• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RECOVERY AKTIF DENGAN RECOVERY PASIF TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH RECOVERY AKTIF DENGAN RECOVERY PASIF TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RECOVERY AKTIF DENGAN RECOVERY PASIF TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

PRAYOGI GUNTARA 1001445

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH RECOVERY AKTIF DENGAN RECOVERY PASIF TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT

Oleh

PRAYOGI GUNTARA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Prayogi Guntara 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

PRYOGI GUNTARA

PENGARUH RECOVERY AKTIF DENGAN RECOVERY PASIF TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I,

Dr. Nina Sutresna, M. Pd., NIP. 196412151989012001

Pembimbing II,

Dr. Kardjono, M. Sc., NIP. 196105251986011002

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua

(4)

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN. . . i

ABSTRAK . . . ii

KATA PENGANTAR . . . .. . . iii

UCAPAN TERIMA KASIH . . . iv

DAFTAR ISI . . . . . . .. . . . vi

DAFTAR TABEL . . . .. . . . viii

DAFTAR GRAFIK . . . ix

DAFTAR LAMPIRAN . . . x

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. . . . . . . . . 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian . . . .. . . 7

C. Rumusan Masalah Penelitian . . . 9

D. Tujuan Penelitian . . . 9

E. Manfaat Penelitian. . . 9

F. Struktur Organisasi Skripsi . . . 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka. . . 11

1. Sejarah Olahraga Dayung . . . .. . . 11

a. Lomba dalam Cabang Olahraga Dayung . . . 11

b. Komponen fisik dan penggunaan energi dalam cabang olahraga dayung. . . . . . 12

2. Hakikat Asam Laktat . . . 14

3. Pemulihan Kadar Asam Laktat . . . 17

B . Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. . . 20

1. Kerangka Pemikiran . . . . . . 20

(5)

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Laktat . . . 21

b. Pengaruh Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat. . . .. . . 21

c. Perbandingan Metode Recovery Aktif dan Recovery Pasif terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat. . . 22

C . Hipotesis Penelitian. . . 22

BAB III METODE DANPROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian. . . 25

B. Populasi dan Sampel . . . 25

1. Populasi. . . 25

2. Sampel . . . 25

C. Desain Penelitian. . . 26

D. Metode Penelitian. . . 29

E. Definisi Operasional. . . 31

F. Instrumen Penelitian . . . . . . . 31 G. Proses Latihan . . . ... . . 33

H. Prosedur Pengolahan Data . . . .. . . 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian . . . . . . 36

1. Deskripsi Statistik. . . 36

2. Uji Normalitas... . . 39

3. Uji Homogenitas. . . 40

4. Uji Hipotesis. . . . . . 41

B. B. Pembahasan Hasil Penelitian . . . 42

C. C. Diskusi Penemuan . . . 44

(6)

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

B. Saran . . . 46

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . 47

LAMPIRAN . . . 49

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. kriteria waktu yang dibutuhkan dalam masa recovery . . . 4

Tabel 2.1 Jeda waktu yang dibutuhkan dalam masa recovery . . . 19

Tabel 3.1 One shot study case . . . .. . . 26

Tabel3.2. Langkah-langkah penelitian . . . 29

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Hasil Kadar Asam Laktat Melalui Recovery Aktif . . 35

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Hasil Kadar Asam Laktat Melalui Recovery Pasif. . . 36

Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Hasil Perhitungan Kadar Asam Laktat Melalui Recovery Aktif dan Pasif . . . 37

Tabel 4.4. Uji Normalitas Hasil Perhitungan Kadar Asam Laktat . . . 38

Tabel 4.5. Uji Homogenitas . . . 39

Tabel 4.6. Hasil Uji Wilcoxon. . . . . . . . . 40

DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1. Statistik Deskriftif Hasil Kadar Asam Laktat Melalui Recovery Aktif. . . 35 Grafik4.2. Statistik Deskriftif Hasil Kadar Asam Laktat Melalui Recovery Pasif . . . 36 Grafik4.3. Deskriptif hasil rata-rata recovery aktif dan recovery pasif . . . . . 37 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Format Tes Ergometer rowing . . . .. . . . 49

Lampiran 2. Tabel Pedoman Denyut Nadi. . . . . . . 50

Lampiran 3. Hasil Catatan Waktu tes Ergometer Rowing 2000 meter . . . . 51

Lampiran 4. Hasil Pengambilan Data Recovery Aktif .. . . 52

Lampiran 5. Hasil Pengambilan Data Recovery Pasif . . . . . . 53

Lampiran 6. Hasil Data Penelitian Recovery Aktif . . . 54

Lampiran 6. Hasil Data Penelitian Recovery Pasif. . . . . . . 54

Lampiran 7. Statistik Deskritif Hasil dari kelompok recovery Aktif. .. . . 55

Lampiran 8. Statistik Deskritif Hasil dari kelompok recovery Pasif. . . 55

(7)

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Lampiran 10. Uji Normalitas. . . . 57

Lampiran 11. Uji Homogenitas . . . 58

Lampiran 12. Uji Wilcoxon. . . 59

Lampiran 13. Dokumentasi . . . 60

Lampiran 14. Surat Izin Mengadakan Riset/Peneliti . . . 63

Lampiran 15. Surat Keputusan . . . . . . 64

(8)

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH RECOVERY AKTIF DENGAN PASIF TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT

Pembimbing 1: Dr. Nina Sutresna, M. Pd, Pembimbing 2: Dr. Kardjono, M. Sc,

PRAYOGI GUNTARA 1001445

Recovery setelah perlombaan atau latihan sangatlah dibutuhkan bagi atlet untuk mengambalikan kondisi atlet kembali bugar, recovery aktif dan recovery pasif salah satu recovery yang mudah dan efektif untuk dilakukan setelah perlombaan atau latihan. Recovery aktif adalah apabila sesudah perlombaan atau latihan di lanjutkan dengan latihan dengan intensitas yang lebih ringan sehingga kadar asam laktat kembali ke batas normal, sedangkan recovery pasif dilakukan dengan cara menghentikan seluruh aktivitas sesudah latihan, pemulihan ini dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar asam laktat dalam darah yang terbentuk dari hasil metabolisme anaerob.Tujuan Penelitianini agar para pelatih mengetahui hasil dari pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar asam laktat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Accutrend lactate. Teknik pengolahan data dan analisis data yang digunakan adalah metode one samplekolmogrov-smirnov test dan uji wilcoxon.Kedua hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara recovery aktif dengan recovery pasif terhadap penurunan kadar asam laktat, baik pada recovery 10 menit pertama maupun 10 menit kedua. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan lamanya perubahan kadar asam laktat dalam darah setelah tes ergometer 2000M dengan menggunakan recovery aktif dan recovery pasif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa recovery aktif lebih signifikan dalam proses penurunan asam laktat.

(9)

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE EFFECT OF ACTIVE AND PASSIVE RECOVERY TOWARD REDUCTION OF

LACTIC ACID LEVELS

Supervisor 1: Dr. Nina Sutresna, M. Pd Supervisor 2: Dr. Kardjono, M. Sc

PRAYOGI GUNTARA 1001445

Recovery after competition or excercise is needed to restore athletes' condition to be fresh, active recovery and active recovery are two of easy and effective recoveries to do after competition or exercise. Active recovery is when after the competition or excericise continuing with low intensity exercise so lactic acid levels returns to normal level, wereas passive recovery is done by stop all activities after exercise, this recovery give effect to reduce lactic acid levels within blood that formed by result of anaerobic metabolism. The purpose of the study was trainers have to know results by the effects of active recovery and passive recovery toward reduction of lactic acid levels. Sampling technique in the study was using purposive sampling. The instrument was used Accutrend lactate. The data process technique and data analysis were used one samplekolmogrov-smirnov test method and wilcoxon experiment. Both of reseach results showed that there were diferrence between active recovery and passive recovery toward reduction of lactic acid levels, even in the first ten minutes recovery as well as in the second ten minutes. The result of research concluded that there was difference of alteration duration of lactic acid levels within blood after ergometer 2000M test by usingactive recovery and passive recovery. The result showed active recovery was more significance in reducing lactic acid process.

(10)

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

(11)

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki

oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental

kemampuan tersebut sangat dibutuhkan. Dayung merupakan olahraga yang

menggunakan alat berupa perahu dan dayungan. Untuk meningkatkan

kemampuan atlet dalam menggerakan perahunya di atas air maka, kapasitas atlet

dalam memproduksi energi dan daya tahan terhadap beban fisik juga harus

ditingkatkan. Energi pada waktu latihan dayung melalui dua jalur, yaitu aerobik

dan anaerobik. Penggunaan sistem energi ini sangat tergantung pada intensitas

latihan. Pada latihan fisik intensitas tinggi otot berkontraksi dalam keadaan

anaerobik, sehingga penyediaan ATP terjadi melalui proses glikolisis anaerobik,

hal ini mengakibatkan meningkatnya kadar asam laktat dalam darah maupun otot.

Terkait dengan laktat Jansssen (1984, hlm. 14) menjelaskan bahwa:

Laktat merupakan intermediate product dari metabolisme glukosa. Laktat merupakan sampah metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen. Kadar asam laktat dalam orang sehat dalam keadaan istirahat sekitar 1-2 m M/L.

Pada latihan fisik intensitas tinggi otot berkontraksi dalam keadaan

anaerobik, sehingga penyediaan ATP terjadi melalui glikolisis anaerobik. Hal ini

mengakibatkan peningkatan kadar asam laktat dalam darah maupun otot. Tetapi

otot yang terlatih dapat berkontraksi dengan dengan baik meskipun kadar asam

laktat cukup tinngi. Konsentrasi asam laktat pada darah dan otot setelah latihan

diperkirakan mencapai 20 mM/l darah. Asam laktat yang terbentuk pada saat

latihan fisik intensitas tinggi akan masuk kedalam darah, dan banyaknya laktat

yang masuk sebanding dengan tingginya kadar asam laktat dalam otot. Ciri-ciri

adanya penimbunan asam laktat adalah rasa sakit pada lengan (untuk dayung). Hal

(12)

2

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sistem anaerobik selain dari resintesis ATP di dalam otot adalah glikolisis

anaerobik, yang melibatkan pemecahan yang tidak sempurna dari salah satu bahan

makanan yaitu karbohidrat (gula), menjadi asam laktat (karena itu dinamakan

asam laktat). Didalam tubuh, semua karbohidrat dikonversi jadi gula sederhana

yaitu glukosa, yang segera dapat dipergunakan dalam bentuk glukosa, disimpan

didalam hati dan otot sebagai glikogen untuk dipergunakan kemudian.

Sistem asam laktat mengubah glukosa atau glikogen pada sitoplasma sel

otot menjadi energi dan asam laktat. Proses glikolisis anaerobik memerlukan

reaksi kimia, sehingga energi terbentuk melalui sistem energi ini berlangsung

lebih lambat dibandingan dengan sistem ATP-PC. Jadi, untuk kontraksi otot

sangat cepat gunakan ATP-PC, sedangkan untuk kontraksi otot yang cepat

digunakan sistem anaerobik. Proses ini tanpa adanya oksigen, sehingga asam

laktat merupakan produk akhir dari metabolisme glukosa dengan sistem

metabolisme anaerobik. Ciri-ciri dari sistem glikolisis anaerobik adalah (1)

Menyebabkan terbentuknya asam laktat yang dapat menyebabkan kelelahan, (2)

Tidak membutuhkan Oksigen, (3) Hanya menggunakan sumber energi

karbohidrat (glikogen dan glukosa), dan (4) Energi yang dilepaskan hanya cukup

untuk resintesis ATP dalam jumlah yang seedikit.

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa produk akhir dari glikolisis anaerobik

adalah asam laktat. Asam laktat akan menurunkan pH dalam otot maupun darah.

Selanjutnya, penurunan pH ini akan menghambat kerja enzim-enzim glikolisis

dan mengganggu reaksi kimia di dalam otot. Keadaan ini akan mengakibatkan

kontraksi otot bertambah lemah dan akhirnya otot mengalami kelelahan.

Dalam kegiatan latihan atlet seringkali diminta untuk latihan secara rutin

dengan sungguh-sungguh dalam waktu yang lama. Dalam keadaan demikian,

energi yang dipakai berasal dari karbohidrat yang tersimpan, yakni glikogen

sebagai pokonya. Glikolisis anaerobik meliputi reaksi kimia yang melepaskan

energi molekul glikogen. Energi ini digunakan untuk memperbaharui ATP, yang

sebaliknya digunakan dalam kontraksi otot.

Olahdaya anaerobik dan aerobik adalah mekanisme penyediaan energi

(13)

3

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

semua bentuk gerak olahraga terjadi oleh adanya kontraksi otot, dan adanya

energi untuk terjadinya kontraksi otot ini hanya berasal dari olahdaya anaerobik

(dari pemecahan ATP ke ADP). Oleh karena itu seluruh energi untuk gerakan otot

selama seluruh kegitan olahraga itu dipasok 100% oleh olahdaya anaerobik.

Sedangkan peran aerobik (memenuhi ketersediaan ATP dan menghilangkan asam

laktat). Wujudnya ialah kemampuan ES-II memasok oksigen untuk memenuhi

tuntutan ES-I dan hakekat nya fungsi ES-II adalah memulihkan kondisi

homeostatis yang terganggu oleh aktivitas anaerobik ES-I. Wujud pemulihan itu

adalah upaya menyingkirkan asam laktat dan sampah olahdaya lainnya dan

bersamaan dengan itu mendaur ulang sumber-sumber energi anaerobik khusunya

ATP, untuk kelangsungan kontraksi otot selanjutnya. Olahdaya anaerobik dan

aerobik harus dalam keadaan seimbang. Ketidak mampuan olahdaya aerobik

mengimbangi anaerobik akan menyebabkan asam laktat yang akan menghambat

olahdaya anaerobik terlalu besar, sehingga olahdaya anaerobik menurun, menuju

kepada terjadinya keseimbangan baru dengan olahdaya aerobik.

Adanya penumpukan asam laktat di dalam otot, dapat menggangu kinerja

sel, sehingga oleh karena itu harus segera diangkut keluar dari otot oleh sistem

sirkulasi untuk di daur ulang kembali menjadi glikogen di hati dan jaringan otot

lain yang tidak aktif. Oleh karena itu dengan baiknya kemampuan seseorang

untuk mengangkut sisa olahdaya tersebut keluar dari otot yang lelah kedalam hati

dan otot lain, maka semakin cepat pula pulih dari kelelahan. Astrand (1986) yang

dikutip oleh Santosa Giriwijoyo (2010, hlm. 275).

Perlu diingat bahwa tertimbunnya asam laktat dalam tubuh terjadi karena

pembentukan asam laktat lebih cepat dari pada pembuangannya, dan hal ini

berkaitan dengan tidak adekuatnya sistem sirkulasi dalam otot yang bersangkutan

dan tidak adekuatnya pasokan oksigen, baik secara absolut maupun relatif.

Pasokan oksigen yang secara absolut tidak adekuatny disebabkan oleh rendahnya

kapasitas aerobik yang dimilikinya, sedangkan pasokan oksigen yang secara

relatif tidak adekuat disebabkan oleh tingginya intensitas latihan yang dilakukan.

Teknik recovery dapat menurunkan kadar asam laktat, ini sangat berguna

(14)

4

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pelatih dan atlet memahami tentang tatacara melakukan teknik recovery aktif dan

pasif pada saat mengikuti setiap sesi latihan.

Bertambah berat latihan bertambah pula kadar asam laktat dalam otot

maupun darah. Dalam keadaan istirahat pun selalu terdapat asam laktat dalam otot

dan asam laktat ini bertambah banyak pada saat melakukan aktivitas latihan

stamina. Asam laktat juga menjadi sebab timbulnya kelelahan. Oleh karena itu,

sebisa mungkin kadar asam laktat itu dikembalikan ke keadaan sebelum latihan,

yaitu ke kadar yang rendah.

Kriteria waktu yang dibutuhkan dalam masa recovery yang dikutip oleh

Rasyidsumetry.blogspot.com diakses tanggal 16 april 2014 dalam Tudor O

Bompa (1999, hlm. 116) adalah sebagai berikut. :

Tabel 1.1

kriteria waktu yang dibutuhkan dalam masa recovery

(Sumber : rasyidsumetry.blogspot.com 1999, hlm. 116 di akses tanggal 16 april 2014)

Proses pemulihan Minimum Maksimum

Sistem ATP-CP 2 menit 3-5 menit

Sistem asam laktat 3 menit 5 menit

Menghilangkan kadar

asam laktat dalam otot

dan darah

10 menit dapat pulihkan 25 %

20-25 menit dapat pulihkan 50%

1 jam-1,5 jam dapat pulihkan 95%

Dari tabel 1.1 diatas dapat dijelaskan bahwa, aktivitas olahraga dengan

sistem ATP-CP membutuhkan waktu istirahat minimum 2 menit dan maximum

3-5 menit. Hal tersebut terjadi pada olahraga yang berlangsung selama 8-10 detik.

Pada saat beristirahat 10 menit penumpukan kadar asam laktat di dalam otot

dapat pulihkan 25%, apabila beristirahat 20-25 menit dapat pulihkan 50% dan

(15)

5

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Maka inilah salahsatu teknik recovery yang bisa menurunkan kadar asam laktat

antara lain yang dikemukakan oleh Bompa yang di kutip oleh Bastinus Nicholaus

Matjan dkk (2007, hlm. 38) adalah:

Recovery aktif adalah suatu metode pemulihan yang mengacu pada kecepatan menghilangkan kadar asam laktat. Aktivitas yang dilakukan secara umum berupa latihan aerobik ringan. Intensitas latihan aerobik Selama recovery aktif tidak lebih dari 60% dari denyut nadi maksimal. Aktivitas seperti jogging ringan akan menurunkan akumulasi asam laktat 62% dalam 10 menit pertama dan akan bertambah 26% pada 10-20 menit berikutnya.

Sebagaimana konteks dalam penelitian ini, upaya untuk menurunkan kadar

asam laktat yang dapat dilakukan atlet, selain dengan recovery aktif juga dapat

dilakukan melalui recovery pasif dipaparkan oleh Bastinus Nicholaus Matjan

(2007, hlm. 39) adalah :

Recovery pasif adalah Cara fisiologis utama untuk memulihkan kapasitas kerja. Apabila sesudah latihan segera menghentikan aktivitas segera tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas dan dengan melakukan metode recovery pasif penurunan akumulasi asam laktat hanya 50%.

Sedangkan menurut Harsono (1988, hlm. 157) istirahat pasif adalah

menghentikan segala aktivitas sesudah latihan seperti duduk atau tiduran dilapang.

Secara mendasar pelatihan yang efektif harus dilakukan secara terus

menerus, pedagogis, dan sistematis. Sedangkan dampak bawaan dari latihan

stamina adalah secara logis adalah “lelah”. Selanjutnya dampak bawaan dari lelah, tubuh tidak dapat melakukan pekerjaan atau fungsinya secara maksimal tentu

harus dalam kondisi normal atau segar kembali. Untuk mencapai kondisi normal

kembali harus melalui recovery. Dengan demikian makna permanen dari recovery

menurut Bastinus Nicholaus Matjan (2007, hlm. 45) adalah upaya

mempertahankan status tertinggi kondisi fisik setelah latihan dan

mempertahankan kondisi fisik dan psikis pada status tertinggi.

Kaidah-kaidah yang harus dilakukan menurut Bompa (1994) yang dikutip

(16)

6

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Pertukaran yang rasional antara kerja dengan fase regenerasi. b. Berusaha untuk menghilangkan/membatasi tekanan sosial.

c. Membuat suasana tim yang menyenangkan, tenang, percaya diri,serta para atlet dalam suasan yang optimisme.

d. Diet yang rasional dan bervariasi sesuai cabang olahraga dengan fase latihannya.

e. Pemantauan terus menerus terhadap kondisi kesehatan atlet.

Beberapa faktor yang mempengaruhi recovery dan overtraining. Pada

Cabang olahraga dayung tersebut diakibatkan oleh perbedaan antara beban

latihan, toleransi terhadap beban latihan, dan regenerasi. Bahwa kondisi tersebut

berhubungan dengan toleransi dari rangsangan fisik dengan psikologis yang

kurang baik. Umum nya atlet yang berlatih dibawah kondisi kondisi tersebut gagal

beradaptasi atau menderita overtraining, karena itu penting untuk pelatih dan atlet

untuk melakukan monitoring agar memperoleh kesimpulan terhadap reaksi

pelatihan yang mereka lakukan.

Ketika keseimbangan homeostatis tubuh terganggu, organisme manusia

dengan sendirinya mencoba untuk memulihkan kesetimbangan tersebut. Setelah

mengatur rangsangan latihan yang sesuai, Recovery lengkap organisme

berlangsung selama 12-24 jam. Untuk recovery dari latihan yang merupakan

dalam batas limit atlet, tekhnik, regenerasi yang spesifik dan perencanaan

peningktanan pembebanan harus menjadi pertimbangan. Overeaching diakibatkan

oleh satu sikulus 1 mikro atau 2 mikro yang intensif atau periode regenerasinya

terlalu singkat. Kelelahan disini adalah sementara, beberapa sedikit lebih berat,

termasuk meningkatnya denyut nadi istirahat. Meningkatnya akumulasi asam

laktat selama latihan fisik dengan beban submaksimal yang menyebabkan otot

tidak berkontraksi secara maksimal.

Mengenai efektifitas kedua recovery tersebut belum diketahui, maka penulis

tertarik untuk menelaah teknik penurunan kadar asam laktat dan menunjuk atlet

dayung untuk membandingkan recovery aktif dan recovery pasif terhadap

(17)

7

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan menggunakan accutrend

lactate dan mesin ergometer untuk meneliti bagaimana gambaran penurunan

kadar asam laktat pada recovery aktif dan recovery pasif.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Kebanyakan riset dan informasi yang ada fokus pada yang harus dilakukan

setelah mengalami efek negatif dari tuntutan program latihan. Sedikit sekali yang

dilakukan untuk pencegahan terjadinya overtraining dan menurunnya penampilan

sebelum pertandingan penting. Penetapan suatu kesatuan antara kerja dan

recovery adalah sebuah hal yang menciptakan sebuah program latihan yang

efektif untuk atlet, karena adaptasi terhadap beban latihan yang tinggi hanya akan

terjadi apabila ada keseimbangan yang baik antara pembebanan dan recovery.

Beban latihan yang sesuai secara mendasar dan logis akan mengakibatkan

kelelahan yang untuk sementara menurunkan fungsional atlet.

Aktivitas latihan akan selalu mengakibatkan tubuh atlet menyesuaikan

stimulus pelatihan sepanjang recovery. Dampaknya antara lain adalah pengurasan

sumber energi dalam tubuh. Karena itu, penerapan yang progresif dari suatu

stimulus pelatihan sepanjang tahap supercompensasi, agar dapat meningkatkan

proses pemuncakan. Jadi idealnya, pelatihan puncak berikutnya tidak harus

berlangsung sampai supercompensasi terjadi.

Pada dasar nya hal ini menjadi suatu yang sulit. Sulit untuk menggambarkan

waktu recovery dan tahap supercompensasi. Pemulihan reaksi individu terhadap

latihan adalah variatif, sama dengan mengidentifikasi beban latihan. Oleh krena

itu, program harus disesuaikan dengan perbedaan setiap individu atlet sampai

pada tingkat paling terkecil.

