• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 612012702 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 612012702 BAB III"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB III

PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan. Alat yang dirancang dan direalisasikan dapat dilihat secara lengkap dalam blok diagram pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Blok Diagram Alat

3.1 Cara Kerja Sistem

Sistem ini mula-mula bekerja pada keadaan idle. Sampai sistem mendapat masukkan nilai batas arus dan penekanan pada tombol start. Sesaat setelah mendapat penekanan pada tombol start, sistem akan mulai bekerja.

(2)

peringatan kepada pengguna berupa sinyal suara dari buzzer. Saat terjadi kondisi tripping ini, sistem akan mencatat data dan disimpan dalam sebuah memory card.

Setelah selang waktu tertentu, secara otomatis sistem akan menyala dan melakukan rutin pemeriksaan nilai arus kembali. Apabila sistem masih mendapatkan nilai arus yang mengalir masih di atas batas nilai arus, sistem akan memutus aliran listrik kembali. Peringatan ini berlaku sebanyak tiga kali. Apabila setelah tiga kali peringatan sistem masih mendapatkan nilai arus yang mengalir masih di atas batas nilai arus, sistem akan memutus aliran listrik sampai ada perintah manual dari pengguna berupa penekanan tombol reset.

3.2 Perancangan dan Realisasi Perangkat Keras

Perangkat keras yang dirancang dan direalisasikan pada alat ini terdiri dari mikrokontroler sebagai pengendali utama, untai sensor arus, untai sensor tegangan, keypad 4×4 sebagai masukkan data, penampil LCD, dan buzzer.

3.2.1. Keypad 4×4

Modul keypad yang digunakan adalah modul keypad jenis membran dengan ukuran 4 kolom × 4 baris. Bentuk fisik dari keypad 4×4 ditunjukkan oleh Gambar 3.2.

(3)

Perancangan untuk modul ini menggunakan scanning keypad. Scanning dilakukan dengan mengkonfigurasikan pin-pin dari keypad menjadi masukan dan keluaran untuk mikrokontroler. Ditentukan pin-pin yang dikonfigurasikan sebagai keluaran, dihubungkan dengan pin yang terhubung dengan 4 baris pada keypad dan pin-pin yang dikonfigurasikan sebagai masukan dihubungkan dengan pin yang terhubung dengan 4 kolom pada keypad. Konfigurasi koneksi antar pin ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Konfigurasi Pin Keypad.

Pin Keypad

(tampak depan) Pin Mikrokontroler

Fungsi Pin Mikrokontroler

Pin 1 Port D7 output

Pin 2 Port D6 output

Pin 3 Port D5 output

Pin 4 Port D4 output

Pin 5 Port D3 input

Pin 6 Port D2 input

Pin 7 Port D1 input

Pin 8 Port D0 input

3.2.2. Modul Sensor Arus

(4)

adalah tegangan yang besarnya selalu memiliki perbandingan yang tetap terhadap arus yang ditarik.

Sensor arus ACS712 menggunakan teknologi hall effect untuk mendeteksi besar arus yang lewat. Selain itu, sensor ini memiliki konsumsi daya rendah. Dalam perancangan sensor arus ACS712 dipasang dengan konfigurasi seri terhadap sumber tegangan dan beban yang diukur. Perancangan dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Perancangan penempatan sensor arus ACS712

Pada saat beban menarik arus dari sumber tegangan, sensor akan mengukur besar arus yang ditarik. Besar arus yang ditarik akan diubah menjadi tegangan dengan perbandingan 100 mV tiap kenaikan 1 A. Rangkaian sensor arus yang digunakan sesuai dengan datasheets dari ACS712[5] sesuai Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Rangkaian sensor arus ACS712

(5)

Penjelasan mengenai fungsi kaki-kaki pada ACS712 dapat diilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Tabel kaki-kaki ACS712 Nomor

Kaki Nama Penjelasan

1 dan 2 IP + Pin untuk arus yang diukur 3 dan 4 IP - Pin untuk arus yang diukur

5 GND Pin untuk ground

6 FILTER Pin untuk eksternal kapasitor untuk menentukan lebarnya banwidth

7 VIOUT Pin Keluaran

8 VCC Pin untuk terminal Vcc

3.2.3. Modul Sensor Tegangan

Sensor tegangan merupakan perangkat yang mendeteksi tegangan masukan dan menghasilkan arus atau tegangan yang sebanding dengan tegangan masukan tersebut. Pada skripsi ini digunakan AC voltage tranducer model AVS075-SD-420E yang diproduksi oleh Loulensy Inc.

