• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, IKLAN DAN PERSEDIAAN PRODUK TERHADAP PERPINDAHAN MEREK SIM CARD MENTARI DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, IKLAN DAN PERSEDIAAN PRODUK TERHADAP PERPINDAHAN MEREK SIM CARD MENTARI DI SURABAYA."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, IKLAN DAN

PERSEDIAAN PRODUK TERHADAP PERPINDAHAN

MEREK SIM CARD MENTARI DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh : ANGGUN LAURA GLORIA

0612010055/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

(2)

SKRIPSI

PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, IKLAN DAN

PERSEDIAAN PRODUK TERHADAP PERPINDAHAN

MEREK SIM CARD MENTARI DI SURABAYA

Yang diajukan

ANGGUN LAURA GLORIA 0612010055/FE/EM

Disetujui untuk ujian skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Hj. Kustini, MSi. Tanggal : ...

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Jawa Timur

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas

kemampuan dan kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH ATRIBUT

PRODUK, HARGA, IKLAN DAN PERSEDIAAN PRODUK TERHADAP PERPINDAHAN MEREK SIM CARD MENTARI DI SURABAYA”.

Penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat

memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dengan selesainya penulisan

skripsi ini penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia untuk

memberikan bantuan dan dukungannya baik secara materiil maupun moril kepada

penulis, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Hj. Kustini, Msi, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

(4)

 

5. Seluruh staf Dosen dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak dan Ibu serta Saudara-saudaraku tercinta yang sudah mendukung

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih ada

kekurangan dan perlu adanya perbaikan, oleh karenanya penulis senantiasa

mengharapkan kritik dan saran serta masukan-masukan bagi peneliti yang lain di

masa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, April 2011

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu... 8

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 9

2.2.2. Konsep Pemasaran ... 12

2.2.3. Merek ... 15

2.2.4. Perpindahan Merek ... 20

(6)

Perpindahan Merek ... 22

2.2.5. Atribut Produk... 25

2.2.5.1. Pengertian Produk ... 25

2.2.6. Harga ... 28

2.2.7. Iklan ... 30

2.2.8. Persediaan Produk... 33

2.2.9. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Perpindahan Merek ... 35

2.2.10.Pengaruh Harga Terhadap Perpindahan Merek ... 36

2.2.11.Pengaruh Iklan Terhadap Perpindahan Merek... 37

2.2.12.Pengaruh Persediaan Produk Terhadap Perpindahan Merek ... 38

2.3. Kerangka Konseptual ... 39

2.4. Hipotesis... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 41

3.1.1. Definisi Operasional... 41

3.1.2. Pengukuran Variabel... 44

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 44

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.3.1. Jenis Data ... 46

3.3.2. Sumber Data... 46

(7)

3.4. Teknik Analisis ... 47

3.4.1. Uji Normalitas dan Linieritas... 48

3.4.2. Evaluasi Outliers... 49

3.4.3. Deteksi Multicollinearity dan Singularity... 51

3.4.4. Uji Validitas ... 51

3.4.5. Uji Reliabilitas ... 52

3.4.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 53

3.4.7. Pengujian Model dengan Two-Step Approach... 53

3.4.8. Evaluasi Model... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 57

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 57

4.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 58

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60

4.3.1. Deskripsi Hasil Jawaban Responden ... 60

4.3.1.1. Deskripsi Variabel Atribut Produk (X1) ... 60

4.3.1.2. Deskripsi Variabel Harga (X2) ... 62

4.3.1.3. Deskripsi Variabel Iklan (X3)... 63

4.3.1.4. Deskripsi Variabel Persediaan Produk (X4) ... 66

4.3.1.5. Deskripsi Variabel Perpindahan Merek (Y)... 66

4.3.2. Uji Outlier Multivariate ... 68

(8)

dengan Confirmatory Faktor Analysis ... 70

4.3.5. Uji Construct Reliability dan Variance Ectracted ... 71

4.3.6. Uji Normalitas ... 73

4.3.7. Evaluasi Model One Step Approach to SEM ... 74

4.3.8. Analisis Unidimensi First Order ... 77

4.3.9. Analisis Unidimensi Second Order... 77

4.3.10. Uji Kausalitas ... 77

4.4. Pembahasan... 79

4.4.1. Atribut Produk Berpengaruh Signifikan Positif Terhadap Perpindahan Merek... 79

4.4.2. Harga Berpengaruh Signifikan Positif Terhadap Perpindahan Merek... 80

4.4.3. Iklan Berpengaruh Signifikan Positif Terhadap Perpindahan Merek... 80

4.4.4. Persediaan Produk Berpengaruh Signifikan Positif Terhadap Perpindahan Merek... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 84

5.2. Saran ... 84

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Grafik Pelanggan SIM CARD ... 5

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 39

Gambar 3.1. Contoh Model Pengukuran Variabel Atribut Produk ... 48

Gambar 4.1. Model Pengukuran dan Struktural Base Model ... 75

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Hasil Penyebaran Kuesioner

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Structural Equation Modeling

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices... 56

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 58

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 59

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 60

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Atribut Produk... 61

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Harga ... 62

Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Isi Pesan ... 63

Tabel 4.8. Frekuensi Hasil Jawaban Format Pesan... 64

Tabel 4.9. Frekuensi Hasil Jawaban Sumber Pesan ... 65

Tabel 4.10. Frekuensi Hasil Jawaban Persediaan Produk... 66

Tabel 4.11. Frekuensi Hasil Jawaban Perpindahan Merek ... 67

Tabel 4.12. Hasil Uji Outlier Multivariate... 68

Tabel 4.13. Reliabilitas Data ... 69

Tabel 4.14. Validitas Data... 71

Tabel 4.15. Construct Reliability & Variance Extracted ... 72

Tabel 4.16. Normalitas Data ... 73

Tabel 4.17. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Base Model ... 75

(12)

Tabel 4.20. Unidimensi Second Order... 77

Tabel 4.21. Data Uji Kausalitas ... 78

(13)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, IKLAN DAN

PERSEDIAAN PRODUK TERHADAP PERPINDAHAN

MEREK SIM CARD MENTARI DI SURABAYA

Oleh :

Anggun Laura Gloria ABSTRAK

Masa globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang semakin maju dan cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Melihat banyaknya produk yang ditawarkan maka konsumen akan mulai melihat merek mana yang memenuhi kebutuhannya. Para pelanggan yang puas atau sangat puas, antara 65% sampai 85% akan berpindah ke produk lain. Perpindahan merek (brand switching) adalah saat dimana seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya. Yang mempengaruhi konsumen melakukan perpindahan merek yaitu product attributes, price, product distribution dan iklan. Perpindahan merek ini dialami SIM CARD Mentari, yang mengalami penurunan Top Brand Index tahun 2008-2010 dan penurunan jumlah pelanggan tahun 2007-2010. Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh atribut produk, harga, iklan dan persediaan produk terhadap perpindahan merek SIM CARD Mentari di Surabaya.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengguna SIM Card lain dan yang pernah menggunakan SIM Card Mentari. Skala pengukuran menggunakan skala interval dan skala pembentukan menggunakan skala likert. Teknik pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 110 responden. Data yang digunakan adalah data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna SIM Card lain dan yang pernah menggunakan SIM Card Mentari. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) untuk melihat hubungan kausalitas antar faktor.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masa globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan teknologi

dan arus informasi yang semakin maju dan cepat mendorong timbulnya

laju persaingan dalam dunia usaha. Melihat banyaknya produk yang

ditawarkan maka konsumen akan mulai melihat merek mana yang

memenuhi kebutuhannya. Jadi kebutuhan konsumen tidak terbatas pada

fungsi utama yang bisa diberikan pada suatu produk (primary demand),

tetapi berkembang menjadi kebutuhan sekunder (secondary demand) yaitu

keinginan pada suatu merek. Reicheld (1996) mengemukakan bukti bahwa

dari para pelanggan yang puas atau sangat puas, antara 65% sampai 85%

akan berpindah ke produk lain (meraih loyalitas pelanggan, pdf article).

Berdasarkan hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa dengan hanya

memuaskan pelanggan tidak cukup menjaga pelanggan agar tetap loyal,

sementara di lain pihak pelanggan tetap bebas dalam membuat pilihan

suatu merek. (Ribhan, 2006:94)

Definisi dari perpindahan merek adalah perpindahan merek yang

dilakukan oleh pelanggan untuk setiap waktu penggunaan (Sumarketer,

Senior Business Analyst, Mark Plus & Co). Peralihan merek (brand

switching) ditandai dengan keterlibatan yang rendah (low involvement).

(15)

dan media luar ruang seperti spanduk, umbul-umbul, billboard, dan

lain-lain. Iklan periklanan (reminder advertising) menciptakan keakraban

merek (brand familiarity) dan bukan keyakinan merek (brand conviction).

Melalui Personal selling, mengadakan iklan penjualan dengan cara

program bundling kartu perdana dengan merek handphone tertentu, serta

melakukan hubungan masyarakat (Humas) dengan cara press release dan

sponshorship juga dapat menciptakan keakraban merek pada pengguna

SIM Card. Pemasar juga dapat melakukan strategi sepeti menjaga agar

jangan sampai kehabisan stok. Sekali kehabisan stok, konsumen akan

beralih ke merek lain. Apalagi para pesaing sudah menawarkan barang

dengan harga yang lebih rendah, kupon, sampel yang mengajak konsumen

untuk mencoba sesuatu yang baru. Ini jelas harus dicermati dengan baik

oleh para pemasar agar perusahaan dapat mempertahankan dan

meningkatkan pasar guna mengungguli para pesaing dengan produk atau

merek yang ditawarkan.

Peralihan merek (brand switching) adalah saat dimana seorang

pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu

merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya

(Sticky-Marketing.com monthly magazine). Terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi konsumen melakukan perpindahan merek menurut Aaker

(1996) yaitu product attributes, price, dan product distribution. Menurut

Sutisna (2001) yaitu konsumen yang melakukan perpindahan merek

(16)

tertentu. Menurut Kotler (1999), Iklan merupakan salah satu kegiatan

strategik pemasaran yang diyakini memiliki pengaruh membentuk citra

merek (brand image building). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat

disimpulkan bahwa iklan juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perpindahan merek.

Menurut Rangkuti (2002:61) dalam Ribhan (2006:108) bahwa

tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau tertarik

pada merek - merek apapun yang ditawarkan. Disebut konsumen Switcher

atau price buyer (konsumen lebih memperhatikan harga di dalam

melakukan pembelian). Berdasarkan definisi tersebut. ciri yang paling

nampak dari jenis pelanggan ini adalah konsumen membeli suatu produk

karena harganya murah. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk

memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain

mengindikasikan konsumen sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal.

Rangkuti (2002:61) dalam Ribhan (2006:108) menjelaskan bahwa salah

satunya faktor yang mempengaruhi brand switching adalah kinerja produk.

Kinerja produk menunjukkan seberapa mampu produk memenuhi

keinginan dan kebutuhan pengguna, sehingga tinggi rendahnya

mempengaruhi terhadap perpindahan merek.

Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat

memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan jasa

telekomunikasi di Indonesia. Awal kelahiran Industri seluler di Indonesia

(17)

Seluler Indonesia) dan PT. Satelindo (Satelit Palapa Indonesia). Beberapa

tahun kemudian hadir operator seluler dengan nama PT. Exelcomindo

Pratama.

Adanya beberapa operator seluler menimbulkan persaingan yang

semakin ketat pada industri telekomunikasi seluler, produk telekomunikasi

seluler semakin bertambah dan beraneka ragam. Persaingan ini membawa

dampak positip buat konsumen. Ketika operator berlomba menawarkan

produknya, konsumen dapat memilih sesuai kebutuhan. Murahnya harga

kartu perdana membuat konsumen dapat berganti-ganti kartu sesering

mungkin (perpindahan merek).

Tingkat pengguna yang berguguran di tengah jalan juga tinggi,

diperkirakan mencapai 30%. Menyadari fenomena tersebut,

masing-masing operator seluler berusaha menciptakan inovasi terhadap fitur-fitur

baru agar pelanggan tetap loyal. Saat ini operator seluler tidak hanya

mengandalkan produk dan harga saja, tetapi perlu menciptakan nilai

tambah yang dapat dinikmati pelanggan sesuai dengan kenginan dan

kebutuhan pelanggan. (Majalah Trend & Telecomunication, 15 Juli 2005)

Ketatnya situasi persaingan yang sedang terjadi pada Industri

Telekomunikasi sedang dirasakan oleh masing-masing operator seluler

dari berbagai merek SIM Card. Perilaku konsumen perpindahan merek

lebih memperhatikan harga didalam melakukan pembelian. Mengingat

bahwa konsumen ini memiliki keterlibatan yang rendah dalam setiap

(18)

produknya dan menjaga persediaan di setiap rak penjualan pada setiap

saluran distribusi yang ada untuk menghindarkan terjadinya celah

distribusi yang nantinya dapat memberikan keuntungan pada pesaing.

Hal ini juga dialami SIM CARD Mentari, yang mengalami

penurunan pelanggan dapat dilihat dari grafik berikut :

Gambar 1.l. Grafik Pelanggan SIM CARD

Sumber : Internet

Berdasarkan grafik diatas terlihat jelas bahwa SIM CARD Indosat

mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2007 sampai tahun 2010

hal ini jelas dipengaruhi oleh perpindahan pelanggan Indosat Mentari ke

SIM CARD lain. Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,

peralihan merek (perpindahan merek) dapat dilihat dari banyak variabel,

antara lain atribut produk (product attributes), harga (price), iklan

(promotion), dan persediaan produk (product distribution). Dengan

demikian judul yang diangkat oleh penulis adalah sebagai berikut :

(19)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diajukan di atas, maka

masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah atribut produk berpengaruh terhadap perpindahan merek SIM

Card Mentari ?

2. Apakah harga berpengaruh terhadap perpindahan merek SIM Card

Mentari ?

3. Apakah iklan berpengaruh terhadap perpindahan merek SIM Card

Mentari ?

4. Apakah persediaan produk berpengaruh terhadap perpindahan merek

SIM Card Mentari ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang diajukan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan pengaruh atribut produk terhadap perpindahan

merek SIM Card Mentari ?

2. Untuk menjelaskan pengaruh harga terhadap perpindahan merek SIM

Card Mentari ?

3. Untuk menjelaskan pengaruh iklan terhadap perpindahan merek pada

pengguna SIM Card Mentari ?

4. Untuk menjelaskan pengaruh persediaan produk terhadap perpindahan

(20)

7

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Bisa menambah pengetahuan penulis khususnya berhubungan dengan

perpindahan merek konsumen sebuah merek dilihat dari dan karena

faktor ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi

2. Manajemen perusahaan

Memberikan masukan untuk pengembangan berbagai kebijakan

pemasaran untuk meningkatkan loyalitas pelanggan

3. Bagi Universitas

Memberikan tambahan perbendaharaan kepustakaan khususnya yang

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan bauran

pemasaran adalah sebagai berikut :

1. Sellyana dan Dharmmesta dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, Vol. 17, NO. 1, 2002, 91 -104 dengan judul : Pengaruh

Ketidakpuasan Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, dan

Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan

Merek.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

ketidakpuasan konsumen terhadap keputusan perpindahan merek

yang dapat dijelaskan pelanggan shampoo, pasta gigi dan sabun

mandi. Mengetahui pengaruh kebutuhan mencari variasi terhadap

keputusan perpindahan merek pelanggan shampoo, pasta gigi dan

sabun mandi, mengetahui karakteristik kategori produk

berpengaruh langsung kepada keputusan perpindahan merek

pelanggan shampoo, pasta gigi dan sabun mandi, Mengetahui

apakah ketidakpuasan konsumen dan karakteristik kategori

produk berpengaruh terhadap keputusan perpindahan merek yang

(22)

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa : ketidakpuasan

konsumen terhadap keputusan perpindahan merek yang dilakukan

konsumen shampoo, pasta gigi dan sabun mandi ternyata

berpengaruh langsung secara signifikan yaitu sebesar 0,000

semua (p<0,001.) Sedangkan karakteristik kategori produk

terhadap keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen

shampoo, pasta gigi tidak berpengaruh secar signifikan kecuali

pada produk sabun mandi yaitu sebesar 0.096. Untuk kebutuhan

mencari variasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen

shampoo, pasta gigi dan sabun mandi yaitu sebesar 0,056

(shampoo), 0,003 (pasta gigi ), 0,000 (sabun mandi ).

2. Ribhan (2006) dengan judul : Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Brand Switching pada pengguna SIM Card di

Fakultas Ekonomi Univesitas Lampung.

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui: Pengaruh

product attributes, harga produk iklan, persediaan produk

terhadap peralihan merek (brand switching) pada pengguna SIM

Card.

Berdasarkan uji analisis yang dilakukan maka secara

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

(23)

dan terpenuhinya asumsi normalitas data sehingga hasil uji yang

diperoleh mengenai adanya pengaruh variabel harga (X2), iklan

(X3), dan persediaan produk (X4) terhadap brand switching (Y)

pada pengguna SIM Card, yaitu pada Mahasiswa di Fakultas

Ekonomi Universitas Lampung dapat diterima.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran.

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan – kegiatan

pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk

meningkatkan laba, aktivitas pemasaran memegang peranan penting

dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kotler (1997 :

8) "Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di

dalamnya ( individu dan kelompok ) mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain".

Jadi menurut definisi diatas, semua manusia harus

menemukan kebutuhanya dulu baru kemudian berusaha

memenuhinya dengan cara mengadakan hubungan dengan pihak

lain. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan

mengidentitikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, menentukan

(24)

tingkat harga yang sesuai, menentukan jenis iklan dan media iklan

yang tepat, serta menentukan saluran distribusi yang digunakan

dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan.

Sehingga pemasaran bukanlah hal yang sederhana yang hanya

sekedar menghasilkan uang.

Rangkaian kegiatan-kegitan pemasaran yang saling

berhubungan sebagai usaha untuk mencapai hasil pertukaran yang

diinginkan dengan pasar sasarannya (target market) sehingga dikenal

istilah manajemen pemasaran.

Menurut Kotler (1997 : 13) "Manajemen Pemasaran adalah

proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga dan

iklan serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran uang dan memuaskan tujuan individu organisasi.

Dari definisi diatas terdapat fungsi-fungsi manajemen

meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan.

Perencanaan merupakan upaya pemeliharaan tindakan yang diikuti

suatu usaha, juga merupakan upaya untuk memutuskan sebelumnya

apa yang dilakukan, bagaimana, bila dan siapa yang akan

melakukannya. Perencanaan menjembatani kesenjangan antara

keadaan yang diinginkan di masa depan. Penganalisaan merupakan

fungsi yang penting sebagai dasar suatu rencana yang dibuat dengan

(25)

yang diambil sesuai dengan rencana. Pengawasan (Controlling)

adalah pengukuran dan koreksi terhadap kegiatan para bawahan

untuk menjamin bahwa apa yang terlaksana itu sesuai dengan

rencana.

2.2.2. Konsep Pemasaran

Pemasaran akan berhasil mencapai tujuannya apabila

pemasaran menitik-beratkan pada pemuasan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Kepuasan konsumen tersebut baru akan

diperoleh apabila barang atau jasa yang dibeli sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan konsumen.

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat tentunya

membawa dampak pada situasi persaingan yang semakin ketat pula.

Untuk mengatasi persaingan tersebut salah satunya dengan

menggunakan konsep pemasaran, karena konsep pemasaran

bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan

kebutuhan konsumen. Disinilah pemasaran berperan untuk

menjembatani permasalahan yang ada sehingga memungkinkan bagi

konsumen untuk membuat pilihan yang nantinya akan coba dipenuhi

oleh penjual.

Sedangkan Kotler dan Amstrong (2001:23), berpendapat

(26)

organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

serta memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada

yang dilakukan oleh para pesaing.

Konsep pemasaran merupakan suatu kunci atau keseluruhan

sistem untuk meraih tujuan perusahaan yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan usaha dalam merencanakan, menentukan hingga

melaksanakan kegiatan pemasaran.

Tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar konsep

pemasaran menurut Swastha dan Handoko (2006:6-8), meliputi:

a. Orientasi Konsumen

Perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen maka

harus :

1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan

dilayani dan dipenuhi.

2. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan

sasaran penjualan.

3. Menentukan produk dan program pemasarannya.

4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur,

menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah

laku mereka.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,

apakah pada mutu yang tinggi atau pada harga yang

(27)

b. Penyusunan kegiatan secara integral

Untuk memberikan kepuasan yang optimal, semua

elemen-elemen harus dikoordinasikan dan diintegrasikan, selain itu juga

berusaha untuk menghindari adanya pertentangan didalam

maupun diluar perusahaan dengan pasar. Semua bagian yang

ada dalam perusahaan harus menyadari bahwa bahwa setiap

perilaku dan pola pikir mereka sangat mempengaruhi

kemampuan perusahaan dalam menciptakan dan

mempertahankan pelanggan, jadi dapat dikatakan bahwa setiap

orang dan setiap bagian dalam perusahaan harus mampu

berkoordinasi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen

sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

c. Kepuasan Konsumen

Faktor yang menentukan apakah dalam jangka panjang

perusahaan akan mendapatkan laba adalah tingkat kepuasan

konsumen yang dapat terpenuhi. Laba merupakan pencerminan

dari usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan

kepada konsumen, dimana perusahaan dapat menyediakan atau

menjual barang atau jasa yang paling baik, yang sesuai dengan

keinginan konsumen dan dengan harga yang layak.

