• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampu RGB alarm menggunakan ESP 8266

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lampu RGB alarm menggunakan ESP 8266"

Copied!
279
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

LAMPU RGB ALARM MENGGUNAKAN ESP-8266

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

Disusun oleh :

KRISTIAN SANDI SUGITO

NIM : 145114058

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

FINAL PROJECT

RGB ALARM LIGHT BULB USING ESP-8266

In a partial fulfilment of the requirements

For the degree of Sarjana Teknik

Department of Electrical Engineering

Faculty of Science and Technology, Sanata Dharma University

KRISTIAN SANDI SUGITO

NIM : 145114058

DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

MOTTO :

GEMBALAKANLAH KAWANAN DOMBA YANG ADA PADAMU

DENGAN SUKACITA DAN PENUH PENGABDIAN DIRI

(1 Petrus 5:2)

Skripsi ini kupersembahkan untuk…..

Tuhan yang selalu menyertaiku

Bapak, Ibu, Kakak, dan Adik tercinta

Sahabat dan Teman-teman Seperjuangan

(6)

vi

(7)
(8)

viii

INTISARI

Sebuah Lampu RGB alarm adalah sebuah lampu yang dipasang pada fiting lampu

ac 220v, lampu ini dapat berubah warna, perubahan warna dapat dikendalikan melalui

perangkat android secara remote kontrol, lampu ini mempunyai sistem alarm yang dapat

diatur melalui remote, sistem alarm ini dapat menyalakan lampu secara otomatis pada

waktu yang telah ditentukan dengan warna yang telah ditentukan pula.

Sistem mikrokontroler ESP-8266 12E dipilih sebagai kontroler utama lampu ini

sebab mikrokontroler ini sudah dilengkapi dengan komunikasi wireless yang dapat

terhubung pada perangkat android. Lampu led yang digunakan adalah led RGB 3w dengan

transistor driver ULN2003. Perangkat android digunakan sebagai remote yang akan

mengirimkan data meliputi data warna dan alarm untuk kemudian diterima oleh ESP-8266

12E, sistem alarm menggunakan RTC ds1307 sebagai acuan waktu.

Hasil akhir dari alat ini adalah dua buah lampu rgb alarm yang dapat dikendalikan

secara bersamaan maupun individu. Perangkat android dapat mengirimkan data ke setiap

IP yang berbeda pada setiap lampu sehingga sistem aplikasi pada android dapat

mengendalikan satu atau dua lampu bersamaan. Pengendalian cukup baik pada jarak 25

meter.

Kata kunci : ESP8266 Android Studio, Android to ESP8266 Client, Arduino IDE,

(9)

ix

ABSTRACT

A lamp RGB alarm is a lamp mounted on the light fittings ac 220v, these lights can

change color, the color change can be controlled via the android device by remote control,

these lamps have an alarm system that can be set via the remote, the alarm system can turn

on the light in automatically at a specified time with a predetermined color anyway.

ESP-8266 microcontroller system 12E been selected as the main controller of this

lamp because the microcontroller is equipped with a wireless communication device that

can connect to the android. LED lights used are LED RGB 3w with ULN2003 driver

transistor. Android used as a remote device that will transmit the data include color data

and alarms to subsequently accepted by the 8266 ESP-12E, alarm system using DS1307

RTC as a timing reference.

The final result of this tool is a two rgb light alarm that can be controlled

simultaneously or individually. Android device can transmit data to any IP that is different

for each light so that application on android system can control one or two lamps

simultaneously.

Keyword : ESP8266 Android Studio, Android to ESP8266 Client, Arduino IDE, RTC1307,

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

rahmat-Nya. Berkat Kasih dan KaruniaNya selama menjalani proses pembuatan tugas akhir ini,

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Aplikasi HMI pada Mesin Pemilah Benda Otomatis”.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Teknik (S.T) bagi mahasiswa program S-1 Jurusan Teknik Elektro Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Selama proses penyusunan proposal ini, penulis banyak

mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Djoko Untoro Suwarno, S.Si., M.T. selaku Dosen Pembimbing tugas akhir

yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.

3. Bapak Martanto, M.T., Bapak Joko Untoro, S.Si., M.T., Ibu Ir Theresia Prima Ari

Setiyani, M.T. yang telah memberikan saran dan kritik dalam menyelesaikan penulisan

tugas akhir.

4. Seluruh dosen Teknik Elektro yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama kuliah.

5. Bapak, ibu, kakak, dan adik yang telah memberikan perhatian dan dukungan.

6. Seluruh teman-teman prodi Teknik Elektro angkatan 2012 atas kerjasama dan

kebersamaannya selama menjalani studi.

7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu atas bantuan, bimbingan,

(11)

xi

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan,

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

tugas akhir ini.

Yogyakarta, 24 Februari 2017

Penulis,

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul(Bahasa Indonesia) ... i

Halaman Sampul(Bahasa Inggris) ... ii

Lembar Persetujuan ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Halaman Persembahan ... v

Lembar Pernyataan Keaslian Karya... vi

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ... vii

Intisari ... viii

Abstract ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Gambar ... ... xiii

Daftar Tabel ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 1

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Metodologi Penelitian ... 2

BAB II DASAR TEORI 2.1 High Power Led RGB ... 4

2.2 ESP 8266 12E... 4

2.3 RTC DS1307 ... 6

2.4 ULN2003 ... 7

2.5 Switching Power Supply ... 7

2.6 PWM (Pulse Witdh Modulation) ... 8

2.7 Model Warna RGB ... 9

2.8 WIFI (Wieless Fldelity) ... 10

2.9 Wireless LAN ... 10

(13)

xiii

2.11 Access Point ... 13

2.12 Server ... 14

2.13 Client ... 15

2.14 Sistem Keamanan WLAN ... 16

2.15 Hypertext Transfer Protocol (HTTP) ... 16

2.15.1 Cara kerja HTTP Komunikasi Client dan Server ... 17

BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1 Proses kerja sistem... 20

3.2 Diagram Komunikasi ... 20

3.2.1 Diagram Blok ... 20

3.2.2 Diagram Alir Utama Pada ESP 8266 12E ... 22

3.3 Perancangan Perangkat keras ... 23

3.3.1 Perancangan Rangkaian ... 23

3.4 Perancangan Layout Perangkat Lunak pada Android ... 24

3.4.1 Tab 1 berisi Kontrol Warna ... 25

3.4.2 Tab 2 berisi Pengaturan Alarm ... 25

3.4.3 Tab 3 berisi Pengaktifan fading ... 27

3.5 Uploading program ESP 8266 dengan Android IDE ... 28

3.5.1 Pengkabelan ESP 8266 12E ke USB to TTL ... 27

3.6 Perancangan penyimpanan data EEPROM pada ESP 8266 12E ... 29

3.7 Perancangan pengiriman data Single IP dan Double IP Address ... 30

3.7.1 Pengendalian satu lampu (Single IP Address) ... 30

3.7.2 Pengendalian lampu secara bersamaan (Double IP Address) ... 31

3.8 Perancangan proses sinkronasi waktu Android ke RTC ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Bentuk Fisik Lampu RGB Alarm ... 33

4.2 Penempatan posisi komponen ... 34

4.3 Pengujian Sistem Penyalaan Warna ... 36

4.4 Pengujian Sub Sistem ... 37

(14)

xiv

4.4.2 Pengujian sistem alarm dan sinkronasi waktu ... 38

4.4.3 Pengujian fading ... 45

4.5 Pengujian jarak jangkauan kontrol ... 48

4.6 Pengukuran tegangan setiap led ... 50

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... ... 52

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Tab Kontrol Manual ... 1

Gambar 2.1 Tombol Baca IP ... 1

Gambar 2.2 Tab Setting Alarm ... 2

Gambar 2.3 Tab Fading led... 2

Gambar 2.4 Tab Fading led ... 2

Gambar 2.5 Kontroler Led RGB... 3

Gambar 2.6 Power Supply 5v 2a ... 3

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Keterangan part lampu ... 35

Tabel 4.2 Pengujian warna ... 36

Tabel 4.3 Pengujian alarm ... 37

Tabel 4.4 Percobaan fading ... 39

Tabel 4.5 Pengujian jarak kontrol ... 39

(17)

xvii

LAMPIRAN

Halaman

L1Program esp-8266 dengan software arduino ide ... L2

L2 Program Android ... L108

L3 Program Tab 1 (kontrol manual) ... L109

L5 Program Tab 2 (alarm)... L119

L6 Program Tab 3 (fading)... L170

L7 Layout Main Activity ... L173

L8 Layout Main Activity Tab 1 ... L173

L9 Layout Main Activity Tab 2 ... L178

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

. Latar Belakang

Seiring perkembangan desain interior pada sebuah arsitektur rumah, maka kebutuhan

akan pencahayaan lampu pada suatu interior menjadi pilihan yang sangat dipertimbangkan

pada rumah-rumah modern, sebab warna cahaya lampu mampu memberi suasana yang

berbeda pada setiap ruangan yang berbeda pula, misalkan pada ruang tamu akan lebih cocok

dengan lampu berwarna putih, ruang keluarga cocok dengan lampu berwarna kuning, ruang

santai cocok dengan lampu berwarna biru atau hijau, dan warna kombinasi lain.

Kebutuhan penyesuaian pencahayaan lampu dapat berbeda-beda seiring aktifitas

manusia yang berbeda dalam ruangan, maka untuk memenuhi keperluan tersebut, penulis berusaha membuat lampu otomatis ini bernama “RGB Alarm”, beberbasis wireless mikrokontrol ESP 8266 12E yang diprogram menggunakan software berbasis Java yaitu

Arduino IDE, dimana cahaya lampu dapat dirubah warna secara manual dan kelebihan dari lampu yang penulis buat dibandingkan dengan lampu yang sudah ada dipasaran adalah

lampu RGB Alarm ini dapat berubah warna secara otomatis pada jam tertentu setiap harinya

berdasarkan jadwal penyalaan yang telah diatur sebelumnya dan dapat dikendalikan secara

individu maupun bersama-sama melalui aplikasi yang dipasang pada platform android,

aplikasi ini penulis buat menggunakan software Android Studio IDE yaitu pengembang aplikasi berbasis Java pada platform Andoid.

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan :

1. Membuat lampu bernama RGB Alarm dengan wireless mikrokontrol ESP-8266

12E sebagai pengendali utama lampu.

2. Menciptakan warna penyalaan led sesuai dengan warna yang diperintahkan

berdasarkan warna decimal code RGB.

3. Menciptakan fitur tambahan berupa pemprograman alarm.

4. Dapat megendalikan kedua ESP-8266 pada masing-masing lampu secara

bersamaan melalui aplikasi android yang dibuat.

(19)

2

1. Dengan adanya fitur alarm pada lampu RGB Alarm, maka penghuni rumah tidak

perlu mengganti warna lampu secara manual karena sudah diatur sebelumnya.

2. Menciptakan pencahayaan warna yang tepat pada waktu yang dibutuhkan pada

suatu ruangan.

3. Menghemat waktu pengendalian lampu karena lampu dapat dikendalikan secara

bersamaan.

1.3. Batasan Masalah

1. Memanfaatkan PWM output pada ESP-8266 12E sebagai kontrol kecerahan

untuk setiap Led R,G,B.

2. Menggunakan RTC DS-1307 sebagai penghitung waktu ketika power lampu

dimatikan.

3. Memanfaatkan EEPROM internal ESP 8266 12E untuk meyimpan Alarm.

4. Menetapkan ESP 8266 12E sebagai Client pada jaringan agar Server dapat mengirimkan data yang diperlukan untuk 2 lampu.

5. Menetapkan Android sebagai Server agar sistem aplikasi kontrol lampu dapat dengan mudah membagi pengiriman data ke ESP 8266 12E baik multi IP address atau pada single IP address.

1.4. Metodologi Penelitian

Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai metode-metode yang digunakan dalam

penyusunan tugas akhir ini adalah:

1. Studi literatur,yaitu dengan cara mendapatkan data dengan membaca buku-buku

dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam tugas

akhir ini.

2. Dokumenter, yaitu dengan mendapatkan sumber infomasi berdasakan data atau

arsip yang telah ada sehingga dapat membantu penulis dalam mengerjakan tugas

akhir ini.

3. Eksperiment, yaitu dengan langsung melakukan praktek maupun pengujian

tehadap hasil pembuatan alat dalam pembuatan tugas akhir ini

4. Perancangan subsistem hardware. Tahap ini bertujuan untuk mencari bentuk model yang optimal dari sistem yang akan dibuat dengan mempertimbangkan

(20)

3

5. Pembuatan subsistem hardware. Alat akan bekerja setelah esp 8266 12E mendapat data masukan dari kontrol android melalui wifi.

6. Proses pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan cara

mengubah-ubah warna pada lampu. Data yang diambil adalah nilai frekuensi atau nilai

desimal dari keluaran PWM.

7. Analisis dan penyimpulan hasil percobaan. Analisis data dilakukan dengan

membandingkan hasil warna lampu pada 3 output pwm value R,G,B pada esp

8266 dengan data decimal code RGB pada gambar 1.1, untuk mendapatkan 3 data

pwm R,G,B pada esp 8266 dilakukan dengan melihat melalui serial monitor

komputer yang sudah terhubung dengan esp 8266 melalui usb serial.

(21)

4

BAB II

DASAR TEORI

Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detil peralatan yang

digunakan. Hal yang akan dibahas adalah led RGB, ESP 8266, RTC DS1307, ULN 2003,

Switching power supply, PWM, model warna RGB, WIFI, Access Point, sistem keamanan

WLAN.

2.1. High Power led RGB

Lampu led yang digunakan seperti gambar 2.1, merupakan lampu RGB yang

memiliki 3 buah led dalam satu kemasan.

Gambar 2.1 Led RGB [1

2.2. ESP 8266

ESP 8266 12E adalah module wifi yang banyak dipakai sebagai media komunikasi pada aplikasi mikrokontroler yang memiliki kecepatan frekuensi wireless sebesar 2.4G

(22)

5

Mb, module ini memiliki 11 pin GPIO dan satu input ADC 10bit, bentuk module pada

gambar 2.3. Fungsi pin yang terdapat pada esp 8266 gambar 2.3 sebagai berikut:

1. GPIO 0 : I/O, PWM

2. TXDO : UART flash programming (GPIO 1)

3. GPIO 2 : I/O, PWM, UART flash programming

4. RXDO : UART flash programming (GPIO 3)

5. GPIO 4 : I/O, PWM, SDA

6. GPIO 5 : I/O, PWM, SCL

7. SCLK : I/O, GPIO 6

8. MISO : I/O, GPIO 7

9. MOSI : I/O, GPIO 8

10.GPIO 9 : I/O, PWM

11.GPIO 10 : I/O, PWM

12.CSO : I/O, GPIO 11

13.GPIO 12 : I/O, PWM

14.GPIO 13 : I/O, PWM

15.GPIO 14 : I/O, PWM

16.GPIO 15 : I/O, PWM

17.GPIO 16 : I/O, PWM

18.ADC : Analog to digital input (10 bit)

19.ENABLE : Chip enable, High:on, Low:off

20.RESET : Reset signal (Low voltage level:Active)

21.VCC : 3.3v power

(23)

6

Gambar 2.3. ESP 8266 12E module.

Gambar 2.4. ESP 8266 12E Blok Diagram [2].

Blok diagram pada esp 8266 12E pada gambar 2.4.

Seiring pengembangannya kini pemprograman ESP 8266 12E bisa dilakukan melalui software arduino IDE untuk memudahkan dalam pengendalian I/O.

2.3 RTC DS1307

RTC kepanjangan dari Real-Time Clock mempunyai clock sumber sendiri dan

internal batery untuk menyimpan/menjalankan data waktu (detik, menit, jam) dan kalender

(hari, bulan, tahun). Sehingga microcontroller dengan mudah mengambil data pemwaktuan

melalui komunikasi i2c pada RTC, kelebihan dari penggunaan RTC ini adalah jika

mikrokontroler mati maka waktu dan tanggal akan tetap berjalan karena terdapat baterai 3v

sebagai backup daya pada RTC. Salah satu RTC yang sudah populer dan mudah

penggunaanya adalah DS1307, komunikasi yang digunakan pada RTC menuju mikrokontrol

(24)

7

Gambar 2.5 RTC ds1307 [3].

2.4 ULN2003

Pada gambar 2.6 terlihat didalam ic ULN2003 terdapat 8 buah Darlington Transistor

Arrays, memiliki daya 500mA per driver, dilengkapi clamp dioda yang berfungsi sebagai

dioda flyback untuk beban induksi seperti relay/switching, pada aplikasi lain biasa

digunakan sebagai kontrol kecerahan pada led dan kontrol motor stepper.

Gambar 2.6 Blok diagram [4].

2.5

Switching Power Supply

Power supply yang digunakan adalah type switching penurun tegangan AC 220v

(25)

8

Gambar 2.7 Switching Power Supply AC-DC 5v.

2.6. PWM (Pulse Witdh Modulation)

Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi

lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam satu periode, untuk mendapatkan tegangan

rata-rata yang berbeda. Bebarapa contoh aplikasi PWM adalah pemodulasian data untuk

telekomunikasi, pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban, regulator tegangan,

audio effect dan penguatan, serta aplikasi-aplikasi lainnya. Aplikasi PWM berbasis mikrokontroller biasanya berupa pengendalian kecepatan motor DC, pengendalian motor

servo, dan pengaturan nyala terang LED.

Gambar 2.8. Duty Cycle [5].

Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitude dan frekuensi dasar yang tetap,

namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan

(26)

9

gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi antara 0% hingga 100% seperti gambar 2.8.

