDE PALM OIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN

BIOPELUMAS DENGAN TiO

2

NANO PARTIKEL SEBAGAI

INHIBITOR KOROSI

Disusun oleh :

EVAN POSMA ULI BASA (3335170034) RANGGA EDITYA PRATAMA (3335170107)

JURUSAN TEKNIK KIMIA – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON - BANTEN

2022

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmat sehat-Nya, baik itu sehat berupa fisik maupun akal pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang berujudul “Uji Karakteristik Refinered Bleached Deodorized Crude Palm Oil sebagai Bahan Dasar Pembuatan Biopelumas dengan TiO2-NP sebagai Inhibitor Korosi”.

Laporan penelitian ini dibuat dalam rangka pembelajaran sekaligus untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan Strata S1 Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon - Banten.

Dalam penyusunan laporan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan, saran, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih pada:

1. Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T. selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Jayanudin, S.T., M.T. sekalu ketua jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Hafid Alwan, S.T., M.T. selaku pembimbing I penelitian penulis yang senantiasa memberi arahan serta dukungan untuk menyelesaikan penelitian ini.

4. Dr. Ing. Anton Irawan, S.T., M.T. selaku pembimbing II penelitian yang senantiasa memberi koreksi dan masukan pada penelitian ini.

5. Dr. Indar Kustiningsih, S.T., M.T. selaku dosen teknik kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang senantiasa memberikan informasi tentang bahan.

6. Dr. Marta Pramudita, S.T., M.T selaku dosen teknik kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang senantiasa memberikan informasi tentang alat.

7. Teguh Kurniawan, S.T., M.T., PhD selaku dosen teknik kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang senantiasa memberikan ketersedian tempat uji.

8. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang selalu saling mengingatkan satu sama lain.

(5)

v

9. Kedua orang tua dari Evan Posma Uli Basa dan kedua orang tua dari Rangga Editya Pratama yang banyak berpengaruh dalam segala pelaksanaan penelitian.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada mereka.

10. Siti Nur Khoirunnisa, Amd. Keb. yang senantiasa memberikan masukan, koreksi dan dukungan selama proses penyusunan Laporan ini.

11. Syahrul Ramadan yang senantiasa memberikan masukan dan koreksi selama proses penyusunan Laporan ini.

Dalam penyusunan Laporan penelitian ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis sangat harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang dan penulis berharap proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.

Cilegon, 14 Maret 2022

Penulis

(6)

vi

ABSTRAK

UJI KARAKTERISTIK REFINED BLEACHED DEODORIZED

CRUDE PALM OIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN

BIOPELUMAS DENGAN TiO

2

NANO PARTIKEL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI

Oleh:

Evan Posma Uli Basa Rangga Editya Pratama

Pelumas merupakan suatu bahan kimia berbentuk cairan (liquid) yang umumnya digunakan pada mesin kendaraan bermotor. Pada dasarnya, Pelumas digunakan untuk mengurangi gesekan antara dua permukaan benda. Namun pelumas juga harus memiliki ketahanan terhadap korosi agar menghindari kerusakan pada mesin.

Langkah yang digunakan adalah dengan menambahkan aditif TiO2-NP anatase sebagai inhibitor korosi. Langkah awal pencampuran adalah dengan membuat dispersan aditif dari nanopartikel TiO2-NP dengan etilen glikol yang divariasikan, selanjutnya adalah melakukan pencampuran dengan metode sonikasi antara aditif dengan RBD CPO sebagai biopelumas. Sonikasi dilakukan selama variasi waktu, yaitu 30 menit, 60 menit, dan 90 menit. Pengujian sampel yang dilakukan diantaranya uji densitas, uji viskositas, uji bilangan asam total (TAN), dan uji laju korosi dengan metode weight loss. Data terbaik ada pada variasi waktu 90 menit sonikasi dengan konsentrasi TiO2-NP pada aditif adalah 0,15% yaitu dengan nilai densitas 0,9880 g/cm3, viskositas 30,36 CSt, Bilangan asam 0,2244 g KOH/g Sampel, dan nilai laju korosi 16,76 mmpy. Penggunaan RBD CPO sebagai biopelumas cukup korosif, namun efisiensi TiO2-NP anatase sebagai inhibitor korosi cukup baik dengan nilai efisiensi 68,97%.

Kata Kunci: biopelumas, minyak, pelumas, aditif, korosi.

(7)

vii

ABSTRACT

TEST CHARACTERISTICS OF REFINED BLEACHED DEODORIZED CRUDE PALM OIL AS BASIC INGREDIENTS

OF BIOLUBRICANT WITH TiO

2

NANO PARTICLES AS A CORROSION INHIBITOR

By:

Evan Posma Uli Basa Rangga Editya Pratama

Lubricants are chemicals in the form of liquids (liquid) which are generally used in motorized vehicle engines. Basically, lubricants are used to reduce friction between two surfaces of objects. However, the lubricant must also have corrosion resistance in order to avoid damage to the engine. The step used is to add TiO2-NP anatase additive as a corrosion inhibitor. The initial step of mixing is to make an additive dispersant from TiO2-NP nanoparticles with varied ethylene glycol, the next step is to mix it by sonication between the additive and palm oil as a biolubricant.

Sonication was carried out for variations of time, namely 30 minutes, 60 minutes, and 90 minutes. The sample tests carried out include density test, viscosity test, total acid number test (TAN), and corrosion rate test using the weight loss method. The best data is on a 90 minute sonication time variation with the concentration of TiO2- Np in the additive 0.15% with a density value of 0.9880 g/cm3, viscosity 30.36 CSt, acid number 0.2244 g KOH/g sample, and rate value corrosion 16.76 mmpy. The use of palm oil RBD as a biolubricant is quite corrosive, but the efficiency of anatase TiO2-NP as a corrosion inhibitor is quite good with an efficiency value of 68.97%.

Keywords: biolubricant, oil, lubricant, additive, corrosion.

(8)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Ruang Lingkup ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bio-Pelumas ... 4

2.1.1 Pelumas dan Pelumasan ... 5

2.1.2 Klasifikasi Pelumas ... 6

2.1.3 Sumber bahan baku Pelumas petroleum (minyak bumi) ... 8

2.1.4 Sumber bahan baku Pelumas RBD CPO ... 8

2.1.5 Pelumas Food-Grade ... 9

2.1.6 Pasokan dan Kebutuhan Pelumas di Dunia... 10

2.1.7 Posisi produsen Pelumas di seluruh dunia ... 12

2.1.8 Pasokan dan Kebutuhan Pelumas di Indonesia ... 13

2.1.9 Minyak Pelumas Mineral ... 13

2.1.10 Minyak Pelumas Nabati ... 14

2.1.11 Minyak Pelumas Sintetis ... 14

2.2 Karakteristik Dari Berbagai Macam RBD CPO ... 15

2.2.1 RBD CPO (CPO) ... 15

2.2.2 Minyak Kelapa Muda (VCO) ... 17

2.2.3 Minyak jarak ... 18

(9)

ix

2.2.4 RDB ... 20

2.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Bio-Pelumas dari RBD CPO ... 21

2.2 Aditif pada Bio-Pelumas ... 22

2.3 TiO2 ... 25

2.4 Korosi ... 26

2.5 Inhibitor Korosi ... 27

2.6 Sonikasi ... 29

2.7 Bilangan Asam (TAN) ... 28

2.8 Weight Loss Corrosion Rate Test ... 29

BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Tahapan Penelitian ... 29

3.1.1 Pembuatan Biopelumas ... 29

3.1.2 Pengujian Densitas ... 29

3.1.3 Pengujian Viskositas ... 30

3.1.4 Pengujia Nilai TAN ... 30

3.1.5 Pengujian Nilai Laju Korosi... 31

3.2 Prosedur Penelitian ... 32

3.2.1 Pembuatan Bio-Pelumas ... 32

3.2.2 Pengujian Densitas ... 32

3.2.3 Pengujian Viskositas ... 33

3.2.4 Pengujian TAN ... 33

3.2.5 Pengujian Laju Korosi ... 33

3.3 Alat dan Bahan ... 34

3.3.1 Alat ... 34

3.3.2 Bahan ... 35

3.4 Variabel Percobaan ... 36

3.4.1 Variabel Tetap ... 36

3.4.2 Variabel Bebas ... 36

3.4.3 Variabel Terikat ... 37

3.5 Metode Pengumpulan dan Analisa Data ... 37

3.5.1 Pengujian Densitas ... 37

3.5.2 Pengujian TAN ... 37

(10)

x

3.5.3 Pengujian Kehilangan Berat ... 38 3.5.4 Perhitungan Efisiensi Inhibitor ... 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Bio Pelumas ... 39 4.2 Pengaruh Penambahan Aditif TiO2-NP pada Bio Pelumas terhadap Nilai TAN ... 43 4.3 Pengaruh Penambahan Aditif TiO2-NP terhadap Laju Korosi ... 46 4.4 Efisiensi Inhibisi Aditif TiO2-NP ... 49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 32 5.2 Saran ... 32 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel karakteristik RBD sawit ...17

Tabel 2.2 Komposisi CPO ...17

Tabel 2.3 Sifat fisik kimia RDB CPO ...18

Tabel 2.4 Komposisi asam lemak jarak pagar dan landi...18

Tabel 2.5 Tabel karakteristik FAME ...19

Tabel 2.6 Sifat fisika TiO2...24

Tabel 2.7 Nilai korosifitas ...27

Tabel 2.8 Konstanta laju korosi ...28

Tabel 2.9 Nilai korosifitas untuk satuan mmpy...28

Tabel 4.1 Karakteristik bio pelumas ...35

Tabel 4.2 Nilai TAN ...40

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Raw material biolubricant atau biopelumas ...7

Gambar 2.2 Pasar sesuai dengan area aplikasi ...14

Gambar 2.3 Pasar pelumas di seluruh dunia ...14

Gambar 2.4 Pola viscosity index improves ...21

Gambar 2.5 Pola detergent ...22

Gambar 3.1 Diagram alir tahapan penelitian...29

Gambar 3.2 Diagram alir pengujian ...30

Gambar 4.1 Grafik pengaruh waktu terhadap densitas ...36

Gambar 4.2 Grafik pengaruh konsentrasi aditif terhadap densitas ...36

Gambar 4.3 Pegaruh etilen glikol ...37

Gambar 4.4 Grafik pengaruh waktu terhadap viskositas ...38

Gambar 4.5 Grafik pengaruh konsentrasi aditif terhadap viskositas ...39

Gambar 4.6 Pegaruh penambahan etilen glikol terhadap viskositas ...39

Gambar 4.7 Pengaruh Waktu terhadap laju Korosi ...41

Gambar 4.8 Pengaruh Kosentrasi Aditif terhadap Laju Korosi ...42

Gambar 4.9 Pengaruh Penggunaan Etilen Glikol terhadap Laju Korosi ...43

Gambar 4.10 Pengaruh Kosentrasi Aditif terhadap Efisiensi Anti-Korosi ...44

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang maju ini, transportasi adalah salah satu hal yang sangat diperlukan. Dengan adanya transportasi, manusia dapat mudah berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi terdiri dari trasportasi darat, laut, dan udara. Untuk transportasi darat diantaranya terdapat mobil dan motor yang keduanya menggunakan mesin berbahan bakar bensin. Mesin tersebut akan mengalami gesekan setiap kali melakukan kerja, gesekan tersebut sangat tidak diinginkan dalam mesin, adanya gesekan pada mesin kendaraan merupakan suatu alasan utama perlunya pelumasan. Komponen mesin kendaraan yang mayoritas terbuat dari logam akan menimbulkan panas apabila saling bergesekan. Untuk mengurangi efek dari gesekan tersebut, sistem pelumasan dibutuhkan (Suzuki, 2021). Pelumas tidak hanya berfungsi sebagai peredam gesekan, namun juga berfungsi sebagai pendingin, perapat, pembersih, serta anti karat (Auto2000, 2020).

Minyak pelumas adalah salah satu produk minyak bumi yang masih mengandung senyawa-senyawa aromatik dengan indeks viskositas yang rendah.

Hampir semua mesin-mesin dipastikan menggunakan minyak pelumas. Fungsi minyak pelumas adalah mencegah kontak langsung antara dua permukaan yang saling bergesekan (Efendi, 2014). Pelumas juga berfungsi sebagai perapat (seal) pada sistem kompresi. Menurut temperatur lingkungan minyak pelumas dibagi menjadi dua, yaitu 1. Minyak pelumas dingin (kode W/winter ), 2. Minyak pelumas panas (kode S/summer). Di daerah panas/tropis seperti indonesia dianjurkan menggunakan pelumas dingin (W), sedangkan didaerah subtropis/dingin dianjurkan untuk memakai pelumas panas (S) (Darmanto, 2011).

Sekarang ini bentuk minyak pelumas yang diproduksi oleh proses blending adalah dalam jumlah kecil dari bahan dasar minyak pelumas dan aditif. Bahan

(14)

2

dasar pelumas adalah menyiapkan pemilihan minyak bumi oleh proses dan proses yang dipilih adalah proses khusus yang memenuhi sifat yang dikehendaki.

Dan bahan kimia yang ditambahkan, digunakan untuk memberi sifat yang dikehendaki pada bahan dasar pelumas yang kurang baik atau untuk memenaikan dan memperbaiki sifat yang ada (Mulyono, 2019). Bahan dasar (base oil) pelumas yang beredar sekarang ini berasal dari minyak bumi yang biasa disebut pelumas mineral, dan hasil sintesa kimia yag disebut pelumas sintetis.tetapi minyak mineral dan minyak sintetik ini akhirnya menyebabkan masalah pencemaran lingkungan dan juga ketersediaan minyak bumi dialam yang semakin menipis menyebabkan manusia mulai menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan mudah terdegradasi secara alami (biodegradable).

Maka, pelumas dari minyak nabati (biopelumas) akhirnya Kembali digunakan (Sanjaya, 2008).

Minyak nabati merupakan bahan kimia organik yang terkandung banyak FFA (free fatty acids) atau asam lemak bebas. Asam lemak bebas tersebut dapat menyebabkan oksidasi pada mesin yang pada akhirnya akan mengalami korosi (Damarani dkk, 2019). Aditif sebagai inhibitor korosi dibutuhkan untuk menurunkan nilai korosifitas sehingga membuat umur mesin menjadi lebih Panjang. Pada penelitian sebelumnya digunakan aditif TiO2 nanopartikel sebagai anti keausan pada mesin (Zulkiflia dkk, 2013). Pada penelitian ini digunakan aditif TiO2 yang berperan sebagai inhibitor korosi agar membuat efisiesi penggunaan aditif (LTS, 2017).

Bahan dasar minyak nabati memiliki kekurangan yaitu mudah teroksidasai (korosif). Untuk memproduksi biopelumas, diperlukan adanya teknologi untuk menghasilkan Pelumas yang sesuai dengan karakter mesin, langkah yang harus diambil selanjutnya adalah dengan menambahkan aditif pada RBD CPO.

Penggunaan RBD CPO lebih rentan terjadi korosi pada mesin kendaraan, maka dari itu diperlukan inhibitor korosi sebagai aditif anti korosi pada biopelumas yaitu TiO2-NP yang akan mengadsorp FFA pada RBD CPO (Chang, 2016).

(15)

3 1.2 Rumusan Masalah

Pelumas bio dikembangkan dari bahan dasar berupa lemak hewan, minyak tumbuh-tumbuhanan, ataupun ester sintetis. Pelumas berbahan dasar minyak tumbuhan bersifat biodegradable dan nontoxic, juga bersifat dapat diperbaharui (renewable) (Kuweir, 2010). Aditif TiO2-NP yang digunakan sangat perpengaruh terhadap perubahan karakteristik korosifitas biopelumas.

Beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana; 1) teknik dan kondisi pembuatan biolubrikan yang meliputi pecampuran larutan aditif TiO2-NP dengan dispersan etilen glikol, 2) karakterisasi biolubrikan yang mengindikasi aktivitas TiO2 yang menga menunjukkan sebagai inhibitor korosi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari pengaruh penambahan aditif TiO2-NP pada pembuatan biopelumas terhadap densitas, viskositas, total bilangan asam, laju korosi dan efesiensi inhibisi yang mengarah pada SNI 7069.1-2012 untuk pelumas kendaraan bermotor.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini ada beberapa macam variabel diantaranya; variabel tetap adalah suhu sonikasi; variabel bebas adalah konsentrasi aditif dan pengaruh waktu pengadukan; variabel kontrol adalah nilai relative oksidasi, viskositas dan densitas. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada Laboratorium CoE lt.3 dan Laboratorium Kimia Dasar Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Suzuki. 2021. Website. Sistem Pelumasan: Pegertian, Komponen dan Cara Kerjanya.https://www.suzuki.co.id/tips-trik/sistem-pelumasan-

pengertian-komponen-dan-cara-kerjanya

[2] Auto2000. 2020. Website. 5 Fugsi Sistem Pelumasan Mobil. Jakarta:

https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/fungsi-sistem-pelumasan#

[3] Efendi, M. dan Adawiyah, R. 2014. Jurnal. PENURUNAN NILAI

KEKENTALAN AKIBAT PENGARUH KENAIKAN

TEMPERATUR PADA BEBERAPA MEREK MINYAK PELUMAS.

Banjarmasin: Polineknik Negeri Banjarmasin.

[4] Darmanto, 2011, Mengenal Pelumas Pada Mesin, Jurnal Momentum,Vol.7, hal.

5 – 10 , Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim, Semarang

[5] Mulyono. 2019. Jurnal Teknonologi. Bahan Dasar Minyak Pelumas (Base Mineral Oil). Forum Teknologi

[6] Sanjaya, D, I. 2008. Skripsi. “Pembuatan Pelumas Dasar Minyak Nabati dari Minyak Kelapa Sawit Menggunakan Katalis Heterogen (H3PO4/Zeolit).

Depok: Universitas Indonesia.

[7] Damarani, Zelika Nidya. Dkk. 2019. Jurnal. Pra-Desain Pabrik Refined Bleached Deodorized (RBD) Olein dari Crude Palm Oil (CPO). Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

[8] N.W.M. Zulkiflia, M.A. Kalam, H.H. Masjuki, & R. Yunus. 2013. Experimental analysis of tribological properties of biopelumas with nanoparticle Aditif.

(17)

Procedia Engineering 68: 152-157. Kuala lumpur: Malaysian International Tribology

[9] LTS, 2017. Safety Data Sheet Titanium Oxide. New York: LTS Research Laboratory.

[10] Chang, JuOae. dkk. 2016. Jurnal Ilmiah. Role of Fatty Acid Composites in The Toxicity of Titanium Dioxide Nanoparticles used in Cosmetic Products.

Pusan: Pusan National University

[11] Sukirno. 1988. Pelumasan dan Teknologi Pelumas. Depok: Universitas Indonesia.

[12] Kuweir, Yasir Sulaeman. 2010. Pembuatan Pelumas Bio Berbasis RBD Sawit Melalui Reaksi Pembukaan Cincin Efame (Epoxidized Fatty Acid Methyl Esther) Menggunakan Resin Penukar Kation Amberlyst-15.

Jakarta : Universitas Indonesia.

[13] Kumar, P.P.K and Kishna A.G.G., 2015. Physicochemical characteristics of commercial coconut oils produced in India. Grasas Y Aceites. 66: (1).

[14] Siskayanti R dan Kosim M E. 2017. Jurnal Rekayasa Proses. Analisi Pengaruh Bahan Dasar terhadap Indeks Viskositas Pelumas Berbagai Kekentalan. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jakarta.

XI(2):94-100.

[15] Kementerian Perindutrian Republik Indonesia . 2020. Dongkrak Utilitas, Kemenperin Pacu Investasi Industri Pelumas. Jakarta Selatan: Insan Oke.

[16] Afandi, dkk.2015. Jurnal Teknik ITS. “Analisa Laju Korosi pada Pelat Baja Karbon dengan Variasi Ketebalan Coating”. Surabaya: ITS

(18)

[17] Marlina, Wijayanti D, Yudiastari I P, Safitri L. 2017. Pembuatan Virgin Coconut Oil dai Kelapa Hibrida Menggunakan Metode Penggaraman dengan NaCl dan Garam Dapur. Jurnal Chemurgy. I(2):7-12

[18] Ismarani, Muharam S, Nomosatryo S. 2011. Karakterisasi dan Komposisi Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas L). Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. II(2):23-35.

[19] Yashvir Singh. Abhishek Sharma, Amneesh Singla. 2019. Non-edible vegeTabel oil–based feedstocks capable of bio-Pelumas production for automotive sector applications. Environmental Science and Pollution Research. Springer-Verlag GmbH Germany.

[20] Yasir Sulaeman Kuwier. 2010. Pembuatan Pelumas. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Jakarta: Universitas Indonesia.

[21] Magga, dkk. 2018. Jurnal. “Analisis Laju Ketahanan Korosi pda Baja Karbon Rendah Akibat Tegangan Dalam Menggunakan Metode C-Ring”.

Balikpapan: SNITT – Politeknik Negeri Balikpapan.

[22] Lalu Patria Irsyad , Yudianingsih , Sri Lestari. 2016. Perancangan Alat Magnetic Stirrer Dengan Pengaturan Kecepatan Pengaduk Dan Pengaturan Waktu Pengadukan. Yogyakarta : Universitas Respati

[23] Jin Li, Jun Cai, Lihong Fan, 2008, Effect of Sonolysis on Kinetics and Physicochemical Properties of Treated Chitosan, journal of Applied Polymer Science, 109:2417-2425.

(19)

[24] Saptari, S, A. 2014. Skripsi. “Desain Material Absorber Gelombang Mikro Senyawa Dasar (La, Ba)(Mn, Ti)O3 Melalui Proses Penghalusan Mekanik dan Sonikasi Daya Tinggi”. Jakarta: UIN SHJ.

[25] Ketaren, S. 2008. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit UI Press.

[26] Wardatul, J. 2010. Skripsi “Preparasi dan Karakterisasi Titanium Dioksida:

Pengembangan Metode Dispersi Partikel Titanium Dioksida dalam Air”.

Depok: Universitas Indonesia.

[27] Sari, Denni Kartika dan Retno Sulistyo D L. 2015. Jurnal Integrasi Proses.

“Pengaruh Waktu dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Emulsi Minyak Biji Matahari (Helianthus annuus L.) dan Air”. Cilegon. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

[28] Ilie Filip dan Covaliu C. 2016. Artikel ilmiah. “ Tribological Properties of the Lubricant Containing Titanium Dioxide Nanoparticles as an Additive”.

Romania: University of Bucharest.

[29] Parmin Lumbantoruan dan Erislah Yulianti. 2016. Jurnal Penelitian Sainsmatika Vol. 13, No. 2. “Pengaruh suhu terhadap viskositas minyak pelumas” Palembang: Universitas PGRI.

[30] Nik Roselina N R. Dkk. 2019. Evaluation of TiO2 nanoparticles as viscosity modifier in palm oil bio-lubricant. Malaysia: Universiti Teknologi MARA.

[31] Munfarida, A. 2021. Skripsi. “ANALISIS ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN ASAM PADA PRODUK SELAI KACANG TANAH”.

Malang: UIN MMI.

(20)

[32] Purwadi Agus. Dkk. 2008. Jurnal. “Pengaruh Ozon (O3) Hasil Lucutan Plasma dan Fotokatalis Titanium Dioksida (TiO2) Tipe Anatas terhadap Degradasi Fenol”. Jakarta: BATAN.

[33] Monika. dkk. 2021. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 17, No. 3.

“Pengaruh Katalis TiO2 terhadap Sifat Kimia Permukaan Komposit Karbon Aktif untuk Penyerapan Gas SO2” Bandung: Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara.

[34] Dewi, A, S, C dan Slamet. 2019. Artikel Ilmiah. “Novel Approach of Esterification Process Using Heterogeneous Catalyst in Biodiesel Synthesis from Waste Cooking Oil”. Depok: Universitas Indonesia

[35] Li. dkk. 2021. Artikel ilmiah. Adsorption and Reaction of O2 on Anatase TiO2. New Jersey: Pricenton University.

[36] Aini, N. dan Triwikantoro. 2013. Pengaruh Konsentrasi Air dalam Pelumas

terhadap Sifat Korosi Baja Karbon ST 37,

http://digilib.its.ac.id/public/ITSUndergraduate-23787-Paper 856382.pdf

[37] Fauzan, A. dkk. 2013. Jurnal Ilmiah. “Sintesis Natrium Silikat dari Lumpur Lapindo sebagai Inhibitor Korosi”. Surabaya: ITS

Referensi

Dokumen terkait

Agribisnis Ternak Unggas Pedaging 420.. Agribisnis Ternak Unggas

Penerapan Enkripsi OpenSSL untuk Meningkatkan Keamanan Transfer Data dalam Web Server Melalui File Transfer Protocol (FTP) Server yang dibimbing oleh:. Prihanto Ngesti

TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria atau alternative pilihan yang merupakan alternative yang mempunyai jarak terkecil dari solusi

ATN dengan skor 59 dengan kategori rendah (keterampilan berpikir kritis rendah), maka dari beberapa poin angket yang berhubungan dengan berpikir kritis dapat

Kecamatan Payakumbuh Barat merupakan perangkat daerah dan merupakan 1 (satu) diantara 5 (lima ) Kecamatan yang ada di Kota Payakumbuh yang dibentuk untuk melaksanakan

Analisa blok yang dibuat memungkinkan kita untuk dapat memahami bagaimana cara suatu alat pemancar ini dapat bekerja dengan baik dalam menyampaikan informasinya, sehingga

Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2011 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Laporan tugas akhir ini hanya membahas tentang bagaimana prinsip kerja alat untuk menciptakan gelombang air pada kolam ikan air tenang mulai dari sumber energi