• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PATRONAGE BUYING MOTIVES DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PATRONAGE BUYING MOTIVES DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA BANDUNG."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Asri Permata Legina, 2015

No: 517/Skripsi/PSI/FIP_UPI/06.2015

HUBUNGAN PATRONAGE BUYING MOTIVES DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh :

Asri Permata Legina

1001987

DEPARTEMEN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HUBUNGAN PATRONAGE BUYING MOTIVES DENGAN

GAYA HIDUP HEDONIS PADA KONSUMEN STARBUCKS

COFFEE DI KOTA BANDUNG

Oleh

Asri Permata Legina

Sebuah Skripsi yang Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

© Asri Permata Legina 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

Asri Permata Legina, 2015

ABSTRAK

Asri Permata Legina (1001987). Hubungan Patronage Buying Motives dengan Gaya Hidup Hedonis pada Konsumen Starbucks di Kota Bandung. Skripsi Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji hubungan antara patronage buying motives dengan gaya hidup hedonis pada konsumen Starbucks Coffee di kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Sampel penelitian ini sebanyak 209 konsumen Starbucks Coffee yaitu 58 orang berjenis kelamin pria dan 151 orang berjenis kelamin wanita yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui metode kuesioner dengan menggunakan skala patronage buying motives serta skala gaya hidup hedonis yang telah diuji coba oleh peneliti. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan antara patronage buying motives dengan gaya hidup hedonis pada wanita konsumen Starbucks Coffee di kota Bandung dengan nilai korelasi sebesar 0,365 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi patronage buying motives yang dimiliki oleh konsumen Starbucks Coffee, maka semakin tinggi pula gaya hidup hedonisnya. Rekomendasi pada penelitian ini yaitu: (1) Bagi perusahaan, lebih baik meningkatkan tokonya sesuai dengan atribut emotional patronage motives sehingga antara motif rasional dan emosional memiliki hasil yang seimbang; (2) Bagi peneliti selanjutnya, lebih baik memasukkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi variabel-variabel yang ada sehingga dapat menggali data yang lebih dalam.

(6)

ABSTRACT

Asri Permata Legina (1001987). The Correlation between Patronage Buying Motives and Hedonic Lifestyle of Starbucks Coffee Consumers in Bandung. Thesis, Department of Psychology, Faculty of Education, Indonesian University of Education, Bandung, (2015).

The purpose of this study is to determine the correlation between patronage buying motives and hedonic lifestyle among consumers of Starbucks Coffee in Bandung. This research used quantitative approach with correlation method. The sample in this study were 209 consumers of Starbucks Coffee which is consisted of 58 men and 151 women, which collected by purposive sampling technique. Data were collected using questionnaires as data collection tools that developed by researcher. Data analysis was done by using spearman rank correlation technique. The results of this research showed that there is a positive significant relationship between patronage buying motives and hedonic lifestyle of Starbucks Coffee consumers in Bandung with coefficient correlation 0,365 and significance 0,000. It showed that if the patronage buying motives of consumers of Starbucks Coffee in Bandung are high, the consumers are likely to have high hedonic lifestyle. The recommendation on this study are: (1) for the company, better to improve the store in accordance with the emotional attributes of patronage motives so that between rational motives and emotional motives have balance result; (2) for another researcher, better to indorporate other factors that may affect the existing variables in this study so that can produce richer data.

(7)

Asri Permata Legina, 2015

HUBUNGAN PATRONAGE BUYING MOTIVES DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KONSUMEN STARBUCKS DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...

LEMBAR PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK... v

E Struktur Organisasi Skripsi... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A Patronage Buying Motives.…..………...…………..……... 7

1. Pengertian Patronage Buying Motives ..………... 7

2. Klasifikasi Patronage Buying Motives .……….... 8

3. Komponen Patronage Buying Motives ..………... 9

4. Perbedaan Antara Emotional dan Rational Patronage Motives... 11

B Gaya Hidup Hedonis…...…………...………..……... 12

1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis….………..……...…... 2. Pengukuran Gaya Hidup Hedonis………...…... 3. Karakteristik Gaya Hidup Hedonis…...……...……... 4. Faktor-Faktor Pengaruh Gaya Hidup Hedonis... 12 13 15 16 C Kerangka Berpikir ………...….…….…... 16

D Hipotesis Penelitian... 20

BAB III METODE PENELITIAN A Lokasi dan Subjek Penelitian... 21

1. Lokasi Penelitian... 2. Subjek Penelitian... 3. Populasi dan Sampel Penelitian...

(8)

B Metode dan Desain Penelitian...

