PENERAPAN PEMBELAJARAN SAVIR
(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL, DAN REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF
DAN MEMPERTAHANANKAN RETENSI SISWA SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
DINA RAHMI DARMAN NIM. 1201344
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENERAPAN PEMBELAJARAN SAVIR
(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL, DAN REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF
DAN MEMPERTAHANANKAN RETENSI SISWA SMA
Oleh
Dina Rahmi Darman, S.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia, 2014
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana
© Dina Rahmi Darman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DINA RAHMI DARMAN
PENERAPAN PEMBELAJARAN SAVIR
(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL, DAN REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF
DAN MEMPERTAHANKAN RETENSI SISWA SMA
disetujui dan disahkah oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Dadi Rusdiana, M.Si. NIP. 196810151994031002
Pembimbing II
Dr. Andhy Setiawan, M.Si. NIP. 197310131998621001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
vi
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
1. Pembelajaran SAVI dan SAVIR ... 9
a. Pengertian Pembelajaran SAVI dan SAVIR ... 9
b. Unsur-Unsur Pembelajaran SAVI dan SAVIR ... 10
c. Tahapan Pembelajaran SAVI dan SAVIR ... 13
2. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 16
3. Retensi Siswa ... 23
4. Matriks Pembelajaran Matriks Pembelajaran SAVI dan SAVIR untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif Siswa ... 28
5. Tinjauan Materi Tentang Kalor ... 30
a. Tinjauan Materi Kalor pada Kurikulum KTSP ... 30
b. Materi Ajar Kalor ... 30
vii
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 39
1. Asumsi ... 39
2. Hipotesis Penelitian ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Metode dan Desain Penelitian ... 41
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
C. Variabel Penelitian ... 42
D. Definisi Operasional ... 42
E. Instrumen Penelitian ... 43
F. Teknik Pengembangan Instrumen Penelitian ... 44
G. Teknik Pengumpulan Data ... 53
H. Prosedur dan Alur Penelitian ... 53
I. Teknik Analisis Data ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Hasil Penelitian ... 63
1. Keterlaksanaan Pendekatan Pembelajaran ... 63
2. Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa pada Materi Ajar Kalor ... 68
3. Retensi Siswa pada Materi Ajar Kalor ... 75
4. Tanggapan Siswa dan Guru Terhadap Pembelajaran ... 80
B. Pembahasan . ... 85
1. Keterlaksanaan Pembelajaran ... 85
2. Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa pada Materi Kalor ... 87
3. Daya Tahan Retensi Siswa pada Materi Ajar Kalor ... 90
4. Tanggapan Siswa dan Guru Terhadap Pembelajaran ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 98
viii
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Dimensi Kognitif Pada Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi
Anderson dan Krathwohl ... 17
2.2 Dimensi Pengetahuan Pada Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi Anderson dan Krathwohl ... 21
2.3 Matriks Pembelajaran SAVI dan SAVIR untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif Siswa ... 28
3.1 Desain Penelitian The Static Group Pretest - Posttest Design ... 40
3.2 Kategori Reliabilitas Tes ... 47
3.3 Kategori Tingkat Kemudahan ... 48
3.4 Hasil Perhitungan Tingkat Kemudahan Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 48
3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 49
3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Hasil Belajar Kognitif ... 50
3.7 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 51
3.8 Komposisi Instrumen Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 52
3.9 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ... 56
3.10 Kriteria Nilai Rata-Rata N-Gain ... 57
3.11 Kriteria Skala Sikap Siswa ... 62
4.1 Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran SAVIR ... 64
4.2 Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran SAVI ... 66
4.3 Rekapitulasi Skor Rata-Rata Pretest, Posttest 1, dan <G> Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 68
ix
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel
4.4 Rekapitulasi Skor Rata-Rata Pretest, Posttest 1, dan <G> Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas SAVIR dan Kelas SAVI... 70 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif
Siswa Kelas SAVIR dan Kelas SAVI ... 72 4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar Ranah
Kognitif Siswa Kelas SAVIR dan Kelas SAVI ... 73 4.7 Rekapitulasi Skor Rata-Rata Posttest 1, Posttest 2, dan Posttest 3
Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas SAVIR dan Kelas SAVI ... 75 4.8 Rekapitulasi Skor Skala Sikap Guru dan Siswa per Indikator
x
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Grafik Perubahan Wujud Es Menjadi Uap Air Akibat Pemberian
Kalor ... 32
2.2 Proses Konduksi ... 35
2.3 Proses Konveksi pada Air ... 36
2.4 Proses Radiasi ... 37
3.1 Bagan Penelitian ... 55
3.2 Alur Pengujian Hipotesis ... 58
4.1 Skor Rata-Rata Pretest, Posttest 1, dan <G> Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas SAVIR dan Kelas SAVI ... 69
4.2 Skor Rata-Rata Gain Hasil Belajar yang Dinormalisasi <G> pada Dimensi C1, C2, C3, dan C4 Kelas SAVIR dan Kelas SAVI ... 70
4.3 Skor Rata-Rata Gain Hasil Belajar yang Dinormalisasi <G> pada Setiap Dimensi Kognitif dan Dimensi Pengetahuan Kelas SAVIR dan Kelas SAVI... 71
4.4 Perbandingan Daya Tahan Retensi Siswa pada Pembelajaran SAVIR dan SAVI untuk Materi Pengaruh Kalor Terhadap Perubahan Suhu dan Wujud Zat ... 76
4.5 Perbandingan Daya Tahan Retensi Siswa pada Pembelajaran SAVIR dan SAVI untuk Materi Asas Black ... 77
4.6 Perbandingan Daya Tahan Retensi Siswa pada Pembelajaran SAVIR dan SAVI untuk Materi Perpindahan Kalor ... 78
xi
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. Perangkat Pembelajaran ... 103 A.1.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 untuk Kelas Eksperimen
I (SAVIR) dan Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 104 A.1.b Lembar kegiatan Siswa 1 untuk Kelas Eksperimen I (SAVIR)
dan Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 111 A.1.c Lembar Kerja Siswa 1 Repetition untuk Kelas Eksperimen I
(SAVIR) ... 115 A.2.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 untuk Kelas
Eksperimen I (SAVIR) dan Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 116 A.2.b Lembar kegiatan Siswa 2 Untuk Kelas Eksperimen I (SAVIR)
dan Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 113 A.2.c Lembar Kerja Siswa 2 Repetition untuk Kelas Eksperimen I
(SAVIR) ... 122 A.3.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 Untuk Kelas
Eksperimen I (SAVIR) dan Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 123 A.3.b Lembar kegiatan Siswa 3 untuk Kelas Eksperimen I (SAVIR)
dan Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 129 A.3.c Lembar Kerja Siswa 3 Repetition untuk Kelas Eksperimen I
(SAVIR) ... 134 A.4.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 untuk Kelas
Eksperimen I (SAVIR) dan Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 135 A.4.b Lembar kegiatan Siswa 4 untuk Kelas Eksperimen I (SAVIR)
dan Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 142 A.4.c Lembar Kerja Siswa 4 Repetition untuk Kelas Eksperimen I
xii
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran
B. Instrumen Tes ... 144
B.1 Lembar Judgment (Validasi) Soal Tes ... 145
B.2 Kisi-Kisi hasil Belajar Ranah Kognitif Hasil Validasi ... 151
B.3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 166
B.4 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 172
B.5.a. Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Pengaruh Kalor Terhadap Kenaikan Suhu dan Wujud Zat 1 ... 181
B.5.b. Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Pengaruh Kalor Terhadap Kenaikan Suhu dan Wujud Zat 2 ... 182
B.5.c. Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Pengaruh Kalor Terhadap Kenaikan Suhu dan Wujud Zat 3 ... 183
B.5.d. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Pengaruh Kalor Terhadap Kenaikan Suhu dan Wujud Zat ... 184
B.6.a. Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Perpindahan Kalor dan Asas Black 1 ... 186
B.6.b. Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Perpindahan Kalor dan Asas Black 2 ... 188
B.6.c. Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Perpindahan Kalor dan Asas Black 3 ... 190
B.6.d. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Perpindahan Kalor dan Asas Black 3... 192
B.7.a. Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Pemuaian 1 ... 196
B.7.b. Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Pemuaian 2 ... 197
B.7.c. Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Materi Pemuaian 3 ... 198
xiii
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran
C. Instrumen Non Tes ... 201 C.1.a Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa untuk Kelas
Eksperimen I (SAVIR) Pertemuan 1, 2, dan 4 ... 202 C.1.b Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa untuk Kelas
Eksperimen I (SAVIR) Pertemuan 3 ... 204 C.1.c Lembar Observasi Aktivitas Siswa untuk Kelas Eksperimen II
(SAVI) Pertemuan 1, 2, dan 4 ... 206 C.1.d Lembar Observasi Aktivitas Siswa untuk Kelas Eksperimen II
(SAVI) Pertemuan 3 ... 208 C.2.a Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru pada
Kelas Eksperimen I (SAVIR) ... 210 C.2.b Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa pada
Kelas Eksperimen I (SAVIR) ... 212 C.2.c Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru pada
Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 214 C.2.d Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa pada
Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 216 C.3.a Kisi-Kisi dan Skala Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran pada
Kelas Eksperimen I (SAVIR) ... 218 C.3.b Kisi-kisi dan Skala Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran pada
Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 221 C.3.c Kisi-kisi dan Skala Sikap Guru Terhadap Pembelajaran pada
Kelas Eksperimen I (SAVIR) ... 224 C.3.d Kisi-kisi dan Skala Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran pada
Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 227 C.4.a Rekapitulasi Distribusi dan Analisis Tanggapan Guru Terhadap
Pembelajaran SAVIR dan SAVI ... 230 C.4.b Rekapitulasi Distribusi dan Analisis Tanggapan Siswa Terhadap
xiv
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran
C.4.c Rekapitulasi Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran SAVIR
dan SAVI per Indikator ... 234
C.4.d Rekapitulasi Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran SAVIR dan SAVI per Indikator ... 235
C.5.a Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa pada Pembelajaran SAVIR (Eksperimen I) ... 236
C.5.b Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa pada Pembelajaran SAVI (Eksperimen II) ... 240
D. Uji Statistik Hasil Kemampuan Kognitif ... 244
D.1.a. Distribusi Skor Pretest Kelas Eksperimen I (SAVIR) ... 245
D.1.b. Distribusi Skor Pretest Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 246
D.1.c. Distribusi Skor Posttest 1 Kelas Eksperimen I (SAVIR) ... 247
D.1.d. Distribusi Skor Posttest 1 Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 248
D.2.a. Rekapitulasi Skor Pretest dan Posttest 1 Kelas Eksperimen I (SAVIR) ... 249
D.2.b. Rekapitulasi Skor Pretest dan Posttest 1 Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 250
D.3. Uji Normalitas ... 251
D.4 Uji Homogenitas ... 252
D.5 Uji Hipotesis ... 253
E. Analisis Retensi Siswa ... 254
E.1.a Distribusi Skor Posttest 1 Kemampuan Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I (SAVIR) ... 255
E.1.b Distribusi Skor Posttest 1 Kemampuan Kognitif Siswa Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 256
E.1.c Distribusi Skor Posttest 2 Kemampuan Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I (SAVIR) ... 257
xv
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran
E.1.e Distribusi Skor Posttest 3 Kemampuan Kognitif Siswa Kelas
Eksperimen I (SAVIR) ... 259
E.1.f Distribusi Skor Posttest 3 Kemampuan Kognitif Siswa Kelas Eksperimen II (SAVI) ... 260
E.2.a Rekapitulasi Hasil Posttest I, Posttest 2, dan Posttest 3 Kelas SAVIR Materi Pengaruh Kalor Terhadap Perubahan Suhu dan Wujud Zat ... 261
E.2.b Rekapitulasi Hasil Posttest I, Posttest 2, dan Posttest 3 Kelas SAVI Materi Pengaruh Kalor Terhadap Perubahan Suhu dan Wujud Zat ... 262
E.2.c Rekapitulasi Hasil Posttest I, Posttest 2, dan Posttest 3 Kelas SAVIR Materi Asas Black ... 263
E.2.d Rekapitulasi Hasil Posttest I, Posttest 2, dan Posttest 3 Kelas SAVI Materi Asas Black ... 264
E.2.e Rekapitulasi Hasil Posttest I, Posttest 2, dan Posttest 3 Kelas SAVIR Materi Perpindahan Kalor ... 265
E.2.f Rekapitulasi Hasil Posttest I, Posttest 2, dan Posttest 3 Kelas SAVI Materi Perpindahan Kalor ... 266
E.2.g Rekapitulasi Hasil Posttest I, Posttest 2, dan Posttest 3 Kelas SAVIR Materi Pemuaian ... 267
E.2.h Rekapitulasi Hasil Posttest I, Posttest 2, dan Posttest 3 Kelas SAVI Materi Pemuaian ... 268
F. Dokumentasi Penelitian ... 269
F.1 Surat Izin Penelitian ... 270
F.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Kegiatan Penelitian ... 271
F.3 Agenda Penelitian ... 272
iv
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENERAPAN PEMBELAJARAN SAVIR
(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL, DAN REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF
DAN MEMPERTAHANANKAN RETENSI SISWA SMA
Dina Rahmi Darman, NIM. 1201344, Pembimbing Pertama: Dr. Dadi Rusdiana, M.Si., Pembimbing Kedua: Dr. Andhy Setiawan, M.Si,
Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Lanjutan Sekolah Pascasarjana UPI Bandung Tahun 2014
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan daya tahan retensi siswa pada materi ajar kalor, antara kelas yang menerapkan pembelajaran SAVIR dan kelas yang menerapkan pembelajaran SAVI. Penelitian ini juga melihat bagaimana keterlaksanaan kedua pembelajaran SAVIR dan SAVI. Penelitian ini menggunakan desain penelitian the
static group pretest - posttest design dengan pemberian posttest sebanyak tiga kali
dalam selang waktu antara posttest beberapa hari. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dua kelas pada kelas X di salah satu SMA Negeri di Kecamatan Payakumbuh, Sumatera Barat dengan jumlah masing-masing 28 dan 25 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada kedua kelas meningkat pada setiap pertemuan dan skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> pada kelas yang menggunakan pembelajaran SAVIR sebesar 0,79, sedangkan skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> pada kelas yang menggunakan pembelajaran SAVI sebesar 0,65. Berdasarkan uji beda rata-rata, pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 0,05) hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran SAVIR secara signifikan lebih meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa dibandingkan pembelajaran SAVI. Selain itu, dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran SAVIR dapat lebih mempertahankan retensi siswa dibandingkan dengan pembelajaran SAVI
v
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu APPLICATION OF LEARNING SAVIR
(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL, AND REPETITION) TO IMPROVE COGNITIVE LEARNING RESULT
AND MAINTAIN SMA STUDENTS’ RETENTION
Dina Rahmi Darman, NIM. 1201344, First Supervisor: Dr. Dadi Rusdiana, M.Si., Second Supervisor: Dr. Andhy Setiawan, M.Si, School
of Physics Education Study Program Advanced Graduate School of UPI Bandung 2014
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine differences of cognitive learning improvement and student retention durability in learning heat between a class that implemented SAVIR learning and a class that implemented SAVI learning. This study also investigated how the progress of learning in SAVIR and SAVI learning. This study was designed by using the static group pretest-posttest design which gave a posttest for three time in interval between posttest for few days. The participants in this study were the tenth grade students in two classes of a senior high schools in Payakumbuh district, West Sumatra which the first class consist of 28 student and the second class consist of 25 student. The results of this study show that there is an improvement in the learning process for every meeting in both class. It was found that class with SAVIR learning got 0.79, while the class with SAVI learning got 0.65 in gain average normalized <g>. Base on different test based on the average, at 95% confidence level (significant 0.05) the findings show that SAVIR learning significantly improve the result of cognitive learning result better than SAVI learning. Beside that, this study also found that the implementation of SAVIR learning mantain students’ retention better than SAVI learning.
vi
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
1 Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
IPA merupakan mata pelajaran yang terkait dengan proses dan cara siswa mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Hal ini sejalan dengan
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 bahwa “Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai dimensi penting kecakapan hidup”.
Fisika merupakan salah satu bagian dari IPA. Beberapa definisi fisika
dikemukakan oleh para ahli seperti dikemukakan Druxes (1986:3) bahwa “Fisika
adalah ilmu- ilmu yang mempelajari tentang kejadian alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara matematis, dan berdasarkan peraturan-peraturan umum”. Sedangkan menurut Gerthsen dalam bukunya yang ditulis oleh Druxes (1986:3), “Fisika adalah suatu teori yang menjelaskan gejala-gejala alam sesederhana-sederhananya dan berusaha menemukan hubungan-hubungan antara kenyataan-kenyataan. Persyaratan dasar untuk pemecahan persoalannya ialah mengamati gejala-gejala tersebut”. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam serta interaksinya dan menerangkan bagaimana gejala-gejala alam tersebut diukur melalui pengamatan dan penyelidikan.
2
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di tingkat SMA menurut Depdiknas (2006: 443), mata pelajaran fisika merupakan sarana:
i) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, ii) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain, iii) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, iv) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif, v) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, maka pembelajaran fisika harus berlangsung sesuai dengan hakikat IPA yang terdiri atas tiga komponen, yaitu sikap, proses, dan produk ilmiah. Sikap dalam hal ini merupakan karakter dan prilaku seseorang yang mempelajari IPA. Proses sains dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan diteliti, sehingga dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah. Produk yang dihasilkan dari IPA dapat berupa teori, prinsip, hukum,azas, dan konsep-konsep. Oleh karena itu, guru juga diharapkan mampu memilih strategi dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan minat, kemampuan serta bisa mengaktifkan siswa di dalam pembelajaran. Disamping itu, guru juga diharapkan dapat memaksimalkan peran sebagai fasilitator siswa di dalam melakukan penyelidikan sehingga tujuan pembelajaran fisika dapat tercapai (Crawford: 2000).
3
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat memberikan informasi bagaimana siswa dapat menyerap, menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama.
Penyimpanan materi yang dipelajari berkaitan erat dengan tercapainya tujuan pembelajaran pada fase pembelajaran. Disamping itu, tujuan pembelajaran fisika dapat tercapai apabila memperhatikan fase-fase dalam tindakan belajar. Menurut Gagne (dalam Winkel 2004: 351), dalam suatu tindakan belajar terdapat fase-fase yang dikaitkan dengan kejadian internal, salah satunya adalah retensi.
Retensi menurut Pranata dan Rose (dalam Kurniawan, 2013) adalah banyaknya pengetahuan yang dipelajari oleh siswa yang dapat disimpan dalam memori jangka panjang dan dapat diungkapkan kembali selang waktu tertentu. Winkel (2004: 503) menyatakan bahwa retensi merupakan tahap penyimpanan materi yang telah dipelajari. Retensi dapat juga diartikan sebagai bertahannya materi yang telah dipelajari di dalam memori.
Matlin (2009: 95) menyatakan bahwa memori membuat kita dapat menyimpan informasi secara aktif sehingga kita dapat menggunakan berbagai ranah kognitif. Oleh karena itu, pembahasan mengenai retensi tidak terbatas pada kemampuan kognitif ranah menghafal (C1) saja, melainkan meliputi semua ranah kognitif. Retensi memiliki pengaruh besar di dalam proses belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa bertahannya hasil belajar ranah kognitif siswa erat kaitannya dengan fase retensi pada proses pembelajaran.
4
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikatakan dan dilakukannya. Hal ini sesuai juga sesuai dengan pendapat DePorter dan Hernacki (2013: 213) bahwa siswa akan mengingat informasi dengan sangat baik jika informasi tersebut disertai asosiasi indera berupa pengalaman dan pengulangan. Pengalaman yang melibatkan penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa atau gerakan umumnya sangat jelas dalam memori.
Mengingat pentingnya penggunaan berbagai indera untuk meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif dan mempertahankan retensi siswa, maka pembelajaran fisika hendaknya dapat menfasilitasi hal ini. Beberapa pembelajaran yang dapat menfasilitasi penggunaan berbagai indera adalah pembelajaran SAVI (Somatis, Auditory, Visual, dan Intellectual), AIR (Auditory, Intellectual, dan
Repetition), dan VAK (Visual, Auditiry, dan Kinestetic).
Pembelajaran SAVI merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan ketiga gaya belajar disertai dengan aktivitas Intellectual. Pembelajaran ini diperkenalkan pertama kali oleh Dave Meier. Meier (2002: 90) mengemukakan
“Belajar Berdasar-Aktivitas (BBA) berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dan memanfaatkan indera siswa sebanyak mungkin, dan membuat seluruh
tubuh atau pikiran terlibat dalam proses belajar”.
Unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran SAVI menurut Meier (2002: 91) adalah belajar secara somatic, auditory, visual dan intellectual. Belajar bisa optimal apabila keempat unsur SAVI tersebut ada dalam pembelajaran. Belajar
somatic artinya siswa menggunakan organ tubuh gerak dalam belajarnya, hal ini
sesuai dengan karakteristik IPA bahwa belajar merupakan proses penemuan. Belajar auditory artinya siswa menggunakan organ tubuh pendengaran dalam belajar berbicara dan mendengar. Auditory sangat berpengaruh terhadap kegiatan siswa di dalam kegiatan penemuan. Belajar visual artinya siswa belajar mengamati dan menggambarkan apa saja yang mereka temukan. Belajar
intellectual artinya siswa menggunakan organ tubuh otak dalam berpikir untuk
memecahkan masalah.
5
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar dengan melibatkan semua dimensi dari koneksi otak, pikiran, dan tubuh (Barbara: 2011). Jadi, pembelajaran fisika menggunakan pembelajaran SAVI diharapkan dapat melatih kemampuan berfikir sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif siswa.
Terdapat banyak keunggulan pembelajaran SAVI yaitu memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan berbicara siswa seperti hasil penelitian Kurniawati (2013: 453). Pembelajaran SAVI juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Nurchasanah: 2011). Selanjutnya pembelajaran SAVI mampu meningkatkan prestasi dan motivasi belajar mahasiswa pada matakuliah Ilmu Fisika Bumi Antariksa pokok bahasan bumi (Purwanto: 2010). Pembelajaran SAVI juga bisa meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa (Charir: 2010). Penelitian terhadap pemahaman konsep dan minat belajar siswa dilakukan oleh Dewi (2011) pada tahun ajaran 2010/2011. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa minat belajar dan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas VIIIB SMP Negeri 3 Depok meningkat secara signifikan. Nugraheni (2013) menemukan bahwa pembelajaran SAVI dapat menfasilitasi gaya belajar siswa sehingga meningkatkan hasil belajar pada topik pertahanan tubuh. Hasil penelitian Roikhatullaely (2013: 7) menyatakan bahwa siswa dengan pembelajaran SAVI pada pembelajaran kimia materi redoks secara langsung dapat meningkatkan semangat belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa juga meningkat.
Pembelajaran yang menfasilitasi pemanfaatan berbagai indera yang kedua adalah pembelajaran AIR. Pembelajaran AIR adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar siswa, dimana siswa secara aktif membangun sendiri pengetahuannya secara pribadi maupun kelas, dengan cara mengintegrasikan ketiga dimensi berupa auditory, intellectual, dan
repetition. Pada pembelajaran AIR tidak terdapat unsur melihat dan berbuat tetapi
memiliki dimensi penting yang tidak terdapat pada SAVI yaitu repetition.
6
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan secara berulang-ulang kepada siswa akan memberikan bekas yang lebih dalam pada ingatan. Informasi yang maksudnya sama tetapi jika diberikan dengan cara yang berbeda, maka dapat membuat peningkatan pada hasil belajar ranah kognitif siswa (depdiknas, 2008: 10). Pengulangan dapat dilakukan dengan cara siswa diberi penekanan pada konsep-konsep penting pada tahap penyampaian dan dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.
Penelitian menggunakan pembelajaran AIR dilakukan oleh berbagai pihak.
Muhtarom dan Nursa’ban (2012) menggunakan pendekatan AIR untuk melihat peningkatan hasil belajar dan kreativitas pada pembelajaran geografi kelas XB MA Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta. Penelitian ini memberikan hasil peningkatan pada kreativitas dan hasil belajar siswa. Disamping itu, siswa dapat menyimak, berfikir, berbagi dalam kelas, serta mengulas materi secara menyenangkan sehingga memberikan kesempatan untuk mengasah kemampuan sendiri, bertanggung jawab, dan adanya kepercayaan terhadap diri sendiri.
Penelitian penggunaan pendekatan AIR terhadap pemahaman konsep dan motivasi siswa dilakukan oleh Mustaqimah (2012) dengan setting pendekatan pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) pada pembelajaran matematika siswa kelas VIII. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman konsep dan motivasi siswa meningkat secara signifikan. Farich (2013) melakukan penelitian terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi pada materi pokok plantae. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pembelajaran AIR dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang menfasilitasi pemanfaatan berbagai indera yang ketiga adalah pembelajaran VAK Pembelajaran VAK adalah pendekatan pembelajaran yang mengkombinasikan ketiga gaya belajar yaitu visual, auditory, dan kinestetik. Pembelajaran VAK memiliki unsur yang sama dengan pendekatan pembelajaran SAVI yaitu melihat, mendengar, dan berbuat. Bedanya pembelajaran VAK tidak memiliki unsur intellectual seperti halnya SAVI.
7
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran. Unsur-unsur pembelajaran SAVI dan AIR tersebut dapat dipadukan menjadi SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual dan Repetition). Pembelajaran SAVIR diharapkan akan mengubah pembelajaran biasa menjadi pembelajaran interaktif dengan melibatkan semua indera siswa. Disamping itu, fase repetition pada pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan mempertahankan retensi siswa di dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di dalam pembelajaran fisika tentang “Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, dan Repetition) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Mempertahankan Retensi Siswa SMA”.
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana hasil belajar ranah kognitif dan daya tahan retensi siswa yang diterapkan pembelajaran SAVIR dan siswa yang diterapkan pembelajaran SAVI ?”
Untuk memperjelas perumusan masalah, maka perumusan masalah di atas diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar ranah kognitif fisika siswa yang mendapatkan pembelajaran SAVIR dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran SAVI?
2. Bagaimana gambaran daya tahan retensi siswa yang mendapatkan pembelajaran SAVIR dan siswa yang mendapat pembelajaran SAVI?
C. Batasan Masalah
8
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ditinjau dimensi pengetahuan faktual (K1) dan dimensi pengetahuan konseptual (K2). Pada ranah kognitif C4 ditinjau dimensi pengetahuan faktual (K1), dimensi pengetahuan konseptual (K2), dimensi pengetahuan prosedural (K3). Peningkatan hasil belajar ranah kognitif diananlisiss berdasarkan skor rata-rata
gain yang dinormalisasi dan perbedaannya dianalisis dengan uji statistik
menggunakan SPSS 16
2. Daya tahan retensi siswa digambarkan dengan grafik fungsi eksponensial berdasarkan nilai posttest 1, 2, dan 3 siswa setelah pembelajaran.
D.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain:
1. Menganalisis perbedaan peningkatan hasil belajar ranah kognitif fisika siswa yang diterapkan pembelajaran SAVIR dibandingkan dengan siswa yang diterapkan pembelajaran SAVI.
2. Menganalisis gambaran daya tahan retensi siswa yang diterapkan pembelajaran SAVIR dan siswa yang diterapkan pembelajaran SAVI.
E.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat :
1. Menjadi bukti empiris tentang potensi pembelajaran SAVIR dan SAVI dalam meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif dan mempertahankan retensi siswa.
2. Memperkaya hasil penelitian terkait penggunaan pembelajaran SAVIR dan SAVI dalam pengembangan pembelajaran fisika.
40
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu (quasi eksperiment) dan deskriptif. Quasi eksperiment memiliki tujuan untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan (Arifin,2011:74). Quasi eksperiment merupakan metode penelitian yang sangat direkomendasikan untuk penelitian dalam bidang pendidikan (Randler and Bogner, 2008: 101). Metode deskriptif yang digunakan adalah analisis kegiatan yang diarahkan untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan (Sukmadinata, 2012: 81). Pada penelitian ini analisis kegiatan yang dilakukan berupa keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Penelitian ini mencakup domain penelitian pendidikan menurut Duit (2007:8) yaitu penelitian konten sains berupa hasil belajar ranah kognitif dan penelitian tentang mengajar dan belajar di dalam pembelajaran fisika.
Desain Eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah The Static Group
Pretest-Posttest Design (Sukmadinata, 2012:209). Dalam desain penelitian ini
terdapat dua kelas yang diberikan perlakuan yang berbeda dalam rumpun yang sejenis (Sukmadinata, 2012: 209). Dua kelas yang diberi perlakuan yakni kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yang dipilih secara acak. Kemudian pada kedua kelas eksperimen diobservasi keterlaksanaan perlakuan dan dilihat tanggapan guru dan siswa yang terlibat dalam kedua kelas eksperimen. Pola desain penelitian ini secara umum dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Desain penelitian the static group pretest - posttest design Kelas Pretest Treatment Pengukuran
Treatment
Posttest
Eksperimen I T1 X1 O1 , S1 T2.1, T2.2, T2.3
Eksperimen II T1 X2 O2, S2 T2.1, T2.2, T2.3
41
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan: T1 = pretest untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa X1 = treatment berupa penerapan pembelajaran SAVIR
X2 = treatment berupa penerapan pembelajaran SAVI
O1 = keterlaksanaan treatment berupa penerapan pembelajaran SAVIR O2 = keterlaksanaan treatment berupa penerapan pembelajaran SAVI S1 = skala sikap guru dan siswa terhadap pembelajaran SAVIR S2 = skala sikap guru dan siswa terhadap pembelajaran SAVI T2.1 = posttest pertama hasil belajar ranah kognitif siswa. T2.2 = posttest kedua hasil belajar ranah kognitif siswa. T2.3 = posttest ketiga hasil belajar ranah kognitif siswa.
Pada pola desain penelitian diatas terlihat bahwa pada mulanya kedua kelas diberi tes awal. Setelah itu, kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda dan diakhiri dengan pemberian tes. Hasil tes kedua kelas tersebut dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat sejauh mana pengaruh pembelajaran SAVIR dan SAVI terhadap hasil belajar ranah kognitif. Posttest kedua dilakukan beberapa hari setelah posttest pertama dan posttest ketiga dilakukan beberapa hari setelah
posttest kedua. Hasil posttest kedua dan posttest ketiga kedua kelas tersebut
dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat sejauh mana pengaruh pembelajaran SAVIR dan SAVI terhadap retensi siswa.
Instrumen yang diberikan ketika posttest (T2) setara dengan pretest (T1). Instrumen yang digunakan sebagai pretest dan posttest dalam penelitian ini merupakan instrumen untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa yang telah di-judge dan diujicobakan terlebih dahulu. Pada penelitian ini diasumsikan siswa tidak mendapatkan pembelajaran dari luar. Jadi tidak ada pengaruh lain selain pembelajaran SAVIR atau pembelajaran SAVI
B.Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah semua siswa kelas X pada salah satu SMA di Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota. Dari sejumlah kelas ditentukan dua kelas sebagai sampel penelitian menggunakan teknik sampling
42
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cluster random sampling yaitu suatu metode atau teknik pengambilan sampel
dengan random atau tanpa pandang bulu dari seluruh kelas (Arikunto, 2006: 134). Teknik yang digunakan adalah teknik undian untuk menentukan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Satu kelas terpilih akan dijadikan sebagai kelas eksperimen I yaitu kelas yang diterapkan pembelajaran SAVIR dan satu kelas lainnya sebagai kelas eksperimen II yang diterapkan pembelajaran SAVI.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan pembelajaran SAVIR dan SAVI, hasil belajar ranah kognitif, dan retensi siswa.
D. Definisi Operasional
Untuk memberikan konsep yang sama dalam upaya menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikut :
1. Keterlaksanaan pembelajaran merupakan gambaran sejauh mana rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun dapat terlaksana di dalam pembelajaran SAVI dan SAVIR yang dilakukan. Keterlaksanaan pembelajaran SAVI dan SAVIR dianalisis berdasarkan lembar observasi pembelajaran yang dinilai oleh observer, dan dilengkapi dengan tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran.
Pembelajaran SAVI adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. SAVI memiliki empat unsur yaitu: somatic yang bermakna belajar dengan berbuat; auditory yang bermakna belajar dengan berbicara dan mendengarkan;
visual yang bermakna belajar dengan mengamati dan menggambarkan; serta
intellectual yang bermakna belajar dengan berpikir dan merenung. Dengan
demikian, belajar bisa terjadi secara optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam proses pembelajaran, yaitu menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas
intellectual dan penggunaan semua inderanya.
43
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang menekankan siswa aktif membangun konsep dengan mengintegrasikan ketiga dimensi belajar. Pembelajaran SAVIR memiliki lima unsur yaitu: somatic, auditory, visual, intellectual, dan repetition. Repetition merupakan pengulangan informasi yang bervariatif sehingga siswa lebih memahami dan mengingat informasi di dalam pembelajaran.
2. Hasil belajar pada ranah kognitif merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pembelajaran. Hasil belajar ranah kognitif siswa dalam penelitian ini hanya ditinjau empat ranah kognitif yaitu C1 , C2 ,C3 ,dan C4 karena disesuaikan dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) serta disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pada ranah kognitif C1 ditinjau dimensi pengetahuan konseptual (K2). Pada ranah kognitif C2 ditinjau dimensi pengetahuan faktual (K1), dimensi pengetahuan konseptual (K2), dimensi pengetahuan prosedural (K3). Pada ranah kognitif C3 ditinjau dimensi pengetahuan faktual (K1) dan dimensi pengetahuan konseptual (K2). Pada ranah kognitif C4 ditinjau dimensi pengetahuan faktual (K1), dimensi pengetahuan konseptual (K2), dimensi pengetahuan prosedural (K3). Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes tertulis dalam bentuk uraian yang dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
3. Retensi adalah banyaknya pengetahuan yang dipelajari oleh siswa yang dapat disimpan dalam memori jangka panjang dan dapat diungkapkan kembali selang waktu tertentu. Retensi dapat juga diartikan sebagai bertahannya materi yang telah dipelajari di dalam ingatan. Daya tahan retensi siswa diukur dengan melihat persentase perbandingan tes akhir dan tes awal pada selang waktu tertentu.
E. Intrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini nstrumen-instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Instrumen Tes
44
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelas (Riduwan, 2010: 105). Tes ini dibuat untuk menguji hasil belajar ranah kognitif siswa terhadap materi kalor. Tes dilakukan sebanyak dua kali sebelum dan sesudah pembelajaran. Butir soal tes disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator pembelajaran yang disesuaikan dengan indikator ranah kognitif.
b.Tes Retensi Siswa
Tes retensi menggunakan instrumen yang setara atau identik dengan instrumen hasil belajar ranah kognitif. Untuk tes awal dan tes akhir digunakan instrumen tersebut berdasarkan anggapan bahwa ketahanan retensi siswa benar-benar dapat dilihat dan diukur dengan soal yang sama (Kurniawan: 2013).
2. Instrumen Non Tes
a. Skala Sikap Tanggapan Siswa dan Guru Terhadap Pembelajaran
Skala sikap adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai permintaan pengguna (Riduwan, 2010: 99). Skala sikap tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan pembelajaran SAVIR dan SAVI di dalam pembelajaran fisika pada materi kalor.
b. Lembar Observasi Pembelajaran
Lembar observasi digunakan umtuk mengamati sejauh mana tahapan pembelajaran SAVIR dan SAVI yang telah direncanakan terlaksana dalam proses belajar dan pedoman untuk melakukan observasi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan menggunakan daftar cek. Format observasi diisi oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung. Format observasi berisi tahapan-tahapan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada lampiran C.
45
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk soal uraian untuk tes hasil belajar ranah kognitif dan daya tahan retensi siswa. Soal-soal dibuat oleh peneliti dan didiskusikan dengan dosen pembimbing menyangkut validasi isi, kontruksi dan kejelasan bahasa agar lebih mudah dipahami. Sebelum tes ini digunakan sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu diminta pertimbangan (judgment) kepada tim ahli yang merupakan dosen-dosen ahli pada jurusan fisika.
Setelah diperoleh instrumen yang valid menurut dosen ahli, kemudian instrumen tes hasil belajar ranah kognitif diuji cobakan pada siswa. Uji coba ini dilakukan kepada siswa yang memiliki kesamaan karakter dengan siswa yang menjadi sampel penelitian.
Uji coba instrumen dilakukan sebanyak dua kali. Ujicoba pertama dilakukan pada siswa kelas XII pada sekolah yang sama dengan tempat penelitian. Sebelum ujicoba soal dilakukan, guru fisika pada sekolah menerangkan lagi materi kalor pada siswa untuk mengingatkan kembali mereka pada materi tersebut. Data hasil uji coba kemudian dianalisis meliputi uji daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas soal. Dari hasil ujicoba diperoleh hasil yang kurang menggembirakan. Hal ini disebabkan oleh kurang seriusnya siswa soal pada pelaksanaan ujcoba. Sehingga data hasil ujicoba pertama tidak digunakan untuk analisis instrumen dalam penelitian.
Ujicoba kedua dilaksanakan pada siswa kelas X SMA yang telah belajar materi kalor dan mereka baru selesai ujian. Ujicoba soal menggunakan 2 macam soal setara untuk menganalisis tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas soal. Data hasil uji coba kemudian dianalisis yang meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Sehingga diperoleh instrumen tes yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Analisis instrumen penelitian yang dilakukan secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Validitas Soal
46
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
validitas isi dengan cara meminta pertimbangan dari ahli (judgement). Hal ini dilakukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Peneliti meminta pendapat dari ahli mengenai instrumen yang telah dibuat dan para ahli dapat memberikan pendapat berupa instrumen sudah tepat, ada yang perlu diperbaiki, atau semua harus diperbaiki.
Instrumen tes kemampuan kognitif di-judge oleh empat dosen ahli. Dari pertimbangan empat dosen ahli tersebut, diperoleh berbagai masukan mengenai redaksi, isi, dan konstruk. Berdasarkan masukan tersebut, dilakukan perbaikan pada instrumen sebanyak dua kali pada dosen ahli pertama, satu kali pada dosen ahli kedua, ketiga, dan keempat. Setelah perbaikan instrumen selesai dan disetujui dosen ahli, diperoleh kesimpulan bahwa dari 35 buah soal, seluruhnya sudah memenuhi validitas isi dan validitas konstruk sehingga dapat digunakan untuk keperluan penelitian. Sampel hasil validasi dapat dilihat pada lampiran B dan proses analisis terhadap instrumen menggunakan Microsoft Office Exel 2007. b.Reliabilitas Tes
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan secara eksternal dengan menggunakan dua instrumen yang ekuivalen. Instrumen dengan cara ini dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen cukup sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden sama, waktu sama, instrumen berbeda. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya berbeda dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data suatu instrumen dengan data instrumen yang dijadikan ekuivalen. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2013: 358).
47
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan: rXY = koefisien korelasi tes antara X dan Y X = skor rata-rata tes paket A
Y = skor rata-rata tes paket B N = jumlah subyek
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolok ukur yang ditetapkan J.P. Guilford (Suherman, 2003: 139) ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 hasil uji coba dua paket soal untuk melihat reliabilitas instrumen menggunakan
Microsoft Office Exel 2007. Perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat pada
lampiran B. Dari hasil analisis jawaban siswa diperoleh nilai reliabilitas instrumen tes hasil belajar ranah kognitif sebesar 0,978 berada pada kategori sangat tinggi. semakin besar pula bilangan indeksnya dan menunjukkan soal yang semakin mudah (Arikunto, 2009: 208). Untuk soal bentuk pilihan ganda dan soal uraian dapat dihitung dengan persamaan (3.2)
JS B
48
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan: P = indeks kemudahan
B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kategori untuk tingkat kemudahan soal dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3
Proses analisis tingkat kemudahan instrumen menggunakan Microsoft Office
Exel 2007. Contoh perhitungan tingkat kemudahan soal dapat dilihat pada
lampiran B. Hasil perhitungan tingkat kemudahan soal terdapat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4
Hasil perhitungan tingkat kemudahan tes hasil belajar ranah kognitif No
Soal
Tingkat Kemudahan Kriteria No Soal Tingkat Kemudahan Kriteria
49
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebanyak 6 buah soal atau 51,43 % berada pada kategori sukar, 11 soal atau 31,42% berada pada kategori sedang, dan 18 soal atau 17,14% berada pada kategori mudah.
d.Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang sudah menguasai materi dengan siswa yang belum menguasai materi berdasarkan kriteria tertentu. Atau bisa dikatakan sebagai kemampuan soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Daya beda dihitung dengan membagi siswa menjadi dua kelas yaitu kelas atas untuk siswa yang pandai dan kelas bawah untuk siswa yang berkemampuan rendah. Jika jumlah siswa lebih dari 30 maka pembagiannya 27% untuk kelas atas dan 27% untuk kelas bawah. Jika jumlah siswa 30 atau lebih kurang dari 30, maka pembagiannya 50% untuk kelas atas dan 50% untuk kelas bawah (Suherman, 2003). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D (Arikunto 2009: 211). Untuk menentukan D soal uraian digunakan persamaan (3.3)
JB = banyak peserta kelas bawah
BA= banyak kelas atas yang menjawab benar BB= banyak kelas bawah yang menjawab benar PA= proporsi kelas atas yang menjawab benar PB= proporsi kelas bawah yang menjawab benar
Kategori daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3.5 Tabel 3.5
Interpretasi daya pembeda butir soal
Nilai DP Kategori
50
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2009: 218)
Proses analisis daya pembeda soal menggunakan Microsoft Office Exel 2007. Contoh perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran B. Hasil perhitungan daya beda soal secara rinci terdapat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Hasil perhitungan pembeda soal tes hasil belajar ranah kognitif No
Soal
Daya Pembeda Kriteria No Soal memiliki daya pembeda yang berbeda. Dari 35 soal yang diujicobakan sebanyak 12 soal atau 34,29% berada pada kategori jelek, 13 soal atau 37,14% berada pada kategori cukup, 9 soal atau 25,71% berada pada kategori baik, dan 1 soal atau 2,86 % berada pada kategori baik sekali.
Dari hasil analisis daya pembeda, tingkat kemudahan dan reliabilitas soal diatas, dapat ditentukan soal yang layak dan yang tidak layak digunakan dalam
0.21 – 0.40 Cukup (satisfactory) 0.41 – 0.70 Baik (good)
51
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian. Soal yang tingkat kemudahannya berada pada kriteria sukar dan daya bedanya berada pada kriteria jelek tidak dipakai pada penelitian. Begitu juga dengan soal yang tingkat kemudahannya berada pada kriteria sedang dan daya bedanya berada pada kriteria jelek, juga tidak dipakai pada penelitian. Agar lebih jelas rekapitulasi hasil analisis butir soal yang dipakai dan yang tidak dipakai di dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
52
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Kategori : Sangat Tinggi
Berdasarkan data pada Tabel 3.7 terlihat bahwa dari 35 soal yang diujicobakan, 23 soal dipakai karena layak digunakan pada penelitian dan 12 soal tidak dipakai karena tidak layak digunakan pada penelitian. Sehingga instrumen tes hasil belajar ranah kognitif terdiri dari 23 soal yang memiliki reliabilitas tinggi dan komposisinya dapat dilihat pada Tabel 3.8
Tabel 3.8
Komposisi instrumen tes hasil belajar ranah kognitif Dimensi Proses
Instrumen non tes yang digunakan berupa lembar observasi pembelajaran dan angket skala sikap guru dan siswa.
a. Lembar Obsevasi Pembelajaran
Lembar observasi pembelajaran dikembangkan dari RPP yang telah disusun untuk kedua kelas eksperimen. Sebelum dijadikan panduan untuk membuat lembar observasi pembelajaran, RPP terlebih dahulu didiskusikan dengan dosen pembimbing. Lembar observasi pembelajaran berupa check list yang terdiri dari aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pada awalnya lembar observasi hanya berupa
check list terlaksana atau tidak. Kemudian lembar observasi tersebut direvisi
53
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Skala Sikap Guru dan Siswa
Skala sikap guru dan siswa memberikan gambaran tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran SAVIR dan SAVI. Pada tahap awal, disusun indikator skala sikap untuk mempermudah pengembangan pernyataan sikap guru dan siswa. Berdasarkan indikator skala sikap tersebut disusun pernyataan yang menggambarkan tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran SAVIR dan SAVI dalam meningkatkan hasil belajar dan mempertahankan retensi siswa. Penyusunan pernyataan pada skala sikap guru dan siswa didiskusikan dengan dosen pembimbing baik itu pemilihan kata maupun susunan kalimatnya.
G.Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi nilai hasil belajar ranah kognitif siswa, daya tahan retensi siswa, data observasi keterlaksanaan pembelajaran SAVIR dan SAVI, data respon siswa dan guru terhadap pembelajaran SAVIR dan SAVI. 1. Data hasil belajar ranah kognitif diperoleh melalui tes tertulis bentuk uraian
yang dikembangkan dari indikator.
2. Data daya tahan retensi siswa diperoleh melalui tes tertulis dengan instrumen yang setara dengan tes hasil belajar ranah kognitif.
3. Data observasi keterlaksanaan pendekatan pembelajaran
Lembar observasi dibuat bertujuan sebagai pedoman untuk melakukan observasi aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamat memberikan check list untuk memastikan keterlaksanaan setiap kegiatan pembelajaran.
4. Data tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran SAVIR dan SAVI Teknik yang digunakan untuk memperoleh data tanggapan guru dan siswa terhadap pendekatan pembelajaran SAVIR dan SAVI dilakukan dengan skala sikap secara kualitatif
H.Prosedur dan Alur Penelitian
54
Dina Rahmi Darman, 2014
Penerapan Pembelajaran SAVIR (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual, Dan Repetition) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Mempertahanankan Retensi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tahap pendahuluan
Pendahuluan meliputi survey lapangan, studi literatur dan studi kurikulum.. Survey lapangan meliputi kondisi siswa, hasil belajar siswa, kondisi pembelajaran fisika, dan permasalahan pembelajaran fisika yang terdapat di lapangan. Studi literatur meliputi kajian teori tentang metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran, serta hasil belajar ranah kognitif dan retensi siswa. Studi kurikulum mengenai materi ajar yang dijadikan penelitian untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.
2.Tahap perencanaan dan penyusunan instrumen
Perencanaan dan penyusunan instrumen meliputi, penentuan sampel, penyusunan RPP, membuat kisi-kisi instrumen, uji coba instrumen, analisis soal hasil uji coba dan menyusun instrumen tes. Setelah semua instrumen selesai dibuat, maka selanjutnya dilakukan uji coba. Hasil uji coba terhadap instrumen tersebut dianalisis dan dijadikan pijakan untuk perbaikan instrumen penelitian yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan.
3. Tahap pelaksanaan
Setelah semua instrumen selesai direvisi berdasarkan hasil uji coba, maka dilakukan tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan meliputi, pelaksanaan pretestt baik di kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen II, implementasi pembelajaran SAVIR pada materi kalor dikelas eksperimen I dan implementasi pembelajaran SAVI dikelas eksperimen II, setelah perlakuan dilaksanakan
posttest pertama baik di kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II untuk
melihat hasil belajar ranah kognitif siswa. Kemudian untuk melihat sejauh mana pengaruh pembelajaran SAVIR dan SAVI terhadap retensi siswa dilakukan
posttest kedua dan posttest ketiga. Posttest kedua dilakukan beberapa hari setelah
posttest pertama dan posttest ketiga dilakukan beberapa hari setelah posttest
kedua. Hasil posttest pada kedua kelas tersebut dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat hasil belajar ranah kognitif dan daya tahan retensi siswa.
4. Tahap pengolahan data dan pelaporan
Tahap pengolahan data dan pelaporan meliputi pengolahan data pretest dan