• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Lokal melalui Program Bank Sampah di Kota Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Lokal melalui Program Bank Sampah di Kota Cimahi."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN

SAMPAH BERBASIS KOMUNITAS LOKAL MELALUI

PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Geografi

Oleh: Fisabil Yusuf P.

1102058

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS KOMUNITAS LOKAL MELALUI PROGRAM BANK

SAMPAH DI KOTA CIMAHI

Oleh: Fisabil Yusuf P.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Pendidikan Geografi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Fisabil Yusuf P. 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

(3)

FISABIL YUSUF P.

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN

SAMPAH BERBASIS KOMUNITAS LOKAL MELALUI

PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA CIMAHI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd. NIP. 19620512 198703 1 002

Pembimbing II

Bagja Waluya, S.Pd., M.Pd. NIP. 19721024 200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Geografi

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Partisipasi Masyarakat ... 12

1. Hakikat Partisipasi Masyarakat ... 12

2. Bentuk Partisipasi Masyarakat ... 13

3. Tingkatan Partisipasi Masyarakat ... 14

4. Tahapan Partisipasi Masyarakat ... 15

5. Pola-pola Partisipasi Masyarakat ... 16

6. Syarat dan Prinsip Partisipasi Masyarakat ... 17

7. Faktor-faktor Sosial-Ekonomi yang Mempengaruhi Partisipasi ... 18

8. Faktor Penghambat dan Pendorong Partisipasi ... 21

9. Tipologi Partisipasi Masyarakat ... 22

B. Pengelolaan Sampah ... 24

1. Sampah ... 24

2. Pengelolaan Sampah Perkotaan ... 27

3. Stakeholders Pengelola Sampah Kota ... 31

(5)

1. Konsep Bank Sampah ... 33

2. Sistem Pengelolaan Sampah dengan Metode Bank Sampah ... 33

3. Integrasi Bank Sampah dengan Gerakan 3R ... 35

4. Manfaat Bank Sampah ... 38

D. Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Lokal melalui Program Bank Sampah dalam Pembelajaran Geografi di SMA ... 38

E. Kerangka Pemikiran ... 42

F. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN . ... 44

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 44

1. Lokasi Penelitan ... 44

2. Populasi ... 45

3. Sampel ... 46

B. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 53

1. Metode Penelitan ... 53

2. Pendekatan Penelitian ... 54

C. Variabel Penelitian ... 55

D. Definisi Operasional ... 55

1. Sosial-Ekonomi ... 55

2. Tingkat Partisipasi Masyarakat ... 56

3. Efektivitas Program Bank Sampah ... 56

E. Teknik Pengumpulan Data ... 56

1. Observasi Lapangan ... 57

2. Studi Literatur ... 57

3. Angket ... 57

4. Studi Dokumentasi ... 57

F. Pedoman Skoring ... 58

1. Skala Likert ... 58

G. Tahapan Penelitian ... 59

1. Persiapan Penelitian ... 59

2. Perizinan Penelitian ... 59

(6)

4. Pelaksanaan Penelitian ... 59

H. Alat Pengumpulan Data ... 60

1. Alat ... 60

2. Bahan ... 60

I. Instrumen Penelitian ... 60

J. Pengembangan Instrumen ... 63

1. Uji Validitas ... 63

2. Uji Reliabilitas ... 65

K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 65

1. Teknik Pengolahan Data ... 65

2. Teknik Analisis Data ... 66

L. Alur Penelitian ... 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Hasil Penelitian ... 73

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 73

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 84

3. Karakteristik Responden ... 94

4. Efektivitas Penerapan Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Lokal melalui Program Bank Sampah di Kota Cimahi ... 102

5. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program Bank Sampah di Kota Cimahi ... 129

6. Pengaruh Kondisi Sosial-Ekonomi terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Lokal melalui Program Bank Sampah di Kota Cimahi ... 164

B. Pembahasan ... 173

1. Efektivitas Penerapan Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Lokal melalui Program Bank Sampah di Kota Cimahi ... 173

2. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program Bank Sampah di Kota Cimahi ... 178

(7)

4. Implementasi Kajian Pengelolaan Bank Sampah melalui Program Bank Sampah terhadap Pembelajaran Geografi di

SMA... 182

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 194

A. Kesimpulan ... 194

B. Rekomendasi ... 195

DAFTAR PUSTAKA ... 197 LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1. Jumlah Timbulan Sampah Kota Cimahi ... 3

Tabel 1.2. Jumlah Partisipan/Nasabah Bank Sampah ... 6

Tabel 2.1. Laju Timbulan Sampah berdasarkan Komponen Utama ... 25

Tabel 2.2. Besaran Timbulan Sampah berdasarkan Klasifikasi Kota ... 26

Tabel 2.3. Skala Kepentingan Daerah Pelayanan ... 31

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Nasabah (KK) Bank Sampah di Kota Cimahi .... 46

Tabel 3.2. Sampel Nasabah Bank Sampah di Kota Cimahi ... 52

Tabel 3.3. Sampel Nasabah perKelurahan ... 53

Tabel 3.4. Variabel Penelitian ... 55

Tabel 3.5. Skala Likert ... 58

Tabel 3.6. Kisi-kisi Instrumen ... 61

Tabel 3.7. Perhitungan Uji Validitas dengan N=30 ... 64

Tabel 3.8. Hasil Uji Multikolinieritas ... 68

Tabel 3.9. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 70

Tabel 4.1. Luas Wilayah Kota Cimahi ... 74

Tabel 4.2. Luas Wilayah berdasarkan Kemiringan Lereng ... 80

Tabel 4.3. Penggunaan Lahan Kota Cimahi (2011-2013) ... 82

Tabel 4.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Perkelurahan di Kota Cimahi Tahun 2013 ... 86

Tabel 4.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Cimahi Tahun 2013 ... 89

Tabel 4.6. Persentase Penduduk Usia ≥10 Tahun menurut Tingkat Pendidikan ... 91

Tabel 4.7. Mata Pencaharian Penduduk Kota Cimahi Tahun 2013 ... 93

Tabel 4.8. Jumlah Responden berdasarkan Usia ... 94

Tabel 4.9. Jumlah Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 95

Tabel 4.10. Jumlah Responden berdasarkan Lama Tinggal ... 96

Tabel 4.11. Jumlah Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 97

(9)

Tabel 4.13. Jumlah Responden berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 99

Tabel 4.14. Rekapitulasi Jawaban mengenai Pengetahuan Responden ... 100

Tabel 4.15. Proyeksi Timbulan Sampah Kota Cimahi s.d. Tahun 2017 ... 105

Tabel 4.16. Perbandingan Peralatan Penunjang Unit Bank Sampah dengan Bank Samici ... 116

Tabel 4.17. Daftar Barang yang Dapat Ditabung di Bank Sampah ... 120

Tabel 4.18. Bentuk Kelembagaan Pengelolaan Sampah ... 122

Tabel 4.19. Memberikan Ide dalam Rapat/Penyuluhan ... 130

Tabel 4.20. Merencanakan Program dengan Warga Lain ... 130

Tabel 4.21. Memberikan Informasi dan Berdiskusi Demi Kemajuan Program ... 131

Tabel 4.22. Mengkritik Kinerja Pengawas/Pemerintah ... 131

Tabel 4.23. Rekapitulasi Jawaban Responden mengenai Partisipasi dalam Bentuk Buah Pikiran ... 132