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 23

1. Variabel Penelitian... 2. Definisi Operasional... 23 23 D Pengembangan Instrumen Penelitian... 25

E Teknik Pengumpulan Data... 32

F Teknik Analisis Data... 1. Kategorisasi Norma... G Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 1. Tahap Persiapan... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A Gambaran Umum Karakteristik Responden... 1. Gambaran Jenis Kelamin Responden Penelitian... 2. Gambaran Usia Responden Penelitian... 3. Gambaran Pekerjaan Responden Penelitian... 4. Gambaran Pendapatan Responden Penelitian... 37

1. Alasan Mengunjungi Starbucks Coffee ... 41

2. Tempat yang Sering Dikunjungi ... 43

C Hasil dan Pembahasan Penelitian ...………... 44

1. Hasil dan Pembahasan Variabel Patronage Buying Motives... 44

2. Hasil dan Pembahasan Variabel Gaya Hidup Hedonis... 49

3. Hasil dan Pembahasan Hubungan antara Patronage Buying Motives dengan Gaya Hidup Hedonis... 4. Keterbatasan Penelitian... 55 60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A Simpulan………... 61

B Rekomendasi…...………...……….... 61

DAFTAR PUSTAKA………... 62

LAMPIRAN………... 66

(9)

Asri Permata Legina, 2015

HUBUNGAN PATRONAGE BUYING MOTIVES DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KONSUMEN STARBUCKS DAFTAR TABEL

2.1 Sample Psychographics Categories... 15

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Patronage Buying Motives Sebelum Uji Coba... 25

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Gaya Hidup Sebelum Uji Coba... 26

3.3 Bobot Skor Pilihan Jawaban... 27

3.4 Uji Corrected Item Total Instrumen Patronage Buying Motives... 28

3.5 Uji Corrected Item Total Instrumen Gaya Hidup Hedonis... 29

3.6 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach Guilford... 30

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Patronage Buying Motives Sebelum Uji Corrected item-total correlation... 30

3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Patronage Buying Motives Sesudah Uji Corrected item-total correlation……..………... 31

3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Gaya Hidup Hedonis Sebelum Uji Corrected item-total correlation………...………... 31

3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Gaya Hidup hedonis Sesudah Uji Corrected item-total correlation………...………... 32

3.11 Norma Kategori Lima Level………...……..…... 33

3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi………...…... 33

4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin... 37

4.2 Gambaran Responden berdasarkan Usia... 38

4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan... 39

4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan... 40

4.5 Alasan Konsumen Mengunjungi Starbucks Coffee... 42

4.6 Tempat yang Sering Dikunjungi Untuk Menghabiskan Waktu Luang... 43

4.7 Statistik Deskriptif Patronage Buying Motives... 44

4.8 Gambaran Tingkat Patronage Buying Motives... 45

4.9 Dimensi Dominan Variabel Patronage Buying Motives... 46

4.10 Perbedaan Patronage Buying Motives Berdasarkan Data Demografis... 48

4.11 Statistik Deskriptif Gaya Hidup Hedonis... 50

4.12 Gambaran Tingkat Gaya Hidup Hedonis... 50

4.13 Dimensi Dominan Variabel Gaya Hidup Hedonis... 52

4.14 Perbedaan Gaya Hidup Hedonis Berdasarkan Data Demografis... 53

4.15 Hubungan Antara Patronage Buying Motives dengan Gaya Hidup Hedonis... 55

(10)

DAFTAR GRAFIK

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 37

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 38

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 39

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan... 41

4.5 Alasan Konsumen Mengunjungi Starbucks Coffee... 42

4.6 Tempat yang Sering Dikunjungi Untuk Menghabiskan Waktu Luang... 43

4.7 Gambaran Tingkat Patronage Buying Motives... 45

4.8 Gambaran Dimensi Dominan Patronage buying Motives... 47

4.9 Gambaran Tingkat Gaya Hidup Hedonis... 51

(11)

Asri Permata Legina, 2015

HUBUNGAN PATRONAGE BUYING MOTIVES DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KONSUMEN STARBUCKS DAFTAR BAGAN

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

A Deskripsi Demografis...

