• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PELAJARAN TRIGONOMETRI DI KELAS XI IPA SMAN 14 MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PELAJARAN TRIGONOMETRI DI KELAS XI IPA SMAN 14 MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE NUMBEREDHEADTOGETHER(NHT)TERHADAPAKTIVITASDAN

HASILBELAJARMATEMATIKASISWA PADAMATERI PELAJARAN TRIGONOMETRI DI KELAS XIIPA

SMAN14 MEDANT.A.2014/2015

Oleh :

Mayrio Arizona Silaen NIM. 4103111051

Program studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esaatas berkat, rahmat, dan limpahan kasih karunia yang diberiakan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini berjalan dengan lancar dan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pelajaran Trigonometri di Kelas XI IPA SMAN 14 Medan T.A 2014/2015” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Asmin Panjaitan, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skripsi ini sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Ani Miarni, M.Si, Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, dan Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pdyang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Tak lupa juga ucapan terima kasih kembali disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak kepala sekolah (Bapak Drs. Guboan M.Pd) dan guru matematika (Bapak Drs. J.Situmorang, dan Ibu Dra. E. Pardede,) di SMA Negeri 14 Medan yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

(4)

v

Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada almarhum Ayahanda M.Silaen dan Ibunda R.J.E. Saragih, serta ketiga adik penulis yaitu Charlos Arisandi Silaen, Desran Aricrisman Silaen dan Richat Juni Malik Silaen serta Opung, abang-abang dan kakak yaitu Dewi, Harry, Dinton, Fera, Meydo Debby,Edi, Trinita, Yen Febri, Irene, Erick, Bella dan semua saudara serta keluarga yang selalu mendukung penulis dalam perkuliahan dan telah banyak memberi kasih sayang, semangat, nasehat, dan doa sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.

Tak lupa juga terimakasih penulis ucapkan kepada bapak Ndraha dan ibu Ginting selaku bapak gembala dan ibu gembala, dan teman-teman muda/i GKB serta adik-adik yang berada di Panti Asuhan Sungai Air Hidupserta teman-teman Anggrainy, Vandy, Martua, Roland, kelas Dik B Reguler 2010 terkhusus Holmes dan Justin. Juga kepada teman seperjuangan yang banyak membantu penulis, Helviana, Mutia, Dian, Lydia, Manto, Josapat, Nelly, Himma, Nisa, Mevi,Lilis, Loranti, teman-teman seangkatan 2010 jurusan Matematika mulai dari Dik A, Dik C, Ekstensi dan NonDik, teman PPLT 2013 SMA Swasta Masehi Berastagi yang selalu memberikan support kepada penulis dan seluruh orang yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis berharap kiranya skripsi ini berguna bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.

Medan, September 2014 Penulis

(5)

iii

PENGARUH PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE NUMBEREDHEADTOGETHER(NHT)TERHADAPAKTIVITASDAN

HASILBELAJARMATEMATIKASISWA PADAMATERI PELAJARANTRIGONOMETRI DI KELAS XIIPA

SMAN14 MEDANT.A.2014/2015 Mayrio Arizona Silaen (NIM 4103111051)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan karena hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN 14 Medan masih rendah khususnya materi trigonometri dilihat dari test diagnostik dan hasil ujian harian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh yang terjadi sebagai akibat dari penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)terhadap aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14 Medan T.A 2014/2015.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 14 Medan T.A. 2014/2015 Sedangkan yang menjadi sampel sasaran dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu kelas XI IPA-2dan kelas XI IPA-3. Rata-rata nilai pos-test dikelas eksperimen adalah sebesar 76,126, dan Rata-rata-Rata-rata dikelas kontrol sebesar 69,0417.Berdasarkan perhitungan uji hipotesis menggunakn uji t satu pihak (pihak kanan) diperoleht hitung= 2,85084 danttabel= 1.99346 dengan dk

= 72 dan taraf nyata α = 0,05. 6sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima. artinya hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaranNumbered Heads Together lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

Lampiran E ( Surat-surat) xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 9

