commit to user
ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUKSI
HANDUK JENIS D DENGAN PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DI PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas
Dan Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mengajukan Derajat Ahli Madya
Program Study D3 Manajemen Industri
Disusun Oleh:
WAHYU SETIYAJI
F3508048
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
MANAJEMEN INDUSTRI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
v MOTTO
1.
Jangan pernah putus asa dan mudah menyerah sebelum
mencobanya.
2.
Setiap usaha yang kita lakukan pasti ada cobaan dan rintangan,
kesabaran dan hasil akhir merupakan puncak dari kemenangan.
3.
Laksanakan perintah Allah dan jauhi semua larangannya.
4.
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan
semua hasrat keinginan adalah buta jika tidak disertai
pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti
pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia tidak disertai
commit to user
vi PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk :
Kedua orangtuaku dan adikku
Serta semua orang yang dekat di hati
commit to user
vii KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
membimbing dan menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN
BAKU PRODUKSI HANDUK JENIS D DENGAN PENERAPAN
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DI PERUSAHAAN
HANDUK LUMINTU ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun berdasar data dari tempat magang melalui
pengamatan langsung. Maksud dari penyusunan tugas akhir ini yaitu untuk
memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program D3 Studi
Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan motivasi dari beberapa pihak.
Tugas akhir ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini
penulis sampaiakan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
penyusunan laporan tugas akhir ini :
1. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan ijin untuk menyusun Tugas Akhir.
2. Sinto Sunaryo, SE, MSi selaku ketua Program Studi Manajemen Industri
Program Diploma III FE UNS yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan kegiatan magang sebagai syarat dalam penulisan Tugas
Akhir.
3. Ibu Suryandari Istiqomah, SE selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah
memberikan pengarahan, motivasi dan saran selama penyusunan tugas
commit to user
viii
4. Bapak Feri Lusianto, SE selaku pimpinan di Perusahaan Handuk Lumintu
yang telah memberikan izin untuk melakukan magang kerja dan telah
banyak membantu dalam proses magang kerja.
5. Seluruh karyawan di Perusahaan Handuk Lumintu yang membantu dalam
pelaksanaan magang.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan FE UNS yang telah
memberikan ilmu sehingga terselesaikannya Tugas akhir ini.
7. Kedua orang tua tercinta yang telah mendidik, memberikan doa dan
pengarahan serta kesabarannya dalam membimbing.
8. Adha Tri Yuliana yang selalu memberikan motivasi dan doa.
9. Teman – teman “COKLAT UNS” yang selalu mensupport.
10. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan tugas
akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juni 2011
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
1. Pengertian Persediaan ... 15
2. Fungsi Persediaan ... 16
3. Jenis Persediaan ... 17
commit to user
x
B. Perencanaan dan Pengawasan Produksi ... 20
1. Pengertian Perencanaan Produksi ... 20
2. Pengawasan Produksi ... 22
C. Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku ... 23
1. Pengertian ... 23 A. Gambaran Perusahaan ... 30
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 30
2. Tujuan Perusahaan ... 31
10. Rekruitmen Karyawan ... 40
11. Pengembangan dan Penghargaan ... 41
12. Proses Produksi ... 42
B. Laporan Magang ... 47
1. Pengertian Magang ... 47
2. Tujuan dan Manfaat Magang ... 47
commit to user
xi
4. Kegiatan Magang Kerja ... 49
C. Pembahasan ... 50
1. Jadwal Induk Produksi ... 51
2. Daftar Komponen dan Lead Time ... 52
3. Bill of Material ... 53
4. Pengolahan Data ... 55
BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xii DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
2. 0 Contoh Lembar Perencanaan MRP ... 14
2. 1 Data Harga handuk ... 36
2. 2 Data Jumlah Tenaga Kerja ... 37
2. 3 Data Sistem Gaji Karyawan ... 39
3. 0 Jadwal Induk Produksi ... 52
3. 1 Daftar Komponen dan Lead Time ... 53
4. 1 MRP Komponen Handuk Jenis D ... 55
4. 2 MRP Kebutuhan Komponen Hidro ... 56
4. 3 MRP Kebutuhan Komponen Kustik ... 57
4. 4 MRP Kebutuhan Komponen Green B ... 58
4. 5 MRP Kebutuhan Handuk Setengah Jadi ... 59
4. 6 MRP Kebutuhan Komponen Benang Katun ... 60
4. 7 MRP Kebutuhan Komponen Kaporit ... 61
4. 8 MRP Kebutuhan Komponen Malam ... 62
4.9 MRP Kebutuhan Komponen Tepol ... 63
5.0 Data Rekapitulasi Order ... 64
commit to user
xiii DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1.1 Kerangka Pemikiran ... 10
1.2 Contoh Diagram Bill of Material ... 26
1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 33
1.4 Diagram Alir Proses Produksi ... 46
commit to user
xiv DAFTAR LAMPIRAN
Lampira 6.1 Surat Pernyataan
Lampira 6.2 Surat Keterangan Nilai Magang
Lampira 6.3 Surat Keterangan Magang
Lampira 6.4 Pengerjaan dengan POM
commit to user
ii ABSTRACT
ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUKSI HANDUK JENIS D DENGAN PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT
PLANNING (MRP) DI PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU
Wahyu Setiyaji F3508048
Lumintu Towel Company is a company engaged in manufacturing industries that make raw materials into finished goods in the form of a towel. Planning in the Company's raw material inventories carried out spontaneously Towels Lumintu not previously scheduled to consider only incoming orders and supplies in the warehouse.
The purpose behind this study were (1) Planning inventories of raw materials that had been done in Lumintu Towel Company. (2) The need for the number of components of raw materials should be prepared to make a towel type D. (3) Availability of raw materials in production processes resulting in the manufacture of towels type D can be solved with the appropriate schedule.
In this study the methods used material requirements planning (MRP) for production planning, raw material requirements of each component, and determines the lead time (waiting time ordering). Using order book data in March 2011.
From the results conclusions Lumintu Towel Company has not applied the method Requiretmen Material Planning (MRP) to plan inventory needs raw materials. To meet the needs of the towel type D in March Week 4 of 3580 pcs. Then type D towels should be available in March Week 3 of 3580 pcs and requires 53700 grams of Hydro component, Kustik 35800 gram, Green B 35800 gram, Semi-Finished Towel 3580 pcs to be ordered in March Week 2. Meanwhile, 393800 grams of Cotton yarn, 71600 grams of Chlorine, 107400 grams of the Night, and Tepol 17900 grams to be ordered in March Week 1.
commit to user
ii ABSTRAK
ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUKSI HANDUK JENIS D DENGAN PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT
PLANNING (MRP) DI PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU
Wahyu Setiyaji
F3508048
Perusahaan Handuk Lumintu adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang membuat barang mentah menjadi barang jadi berupa handuk. Perencanaan persediaan bahan baku di Perusahaan Handuk Lumintu dilakukan secara spontan tidak dijadwalkan sebelumnya hanya mempertimbangkan order yang masuk dan persedian di gudang.
Tujuan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah (1) Perencanaan persediaan bahan baku yang selama ini dilakukan di Perusahaan Handuk Lumintu. (2) Kebutuhan jumlah komponen bahan baku yang harus disiapkan untuk membuat handuk jenis D. (3) Ketersediaan kebutuhan bahan baku pada proses produksi sehingga dalam pembuatan handuk jenis D dapat diselesaikan dengan jadwal yang tepat.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan material requirement planning (MRP) untuk mengetahui perencanaan produksi, jumlah kebutuhan
bahan baku tiap komponen, dan menentukan lead time (waktu tunggu
pemesanan). Dengan menggunakan data order pemesanan pada Bulan Maret 2011.
Dari hasil kesimpulan Perusahaan Handuk Lumintu selama ini belum menerapkan metode Material Requiretmen Planning (MRP ) untuk merencakan persediaan kebutuhan bahan baku. Untuk memenuhi kebutuhan handuk jenis D pada Bulan Maret Minggu ke 4 sebanyak 3580 pcs. Maka harus tersedia handuk jenis D pada Bulan Maret Minggu ke 3 sebanyak 3580 pcs dan membutuhkan komponen hidro 53700 gram, kustik 35800 gram, green B 35800 gram, handuk setengah jadi 3580 pcs yang harus dipesan pada Bulan Maret Minggu ke 2. Sedangkan benang katun 393800 gram, kaporit 71600 gram, malam 107400 gram, dan tepol 17900 gram yang harus dipesan pada Bulan Maret Minggu ke 1.
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Jaman globalisasi ini banyak perusahaan – perusahaan modern yang
berkembang pesat terbukti dengan adanya persaingan yang ketat diantara
perusahaan – perusahaan manufaktur lainnya. Dukungan ketersediaan
bahan baku, alat trasportasi, lokasi yang strategis, proses produksi, sumber
daya manusia dan pemasaran yang baik diharapkan mampu bersaing
dengan perusahaan lain. Manejer perusahaan yang baik dituntut untuk
lebih kreatif dan inovatif dalam memproduksi barang. Konsep manajerial
yang baik dan kuat pada setiap bagiannya juga berperan penting dalam
tercapainya tujuan perusahaan.
Selain itu menejemen persediaan berperan penting didalam perusahaan
untuk menentukan ketersediaan bahan baku di gudang. Keseimbangan
faktor produksi juga diperlukan untuk menunjang kelancaran aktivitas
proses produksi diperusahaan. Faktor produksi tersebut meliputi 5M yaitu
material (bahan), machine (mesin), method (metode), money (modal), dan
SDM (sumber daya manusia). Dari faktor produksi diatas sangatlah
berperan penting didalam perusahaan. Karena apabila salah satu dari lima
faktor tersebut tidak ada maka perusahaan akan mengalami kendala dalam
proses produksi. Keselarasan dan kelancaran proses produksi tidak lepas
commit to user
Perencanaan persedian bahan baku merupakan hal terpenting dalam
proses produksi. karena dapat mempengaruhi hasil dari kualitas produk
yang telah dibuat. Maka setiap manajemen persediaan diharapkan mampu
merencanakan kebutuhan bahan baku dengan baik agar tidak mengalami
zero stock maupun over stock. Banyak perusahaan yang mengelola
persediaan dan merencanakan bahan baku dengan berbeda – beda.
Menurut Haming dan Nurnajamuddin ( 2007 : 4 ) Persediaan (inventory)
adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara
untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi raw material (bahan
baku), finish product (produk jadi), component (komponen rakitan),
subtance material (bahan pembantu), working in prosess inventory (barang
dalam sedang proses pengerjaan)” .
Pengendalian persediaan barang baku merupakan hal yang paling
mendasar dalam perusahaan manufaktur. Karena bahan baku merupakan
inventory yang sangat penting. Pengendalian merupakan kegiatan terpadu
selama produksi berlangsung agar barang yang diproduksi sesuai dengan
kualitas yang telah direncanakan. Untuk dapat menghasilkan barang yang
berkualitas sebaiknya perusahaan melakukan pengendalian persediaan
dengan melakukan, perencanaan yang sesuai, perbaiakan secara terus
menerus, evaluasi dan solusi. Oleh karena itu setiap perusahaan harus
mampu mengatur persedian dan penjadwalan pemesanan barang agar tidak
mengalami over stock. Bila perusahaan mengalami over stock bahan baku
didalam gudang dan tidak segera diproduksi akan menimbulkan
commit to user
penyimpanan persediaan menjadi banyak serta menjadikan barang menjadi
rusak bahkan dapat mengalami kerugian didalam perusahaan. Manajemen
persediaan dalam hal ini diharapkan dapat mengendalikan persediaan
bahan baku serta dapat meminimalisasi biaya – biaya penyimpanan yang
ada diperusahaan. Dan di harapkan mampu mengangkat keberhasilan dan
kesuksesan bagi perusahaan sehingga setiap order yang didapatkan dapat
terselesaikan dengan tepat waktunya.
Metode Material Requirements Planning ( MRP ) merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk mengolah persediaan material.
Menurut Heizer dan Render (2005 : 160) Material Requirements Planning
( MRP ) adalah sebuah teknik permintaan terikat yang menggunakan daftar
kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diprakirakan dan jadwal
produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. MRP sendiri
merupakan metode untuk menentukan perencanaan persediaan dan
penjadwalan bahan baku pada proses produksi agar perusahaan tidak
mengalami zero stock maupun over stock. Sehingga manajer perusahaan
dapat meminimalisasi biaya – biaya penyimpanan dan mengurangi
kerusakan bahan baku di perusahaan.
Perusahaan Handuk Lumintu adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri manufaktur yang membuat barang mentah menjadi barang
jadi berupa handuk. Perusahaan Handuk Lumintu ini berada di Dukuh
Ngendo, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.
Perusahaan Handuk Lumintu ini memproduksi handuk letter jenis AA
commit to user
ihrom dan washlap berdasarkan order atau pesanan dari konsumen.
Biasanya order handuk jenis D paling banyak diminati umum berasal dari
beberapa Rumah Sakit di Jawa Tengah. Setiap menerima order dalam
jumlah yang cukup banyak perusahaan handuk lumintu masih mengalami
beberapa kendala dalam hal persediaan bahan baku, penjadwalan dan
penentuan kebutuhan komponen dalam hal proses produksi. Permasalan
yang dihadapi perusahaan dapat menghambat kelancaran dan ketepatan
waktu penyelesaian produk yang dihasilkan. Dengan latar belakang
permasalahan tersebut maka penulisan tugas akhir ini diberi judul
“ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU
PRODUKSI HANDUK JENIS D DENGAN PENERAPAN
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DI PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU”.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan
pokok yang ada. Serta dapat digunakan sebagai bahan penelitia di
Perusahaan Handuk Lumintu.
1. Bagaimana perencanaan persediaan bahan baku yang selama ini
dilakukan di Perusahaan Handuk Lumintu ?
2. Berapakah kebutuhan jumlah komponen bahan baku yang harus
disiapkan untuk membuat handuk jenis D pada bulan Maret agar dapat
commit to user
3. Kapan kebutuhan bahan baku harus tersedia dibagian proses produksi
sehingga dalam pembutan handuk jenis D pada bulan Maret dapat
selesai sesuai dengan jadwal yang tepat ?
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memberikan
manfaat pada Perusahaan Handuk Lumintu dalam menentukan
perencanaan bahan baku.
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perencanaan persediaan bahan baku pada
Perusahaan Lumintu saat ini.
2. Untuk mengetahui kebutuhan jumlah komponen bahan baku yang harus
disiapka untuk membuat handuk jenis D sehingga dapat menyelesaikan
pesanan tepat waktu .
3. Untuk mengetahui ketersediaan kebutuhan bahan baku pada proses
produksi sehingga dalam pembuatan handuk jenis D dapat diselesaikan
dengan jadwal yang tepat.