Tabel 4.24. Menyumbangkan Tenaga untuk Pengelolaan Bank Sampah ... 133

Tabel 4.25. Menyumbangkan Tenaga untuk Pengelolaan Sampah di Rumah/Lokasi Bank Sampah ... 134

Tabel 4.26. Mengikuti Kerja Bhakti Lingkungan ... 135

Tabel 4.27. Mengikuti Perencanaan dalam Pengadaan Sarana dan Prasarana ... 135

Tabel 4.28. Mengikuti Program Pengembangan Bank Sampah ... 136

Tabel 4.29. Rekapitulasi Jawaban Responden mengenai Partisipasi dalam Bentuk Tenaga ... 136

Tabel 4.30. Menyumbangkan Alat-alat untuk Bank Sampah ... 138

Tabel 4.31. Memfasilitasi Tempat untuk Bank Sampah ... 138

Tabel 4.32. Menyumbang Dana untuk Pengadaan Fasilitas Bank Sampah ... 139

Tabel 4.33. Menyumbangkan Sampah Anorganik kepada Pengelola ... 139

Tabel 4.34. Rekapitulasi Jawaban Responden mengenai Partisipasi dalam Bentuk Harta Benda ... 140

Tabel 4.35. Memberikan Penyuluhan kepada Warga Lain ... 141

Tabel 4.36. Mengolah Sampah Anorganik menjadi Barang Kerajinan ... 142

Tabel 4.37. Mengajarkan Cara-cara Mengolah Sampah Anorganik Menjadi Barang Kerajinan ... 142

(10)

Tabel 4.39. Rekapitulasi Jawaban Responden mengenai Partisipasi dalam

Bentuk Keterampilan ... 144

Tabel 4.40. Turut Aktif menjadi Nasabah dan Menyetor Sampah ... 145

Tabel 4.41. Turut Membantu Memilah Sampah di Lokasi Bank Sampah ... 146

Tabel 4.42. Mensosialisasikan Program Bank Sampah kepada Warga Lain .. 146

Tabel 4.43. Mengajak Warga Lain untuk Memilah Sampah dan Menjadi Nasabah Bank Sampah ... 147

Tabel 4.44. Membiarkan Orang Lain yang Tidak Menjadi Nasabah Bank Sampah ... 147

Tabel 4.45. Merasakan Manfaat dari Adanya Bank Sampah ... 148

Tabel 4.46. Rekapitulasi Jawaban Responden mengenai Partisipasi dalam Bentuk Sosial ... 148

Tabel 4.47. Tingkat Partisipasi Masyarakat berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 150

Tabel 4.48. Tingkat Partisipasi Masyarakat berdasarkan Mata Pencaharian .. 153

Tabel 4.49. Tingkat Partisipasi Masyarakat berdasarkan Pendapatan ... 156

Tabel 4.50. Skoring Kondisi Kerawanan Sanitasi ... 159

Tabel 4.51. Interpretasi Nilai Kerawanan Sanitasi ... 160

Tabel 4.52. Rekapitulasi Jawaban Responden Per Region ... 161

Tabel 4.53. Hasil Perhitungan Korelasi Variabel X dengan Y ... 164

Tabel 4.54. Koefisien Korelasi Parsial X1– X4 dengan Y ... 165

Tabel 4.55. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Variabel X terhadap Y ... 166

Tabel 4.56. Koefisien Determinasi Parsial X1– X4 terhadap Y ... 167

Tabel 4.57. Perhitungan Persamaan Regresi Linear Sederhana ... 168

Tabel 4.58. Uji Hipotesis Simultan ... 170

Tabel 4.59. Uji Hipotesis Parsial ... 171

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Sistem Bank Sampah ... 35

Gambar 2.2. Kerangka Kerja Integrasi Bank Sampah dengan Gerakan 3R ... 37

Gambar 3.1. Grafik P-P Plot Hasil Uji Normalitas Data ... 67

Gambar 3.2. Uji Heteroskedastisitas melalui Metode Scatter Plot ... 69

Gambar 4.1. Peta Administrasi Kota Cimahi ... 76

Gambar 4.2. Grafik Jumlah Penduduk Perkelurahan di Kota Cimahi Tahun 2013 ... 85

Gambar 4.3. Piramida Penduduk Kota Cimahi Tahun 2013 ... 87

Gambar 4.4. Grafik Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf ... 90

Gambar 4.5. Grafik Perkembangan Jumlah Nasabah Tahun 2009 dan 2015 ... 103

Gambar 4.6. Grafik Penjualan Sampah Anorganik (dalam kg) Periode Jan-Mar 2015 ... 106

Gambar 4.7. Grafik Penjualan Sampah Anorganik (dalam rupiah) Periode Jan-Mar 2015 ... 107

Gambar 4.8. Peta Sebaran Bank Sampah berdasarkan Pola Ruang ... 110

Gambar 4.9. Peta Sebaran Bank Sampah berdasarkan Topografi ... 111

Gambar 4.10. Peta Sebaran Bank Sampah di Kota Cimahi ... 113

Gambar 4.11. Struktur Kepengurusan Bank Sampah Induk Cimahi ... 117

Gambar 4.12. Mekanisme Kerja Bank Sampah ... 118

Gambar 4.13. Flow Chart Tahap Perencanaan ... 126

Gambar 4.14. Peta Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program Bank Sampah Berdasarkan Tingkat Kerawanan Sanitasi ... 163

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Interaksi dan interdependensi menjadi konsep yang selalu melekat dalam konteks kesatuan ruang yang saling terintegrasi satu sama lain sebagai bagian dari kehidupan. Kesatuan ruang khususnya pada aspek lingkungan hidup memerlukan keselarasan antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang notabene menjadi subjek dan objek utama sasaran pembangunan Indonesia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2009, lingkungan hidup didefinisikan sebagai berikut:

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen biotik dan abiotik sebagai unsur utama pembentuk dan pendukung lingkungan hidup dalam tatanan ekosistem memerlukan suatu daya dukung guna berlangsungnya kehidupan yang ideal. Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana manusia sebagai variabel pengontrol dapat memperhatikan derajat kemampuan lingkungan guna optimalisasi kebutuhan dasar hidupnya secara bijaksana dan seimbang.

Soemarwoto (2004, hlm. 82), mengemukakan pandangan holistik mengenai pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut:

Interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya menjadi bagian penting kebudayaan manusia yang mengandung nilai-nilai tertentu. Dengan demikian pengelolaan lingkungan merupakan pula bagian kebudayaan manusia....

Dalam pandangan holistik tersebut terkandung sebuah makna bahwa manusia merupakan bagian dari suatu tatanan ekosistem atau dengan kata lain bahwa

(13)

Pada dasarnya adanya hubungan timbal balik dinamis sirkuler (manusia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan) menyebabkan perubahan tingkah laku manusia sebagai bagian dari adaptasi manusia terhadap kondisi baru lingkungan atau bahkan perubahan lingkungan akibat perubahan tingkah laku manusia itu sendiri. Upaya dalam menjadikan manusia berkebudayaan ramah terhadap lingkungan dan mempunyai komitmen yang tinggi berdampak pada perkembangan kontrol sosial yang kuat atau dengan kata lain bahwa faktor biofisik maupun sosial, ekonomi, dan budaya menjadi sangat penting dan akan berjalan serasi sebagai faktor daya dukung lingkungan yang berkelanjutan.