1.7. Defenisi Operasional 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KerangkaTeoritis 11

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 11

2.1.2. Aktivitas Belajar 13

2.1.3. Hasil belajar 15

2.1.3.1 Indikator Hasil Belajar 16

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif 17

(7)

vii

2.1.5.2 .Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran

Kooperatif Tipe NHT 25

2.1.6 Materi Trigonometri 27

2.2 Kerangka Konseptual 31

2.3 Hipotesis Penelitian 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitiam 33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.3 Populasi dan Sampel Sasaran 33

3.3.1. Populasi Sasaran 33

3.3.2. Sampel Sasaran 33

3.4 Variabel Penelitian 34

3.5 Desain Penelitian 35

3.6 Mekanisme Penelitian 35

3.7 Tehnik dan Instrumen Pengumpul Data 38

3.7.1 Validitas Tes 39

3.7.1.1. Analisis Melalui Intereter 39

3.7.1.2. Validasi Konstruk 41

3.7.2 Reliabilitas Tes 44

3.7.3 Indeks Kesukaran 45

3.7.4 Daya Pembeda Soal 46

3.7.5 Tabulasi Data Nilai 48

3.8 Teknik Analisis Data 48

3.8.1. Aktivitas Belajar 48

3.8.1.1. Analisis Deskriptif Hasil Observasi Aktivitas Siswa 48 3.8.1.2. Uji Normalitas dengan Cara Liliefors 49

3.8.1.3 Uji Homogenitas 50

3.8.2. Hasil Belajar 51

3.8.2.1 Uji Normalitas dengan Chi-Kuadrat 51

(8)

viii

3.8.3. Uji Hipotesis 53

3.8.4. Peningkatan Hasil Belajar 54

3.8.5. Koefisien Determinasi 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 56

4.1.1. Deskripsi Data Penelitian Tes Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 56

4.1.2.1. Data Pretes 56

4.1.2.2. Data Postes 58

4.1.2.3. Indeks Gain 60

4.1.1. Deskripsi Data Penelitian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

dan KelasKontrol 62

4.2. Analisis Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 64

4.2.1. Uji Normalitas 64

4.2.2. Uji Homogenitas 65

4.2.3. Uji Hipotesis 66

4.2.4. Deskripsi Koefisien Determinasi 67

4.3. Temuan Penelitian 68

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 69

4.5. Diskusi Penelitian 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 77

5.2. Saran 78

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan

Kelompok Belajar Konvensional 18

Tabel 2.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 20 Tabel 2.3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT 23

Tabel 2.4. Cara Membentuk Kelompok Berdasarkan Kemampuan

Akademik 24

Tabel 2.5. Kriteria Peningkatan Nilai 25

Tabel 3.1. Rancangan Eksperimen 35

Tabel 3.2. Anava Pretest Rangkuman Anava Analisis Hyot 40 Tabel 3.3. Anava Postest Rangkuman Anava Analisis Hyot 41 Tabel 3.4. Hasil Uji Validasi Pretest ( Tes Awal ) 42 Tabel 3.5. Hasil Uji Validasi Postest ( Tes Akhir ) 43 Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar 45 Tabel 3.7. Hasil Uji Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar 45

Tabel 3.8. Hasil Daya Pembeda Tes 47

Tabel 3.9. Klasifikasi Indeks Gain 55

Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56 Tabel 4.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 58

Tabel 4.3. Data Indeks Gain 60

Tabel 4.4. Komposisi Interpretasi Normalized Gain 62 Tabel 4.5. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa 62

Tabel 4.6. Persentase Aktivitas Siswa 63

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Segitiga ABC 27

Gambar 2.2. Koordinat Titik A,B, C dan D 27

Gambar 3.1. Mekanisme Penelitian 37

Gambar 4.1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen 57

Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Kontrol 57

Gambar 4.3. Diagram Batang Nilai Postest Kelas Eksperimen 59

Gambar 4.4. Diagram Batang Nilai Postest Kelas Kontrol 60

Gambar 4.5. Diagram Batang Indeks Gain Kelas Eksperimen dan

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) I 81 Lampiran 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) II 88 Lampiran 3. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) III 94

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I 101

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II 104

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III 107

Lampiran 7. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 111 Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 113 Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa III 115 Lampiran10a. Validitas Pretes Oleh Validator 118 Lampiran10b. Validasi Pretes Oleh Validator 123 Lampiran11a. Validitas Postes Oleh Validator 124 Lampiran11b. Validasi Postes Oleh Validator 129

Lampiran 12. Kisi- Kisi Pretest 130

Lampiran 13. Pretest 131

Lampiran 14 Kunci Jawaban Pretes 134

Lampiran 15. Kisi- Kisi Postest 135

Lampiran 16. Postest 136

Lampiran 17 Kunci Jawaban Postes 139

Lampiran 18 Daftar Nama Validator 140

(12)

xii

Lampiran 25 Tabel Perhitungan Validitas Postest dengan Uji Coba 158 Lampiran 26 Perhitungan Validitas Pos-Test 160

Lampiran 27 Tabulasi Data Perhitungan Daya Beda Dan

Indeks Kesukaran 163

Lampiran 28 Tabulasi Data Perhitungan Indeks Kesukaran Postest 165

Lampiran 29 Perhitungan Indeks Kesukaran Postest 167

Lampiran 30 Perhitungan Daya Beda Tes 169

Lampiran 31 Daftar Kelompok Kelas Eksperimen 171 Lampiran32a Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Kelas Eksperimen 172

Lampiran32b Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol 175 Lampiran 33 Pedoman Pensekoran Aktivitas Belajar Siswa 178 Lampiran 34a Tabel Data Mentah Nilai Pretes (Tes Awal)

Kelas Eksperimen 181

Lampiran 34b Tabel Data Mentah Nilai Pretes (Tes Awal)

Kelas Kontrol 183

Lampiran 35a Tabel Data Mentah Nilai Postest (Tes Awkhir)

Kelas Eksperimen 185

Lampiran 35b Tabel Data Mentah Nilai Postes (Tes Akhir)

Kelas Kontrol 187

Lampiran 36a Data Hasil Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas Eksperiment 189

Lampiran 36b Data Hasil Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas Kontrol 191

Lampiran 37a Perhitungan Rerata, St. Deviasi dan Varians

di Kelas Eksperimen 193

Lampiran 37b Perhitungan Rerata, St. Deviasi dan Varians

di Kelas Kontrol 196

Lampiran 38 Uji Normalitas 199

(13)

xiii

Lampiran 40 Perhitungan Koefisien Determinasi 208

Lampiran 41 Uji Hipotesis 212

Lampiran 42 Dokumentasi Penelitian 217

(14)

xiv

LAMPIRAN E SURAT-SURAT

E.1 Daftar Nilai Siswa pada Mata Pelajaran Matematika. E.2 Surat Kesediaan Dosen PS.

E.3 Surat Telah Melakukan Observasi. E.4 Surat Izin Penelitian.

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Menurut Trianto (2011:1) “Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.”

Dilihat dari sudut proses Sagala (2007:4) menyatakan bahwa “pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat.” Melalui pendidikan maka sikap, watak, kepribadian dan ketrampilan manusia akan terbentuk untuk menghadapi masa depan yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Oleh sebab itu, pembangunan sektor pendidikan harus menjadi perioritas dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapat tujuan yang diharapkan bersama. Didalam tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan:

(16)

2

mandiri dan menjadi Warga Negara yang Demokratis serta bertanggung jawab.

Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk mewujudkan anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, dan aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga penerapan pendidikan harus diselenggarakan dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 (dalam Sagala 2009: 3).

Dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat juga dijelaskan bahwa pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, setiap lapisan dari dunia pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, misalnya dalam mencapai hasil belajar. Di dunia pendidikan hasil belajar merupakan tolak ukur yang paling mendasar yaitu semakin baiknya hasil belajar yang dicapai dalam dunia pendidikan maka semakin besar kemungkinan tercapainya tujuan pendidikan, misalnya saja dalam pembelajaran matematika. Menurut Sihombing (2012:73) “Mata pelajaran yang dapat membuat peserta didik berkpribadian aktif sekaligus kreatif ialah matematika.”