Berdasarkan pengertian diatas, konsep pemasaran merupakan

(28)

perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar,

selanjutnya memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga tercapai tingkat

kepuasan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para

pesaing.

Tetapi semenjak keruntuhan rezim Orde Baru, masyarakat

semakin berani untuk beraspirasi dan mengekspresikan tuntutannya

terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia. Masyarakat telah

semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia

usaha. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan

usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak

hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan

usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk memberikan

kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya (Daniri, 2007:1).

2.2.3. Merek

Menurut American Marketing Associattion (dalam Kotler,

2000 : 460) mendefinisikan merek sebagi berikut : merek adalah

nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal

tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya

(29)

Keegan, Moriarty, dan Duncan (1995 : 318) mendefinisikan

merek sebagai satu kumpulan yang kompleks dari citra, janji, dan

pengalaman dalam pikiran konsumen yang menghadirkan janji oleh

perusahaan tentang produk tertentu. Merek sebenarnya merupakan

janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat,

dan jasa tertentu pada pembeli. Nilai dari suatu merek muncul dari

presepsi dan asaosiasi positif yang dipegang oleh seseorang dan

tidak hanya terdiri dari idwe tentang fungsi perasaan dan asosiasi

(Keegan, Moriarty, dan Duncan, 1995 : 145).

Merek dapat memiliki enam tingkatan pengertian : (Kotler,

2000 : 460)

1. Atribut (attributes)

Suatu merek membawa atribut-atribut dalam benak konsumen

Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes

memberi kesan sebagi mobil yang mahal, dibuat dengan baik,

dirancang dengan baik, tahan lama, bergengsi tinggi.

2. Manfaat (benefits)

Artribut harus diterjemahkan ke dalam manfaat fungsional dan

emosional. Atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi

manfaat fungsional. Atribut “mahal” mungkin diterjemahkan

menjadi manfaat emosional.

(30)

Merek yang menyatakan sesuatu tentang nilai yang dimiliki oleh

produsen. Jadi Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan,

gengsi, dan lain-lain.

4. Budaya (culture)

Merek juga mewakili kriteria budaya tertentu. Mercedes

mewakili budaya Jerman : terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.

5. Kepribadian (personality)

Mercedes mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang),

singa yang memerintah (binatang), atauistana yang agung

(obyek).

6. Pemakai (user)

Merek menunjukkan konsumen mana yang membeli atau

menggunakn produk tersebut.

Suatu merek mempunyai lima komponen (Assael, 1993 : 393-400)

1. Nama merek (brand name)

Nama merek merupakan indicator inti yang mendasar dari

merek, basis untuk kesadaran maupun usaha-usaha komunikasi.

Bahkan sering kali nama merek bisa menghasilkan

asosiasi-asosiasi yang mampu menggambarkan merek tersebut. Dengan

kata lain, nama merek bisa membentuk esesnsi dari konsep

suatu merek (Aaker, 1997: 277).

(31)

Simbol adalah bagian yang penting dari suatu merek yang

mempunyai bentuk yang unik. Suatu simbol dapat

mengkomunikasikan asosiasi-asosiasi atau bahkan

atribut-atribut yang spesisfik (Aaker, 1997). Sebuah symbol bisa

dengan sendirinya menciptakan kesadaran, asosiasi, dan rasa

suka atau perasaan mempengaruhi loyalitas atau kesan kualitas

(Aaker, 1997: 294).

3. Pengemasan (the package)

Pengemasan mencakup kegiatan-kegiatan dalam mendesain dan

memproduksi kontainer atau pembungkus untuk suatu produk.

Fungsi utama kemasan adalah untuk membungkus dan

melindungi produk. Selain itu, kemasan juga berfungsi untuk

menarik perhatian, menjelaskan produk, hingga membuat

penjualan (Aaker. 1997: 287)

4. The warranty

Pernyataan tertulis yang menggambarkan komitmen perusahaan

untuk mengganti atau memperbaiki produk yang rusak / cacat.

5. Citra merek (brand image)

Keseluruhan kesan yang terbuentuk dalam benak konsumen oleh

karakteristik fisik merek, nama, symbol, keriaasan, dan reputasi

(32)

Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari

produk, dan pamberian merek dapat menambah nilai produk tersebut

(Kotler dan Amstrong, 1997: 267). Pemberian merek dapat bernilai

bagi perusahaan dan pelanggan.

Keuntungan pemberian merek bagi perusahaan (Assael, 1993: 400) :

1. Bila nama merek diasosiasikan dengan produk yang sukses, hal

ini akan menarik loyalitas pelanggan

2. Merek yang telah membangun dasar loyalitas konsumen telah

mempunyai kekuatan.

3. Merek dengan loyalitas konsumen juga memlihara pendukung

distribusi lebuih mudah.

4. Merek yang kuat dapat diturunkan dengan menerapkannya pada

spin-offs dalam lini produk.

Keuntungan pemberian merek (branding) bagi konsumen

1. Nama merek mengidentifikasi manfaat produk sehingga

konsumen mengetahui apa yang akan mereka peroleh.

Konsumen tidak perlu kawatir tentang variasi dalam isi dan

kualitas dari satu pembeli ke pembelian berikutnya.

2. Branding memfasilitasi belanja.

Penghargaan nama merek mengijinkan konsumen untuk

membeli dengan sedikit waktu yang diperlukan untuk

(33)

3. Nama merek juga memberikan informasi kepada konsumen

Konsumen ingat rasa, isi, harga, dan kinerja suatu merek.

Konsumen ingat merek mana yang memuaskan mereka dan

mana yang tidak. Karena hal inilah branding membentuk

kesempatan bagi konsumen untuk menjadi loyal pada merek.

2.2.4. Perpindahan Merek

2.2.4.1.Pengertian Perpindahan Merek

Konsep yang mendasari penelitian ini adalah tentang tingkat

loyalitas merek yang lebih khusus yaitu berkaitan dengan perilaku

berpindah-pindah atau peralihan merek (brand switching). Brand

switching is when a consumer or group of consumers switches their

allegiance from one brand of a certain type of product to another

(Sticky- Marketing.com monthly magazine). Berdasarkan definisi

tersebut dapat dijelaskan bahwa brand switching adalah saat dimana

seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan

dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya.

