• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA SD."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Reny Rahmawati

1107194

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DAPERTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Halaman Hak Cipta Untuk Mahasiswa S1

---

-PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA SD

Oleh

Reny Rahmawati 1107194

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta Dilingdungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Reny Rahmawati

1107194

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA SD

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING

Pembimbing

Dr. Hj. Pupun Nuryani, M.Pd. NIP. 196205221986032003

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dapertemen Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA SD

Oleh

Reny Rahmawati

1107194

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Dari 34 orang siswa, hanya 10 orang siswa atau yang mencapai nilai KKM yaitu 70. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan dalam pembelajaran tidak terlihat pembagian kelompok. Sehingga siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran, kurang menarik perhatian dan membosankan, kurang bekerja sama serta berbaur dengan siswa lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, (2) mendeskripsikan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada pembelajaran IPA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart dengan dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester II di salah satu SD Kecamatan Sukasari Kabupaten Bandung yang berjumlah 36 orang siswa. Instrument penilaian dalam penelitian ini berupa soal tes dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata siswa 55.66 atau sebanyak 29.41% dengan siswa yang tuntas 10 orang, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa 84.88 atau sebanyak 90.63% dengan 29 orang siswa yang mencapai nilai diatas KKM. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada pemebelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun perlu adanya penguasaan kelas yang baik agar model pembelajaran ini dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.

(5)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING

SNOWBALL THROWING MODEL’S IN ELEMENTARY SCIENCE

TEACHING

BY

RENY RAHMAWATI 1107194

This research is motivated by the low learning outcomes of students in science subjects. Of the 34 students, only 10 students who get 70 KKM’s score. This is caused by the learning process more teachers often use the lecture method and the learning is not visible division of the group. So that students are less involved in learning, attention and tedious less attractive, less team work and mingle with other students. In research aims to (1) describe the implementation of science learning with cooperative learning model Snowball Throwing, (2) describe the results of students learning using cooperative learning model Snowball Throwing in learning science. The method used in this research in classroom action research (PTK), which was adapted from the model Kemmis and Mc. Taggart with two cycles. The subjects were second semester of fifth grade students in one elementary school districts Sukasari Bandung regency totaling 36 students. The research assessment instrument in the form of test and observation sheet. The results showed that the learning outcomes of students has increased, which in the first cycle students average score 55.66 or as much as 29.41% with students completed 10 people, and the second cycle students average score 84.88 or as much as 90.63% with 29 students reaching values above the KKM. The conclusion of this study is the implementation of cooperative learning model Snowball Throwing on science learning can improve student learning outcomes. However, there needs to be a good class mastery learning model that can be implemented with even better.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ………... i

UCAPAN TERIMA KASIH ………. ii

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR GAMBAR ………. vi

DAFTAR BAGAN ………. vii

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR DIAGRAM ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

BAB I PENDAHULUAN ………..

A. Latar Belakang Masalah ………..

B. Rumusan Masalah ………

C. Tujuan Penelitian ……….

D. Manfaat Penulisan ……… 1

1

3

3

4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….

A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) tipe

Snowball Throwing (Melempar Bola Salju) ………

1. Pembelajaran Kooperatif ………...

2. Snowball Throwing (Melampar Bola Salju) ………..

B. Pendidikan IPA di SD ………..

C. Materi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ………

1. Daur Air ……….

2. Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Daur Air ……….

(7)

E. Penelitian Terdahulu ………

F. Kerangka Berfikir ………

G. Definisi Operasional ……… 27

31

32

BAB III METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN …...

A. Metode Penelitian ………

B. Model Penelitian ………..

C. Lokasi Penelitian ………..

D. Subjek Penelitian ……….

E. Waktu Penelitian ………..

F. Instrument Penelitian ………...

1. Instrument Pembelajaran ………...

2. Instrument Pengungkap Data Penelitian ………

G. Prosedur Penelitian ………..

H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data ……… 34 34 35 37 37 37 37 37 38 39 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………...

A. Deskripsi Awal Pra-Penelitian ……….

B. Hasil dan Pembahasan ……….

1. Data Perkembangan Pelaksanaan dan Pembahasannya ….

2. Data Perkembangan Hasil dan Pembahasannya …………

C. Keterbatasan Penelitian ……… 44 44 45 45 64 68

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………

A. Kesimpulan ………..

B. Rekomendasi ………... 69

69

70

DAFTAR PUSTAKA ………. 71

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1

3.1

Daur Air ……….. Desain PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart …………...

19

(9)

DAFTAR BAGAN

Bagan

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

Nilai Hasil Kerja Kelompok Siswa pada Siklus I ………. Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ………. Data Ketuntasan Siswa pada Siklus I ……… Kendala Aktivitas Guru dan Siswa, serta Refleksi

Tindakan Pembelajaran Siklus II ……….. Nilai Hasil Kerja Kelompok Siswa pada Siklus II ……… Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ……… Data Ketuntasan Siswa pada Siklus II ………... Data Rekapitulasi Nilai Siswa ………...

50

51

52

56

60

62

62

[image:10.612.165.500.153.344.2]
(11)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

4.1

4.2

4.3

4.4

Nilai Rata-Rata Siklus I

Nilai Rata-Rata Siklus II

Rekapitulasi Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar

53

63

66

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Pembelajaran

A.1.a

A.1.b

A.2.a

A.2.b

RPP Siklus I ………... RPP Siklus II ……….. LKS Siklus I ………... LKS Siklus II ………..

1

9

17

19

Lampiran B Instrumen Penelitian

B.1.a

B.1.b

B.2.a

B.2.b

Lembar Observasi Siklus I ……….

Lembar Observasi Siklus II ………

Soal Evaluasi Siklus I ……….

Soal Evaluasi Siklus II ………...

22

25

30

33

Lampiran C Surat-surat Penelitian

C.1 C.2 C.3 C.4 C.5 C.6

SK Dosen Pembimbing ………..

Surat Permohonan Izin dari Fakultas ……….

Surat ijin Penelitian dari Kesatuan Bangsa ………

Surat Ijin Penelitian dari Disdikpora ………..

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ………..

Catatan Bimbingan ……….

36 37 38 39 40 41

Lampiran D Hasil Penelitian

D.1.a D.1.b D.2.a D.2.b D.3.a D.3.b D.4.a D.4.b

Hasil LKS Siklus I ………..

Hasil LKS Siklus II ……… Hasil Evaluasi Siklus I ………... Hasil Evaluasi Siklus II ……….. Lembar Pertanyaan Siklus I ………..……. Lembar Pertanyaan Siklus II ……….. Data Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus I ……….. Data Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus II ……….

(13)

D.5

D.6

Dokumentasi ………... Riwayat Hidup ………

95

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di sekolah merupakan hal yang terpenting untuk

menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan di sekolah

melibatkan pendidik, bahan ajar, dan siswa. Dalam UU No.14 tahun 2005

tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai

dan mengevaluasi siswa. Dengan kata lain, peran guru sangat penting

dalam perkembangan mental maupun fisik siswa. Selain itu, pendidik dan

tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang

bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis, serta mempunyai

komitmen secara profesional untuk meningkatkan pendidikan (Depdiknas,

2006).

Pada saat ini pembelajaran yang dilakukan harus mengaktifkan

siswa salah satu diantaranya pembelajaran IPA dimana selalu

berhubungan dengan kehidupan dan pengalaman siswa. Dalam proses

pembelajaran IPA yang dilakukan harus melibatkan secara utuh keaktifan

para siswa. Selain itu, dalam pembelajaran IPA menjadikan sarana untuk

mengeksplorasi kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki siswa melalui

percobaan dan pengamatan yang dilakukan secara langsung.

Guru harus mampu memilih dan menentukan suatu pendekatan

dan model yang sesuai dengan pembelajaran IPA, sehingga proses

pembelajaran akan menarik, kreatif, sesuai dengan karakteristik para

siswa, dan memotivasi para siswa untuk belajar. Selain itu, guru juga

harus mengembangkan cara berpikir siswa yang kritis dan kreatif dengan

(15)

2

mengetahui kemampuan yang dimilikinya, memiliki rasa ingin tahu untuk

menggali informasi atau pengetahuan yang baru, dan dapat

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk dirinya maupun

masyarakat.

Dalam pembelajaran IPA yang dilakukan guru lebih menguasai

pembelajaran di dalam kelas. Seharusnya dalam pembelajaran IPA guru

lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat

langsung dan aktif dalam pembelajaran. Dari hasil observasi yang

dilakukan, guru dalam menyampaikan pembelajaran IPA metode yang

sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah, dan dalam

pembelajaran tidak terlihat pembagian kelompok, sehingga siswa kurang

dilibatkan dalam pembelajaran, kurang menarik perhatian dan

membosankan, dan kurang bekerja sama serta berbaur dengan siswa

lainnya. Hal inilah yang menjadi faktor paling pengaruhi pemerolehan

hasil belajar siswa di sekolah.

Data yang diperoleh melalui tes di salah satu SD X di Kecamatan

Sukasari, hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70. Dari

34 orang siswa, hanya 9 orang yang mencapai batas Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditentukan dan siswa yang nilainya masih

berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berjumlah 24

orang siswa. Faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah adalah

kurangnya minat belajar siswa yang dikarenakan pembelajaran yang

kurang menarik dan melibatkan siswa, guru sering menggunakan metode

(16)

3

dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola

pertanyaan dari kertas yang dibuat berbentuk bola kemudian dilemparkan

secara acak dan bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Dengan

model pembelajaran ini diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dengan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Berdasarkan alasan di atas, penulis termotivasi untuk

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V SD yang

bersifat meneliti bagaimana pembelajaran dalam kelas yang dilakukan

oleh guru. Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada Pembelajaran IPA di SD”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing di kelas V SD?

2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada

pembelajaran IPA di kelas V SD?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini

dilakukan untuk mendeskripsikan :

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing di kelas V SD.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada pembelajaran IPA di kelas V

(17)

4

D. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa,

guru,dan sekolah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.

b. Meningkatkan pemahaman tentang konsep IPA dengan materi

yang dipelajari.

c. Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa pada pembelajaran

IPA.

2. Bagi Guru

a. Dengan melakukan Penelitian Tindikan Kelas (PTK) ini pendidik

dapat memperoleh wawasan dalam memilih dan menggunakan

alternatif pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi

IPA. Sehingga, pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran

sesuai dengan materi yang dipelajari.

b. Mengembangkan potensi pembelajaran IPA dengan menerapkan

model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan pengetahuan baru mengenai

kemampuan peserta didik mengenai materi yang akan disampaikan

pada pembelajaran IPA, sehingga peneliti bisa mencari dan

menggunakan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan dan

(18)

BAB III

METEDOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research). Hopkins (Komalasari 2013: 271)

merumuskan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang

mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu

tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang

untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah

prosedur perbaikan dan perubahan. Sedangkan menurut Suhardjono

(Komalasari, 2013: 271) mengatakan peneliitian tindakan kelas adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti lainnya

(atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak sebagai peneliti di kelas

atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.

Jadi, Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis

yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik

pembelajaran yang ada dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Selain itu, penelitian ini untuk memecahkan masalah dengan tahap-tahap

yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Sehingga dalam pelaksanaan peneliti perlu memahami karakteristik dan

prinsip dalam Penelitian Tindakan Kelas agar kegiatan yang dilakukan

dapat dipertanggungjawabkan.

Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Borg

(Arikunto, 2006: 107) bahwa penelitian ini bertujuan mengembangkan

keterampilan-keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan

(19)

35

reflektif, dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas

secara lebih profesional.

Prosedur penelitian tindakaan kelas menurut Hopkins

(Komalasari 2013: 271), yaitu :

1. Perencanaan (Planning),

2. Pelaksanaan tindakan kelas (Action),

3. Observasi (Observation) dan refleksi (Reflection) dalam setiap siklus.

B. Model Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan

Taggart. Dalam model penelitian ini mencakup empat tahapan yang sering

digunakan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

pengamatan (observing), dan reflektif (reflecting). Di dalam alur

kegiatannya, tahap pelaksanaan dan pengamatan dilakukan dalam jangka

waktu yang bersamaan. Berikut ini merupakan gambar dari alur penelitian

(20)
[image:20.612.227.394.101.377.2]

36

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart

(Sumber : www.m-edukasi.web.id)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam model spiral menurut

Kemmis dan Taggart dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Perencanaan tindakan (planning) yaitu rencana tindakan yang akan

dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan

tingkah laku dan sikap sosial sebagai solusi.

2. Pelaksanaan tindakan (acting) yaitu apa yang akan dilaksanakan oleh

peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang

diinginkan.

3. Pengamatan (observing) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari

(21)

37

4. Refleksi (reflecting) yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan

hasil atau dampak dari tindakan.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan di kelas V SDN X Kelurahan

Isola Kecamatan Sukasari Bandung

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas V

SDN X Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Bandung Tahun Akademik

2014/2015 dengan jumlah 35 orang yang terdiri dari 15 orang perempuan

dan 20 orang laki-laki.

E. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret–April 2015 di kelas

V semester ganjil Tahun pelajaran 2014/2015.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dibuat memuat

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

langkah-langkah pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran

(22)

38

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa merupakan salah satu instrumen yang digunakan

ketika dalam proses pembelajaran dan memuat berbagai kegiatan

siswa agar lebih memahami pembelajaran yang diberikan. Lembar

kerja siswa ini digunakan agar siswa mampu dan aktif dalam

berdiskusi, serta mampu bekerja sama dengan anggota kelompok

lainnya.

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

a. Lembar Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk melihat keterlaksanaan

tahap-tahap atau kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Dalam lembar pedoman observasi ini dibuat kolom “ya” dan “tidak” yang akan diberikan tanda checklist (√). Selain itu, observer mengisi kolom

keterangan untuk menuliskan saran atau kekurangan-kekurangan

aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga menjadi

bahan refleksi pada akhir pembelajaran.

b. Tes Tertulis

Tes merupakan metode pengumpulan data yang berfungsi untuk

mengukur kemampuan seseorang (Mulyatiningsih, 2011: 55). Tes

yang digunakan dalam penelitian ini adalah akhir pembelajaran. Selain

itu, tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif (hasil

(23)

39

G. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan

Taggart. Penelitian tindakan kelas ini dirancang dan dilaksanakan untuk 2

siklus. Siklus pertama dirancang untuk dilaksanakan 2 kali pertemuan

(2x35 menit), sedangkan siklus kedua dirancang untuk dilaksanakan 2 kali

pertemuan (2x35 menit). Tahapan setiap pelaksanaan siklus meliputi

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing),

dan reflektif (reflecting).

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan

menerapkan pendekatan kooperatif tipe Snowball Throwing.

2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

3) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes siklus I.

4) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa

dan guru dalam pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan

pendekatan kooperatif tipe snowball throwing.

3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai hasil

belajar siswa tentang Daur Air dalam pembelajaran IPA dengan

menerapkan pendekatan kooperatif tipe snowball throwing.

(24)

40

5) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan

pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru

dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan

kooperatif tipe snowball throwing.

2) Observer mengisi lembar observasi.

d. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang dikumpulkan

dari penelitian tindakan pada siklus I. Setelah hasil belajar siswa dan

pengamatan observer telah dikaji, selanjutnya pada siklus II, peneliti

mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada

tahap refleksi pada siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan

pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Menginventarisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk

dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

2) Menetapkan sub materi yang lebih komplek dari materi siklus I.

3) Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi

pada siklus I.

4) Menyiapkan media, alat peraga dan sumber pembelajaran.

5) Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS.

6) Menyiapkan instrumen tes siklus II.

7) Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam

(25)

41

b. Tahap Pelaksanaan

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP

yang telah disusun dengan mempertimbangkan

perbaikan-perbaikan pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks.

Diharapkan pada siklus II ini siswa sudah lebih menguasai materi

Daur Air dalam pembelajarn IPA dengan menerapkan pendekatan

kooperatif tipe snowball throwing.

2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data hasil belajar siswa

pada siklus II.

3) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar siswa sebagai

sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil

pengamatan pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:

1) Mencatat dan merekam aktivitas belajar siswa oleh pengamat

melalui lembar observasi.

2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus

II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk

dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu

simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini, hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPA tentang Daur Air melalui penerapan

(26)

42

H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data

Analisis data dilakukan melalui teknik pengolahan data

berdasarkan perolehan dari hasil penelitian sesuai dengan penggunaan

instrumennya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif dengan cara mengakatagorikan dan

mengklasifikasikan data berdasarkan analisis yang logis, kemudian

ditafsirkan dalam konteks permasalahan penelitian. Kegiatan ini berupaya

memunculkan makna dari setiap data yang didapat, sehingga data tidak

hanya bersifat deskriptif. Data-data yang dikumpulkan dan analisis dengan

menggunakan pendekatan kualitatif itu meliputi: kinerja guru, aktivitas

siswa, dan pola pembelajaran. Dalam penelitian dengan pendekatan

kualitatif, pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus-menerus

dari awal sampai akhir pelaksanaan program tindakan.

Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar IPA

para peserta didik. Setelah data kuantitatif diperoleh, langkah selanjutnya

mengolah dan menganalisis data. Teknik statistik sederhana digunakan

untuk mendeskripsikan berbagai perubahan hasil belajar siswa yaitu nilai

rata-rata dan presentase di atas atau di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Adapun pengolahan data tes tersebut dilakukan dengan beberepa

teknik, diantaranya :

1. Menghitung Rata-Rata

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata

hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan

pendekatan kooperatif tipe snowball throwing. rumus yang digunakan

(27)

43

�̅ =∑ �

Aqib (Fauziah, 2013: 30)

Keterangan : �̅: Nilai rata-rata kelas

∑ �: Total nilai yang diperoleh siswa � : Jumlah siswa

2. Menghitung Presentase Jumlah Siswa Tuntas

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Presentase

ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

� =∑ ≥ 7 × %

Aqib (Fauziah, 2013: 30)

Keterangan : ∑ ≥ 7 : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih

besar dari atau sama dengan 70

n : Banyak siswa

100% : Bilangan tetap

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, makan dapat dikemukakan

kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindaan kelas yang dilaksanakan di

kelas V SDN X mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Snowball Throwing pada Pembelajaran IPA” maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang Daur Air dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing membuat

suasana belajar siswa menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat

berperan aktif dalam pembelajaran. Pelaksanaan tindakan tidak

terlepas dari berbagai kendala yang terjadi dari pihak guru peneliti dan

siswa. Kendala yang sering dihadapi adalah siswa yang sulit untuk

dikondisikan sehingga butuh kesabaran dan ketegasan serta guru perlu

memotivasi siswa agar siswa terlibat dalam pembelajaran.

2. Hasil peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing mengalami

peningkatan. Terlihat dari hasil nilai rata-rata yang mengalami

peningkatan, yaitu pada siklus I adalah 55,66 dengan presentase

ketuntasan belajar sebesar 29,41%. Pada siklus II meningkat menjadi

(29)

70

belajar yang signifikan dikarenakan oleh siswa telah mengetahui

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, siswa

mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya dan

mengkondisikan siswa untuk menerima pembelajaran.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan,

maka terdapat beberapa rekomendasi yang diajukan, yaitu :

1. Bagi Guru

a. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat

diterapkan dalam pembelajaran IPA dalam kelas. Namun

diharapkan guru dapat lebih kreatif dan bervariasi yang baik dalam

menerapkan dalam pembelajaran.

b. Guru juga harus lebih meningkatkan pengelolaan kelas sehingga

model yang diterapkan dapat berjalan dengan baik dan dapat

mengurangi keributan di dalam kelas.

2. Bagi Sekolah

Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternative

pengembangan kurikulum sehingga model ini dapat digunakan dalam

pembelajaran, baik pada pembelajaran IPA maupun pada pelajaran

lainnya.

3. Bagi Peneliti

Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat

digunakan dalam penelitian lainnya yang berbeda untuk meningkatkan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata. Jakarta: Depdiknas

Dimyati, Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauziah, Wafa. (2013). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran IPA Materi Sumber daya Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hamalik, Oemar. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Kesuma, Dharma. (2011). Indikator Capaian Kompetensi Pedoman dan Teori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bandung: Tidak Diterbitkan

Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama

Lie, A. (2004). Cooperative Learning Memperaktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo

Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Akasara

(31)

72

Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan. (2011). Landasan Pendidikan. Bandung

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suprijono, A. (2009). Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Puustaka Pelajar

Syaifurahman. (2012). Manajemen Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks

Rochiati, Wiriaatmadja. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup

Arief, A. (2013). Model Pembelajaran Snowball Throwing. [Online].

Tersedia:http://ardhaphys.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-snowball-throwing.html [27 Januari 2015]

Mahanani, F. (2012). Desain dan Jenis Data Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). [online].

Tersedia:http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/desain-dan-jenis-data-penelitian.html [27 Januari 2015]

Patmawati. (2012). Penerapan Metode Snowball Throwing Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). [online]. Tersedia:

Gambar

Tabel
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Adakah perbedaan pola konsumsi rumah tangga kaya dan miskin di

DESAIN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR VIRTUAL FLIPBOOK UNTUK PEMBELAJARAN DASAR TEKNIK ELEKTRO.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permanen adalah pendapatan yang diharapkan akan diterima oleh rumah tangga. selama beberapa tahun mendatang, sedangkan pendapatan sementara

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA. JUMLAH (3a

dilakukan oleh Kasno,dkk.(2003), menunjukkan bahwa dari 1.577 contoh tanah sawah di Sumatera Barat dan Selatan, Kalimantan Selatan mencapai angka di atas 2 %, karena tergolong

Iriawan mengajak PJU Polda Bali, Staf Asops dan seluruh anggota yang berada di Polres Karangasem untuk makan bersama menikmati apa yang beliau masak bersama Polwan dan Bhayangkari

1) Untuk memperbaiki terms of trade (TOT). 2) Untuk melindungi industri yang baru tumbuh ( infant industry ) terhadap persaingan industri luar negeri yang lebih besar dan

This prevalence is derived using as denominator the sum of children aged above the upper limit of the earliest milestone " Sits without support " (9.4 months)and younger