• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN 1 Cibogo Kab. Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN 1 Cibogo Kab. Bandung Barat."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

i

Kab. Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Inne Marthyane Pratiwi NIM 1003490

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

i

Kab. Bandung Barat)

Oleh

Inne Marthyane Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Inne Marthyane Pratiwi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

(3)
(4)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR DIAGRAM ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Hipotesis Tindakan ... Error! Bookmark not defined.

F. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Teori Belajar yang Berkenaan dengan Strategi REACT ... Error! Bookmark not

defined.

B. Pembelajaran Matematika ... Error! Bookmark not defined.

C. Bangun Ruang Sederhana ... Error! Bookmark not defined.

D. Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring)

... Error! Bookmark not defined.

E. Kemampuan Komunikasi Matematis ... Error! Bookmark not defined.

F. Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Model PTK yang Dikembangkan ... Error! Bookmark not defined.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(5)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN-LAMPIRAN...90

(6)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN 1 Cibogo Kab. Bandung Barat)

Oleh

Inne Marthyane Pratiwi 1003490

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Cibogo dengan banyaknya siswa 14 orang terdiri dari delapan orang laki-laki dan enam orang perempuan. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar yang disebabkan oleh proses belajar yang masih berpusat pada guru (teacher centered) atau konvensional. Komunikasi matematis dalam penelitian ini yaitu komunikasi matematis dalam bentuk tulisan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perkembangan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar materi bangun ruang sederhana setelah Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Strategi REACT. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan McTaggart dalam dua siklus. Untuk memperoleh data hasil penelitian, dibuat instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Data dianalisis dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Pada perencanaan pembelajaran disusun antisipasi didaktis pedagogis sebagai acuan dalam pembuatan RPP. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan inti dilaksanakan langkah-langkah pada komponen Strategi REACT yaitu relating (mengaitkan/ menghubungkan), experiencing (mengalami), applying (menerapkan), cooperating (bekerja sama), dan transferring (mentransfer). Dari pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar materi bangun ruang sederhana. Rata-rata nilai pada siklus I adalah 74,79 meningkat di siklus II menjadi 80,57. Adapun indeks gain sebesar 0,23 dengan interpretasi tergolong rendah. Pada indikator (1), rata-rata nilai siklus I adalah 81,29 meningkat menjadi 85,71 pada siklus II, sedangkan pada indikator (2), rata-rata nilai siklus I adalah 64,29 meningkat menjadi 74,68 pada siklus II.

(7)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran di kelas dewasa ini mengalami berbagai tantangan seiring dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Disadari atau tidak, IPTEK saat ini berkembang semakin pesat sehingga mendorong masyarakat untuk maju pula dalam bidang pendidikan karena pendidikan adalah salah satu tolak ukur maju atau tidaknya suatu negara.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan:

...pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan yang keberadaannya menuntut untuk selalu kita penuhi. Hal ini dilakukan untuk mencetak manusia-manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di masa yang akan datang. Namun kenyataannya tingkat pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, hal ini terjadi karena sarana dan prasarana pendidikan yang kurang menunjang proses kegiatan belajar mengajar dan sumber daya manusia atau pendidik yang masih kurang berkualitas.

(8)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena matematika memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari baik masa kini maupun masa mendatang. Betapa pentingnya matematika diberikan di sekolah baik dari tingkat dasar, menengah, maupun tinggi.

National Council of Teachers Mathematics (dalam Yuniawatika, 2011:

108) mengemukakan terdapat lima keterampilan proses yang dimiliki siswa melalui pembelajaran matematika yang tercakup dalam standar proses, yaitu: (1) pemecahan masalah (problem solving); (2) penalaran dan pembuktian (reasoning and proof); (3) komunikasi (communication); (4) koneksi (connection); (5)

representasi (representation). Keterampilan-keterampilan tersebut termasuk pada berpikir matematika tingkat tinggi (high order mathematical thinking) yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.

Salah satu dari lima standar proses tersebut adalah komunikasi. Komunikasi matematis merupakan hal penting yang harus dimiliki siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Suriasumantri (dalam Hidayati, 2013: 2) berpendapat bahwa matematika merupakan suatu bahasa yang melambangkan serangkaian makna. Matematika sebagai bahasa sangat perlu untuk dikomunikasikan baik lisan maupun tulisan, sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami orang lain.

