UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG ENERGI PANAS DALAM PEMBELAJARAN IPA
MELALUI METODE EKSPERIMEN
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Situgunting 4 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Eka Kania Handayani 1107424
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG ENERGI PANAS
DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN”
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Situgunting 4 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014) Ini seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,
LEMBAR PENGESAHAN
EKA KANIA HANDAYANI 1107424
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG ENERGI PANAS DALAM PEMBELAJARAN IPA
MELALUI METODE EKSPERIMEN
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Situgunting 4 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr.Y.Suyitno, M.Pd NIP.19500908 1981011001
Pembimbing II
Drs.Agus Fany Chandra, M.Pd NIP.19810812 2005011003
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG ENERGI PANAS DALAM PEMBELAJARAN IPA
MELALUI METODE EKSPERIMEN EKA KANIA HANDAYANI
Abstract: Deed to increment ultimate score of students about heat energy through experimental method on science study.This research is motivated the researchers concern of the lowability of elementaryschool student achievement of learning sains. It happened because og the one way teaching methods are sermon and task, lack of teaching and learning essence, source and material and also over material. The alternative is to utilize experimental method. Foremost issues are how to plan, do, result and barrier during its teaching and learning process. Observation method to respond it is a scrutinizing act in the classroom at 4th grade student of elementary school Situgunting 4 enveloving 3 cycle of planning, executing and reflecting. Experimental method showed a different average score of teaching and learning result in every cycle didi. Average score 61,18 with 49% accomplishment percentage as a view of a pre cycle. First cycle gained average score 69,74 with 66,67% accomplishment percentage. 73,72 with 74,36% accomplishment percentage at seconde cycle and ultimately comprised average score 81,15 with 92,31% accomplishment percentage at third cycle with accomplishment maximal is 100%. A proper experimental method by gathered a high and low competence students to be several team and dividing task to each team.
To be concluded that experimental metod could increment a final score of science at elementary school. Fact, a short of experimental tools, conventional, unpredictable times and limited ability of its teacher are barriers faced by the teacher while using the experimental method on science study.
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian Tindakan Kelas dengan langkah perencanaan, pelaksanaan dan refleksi yang dilakukan sebanyak tiga siklus. Dikelas IV SDN Situgunting 4.
Hasil pembelajaran dengan metode eksperimen menunjukan perbedaan nilai rata-rata pada setiap siklus yang dilakukan. Sebagai gambaran hasil pra siklus diperoleh rata-rata nilai 61,18 dengan persentase ketuntasan 49%. Pada siklus I diperoleh nilai belajar dengan rata-rata 69,74 dengan persentase ketuntasan 66,67%. Pada siklus II diperoleh nilai hasil belajar dengan rata-rata 73,72 dengan persentase ketuntasan 74,36% diteruskan tindakan penelitian berikutnya di siklus III diperoleh nilai belajar dengan rata-rata 81,15 dengan persentase ketuntasan 92,31% dengan ketuntasan maksimal 100%. Cara yang sesuai untuk metode eksperimen dikelas ini dengan mengelompokkan siswa yang berkompetensi tinggi dengan siswa yang berkompetensi rendah serta pembagian tugas pada tiap anggota kelompok.
Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA di sekolah Dasar. Kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen adalah keterbatasan alat eksperimen, kebiasaan metode yang diterapkan guru yang konvensional, waktu pelaksanaan metode eksperimen yang sulit diprediksi, dan kemampuan guru dalam pelaksanaan eksperimen yang terbatas.
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Penjelasan Istilah ... 5
E. Metode Penelitian ... 6
BAB II METODE EKSPERIMEN DAN HASIL BELAJAR SISWA A. Metode Eksperimen ... 7
B. Hasil Belajar ... 9
C. Pengertian IPA ... 10
D. Metode Pembelajaran ... 14
E. Konsep Energi Panas ... 16
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
C. Subjek Penelitian ... 21
D. Prosedur Penelitian ... 21
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian……….. 27
B. Hasil Penelitian ... 28
1. Gambaran Pembelajaran pada Siklus I ... 29
2. Gambaran Pembelajaran pada Siklus II ... 34
3. Gambaran Pembelajaran pada Siklus III ... 39
C. Faktor pendukung dan faktor penghambat pembelajaran ... 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 44
B. S a r a n ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 49
1
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah permasalahan yang terjadi dan dihadapi pada dunia pendidikan kita, adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Yang terjadi pada saat ini rata-rata dalam proses pembelajarannya di dalam kelas, seorang anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas, guru atau pendidik kebanyakan hanya mengarahkan anak untuk mampu menghapal berbagai informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik dinyatakan lulus – karena nilai sesuai standar minimal – dari suatu jenjang pendidikan di sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi atau penerapan.
Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Mata pelajaran matematika hanya mengajarkan bagaimana cara mengalikan atau menghitung angka yang telah ditentukan oleh guru, tanpa dilatih untuk memecahkan masalah keseharian yang terjadi secara nyata oleh siswa. Dalam mata pelajaran bahasa, siswa tidak diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berbahasa yang baik dan benar, karena yang dipelajari lebih banyak bahasa sebagai ilmu bukan bahasa sebagai alat komunikasi. Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa tidak dilatih mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena pendekatan berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas.
2
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memberikan fakta dan pernyataan tanpa membuat anak mengalami sendiri masalah yang sedang dipelajarinya. Dapat dipahami bahwa tidak mungkin anak dapat mengerti tentang suatu materi dalam mata pelajaran IPA, apabila guru hanya menjelaskan saja tanpa menunjukkan fenomena fisiknya.
Materi dalam pembelajaran IPA banyak berhubungan dengan fenomena alam yang dapat diamati dan dibuktikan secara langsung. Sebagai contoh materi dalam IPA yaitu energi panas, kalaulah guru hanya memberikan informasi dan pernyataan saja tanpa menunjukan fenomena fisiknya tentang pengaruh energi panas, maka hal itu tidaklah bermakna pada siswa. Dengan demikian dalam pembelajaran IPA, seorang guru perlu menggunakan metode yang dapat membuat proses pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Dari hasil studi pendahuluan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya di SD Negeri Situgunting 4 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung, menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan, yaitu dalam proses pembelajarannya kurang melibatkan siswa pada kegiatan pembelajaran. Guru kurang membimbing siswa agar memiliki keterampilan dalam menggunakan alat atau memahami kerja ilmiah IPA.
Proses pembelajaran yang dilakukan jarang dalam bentuk kegiatan praktikum, hal ini disamping karena kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran dan juga keterbatasan alat praktikum bagi siswa. Akibatnya hasil belajar yang diharapkan dalam IPA tidak maksimal, masih jauh dari harapan. Sebagai gambaran, nilai rata-rata pra siklus 61,18 dengan prosentase ketuntasan 49%.
3
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Berdasarkan pengamatan peneliti selama berprofesi sebagai guru, apabila dalam melaksanakan pengajaran menggunakan pendekatan pembelajaran berpusat pada guru, berdampak besar bagi siswa diantaranya yaitu siswa menjadi kurang aktif, pemikiran siswa kurang kritis dan kurang berkembang, karena kegiatan siswa hanya mendengar, mencatat, dan menghafal informasi yang disampaikan oleh guru
Untuk menghindari agar pembelajaran IPA tidak bersifat teacher centered (berpusat pada guru) namun berpusat pada siswa (student centered) dan agar tidak terlalu verbalistik dalam pembelajaran IPA, maka salah satu metode pembelajaran yang bisa dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran IPA adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Sagala (2012: 220) menyatakan bahwa “Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, atau mencoba mencari data baru yang diperlukannya, mengolahnya sendiri, membuktikan suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Dengan demikian, metode eksperimen sangat efektif dalam penyampaian materi pada saat proses belajar mengajar, khususnya pada pembelajaran IPA.
4
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kota Bandung). Metode eksperimen dapat merangsang anak beraktivitas mengakibatkan anak mengalami masalah yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan kemampuan pengalaman anak.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang masalah di atas, peneliti memandang perlu merumuskan masalah yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah guru merencanakan pembelajaran IPA tentang energi panas
dengan menggunakan metode eksperimen?