Definisi dari brand switching lainnya adalah perpindahan merek

yang dilakukan oleh pelanggan untuk setiap waktu penggunaan,

tingkat brand switching ini juga menunjukkan sejauh mana sebuah

merek memiliki pelanggan yang loyal (Sumarketer, Senior Business

(34)

Menurut Bilson Simamora (2004 : 22) dapat dijelaskan

bahwa konsumen yang seringkali melakukan peralihan merek (brand

switching) dalam pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku

pembelian yang mencari keragaman (Variety Seeking Buying

Behavior). Peralihan merek (brand Switching) ditandai dengan

adanya perbedaan signifikan antar merek. Konsumen dalam hal ini

tidak mengetahui banyak mengenai kategori produk yang ada. Para

pemasar dengan demikian perlu mendiferensiasikan keistimewaan

mereknya untuk menjelaskan merek tersebut. Peralihan merek

(brand switching) juga ditandai dengan keterlibatan yang rendah

(low involvement). Konsumen tidak melalui tahap-tahap keyakinan,

sikap atau perilaku yang normal. Konsumen tidak secara ekstensif

mencari informasi mengenai merek, melainkan merupakan penerima

informasi pasif (information catching). Konsumen tidak membentuk

keyakinan merek (brand conviction), tetapi memilih suatu merek

karena merek tersebut terasa akrab (brand familiarity).

Sumarketer, Senior Business Analyst, MarkPlus & Co dalam

Ribhan (2006 : 98) menyatakan bahwa Perpindahan Merek adalah

perpindahan merek yang dilakukan oleh pelanggan untuk setiap

waktu penggunaan. Peralihan merek (Perpindahan Merek) ditandai

dengan keterlibatan yang rendah (low involvement). Konsumen

(35)

konsumen tersebut melihat iklan di televisi, surat kabar, majalah, dan

media luar ruang seperti spanduk, umbul-umbul, billboard, dan

lain-lain. Iklan periklanan (reminder advertising) menciptakan keakraban

merek (brand familiarity) dan bukan keyakinan merek (brand

conviction). Melalui Personal selling, mengadakan iklan penjualan

dengan cara program bundling kartu perdana dengan merek SIM

Card tertentu, serta melakukan hubungan masyarakat (Humas)

dengan cara press release dan sponshorship juga dapat menciptakan

keakraban merek pada pengguna. Pemasar juga dapat melakukan

strategi seperti menjaga agar jangan sampai kehabisan stok. Sekali

kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek lain. Apalagi para

pesaing sudah menawarkan barang dengan harga _yang lebih rendah,

kupon, sampel yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu

yang baru. Ini jelas harus dicermati dengan baik oleh para pemasar

agar perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan pasar

guna mengungguli para pesaing dengan produk atau merek yang

ditawarkan.

2.2.4.2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perpindahan Merek

Menurut Rangkuti (2002:61) dalam Ribhan (2006:108)

bahwa tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal

(36)

konsumen Switcher atau price buyer (konsumen lebih

memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).Berdasarkan

definisi tersebut. ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini

adalah konsumen membeli suatu produk karena harganya murah.

Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan

pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain

mengindikasikan konsumen sebagai pembeli yang sama sekali tidak

loyal. Rangkuti (2002:61) dalam Ribhan (2006:108) menjelaskan

bahwa salah satunya faktor yang mempengaruhi brandswitehing

adalah kinerja produk. Kinerja produk menunjukkan seberapa

mampu produk memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna,

sehingga tinggi rendahnya mempengaruhi terhadap perpindahan

merek.

Menurut David A Aaker (1996) dalam Ribhan (2006:108):

"There is a risk that loyal customers can be enticed away by, a

competitor If the performance Of the product or service is not

improved." Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dijelaskan bahwa

terdapat suatu resiko dimana pelanggan yang loyal akan bisa

dipengaruhi pesaing jika penampilan produk atau layanannya tidak

diperbaiki, karena mungkin saja konsumen memindahkan

pembeliannya ke merek lain yang menawarkan berbagai manfaat

(37)

menjelaskan bahwa diantara berbagai faktor yang bisa menyebabkan

perpindahan .merek diantaranya adalah resiko. Resiko yang semakin

besar dari penggunaan sebuah produk menyebabkan konsumen akan

mencari alternatif baru, dan berarti telah melakukan perpindahan

merek.

Menurut David A Aaker (1996) dalam Ribhan (2006:108):

"Active management requires efforts to avoid distribution gaps or

out-of-stocks that might precipitate a decision to switch brands”.

Berdasarkan pernvataan tersebut dapat dijelaskan bahwa tindakan

manajemen lebih suka menghendaki usaha-usaha untuk

menghindarkan celah distribusi (out-of-stocks) yang mungkin dapat

mempercepat konsumen memutuskan untuk berpindah-pindah merek

(Perpindahan Merek). Iklan merupakan salah satu kegiatan strategik

pemasaran yang diyakini memiliki pengaruh terhadap keberhasilan

pemasaran, apakah itu untuk tujuan menaikkan penjualan,

membentuk citra merek (brand image building), mendorong

konsumen untuk membeli suatu merek, dan tujuan marketing

lainnya. Selain itu, citra produk juga bisa memberikan pengaruh

terhadap perpindahan merek mengingat citra produk berhubungan

erat dengan pemenuhan kebutuhan psikologis, misalnya kebutuhan

untuk bisa diterima umum, kebutuhan untuk bisa dimasukkan dalam

(38)

2.2.5. Atribut Produk

2.2.5.1.Pengertian Atribut Produk

Menurut Keller (1993:3), atribut melukiskan ciri-ciri yang

menjadi karakteristik produk atau jasa. Atribut terdiri dari atribut

yang berhubungan dengan produk yang terkait dengan komposisi

secara fisik atau pelayanan yang dibutuhkan dan atribut yang tidak

berhubungan dengan produk atribut-atribut yang yang tidak terlibat

dalam pembentukan produk secara fisik atas pelayanan.

Variabel atribut produk adalah indikator variabel untuk setiap

tingkat pada atribut produk yang berbeda untuk kategori. Contoh

atribut adalah brand, flavor, package type dan package size (Lodish,

2001).

Setiap produk berkaitan secara hirarkis dengan

produk--produk tertentu lainnya. Hirarki produk--produk terdiri atas tujuh tingkatan

(Kotler, et al. 1996) dikutip oleh Tjiptono (2001 : 95) yaitu :

1. Need family yaitu kebutuhan inti atau dasar yang membentuk

product family. Contoh rasa aman.

2. Product family yaitu seluruh kelas produk yang dapat

memuaskan suatu kebutuhan inti atau dasar dengan tingkat

efektivitas yang memadai. Contohnya, tabungan, dan

(39)

3. Kelas produk (product class), yaitu sekumpulan produk didalam

product family yang dianggap memiliki hubungan fungsional

tertentu misalnya instrument financial

4. Lini produk (product line), yaitu sekumpulan produk didalam

kelas produk yang berhubungan erat. Contohnya asuransi jiwa,

Hubungan yang erat ini bisa dikarenakan salah satu dari empat

faktor berikut yaitu :

a. Fungsinya sama

b. Dijual kepada kelompok konsumen

c. Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama

d. Harganya berada dalam skala yang sama

5. Tipe produk (product tipe), yaitu item-item yang dalam suatu

lini produk yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak

kemungkinan bentuk produk. Misalnya asuransi jiwa berjangka.

6. Merek (brand), yaitu nama yang dapat dihubungkan /

diasosiasikan

7. dengan satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan

untuk mengidentifikasi sumber karakter item tersebut.