Perlunya kemampuan komunikasi matematis untuk dikembangkan di kalangan siswa diutarakan oleh Baroody (dalam Tandililing, 2011: 4), bahwa pembelajaran harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide matematis melalui lima aspek komunikasi yaitu representing, listening, reading, discussing, dan writing. Kemudian Baroody (dalam Tandililing, 2011: 4) juga menyebutkan sedikitnya ada dua alasan penting mengapa komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu ditingkatkan di kalangan siswa, yaitu: (1) mathematics as language, yang berarti matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool

to aid thinking), alat menemukan pola, menyelesaikan masalah, atau mengambil

keputusan, tetapi matematika juga an invaluable tool for communicating a variety of ideas clearly, precisely, and succinctly. (2) Mathematics learning as social

(9)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika, sebagai wahana interaksi antar siswa dan juga komunikasi antara guru dan siswa. Dengan adanya kemampuan komunikasi matematis, ide-ide matematika siswa dapat dieksploitasi dalam berbagai perspektif; cara berpikir siswa dapat dipertajam; pertumbuhan pemahaman dapat diukur; pemikiran siswa dapat dikonsolidasikan dan diorganisir; pengetahuan matematika dan pengembangan masalah siswa dikonstruksi; penalaran siswa dapat ditingkatkan; dan komunitas siswa dapat dibentuk.

Namun kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Hal ini didasarkan pada hasil Ujian Tengah Semester (UTS), observasi, dan wawancara di lapangan yang dilakukan penulis terhadap wali kelas dan siswa kelas IV SDN 1 Cibogo Kec. Lembang Kab. Bandung Barat pada tahun 2014. Dari 40 nomor soal UTS terdapat 11 nomor soal pilihan ganda, 4 nomor soal isian singkat, dan 4 nomor soal uraian yang memuat indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis. Berdasarkan hasil UTS tersebut, kemampuan komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah yaitu dengan rata-rata 47,9%.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk memahami matematika masih sederhana dalam hal bagaimana cara siswa mengkomunikasikan gagasan matematisnya. Hal ini sebenarnya menjadi salah satu cara untuk mengukur seberapa jauh siswa dapat menginterpretasikan pemahamannya terhadap konsep matematika.

Berdasarkan hasil UTS, observasi, dan wawancara tersebut, maka masalah yang kerap terjadi dalam pembelajaran matematika siswa Sekolah Dasar (SD) saat ini yaitu sulitnya siswa dalam mengkomunikasikan ide dan gagasannya secara matematis. Hal ini dapat terjadi salah satunya adalah karena proses belajar yang masih berpusat pada guru (teacher centered) atau konvensional. Guru lebih cenderung memberikan informasi sementara siswa cenderung pasif dalam menerima pelajaran.

(10)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika terutama mengenai strategi yang digunakan. Karena rendahnya komunikasi matematis siswa dapat berimbas pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini diperkuat oleh pendapat Zaini, Munthe dan Aryani (dalam Rohati, 2011: 64) bahwa untuk dapat membantu peserta didik maksimal dalam belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan. Untuk dapat mengakomodir kebutuhan tersebut digunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera yang banyak.

Menurut Hasibuan (2010: 3) strategi belajar-mengajar adalah pola umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru-murid di dalam peristiwa belajar mengajar. Selanjutnya dengan mengutip pemikiran J. R. David (dalam Komalasari, 2010: 55) disebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Suherman (2010: 6.1) menambahkan strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai siasat yang sengaja direncanakan oleh guru berkenaan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, fasilitas, dan refleksi agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berjalan dengan lancar sesuai harapan-kompetensi-tujuan yang ingin dicapai.

Strategi pembelajaran dipandang memiliki peran strategis dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga guru diharapkan mampu menyampaikan materi dengan tepat. Strategi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas individu maupun kelompok. Kegiatan melalui aktivitas individu, dapat menjadikan siswa berpikir terkait masalah yang diberikan tanpa pengaruh dari pihak manapun. Sedangkan dengan kegiatan belajar kelompok dapat terlihat adanya interaksi antara siswa dengan siswa lainnya serta siswa dengan guru sehingga terjadi komunikasi pembelajaran.

(11)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada belajar siswa aktif dengan bekal kemampuan komunikasi. Asmida (dalam Mustikawati, 2013: 4) menyatakan diperlukan suatu strategi yang berorientasi pada proses dan produk matematika, belajar tidak begitu saja menerima, belajar harus bermakna, pengetahuan tidak diterima secara pasif, pengetahuan dikonstruksi dengan refleksi aksi fisik dan mental siswa dan belajar merupakan proses sosial yang dihasilkan dari dialog dan diskusi antar siswa dan guru dan siswa dengan teman-temannya. Hal ini dapat terwujud melalui suatu bentuk pembelajaran yang dirancang sedemikian sehingga mencerminkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran dengan menggunakan strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT).

Strategi REACT merupakan strategi pembelajaran kontekstual terdiri dari lima strategi yang harus tampak yaitu relating (mengaitkan) adalah belajar dalam koteks pengalaman kehidupan nyata atau pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Experiencing (mengalami) merupakan strategi belajar dengan belajar melalui eksplorasi, penemuan dan penciptaan. Applying (menerapkan) adalah belajar dengan menempatkan konsep-konsep untuk digunakan, dengan memberikan latihan-latihan yang realistik dan relevan. Cooperating (bekerjasama) adalah belajar dalam konteks sharing, merespon dan berkomunikasi dengan para pembelajar lainnya. Kemudian transferring (mentransfer) adalah belajar dengan pengetahuan dalam situasi baru.

(12)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah “bagaimanakah penerapan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas

IV SDN 1 Cibogo materi bangun ruang sederhana?”

Masalah tersebut dijabarkan ke dalam rumusan masalah yang lebih khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perkembangan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo materi bangun ruang sederhana?

2. Bagaimanakah perkembangan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo materi bangun ruang sederhana?

3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo materi bangun ruang sederhana dengan menggunakan strategi REACT?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada bagian sebelumnya, adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan penerapan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar materi bangun ruang sederhana. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan perkembangan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT pada siswa sekolah dasar materi bangun ruang sederhana.

(13)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar materi bangun ruang sederhana dengan menggunakan strategi REACT.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menjawab permasalahan dan menguji asumsi-asumsi yang muncul berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa SD materi bangun ruang sederhana dengan menggunakan strategi REACT. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan upaya bersama antara sekolah, guru, dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan manfaat secara praktis diantaranya sebagai berikut.

1. Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai penerapan strategi REACT dan merupakan upaya peningkatan kemampuan dalam profesi guru.

3. Bagi sekolah, diharapkan penelitian dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas sekolah dalam melakukan inovasi pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi REACT.

(14)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “seandainya strategi REACT ini diterapkan dengan tepat dalam pembelajaran matematika materi

bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo Kab. Bandung Barat, maka kemampuan komunikasi matematis siswa akan meningkat”.

F. Definisi Operasional

Variabel bebas penelitian ini adalah penerapan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar materi bangun ruang sederhana. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka variabel-variabel dalam penelitian ini dijelaskan masing-masing batasannya secara operasional dalam uraian berikut.

1. Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating,

Transferring)

Strategi REACT dikembangkan di Amerika. Menurut Crawford (2001: 3), strategi REACT merupakan pembelajaran kontekstual dengan menekankan lima konsep bawahan yaitu Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata, Experiencing adalah belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan, dan penciptaan, Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar ke dalam penggunaan dan kebutuhan praktis, Cooperating adalah belajar dalam bentuk berbagai informasi dan pengalaman, saling merespon, dan saling berkomunikasi, dan Transferring adalah kegiatan belajar dalam bentuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.

2. Kemampuan Komunikasi Matematis

(15)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh orang lain. Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk bahasa matematis.

Kemampuan komunikasi matematis berkenaan dengan kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan ide matematis kepada orang lain, dalam bentuk lisan, tulisan, atau diagram sehingga orang lain memahaminya. Komunikasi matematis dalam penelitian ini yaitu komunikasi matematis dalam bentuk tulisan. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini menurut Ansari (dalam Mustikawati, 2013: 6) yaitu: (1) memberikan penjelasan secara logis dan benar atau argumen verbal yang didasarkan pada analisis terhadap gambar dan konsep-konsep formal; (2) memunculkan model konsep-konseptual seperti gambar, diagram, tabel, atau grafik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud adalah kemampuan komunikasi matematis pada materi bangun ruang sederhana.