PWM merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan sinyal analog dari sebuah

piranti digital. Sebenarnya sinyal PWM dapat dibangkitkan dengan banyak cara, secara

analog menggunakan IC op-amp atau secara digital. Secara analog setiap perubahan

PWM-nya sangat halus, sedangkan secara digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi

PWM itu sendiri. Resolusi adalah jumlah variasi perubahan nilai dalam PWM tersebut.

Misalkan suatu PWM memiliki resolusi 8 bit, berarti PWM ini memiliki variasi perubahan

nilai sebanyak 256 variasi mulai dari 0 – 225 perubahan nilai yang mewakili duty cycle 0% – 100% dari keluaran PWM tersebut.

2.7. Model Warna RGB

Model warna RGB adalah model warna berdasarkan konsep penambahan kuat

cahaya primer yang terdiri dari 3 warna berbeda yaitu merah, hijau, dan biru. Dalam sistem

komputer warna tersebut mempunyai nilai value dari 0-255 dimana 0 adalah tidak ada

cahaya, dan 255 adalah intensitas cahaya maksimum. Ketiga warna tersebut jika

dikolaborasikan akan menciptakan warna yang berbeda dapat dilihat pada ilustrasi gambar

2.9 tercipta 3 warna baru yaitu yellow, magenta, dan cyan.

Gambar 2.9. Penggabungan warna [6].

Penggabungan warna pada RGB dapat menciptakan lebih banyak warna baru dengan

(27)

10

Gambar 2.10 Kolaborasi intensitas warna primer [6].

2.8. WIFI (Wireless Fldelity)

Istilah WIFI diciptakan oleh sebuah organisasi bernama WIFI alliance yang bekerja menguji dan memberikan sertifikasi untuk perangkat-perangkat WLAN [7]. Teknologi

WLAN menggunakan standar radio 802.11 yang sekarang disebut sebagai WIFI secara

umum, yang telah menjadi teknologi yang handal dan penggunaan yang semakin luas.

Perangkat wireless diuji berdasarkan kesesuaian fungsi terhadap penggunaanya dengan perangkat-perangkat wireless lain yang menggunakan standar yang sama. Setelah diuji dan lulus, maka perangkat tersebut diberi sertifikasi “WIFI certified”. Artinya perangkat ini dapat bekerja dengan baik dengan perangkat WIFI lain yang juga bersertifikasi. WIFI sudah

banyak digunakan di berbagai sektor seperti bisnis, akademis, perumahan, dan masih banyak

lagi. Teknologi WIFI ini dapat juga digunakan untuk kegiatan memindahkan partisi data

secara cepat.

2.9.

Wireless

LAN

(28)

11

penerimaan menggunakan frekuensi yang sama. Nama populer dari wireless LAN adalah

Wireless Fidelity (Wi-Fi).

Accesspoint merupakan peralatan pada wireless LAN yang berfungsi untuk menyebarkan sinyal wireless (beacon) sehingga peralatan wirelessclient dapat mendeteksi

beacon [7]. Sinyal yang berasal dari wirelessclient dikenal dengan istilah probe. Jarak antara

wirelessclient dan accesspoint akan mempengaruhi datarate. Semakin dekat dengan

accesspoint, maka wirelessclient akan mendapatkan datarate yang lebihtinggi. Satu kosa kata cukup penting dalam jaringan nirkabel adalah ServiceSetIdentifier (SSID). SSID merupakan pengenal dari sebuah accesspoint yang menandakan kita sedang tergabung dengan jaringan yangfrekuensi radionya dipancarkan oleh accesspoint tertentu.

Wireless LAN memiliki beberapa standar yang diatur dalam IEEE802.11. Semua peralatan nirkabel harus mengikuti salah satu atau lebih dari standar yang ada. Standar ini

mengatur operasi dari wireless LAN hanya pada physical layer dan data linklayer dari OSI. Beberapa standar dari wireless LAN adalah [7]:

1. 802.11b. Standar ini mendefinisikan wireless LAN untuk beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz. Standar ini memiliki 14 channel, tetapi jika terjadi overlapping, maka harus cakupan area yang overlapped harus berbeda minimal 5 channel sehingga pada umumnya channel yang kerap digunakan adalah channel 1, 6, dan 11. Peralatan yang beroperasi pada standar 802.11b menggunakan modulasi Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS). Transferrate yang mungkin untuk modulasi ini adalah 1, 2, 5,5 dan 11 Mbps. Semakin dekat dengan access point, maka semakin baik transferrate yang didapatkan.

2. 802.11g. Standar ini dibangun dari 802.11b dengan perbaikan pada transferrate yang lebih baik. Implikasinya, peralatan nirkabel yang beroperasi pada standar 802.11g

memiliki backward compatibility dengan 802.11b. Perbedaan kedua buah standar ini adalah 802.11g menggunakan modulasi Orthogonal Frequency Division Multiplexing

(OFDM). Peralatan dapat memiliki transferrate dengan variasi 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 54 Mbps. Namun jika pada satu SSID terdapat pengguna dengan peralatan nirkabel

802.11b, maka pengguna dengan peralatan nirkabel 802.11g akan menyesuaikan dengan

(29)

12

3. 802.11a. Standar ini menggunakan frekuensi 5 GHz. 802.11a memiliki empat

overlappingchannel. Transferrate pada standar ini adalah 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 54 Mbps.

4. 802.11n. Standar ini merupakan pengembangan dari standar 802.11g. Peralatan yang

bekerja pada standar ini menggunakan modulasiMultiple-In Multiple-Out

(MIMO).(Felix ,2010)

2.10. Pengertian IEEE 802.11

Jaringan Wireless adalah jaringan tanpa kabel (nirkabel) yang artinya proses

penyampaian data dilakukan melalui udara dengan memanfaatkan gelombang

elektromagnetik. Karena menggunakan gelombang radio sebagai media transmisi datanya,

maka komponen wireless yang akan Anda gunakan harus memiliki standart frekuensi yang

sama. Sehingga walaupun berbeda vendor pembuatnya komponen wireless tersebut tetap

dapat berkomunikasi asalkan menggunakan standar frekuensi yang sama. Standarisasi

Jaringan Wireless didefinisikan oleh IEEE (institute of Electrical and Electronics

Engineers) [8].

IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) merupakan institusi yang

melakukan diskusi, riset dan pengembangan terhadap perangkat jaringan yang kemudian

menjadi standarisasi untuk digunakan sebagai perangkat jaringan.

Standar dari IEE meliputi [8]:

1. 802.1 → LAN/MAN Management and Media Access Control Bridges

2. 802.2 → Logical Link Control (LLC)

3. 802.3 → CSMA/CD (Standar untuk Ehernet Coaxial atau UTP)

4. 802.4 → Token Bus

5. 802.5 → Token Ring (bisa menggunakan kabel STP)

6. 802.6 → Distributed Queue Dual Bus (DQDB) MAN

7. 802.7 → Broadband LAN

8. 802.8 → Fiber Optic LAN & MAN (Standar FDDI)

9. 802.9 → Integrated Services LAN Interface (standar ISDN)

10. 802.10 → LAN/MAN Security (untuk VPN)

11. 802.11 → Wireless LAN (Wi-Fi)

12. 802.12 → Demand Priority Access Method

(30)

13

14. 802.16 → Broadband Wireless Access (standar untuk WiMAX)

Standarisasi Jaringan Wireless meliputi [8]:

1. IEEE 802.11 Legacy yaitu standart jaringan wireless pertama yang bekerja pada

frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan transfer data maksimum 2 Mbps.

2. IEEE 802.11b yaitu standart jaringan wireless yang masih menggunakan frekuensi

2,4 GHz dengan kecepatan trasfer datanya mencapai 11 Mbps dan jangkau sinyal

sampai dengan 30 m.

3. IEEE 802.11a yaitu standart jaringan wireless yang bekerja pada frekuensi 5 GHz

dengan kecepatan transfer datanya mencapai 58 Mbps.

4. IEEE 802.11g yaitu standart jaringan wireless yang merupakan gabungan dari

standart 802.11b yang menggunakan frekuensi 2,4 GHz namun kecepatan transfer

datanya bisa mencapai 54 Mbps.

5. IEEE 802.11n yaitu standart jaringan wireless masa depan yang bekerja pada

frekuensi 2,4 Ghz dan dikabarkan kecepatan transfer datanya mencapai 100-200

Mbps.

2.11. Access Point

Access Point atau yang lebih sering disebut dengan istilah AP merupakan sebuah perangkat penghubung antara jaringan wire dengan wireless. Maksudnya sebuah AP akan bertugas mengubah data yang lalu lalang di media kabel menjadi sinyal-sinyal radio yang

dapat ditangkap oleh perangkat wireless. AP akan menjadi gerbang bagi jaringan wireless

untuk dapat berkomunikasi dengan dunia luar maupun dengan antarsesama perangkat

wireless di dalamnya. Biasanya pada perangkat AP terdapat satu atau lebih interface untuk media kabel. Interface media kabel tadi akan di-bridging oleh AP tersebut ke dalam bentuk sinyal-sinyal radio, sehingga perangkat wireless dengan kabel tadi dapat terkoneksi.