Contohnya asuransi Bumiputera.

8. Item yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lint produk

yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan,

(40)

varian produk. Misalnya, Asuransi Jiwa Bumiputera yang

diperbarui.

Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan

menetapkan manfaat apa yang akan diberikan oleh produk yang

ditawarkan untuk menciptakan suatu keputusan untuk membeli maka

manfaat yang ingin ditawarkan atas produk tersebut hendaknya

dipenuhi oleh kualitas produk yang baik. Kualitas atau mutu produk

menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan,

fungsinya. Jadi untuk. menariknya perhatian konsumen untuk

membeli maka produk tidak hanya penampilannya yang

diperhatikan, tetapi juga hendaknya ia merupakan produk yang

simple. aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dan mutu atau

kualitas produk yang ditawarkan berkualitas baik sehingga dapat

tercipta suatu keputusan untuk mencoba menggunakan atau memiliki

produk. yang ditawarkan (Umar 2002 : 32).

Menurut Kotler (2000 : 22), produk adalah apa saja yang

dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki,

dipergunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan

atau kebutuhan termasuk di dalamnya adalah obyek fisik, jasa,

barang, orang, tempat, organisasi dan gagasan.

Sedangkan menurut Indriyo (1999:94) produk adalah suatu

(41)

maupun tidak termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan

dan pengecer. Yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan

keinginan atau kebutuhannya.

Dan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan produk adalah suatu proses produksi yang berupa

barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pasar.

2.2.6. Harga

Menurut Swastha (2003 : 241) harga adalah jumlah uang

(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Menurut Kotler (2001 : 439) Harga memiliki dua peranan

utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu

peranan alokasi dan peranan informasi :

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu

para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau

utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.

Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli

untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada

berbagai jenis barang dan jasa.

2. Peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik

(42)

ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli

mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau

manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah

bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi

Harga merupakan elemen penting dalam bauran pemasaran

karena harga ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui

tawar-menawar diantara mereka, sedangkan pembeli akan tawar-menawar dengan

harga yang lebih rendah dan mereka yang bersedia membayar.

Menurut Tjiptono (2001 : 152) ada empat jenis tujuan

penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba. Istilah ini dikenal dengan

maksimisasi laba. Adanya tingkat laba yang sesuai atau yang

diharapkan sebagai sasaran laba.

2. Tujuan Berorientasi pada Volume. Istilah ini bisanya disebut

volume pricing objectives. Harga yang ditetapkan sedemikian

rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa

pasar.

3. Tujuan Berorientasi pada Citra. Citra atau image suatu

perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk

atau mempertahankan citra prestisius. Pada hakekatnya baik

(43)

meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran

produk yang ditawarkan perusahaan.

4. Tujuan Stabilitas Harga. Dalam pasar yang konsumennya sangat

sensitive terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan

harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga

mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan

stabilisasi harga dalam industri tertentu yang produknya sangat

terstandarisasi. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan

menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil

antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

5. Tujuan-tujuan lainnya Harga dapat pula ditetapkan dengan

tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas

pelanggan, mendukung penjualan ulang atau menghindari

campur tangan pemerintah.

Tujuan-tujuan penetapan harga diatas memiliki implikasi

panting terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang

ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan

dalam menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan.

2.2.7. Iklan

Iklan merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu

(44)

para calon pembeli dan juga berperan mempengaruhi masyarakat

untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Adapun

kegiatan-kegiatan yang termasuk iklan adalah : (Kotler 1997: 257)

1. Advertasi, merupakan suatu bentuk penyajian dan iklan dari

gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor

tertentu yang bersifat non personal. Contoh : radio, TV, majalah,

Koran dll.

2. Personal selling, yang merupakan penyajian secara lisan dalam

suatu pembicaraan dengan calon pembeli dengan tujuan agar

dapat terealisasinya penjualan.

3. Iklan penjualan (sales promotion), yang merupakan segala

kegiatan pemasaran yang merangsang pembelian konsumen dan

keefektifan agen seperti : demonstrasi produk.

Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk merangsang

permintaan dari suatu produk secara nonpersonal dengan membuat,

baik yang berupa berita di dalam media tercetak atau tidak.

Selain iklan masih ada alat iklan masa lainnya, yakni iklan

penjualan dan hubungan masyarakat. Iklan penjualan terdiri dari

insentif jangka pendek untuk mendorong pembelanjaan atau

penjualan produk atau jasa. Kalu iklan menyodorkan alasan untuk

(45)

alasan mengapa kita harus membeli sekarang juga. (Kotler,

1997:257).

a) Pertumbuhan Yang Cepat Dari Iklan Penjualan

Alat iklan penjualan digunakan oleh banyak sekali organisasi,

termasuk pabrikan, distributor, pengecer, asosiasi dagang, dan

institusi nonprovit. Alat ini dibidikkan pada pembeli akhir,

pelanggan bisnis, pengecer dan pedagang grosir dan wiraniaga.

b) Menetapkan Tujuan Iklan Penjualan

Variasi dari tujan sangat luas. Penjual bisa menggunakan iklan

konsumen untuk meningkatkan penjualan jangka pendek atau

untuk membengun pangsa pasar jangka panjang. Tujuannya

adalah untuk menarik konsumen agar mau mencoba produk

baru, memancing konsumen agar meninggalkan produk pesaing,

atau untuk membuat konsumen meninggalkan produk yang

sudah matang, atau menahan dan memberi penghargaan pada

konsumen yang loyal.

c) Menyeleksi alat iklan adalah mencapai tujuan iklan penjualan.

Berikut adalah alat – alat iklan konsumen dan iklan dagang : alat

iklan konsumen ( sample, kupon, tawaran pengembalian uang,

paket harga, hadiah, barang iklan, penghargaan atas kesetiaan

dan kontes, undian dan permainan ), alat iklan dagang, alat iklan

(46)

2.2.8. Persediaan Produk

Persediaan produk (pendistribusian produk) adalah memilih

perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi, serta

mengembangkan sistem distribusi secara fisik yang menangani dan

mengangkut produk melalui saluran tersebut. Ini dimaksudkan agar

produknya mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya. Oleh

karena itu untuk mencapai target penjualan yang ditentukan

perusahaan harus menggunakan satu atau beberapa unsur marketing

mix salah satunya adalah iklan. Faktor-faktor yang meliputi saluran

distribusi adalah : ( Kotler 1997: 257 )

1. Lokasi merupakan tempat dimana perusahaan tersebut

memproduksi dan menyalurkan produknya baik grosir maupun

ke pengecer.

2. Persediaan merupakan penyimpanan produk perusahaan secara

efisien dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

pasar.

3. Transportasi merupakan saluran distribusi yang digunakan oleh

perusahaan untuk mengatur pengangkutan produk.

Sebagian besar produsen menggunakan perantara untuk

menyalurkan produk mereka ke pasar. mereka mencoba

menggunakan saluran distribusi, yaitu seperangkat organisai yang

(47)

suatu produk atau jasa, untuk digunakan atau dikonsumsi oleh

konsumen atau pengguna bisnis.

a) Mengapa perantara harus digunakan?