B Pengolahan Uji Reliabilitas Instrumen Skala Patronage Buying

Motives...

C Pengolahan Uji Reliabilitas Instrumen Skala Gaya Hidup

Hedonis...

D Hasil Skoring Variabel Patronage Buying Motives...

E Hasil Skoring Variabel Gaya Hidup Hedonis...

F Pengolahan Uji Korelasi Variabel Patronage Buying Motives dengan Gaya Hidup Hedonis...

H Kuesioner...

I Surat Pernyataan Expert Judgement...

J Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Skripsi...

(13)

1

Asri Permata Legina, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bandung merupakan salah satu dari banyaknya kota besar di Indonesia yang

menjadi tujuan bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berbelanja

dan menghabiskan akhir minggu atau waktu liburan mereka. Data Badan Pusat

Statistik (BPS) pada tahun 2012 menyebutkan bahwa sektor perdagangan, hotel

dan restoran merupakan sektor unggulan Kota Bandung yang dilihat melalui

kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB Kota Bandung yakni sebesar 41,02%

(Bandungkota.bps.go.id, 2012). Seperti yang disebutkan diatas, salah satu potensi

yang sangat berkembang yang dimiliki oleh Kota Bandung ialah dalam sektor

restoran. Keberadaan restoran tersebut menjadi ‘Ruang Public Alternative’ yang

muncul bukan hanya untuk makan tetapi untuk memenuhi kebutuhan berkumpul

entah itu bersama keluarga, teman, bahkan kepentingan bisnis (Mawson &

Fearne, 1996). Pertumbuhan pesat pada sektor restoran di Kota Bandung inilah

yang kemudian memberikan kesempatan berkembang bagi berbagai macam

tempat kumpul lainnya, diantaranya yaitu coffee shop (Royan, 2004).

Coffee shop (dalam arti kedai kopi) merupakan tempat yang menyajikan

kopi sebagai menu utama mereka (Cousins, Foskett & Gillespie, 2002).

Kepopuleran kopi semakin meningkat bahkan menjadi bagian hidup bagi

masyarakat Indonesia khususnya di Kota Bandung. Hal inilah yang menjadi

penyebab munculnya berbagai coffee shop di Kota Bandung, mulai dari coffee

shop sederhana hingga coffee shop bergengsi. Pengertian dari coffee shop ialah

tempat yang identik dengan kursi serta meja-meja yang tertata rapi dan sofa yang

nyaman yang disertai dengan iringan alunan musik dan suasana nyaman yang

dirasakan oleh konsumen (Soekresno, 2002). Coffee shop tersebut menawarkan

kopi yang bervariatif mulai dari jenis kopi, rasa, penyajian hingga harganya serta

makanan kecil lainnya (Soekresno, 2002). Namun, bukan hanya kegiatan

mengkonsumsi kopi saja yang menjadi tujuan para konsumen coffee shop,

(14)

2

menghilangkan stress, menikmati atmosfir yang baru hingga untuk kesenangan

dan aktivitas bisnis (Astuti & Hanan, 2011).

Konsumsi kopi serta kunjungan para konsumen ke coffee shop dipengaruhi

oleh motif beli mereka yang beragam. Motif beli (Buying Motive) merupakan

pembelian sesuatu yang berdasarkan kepuasan (Stanton, 1967:100). Terdapat

berbagai macam motif beli, diantaranya motif beli berdasarkan tempat tertentu

yaitu Patronage Buying Motives. Patronage Buying Motives ialah motif

pembelian yang berkaitan dengan pemilihan suatu tempat (Winardi, 1993:31).

Konsumen kopi tentunya cenderung memilih tempat yang memberikan mereka

kenyamanan saat menikmati kopi dengan maksud bukan hanya kopi yang mereka

beli, lebih dari itu, suasana dan pelayanan yang ditawarkan oleh coffee shop pun

menjadi pertimbangan mereka. Informasi yang diperoleh para konsumen

mengenai suatu coffee shop diantaranya mengenai suasana tempat, cita rasa kopi

di tempat tersebut, pelayanan bahkan harga kopi yang ditawarkan yang kemudian

dapat menjadi motif pendorong bagi para konsumen untuk melakukan pembelian

di coffee shop tersebut (Koo, Tao, & Yeung, 1999). Motif pendorong tersebut

merupakan komponen yang penting dalam pemilihan coffee shop (Yun & Good,

2007). Penelitian yang dilakukan oleh Kasnaeny, et.al. (2013) mengindikasikan

bahwa Patronage Buying Motives dari konsumen coffee shop didorong oleh

fungsi coffee shop sebagai maksud untuk mengembangkan jaringan komunikasi

bisnis, sama halnya dengan tempat untuk senang-senang dan rekreasi.

Kegiatan mengkonsumsi kopi akan terus hidup mengingat hal tersebut juga

dipengaruhi oleh gaya hidup dan budaya (Astuti & Hanan, 2011). Menurut

Solomon (2011:209) gaya hidup merujuk kepada pola konsumsi yang

menggambarkan pilihan seseorang untuk menghabiskan waktu dan uangnya.

Mengkonsumsi kopi di coffee shop menjadi salah satu tempat favorit untuk

menghabiskan waktu luang bagi berbagai kalangan. Mereka bukan hanya ingin

menikmati kopi di coffee shop tetapi juga untuk sekedar nongkrong dan bersantai

dengan kelompoknya serta menikmati kesenangan yang ditimbulkan dengan

mengunjungi tempat tersebut. Hal tersebut secara tidak sadar membuat para

(15)

3

Asri Permata Legina, 2015

menghabiskan waktu luang dan uangnya di tempat yang santai seperti coffee shop

pilihan mereka.

Menurut Kunto (1999:87) hedonisme (dalam bahasa yunani, hedone berarti

kenikmatan, kegembiraan) adalah gaya hidup yang menjadikan kenikmatan atau

kebahagiaan sebagai tujuan. Dimana atribut-atribut gaya hidup hedonis

ditunjukkan dengan lebih senang mengisi waktu luang di tempat yang santai

seperti kafe (Susanto, 2001). Penelitian tentang gaya hidup (Engel, 1994,

h.391) telah banyak dikembangkan, salah satunya oleh Stanford Research

Institute yang mengemukakan penelitian berdasarkan AIO (Activity, Interest, and

Opinion) atau kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Dapat disimpulkan bahwa

gaya hidup hedonis seseorang meliputi aspek-aspek pola hidup seseorang dalam

kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam aktivitas, minat dan pendapat

individu yang bersangkutan yang mengarah ke dalam pencapaian kenikmatan.

Salah satu coffee shop yang terkenal di Indonesia adalah Starbucks Coffee

yang berasal dari Seattle, Amerika. Starbucks memiliki lebih dari 15,000 toko di

50 negara, dan sangat terkenal sebagai the world’s premier roaster dan retailer of

specialty coffee (Starbucks Heritage, 2010). Starbucks Coffee terkenal sebagai

tempat untuk mengkonsumsi kopi spesial sekaligus bersosialisasi bagi para

masyarakat kota. Di Kota Bandung, terdapat banyak gerai Starbucks Coffee yaitu

diantaranya Starbucks Coffee Cihampelas Walk, Starbucks Coffee PVJ, dan

Starbucks Coffee Braga City Walk. Starbucks Coffee yang akan peneliti teliti

ialah ketiga tempat tersebut, ini dikarenakan peneliti ingin melihat mengapa

konsumen memilih untuk menikmati kopi dan menghabiskan waktu luangnya di

Starbucks Coffee tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Hubungan Patronage Buying Motives Dengan Gaya

(16)

4

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah terdapat hubungan

Patronage Buying Motives dengan Gaya Hidup Hedonis pada konsumen

Starbucks Coffee di Kota Bandung?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan, maka tujuan

dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan Patronage Buying

Motives dengan Gaya Hidup Hedonis pada konsumen Starbucks Coffee di

Kota Bandung.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat praktis dan

teoritis sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk perusahaan

dalam merencanakan target market yang sesuai dengan kebutuhan para

konsumen Starbucks yang terdapat di Kota Bandung.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini berguna sebagai tambahan pengetahuan disamping

teori yang penulis dapatkan dan pelajari selama kuliah, yaitu untuk

menguji teori yang berkaitan dengan hubungan Patronage Buying

Motives dengan Gaya Hidup Hedonis pada konsumen Starbucks

Coffee di KotaBandung.

E. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

1. JUDUL

Disertai pernyataan maksud penelitian skripsi.

(17)

5

Ringkasan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam

karya tulis ilmiah ini.

6. DAFTAR ISI

Urutan isi karya ilmiah.

7. LAMPIRAN

Berisi daftar lampiran berdasarkan urutan bab dalam karya tulis ilmiah

ini.

9. BAB II KAJIAN PUSTAKA

a. Patronage Buying Motive

b. Gaya Hidup Hedonis

c. Kerangka Pemikiran

d. Hipotesis Penelitian

10.BAB III METODE PENELITIAN

a. Identifikasi Variabel Penelitian

b. Definisi Operasional Variabel

c. Populasi dan Sampel

d. Metode Pengambilan Sampel

e. Instrumen Penelitian

f. Validitas dan Realiabilitas Instrumen Penelitian

g. Metode Analisis

11. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(18)

6

b. Hasil Pengolahan Data dan Analisa Data

c. Pembahasan Penelitian

12.BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

b. Saran

13.DATAR PUSTAKA

(19)

Asri Permata Legina, 2015

HUBUNGAN PATRONAGE BUYING MOTIVES DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KONSUMEN STARBUCKS DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2011). Managemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Bandung: CV. Alpabeta.

Anderson, T. & Golden, L. (1984). Lifestyle and Psychographics: A

Critical Review and Recomendation. Advance in Consumer

Research. 11, 405-411.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).

Jakarta : Rianeka Cipta.

Assael, H. (1995). Consumer Behavior and Marketing Action, Fifth

Edition. New York: University Souh-Western Collage Publishing

Cicinnati.

Astuti & Hanan. (2011). The Behaviour of Consumer Society in

Consuming Food at Restaurants and Cafes. Journal of ASIAN

Behavioral Studies, 1, (1).

Azwar, S. (2012). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik. [Online] Tersedia: www.bandungkota.bps.go.id.

[diakses tanggal 4 Desember 2013]

Branden, N. (2001). Kiat Jitu Meningkatkan Harga Diri. Jakarta:

Delapratasa.

Brizek, M.G. (2011). Coffee Wars – The Big Three: Starbucks,

McDonald’s, and Dunkin Donuts. Journal of Case Research in

Business and Economic, 5(1), 1-11.

Chandrasekar, K. S. (2010). Marketing Management: Text and Cases.

New Delhi: Tata McGraw Hill.

Copeland, M. T. (1924). Principles of Merchandising. Chicago & New

York: A. W. Shaw Company.

Cousins, J., Foskett, D., & Gillespie, C. (2002). Food And Beverage

Management. London: Prentice Hall/Pearson Education.

Engel, J.F, Blackwell, R.D, Miniard, P.W. (1994). Perilaku Konsumen,

jilid 1. Diterjemahkan oleh Budiyanto. Jakarta: Binarupa Aksara.

Hadi, S. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi

(20)

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga.

ECON 2015: Section A01. Pascal Courty.

Kasali, Rhenald. (1998). Membidik Pasar Indonesia (Segmentasi,

Targeting, dan Positioning). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kasnaeny, et.al. (2013). Patronage Buying Motives of Coffee shop’s

Consumers. IOSR Journal of Business and Management

(IOSR-JBM). 8, Issue 3, 19-22.

Kassarjlan, H. H. & Thomas S. Robertson. (1999). Perspectiveness In

Consumer Behavior. Genview, IL.

Kaynak, E. & Kara A. (2001) An Examination of the Relationship Among

Consumer Lifestyle, Ethnocentrism, Knowledge Structure,

Attitudes and Behavioral Tendencies: A Comparative Study in

Two CIS States. International Journal of Advertising. 20, (4),

455-482.

Kindra, G.S., Laroche, M., & Muller, T.E. (1994). Consumer Behavior.

Canada: Nelson.

Kotler, P. & Amstrong. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran jilid I. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip. (2002). Marketing Management.USA: Prentice Hall.

Koo, L.C., Tao, F.K.C., & Yeung, J.H.C. (1999). Preferential

Segmentation of Restaurant Attributes Through Conjoint Analysis.

International Journal of Contemporary Hospitality Management.

Kunto, A. A. 1999. Remaja Tentang Hedonisme: Kecil Bahagia, Muda

Foya-Foya, Tua Kaya Raya, Mati Masuk Surga. Yogyakarta: PT.