Matematika memiliki peranan yang sangat besar yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat diketahui melalui setiap kegiatan yang kerap sekali terkait dengan matematika. Nurhadi (2004:203) menyatakan bahwa :

(17)

3

Perkembangan pembelajaran matematika diIndonesia sangat memprihatinkan, karena rendahnya penguasaan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia Indonesia untuk berkompetensi secara global. Keberhasilan pengajaran matematika ditentukan oleh seberapa hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.Sehubungan dengan hal tersebut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) menyatakan bahwa :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Namun, dunia pendidikan matematika dihadapkan pada masalah rendahnya hasil belajar anak didik pada setiap jenjang pendidikan terhadap matematika. Menurut Yansen Marpaung (dalam http://www.kompas.com) menyatakan bahwa: ”Pembelajaran mata pelajaran matematika di Indonesia masih lemah, pengajaran terfokus dan masih terpaku pada rumusan baku”.

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa dikarenakan banyak siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari dan karakteristik matematika yang bersifat abstrak sehingga siswa menganggap matematika merupakan momok yang menakutkan, diperkuat oleh Sriyanto (dalam http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AKSIOMA/article/view/1279/928) yang menyatakan bahwa matematika sering kali dianggap sebagai momok menakutkan dan cenderung dianggap pelajaran yang sulit oleh sebahagian besar siswa.

(18)

4

masalah yang dihadapi guru dalam menyelenggarakan pelajaran adalah bagaimana menimbulkan keaktifan dalam diri siswa untuk belajar efektif, dan dapat menimbulkan aktivitas belajar yang baik. Sebab, keberhasilan dalam suatu pengajaran dipengaruhi adanya keaktifan siswa dalam belajar.

Pada prinsipnya belajar adalah ”Berbuat untuk merubah tingkah laku, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas” (Sadirman, 2008:91). Hal ini yang menyebabkan aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar Mengajar. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, dari aktivitas belajar tersebut dapat diketahui seberapa tanggapnya siswa dalam menerima materi yang diajarkan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada umumnya keaktifan siswa memiliki kaitan yang erat dengan hasil belajar, semakin aktif siswa dalam proses pembelajaran semakin tinggi hasil belajar yang akan diperoleh.

Keaktifan dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecah permasalahan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu guru dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktivan siswa dalam proses pembelajaran. Mc Keachie (dalam Jurnal Haryani, 2006:2) mengemukakan 6 aspek terjadinya keaktifan siswa, diantaranya adalah

(1) partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran (2) tekanan pada aspek afektif dalam belajar (3) partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa (4) kekompakan kelas sebagai kelompok belajar (5) kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran (6) pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan belajar.

Berdasarkan hasil observasi yang diadakan pada tanggal 6 februari 2014 dengan bapak J. Situmorang, diperoleh fakta bahwa:

(19)

5

duduk dan diam saja. Jika diberi soal kebanyakan siswa hanya menulis soal dan menunggu tuntunan dari guru.

Jika dilihat dari hasil belajar siswa kelas X-8 semester genap T.A 2013/2014, dari 36 siswa ada 16 siswa yang belum mencapai standart Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Hal itu disebabkan karena banyak siswa yang kurang tertarik dan kurang memahami dalam mengikuti pembelajaran matematika. Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa, ternyata guru matematika di SMA Negeri 14 Medan, jarang bahkan hampir tidak pernah menggunakan tipe pembelajaran kooperatif.

Berikut ini dapat dilihat hasil belajar siswa kelas X-8 SMA Negeri 14 Medan pada ulangan harian dan test diagnostik yang telah diadakan penulis yang dipaparkan dalam halaman 223.

Dari paparan hasil belajar tersebut, dapat di lihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas X-8 SMA Negeri 14 Medan masih rendah berdasarkan nilai ulangan harian 1 dengan rata-rata kelas 46,39 sedangkan nilai standart kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa juga rendah. Peneliti juga memberikan test pendahuluan (test diagnostik) kepada siswa dikelas X-8 SMA Negeri 14 Medan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa. Soal yang diberikan pada test tersebut adalah:

1. Bila sudut A lancip dan tan A= 11 5

, maka nilai sin A =....