Access Point sangat dibutuhkan jika ingin membuat sebuah infrastruktur jaringan

wireless. Dengan menggunakan AP, maka sebuah jaringan komunikasi akan terbentuk tidak hanya dua atau tiga perangkat saja yang dapat berkomunikasi tetapi cukup banyak yang dapat

saling berbicara dengan perantara sinyal radio ini.

Pengaplikasian AP yang banyak dilakukan saat ini adalah melakukan pembagian

(31)

14

banyak orang. Namun jika ingin membangun koneksi hanya dengan sebuah perangkat

wireless lainnya, AP tidaklah mutlak diperlukan. Untuk dapat mengoperasikan perangkat

wireless dalam mode peer-to-peer atau yang lebih dikenal dengan istilah mode Ad-Hoc. Tetapi, kekurangan dari komunikasi mode Ad-Hoc ini adalah tidak dapat membangun

jaringan wireless yang luas karena memang sifatnya yang Point-to-Point.

Sistem WLAN, terlepas dari keterbatasan perangkat AP, dapat melayani pengguna

dalam jumlah yang tidak terbatas. Para penggunanya dapat menambahkan AP baru jika

memang jumlah pengguna yang akan dilayaninya semakin membengkak. Dengan memasang

banyak AP, maka banyak sekali keuntungan yang didapat. Hal ini memanjakan

pengguna jaringan wireless dengan bandwidth yang lega, pengguna juga dapat bebas berkeliaran di manapun merekasuka karena area coverage-nya sudah pasti lebih luas, dan jumlah pengguna yang dapat dilayani oleh jaringan ini juga lebih banyak. Jadi sebenarnya

sistem WLAN tidak pernah memberikan batasan berapa banyak yang dapat terkoneksi ke

sebuah jaringan wireless. Semua tergantung pada kemampuan dan fasilitas perangkatnya. Gambar 2.11 adalah topology dari AP yang menghubungkan 3 komputer ke server jaringan.

Gambar 2.11 AP topology [8].

2.12. Server

Server adalah suatu sistem komputer yang menyediakan berbagai macam jenis-jenis

layanan tertentu yang di tujukan untuk client dalam suatu sistem jaringan komputer. Server

dilengkapi oleh sistem operasi (OS) yang khusus untuk mengontrol ataupun memonitor

akses dan juga sumber daya yang terdapat di dalamnya. Lalu selain itu server didukung oleh

prosesor yang bersifat scalable serta RAM yang berkapasitas besar, dan dilengkapi oleh

sistem operasi yang khusus, disebut sebagai sistem operasi jaringan komputer. Server juga

menjalankan perangkat-perangkat lunak administratif yang mengontrol akses terhadap

(32)

15

pencetak, dan memberikan akses kepada stasiun kerja anggota-anggota jaringan

komputer.

Gambar 2.12 adalah topology dari server sebagai penyedia data yang dibutuhkan

client.

Gambar 2.12 Server-Client topology [8].

2.13. Client

Client adalah komputer yang terdapat dalam jaringan komputer, yang menggunakan

berbagai macam sumber daya yang telah disediakan oleh server. Bisa juga definisi client

adalah Pemakai layanan server. Pada prinsipnya client dan server merupakan suatu sistem

yang merupakan aplikasi pada jaringan komputer yang saling terhubung atau berhubungan.

Gambar 2.13 adalah aktifitas client ketikan terhubung ke server penyedia data yang

dibutuhkan client.

Gambar 2.13 Client-server topology [8].

2.14. Sistem Keamanan WLAN

Untuk itu, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk lebih mempersulit para

(33)

16

dari Wired Equivalent Privacy [10]. WEP menggunakan sistem enkripsi untuk memproteksi pengguna WLAN dalam level yang paling dasar. WEP memungkinkan administrator

jaringan wireless membuat encription key yang akan digunakan untuk mengenkripsi data sebelum dikirimkan melalui jalan udara. Encription key ini biasanya dibuat dari 64 bit key

awal dan dipadukan dengan algoritma enkripsi RC4. Ketika fasilitas WEP diaktifkan, maka

semua perangkat wireless (AP dan client) yang ada di jaringan harus dikonfigurasi dengan menggunakan key yang sama.

Hak akses dari seseorang atau sebuah perangkat akan ditolak jika key yang dimasukkan tidak sama. • WIFI Protected Access atau disingkat dengan istilah WPA, merupakan teknik pengaman jaringan wireless LAN yang diklaim lebih canggih dari WEP. Dengan disertai teknik enkripsi yang lebih advanced dan tambahan pengaman berupa otentikasi dari penggunanya, maka WPA akan jauh lebih hebat mengamankan pengguna WLAN. • 802.1x, Teknik pengaman yang satu ini akan mengharuskan semua pengguna jaringan wireless untuk melakukan proses otentikasi terlebih dahulu sebelum dapat bergabung dalam jaringan. Sistem otentikasinya dapat dilakukan dengan banyak cara, namun

sistem otentikasi menggunakan pertukaran key secara dinamis. Sistem pertukaran key secara dinamis ini dapat dibuat dengan menggunakan Extensible Authentication Protocol

(EAP).

2.15.

Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

HTTP adalah protokol jaringan untuk didistribusikan, kolaboratif, sistem informasi hypermedia, HTTP adalah dasar dari komunikasi data untuk World Wide Web. Protokol

yang mendasari oleh World Wide Web. Dalam pengertian HTTP menetapkan bagaimana

pesan diformat dan ditransmisikan, dan apa tindakan dari Web server dan browser sebagai

respon pada berbagai perintah [8].

2.15.1 Cara kerja HTTP Komunikasi Client dan Server

Klien HTTP seperti web browser terhubung ke server HTTP yang umumnya berjalan

pada port 80. Server HTTP pada gilirannya menginterpretasikan permintaan, memprosesnya

(34)

17

Pesan Khas HTTP [8]:

1. Request line (Permintaan baris)

2. HTTP Headers

3. Empty line (Baris Kosong)

4. Optional (pilihan) message body.

Metode Permintaan Klien HTTP[8]:

a. HEAD

Metode ini meminta informasi dari server sama halnya metode yang dilakukan

GET, perbedaan mendasar adalah respon metode HEAD tidak mengandung respon

body.

b. GET

Metode ini meminta sumber daya dari web server. Metode GET adalah salah satu

metode yang paling umum digunakan di web sekarang ini

c. POST

Metode POST menyerahkan data ke web server untuk diproses.

d. PUT

Upload sumber daya tertentu ke server HTTP.

e. DELETE

Menghapus sumber daya tertentu dari web server.

f. TRACE

Metode ini menggemakan kembali permintaan yang diterima sehingga klien HTTP

dapat melihat apa server menengah menambahkan atau mengubah permintan.

g. OPTIONS

Metode ini membantu menentukan fungsi server seperti menentukan metode mana

(35)

18

h. CONNECT

Metode connect mengubah Permintaan koneksi ke terowongan TCP / IP

transparan. Hal ini membantu memfasilitasi Secure Socket Layer (SSL)

berkomunikasi (HTTPS) melalui proxy HTTP yang tidak terenkripsi.

Skenario komunikasi HTTP sederhana

Gambar 2.14 Client Request

1. Gambar 2.14 HTTP klien membuat sambungan dan mengirim metode permintaan ke web server.

Gambar 2.15 Server mencari informasi

2. Gambar 2.15 HTTP server memproses permintaan klien, sementara klien menunggu respon dari server.

(36)

19

3. Gambar 2.16 Web server merespon dengan kode status dan data (jika tersedia) dan menutup sambungan.

2.16. APK file

APK adalah file mentah dari aplikasi android yang memiliki kepanjangan dari

Application Package File yaitu format berkas yang digunakan untuk mendistribusikan dan memasang software dan middleware ke ponsel dengan sistem operasi Android [9].

Didalam APK memiliki bagian file yang menjadi fondasi dalam sebuah apk.

Beberapa strukturnya antara lain:

1. AndroidManifest.xml

Pada file ini terdapat sebuah deskripsi dari berbagai perintah dan informasi file

lainnya. Sebagai master ke sub sistem.

2. Build.xml

File ini adalah sebuah script yang tugasnya mengkompile dan menginstalnya dalam

sistem operasi android.

3. Bin/

Pada file bin terdapat hasil APK.

4. Res/

Didalam Res file terdapat berbagai sumber komponen, seperti GUI, User

interference, layout, string gambar dan parameter tampilan lain yang akan

ditampilkan pada layar aplikasi.

5. Scr/

Didalam src terdapat tempat Activity, direktori inilah ynag menjadi sumber class

Activity, yang akan terakses ketika ada data imputan yang masuk.

6. Assets/

Memuat file static yang dikemas dalam aplikasi untuk device.

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1. Proses kerja sistem

Sistem Lampu RGB ini akan mulai bekerja ketika mendapat supply 5v, lampu rgb

akan menyala setelah perintah dikirimkam melalui remote android, yang meliputi

pengaturan warna, hidup/mati lampu, dan pengaturan alarm. Lampu ini akan menyimpan

(37)

20 Mosfet

Mosfet 2 Mosfet 3 Transistor 1

dipadamkan maka lampu akan menyimpan semua pengaturan yang akan dijalankan kembali

ketika tegangan lampu dihidupkan kembali.

3.2. Diagram Komunikasi

Gambar 3.1. adalah gambar diagram blok yang menggambarkan tentang alur

komunikasi yang terjadi antara lampu RGB Alarm (blok merah) dengan android (blok biru)

melalui wifi dengan menggunakan topology Server-Client, dimana android sebagai Server

dan lampu RGB Alarm adalah Client.

wifi

Gambar 3.1 Blok komunikasi

Diagram blok merah adalah rangkaian sistem pada bagian lampu dan blok biru adalah

perangkat android yang berisi aplikasi android yang akan mengirimkan data ke lampu

melalui wifi.

3.2.1 Diagram Blok

Gambar 3.2. adalah gambar diagram blok besar yang menggambarkan tentang alur

kerja 2 buah lampu, pada satu buah lampu terdapat mikrokontroler esp 8266 sebagai

pengontrol utama lampu RGB, IC uln2003 digunakan sebagai driver led dari output sinyal

pwm esp 8266, RTC DS 1307 dapat disesuaikan waktunya melalui android dengan menekan

satu tombol di android yang akan mengirimkan data jam dan hari sesuai dengan

waktu pada perangkat android.

Lampu 1

Lampu RGB ALARM

Android

Led Red Led Green Led Blue

(38)

21 Mosfet

Mosfet 2 Mosfet 3 Transistor 1

Lampu 2

Gambar 3.2 Diagram blok besar system

3.2.2 Diagram Alir Utama Pada ESP 8266 12E

ESP-8266 Supply 5v

Android RTC

ESP-8266

Led Red Led Green Led Blue

Supply 5v

RTC

Kalibrasi waktu denganAndroid Kalibrasi waktu denganAndroid

(39)

22

Gambar 3.3. Diagram alir utama

Diagram alir utama ESP 8266 12E ditunjukan pada gambar 3.3. Program utama pada

esp8266 12E menunjukan proses mikrokontroler secara keseluruhan. Setelah start, program akan membaca inisialisasi terhadap port-port mikrokontroler yang digunakan untuk proses pengendalian alat. Proses pertama yaitu membaca value PWM dan data alarm yang

tersimpan pada eeprom memori untuk kemudian dilakukan eksekusi data ke output. Proses

kedua adalah menunggu data yang dikirim melalui android yang meliputi data PWM dan

alarm. Program dilengkapi kalibrasi RTC dimana jika pewaktuan RTC tidak sesuai maka

akan sistem akan mensinkronasi sesuai jam dan tanggal pada android.

3.3. Perancangan Perangkat keras

(40)

23

Gambar 3.5 Blok sistem

Perancangan alat ini terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu wireless

mikrokontroler esp 8266, RTC, transistor driver, led RGB. Wireless mikrokontroler esp

8266 12E berfungsi untuk mengatur dan memproses data dan untuk menerima dari yang

dikirimkan dari android melalui sinyal wifi. Fungsi RTC adalah sebagai penghitung waktu

berjalanya alarm ketika power lampu dimatikan, fungsi transistor sebagai penguat arus dari

output digital esp 8266 12E ke led RGB, dan lampu RGB yang digunakan adalah type single

high power RGB led 3 watt.

3.3.1 Perancangan Rangkaian

Pada gambar 3.6 merupakan rancangan rangkaian board utama pada lampu RGB

alarm, esp 8266 12E disuplay oleh regulator 3.3v, keluaran driver uln2003 menuju led adalah

negatif. Teg maximum led adalah 4v untuk mengurangi tegangan supply 5v yang menuju

(41)

24

Gambar 3.6 Rangkaian board utama

3.4

Perancangan Layout Perangkat Lunak pada Android

Pada gambar 3.7 adalah desain dari tab kontrol untuk mengubah warna lampu,

lingkaran warna besar adalah lokasi pick colour apabila disentuh maka lampu RGB akan menyala sesuai warna yang disentuh.

(42)

25

Gambar 3.7 Tab1 Kontrol Warna

3.4.2 Tab 2 berisi Pengaturan Alarm

Tab2 Alarm pada gambar 3.8 adalah rancangan pengaturan RGB Alarm, dimana pada

tab2 ini dapat melakukan pengaturan penyalaan lampu pada jam yang kita inginkan dengan

penyalaan warna yang dapat diubah-ubah setiap jamnya, cakupan hari yang dapat diatur dari

senin-minggu dan pada satu hari disediakan 5 kolom perintah waktu untuk kemudian alarm

akan dieksekusi berurutan sesuai berjalanya waktu pada RTC. Misalkan pada gambar 3.8

lampu RGB telah diset Alarm pada hari senin lampu akan menyala pada jam 12.52 berwarna

merah dan akan berganti warna ketika jam 15.54 dengan warna biru, untuk mematikan lampu

dengan cara mengubah warna penyalaan berwarna hitam.

Terdapat tombol sinkronasi watktu pada tab 2 ini, fungsinya untuk melakukan

penyamaan waktu pada RTC dengan waktu jam dan hari pada Android.

Tab 3 berisi Fading kontrol

Tab 2 Berisi pengaturan Alarm

On-Off lampu manual

Pengubah warna lampu manual

Penampil value RGB Red Seekbar manual

Green Seekbar manual

Blue Seekbar manual

(43)

26

Gambar 3.8 Tab2 Pengaturan Alarm

Baca data alarm dari lampu

Kirim pengaturan alarm Alarm Senin aktif

Pewaktuan Alarm yang di atur

Jendela Pick Colors Alarm

Tekan kembali setelah pick color

AreaPick Colors sentuh warna yang diinginkan Warna sample yang dipilih

(44)

27

3.4.3 Tab 3 berisi Pengaktifan fading

Pada gambar 3.9 adalah tab3 Spesial, memiliki fungsi untuk fading led yaitu led akan

fading berurutan mulai dari, merah, hijau, biru, dan kemudian mengulang dari merah lagi,

untuk digunakan sebagai lampu hias. Ketika tombol fade led ditekan, maka lampu akan seketika

fading dan mengabaikan fungsi alarm atau penyalaan sebelumnya, dan ketika tombol fade led ditekan

lagi maka fungsi fading akan non aktif dan fungsi alarm akan berjalan lagi atau kembali ke penyalaan

lampu sebelumnya.

Gambar 3.9 Tab3 Spesial Fading

(45)

28

3.5

Uploading program ESP 8266 12E dengan Arduino IDE

Untuk membuat ESP 8266 12E bekerja sesuai yang diinginkan maka penulis

memnggunakan bahasa pemprogaman C dengan menggunakan sofrware Arduino IDE.

Langkah setting parameter untuk ESP 8266 12E agar dapat diprogram pada Arduino IDE

adalah sebagai berikut:

3.5.1 Pengkabelan ESP 8266 12E ke USB to TTL

Lamgkah-langkah untuk me reflash ESP adalah sebagai berikut:

a. Hubungkan Gnd pin ke ground supply.

b. Hubungkan GPIO15 pin ke ground supply.

c. Hubungkan Enable pin pada 3.3v.

d. Hubungkan TXD pin ESP 8266 pada RX pin USB to TTL.

e. Hubungkan RXD pin ESP 8266 pada TX pin USB to TTL.

f. Siapkan push button sebagai penghubung GPIO0 menuju ke GND, push button

akan ditekan ketika power supply 3.3v mulai dihubungkan, sebagai gerbang

pembuka reflash program agar Arduino IDE dapat mengirimkan program yang baru pada ESP.

g.

Sambungkan USB TTL ke port USB komputer, lihat port yang digunakan

(COM1).

Konfigurasi pemasangan dapat dilihat pada gambar 3.10

(46)

29

3.6

Perancangan penyimpanan data EEPROM pada ESP 8266 12E

Lampu RGB Alarm ini mempunyai fitur yang belum ada pada lampu Smart RGB

yang ada dipasaran yaitu pemprograman alarm, kapasitas penyimpanan pewaktuan warna

lampu membutuhkan EEPROM internal pada ESP 8266 12E sebab ketika power lampu

dimatikan setingan alarm dan warna lampu tidak akan hilang, eeprom ini menjadi acuan

pembacaan data pada program loop ESP 8266. Ilustrasi penyimpanan data warna lampu, hari

dan jam pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Lokasi penyimpanan data Alarm.

EEPROM ESP 8266 12E memiliki eeprom sebesar 1024 byte yang dapat menyimpan

value 0-255 pada setiap byte, pada gambar 3.11 adalah penyimpanan data penyalaan dan

pemadaman lampu, ketika RTC sudah mencapai hari senin jam 7:12, maka lampu akan

menyala berwarna orange berdasarkan kombinasi dari ketiga warna led dan akan padam 2

menit kemudian. Contoh pengalamatan data ke eeprom pada kotak merah gambar 3.22:

1. Address 0 digunakan sebagai penyimpanan value pwm led Merah.

2. Address 1 digunakan sebagai penyimpanan value pwm led Hijau.

3. Address 2 digunakan sebagai penyimpanan value pwm led Biru.

4. Address 3 digunakan sebagai penyimpanan value jam 0-24.

5. Address 4 digunakan sebagai penyimpanan value menit 0-59.

3.7

Perancangan pengiriman data

Single IP

Address

dan

Double IP

(47)

30

Lampu RGB ini dikendalikan melalui metode pengiriman data client-server dimana

client lampu RGB dan server adalah perangkat androi, client akan selalu request HTTP pada server dan ketika data dari server terdapat kecocokan data mikrokontroler maka akan ada

aktivitas pengeksekusi data selanjutnya pada mikrokontroler seperti data PWM value

maupun Alarm. Pada gambar 3.12 adalah aktifitas pencocokan data antara client dan server.

Gambar 3.12 Client dan Server

Dari basic gambar 3.12 maka dibuatlah metode komunikasi antara lampu RGB

dengan android.

3.7.1 Pengendalian satu lampu (

Single IP Address

)

Untuk mengendalikan satu lampu saja tanpa mempengaruhi lampu lainnya maka

penulis mensiasatinya dengan pengiriman HTTP respons untuk satu IP saja hal itu

dimaksutkan agar IP lain atau lampu lain tidak ikut terhubung. Gambar 3.13 sistem aplikasi

android mengirimkan satu IP saja pada lampu yang mempunyai IP tersebut.

Gambar 3.13 Single IP ADDRESS 192.168.43.165

Pada gambar 3.13 sistem android mengirimkan data pwm led merah sebesar 255

(R=255) ketika client menerima value R=255 maka sistem mikrikontrol akan

memerintahkan pengubahan value digital output pwm 255 maka led merah akan menyala

maksimum.

(48)

31

Pengendalian lampu RGB dapat dilakukan serentak lebih dari satu lampu dengan

melakukan pengaturan pengiriman multi IP pada aplikasi yang dibuat pada perangkat

android. Gambar 3.14 adalah pengiriman dua IP yang dikirim dari android secara berurutan

dari lampu satu kemudian ke lampu dua, dimana lampu satu mempunyai IP Address

192.168.43.165 dan lampu satunya mempunyai IP Address 192.168.1.43.168.

s

Gambar 3.14 Double IP ADDRESS 192.168.43.165 + 192.168.43.165

Pengendalian warna lampu menjadi warna merah secara serentak pada gambar 3.14

adalah dengan mengirimkan value pwm merah sebesar 255 (R=255) pada kedua IP Address

yang berbeda data dikirimkan secara berurutan dari IP terendah ke IP tinggi secara cepat.

3.8

Perancangan proses sinkronasi waktu Android ke RTC

Pencocokan waktu pada RTC dilakukan ketika RTC baru pertama kali digunakan

atau ketika baterai RTC mulai dipasang, karena pewaktuan RTC akan reset atau berhenti

berjalan ketika baterai RTC dilepas, dan akan mengakibatkan alarm tidak sesuai.

Pada gambar 3.15 adalah diagram alir sinkronasi ketika tombol sinkronasi yang

(49)

32

Start

Cek kondisi tombol

Tombol sinkronasi

ditekan ? no

Baca data waktu pada system Android

Hari=xx; Jam=xx; Menit=xx; Detik=xx; yes

Kirim ke ESP 8266 Hari=xx; Jam=xx; Menit=xx; Detik=xx; UpdateTime=1;

ESP 8266 baca state Int UpdateTime;

Apakah UpdateTime==1;

?

RTC SetTime

Hari=xx; Jam=xx; Menit=xx; Detik=xx; UpdateTime=0;

yes

Selesai

no

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suatu program dapat dikatakan bekerja dengan baik apabila telah disertai dengan

pembuktian terhadap fungsi kerja dari alatan tersebut. Pada bab ini akan membahas tentang

hasil perancangan perangkat keras, perangkat lunak, dan hasil pengujian sistem.

Hasil dari pengujian akan berguna untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

perancangan serta kelebihan dan kekurangan sistem yang telah dibuat. Sehingga hasil

tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam penyempurnaan kinerja, dan dapat digunakan

dalam pengembangan selanjutnya.

4.1

Bentuk Fisik Lampu RGB Alarm

Bentuk lampu memanfaatkan casing lampu led ac 220v 9w yang telah di kosongkan

isinya dan dimasukan komponen seperti power supply, module kontroler, dan lampu led rgb

sebagai lampu RGB Alarm. Gambar 4.1. menunjukkan bentuk dari lampu RGB.

Gambar 4.1. Bentuk fisik lampu RGB dan aplikasi.

Lampu ini digunakan pada rumah fitting ac 220v, ketika sudah terhubung tegangan

ac 220v lampu ini akan menunggu SSID yang tersedia pada jaringan wireless yang bernama

“RGB”, SSID ini akan dipancarkan oleh perangkat android yang digunakan

(51)

setelah aplikasi terbuka kemudian centanglah lampu 1 atau lampu 2 maupun keduanya yang

akan dikontrol seperti gambar 4.2.

Gambar 4.2 centang lampu yang akan dikendalikan.

4.2

Penempatan posisi komponen

Komponen yang ada akan dimasukan kedalam rumah lampu yang disusun secara

bertingkat agar muat dimasukan kedalam body lampu. Komponen terdiri dari 3 bagian yaitu

power supply, kontroler, dan led rgb beserta heatsink, setelah disusun kedalam bodi akan

terlihat seperti gambar 4.3.

Gambar 4.3. Lampu RGB Alarm.

Body bekas lampu ini dipakai karena dapat di tempatkan pada fitting lampu ac 220v

(52)

pengujian alat karena komponen tersusun rapi dan aman. Urutan penempatan komponen

seperti gambar 4.4 dimana A adalah body lampu sebagai tempat masuk komponen B yaitu

power supply pada bagian bawah, lalu C kontroler lampu, kemudian D led beserta pendingin

alumunium pada bagian atas. Setelah disusun akan terlihat bagian atas pada gambar 4.5.

Gambar 4.4 Komponen yang dimasukan kedalam body lampu.

Gambar 4.5 Komponen disusun bertingkat.

Tabel 4.1 Keterangan part lampu.

Huruf Keterangan

A Body lampu

B Power supply

C Controller

D LED RGB dan pendingin

Pada bagian casing lampu didapat dari lampu led 9w putih yang ada dipasaran, untuk

(53)

satu pcb yang kemudian output led kontroler dihubungkan ke led RGB yang sudah diberi

headsink untuk mengurangi padas led ketika led menyala.

4.3

Pengujian Sistem Penyalaan Warna

ESP 8266 merupakan otak utama dari kerja alat. Pengujian sistem yang pertama

adalah dengan membandingkan kesesuaian penyalaan warna lampu dengan warna yang

dikirimkan oleh android. Sample pengujian diambil sebanyak 5 warna yaitu red, green, blue,

yellow, cyan, magenta, white. Pada bagian decimal code angka 255 merupakan nilai

penyalaan led maksimum dan nilai 0 adalah led off.

Hasil perngujian sistem perintah penyalaan warna lampu akan di tunjukan pada Tabel

4.2. Pengujian dilakukan pada tab kontrol manual dengan menggeser 3 buah slider pada

gambar 4.6 , warna dapat diatur sesuai desimal code RGB yang diinginkan.

Gambar 4.6 3 Slider Manual

Tabel 4.2 Pengujian warna.

Percobaan Warna

(Android)

Decimal

Code R,G,B

Warna nyala lampu (foto cahaya lampu)

1 RED 255,0,0

2 GREEN 0,255,0

3 BLUE 0,0,255

(54)

Lanjutan Tabel 4.2 Pengujian Alarm

Percobaan Warna

(Android)

Decimal

Code R,G,B

Warna nyala lampu (foto cahaya lampu)

5

MAGENTA 255,0,255

6

WHITE 255,255,255

Hasil percobaan sistem bisa terlihat dari tabel 4.2. Setelah membandingkan warna

cahaya led dengan warna yang dikirimkan oleh perangkat android dapat terlihat bahwa

warna cahaya led sudah sesuai dengan warna yang dikirimkan oleh perangkat android

sebanyak 5 warna.

4.4

Pengujian Sub Sistem

4.4.1

Pengujian pada Tab Kontrol Manual

Pada bagian Tab ini terdapat fasilitas untuk menyalakan/mematikan lampu,

mengubah warna lampu, dan membaca ip yang terhubung. Tampilan tab kontrol manual

pada gambar 4.7.

(55)

Pengiriman data warna menuju ke lampu dapat diterima dengan baik pada

masing-masing lampu, tombol on/off berfungsi dengan baik, ip yang masuk pada perangkat android

dapat dilihat dengan menekan tombol “Baca IP Terhubung” sehingga dapat dimasukan

sebagai ip untuk lampu pada kolom pengaturan ip.

4.4.2

Pengujian sistem alarm dan sinkronasi waktu

Pengujian Alarm dilakukan untuk membuktikan bahwa alarm RTC dapat bekerja

dengan baik pada ESP8266. Pengaturan alarm dilakukan pada Tab Setting Alarm di Android

seperti gambar 4.8. Agar sistem alarm dapat berjalan pada lampu, maka pemwaktuan lampu

harus dicocokan dengan waktu pada perangkat android dengan cara menekan tombol

“Sinkronkan” pada aplikasi maka android akan mengirimkan data hari, jam, menit, detik, ke

esp 8266 sebagai setTime untuk RTC. Saat tombo “Sinkronkan” ditekan maka aplikasi akan

mengambil waktu pada perangkat android, code pengambilan waktu seperti gambar 4.8.

Gambar 4.8 Sub Program Pengambilan Waktu pada Android Studio.

Kemudian ketika waktu sudah diperoleh maka selanjutnya adalah melakukan

(56)

Gambar 4.9 Sub Program Pengiriman Waktu lampu 1 pada Android Studio.

Gambar 4.10 Sub Program Pengiriman Waktu pada Android Studio.

Tahap pengiriman kalibrasi waktu pada kedua lampu dikirimkan bergantian, ketika

android sudah mengambil data waktu kemudian akan melakukan pengiriman kalibrasi waktu

dimulai dari lampu 1 setelah selesai mengirim baru akan mengirim data waktu ke lampu 2

seperti pada sub program gambar 4.9 dan 4.10, sehingga terdapat perbedaan waktu antara

lampu 1 dengan lampu 2 sekitar 0.5 detik.

Ketika data waktu dikirimkan ke esp 8266 maka program esp 8266 akan membaca

(57)

Gambar 4.10 Sub Program Pembacaan data sinkronasi pada Arduino IDE.

Pengiriman data jam pada lampu 1 adalah “192.168.43.165/jam=12”, pada gambar 4.10 “req.indexOf” menyatakan IP yang masuk kemudian ketika menerima string “/jam”

maka dilanjutkan pembacaan string setelah “=”, arti “+1” adalah mulai membaca atau

mengambil data dari baris pertama kemudian selanjutnya, hasilnya adalah “12” (jam 12), kemudian string “12” harus dikonversi menjadi int agar dapat dibaca oleh RTC dengan code konversi “Jam.toInt” setelah itu barulah “rtc.ajust” (pengaturan waktu RTC).

Pada pengiriman data alarm akan diambil sample pada hari jumat, data yang akan

dikirimkan pada satu perintah alarm adalah jam dan menit, code pengiriman pada android

dapat dilihat pada gambar 4.11, pengiriman data ke dua lampu akan dikirimkan satu

persatu pada masing-masing IP “IPlampu1 dan IPlampu2” apa bila kedua lampu di check

(58)

Gambar 4.11 Sub Program Tab Setting Alarm pada Android Studio.

Kode penerimaan alarm berupa jam dan menit pada Android IDE dapat dilihat pada

gambar 4.12, pada code ini data alarm akan disimpan pada EEPROM agar ketika lampu

tidak kehilangan data alarm ketika power dimatikan.

Gambar 4.12 Sub Program Tab Setting Alarm pada Android Studio.

Pada gambar 4.12 adalah bagian code untuk satu perintah waktu alarm pada hari

jumat, terdapat 5 perintah pada satu hari, value jam yang akan disimpan adalah pada

(59)

tersebut sudah dikonversi kedalam bentuk int, melalui code toInt(); , pada code

EEPROM.commit(); adalah

bagian yang penting karena jika tidak dituliskan demikian maka data yang masuk ke eeprom

tidak akan tersimpan.

Setelah mengatur jam dan waktu maka selanjutnya adalah mengatur warna dengan

menekan image touch kotak kecil yang berada dikanan pengaturan jam seperti gambar 4.14,

jika ditekan maka akan muncul window pilih warna seperti gambar 4.13

Gambar 4.13 Jendela Pilih Warna Alarm

Image pick colour yang berbentuk lingkaran pada gambar 4.13 adalah sebuah file

png yang dapat disentuh untuk memilih warna alarm yang diinginkan, code yang

digunakan untuk mengambil value RGB yang disentuh dari sebuah file .png adalah seperti

gambar 4.14.

(60)

Pick colour code pada gambar 4.15 bekerja dengan mendeteksi koordinat x dan y

dari sentuhan tangan dan mengambil warna berdasarkan koordinat yang disentuh dengan

value yang terdiri dari tiga buah warna yaitu merah, hijau, biru. Setelah memilih warna lalu

tekan tombol “kembali”.

Gambar 4.15 Tab Setting Alarm.

Tahap pengujian dapat dilihat pada table 4.15, pengujian dilakukan pada hari

senin-minggu, pada bagian setting waktu terdapat 5 perintah waktu alarm pada satu hari yang

dimulai dari jam 7:00-7:04, 1 perintah awal adalah jam 7:00 dengan penyalaan warna red

artinya lampu akan menyala merah pada jam 7:00, dan setelah perintah 1 sudah dilalui oleh

lampu dengan penyalaan warna dan waktu yang tepat, dapat dinyatakan sistem alarm bekerja

dengan baik, sambil menunggu menit berikutnya 7:01 lampu akan terus menyala merah dan

akan berganti warna hijau pada jam 7:01, begitu seterusnya hingga perintah ke 5 jam 7:04

warna hitam atau lampu mati.

Sistem sinkronasi waktu bekerja dengan baik dan sistem ini sangat berguna pada

(61)

Tabel 4.3. Pengujian alarm.

Hari Setting Waktu Penyalaan warna Waktu nyala Warna nyala

Senin 7:00 RED 7.00 RED

7:01 GREEN 7:01 GREEN

7:02 BLUE 7:02 BLUE

7:03 YELLOW 7:03 YELLOW

7:04 OFF 7:04 OFF

Selasa 7:00 RED 7:00 RED

7:01 GREEN 7:01 GREEN

7:02 BLUE 7:02 BLUE

7:03 YELLOW 7:03 YELLOW

7:04 OFF 7:04 OFF

Rabu 7:00 RED 7:00 RED

7:01 GREEN 7:01 GREEN

7:02 BLUE 7:02 BLUE

7:03 YELLOW 7:03 YELLOW

7:04 OFF 7:04 OFF

Kamis 7:00 RED 7:00 RED

7:01 GREEN 7:01 GREEN

7:02 BLUE 7:02 BLUE

7:03 YELLOW 7:03 YELLOW

7:04 OFF 7:04 OFF

Jumat 7:00 RED 7:00 RED

7:01 GREEN 7:01 GREEN

7:02 BLUE 7:02 BLUE

7:03 YELLOW 7:03 YELLOW

7:04 OFF 7:04 OFF

Sabtu 7:00 RED 7:00 RED

7:01 GREEN 7:01 GREEN

7:02 BLUE 7:02 BLUE

7:03 YELLOW 7:03 YELLOW

(62)

Lanjutan Tabel 4.3 Pengujian Alarm.

Hari Setting Waktu Penyalaan warna Waktu nyala Warna nyala

Minggu 7:00 RED 7:00 RED

7:01 GREEN 7:01 GREEN

7:02 BLUE 7:02 BLUE

7:03 YELLOW 7:03 YELLOW

7:04 OFF 7:04 OFF

Pada pengujian system alarm hari senin-minggu dengan perubahan pergantian waktu

setiap 1 menit penulis dapat mengetahui bahwa sistem alarm lampu rgb ini dapat bekerja

dengan baik, penyalaan lampu sesuai dengan data alarm yang telah di atur baik waktu

maupun warna.

Sistem penyimpanan data 5 perintah pada lampu tidak hilang saat lampu diputus

tegangannya sebab data akan tersimpan pada eeprom dan akan dibaca ketika power kembali

terhubung, dan sistem berjalanya waktu pada RTC bekerja dengan baik.

4.4.3

Pengujian

Fading

Fungsi fading terdapat pada tab ketiga yaitu tab fading seperti gambar 4.16 terdapat dua tombol untuk memulai fading dan mengakhiri fading.

(63)

Untuk memulai fading pada esp 8266 diperlukan pengiriman data dari perangkat android

berupa string “fade”, pengiriman data pada protokol lampu 1 adalah “192.168.43.165/fade”

dan lampu 2 adalah “192.168.43.182/fade” dapat dilihat pada gambar 4.17. Untuk

mengakhiri fading akan dikirimkan string “/stopfade” seperti gambar 4.18.

Gambar 4.17 Sub Program Mulai Fading pada Android Studio.

Pada gambar 4.17 adalah looping ketika tombol “mulai fading” ditekan, dan didalam

loop tersebut terdapat dua buah pertanyaan if(lampu1kirim==1) dan if(lampu2kirim==1)

dimana if tersebut menanyakan yang mana lampu yang akan dikendalikan, pada

taskEsp.execute(); merupakan pengiriman data ke IP melalui http, pengiriman data dapat

berjalan di background, sehingga dapat mengoprasikan menu lain di aplikasi saat pengiriman

sedang berlangsung.

(64)

Pada gambar 4.19 Ketika string “fade” diterima oleh esp 8266 maka pada program esp

8266 akan merubah value eeprom “FADE=0” menjadi “FADE=1”, fade=1 adalah untuk menjalankan looping fading dan fade=0 untuk menonaktifkan looping fading ketika string

“/stopfade” diterima seperti gambar 4.20, program looping fading keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4.21.

Gambar 4.19 Sub Program Mulai Fading pada Arduino IDE.

Gambar 4.20 Sub Program Stop Fading pada Arduino IDE.

(65)

Besar pwm untuk fading led mulai dari 0-255, fading dimulai dari Rstate atau led merah,

range pwm untuk sekali fade pada led adalah 0-255-0 (dimulai dari 0 hingga 255 dan turun

kembali menuju 0 dengan delay perubahan pwm 30 mili detik) kemudian dilanjutkan warna

led berikutnya.

Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali dengan memperhatikan urutan warna fading dan

juga kesetabilan terang redupnya apakah sesuai dengan program yang dibuat. Urutan

penyalaan fading adalah merah lalu hijau kemudian biru.

Tabel 4.4. Percobaan fading.

No Percobaan Keterangan

1 Percobaan 1 (Red, Green, Blue) Berhasil

2 Percobaan 2 (Red, Green, Blue) Berhasil

3 Percobaan 3 (Red, Green, Blue) Berhasil

Setelah dilakukan ujicoba dapat diketahui bahwa program berjalan sesuai yang

diinginkan maka pada bagian pengujian fading ini tingkat keberhasilan yang dicapai adalah

100%.

4.5

Pengujian jarak jangkauan kontrol.

Pada pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh lampu dapat dikontrol secara

nirkabel melalui wifi pada handphone, dan akan diketahui berapa waktu yang diperlukan

untuk lampu merespon pada jarak 5-40m, pada jarak 40 lebih kompunikasi sudah mulai

terputus.

Tabel 4.5 Pengujian Jarak kontrol.

No Jarak (Meter)

Waktu (Detik)

Rata-

rata No

Jarak (Meter) Waktu (Detik) Rata- rata

0.13

0.36

1 5 0.15 0.14 4 20 0.31 0.34

0.14 0.35

0.22

0.46

2 10 0.25 0.23 5 25 0.51 0.53

0.24 0.62

0.27

0.82

3 15 0.32 0.29 6 30 1.16 2.94

(66)

Lanjutan Tabel 4.5 Pengujian Jarak

No Jarak (Meter)

Waktu (Detik)

Rata- rata

1.35

7 35 1.86 3.1

2.15

2.23

8 40 2.64 3.38

2.17

Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jarak pengendalian terjauh yang cukup baik

pada 25 m, pengujian dilakukan dengan memperhatikan pergantian pengiriman data yang

tampil pada text info seperti pada gambar 4.22 pada aplikasi android, jika pengiriman data

baik maka text info status pengiriman bergerak cepat, jika kualitas respon buruk (jarak terlalu

jauh) maka text info bergerak lambat , kualitas respon ini sangat bergantung pada kekuatan

sinyal server (android) karena sebagai pemancarnya dan juga penghalang ruangan yang ada.

(67)

4.6

Pengukuran tegangan setiap led

Tegangan yang dibutuhkan led RGB untuk menghasilkan flux atau insensitas terang

cahaya yang sama antara ketiga led berbeda-beda sehingga dilakukan pengukuran untuk

melihat tegangan masing-masing led. Pengukuran dilakukan sebanyak 7 sample warna yang

meliputi 3 warna tunggal seperti red, green, blue, dan 4 warna kombinasi yaitu yellow, cyan,

magenta, dan white pada table 4.4. Nilai 255 pada decimal code adalah penyalaan led

maksimum, dan nilai 0 adalah penyalaan led minimum (off).

Pengukuran menggunakan multimeter tegangan dc yang dihubungkan langsung

dengan output yang menuju led ketika led menyala sehingga dapat diketahui berapa tegangan

yang masuk pada setiap led.

Tabel 4.6. Pengukuran Tegangan Led.

Nilai tegangan keluaran setiap led berbeda-beda karena mengikuti insensitas cahaya

setiap led yang dibutuhkan, warna putih sebagai nilai acuan kalibrasi warna lampu, jika

cahaya putih sudah dapat dihasilkan dengan baik maka untuk kombinasi warna apapun akan

dapat dihasilkan sesuai dengan warna kombinasi sesuai yang diinginkan.

Tegangan max 1.42v untuk red, 2.22v untuk green, dan 2.41v untuk blue didapatkan

dari hasil kalibrasi warna untuk menyala putih, pengaturan tegangan dipermudah berkat

trimpot 10k yang terlihat pada gambar 4.10, trimpot 10k ini menghubungkan output pin

esp8266 dengan transistor array uln2003 yang akan menuju led yang merupakan driver

penguat led, terdapat 3 buah trimpot 10k untuk masing masing led, trimpot ini dapat Percobaan Warna

(Android)

Decimal Code

(R,G,B)

Tegangan setiap led (V)

(R,G,B)

1 RED 255,0,0 1.42v, 0v, 0v

2 GREEN 0,255,0 0v, 2.22v, 0v

3 BLUE 0,0,255 0v, 0v, 2.41v

4 YELLOW 255,255,0 1.41v , 2.17v , 0v

5 CYAN 0,255,255 0v, 2.19v, 2.40v

6 MAGENTA 255,0,255 1.42v, 0v, 2.44v

(68)

menambah atau mengurangi gain yang masuk pada transistor array sehingga output

penguatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap led.

(69)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan

Setelah melakukan perancangan, pembuatan, dan pengujian alat lampu RGB Alarm

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Led RGB Alarm dapat menghasilkan warna cahaya yang sesuai dengan warna

RGB pada android.

2. Sistem alarm dapat bekerja sesuai perintah yang dikirim.

3. Fading led berjalan dengan baik sesuai dengan program yang dibuat.

4. Jarak pengendalian baik adalah 25m dengan delay kurang dari 1 detik.

5. Jarak maksimum adalah 40m dengan delay rata-rata 3.38.

6. Sistem kalibrasi waktu antara lampu 1 dan lampu 2 selisih 0.5 detik jika kedua

lampu dikendalikan.

5.2.

Saran

Berdasarkan hasil implementasi yang diperoleh, untuk pengembangan lebih lanjut

terdapat beberapa saran agar alat ini dapat bekerja lebih baik, yaitu :

1. Penambahan program read data alarm pada android dan penghapus data alarm.

2. RTC dilengkapi baterai 3v agar system alarm tetap berjalan ketika power

dimatikan, jadi system alarm sangat bergantung bada kesediaan tegangan

baterai 3v sedangkan baterai tersebut semakin lama akan habis sebab tidak

dilengkapi system pengisian baterai, jadi akan lebih baik jika dilengkapi dengan

Gambar

Gambar 2.11 adalah topology dari AP yang menghubungkan 3 komputer ke server jaringan.
Gambar 2.12 Server-Client topology [8].
Gambar 2.14 Client Request
Gambar 3.1. adalah gambar diagram blok yang menggambarkan tentang alur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dimana sense, feel, think, act dan relate merupakan indikator-indikator terbentuknya experiential marketing, maka berdasar

Secara singkat, faktor yang dapat menjadi daya tarik pusat kota bagi masyarakat untuk memilih tinggal di pusat kota tersebut yang dapat menyebabkan permukiman tumbuh

Terjadinya sengketa mengenai hak cipta karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

menen%&kan setara dengan naturalisasi $P!).. 3.5 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit 4.5 Mem%edakan pemeriksaan sifat larutan elektrolit dan

8 Yang berisi tentang pelaksanaan metode Jadi, Penelitian ini merupakan penelaahan kembali terhadap penelitian yang sudah ada, yaitu sama-sama membahas tentang

Bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel kegiatan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi dan distribusi yang digunakan oleh perusahaan untuk

Selanjutnya dalam pasal 7.6 di sebutkan tentang langkah-langkah pengelolaan yang memastikan dan mengharuskan/mewajibkan setiap negara untuk tingkat penangkapan