Kanisius.

(21)

Asri Permata Legina, 2015

HUBUNGAN PATRONAGE BUYING MOTIVES DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KONSUMEN STARBUCKS

Mawson, E., & Fearne, A. (1996). Purchasing Strategies and

Decision-Making Processes in The Food Service Industry: A Case Study of

UK Restaurant Chains. Supply Chain Management International

Journal, 1(3), 34-41.

Ilmiah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Pan, Y. & Zinkhan, G.M. (2006). “Determinants of retail patronage: A

meta-analytical perspective”, Journal ofRetailing, Vol. 82 No. 3,

pp. – 229–243.

Plummer, Joseph T. (1974). The Concept and Application of Lifestyle

Segmentation. Journal of Marketing. 38, (1), 33-37.

Rahardjo, W. & Silalahi, Y.B. (2007). Perilaku Hedonis Pada Pria

Metroseksual Serta Pendekatan

Prasetijo, R. & Ihalauw, J.J.O.I. (2005). Perilaku Konsumen. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Royan, F.M. (2004). Marketing Selebrities. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Sahu, P. K. & Raut, K. C. (2009). Salesmanship and Sales Management.

New Delhi: Vikas Publishing House.

Salam, B. (2002). Etika Individual : Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta :

Rineka Cipta.

Santrock, John W. (2002). Life Span Developement: Perkembangan Masa

Hidup Ed. 5. Jakarta: Erlangga.

Schiffman, L.G, & Kanuk L.L. (2000). Consumer Behavior: 9th (eds).

Prentice Hall, Inc.

Schwartz, G.E. (1973). Biofeedback as Therapy: Some Theoretical and

(22)

Sigit, Soehardi. (2002). Pemasaran Praktis: edisi ketiga. Yogyakarta:

BPFE.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika

Aditama

Soekresno. (2002). Manajemen Food & Beverage Service Hotel. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Solomon, M.R. (2011). Consumer Behavior: Buying, Having, and Being.

Pearson Education: New Jersey.

Stanton, William J. (1967). Fundamentals of Marketing: Second Edition.

New York: McGraw-Hill, Inc.

Sugiyono, Prof. Dr. (2007). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

---. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, B.A. (2001). Potret-potret Gaya Hidup Metropolis. Jakarta:

Kompas Media Nusantara.

Swastha, B.H.D. (1998). Manajemen Penjualan. Yogyakarta: BPFE.

Wells, W. D. & Tigert, D. J. (1971) Attitudes, Interests and Opinions,

Journal of Advertising Research, 11, 27-35.

Wijoyongko, Y. (1995). Peran Gaya Hidup Dalam Riset Konsumen.

Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.

Winardi. (1993). Marketing dan Perilaku Konsumen. Bandung: CV.

Bandar Maju.

Woldoff, R.A., Lozzi, D.M., & Dilks, L.M. (2013). The Social

Transformation of Coffee Houses: The Emergence of Chain

Establishment and the Private Nature of Usage. International

Journal of Science Studies, 1(2), 205-218.

Yun, Z., & Good, L.K. (2007). Developing Customer Loyalty From E-tail

Store Image Attributes. Journal of Management and Service

Gambar

Gambaran Tingkat Patronage Buying Motives...................................

Referensi

Dokumen terkait

Rumah Sakit Ortopedi Pupuk Kaltim Kota Bontang ini akan menyediakan fasilitas rumah sakit umum yang sebelumnya sudah tersedia di Rumah Sakit Pupuk Kaltim dan fasilitas

[r]

Kontraktor harus menyerahkan 3 benda uji, yang dibuat dibawah pengawasan konsultan pengawas, dari tiap 15 meter kubik beton yang dicorkan. Minimal satu set benda uji harus

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian dari siswa.. kelas X, yaitu berjumlah

Kombinasi ekstrak etanol rimpang temulawak, daun beluntas, buah kemukus dan herba meniran tidak mempunyai efek antidiare terhadap mencit Swiss Webster dengan

Ilmu kebijakan adalah ilmu yang mengembangkan kajian tentang hubungan antara pemerintah dan swasta, distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar berbagai level

[r]

Berdasarkan definisi di atas sistem informasi dapat disimpulkan sebagai komponen- komponen suatu sistem dalam sebuah organisasi yang bekerjasama untuk mengelolah data