(16)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dimana masalah tersebut diselesaikan dengan menggunakan cara ilmiah sehingga memunculkan serangkaian data untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Ada berbagai jenis metode penelitian, salah satunya yaitu penelitian tindakan kelas (classroom action research). Sehingga jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan langsung oleh peneliti.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research), dan penelitian tindakan ini bagian dari penelitian pada umumnya. Burns (dalam Kunandar, 2012: 44) menjelaskan penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi, dan orang awam.

McNiff (dalam Kusumah, 2010: 8) memandang hakikat PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. Sehingga pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru di kelas dalam situasi belajar mengajar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran itu.

Menurut Rochiati (dalam Kunandar, 2008: 46),

(17)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan.

PTK berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dan bukan input kelas, seperti silabus dan materi. PTK harus tertuju pada hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Objek yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas antara lain sebagai berikut.

1. Siswa, yang dapat dicermati ketika siswa sedang melaksanakan aktivitas di kelas.

2. Guru, yang dapat dicermati ketika sedang mengajar di kelas.

3. Media atau alat peraga pendidikan yang dapat dicermati ketika guru sedang menggunakan media atau alat peraga dalam proses belajar mengajar.

4. Hasil pembelajaran, yang dapat dicermati peningkatan hasil belajar siswa, baik bersifat akademis maupun non akademis sebagai salah satu indikator mutu atau kualitas proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang akan dicermati adalah peningkatan kemampuan komunikasi matematis.

5. Sistem evaluasi dan hasil pembelajaran.

6. Lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sementara itu, komponen yang dapat dijadikan kajian PTK adalah siswa, guru, materi pelajaran, media atau alat peraga, hasil pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan proses belajar mengajar.

Tujuan utama pembuatan PTK menurut Natalia (2008: 10) adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangan profesionalnya. Secara rinci tujuan PTK antara lain sebagai berikut.

1. Meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran.

(18)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

Prinsip dalam pelaksanaan PTK menurut Kunandar (2008: 67) adalah sebagai berikut.

1. Tidak boleh mengganggu PBM dan tugas mengajar. 2. Tidak boleh terlalu menyita waktu.

3. Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya. 4. Masalah yang dikaji benar-benar ada dan di hadapan guru.

5. Memegang etika kerja (meminta izin, membuat laporan, dan lain-lain).

6. PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar.

7. PTK menjadi media guru untuk berpikir kritis dan sistematis.

8. PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai kademik dan ilmiah.

9. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana, kongkrit, jelas, dan tajam.

10. Pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu dan terlalu rumit karena dikhawatirkan dapat mengganggu tugas utama guru sebagai pengajar dan pendidik.

B. Model PTK yang Dikembangkan

(19)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.

Gambar 3.1. Siklus PTK Adaptasi dari Kemmis dan Taggart

Pengertian dari siklus itu sendiri adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada gambar di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus.

Siklus 2 Siklus 1 Identifikasi Masalah

RumusanMasalah

Refleksi

Kesimpulan Refleksi

Pelaksanaan Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan Observasi

(20)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam pembelajaran matematika kelas IV semester 2 SDN 1 Cibogo yang beralamat di jalan Tangkubanparahu nomor 87 Desa Cibogo Kec. Lembang Kab. Bandung Barat tahun ajaran 2013-2014.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Cibogo Kec. Lembang Kab. Bandung Barat tahun ajaran 2013-2014 dengan banyaknya siswa sebanyak 16 orang yaitu delapan orang laki-laki dan delapan orang perempuan.

E. Prosedur Penelitian

Merujuk pada model spiral dari Kemmis dan Taggart, maka rencana tindakan terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi (reflect). Prosedur penelitian yang dilakukan dalam tindakan ini adalah hasil dari pengkajian keempat tahap tersebut. Hal ini dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa. Setiap siklus melakukan empat tahapan kegiatan sebagai berikut.

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat analisis didaktis pedagogis sebagai acuan dalam pembuatan instrumen pembelajaran.

2) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan strategi REACT.

3) Menyusun instrumen penelitian pengumpul data berupa lembar penilaian RPP, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, pedoman wawancara tertulis, dan catatan lapangan.

4) Melakukan konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing. 5) Merevisi instrumen jika diperlukan.

(21)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tahap Pelaksanaan

1) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep awal

siswa tentang materi yang akan dipelajari: “pernahkah kalian melihat kardus

sepatu? Berbentuk apakah kardus sepatu tersebut?”

2) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berdasarkan pemahaman yang diketahui.

3) Guru memperlihatkan dua buah benda misalkan dadu dan kardus kapur.

Kemudian memberikan pertanyaan arahan: “dari dua benda tersebut,

manakah yang termasuk kubus? Manakah yang termasuk balok?”

4) Siswa menjawab pertanyaan guru berdasarkan pemahaman yang diketahui. 5) Guru mengajukan pertanyaan kembali “coba siapa yang bisa menyebutkan

benda-benda di sekitar kita yang berbentuk kubus? Kemudian ada berapakah

banyaknya sisi pada kubus?”

6) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berdasarkan pemahaman yang diketahui.

7) Guru mengulang pertanyaan yang serupa mengenai balok.

8) Guru mengkondisikan siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 orang.

9) Guru membagikan LKK kelompok kepada siswa, meminta siswa untuk mengerjakannya secara kelompok. Dalam hal ini siswa melakukan eksplorasi terhadap permasalahan yang disajikan pada LKK yaitu mengenai unsur-unsur dan sifat-sifat kubus dan balok.

10) Mendiskusikan masalah-masalah mengenai unsur-unsur dan sifat-sifat bangun ruang sederhana yang ada pada LKK dengan cara pengamatan menggunakan kerangka model kubus dan balok.

11) Siswa mengerjakan soal terkait materi yang telah didapat pada tahap sebelumnya dan LKK guna menerapkan konsep.

(22)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 13) Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 14) Guru dan siswa melakukan tanya jawab.

c. Tahap Pengamatan atau Observasi

1) Observer melakukan observasi. Observasi dilakukan untuk menggunakan lembar observasi untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan menerapkan strategi REACT.

2) Melakukan evaluasi kemampuan komunikasi matematis pada siswa materi bangun ruang sederhana.

3) Di akhir pembelajaran guru melakukan wawancara tertulis terhadap siswa.

d. Tahap Refleksi

Data yang telah diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan kemudian direfleksikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi untuk perbaikan di siklus selanjutnya.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

1) Membuat analisis didaktis pedagogis sebagai acuan dalam pembuatan instrumen pembelajaran.

2) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan strategi REACT.

3) Menyusun instrumen penelitian pengumpul data berupa lembar penilaian RPP, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, pedoman wawancara tertulis, dan catatan lapangan.

4) Melakukan konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing. 5) Merevisi instrumen jika diperlukan.

6) Mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

(23)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep awal

siswa tentang materi yang akan dipelajari: “pernahkah kalian melihat kotak makanan yang direbahkan sebelum dijadikan sebuah kotak?”

2) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berdasarkan pemahaman yang diketahui.

3) Siswa mengamati kotak makanan yang sudah jadi dan yang masih berbentuk jaring-jaring.

4) Guru mengajukan pertanyaan kembali “dari benda ini, manakah yang

merupakan jaring-jaring kubus?” 5) Siswa menjawab pertanyaan guru.

6) Siswa menemutunjukkan jaring-jaring bangun ruang.

7) Guru memperlihatkan dua buah benda misalnya dadu dan kardus minuman.

Kemudian guru memberikan pertanyaan arahan: “Dari dua buah benda

tersebut jika sisi-sisinya digunting dapatkah kalian membuat sketsa jaring-jaringnya? Kemudian gambarlah kemungkinan-kemungkinan jaring kubus

dan balok!”

8) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berdasarkan pemahaman yang diketahui.

9) Guru menggunting dadu yang terbuat dari karton sedemikian rupa sehingga membentuk jaring-jaring kubus, kemudian menggambarkannya di papan tulis.

10) Guru meminta salah satu siswa menggunting kardus minuman sedemikian rupa sehingga membentuk jaring-jaring balok. Kemudian siswa tersebut menggambarkannya di papan tulis.

11) Guru mengkondisikan siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 orang.

(24)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13) Mendiskusikan masalah-masalah yang ada pada LKK dengan cara pengamatan menggunakan kerangka model kubus dan balok. Dalam hal ini siswa mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan balok sehingga siswa dapat menyimpulkan pengertian jaring-jaring kubus dan balok.

14) Guru berkeliling untuk membantu dan membimbing jalannya diskusi, memberikan bantuan secukupnya pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam memhami LKK.

15) Siswa mengerjakan soal terkait materi yang telah didapat pada tahap sebelumnya dan LKK guna menerapkan konsep. Dalam hal ini siswa menggunting benda yang berbentuk kubus dan balok kemudian menggambarkannya pada LKK.

16) Siswa mengerjakan soal atau masalah dalam situasi baru yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, namun masih berhubungan dengan konsep yang telah dipelajari dan didapatkan pada tahap sebelumnya. Siswa diberikan berbagai jenis jaring-jaring kubus dan balok.

17) Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 18) Guru dan siswa melakukan tanya jawab.

c. Tahap Pengatamatan atau Observasi

1) Observer melakukan observasi. Observasi dilakukan untuk menggunakan lembar observasi untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan menerapkan strategi REACT.

2) Melakukan evaluasi kemampuan komunikasi matematis pada siswa materi bangun ruang sederhana.

3) Di akhir pembelajaran guru melakukan wawancara tertulis terhadap siswa.

d. Tahap Refleksi

(25)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap siklus. Masing-masing RPP berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan belajar mengajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini mengacu pada strategi pembelajaran REACT.

b. Bahan Ajar

Bahan ajar memuat materi dan media yang harus disampaikan pada proses penelitian.

c. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa memuat masalah-masalah yang harus diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Penyajian teori dalam LKS ini diawali dengan petunjuk kegiatan yang harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matemati tertulis sesuai dengan standar kompetensi yang ingin dicapai. Lembar kerja siswa digunakan pedoman atau prosedur agar siswa aktif dalam kelompok untuk melakukan eksplorasi terbimbing.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Lembar Evaluasi Kemampuan Komunikasi Matematis

Lembar evaluasi kemampuan komunikasi matematis digunakan untuk memperoleh data hasil tes evaluasi siswa yang dilakukan setelah tindakan dengan strategi pembelajaran REACT di akhir siklus. Teknik pengumpulan data ini diperoleh melalui tes tertulis.

b. Pedoman Wawancara

(26)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini dilakukan secara bebas tanpa terikat oleh pertanyaan tertulis agar dapat berlangsung luwes dengan arah yang terbuka.

c. Lembar Observasi

Observasi, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (aspek afektif) dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan yang berupa sistem penilaian afektif siswa.

G. Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data ialah upaya yang dilakukan guru yang berperan sebagai peneliti untuk mengolah serta merangkum data secara akurat. Data yang dikumpulkan dari setiap pelaksanaan siklus dan kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif.

1. Analisis data kualitatif

Dalam pengolahan data kualitatif, digunakan analisis data deskriptif berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT, catatan lapangan, dan pedoman wawancara tertulis yang dilakukan pada siswa.

Analisis data kualitatif menurut dalam Sugiyono (2008: 246) terdiri atas: (1) data reduction (reduksi data), (2) data display (display data) dan (3) conclusion drawing/verification. Data dianalisis dengan menggunakan data

reduksi yaitu dengan merangkum dan memilih data sesuai tujuan penelitian, dengan seperti itu memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya. Kemudian peneliti melakukan display data dengan cara menyajikan data dalam bentuk grafik, tabel atau sejenisnya sehingga mudah dipahami. Dan terakhir verification dengan cara menarik kesimpulan awal sehingga dapat disusun

tindakan selanjutnya dari kekurangan atau temuan-temuan dalam kegiatan penelitian.

(27)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data kuantitatif diperoleh dari data awal dan evaluasi tiap siklus untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa dalam pembelajaran matematika di setiap siklus sehingga dapat disimpulkan apakah terjadi peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang sederhana.

a. Perhitungan Kemampuan Komunikasi Matematis

Analisis data dilakukan dengan penskoran yang berpedoman pada Holistic Scoring Rubrics yang dikemukakan oleh Cai, Lane, dan Jakabcsin (Ansari dalam

Mustikawati, 2013: 23)

Tabel 3.1. Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Menulis (Written Text) Menggambar (Drawing)

0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada menunjukkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa

1 Hanya sedikit dari penjelasan yang benar.

Gambar, diagram, atau tabel yang dibuat hanya sedikit yang benar. 2 Penjelasan secara matematis masuk

akal, namun hanya sebagian lengkap dan benar.

Membuat gambar, diagram, atau tabel namun kurang lengkap dan benar.

3 Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis dan ada sedikit kesalahan.

Membuat gambar, diagram, atau tabel dengan lengkap dan benar.

4 Penjelasan secara matematis masuk akal, benar, dan tersusun secara lengkap.

Skor maksimal: 4 Skor maksimal 3

b. Menghitung Nilai Rata-rata Kelas X =

(28)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑N = total nilai yang diperoleh siswa N = jumlah siswa

X = nilai rata-rata kelas

c. Menghitung Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal 1. Siklus I

TB = x 100 % Keterangan:

∑S 66,25 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 66,25

n = banyak siswa

100 % = bilangan tetap TB = ketuntasan belajar

2. Siklus II

TB = x 100 % Keterangan:

∑S 65 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 65.

d. Menghitung Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Dari data hasil tes kemampuan komunikasi matematis di setiap siklus pembelajaran, ditentukan besarnya gain dengan perhitungan menurut Prabawanto (dalam Permatasari, 2013: 50) sebagai berikut:

g = (skor tes siklus ke-i + 1) – (skor tes siklus ke-i)

Menurut menurut Prabawanto (dalam Permatasari, 2013: 50) untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis dari setiap siklus yang telah dilakukan dengan mengetahui gain rata-rata yang telah dinormalisasi berdasarkan efektivitas pembelajaran dengan rumus sebagai berikut:

<g> =

(29)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1. Kriteria Gain Ternormalisasi

Nilai <g> Interpretasi

< 0,30 Rendah

0,31 – 0,70 Sedang

(30)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang telah dilaksanakan mengenai penerapan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar materi bangun ruang sederhana yang dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bahasan sebelumnya terhadap hasil penelitian dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan mengenai penerapan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat materi bangun ruang sederhana diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matemtis pada kelas IV SDN 1 Cibogo materi bangun ruang sederhana ini dibuat dalam dua siklus dengan menyusun instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran. Sebelum menyusun instrumen pembelajaran, peneliti terlebih dahulu membuat Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP) yang disesuaikan dengan komponen yang ada pada strategi REACT yaitu relating (mengaitkan/ menghubungkan), experiencing (mengalami), applying (menerapkan), cooperating (bekerja

(31)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat RPP dengan sistematika yang sama seperti RPP pada umumnya. RPP dalam penelitian ini meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator capaian kompetensi, tujuan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber belajar, serta penilaian/evaluasi. RPP tersebut disusun berdasarkan dengan ADP dan komponen pada strategi REACT.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matemtis pada kelas IV SDN 1 Cibogo materi bangun ruang sederhana dilaksanakan dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan inti dilaksanakan langkah-langkah pada kompoen strategi REACT yaitu: (1) relating (mengaitkan/ menghubungkan), dimana guru mengaitkan bangun

ruang sederhana ke dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa dari pengalaman hidupnya; (2) experiencing (mengalami), dimana siswa mengalami langsung memahami

dan menemukan konsep-konsep bangun ruang sederhana; (3) applying (menerapkan), dimana siswa menerapkan konsep yang telah diketahui dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada LKK dan LKS; (4) cooperating (bekerja sama), siswa bekerja sama dalam menjawab LKK di kelompoknya masing-masing; dan (5) transferring (mentransfer), yaitu siswa diberikan soal-soal atau masalah yang baru namun masih berkaitan guna menerapkan konsep. Pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami perubahan ke arah yang lebih baik sesuai dengan hasil refleksi.

(32)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rendah. Pada indikator (1) memberikan penjelasan secara logis dan benar atau argument verbal yang didasarkan pada analisis terhadap gambar dan konsep-konsep formal, rata-rata nilai siklus I adalah 81,29 meningkat menjadi 85,71 pada siklus I, sedangkan pada indikator (2) memunculkan model konseptual seperti gambar, diagram, tabel, atau grafik, rata-rata nilai siklus I adalah 64,29 meningkat menjadi 74,68 pada siklus II.

B. Rekomendasi

Dalam penerapan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo dengan materi bangun ruang sederhana ini, peneliti memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut. 1. Bagi Guru

Pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT dapat menjadi alternatif untuk pembelajaran di kelas khususnya pembelajaran matematika karena pada strategi ini siswa dituntut untuk menemukan sendiri suatu konsep matematis sehingga pengetahuan siswa dapat dikonstruksi. Ketika merencanakan pembelajaran dengan strategi ini sebaiknya menyusun antisipasi didaktis pedagogis dengan matang agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT sebaiknya digunakan untuk pembelajaran matematika dengan menggunakan prinsip konstruktivisme. Dalam pelaksanaan pembelajaran harus sungguh-sungguh dan memperhatikan pengelolaan waktu dengan komponen-komponen pada strategi REACT agar sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan oleh sekolah.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(33)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(34)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Crawford, L.M. (2001). Teaching contextually: Research, rationale, and

techniques for improving student motivation and achievement in mathematics and science. Texas: CCI Publishing, INC.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta: Depdiknas.

Hasibuan, J.J dan Moedjiono. (2010). Proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Herdian. (2010). Kemampuan komunikasi matematika. [online]. Tersedia:

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-komunikasi-matematis/. [Diakses 27 Nopember 2013].

Herlina, S. (2012). Efektivitas strategi REACT dalam upaya peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa sekolah menengah pertama. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hidayati, P. (2013). Penerapan Model pembelajaran knisley untuk meningkatkan kemapuan komunikasi matematik siswa SMP. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Kusumah, W dan Dwitagama, D. (2010). Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Muslich, M. (2009). KTSP pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

(35)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMP. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Natalia, M. M dan Dewi, K. I. (2008). Penelitian tindakan kelas. Bandung: Tinta Mas.

Permatasari, H. R. (2013). Penerapan pendekatan problem solving untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Raharjo, D. (2008). Matematika tiga dimensi. Bandung: Tinta Emas.

Rohati. (2011). “Pengembangan bahan ajar materi bangun ruang dengan

menggunakan strategi relating, experiencing, applying, cooperating, transferring (REACT) di sekolah menengah pertama”. Edumatica. 01, (02), hlm. 61-73.

Siregar, E dan Nara, H. (2014). Teori belajar dan pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan r&d). Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. (2010). Belajar dan pembelajaran matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suherman, E, dkk. (2001). Common textbook strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung: JICA-FPMIPA.

Susanto, A. (2014). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Suyono, dan Hariyanto. (2012). Belajar dan pembelajaran teori dan konsep dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tandililing, E. (2011). Peningkatan pemahaman dan komunikasi matematis serta kemandirian belajar siswa sekolah menengah atas melalui strategi PQ4R dan bacaan refutation text. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Yuniawatika. (2011). “Penerapan pembelajaran matematika dengan strategi

REACT untuk meningkatkan kemampuan koneksi dan reprensentasi

(36)

Inne Marthyane Pratiwi, 2014

Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana

Gambar

Gambar 3.1. Siklus PTK Adaptasi dari Kemmis dan Taggart
Tabel 3.1. Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis
Tabel 3.1. Kriteria Gain Ternormalisasi

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan PS, yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sama dengan PS selama tiga tahun. 93 93 7.1.5.1 Jumlah

teachers had the problems in preparing the lesson, implementing the grammar teaching, and in assessing students’ learning.. In relation to the obstacles occurred

Instrumen yang digunakan adalah dua perangkat tes dengan pilihan ganda sebanyak 35 butir soal pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa SMA kelas XI, di

PENYETARAAN SEKOR ANTARA DUA PERANGKAT TES BAHASA INGGRIS DENGAN DESAIN BUTIR ANCHOR BERSAMA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun ketika melakukan survei pendahuluan peneliti masih menemukan kesenjangan dalam mengelola limbah padat medis dan non medis antara lain: tidak adanya label/logo

terhadap sekor yang berasal dari kedua perangkat tes yang berbeda dikategorikan. dengan perangkat tes (X) dan perangkat

Untuk mengetahui apakah penggunaan Google Body berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman pada materi anatomi tubuh manusia mata

Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air