• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

vii

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Tujuan Pembelajaran Matematika ... 7

B. Kemampuan Spasial ... 8

C. Learning Trajectory ... 10

D. Tingkatan Pemahaman Ide-ide Ruang Van Hiele ... 11

E. Didactical Design Research ... 16

F. Teori APOS (Action-Process-Object-Shhema) ... 17

BAB III METODE PENELITIAN... 19

A. Metodologi Penelitian... 19

B. Subjek Penelitian ... 20

C. Teknik Pengumpulan Data ... 20

(2)

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Hasil kajian Identifikasi Permasalahan ... 22

B. Pengembangan Desain Didaktis Awal ... 28

C. Implementasi Desain Didaktis Awal ... 45

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 69

A. Simpulan ... 69

B. Rekomendasi ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(3)

ix

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Prediksi Respon Siswa Situasi Didaktis 1 ... 32

Tabel 4.2 Prediksi Respon Siswa Situasi Didaktis 2 ... 33

Tabel 4.3 Prediksi Respon Siswa Situasi Didaktis 3 ... 35

Tabel 4.4 Prediksi Respon Siswa Situasi Didaktis 4 ... 36

Tabel 4.5 Prediksi Respon Siswa Situasi Didaktis 5 ... 38

Tabel 4.6 Prediksi Respon Siswa Situasi Didaktis 6 ... 39

Tabel 4.7 Prediksi Respon Siswa Situasi Didaktis 7 ... 40

Tabel 4.8 Prediksi Respon Siswa Situasi Didaktis 7 Lainnya ... 40

(4)

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses konstruksi volume prisma pada buku BSE ... 3

Gambar 2.1 Segitiga didaktis yang telah dimodifikasi ... 16

Gambar 4.1 Konstruksi volume prisma dalam buku 1 ... 23

Gambar 4.2 Konstruksi volume prisma dalam buku 2 ... 24

Gambar 4.3 Konstruksi volume limas dalam buku 1 ... 26

Gambar 4.4 Konstruksi volume limas dalam buku 2 ... 26

Gambar 4.5 Learning trajectory desain didaktis awal ... 29

Gambar 4.6 Lembar kegiatan unsur-unsur kubus ... 31

Gambar 4.7 Lembar kegiatan menggambar irisan kubus ... 33

Gambar 4.8 Lembar kegiatan menggambar irisan kubus segitiga ... 34

Gambar 4.9 Alat peraga kubus transparan dan air berwarna ... 34

Gambar 4.10 Lembar kegiatan menggambar irisan kubus segiempat ... 36

Gambar 4.11 Lembar kegiatan menggambar irisan kubus segi n ... 37

Gambar 4.12 Lembar kegiatan menggambar irisan kubus prisma ... 38

Gambar 4.13 Lembar kegiatan menentuka volume prisma ... 39

Gambar 4.14 Lembar kegiatan menggambar irisan kubus limas ... 41

Gambar 4.15 Alat peraga kubus dan limas segitiga ... 41

Gambar 4.16 lembar kegiatan menentukan jumlah limas ... 43

Gambar 4.17 Lembar kegiatan menentuka volume limas ... 43

Gambar 4.18 Contoh jawaban siswa menentukan unsur kubus ... 51

Gambar 4.19 Contoh jawaban lain siswa menentukan unsur kubus ... 51

Gambar 4.20 Contoh jawaban siswa menggambarkan unsur kubus ... 53

Gambar 4.21 Contoh jawaban 1 menggambar irisan kubus segitiga ... 55

Gambar 4.22 Contoh jawaban 2 menggambar irisan kubus segitiga ... 55

Gambar 4.23 Contoh jawaban 1 menggambar irisan kubus segiempat ... 57

Gambar 4.24 Contoh jawaban 2 menggambar irisan kubus segiempat ... 58

Gambar 4.25 Contoh jawaban 1 menggambar irisan kubus segi n ... 60

Gambar 4.26 Contoh jawaban 2 menggambar irisan kubus segi n ... 60

(5)

xi

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.28 Contoh jawaban siswa membentuk prisma ... 62

Gambar 4.29 Contoh jawaban 1 siswa menentukan volume prisma ... 63

Gambar 4.30 Contoh jawaban 2 siswa menentukan volume prisma ... 63

Gambar 4.31 Contoh jawaban siswa menggambar limas segitiga ... 64

Gambar 4.32 Contoh jawaban siswa menentukan jumlah limas ... 65

Gambar 4.33 Contoh jawaban siswa menentukan volume limas ... 66

Gambar 4.34 Contoh jawaban tes soal 1 ... 66

Gambar 4.35 Contoh jawaban tes soal 2 ... 67

Gambar 4.36 Contoh jawaban tes soal 3 ... 67

Gambar 4.37 Contoh jawaban tes soal 4 ... 67

(6)

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ... 73

A.1 Desain Didaktis Awal ... 73

A.2 Lesson design Awal ... 81

Lampiran B ... 99

B.1 Contoh Respon Siswa ... 99

B.2 Tabel Analisis Hasil Implementasi Desain Didaktis Awal ... 113

B.3 Contoh Jawaban Tes Siswa ... 131

Lampiran C ... 134

C.1 Surat Izin Penelitian ... 134

C.2 Surat keterangan telah Melakukan Penelitian ... 135

C.3 Kartu Bimbingan ... 136

Lampiran D ... 137

D.1 Transkrip Video Implementasi Desain Didaktis Awal ... 137

D.2 Dokumentasi ... 164

Lampiran E ... 167

(7)

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Clement dan Sarama (CPRE, 2011, hlm. 23) menyatakan bahwa learning

trajectory adalah deskripsi pemikiran anak-anak ketika belajar dalam domain

matematika tertentu, dan menduga rute terkait melalui serangkaian tugas

pembelajaran yang dirancang untuk menimbulkan proses-proses mental atau

tindakan hipotesis untuk memindahkan anak-anak melalui

perkembangan-perkembangan tingkat berpikir, diciptakan dengan maksud mendukung prestasi

anak ke tujuan tertentu dalam domain matematika.

Learning trajectory dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu keterkaitan antara

konsep, keterkaitan antara konteks berpikir pada level yang sama serta keterkaitan

konteks berpikir pada level yang berbeda. Tiga hal tersebut sangat penting dalam

proses pembelajaran sebagai salah satu cara untuk dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang efektif, khususnya dalam matematika.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu ada di setiap

tingkatan sekolah, bahkan setiap materi yang dipelajari selalu bersangkutan satu

dan lainnya, sehingga mempelajari matematika haruslah bertahap supaya dapat

menguasai konsep-konsep matematika dengan baik.

Menurut Suherman (Lestari, 2012, hlm. 2) konsep-konsep dalam

matematika memiliki keterkaitan yang cukup tinggi, yaitu konsep yang satu dapat

menunjang bahkan membangun konsep yang lain. Artinya, dengan adanya

keterkaitan antara konsep-konsep tersebut mengakibatkan bahwa dalam

mempelajari matematika tidak boleh ada konsep yang terlewatkan.

Memahami konsep matematika yang abstrak tentu dibutuhkan kemampuan

matematis yang harus dicapai setiap siswa untuk dapat menyelesaikan masalah

matematika. Kemampuan matematis tersebut tidak muncul tiba-tiba dalam diri

siswa karena diperlukan kebiasaan untuk mengasahnya.

Hamley (Tambunan, 2006, hlm. 29) mengungkapkan bahwa kemampuan

matematika adalah gabungan dari inteligensi umum pembayangan visual,

(8)

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konfigurasi sebagai pola mental. Dalam kemampuan spasial tersebut diperlukan

adanya pemahaman perspektif, bentuk-bentuk geometris, menghubungkan konsep

spasial dengan angka, juga kemampuan dalam mentransformasi mental dari

bayangan visual.

Menurut Abdussakir (Lestari, 2012) geometri menempati posisi khusus

dalam kurikulum matematika menengah karena banyaknya konsep yang termuat di

dalamnya. Sehingga dalam mempelajari geometri siswa berkesempatan mengasah

kemampuannya dalam berbagai kasus dengan konteks-konteks berpikir geometri

pada level yang sama. Selanjutnya Abdussakir (Lestari, 2012) menjelaskan bahwa

pada dasarnya geometri memiliki peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa

dibandingkan dengan cabang matematika yang lain karena ide-ide geometri sudah

dikenal siswa sebelum mereka masuk sekolah seperti garis, bidang, dan ruang,

namun di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar geometri masih rendah dan

perlu ditingkatkan.

Hasil belajar geometri yang masih rendah tersebut seharusnya mendapatkan

perhatian lebih, karena dalam berpikir geometri terdapat benyak kemampuan

matematis yang bisa diasah yang juga melibatkan kemampuan spasial siswa.

Menurut Van de Walle (2008) tidak semua orang berpikir ide-ide geometri dengan

cara yang sama. Tentunya semua tidak sama, tetapi semua dapat menumbuhkan dan

mengembangkan kemampuan untuk berpikir dan menimbang dalam konteks

geometri. Riset dari Pierre van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof telah

menghasilkan wawasan dalam perbedaan dalam pemikiran geometri.

Menurut van Hiele (Van de Walle, 2008, hlm. 151) terdapat lima tingkat

cara pemahaman ide-ide ruang yang setiap tingkatannya menggambarkan proses

pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri sehingga tingkatan-tingkatan

tersebut menjelaskan tentang bagaimana berpikir dan jenis ide-ide apa saja yang

dipikirkan, bukan berapa banyak pengetahuan yang dimiliki. Perbedaan yang

signifikan dari satu level ke level berikutnya adalah objek-objek pikiran apa yang

mampu dipikirkan secara geometris. Tingkatan-tingkatan tersebut dimulai dari

visualisasi, analisis, deduksi informal, deduksi, dan ketepatan (Rigor).

Tingkatan-tingkatan van Hiele tersebut dapat dijadikan tolak ukur suatu

tahapan kemampuan berpikir anak, sehingga dapat dilakukan analisis learning

(9)

3

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryadi (2013, hlm. 1) bahwa proses berpikir guru dalam konteks pembelajaran

terjadi pada tiga fase yaitu sebelum pembelajaran, pada saat pembelajaran

berlangsung, dan setelah pembelajaran. Rencana pembelajaran biasanya kurang

mempertimbangkan keragaman respon siswa atas situasi didaktis yang

dikembangkan sehingga rangkaian situasi didaktis yang dikembangkan berikutnya

kemungkinan besar tidak lagi sesuai dengan keragaman learning trajectory

masing-masing siswa. Untuk membatu siswa yang memiliki keragaman learning trajectory

dalam pembelajaran di kelas, guru harus mampu membantu mengarahkan siswa

untuk memahami konsep-konsep matematika sehingga dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa lebih sistematis. Dengan adanya proses berpikir guru

dalam konteks pembelajaran yang terjadi pada tiga fase tersebut diharapkan guru

dapat memahami learning trajectory siswa sehingga dapat menentukan beberapa

predikisi situasi didaktis yang akan dilaksanakan saat proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan seorang guru matematika di

salah satu SMP swasta di Bandung terkait persiapan membuat bahan ajar di sekolah,

ternyata dia hanya mengikuti apa yang ada di buku panduan siswa BSE yang

dianggap paling mudah untuk dipahami siswa dan yang dapat mewakili materi yang

harus disampaikan kepada siswa. Namun pada kenyataannya, saat penulis observasi

ke sekolah yang bersangkutan, ternyata siswa masih sangat kesulitan dalam

memahami materi yang ada pada buku panduan siswa tersebut. Berikut merupakan

(10)

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1

Proses konstruksi volume prisma pada buku BSE

Langkah-langkah yang ditunjukkan buku panduan siswa tersebut untuk

mendapatkan volume sebuah prisma memang terlihat lebih memunculkan dari cara

berpikir aljabar siswa karena siswa belum terlalu memperlihatkan proses berpikir

geometri. Jika dilihat dari level berpikir Van Hiele hanya terdapat satu proses yang

berlangsung pada learning trajectory yang muncul yaitu level visualisasi, yaitu

level pada saat siswa bisa menentukan bentuk sebuah benda dari apa yang mereka

lihat. Ketika sebuah balok dibagi dua menjadi dua buah bangun ruang yang sama

besarnya maka sesuai pemahaman mereka sebelumnya mereka dapat mengatakan

bahwa bangun ruang tersebut adalah ଵ

ଶ balok atau disebut dengan prisma segitiga karena memiliki alas berbentuk segitiga.

Penelitian Shermann (Tambunan, 2006) menemukan bahwa adanya

hubungan yang positif antara prestasi belajar matematika dengan kemampuan

spasial anak usia sekolah. Kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa yang

berhubungan dengan meningkatnya kemampuan berpikir siswa sangat erat

(11)

5

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada teori van Hiele dan proses berpikir guru yang terjadi pada tiga fase tersebut,

guru seharusnya mampu membuat rencana pembelajaran yang dapat mengasah

kemampuan matematis siswa, sehingga guru harus bisa mengembangkan materi

ajar bagi siswa yang dapat mendukung terjadinya proses-proses yang diharapkan

dalam tujuan pembelajaran tidak hanya terpaku pada buku pegangan guru dan siswa

saja.

Berdasarkan hasil observasi ke sekolah, penulis menyimpulkan bahwa pada

dasarnya guru yang menggunakan buku paket saja sebagai bahan ajar belum dapat

memahami situasi dan kondisi yang dibutuhkan siswa berdasarkan learning

trajectory siswa. Padahal untuk mencapai tahapan berpikir geometri Van Hiele,

siswa sebaiknya diajak untuk menemukan hal baru dalam proses belajar sehingga

dapat tercapainya peningkatan berpikir siswa pada tahap seharusnya yang telah atau

sedang dilalui siswa.

Uraian tersebut menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian

yang berjudul Ðesain Didaktis Volume Limas dan Prisma Berdasarkan Irisan

Kubus pada Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama: Kajian

Learning TrajectoryBerdasarkan Level Berpikir Van Hiele”. Desain didaktis yang

disususn dengan mempertimbangkan learning trajectory siswa dalam konsep

volume limas dan prisma ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif

pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan perkembangan level berpikir

geometri siswa berdasarkan pada teori Van Hiele.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di muka, masalah dalam penelitian ini dirumuskan ke

dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Masalah apa saja yang teridentifikasi dalam pembelajaran volume limas dan

prisma?

2. Bagaimana bentuk desain didaktis awal berdasarkan analisis masalah yang

terdapat pada pembelajaran volume limas dan prisma?

3. Bagaimana implementasi desain didaktis ditinjau dari respon siswa?

4. Bagaimana desain didaktis revisi pada pembelajaran volume limas dan prisma

(12)

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, peneliti menetapkan batasan masalah

sehingga penelitian dapat terfokus pada permasalahan yang terkait dengan

teori-teori yang telah ada, serta sesuai dengan learning trajectory siswa sebagai berikut:

1. Penyusunan desain didaktis awal volume limas dan prisma berdasarkan irisan

kubus ini disesuaikan dengan karakteristik siswa SMP kelas VIII.

2. Penyusunan desain didaktis volume limas dan prisma didasarkan pada kajian

learning trajectory berdasarkan level berpikir Van Hiele.

3. Pengukuran keberhasilan implementasi desain didaktis ditinjau dari proses

(13)

7

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi masalah yang terdapat pada pembelajaran volume limas dan

prisma.

2. Mengetahui bentuk desain didaktis awal volume limas dan prisma berdasarkan

analisis masalah.

3. Mengetahui implementasi desain didaktis awal ditinjau dari respon siswa.

4. Memperoleh bentuk desain didaktis revisi volume limas dan prisma

berdasarkan analisis dari hasil implementasi.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai

berikut:

1. Bagi siswa, diharapkan dapat lebih memahami volume limas dan prisma

melalui irisan kubus sehingga dapat mengasah kemampuan berpikir geometri

siswa.

2. Bagi guru, diharapkan dapat menciptakan pembelajaran matematika yang

sesuai dengan learning trajectory siswa melalui desain didaktis.

3. Bagi peneliti, diharapkan dapat membuat desain didaktis alternatif volume

limas dan prisma.

F. Definisi Operasional

Berikut inni merupakan istilah-istilah operasional yang digunakan.

1. Learning trajectory adalah lintasan belajar siswa dalam mencapai suatu

kemampuan tertentu yang dikembangkan melalui serangkaian kegiatan

pembelajaran.

2. Desain didaktis adalah rancangan situasi didaktis yang memperhatikan respon

siswa yang disertai dengan antisipasinya yang dikembangkan sesuai konsep

(14)

19

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Fokus penelitian ini adalah mengkaji dan menyusun desain didaktis berbasis

kajian terhadap learning trajectory berdasarkan level berpikir Van Hiele pada

Volume limas dan prisma berdasarkan irisan kubus. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode kualitatif. Metode ini dipilih karena untuk menyususn

desain didaktis membutuhkan kajian mendalam terhadap keseluruhan prosses

pembelajaran dan proses berpikir siswa, sehingga dibutuhkan suatu metode yang

dapat mengungkapkan secara terperinci hal-hal yang sulit jika diungkapkan dengan

metode kuantitatif. Diungkapkan oleh Creswell (2003, hlm. 1) bahwa penelitian

kualitatif didefinisikan sebagai sebuah proses penyelidikan untuk

memahamimasalah social atau masalah manusia, berdasarkan pada penciptaan

gambaran holistic lengkap yang dibentuk dengan kata-kata dan disusun dalam

sebuah latar alamiah.

Penelitian desain didaktis ini terdiri atas tiga tahap yaitu analisis situasi

didaktis sebelum pembelajaran, analisis metapedadidaktik, dan analisis retrosfektif

(Suryadi, 2010, hlm.74). Berikut penjabaran atas tiga tahapan tersebut.

1. Tahap analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran

a. Memilih konsep matematika yang akan dijadikan materi dalam penelitian.

b. Mempelajari literature yang mengkaji konsep matematika yang telah

dipilih.

c. Menganalisis materi dan berdiskusi dengan dosen pembimbing.

d. Membuat repersonalisasi dari konsep yang dipilih.

e. Menganalisis buku panduan siswa yang digunakan dalam pembelajaran di

sekolah.

f. Mengkaji learning trajectory dari konsep yang dipilih.

g. Menyusun dan mengkonsultasikan desain didaktis awal yang telah dibuat

(15)

20

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tahap analisis metapedadidaktik

a. Melakukan implementasi desain didaktis awal.

b. Menganalisis hasil implementasi desain didaktis awal.

3. Tahap analisis retrosfektif

a. Menganalisis antara desain didaktis awal dengan hasil implementasi desain

didaktis awal.

b. Menyusun desain didaktis revisi.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu siswa SMP pada salah satu SMP Negeri di

Tasikmalaya. Dalam penelitian ini, disain didaktis yang dibuat adalah mengenai

volume limas dan prisma berdasarkan irisan kubus melalui kajian dari learning

trajectory. Sesuai kurikulum, konsep tersebut diberikan kepada siswa SMP kelas

VIII pada semester genap. Oleh karena itu penulis mengujicobakan desain didaktis

kepada siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Tasikmalaya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi. Menurut satori dan Komariah (Nursyahidah,

2013, hlm. 68) menyatakan bahwa observasi adalah pengamatan terhadap objek

yang diteliti baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk memperoleh data

yang harus dikumpulkan selama penelitian. Observasi yang dilakukan pada

penelitian ini adalah observasi langsung.

Menurut Satori dan Komariah (Nursyahidah, 2013, hlm. 70) wawancara

adalah teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informas yang digali dari

sumber tertentu melalui percakapan atau Tanya jawab. Dalam penelitian ini

wawancara yang dipilih adalah wawancara open-ended, tidak terstruktur, dan

informal. Wawancara dilakukan selama proses implementasi desain didaktis.

Studi dokumentasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan tujuan

(16)

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dokumentasi ini berupa catatan siswa, buku panduan siswa, video pembelajaran,

dan data lainnya yang relevan.

D. Teknik Analisi Data

Dalam penelitian kualitatif analisis data dimulai sejak awal penelitian,

selama proses penelitian, sampai pada akhir penelitian. Data yang diperoleh

selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif. Berikut merupakan langkah-langkah

analisis dalam penelitian ini.

1. Mengumpulakan seluruh informasi yang diperoleh selama penelitian.

2. Menganalisis seluruh informasi yang diperoleh selama penelitian.

3. Menguraikan secara terperinci mengenai hal-hal yang muncul selama proses

implementasi.

4. Mencari hubungan antara beberapa kategori

5. Melakukan Interpretasi

(17)

69 Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dari hasil implementasi dan pembahasan yang telah

dilakukan maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Hasil identifikasi masalah yang ditemukan adalah kurangnya persiapan

terhadap proses pembelajaran yang mengakibatkan kurangnya antisipasi pada

respon siswa yang muncul.

2. Desain didaktis awal untuk volume limas dan prisma berdasarkan irisan kubus

dimulai dari mengkonstruksi bangun datar yang dapat membentuk irisan kubus,

lalu menentukan bangun ruang yang terbentuk dari irisan kubus, dan

selanjutnya menentukan volume limas dan prisma yang terbentuk dari irisan

kubus tersebut.

3. Pada saat implementasi desain didaktis, siswa mengalami kesulitan pada saat

harus menggambarkan irisan kubus. Pertama karena mereka baru mengenal

irisan kubus dan yang kedua adalah karena mereka belum terbiasa berpikir

geometri dalam pembelajaran di sekolah. Namun kesulitan tersebut dapat

diatasi dengan antisipasi yang dilakukan penulis.

4. Tidak ada perubahan desain didaktis. Namun pada saat proses pembelajaran

perlu diberikan apersepsi yang mampu mengingatkan siswa pada materi

prasyarat yang diharapkan akan memudahkan siswa mengerjakan kegiatan yang

(18)

Ira Zahara Yasminia, 2015

DESAIN DIDAKTIS VOLUME LIMAS DAN PRISMA BERDASARKAN IRISAN KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : KAJIAN LEARNING TRAJECTORY BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian ini

sebagai rujukan yaitu:

1. Sebaiknya ada tahap praimplementasi untuk menambah pengalaman serta

pengetahuan peneliti mengenai kondisi pembelajaran sebenarnya di lapangan.

Respon yang diberikan siswa pada tahap praimplementasi bisa dijadikan

masukan yang baik untuk memperbaiki kekurangan desain didaktis yang telah

dibuat sehingga desain didaktis yang akan diterapkan akan semakin efektif.

2. Dalam menentukan irisan kubus, volume air sebaiknya ditentukan sehingga

dapat terjadi proses deduksi informal dari percobaan yang dilakukan siswa.

Dengan volume air yang ditentukan tersebut diharapkan siswa dapat

Gambar

Gambar 4.28
Gambar 1.1 Proses konstruksi volume prisma pada buku BSE

Referensi

Dokumen terkait

(3) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, diharapkan dapat membekali mahasiswa sebagai calon konselor dengan keterampilan-keterampilan strategi ataupun

The results showed that simultaneous, work ethic and performance assessment significantly influence motivation of employees of PT..

Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Iskandar Muda Medan dalam mencapai atau bahkan melebihi target inilah yang terlihat bahwa para karyawannya tidak memiliki motivasi yang baik

Kebutuhan untuk mengatasi hambatan- hambatan yang datang dari diri sendiri dalam mencapai tujuan (Bp). Kebutuhan untuk mengatasi hambatan- hambatan yang datang dari luar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur besarnya nilai gaya makan dan gaya potong pahat crater wear dan flank wear, menganalisa pengaruh keausan pahat terhadap gaya

4.4.2 Perbandingan Tegangan Percobaan Beban Nol Generator Induksi Dengan Kapasitor Eksitasi 40mF Terhadap Tegangan Percobaan Beban Nol Generator Induksi Dengan Kapasitor

Menganalisa efek dari adanya fenomena transient dan perubahan traksi dalam rolling contact dua buah silinder elastis dengan aplikasi slip..

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Keshawa