PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Reny Rahmawati
1107194
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DAPERTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Halaman Hak Cipta Untuk Mahasiswa S1
---
-PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA SD
Oleh
Reny Rahmawati 1107194
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015
Hak Cipta Dilingdungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak
LEMBAR PENGESAHAN
Reny Rahmawati
1107194
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA SD
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING
Pembimbing
Dr. Hj. Pupun Nuryani, M.Pd. NIP. 196205221986032003
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dapertemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA SD
Oleh
Reny Rahmawati
1107194
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Dari 34 orang siswa, hanya 10 orang siswa atau yang mencapai nilai KKM yaitu 70. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan dalam pembelajaran tidak terlihat pembagian kelompok. Sehingga siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran, kurang menarik perhatian dan membosankan, kurang bekerja sama serta berbaur dengan siswa lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, (2) mendeskripsikan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada pembelajaran IPA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart dengan dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester II di salah satu SD Kecamatan Sukasari Kabupaten Bandung yang berjumlah 36 orang siswa. Instrument penilaian dalam penelitian ini berupa soal tes dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata siswa 55.66 atau sebanyak 29.41% dengan siswa yang tuntas 10 orang, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa 84.88 atau sebanyak 90.63% dengan 29 orang siswa yang mencapai nilai diatas KKM. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada pemebelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun perlu adanya penguasaan kelas yang baik agar model pembelajaran ini dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING
SNOWBALL THROWING MODEL’S IN ELEMENTARY SCIENCE
TEACHING
BY
RENY RAHMAWATI 1107194
This research is motivated by the low learning outcomes of students in science subjects. Of the 34 students, only 10 students who get 70 KKM’s score. This is caused by the learning process more teachers often use the lecture method and the learning is not visible division of the group. So that students are less involved in learning, attention and tedious less attractive, less team work and mingle with other students. In research aims to (1) describe the implementation of science learning with cooperative learning model Snowball Throwing, (2) describe the results of students learning using cooperative learning model Snowball Throwing in learning science. The method used in this research in classroom action research (PTK), which was adapted from the model Kemmis and Mc. Taggart with two cycles. The subjects were second semester of fifth grade students in one elementary school districts Sukasari Bandung regency totaling 36 students. The research assessment instrument in the form of test and observation sheet. The results showed that the learning outcomes of students has increased, which in the first cycle students average score 55.66 or as much as 29.41% with students completed 10 people, and the second cycle students average score 84.88 or as much as 90.63% with 29 students reaching values above the KKM. The conclusion of this study is the implementation of cooperative learning model Snowball Throwing on science learning can improve student learning outcomes. However, there needs to be a good class mastery learning model that can be implemented with even better.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ………... i
UCAPAN TERIMA KASIH ………. ii
DAFTAR ISI ……….. iv
DAFTAR GAMBAR ………. vi
DAFTAR BAGAN ………. vii
DAFTAR TABEL ………. viii
DAFTAR DIAGRAM ………... ix
DAFTAR LAMPIRAN ………... x
BAB I PENDAHULUAN ………..
A. Latar Belakang Masalah ………..
B. Rumusan Masalah ………
C. Tujuan Penelitian ……….
D. Manfaat Penulisan ……… 1
1
3
3
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….
A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) tipe
Snowball Throwing (Melempar Bola Salju) ………
1. Pembelajaran Kooperatif ………...
2. Snowball Throwing (Melampar Bola Salju) ………..
B. Pendidikan IPA di SD ………..
C. Materi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ………
1. Daur Air ……….
2. Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Daur Air ……….
E. Penelitian Terdahulu ………
F. Kerangka Berfikir ………
G. Definisi Operasional ……… 27
31
32
BAB III METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN …...
A. Metode Penelitian ………
B. Model Penelitian ………..
C. Lokasi Penelitian ………..
D. Subjek Penelitian ……….
E. Waktu Penelitian ………..
F. Instrument Penelitian ………...
1. Instrument Pembelajaran ………...
2. Instrument Pengungkap Data Penelitian ………
G. Prosedur Penelitian ………..
H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data ……… 34 34 35 37 37 37 37 37 38 39 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………...
A. Deskripsi Awal Pra-Penelitian ……….
B. Hasil dan Pembahasan ……….
1. Data Perkembangan Pelaksanaan dan Pembahasannya ….
2. Data Perkembangan Hasil dan Pembahasannya …………
C. Keterbatasan Penelitian ……… 44 44 45 45 64 68
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………
A. Kesimpulan ………..
B. Rekomendasi ………... 69
69
70
DAFTAR PUSTAKA ………. 71
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1
3.1
Daur Air ……….. Desain PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart …………...
19
DAFTAR BAGAN
Bagan
DAFTAR TABEL
Tabel
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
Nilai Hasil Kerja Kelompok Siswa pada Siklus I ………. Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ………. Data Ketuntasan Siswa pada Siklus I ……… Kendala Aktivitas Guru dan Siswa, serta Refleksi
Tindakan Pembelajaran Siklus II ……….. Nilai Hasil Kerja Kelompok Siswa pada Siklus II ……… Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ……… Data Ketuntasan Siswa pada Siklus II ………... Data Rekapitulasi Nilai Siswa ………...
50
51
52
56
60
62
62
[image:10.612.165.500.153.344.2]DAFTAR DIAGRAM
Diagram
4.1
4.2
4.3
4.4
Nilai Rata-Rata Siklus I
Nilai Rata-Rata Siklus II
Rekapitulasi Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar
53
63
66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran
A.1.a
A.1.b
A.2.a
A.2.b
RPP Siklus I ………... RPP Siklus II ……….. LKS Siklus I ………... LKS Siklus II ………..
1
9
17
19
Lampiran B Instrumen Penelitian
B.1.a
B.1.b
B.2.a
B.2.b
Lembar Observasi Siklus I ……….
Lembar Observasi Siklus II ………
Soal Evaluasi Siklus I ……….
Soal Evaluasi Siklus II ………...
22
25
30
33
Lampiran C Surat-surat Penelitian
C.1 C.2 C.3 C.4 C.5 C.6
SK Dosen Pembimbing ………..
Surat Permohonan Izin dari Fakultas ……….
Surat ijin Penelitian dari Kesatuan Bangsa ………
Surat Ijin Penelitian dari Disdikpora ………..
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ………..
Catatan Bimbingan ……….
36 37 38 39 40 41
Lampiran D Hasil Penelitian
D.1.a D.1.b D.2.a D.2.b D.3.a D.3.b D.4.a D.4.b
Hasil LKS Siklus I ………..
Hasil LKS Siklus II ……… Hasil Evaluasi Siklus I ………... Hasil Evaluasi Siklus II ……….. Lembar Pertanyaan Siklus I ………..……. Lembar Pertanyaan Siklus II ……….. Data Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus I ……….. Data Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus II ……….
D.5
D.6
Dokumentasi ………... Riwayat Hidup ………
95
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di sekolah merupakan hal yang terpenting untuk
menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan di sekolah
melibatkan pendidik, bahan ajar, dan siswa. Dalam UU No.14 tahun 2005
tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
dan mengevaluasi siswa. Dengan kata lain, peran guru sangat penting
dalam perkembangan mental maupun fisik siswa. Selain itu, pendidik dan
tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis, serta mempunyai
komitmen secara profesional untuk meningkatkan pendidikan (Depdiknas,
2006).
Pada saat ini pembelajaran yang dilakukan harus mengaktifkan
siswa salah satu diantaranya pembelajaran IPA dimana selalu
berhubungan dengan kehidupan dan pengalaman siswa. Dalam proses
pembelajaran IPA yang dilakukan harus melibatkan secara utuh keaktifan
para siswa. Selain itu, dalam pembelajaran IPA menjadikan sarana untuk
mengeksplorasi kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki siswa melalui
percobaan dan pengamatan yang dilakukan secara langsung.
Guru harus mampu memilih dan menentukan suatu pendekatan
dan model yang sesuai dengan pembelajaran IPA, sehingga proses
pembelajaran akan menarik, kreatif, sesuai dengan karakteristik para
siswa, dan memotivasi para siswa untuk belajar. Selain itu, guru juga
harus mengembangkan cara berpikir siswa yang kritis dan kreatif dengan
2
mengetahui kemampuan yang dimilikinya, memiliki rasa ingin tahu untuk
menggali informasi atau pengetahuan yang baru, dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk dirinya maupun
masyarakat.
Dalam pembelajaran IPA yang dilakukan guru lebih menguasai
pembelajaran di dalam kelas. Seharusnya dalam pembelajaran IPA guru
lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
langsung dan aktif dalam pembelajaran. Dari hasil observasi yang
dilakukan, guru dalam menyampaikan pembelajaran IPA metode yang
sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah, dan dalam
pembelajaran tidak terlihat pembagian kelompok, sehingga siswa kurang
dilibatkan dalam pembelajaran, kurang menarik perhatian dan
membosankan, dan kurang bekerja sama serta berbaur dengan siswa
lainnya. Hal inilah yang menjadi faktor paling pengaruhi pemerolehan
hasil belajar siswa di sekolah.
Data yang diperoleh melalui tes di salah satu SD X di Kecamatan
Sukasari, hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70. Dari
34 orang siswa, hanya 9 orang yang mencapai batas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditentukan dan siswa yang nilainya masih
berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berjumlah 24
orang siswa. Faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah adalah
kurangnya minat belajar siswa yang dikarenakan pembelajaran yang
kurang menarik dan melibatkan siswa, guru sering menggunakan metode
3
dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola
pertanyaan dari kertas yang dibuat berbentuk bola kemudian dilemparkan
secara acak dan bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Dengan
model pembelajaran ini diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Berdasarkan alasan di atas, penulis termotivasi untuk
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V SD yang
bersifat meneliti bagaimana pembelajaran dalam kelas yang dilakukan
oleh guru. Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada Pembelajaran IPA di SD”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing di kelas V SD?
2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada
pembelajaran IPA di kelas V SD?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini
dilakukan untuk mendeskripsikan :
1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing di kelas V SD.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada pembelajaran IPA di kelas V
4
D. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa,
guru,dan sekolah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.
b. Meningkatkan pemahaman tentang konsep IPA dengan materi
yang dipelajari.
c. Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa pada pembelajaran
IPA.
2. Bagi Guru
a. Dengan melakukan Penelitian Tindikan Kelas (PTK) ini pendidik
dapat memperoleh wawasan dalam memilih dan menggunakan
alternatif pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi
IPA. Sehingga, pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran
sesuai dengan materi yang dipelajari.
b. Mengembangkan potensi pembelajaran IPA dengan menerapkan
model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengetahuan baru mengenai
kemampuan peserta didik mengenai materi yang akan disampaikan
pada pembelajaran IPA, sehingga peneliti bisa mencari dan
menggunakan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan dan
BAB III
METEDOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research). Hopkins (Komalasari 2013: 271)
merumuskan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang
untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah
prosedur perbaikan dan perubahan. Sedangkan menurut Suhardjono
(Komalasari, 2013: 271) mengatakan peneliitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti lainnya
(atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak sebagai peneliti di kelas
atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.
Jadi, Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis
yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik
pembelajaran yang ada dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain itu, penelitian ini untuk memecahkan masalah dengan tahap-tahap
yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Sehingga dalam pelaksanaan peneliti perlu memahami karakteristik dan
prinsip dalam Penelitian Tindakan Kelas agar kegiatan yang dilakukan
dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Borg
(Arikunto, 2006: 107) bahwa penelitian ini bertujuan mengembangkan
keterampilan-keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan
35
reflektif, dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas
secara lebih profesional.
Prosedur penelitian tindakaan kelas menurut Hopkins
(Komalasari 2013: 271), yaitu :
1. Perencanaan (Planning),
2. Pelaksanaan tindakan kelas (Action),
3. Observasi (Observation) dan refleksi (Reflection) dalam setiap siklus.
B. Model Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart. Dalam model penelitian ini mencakup empat tahapan yang sering
digunakan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
pengamatan (observing), dan reflektif (reflecting). Di dalam alur
kegiatannya, tahap pelaksanaan dan pengamatan dilakukan dalam jangka
waktu yang bersamaan. Berikut ini merupakan gambar dari alur penelitian
36
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart
(Sumber : www.m-edukasi.web.id)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam model spiral menurut
Kemmis dan Taggart dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan tindakan (planning) yaitu rencana tindakan yang akan
dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan
tingkah laku dan sikap sosial sebagai solusi.
2. Pelaksanaan tindakan (acting) yaitu apa yang akan dilaksanakan oleh
peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang
diinginkan.
3. Pengamatan (observing) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari
37
4. Refleksi (reflecting) yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
hasil atau dampak dari tindakan.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan di kelas V SDN X Kelurahan
Isola Kecamatan Sukasari Bandung
D. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas V
SDN X Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Bandung Tahun Akademik
2014/2015 dengan jumlah 35 orang yang terdiri dari 15 orang perempuan
dan 20 orang laki-laki.
E. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret–April 2015 di kelas
V semester ganjil Tahun pelajaran 2014/2015.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dibuat memuat
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran
38
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa merupakan salah satu instrumen yang digunakan
ketika dalam proses pembelajaran dan memuat berbagai kegiatan
siswa agar lebih memahami pembelajaran yang diberikan. Lembar
kerja siswa ini digunakan agar siswa mampu dan aktif dalam
berdiskusi, serta mampu bekerja sama dengan anggota kelompok
lainnya.
2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian
a. Lembar Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk melihat keterlaksanaan
tahap-tahap atau kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Dalam lembar pedoman observasi ini dibuat kolom “ya” dan “tidak” yang akan diberikan tanda checklist (√). Selain itu, observer mengisi kolom
keterangan untuk menuliskan saran atau kekurangan-kekurangan
aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga menjadi
bahan refleksi pada akhir pembelajaran.
b. Tes Tertulis
Tes merupakan metode pengumpulan data yang berfungsi untuk
mengukur kemampuan seseorang (Mulyatiningsih, 2011: 55). Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah akhir pembelajaran. Selain
itu, tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif (hasil
39
G. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart. Penelitian tindakan kelas ini dirancang dan dilaksanakan untuk 2
siklus. Siklus pertama dirancang untuk dilaksanakan 2 kali pertemuan
(2x35 menit), sedangkan siklus kedua dirancang untuk dilaksanakan 2 kali
pertemuan (2x35 menit). Tahapan setiap pelaksanaan siklus meliputi
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing),
dan reflektif (reflecting).
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan
menerapkan pendekatan kooperatif tipe Snowball Throwing.
2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes siklus I.
4) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa
dan guru dalam pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.
2) Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan
pendekatan kooperatif tipe snowball throwing.
3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai hasil
belajar siswa tentang Daur Air dalam pembelajaran IPA dengan
menerapkan pendekatan kooperatif tipe snowball throwing.
40
5) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan
pada lembar observasi.
c. Tahap Pengamatan
1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru
dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan
kooperatif tipe snowball throwing.
2) Observer mengisi lembar observasi.
d. Tahap Refleksi
Peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang dikumpulkan
dari penelitian tindakan pada siklus I. Setelah hasil belajar siswa dan
pengamatan observer telah dikaji, selanjutnya pada siklus II, peneliti
mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada
tahap refleksi pada siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan
pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Menginventarisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk
dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
2) Menetapkan sub materi yang lebih komplek dari materi siklus I.
3) Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi
pada siklus I.
4) Menyiapkan media, alat peraga dan sumber pembelajaran.
5) Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS.
6) Menyiapkan instrumen tes siklus II.
7) Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam
41
b. Tahap Pelaksanaan
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP
yang telah disusun dengan mempertimbangkan
perbaikan-perbaikan pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks.
Diharapkan pada siklus II ini siswa sudah lebih menguasai materi
Daur Air dalam pembelajarn IPA dengan menerapkan pendekatan
kooperatif tipe snowball throwing.
2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data hasil belajar siswa
pada siklus II.
3) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar siswa sebagai
sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil
pengamatan pada lembar observasi.
c. Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:
1) Mencatat dan merekam aktivitas belajar siswa oleh pengamat
melalui lembar observasi.
2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus
II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.
d. Tahap Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk
dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu
simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini, hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA tentang Daur Air melalui penerapan
42
H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data
Analisis data dilakukan melalui teknik pengolahan data
berdasarkan perolehan dari hasil penelitian sesuai dengan penggunaan
instrumennya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif dengan cara mengakatagorikan dan
mengklasifikasikan data berdasarkan analisis yang logis, kemudian
ditafsirkan dalam konteks permasalahan penelitian. Kegiatan ini berupaya
memunculkan makna dari setiap data yang didapat, sehingga data tidak
hanya bersifat deskriptif. Data-data yang dikumpulkan dan analisis dengan
menggunakan pendekatan kualitatif itu meliputi: kinerja guru, aktivitas
siswa, dan pola pembelajaran. Dalam penelitian dengan pendekatan
kualitatif, pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus-menerus
dari awal sampai akhir pelaksanaan program tindakan.
Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar IPA
para peserta didik. Setelah data kuantitatif diperoleh, langkah selanjutnya
mengolah dan menganalisis data. Teknik statistik sederhana digunakan
untuk mendeskripsikan berbagai perubahan hasil belajar siswa yaitu nilai
rata-rata dan presentase di atas atau di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Adapun pengolahan data tes tersebut dilakukan dengan beberepa
teknik, diantaranya :
1. Menghitung Rata-Rata
Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan
pendekatan kooperatif tipe snowball throwing. rumus yang digunakan
43
�̅ =∑ ��
Aqib (Fauziah, 2013: 30)
Keterangan : �̅: Nilai rata-rata kelas
∑ �: Total nilai yang diperoleh siswa � : Jumlah siswa
2. Menghitung Presentase Jumlah Siswa Tuntas
Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Presentase
ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :
� =∑ ≥ 7� × %
Aqib (Fauziah, 2013: 30)
Keterangan : ∑ ≥ 7 : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih
besar dari atau sama dengan 70
n : Banyak siswa
100% : Bilangan tetap
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, makan dapat dikemukakan
kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindaan kelas yang dilaksanakan di
kelas V SDN X mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Snowball Throwing pada Pembelajaran IPA” maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang Daur Air dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing membuat
suasana belajar siswa menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat
berperan aktif dalam pembelajaran. Pelaksanaan tindakan tidak
terlepas dari berbagai kendala yang terjadi dari pihak guru peneliti dan
siswa. Kendala yang sering dihadapi adalah siswa yang sulit untuk
dikondisikan sehingga butuh kesabaran dan ketegasan serta guru perlu
memotivasi siswa agar siswa terlibat dalam pembelajaran.
2. Hasil peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing mengalami
peningkatan. Terlihat dari hasil nilai rata-rata yang mengalami
peningkatan, yaitu pada siklus I adalah 55,66 dengan presentase
ketuntasan belajar sebesar 29,41%. Pada siklus II meningkat menjadi
70
belajar yang signifikan dikarenakan oleh siswa telah mengetahui
model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, siswa
mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya dan
mengkondisikan siswa untuk menerima pembelajaran.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan,
maka terdapat beberapa rekomendasi yang diajukan, yaitu :
1. Bagi Guru
a. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat
diterapkan dalam pembelajaran IPA dalam kelas. Namun
diharapkan guru dapat lebih kreatif dan bervariasi yang baik dalam
menerapkan dalam pembelajaran.
b. Guru juga harus lebih meningkatkan pengelolaan kelas sehingga
model yang diterapkan dapat berjalan dengan baik dan dapat
mengurangi keributan di dalam kelas.
2. Bagi Sekolah
Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternative
pengembangan kurikulum sehingga model ini dapat digunakan dalam
pembelajaran, baik pada pembelajaran IPA maupun pada pelajaran
lainnya.
3. Bagi Peneliti
Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat
digunakan dalam penelitian lainnya yang berbeda untuk meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata. Jakarta: Depdiknas
Dimyati, Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fauziah, Wafa. (2013). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran IPA Materi Sumber daya Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung: Tidak Diterbitkan
Hamalik, Oemar. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Kesuma, Dharma. (2011). Indikator Capaian Kompetensi Pedoman dan Teori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bandung: Tidak Diterbitkan
Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama
Lie, A. (2004). Cooperative Learning Memperaktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Akasara
72
Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan. (2011). Landasan Pendidikan. Bandung
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suprijono, A. (2009). Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Puustaka Pelajar
Syaifurahman. (2012). Manajemen Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks
Rochiati, Wiriaatmadja. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup
Arief, A. (2013). Model Pembelajaran Snowball Throwing. [Online].
Tersedia:http://ardhaphys.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-snowball-throwing.html [27 Januari 2015]
Mahanani, F. (2012). Desain dan Jenis Data Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). [online].
Tersedia:http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/desain-dan-jenis-data-penelitian.html [27 Januari 2015]
Patmawati. (2012). Penerapan Metode Snowball Throwing Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). [online]. Tersedia: