vii
Dini Herdiani, 2014
Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN… ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR… ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI.. ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN.. ... xi
DAFTAR DIAGRAM … ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian.. ... 1
B. Identifikasi Masalah…... 6
C. Rumusan Masalah…... 7
D. Tujuan Penelitian..… ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Organisasi Penelitian… ... 9
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.. ... 10
A. Pembelajaran Terpadu.. ... 10
1. Pembelajaran Terpadu Model Webbed.. ... 13
2. Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Webbed... ... 15
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Model WebbeD... ... 16
B. Kurikulum 2013…... 17
C. Pembelajaran Seni Tari... ... 19
1. Konsep Pembelajaran Seni Tari… ... 19
2. Komponen Pembelajaran… ... 20
▸ Baca selengkapnya: dokumen 1 2 3 kurikulum 2013 smp
(2)viii
Dini Herdiani, 2014
Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung
c. Metode... ... 22
d. Evaluasi... ... 24
3.Unsur-unsur Tari…... 26
a. Gerak... ... 26
b. Ruang... 26
c. Waktu... 27
d. Tenaga... ... 27
4. Unsur-unsur Pendukung dalam Tari... ... 28
a. Properti... ... 28
b. Iringan... ... 28
c. Tata Busana/Kostum... ... 28
d. Tata Pentas/Panggung... ... 29
e. Ekspresi... 29
D. Pembelajaran Seni Tari dalam Pembelajaran Terpadu... ... 30
E. Penelitian yang Relevan... ... 31
BAB 3 METODE PENELITIAN... 33
A. Lokasi dan Subjek Penelitian … ... 33
1. Lokasi Penelitian… ... 33
2. Subjek Penelitian... ... 33
B. Desain Penelitian... ... 33
C. Metode dan Pendekatan Penelitian... ... 35
D. Definisi Operasional... ... 36
E. Instrumen Penelitian... ... 38
F. Teknik Pengumpulan Data... ... 44
G. Tahapan Penelitian... ... 49
H. Teknik Analisis Data... ... 50
ix
Dini Herdiani, 2014
Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu …
2. Perencanaan Pembelajaran Seni Tari melalui Model Pembelajaran Terpadu dalam Implementasi Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP
Pasundan 3 Bandung... 55
3. Proses Pembelajaran Seni Tari melalui Model Pembelajaran Terpadu dalam Implementasi Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung … ... 60
4. Hasil pembelajaran seni tari melalui model webbed dalam implemnetasi kurikulum 2013 di kelas VIII A SMP Pasundan 3 Bandung...80
B. Pembahasan Hasil Penelitian... ... 100
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.. ... 109
A. Kesimpulan.. ... 109
B. Saran… ... 109
DAFTAR PUSTAKA.. ... 111 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK
.
Penelitian ini berjudul Pembelajaran Terpadu dalam Implementasi Kurikulum 2013 di kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung dipilih sebagai salah satu model yang dikembangkan dalam pembelajaran seni tari. Permasalahan yang ditemukan di lapangan yaitu kurangnya minat, dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran seni tari serta kurangnya pengembangan model pembelajaran yang diterapkan guru. Permasalahan tersebut dirumuskan dengan tiga rumusan masalah yaitu perencanaan, proses dan hasil pembelajaran terpadu dalam implementasi kurikulum 2013. Tujuan penelitian ini untuk melihat dan mendeskripsikan proses penerapan model pembelajaran terpadu dalam pembelajaran seni tari di kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung. Melalui metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif peneliti berusaha untuk mendapatkan informasi data serta menjawab permasalahan di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi proses penelitian ini, maka pembelajaran terpadu dapat terimplementasikan dengan baik pada kurikulum 2013 melalui pembelajaran seni tari.
ABSTRAK
Research is called the integrated implementation curriculum 2013 class VIII Pasundan 3 junior high school in Bandung was chosen as one of the models developed at the dance. The problems found in the field, namely a lack of interest the students in the process of creativity and dance and the lack of a development model that lesson to the teacher.The problem was formulated the third problem is the recipe, learning process and the integrated implementation of the curriculum in 2013. The aim of this research is to see and detailing the process of learning model integrated in the dance class VIII SMP Pasundan 3. Through a descriptive analysis by a qualitative researcher tried to obtain data and information to the problems in the field. Based on the results of research and data analysis to the factors which affect the process of this research then integrated learning can to implementation fine at 2013 curriculum through learning the art of dance.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keberadaan dan kebermaknaan kurikulum akan terwujud apabila ada
proses pembelajaran dan sebaliknya pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila ada kurikulum yang menjadi pedomannya. Nilai, kepercayaan, konsep, prinsip dan model suatu kurikulum akan menjadi warna dalam proses pembelajarannya. Karena pembelajaran merupakan operasionalisasi dari kurikulum. Menurut Toto Ruhimat dalam Kurikulum dan Pembelajaran (2009, hlm. 2) tentang kurikulum, bahwa:
Kurikulum merupakan suatu perangkat yang dijadikan acuan dalam mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan siswa yang akan dapat diusahakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan secara umum.
Sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 pasal 1 butir 19 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk pemerintah, maupun sekolah yang siap melaksanakannya. Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut diaplikasikannya sejumlah pendekatan pembelajaran yang dipandang mampu digunakan untuk membentuk kemampuan siswa, meningkatkan keterampilan, dan sekaligus membangun sikap siswa. Salah satunya adalah pendekatan model pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran memadukan berbagai disiplin ilmu. Pemaduan ini dilakukan bukan hanya pada konten materi
konteks hasil belajar, konteks pengalaman belajar, dan konteks belajar. Menurut Maryanto dalam Trianto (2013, hlm. 32) model pembelajaran terpadu adalah
“model yang memadukan pokok bahasan, sub pokok bahasan antar bidang studi,
atau disebut lintas kurikulum dan lintas bidang pembelajaran”. Menurut Prabowo
dalam Trianto (2000, hlm. 2) pembelajaran terpadu adalah “suatu proses
pembelajaran dengan melibatkan dan mengaitkan berbagai bidang studi”. Jadi, pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang dalam pembahasan materinya saling mengaitkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu. Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Siswa terlatih untuk dapat mencari dan menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), otentik, bermakna dan aktif.
Dalam pembelajaran yang terintegrasi, siswa dilibatkan semenjak perencanaan, implementasi, termasuk di dalamnya eksplorasi proses dan hasil pembelajaran. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa otentik atau eksplorasi tema menjadi pengendali di dalam kegiatan belajar sekaligus proses dan isi berbagai disiplin ilmu, mata pelajaran, pokok bahasan secara serempak dibahas. Pendekatan pembelajaran terpadu, dengan prinsip pengorganisasian pembelajaran yang bermakna, otentik, holistik, komunikatif, wajar dan luwes
memungkinkan peserta didik lebih termotivasi untuk aktif menguasai, memahami dan mengahayati.
Pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. Sejalan dengan yang dikatakan Collins dan Dixon dalam Deni Kurniawan (2011, hlm. 45) bahwa
“dalam pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam
menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam membuat keputusan dengan bekal pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Pembelajaran terpadu juga dapat memberikan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran, hal ini dapat menambah daya kemampuan siswa semakin kuat tentang hal-hal yang
dipelajarinya.
Pembelajaran terpadu dibedakan berdasarkan pola pengintegrasian materi atau tema. Pola pengintegrasian tersebut dapat dikelompokan menjadi tiga klasifikasi pengintegrasian kurikulum, yaitu pengintegrasian di dalam studi disiplin ilmu, pengintegrasian beberapa disiplin ilmu, serta pengintegrasian di dalam dan beberapa disiplin ilmu. Berdasarkan pola pengintegrasian tersebut, Fogarty dalam Deni Kurniawan (2011, hlm. 54) mengatakan bahwa:
Model pembelajaran terpadu terdiri dari 10 model, seperti connected
model (model terhubung), webbed model (model jaring laba-laba), integrated model ( model integrasi), nested model (model tersarang), fragmented model ( model fragmen), sequenced model ( model terurut), shared model ( model terbagi), threaded model (model pasang benang), immersed model (model terbenam), networked model (model jaringan).
Dalam penelitian ini salah satu model yang digunakan dalam pembelajaran
terpadu yaitu model webbed. Model webbed merupakan model yang paling
populer. Model webbed adalah pendekatan tematik dalam pengintegrasian mata pelajaran. Satu tema dijadikan rujukan untuk membahas materi sejumlah mata pelajaran yang sejalan atau memiliki keterkaitan ide atau tema. Menurut Fogarty
dalam Trianto (2013, hlm. 41) menyatakan bahwa “pembelajaran model webbed
(Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik”. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan
menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya
dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar
terimplementasi melalui pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang cenderung dapat disampaikan melalui beberapa bidang studi lain. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran maupun lintas mata pelajaran. Model
webbed menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu
(learning by doing). Oleh karena itu guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang berkesan agar belajar siswa lebih bermakna. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Pembelajaran seni tari merupakan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat proses pengembangkan karakter siswa, seperti percaya diri, keberanian, dan sosial. Pembelajaran seni tari dalam prosesnya, selain mengusung kemampuan gerak atau menari, juga berdampak terhadap wawasan dan pengetahuan siswa, bahkan perubahan karakter siswa. Selain itu, pembelajaran seni tari mampu membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, karena banyak pengalaman kreatif yang ikut berkontribusi terhadap perkembangan anak. Pembelajaran seni tari dapat dikatakan pembelajaran terpadu apabila dapat mencakup beberapa materi pelajaran dalam satu fokus pembelajaran. Dalam satu pembahasan materi pelajaran seni tari dapat memberikan 3 keterampilan, pertama dalam segi pembuatan gerak, musik dan properti. Ketiga keterampilan tersebut
Aspek psikomotor dapat dicapai melalui kegiatan siswa bergerak dalam upaya mengekspresikan imaji kreatifnya melalui tubuhnya. Aspek kognitif sering dipandang hanya dari sudut pengetahuan teoretis saja, padahal proses berfikir dalam mewujudkan gerak pun merupakan aspek kognitif. Aspek afektif dapat dilihat antara lain dari keberanian, inisiatif, kerjasama kelompok, dan tanggung jawab.
Pembelajaran terpadu dalam seni tari dapat memadukan beberapa materi
pelajaran, dan mengefektifkan waktu dalam pembahasan materi pelajaran. Materi seni tari sangat terkait dengan materi-materi yang lainnya diantaranya seni tari, seni rupa, seni musik, dan ilmu pengetahuan sosial. Dalam materi seni tari penilaian siswa dapat mengksplorasi gerak secara kreatif, dalam penilaian seni musik siswa dapat menyelaraskan gerak dengan musik, dalam materi seni rupa penilaian dapat dilihat dalam pembuatan properti dan kostum sedangkan dalam ilmu pengetahuan sosial diantaranya terlihat ketika siswa berinteraksi dengan teman. Keterpaduan tersebut dipadukan dalam model pembelajaran terpadu dengan konten materi tari merak.
SMP Pasundan 3 Bandung merupakan salah satu sekolah yang berada di kota Bandung tepatnya di Jl. Bapa Husen Blok No.4. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang peneliti teliti dengan menerapkan model pembelajaran terpadu terhadap implementasi kurikulum 2013. Implementasi inovasi pembelajaran melalui berbagai model pembelajaran di kelas maupun di luar kelas dilakukan dalam rangka perbaikan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Model-model pembelajaran dalam pembelajaran seni
menjadi bisa, 2). Learning to be, siswa belajar untuk menjadi dirinya sendiri, 3).
Learning to know, siswa belajar untuk mengetahui, 4). Learning to live together,
siswa belajar untuk hidup bermasyarakat. Dalam pembelajaran seni tari keempat pilar ini dapat diterapkan, dengan harapan siswa memiliki kemampuan membawakan tari, siswa memiliki rasa percaya diri dan optimis, siswa
mengetahui dan mengerti cara bekerjasama dalam menari. Dengan kompetensi tersebut penilaian yang terdapat dalam kurikulum 2013 khususnya pembelajaran seni tari yaitu penilaian sikap, pengetahuan dan psikomotor dapat tercapai. Metode dan model yang digunakan sebelumnya dianggap kurang mengembangkan wawasan pengetahuan, sikap dan psikomotor yang dimiliki siswa. Sesuai dengan permasalahan di atas SMPN Pasundan 3 Bandung
menggunakan model webbed karena model ini dapat mengikat satu tema yang
terkait berdasarkan tujuan dari proses pembelajarannya. Selain itu model ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran seni tari. Pendapat tersebut mempertegas bahwa pembelajaran seni tari mencakup berbagai hal. Banyak orang yang
menganggap bahwa seni itu bersifat universal atau menyeluruh, sehingga
pembelajaran seni tari dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan segala aspek perkembangan siswa. Dalam Pembelajaran seni terpadu siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dalam membuat sebuah tarian, dengan melakukan pengamatan terhadap alam dan apresiasi tari baik secara
langsung maupun menggunakan media audio visual, sehingga siswa menemukan pengetahuan dan pengalaman baru. Dengan demikian pembelajaran seni tari dapat diterapkan dalam pembelajaran terpadu.
Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti tertarik mengangkat judul
penelitian “Pembelajaran Terpadu dalam Implementasi Kurikulum 2013 di
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka untuk membatasi pemfokusan teori maka peneliti menyusun sebuah identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah yang muncul selama dilapangan adalah:
1. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran seni tari.
2. Kurangnya pengembangan model dan metode pembelajaran dalam
implementasi kurikulum 2013.
Berdasarkan indikator masalah di atas maka dapat dirumuskan dalam pertanyaan berikut, bagaimana implementasi kurikulum 2013 melalui pembelajaran terpadu?
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti merumuskan beberapa permasalahan, diantaranya:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran terpadu dalam implementasi kurikulum
2013 di kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung?
2. Bagaimana proses pembelajaran terpadu dalam implementasi kurikulum 2013
di kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung?
3. Bagaimana hasil pembelajaran terpadu dalam implementasi kurikulum 2013 di
kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung?
D.Tujuan Penelitian
Merujuk dari rumusan masalah di atas, diharapkan peneliti mampu menjawab beberapa permasalahan untuk dianalisis. Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai tujuan. Adapun beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu :
Tujuan umum dari penelitian ini adalah melihat bagaimana proses penerapan pembelajaran terpadu dalam kurikulum 2013 untuk meningkatkan minat, motivasi dan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran terpadu dalam implementasi
kurikulum 2013 kelas VIII di SMP Pasundan 3 Bandung.
b. Mendeskripsikan proses pembelajaran terpadu dalam implementasi
kurikulum 2013 di kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung.
c. Mendeskripsikan hasil pembelajaran terpadu dalam implementasi kurikulum
2013 di kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung.
E.Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya :
1. Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan menambah kajian pustaka yang bersifat informasi mengenai pendekatan pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran seni tari.
2. Guru
a. Sebagai bahan acuan atau pedoman dalam pembelajaran seni tari pada
pembelajaran selanjutnya di SMP Pasundan 3 Bandung.
b. Sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran seni tari untuk perbaikan pada
pembelajaran seni tari selanjutnya di SMP Pasundan 3 Bandung.
c. Sebagai titik tolak dalam membuat inovasi pembelajaran seni tari di
pembelajaran selanjutnya di SMP Pasundan 3 Bandung.
3. Siswa
a. Memberikan wawasan dan pengalaman baru pada siswa SMP Pasundan 3 Bandung mengenai seni tari.
b. Memotivasi siswa untuk belajar seni tari kedepannya agar le
4. Peneliti
Manfaat yang didapat oleh peneliti setelah melakukan penelitian ini
diantaranya:
a. Memperoleh gambaran mengenai proses pembelajaran terpadu dalam
implementasi kurikulum 2013.
b. Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan inovasi baru dalam
mengajar.
c. Memberikan motivasi baru untuk selalu belajar menjadi tenaga pendidik yang ahli dan profesional dibidangnya.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Struktur organisasi penulisan penelitian ini akan dijabarkan dalam sistematika sebagai berikut.
BAB I berisi tentang permasalahan pada pembelajaran seni tari yaitu kurangnya pengembangan model pembelajaran yang diterapkan guru dalam implementasi kurikulum 2013 sehingga menyebabkan kurangnya minat, motivasi dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
BAB II berisi tentang teori-teori yang menjelaskan dan memperkuat
penerapan pembelajaran terpadu dalam implementasi kurikulum 2013 terhadap pembelajaran seni tari.
BAB III berisi tentang deskripsi metode yang digunakan dalam penelitian, dan deskripsi tentang pengolahan data yang digunakan untuk membuktikan keberhasilan dalam penelitian.
minat, motivasi dan kreativitas siswa yang terus menerus meningkat pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penggunaan metode dalam penelitian merupakan alat untuk dapat mengumpulkan data dalam sebuah penelitian juga untuk melihat kedalaman dari
sebuah masalah. Ketepatan menggunakan metode merupakan salah satu kunci agar penelitian berhasil selain itu metode yang digunakan dalam suatu penelitian harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah formal yang berada di Kota Bandung yaitu SMP Pasundan 3 Bandung. Bandung merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Alasan pemilihan sekolah ini karena SMP Pasundan 3 Bandung merupakan Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kota Bandung, selain itu menurut pengamatan saya sebagai peneliti SMP Pasundan 3 Bandung merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran terpadu dalam implementasi kurikulum 2013.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru seni tari dan siswa kelas
VIII A SMP Pasundan 3 Bandung. Siswa terdiri dari 36 orang siswa yaitu 17 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Alasan memilih guru seni tari kelas VIII karena pembelajaran seni tari ada di kelas VIII, dan alasan memilih siswa kelas VIII A karena kelas tersebut merupakan kelas yang minat dan motivasi belajarnya kurang khususnya dalam pembelajaran seni tari.
B. Desain Penelitian
Ada beberapa langkah yang peneliti lakukan untuk memperoleh data-data
mengenai penelitian model webbed ini, yaitu studi pendahuluan, observasi
dan analisis data. Berikut desain penelitian yang akan di deskripsikan pada bagan di bawah ini:
Bagan 3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan bagan di atas bahwa desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah (1) studi pendahuluan yang dilakukan pertama peneliti mencari
literatur-literatur atau tulisan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti sehingga dapat menghindari adanya penelitian dengan judul yang sama dan fokus permasalahan yang sama pula, dan yang kedua peneliti melakukan konsultasi dengan dosen untuk membantu mengetahui permasalahan yang akan diteliti, (2) observasi lapangan dengan mengunjungi tempat atau lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian dan menentukan sampel penelitian yang dianggap layak untuk diteliti, (3) melihat proses pembelajaran seni budaya di SMP Pasundan 3 Bandung selama kurang lebih satu bulan (4) wawancara beberapa kali dilakukan untuk mendapatkan data yang diinginkan untuk menjawab rumusan masalah dan dianalisis. Wawancara dilakukan pada observasi awal dan setelah
Melihat proses pembelajaran di SMP Pasundan 3 Bandung
Studi Pendahuluan
Observasi lapangan
melihat proses pembelajaran (5) analisis data dilakukan setelah semua data terhimpun kemudian dianalisis.
C. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk
mencapai pemahaman. Metode penelitian yaitu cara-cara yang dilakukan tentang bagaimana langkah-langkah untuk meneliti suatu masalah. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tujuannya, yaitu jenis metode penelitian terapan.
Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti alangkah baiknya menggunakan metode yang tepat dan disesuaikan dengan penelitian yang akan diambil. Mengingat metode penelitian merupakan salah satu kunci bagi peneliti untuk memperoleh gambaran serta hasil yang sesungguhnya dan kesimpulan dari objek yang diteliti, oleh karena itu metode yang dipergunakan harus tepat dengan jenis penelitian yang diteliti sehingga penelitian akan lebih efektif dan efisien.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif, dimana penelitian dengan menggunakan metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam penelitian. Penggunaan metode yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada saat observasi dan wawancara berlangsung. Ketika itu peneliti mendapatkan langsung jawaban dari narasumber
Berdasarkan pendekatan yang peneliti gunakan yaitu memakai pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi objek yang akan diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan. Tekhnik pengumpulan dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan). Analisis data berupa bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna, dengan menggunakan kata-kata yang berupa uraian dan didasarkan kepada kualitas dari generelasi.
D. Definisi Operasional
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar
konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu model webbed merupakan pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan meperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang harus dilakukan siswa.
menjadi objek melainkan subjek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Penilaian dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan psikomotor.
Kurikulum dan pembelajaran adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keberadaan dan kebermaknaan kurikulum akan terwujud apabila ada proses
pembelajaran, dan sebaliknya, pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila ada kurikulum sebagai pedomannya.
Pembelajaran seni tari merupakan salah satu pembelajaran yang terdapat di sekolah, termasuk dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Pembelajaran seni tari merupakan salah satu cara untuk mengembangkan seluruh kecerdasan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Dalam ranah pendidikan terdapat tiga aspek perkembangan siswa diantaranya aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang sejalan dengan konsep penilaian dalam kurikulum 2013 dan pembelajaran seni tari.
SMP Pasundan 3 Bandung merupakan salah satu sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian oleh peneliti. SMP Pasundan 3 Bandung bertempat di Jl.Bapa Husen Blok No.4, Bandung. Sekolah ini merupakan sekolah yang sudah
menenerapkan konsep pembelajaran terpadu khususnya model Webbed.
Dari penjelasan diatas yang dimaksud dengan judul penelitian adalah
model webbed atau jaring laba- laba terimplementasi melalui pendekatan tematik
sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang cenderung dapat disampaikan melalui beberapa bidang studi lain. Dalam hubungan ini, tema
E.Istrumen Penelitian
Instrumen Penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk mempermudah menemukan jawaban mengenai permasalahan yang diteliti. Instrumen penelitian disusun sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan. Instrumen penelitian tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi berupa pengamatan yang dilakukan terhadap proses belajar pada objek penelitian. Pedoman observasi yang dilakukan yaitu pedoman observasi secara langsung ke lapangan di SMP Pasundan 3 Bandung. Dalam penelitian ini peneliti akan mengobservasi proses kegiatan pembelajaran seni tari
dengan model webbed di SMP Pasundan 3 Bandung, dari awal pembelajaran
hingga akhir pembelajaran yang diakhiri denggan evaluasi. Pedoman observasi ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil observasi berupa kejadian atau fenomena di lapangan yang akan dipelajarai atau diteliti oleh peniliti. Peneliti akan mengobservasi sesuai dengan rumusan masalah yaitu bagaimana perencanaan pembelajaran terpadu dalam implementasi kurikulum 2013, bagaimana proses pembelajaran terpadu dalam implementasi kurikulum 2013, dan bagaimana hasil pembelajaran terpadu dalam implemnetasi kurikulum 2013.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara yaitu kegiatan tanya jawab yang dilakukan secara langsung
terhadap pihak yang bersangkutan dengan objek penelitian. Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan untuk mengajukan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian. Hasil pedoman wawancara ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data penelitian, yang selanjutnya dijadikan salah satu referensi untuk membuat laporan hasil penelitian. Pada penilitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada guru dan siswa yaitu dengan cara memberikan beberapa pertanyaan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tak berstruktur. Sugiyono (2013, hlm. 74) menjelaskana bahwa:
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar pemasalahan yang akan ditanyakan. Pewawancara membuat pedoman wawancara mengenai hal-hal informasi yang dapat dijadikan sebagai data. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan pokok, namun disamping itu pewawancara membuat pertanyaan terurai atau rincian pertanyaan yang mungkin saja tidak
dapat digunakan (pedoman wawancara terlampir).
Wawancara dilakukan kepada Citra Dewi Anggraeni S.Pd selaku guru mata pelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK) kelas VIII, Drs. Azab Mustajab, M.Si selaku Kepala Sekolah SMP Pasundan 3 Bandung dan Muhammad Iqbal selaku siswa kelas VIII A SMP Pasundan 3 Bandung.
3. Pedoman dokumentasi
Pedoman dokumentasi merupakan instrumen untuk menganalisis data dari dokumentasi. Pedoman dokumentasi digunakan sebagai acuan untuk memperoleh data hasil penelitian, dokumen yang dimaksud adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya lain seperti video. Dokumentasi yang dianalisis adalah beberapa gambar-gambar, video selama proses pembelajaran berlangsung di SMP Pasundan Bandung. Alasannya adalah melihat situasi pembelajaran baik yang dilakukan guru maupun siswa.
4. Tes
Tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan
atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Dengan demikian, fungsi tes adalah sebagai alat ukur. Dalam penelitian ini tes yang dilakukan adalah tes perbuatan yaitu teknik yang digunakan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK) khususnya Seni Tari dengan model pembelajaran Webbed dengan materi
Tabel 3.1
Kategori penilaian pengetahuan
No INDIKATOR
KRITERIA PENILAIAN
SB (4.00)
B (3,65)
S (2.99)
K (2.33)
KB (1.65)
1 Siswa mampu
mendeskripsikan tentang aktivitas burung
2 Siswa mampu
memahami unsur tari
3 Siswa mampu
menemukan ide variasi gerak burung berdasarkan unsur tari
4 Siswa mampu
menganalisis gerak dari hasil apresiasi
Keterangan penilaian:
a. Nilai A dengan rentang nilai 3.66-4.00, apabila siswa mampu melakukan 4
indikator di atas, yaitu mampu mendeskripsikan tentang aktivitas burung, memahami unsur tari, menemukan ide variasi gerak burung berdasarkan unsur tari, dan mampu menganalisis gerak berdasarkan hasil apresiasi.
b. Nilai B dengan rentang nilai 3.00-3.65, apabila siswa mampu melakukan 3
indikator di atas, yaitu mampu mendeskripsikan tentang aktivitas burung, mampu memahami unsur tari dan mampu menemukan ide variasi gerak berdasarkan unsur tari.
c. Nilai C dengan rentang nilai 2.66-2.99, apabila siswa mampu melakukan 2
Tabel 3.2
Kategori penilaian sikap
No INDIKATOR
KRITERIA PENILAIAN
SB (4.00)
B (3,65)
S (2.99)
K (2.33)
KB (1.65)
1 Siswa berani
dalam
mengeluarkan pendapat
2 Siswa mampu
bekerjasama dengan kelompok dalam merangkai gerak yang sudah dieksplor
3 Siswa mampu
bekerjasama dengan kelompok dalam
menyelaraskan gerak dengan musik.
4 Siswa mampu
menunjukan rasa percaya diri dalam
menampilkan karya di depan kelas.
Keterangan penilaian:
a. Nilai A dengan rentang nilai 3.66-4.00, apabila siswa mampu melakukan 4
indikator di atas, yaitu berani dalam mengeluarkan pendapat, mampu bekerjasama dengan kelompok dalam merangkai gerak yang sudah dieksplor, mampu bekerjasama dengan kelompok dalam menyelaraskan gerak dengan musik, dan mampu menunjukan rasa percaya diri dalam
b. Nilai B dengan rentang nilai 3.00-3.65, apabila siswa mampu melakukan 3 indikator di atas, yaitu berani dalam mengeluarkan pendapat, mampu bekerjasama dengan kelompok dalam merangkai gerak yang sudah dieksplor, dan mampu bekerjasama dengan kelompok dalam menyelaraskan gerak dengan musik.
c. Nilai C dengan rentang nilai 2.66-2.99, apabila siswa mampu melakukan 2
[image:25.595.111.500.381.753.2]indikator di atas, yaitu berani dalam mengeluarkan pendapat, dan mampu bekerjasama dengan kelompok dalam merangkai gerak yang sudah dieksplor.
Tabel 3.3
Kategori penialaian psikomotor
No INDIKATOR
KRITERIA PENILAIAN
SB (4.00)
B (3,65)
S (2.99)
K (2.33)
KB (1.65)
1 Siswa mampu
melakukan gerak berdasarkan unsur tari
2 Siswa mampu
mengeksplorasi gerak tari melalui aktivitas burung sesuai
berdasarkan unsur tari
3 Siswa mampu
membuat properti hiasan ekor tari merak
4 Siswa mampu
Keterangan penilaian:
a. Nilai A dengan rentang nilai 3.66-4.00, apabila siswa mampu melakukan 4
indikator di atas, yaitu siswa mampu melakukan gerak berdasarkan unsur tari, mampu mengeksplorasi gerak tari melalui aktivitas burung
berdasarkan unsur tari, mampu membuat properti hiasan ekor tari merak, dan mampu menampilkan karya tari kreasi berdasarkan unsur tari di depan kelas.
b. Nilai B dengan rentang nilai 3.00-3.65, apabila siswa mampu melakukan 3
indikator di atas, yaitu siswa mampu melakukan gerak berdasarkan unsur tari, mampu mengeksplorasi gerak tari melalui aktivitas burung berdasarkan unsur tari, dan mampu membuat properti hiasan ekor tari merak.
c. Nilai C dengan rentang nilai 2.66-2.99, apabila siswa mampu melakukan 2
indikator di atas, yaitu siswa mampu melakukan gerak berdasarkan unsur tari, dan mampu mengeksplorasi gerak tari melalui aktivitas burung berdasarkan unsur tari,
5. Kuisioner (angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan responden. Di samping cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar, dan tersebar di wilayah yang luas. Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup.
a. Angket terbuka (angket tidak berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
b. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam
jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (x) atau tanda check list (Ö). Check list atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang diamati.
Dalam penelitian ini angket yang digunakan angket tertutup, dimana siswa hanya memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya. Adapun
format angket terlampir.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya bisa melewati orang lain atau dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka ada beberapa teknik yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Observasi
Menurut Nasution, dalam Sugiyono (2012, hlm. 97) menyatakan bahwa, “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.” Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Observasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan ataupun
mengumpulkan data-data penelitian secara langsung. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran seni tari kelas VIII di SMP Pasundan 3 Bandung terutama yang berkaitan dengan proses dan hasil
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran webbed.
melaksanakan proses pembelajaran seni tari didalam kelas. Observer sebagai observasi dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis mulai dari bulan Agustus 2014 hingga September 2014. Observasi dilakukan sebanyak kurang lebih enam kali di sekolah itu. Observasi dilakukan di luar jam mata pelajaran dari mulai pukul 13.30-15.00. Obsevasi ini dilakukan di SMP Pasundan 3 Bandung, tepatnya
di Ruang kelas VIII. Sebagai observer, peneliti melihat dan mengamatai secara langsung sikap siswa, fokus perhatian siswa, cara berbicara siswa, cara berkomunikasi, cara menangkap pelajaran seni tari, proses pembelajaran seni tari dan hasil dari pembelajaran seni tari.
Tabel 3.4
Rincian data hasil Observasi
Tanggal Teknik pengumpulan
data
Instrument
pengumpulan data
Hasil observasi 07-08-2014 Observasi
lingkungan sekolah
Kamera foto & buku catatan observasi
foto-foto lingkungan sekolah 11-08-2014 Obsevasi tentang
proses pembelajaran seni tari eksplorasi gerak
Kamera foto & buku catatan observasi
Foto-foto saat
pembelajaran
14-08-2014 Obsevasi tentang proses pembelajaran seni tari materi unsur tari yaitu ruang dan latihan
Kamera foto & buku catatan obsevasi
Foto & catatan proses pembelajaran
18-08-2014 Obsevasi tentang proses pembelajaran seni tari materi unsur tari yaitu tempo dan latihan
Kamera foto & buku catatan obsevasi Foto & catatan proses pembelajaran pembelajaran 21-08-2014 Obsevasi tentang
proses pembelajaran seni tari materi unsur tari yaitu pola lantai dan latihan
Kamera foto & buku catatan obsevasi
Foto & catatan proses pembelajaran
25-08-2014 Obsevasi tentang pembelajaran seni tari yaitu
pemahaman properti
Kamera foto & buku catatan obsevasi
28-08-2014 Observasi tentang pembelajaran seni tari yaitu apresiasi Tari Merak
Kamera foto handycam & buku catatan
observasi
Foto & catatan proses pembelajaran 01-09-2014 Observasi hasil
pembelajaran seni tari
Kamera foto & buku catatan observasi
Foto-foto pada saat pembelajaran dan latihan
2. Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013, hlm. 72) wawancara merupakan “pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan penelitian studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur dikarenakan peneliti belum mengetahui pasti mengenai informasi yanag akan diperoleh, sehingga menggunakan pedoman wawancara yang tidak terstruktur hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 73), bahwa “Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.”
Pada tanggal 7 Agustus 2014 peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Pasundan 3 Bandung Drs. Azab Mustajab yang berkaitan dengan aplikasi kurikulum 2013 di SMP Pasundan 3 Bandung untuk melengkapi kebutuhan data yang peneliti butuhkan. Pada tanggal 14 Agustus 2014 peneliti melakukan wawancara kepada guru seni budaya dan keterampilan (SBK) Citra Dewi Anggraeni, S.Pd yang berkaitan dengan proses pembelajaran seni tari yang
menggunakan model webbed. Pada tanggal 22 Agustus 2014 peneliti melakukan
September 2014 peneliti melakukan wawancara kepada guru seni budaya dan keterampilan (SBK) mengenai hasil dari proses pembelajaran seni tari dengan
materi tari perang apakah model webbed berhasil diterapkan pada siswa kelas VIII
di SMP Pasundan 3 Bandung atau sebaliknya.
Tabel 3.5 Rincian data hasil wawancara:
Tanggal Teknik pengumpulan
data
Instrument pengumpulan data
Hasil observasi
07-08-2014 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Pasundan 3 Bandung tentang aplikasi kurikulum 2013 di SMP Pasundan 3 Bandung.
Buku catatan dan hp recorder
Data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan
14-08-2014 Wawancara dengan pengajar seni budaya tentang pembelajaran seni tari di SMP 3 Pasundan Bandung
Buku catatan dan hp recorder
Data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan
22-08-2014 Wawancara dengan siswa tentang
pembelajaran seni tari di dalam kelas
Kamera foto, buku catatan dan hp recorder Foto-foto saat wawancara dan data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan
03-08-2014 Wawancara dengan pengajar seni budaya tentang proses dan hasil pembelajaran
Kamera foto, buku catatan dan hp recorder
seni tari dalam bentuk tulisan
3. Studi pustaka
Untuk memecahkan permasalahan yang ada pada penelitian, peneliti melakukan studi pustaka dengan cara membaca buku-buku referensi, internet, hasil-hasil penelitian, serta hal-hal lain yang relevan dengan permasalahan yang diteliti seperti jurnal, koran, majalah, dan lain-lain. Beberapa pustaka yang peneliti gunakan untuk menunjang penulisan ini terlampir dalam daftar pustaka.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan atau proses pekerjaan mencatat atau merekam suatu peristiwa dan objek atau aktifitas yang dianggap berharga dan
penting. Untuk mengumpulkan data yang sudah ada maupun proses pembelajarannya, peneliti menggunakan beberapa bentuk alat rekam data seperti handphone, yang peneliti gunakan dalam wawancara serta merekam beberapa lagu untuk sendratari, baik dalam latihan maupun penampilannya. Selain tape recorder, peneliti juga menggunakan kamera foto sebagai alat dokumentasi visual yang mana penulis gunakan untuk menunjang hasil penelitian. Foto yang diambil oleh peneliti, dari mulai proses pembelajaran, latihan hingga penampilan sendratari.
Selama proses pembelajaran berlangsung yaitu setiap hari Senin dan Kamis peneliti mengambil foto dengan menggunakan handphone, dalam kegiatan wawancara dengan narasumber peneliti menggunakan handphone untuk merekam kegiatan wawancara.
Alat rekam data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini memiliki peran penting untuk mendukung peneliti dalam mengambil data-data dari lapangan
5. Pengolahan data
Data yang sudah peneliti dapatkan ialah secara kualitatif dengan mengklasifikasikannya sebagai berikut :
a. Mengkelompokkan data-data yang penulis dapatkan.
c. Mengkelompokkan data-data sesuai dengan pertanyaan penelitian.
d. Membandingkan (trimulasi) data satu dengan data yang lainnya.
e. Melakukan intrepretasi dan menarik kesimpulan dari data satu dengan data yang lainnya
f. Mendeskripsikan data-data yang sudah penulis seleksi sebagai penunjang
penelitian yang kemudian penulis masukan kedalam bentuk tulisan.
6. Jadwal
Proses penelitian “Pembelajaran Terpadu Dalam Implementasi Kurikulum
2013 Di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung” peneliti lakukan sejak bulan
[image:32.595.142.454.354.642.2]Agustus 2014-September 2014.
Tabel 3.6
Jadwal Proses Penelitian
Kegiatan Bulan Agustus Bulan September
1 2 3 4 1 2 3 4
Observasi
Wawancara Proses
Pembelajaran Terpadu dalam
Implementasi Kurikulum 2013 Hasil
Pembelajaran Terpadu dalam
Implemnetasi Kurikulum 2013
G.Tahapan Penelitian
1. Tahapan perencanaan
Dalam tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
b. Menentukan focus penelitian
c. Mengamati proses pembelajaran
2. Tahapan pelaksanaan penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membagi kedalam beberapa tahapan dalam langkah-langkah penelitian, yaitu :
a. Mempersiapkan instrument penelitian
b. Pelaksanaan wawancara
c. Pengumpulan data
d. Pengolahan data
3. Penyusunan laporan penelitian
H.Teknik Analisis Data
Data dianalisis secara kualitatif yang ditanyakan dengan kata-kata, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai data jenuh, dengan pengamatan yang terus menerus melibatkan variasi data yang tinggi sekali.
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Tekhnik analisis data yang peneliti gunakan bersifat triangulasi, yaitu tekhnik pemeriksaan dengan cara menggabungkan data-data
Untuk lebih memperjelas proses analisis data peneliti melakukan proses dengan cara triangulasi, seperti berikut.
Bagan 3.2 Proses Analisis Data
(sumber: Sugiyono, 2013 hlm.83)
Teknik analisis data akan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai berikut :
1. Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan
mengemukakan hal-hal pokok tentang pembelajaran seni budaya dikelas VIII A Pasundan 3 Bandung.
2. Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam proses pembelajaran
seni tari melalui model pembelajaran webbed.
3. Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan dan sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa deskripsi kata-kata.
4. Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya, segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak
jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
T R I A N G U L A S I
Observasi
Wawancara
Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara
akademik maupun logistiknya. Walaupun manusia bersifat subjektif, namun manusia sebagai instrument dapat menghasilkan data yang reabilitasnya hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrument yang dibaut secara objektif, karena manusia sebagai instrument dalam penelitian kualitatif ialah manusia dapat merasa dan merespon, manusia mempunyai karakter yang fleksibel sehinggga dapat berfungsi multi purporse (mempunyai tujuan yang banyak juga bervariatif dengan mengumpulkan informasi secara serempak dan memungkinkan pemprosesan data secara segera sehingga dapat mengemukakan hipotesis dilapangan.
Data-data yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan teknik analisis data. Teknik analisis data merupakan proses mengatur urutan data sesuai dengan tema berdasarkan urutan kerja. Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain, Sugiyono (2013, hlm.87). Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, kesimpulan atau verifikasi.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh selama penelitian jumlahnya cukup banyak, maka
SMP Pasundan 3 Bandung, dan siswa kelas VIII. Pada penelitian ini dipilih data-data yang mendukung dalam penelitian ini dengan memfokuskan data-data yang berkaitan dengan proses pembelajaran seni tari dan hasil pembelajaran seni tari.
2. Penyajian Data (Display Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif. Display data yang dilakukan lebih banyak dituangkan dalam
bentuk uraian singkat.
Dalam penelitian ini, data yang sudah terkumpul mengenai proses dan hasil pembelaran seni tari dengan materi sendratari , peneliti uraikan kembali dalam kalimat singkat yang kemudian kalimat tersebut dikembangkan kembali pada hasil penelitian.
3. Kesimpulan atau Verifikasi
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif yaitu kesimpulan atau verifikasi dimana peneliti menyimpulkan data-data hasil penelitian menjadi sajian data akurat yang mengarah pada rumusan dan tujuan yang telah dilakukan peneliti.
Tujuan dari kesimpulan atau verifikasi adalah untuk mendapatkan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa dskripssi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pembelajaran terpadu dengan model
webbed dalam implemnetasi kurikulum 2013 yang dilakukan di kelas VIII SMP
Pasundan 3 Bandung dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar terliaht lebih hidup karena tema yang diberikan bervariasi, sehingga tidak menimbulkan kebosanan. Penggabungan beberapa materi pelajaran dalam satuan waktu tertentu menjadi kesatuan tindakan sehingga dapat menghasilkan suatu bentuk penampilan yang diwarnai oleh unsur-unsur yang dipadukan sehingga proses kreativitas siswa lebih berkembang. Hal ini terlihat bahwa pada pertemuan pertama siswa belum termotivasi dan kurang menyukai pembelajaran seni tari sehingga terlihatkurangmerespon pembelajaran sehingga kreativitas siswa kurang berkembang. Pada pertemuan kedua pembelajaran mulai ada perkembangan yang terlihat dari kreativitas siswa ketika mengeksplorasi gerak berdasarkan unsur ruang. Selain itu respon-respon siswa yang sangat baik dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan ketiga smapai keempat guru melaksanakan secara optimal dan kemampuan siswa dalam berkreativitas lebih meningkat. Pertemuan keenam peningkatan kreativitas terbukti ketika siswa membuat hiasan ekor tari
merak yang dilihat dari segi bentuk dan warna. Peningkatan –peningkatan tersebut
sesusai penilaian yang terdapat dalam indikator penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan.
B. Saran
Sejalandengankesimpulandiatasbahwa, pembelajaransenitaridengan model
pembelajaran terpadu webbed dalam implementasi kurikulum 2013
dan kemampuan yang dimilikiolehsiswa. Beberapa saran yang ditujukanpenelitikepadaparapenggerakpendidikan, yaitu:
1. Guru SekolahMenengah Pertama (SMP) Pasundan 3 Bandung
Pembelajaran seni tari di SMP Pasundan 3 Bandung akan lebih meningkat apabila diterapkan model pembelajaran dengan inovasi baru. Selain itu guru harus
dapat mengawasi kegiatan pembelajaran dengan mengkondisikan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mengarahkan kepada materi
pokok yang diajarkan. Olehsebabitu, guru
diharapkanmampumempersiapkankomponen-komponenpembelajaran yang
dapatmengatasimasalahtersebut dan sebagai inovasi pembelajaran seni tari.
2. SekolahMenengah Pertama Pasundan 3 Bandung
Sekolahmerupakantempatberlangsungnyakegiatanbelajarmengajar.Sudahm
enjaditugassekolahmemfasilitasisiswadalam proses belajarmengajar,
salahsatunyaadalahkeberadaan guru yang
memilikilatarbelakangpendidikansenitari, sehinggadiharapkanseluruhketerampilan
siswadapatdikembangkandanditingkatkan. Selain itu sekolah
dapatmemberikankontribusidanmenambahkajianpustaka yang
bersifatinformasimengenaipendekatanpembelajaran,
111
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam konteks Kurikulum
2013. Cetakan Pertama. Bandung: PT Refika Aditama.
Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu. Cetakan Pertama. Bandung: CV
Pustaka Cendikia Utama.
Kurniasih, Imas. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 konsep &Penerapan.
Cetakan Ketiga. Surabaya: Kata Pena.
Majid, Abdul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:Interes. Cetakan
Pertama.
Masunah, Juju. 2012. Tari Pendidikan. Bandung.
Narawati, Tati & Masunah, Juju. 2003. Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: P4ST
UPI. Cetakan Pertama.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan Kedelapan. Bandung:
Alfabeta.
Ruhimat, Toto.2009. Kurikulum &Pembelajaran. Bandung.
Rusliana, Iyus. (1984). Seni Tari. Jakarta: P.T Dharma Karsa Utama.
Tim Pengembang MKDP. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan
Kurtek FIP Universitas Pendidikan Indonesia. Cetakan Keempat.
DAFTAR UNDUHAN
Anonim. 2014. Pengertian Pembelajaran Terpadu. [Online]. Tersedia:
(http://notepedia.info/2014/07/pengertian-pembelajara-terpadu.html?m=1/ (21 Juli 2014)
Anonim. 2014. Pengertian Model Webbed. [Online]. Tersedia:
http://saniavandsiska.blogspot.com/2014/07/pengertian-model-webbed.html?m=1 (01Agustus 2014)
Anonim. 2014. Sintak Model Webbed. [Online]. Tersedia: