PENGARUH RECOVERY AKTIF DENGAN RECOVERY PASIF TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
PRAYOGI GUNTARA 1001445
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH RECOVERY AKTIF DENGAN RECOVERY PASIF TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT
Oleh
PRAYOGI GUNTARA
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Prayogi Guntara 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PRYOGI GUNTARA
PENGARUH RECOVERY AKTIF DENGAN RECOVERY PASIF TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I,
Dr. Nina Sutresna, M. Pd., NIP. 196412151989012001
Pembimbing II,
Dr. Kardjono, M. Sc., NIP. 196105251986011002
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN. . . i
ABSTRAK . . . ii
KATA PENGANTAR . . . .. . . iii
UCAPAN TERIMA KASIH . . . iv
DAFTAR ISI . . . . . . .. . . . vi
DAFTAR TABEL . . . .. . . . viii
DAFTAR GRAFIK . . . ix
DAFTAR LAMPIRAN . . . x
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. . . . . . . . . 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian . . . .. . . 7
C. Rumusan Masalah Penelitian . . . 9
D. Tujuan Penelitian . . . 9
E. Manfaat Penelitian. . . 9
F. Struktur Organisasi Skripsi . . . 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka. . . 11
1. Sejarah Olahraga Dayung . . . .. . . 11
a. Lomba dalam Cabang Olahraga Dayung . . . 11
b. Komponen fisik dan penggunaan energi dalam cabang olahraga dayung. . . . . . 12
2. Hakikat Asam Laktat . . . 14
3. Pemulihan Kadar Asam Laktat . . . 17
B . Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. . . 20
1. Kerangka Pemikiran . . . . . . 20
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Laktat . . . 21
b. Pengaruh Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat. . . .. . . 21
c. Perbandingan Metode Recovery Aktif dan Recovery Pasif terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat. . . 22
C . Hipotesis Penelitian. . . 22
BAB III METODE DANPROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian. . . 25
B. Populasi dan Sampel . . . 25
1. Populasi. . . 25
2. Sampel . . . 25
C. Desain Penelitian. . . 26
D. Metode Penelitian. . . 29
E. Definisi Operasional. . . 31
F. Instrumen Penelitian . . . . . . . 31 G. Proses Latihan . . . ... . . 33
H. Prosedur Pengolahan Data . . . .. . . 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian . . . . . . 36
1. Deskripsi Statistik. . . 36
2. Uji Normalitas... . . 39
3. Uji Homogenitas. . . 40
4. Uji Hipotesis. . . . . . 41
B. B. Pembahasan Hasil Penelitian . . . 42
C. C. Diskusi Penemuan . . . 44
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
B. Saran . . . 46
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . 47
LAMPIRAN . . . 49
DAFTAR TABEL Tabel 1.1. kriteria waktu yang dibutuhkan dalam masa recovery . . . 4
Tabel 2.1 Jeda waktu yang dibutuhkan dalam masa recovery . . . 19
Tabel 3.1 One shot study case . . . .. . . 26
Tabel3.2. Langkah-langkah penelitian . . . 29
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Hasil Kadar Asam Laktat Melalui Recovery Aktif . . 35
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Hasil Kadar Asam Laktat Melalui Recovery Pasif. . . 36
Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Hasil Perhitungan Kadar Asam Laktat Melalui Recovery Aktif dan Pasif . . . 37
Tabel 4.4. Uji Normalitas Hasil Perhitungan Kadar Asam Laktat . . . 38
Tabel 4.5. Uji Homogenitas . . . 39
Tabel 4.6. Hasil Uji Wilcoxon. . . . . . . . . 40
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1. Statistik Deskriftif Hasil Kadar Asam Laktat Melalui Recovery Aktif. . . 35 Grafik4.2. Statistik Deskriftif Hasil Kadar Asam Laktat Melalui Recovery Pasif . . . 36 Grafik4.3. Deskriptif hasil rata-rata recovery aktif dan recovery pasif . . . . . 37 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Format Tes Ergometer rowing . . . .. . . . 49
Lampiran 2. Tabel Pedoman Denyut Nadi. . . . . . . 50
Lampiran 3. Hasil Catatan Waktu tes Ergometer Rowing 2000 meter . . . . 51
Lampiran 4. Hasil Pengambilan Data Recovery Aktif .. . . 52
Lampiran 5. Hasil Pengambilan Data Recovery Pasif . . . . . . 53
Lampiran 6. Hasil Data Penelitian Recovery Aktif . . . 54
Lampiran 6. Hasil Data Penelitian Recovery Pasif. . . . . . . 54
Lampiran 7. Statistik Deskritif Hasil dari kelompok recovery Aktif. .. . . 55
Lampiran 8. Statistik Deskritif Hasil dari kelompok recovery Pasif. . . 55
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Lampiran 10. Uji Normalitas. . . . 57
Lampiran 11. Uji Homogenitas . . . 58
Lampiran 12. Uji Wilcoxon. . . 59
Lampiran 13. Dokumentasi . . . 60
Lampiran 14. Surat Izin Mengadakan Riset/Peneliti . . . 63
Lampiran 15. Surat Keputusan . . . . . . 64
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH RECOVERY AKTIF DENGAN PASIF TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT
Pembimbing 1: Dr. Nina Sutresna, M. Pd, Pembimbing 2: Dr. Kardjono, M. Sc,
PRAYOGI GUNTARA 1001445
Recovery setelah perlombaan atau latihan sangatlah dibutuhkan bagi atlet untuk mengambalikan kondisi atlet kembali bugar, recovery aktif dan recovery pasif salah satu recovery yang mudah dan efektif untuk dilakukan setelah perlombaan atau latihan. Recovery aktif adalah apabila sesudah perlombaan atau latihan di lanjutkan dengan latihan dengan intensitas yang lebih ringan sehingga kadar asam laktat kembali ke batas normal, sedangkan recovery pasif dilakukan dengan cara menghentikan seluruh aktivitas sesudah latihan, pemulihan ini dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar asam laktat dalam darah yang terbentuk dari hasil metabolisme anaerob.Tujuan Penelitianini agar para pelatih mengetahui hasil dari pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar asam laktat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Accutrend lactate. Teknik pengolahan data dan analisis data yang digunakan adalah metode one samplekolmogrov-smirnov test dan uji wilcoxon.Kedua hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara recovery aktif dengan recovery pasif terhadap penurunan kadar asam laktat, baik pada recovery 10 menit pertama maupun 10 menit kedua. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan lamanya perubahan kadar asam laktat dalam darah setelah tes ergometer 2000M dengan menggunakan recovery aktif dan recovery pasif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa recovery aktif lebih signifikan dalam proses penurunan asam laktat.
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
THE EFFECT OF ACTIVE AND PASSIVE RECOVERY TOWARD REDUCTION OF
LACTIC ACID LEVELS
Supervisor 1: Dr. Nina Sutresna, M. Pd Supervisor 2: Dr. Kardjono, M. Sc
PRAYOGI GUNTARA 1001445
Recovery after competition or excercise is needed to restore athletes' condition to be fresh, active recovery and active recovery are two of easy and effective recoveries to do after competition or exercise. Active recovery is when after the competition or excericise continuing with low intensity exercise so lactic acid levels returns to normal level, wereas passive recovery is done by stop all activities after exercise, this recovery give effect to reduce lactic acid levels within blood that formed by result of anaerobic metabolism. The purpose of the study was trainers have to know results by the effects of active recovery and passive recovery toward reduction of lactic acid levels. Sampling technique in the study was using purposive sampling. The instrument was used Accutrend lactate. The data process technique and data analysis were used one samplekolmogrov-smirnov test method and wilcoxon experiment. Both of reseach results showed that there were diferrence between active recovery and passive recovery toward reduction of lactic acid levels, even in the first ten minutes recovery as well as in the second ten minutes. The result of research concluded that there was difference of alteration duration of lactic acid levels within blood after ergometer 2000M test by usingactive recovery and passive recovery. The result showed active recovery was more significance in reducing lactic acid process.
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental
kemampuan tersebut sangat dibutuhkan. Dayung merupakan olahraga yang
menggunakan alat berupa perahu dan dayungan. Untuk meningkatkan
kemampuan atlet dalam menggerakan perahunya di atas air maka, kapasitas atlet
dalam memproduksi energi dan daya tahan terhadap beban fisik juga harus
ditingkatkan. Energi pada waktu latihan dayung melalui dua jalur, yaitu aerobik
dan anaerobik. Penggunaan sistem energi ini sangat tergantung pada intensitas
latihan. Pada latihan fisik intensitas tinggi otot berkontraksi dalam keadaan
anaerobik, sehingga penyediaan ATP terjadi melalui proses glikolisis anaerobik,
hal ini mengakibatkan meningkatnya kadar asam laktat dalam darah maupun otot.
Terkait dengan laktat Jansssen (1984, hlm. 14) menjelaskan bahwa:
Laktat merupakan intermediate product dari metabolisme glukosa. Laktat merupakan sampah metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen. Kadar asam laktat dalam orang sehat dalam keadaan istirahat sekitar 1-2 m M/L.
Pada latihan fisik intensitas tinggi otot berkontraksi dalam keadaan
anaerobik, sehingga penyediaan ATP terjadi melalui glikolisis anaerobik. Hal ini
mengakibatkan peningkatan kadar asam laktat dalam darah maupun otot. Tetapi
otot yang terlatih dapat berkontraksi dengan dengan baik meskipun kadar asam
laktat cukup tinngi. Konsentrasi asam laktat pada darah dan otot setelah latihan
diperkirakan mencapai 20 mM/l darah. Asam laktat yang terbentuk pada saat
latihan fisik intensitas tinggi akan masuk kedalam darah, dan banyaknya laktat
yang masuk sebanding dengan tingginya kadar asam laktat dalam otot. Ciri-ciri
adanya penimbunan asam laktat adalah rasa sakit pada lengan (untuk dayung). Hal
2
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Sistem anaerobik selain dari resintesis ATP di dalam otot adalah glikolisis
anaerobik, yang melibatkan pemecahan yang tidak sempurna dari salah satu bahan
makanan yaitu karbohidrat (gula), menjadi asam laktat (karena itu dinamakan
asam laktat). Didalam tubuh, semua karbohidrat dikonversi jadi gula sederhana
yaitu glukosa, yang segera dapat dipergunakan dalam bentuk glukosa, disimpan
didalam hati dan otot sebagai glikogen untuk dipergunakan kemudian.
Sistem asam laktat mengubah glukosa atau glikogen pada sitoplasma sel
otot menjadi energi dan asam laktat. Proses glikolisis anaerobik memerlukan
reaksi kimia, sehingga energi terbentuk melalui sistem energi ini berlangsung
lebih lambat dibandingan dengan sistem ATP-PC. Jadi, untuk kontraksi otot
sangat cepat gunakan ATP-PC, sedangkan untuk kontraksi otot yang cepat
digunakan sistem anaerobik. Proses ini tanpa adanya oksigen, sehingga asam
laktat merupakan produk akhir dari metabolisme glukosa dengan sistem
metabolisme anaerobik. Ciri-ciri dari sistem glikolisis anaerobik adalah (1)
Menyebabkan terbentuknya asam laktat yang dapat menyebabkan kelelahan, (2)
Tidak membutuhkan Oksigen, (3) Hanya menggunakan sumber energi
karbohidrat (glikogen dan glukosa), dan (4) Energi yang dilepaskan hanya cukup
untuk resintesis ATP dalam jumlah yang seedikit.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa produk akhir dari glikolisis anaerobik
adalah asam laktat. Asam laktat akan menurunkan pH dalam otot maupun darah.
Selanjutnya, penurunan pH ini akan menghambat kerja enzim-enzim glikolisis
dan mengganggu reaksi kimia di dalam otot. Keadaan ini akan mengakibatkan
kontraksi otot bertambah lemah dan akhirnya otot mengalami kelelahan.
Dalam kegiatan latihan atlet seringkali diminta untuk latihan secara rutin
dengan sungguh-sungguh dalam waktu yang lama. Dalam keadaan demikian,
energi yang dipakai berasal dari karbohidrat yang tersimpan, yakni glikogen
sebagai pokonya. Glikolisis anaerobik meliputi reaksi kimia yang melepaskan
energi molekul glikogen. Energi ini digunakan untuk memperbaharui ATP, yang
sebaliknya digunakan dalam kontraksi otot.
Olahdaya anaerobik dan aerobik adalah mekanisme penyediaan energi
3
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
semua bentuk gerak olahraga terjadi oleh adanya kontraksi otot, dan adanya
energi untuk terjadinya kontraksi otot ini hanya berasal dari olahdaya anaerobik
(dari pemecahan ATP ke ADP). Oleh karena itu seluruh energi untuk gerakan otot
selama seluruh kegitan olahraga itu dipasok 100% oleh olahdaya anaerobik.
Sedangkan peran aerobik (memenuhi ketersediaan ATP dan menghilangkan asam
laktat). Wujudnya ialah kemampuan ES-II memasok oksigen untuk memenuhi
tuntutan ES-I dan hakekat nya fungsi ES-II adalah memulihkan kondisi
homeostatis yang terganggu oleh aktivitas anaerobik ES-I. Wujud pemulihan itu
adalah upaya menyingkirkan asam laktat dan sampah olahdaya lainnya dan
bersamaan dengan itu mendaur ulang sumber-sumber energi anaerobik khusunya
ATP, untuk kelangsungan kontraksi otot selanjutnya. Olahdaya anaerobik dan
aerobik harus dalam keadaan seimbang. Ketidak mampuan olahdaya aerobik
mengimbangi anaerobik akan menyebabkan asam laktat yang akan menghambat
olahdaya anaerobik terlalu besar, sehingga olahdaya anaerobik menurun, menuju
kepada terjadinya keseimbangan baru dengan olahdaya aerobik.
Adanya penumpukan asam laktat di dalam otot, dapat menggangu kinerja
sel, sehingga oleh karena itu harus segera diangkut keluar dari otot oleh sistem
sirkulasi untuk di daur ulang kembali menjadi glikogen di hati dan jaringan otot
lain yang tidak aktif. Oleh karena itu dengan baiknya kemampuan seseorang
untuk mengangkut sisa olahdaya tersebut keluar dari otot yang lelah kedalam hati
dan otot lain, maka semakin cepat pula pulih dari kelelahan. Astrand (1986) yang
dikutip oleh Santosa Giriwijoyo (2010, hlm. 275).
Perlu diingat bahwa tertimbunnya asam laktat dalam tubuh terjadi karena
pembentukan asam laktat lebih cepat dari pada pembuangannya, dan hal ini
berkaitan dengan tidak adekuatnya sistem sirkulasi dalam otot yang bersangkutan
dan tidak adekuatnya pasokan oksigen, baik secara absolut maupun relatif.
Pasokan oksigen yang secara absolut tidak adekuatny disebabkan oleh rendahnya
kapasitas aerobik yang dimilikinya, sedangkan pasokan oksigen yang secara
relatif tidak adekuat disebabkan oleh tingginya intensitas latihan yang dilakukan.
Teknik recovery dapat menurunkan kadar asam laktat, ini sangat berguna
4
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pelatih dan atlet memahami tentang tatacara melakukan teknik recovery aktif dan
pasif pada saat mengikuti setiap sesi latihan.
Bertambah berat latihan bertambah pula kadar asam laktat dalam otot
maupun darah. Dalam keadaan istirahat pun selalu terdapat asam laktat dalam otot
dan asam laktat ini bertambah banyak pada saat melakukan aktivitas latihan
stamina. Asam laktat juga menjadi sebab timbulnya kelelahan. Oleh karena itu,
sebisa mungkin kadar asam laktat itu dikembalikan ke keadaan sebelum latihan,
yaitu ke kadar yang rendah.
Kriteria waktu yang dibutuhkan dalam masa recovery yang dikutip oleh
Rasyidsumetry.blogspot.com diakses tanggal 16 april 2014 dalam Tudor O
Bompa (1999, hlm. 116) adalah sebagai berikut. :
Tabel 1.1
kriteria waktu yang dibutuhkan dalam masa recovery
(Sumber : rasyidsumetry.blogspot.com 1999, hlm. 116 di akses tanggal 16 april 2014)
Proses pemulihan Minimum Maksimum
Sistem ATP-CP 2 menit 3-5 menit
Sistem asam laktat 3 menit 5 menit
Menghilangkan kadar
asam laktat dalam otot
dan darah
10 menit dapat pulihkan 25 %
20-25 menit dapat pulihkan 50%
1 jam-1,5 jam dapat pulihkan 95%
Dari tabel 1.1 diatas dapat dijelaskan bahwa, aktivitas olahraga dengan
sistem ATP-CP membutuhkan waktu istirahat minimum 2 menit dan maximum
3-5 menit. Hal tersebut terjadi pada olahraga yang berlangsung selama 8-10 detik.
Pada saat beristirahat 10 menit penumpukan kadar asam laktat di dalam otot
dapat pulihkan 25%, apabila beristirahat 20-25 menit dapat pulihkan 50% dan
5
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Maka inilah salahsatu teknik recovery yang bisa menurunkan kadar asam laktat
antara lain yang dikemukakan oleh Bompa yang di kutip oleh Bastinus Nicholaus
Matjan dkk (2007, hlm. 38) adalah:
Recovery aktif adalah suatu metode pemulihan yang mengacu pada kecepatan menghilangkan kadar asam laktat. Aktivitas yang dilakukan secara umum berupa latihan aerobik ringan. Intensitas latihan aerobik Selama recovery aktif tidak lebih dari 60% dari denyut nadi maksimal. Aktivitas seperti jogging ringan akan menurunkan akumulasi asam laktat 62% dalam 10 menit pertama dan akan bertambah 26% pada 10-20 menit berikutnya.
Sebagaimana konteks dalam penelitian ini, upaya untuk menurunkan kadar
asam laktat yang dapat dilakukan atlet, selain dengan recovery aktif juga dapat
dilakukan melalui recovery pasif dipaparkan oleh Bastinus Nicholaus Matjan
(2007, hlm. 39) adalah :
Recovery pasif adalah Cara fisiologis utama untuk memulihkan kapasitas kerja. Apabila sesudah latihan segera menghentikan aktivitas segera tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas dan dengan melakukan metode recovery pasif penurunan akumulasi asam laktat hanya 50%.
Sedangkan menurut Harsono (1988, hlm. 157) istirahat pasif adalah
menghentikan segala aktivitas sesudah latihan seperti duduk atau tiduran dilapang.
Secara mendasar pelatihan yang efektif harus dilakukan secara terus
menerus, pedagogis, dan sistematis. Sedangkan dampak bawaan dari latihan
stamina adalah secara logis adalah “lelah”. Selanjutnya dampak bawaan dari lelah, tubuh tidak dapat melakukan pekerjaan atau fungsinya secara maksimal tentu
harus dalam kondisi normal atau segar kembali. Untuk mencapai kondisi normal
kembali harus melalui recovery. Dengan demikian makna permanen dari recovery
menurut Bastinus Nicholaus Matjan (2007, hlm. 45) adalah upaya
mempertahankan status tertinggi kondisi fisik setelah latihan dan
mempertahankan kondisi fisik dan psikis pada status tertinggi.
Kaidah-kaidah yang harus dilakukan menurut Bompa (1994) yang dikutip
6
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
a. Pertukaran yang rasional antara kerja dengan fase regenerasi. b. Berusaha untuk menghilangkan/membatasi tekanan sosial.
c. Membuat suasana tim yang menyenangkan, tenang, percaya diri,serta para atlet dalam suasan yang optimisme.
d. Diet yang rasional dan bervariasi sesuai cabang olahraga dengan fase latihannya.
e. Pemantauan terus menerus terhadap kondisi kesehatan atlet.
Beberapa faktor yang mempengaruhi recovery dan overtraining. Pada
Cabang olahraga dayung tersebut diakibatkan oleh perbedaan antara beban
latihan, toleransi terhadap beban latihan, dan regenerasi. Bahwa kondisi tersebut
berhubungan dengan toleransi dari rangsangan fisik dengan psikologis yang
kurang baik. Umum nya atlet yang berlatih dibawah kondisi kondisi tersebut gagal
beradaptasi atau menderita overtraining, karena itu penting untuk pelatih dan atlet
untuk melakukan monitoring agar memperoleh kesimpulan terhadap reaksi
pelatihan yang mereka lakukan.
Ketika keseimbangan homeostatis tubuh terganggu, organisme manusia
dengan sendirinya mencoba untuk memulihkan kesetimbangan tersebut. Setelah
mengatur rangsangan latihan yang sesuai, Recovery lengkap organisme
berlangsung selama 12-24 jam. Untuk recovery dari latihan yang merupakan
dalam batas limit atlet, tekhnik, regenerasi yang spesifik dan perencanaan
peningktanan pembebanan harus menjadi pertimbangan. Overeaching diakibatkan
oleh satu sikulus 1 mikro atau 2 mikro yang intensif atau periode regenerasinya
terlalu singkat. Kelelahan disini adalah sementara, beberapa sedikit lebih berat,
termasuk meningkatnya denyut nadi istirahat. Meningkatnya akumulasi asam
laktat selama latihan fisik dengan beban submaksimal yang menyebabkan otot
tidak berkontraksi secara maksimal.
Mengenai efektifitas kedua recovery tersebut belum diketahui, maka penulis
tertarik untuk menelaah teknik penurunan kadar asam laktat dan menunjuk atlet
dayung untuk membandingkan recovery aktif dan recovery pasif terhadap
7
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan menggunakan accutrend
lactate dan mesin ergometer untuk meneliti bagaimana gambaran penurunan
kadar asam laktat pada recovery aktif dan recovery pasif.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Kebanyakan riset dan informasi yang ada fokus pada yang harus dilakukan
setelah mengalami efek negatif dari tuntutan program latihan. Sedikit sekali yang
dilakukan untuk pencegahan terjadinya overtraining dan menurunnya penampilan
sebelum pertandingan penting. Penetapan suatu kesatuan antara kerja dan
recovery adalah sebuah hal yang menciptakan sebuah program latihan yang
efektif untuk atlet, karena adaptasi terhadap beban latihan yang tinggi hanya akan
terjadi apabila ada keseimbangan yang baik antara pembebanan dan recovery.
Beban latihan yang sesuai secara mendasar dan logis akan mengakibatkan
kelelahan yang untuk sementara menurunkan fungsional atlet.
Aktivitas latihan akan selalu mengakibatkan tubuh atlet menyesuaikan
stimulus pelatihan sepanjang recovery. Dampaknya antara lain adalah pengurasan
sumber energi dalam tubuh. Karena itu, penerapan yang progresif dari suatu
stimulus pelatihan sepanjang tahap supercompensasi, agar dapat meningkatkan
proses pemuncakan. Jadi idealnya, pelatihan puncak berikutnya tidak harus
berlangsung sampai supercompensasi terjadi.
Pada dasar nya hal ini menjadi suatu yang sulit. Sulit untuk menggambarkan
waktu recovery dan tahap supercompensasi. Pemulihan reaksi individu terhadap
latihan adalah variatif, sama dengan mengidentifikasi beban latihan. Oleh krena
itu, program harus disesuaikan dengan perbedaan setiap individu atlet sampai
pada tingkat paling terkecil.
Buku harian pelatihan yang berisi data-data pribadi atlet, data kegiatan
latihan yang berisi data-data tes yang ilmiah merupakan salahsatu kelengkapan
penting yang harus dimiliki pelatih karena akan sangat membantu dalam banyak
hal, kemudian geografis atau tempat untuk melakukan dan dapat menerima hasil
8
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
status biological saat ini, efisiensi performa, efektivitas teknis, dan psychological
status.
Dengan monitoring recovery yang sistematis, pelatih dan atlet dapat
memverifikasi setelah mengikuti pelatihan. Praktek ini harus berlanjut sepanjang
tahun pelatihan, karena penting untuk umpan balik secara psikologis dan
fisiologis dalam menentukan intensitas dan volume pada waktu yang spesifik
dalam menentukan volume dan intensitas pada waktu yang spesifik di dalam
penanggalan pelatihan.
Berdasarkan penjelasan yang disampaikan pada latar belakang maka penulis
mengidentifikasi beberapa masalah terkait dengan hal-hal yang dapat
mempengaruhi recovery aktif dengan recovery pasif terhadap penurunan kadar
asam laktat.
Recovery merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi atlet karena,
apabila sudah melakukan latihan yang berat dapat timbulnya kadar asam laktat
yang dapat menyebabkan kelelahan otot dan melalui recovery lah kadar asam
laktat bisa di hilangkan. Oleh sebab itu penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
a. Keterkaitan Recovery aktif dengan jogging lebih cepat menurunkan kadar
asam laktat dibanding Recovery pasif dengan duduk.
b. Keterkaitan overtraining yang menyebabkan peningkatan kadar asam laktat
dalam cabang olahraga dayung.
c. Keterkaitan peningkatan kadar asam laktat sebagai salahsatu kendala yang
menjadikan otot lelah dan tidak bisa berkontraksi secara maksimal.
Kemudian untuk menghindari terlalu luasnya cakupan pembahasan penulispun
membatasi ruang lingkup penyusunan karya ilmiah ini. Adapun ruang lingkup
9
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1. Variabel bebas (X1) dalam penelitian ini adalah recovery aktif dan (X2)
adalah recovery pasif. Sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini
adalah penurunan kadar asam laktat.
2. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi istilah recovery
aktif dengan recovery pasif, terhadap penurunan kadar asam laktat ,
perbandingan antara dua variabel penelitian.
3. Penelitian ini terbatas pada lingkup UKM Dayung UPI.
4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriftif.
5. Populasi dalam penelitian ini adalah UKM Dayung UPI sebanyak 20 orang.
6. Sampel yang di ambil hanya atlet dayung nomor rowing sebanyak 12 orang.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas tersebut, maka rumusan masalah
penelitian :
Apakah terdapat perbedaan penurunan kadar asam laktat yang signifikan
antara recovery aktif dengan recovery pasif setelah melakukan tes ergometer
rowing 2000 meter?
D. Tujuan Penelitian
Untuk Memperoleh gambaran perbedaan antara recovery aktif dengan
recovery pasif terhadap penurunan kadar asam laktat setelah melakukan tes
ergometer rowing 2000 meter.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan
oleh penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan secara
praktis, yang dipaparkan sebagai berikut:
10
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Untuk memperoleh pemahaman secara teoritis mengenai metode pelatihan
dalam olahraga dayung khususnya, sebagai bahan referensi dan rujukan bagi atlet,
pelatih, dan pembina pada umumnya.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
penurunan kadar asam laktat dengan melakukan recovery aktif dan pasif atlet unit
kegiatan mahasiswa Dayung UPI.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penyusunan sebuah karya ilmiah untuk mempermudah pembahasan
dan penyusunan maka sudah sepantasnya terdapat sebuah struktur kerangka
penulisan, adapun rencana kerangka penulisan dalam karya ilmiah ini adalah
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan: meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah
penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan masalah, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. BAB II
Kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis pemikiran: dalam kajian pustaka
berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
tentang hakikat olahraga dayung, nomor-nomor dalam cabang olahraga dayung,
komponen fisik cabang olahraga dayung. Hakikat penurunan kadar asam laktat.
recovery aktif : definisi recovery aktif dan tatacara penurunan kadar asam laktat
melalui recovery aktif. Recovery pasif: definisi recovery pasif dan tatacara
penurunan kadar asam laktat melalui recovery pasif. Dalam kerangka berfikir
berisi tentang pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan
kadar asam laktat. Hipotesis penelitian berisi tentang jawaban sementara tentang
penelitian yang akan diteliti. BAB III Metode Penelitian: membahas tentang
lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis
11
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
atau analisis data, dan pembahasan atau analisis temuan. BAB V Kesimpulan dan
Saran: membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan di Laboratorium kebugaran
FPOK UPI, penelitian ini dilakukan 4 kali pertemuan. Metode penelitian yang
dilakukan pada penelitian ini adalah metode penelitian Deskriftif.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu yang memiliki sifat-sifat umum.
Dari populasi dapat diambil suatu data yang diperlukan untuk memecahkan suatu
permasalahan yang dikaji. Terkait dengan populasi menurut Arikunto (2010, hlm.
173) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah Keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2004, hlm. 55) menjelaskan bahwa: ”Populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka ditetapkan populasi dalam penelitian
ini adalah atlet dayung nomor Rowing yang tergabung dalam UKM (Unit
Kegiatan Mahasiswa) Dayung UPI yang berjumlah 20 orang. Populasi dalam
penelitian ini adalah dari UKM Dayung UPI dikarenakan UKM Dayung UPI
mempunyai prestasi yang baik di tingkat nasional maupun internasional karena
setiap mengikuti kejuaraan agenda tahunan Varcity Boat Race di Malaysia, UKM
Dayung UPI selalu menjadi juara umum berturut turut.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi penelitian yang diambil. Dengan
kata lain Sampel dapat diartikan sebagian wakil dari populasi yang dijadikan
25
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
118) “Sampel merupakan Bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Adapun cara-cara pengambilan sampel dalam penelitian dapat dilakukan
sebagai berikut : sampel random, sampel berstrata, sampel wilayah, sampel
proporsi, sampel bertujuan, sampel kuota, sampel kelompok, sampel kembar.
Suharsimi Arikunto, (2010, hlm. 177).
Berdasarkan pernyataan diatas, maka dalam penelitian ini pengambilan
besar sampel di tentukan dengan tekhnik sampel bertujuan atau purposive
sampling. Terkait dengan sampel bertujuan atau purposive sampling menurut
Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 183) adalah:”bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu”.
Adapun prosedur pengambilan sampelnya dilakukan dengan langsung
memilih atlet UKM Dayung UPI nomor rowing sebanyak 12 orang, tujuan dari
pengambilan sampel adalah untuk memilih testi untuk mewakili populasinya.
Untuk menentukan kelompok yang diberikan metode recovery aktif sebanyak 6
orang dan metode recovery pasif 6 orang. terlebih dahulu dilakukan tes Ergometer
2000 meter, untuk mengetahui catatan waktu dari ke-12 anggota UKM Dayung
UPI nomor rowing tersebut. Sesudah itu dibagi kedalam 2 kelompok dengan
rincian 6 orang melakukan recovery aktif dan 6 orang lagi menggunakan recovery
pasif dengan cara melihat kembali hasil dari tes ergometer 2000 meter, diurutkan
sesuai catatan waktu atau di rangking lalu kelompok dibagi dengan metode
A-B-B-A Sutrisno Hadi (1990, hal. 484) dalam www.ahmadhuldi.blogspot.com
(diakses tanggal 30 oktober 2014) dengan alasan peneliti mempunyai tujuan untuk
memperoleh kelompok sampel yang benar-benar homogen kemampuannya dan
mengurangi bias pada hasil post test pada masing-masing kelompok.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan penulis adalah desain prates-pascates
26
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(2010, hlm. 90) adalah Rencana atau suatu rancangan yang dibuat oleh peneliti,
sebagai ancar-ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah One-shot case study. Mengenai One-shot
case study menurut Arikunto (2010, hlm. 124) adalah” Desain ini sangat
sederhana peneliti hanya mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah
memberikan dampak yang baik”
Kemudian diadakan post test. Dari hasil post test diambil kesimpulan
dengan 2 cara:
a. Melihat rata-rata hasil membandingkan dengan standar yang di inginkan.
b. Dibandingkan dengan rata-rata test sebelum treatment.
Sebelum dilaksanakan perlakuan diadakan tes ergometer 2000 meter untuk
mengetahui catatan waktu dan untuk merangking atlet serta mengelompokan dan
tes akhir dilakukan setelah pemberian perlakuan selesai. Diagram desain
penelitian ini, menurut Arikunto (2010, hlm. 124) menggambarkannya sebagai
berikut:
Gambar 3.1
One-shot case study
Keterangan:
X 1 : Menggunakan metode recovery aktif.
X2 : menggunakan metode recovery pasif.
O1 : Pengambilan darah/laktat setelah tes ergometer 2000M.
O2 : Pengambilan darah/laktat setelah istirahat 10 menit pertama.
O3 : Pengambilan darah/laktat setelah istirahat 10 menit kedua.
Adapun langkah-langkah pengambilan data yang penulis lakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
X1 O1 O2 O3
27
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1. Menentukan populasi
2. Memilih dan menetapkan sampel
3. Membagi kelompok, kelompok metode recovery aktif dan metode recovery
pasif
4. Melakukan pengambilan darah/laktat di istirahat 10 menit pertama dan 10
menit kedua di kedua kelompok tersebut.
5. Mengolah data
6. Memberikan data yang diperoleh pada kedua kelompok tersebut
7. Melakukan pengujian hipotesis
8. Mengambil kesimpulan
Dalam memudahkan proses penelitian ini, selanjutnyapenulis menyusun
langkah-langkah penelitian sebagai perkembangan dari desain penelitian yang
telah penulis buat.
Mengacu pada desain penelitian, maka disusunlah langkah-langkah
28
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2
Langkah-langkah penelitian
D. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh data,
menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian melalui cara-cara yang sesuai Populasi
Sampel
Tes Awal
Recovery aktif Ergometer Recovery pasif
2000M
Tes Akhir
Pengolahan data
Analisis Data
29
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dengan prosedur penelitian. Dalam hal ini terkait dengan metode penelitian
Sugiyono (2004, hlm. 1) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan peneliti untuk
memecahkan suatu permasalahan antara lain metode deskriftif, historis, dan
ekspeimen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Deskriftif. Karena dalam penelitian ini mengetahui pengaruh recovery aktif dan
recovery pasif terhadap penurunan kadar asam laktat. Dengan cara mengadakan
percobaan terhadap terhadap variabel-variabel yang diselidiki untuk mendapatkan
hasil.
Penelitian deskriftif ini berasal dari masalah yang ada dilapangan antara
sebab dan akibat yang saling mempengaruhi. Sedangkan terkait dengan Deskriftif
menurut Riduan (2010, hlm. 15) adalah
deskriptif teori menerangkan tentang variabel yang diteliti, baik yang bersifat deskriptif (satu variabel) atau lebih dari dua variabel (hubungan, pengaruh dan komparatif). Deskriptif teori menggambarkan variabel bebas dan variabel terikat yang menjadi landasan atau kajian teori dalam penelitian yang memuat dalil-dalil atau argumen-argumen variabel yang diteliti
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriftif
penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat
sekarang yang nampak dalam suatu situasi , Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar, tidak menekankan pada angka.
Adapun variabel-variabel yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas:
a. Metode recovery aktif
b. Metode recovery pasif
2. Variabel terikat
30
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional
1. Laktat
Laktat menurut janssen (1984, hlm. 14) yang dikutip oleh widyanto
merupakan intermediate product dari metabolisme glukosa. Laktat merupakan
sampah metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.
Kadar asam laktat dalam orang sehat dalam keadaan istirahat sekitar 1-2 m M/L.
2. Recovery aktif
Recovery aktif menurut Bastinus Nicholaus Matjan dkk (2007, hlm. 38)
adalah suatu metode pemulihan yang mengacu pada kecepatan menghilangkan
kadar asam laktat. Aktivitas yang dilakukan secara umum berupa latihan aerobik
ringan. Intensitas latihan aerobik Selama recovery aktif tidak lebih dari 60% dari
denyut nadi maksimal. Aktivitas seperti jogging ringan akan menurunkan
akumulasi asam laktat 62% dalam 10 menit pertama dan akan bertambah 26%
pada 10-20 menit berikutnya.
3. Recovery Pasif
Recovery pasif menurut Bastinus Nicholaus Matjan dkk (2007, hlm. 39)
adalah Cara fisiologis utama untuk memulihkan kapasitas kerja. Apabila sesudah
latihan segera menghentikan aktivitas segera tanpa mengurangi kualitas dan
kuantitas dan dengan melakukan metode recovery pasif penurunan akumulasi
asam laktat hanya 50% dengan cara seperti duduk dan terlentang.
F. Instrument Penelitian
Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan untuk penelitian. Hal ini
31
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengupulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis.
Ada banyak instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian ini penulis
menggunakan instrumen dengan menggunakan tes. Terkait dengan Tes menurut
Arikunto (2010, hlm. 193) adalah “Serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelgensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Guna untuk tercapainya keberhasilan dalam penelitian maka diperlukan alat
ukur untuk mendapatkan data. Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 5)
mengemukakan bahwa :“Pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi
dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”.
Alat ukur yang digunakan penulis untuk mengukur penurunan kadar asam
laktat yaitu accutrend lactate dan mesin rowing ergometer sebuah pendayung
didalam ruangan yang menggunakan mesin ergometer rowing yang digunakan
untuk mensimulasikan aksi perahu dayung untuk tujuan latihan atau pelatihan
untuk mendayung. Accutrend lactate dan ergometer ini tidak mempunyai
Validitas dan reabilitas, karena alat ini sudah baku dan valid untuk digunakan
untuk mengecek kadar asam laktat. Jadi alat tersebbut menggunakan validitas isi
dan setiap testi sudah mencerminkan wilayah isi dengan memadai dan tes tersebut
telah bebas dari faktor-faktor yang tidak ada hubungannya dengan tujuan
pengukuran . Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data diperoleh dari :
a. Tes pengambilan darah sebelum recovery
b. Tes pengambilan darah sesudah recovery
2. Alat dan perlengkapan :
a. Mesin Ergometer Rowing
b. Accutrend lactate (Lakat meter)
32
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
d. Format penilaian
e. Perlengkapan alat tulis
f. Kapas
g. Alkohol
h. Lancets blood
i. Betadine
j. Stopwatch
3. Prosedur pelaksanaan tes a. Prosedur Umum
1) Sebelum melaksanakan tes, testi dikumpulkan untuk diberikan arahan dan
penjelasan mengenai peraturan dalam melaksanakan tes
2) Pelaksanaan tes mengacu pada pertandingan sebenarnya
3) Testi melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan tes
b. Pelaksanaan tes
1) Testi berada di mesin ergometer
2) Testi di bagi 2 kelompok (metode recovery aktif dan metode recovery pasif)
3) Testi melakukan tes ergometer 2000M
4) Sesudah 2000M testi diambil darah nya dan denyut nadi nya
5) Kelompok recovery aktif, istirahat nya melakukan ergometer dengan stroke
18-20. Setiap istirahat 10 menit pertama dan 10 menit kedua diambil
darah/laktat nya dan di cek denyut nadinya.
6) Kelompok recovery pasif, istirahat nya hanya duduk saja. Setiap istirahat 10
menit pertama dan 10 menit kedua diambil darah/laktat nya dan di cek
denyut nadinya.
33
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam penelitian ini maka perlu dibuat
program tes guna menunjang keberhasilan tujuan tes tersebut. Dalam pelaksanaan
penelitian ini, kelompok sampel diberikan dua metode recovery, yaitu metode
recovery aktif dan metode recovery pasif.
Proses tes dilakukan 4 kali pertemuan yaitu pada :
1. Jum’at, 12 September 2014 dan Selasa, 16 September 2014 pukul 15.30 WIB – selesai (Tes untuk pengelompokan sampel di Laboratorium kebugaran FPOK UPI)
2. Selasa, 23 September 2014 dan Jum’at, 26 September 2014 pukul 15.30 WIB – selesai (Tes Pengambilan darah/laktat di Laboratorium kebugaran FPOK UPI)
Pelaksanaan latihan adalah sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Sebelum dimulai proses tes, penulis memberikan penjelasan tentang tujuan
recovery aktif dan recovery pasif, khususnya untuk penurunan kadar asam laktat.
2. Pemanasan
Sebelum pelaksanaan tes, terlebih dahulu diberikan latihan pemanasan agar
pada saat melakukan tes tidak terjadi cedera. Santosa Giriwijoyo (2007, hlm.154)
menjelaskan bahwa “latihan pemanasan dimaksudkan untuk mempersiapkan raga
dalam menjalani latihan inti atau pendinginan.”
Sampel melakukan pemanasan dengan peregangan statis kemudian
dilanjutkan dengan melakukan peregangan dinamis. Pemanasan dilakukan kurang
lebih selama sepuluh menit.
1. Tes 2000M
Pada tes ini dibagi dua kelompok yaitu recovery aktif dan recovery pasif
sebagai berikut:
a. Kelompok tes menggunakan recovery aktif :
34
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2) Sesudah melakukan tes ergometer rowing 2000M, pendayung di ambil
darah nya dan di cek denyut nadi nya
3) Ujung jari testi di tusuk pakai lancets blood
4) Darah atlet di teteskan pada strip laktat dan di cek menggunakan alat
accutrend lactate (laktat meter) bersamaan dengan di cek denyut nadi nya.
5) Pendayung melakukan recovery aktif yaitu dengan melakukan ergometer
pada stroke 18-20 . dan sampel diambil darah/laktat nya pada ujung jari
tangan baik pada 10 menit pertama dan 10 menit kedua bersamaan di cek
denyut nadinya.
b. Kelompok tes menggunakan recovery pasif:
Pendayung melakukan tes ergometer rowing 2000M.
1) Sesudah melakukan tes ergometer rowing 2000M, pendayung di ambil
darah nya dan di cek denyut nadi nya.
2) Darah atlet di teteskan pada strip laktat dan di cek menggunakan alat
accutrend lactate (laktat meter) bersamaan dengan di cek denyut nadi nya.
3) Pendayung melakukan recovery pasif yaitu dengan melakukan duduk. dan
sampel diambil darah/laktat nya pada ujung jari tangan baik pada 10 menit
pertama dan 10 menit kedua bersamaan di cek denyut nadinya.
H. Prosedur Pengolahan Data
Sebelum pengolahan data penulis menggunakan alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu accutrend lactate. Setelah hasil data penelitian
terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data yang dilakukan secermat
mungkin dengan tekhnik analisis statistik. Semua data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik non-parametrik analisa Two Samples
Related Test dengan memakai uji Wilcoxon dan metode One Sample
35
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil pengolahan dan analisis data mengenai pengaruh
recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar asam laktat, maka
kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Metode recovery aktif lebih signifikan menurunkan kadar asam laktat
daripada menggunakan metode recovery pasif setelah tes ergometer rowing 2000
meter pada atlet Dayung nomor Rowing di UKM Dayung UPI.
B. Saran
Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat
memberikan sumbangan saran yang dapat dipertimbangkan oleh lembaga
(klub-klub cabang olahraga dayung), pelatih dan atlet diantaranya ialah :
1. Bagi pelatih maupun pembina olahraga dayung nomor rowing khususnya,
maka sebaiknya harus mengetahui dan memperhatikan metode-metode
pemulihan atlet setelah melakukan latihan, sehingga bisa diberikan kepada
atlet-atletnya, apalagi cabang olahraga dayung mempunyai nomor yang
banyak.
2. Disarankan pada peneliti berikunya membuat program latihan yang di akhiri
dengan recovery aktif dengan variasi yang berbeda supaya tidak
membosankan maksudnya adalah agar menghadapi program latihan
berikutnya dalam keadaan siap.
3. Bagi para atlet sebaiknya ketika selesai latihan harus membiasakan untuk
melakukan pemulihan, baik dengan menggunakan media bantu seperti
pelatih atau teman dengan menggunakan metode recovery aktif ataupun
recovery pasif. Agar penurunan kadar sam laktat lebih cepat dan siap
47
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Alex Anderson.www.Scribd.com/doc/54123471/BAB-I. di akses tanggal 28 oktober 2014).
Arikunto Suharsimi. (2010) Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarata Rineka Cipta.
Bastinus Nicholaus Matjan dkk (2007) Modul Kesehatan Olahraga. Bandung. Jurusan Pendidikan Kepelatiahan Olahraga.
Dede Rohmat N (2013) power point rowing physiology. Bahan ajar kuliah Kondisi Fisik.
Federation International societies de Aviron (FISA) (2011). Buku peraturan Dayung. FISA.
Harsono. (1988). Coaching danAspek-aspekPsikologisdalam Coaching. Jakarta. Tambak Kusuma.
Hultman dan Sahlin (1989) www.file .upi.edu.Rest and Recovery.
Janssen, P. (1987). Training lactate pulse-rate. Finland: Polar electro Oy.
Nurhasan & cholil (2007) . Tes dan Pengukuran keolahragaan. Bandung. Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI.
Rasyid. Rasyidsumetry.blogspot.com. Di akses tanggal 16 April 2014.
Rahim (1988) www.staff.uny.ac.id di akses 9 mei 2014.
Riduan.(2010). MetodedanTeknikMenyusunTesis. Bandung: Alfabeta.
Santosa Giriwijoyo (2007) Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Santosa Giriwijoyo (2010) Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Santosa Giriwijoyo (2010) Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung. Rosda
Setiawan. http://ariefsetiawan.blogspot.com. (Diakses tanggal 16 April 2014).
48
Prayogi Guntara, 2014
Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Sugiyono (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung. CV. Alfabeta.
Sugiyono (2013). Metode penelitian Pendidikan. Bandung. CV. Alfabeta
Sutrisno Hadi (1990). www.ahmadhuldi.blogspot.com . (diakses tanggal 30 oktober 2014)
Tudor O Bompa.(1999). Periodization Theory and York University. Human Kineticsre Methodology of Training