• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOPERASIAN POMPA AIR PRAPEN TERHADAP JARINGAN SALURAN DRAINASE JEMURSARI-PRAPEN KOTA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGOPERASIAN POMPA AIR PRAPEN TERHADAP JARINGAN SALURAN DRAINASE JEMURSARI-PRAPEN KOTA SURABAYA."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA SURABAYA

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian per syar atan dalam memper oleh Gelar Sar jana Teknik ( S-1 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Oleh :

SADMAY GIGID HANDIKA 0853010061

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

(2)

iv

Oleh :

Sadmay Gigid Handika

NPM : 0853010061

ABSTRAK

Saluran drainase Jemursari-Prapen adalah salah satu saluran drainase yang berada di Kota Surabaya yang mana alirannya mengarah ke Kali Surabaya. Keberadaan saluran drainase Jemursari-Prapen sangat vital terhadap pengaturan debit banjir di daerah Jemursari, Kendangsari dan Prapen. Saluran drainase Jemursari-Prapen mempunyai morfologi saluran yang cukup lurus dan relatif datar. Akan tetapi, kecilnya kapasitas penampang exsisting saluran dan tingginya curah hujan di sepanjang saluran drainase Jemursari-Prapen menyebabkan terjadinya banjir. Akibatnya meluapnya air pada saat musim hujan menjadi sebuah permasalahan. Hal ini melatar belakangi perlunya dilakukan perencanaan pengendalian banjir pada saluran tersebut, dengan tujuan untuk meminimalisasi kerugian akibat banjir. Metode analisis yang di pakai adalah metode analisis perhitungan hidrologi. Dengan bantuan program HEC-RAS 4.1.0, besar kemampuan penampang saluran drainase pada kondisi eksisting dapat diketahui. Direncanakan debit banjir rencan lima tahun (Q5 tahun). Berdasarkan hasil

analisa dengan menggunakan program HEC-RAS 4.1.0 pada kondisi eksisting Saluran Drainase Jemursari Prapen, beberapa penampang pada nomor patok cross section 0,8; 0,9; 1; 2; 2,1; 4; 7 tidak mampu menampung debit aliran. Dari hasil analisa didesain dengan menggunakan banjir Q5 tahun didapat bahwa cara normalisasi

dimensi saluran drainase Jemursari, direncanakan b = 6 m, z = 0, I = 0,0004. Jumlah tiga pompa air yang terpasang dengan kondisi normalisasi mampu mengatasi luapan air pada Saluran Drainase Jemursar-Prapen pada Q5 tahun. Pengoperasian satu pompa

air dinilai paling efektif karena sudah cukup mampu menampung Q5 tahun pada

kondisi normalisasi.

(3)

Dengan segenap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah

melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini dengan judul ” PENGOPERASIAN POMPA AIR PRAPEN

TERHADAP JARINGAN SALURAN DRAINASE JEMURSARI-PRAPEN KOTA

SURABAYA ”. Tugas Akhir ini merupakan suatu syarat bagi mahasiswa dalam

menempuh jenjang sarjana Strata 1 (S-1) di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

UPN ”Veteran” Jawa Timur .

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis berusaha semaksimal mungkin

menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di bangku perkuliahan dan buku-buku

literatur yang sesuai dengan judul Tugas Akhir ini. Disamping ini penulis juga

menerapkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh dosen pembimbing. Namun

sebagai manusia biasa dengan keterbatasan yang ada penulis menyadari bahwa

Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik

yang bersifat membangun dari setiap pembaca akan penulis terima demi

kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Dengan tersusunnya Tugas Akhir ini penulis tidak lupa mengucapkan terima

kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan,

dorongan, semangat, arahan serta berbagai macam bantuan baik berupa moral

maupun spiritual, terutama kepada :

1. Ibu Ir. Naniek Ratni JAR, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

(4)

3. Bapak Iwan Wahjudijanto, ST., MT., selaku dosen pembimbing utama Tugas

Akhir yang telah berkenan memberikan bimbingan, waktu dan dorongan moril

selama pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.

4. Ibu Novie Handajani, ST., MT., selaku dosen pembimbing pendamping Tugas

Akhir dan dosen wali yang telah berkenan memberikan bimbingan, waktu dan

dorongan moril selama pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.

5. Segenap dosen dan staff Program Studi Teknik Sipil UPN ” Veteran ” Jawa

Timur.

6. Para tim penguji yang telah membantu penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

7. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga Kota Surabaya yang telah menyediakan data sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

8. Keluarga tercinta Bapak H. Masmunif Irfan, SH., Ibu Lilik sumarni (alm), Mas

Ismay Hadly, Dik Fahmay Mingga Zamzami yang telah banyak memberikan

inspirasi, dukungan lahir dan batin, material, sipritual dan moral sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Keluarga besar Ir. Siswadi (Pakdhe Sis, Budhe Asieh, Mas Angga, Mas Wedha,

Mbak Shinta) yang telah banyak memberikan dukungan lahir dan batin, material,

sipritual, dan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10. Sahabat-sahabat lama di Kediri (Adi Bendot, Karel, Ikhsan, Raditya, Yudha

(5)

11.Segenap keluarga besar warga Teknik sipil UPN ” Veteran ” Jatim, angkatan

2006 (Alif, Digna Tapir, Malelo, Iqbal Damsyik, dll), angkatan 2007 (Hanafi,

Aland, Sanggra, Risang, Iwan Cuprus, Pendik, Dedik, Rizky Kodok, dll),

angkatan 2008 (Agung, Jainudin, Komenk, Joko, Ari Soxsox, Resa, Hilman,

Sudhian, Dian Eka, Metha, Ambar, Arum, Weny, Gely, Sinyo, Aba, Uyab, Tri,

Erwin, Popo, Hendra, Periyadi, Yudha Dadang, Rizky Kunthink, Ponari, Arif

Totor, Arif Takrip, Ferry, Andik, Firman, Anang, Eko, dll), angkatan 2009

(Fatih, Fathul, Imam Tohari, Safitri, Irsya, Raga, Aji, Adit Lempo, Dimas Kaspo,

Baqo’, Annas, dll), angkatan 2010 (Dinar, Ermin, Hinda, Dea, Bustomi, Lora,

dll), kakak-kakak alumni (Intan, Yayan, Guntur, Reza, Iwan Kachonk, dll) dan

semua pihak yang telah membantu Tugas Akhir ini, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu. Penulis ucapkan terima kasih.

Sebagai akhir kata, penulis harapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Surabaya, Mei 2012

(6)

KATA PENGANTAR ……… i

ABSTRAK ……….. iv

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR TABEL ………... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rurumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Lokasi Studi ... 3

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Umum ... 5

2.2 Letak dan Kondisi Saluran Drainase Jemursari-Prapen ... 6

2.3 Curah Hujan ... 6

2.4 Analisa Frekuensi Curah Hujan Rencana ... 8

2.5 Uji Kesesuaian Distribusi ... 13

2.5.1 Uji Chi Kuadrat (Chi-Square Test) ... 13

2.5.2 Uji Smirnov-Kolmogorov ... 15

(7)

2.8.1 Memasukkan Data Input ... 22

2.8.2 Simulasi Program ... 24

2.8.3 Data Output yang Dihasilkan ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data ... 26

3.2 Langkah-langkah Pengerjaan …..…. ... 27

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisa Hidrologi ………. 29

4.2 Analisa Curah Hujan ……… 29

4.2.1 Luas Pengaruh Polygon Thiessen ………... 30

4.2.2 Perhitungan Curah Hujan Rata – Rata Daerah ... 32

4.2.3 Perhitungan Analisa Frekuensi ... 36

4.2.4 Perhitungan Curah Hujan Rencana ... 37

4.3 Uji Kesesuaian Distribusi ... 39

4.3.1 Metode Smirnov – Komogorov ……….. 39

4.3.2 Metode Chi – Kuadrat (Chi – Square Test) ……… 41

4.4 Analisa Debit Banjir Rencana ………... 42

4.4.1 Penggunaan Lahan ………... 44

4.4.2 Distribusi Hujan Dan Curah Hujan Efektif ... 46

4.5 Analisa Debit Banjir Rencana dengan Metode Rasional ... 48

4.5.1 Waktu Kosentrasi (tc) ... 48

(8)

4.7 Kondisi Eksisting ... 55

4.7.1 Kondisi Eksisting Saluran Wonorejo ... 55

4.7.2 Kondisi Eksisting Saluran Jemursari ... 58

4.7.3 Kondisi Eksisting Saluran Sidosermo ... 62

4.8 Kondisi Normalisasi ... 69

4.8.1 Kondisi Normalisasi Saluran Jemursari ... 69

4.8.2 Kondisi Normalisasi Saluran Wonorejo ... 73

4.8.3 Kondisi Normalisasi Saluran Sidosermo ... 75

4.9 Perencanaan Peninggian Tanggul Saluran Sidosermo ... 78

4.10 Analisa Efektifitas Kerja Pompa ... 80

4.10.1 Kondisi Tiga Pompa Dioperasikan ………... 80

4.10.2 Kondisi Dua Pompa Dioperasikan ……….... 80

4.10.3 Kondisi Satu Pompa Dioperasikan ……….... 81

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan... 82

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Drainase adalah salah satu bangunan sipil yang mempunyai fungsi mengalirkan,

menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan

air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Keberadaan drainase sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat, karena

drainase difungsikan untuk mengalirkan ataupun membuang air sehingga debit air akibat

hujan dapat terkontrol dan tidak terjadi banjir ataupun luapan air akibat hujan. Atas dasar

inilah, maka segala sesuatu yang menyangkut keberadaan dan perubahan drainase serta yang

ada di dalamnya perlu untuk mendapat perhatian.

Saluran Drainase Jemursari adalah salah satu saluran drainase yang berada di Kota

Surabaya yang mana alirannya mengarah ke Kali Surabaya. Keberadaan Saluran Drainase

Jemursari sangat vital terhadap pengaturan debit banjir di daerah Jemursari, Kendangsari dan

Prapen.

Saluran Drainase Jemursari mempunyai morfologi saluran yang cukup lurus dan

relatif datar. Akan tetapi, kecilnya kapasitas penampang exsisting saluran dan tingginya curah

hujan di sepanjang saluran drainase Jemursari-Prapen menyebabkan terjadinya terjadinya.

Akibatnya meluapnya air pada saat musim hujan menjadi masalah yang selama ini belum

bisa terselesaikan.

Dengan permasalahan diatas, maka dibangun Pompa Air Prapen yang berfungsi

(10)

HEC-RAS merupakan singkatan dari Hydraulic Engineering Center’s Hydrologic

River Enginnering System, merupakan sebuah software yang dikembangkan oleh Hydraulic

Enginnering Center milik US Army Crops of Engineers. Program HEC-RAS merupakan

program komputer untuk menghitung transformasi hujan dan proses routing pada suatu DAS.

Model ini dapat digunakan untuk menghitung limpasan permukaan serta penelusuran banjir

pada suatu daerah aliran sungai, baik itu dalam kondisi eksisting maupun dalam kondisi

terkontrol atau terencana. Berkaitan dengan sering meluapnya air di saluran drainase

Jemursari, maka debit banjir dyang mempengaruhi tinggi muka air pada saluran dapat

dianalisa dan direncanakan ulang dengan menggunakan program HEC-RAS.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat ditulis berkenaan dengan banjir yang terjadi di daerah

sekitar Saluran Drainasi Jemursari adalah sebagai berikut :

1. Mampukah saluran drainase Jemursari-Prapen kondisi eksisting menampung air

pada Q5 tahun?

2. Berapa dimensi normalisasi pada saluran Jemursari-Prapen?

3. Apakah jumlah Pompa Air Prapen yang terpasang dengan kondisi normalisasi

mampu mengatasi luapan air pada Saluran Drainase Jemursari-Prapen pada Q5 tahun?

4. Berapakah jumlah pompa yang bekerja paling efektif pada kondisi normalisasi?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari analisa ini adalah :

1. Untuk mengetahui mampu atau tidaknya Saluran Drainase Jemursari-Prapen

(11)

2. Untuk mengetahui dimensi normalisasi pada saluran Jemursari-Prapen.

3. Untuk mengetahui mampu atau tidaknya Pompa Air Prapen yang terpasang

dengan kondisi normalisasi dalam mengatasi luapan air pada Saluran Drainase

Jemursari pada Q5 tahun..

4. Untuk mengetahui berapa jumlah pompa air yang beroperasi secara efektif

dengan kondisi normalisasi dalam mengatasi luapan air pada Saluran Drainase

Jemursari-Prapen pada Q5 tahun.

1.4. Batasan Masalah

Dengan adanya permasalahan di atas, maka ruang lingkup pembahasan dalam laporan

tugas akhir ini adalah :

1. Tidak membahas kondisi daerah akibat banjir baik segi materiel maupun dampak

lingkungan.

2. Data yang digunakan adalah data curah hujan Stasiun hujan Keputih, Kebon Agung,

Wonorejo, Wonokromo dan Gunungsari dari tahun 2000 – 2010.

3. Tidak membahas tentang jenis -jenis kerusakan yang terjadi akibat banjir.

1.5. Lokasi Studi

Lokasi studi berada di Daerah saluran drainase Jemursari-Prapen Kota Surabaya yang

secara administratif terletak di wilayah Kota Surabaya. Panjang Saluran Drainase

Jemursari-Prapen adalah ± 5 km. Untuk lebih jelasnya lokasi Saluran Drainase Jemursari-Jemursari-Prapen dapat

dilihat pada Gambar 1.1, sedangkan gambar lay out saluran drainase Jemursari-Prapen dapat

(12)

Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi Pompa Pr apen

(13)

2.1. Umum

Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang

berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan

atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan

sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

Berdasarkan sejarah terbentuknya, drainase terbagi dua jenis. Pertama,

natural drainage yaitu drainase yang terbentuk secara alamiah dengan tidak adanya

bangunan penunjang. Kedua, artificial drainage yaitu drainase yang terbentuk karena

adanya campur tangan manusia melalui proses perencanaan dengan tujuan tertentu

yang mana drainase tersebut memerlukan bangunan khusus.

Menurut letak bangunannya, drainase dibagi dua jenis. Pertama, surface

drainage yaitu suatu sistem pembuangan air untuk menyalurkan air di permukaan

tanah. Hal ini berguna untuk mencegah adanya genangan. Kedua, subsurface

drainage yaitu suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah

tanah.

Drainase merupakan bangunan yang sangat krusial di dalam sistem jaringan

bangunan air yang ada di perkotaan khususnya. Salah satunya terbukti dimana sistem

saluran drainase berpengaruh besar terhadap pengendalian banjir akibat tingginya

intensitas curah hujan suatu daerah atau kawasan tertentu. Jika sistem drainase suatu

wilayah cukup baik, maka tingkat banjir suatu wilayah tersebut akan rendah. Dan

(14)

wilayah tersebut tinggi. Ditinjau dari segi hidrologi, drainase mempunyai fungsi

utama menampung curah hujan dan mengalirkan ke sungai hingga sungai

mengalirkan air ke laut

2.2. Letak dan Kondisi Salur an Dr ainase J emur sar i-Pr apen

Saluran drainase Jemursari terletak di kecamatan Jemursari kota Surabaya.

Panjang Saluran Drainase Prapen + 5 km. Saluran Drainase

Jemursari-Prapen bercabang kearah timur yang dinamakan saluran Kebon Agung, kearah utara

langsung menuju ke Kali Surabaya. Tingkat sedimentasi saluran drainasenya

tergolong cukup tinggi akibat banyaknya sampah yang terdapat pada saluran.

2.3. Cur ah Hujan

Untuk mendapatkan gambaran mengenai distribusi hujan di seluruh daerah

aliran sungai, maka dipilih beberapa stasiun yang tersebar di seluruh DAS. Stasiun

terpilih adalah stasiun yang berada dalam cakupan area DAS dan memiliki data

pengukuran iklim secara lengkap. Beberapa metode yang dapat dipakai untuk

menentukan curah hujan rata-rata adalah Thiessen Polygon Method, Arithmetic

Method dan Isohyetal Method. Untuk keperluan pengolahan data curah hujan

menjadi data debit diperlukan data curah hujan bulanan, sedangkan untuk

mendapatkan debit banjir rancangan diperlukan analisis data dari curah hujan harian

maksimum. Metode yang umum dipakai adalah Thiessen polygon Method.

Pada Thiessen polygon Method dianggap bahwa data curah hujan dari suatu

tempat pengamatan dapat dipakai untuk daerah pengaliran di sekitar tempat itu.

(15)

tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan. Dengan demikian tiap stasiun

penakar (Rn) akan terletak pada suatu wilayah poligon tertutup (An).

Gambar 2.1 Peta DAS Dengan Thiessen Polygon Method

Perbandingan luas poligon untuk setiap stasiun yang besarnya An /A.

Thiessen memberi rumusan sebagai berikut:

n 2

1

n n 2

2 1 1

A ... A

A

R * A ... R

* A R * A R

+ + +

+ + +

=

... (2.1)

dengan,

R : Curah hujan daerah rata-rata

R1, R2, ..., Rn : Curah hujan ditiap titik pos Curah hujan

A1, A2, ..., An : Luas daerah Thiessen yang mewakili titik pos curah hujan

n : Jumlah pos curah hujan

Pada Aritmetik Method dianggap bahwa data curah hujan dari suatu tempat

pengamatan dapat dipakai untuk daerah pengaliran di sekitar tempat itu dengan

merata-rata langsung stasiun penakar hujan yang digunakan. Isohyetal Method

menggunakan peta dengan garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan

curah hujan yang sama. Besar curah hujan rata-rata bagi daerah seluruhnya didapat

dengan mengalikan curah hujan rata-rata diantara kontur-kontur dengan luas daerah

antara kedua kontur, dijumlahkan dan kemudian dibagi luas seluruh daerah. Curah

(16)

2.4. Analisa Fr ek uensi Curah Hujan Rencana

Sistem hidrologi kadang-kadang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang

luar biasa (ekstrim), seperti hujan lebat, banjir dan kekeringan. Besaran peristiwa

ekstrim berbanding terbalik dengan frekuensi kejadiannya, peristiwa yang luar biasa

ekstrim kejadiannya sangat langka.

Tujuan analisi frekuensi data hidrologi adalah berkaitan besaran

peristiwa-peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan frekuensi kejadian melalui penerapan

distribusi kemungkinan. Data hidrologi yang dianalisis diasumsikan tidak bergantung

(independen) dan terdistribusikan secara acak dan bersifat stokastik.

Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai

atau dilampaui. Sebaliknya, kala (return period) adalah waktu hipotetik di mana

hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui. Dalam hal ini tidak

terkandung pengertian bahwa kejadian tersebut akan terulang secara teratur setiap

kala ulang tersebut. Misalnya, hujan dengan kala ulang 10 tahunan, tidak berarti akan

terjadi sekali setiap 10 tahun akan tetapi ada kemungkinan dalam jangka 1000 tahun

akan terjadi 100 kali kejadian huajn 10 tahunan lebih dari satu kali, atau sebaliknya

tidak terjadi sama sekali (Dr. Ir. Suripin, M. Eng., 2004).

Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan empat

jenis distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi adalah distribusi

Normal, distribusi Log Normal, distribusi Log-Pearson III dan distribusi Gumbel.

Persyaratan pemakaian distribusi tersebut didasarkan pada nilai Koefisien Skewness

(17)

) ) ( ( ) ( β α β α α − − − − −

= x e x

e x p

Tabel 2.1. Per syar atan Pemilihan Distr ibusi Fr ekuensi

Distr ibusi Fr ekwensi

Par a meter Data Statistik

Koefisien Sk ewness (Cs)

Koefisien Kur tosis (Ck)

Gumbel 1.14 5.4

Distr ibusi Nor mal -0.015 ≤ Cs ≤ 0.05 2.7 ≤ Ck ≤ 3.3

Log Pear son type III Bebas* 1.5 Cs2 + 3 Sumber : Hidrologi Sri Harto BR ; Hidrologi Jilid 1 Soewarno

*) Bila tidak ada yang mendekati parameter Gumbel dan Distribusi Normal,

Tersedia Tabel -3 ≤ Cs ≤ 3.

2.4.1 Distr ibusi Gumbel Tipe I

Persamaan dari Distribusi Gumbel Tipe I adalah :

…... (2.2)

Sedangkan persamaan adalah :

) x ( e e ) x (

p = − −α −β ……… (2.3)

Distribusi ini mempunyai 2 parameter, yaitu :

α = Parameter konsentrasi

β = Ukuran gejala pusat

Karakteristik dari distribusi ini adalah :

Koefisien skewness (Cs) = 1,139

Koefisien Kurtosis (Ck) = 5,4

Parameter distribusi diperoleh dengan menggunakan metoda momen,

hasilnya adalah :

(18)

σ µ

β = −0,45

      − − − =

T T YT ln( ln 1

……….…… (2.5)

Faktor frekuensi K untuk distribusi Gumbel Tipe I adalah :

n n T

S Y Y

K = ( − )……….. (2.6)

……… (2.7)

dengan,

YT = Reduced variabel Y

T = Periode ulang (tahun)

Yn = Nilai rata-rata dari reduced variabel Y, merupakan fungsi dari jumlah

data n

Sn = Simpangan baku dari reduced variabel Y, merupakan fungsi dari

jumlah data n

2.4.2 Distr ibusi Log Pear son III

Distribusi Log Pearson Type III banyak digunakan dalam analisa Hidrologi

terutama analisis data maksimum dan minimum dengan nilai ekstrim. Bentuk

distribusi Log Pearson Type III ini dapat menggantikan varian menjadi nilai

logaritma. Untuk menganalisa frekuensi curah hujan dengan metode Log Pearson

Type III adalah berikut (Ir. C.D. Soemarto,1986) :

Log XT = Log

X + K . S log x ………..(2.8)

dengan,

(19)

n X X Log n i

= = 1 log ) 1 ( ) log (log 2 1 log − − =

= n X X S n i x 3 3 log 1

)

2

)(

1

(

)

log

(log

x n i

S

n

n

X

X

n

Cs

×

=

=

Log X− = Harga Rata-rata

S log x = Standart deviasi

K = Koefisien yang harganya tergantung pada nilai koefisien

Kepencengan (Cs) dan return periode (T)

Urutan perhitungan adalah sebagai berikut :

a. Mencari harga Log X

………..………...(2.9)

b. Mencari harga Standart Deviasi

………...……(2.10)

c. Mencari harga kepencengan (Cs)

(20)

Tabel 2.2 Nilai K Distr ibusi Log Pear son type III

Cs

Periode Ulang ( Tahun )

2 5 10 25 50 100 200 1000

Peluang ( % )

50 20 10 4 2 1 0.5 0.1

(21)

2.5 Uji Kesesuaian Distr ibusi Fr ekuensi

Diperlukan penguji parameter untuk menguji kecocokan (the goodness of

fittest test) distribusi frekuensi sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang

diperkirakan dapat menggambarkan atau mewakili distribusi frekuensi tersebut.

Pengujian parameter yang sering dipakai adalah Chi-Square Test dan

Smirnov-Kolmogorov (Dr. Ir. Suripin, M. Eng., 2004).

2.5.1. Uji Chi Kuadr at (Chi-Square Test)

Uji Chi-Square dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi

peluang yang telah di pilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data yang

di analisis. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter X2, oleh karena

itu disebut dengan uji Chi-Square. Parameter X2 dapat dihitung dengan rumus :

(

)

G − 1 =

i i

2 i i 2

E E O =

Xh ... (2.12)

dengan,

X h2 = Parameter Chi-Kuadrat terhitung

G = Jumlah sub-kelompok

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-i

Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-i

Prosedur uji Chi-Square adalah :

1. Urutkan data pengamatan (dari besar ke kecil atau sebaliknya)

2. Kelompokkan data menjadi G sub-grup, tiap-tiap sub grup minimal 4 data

pengamatan.

3. Jumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap sub-grup

(22)

Interpretasi hasilnya adalah :

a. Apabila peluang lebih besar dari 5 %, maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima.

b. Apabila peluang lebih kecil dari 1 %, maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan tidak dapat diterima.

c. Apabila peluang berada diantara 1 sampai 5 %, adalah tidak mungkin

mengambil keputusan, maka perlu penambahan data.

Tabel 2.3. Har ga untuk Uji Chi–Kuadr at Degrees

Probability of Deviation Greater Than X2 Of

Freedom

0.2 0.1 0.05 0.01 0.001

1 1.642 2.706 3.841 6.635 10.827

2 3.219 4.605 5.991 9.21 13.815

3 4.642 6.251 7.815 11.345 16.268

4 5.989 7.779 9.488 13.277 18.465

5 7.289 9.236 11.07 15.086 20.517

6 6.558 10.645 12.592 16.812 22.457

7 9.803 12.017 14.067 18.475 24.322

8 11.03 13.362 15.507 20.09 26.125

9 12.242 14.684 16.919 21.666 27.877

10 13.442 15.987 18.307 23.209 29.588

11 14.631 17.275 19.675 24.725 31.264

12 15.812 18.549 21.026 26.217 32.909

13 16.985 19.812 22.362 27.688 34.528

14 18.151 21.064 23.685 29.141 36.123

15 19.311 22.307 24.996 30.578 37.697

16 20.465 23.524 26.296 32 39.252

17 21.615 24.769 27.587 33.409 40.79

18 22.76 25.989 28.869 34.805 42.312

19 23.9 27.204 30.144 36.191 43.82

20 25.038 28.412 31.41 37.566 45.315

(23)

2.5.2. Uji Smir nov-Kolomogor ov

Uji kecocokan Smirnov - Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non

parametik karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Uji ini

di peroleh dengan memplot data dan probabilitas dari data yang bersangkutan, serta

hasil perhitungan empiris dalam bentuk grafis. Dari kedua hasil pengeplotan, dapat

diketahui penyimpangan terbesar. Penyimpangan tersebut kemudian dibandingkan

dengan penyimpangan kritis yang diijinkan.

Pengujian distribusi metode Smirnov-Kolmogorov didasarkan pada

perhitungan probabilitas dan plotting data untuk mengetahui data yang mempunyai

simpangan terbesar.

a. Probabilitas dihitung dengan rumus Weibull (Subarkah,1980) sebagai berikut :

100% x 1 m

n P

+

= …………..………..(2.13)

dengan :

P = probabilitas

m = nomor urut data seri yang telah disusun

n = besarnya data

b. Menghitung nilai G untuk mengetahui probabilitas dari data yang mempunyai

simpangan terjauh berdasarkan persamaan berikut :

Log X = Log X + G x S... (2.14)

Dari tabel Log Pearson III didapatkan harga Pr

c. Pengujian kesesuaian Metode Smirnov-Kolmogorov dilakukan dengan

persamaan sebagai berikut :

Px = 1 - (Pr) ... (2.15)

(24)

dengan :

Δ max = selisih maksimum antara peluang empiris antara peluang dan

peluang teoritis

Sn = peluang teoritis

Px = peluang empiris

Nilai Δ kritis untuk uji Smirnov Kolmogorov dapat dilihat pada Tabel 2.4

Tabel 2.4 Nilai Delta Kr itis (dcr) Untuk Uji Smirnov-Kolmogor ov

α

v

0.2 0.1 0.05 0.01

5 0.45 0.51 0.56 0.67

10 0.32 0.37 0.41 0.67

15 0.27 0.3 0.34 0.4

20 0.23 0.26 0.29 0.36

25 0.21 0.24 0.27 0.32

30 0.19 0.22 0.24 0.29

35 0.18 0.2 0.23 0.27

40 0.17 0.19 0.21 0.25

45 0.16 0.18 0.2 0.24

50 0.15 0.17 0.19 0.23

n>50 n

07 . 1

n 22 . 1

n 36 . 1

n 63 . 1

(25)

2.6 Analisa Debit Banjir Rencana

Perhitungan kemampuan saluran drainase Jemursari untuk menerima debit

banjir dari saluran meliputi perhitungan hidrolik yaitu perhitungan kapasitas

pengaliran saluran drainase Jemursari. Debit banjir rencana diperoleh dari studi yang

dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan metode rasional dengan rumus :

Q = 1/3,6.C.I.A...(2.17)

Dimana : Q = Debit Puncak (m3/dt) C = Koefisien Aliran Permukaan

I = Intensitas Hujan (mm/jam)

A = Luas Daerah Pematusan (K m2)

Faktor utama yang mempengaruhi nilai C adalah tata guna lahan. Adapun

(26)

Tabel 2.5 Koefisien Pengalir an

Diskr ipsi Lahan/Kar akter Per mukaan Koefisien Alir an ( C ) Business

Perkotaan 0,70 - 0,95

Pinggiran 0,50 - 0,70

Per umahan

Rumah Tunggal 0,30 - 0,50

Multi Unit, terpisah 0,40 - 0,60

Multi Unit, tergabung Perkampungan Apartemen

0,60 - 0,75 0,25 - 0,40 0,50 - 0,70 Industr i

Ringan 0,50 - 0,80

Berat 0,60 - 0,90

Per ker asan

Aspal dan Beton 0,05 - 0,10

Batu Bata, Paving 0,10 - 0,15

Ata p 0,15 - 0,20

Ha laman, Tanah Ber pasir

Datar 2% 0,05 - 0,10

Rata-rata, 2% - 7% 0,10 - 0,15

Curam, 7% 0,15 - 0,20

Ha laman, Tanah Berat

Datar 2% 0,13 - 0,17

Rata-rata, 2% - 7% 0,18 - 0,2

Curam, 7% 0,25 - 0,35

Ha laman Ker eta Api 0,10 - 0,35

Taman Tempat Ber main 0,20 - 0,35

Taman, pekubur an 0,10 - 0,25

Hutan

Datar, 0 - 5% 0,10 - 0,40

Bergelombang, 5 - 10% 0,25 - 0,50

Berbukit, 10 - 30% 0,30 - 0,60

Sumber : Suripin, 2004

Waktu kosentrasi (tc) adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh

dan mengalir dari titik tejauh daerah aliran sungai. Waktu kosentrasi dapat dihitung

dengan menjumlahkan waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan

lahan sampai saluran terdekat (t0) dan waktu dari pertama masuk saluran sampai

(27)

tc = t0 + td ... (2.18)

dimana :

t0 = 1,44x

467 , 0

  

S n

Lo ... (2.19)

dan

td = 

    

V L

60 ... (2.20)

dimana :

n = Angka Kekasaran Manning

S = Kemiringan Lahan

Lo = Jarak Saluran Terjauh

2.7 Analisa Kapasitas Alir an Saluran

Pada saluran sederhana, kekasaran sepanjang keliling basah dapat dibedakan

dengan jelas pada setiap bagian keliling basah, tetapi kecepatan rata-rata dapat

dihitung dengan rumus aliran seragam tanpa harus membagi-bagi penampang

tersebut. Misalnya suatu saluran persegi panjang dengan dasar kayu dan dinding kaca

akan memiliki nilai-nilai n yang berbeda untuk dasar dan dindingnya. Rumus

Manning untuk saluran semacam ini, kadang-kadang perlu menghitung nilai n

ekivalen untuk keseluruhan keliling basah dan memasukan nilai ekivalen ini untuk

(28)

Tabel 2.6 Nilai Koefisien Kekasar an Manning (n)

Tipe Saluran dan deskripsinya Min Normal Maks

Saluran Alam

Saluran kecil (lebar atas pada taraf banjir< 100

kaki

a. Saluran didataran.

- Bersih lurus

- Bersih lurus, banyak batu-batu,

tanaman pengganggu

- Bersih, berkelok-kelok, bertebing

- Seperti di atas, dengan tanaman

pengganggu, batu-batu

- Seperti di atas, tidak terisi penuh,

banyak kemiringan dan penampang

yang kurang efektif

- Seperti di atas berbatu lebih banyak

- Tenang pada bagian lutrus, tanaman

pengganggu

- Banyak tanaman pengganggu, alur

sungai penuh kayu dan ranting

b. Saluran di pegunungan tanpa tetumbuhan

di saluran tebing umumnya terjal, pohon

dan semak-semak sepanjang tebing

- Dasar: kerikil, kerakal dan sedikit batu

besar

- Dasar: kerakal dengan batu besar

Dataran banjir

a. Padang rumput tanpa belukar

- Rumput pendek

- Rumput tinggi

b. Daerah pertanian

(29)

- Tanpa tanaman

- Tanaman dibariskan

- Tanaman tidak dibariskan

c. Belukar

- Belukar terpencar, banyak tanaman

pengganggu

- Belukar jarang dan pohon, musim

dingin

- Belukar jarang dan pohon, musim semi

- Belukar sedang sampai rapat, musim

dingin

- Belukar sedang sampai rapat, musim

semi

d. Pohon-pohon

- Willow rapat, musim semi lurus

- Tanah telah dibersihkan, batang kayu

tanpa tunas

- Seperti diatas dengan tunas-tunas lebat

- Banyak batang kayu, beberapa

tumbang, ranting-ranting, taraf banjir

dibawah cabang pohon

- Seperti diatas taraf banjir mencapai

cabang pohon

Saluran besar (lebar atas pada taraf banjir > 100

kaki). Nilai n lebih kecil dari saluran kecil

dengan perincian sama, sebab tebing memberikan

hambatan efektif yang lebih kecil

- Penampang beraturan tanpa batu besar

atau belukar

- Penampang tidak beraturan dan kasar

0,020 0,025 0,030 0,035 0,035 0,040 0,045 0,070 0,110 0,030 0,050 0,080 0,100 0,025 0,035 0,030 0,035 0,040 0,050 0,050 0,060 0,070 0,100 0,150 0,040 0,060 0,100 0,120 ……….. ……….. 0,040 0,045 0,050 0,070 0,060 0,080 0,110 0,160 0,200 0,050 0,080 0,120 0,160 0,060 0,100

(30)

2.8 HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center’s River Analysis System)

Program HEC-RAS adalah program yang dibuat untuk analisa sungai dan

saluran drainase dengan asumsi hidrolis satu dimensi. Dikembangkan oleh U. S Army

Corps Of Engineers River analysis System. Program ini digunakan untuk perhitungan

aliran satu dimensi (1D). Pemilihan perangkat lunak untuk permodelan ditentukan

oleh tujuan model. Bila yang akan dilakukan adalah permodelan profil permukaan air

banjir maka model matematis satu dimensi dapat digunakan karena hanya perubahan

profil aliran pada arah longitudinal (arah aliran) yang ingin diketahui, program ini

dapat juga menganalisa aliran steady dan unsteady serta dapat menampilkan kondisi

muka air penampang dalam suatu jaringan, yang berada pada saluran alami maupun

buatan.

HEC-RAS adalah program yang didesain sedemikian rupa, sehingga

pengguna dapat berinteraktif dalam sebuah pekerjaan yang berhubungan dengan

lingkungan yang memiliki kasus beraneka ragam. Sistem ini terdiri dari Graphical

User Interface (GUI), disamping adanya sistem komponen analisa hidrolika,

penyimpanan dan pengolahan data, grafik, dan fasilitas laporan.

Adapun langkah-langkah dalam permodelan HEC-RAS adalah sebagai

berikut :

1. Memasukkan data input

2. Simulasi program

3. Data output yang dihasilkan

2.8.1 Memasukkan Data Input

1. Data Geometri

(31)

• Penentuan daerah pematusan dan koefisien pengaliran

• Penentuan koefisien manning ( n )

• Penentuan batas hilir

2. Data aliran tetap (Steady Flow)

Data hidrologi yang dimasukkan dalam data aliran tetap (Steady

Flow) adalah debit konstan banjir rencana pada ujung hulu saluran utama

dan debit tambahan di sepanjang sungai. Prinsip aliran tetap dalm

HEC-RAS adalah bahwa debit yang masuk pada penampang paling hulu akan

selalu konstan sampai ke hilir selama tidak ada debit tambahan

disepanjang sungai. Bila disepanjang sungai terdapat debit tambahan

maka pada penampang sungai yang mengalami tambahan debit, besar

nilai debit dipenampang tersebut adalah komulatif dari debit di hulu dan

debit tambahan tersebut, begitu seterusnya.

3. Data Aliran Tidak Tetap (Unsteady Flow)

Data aliran tidak tetap (Unsteady Flow) berupa hidrograf banjir

pada hulu sungai utama dan hidrograf banjir tambahan di sepanjang

sungai, serata hidrograf tinggi muka air pada batas hilir. Berbeda dengan

metode aliran tetap, pada aliran tidak tetap debit yang masuk tidak

bersifat komulatif.

4. Data Kondisi Batas dan Kondisi Awal (Boundary Conditions and Initial

Conditions)

Kondisi batas (Boundary Conditions) diperlukan untuk menetapkan elevasi

muka air pada titik terakhir dari sistem sungai. Kondisi awal (Initial Conditions)

(32)

2.8.2 Simulasi Pr ogr am

1. Analisa Aliran Tetap (Running Steady Flow Analysis)

Data hidrologi yang dimasukkan dalam data aliran tetap (steady flow) adalah

debit konstan banjir rencana pada ujung hulu saluran dan debit tambahan di

sepanjang sungai. Prinsip aliran tetap HEC-RAS adalah bahwa debit yang masuk

pada penampang paling hulu akan selalu konstan sampai ke hilir selama tidak ada

tambahan di sepanjang sungai. Bila di sepanjang sungai terdapat debit tambahan

maka pada penampang sungai yang mengalami tambahan debit, besar nilai debit

penampang adalah komulatif dari debit di hulu dan debit tambahan tersebut, begitu

seterusnya.

Gambar 2.3 Tampilan Menu Bar HEC-RAS 4.1.0

(33)

2.8.3 Data Output yang Dihasilkan

a. Potongan Melintang

Berupa tampilan elevasi muka air suatu penampang melintang pada suatu

waktu dalam menerima debit yang masuk.

b. Profil Muka Air

Profil memanjang permukaan air sungai pada waktu tertentu.

c. Profil Penampang Saluran

Tampilan berupa berbagai grafik, misal grafik kedalamn hidrolis, debit yang

amsuk, kecepatan aliran, luas penampang basah, volume dan angka froude

dari penampang memanjang sungai.

Tampilan berupa grafik hubungan antara tinggi muka air dengan debit pada

suatu penampang melintang.

d. Tampilan 3D Sungai

Tampilan perspektif tiga dimensi elevasi muka sir dalam suatu penggal

sungai.

e. Tabel Potongan Melintang

Berupa tabel output yang menampilkan kedalaman hidrolis, debit yang

masuk, kecepatan aliran, luas penampang basah, volume dan angka froude.

f. Tabel Output Keseluruhan Potongan Melintang

Berupa keseluruhan tabel penampang melintang yang menampilkan

kedalaman hidrolis, debit yang masuk, kecepatan aliran, luas penampang

(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data

Semua data pendukung dalam kegiatan penelitian ini diperoleh dari Dinas

Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya dan Dinas Pekerjaan

Umum Pengairan Kota Surabaya. Data yang diperlukan untuk melakukan pemodelan

merupakan data sekunder.

Pengumpulan Data Sek under

Kegiatan pengumpulan data sekunder meliputi :

a. Peta topografi

Peta topografi sangat penting dalam studi ini, peta yang telah di dapatkan

dengan skala 1 : 50.000, Apabila terdapat peta yang lebih detail dengan skala lebih

besar maka akan digunakan sebagai masukan.

b. Pengukuran Memanjang dan Melintang

Data pengukuran diperlukan untuk mendapatkan kondisi geometri dan kontur

sungai. Pengukuran memanjang dan melintang dilakukan disepanjang saluran

drainase Jemursari dengan jarak antara titik atau patok 50 m atau lebih.

c. Data Curah Hujan

Data curah hujan digunakan untuk menganalisa debit banjir rencana

maksimum dengan periode ulang T tahun dengan metode Rasional. Debit rencana ini

nantinya digunakan untuk menghitung kemampuan penampang Saluran Drainase

(35)

3.2 Langkah – langka h Penger jaan

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menyusun penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Studi literatur

2. Pengumpulan data sekunder, yang berupa peta topografi, curah hujan, peta

genangan, data tata guna lahan dan gambar long & cross section

3. Analisa data.

Analisa curah hujan rata-rata, analisa hujan rencana, debit rencana.

4. Skematisasi model Saluran Jemursari-Prapen.

5. Cek muka air kondisi eksisting Saluran Drainase Jemursari-Prapen

menggunakan Metode HEC-RAS 4.1.

6. Untuk menguji pemodelan tersebut sudah layak apa belum, maka perlu uji

model dengan mengalirkan debit banjir rencana.

7. Apabila dalam pengujian model tersebut yang terjadi adalah banjir, maka

dilakukan perbaikan. Namun jika tidak terjadi banjir maka perumusan

model dapat digunakan.

8. Setelah mendapatkan pemodelan yang sesuai, maka untuk mengecek

kekokohan model tersebut dengan cara mengaplikasikan model tersebut di

(36)

Langkah - langkah pelaksanaan penelitian ini secara sistimatis :

Gambar . 3.1 Diagr a m Alur penelitian

Analisa Curah hujan rata – rata : Metode Theissen Pholygon

Hujan rencana : Distribusi Log pearson III

Tidak

Data sekunder : - Peta Topografi - Curah hujan

- Gambar Long & Cross Section - Data Tata Guna Lahan

Debit rencana : Metode Rasional

Cek muka air kondisi existing Saluran drainase Jemursari dengan Program HEC- RAS

Banjir

Normalisasi & Analisa Pompa

Ya

Cek elevasi Muka air setelah perbaikan

Banjir

Ya

Tidak

Mulai

K e s i m p u l a n Uji Kesesuaian : Distribusi Log person III

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anggrahini. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka. Penerbit CV. Citra Media, Surabaya.

Chow Ven Te. 1992. Hidrolika saluran Terbuka. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lensley, Ray K dan Franzini, Joseph B. 1991. Teknik Sumber Daya Air Jilid II diterjemahkan oleh Djoko Sasongko. Penerbit Erlangga, Surabaya.

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Triatmojo, B. 2008. Hidrologi Terapan. Penerbit Beta Offset, Yogyakarta.

(38)

PERH ITUNGAN DAN ANALISA DATA

4.1 Analisa Hidr ologi

Dalam perhitungan ini digunakan data curah hujan harian yang nantinya

diolah menjadi debit untuk dipakai data dasar dalam perencanaan. Data curah hujan

pada DAS Kali Wonorejo diperoleh dari lima stasiun hujan, yaitu Stasiun hujan

Kebon Agung, Gunungsari, Wonokromo, Wonorejo dan Keputih.

Kemudian dilakukan perhitungan tinggi hujan dan dirata. Dan dari hujan

rata-rata ini dihitung tinggi hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun.

4.2 Analisa Cur ah Hujan

Dalam menganalisa perhitungan curah hujan untuk suatu rancangan

pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata–rata

diseluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan di suatu titik tertentu. Curah

hujan ini disebut curah hujan wilayah atau daerah yang dinyatakan dalam mm.

Dalam perhitungan studi pengoperasian Pompa Air Prapen digunakan Thiessen

Polygon Method untuk menentukan besarnya curah hujan rata-rata ekuivalen

mengingat beberapa faktor yang cocok untuk untuk DAS Kali Wonorejo diantaranya

seperti jaring-jaring pos stasiun penakar Hujan, luas DAS dan topografi DAS.

Sehingga didapatkan luas pengaruh stasiun hujan DAS Kali Wonorejo di wilayah

(39)

tersebar pada DAS Kali Wonorejo. Adapun ke lima stasiun hujannya adalah stasiun

hujan Kebon Agung, Gunungsari, Wonokromo, Wonorejo dan Keputih. Untuk lebih

jelasnya akan ditampilkan luasan pengaruh Thiessen DAS Kali Wonorejo pada

(40)
(41)

A Ai Wi =

Luas DAS Kali Wonorejo = 92,35 km2

Luas daerah pengaruh Stasiun Hujan Kebon Agung = 16,86 km2

18 , 0 92,35 16,86

Wi= =

Luas daerah pengaruh Stasiun Hujan Gunungsari = 1,96 km2

02 , 0 92,35

1,96

Wi= =

Perhitungan prosentase luas daerah pengaruh Stasiun Hujan DAS Kali

Wonorejo di atas ditabelkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Luas Pengar uh Thiessen Polygon DAS Kali Wonor ejo

Nomor Nama Stasiun DAS Kali Wonor ejo

Stasiun Luas ( km² ) Bobot Theisen ( % )

1 Kebon Agung 16.68 0.18

2 Gunungsari 1.96 0.02

3 Wonorejo 43.68 0.47

4 Wonokromo 14.88 0.16

5 Keputih 15.15 0.16

Total 92.35

Sumber : hasil analisa data

4.2.2 Per hitungan Curah Hujan Rata – Rata Daerah

Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata DAS Kali Wonorejo

menggunakan persamaan, yaitu :

Ri Wi

R=∑ ×

Berdasarkan stasiun hujan Kebon Agung pada tahun 2000, hujan harian

(42)

berikut :

• Stasiun hujan Gunung Sari, tinggi hujan yang terjadi sebesar 0 mm.

• Stasiun hujan Wonorejo, tinggi hujan yang terjadi sebesar 0 mm.

• Stasiun hujan Wonokromo, tinggi hujan yang terjadi sebesar 95 mm.

• Stasiun hujan Keputih, tinggi hujan yang terjadi sebesar 115 mm.

Jadi curah hujan pada DAS Kali Wonorejo, berdasarkan stasiun hujan Kebon

Agung sebesar :

R = 110 x 0,18 + 0 x 0,02 + 0 x 0,47 + 95 x 0,16 + 115 x 0,16

= 19,80 + 0 + 0 + 15,20 + 18,40

= 53,4 mm

Tabel perhitungan curah hujan harian tiap tahun di DAS Kali Wonorejo

berdasarkan masing-masing stasiun hujan dapat dilihat pada lampiran.

Dari data hasil perhitungan tabel curah hujan rata-rata tiap stasiun, diperoleh

data curah hujan harian maksimum rata-rata tiap tahun di DAS Kali Wonorejo dapat

dilihat di Tabel 4.2 sampai Tabel 4.6, sedangkan untuk perhitungan curah hujan

(43)

R1 R1 x Wi R2 R2 x Wi R3 R3 x Wi R4 R4 x Wi R5 R5 x Wi

1 23-Mar-00 110 19.8 0 0 115 54.05 95 15.2 0 0 89.05

2 2-Feb-01 117 21.06 72 1.44 70 32.9 43 6.88 45 7.2 69.48

3 30-Jan-02 105 18.9 113 2.26 115 54.05 113 18.08 123 19.68 112.97

4 2-Jan-03 75 13.5 5 0.1 25 11.75 9.6 1.536 10 1.6 28.49

5 5-Mar-04 92 16.56 103 2.06 45 21.15 92 14.72 39 6.24 60.73

6 7-May-05 105 18.9 95 1.9 42 19.74 26 4.16 20 3.2 47.90

7 19-Feb-06 98 17.64 81 1.62 94 44.18 29 4.64 0 0 68.08

8 22-Feb-07 100 18 41 0.82 0 0 18 2.88 0 0 21.70

9 20-Nov-08 85 15.3 43 0.86 68 31.96 30 4.8 75 12 64.92

10 22-Feb-09 76 13.68 76 1.52 45 21.15 38 6.08 30 4.8 47.23

11 3-Dec-10 109 19.62 92 1.84 98 46.06 110 17.6 90 14.4 99.52

R No. Tgl Kejadian

Tabel 4.3 Per hitungan Cur ah Hujan Har ian Maksimum Rata-Rata Stasiun Hujan Gunungsar i

R1 R1 x Wi R2 R2 x Wi R3 R3 x Wi R4 R4 x Wi R5 R5 x Wi

1 23-Dec-00 53 9.54 84 1.68 60 28.2 0 0 0 0 39.42

2 21-Jan-01 87 15.66 90 1.8 60 28.2 47 7.52 35 5.6 58.78

3 30-Jan-02 105 18.9 113 2.26 115 54.05 113 18.08 123 19.68 112.97

4 16-Mar-03 67 12.06 98 1.96 45 21.15 30 4.8 20 3.2 43.17

5 5-Mar-04 92 16.56 103 2.06 45 21.15 92 14.72 39 6.24 60.73

6 24-Nov-05 105 18.9 114 2.28 25 11.75 60 9.6 0 0 42.53

7 7-Mar-06 72 12.96 110 2.2 53 24.91 47 7.52 40 6.4 53.99

8 21-Mar-07 78 14.04 96 1.92 41 19.27 36 5.76 39 6.24 47.23

9 28-Dec-08 31 5.58 81 1.62 59 27.73 70 11.2 60 9.6 55.73

10 9-Jan-09 70 12.6 78 1.56 98 46.06 104 16.64 120 19.2 96.06

11 1-Dec-10 17 3.06 114 2.28 13 6.11 15 2.4 10 1.6 15.45

No. Tgl Kejadian R Kebon Agung R Gunungsari R Wonorejo R Wonokromo R Keputih R

Tabel 4.4 Per hitungan Cur ah Hujan Har ian Maksimum Rata-Rata Stasiun Hujan Wonor ejo

R1 R1 x Wi R2 R2 x Wi R3 R3 x Wi R4 R4 x Wi R5 R5 x Wi

1 23-Mar-00 110 19.8 0 0 115 54.05 95 15.2 0 0 89.05

2 2-Mar-01 117 21.06 26 0.52 200 94 42 6.72 82 13.12 135.42

3 30-Jan-02 105 18.9 113 2.26 115 54.05 113 18.08 123 19.68 112.97

4 10-Mar-03 71 12.78 64 1.28 76 35.72 51.2 8.192 5 0.8 58.77

5 6-Jan-04 75 13.5 55 1.1 85 39.95 58 9.28 35 5.6 69.43

6 15-Dec-05 39 7.02 46 0.92 90 42.3 68 10.88 110 17.6 78.72

7 4-Jan-06 94 16.92 63 1.26 153 71.91 100 16 140 22.4 128.49

8 26-Dec-07 64 11.52 69 1.38 71 33.37 59 9.44 63 10.08 65.79

9 20-Nov-08 85 15.3 43 0.86 68 31.96 30 4.8 75 12 64.92

10 9-Jan-09 70 12.6 78 1.56 98 46.06 104 16.64 120 19.2 96.06

11 3-Dec-10 109 19.62 92 1.84 98 46.06 110 17.6 90 14.4 99.52

Tgl Kejadian

(44)

R1 R1 x Wi R2 R2 x Wi R3 R3 x Wi R4 R4 x Wi R5 R5 x Wi

1 7-Jan-00 41 7.38 0 0 15 7.05 115 18.4 78 12.48 45.31

2 1-Mar-01 103 18.54 40 0.8 110 51.7 68 10.88 51 8.16 90.08

3 30-Jan-02 105 18.9 113 2.26 115 54.05 113 18.08 123 19.68 112.97

4 28-Nov-03 45 8.1 76 1.52 32 15.04 76 12.16 16 2.56 39.38

5 5-Mar-04 92 16.56 103 2.06 45 21.15 92 14.72 39 6.24 60.73

6 9-Feb-05 98 17.64 103 2.06 69 32.43 95 15.2 35 5.6 72.93

7 4-Jan-06 94 16.92 63 1.26 153 71.91 100 16 140 22.4 128.49

8 2-May-07 0 0 0 0 0 0 107 17.12 0 0 17.12

9 26-Nov-08 28 5.04 27 0.54 31 14.57 81 12.96 35 5.6 38.71

10 9-Jan-09 70 12.6 78 1.56 98 46.06 104 16.64 120 19.2 96.06

11 3-Dec-10 109 19.62 92 1.84 98 46.06 110 17.6 90 14.4 99.52

Tabel 4.6 Per hitungan Cur ah Hujan Har ian Maksimum Rata-Rata Stasiun Hujan Keputih

R1 R1 x Wi R2 R2 x Wi R3 R3 x Wi R4 R4 x Wi R5 R5 x Wi

1 22-Mar-00 0 0 0 0 0 0 0 0 88 14.08 14.08

2 21-Dec-01 60 10.8 54 1.08 75 35.25 52 8.32 103 16.48 71.93

3 30-Jan-02 105 18.9 113 2.26 115 54.05 113 18.08 123 19.68 112.97

4 30-Jan-03 5 0.9 29 0.58 19 8.93 71.2 11.392 102 16.32 38.12

5 25-Dec-04 11 1.98 0 0 0 0 64 10.24 58 9.28 21.50

6 15-Dec-05 39 7.02 46 0.92 90 42.3 68 10.88 110 17.6 78.72

7 4-Jan-06 94 16.92 63 1.26 153 71.91 100 16 140 22.4 128.49

8 17-Dec-07 98 17.64 67 1.34 37 17.39 18 2.88 127 20.32 59.57

9 25-Feb-08 4 0.72 7 0.14 2 0.94 30 4.8 90 14.4 21.00

10 9-Jan-09 70 12.6 78 1.56 98 46.06 104 16.64 120 19.2 96.06

11 3-Dec-10 109 19.62 92 1.84 98 46.06 110 17.6 90 14.4 99.52

No. Tgl Kejadian R Kebon Agung R Gunungsari R Wonorejo R Wonokromo R Keputih R

Sumber : hasil analisa data

Tabel 4.7 Per hitungan Cur ah Hujan Har ian Maksimum Rata-Rata DAS Kali Wonor ejo

R1 R1 x Wi R2 R2 x Wi R3 R3 x Wi R4 R4 x Wi R5 R5 x Wi

1 23-Mar-00 110 19.8 0 0 115 54.05 95 15.2 0 0 89.05

2 2-Mar-01 117 21.06 26 0.52 200 94 42 6.72 82 13.12 135.42

3 30-Jan-02 105 18.9 113 2.26 115 54.05 113 18.08 123 19.68 112.97

4 10-Mar-03 71 12.78 64 1.28 76 35.72 51.2 8.192 5 0.8 58.77

5 6-Jan-04 75 13.5 55 1.1 85 39.95 58 9.28 35 5.6 69.43

6 15-Dec-05 39 7.02 46 0.92 90 42.3 68 10.88 110 17.6 78.72

7 4-Jan-06 94 16.92 63 1.26 153 71.91 100 16 140 22.4 128.49

8 26-Dec-07 64 11.52 69 1.38 71 33.37 59 9.44 63 10.08 65.79

9 20-Nov-08 85 15.3 43 0.86 68 31.96 30 4.8 75 12 64.92

10 9-Jan-09 70 12.6 78 1.56 98 46.06 104 16.64 120 19.2 96.06

11 3-Dec-10 109 19.62 92 1.84 98 46.06 110 17.6 90 14.4 99.52

R Wonokromo R Keputih R No. Tgl Kejadian R Kebon Agung R Gunungsari R Wonorejo

(45)

dianalisa dahulu data curah hujan yang ada dengan parameter statistik. Tujuan dari

analisa frekuensi digunakan adalah untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai

dengan data tersebut.

Hasil perhitungan analisa frekuensi curah hujan dapat dilihat dalam Tabel 4.8

dibawah ini :

Tabel 4.8 Per hitungan Analisa Fr ekuensi Cur ah Hujan DAS Kali Wonor ejo

R R-R rata-rata (R-Rrata)² (R-Rrata)³ (R-Rrata)4

(mm) (mm) (mm²) (mm³) (mm4)

1 89.05 -1.78 3.17 -5.65 10.06

2 135.42 44.59 1988.19 88651.45 3952887.66

3 112.97 22.14 490.14 10851.24 240236.58

4 58.77 -32.06 1027.90 -32955.47 1056582.30

5 69.43 14.81 219.22 3245.74 48056.37

6 78.72 -12.11 146.67 -1776.36 21513.30

7 128.49 37.66 1418.21 53408.39 2011311.46

8 65.79 -25.04 627.05 -15701.83 393188.10

9 64.92 -25.91 671.38 -17395.94 450744.67

10 96.06 5.23 27.34 142.98 747.66

11 99.52 8.69 75.50 656.03 5700.30

J umlah 999.14 6694.76 89120.58 8180978.45

R Rat a2 90.831 No

Sumber : hasil analisa data

Rrata-rata = n

R

Rrata-rata = 11

14 . 999

(46)

Sx = 1 11 76 , 6694 − = 25,87

Cs =

( )

3 3 ) 2 ( ) 1 ( ) ( Sx n n Rrata R n × − × − − ×

Cs =

(

)

3

87 , 25 9 10 58 , 89120 11 × × × = 0,63

Ck =

( )

4

4 ) 2 ( ) 1 ( ) ( Sx n n Rrata R n × − × − − ×

Ck =

(

)

4

87 , 25 9 10 45 , 8180978 11 × × × = 2,23

Dari hasil perhitungan analisa frekuensi curah hujan DAS Kali Wonorejo,

dapat dilihat bahwa harga Cs, Ck yang menunjukkan ciri-ciri dari sebaran Distribusi

Log Pearson Tipe III.

4.2.4 Per hitungan Curah Hujan Rencana

Dari hasil analisa frekuensi diatas dapat diketahui yang digunakan adalah

metode Distribusi Log Pearson Type III dan untuk perhitungan Distribusi Log

(47)

1 2000 23 Maret 89.05 1.9496 0.0001 0.0000

2 2001 2 Maret 135.42 2.1317 0.0360 0.0068

3 2002 30 Januari 112.97 2.0530 0.0123 0.0014

4 2003 10 Maret 58.77 1.7692 0.0298 -0.0052

5 2004 6 Januari 69.43 1.8415 0.0101 -0.0010

6 2005 15 Desember 78.72 1.8961 0.0021 -0.0001

7 2006 4 Januari 128.49 2.1089 0.0279 0.0047

8 2007 26 Desember 65.79 1.8182 0.0153 -0.0019

9 2008 20 November 64.92 1.8124 0.0168 -0.0022

10 2009 9 Januari 96.06 1.9825 0.0017 0.0001

11 2010 3 Desember 99.52 1.9979 0.0031 0.0002

J umlah 999.14 21.361 0.1552 0.00277

Rerata 90.831 1.942 0.0141 0.000252

LogRr) LogRr)

Sumber : hasil analisa data

Rerata = 999,14 / 11 = 90,831 mm

Perhitungan Standart Deviasi :

S =

1 ) ( 2 − − n LogRr LogR

S =

1 11 1552 , 0 − = 0,049

Koefisien skewness (kepencengan)

Cs =

(

)

3

3 049 , 0 ) 2 ( ) 1 ( ) ) (log ( × − × − − × n n LogRr R Rrata n

Cs =

(

)

3

049 , 0 9 10 000252 , 0 11 × × ×

(48)

= 1,942 + ( -0,034 x 0,049)

= 1,9402

R2tahun = 101,9402

R2tahun = 87,141 mm

Tabel 4.10 Per hitungan Cur ah Hujan DAS Kali Wonor ejo untuk Beber apa Per iode

R K Log R R

(mm) (mm) (mm) (mm)

2 -0.034 1.9402 87.141

5 0.830 1.9826 96.075

10 1.302 2.0058 101.338

25 1.820 2.0312 107.454

50 2.163 2.0480 111.693

Sumber : hasil analisa data

4.3 Uji Kesesuaian Distr ibusi

Untuk menentukan kecocokan distribusi frekuensi dari sample data terhadap

peluang yang dipilih, maka dalam penelitian ini menggunakan dua macam uji, yaitu

secara horisontal dengan metode Smirnov Kolmogorov dan secara vertikal dengan

metode Chi Kuadrat (Chi – Square).

4.3.1 Metode Smirnov-Kolmogor ov

(49)

1 58.77 1.769 0.083 -3.52 1.123 -0.123 0.206 2 64.92 1.812 0.167 -2.64 1.036 -0.036 0.203 3 65.79 1.818 0.250 -2.52 1.025 -0.025 0.275 4 69.43 1.842 0.333 -2.05 0.978 0.022 0.311 5 78.72 1.950 0.417 0.16 0.761 0.239 0.177 6 89.05 1.983 0.500 0.83 0.694 0.306 0.194 7 96.06 1.998 0.583 1.14 0.664 0.336 0.247 8 99.52 2.053 0.667 2.26 0.553 0.447 0.220 9 112.97 2.109 0.750 3.40 0.441 0.559 0.191 10 128.49 2.132 0.833 3.87 0.395 0.605 0.228 11 135.42 2.132 0.917 3.87 0.395 0.605 0.311 0.311 D max

Keterangan :

Log Rr = 1,942

S = 0,049

Cs = 0,207

Sn ( x ) =

(n+1)

m dimana : m = nomer urut, n = jumlah nomer urut

=

(11 1)

1

+

= 0,083

k = ( Log R – Log Rr ) / S

= ( 1,769 - 1,942 ) / 0,083

= - 2,084

Pr = Tabel 2.2 Distribusi Log Pearson type III

Px = 1 – Pr

Dari Tabel 2.4 Nilai Delta Kritis Uji Smirnov-Kolmogorov, dengan n = 11

Untuk a = 5 % ; Dcr = 0.396

(50)

4.3.2 Metode Chi – Khuadr at (Chi - Squar e Test)

Hasil perhitungan Smirnov Kolmogorov dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Per hitungan Smir nov - Kolmogorov DAS Kali Wonor ejo

Kelas

P (% )

K

K x S

Log R

Batas Kelas (R t)

1

80.000

-0.850

-0.042

1.900

79.466

2

60.000

-0.306

-0.015

1.927

84.504

3

40.000

0.254

0.012

1.954

90.023

4

20.000

0.830

0.041

1.983

96.075

Sumber : hasil analisa data

Keterangan :

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 Log n

= 1 + 3,3 Log 20 = 4,437 = 4,000

Kelas 1, P (%) = 4/5 x 100%

= 80

Log Rr = 1,942

S = 0,042

Log R = Log Rr x ( k x S )

= 1,942 x ( - 0,042 ) = 1,900

Batas kelas (Rt) = 10Log R

= 101,900 = 79,466

(51)

1 0,000 - 79.466 2.75 5 1.841

2 79.466 - 84.504 2.75 0 2.750

3 84.504 - 90.023 2.75 1 1.114

4 90.023 - 96.075 2.75 1 1.114

5 96.075 - 135.42 2.75 4 0.568

S 11 7.386

Didapatkan : R2 = 7,386

Dengan derajat kebebasan = k – R = 4 – 1 = 3

Berdasarkan Tabel 2.3. Harga untuk Uji Chi–Kuadrat :

( a = 5% ), R2 = 7,815 ( a = 1% ), R2 = 11,345

Karena R2hitung < R2tabel maka distribusi diter ima

4.4 Analisa Debit Banjir Rencana

Perhitungan debit banjir rencana di DAS Kali Wonorejo memiliki luas DAS

(52)

Nomor Nama Stasiun DAS Kali Wonor ejo

Stasiun Luas ( km² ) Bobot Theisen ( % )

1 Kebon Agung 16.68 0.18

2 Gunungsari 1.96 0.02

3 Wonorejo 43.68 0.47

4 Wonokromo 14.88 0.16

5 Keputih 15.15 0.16

Total 92.35

Sumber : hasil analisa data

4.4.1 Penggunaan Lahan

Tata guna lahan yang digunakan didasarkan pada tata guna lahan kondisi

eksisting sesuai kenyataan yang ada yang diperoleh dari Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kota Surabaya. Tata guna lahan eksisting di DAS Kali Wonorejo,

gambarnya dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Setiap jenis penggunaan lahan mempunyai koefisien pengaliran yang

didasarkan pada fungsi peruntukan dan kepadatan bangunan. Untuk daerah aliran

dimana penggunaan lahannya bervariasi, maka nilai koefisien pengalirannya

merupakan gabungan dari variasi penggunaan lahan tersebut. Besar nilai koefisien

pengaliran berdasarkan penggunaan lahan eksisting masing-masing daerah dapat

(53)

1 Industri & Pergudangan 0.9 8.31 0.09 0.08

2 Pemukiman 0.8 48.02 0.52 0.42

3 Kawasan Militer 0.8 6.47 0.07 0.06

4 Bozem 0.55 1.85 0.02 0.01

6 Tambak 0.55 13.85 0.15 0.08

7 Perdagangan & Jasa 0.95 6.46 0.07 0.07

8 Ruang Terbuka Hijau 0.3 7.39 0.08 0.02

Luas Total = 92.35

Koef. Pengaliran Gab ( C ) Rencana 0.74

Sumber : hasil analisa data

4.4.2 Distr ibusi Hujan Dan Cur ah Hujan Efektif

Berdasarkan pencatatan dari Dinas pengairan dengan mempertimbangan

hujan di wilayah yang lain di Kota Surabaya, maka konsentrasi hujan besar

umumnya terjadi selama 4 jam. Dengan pertimbangan tersebut di atas maka

perhitungan distribusi hujan dilakukan dengan persamaan dari Dr. Mononobe dengan

hujan terpusat terjadi selama 4 (empat) jam, maka dapat dihitung rasio nisbah hujan

jam-jaman dan selanjutnya bisa diketahui curah hujan efektifnya dengan mengalikan

curah hujan rencana dengan nilai koefisien pengalirannya.

Dengan lama hujan terpusat 4 (empat) jam, maka dapat dihitung besarnya

rata-rata hujan (Rt) untuk masing-masing waktu. Perhitungan Hujan Jam-jaman

dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Per hitungan Hujan J am - J aman

T ( jam ) t ( jam ) Rt Rasio Distr ibusi

4 1 0,630 0,630

4 2 0,397 0,164

4 3 0,303 0,115

4 4 0,250 0,091

(54)

Rt =

4 ×t

Dimana R24 = 1

t = 1 Rt = 2/3

1 4 4 1       × = 0,630

t = 2 Rt = 2/3

2 4 4 1       × = 0,397

t = 3 Rt = 2/3

3 4 4 1       × = 0,303

t = 4 Rt = 2/3

4 4 4 1       × = 0,250

Perhitungan rasio distribusi curah hujan rata sampai jam ke-t

Rt’ = t . Rt – {( t – 1 ) . Rt-1 )}

t = 1 Rt’ = 0,630

t = 2 Rt’ = 2 . 0,397 – {( 2 – 1 ) . 0,630} = 0,164

t = 3 Rt’ = 3 . 0,303 – {( 3 – 1 ) . 0,397} = 0,115

t = 4 Rt’ = 4 . 0,250 – {( 4 – 1 ) . 0,303} = 0,091

Dari hasil perhitungan curah hujan efektif, selanjutnya dapat dihitung pula

(55)

Sumber : Hasil Analisa data

Tabel 4.17 Per hitungan Cur ah Hujan Efektif dan Distr ibusi Hujan DAS Kali Wonor ejo

R Koef. R

Periode Rencana Pengaliran Efektif

Ulang Eksisting

( R ) ( C - eks ) Reff ( R24 ) 0.630 0.164 0.115 0.091 2 87.141 0.8 69.713 43.917 11.415 8.007 6.375 5 96.075 0.8 76.860 48.419 12.585 8.828 7.028 10 101.338 0.8 81.070 51.071 13.274 9.312 7.413 25 107.454 0.8 85.963 54.153 14.076 9.874 7.860 50 111.693 0.8 89.355 56.290 14.631 10.263 8.171

Distribusi Hujan

R1 R2 R3 R4

4.5 Analisa Debit Banjir Rencana dengan Metode Rasional

4.5.1 Waktu Kosentr asi (tc)

Salur an J ambangan 2A

to1 = 1 menit (daerah perumahan)

So = 0,00020 (kemiringan saluran)

Tipe permukaan n = 0,2 (rumput tidak padat)

Lo = 167,5 meter m

to2 :

to2 = 1,44 x

467 , 0 0 0       S n L

to2 = 1,44x

467 , 0 0002 , 0 2 , 0 5 , 167    

= 54,23 menit

Total waktu di lahan to = to.1 + to.2

(56)

V = 0,3 m/dt (saluran tersier)

td = 

     V L

60 = 

    5 , 1 60 95 , 545

x = 6,07 menit

Waktu konsentrasi (tc)

tc = to + td

tc = 55.23+ 28.43 = 61,3 menit

= 1.39 jam

4.5.2 Intensitas Hujan (I)

tc = 1,02 jam

R2 = 81,2 mm

I2 =

3 2 2 24

24 

    t R th = 3 2 02 , 1 24 24 20 , 81     

= 22,70 mm/jam

4.5.3 Debit Banjir (Q)

A = 0,103 km2

C = 0,4

I2 = 22,70 mm/jam

Q2 = .C ..I A

6 , 3

1

= .0,8.(22,70).(0,10) 6

, 3

1

= 0,26 m3/dt

Hasil perhitungan debit banjir rencana saluran di setiap petak tersier pada

(57)

BAB IV

PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

4.1 Analisa Hidr ologi

Dalam perhitungan ini digunakan data curah hujan harian yang nantinya

diolah menjadi debit untuk dipakai data dasar dalam perencanaan. Data curah hujan

pada DAS Kali Wonorejo diperoleh dari lima stasiun hujan, yaitu Stasiun hujan

Kebon Agung, Gunungsari, Wonokromo, Wonorejo dan Keputih.

Kemudian dilakukan perhitungan tinggi hujan dan dirata. Dan dari hujan

rata-rata ini dihitung tinggi hujan rencana dengan periode ulang 2 tahun dan 5 tahun.

4.2 Analisa Cur ah Hujan

Dalam menganalisa perhitungan curah hujan untuk suatu rancangan

pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata–rata

diseluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan di suatu titik tertentu. Curah

hujan ini disebut curah hujan wilayah atau daerah yang dinyatakan dalam mm.

Dalam perhitungan studi optimasi pompa Prapen digunakan Thiessen Polygon

Method untuk menentukan besarnya curah hujan rata-rata ekuivalen mengingat

beberapa faktor yang cocok untuk untuk DAS Kali Wonorejo diantaranya seperti

jaring-jaring pos stasiun penakar Hujan, luas DAS dan topografi DAS. Sehingga

(58)

4.2.1 Luas Pengar uh Polygon Thiessen

Pada DAS Kali Wonorejo terdapat lima stasiun hujan yang berpengaruh dan

tersebar pada DAS Kali Wonorejo. Adapun ke lima stasiun hujannya adalah stasiun

hujan Kebon Agung, Gunungsari, Wonokromo, Wonorejo dan Keputih. Untuk lebih

jelasnya akan ditampilkan luasan pengaruh Thiessen DAS Kali Wonorejo pada

(59)
(60)

Perhitungan prosentase luas daerah pengaruh stasiun hujan DAS Kali

Wonorejo dengan rumus :

A Ai Wi =

Luas DAS Kali Wonorejo = 92,35 km2

Luas daerah pengaruh Stasiun Hujan Kebon Agung = 16,86 km2

18 , 0 92,35 16,86

Wi= =

Luas daerah pengaruh Stasiun Hujan Gunungsari = 1,96 km2

02 , 0 92,35

1,96

Wi= =

Perhitungan prosentase luas daerah pengaruh Stasiun Hujan DAS Kali

Wonorejo di atas ditabelkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Luas Pengar uh Thiessen Polygon DAS Kali Wonor ejo

Nomor Nama Stasiun SUB Kali Wonor ejo

Stasiu n

Luas ( km² ) Bobot Theisen ( % )

1 Kebon Agung 16.68 0.18

2 Gunungsari 1.96 0.02

3 Wonorejo 43.68 0.47

4 Wonokromo 14.88 0.16

5 Keputih 15.15 0.16

Total 92.35

Sumber : hasil analisa data

4.2.2 Per hitungan Curah Hujan Rata – Rata Daerah

Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata DAS Kali Wonorejo

menggunakan persamaan, yaitu :

Ri Wi

(61)

Berdasarkan stasiun hujan Kebon Agung pada tahun 2000, hujan harian

maksimum terjadi pada tanggal 23 Maret 2000 dengan tinggi hujan yang terjadi

sebesar 110 mm. Sedangkan pada tanggal kejadian yang sama yaitu 23 Maret 2000,

pada daerah stasiun hujan yang lain, dengan tinggi hujan yang terjadi adalah sebagai

berikut :

• Stasiun hujan Gunung Sari, tinggi hujan yang terjadi sebesar 0 mm.

• Stasiun hujan Wonorejo, tinggi hujan yang terjadi sebesar 0 mm.

• Stasiun hujan Wonokromo, tinggi hujan yang terjadi sebesar 95 mm.

• Stasiun hujan Keputih, tinggi hujan yang terjadi sebesar 115 mm.

Jadi curah hujan pada DAS Kali Wonorejo, berdasarkan stasiun hujan Kebon

Agung sebesar :

R = 110 x 0,18 + 0 x 0,02 + 0 x 0,47 + 95 x 0,16 + 115 x 0,16

= 19,80 + 0 + 0 + 15,20 + 18,40

= 53,4 mm

Tabel perhitungan curah hujan harian tiap tahun di DAS Kali Wonorejo

berdasarkan masing-masing stasiun hujan dapat dilihat pada lampiran.

Dari data hasil perhitungan tabel curah hujan rata-rata tiap stasiun (lampiran),

diperoleh data curah hujan harian maksimum rata-rata tiap tahun di DAS Kali

(62)

Gambar

Gambar 1.2 Lay Out Lokasi Studi Pompa Prapen
Gambar 2.1 Peta DAS Dengan Thiessen Polygon Method
Tabel 2.2 Nilai K Distribusi Log Pearson type III Periode Ulang ( Tahun )
Gambar. 3.1 Diagram Alur penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan kredit tersebut antara lain kredit diberikan untuk pembiayaan mobil baru dan bekas, jumlah kredit yang diberikan yaitu Rp 10 Juta sampai dengan Rp 200

Bambang Sudiarto, selaku guru Bahasa Jerman SMA Negeri 1 Purworejo yang telah memberikan banyak bimbingan, pengarahan, dan keleluasaan dalam mengajar sehingga

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu citra spekel tetesan air dapat dihasilkan menggunakan metode LSI, nilai intensitas

Tujuan utama memilih saluran pemasaran yang efisien adalah agar petani maupun lembaga pemasaran memperoleh keuntungan yang adil. Tujuan penelitian ini adalah

Luaran kegiatan program ini adalah kemampuan menangkap peluang Investor dan calon investor pada kegiatan kuliah umum pasar modal serta pengenalan pasar modal pada

Pengurus Pondok Pesantren Darul Ulum Seputih Banyak tidak banyak yang mengenal produk dan akad dari jasa yang ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah yang berkembang

• Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana dikutip oleh Steadmon dan Kasavana: Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara

Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas hipoglikemik ekstrak air daun Angsana terhadap kadar glukosa darah (KGD) dan terhadap histopatologi sel beta pada