(6)

Sensor ini dapat mendeteksi tegangan masukan dari 0~500 VAC. Keluaran sensor ini berupa arus yang bervariasi dari 0~20 mA sesuai tegangan AC masukan. Sensor ini membutuhkan catu 12V. Wujud fisik dari sensor ini ditunjukkan Gambar 3.5.

Gambar 3.6. Skema untai sensor tegangan

Keluaran dari sensor disambungkan dengan resistor 250Ω yang tersusun secara paralel seperti yang terlihat pada Gambar 3.6. Pemilihan nilai resistor ini dikarenakan keluaran dari modul ini yang berupa arus sebesar 0~20 mA. Hal ini bertujuan untuk mengubah arus keluaran menjadi tegangan sebesar 0~5V agar dapat diterjemahkan oleh mikrokontroler untuk diolah lebih lanjut.

3.2.4. Modul Real Time Clock

(7)

Gambar

RTC memerlukan catu daya cadangan berupa baterai CMOS

dengan tegangan 3V untuk memberikan catu daya pada saat catu daya utama dimatikan sehingga RTC tetap menyala setiap saat. Kristal yang dipakai dalam RTC ini adalah 32.768kHz

dari DS1307 dikoneksikan ke pin S ATmega32 dan komunik

Gambar 3.8. Real Time Clock

Gambar 3.7. Skema untai Real Time Clock (RTC) DS130

RTC memerlukan catu daya cadangan berupa baterai CMOS

dengan tegangan 3V untuk memberikan catu daya pada saat catu daya utama dimatikan sehingga RTC tetap menyala setiap saat. Kristal yang dipakai dalam 32.768kHz sesuai dengan datasheet DS1307. Pin SCL dan SDA dari DS1307 dikoneksikan ke pin SCL dan SDA dalam mikrokontroler ATmega32 dan komunikasi dilakukan menggunakan protokol I2C.

. Real Time Clock (RTC) DS1307 yang terintegrasi pada

(RTC) DS1307

RTC memerlukan catu daya cadangan berupa baterai CMOS seri CR2032 dengan tegangan 3V untuk memberikan catu daya pada saat catu daya utama dimatikan sehingga RTC tetap menyala setiap saat. Kristal yang dipakai dalam Pin SCL dan SDA CL dan SDA dalam mikrokontroler

C.

(8)

3.2.5.Mikrokontroler

Alat yang dirancang ini menggunakan mikrokontroler keluarga AVR jenis ATmega32 sebagai pengendali utama. Pada perancangan ini masukkan melalui keypad,Real Time Clock, sensor arus dan sensor tegangan, sedangkan output berupa LCD, Relay, SDCard serta buzzer.

Konfigurasi penggunaan pin/port mikrokontroler ATmega32 dapat dilihat dalam Tabel 3.3 dan skema dari board mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Tabel 3.3. Konfigurasi penggunaan pin/port mikrokontroler ATmega32

Nama PORT Fungsi

PORTA.0 Input dari sensor arus ACS712 PORTA.1 Input dari sensor tegangan PORTB.0 I2C bus ( terhubung pada RTC ) PORTB.1 I2C bus ( terhubung pada RTC )

PORTB.2 Output ke relay

PORTB.3 Output ke buzzer

PORTB.4 CS SDCard

PORTB.5 MOSI SDCard

PORTB.6 MISO SDCard

PORTB.7 SCK SDCard

PORTC.0 Data bit 0 LCD karakter

PORTC.1 Data bit 1 LCD karakter

PORTC.2 Data bit 2 LCD karakter

PORTC.3 Data bit 3 LCD karakter

PORTC.4 Data bit 4 LCD karakter

PORTC.5 Data bit 5 LCD karakter

PORTC.6 Data bit 6 LCD karakter

PORTC.7 Data bit 7 LCD karakter

PORTD.0 Input dari keypad

PORTD.1 Input dari keypad

PORTD.2 Input dari keypad

PORTD.3 Input dari keypad

PORTD.4 Output ke keypad

PORTD.5 Output ke keypad

PORTD.6 Output ke keypad

(9)
(10)

3.2.6. Penampil LCD

Modul LCD merupakan modul antarmuka yang digunakan sebagai tampilan berbagai karakter yang dimasukkan melalui keypad. Alat yang dirancang ini menggunakan LCD 20 karakter × 4 karakter, maksudnya bahwa tampilan LCD mampu menampilkan 20 karakter dalam empat baris tampilan, sehingga tampilan yang dihasilkan sejumlah 80 karakter. Untai modul LCD diperlihatkan pada Gambar 3.10.

(11)

Pada Gambar 3.10 diperlihatkan untai modul LCD yang akan dihubungkan dengan mikrokontroler, di mana di dalamnya terdapat 16 terminal yang mempunyai fungsi masing-masing, yaitu :

1. DB4-DB7, merupakan pin untuk empat jalur data atas yang dapat digunakan untuk membaca data dari modul ke mikrokontroler atau menulis data dari mikrokontroler ke modul. DB7 juga digunakan sebagai penanda sibuk. 2. DB0-DB3, merupakan pin untuk empat jalur data bawah yang dapat

digunakan untuk membaca data dari modul ke mikrokontroler atau menulis data dari mikrokontroler ke modul. Apabila yang dibutuhkan hanya 4 bit maka, jalur data ini tidak digunakan, sehingga hanya menggunakan jalur data atas.

3. E (Enable), merupakan pin untuk sinyal operasi awal yang mampu mengaktifkan data tulis atau baca.

4. R/W (Read/Write), merupakan pin untuk sinyal pemilih baca atau tulis, yang mana bila pin ini diberi logika 1, modul akan melakukan operasi baca, sebaliknya bila diberi logika 0 akan melakukan operasi tulis. Pada aplikasi ini karena LCD digunakan sebagai modul keluaran saja berarti hanya melakukan operasi baca saja.

5. RS (Register Selection), merupakan pin untuk sinyal pemilih fungsi register yang apabila diberikan logika 0, register berfungsi sebagai register instruksi untuk operasi tulis atau sebagai penanda sibuk, dan sebagai pencacah alamat untuk operasi baca. Apabila diberi logika 1, register berfungsi sebagai register data, baik untuk operasi tulis ataupun baca.

6. VEE (VLC), merupakan pin untuk terminal catu daya untuk pengendalian tampilan LCD, yaitu mengatur ketajaman tampilan karakter pada layar. 7. VCC, merupakan pin untuk terminal catu daya 5 volt.

(12)

3.2.7. Modul Micro SDCard

Pada perancangan ini, setiap terjadi tripping alat akan menyimpan sebuah log kerja. Log kerja ini akan disimpan pada sebuah Micro SD Card. Modul SD Card ini menggunakan antarmuka SPI sebagai jalur komunikasi data. Terdapat 6 pin pada modul ini, yaitu GND, VCC, MISO, MOSI, SCK dan CS. GND dan VCC masing-masing terhubung pada ground dan VCC mikrokontroler. MISO,MOSI,SCK terhubung dengan mikrokontroler melalui atarmuka SPI. Sedangkan CS adalah sebagai pin untuk chip select. Susunan pin modul Micro SD Card ini dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Gambar 3.11. Modul Micro SDCard dengan interface SPI

Tabel 3.4. Susunan pin dari modul Micro SDCard No Pin Nama Pin Penjelasan

1 CS Chip Select

2 SCK Antarmuka SPI

3 MISO Antarmuka SPI

4 MOSI Antarmuka SPI

(13)

3.2.8. Solid State Relay

Agar mikrokontroler dapat mengatur kondisi On/Off pada keluaran alat yang dirancang, digunakan Solid State Relay (SSR) sebagai komponen pensaklaran. SSR yang digunakan adalah SSR-100DA yang diproduksi oleh Fotek. Pemilihan komponen ini di dasari atas kelebihan relay SSR dibanding relay mekanik. Kelebihan tersebut antara lain:

 Tidak ada bagian yang bergerak (kontaktor) seperti halnya pada relay mekanik, sehingga tidak memungkinkan terjadi no contact karena tertutup oleh debu atau karat.

 Respon perpindahan dari kondisi off ke kondisi on yang sangat cepat hanya membutuhkan waktu sekitar 10 us.

 Solid state relay sangat sensitif sehingga dapat dioperasikan langsung dengan menggunakan level tegangan TTL.