Buku harian pelatihan yang berisi data-data pribadi atlet, data kegiatan

latihan yang berisi data-data tes yang ilmiah merupakan salahsatu kelengkapan

penting yang harus dimiliki pelatih karena akan sangat membantu dalam banyak

hal, kemudian geografis atau tempat untuk melakukan dan dapat menerima hasil

(18)

8

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

status biological saat ini, efisiensi performa, efektivitas teknis, dan psychological

status.

Dengan monitoring recovery yang sistematis, pelatih dan atlet dapat

memverifikasi setelah mengikuti pelatihan. Praktek ini harus berlanjut sepanjang

tahun pelatihan, karena penting untuk umpan balik secara psikologis dan

fisiologis dalam menentukan intensitas dan volume pada waktu yang spesifik

dalam menentukan volume dan intensitas pada waktu yang spesifik di dalam

penanggalan pelatihan.

Berdasarkan penjelasan yang disampaikan pada latar belakang maka penulis

mengidentifikasi beberapa masalah terkait dengan hal-hal yang dapat

mempengaruhi recovery aktif dengan recovery pasif terhadap penurunan kadar

asam laktat.

Recovery merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi atlet karena,

apabila sudah melakukan latihan yang berat dapat timbulnya kadar asam laktat

yang dapat menyebabkan kelelahan otot dan melalui recovery lah kadar asam

laktat bisa di hilangkan. Oleh sebab itu penulis mengidentifikasi masalah sebagai

berikut:

a. Keterkaitan Recovery aktif dengan jogging lebih cepat menurunkan kadar

asam laktat dibanding Recovery pasif dengan duduk.

b. Keterkaitan overtraining yang menyebabkan peningkatan kadar asam laktat

dalam cabang olahraga dayung.

c. Keterkaitan peningkatan kadar asam laktat sebagai salahsatu kendala yang

menjadikan otot lelah dan tidak bisa berkontraksi secara maksimal.

Kemudian untuk menghindari terlalu luasnya cakupan pembahasan penulispun

membatasi ruang lingkup penyusunan karya ilmiah ini. Adapun ruang lingkup

(19)

9

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Variabel bebas (X1) dalam penelitian ini adalah recovery aktif dan (X2)

adalah recovery pasif. Sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini

adalah penurunan kadar asam laktat.

2. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi istilah recovery

aktif dengan recovery pasif, terhadap penurunan kadar asam laktat ,

perbandingan antara dua variabel penelitian.

3. Penelitian ini terbatas pada lingkup UKM Dayung UPI.

4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriftif.

5. Populasi dalam penelitian ini adalah UKM Dayung UPI sebanyak 20 orang.

6. Sampel yang di ambil hanya atlet dayung nomor rowing sebanyak 12 orang.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas tersebut, maka rumusan masalah

penelitian :

Apakah terdapat perbedaan penurunan kadar asam laktat yang signifikan

antara recovery aktif dengan recovery pasif setelah melakukan tes ergometer

rowing 2000 meter?

D. Tujuan Penelitian

Untuk Memperoleh gambaran perbedaan antara recovery aktif dengan

recovery pasif terhadap penurunan kadar asam laktat setelah melakukan tes

ergometer rowing 2000 meter.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan

oleh penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan secara

praktis, yang dipaparkan sebagai berikut:

(20)

10

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Untuk memperoleh pemahaman secara teoritis mengenai metode pelatihan

dalam olahraga dayung khususnya, sebagai bahan referensi dan rujukan bagi atlet,

pelatih, dan pembina pada umumnya.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

penurunan kadar asam laktat dengan melakukan recovery aktif dan pasif atlet unit

kegiatan mahasiswa Dayung UPI.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penyusunan sebuah karya ilmiah untuk mempermudah pembahasan

dan penyusunan maka sudah sepantasnya terdapat sebuah struktur kerangka

penulisan, adapun rencana kerangka penulisan dalam karya ilmiah ini adalah

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan: meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan masalah, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. BAB II

Kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis pemikiran: dalam kajian pustaka

berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

tentang hakikat olahraga dayung, nomor-nomor dalam cabang olahraga dayung,

komponen fisik cabang olahraga dayung. Hakikat penurunan kadar asam laktat.

recovery aktif : definisi recovery aktif dan tatacara penurunan kadar asam laktat

melalui recovery aktif. Recovery pasif: definisi recovery pasif dan tatacara

penurunan kadar asam laktat melalui recovery pasif. Dalam kerangka berfikir

berisi tentang pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan

kadar asam laktat. Hipotesis penelitian berisi tentang jawaban sementara tentang

penelitian yang akan diteliti. BAB III Metode Penelitian: membahas tentang

lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis

(21)

11

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

atau analisis data, dan pembahasan atau analisis temuan. BAB V Kesimpulan dan

Saran: membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang

(22)

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan di Laboratorium kebugaran

FPOK UPI, penelitian ini dilakukan 4 kali pertemuan. Metode penelitian yang

dilakukan pada penelitian ini adalah metode penelitian Deskriftif.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu yang memiliki sifat-sifat umum.

Dari populasi dapat diambil suatu data yang diperlukan untuk memecahkan suatu

permasalahan yang dikaji. Terkait dengan populasi menurut Arikunto (2010, hlm.

173) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah Keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2004, hlm. 55) menjelaskan bahwa: ”Populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka ditetapkan populasi dalam penelitian

ini adalah atlet dayung nomor Rowing yang tergabung dalam UKM (Unit

Kegiatan Mahasiswa) Dayung UPI yang berjumlah 20 orang. Populasi dalam

penelitian ini adalah dari UKM Dayung UPI dikarenakan UKM Dayung UPI

mempunyai prestasi yang baik di tingkat nasional maupun internasional karena

setiap mengikuti kejuaraan agenda tahunan Varcity Boat Race di Malaysia, UKM

Dayung UPI selalu menjadi juara umum berturut turut.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi penelitian yang diambil. Dengan

kata lain Sampel dapat diartikan sebagian wakil dari populasi yang dijadikan

(23)

25

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

118) “Sampel merupakan Bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Adapun cara-cara pengambilan sampel dalam penelitian dapat dilakukan

sebagai berikut : sampel random, sampel berstrata, sampel wilayah, sampel

proporsi, sampel bertujuan, sampel kuota, sampel kelompok, sampel kembar.