2. Bagaimanakah guru melaksanakan pembelajaran IPA tentang energi panas dengan menggunakan metode eksperimen?
3. Apakah dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dalam ranah kognitif, ranah afektif, maupun ranah psikomotor?
4. Kendala-kendala apakah yang dialami guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sasaran utama yang diharapkan sebagai tujuan dari kegiatan penelitian tidakan kelas ini adalah untuk meningkatkannya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pada topik energi panas, di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Situgunting 4 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung, sehingga dapat memenuhi standar kurikulum. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Mengetahui perencanaan pembelajaran IPA tentang energi panas yang dengan menggunakan metode eksperimen.
5
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA setelah menggunakan metode eksperimen, baik pada ranah kognitif, afektif, maupun pada ranah psikomotor.
d. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan dialami guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA tentang energi panas dengan menggunakan metode eksperimen.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya : a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa pada topik energi panas. 2) Memotivasi minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA. b. Bagi Guru
1) Memotivasi guru untuk memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi IPA, sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran dan mengembangkan profesionalisme keguruannya.
2) Mendorong guru agar lebih kreatif dalam mengelola proses pembelajaran IPA
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan kualitas pembelajaran IPA di sekolah
2) Menumbuhkan suasana akademis yang kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
D. Penjelasan Istilah 1. Metode Eksperimen
6
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam pembelajaran dengan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk melakukan sendiri, mengikuti alat, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau alat tertentu. Langkah-langkah dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu: Persiapan Eksperimen, meliputi 1) merumuskan tujuan; 2) menyiapkan materi pelajaran; 3) mempersiapkan tempat dan berbagai alat atau bahan yang diperlukan dalam eksperimen; 3) menyiapkan alat, sarana dan bahan yang diperlukan dalam eksperimen; 4) menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen, termasuk Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa (kognitif C1-C3) setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang akan digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dan ada interaksi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA yang telah ditetapkan pada tingkat satuan pendidikan dasar (KTSP 2006).
4. Topik Energi Panas adalah salah satu topik atau materi dalam mata pelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar di kelas IV. Pada materi ini dibahas mengenai konsep energi dan konsep panas.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK atau classroom action research) yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan atau meningkatkan
7
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
meningkatkan layanan profesional guru dalam mengelola proses pembelajaran. Disamping juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus yang merupakan alat pengkajian berdaur. Tiap siklus terdiri dari tiga komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action) dan observasi (observation), dan refleksi (reflection). Dari refleksi muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian sehingga perlu dilakukan siklus berulang sampai masalah tersebut dapat diatasi.
20
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Arikunto (2002 : 2-3) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui paparan definisi dari konsep penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek menggunakan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menunjukkan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dari paparan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan mencermati suatu kegiatan belajar yang dilakukan dengan sengaja oleh peneliti di kelas dengan menggunakan metodologi tertentu dengan tujuan memperbaiki praktek pembelajaran.
Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat melihat sendiri praktek pembelajaran atau bersama observer melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas. Guru setelah mengadakan PTK dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran sehingga lebih efektif.
21
telah ditargetkan. Kegiatan Penelitian Tindakan kelas melibatkan siswa melalui tindakan yang telah direncanakan oleh peneliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Situgunting 4 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Kelas IV pada mata pelajaran IPA Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu 4 bulan, yaitu mulai bulan Februari 2014 sampai dengan Mei 2014 yang akan dilaksanakan di kelas 4 SDN Situgunting 4 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung. Alasan dilaksanakan penelitian ini antara lain (1) Kepala Sekolah dan Guru-guru memberikan ijin penelitian (2) Peneliti merupakan tenaga pengajar di SD tersebut
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas IV (empat) dengan jumlah siswa 39 orang yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 20 orang perempuan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi Energi Panas terdapat dalam pokok pembelajran IPA di kelas IV SD Semester 2 Tahun pelajaran 2013-2014.
D. Prosedur Penelitian
22
Gambar 3.1 Desain PTK model Kemmis dan Mc.Taggart
Setelah mengadakan orientasi lapangan maka penelitian dimulai, prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap perencanaan ( Planning )
a. Peneliti melakukan analisis KTSP untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA. Adapun Standard Kompetensi untuk penelitian ini adalah Memahami berbagai bentuk energy dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan untuk Kompetensi Dasar nya Mendeskripsikan energy panas yang terdapat di lingkungan sekitar. b. Merancang dan menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)
untuk materi energy panas dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari serta cara perpindahan energy panas. Untuk mengetahui sumber-sumber energy panas siswa melakukan eksperimen. Sumber utama panas dibumi sinar matahari, bukti matahari mengeluarkan panas jika Observasi Awal
Perencanaan Kegiatan
Observasi
Refleksi
Perencanaan
Refleksi
Observasi Kegiatan
Hasil
Siklus I
Siklus II
Perencanaan Kegiatan
Observasi
Refleksi
23
matahari tidak ada maka bumi akan sangat dingin.Hal ini akan menyebabkan kehidupan di bumi musnah. Saat kita membuat api unggun dan kita berada dekat api unggun kita merasa panas, ini menunjukkan bahwa api adalah sumber panas. Jika kedua telapak tangan digosok-gosokan, maka akan timbul panas karena gesekan telapak tangan yang terus menerus.Benda listrik yang bisa mengantarkan panas seperti setrika, dispenser merupakan sumber panas. Dan semua sumber panas itu mempunyai manfaat untuk kehidupan sehari-hari.Panas bisa berpindah dengan 3 cara yaitu konduksi perambatan panas yang memerlukan zat perantara tanpa disertai perpindahan zat perantaranya contohnya sendok terasa panas saat digunakan untuk mengaduk minuman panas. Konveksi adalah Perpindahan panas dengan disertai perpindahan zat perantaranya contohnya adalah pada persitiwa memasak air.
Tiap siklus akan dirubah pada cara pembagian kelompok dan strategi pembelajarannya.
c. Membuat Lembar Kerja Siswa
LKS yang dibuat berisikan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen dan memuat langkah kerja melakukan eksperimen.
d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran dengan memberikan soal evaluasi setelah melakukan eksperimen.
e. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini berfungsi untuk merekam semua data-data yang dibutuhkan berupa tes tertulis, dan hasil refleksi dari observer.
2. Tahap Pelaksanaan (Action)
a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen b. Untuk mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam
24
c. Diskusi dengan observer untuk mengetahui keterangan tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, dan untuk mengetahui jika ada kelemahan atau kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus, yaitu siklus I pada tanggal 08 April 2014, siklus II pada tanggal 28 April 2014, dan siklus III pada tanggal 30 April 2014. 3. Pengamatan ( Observation )
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Dilihat dari cara pelaksanaannya, observasi yang dilakukan bersifat observasi non partisipatif. Observasi non-partisipatif artinya kegiatan pengamatan dimana orang yang melakukannya tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang diamati ( Kasbolah, 1998 :97).
Pengumpulan data pada tahap observasi dilakukan dengan format observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari setiap siklus serta dampaknya terhadap perbaikan proses pembelajaran. Data yang dikumpulkan kuantitatif ( hasil tes ) dan data kualitatif ( hasil non tes ) yang menggambarkan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan Penerapan metode eksperimen 4. Refleksi ( Reflection )
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan berikutnya.
25
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, dan hasil refleksi dari observer (terlampir). Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Instrumen tes dibuat sesuai dengan materi yang diajarkan pada siswa kelas IV berdasarkan kurikulum KTSP 2006.
Analisis dan Interpretasi Data Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan sebagai berikut :
1. Mengumpulkan nilai pra siklus berdasarkan hasil tes dari siswa dengan mengerjakan soal-soal mengenai bahan ajar yang akan dibelajarkan.
2. Melaksanakan siklus penelitian/pembelajaran.
3. Mengobservasi pelaksanaan setiap siklus oleh observer Analisis Data
Setelah data diperoleh, maka dilakukan pengolahan data terhadap data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu berupa lembar observasi dan catatan lapangan, sedangkan data kuntitatif adalah berupa hasil tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus
Prosedur analisis data yang diperoleh dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Pengolahan data kualitatif
Data kualitatif terdiri atas hasil observasi dan catatan lapangan. Teknik yang dilakukan adalah dengan cara menafsirkan hasil kemudian dideskripsikan dan selanjutnya disimpulkan.
b. Pengolahan data kuantitatif
26
Untuk menghitung rata – rata kelas dilakukan dengan rumus:
x
=
Keterangan :
x = rata-rata (mean)
∑x = jumlah seluruh skor
n = banyaknya subjek (Nana S, 2011:109)
Untuk menghitung presentase jumlah siswa yang sudah mencapai nilai KKM dilakukan dengan rumus
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas mengenai penggunaan metode
eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas SDN Situgunting 4
Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung dalam materi energi panas dapat
disimpulkan bahwa;
1. Perencanaan pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen di mulai
dari pembagian kelompok yang di variasikan dalam setiap siklus dan
penugasan tiap anggota kelompok yang berbeda. Diharapkan dengan cara
seperti itu siswa mampu berkomunikasi dengan baik pada saat diskusi.
Penggunaan media gambar diberikan pada saat siklus II untuk menambah
informasi bagi siswa. pembagian kelompok pada siklus II dengan memilih
sendiri teman sekelompknya pada saat pelaksanaan siswa yang kompetensi
rendah dengan yang rendah lagi, tapi ini menunjukkan adanya peningkatan
siswa yang tadinya di dominasi yang kompetensi tinggi sekarang sudah
berani mengemukakan pendapat. Siklus III dikolaborasikan antara sistem
pengelompokkan siklus 1 (Tinggi, sedang dan rendah) dan cara pembagian
tugas pada siklus II.
2. Pelaksanaan siklus I mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat
kemampuan dalam 1 kelompok terdiri dari siswa yang mempunyai
kompetensi tinggi, sedang dan rendah dengan cara seperti ini siswa ternyata
siswa yang berkompetensi tinggi yang mendominasi jalannya diskusi. Pada
siklus II pembagian kelompok diserahkan pada siswa, siswa memilih sendiri
teman kelompoknya dan tiap anggota kelompok mempunyai tugas
45
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengelompokkan berdasarkan kompetensi tinggi, sedang dan rendah serta
penugasan tiap anggota kelompok.
3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang Energi Panas
mengalami peningkatan setelah diterapkannya metode eksperimen dengan
cara yang berbeda pada tiap siklus. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan nilai
rata rata pada siklus I sebesar 69,74, Sikluis II sebesar 73,72. dan siklus III
sebesar 81,15.
4. Kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen adalah:
a. Kurangnya kemampuan siswa dalam melaksanakan petunjuk yang ada pada LKS serta dalam menggunakan peralatan eksperimen, sehingga guru harus menjelaskan secara detail arah petunjuk pada LKS serta perlu bimbingan guru dalam menggunakan peralatan eksperimen.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan metode eksperimen ini sukar diperkirakan secara tepat. Sehingga sebelumnya guru perlu melakukan eksperimen terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran awal dan bisa mengukur waktu yang diperlukan untuk sekali eksperimen.
c. Keterbatasan kemampuan guru dalam membimbing siswa melakukan eksperimen, sehingga guru perlu mengasah kemampuannya dengan sering melakukan eksperimen.
B. Saran
Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti meskipun masih
memperlihatkan kelemahan dan keterbatasan, tetapi telah memberikan manfaat
bagi perbaikan kualitas pembelajaran IPA di kelas IV SDN Situgunting 4
Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung. Berdasarkan pengalaman ini peneliti
46
Eka Kania Handayani, 2014
Upaya meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Dalam menyusun lembar kerja siswa (LKS) guru harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, agar siswa mudah dalam memahami dan melaksanakan kegiatan eksperimen yang sesuai dengan petunjuk dan harapan guru.
2. Guru perlu kreatif dalam menyiapkan alat dan bahan percobaan, sehingga siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, karena kegiatan eksperimen terasa selalu berbeda bagi siswa.
3. Pada saat proses eksperimen dan diskusi kelompok berlangsung, guru harus memberikan bimbingan yang merata dan intensif pada setiap kelompok agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
4. Pembagian anggota kelompok sebaiknya dilakukan secara merata dan heterogen baik dalam jenis kelamin maupun dalam kemampuan intelektualnya.