Gambar 3.12. Solid State Relay SSR-100DA

(14)

Gambar 3.13. Untai pensaklaran menggunakan SSR

3.2.9. Buzzer

Keluaran suara dari buzzer aktif selama 500ms dengan delay antar aktif sebesar 2500ms. Panjang pendeknya bunyi dari buzzer diatur oleh PORTB 3 mikrokontroler.

(15)

Transistor di sini berfungsi sebagai saklar (on-off) keluaran suara untuk buzzer dari data yang keluar dari mikrokontroler.

Gambar 3.15. Transistor sebagai saklar

Pada saat kondisi mati atau cut-off, tidak ada arus yang mengalir melalui beban Rc kecuali arus bocor yang sangat kecil (Iceo), sehingga besarnya tegangan antara kolektor emitor (Vce) adalah:

Vce = Vcc – Iceo × Rc (3.1)

Karena kondisi mati Iceo = 0 (kondisi ideal), maka tegangan Vce menjadi Vce = Vcc. Sedangkan tegangan pada Rc sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

Vce = Vcc – 0 × Rc

Vce = Vcc (3.2)

(16)

kolektor dan emitor menjadi nol (Vce = 0) dan tegangan jatuh tegangan pada Rc adalah:

Vrc = Vcc – Vbuzzer (3.3)

= 5V – 3V

= 2 Volt maka :

Rc = = , = 30 Ω

Besarnya arus basis pada saat transistor dalam keadaan saturasi adalah:

Ib = (3.4)

Ib = , = 0,00167 A

Anggap Vbe= 0,7 volt, maka Vrb = 5V – 0,7V = 4,3 Volt sehingga :

Rb = (3.5) Rb = , , = , , = 257,48 Ω

Transistor sebagai saklar tertutup, arus yang mengalir pada kolektor (Ic) saat transistor saturasi adalah:

Ic = (3.6) Ic = = 0,167

Menurut hukum Kirchoff I besarnya arus yang mengalir di emitor (Ie) adalah :

Ie = Ib + Ic (3.7)

= 0,00167 A + 0,167 A

(17)

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

(18)

3.3.1. Penjelasan Diagram Alir

1. Pada saat sistem diaktifkan, maka mikrokontroler menampilkan menu untuk memasukkan nilai batas arus pada LCD karakter.

2. Setelah memasukkan nilai batas arus, sistem akan meminta konfirmasi dari pengguna.

3. Apabila input yang dimasukkan benar, secara otomatis sistem akan mengirimkan logika On ke relay sehingga arus akan mengalir ke beban.

4. Secara berkala sistem akan melakukan checking terhadap besarnya arus yang mengalir. Checking ini akan terus berlangsung sampai saat di mana arus yang mengalir melebihi batas yang sudah ditentukan. 5. Apabila arus yang mengalir ke beban melewati batas yang ditentukan,

sistem akan mengirimkan logika Off ke relay sehingga arus yang mengalir terputus.

6. Dalam kondisi ini sistem akan memberikan peringatan kepada user melalui sinyal keluaran yang berupa bunyi melalui buzzer. Sistem juga melakukan perekaman data yang berupa nilai arus, nilai tegangan, tanggal dan waktu yang disimpan pada kartu memori dalam format .txt.

Gambar

Gambar 3.1. Blok Diagram Alat
Gambar 3.2. Keypad 4x4
Tabel 3.1.  Konfigurasi Pin Keypad.
Gambar 3.3. Perancangan penempatan sensor arus ACS712
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

• Penelusuran graph : mengunjungi (visit) atau membaca graph menurut arah tertentu, simpul per simpul, mulai dari simpul tertentu sampai semua simpul dikunjungi tanpa ada

Diagnosis OA sendi lutut dekstra pada pasien ini dapat ditegakkan berdasarkan kriteria ACR berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan kriteria radiologis, yakni

Langkah – langkah dalam model pembelajaran kooperatif Quick On The Draw yang menunjukkan adanya aktivitas siswa yaitu mendengarkan penjelasan ketika guru menyajikan

Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus II dengan cara berkeliling kelas, mengamati interaksi antar siswa dan mencatat setiap aktifitas dan kooperatif

BOROBUDUR INDAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN yang disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program studi ilmu

Telah selesai dilakukan penelitian produktivitas pekerja bekisting dan pembesian pada Proyek Pembangunan Gedung DIBALE II Kota Depok dengan menggunakan Metode Work

Abstrak : Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah membuat suatu program berbasis komputer khususnya untuk Sistem check in dan billing , dengan menggunakan