Suharsimi Arikunto, (2010, hlm. 177).

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dalam penelitian ini pengambilan

besar sampel di tentukan dengan tekhnik sampel bertujuan atau purposive

sampling. Terkait dengan sampel bertujuan atau purposive sampling menurut

Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 183) adalah:”bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu”.

Adapun prosedur pengambilan sampelnya dilakukan dengan langsung

memilih atlet UKM Dayung UPI nomor rowing sebanyak 12 orang, tujuan dari

pengambilan sampel adalah untuk memilih testi untuk mewakili populasinya.

Untuk menentukan kelompok yang diberikan metode recovery aktif sebanyak 6

orang dan metode recovery pasif 6 orang. terlebih dahulu dilakukan tes Ergometer

2000 meter, untuk mengetahui catatan waktu dari ke-12 anggota UKM Dayung

UPI nomor rowing tersebut. Sesudah itu dibagi kedalam 2 kelompok dengan

rincian 6 orang melakukan recovery aktif dan 6 orang lagi menggunakan recovery

pasif dengan cara melihat kembali hasil dari tes ergometer 2000 meter, diurutkan

sesuai catatan waktu atau di rangking lalu kelompok dibagi dengan metode

A-B-B-A Sutrisno Hadi (1990, hal. 484) dalam www.ahmadhuldi.blogspot.com

(diakses tanggal 30 oktober 2014) dengan alasan peneliti mempunyai tujuan untuk

memperoleh kelompok sampel yang benar-benar homogen kemampuannya dan

mengurangi bias pada hasil post test pada masing-masing kelompok.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penulis adalah desain prates-pascates

(24)

26

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(2010, hlm. 90) adalah Rencana atau suatu rancangan yang dibuat oleh peneliti,

sebagai ancar-ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan. Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah One-shot case study. Mengenai One-shot

case study menurut Arikunto (2010, hlm. 124) adalah” Desain ini sangat

sederhana peneliti hanya mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah

memberikan dampak yang baik”

Kemudian diadakan post test. Dari hasil post test diambil kesimpulan

dengan 2 cara:

a. Melihat rata-rata hasil membandingkan dengan standar yang di inginkan.

b. Dibandingkan dengan rata-rata test sebelum treatment.

Sebelum dilaksanakan perlakuan diadakan tes ergometer 2000 meter untuk

mengetahui catatan waktu dan untuk merangking atlet serta mengelompokan dan

tes akhir dilakukan setelah pemberian perlakuan selesai. Diagram desain

penelitian ini, menurut Arikunto (2010, hlm. 124) menggambarkannya sebagai

berikut:

Gambar 3.1

One-shot case study

Keterangan:

X 1 : Menggunakan metode recovery aktif.

X2 : menggunakan metode recovery pasif.

O1 : Pengambilan darah/laktat setelah tes ergometer 2000M.

O2 : Pengambilan darah/laktat setelah istirahat 10 menit pertama.

O3 : Pengambilan darah/laktat setelah istirahat 10 menit kedua.

Adapun langkah-langkah pengambilan data yang penulis lakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

X1 O1 O2 O3

(25)

27

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Menentukan populasi

2. Memilih dan menetapkan sampel

3. Membagi kelompok, kelompok metode recovery aktif dan metode recovery

pasif

4. Melakukan pengambilan darah/laktat di istirahat 10 menit pertama dan 10

menit kedua di kedua kelompok tersebut.

5. Mengolah data

6. Memberikan data yang diperoleh pada kedua kelompok tersebut

7. Melakukan pengujian hipotesis

8. Mengambil kesimpulan

Dalam memudahkan proses penelitian ini, selanjutnyapenulis menyusun

langkah-langkah penelitian sebagai perkembangan dari desain penelitian yang

telah penulis buat.

Mengacu pada desain penelitian, maka disusunlah langkah-langkah

(26)

28

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian

D. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh data,

menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian melalui cara-cara yang sesuai Populasi

Sampel

Tes Awal

Recovery aktif Ergometer Recovery pasif

2000M

Tes Akhir

Pengolahan data

Analisis Data

(27)

29

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dengan prosedur penelitian. Dalam hal ini terkait dengan metode penelitian

Sugiyono (2004, hlm. 1) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan peneliti untuk

memecahkan suatu permasalahan antara lain metode deskriftif, historis, dan

ekspeimen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Deskriftif. Karena dalam penelitian ini mengetahui pengaruh recovery aktif dan

recovery pasif terhadap penurunan kadar asam laktat. Dengan cara mengadakan

percobaan terhadap terhadap variabel-variabel yang diselidiki untuk mendapatkan

hasil.

Penelitian deskriftif ini berasal dari masalah yang ada dilapangan antara

sebab dan akibat yang saling mempengaruhi. Sedangkan terkait dengan Deskriftif

menurut Riduan (2010, hlm. 15) adalah

deskriptif teori menerangkan tentang variabel yang diteliti, baik yang bersifat deskriptif (satu variabel) atau lebih dari dua variabel (hubungan, pengaruh dan komparatif). Deskriptif teori menggambarkan variabel bebas dan variabel terikat yang menjadi landasan atau kajian teori dalam penelitian yang memuat dalil-dalil atau argumen-argumen variabel yang diteliti

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriftif

penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat

sekarang yang nampak dalam suatu situasi , Data yang terkumpul berbentuk

kata-kata atau gambar, tidak menekankan pada angka.

Adapun variabel-variabel yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas:

a. Metode recovery aktif

b. Metode recovery pasif

2. Variabel terikat

(28)

30

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional

1. Laktat

Laktat menurut janssen (1984, hlm. 14) yang dikutip oleh widyanto

merupakan intermediate product dari metabolisme glukosa. Laktat merupakan

sampah metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.

Kadar asam laktat dalam orang sehat dalam keadaan istirahat sekitar 1-2 m M/L.

2. Recovery aktif

Recovery aktif menurut Bastinus Nicholaus Matjan dkk (2007, hlm. 38)

adalah suatu metode pemulihan yang mengacu pada kecepatan menghilangkan

kadar asam laktat. Aktivitas yang dilakukan secara umum berupa latihan aerobik

ringan. Intensitas latihan aerobik Selama recovery aktif tidak lebih dari 60% dari

denyut nadi maksimal. Aktivitas seperti jogging ringan akan menurunkan

akumulasi asam laktat 62% dalam 10 menit pertama dan akan bertambah 26%

pada 10-20 menit berikutnya.

3. Recovery Pasif

Recovery pasif menurut Bastinus Nicholaus Matjan dkk (2007, hlm. 39)

adalah Cara fisiologis utama untuk memulihkan kapasitas kerja. Apabila sesudah

latihan segera menghentikan aktivitas segera tanpa mengurangi kualitas dan

kuantitas dan dengan melakukan metode recovery pasif penurunan akumulasi

asam laktat hanya 50% dengan cara seperti duduk dan terlentang.

F. Instrument Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan untuk penelitian. Hal ini

(29)

31

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengupulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis.

Ada banyak instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian ini penulis

menggunakan instrumen dengan menggunakan tes. Terkait dengan Tes menurut

Arikunto (2010, hlm. 193) adalah “Serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelgensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Guna untuk tercapainya keberhasilan dalam penelitian maka diperlukan alat

ukur untuk mendapatkan data. Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 5)

mengemukakan bahwa :“Pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi

dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”.

Alat ukur yang digunakan penulis untuk mengukur penurunan kadar asam

laktat yaitu accutrend lactate dan mesin rowing ergometer sebuah pendayung

didalam ruangan yang menggunakan mesin ergometer rowing yang digunakan

untuk mensimulasikan aksi perahu dayung untuk tujuan latihan atau pelatihan

untuk mendayung. Accutrend lactate dan ergometer ini tidak mempunyai

Validitas dan reabilitas, karena alat ini sudah baku dan valid untuk digunakan

untuk mengecek kadar asam laktat. Jadi alat tersebbut menggunakan validitas isi

dan setiap testi sudah mencerminkan wilayah isi dengan memadai dan tes tersebut

telah bebas dari faktor-faktor yang tidak ada hubungannya dengan tujuan

pengukuran . Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data diperoleh dari :

a. Tes pengambilan darah sebelum recovery

b. Tes pengambilan darah sesudah recovery

2. Alat dan perlengkapan :

a. Mesin Ergometer Rowing

b. Accutrend lactate (Lakat meter)

(30)

32

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

d. Format penilaian

e. Perlengkapan alat tulis

f. Kapas

g. Alkohol

h. Lancets blood

i. Betadine

j. Stopwatch

3. Prosedur pelaksanaan tes a. Prosedur Umum

1) Sebelum melaksanakan tes, testi dikumpulkan untuk diberikan arahan dan

penjelasan mengenai peraturan dalam melaksanakan tes

2) Pelaksanaan tes mengacu pada pertandingan sebenarnya

3) Testi melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan tes

b. Pelaksanaan tes

1) Testi berada di mesin ergometer

2) Testi di bagi 2 kelompok (metode recovery aktif dan metode recovery pasif)

3) Testi melakukan tes ergometer 2000M

4) Sesudah 2000M testi diambil darah nya dan denyut nadi nya

5) Kelompok recovery aktif, istirahat nya melakukan ergometer dengan stroke

18-20. Setiap istirahat 10 menit pertama dan 10 menit kedua diambil

darah/laktat nya dan di cek denyut nadinya.

6) Kelompok recovery pasif, istirahat nya hanya duduk saja. Setiap istirahat 10

menit pertama dan 10 menit kedua diambil darah/laktat nya dan di cek

denyut nadinya.

(31)

33

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Agar mendapatkan hasil yang baik dalam penelitian ini maka perlu dibuat

program tes guna menunjang keberhasilan tujuan tes tersebut. Dalam pelaksanaan

penelitian ini, kelompok sampel diberikan dua metode recovery, yaitu metode

recovery aktif dan metode recovery pasif.

Proses tes dilakukan 4 kali pertemuan yaitu pada :

1. Jum’at, 12 September 2014 dan Selasa, 16 September 2014 pukul 15.30 WIB – selesai (Tes untuk pengelompokan sampel di Laboratorium kebugaran FPOK UPI)

2. Selasa, 23 September 2014 dan Jum’at, 26 September 2014 pukul 15.30 WIB – selesai (Tes Pengambilan darah/laktat di Laboratorium kebugaran FPOK UPI)

Pelaksanaan latihan adalah sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Sebelum dimulai proses tes, penulis memberikan penjelasan tentang tujuan

recovery aktif dan recovery pasif, khususnya untuk penurunan kadar asam laktat.

2. Pemanasan

Sebelum pelaksanaan tes, terlebih dahulu diberikan latihan pemanasan agar

pada saat melakukan tes tidak terjadi cedera. Santosa Giriwijoyo (2007, hlm.154)

menjelaskan bahwa “latihan pemanasan dimaksudkan untuk mempersiapkan raga

dalam menjalani latihan inti atau pendinginan.”

Sampel melakukan pemanasan dengan peregangan statis kemudian

dilanjutkan dengan melakukan peregangan dinamis. Pemanasan dilakukan kurang

lebih selama sepuluh menit.

1. Tes 2000M

Pada tes ini dibagi dua kelompok yaitu recovery aktif dan recovery pasif

sebagai berikut:

a. Kelompok tes menggunakan recovery aktif :

(32)

34

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2) Sesudah melakukan tes ergometer rowing 2000M, pendayung di ambil

darah nya dan di cek denyut nadi nya

3) Ujung jari testi di tusuk pakai lancets blood

4) Darah atlet di teteskan pada strip laktat dan di cek menggunakan alat

accutrend lactate (laktat meter) bersamaan dengan di cek denyut nadi nya.

