• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 942012031 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 942012031 Full text"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA

MENGAJAR GURU

DI SMK NEGERI 1 KLATEN

JURNAL

Diajukan kepada

Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh

Gelar Magister Manajemen Pendidikan

Oleh:

MM. Adri Prihastuti

NPM. 942012031

PROGRAM STUDI

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU

DI SMK NEGERI 1 KLATEN

MM. Adri Prihastuti Email: adri_prihastuti@yahoo.co.id

ABSTRAK

MM. Adri Prihastuti. 2016. STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI 1 KLATEN. Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan akarpermasalahan dalam meningkatkan kinerja guru. (2) Mengembangkan strategi peningkatkan kinerja guru dalam proses belajar. Desain yang digunakan adalah desain penelitian pengembangan, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan dari produk tersebut. Hasil penelitian berupa kesimpulan Akarmasalah dalam meningkatkan kinerja guru melalui proses belajar mengajar, adalah (1) tidak mampu mengelola pembelajaran, (2) tidak memahami siswa, (3) perencanaan pembelajaran kurang baik, (4) tidak memanfaatkan teknologi pembelajaran, (5) tidak memahami materi, (6) lemah sumber, (7) tidak disiplin, (8) kurang persiapan, (9) kurang terampil, (10) tidak komunikasi, dan (11) tidak berfungsi sebagai agen perubahan. Strategi yang dilakukan(1) mengubah mindset pembelajaran, (2) memahami kecerdasan intelegensi, kreativitas, kondisi fisik dan kognitif anak, (3) mengidentifikasi kebutuhan /kompetensi siswa serta menyusun rencana pembelajaran, (4) menentukan materi yang diajarkan mencakup validitas, keberartian, relevansi, kemenarikan, dankepuasan, (5) menambah referensi membaca, (6) meningkatkan profesionalitas, (7) strategi SILEPAS (Siapkan, Lakukan, EvaluasidanPastikan), (8) strategi CTM (Cekatan, Tekun, danMenguasai), (9) sikapkeluwesan, dan (10) Jembatan antara peserta didik dan masyarakat.

(6)

ABSTRACT

The purpose of this study: (1) Describe the root problems in improving the

performance of teachers (2) Develop a strategy of increasing the performance of

teachers in the learning process. The design used in this research is the

development of research design.In this study is limited to produce only products

that produce a strategic. Results of the research is the conclusion that the root of the problem in improving teacher performance through the learning process,

among others, is: (1) less able to manage learning, (2) poor understanding of

learners, (3) the learning plan is less good, (4) do not take advantage of learning

technology, (5) did not understand the kinds of learning materials, (6) a weak

source, (7) lack of discipline, (8) a lack of preparation, (9) the less skilled, (10) is

less effective communication with, and (11) does not function as an agent of

change. Strategies undertaken to improve the performance of teachers 1)

changing the mindset (2) understand the intelligence of intelligence, creativity,

the child's physical and cognitive (3) identify needs/competencies of learners and

prepare lesson plans, (4) determine the material to be taught that include validity, significance, relevance, the attractiveness, and satisfaction, (5) adding references

to read, (6) improve its professionalism, (7) implementing strategies SILEPAS

(Prepare, Perform, Evaluation and Verify), (8) implementing the strategy CTM

(Handy, Diligent, and Master), (9) the attitude of flexibility, and (10 ) as a bridge

between the students and the community.

(7)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

SMK merupakan suatu satuan pendidikan menengah yang dipersiapkan lulusannya untuk memasuki dunia kerja seperti yang dirumuskan dalam PP nomor 29 tahun 1990. SMK mengemban misi memenuhi kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah yang profesional, mandiri dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan IPTEK guna mendukung proses industrialisasi.Nurmasyitah (2015) berpendapat bahwa globalisasi sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Karena menurut Murniasih (2014), sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dipercaya masyarakat dan negara untuk menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam perkembangan bangsa.

Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan, melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek guru dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang profesional (Gunawan, 2015).

Dilema yang sering kali dihadapiyaitu rendahnya kualitaskinerja guru karena belum mampu bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.Kualitas guru sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak dengan laju perkembangan masyarakat dan dunia kerja yang sangat cepat ini.Adanya program pembangunan jangka panjang (tantangan pasar bebas pada tahun 2020), serta perlunya program pendidikan/pengajaran yang relevan dengan kemampuan guru yang lebih berkualitas dengan disiplin ilmu yang dimiliki (untuk penyiapan SDM yang bermutu), maka diperlukan peningkatan mutu tamatan SMK. Nurmasyitah (2015) berpendapat bahwa globalisasi sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

(8)

daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya di SMK Negeri 1 Klaten. Namun demikian bukan berarti SMK Negeri 1 Klaten tidak ada kekurangan, banyak hal-hal yang perlu dibenahi agar sekolah menjadi lebih berkualitas.Salah satunya yang perlu dibenahi adalah mengenai kualitas guru terutamaberkaitan dengan etos kerja yang harus ditingkatkan.

Pada limatahun terakhir dengan berlakunya kurikulum 2013 guru tidak semakin berebut untuk meningkatkan kualitasnya, tetapi malah bermalasandalam belajar dengan perkembangan yang baru. Menurut Wahyudi, (2012:8) kinerja guru akan optimal jika dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan pada dirinya dan selalu berupaya meningkatkan profesionalitasnya.

Adanya perubahan sistem pembelajaran, kesempatan untuk semua guru mengembangkan diri, dengan sistem pembelajaran inovatif, teknik-teknik pembelajaran berkembang sangat luas, dan berbagai metode pembelajaran yang dapat dipilih sesuai dengan materi pembelajaran, serta kondisi dan situasi siswa dengan aplikasi pembelajaran inovatif yang lebih tepat, justru membuat kinerja guru mengalami penurunan selama berlakunya kurikulum 2013

Hal-hal inilah yang dialami oleh para guru di SMK Negeri 1 Klaten, yang menyebabkan mutu sekolah semakin menurun. Disamping itu, di mata para siswa, apa yang mereka hadapi di sekolah sering menimbulkan kekecewaan karena berbagai hal baik yang menyangkut kualitas guru dalam mengajar maupun juga kedisiplinan yang menyangkut tata tertib maupun waktu. Dengan melihat situasi yang ada, maka penulis ingin mencoba mencari solusi bagi terjadinya pembaharuan yang mengacu pada satu tujuan yaitu meningkatnya kualitas kinerja guru dalam proses belajar mengajar sehingga mampu meningkatkan pula kualitas peserta didik di SMK Negeri 1 Klaten.

(9)

Secara umum, strategi diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan (Hamdani, 2011:18). Strategi merupakan rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan

capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan

kompetensi (Sagala, 2010:137).

Dengan demikian strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, waktu serta kemudahan secara optimal.Menurut Fattah, (2012:98) sekolah sebagai lembaga pendidikan harus memiliki rencana jangka panjang dalam bentuk rencana strategis, yaitu suatu proses kegiatan yang berkesinambungan dengan mempertimbangkan kondisi internal organisasi sekolah, serta mengintegrasikan kondisi eksternal. Melalui rencana strategi, sekolah dapat mengukur kekuatan dan kelemahan serta membandingkan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai di dalam penyusunan renstra.

Betapapun hebatnya strategi, apabila tidak diimplementasikan tentu saja strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan sekolah (Sagala, 2010, Hal: 139). Oleh karena itu kemampuan kepala sekolah dan personal sekolah lainnya mengimplementasikan suatu strategi dalam manajemen sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan skill kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dan guru sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar peserta didik.

Kinerja Guru

Secara umum, kinerja sering dikaitkan dengan hasil dan perilaku dalam melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari suatu pekerjaan. Kinerja diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegaran 2001, dalam Wahyudi (2012:8). Kinerja diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu (Wahyudi 2012:86)

(10)

pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi (Wahyudi, 2012:87). Elliott (2015) berpendapat bahwa penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai proses yang berkelanjutan yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengembangkan kinerja individu sesuai dengan organisasi tujuan strategis.