2. Jika nilai sin A= 5 3

dan tan B= 12

5

 , untuk 00< A<900 dan 900<B<1800,

maka hitunglah nilai dari cos A.sin B=...

3. Bilaα merupakan sudut lancip dan tanα= p, maka hitunglah nilai cos α+ sin =...

4. Bila diketahui nilai dari sin β = 0,6 , maka hitunglah nilai dari 1− =....

(20)

6

orang mendapat nilai 98. Selain itu ada sekitar 13 orang atau 38,24 % yang memperoleh nilai sedang ( nilai 45- 70) , 10 orang atau 28,41% yang memperoleh rendah, dan 6 orang atau 17,65% yang memperoleh nilai sangat rendah. Dari lembar jawaban siswa juga diketahui banyak siswa yang mendapat kesulitan dalam mengerjakan soal trigonometri tersebut.

Menurut peneliti kendala yang terjadi pada materi trigonometri diantaranyanya adalah karena dalam pembelajarannya siswa hanya mampu sebatas menghapal tanpa adanya pemahaman yang akihrnya siswa merasa sulit dalam menyelesaikan suatu masalah. Dari hasil tes diagnostik tersebut diperoleh banyak kesalahan siswa terletak pada kurangnya pemahaman terhadap perbandingan-perbandingan sudut pada trigonometri, mereka tidak bisa menggunakan informasi-informasi yang diberikan dalam soal tersebut. Selain itu banyak siswa tidak mampu untuk menyelesaikan permasalahan trigonometri karena tidak menguasai materi prasyarat untuk menyelesaikan masalah trigonometri tersebut yaitu konsep phytagoras pada segitiga siku-siku.

Dalam buku ajar matematika karangan Suwah Sembiring, dkk (2009) Trigonometri merupakan salah satu materi di kelas XI IPA SMA pada semester ganjil. Prasyarat yang diperlukan untuk mempelajari materi trigonometri adalah konsep theorema phytagoras pada segitiga siku-siku. Adapun sub pokok bahasan trigonometri adalah (1) Rumus Trigonometri untuk Jumlah dan Selisih Dua Sudut, (2) Rumus Trigonometri Sudut Rangkap, (3) Rumus Penjumlahan dan Perkalian Trigonometri dan (4) Identitas trigonometri.

Sebagai lanjutan wawancara peneliti dengan Bapak J. Situmorang (salah satu guru matematika di SMAN 14 Medan), penulis menanyakan mengenai model pembelajaran yang digunakan di dalam kelas, beliau mengatakan bahwa: “Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran langsung berupa menyampaikan materi lewat ceramah, latihan dan memberikan tugas-tugas. Model pembelajaran inilah yang menjadi kebiasaan guru dalam mengajarkan didalam kelas pada sekolah ini.”

(21)

7

jenuh karena kurang bervariasinya model pembelajaran yang diterapkan. Model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa menjadi kurang terlibat dalam proses pembelajaran dan aktivitas siswa menjadi rendah.

Agar pembelajaran berpusat pada siswa, guru perlu memilih suatu model pembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dan juga dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya, slama proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajarancooperative learning tipe Numbered Head Together(NHT). Model pembelajaran ini dapat membelajarkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif melibatkan seluruh siswa dengan memanfaatkan teman sebaya yang lebih pandai dalam pembelajaran. Jhonson & Jhonson (Trianto, 2007:57) menyatakan bahwa: “ Tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasiakademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok”. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalamansikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan siswa yang berbeda latar belakangnya.

(22)

8

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pelajaran Trigonometri di Kelas XI IPA SMAN 14 Medan T.A 2014/2015

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah :

1. Kurangnya minat belajar matematika siswa kelas X SMAN 14 Medan, 2. Guru tidak pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif ,

3. Siswa cenderung pasif dan kurang terampil dalam proses belajar mengajar, 4. Hasli belajar matematika siswa kelas X SMAN 14 Medan masih rendah

khususnya materi trigonometri dilihat dari test diagnostik dan hasil ujian harian .