5) Pendayung melakukan recovery aktif yaitu dengan melakukan ergometer

pada stroke 18-20 . dan sampel diambil darah/laktat nya pada ujung jari

tangan baik pada 10 menit pertama dan 10 menit kedua bersamaan di cek

denyut nadinya.

b. Kelompok tes menggunakan recovery pasif:

Pendayung melakukan tes ergometer rowing 2000M.

1) Sesudah melakukan tes ergometer rowing 2000M, pendayung di ambil

darah nya dan di cek denyut nadi nya.

2) Darah atlet di teteskan pada strip laktat dan di cek menggunakan alat

accutrend lactate (laktat meter) bersamaan dengan di cek denyut nadi nya.

3) Pendayung melakukan recovery pasif yaitu dengan melakukan duduk. dan

sampel diambil darah/laktat nya pada ujung jari tangan baik pada 10 menit

pertama dan 10 menit kedua bersamaan di cek denyut nadinya.

H. Prosedur Pengolahan Data

Sebelum pengolahan data penulis menggunakan alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu accutrend lactate. Setelah hasil data penelitian

terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data yang dilakukan secermat

mungkin dengan tekhnik analisis statistik. Semua data yang terkumpul dianalisis

dengan menggunakan analisis statistik non-parametrik analisa Two Samples

Related Test dengan memakai uji Wilcoxon dan metode One Sample

(33)

35

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

(34)

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil pengolahan dan analisis data mengenai pengaruh

recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar asam laktat, maka

kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Metode recovery aktif lebih signifikan menurunkan kadar asam laktat

daripada menggunakan metode recovery pasif setelah tes ergometer rowing 2000

meter pada atlet Dayung nomor Rowing di UKM Dayung UPI.

B. Saran

Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat

memberikan sumbangan saran yang dapat dipertimbangkan oleh lembaga

(klub-klub cabang olahraga dayung), pelatih dan atlet diantaranya ialah :

1. Bagi pelatih maupun pembina olahraga dayung nomor rowing khususnya,

maka sebaiknya harus mengetahui dan memperhatikan metode-metode

pemulihan atlet setelah melakukan latihan, sehingga bisa diberikan kepada

atlet-atletnya, apalagi cabang olahraga dayung mempunyai nomor yang

banyak.

2. Disarankan pada peneliti berikunya membuat program latihan yang di akhiri

dengan recovery aktif dengan variasi yang berbeda supaya tidak

membosankan maksudnya adalah agar menghadapi program latihan

berikutnya dalam keadaan siap.

3. Bagi para atlet sebaiknya ketika selesai latihan harus membiasakan untuk

melakukan pemulihan, baik dengan menggunakan media bantu seperti

pelatih atau teman dengan menggunakan metode recovery aktif ataupun

recovery pasif. Agar penurunan kadar sam laktat lebih cepat dan siap

(35)

47

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alex Anderson.www.Scribd.com/doc/54123471/BAB-I. di akses tanggal 28 oktober 2014).

Arikunto Suharsimi. (2010) Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarata Rineka Cipta.

Bastinus Nicholaus Matjan dkk (2007) Modul Kesehatan Olahraga. Bandung. Jurusan Pendidikan Kepelatiahan Olahraga.

Dede Rohmat N (2013) power point rowing physiology. Bahan ajar kuliah Kondisi Fisik.

Federation International societies de Aviron (FISA) (2011). Buku peraturan Dayung. FISA.

Harsono. (1988). Coaching danAspek-aspekPsikologisdalam Coaching. Jakarta. Tambak Kusuma.

Hultman dan Sahlin (1989) www.file .upi.edu.Rest and Recovery.

Janssen, P. (1987). Training lactate pulse-rate. Finland: Polar electro Oy.

Nurhasan & cholil (2007) . Tes dan Pengukuran keolahragaan. Bandung. Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI.

Rasyid. Rasyidsumetry.blogspot.com. Di akses tanggal 16 April 2014.

Rahim (1988) www.staff.uny.ac.id di akses 9 mei 2014.

Riduan.(2010). MetodedanTeknikMenyusunTesis. Bandung: Alfabeta.

Santosa Giriwijoyo (2007) Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Santosa Giriwijoyo (2010) Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Santosa Giriwijoyo (2010) Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung. Rosda

Setiawan. http://ariefsetiawan.blogspot.com. (Diakses tanggal 16 April 2014).

(36)

48

Prayogi Guntara, 2014

Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung. CV. Alfabeta.

Sugiyono (2013). Metode penelitian Pendidikan. Bandung. CV. Alfabeta

Sutrisno Hadi (1990). www.ahmadhuldi.blogspot.com . (diakses tanggal 30 oktober 2014)

Tudor O Bompa.(1999). Periodization Theory and York University. Human Kineticsre Methodology of Training

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 1.1  kriteria waktu yang dibutuhkan dalam masa recovery
Gambar 3.1  One-shot case study
Gambar 3.2 Langkah-langkah penelitian

Referensi

Dokumen terkait

1. Huruf idghom mutamatsilain pada hukum م adalah ……..a. ن c. ب b. ت d. م 2. Sedangkan dibawah ini huruf idzhar syafawi, kecuali

Sistem penerangan di tempat kerja BapaMbu/Sdra/i disesuaikan dengan luas ruangan dan kebutuhan aktivitas kerja masing-masing bagian/unit kerja1. Sistem penerangan

Senyawa Eusiderin A diuji aktivitas anti jamurnya terhadap jamur patogen tanaman ( Rhizoctonia solani dan Gliocladium fimbriatum ) dengan memasukkannya sebanyak 20

Hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan ada pengaruh tingkat pengetahuan gizi ibu (p=0,036), pendapatan keluarga (p=0,000) dan kebiasaan makan

Muara Tiga Kabupaten Pidie, masih tingginya masalah gizi buruk dan kurang pada. anak balita disebabkan karena masih rendahnya tingkat

Pengaruh Penggunaan Model Contectual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Arab Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

tingkat pengetahuan gizi ibu terhadap kecukupan energi dan protein pada anak balita... Seorang ibu harus memiliki pengetahuan gizi untuk

Sel darah putih mengandung antibodi yang berguna dalam membentuk ketahanan tubuh.. Fungsi Sel