D.Manfaat Penelitian
Manfaat hasil dari penelitian yang dapat diambil diharapkan dapat
memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a) Menambah pengetahuan dan wawasan terhadap proses produksi
commit to user
b) Sebagai media pembelajaran bagaimana cara menentukan
perencanaan persedian dan penjadwalan dengan baik dan tepat
waktu.
c) Sebagai bahan implementasi dari teori-teori mata kuliah yang
sudah diajarkan
2. Bagi Perusahaan
a) Mengevaluasi tentang persediaan bahan baku di perusahaan serta
dapat menjadikan referensi dalam merencanakan dan
menjadwalkan pemesan bahan baku untuk proses produksi dengan
tepat.
b) Untuk memenuhi kebutuhan konsumen agar tidak mengalami zero
stok, sehingga konsumen tetap memakai produk ini dan tidak
berganti ke produk yang lain.
c) Membantu sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam
perencanaan bahan baku serta dapat dijadiakan input (masukan)
bagi perusahaan.
d) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
khususnya manajemen perusahaan dalam menetukan kebijakan
perencanaan bahan baku.
3. Bagi Pihak Lain
a) Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk penelitian labih
commit to user
b) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan bahan referensi pihak yang berkepentingan untuk dijadikan
bahan evaluasi.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah
1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini secara dilakukan secara kritis dan analitis serta
terstruktur mengenai masalah utama yang terdapat diperusahaan dan
diambil kesimpulan dengan menggunkan metode yang tepat.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Handuk Lumintu , Ngendo,
Janti, Polanharjo, Klaten 57474.
3. Jenis Data
Menurut Kuncoro (2003 : 127) terdapat dua jenis data yang dipakai
dalam penelitian ini yaitu.
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan
yang menggunakan pengumpulan data original. Biasanya
diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua
commit to user
Di Perusahaan Handuk Lumintu diperoleh secara langsung
antara lain :
1) Data order atau pemesanan Bulan Maret 2011
2) Jam kerja diperusahaan
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpul data dan dipublikasiakan kepada
masyarakat pengguna data.
Data yang diperoleh antara lain
1) Sejarah berdirinya perusahaan
2) Proses produksi handuk
3) Data Struktur organisasi.
4. Metode Pengumpulan Data
a) Wawancara
Menurut kuncoro ( 2003: 139-144 ) jenis wawancara antara
lain
1) Wawancara personel
Adalah wawancara anatar responden yeng diarahkan oleh
pewawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang
relevan.
2) Wawancara Telepon
Adalah komunikasi antara pewawancara dan responden
dengan menggunakan telepon sebagai alat untuk mencapai
commit to user
3) Wawancara Lewat Pos
Adalah menggunakan kuesioner tertulis dikirim lewat pos.
4) Wawancara Lewat Komputer
Adalah wawancara secara elektronik atau komputer.
Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan secara
langsung atau menggunakan wawancara personal dan
wawancara dengan telepon dengan menemui kepala
direktur, bagian produksi dan karyawan di Perusahaan
Handuk Lumintu untuk menanyakan masalah yang sedang
dialami perusahaan, proses produksi dan jam kerja pada
karyawan.
b) Observasi
Metode observasi merupakan prosedur yang sistematis dan
standar pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan observasi langsung ke Perusahaan Handuk Lumintu
dan mengcatat hal-hal penting serta mengamati secara
langsung terkait dengan yang diteliti sebagai bahan pendukung
dalam penelitian ini.
c) Studi Pustaka
Metode studi pustaka adalah teknik untuk memperoleh
informasi dengan menelusuri literatur yang ada, dan menggali
teori-teori yang telah berkembang. Dalam hal ini peneliti
menggunakan teori – teori yang berkaitan dengan Material
commit to user F. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran.
Dari kerangka pemikiran diatas bahwa perusahaan melakukan
produksi berdasarkan pemesan atau order yang telah diterima selanjutnya
dibuat penjadwalan perencanaan bahan baku. Dalam proses Material
Requirements Planning (MRP) tiga ( 3 ) pokok yang paling utama adalah
jadwal induk (Master production schedule) adalah sebuah jadwal yang
merinci apa yang akan dibuat dan kapan. Jadwal produksi induk
menunujukkan apa yang diperlukan untuk memenuhi permintaan sesuai
dengan rencana produksi. Catatan persediaan (Inventory status record )
Setiap persediaan baik pemesan, penerimaan, dan yang masih ada
digudang semua dicatat dalam buku persediaan. Catatan persediaan
menjadi landasan dalam penentuan volume pemesanan, dan daftar
kebutuhan bahan ( Bill Of Material ) adalah sebuah pembuatan daftar
komponen, komposisi, dan jumlah dari setiap bagian yang diperlukan ORDER
Jadwal Induk ( MPS )
MRP Bill Of Material ( BOM
) Catatan Persediaan
ORDER
commit to user
untuk membuat satu unit produksi . Setelah ketiga komponen tersebut
didapat datanya maka setelah itu dilakukan metode Material
Requirements Planning (MRP) untuk menentukan jumlah produk yang
akan diproduksi dan kapan waktunya dimulai produksi. Sehingga
diharapkan barang yang diproduksi selesai sesuai dengan yang
direncanakan dan tepat waktu.
G. Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data ini penulis menggunakan analisis
kuantitatif dengan metode material requirement planning (MRP) untuk
menentukan dan merencanakan beberapa bahan tersebut dibutuhkan dan
kapan bahan tersebut tersedia.
1. Menurut Purnomo, (2004:113) Langkah-langkah dalam metode
material requirement planning (MRP) adalah:
a. Proses Netting
Yaitu menentukan kebutuhan bersih (Net Requirement). Besarnya
kebutuhan bersih adalah selisih antara kebutuhan kotor (Gross
Requirement) dengan persediaan yang ada ditangan (on hand).
b. Proses Loting
Yaitu menentukan jumlah pesanan tiap komponen yang didasarkan
kebutuhan bersih (Net Requirement) yang dihasilkan dari proses
commit to user c. Proses Offseting
Yaitu menentukan waktu pemrosesan atau waktu pemesanan tiap
komponen dengan menggunakan tenggang waktu (lead time) dari
jadwal produksi atau jadwal penggunaan tiap komponen.
d. Proses Explosion
Yaitu Menghitung jumlah tiap komponen berdasarkan jumlah
produk akhir yang akan diproduksi.
2. Menurut Heizer dan Render ( 2005 : 161 ) komponen penyusun MRP
antara lain :
a. Master production schedule (jadwal induk produksi).
Jadwal induk produksi adalah sebuah jadwal yang merinci apa
yang akan dibuat dan kapan. Jadwal produksi induk menunujukkan
apa yang diperlukan untuk memenuhi permintaan sesuai dengan
rencana produksi. Jadwal ini menetapkan jenis barang apa yang
akan dibuat dan kapan. Jadwal produksi ini menguraikan rencana
produksi agregat.
b. Inventory status record (catatan persediaan).
Pemantauan atas status persediaan untuk setiap jenis material
(bahan, komponen, dan sub komponen ). Setiap persediaan baik
pemesan, penerimaan, dan yang masih ada digudang semua dicatat
dalam buku persediaan. Catatan persediaan menjadi landasan
commit to user c. Biil of material (daftar material).
BOM adalah sebuah pembuatan daftar komponen, komposisi, dan
jumlah dari setiap bagian yang diperlukan untuk membuat satu unit
produksi.
3. Menurut Heazer dan Render (2005 : 173) format Material
Requirement Planning (MRP).
a. Total Requirement atau kebutuhan kotor yaitu keseluruhan jumlah
item yang diperlukan pada suatu periode.
b. Schedule Receipt yaitu item yang akan diterima pada suatu periode
tertentu berdasarkan pasanan dibuat.
c. On Hand Inventory yaitu jumlah persediaan akhir pada suatu
periode.
d. Planned Receipt atau rencana penerimaan yaitu Rencana
penerimaan kebutuhan bahan baku yang akan diolah.
e. Order Release atau pelaksanaan pesanaan yaitu jumlah item yang
direncanakan untuk dipesan agar memenuhi perencanaan dimasa
commit to user
Tabel 2.0
Contoh Lembar Perencanaan MRP.