Standar Kompetensi Guru

Definisi guru menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Janawi, (2011: 47-50), menjelaskan standar kompetensi guru meliputi 4 komponen yaitu:

1. Komponen kompetensi pedagogik, yaitu yang berkaitan langsung dengan penguasaan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru.

2. Komponen kompetensi kepribadian, kemampuan ini meliputi kemampuan profesionalitas, jati diri sebagai guru seorang tenaga pendidik yang menjadi panutan bagi peserta didik, kompetensi yang menggambarkan bahwa guru sosok yang patut diikuti dan diteladani.

3. Komponen kompetensi profesional, merupakan kemampuan dasar tenaga pendidik, ia akan disebut profesional jika mampu menguasai keahlian dan keterampilan teoritik dan praktik dalam proses pembelajaran.

4. Komponen kompetensi sosial merupakan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan guru untuk berinteraksi dengan peserta didik dan orang yang ada di sekitar dirinya.

Keempat kompetensi di atas adalah kompetensi mutlak yang harus dikuasai oleh semua guru. Guru yang memiliki kompetensi standar dianggap mampu mengembangkan proses pembelajaran pada satuan pendidikan.

Kerangka berpikir dan hipotesis penelitian

(11)

8

Guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan mutu sekolah. Proses pembelajaran merupakan hal pokok yang harus ada dalam pendidikan.Pendidikan dijadikan sebagai salah satu penentu dalam peningkatan mutu sekolah, maka diperlukan kinerja yang baik dari guru. Menurut Rugaiyah (2011:12), guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan hasil pra observasi di SMK Negeri 1 Klaten ditemukan beberapa permasalahan meskipun jumlahnya hanya sedikit yaitu dari segi kinerja guru, seperti kedisiplinan, sumber belajar, metode mengajar, keterampilan dalam mengajar, dan kreativitas. Untuk guru yang kinerjanya kurang bagus perlu diberi bimbingan dan motivasi agar lebih baik. Hal ini dilakukan mengingat akan sangat pentingnya peran seorang guru dalam proses pembelajaran di kelasDengan susksesnya pembelajaran di kelas,maka tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai. Kerangka berpikir tersebut digambarkan seperti pada gambar bagan berikut:

Gambar 1

Kerangka berpikir Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan dari produk tersebut. Dalam penelitian ini dibatasi sampai menghasilkan produk saja yaitu menghasilkan rencana strategi untuk meningkatkan kinerja mengajar guru di SMK Negeri 1 Klaten. Adapun langkah-langkah pengembangan dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:

(12)

(Diadaptasi dari Sugiyono dan Arikunto)

Gambar 2

Matrik Langkah Pengembangan

Desain penelitian pengembangan mengadaptasi model penelitian dan pengembangan oleh Sugiono (2009) yang terdiri 10 tahap yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain (5) Revisi Desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk, (8) Uji coba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produk masal. Dalam penelitian ini, tahap penelitian dan pengembangan dilakukan secara terbatas mulai tahap pertama sampai dengan tahap kelima. Hal tersebut disebabkan karena dalam tahap ujicoba produk, waktu yang dibutuhkan cukup lama dan mengingat keterbatasan waktu penelitian, maka penelitian ini difokuskan sampai pada tahap kelima.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Klaten, Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 22 Klaten. Alasan pemilihan SMK Negeri I Klaten karena setelah berlakunya Kurikulum 2013, sekolah di SMK Negeri 1 ini terindikasi staf pengajar cenderung tidak mau belajar sesuatu hal yang baru. Penelitian ini dalam pengumpulan data dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2015 sampai dengan 30 Februari 2016. Tahap berikutnya adalah pembahasan sampai kesimpulan serta penyusunan laporan.