Bagaimanapun dengan bertindak demikian berarti mereka

menyerahkan sebagian kontrol atas bagaimana dan kepada siapa

suatu produk dijual. Perantara digunakan Karena efisiensinya

yang lebih tinggi dalam penyediaan barang untuk pasar sasaran.

b) Fungsi Saluran Distribusi

Saluran distribusi menggerakkan barang dan jasa dari produsen

kepada konsumen. Anggota saluran distribusi menggunakan

fungsi kunci antara lain :

1) Informasi : mengumpulkan data dan mendistribusikan riset

pemasaran dan informasi intelijen tentang faktor – faktor

dan kekuatan – kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang

dibutuhkan untuk merencanakan dan membantu terjadinya

pertukaran.

2) Iklan : mengembangkan dan menyebarkan komunikasi

persuasif berkenaan dengan suatu penawaran.

3) Kontak : menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli

(48)

4) Mencocokkan : membentuk dan menyesuaikan penawaran

terhadap kebutuhan pembeli, termasuk kegiatan seperti

manufaktur, memilah, merakit dan mengemas.

5) Negosisasi : mencapai suatu kesepakatan atas harga dan

kondisi lain dari penawaran sehingga kepemilikan dapat

dipindahkan.

c) Jumlah tingkatan distribusi

Adalah suatu lapisan perantara yang melakukan tugas –tugas dalam

membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat ke pembeli.

2.2.9. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Perpindahan Merek

Perpindahan merek (brand switching) adalah saat dimana

seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan

dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya

(Sticky-Marketing.com monthly magazine). Terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi konsumen melakukan brand switching menurut

Aaker (1996) yaitu product attributes, price, dan product

distribution. Menurut Sutisna (2001) yaitu konsumen yang

melakukan brand switching merupakan konsumen yang low

involvement, konsumen tersebut dalam perilaku pembeliannya

dipengaruhi oleh ingatan yang kuat akan merek tertentu. Semakin

(49)

suatu merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan konsumen

sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal. Rangkuti (2002:61)

dalam Ribhan (2006:108) menjelaskan bahwa salah satunya faktor

yang mempengaruhi brand switching adalah atribut produk. Atribut

produk menunjukkan ciri-ciri produk yang ada suatu produk guna

memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna, sehingga tinggi

rendahnya mempengaruhi terhadap perpindahan merek.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa atribut produk

mempunyai pengaruh secara positif terhadap perpindahan merek

(brand switching).

2.2.10.Pengaruh Harga Terhadap Perpindahan Merek

Perpindahan merek (brand switching) adalah saat dimana

seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan

dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya

(Sticky-Marketing.com monthly magazine). Terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi konsumen melakukan brand switching menurut

Aaker (1996) yaitu product attributes, price, dan product

distribution.

Rangkuti (2002) dalam Ribhan (2006 : 123) menyatakan

bahwa konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan

(50)

harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

perpindahan merek (brand switching).

2.2.11.Pengaruh Iklan Terhadap Perpindahan Merek

Menurut Kotler (1999) iklan merupakan salah satu kegiatan

strategik pemasaran yang diyakini memiliki pengaruh membentuk

citra merek (brand image building). Berdasarkan pendapat tersebut,

dapat disimpulkan bahwa iklan juga merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi brand switching.

Menurut Rangkuti (2002:61) dalam Ribhan (2006:108)

bahwa tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal

atau tertarik pada merek - merek apapun yang ditawarkan. Disebut

konsumen Switcher atau price buyer (Konsumen lebih

memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).Berdasarkan

definisi tersebut. ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini

adalah konsumen membeli suatu produk karena harganya murah.

Hasil penelitian Ribhan (2006) menunjukkan bahwa iklan

(promotion) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

(51)

2.2.12.Pengaruh Persediaan Produk Terhadap Perpindahan Merek

Perpindahan merek (brand switching) adalah saat dimana

seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan

dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya

(Sticky-Marketing.com monthly magazine). Terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi konsumen melakukan brand switching menurut

Aaker (1996) yaitu product attributes, price, dan product

distribution.

Menurut Ribhan (2006 : 125) dengan meningkatkan jumlah

persediaan di rak-rak penjualan dan memperluas saluran disribusi

karena terbukti efektif mempengaruhi konsumen brand switching

dalam setiap waktu pembelian.

Hasil penelitian Ribhan (2006) menunjukkan bahwa iklan

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan

(52)

2.3 Kerangka Konseptual

Atribut Produk (X ) 1

Perpindahan Merek

(Y) Harga

(X2)

Iklan (X3)

Persediaan Produk (X4) Isi Pesan

(X31)

Format Pesan (X32)

Sumber Pesan (X33)

(53)

40

2.4. Hipotesis

1. Diduga terdapat pengaruh positif antara atribut produk terhadap

perpindahan merekSIM Card Mentari.

2. Diduga terdapat pengaruh positif antara harga terhadap perpindahan

merek SIM Card Mentari.

3. Diduga terdapat pengaruh positif antara iklan terhadap perpindahan

merek SIM Card Mentari.

4. Diduga terdapat pengaruh positif antara persediaan produk terhadap

(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Untuk mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan

perlu diketahui beberapa definisi operasional yang berhubungan

dengan penulisan usulan penelitian yaitu :

1. Perpindahan Merek (Y)

Adalah kondisi dimana seorang konsumen atau

sekelompok konsumen mengubah kesetiaan mereka dari satu

tipe produk tertentu ke tipe produk yang berbeda. Untuk

mengukur perpindahan merek dengan indikator (Wijayanti,

2007 : 11) :

a) Keinginan untuk mencoba layanan SIM Card lain

b) Persepsi bahwa SIM Card lain Lebih menguntungkan

c) Persepsi bahwa SIM Card lain memiliki kinerja yang lebih

baik

2. Atribut Produk (X1)

Adalah ciri-ciri yang menjadi karakteristik produk

(55)

yang ditawarkan. Dengan indikator meliputi (Budiyono, 2004 :

184) :

a) Quality merupakan keandalan jangkauan sinyal Mentari

b) Brand name merupakan popularitas merek Mentari

c) Features merupakan karakteristik/fitur-fitur Mentari

d) Packaging merupakan tampilan desain kemasan Mentari

e) Options merupakan macam-macam menu pilihan Mentari

3. Harga (X2)

Adalah suatu nilai tukar yang bisa di samakan dengan

uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu

barang. Indikator harga pada produk SIM Card meliputi

(Ribhan, 2006 : 113) :

a) Harga katalog

b) Tarif pulsa

c) Bonus pulsa

4. Iklan (X3)

Adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan

produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen

untuk membeli atau mengkonsumsinya di televisi. Menurut

(56)

1. Isi Pesan adalah suatu rangkaian informasi mengenai suatu

hal yang akan disampaikan, dengan indikator :

a. Kemudahan iklan untuk dipahami

b. Kemampuan memberikan reaksi

c. Intensitas iklan

2. Format Pesan adalah susunan pesan yang memuat

bagaimana cara penyampaian pesan secara simbolik,

dengan indikator :

a. Kombinasi warna

b. Ungkapan kata-kata

c. Pengaruh musikal

3. Sumber Pesan adalah nara sumber (model) yang menjadi

figur untuk menyampaikan informasi, dengan indikator :

a. Sumber layak dipercaya

b. Menarik perhatian

c. Tingkat keinginan untuk meniru

5. Persediaan produk (X4)

Meliputi tersedianya produk SIM Card di setiap rak-rak

penjualan dengan indikator (Ribhan, 2006 : 113) :

a) Counter penjualan atau gerai penjualan

b) Jumlah saluran distribusi yang ada pada berbagi daerah

(57)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval.

sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial

yang mempunyai skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Keterangan :

Jawaban dengan nilai 1 berarti kecenderungan tidak menyetujui

pernyataan yang diberikan (negatif), jawaban dengan nilai antara 7

berarti menyetujui pernyataan yang diberikan (positif).

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang

memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang

berbeda dengan kelompok subyek / obyek yang lain, dan

kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian

(Sumarsono, 2004 : 44). Populasi dalam penelitian ini adalah

keseluruhan pengguna SIM Card lain dan yang pernah

(58)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri

dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena

itu sample harus representatif dari sebuah populasi (Sumarsono,

2002 : 45). Metode pengambilan sampel dengan metode non

probability sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu

sampel dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh

peneliti. Dengan kriteria antara lain :

a. Umur minimal 17 tahun. Alasannya, sudah cukup dewasa,

mengerti dan memahami akan SIM Card.

b. Merupakan pengguna SIM Card lain dan yang pernah

menggunakan SIM Card Mentari 2 bulan terakhir.

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah

berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand

(2002:48), antara lain :

1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya

adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh

variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali

5-10. Bila terdapat 22 indikator, jika dikalikan 5 maka besarnya

(59)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Data Primer.

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian

dengan cara kuesioner.

3.3.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber datanya diperoleh dari

keseluruhan pengguna SIM Card lain dan yang pernah

menggunakan SIM Card Mentari.

3.3.3. Pengumpulan Data

1. Wawancara

Melakukan wawancara atau tanya jawab dengan keseluruhan

pengguna SIM Card lain dan yang pernah menggunakan SIM

Card Mentari untuk memperoleh informasi yang diperlukan

untuk kebutuhan penelitian.

2. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan

daftar pertanyaan kepada keseluruhan pengguna SIM Card lain

(60)

3.4. Teknik Analisis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis multivariate dengan Structural Equation Modeling

(SEM). Alasan peneliti menggunakan teknik analisis ini karena

membutuhkan alat analisis yang mencakup beberapa variabel

sekaligus baik sebagai variabel independen maupun variabel

dependen. SEM memiliki kemampuan menganalisis model-model

yang menggunakan variabel laten. Dalam menguji analisis dan uji

hipotesis peneliti menggunakan program aplikasi AMOS dengan

salah satu alasannya yaitu aplikasinya yang lebih mudah dan praktis.

1) Confirmatory Factor Analysis

Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran

confirmatory factor analysis dengan contoh sebagai berikut :

Persamaan atribut produk (X1):

X.1.1 = 1 atribut produk + er_1 X.1.2 = 2 atribut produk + er_2 X.1.3 = 3 atribut produk + er_3 X.1.4 = 4 atribut produk + er_4 X.1.5 = 5 atribut produk + er_5

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah

pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui

confirmatory factor analysis, maka model pengukuran dengan

(61)

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Variabel Atribut Produk

er_1

X1.1

Keterangan :

X.1.1 = pertanyaan tentang kualitas (daya tahan, keandalan

jangkauan sinyal)

X.1.2 = pertanyaan tentang nama merek

X.1.3 = pertanyaan tentang logo

X.1.4 = pertanyaan tentang desain kemasan

X.1.5 = pertanyaan tentang nomor cantik

3.4.1 Uji Normalitas dan Linieritas

Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah

asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut

pada path diagram. Untuk menguji normalitas distribusi data yang

digunakan dalam analisis, penguji dapat menggunakan uji – uji

statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati skweness

value dari data yang digunakan. Dimana biasanya disajikan dalam

statistik deskriptif dari hampir semua program statistik. Nilai

statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai z – value

Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis atai critical ratio

Atribut Produk

X1.2 er_2

X1.2 er_3

X1.4 er_4

(62)

tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat

signifikansi yang dikehendaki. Misalnya bila nilai yang dihitung

lebih besar  2.58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai

normalitas dari distribusi pada tingkat 0.01.

Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu

dengan memilih pasangan data dan dilihat pada penyebarannya

untuk menduga ada tidaknya linieritas.

3.4.2. Evaluasi Outliers

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki

karateristik unik yang sangat berbeda jauh dari observasi-observasi

yang lain dan muncul dalam bentuk ekstrim, baik untuk sebuah

variabel tunggal maupun variabel kombinasi. (Hair. et.al. 1998).

Adapun outliers dapat dievaluasi dengan 2 cara, yaitu

analisis terhadap univariate outliers dan analisis terhadap

multivariate outliers (Hair. et.al. 1998).

a. Outliers Univariate

Deteksi terhadap adanya outliers univariate dapat

dilakukan dengan menentukan ambang batas yang akan

dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkoversi nilai data

penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut

(63)

deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam

format yang standar (z-score), maka perbandingan antar besaran

nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar (diatas

80 observasi), pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari

z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk,

1998 dalam Ferdinand, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada

observasi-observasi yang memilki z-score  3,0 akan

dikategorikan sebagai outlier.

b. Outliers Multivariate

Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan

sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada

outlier pada tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi

outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis

(The Mahalanobis Distance) untuk tiap obsevasi dapat dihitung

dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua

variabel dalam sebuh ruang multidimensional. Uji terhadap

multivariat dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak

Mahalanobis pada tingkat  0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai 2 pada derajat kebebasan

sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian. Dan

apabila nilai jarak Mahalanobis lebih besar dari 2tabel adalah

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual....................................................................
Tabel 4.22.  Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ...........................................
Gambar 1.l. Grafik Pelanggan SIM CARD
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh positif signifikan ROA terhadap perubahan jumlah deposito, serta pengaruh negatif signifikan ROA terhadap tingkat bunga deposito terjadi karena bank yang

Berda- sarkan hasil dari kuisioner masih ada beberapa responden yang tidak setuju terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Bank Mandiri di antaranya kompetensi yang baik

Narasumber yang dalam penelitian ini adalah orang tua ber etnis Bali

Bagi bank bjb penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa masukan informasi mengenai kondisi eksternal dan internal perusahaan, memberi informasi kekuatan dan

Dari pengujian penetrant dan pengujian tarik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa spesimen las pembanding telah dibuat dengan baik karena tidak ditemukan cacat permukaan

Koefisien jalur Variabel Motivasi kerja terhadap Kinerja perawat sebesar 0.695, tanda positif menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi kerja perawat maka berdampak

Icon pada Macromedia Flash seperti tampak disamping (P) disebut sebagai .... Icon pada Macromedia Flash seperti tampak diatas (Q) disebut

[r]