Minggu
Bulan
1 2 3 4 5
TOT.REQ
SchdREC
ON HAND
NET REQ
PlanREC
commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Persedian merupakan hal yang paling utama dalam proses
produksi terutama pada perusahaan manufaktur. Bahwa biaya
persediaan merupakan biaya terbesar pada usaha industri manufaktur.
Persaingan pasar yang semakin tajam, maka perusahaan dituntut untuk
bekerja lebih baik dan efisien. Peningkatan efisien persediaan
diharapkan mampu menurunkan biaya – biaya yang ada diperusahaan.
Dan diharapkan mampu menekan kerugian dikarenakan bahan baku
rusak.
Persediaan menurut para ahli antara lain :
a. Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang
perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran
produksi, meliputi raw material (bahan baku), finish product
(produk jadi), component ( komponen rakitan), subtance material
(bahan pembantu), working in prosess inventory (barang dalam
sedang proses pengerjaan) (Haming dan Nurnajamuddin 2007: 4).
b. Persediaan adalah sumber daya yang menganggur (idle resource)
yang menunggu proses lebih lanjut yang dimaksud adalah berupa
kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan konsumsi
commit to user
Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa persediaan
adalah sumber daya yang perlu diadakan dan dipelihara untuk
menunjang kelancaran kegiatan produksi diperusahaan.
2. Fungsi Persediaan
Fungsi persediaan di dalam perusahaan manufaktur merupakan
yang paling utama. Karena proses operasi di perusahaan manufaktur
saling berhungan antara persediaan bahan baku dan penjadwalan
proses produksi.
Menurut Render dan Heizer ( 2005 : 60 ) persediaan dapat
melayani beberapa fungsi yang akan menambahkan fleksibilitas
operasi di perusahaan. Empat fungsi persediaan antara lain
a. Untuk men-“decoupel” atau memisahkan beragam bagian proses
produksi sebagai contoh jika pasokan sebuah perusahaan fluktuasi,
maka mungkin diperlukan persediaan tambahan untuk
men-“decouple “ proses produksi dari para pemasok .
b. Untuk men-decouple perubahan dari fluktusi permintaan dan
menyediakan barang – barang yang akan memberikan pilihan bagi
pelanggan.
c. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembeliaan
dalam jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau
pengiriman barang.
commit to user 3. Jenis Persediaan
Menurut Heizer dan Render (2005 : 61) jenis persediaan dibagi
menjadi 4 yaitu:
a. Persediaan bahan baku ( raw material inventory)
Yaitu bahan yang telah dibeli namun tidak diproses, bahan
mentahnya dapat digunakan dari produksi untuk pemasok yang
berbeda.
b. Persediaan barang setengah jadi ( working inproses WIP)
Yaitu bahan baku atau komponan yang sudah mengalami beberapa
perubahan, tetapi belum selesai WIP diselenggarakan karena untuk
memuat suatu produk diperlukan waktu ( disebut waktu siklus)
pengurangan waktu siklus menyebabkan persediaan WIP
berkurang.
c. MRO (persediaan pemeliharaan, perbaikan, operasi)
MRO diselenggarakan karena waktu dan kebutuhan peralatan tidak
dapat diketahui
d. Persediaan barang jadi ( Finished Good Inventory)
Yaitu produk yang sudah selesai dan menunggu pengiriman barang
jadi bisa saja disimpan karena permintaan pelanggan di masa depan
tidak diketahui.
4. Jenis – jenis Biaya Persediaan
Setiap perusahaan pasti mempunyai biaya yang harus dikeluarkan
untuk manjaga persediaan bahan baku. Biaya yang dikeluarkan
commit to user
tersebut dikeluarkan oleh perusahaan guna menjaga agar persediaan
digudang tidak rusak dan dapat selalu terjaga kualitasnya. Biaya –
biaya dalam sistem persediaan menurut Heizer dan Render (2005 : 67)
antara lain :
a. Biaya Penyimpanan ( Holding Cost ).
Yaitu biaya yang berhubungan dengan penyimpanan atau
“membawa“ persediaan dari waktu ke waktu. Sebagai contoh
biaya asuransi, karyawan tambahan, dan biaya bunga.
b. Biaya Pemesanan ( Ordering Cost ).
Yaitu biasa yang timbul dari proses pemesanan mencakup biaya
persediaan, formulir, proses pemesanan, dan administrasi.
c. Biaya Setup ( Setup Cost ).
Yaitu biaya yang diperlikan untuk menyiapkan mesin atau proses
untuk memproduksi sebuah pesanan meliputi waktu dan tenaga
kerja untuk membersihkan dan mengganti perkakas atau alat bantu.
Sedangkan menurut Nasution ( 2003 : 105 ) biaya – biaya persediaan
yaitu:
a. Biaya pembelian
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya
biaya tergantung dari apa yang dibeli dan harga satuan barang.
b. Biaya pengadaan ( Procarement Cost)
Biaya pengadaan dibedakan menjadi 2 jenis sesuai asal-usul barang
commit to user 1) Biaya pemesanan
Adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan
barang, Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan
pemasok, pengirim pesanan, biaya pengangkutan biaya
pengiriman dan seterusnya.
2) Biaya pembuatan
Adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan
produksi suatu barang. Biaya ini meliputi biaya menyusun
peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambaran
kerja dan seterusnya.
c. Biaya penyimpanan
Adalah semua pengeluaran yang timbul akibat penyimpanan
barang, biaya ini meliput biaya :
1) Persediaan (biaya modal)
2) Gudang
3) Kadaluwarsa
4) Kerusakan dan penyusutan
5) Asuransi
6) Administrasi dan pemindahan
d. Biaya kekurangan persediaan
Apabila perusahaan kehabisan barang pada saat permintaan maka
akan terjadi kekurangan persediaan, keadaan ini akan
menimbulkan kerugian karena proses-proses produksi akan
commit to user
atau kehilangan konsumen yang kecewa sehingga beralih
ketempat lain.
Biaya kekurangan persediaan dapat diukur dari :
1) Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
2) Waktu pemenuhan
3) Biaya pengadaan darurat
B. Perencanaan Dan Pengawasan produk
1. Perencanaan Produk.
Perencanaan produksi di sebuah perusahaan merupakan hal yang
harus dilakukan oleh seoarang manajer. Karena perencanaan yang
baik dapat membantu perusahaan dalam menentukan waktu produksi,
jumlah kebutuhan barang baku sehingga barang dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Bagi perusahaan yang mengandalkan pemesanan
atau order, kepatepatan waktu penyelesaiaan adalah hal yang mutlak
harus dilakukan perusahaan sesuai dengan perencanaan agar
pelanggan puas.
Menurut Heizer dan Render ( 2005 : 115 ) macam – macam
perencanaan antara lain :
a. Perencanaan jangka panjang.
Yaitu antara perencanaan pada masa 3 tahun atau lebih. misalkan
perencanaan produk baru.
b. Perencanaan jangka menengah.
Yaitu hitungan bulan hingga kurang dari 3 tahun. misalkan
commit to user c. Perencanaan jangka pendek.
Yaitu mencakup jangka waktu hingga 1 tamun tetapi umumnya
kurang dari 3 bulan meliputi pengiriman, perencanaan
pembelian dan tingkat produksi.
2. Sifat – sifat Perencanaan Produksi
Menurut Nasution 2003:15) sifat - sifat perencanaan produksi
adalah sebagai berikut :
a. Berjangka waktu
Proses produksi memerlukan keterlibatan bermacam-macam
tingkat ketrampilan tenaga kerja, peralatan, modal, dan
informasi yang biasanya dilakukan secara terus-menerus dalam
jangka waktu yang sangat lama.
b. Berjenjang
Perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produk
level tinggi sampai perencanaan produk level yang lebih rendah.
c. Terpadu
Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti
bahan baku, mesin, tenaga kerja, dan waktu. Semua faktor
tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam
mencapai target produksi tertentu yang didasarkan atas perkiraan.
d. Berkelanjutan
Perencanaan produksi disusun untuk suatu periode tertentu yang
commit to user
berlakunya, maka harus dibuat rencana baru untuk periode
berikutnya.
e. Terukur
Selama pelaksanaan produksi, realisasi dan rencana produksi
akan selalu dimonitor untuk mengetahui apakah terjadi
penyimpangan dari rencana yang ditetapkan.
f. Realistik
Rencana produksi yang dibuat harus sesuai dengan kondisi yang
ada dalam perusahaan, sehingga target yang ditetapkan
merupakan nilai yang realistic untuk dapat dicapai dengan
kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut
dibuat.
3. Pengawasan proses produksi
Setelah melakukan perencanaan sesuai dengan apa yang sudah
dijadwalkan sebainya perusahan juga melakukan pengawasan
terhadap proses produksi mulai barang mentah sampai barang
jadi. Dengan dilakukannya pengawasan dan control di dalam
produksi diharapkan barang yang dihasilkan mempunyai nilai
yang tinggi dan mempunyai hasil sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan oleh perusahaan.
fungsi-fungsi pengawasan antara lain sebagai berikut :
a. Rauting
Di dalam fungsi pengawasan ini ditentukan urutan kegiatan
commit to user
kebutuhan proses barang tersebut dengan melalui berbagai
fasilitas produksi yang diperlukan.
b. Scheduling
Penjadwalan ( scheduling) dilakukan dengan menetukan waktu
kapan suatu barang itu diproduksi dengan mempertimbangkan
jumlah barang yang yang akan diproduksi kemampuan proses tiap
bagian atau tiap fasilitas produksi serta waktu pengiriman barang.
c. Dispatchini
Pemberian perintah-perintah kepada karyawan yang telah
ditentukan untuk mengerjakan aktifitas tertentu. Perintah
pengerjaan dikeluarkan oleh bagian pengawasan dan perencanaan
produksi.
d. Follow up
Merupakan kegiatan pengawasan produk untuk memonitor dan
mengecek secara terus menerus.
C. Perencanaan Kebutuhan Material ( MRP )
1. Pengertian Perencanaan Kebutuhan Material.
Bahan baku merupakan hal yang paling utama pada perusahaan
manufaktur. Walaupun untuk menjaga agar bahan baku sesuai
dengan yang diharapkan diperlukan biaya – biaya yang tidak cukup
sedikit. Penjadwalan pemesanan tiap item komponen harus selalu
tepat waktu. Karena apabila dalam proses produksi salah satu
komponen atau bahan baku tidak ada akan beresiko terhadap
commit to user
baku yang cukup tinggi berakibat banyaknya modal yang harus
dikeluarkan dan kerugian bagi perusahaan. Untuk menekan biaya
persedian agar tidak terlalu besar maka salah satu metode yang
digunakan adalah Material Requirement planning (MRP) .
Metode MRP merupakan salah satu metode yang digunakan oleh
beberapa perusahaan manufaktur untuk mengolah persedian.
Menurut Heizer dan Render (2005 : 160) Material Requirements
Planning ( MRP ) adalah sebuah teknik permintaan terikat yang
menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang
diprakirakan dan jadwal produksi induk untuk menentukan
kebutuhan material. MRP merupakan alat perencana dan
pengendalian persediaan untuk keperluaan pengolahan atau
perakitan. Selain itu metode MRP diharapkan mampu
meminimalisasi biaya – biaya yang dikeluarakan oleh perusahaan.
Selain itu juga diharapkan dapat menentukan jumlah unit yang
dibutuhkan, jadwal pemesanan juga mengidentifikasi harga bahan
serta biaya – biaya sumber daya lain yang terkait dengan pengerjaan
produk. Tiga pilar utama dalam metode MRP antara lain rencana
induk produksi, bill of material, dan catatan sediaan atau buku
gudang. Dari metode MRP ini diharapkan para manajer dapat
menyelesaiakan produksi dengan tepat waktu dan dapat mengatur
kebutuhan bahan baku sesuai dengan perencanaan proses produksi.
Jadi pada waktu melakukan produksi bahan baku sudah siap dan
commit to user
juga mempertimbangkan adanya waktu tenggang anatara pemesanan
dan penerimaan pemesanan atau (leadtime). Sehingga kapan
komponen harus dipesan atau diproduksi bisa ditetapkan.
2. Komponen dalam penyusunan MRP
Menurut Heizer dan Render ( 2005 : 161 ) komponen penyusun
MRP antara lain :
a. Master production schedule (jadwal induk produksi)
Jadwal induk produksi adalah sebuah jadwal yang merinci apa
yang akan dibuat dan kapan. Jadwal produksi induk
menunujukkan apa yang diperlukan untuk memenuhi permintaan
sesuai dengan rencana produksi. Jadwal ini menetapkan jenis
barang apa yang akan dibuat dan kapan. Jadwal produksi ini
menguraikan rencana produksi agregat.
b. Inventory status record (catatan persediaan)
Pemantauan atas status persediaan untuk setiap jenis material
(bahan, komponen, dan sub komponen). Setiap persediaan baik
pemesan, penerimaan, dan yang masih ada digudang semua
dicatat dalam buku persediaan. Catatan persediaan menjadi
landasan dalam penentuan volume pemesanan.
c. Biil of material (daftar material)
BOM adalah sebuah pembuatan daftar komponen, komposisi,
dan jumlah dari setiap bagian yang diperlukan untuk membuat
satu unit produksi. Pada pembuatan struktur BOM , maka produk
commit to user
untuk menyelesaikan produk akhir ini didefinisikan level 1.
Level dibawahnya adalah komponen dan selanjutnya
subkomponen.
Level 0 X(1)
Level 1 A(1) B(2)
C(1) D(1)
Gambar 1.2. Contoh diagram struktur produk.
Sumber : Heazer dan Render ( 2005 : 173 )
Angka-angka dalam kurung menunjukkan jumlah komponen untuk
membuat satu unit komponen pada level diatasnya. Misalnya untuk
merakit komponen X diperlukan untuk komponen sebanyak 2 unit
yaitu komponen A menbutuhkan 1 unit dan komponen B
membutuhkan 2 unit.
3. Tujuan Material Requirements Planning (MRP)
Tujuan dari penerapan Material Requirements Planning (MRP)
didalam industri menurut Purnomo (2004:108) adalah sebagai
berikut:
a. Meminimalisasi Persediaan
Dengan menggunakan metode MRP pengadaan atas
commit to user
dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga biaya persediaan
dapat diminimalkan.
b. Mengurangi resiko keterlambatan produksi atau pengiriman
MRP mengidentifikasikan komponen-komponen yang diperlukan
baik dari segi jumlah maupun waktu dengan memperhatikan lead
time (tenggang waktu) produksi maupun pengadaan atau
pembelian komponen, maka resiko kehabisan bahan yang akan
diproses dapat diminimalkan.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan yang diperlukan
MRP akan memberikan indikasi waktu pemesanan atau
pembatalan pemesanan.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu
jadwal yang sudah direncanakan.
4. Manfaat dari MRP.
Menurut Heazer dan Render ( 2005 : 160 ) manfaat dari material
requiretmen planning ( MRP ) antara lain :
a. Respon yang lebih baik bagi pesanan pelanggan sebagai hasil
dari jadwal yang terus menerus diperbaiki.
b. Respon yang lebih cepat terhadap perubahan pasar.
c. Tingkat persediaan yang terus berkurang membebaskan modal
dan ruang untuk digunkan kepentingan lain.
d. Meningkatkan pemanfaatan fasilitas dan kepuasan konsumen.
commit to user 5. Output MRP.
Output MRP adalah rencana pemesanan atau produksi atas dasar
lead time.
Menurut Nasution (2003:132) secara umum output MRP adalah
a. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus
dilakukan/direncanakan baik dari pabrik sendiri maupun dari
suppliyer
b. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang
c. Memberikan indikasi untuk pembatasan atas pesanan
d. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan.
6. Langkah-langkah proses perhitungan MRP.
Menurut Purnomo (2004:113) langkah – langkah didalam
perhitungan MRP antara lain :
a. Proses Netting
Yaitu menentukan kebutuhan bersih (Net Requirement). Besarnya
kebutuhan bersih adalah selisih antara kebutuhan kotor (Gross
Requirement) dengan persediaan yang ada ditangan (on hand).
b. Proses Loting
Yaitu menentukan jumlah pesanan tiap komponen yang
didasarkan kebutuhan bersih (Net Requirement) yang
commit to user c. Proses Offseting
Yaitu menentukan waktu pemrosesan atau waktu pemesanan tiap
komponen dengan menggunakan tenggang waktu (lead time) dari
jadwal produksi atau jadwal penggunaan tiap komponen.
d. Proses Explosion
Yaitu Menghitung jumlah tiap komponen berdasarkan jumlah
produk akhir yang akan diproduksi dengan menentukan BOM
(Bill of material file) dan kebutuhan kotor tiap komponen. BOM
ditentukan berdasarkan struktur produk yang membuat informasi
nomor dan jenis komponen, sedangkan kebutuhan kotor setiap
komponen ditentukan oleh rencana kebutuhan berdasarkan
commit to user BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Perusahaan Handuk Lumintu merupakan perusahaan perseorangan
yang didirikan pada tahun 1965 oleh Bapak H. Marmo Sudirjo.
Perusahaan Handuk Lumintu mula-mula hanya memiliki modal awal
berupa tanah seluas 2900 yang terdiri dari sebuah bangunan pabrik dan
tempat pencelupan, serta dana sebesar Rp 4.000.000,00 untuk membeli
mesin tenun, bahan baku, serta mempekerjakan 12 orang untuk memulai
usahanya.
Dari tahun ke tahun perusahaan terus berkembang dan pada tahun
1971 perusahaan berhasil memperluas lokasi pabriknya dengan cara
membuat lokasi baru yang tempatnya tidak jauh dari lokasi pertama.
Dengan dua pabrik maka diharapkan produktifitas perusahaansemakin
besar. Pada tahun 1971 perusahaan ini mendapat pengesahan izin usaha
dari pemerintah dengan nomor 276/50/subtrak/80 dengan kode
404/135.I/B/296. Pada tahun 1975 perusahaan mulai memproduksi
banyak, sehingga untuk mencukupi semua kebutuhan perusahaan mencari
pinjaman ke bank dan KIK sebesar Rp 8.000.000,- dan tambahan modal
sendiri Rp 6.000.000,-. Pada tahun 1979, perusahaan mendapat
kepeercayaan untuk membuat handuk haji dari ONH. Dan pada tahun
1983 perusahaan ini mendapat izin dari perindustrian dengan nomor
commit to user
Kesuksesan Bapak H. Marmo Sudirjo dalam mengelola perusahaan
bukannya tidak mengalami hambatan, pada tahun 1979 perusahaan
mengalami kemunduran. Hal ini dikarenakan adanya suatu persaingan
yang tidak sehat, banyak karyawannya yang pindah ke tempat lain dengan
usaha sejenis sehingga mengakibatkan produktivitas perusahaan
berkurang. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Bapak H. Marmo
Sudirjo berhasil mengatasi masalah tersebut sehingga dengan berbagai
inovasi dan kualitas produk yang semakin meningkat, perusahaan mampu
merebut pasar yang diharapkan. Setelah Bapak H. Marmo Sudirjo tidak
mampu mengelola perusahaan ini diwariskan kepada Bapak Fery Lusianto
yang mengelola perusahaan hingga sampai sekarang.
2. Tujuan Perusahaan
Tujuan didirikannya Perusahaan Handuk Lumintu ada dua yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan umum yaitu:
1) Memenuhi kebutuhan,memberi kepuasan dan pelayanan yang baik
kepada konsumen.
2) Membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan
terutama bagi masyarakat yang ada disekitarnya.
3) Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
b. Tujuan khusus yaitu:
Memperoleh keuntungan yang digunakan untuk sumber penghasilan
commit to user 3. Lokasi Perusahaan
Perusahaan Handuk Lumintu memilih lokasi sebagai tempat usahanya
terletak di Dukuh Ngendo, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten
Klaten. Telepon 0272 322308, dan e-mail handuklumintu@yahoo.com.
Lokasi tersebut cukup strategis karena semua kebutuhan sebagai sarana
penunjang usaha mudah diperoleh. Bahan baku, tenaga kerja, dan
bahan-bahan pembantu lain mudah diperoleh, disamping itu masyarakat di sekitar
lokasi juga sangat mendukung adanya perusahaan ini. Untuk proses
pemasarannya sangat menunjang karena dekat dengan pasar tekstik baik di
daerah Klaten, Boyolali, Solo maupun Yogyakarta.
4. Struktur Organisasi Perusahaan Handuk Lumintu
Struktur organisasi merupakan gambaran sistematis tugas dan
tanggung jawab serta hubungan antara bagian-bagian dalam perusahaan.
Struktur organisasi yang ada pada Perusahaan Handuk Lumintu adalah
suatu organisasi garis yaitu pembagian wewenang dan tanggung jawab
masing-masing bagian dilaksanakan dari pucuk pimpinan sampai bawahan
(pekerja).
Kebaikan dari struktur organisasi garis adalah
a. Sederhana, karena alur pemberian tugas dan wewenang langsung dari
atasan kepada bawahan.
b. Disiplin kerja terjamin, karena adanya kesatuan tujuan
c. Terdapat asas ”kesatuan perintah” sehingga tidak timbul
kesimpangsiuran perintah, karena setiap bawahan hanya memiliki satu
commit to user Kelemahan dari struktur organisasi garis adalah
a. Pengembangan spesialisasi pekerja terbatas
b. Setiap pimpinan cenderung bertindak otoriter
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi perusahaan Handuk Lumintu
adalah sebagai berikut:
Gambar 1.3
Struktur Organisasi Perusahaan Handuk Lumintu
5. Deskripsi Jabatan
Wewenang dan tugas masing-masing bagian berdasarkan stuktur
organisasi diatas adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Perusahaan
1) Bertanggungjawab atas jalannya perusahaan
2) Menentukan kebijakan perusahaan
3) Menyusun rencana perusahaan
4) Mengadakan hubungan dengan pihak luar
commit to user
5) Membuat peraturan yang berlaku di pasaran
6) Melakukan penilaian prestasi kerja karyawan
b. Bagian Produksi
1) Bagian Teknik
a) Memelihara kelancaran jalannya mesin-mesin
b) Memperbaiki kerusakan mesin
2) Bagian Proses Produksi
a) Menentukan pembelian bahan baku
b) Merencanakan kebutuhan bahan untuk proses produksi
c) Menentukan standar kualitas dan kapasitas material
d) Bersama karyawan menentukan besarnya volume produksi
c. Bagian Pemasaran
1) Memperkenalkan dan menjual hassil proses produksi
2) Melayani dan mengadakan negoisasi dengan pelanggan
3) Mencatat pesanan-pesanan yang masuk
4) Member informasi ke bagian produksi mengenai jumlah pesanan
dan produk yang laku di pasaran
5) Bertanggungjawab atas pengiriman barang sampai pemesanan
d. Bagian Administrasi
1) Bagian Pembukuan
Mencatat seluruh peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan termasuk rencana dan pelaksanaan kegiatan
commit to user
2) Bagian Keuangan
Melakukan perencanaan, penyediaan, dan pengeluaran dana yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
6. Harga Handuk.
Harga handuk di Perusahaan Lumintu sangatlah terjangkau oleh
masyarakat. Penetapan harga handuk di Perusahaan Handuk Lumintu
didasari atas kualitas, ukuran, dan ketebalan handuk. Berikut adalah
penentuan harga di perusahaan lumintu:
Harga = Biaya produksi + Laba
Jika berasal dari luar kota maka penetapan harga dari perusahaan Handuk
lumintu adalah :
commit to user Tabel 2.1
Data Harga Handuk dan Ukuran
Perusahaan Lumintu di Janti Polanharjo
Tahun 2011
Jenis Ukuran Harga ( Unit )
AA 80 cm x 40 cm Rp 42.000
A 65 cm x 130 cm Rp 27.000
CI 55 cm x 110 cm Rp 20.000
C2 50 cm x 100 cm Rp 17.000
D 40 cm x 80 cm Rp 10.000
E 35 cm x 70 cm Rp 8.000
Sumber : Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Polanharjo
7. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja di Perusahaan Handuk Lumintu Janti, Polanharjo ini dari
mengalami penurunan. Dikarenakan diperusahaan handuk lumintu untuk
pengerjaan handuk dalam sudah mulai menggunakan mesin otomatis.
Selain itu banyak pekerja yang beralih profesi menjadi petani, pelayan
warung, dan bekerja di tempat lain. Perusahaan handuk lumintu ini
sekarang memiliki tenaga kerja sebanyak 25 orang. Berikut adalah daftar
commit to user Tabel 2.2
Data Jumlah Tenaga Kerja
Perusahaan Lumintu di Janti Polanharjo
Tahun 2011
Keterangan Jumlah
Pimpinan Perusahaan 1 orang
Bagian Pemasaran 3 orang
Bagian Administrasi 1 orang
Bagian Produksi
Pembantu Umum 1 orang
Sumber : Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Polanharjo
commit to user
Tenaga kerja di Perusahaan Handuk lumintu dibedakan menjadi dua
golongan yaitu karyawan tetap dan karyawan tidak tetap.
a. Karyawan Tetap adalah karyawan yang dalam bekerja besarnya gaji
didasarkan atas jabatan dan pengalaman kerja. Gaji yang diberikan
setiap bulan sekali. Waktu dan hari kerja karyawan tetap adalah
1) Hari senin-sabtu : jam kerja pukul 08.00-16.00 dengan istirahat 1
jam pukul 12.00-13.00.
2) Hari libur besar : jam kerja pukul 08.00-16.00 dengan istirahat 1
jam pada pukul 12.00-13.00
b. Karyawan Tidak Tetap
Yaitu karyawan yang dalam pemberian gaji besarnya didasarkan pada
hasil kerja harian yang bersangkutan “masuk kerja”. Dalam
melaksanakan tugasnya karyawan harian tidak bebas begitu saja. Tetapi
dituntut untuk mencapai target. Waktu dan hari kerja karyawan harian
tidak tetap adalah:
1) Hari senin-jumat : jam kerja pukul 08.00-15.00 dengan
istirahat 1 jam pada pukul 12.00-13.00
2) Hari sabtu : jam kerja pukul 07.00-13.00
Catatan apabila terdapat order besar, jadi apa bila tidak terdapat
order karyawan di ijinkan pulang.
8. Sistem Gaji.
Sistem gaji di Perusahaan Handuk Lumintu dibedakan menjadi tiga
commit to user
Tabel 2.3
Data Sistem Gaji Karyawan
Perusahaan Lumintu di Janti Polanharjo
Tahun 2011
Jenis Karyawan Macam Gaji Jumlah
Tetap Bulanan Rp 450.000 s/d Rp 650.000
Borongan Mingguan Rp 90.000 s/d Rp 95.000
Harian Harian Rp 15.000
Sumber : Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Polanharjo
9. Jaminan Sosial Bagi Karyawan.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan bagi para
karyawanya Perusahaan Handuk lumintu melakukan beberapa kebijakan
karena kesejahteraan karyawan sangat penting dan harus diperhatikan oleh
perusahaan. Perusahaan diharapkan mampu memberikan beberapa fasilitas
agar karyawan merasa nyaman berada dalam perusahaan sehingga
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan tidak beralih
keperusahaan lain.
Usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut :
1) Bonus Insentif bagi yang berprestasi.
Perusahaan memberikan bonus kepada karyawannya yang mampu
mengangkat citra perusahaan baik berupa prestasi penghargaan atas
commit to user 2) Perawatan dan Pengobatan
Apabila terjadi kecelakan yang diakibatkan jam kerja di perusahaan,
perusahaan memberikan perawatan pengobatan dengan biaya penuh
ditanggung oleh perusahaan.
3) Tunjangan Kecelakaan Kerja
Tunjangan kecelakaan berupa pengobatan apabila menglami kecelakaan
yang harus dibawa kerumah sakit semua biaya ditanggung oleh
perusahaan.
4) Tunjangan Hari Raya
Bonus yang di berikan perusahaan pada waktu hari raya.
5) Tunjangan Meninggal Dunia
Berupa santunan dan bantuan biaya pemakaman.
6) Hadiah Kaos pada saat – saat tertentu dan
Hadiah yang di berikan kepada karyawan sebagai identitas dalam
bekerja.
7) Cuti Tahunan.
Selama 12 tahun bekerja karyawan behak melakukan cuti dikarenakan
mempunyai kepentingan atau sakit. Dan gaji yang diberikan untuk
karyawan tetap di berikan penuh.
10. Rekrutmen Karyawan.
Sistem retrutmen ( penerimaan karyawan) di Perusahaan Handukua
Lumintu menggunakan dua cara yaitu :
a. Wawancara
commit to user
Selami ini proses penerimaan karyawan di perusahaan tidak mengalami
masalah. Paling pokok dalam penerimaan karyawan mereka mempunyai
kehlian dan ketrampilan dalam proses produksi mengolah handuk dan
menggunakan mesin tenun.
11. Pengembangan, dan Penghargaan karyawan .
Untuk meningkatkan produktivitas para karyawan Perusahaan Handuk
Lumintu melakukan beberapa keputusan untuk memaksimalkan keahlian
dan skil para karyawannya dengn beberapa usaha antara lain :
a. Training
Program pelatihan untuk karyawan khususnya dibidangnya masing –
masing dengan tujuan agar karyawan yang masuk dalam perusahaan
sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan ketrampilan yang dimiliki.
b. Promosi Keahlian
Di Perusahaan Handuk Lumintu bagi yang memiliki keahlian dan
ketrampilan yang tinggi maka akan ditempatkan di bagian produksi.
Karena di bagian produksi pada perusahaan handuk membutuhkan
karyawan yang ulet dan tekun.
c. Pembayaran Bonus atas Kerja Lembur
Bagi karyawan yang melakukan pekerjaan lembur atau melebihi batas
jam kerja yang ditetapkan oleh perusahaan karena sedang terdapat
oerder yang banyak maka sebagai ucapan terima kasih perusahaan
akan memberikan hadiah berupa tambahan gaji. Program pembayaran
tambahan gaji ini di dasarkan atas jumlah handuk yang dapat
commit to user 12. Proses Produksi
Untuk melakukan produksi, perusahaan ini menggunakan berbagai
macam bahan dan alat. Bahan dan alat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bahan yang digunakan
1) Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah benang. Bahan baku ini
sangatlah mudah diperoleh dari distributor di pasar Klewer. Setiap
kali membutuhkan, perusahaan ini datang ke distributor dengan
cara memsan terlebih dahulu kemudian supplier akam mengirim.
2). Bahan Pembantu
Bahan pembantu yang digunakan antara lain:
a) Kaporit digunakan sebagai bahan pemutih handuk
b) Kustik digunakan sebagai bahan pencampuran warna agar
warna menjadi jelas.
c) Tepol digunakan sebagai pembasah dalam penyabunan
d) Zat warna digunakan dalam pewarnaan handuk.
e) Malam digunakan agar handuk pada tulisan tetap putih dan
tidak terkena warna
b. Peralatan yang digunakan
Dalam melaksanakan proses produksi, Perusahaan Handuk
Lumintu menggunakan peralatan produksi berupa:
1) Mesin Tenun
2) Sekir
commit to user
c. Proses produksi handuk
Dalam memproduksi handuk, perusahaan ini memerlukan beberapa
tahap dalam menyelesaikan produksi handuk. Perusahaan Handuk
Lumintu memproduksi berdasarkan order yang datang dari pembeli.
Setelah itu dilakukan pencatatan kebutuhan bahan bakunya dan
dimasukkan kedalam gudang produksi sesuai pesanan dari pembeli.
Walaupun ukurannya berbeda-beda namun dalam proses
pembuatannya sama yang dimulai dari persiapan bahan baku sampai
produk jadi yang siap dipasarkan ke konsumen. Tahap- tahap tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
Mempersiapkan bahan baku dan bahan pembantu serta peralatan
yang akan digunakan dalam proses produksi handuk.
2) Tahap Penghanian
Pada tahap ini benang dipintal dengan menggunakan rono, benang
commit to user
antara benang bawah dan benang atas kemudian dengan
menggunakan molem sekir benang dipintal menjadi gulungan
benang.
3) Tahap pengebuman
Tahap pengebuman merupakan proses pemasukan benag setelah
pemintalan dimasukkan ke dalam bum yang diatur oleh spidometer
untuk menentukan panjang benag dalam bum, Lalu bum di
pasangkan di mesin tenun dan siap di buat handuk.
4) Tahap Penyambungan
Penyambungan disini adalah menganyam benang dengan
menggunakan mesin tenun dan kemudian menjadi handuk yang
masih berupa lembaran.
5) Tahap Pemotongan
Dalam tahap ini handuk yang masih dalam bentuk lembaran
kemudian dipotong sesuai ukuran dalam mesin hidroling dan
sekaligus dicuci.
6) Tahap Pemalaman
Pada tahap ini setelah pemotongan handuk di beri malam sebelum
di beri pewarna. Agar tulisan nama tidak ikut terkena oleh
pewarna.
7) Tahap Pencelupan
Pencelupan adalah pemberian warna pada handuk yang telah
commit to user
warna yang diinginkan oleh konsumen. Setelah itu handuk direbus
untuk menghilangkan malam.
8) Tahap Pengeringan
Setelah pencelupan pewarnaan selesai kemudian dicuci didalam
mesin cuci dan dijemur sampai kering.
9) Tahap Penjahitan
Setelah handuk tersebut kering dipasang merk handuk dan ukuran
kemudian bagian tepi handuk dijahit dengan menggunakan mesin
jahit.
10)Packing
Handuk yang sudah dijahit dan dilipat rapi kemudian dimasukkan
ke dalam kantong-kantong plastic lalu ditempatkan dalam gudang
commit to user Gambar 1.4
Diagram Alir Produksi Tahap
Persiapan
Tahap Pemalaman Tahap
Penghanian
Tahap Pencelupan
Tahap Pengeringan
Tahap Penyambungan
Tahap Pengebuman
Tahap Pemotongan
Tahap Penjahitan
commit to user B. LAPORAN MAGANG KERJA
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa
secara berkelompok maupun individu dengan terjun langsung ke
masyarakat, instansi pemerintah, perusahaan dll. Kegiatan magang kerja
merupakan kegiatan perkuliahan diluar atau didunia usaha. Magang kerja
merupakan kegiatan mahasiswa setelah mendapatkan materi perkuliahan
dan diaplikasikan kedalam dunia usaha. Sebelum mahasiswa
melaksanakan magang kerja mahasiswa diberi pembekalan ketrampilan
supaya waktu pelaksanaan magang tidak bingung dan dapat membantu
dalam memecahkan objek masalah.
2. Tujuan dan Manfaat Magang Kerja
a. Tujuan dari magang kerja adalah sebagai berikut :
1) Mendapatkan pengalaman kerja dalam dunia kerja dengan terjun
langsung ke dalam dunia usaha.
2) Dapat mengaplikasikan mata kuliah kedalam dunia usaha sebagai
bahan pemecahan masalah.
3) Dapat bekerja sama dengan team dan berinteraksi dengan rekan
kerja dalam melaksanakan tugas.
b. Manfaat Magang Kerja
Dalam pelaksanaan magang kerja banyak sekali yang dapat diambil
commit to user 1) Bagi Mahasiswa
a) Mengetahui proses produksi pembuatan jenis handuk pada
Perusahaan Lumintu.
b) Dapat mengetahui proses packing secara baik dan benar
c) Mengetahuai bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan
handuk.
d) Memperoleh data – data sebagai pengerjaan tugas akhir bagi
mahasiswa.
2) Bagi Perusahaan
a) Membantu dalam mempersiakan tenaga kerja yang trampil dan
berkompeten.
b) Dapat menjalin hubungan yang baik dengan perguruan tinggi
dalam bidang pendidikan.
3. Pelaksanaan Magang Kerja.
Magang Kerja ini dilaksanakan di Perusahaan Handuk Lumintu yang
terletak di Dukuh Ngendo, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten
Klaten, Telepon 0272 322308, dan e-mail handuklumintu@yahoo.com.
Dalam pelaksanaan magang kerja ini penulis malaksanakan magang kerja
selama satu bulan dimulai dari tanggal 1 Maret sampai dengan 31 Maret
2011. Magang dimulai mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB.
Dalam pelaksanaan magang hal – hal yang harus di patuhi antara lain :
a. Datang tepat waktu
commit to user 4. Kegiatan Magang Kerja
Selama pelaksanaan magang kerja kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Minggu Pertama
Pada waktu minggu pertama perkenalan dan pemberitahuan peraturan
di Perusahaan Handuk Lumintu serta membantu para karyawan.
b. Minggu Kedua
Pengenalan terhadap alat dan bahan baku yang digunakan serta
membantu dalam proses produksi pembuatan handuk.
c. Minggu Ketiga
Membantu dalam proses pewarnaan dan packing di Perusahaaan
Handuk Lumintu.
d. Minggu Keempat
Mencari bahan dalam penyusunan tugas akhir serta melakukan