MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM
( penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B TK. Karisma. Kec. Caringin Kab. Garut Tahun Ajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada program studi pendidikan Guru Pendidik Anak Usia Dini FIP
Universitas Pendidikan Indonesia
oleh
DETI
NIM 1009375
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USI DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM
( penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B TK. Karisma. Kec. Caringin Kab. Garut Tahun Ajaran 2013-2014)
Oleh
Deti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
©Deti
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagiannya,
LEMBAR PENGESAHAN
YOYOH ROHAYATI
NIM 1009382
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI
MELALUI KEGIATAN BERJALAN DIATAS PAPAN TITIAN
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B TK AL-Hidayah Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2013/2014)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Rudiyanto, S.Pd, M.Si NIP:197406171999031003
Pembimbing II,
Dr. Mubiar Agustin, M.Pd NIP:197708282003121002
Mengetahui
Ketua Program Studi PGPAUD
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas pendidikan Indonesia
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM
(Penelitian Tindakan Kelas di TK KHARISMA Tahun Pelajaran 2013/2014)
ABSTRAK
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan menganyam di TK Kharisma belum berkembang. Dalam proses pembelajaran anak kurang termotivasi dan banyak anak yang tidak memperhatikan karena masih kurang adanya keinginan untuk bisa. Hal ini disebabkan oleh faktor proses pembelajaran yang tidak relevan dan tidak menarik bagi anak, karena guru belum menggunakan metode pembelajaran dan media yang cocok, dalam pelaksanaaanya cenderung secara klasikal juga masih berpusat pada guru, tanpa melibatkan anak secara aktif dan tanpa memperhatikan kemampuan dasar siswa yang dimilikinya baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Akibatnya, anak kurang aktif dan hasilnyapun kurang memuaskan.
Hasil Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kreatifitas anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam pada anak. Media yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah kertas warna, ini merupakan relevansi dari peneliti sebelumnya, dalam meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak dengan menggunakan kertas Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media menggunakan kertas berwarna dan metode deskripsi kualitatif kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan baik proses pembelajaran maupun perolehan hasil belajar.
Sebagai implementasinya, dilakukan penelitian tindakan kelas pada proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan media kertas berwarna. Teknik penyimpulan data penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, lembar observasi, lembar evaluasi dan foto. Data yang diperoleh, dianalisis dan direfleksi dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar anak yang sebagian besar anak mencapai nilai Baik.
Kata Kunci : meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan
FINE MOTOR SKILLS IMPROVE EARLY AGE CHILDREN ACTIVITY THROUGH WEAVING
(Classroom Action Research in kindergarten KHARISMA Academic Year 2013/2014)
BY DETI , NIM 1009375
ABSTRACT
Issues raised in this research is to improve fine motor skills early childhood through weaving activities in kindergarten Kharisma undeveloped . In the learning process less motivated children and many children do not pay attention because they lack the desire to be . It is caused by factors that are not relevant to the learning process and are not attractive to children , because teachers have not been using learning methods and media are matched , the classically inclined pelaksanaaanya is still centered on the teacher , without actively involving children , and without regard to the basic skills of students both in terms of its knowledge , attitudes and skills . As a result , children are less active and the results are less satisfactory
Research was conducted to improve children's creativity in improving fine motor skills in children weaving activities . Media were applied in this study is the color of paper , it is the relevance of previous researchers , to improve fine motor skills in children with the use of paper after implementing the learning by using media using colored paper and a qualitative description of the method of fine motor skills a child has increased both the learning process and acquisition of learning outcomes .
For its implementation , conducted action research in the learning process carried out in two cycles using the medium of colored paper . Research data inference techniques implemented using observation , interview, field notes , observation sheets , evaluation sheets and cameras . The data obtained , analyzed and reflected by a qualitative description of the method . The results of this study showed an increase in student learning activities that can be seen from the increase in children's learning outcomes that most children achieve good grades .
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR...i
UCAPAN TERIMA KASIH...ii
ABSTRAK...iv
DAFTAR ISI...v
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR GAMBAR...viii
DAFTAR LAMPIRAN...ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Identifikasi Masalah Penelitian...5
C. Rumusan Masalah Penelitian...5
D. Tujuan Penelitian...6
E. Manfaat Penelitian ...6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Konsep Kemampuan Motorik Halus Anak...7
B.Konsep Kegiatan Menganyam...7
C. Pembahasan Tentang Perkembangan Motorik Halus ………12
BAB III METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek …….....16
B. Desain Penelitian...16
C. Pendekatan dan Metode ...18
D. Subjek Penelitian …...19
E. Operasional Variabel...19
F. Instrumen Penelitian ……...20
G. Langkah-langkah Penelitian ...21
H. Teknik Pengumpulan Data ……….21
I. Teknik Pengolahan Data ………..22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA A. Hasil Penelitian...24
1. Profil Sekolah...24
2. Deskripsi Hasil Penelitian...25
a. Deskripsi pra siklus...31
b. Deskripsi Siklus I...34
c. Deskripsi Siklus II...39
B. Pembahasan Hasil Penelitian...39
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDAS A .Kesimpulan...49
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-kisi Istrumen...19
4.1 Tema-tema Dalam pembelajaran...26
4.2 Daftar nama guru TK Kharisma ...28
4.3 Jumlah siswa TK.Kharisma...29
4.4 Data Anak Kelompok B TK Kharisma ...31
4.5 Hasil Observasi Anak Prasiklus ...32
4.6 Hasil Obserpasi Siklus I ...36
4.7 Temuan Siklus I Rencana Perbaikan Tindakan Siklus ...40
4.8 Hasil Observasi Siklus II ...42
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Siklus Kemmis dan Mc Taggart ……….17
4.1 Hasil Observasi Kemampuan Motorik Halus anak melalui kegiatan Menganyam PraSiklus...33
4.2 Observasi Awal kemampuan motorik halus kegiatan menganyam ...34
4.3 Hasil Observasi Perkembangan anak Siklus I...37
4.4 Observasi Siklus I Kemampuan Motorik Halus kegiatan menganyam...38
4.5 Hasil Observasi Perkembangan Anak pada Siklus II...42
4.6 Observasi Siklus II Kemampuan Motorik Halus kegiatan menganyam...43
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Agar dilakukan
melalui perkembangan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Pendidikan di Taman kanak – kanak (TK) di laksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar, atau belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif
agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam proses belajar
mengajar.Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan
pendidikan DiTaman Kanak-Kanak adalah membantu mengembangkan berbagai
potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai – nilai agama, sosial
emosional, kognitif, bahasa, fisik /motorik, kemandirian, dan seni untuk memasuki
pendidikan dasar.
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang-ulang
semata- mata demi kesenangan dan tidak ada tujuan atau sasaran akhir yang ingin
dicapai. Jadi, khususnya pada anak usia Balita, apapun kegiatan yang dilakukan,
selama membuat anak merasa senang, dapat dikategorikan sebagai bermain. Bermain
merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan karena itu akan lebih mudah bagi
anak untuk menyerap berbagai informasi baru yang ia tanggapi dengan sikap positif
dan tanpa paksaan. Menurut Piaget (Tedjasaputra, 2003), kegiatan bermain yang
sesungguhnya baru dimulai pada usia sekitar 3 atau 4 bulan. Sebelum usia tersebut,
gerakan atau kegiatan yang dilakukan oleh bayi masih banyak mengandalkan pada
reflex sehingga belum dapat dikategorikan kegiatan bermain. 2. Tahap bermain
simbolik (antara usia 18 bulan – sekitar 17 bulan) Bermain simbolik sering juga
2
simbolik adalah kegiatan bermain yang ditandai oleh kemampuan anak untuk
mempresentasikan pengalaman actual atau khayalannya melalui penggunaan
beberapa objek, gerakan, dan bahasa (Yawkey & Pellegrini, dalam Tedjasaputra,
2002) 3. Tahap bermain sosial (sekitar 8 tahun-11 tahun) Kegiatan bermain sosial
adalah kegiatan bermain yang melibatkan dua anak atau lebih dan didalam
kegiatannya akan melibatkan aturan permainan.
Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur perkembangan dan
pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan
syaraf dan otot. Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan
motorik halus. Motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar
atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri. Widodo (2008) Perkembangan motorik adalah gerakan yang
menggunakan otot- otot halus yang berkoordinasi dengan otot- otot dalam
melakukan sesuatu kegiatan. Motorik Halus adalah gerakan yang menggunakan
otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan
dan berlatih. Misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan,mencorat-coret,
menyusun balok, mengunting, menulis dan sebagainya. Maka kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik
sangat dipengaruhi oleh organ otak. Lewat bermainan terjadi stimulasi pertumbuhan
otot- ototnya ketika anak melompat, melempar atau berlari. Selain itu anak bermain
dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan dan pikiranya.
Untuk meningkatkan perkembangan motorik halus terutama dilihat dari
kemampuan fisik /motorik anak dalam mengontrol gerak tubuh dan koordinasi,
serta keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang
pertumbuhan jasmani yang kuat dan terampil. Melakukan aktivitas fisik secara
terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan
kelincahan, dan melatih keberanian. Mengekpresikan diri dan berkreasi dengan
berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media /bahan menjadi
3
berbagai metode pembelajaran. Metode yag paling tepat yaitu harus di sesuaikan
melainkan dengan menggunakan metode demostrasi terutama harus betul–betul di
utamakan dengan kesabaran membimbing anak dengan telaten, karena keterampilan
mengayam lebih di utamakan pada kemampuan motorik halus.
Sebagai hasil observasi langsung dalam pembelajaran menganyam di TK
Karisma kelompok B, masih ada ketelambatan dalam keterampilan motorik halusnya
terutama dalam mengayam yang di tandai dengan kurang terampilnya siswa dalam
perkembangan kreativitas anak- anak masih belum terampil dengan menunjukan dan
masih perlu berlatih,karena anak – anak kurang merespon masih perlu latihan dan
bimbingan terutama guru dalam pembelajaran motorik halus.Keterlambatan anak
dalam pembelajaran mengayam dapat memotivasai guru untuk menumbuh
kembangkan harus lebih di tingkatkan ketelatenan kejelian mengulang, mempalajari
kurang disiplinan dalam mengikuti pembelajaran mengayam, terutama dalam motorik
halus. Untuk menumbuh mengembangkan anak TK, dapat menggunakan berbagai
metode pembelajaran yang Pariatif. Metode yang paling tepat yaitu harus di
sesuaikan dengan menggunakan media kertas terutama harus betul–betul di
utamakan dengan kesabaran membimbing anak dengan telaten, karena keterampilan
mengayam lebih di utamakan pada kemampuan terampil, dan kreatif kreativitas pada
motorik halusnya. Prinsip-prinsip Perkembangan Fisiologis Anak Usia Taman
Kanak-kanak, metode kegaiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik yang
perlu dikembangkan anak seperti untuk kegaitan motorik halus anak dapat diberikan
aktivitas menggambar, melipat, membentuk, meronce dan sebagainya.Berikut ini
perencanaan pengembangan motorik anak, dimana guru merencanakan bentuk
evaluasi untuk pengembangan motorik halus anak. Tujuan kegiatan adalah untuk
mengembangkan kemampuan motorik halus anak TK Karisma dengan menganyam.
Dari kegiatan ini anak berlatih menggerakkan pergelangan tangan saat memegang
kertas dan juga agar anak dapat menyalurkan perasaannya dan menciptakan
4
Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan
motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan
motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik. Seiring dengan kematangan dan
pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi
dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik
adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek. Ketika
anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk
bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi.Maka sebagai guru TK. Karisma
melakukan ulang pelaksanan pembelajaran mengayam dengan menggunakan
tindakan kelas secara dua siklus, siklus 1 dan siklus 2. Karena aktivitas siswa sangat
menentukan dalam pelaksanana pembelajaran mengayam dalam menentukan motorik
halus. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau
berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun
motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam
aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring
dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan
pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal.
Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik
akan tetapi peru di dukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi
pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada
koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia
4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir
sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam
menyusun ayaman secara sederhana menjadi bentuk ayaman yang lebih sempurna.
Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk mengayam secara sempurna sehingga
kadang-kadang itu ke inginan menyusun sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi
5
mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata
dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada
waktu anak menulis atau menggambar.Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
maka penelitian ini memfokuskan kajian pada ”Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mengayam DI TK Kharisma”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Baru ini
dengan penelitian ini penulis akan mengidentifikasi masalah mengenai hal ini
teridentifikasi dengan hasil pengamatan yang menunjukkan anak kelompok B TK
Kharisma baru 60% mampu melakukan mengayam dari jumlah anak 12 orang yang
cukup signifikan dalam hal perkembangan kemampuan berfikirnya, sebaliknya
untuk pencapaian perkembangan kemampuan motorik halus anak masih belum
berkembang dengan optimal, hal ini terlihat ketika kegiatan belajar mengajar dengan
materi menganyam, kegiatan keterampilan yang bertujuan untuk menghasilkan aneka
benda /barang pakai dan benda seni, yang dilakukan dengan cara saling menyusupkan
atau menumpang tindihkan bagian–bagian pita atau daun pisang anyaman secara
bergantian. Anak masih kaku untuk melaksanakan, sehingga cenderung
minta bantuan /bimbingan guru. Dengan adanya permasalahan tersebut maka jelas
dianggap penting bahwa kemampuan motorik halus anak harus ditingkatkan dan lebih
disiplin memberi motivasi untuk mempraktekkan secara berulang ulang, untuk
menumbuh kembangkan mengenai peningkatan motorik halus anak dalam
menanamkan kegiatan mengayam, khususnya di kelompok B TK. Kharisma.
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan diatas, masalah
penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
6
2. Bagaimana aktivitas keterampilan anak dalam pembelajaran motorik halus
melalui kegiatan mengayam di TK karisma?
3. Bagaimana hasil karya anak dalam pembelajaran motorik halus melalui
kegiatan mengayam di TK Kharisma?
4.
D. Tujuan Penelitian
Pada perinsipnya tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses peningkatan mengenai kemampan motorik halus
pada kegiatan menganyam.
2. Untuk mengetahui aktivitas keterampilan anak dalam pembelajaran motorik
halus pada kegiatan mengayam.
3. Untuk memperoleh hasil karya anak dalam pembelajaran motorik halus
melalui kegiatan menganyam.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik
yang terlibat secara langsung atau tidak. Manfaat dari peneliti yaitu:
1. Manfaat bagi anak
Siswa mendapatkan pengalaman langsung untuk mengembangkan koordinasi
mata dan tangan serta mengembangkan kreativitas anak dalam kegiatan
menganyam yang menyenangkan.
2. Bagi Garu
Untuk menambah pengetahuan, keterampilan atau kegiatan dalam kemampuan
motorik halus anak dalam mengayam menggunakan metode dan alat pembelajaran
dengan tepat.
3.Bagi Sekolah
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan subjek
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research), model
penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2010), yaitu
berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan
reflection (refleksi).
2. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Kharisma yang terletak di
Kp. Batukarut, Desa Purbayani Kecamatan Caringin Kabupaten Garut. Waktu
penelitian dilakukan selama 1 bulan dan tindakan siklus 1 dilakukan minggu pertama
pada bulan Maret 2014.
Subyek dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok Taman
Kanak-kanak Kharisma terletak di Kp. Batukarut, Desa Purbayani Kecamatan Caringin
Kabupaten Garut sejumlah 12 anak.
B. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan metode dan desain penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas mempunyai empat langkah penelitian yang harus dilakukan
secara sistematis. Ke empat langkah tersebut merupakan desain dari penelitian
tindakan kelas. Namun karena penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka tindakan tidak dilakukan
hanya dengan satu kali tindakan saja, karena apabila penelitian hanya dilakukan satu
kali tindakan saja perubahan pada subjek penelitian tidak akan nampak, oleh karena
itu, jika sudah sampai pada langkah ke empat, kemudian kembali lagi pada langkah
17
membaca anak di TK Winaya Bhakti. Keempat langkah tersebut merupakan satu
putaran yang berarti satu siklus.
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan, diadaptasi dari
model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010: 137) yang menyebutkan empat
langkah (dan pengulangannya), yang disajikan dalam bagan berikut ini;
SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN
Gambar 3.1
Siklus Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137)
1. Siklus I Pertemuan I
Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama pertemuan I meliputi:
a. Perencanaan
Perencanaan
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
18
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
2) Membuat lembar observasi mengenai peningkatan kemampuan menguasai
huruf hijaiyah pada anak dengan menggunakan media kartu huruf.
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan Guru pada hari pertama
1) Kegiatan awal
a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas
b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa sebelum
melaksanakan kegiatan
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan
b) Guru menjelaskan tentang huruf hijaiyah kepada anak
c) Guru menjelaskan teknik menguasai huruf hijaiyah dengan media kartu huruf
kepada anak
d) Guru membimbing anak dalam pelaksanaan kegiatan menguasai huruf
hijaiyah dengan media kartu huruf pada anak.
e) Guru mengamati atau mengobservasi anak
3) Kegiatan istirahat
a) Guru meminta anak mencuci tangan
b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan
c) Guru meminta anak untuk bermain
4) Kegiatan akhir
a) Guru meminta anak untuk bernyanyi
b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam
C. Pendekatan dan Metode
Pendekatan kualitatif metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini
19
mengukur tingkah laku para siswa sekolah, termasuk proses terjadinya kegiatan
yang bisa diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya.Selain itupun metode
observasi dapat di gunakan untuk alat pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat secara sistematik, ataupun menilai hasil
pembelajaran motorik dan proses pembelajaran motorik yang diadakan di sekolah.
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran
keseimbangan badan yang menggunakan praktek mengayam. Adapun usia rata-rata
anak di TK. Kharisma yaitu lima sampai enam tahun, jumlah anak laki-laki 6 orang
dan jumlah anak perempuan 6 orang.
Beberapa hal yang di nilai sebagai berikut: 1. Tingkah laku para siswa saat
melakukan praktek. 2. Kegiatan dan tingkat keaktifan siswa. 3. Tingkat partisipasi
para siswa dalam melakukan mengayam.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat penulis simpulkan bahwa metode
observasi merupakan metode yang sesuai dengan kerangka dalam penilaian ini.
D. Subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK. kharisma kecamatan Caringin Kabupaten
Garut Tahun pelajaran 2013-2014. Subjek penelitian ini pada siswa kelompok B
TK. Kharisma dimana pada usia anak-anak memiliki keinginan untuk bermain dan
bergerak secara bebas,alasan melakukan penelitian di TK. Kharisma, dalam proses
pembelajaran masih dalam situasi di dalam kelas,masih jarang melakukan praktek
mengayam. Selain itu kurang variatif,dan dapat meningkatkan motivasi dalam
pembelajaran mengayam.
E. Oprasional Variabel
Kemampuan motorik halus anak dalam penelitian ini adalah kemampuan anak
dalam melakukan kegiatan sebagai berikut: yaitu melipat, menggunting, mencocok
dan meremas.
20
Kisi-kisi instrumen
No Variabel Dimensi/ indikator Pernyataan Skala penilaian
KM M SM
permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan motivasi anak dalam pembelajaran
motorik halus kegiatan menganyam. Setelah peneliti dan guru memperoleh
kesepakatan mengenai fokus masalah yang akan diatasi nyaitu anak kurang keinginan
untuk membuat anyaman, dan ketekutan salah, dan anak kurang termotivasi membuat
anyaman dibuat secara teratur ,peneliti mengermbangkan instrumen
penelitian.Penggunaan insrtumen penelitian ini digunakan untuk membantu
21
pengembangan instrumen dilakukan dengan membuat kisi-kisi instrumen
penelitian.Instrumen yang telah disusun kemudian dikaji untuk di berikan penilaian
atas butir-butir pertanyaan yang dibuat.
G. Langkah-langkah Penelitian
Agar proses penelitian berjalan secara terarah dan sistematis maka
langkah-langkah yang harus di tempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan alat peraga berbentuk ayaman
2. Guru menjelaskan kepada siswa tentang aturan mainnya.
3. Siswa membagi dua kelompok agar mudah memonitoring
4. Dalam pelaksanaan menganyam anak membawa kertas,dan gunting
5. Membuat kesimpulan.
H. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat yang bertujuan untuk
menjawab masalah penelitian. Data yang di peroleh antara lain melalui:
1. Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas anak
selama pembelajar motorik halus dengan cara mengnyam. .Dalam observasi ini
beberapa bagian dari obyek peneliti dapat diteliti langsung dalam keadaan yang
sebenarnya. Teknik ini digunakan untuk mengamati berbagai kegiatan yang
dilaksanakan oleh guru dan anak selama penelitian ini berlangsung.Observasi
yang dilakukan peneliti meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.Sedangkan observasi yang
dilakukan kepada anak meliputi bagaimana motivasi anak dalam proses
pembelajaran motorik kasar. Data-data yang dihasilkan dari kegiatan
22
yang dilakukan guru dan anak selama proses pembelajaran.Beberapa observasi
yang telah peneliti lakukan diantaranya:
a. Observasi pada siklus pertama: pada tanggal 17 Maret 2014, peneliti
melihat sedikit kelemahan, diantaranya anak masih banyak yang takut,
memegang gunting.
b. Observasi pada siklus kedua: pada tanggal 23 maret 2014, peneliti sudah
banyak kemajuan yang dicapai anak, beberapa anak termotivasi mengikuti
pembelajaran motorik halus dengan cara menganyam.
I. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengelolaan data dalam penelitian ini pada dasarnya menggunakan
analisis data kualitatif. Data yang diperoleh, dari hasil observasi studi dokumentasi
dan dianalisis dalam bentuk deskripsi. Pada dasarnya prinsip penulisan.Dengan kata
lain teknik pengelolaan data selama pengumpulan data di lapangan dan setelah data
terkumpul.Data dan informasi telah terkumpul selanjutnya dilakukan
pengorganisasian data satu persatu sesuai dengan fokus permasalahan penelitian yang
dirumuskan dalam penelitian. Pada Hal ini sesuai dengan pernyataan Hopkins
Wiriaatmadja (2006:96), yaitu: Pengolahan data dan analisis data pada metode
penelitian tindakan kelas dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian,
berlangsung dari awal hingga akhir yaitu mulai dari tahap observasi awal sampai
tahap berkhirnya program tindakan sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan
penelitian yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk deskriptif. Secara ringkas analisis data
pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyimpulkan berbagai informasi yang didapat
dari hasil observasi, dan studi dokumentasi dalam bentuk deskriptif. Analisis dilakukan
secara terus menerus dari awal sampai akhir pemberian tindakan. Sedangkan data hasil
informasi setiap butir aspek yang diamati akan dihitung dengan persentase. Untuk
menghitung nilai persentase menggunakan rumus yang dikemukakan Purwanto (2006:10 2)
yaitu:
Keterangan:
23
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimun ideal dari tes yang bersangkutan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kemampuan anak dalam memahami kemampuan motorik halus di TK Kharisma
kelompok B Tahun ajaran 2013-2014 sebelumnya peneliti tindakan kelas ini
dilakukan masih belum berkembang . Hal ini ditunjukkan oleh hasil obsevasi awal
terdapat 5 anak yang kemampuannya masih kurang dan 7 anak kemampuan sudah
cukup, dan ada kemampuan anak sudah baik dalam kemampuan motorik halus
kegiatan menganyam.
2. Penerapan menggunakan kegiatan motorik halus mengayam dilaksanakan dalam
dua siklus. Pada tindakan siklus pertama kemampuan motorik kasar 5 anak masih
kurang (K), 4 anak cukup (C), dan 3 anak kemampuan sudah baik(B). Pada
tindakan siklus kedua kemampuan anak menunjukkan sudah tidak ada yang
kurang (K), 7 anak kemampuan cukup(C), dan 5 anak kemampuan sangat baik.
3. Kemampuan motorik halus anak melalui, setelah penerapan metode demostrasi
dengan mengalami peningkatan. Hasil siklus II menunjukan bahwa sebagian
besar anak sudah mengalami kemajuan dalam perkembangannya yaitu sudah
mencapai tingkat berkembang sesuai harapan.s
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilakukan, penulis memberikan
rekomendasi pada pihak-pihak terkait sebagi berikut:
1. Guru
a. Guru hendaknya menggunakan berbagai media yang menarik bagi anak
dalam melakukan pembelajaran.
b. Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang berbasis kegiatan
51
2. TK Kharisma
a. Sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru untuk menggunakan
berbagai metode dan media dalam perkembangan yang dilaksanakan.
b. Sekolah menyediakan fasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran
terutama dalam pembelajaran meningkatan kemampuan motorik halus anak
usia dini melalui kegiatan menganyam.
3. Peneliti seleanjutnya
Hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hasil penelitian yang
telah dilakukan ini terutama pada aspek-aspek yang belum diungkap seperti
Daftar Pustaka
Arsyad. Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Decaprio. Richard. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik Di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press, kreatif dan saleh.
Ismail. Adang (2009) Education Games panduan praktis permainan menjadi anak cerdas.Yogyakarta : pro U Media
Musbikin. Imam (2006) Anak kreatif ala einsein. Yogyakarta:PT Mitra pustaka.
Permen 58 (2009) Panduan layanan standar pendidikan Anak Usia Dini. Bp. Bina Dharma Putra.
Susilana. Rudi dkk. (2007).Media Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.
Tarigan, H.G. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.