(13)

untuk meningkatan kompetensi profesionalisme (studi kasus pada SMK negeri I Klaten) ketiga, dokumentasi kegiatan proses pembelajaran yaitu untuk mengetahui kinerja guru dan teknik proses pembelajaran,yaitu proses pembelajaran guru dan siswa serta perangkat pembelajaran secara tertulis yang berupa dokumen. Sedangkan tehnik analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisis Fishbone. Tahap pengumpulan data dilakukan untuk mencari akar di SMK Negeri I Klaten.

Hasil Penelitian

Permasalahan rendahnya kualitas guru dalam pembelajaran dipetakandalamdiagram tulang ikan (fishbone), seperti yang disampaikan oleh Kaoru (1989:39). Faktor permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini mengacu pada faktor yang mempengaruhi terbentuknya kualitas mengajar guru seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial dari pada seorang guru.

Permasalahan utama rendahnya kinerja guru diletakkan pada gambar kepala ikan. Selanjutnya empat faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya kinerja mengajar guru diletakkan pada tulang-tulang ikan. Untuk menemukan akar permasalahan, selanjutnya dilakukan pengumpulan data sehingga akar permasalahan dapat diidentifikasi. Penyusunan struktur diagram Fishbone rendahnya etos kerja guru dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3

Diagram Fishbone

(14)

Melalui kegiatan analisis akar masalah dalam diagram fishbone dihasilkan analisis akar permasalahan seperti pada gambar 3, teridentifikasi empat faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Kompetensi Pedagogik

a. Pengelolaan Pembelajaran

b.Pemahaman terhadap Peserta Didik belum maksimal c. Tidak Memahami Perencanaan Pembelajaran

d. Teknologi Pembelajaran belum dimanfaatkan dengan baik Kompetensi Profesional

a. Belum begitu memahami Jenis Materi Pembelajaran b. Pemberdayaan Sumber Belajar belum maksimal

3. Kompetensi Kepribadian

a. Guru belum menunjukkan sikap Disiplin b. Persiapan mengajar guru tidak matang c. Guru Kurang Terampil

3. Kompetensi Sosial

a. Belum mampu Berkomunikasi dengan Efektif

(15)

Berdasarkan pada masalah yang dipaparkan pada gambar 4 maka selanjutnya disusun strategi untuk meningkatkan kinerja gurudalam mengajar. Rencana meningkatkan kinerja guru dalam mengajar ada dua macam, yaitu rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam mengajar adalah sebagai berikut:

1.Meningkatkan kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan. Misalnya

paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, maupun tujuan pembelajaran.

2.Meningkatkanpemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham

tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang karakteristik siswa, paham tentang teori-teori belajar yang diajarkan.

3.Meningkatkankemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran sesuai

dengan bidang studi yang diajarkannya.

4.Meningkatkankemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan

strategi pembelajaran.

5.Meningkatkankemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan

sumber belajar.

6.Meningkatkankemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. 7.Meningkatkankemampuan dalam menyusun program pembelajaran.

8.Meningkatkankemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang,

misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan penyuluhan.

9.Meningkatkankemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah

untuk meningkatkan kinerja.

Sedangkan rencana pelaksanaan jangka pendek yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru SMK Negeri 1 Klaten dalam mengajar adalah:

Aspek Program Tujuan

Kompetensi Pedagogik

1) Mengubah mindset tentang proses pembelajaran 2) Memahami kecerdasan intelegensi, kreativitas

anak, kondisi fisik anak, dan petumbuhan dan perkembangan kognitif peserta didik

3) Mengidentifikasi kebutuhan dan kompetensi peserta didik serta menyusun rencana pembelajaran

4) Mengirim guru untuk mengikuti Bimtek

Meningkatkan peserta didik yang mencakup validitas, keberartian, relevansi, kemenarikan dan kepuasan

(16)

Kompetensi kepribadian

1) Meningkatkan profesionalitas, pemanfaatan waktu, dan pemberian sanksi

Meningkatkan kompetensi kepribadian guru 2) Menerapkan strategiSILEPAS(Siapkan, Lakukan,

Evaluasi dan Pastikan)

3) Menerapkan strategi CTM (Cekatan, Tekun, dan Menguasai)

Kompetensi Sosial

1) Meningkatkan sikap keluwesan guru Meningkatkan kompetensi sosial guru

2) Menjadi guru sebagai jembatan antara peserta didik dan masyarakat

Dengan dasar akar masalah melalui analisis fishbone, maka strategi peningkatan kinerja guru pada titik-titik yang lemah/kurang tersebut diperlukan untuk mengatasi permasalahan. Strategi perlu disusun untuk menjawab permasalahan yang muncul dengan tujuan meningkatkan kinerja guru sehingga mutu sekolah tetap terjamin.

Strategi merupakan hasil dari kecepatan merespon perubahan. Strategi disusun dan diarahkan untuk memecahkan seluruh rintangan yang dihadapi oleh sekolah (Sagala, 2010: 149). Strategi peningkatan kinerja guru yang rendah, dikhususkan pada bidang kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Kompetensi Pedagogik

a. Strategi untuk Permasalahan Pengelolaan Pembelajaran

b. Strategi untuk permasalahan pemahaman terhadap peserta didik

Kreatifitas. Jika pendidikan berhasil dengan baik, maka sejumlah orang kreatif

akan lahir karena tugas utama pendidikan adalah menciptakan orang-orang yang mampu melakukan sesuatu yang baru.

Kondisi fisik. Guru harus bisa memahami peserta didik dengan kondisi fisik

terutama yang berkaitan dengan mata/penglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, atau kondisi pincang atau lumpuh karena kerusakan otak. Untuk memahami peserta didik karena kondisi fisik harus bersikap dan memberikan pelayanan yang berbeda dalam rangka membantu perkembangan pribadi mereka.

Pertumbuhan dan Perkembangan kognitif.Perkembangan kognitif terkait

(17)

peserta didik dalam kondisi terencana disertai penetapan kualitas hasil (Evaluasi) antara lain melalui tes.

c. Strategi untuk perencanaan pembelajaran

Mengidentifikasi kebutuhan (1) peserta didik didorong untuk mengatakan

kebutuhan belajar,di dorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar yang berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki serta dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar.

Mengidentifikasi kompetensi.Kompetensi yang jelas akan memberi petunjuk

yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Menyusun Program Pembelajaran. RPP sebagai produk program

pembelajaran yang mencakup komponen program kegiatan belajar. Proses pelaksanaan program komponen mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik media sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya yang solusinya dapat dipelajari melalui workshop, pelatihan atau Bintek.

d. Mengatasi guru yang tidak memanfaatkan teknologi

Guru di era sekarang dituntut untuk memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran sehingga mampu memanfaatkan berbagai pengetahuan, teknologi dan informasi dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar. Cara mengatasi guru yang belum dapat memanfaatkan teknologi pembelajaran adalah dengan mengirim guru untuk mengikuti Bimtek (Bimbingan Teknis), pelatihan, workshop atau kursus tentang pemanfaatan teknologi.

Kompetensi Profesional

a. Strategi yang terkait dengan permasalahan pemahaman terhadap jenis materi pembelajaran.

(18)

pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan jenisnya b.Memberdayakan Sumber belajar

Startegi pertama yang harus dilakukan guru adalah menambah referensi. Guru profesional agar tidak lemah sumber maka sebaiknya mencari sumber ajar, atau bertanya kepada siapa saja baik yang lebih tua maupun yang lebih muda untuk menutupi kekurangannya.Membaca menjadi alternatif kedua untuk mengatasi guru yang lesu (lemah sumber). Untuk meningkatkan mutu dan kualitas diri, membaca mempunyai peran yang sangat penting.

Kompetensi Kepribadian

a. Mengatasi guru kurang disiplin dengan meningkatkan profesionalitas, pemanfaatan waktu, dan pemberian sanksi.

Disiplin merupakan kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan seseorang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang berlaku (Ginanto, 2011: 62). Salah stau cara meningkatkan kedisiplinan guru adalah dengan bekerja secara profesional.

b. Mengatasi guru yang persiapan tidak matangdengan strategi SILEPAS

(Siapkan, Lakukan, Evaluasi dan Pastikan)

Strategi SILEPAS (Siapkan, Lakukan, Evaluasi dan Pastikan), merupakan cara mengatasi guru yang tidak matang persiapannya dalam mengajar. Persiapan guru dalam mengajar antara lain adalah kesiapan mental, kesiapan penampilan, dan kesiapan perangkat mengajar Ginanto, 2011: 46).

Siapkan

Siapkan maknanya disini adalah bahwa guru sebaiknya mempersiapkan segala sesuatu sebelum mengajar seperti perangkat mengajar (RPP, silabus, buku sumber, metode, media).

Lakukan

Melakukan apa yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk mengatasi kekurangan persiapan dalam mengajar, lakukan setiap hal kecil yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Evaluasi

(19)

Pastikan

Pastikan bahwa semua yang telah disiapkan tidak keluar dari alur pendidikan yang sebenarnya, jadi semuayang dipersiapkan guru untuk peserta didik berdasarkan pada norma-norma yang positif dan bernilai edukatif.

c. Mengatasi persiapan guru yang kurang matang dengan strategi CTM

(Cekatan, Tekun, dan Menguasai)

Cekatan

Cekatan merupakan perilaku gesit, cepat tetapi terarah dan tepat (Ginanto, 2011: 54). Cekatan harus dimiliki oleh semua guru baik yang muda maupun tua, sebab cekatan bukanlah sifat turunan atau warisan dari orang tua, namun sikap tersebut dapat diciptakan dengan pembiasaan.

Tekun

Tekun merupakan kunci kesuksesan dimanapun berada. Guru tekun berarti guru yang mempunyai tekad mantap untuk tekun melatih diri menjadi lebih kreatif dengan cara mencari bahan ajar, membuat media pembelajaran atau tidak merasa malu untuk belajar dari orang lain.

Menguasai

Menguasai yang dimaksud disini adalah menguasai metode, pendekatan, strategi serta teknik yang mampu mengaktifkan semangat belajar siswa. Guru yang kreatif harus mempunyai referensi mengajar yang menarik.

4. Kompetensi Sosial

a. Mengatasi komunikasi yang kurang efektif dengansikap keluwesan. b..Mengatasi fungsi guru sebagai agen perubahan dengan menjadi jembatan

(20)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dengan melihat hasil analisis, maka dari penelitian ini disusunlah kesimpulan

sebagai berikut:

a. Akar permasalahan dalam meningkatkan kinerja guru melalui proses belajar mengajar di SMK Negeri 1 Klaten, antara lain adalah (1) pengelolaan pembelajaran belum maksimal,(2) belum adanya pemahaman yang baik terhadap peserta didik, (3) tidak memahami pentingnya perencanaan pembelajaran, (4)teknologi pembelajaran belum dimanfaatkan dengan baik,(5) belum memahami jenis-jenis materi pembelajaran, (6) lemah sumber, (7) belum tertanam kebiasaan disiplin, (8)persiapan belum matang, (9) tidak memilikiketerampilan mengajar yang baik, (10) komunikasi yang efektif dengan siswa belum terbentuk, dan(11) guru tidak mampu menunjukkan perannya sebagai agen perubahan.

b. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di SMK Negeri 1 Klaten ditinjau dari aspek guru antara lain adalah(1) mengubah mindset tentang proses pembelajaran, (2) memahami kecerdasan intelegensi, kreativiats anak, kondisi fisik anak, dan petumbuhan dan perkembangan kognitif peserta didik, (3) mengidentifikasi kebutuhan dan kompetensi peserta didik serta menyusun rencana pembelajaran, (4) mengirim guru untuk mengikuti Bimtek (Bimbingan Teknis), pelatihan, workshop atau kursus tentang pemanfaatan teknologi (5) menentukan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik yang mencakup validitas, keberartian, relevansi, kemenarikan, dan kepuasan, (6) menambah referensi dan rajin membaca, (7) meningkatkan profesionalitas, pemanfaatan waktu, dan pemberian sanksi, (8) menerapkan strategiSILEPAS(Siapkan, Lakukan, Evaluasi dan Pastikan), (9) menerapakan strategi CTM (Cekatan, Tekun, dan Menguasai), (10) sikap keluwesan, dan (11) menjadi jembatan antara peserta didik dan masyarakat.

Saran-saran

(21)

a. Kepala sekolah

Kepala sekolah hendaknya selalu memberikan keteladanan, bimbingan dan teguran kepada semua bawahan tanpa pandang bulu sehingga peraturan dapat ditegakkan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja di lingkungan SMK Negeri 1 Klaten.

b. Guru

Semua guru di SMK Negeri 1 Klaten hendaknya memiliki komitmen yang tinggi terhadap semua peraturan dan kesepakatan yang dibuat sehingga tujuan visi dan misi sekolah dapata terwujud dengan baik.

c. Komite

Komite sekolah agar membantu kelancaran proses pembelajaran dengan mendukung pengadaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan guru dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencerdaskan peserta didik.

d. Siswa

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Elliott, Kerry. 2015. Teacher Performance Appraisal: More about Performance or Development?. Australian Journal of Teacher Education.

Fattah, Nanang. 2012. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Ginanto, Dion Eprijum. 2011. Jadi Pendidik Krteatif dan Inspiratif. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publiser.

Gunawan, Imam. 2015. Strategi Meningkatkan Kinerja Guru: Apa Program yang Ditawarkan Oleh Kepala Sekolah. Jurnal. Jurusan AP FIP Universitas Negeri Malang.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Imam Wahyudi. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru, Strategi Praktis Mewujudkan Citra Guru Profesional. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Isihikawa Kaoru, 1989. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.

Janawi.2011. Competensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.

Murniasih, Sri. 2014. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Empirik SMK Muhammadiyah 3 Surakarta). Jurnal. Fakultas Agama Islam. UMS Surakarta.

Nasution, 2005. Manajemen Mutu Terpadu, Bogor:Ghalia Indonesia.

Nawangsari, Dyah. 2010. Urgensi Inovasi Dalam Sistem Pendidikan. Jurnal Falasifa. Vol. 1 No.1

Nurgiyantoro, Burhan, dkk. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: UGM Press

Nurmasyitah. 2015. Implementasi Manajemen Stratejik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Lhokseumawe.

Jurnal. Program Magister Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

(23)

Sagala, Syaiful. 2010. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 1 Kerangka berpikir Penelitian
Gambar 2 Matrik Langkah Pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pasangan mempersepsikan. keseluruhan komponen peran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam lingkungan Perusahaan Jasa X Surabaya khususnya mengenai komitmen pada kualitas masih belum tercapai dengan optimal

Program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam PPL 2 Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Ungaran mengacu pada Program Bimbingan dan Konseling pola 17 Plus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi atlet terhadap tingkat kelelahan pada multistage fitness test dan yo-yo intermittend recovery test di tim basket putra SMA Negeri 4

Berdasarkan hasil analisis kemampuan literasi sains mahasiswa program studi pendidikan Biologi maka perlu diadakan pembelajaran yang dapat

penggerakan, pengkoordinasian, pengarahan dan pengawasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melaui mobservasi,

Berdasarkan hasil penelitian studi komparasi tentang pendidikan multikultural yang dilakukan di MAN 3 Sleman dan Pondok Pesantren Nurul Ummah, dapat disimpulkan bahwa

beranggotakan 6-7 siswa secara heterogen. 4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). 5) Membuat soal evaluasi yang akan diujikan pada siswa. 6) Membuat format observasi aktivitas guru