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian dibatasi pada aktivitas dan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dan Konvensional pada materi Trigonometri Di Kelas XI IPA SMAN 14 Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah aktivitas belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol karena ada pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di kelas XI IPA SMAN 14 Medan T.A 2014/2015 ?

(23)

9

3. Apakah peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol di kelas XI IPA SMAN 14 Medan T.A 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada materi pokok trigonometri di kelas XI SMAN 14 Medan T.A 2014/2015.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa di kelas XI SMAN 14 Medan T.A 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa

Dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi guru

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dijadikan pilihan oleh guru dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah

Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya model pembelajaran baru yang lebih (lebih unggul) dalam pembelajaran matematika. 4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

5. Bagi peneliti lain

(24)

10

1.7. Definisi Operasional

1. NHT adalah merupakan rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing – masing kelompok. Dengan demikian, dalam kelompok siswa diberi nomor masing – masing sesuai dengan urutannya.Pembelajaran dengan menggunakan Numbered Head Together diawali dengan Numbering. Guru membagi – bagi kelas menjadi kelompok – kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan banyaknya submateri yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap – tiap orang dalam tiap – tiap kelompok diberi nomor 1-8.

2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu. Hasil belajar merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar. Sedangkan belajar itu sendiri merupakan suatu proses seseorang yang berusaha untuk memperoleh tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil belajar.

(25)

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Berdasarkan hasil uji t satu pihak terhadap data aktivitas belajar siswa diperoleh hasil thitung> ttabel , yaitu 2,697527>1,99346 yang menunjukkan bahwa Hoditolak, artinya aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Numbered Head Togetherlebih tinggi daripada aktivitas belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok trigonometri di kelas XI SMAN 14 Medan T.A 2014/2015.

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t satu pihak (pihak kanan) terhadap data postest diperoleh thitung> ttabel , yaitu 2,85084 > 1.99346 yang menunjukkan bahwa Hoditolak, artinya hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok trigonometri di kelas XI SMAN 14 Medan T.A 2014/2015..

(26)

78

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif NHT sebagai model pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti pelajaran khususnya pada materi trigonometri.

2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe NHT supaya bisa memaksimalkan waktu sebaik mungkin dan persiapan yang matang agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Bagi pihak-pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, diharapkan untuk terlebih dahulu memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari setiap model pembelajaran, sebelum model tersebut digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihanmodel yang tepat akan mampu memberikan hasil yang lebih maksimal.

4. Kepada siswa, khususnya siswa SMA Negeri 14 Medan disarankan untuk lebih aktif bekerjasama dalam diskusi kelompok, lebih giat dalam belajar, dan bersungguh-sungguh untuk meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu diharapkan siswa lebih banyak mencari info mengenai materi yang akan dipelajari di rumah beberapa hari sebelum materi tersebut diajarkan di sekolah sehingga pembelajaran dapat lebih terarah.

Gambar

Gambar 2.1. Segitiga ABC
Tabel Perhitungan Validitas Pretest dengan Uji Coba
Tabel Perhitungan Validitas Postest dengan Uji Coba

Referensi

Dokumen terkait

Soedarso Pontianak dari tahun 2009 hingga 2012 didapatkan bahwa sebanyak 59 orang pasien menderita hemoroid internal di bangsal rawat inap bagian bedah dengan

Kejadian smoker’s melanosis paling banyak dijumpai pada perokok yang merokok dengan cara menghisap rokok dengan hisapan dalam sebanyak 65 orang (59.1%).. Diharapkan hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1), Pada awal pertumbuhan sampai umur minggu ke empat, pupuk organik cair berpengaruh lebih lambat dari pada penggunaan

Dari brosur yang sudah ada masih belum bisa menampilkan informasi yang berupa video maupun audio sehingga, dengan memanfaatkan teknologi augmented reality yang akan

Verifikasi model hanya dilakukan untuk kondisi fluktuasi muka air dan kondisi arus pasang- surut, dengan membandingkan antara data hasil simulasi Delft 3D Flow dan data

Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.. Kisah pada hakikatnya adalah berita yang diikuti yang terdapat dalam al-Qur’an. Berita yang

a) Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik yang dirasakan dalam proses pembelajaran. b) Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan