• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Halal Dan Haram Dalam Al-Qur’an Kajian Hukum Islam Tentang Konsumsi Dengan Pendekatan Tafsir) - Repository UIN Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep Halal Dan Haram Dalam Al-Qur’an Kajian Hukum Islam Tentang Konsumsi Dengan Pendekatan Tafsir) - Repository UIN Sumatera Utara"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKSI

Nama : Sukiati

Nim : 3041008/HUKI

Judul : KONSEP HALAL DAN HARAM DALAM AL-QUR’AN (Suatu Kajian Hukum Islam tentang Konsumsi dengan Pendekatan Tafsir)

Dalam konteks Indonesia bahkan dunia dewasa ini, persoalan konsumsi halal masih menjadi problem yang hangat dan aktual. Banyaknya tuntutan masyarakat tentang kejelasan status kehalalan suatu produk menjadikan banyak negara, lembaga dan ilmuwan kembali serius memperhatikan persoalan konsumsi halal. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat kembali permasalahan dan konsep yang mendasar yang dikemukakan al-Qur’an tentang konsumsi, dan hal-hal yang menjadi kriterianya.

Penelitian ini di bagi kepada tiga bagian. Bagian pertama betujuan untuk menemukan defenisi ‘halal’ dan ‘haram’ sebagaimana yang diisyaratkan Al-Qur’an. Bagian kedua, mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan konsumsi; terma konsumsi dalam Islam, sifat dan prinsip konsumsi dalam Islam. Bagian ketiga mengemukakan penetapan halal dan haram dalam hal konsumsi.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam tiap bagian dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Untuk menemukan defenisi ‘halal’ dan ‘haram’ yang diisyaratkan oleh Al-Qur’an maka dilakukan penelitian dengan metode mauḍū`i.

Terma-terma halal dan haram dan derivasinya dalam Al-Qur’an diteliti berdasarkan makna akar kata dan konteksnya di dalam ayat. Untuk mendapatkan makna yang berkaitan dengan konsumsi maka makna-makna halal dan haram yang dikumpulkan kemudian diperkecil kelompoknya berdasarkan konteks konsumsi. Langkah-langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan penelitian atau studi pustaka, mengumpulkan data bagaimana sebenarnya konsep konsumsi dalam Islam. Akhirnya ditemukan satu kesimpulan tentang makna yang diisyaratkan al-Qur’an. Bagian ketiga, menemukan bagaimana penetapan ‘halal’ dan ‘haram’ dalam hal konsumsi.

Al-Qur’an menjelaskan konsep-konsep halal dan haram dalam hal konsumsi pada dasarnya mengandung nilai-nilai kemuliaan bagi manusia. Halal dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dan kemuliaan bagi manusia. Haram dimaksudkan untuk melindungi manusia dari hal-hal yang dapat membahayakan dan merendahkan manusia dan fungsi kemanusiaannya.

Islam memandang bahwa konsumsi adalah suatu kegiatan menghabiskan barang dan jasa dalam upaya memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasan pelaku konsumsi yang didasari oleh kesadaran bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dalam kerangka ridha Allah dan untuk mencapai keridhaan Allah.

Dalam Al-Qur’an, aktivitas konsumsi diungkapkan dengan istilah-istilah

akala-ya’kulu, syariba-yasyrabu, akhaza-ya’khuzu, nafaqayanfiqu. Dari istilah-istilah ini disimpulkan ruang lingkup konsumsi mencakup lima kategori. Pertama, halal dari aspek bendanya, yang mencakup konsumsi yang berasala dari nabati, hewani, dan konsumsi olahan. Kedua, halal dari segi cara memperoleh sumber dan anggarannya. Ketiga, halal dari aspek pengeluaran/ penggunaannya. Keempat, kategori halal dari proses dan pengolahannya. Kelima, thayyib dari pola konsumsinya, meliputi pola konsumsi dari segi jumlah, waktu, tata cara konsumsi dan dari segi kondisi pelaku konsumsi sendiri harus thayyib atau baik bagi keadaan pelaku konsumsi tersebut.

(2)

ABSTRACT

Name : Sukiati

Student Number : 3041008/HUKI

Title : The Concept of Halal and Haram in the Qur’an (An

Islamic Legal Study on Consumption Using Tafsir Approach)

This research is divided into three main parts. The first part is to find the definition of ‘halal’ and ‘haram’ as determined by the Qur’an. The second part is to discuss the consumption, the terms of consumption in the Qur’an and the principles of consumption in Islam. The third part is to elaborate the determination of halal and haram in relation to consumption.

The method in discussing of each part is as follow. To define the definition of halal and haram that dertemined by the Qur’an is used the method of tafsir mauḍū`i.

The terms of halal and haram in the Qur’an is studied by their derivations and the context of the verse. To get the meaning related to the consumption, all meanings related to halal and haram are collected then reduced into the context of the meaning of the consumption. The data are collected using library research. Data are collected to find the original concept of consumption in the Qur’an. Finally, it is to find the determination of Ulama on ‘halal’ dan ‘haram’, especially related to the consumption.

The Qur’an explains that the concepts of halal and haram in the consumption basically maintain the values of human dignity or magnificence. Halal is meant to give the facilitation and human dignity while haram is meant to protect human from the jeopardy and harmful condition, besides to avoid human from indignity in surviving his lives.

Islam maintains that consumption is an activity to spend goods and services to fulfill human needs, wants and satisfactions. Unlike consumption in general meaning, Islamic consumption is done based on awareness that the consumption activity is to gain Allah blessings.

In the Qur’an, consumption activities is expressed by the terms akala-ya’kulu, syariba-yasyrabu, akhaza-ya’khuzu, nafaqayanfiqu. By discussing these terms, it is concluded that the scope of consumption in Islam include five categories. Firstly, the substance is halal that embraces kinds of food or goods from plants, animals or processed food or goods. Secondly, it is halal from the way the consumption and the budget sources. Thirdly, it is halal from the uses or spends. Fourthly, it is halal form the way the consumption is processed. Finally, it is thayyib from the way to consume; the amount to consume, the time to consume, the consumer condition.

Referensi

Dokumen terkait

tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yaitu: “Pegawai negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Dalam penelitian ini biscuit crackers yang dimaksud adalah jenis produk makanan kering yang dibuat dari adonan keras dengan penambahan bahan pengembang, melalui proses

Bahan : Biscuit crackers Dengan Kombinasi Tepung Ikan Sidat (Anguilla marmorata) Dan Tepung Terigu.. Gambar Bahan Dasar Pembuatan Biscuit

Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi brand trust dari FJB Kaskus diantara faktor-faktor yang terkait dalam pembelian online atau transaksi digital seperti:

Gambar 4.4 Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar sebelum. siklus,siklus I, dan siklus II

TAP MPR yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 7 ayat (1) huruf b Undang-udang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, bisa djabarkan melalui

Supervisi akademik adalah layanan yang diberikan kepada guru berupa bantuan dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang merupakan tugas utama guru. Pada kontek ini