Dewasa ini anggapan dasar tersebut memang menjadi kontradiktif jika kita melihat kondisi faktual secara umum. Perkembangan pada aspek fisik dan sosial yang terjadi di daerah perkotaan, khususnya menyangkut pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan ekses bagi lingkungan akibat sampah yang manusia

hasilkan sehingga kualitas aspek fisik dan sosialpun cenderung mengalami regresif. Pada prinsipnya, fenomena tersebut disebabkan pula oleh kebutuhan

dasar manusia yang meningkat akibat bertambahnya kegiatan manusia dan pergeseran/reorientasi gaya hidup (life style) berupa sifat konsumerisme. Soemarwoto (2004) mengungkapkan bahwa dengan semakin tingginya tingkatan konsumsi manusia, maka semakin banyak pula sumberdaya yang diperlukan untuk menopang pola hidup sehingga ekuivalen dengan banyaknya limbah yang dihasilkan. Fenomena tersebut menjadi sebuah ironi karena daya dukung yang ada tidak diimbangi dengan upaya-upaya pencegahan dan pembatasan terhadap kemungkinan risiko degradasi lingkungan. Eksesnya yaitu kearifan ekologi yang semakin sulit dijumpai meskipun didukung oleh teknologi pengelolaan lingkungan/persampahan tercanggih sekalipun. Selain itu, pemahaman adanya isu lingkungan masih sebatas gaya hidup dan belum menjadi pola berpikir masyarakat.

(14)

3

ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Namun seperti penjelasan sebelumnya, hal yang paling ditekankan adalah pada aspek lingkungan yang semakin rentan mengalami regresif. Apalagi jika dilihat dari rencana Kawasan Cekungan Bandung yang mengkategorikan Kota Cimahi sebagai kawasan permukiman dan industri sehingga menarik para pendatang atau pengembang kawasan, ditambah lagi pergeseran gaya hidup (life style) yang terjadi pada masyarakat modern. Akibatnya, pertambahan penduduk dari kalangan urban/pendatang menyebabkan potensi permasalahan lingkungan khususnya sampah menjadi semakin kompleks.

Total proyeksi timbulan sampah berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 1.428 m3/hari dengan perbandingan jumlah penduduk total 530.286 jiwa. Jadi jika diasumsikan laju timbunan sampah perkapitanya mencapai 2,5 liter/orang/hari. Data perhitungan tersebut menjadikan

Kota Cimahi menjadi kota dengan kategori sedang dalam hal jumlah timbulan sampah (Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2014).

Tingkat pengelolaan sampah di Kota Cimahi juga masih di bawah Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi kawasan perkotaan untuk persampahan yang mencapai 70%. Hasil perhitungan mengacu pada data pengolahan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (2014) tentang timbulan sampah domestik di Kota Cimahi seperti tercantum pada tabel 1.1. sebagai berikut:

Tabel 1.1. Jumlah Timbulan Sampah Kota Cimahi 2. Sampah yang Tidak Terkelola

1.428 100

275 19,26

1.153 80,74 B. Sampah yang Terkelola

1. Sampah yang Terangkut ke TPA 2. Sampah Terolah

257 18,00

18,09 2,27 C. Sampah Organik Terolah

Komposter

D. Sampah Anorganik Terolah Bank Sampah

0,34 0,02

0,34 0,02

(15)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 1.1., persentase sampah yang terkelola baru mencapai 19,26% dari standar minimal SPM sebesar 70% atau target Millenium Development Goals (MDGs) sektor persampahan menurut Kementerian Pekerjaan Umum adalah sebesar 75%. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian utama bagi pemerintah sebagai penentu kebijakan sekaligus pelaksana serta masyarakat sebagai pemeran vital dalam upaya menjaga keseimbangan lingkungan.

Data pada tabel 1.1. juga dapat mengindikasikan bahwa belum terciptanya sistem pengelolaan sampah secara maksimal berbasis masyarakat yang mungkin disebabkan oleh ketidakpedulian masyarakat untuk mengolah sampah dalam skala kecil/rumah tangga sekalipun. Asumsinya bahwa pengelolaan sampah dianggap belum efektif dan optimal serta partisipasi masyarakat sebagai subjek sasaran program masih rendah. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat jika

diasumsikan berdasarkan indikator sampah yang terkelola menjadi sangat vital dan besar pengaruhnya terhadap eksistensi suatu program. Eksistensi dan

efektivitas program berkorelasi dengan faktor peran serta masyarakat yang menyebabkan program bisa berkembang atau tidak sesuai dengan tujuan awal penentu kebijakan. Motif dan motivasi setiap anggota masyarakat serta pengaruh beberapa faktor lain yang menyebabkan tingkat partisipasi yang berbeda pula. Namun yang terpenting dalam implementasi dan pengelolaan program adalah adanya upaya sadar dari setiap elemen yang ada pada masyarakat, karena pada hakikatnya lingkungan yang nyaman merupakan suatu kebutuhan.

Dewasa ini pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah yaitu pengelolaan sampah dari sumbernya, karena pada dasarnya pendekatan akhir terkesan hanya

(16)

5

Manifestasi kebijakan atau aturan mengenai pengelolaan sampah di wilayah Kota Cimahi tercermin dari upaya Pemerintah Kota Cimahi melalui program Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan menerapkan program bank sampah sejak tahun 2009. Program rekayasa sosial berbasis masyarakat tersebut juga berpedoman pada asas pengelolaan sampah, yaitu: asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi (UU No. 18 tahun 2008, pasal 3) dan sesuai dengan tujuan pengelolaan sampah yaitu menjadikan sampah sebagai sumber daya (UU No. 18 tahun 2008, pasal 4) dengan asumsi bahwa sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya yang berdaya guna.

Strategi yang diterapkan pada program bank sampah lebih mengarah pada konsep 3R (reuse, reduce, recycle) atau dengan pendekatan yang bertumpu pada

masyarakat (pemberdayaan). Pola yang diterapkan berupa pola insentif atau dengan kata lain dapat memberikan output nyata bagi masyarakat berupa

kesempatan kerja dalam melaksanakan manajemen operasional bank sampah dan investasi dalam bentuk tabungan (Kementrian Lingkungan Hidup, 2011). Program bank sampah merupakan program pengolahan sampah terpadu yang sebenarnya tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus disertai sinergitas antara program dengan masyarakat serta gerakan 3R itu sendiri secara holistik. Karena itu pengelolaan sampah secara terpadu, kompleks, dan berkelanjutan menjadi solusi tepat dalam upaya mewujudkan lingkungan yang ideal.

Perkembangan jumlah bank sampah di wilayah Kota Cimahi cukup pesat dalam kurun waktu lima tahun terakhir dari awalnya hanya tiga program sebagai pilot project, sekarang sudah lebih dari 20 program pada kategori permukiman

(17)

sampah baru yang beberapa di antaranya berpotensi mengalami hal yang sama karena indikasi yang terlihat dari aspek manajemen pengelolaan yang kurang baik dan rendahnya peran serta masyarakat. Hal tersebut juga menyebabkan impact yang begitu nyata yaitu sangat rendahnya persentase reduksi sampah khususnya sampah anorganik jika dibandingkan sampah yang dihasilkan (lihat tabel 1.1.). Upaya dari pihak Pemerintah Kota Cimahi dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang mencoba membuat inovasi berupa pemberian fasilitas dan variasi reward dengan tujuan pemberian stimulus agar muncul sebuah inisiasi dalam berpartisipasi seolah-olah tidak berjalan secara optimal. Selain itu ada kecenderungan program bank sampah hanya berkembang pada beberapa wilayah saja akibat distribusi/penyebaran yang tidak merata serta perkembangan program di beberapa wilayah yang cukup lambat. Faktor lainnya yaitu jumlah kepala keluarga (KK) yang terserap menjadi partisipan/nasabah program bank sampah

masih minim dan tidak sebanding dengan potensi sampah yang bisa dihasilkan perkepala keluarga. Hal lain yang menjadi sorotan utama dalam penelitian ini

adalah penerapan program pembangunan pada masyarakat sebagai sasaran cenderung tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Padahal partisipasi masyarakat dalam program pembangunan merupakan aspek yang sangat substansial. Hal inilah yang menimbulkan satu pertanyaan apakah partisipasi disebabkan oleh faktor pengelolaan ataukah faktor lain yang mendasari motif masyarakat dalam berpartisipasi.

Tabel 1.2. Jumlah Partisipan/Nasabah Bank Sampah

Kecamatan

(18)

7

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk mengkaji partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya serta signifikansi pengaruh faktor-faktor-faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi partisipasi masyarakat. Kajian tersebut coba

dituangkan dalam penelitian dengan judul “Partisipasi Masyarakat dalam

Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Lokal Melalui Program Bank Sampah

di Kota Cimahi”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan masalah dalam penelitian yang telah dipaparkan dalam latar belakang, dapat diidentifikasi masalah utama adalah sistem reduksi sampah yang hasilnya tidak sebanding dengan jumlah sampah yang dihasilkan. Selain itu faktor partisipasi/peran serta masyarakat dalam penerapan program pengelolaan sampah

di Kota Cimahi baik dari lingkup rumah tangga sampai kota masih tergolong rendah.

Dewasa ini banyak program pengelolaan sampah berbasis masyarakat, seperti bank sampah yang diterapkan, tetapi banyak pula yang semakin hari semakin tidak berjalan secara semestinya sehingga banyak pula program bank sampah yang selalu berkurang peminatnya. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh pengelolaan yang kurang profesional dan implementasi yang kurang efektif karena ada kecenderungan program sebagai teori praktis saja. Beberapa penyebab lainnya yaitu pandangan/persepsi setiap orang yang berbeda-beda serta kesiapan masyarakat yang kurang dalam menanggapi program bank sampah, dan keberadaan masyarakat cenderung diposisikan sebagai objek implementasi program tanpa adanya keterlibatan perencanaan program.

(19)

1. Bagaimana efektivitas penerapan pengelolaan sampah berbasis komunitas lokal melalui program bank sampah di Kota Cimahi?

2. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas lokal melalui program bank sampah di Kota Cimahi?

3. Bagaimana pengaruh kondisi sosial-ekonomi terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas lokal melalui program bank sampah di Kota Cimahi?

4. Bagaimana implementasi kajian pengelolaan sampah melalui program bank sampah terhadap pembelajaran geografi di SMA?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis efektivitas penerapan pengelolaan sampah berbasis komunitas lokal melalui program bank sampah di Kota Cimahi?

2. Mendeskripsikan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas lokal melalui program bank sampah di Kota Cimahi. 3. Menghitung seberapa besar pengaruh kondisi sosial-ekonomi terhadap

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas lokal melalui program bank sampah di Kota Cimahi.

4. Mendeskripsikan implementasi kajian pengelolaan sampah melalui program bank sampah terhadap pembelajaran geografi di SMA?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

(20)

9

pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat dan dasar pertimbangan dalam implementasi program bank sampah agar berjalan efektif dan optimal.

2. Praktis a. Bagi Penulis

Sebagai bahan pengayaan agar wawasan semakin meningkat khususnya tentang pengelolaan sampah dan partisipasi/peran serta masyarakat serta alasan dan kendala yang dihadapi dalam program bank sampah.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah secara bijak dan berkelanjutan serta berdaya guna khususnya dalam program bank sampah karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Selain itu penelitian ini sebagai bahan masukan bagi masyarakat umum untuk dapat menumbuhkembangkan

sikap (afektif) dan perilaku (konatif) dalam diri masyarakat itu sendiri terhadap implementasi program pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

c. Bagi Pemerintah Daerah Setempat

Sebagai bahan masukan untuk dapat turut serta mengembangkan program bank sampah agar lebih efektif lagi berdasarkan segala kekurangan yang akan dijabarkan dalam penelitian ini.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab yaitu sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Pada bab I skripsi ini membahas uraian tentang latar belakang penelitian, penelitian ini berdasarkan data-data, fakta-fakta sumber referensi

(21)

Rumusan masalah, dalam penelitian ini terdapat beberapa rumusan

masalah mengenai bagaimana bentuk partisipasi masyarakat, efektivitas penerapan program bank sampah, dan pengaruh kondisi sosial-ekonomi terhadap partisipasi masyarakat. Selain itu bagaimana implementasi kajian penelitian terhadap pembelajaran geografi di SMA.

Tujuan penelitian, menjelaskan tentang tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini berdasarkan poin-poin dalam rumusan masalah.

Manfaat penelitian, dalam penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis

dan manfaat praktis.

Struktur organisasi skripsi, berisi rincian tentang urutan penulisan dari

setiap bab dan bagian bab.

2. Bab II Kajian Pustaka

Pada bab II dalam penelitian ini berisi uraian tentang kajian pustaka

mengenai teori-teori yang relevan dan memperkuat penelitian ini. 3. Bab III Metode Penelitian

Pada bab III menyajikan mengenai metode penelitian yang menjelaskan lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode dan pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, tahapan penelitian, istrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, dan teknik pengolahan serta analisis data.

4. Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pada bab IV, disajikan deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan dari masalah penelitian, jawaban penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan.

5. Bab V Keimpulan dan Rekomendasi

(22)

11

6. Daftar Pustaka

Berisi mengenai semua sumber tertulis yang relevan dalam penelitian ini, berupa buku, jurnal, artikel, dan sumber-sumber lain. Dalam penulisan daftar pustaka ini menggunakan sistem penulisan APA (American Psychological Association) berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun 2014/2015.

7. Lampiran-lampiran

Berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian ini. Setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya dan diberi judul untuk memudahkan pembaca.

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Kota Cimahi, Jawa Barat dengan letak astronomisnya berada pada 107030’30” BT - 107034’30” BT dan 06050’00” LS - 06056’00” LS. Secara geografis, Kota Cimahi berbatasan langsung dengan:

 Sebelah Utara:

Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung

 Sebelah Timur:

Kecamatan Sukasari, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Cicendo dan Kecamatan Andir Kota Bandung

 Sebelah Selatan:

Kecamatan Marga Asih, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung

 Sebelah Barat:

Kecamatan Padalarang, Kecamatan Batujajar dan Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung

Adapun dasar pertimbangan yang menjadikan wilayah Kota Cimahi dijadikan sebagai lokasi penelitian serta masyarakat di dalamnya sebagai subjek penelitian dikarenakan wilayah dan masyarakat Kota Cimahi memiliki karakteristik yang khas. Dasar pertimbangan tersebut merujuk pada asumsi awal bahwa masyarakat di wilayah Kecamatan Cimahi Tengah, Utara, dan Selatan terkategorisasikan menjadi penduduk asli dan penduduk pendatang, disamping segmentasi pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang beragam. Selain itu Kota Cimahi sebagai penerap program bank sampah sejak tahun 2009 sampai

(24)

45

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 117), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan”, sedangkan menurut Arikunto (2006, hlm. 130) “Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian”. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa populasi merupakan keseluruhan fenomena/gejala pada objek dan subjek sasaran penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipecahkan permasalahannya yang terdapat dalam penelitian tersebut.

Berdasarkan pengertian yang telah diungkapkan sebelumnya, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah:

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat atau seluruh

penduduk/kepala keluarga yang tercatat sebagai nasabah dan pengelola bank sampah di seluruh wilayah kelurahan penerap ataupun penerima dampak

pengembangan program bank sampah melalui nasabah/penduduknya yang terlibat dalam wilayah Kecamatan Cimahi Utara, Selatan, dan Tengah.

Alasan pemilihan populasi ini adalah karena tujuan dari penelitian ini secara eksplisit adalah mengetahui karakteristik dari sampel penelitian secara mendalam melalui angket dan pedoman wawancara. Karena itu populasi dan sampel yang diambil adalah khusus masyarakat yang menjadi nasabah bank sampah.

(25)

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Nasabah (KK) Bank Sampah di Kota Cimahi

No. Kecamatan Kelurahan Jumlah Nasabah

(KK) Total Nasabah

Jumlah Total Nasabah 622 622

Sumber: Hasil Pengolahan dan Dokumentasi DKP, 2015

3. Sampel

Dalam menentukan banyaknya sampel dalam penelitian ini, penulis

merujuk pada pendapat Arikunto (2006, hlm. 120) yang menyatakan: “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, selanjutnya apabila

subjeknya besar dapat diambil 10% sampai 15% sampai 25% atau lebih”.

(26)

47

Selain itu karena ada pertimbangan tertentu, penulis juga menggunakan teknik purposive sampling. Dijelaskan lebih lanjut oleh Arikunto (2006, hlm. 183) tentang teknik purposive sampling, yaitu:

Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan pada strata, random atau daerah tetapi atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya digunakan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil yang besar dan jauh.

Karena itu penulis mengambil sampel penduduk/nasabah pada beberapa kelurahan dan unit bank sampah saja yang ada di wilayah Kecamatan Cimahi Utara, Cimahi

Selatan, dan Cimahi Tengah, dan tentunya merepresentasikan karakteristik dari masing-masing wilayah tersebut.

Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah: a. Sampel Wilayah

Untuk menentukan sampel wilayah yang mencakup wilayah Kota Cimahi yaitu tiga kecamatan dan 14 kelurahan penerap program, maka dipilihlah empat sampel wilayah pada lingkup kelurahan yang ada di Kecamatan Cimahi Utara, Cimahi Selatan, dan Cimahi Tengah berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk (KK) tertinggi yang menjadi nasabah bank sampah dan berdasarkan pertimbangan tertentu, namun tetap representatif. Kelurahan yang dipilih adalah Kelurahan Cipageran, Kelurahan Cibeureum, Kelurahan Cigugur Tengah, dan Kelurahan Padasuka. Alasan dipilihnya empat kelurahan tersebut adalah kecenderungan keaktifan anggota/nasabah bank sampah dan banyaknya jumlah nasabah bank sampah itu sendiri yang lebih banyak dari kelurahan lainnya, sehingga asumsinya bahwa kedua faktor tersebut mencerminkan rutinitas kegiatan yang dilakukan pada unit bank sampah. Selain itu adanya perhatian lebih dari DKP Kota Cimahi terhadap perkembangan bank sampah yang progresif di empat wilayah tersebut menjadi dasar pemilihan wilayah penelitian.

b. Sampel Manusia

(27)

Kelurahan Cipageran, Kelurahan Cibeureum, Kelurahan Cigugur Tengah, dan Kelurahan Padasuka. Teknik penentuan sampel manusia tersebut menggunakan purposive sampling dan proportional random sampling dimana dilakukan

pembagian secara proporsional jumlah KK/unit keluarga menggunakan rumus tertentu.

Alasan dipilihnya sampel nasabah dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan keinginan penulis untuk mengetahui lebih mendalam karakteristik sampel berkaitan dengan partisipasinya dalam program bank sampah serta hubungan kausal dan fungsional dengan faktor yang mempengaruhi partisipasi tersebut. Selain itu berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa sampel manusia yang ditetapkan sebagian besar menunjukkan keaktifan dalam kegiatan bank sampah.

Sampel nasabah di Kecamatan Cimahi Utara

Untuk mengetahui besarnya sampel yang diambil dan dapat mewakili suatu populasi, Dixon dan B. Leach dalam (Pabundu (2005, hlm. 25) membuat

pendekatan dengan rumus:

[ ]

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Z = Convidence level atau tingkat kepercayaan, nilai convidence level 95% adalah 1,96

V = Variabilitas (dalam persen) dihitung dengan rumus: √

P = Persentase karakteristik sampel yang dianggap benar

C = Batas kepercayaan (confidence limit) dalam persen sebesar 10%

Menentukan persentase karakteristik sampel (P)

P =

P =

(28)

49

Menentukan variabel (V) dalam persen

V = √

V = √ V = √

V = 46,83

Menentukan jumlah sampel (n)

n =

[

]

n =

[

]

n =

[

]

n = n = 84,27 / 84

Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat hasil perhitungan jumlah sampel didapatkan hasil sejumlah 84 sampel. Kemudian tahap selanjutnya adalah menghitung sampel yang dikoreksi atau dibetulkan menggunakan rumus sebagai berikut:

n’ =

Keterangan:

n’ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi

n = Jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya

N = Jumlah populasi nasabah

n’ =

=

= 59,15 / 59

(29)

Sampel nasabah di Kecamatan Cimahi Selatan Menentukan persentase karakteristik sampel (P)

P =

P =

P =

Menentukan variabel (V) dalam persen

V = √

V = √ V = √

V = 42,18

Menentukan jumlah sampel (n)

n =

[

]

n =

[

]

n =

[

]

n = n = 68,39 / 68

Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat hasil perhitungan jumlah sampel didapatkan hasil sejumlah 68 sampel. Kemudian tahap selanjutnya adalah menghitung sampel yang dikoreksi atau dibetulkan menggunakan rumus sebagai berikut:

n’ =

Keterangan:

n’ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi

n = Jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya

(30)

51

n’ =

=

= 46,26 / 46

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel nasabah di

Kecamatan Cimahi Selatan sebanyak 46 responden.

Sampel nasabah di Kecamatan Cimahi Tengah Menentukan persentase karakteristik sampel (P)

P =

P =

P =

Menentukan variabel (V) dalam persen

V = √

V = √ V = √

V = 49,68

Menentukan jumlah sampel (n)

n =

[

]

n =

[

]

n =

[

]

n = n = 94,87 / 95

(31)

n’ =

Keterangan:

n’ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi

n = Jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya

N = Jumlah populasi nasabah

n’ =

=

= 70,90 / 71

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel nasabah di Kecamatan Cimahi Tengah sebanyak 71 responden.

Tabel 3.2. Sampel Nasabah Bank Sampah di Kota Cimahi

No. Kecamatan Jumlah Populasi Nasabah (KK)

Jumlah Sampel

1 Cimahi Utara 202 59

2 Cimahi Selatan 144 46

3 Cimahi Tengah 276 71

Jumlah 622 176

Sumber: Hasil Pengolahan dan Dokumentasi DKP, 2015

(32)

53

Sumber: Hasil Pengolahan dan Dokumentasi DKP, 2015

B. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian

Sugiyono (2009, hlm. 2) menyatakan bahwa “Metode penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode survey.

Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang

dikemukakan Furchan (1992) bahwa “(1) penelitian deskriptif cenderung

menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur, ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat, (2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan (3) tidak adanya uji hipotesis”, sedangkan metode survey adalah “penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok” (Singarimbun, 1987). Metode survey tersebut digunakan untuk mengetahui karakteristik/kecenderungan jawaban responden terhadap variabel-variabel yang telah dirumuskan melalui instrumen.

(33)

sosial-ekonomi terhadap atau dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam program bank sampah sehingga analisis statistik berdasarkan hipotesis digunakan dalam metode survey.

2. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan pendekatan keruangan dimana aspek yang dibahas adalah keanekaragaman ruang muka bumi. Aspek dan gejala/fenomena yang dibahas yaitu partisipasi masyarakat dalam program bank sampah yang memiliki interelasi dengan faktor sosial-ekonomi serta faktor-faktor lainnya yang terkait dan bisa membedakan dengan ruang lain dipermukaan bumi. Aspek sosial-ekonomi tersebut dapat mempengaruhi sikap/perilaku masyarakat untuk berpartisipasi dalam program bank sampah. Selain itu faktor distribusi (penyebaran) program bank sampah dapat dianalisis guna menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah.

Pendekatan keruangan yang digunakan untuk menganalisis pola dari sebaran gejala tertentu, keterkaitan atau hubungan sesama antar gejala, dan

perkembangan atau perubahan yang terjadi pada suatu gejala yang salah satu analisisnya menekankan pada aspek variasi distribusi dan lokasi.

Penekanan yang ada pada pendekatan penelitian ini bukan saja mengenai eksistensi ruang, namun juga adanya interaksi dan interelasi antara fenomena geosfer dengan variabel lingkungan yang ada, dengan kata lain dalam penelitian ini juga digunakan pendekatan kelingkungan dimana kerangka analisis yang digunakan yaitu: (1) hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan, (2) fenomena/gejala hasil tindakan manusia, dan (3) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan itu sendiri.

(34)

55

sesuai dengan tujuan penelitian yaitu lebih banyak menggunakan analisis korelasional (hubungan) dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

C. Variabel Penelitian

Suharsimi (2006, hlm. 159) mengungkapkan bahwa variabel penelitian dalam penelitian memiliki fungsi sebagai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran dan kesalahpahaman terhadap judul

dan ruang lingkup masalah yang diteliti, penulis menguraikan secara operasional definisi-definisi mengenai konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini.

Adapun definisi-definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

1. Sosial-Ekonomi

Indikator pada aspek ekonomi, yaitu (1) pendidikan, kriteria yang diukur adalah tingkat pendidikan responden dimana semakin tinggi jenjang pendidikan maka pemberian skor akan semakin tinggi pula; (2) mata pencaharian, penentuan skor terendah sampai tertinggi berdasarkan daya dukung jenis pekerjaan terhadapa kegiatan partisipasi; (3) pendapatan, skor terendah sampai tertinggi diberlakukan

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

(35)

pada setiap tingkat pendapatan berupa kelas interval/rasio yang ditentukan sehingga semakin tinggi pendapatan akan diberi skor yang tinggi pula, selain itu kecukupan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari menjadi kriteria penilaian; (4) pengetahuan, kecenderungan pemahaman serta instrumen tes ada pada alat ukur untuk menilai sejauh mana pengetahuan yang dimiliki reponden mengenai bank sampah. Keempat indikator dalam variabel sosial-ekonomi tersebut menjadi indikator untuk menilai seberapa besar pengaruh dan hubungan terhadap dan dengan tingkat partisipasi masyarakat.

2. Tingkat Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat dapat berupa buah pikiran/ide, tenaga, harta benda, keterampilan, dan sosial yang kelimanya diukur berdasarkan intensitas partisipasi mulai dari kriteria tidak pernah sampai dengan sangat sering menggunakan skor penilaian terendah yaitu satu (1) dan tertinggi yaitu lima (5). Pemberlakukan

penilaian menggunakan skor akan memunculkan suatu asumsi sampai sejauh mana responden melalukan partisipasi dalam lima bentuk partisipasi tersebut

dengan kriteria interval sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. 3. Efektivitas Program Bank Sampah

Program pengelolaan sampah ini dikaji secara kualitatif mengenai aspek potensi pengembangan program, lokasi, implementasi program (aspek teknis operasional, kelembagaan, peraturan hukum, pembiayaan, dan peran serta masyarakat), dan manfaat. Alat ukur yang digunakan berupa lembar observasi dan wawancara guna mengetahui fenomena/gejala dalam lapangan sehingga analisis deskriptif lebih diutamakan untuk mengkaji pengelolaan bank sampah. Selain itu melalui analisis deskriptif tersebut akan diketahui sampai sejauh mana kesesuaian program bank sampah dengan tujuannya.

E. Teknik Pengumpulan Data

(36)

57

1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan yaitu melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data primer yang aktual dan secara langsung sesuai dengan yang diharapkan. Metode ini digunakan dalam rangka mencari data awal tentang daerah penelitian, mendapatkan jumlah nasabah bank sampah, aspek yang berkaitan dengan pengelolaan bank sampah.

2. Studi Literatur

Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku terkait/relevan, majalah, artikel, data monografi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik pendapatnya sebagai teori maupun sebagai pembanding dalam pemecahan masalah ini.

3. Angket

Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dikemukakan oleh

Sugiyono (2009, hlm. 142) bahwa:

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengelolaan bank sampah, kondisi sosial-ekonomi, serta sikap dan perilaku masyarakat dalam menyikapi program bank sampah. Lembar pertanyaan secara tertulis diberikan kepada responden yaitu nasabah bank sampah. Angket tersebut diolah menggunakan Skala Likert, dimana jawaban atas pertanyaan positif diberi skor 5,4,3,2,1. Sedangkan jawaban atas pertanyaan negatif diberi skor 1,2,3,4,5.

4. Studi Dokumentasi

(37)

F. Pedoman Skoring 1. Skala Likert

Menurut Riduan dan Sunarto (2012, hlm. 20), “Skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang

kejadian atau gejala sosial”. Setiap responden diminta melakukan agreement dan disagreementnya untuk masing-masing pertanyaan dalam skala yang terdiri atas

lima poin seperti yang tertera dalam tabel 3.5. di bawah ini:

Tabel 3.5. Skala Likert

Sumber: Wawan dan Dewi M. (2010, hlm. 39)

Data yang sudah terkumpul kemudian diperoleh distribusi frekuensi bagi setiap kategori jika dilihat dari deviasinya menurut distribusi normal secara kumulatif. Data respon tersebut akan dijadikan dasar perhitungan skor bagi masing-masing pilihan jawaban sehingga sikap responden dapat diukur. Kemudian dilakukanlah interpretasi skor melalui analisis data hasil perhitungan skor tersebut.

Setiap jawaban pada kuesioner diberlakukan perhitungan skor sebagai berikut:

a. Pernyataan Positif

Skor Indeks = ((F1x1) + (F2x2) + (F3x3) + (F4x4) + (F5x5)) Keterangan:

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Tidak Pernah) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Pernah)

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Kadang-kadang) F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Sering)

No. Simbol Keterangan Skor Item

Positif Negatif

1 SS Sangat Sering 5 1

2 S Sering 4 2

3 K Kadang-Kadang 3 3

4 P Pernah 2 4

(38)

59

F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Sering) b. Pernyataan Negatif

Skor Indeks = ((F1x1) + (F2x2) + (F3x3) + (F4x4) + (F5x5)) Keterangan:

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Sering) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Sering)

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Kadang-kadang) F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Pernah)

F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Tidak Pernah)

Untuk melihat hasil dari perhitungan, maka dilakukan interpretasi skor yang mencakup hasil dari setiap analisis data yang telah dilakukan dalam analisis data dari setiap jawaban responden yang dijadikan sampel penelitian.

G. Tahapan Penelitian

Demi mewujudkan penelitian yang sistematis, maka diperlukan beberapa tahapan dalam penelitian, yaitu:

1. Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan ini dilakukan pemfokusan pada permasalahan yang hendak diteliti untuk kemudian diajukanlah judul dan proposal penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Pada tahap ini dilakukan tahap perizinan untuk memperoleh legalitas penelitian dari berbagai instansi demi memudahkan penelitian, khususnya memperoleh data awal (primer dan sekunder) dan proses penelitian.

3. Pra-Penelitian

Pada tahap pra-penelitian dilakukan penyesuaian keperluan dan fokus kepentingan penelitian dengan objek/subjek penelitian. Namun terlebih dahulu dilakukanlah pemilihan dan penentuan lokasi penelitian berdasarkan analisis tahapan sebelumnya.

4. Pelaksanaan Penelitian

(39)

Pertamanan Kota Cimahi, Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi, BPS Kota

Cimahi, dan Bank Sampah Induk “Samici” Kota Cimahi serta beberapa unit bank

sampah yang ada di lingkup Kota Cimahi. Selanjutnya penulis mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati fenomena yang ada dan mengambil data dari sampel nasabah dalam rangka memperoleh data primer.

Pada tahapan ini masalah dalam penelitian menjadi fokus utama untuk dipecahkan melalui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun sebelumnya.

H. Alat Pengumpulan Data 1. Alat

a. Kamera digital

b. Angket dan pedoman wawancara sebagai alat untuk memperoleh

informasi mengenai partisipasi masyarakat dan bank sampah

c. Pedoman observasi sebagai alat untuk memperoleh informasi mengenai

segala aspek yang berkaitan dengan pengelolaan bank sampah dan gambaran umum lokasi bank sampah

d. Global Positioning System (GPS)

2. Bahan

a. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 lembar Cimahi 1209-313 dan lembar Bandung 1209-311 sebagai peta dasar (base map) dalam pembuatan peta administratif, peta persebaran lokasi bank sampah di Kota Cimahi, dan peta tematik lain yang berhubungan dengan kajian penelitian.

b. Profil kelurahan penerap program bank sampah di Kota Cimahi beserta data-data sekunder lain yang menunjang.

c. Profil sampel bank sampah yang ada di Kota Cimahi.

I. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006, hlm 16) “Instrumen adalah alat atau fasilitas

(40)

61

sehingga lebih mudah diolah”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen penelitian menjadi sebuah alat atau media untuk membantu penelitian, khususnya dalam rangka menyusun data dari lapangan secara efektif, terstruktur, dan sistematis.

Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.6. berikut ini:

Format Angket Nasabah Bank Sampah

 Mengikuti program pe-rencanaan

(41)

Harta Benda

 Memberikan peralatan untuk pengolahan sam-pah

 Memberikan fasilitas tempat untuk operasio- nal bank sampah

 Menyumbangkan dana untuk operasional bank sampah

 Menyumbangkan sam-pah anorganik kepada pengelola bank sampah

Format Angket Nasabah Bank Sampah

Keterampilan

 Turut memberikan pe-nyuluhan bank sampah kepada masyarakat di lingkungannya

 Mengolah sampah anorganik menjadi ba-rang kerajinan

 Mengajarkan cara-cara mengolah sampah anor-ganik menjadi barang kerajinan

 Mengajak warga lain untuk berpartisipasi da-lam program bank sam-pah

Format Angket Nasabah Bank Sampah

Format Angket Nasabah Bank Sampah

Format Angket Nasabah Bank Sampah

Tingkat Pendidikan

 Pendidikan formal

 Pendidikan non formal Format Angket

(42)

63

J. Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas dapat dikatakan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen yang digunakan. Suatu alat ukur yang dikatakan valid dapat mengindikasikan bahwa data yang diperoleh dari responden tidak bias dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Angket yang digunakan dikatakan valid apabila dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diteliti. Namun unsur kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi data yang dihasilkan. Pengujian data berdasarkan pertanyaan dalam angket mengacu pada korelasi pearson dan penentuan validitas dengan menggunakan uji-r dengan syarat minimun korelasi product moment untuk sampel sebanyak 30 responden yaitu sebesar 0,361 melalui

bantuan tabel untuk nilai r.

Perhitungan manual mengenai rekapitulasi uji validitas terhadap angket

yang diujicobakan dapat dilihat pada tabel 3.7. di bawah ini:

Variabel

Pencaharian  Pekerjaan utama

Format Angket Nasabah Bank

Sampah

Pendapatan  Pendapatan pokok Format Angket Nasabah Bank Sampah

Pengetahuan tentang bank

sampah

 Mengetahui konsep pro-gram bank sampah  Mengetahui jumlah unit

keluarga yang menjadi nasabah bank sampah

(43)

Tabel 3.7. Perhitungan Uji Validitas dengan N = 30

Variabel No. Item

Koefesien

Validitas R Tabel Keterangan

(44)

65

2. Uji Reliabilitas

Alat ukur yang baik harus dapat mengindikasikan suatu konsistensi dalam pengungkapan gejala tertentu dalam waktu yang berbeda-beda. Taraf kepercayaan tinggi dapat diihat pula dari keajegan hasil pada setiap instrumen yang digunakan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui koefisien realibilitas adalah menggunakan Alfa Cronbach atau dengan bantuan software microsoft excel. Hasil perhitungan pengujian reliabilitas pada variabel Y yang teliti diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,93. Nilai koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari 0,600,

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan pada variabel Y yang digunakan sudah mampu mengukur apa yang ingin diukur dan sudah teruji kesahihan maupun kelayakannya sehingga pertanyaan pada variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur penelitian.

K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pengolahan data kuantitatif. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan secara sistematis adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan atau Mengoleksi Data

Proses ini dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan data melalui instrumen penelitian yang telah disusun.

b. Mengedit Data (Editing)

Proses ini dilakukan dengan cara penelitian kembali data yang telah terkumpul untuk menilai kembali apakah data yang telah terkumpul dari lapangan sudah cukup baik, lengkap, dan relevan untuk diolah lebih lanjut.

c. Pengkodean (Coding)

(45)

d. Skoring

Pada tahap ini dilakukan penentuan skor atas setiap jawaban dari responden untuk kemudian disusunlah klasifikasi berdasarkan pemahaman responden melalui penskoran menggunakan skala Likert.

e. Entry

Pada tahap ini dilakukanlah pemasukan data kedalam kolom-kolom pada Microsoft Excel 2007.

f. Tabulasi Data (Tabulating)

Tabulasi data dilakukan dengan cara menginput data dalam bentuk tabel-tabel agar mudah untuk dianalisis.

g. Interpretasi Data

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data atau informasi yang didapat dari para responden ataupun fenomena/gejala yang ada di lapangan berdasarkan

hasil pengolahan pada tahap-tahap sebelumnya.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menganalisis data yang telah terhimpun sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini teknik analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan gejala/fenomena yang nampak di daerah penelitian, seperti kondisi fisik dan sosial serta data-data yang nampak dari hasil tabulasi dan peta. b. Analisis Statistik Kuantitatif

Analisis statistik dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis kumpulan fakta sehingga suatu persoalan aktual di lapangan yang terolah dalam sebuah data /formula statistik dapat terungkap. Adapun analisis statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas

(46)

67

P-P Plot yang dihasilkan dari perhitungan melalui software SPSS dan didukung

dengan penggunaan metode Kolmogorov Smirnov. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized residual. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar

sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah normal. Dasar pengambilan keputusan juga berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

 Jika probabilitas > 0,05, maka distribusi dari populasi adalah normal.

 Jika probabilitas < 0,05, maka populasi tidak berdistribusi secara normal.

Gambar 3.1. Grafik P-P Plot Hasil Uji Normalitas Data Sumber: Hasil Perhitungan Penelitian Diolah SPSS, 2015

(47)

b) Uji Multikolinieritas

Untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi yang kuat antar variabel bebas maka dilakukanlah uji multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi yang kuat antar variabel bebas sehingga adanya unsur variabel yang tidak ortogonal dapat dihindari. Cara mendeteksi adanya gejala multikolinieritas adalah dengan cara melihat tabel VIF (Variance Inflation Factor) yang nilainya harus < 10 dan nilai tolerance harus > 10. Berikut

di bawah ini tabel pengujian multikolinieritas pada tabel 3.8.:

Tabel 3.8. Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber: Hasil Perhitungan Penelitian Diolah SPSS, 2015

Berdasarkan tabel 3.8. di atas, nilai tolerance yang diperoleh keempat variabel bebas adalah > 0,1 dan variance inflation factor (VIF) < 10. Karena itu kesimpulannya yaitu bahwa keempat variabel bebas yang digunakan tidak memiliki masalah multikolinieritas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah ada kesamaan atau

tidak varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya dalam model regresi. Model regresi yang baik menunjukkan adanya homokedastisitas. Untuk menguji adanya gejala heteroskedastisitas digunakan pengujian dengan metode scatter plot, dengan kriteria hasil sebagai berikut:

 Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang

(48)

69

 Jika tidak ada yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka

nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil perhitungan/uji heteroskedastisitas menggunakan metode scatter plot melalui SPSS disajikan pada gambar 3.2. di bawah ini:

Gambar 3.2. Uji Heteroskedastisitas melalui Metode Scatter Plot Sumber: Hasil Perhitungan Penelitian Diolah SPSS, 2015

Berdasarkan gambar 3.2. di atas, diketahui titik-titik yang diperoleh

menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu atau menyebar di atas dan di bawah angka nol (0) pada sumbu Y. Karena itu dapat disimpulkan bahwa pada data yang diteliti tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas.

2) Analisis Tabel Silang (Crosstab)

(49)

3) Korelasi Product Moment

Analisis korelasi product moment digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) melalui derajat hubungan dari dua variabel tersebut. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi product moment (Arikunto, 2006, hlm. 72).

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi antara x dan y X = Skor item

Y = Skor total

∑ = Jumlah skor butir ∑ = Jumlah skor total ∑ = Jumlah kuadrat butir ∑ = Jumlah kuadrat total

∑ = Jumlah perkalian skor butir dengan skor total N = Jumlah responden

Berikut di bawah ini adalah tabel kriteria interpretasi skor koefisien korelasi nilai r yang tercantum pada tabel 3.9.:

Tabel 3.9. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(50)

71

a) Koefisien Determinasi

Menurut Riduwan (2011, hlm. 228), untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dapat digunakan rumus koefisien determinan sebagai berikut:

KP = r2 x 100% Keterangan:

KP = B esarnya koefisien penentu (determinan) r = Koefisien korelasi

4) Regresi Linear Ganda

Analisis regresi linear ganda digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi nilainya. Adapun rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5

Sedangkan untuk mencari koefisien regresi digunakan persamaan simultan sebagai berikut :

(51)

L. Alur Penelitian

1. Jumlah nasabah 2. Jumlah bank sampah 3. Rata-rata kemampuan

memberdayakan masyarakat

Peta RBI

PENGELOLAAN BANK SAMPAH

Peta Persebaran Bank Sampah

Masalah Penelitian

Penentuan Sampel Sampel Penduduk/Nasabah

Data Sekunder:

1. Data BPS 2. Data DKP 3. Data Monografi 4. Penelitian Terkait

Data Primer:

1. Hasil Observasi 2. Hasil Angket 3. Hasil Wawancara

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Bentuk-bentuk Partisipasi yang Dilakukan

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Lokal Melalui Program Bank Sampah di Kota

Cimahi

Kesimpulan

Gambar

Tabel 3.1. Variabel Penelitian
Tabel 3.6. Kisi-kisi Instrumen
Gambar 3.1. Grafik P-P PlotSumber: Hasil Perhitungan Penelitian Diolah  Hasil Uji Normalitas Data SPSS, 2015
tabel. Analisis tabulasi silang merupakan salah satu analisis korelasional yang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Melalui bank sampah masyarakat akan membiasakan diri dalam memilah sampah sesuai jenis dan nilainya yang akhirnnya kebiasaan memilah sampah muncul didalam tiap –

Pemilihan lokasi tersebut ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa bank sampah Bumi Lestari Maluku merupakan salah satu bank sampah

3.5.2 Kontribusi Nasabah dalam Peningkatan Ekonomi Bank Sampah Kasturi Hasil perhitungan besar kontribusi nasabah selama 9 bulan dimulai bulan Januari 2018 – September 2018 dengan

pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Tandang adalah dengan melalui program Bank Sampah Sari. Pada mulanya Bank Sampah Sari Asri

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat melalui dalam pengelolaan sampah melalui bank sampah Temas Bersinar mengalami penurunan dari

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ternyata faktor – faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di Bank Sampah PITOE

1) Sosialisasi oleh pihak pemerintah mengenai pengelolaan sampah rumah tangga diadakan secara rutin, hanya 50%. 2) Pelatihan mengenai pengelolaan sampah rumah tangga oleh

Strategi Bank Sampah HARMONI Karangkidul antaralain : melakukan sosialisasi bank sampah untuk warga, membangun rekanan dengan pengepul lokal (dusun) agar