• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM L penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B TK. Karisma.Kec. Caringin Kab. Garut Tahun Ajaran 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM L penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B TK. Karisma.Kec. Caringin Kab. Garut Tahun Ajaran 2013-2014."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

( penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B TK. Karisma. Kec. Caringin Kab. Garut Tahun Ajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada program studi pendidikan Guru Pendidik Anak Usia Dini FIP

Universitas Pendidikan Indonesia

oleh

DETI

NIM 1009375

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USI DINI

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

( penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B TK. Karisma. Kec. Caringin Kab. Garut Tahun Ajaran 2013-2014)

Oleh

Deti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

©Deti

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagiannya,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

YOYOH ROHAYATI

NIM 1009382

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI

MELALUI KEGIATAN BERJALAN DIATAS PAPAN TITIAN

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B TK AL-Hidayah Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Rudiyanto, S.Pd, M.Si NIP:197406171999031003

Pembimbing II,

Dr. Mubiar Agustin, M.Pd NIP:197708282003121002

Mengetahui

Ketua Program Studi PGPAUD

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas pendidikan Indonesia

(4)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

(Penelitian Tindakan Kelas di TK KHARISMA Tahun Pelajaran 2013/2014)

ABSTRAK

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan menganyam di TK Kharisma belum berkembang. Dalam proses pembelajaran anak kurang termotivasi dan banyak anak yang tidak memperhatikan karena masih kurang adanya keinginan untuk bisa. Hal ini disebabkan oleh faktor proses pembelajaran yang tidak relevan dan tidak menarik bagi anak, karena guru belum menggunakan metode pembelajaran dan media yang cocok, dalam pelaksanaaanya cenderung secara klasikal juga masih berpusat pada guru, tanpa melibatkan anak secara aktif dan tanpa memperhatikan kemampuan dasar siswa yang dimilikinya baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Akibatnya, anak kurang aktif dan hasilnyapun kurang memuaskan.

Hasil Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kreatifitas anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam pada anak. Media yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah kertas warna, ini merupakan relevansi dari peneliti sebelumnya, dalam meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak dengan menggunakan kertas Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media menggunakan kertas berwarna dan metode deskripsi kualitatif kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan baik proses pembelajaran maupun perolehan hasil belajar.

Sebagai implementasinya, dilakukan penelitian tindakan kelas pada proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan media kertas berwarna. Teknik penyimpulan data penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, lembar observasi, lembar evaluasi dan foto. Data yang diperoleh, dianalisis dan direfleksi dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar anak yang sebagian besar anak mencapai nilai Baik.

Kata Kunci : meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan

(5)

FINE MOTOR SKILLS IMPROVE EARLY AGE CHILDREN ACTIVITY THROUGH WEAVING

(Classroom Action Research in kindergarten KHARISMA Academic Year 2013/2014)

BY DETI , NIM 1009375

ABSTRACT

Issues raised in this research is to improve fine motor skills early childhood through weaving activities in kindergarten Kharisma undeveloped . In the learning process less motivated children and many children do not pay attention because they lack the desire to be . It is caused by factors that are not relevant to the learning process and are not attractive to children , because teachers have not been using learning methods and media are matched , the classically inclined pelaksanaaanya is still centered on the teacher , without actively involving children , and without regard to the basic skills of students both in terms of its knowledge , attitudes and skills . As a result , children are less active and the results are less satisfactory

Research was conducted to improve children's creativity in improving fine motor skills in children weaving activities . Media were applied in this study is the color of paper , it is the relevance of previous researchers , to improve fine motor skills in children with the use of paper after implementing the learning by using media using colored paper and a qualitative description of the method of fine motor skills a child has increased both the learning process and acquisition of learning outcomes .

For its implementation , conducted action research in the learning process carried out in two cycles using the medium of colored paper . Research data inference techniques implemented using observation , interview, field notes , observation sheets , evaluation sheets and cameras . The data obtained , analyzed and reflected by a qualitative description of the method . The results of this study showed an increase in student learning activities that can be seen from the increase in children's learning outcomes that most children achieve good grades .

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR...i

UCAPAN TERIMA KASIH...ii

ABSTRAK...iv

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah Penelitian...5

C. Rumusan Masalah Penelitian...5

D. Tujuan Penelitian...6

E. Manfaat Penelitian ...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Konsep Kemampuan Motorik Halus Anak...7

B.Konsep Kegiatan Menganyam...7

C. Pembahasan Tentang Perkembangan Motorik Halus ………12

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek …….....16

B. Desain Penelitian...16

C. Pendekatan dan Metode ...18

D. Subjek Penelitian …...19

E. Operasional Variabel...19

F. Instrumen Penelitian ……...20

G. Langkah-langkah Penelitian ...21

H. Teknik Pengumpulan Data ……….21

I. Teknik Pengolahan Data ………..22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA A. Hasil Penelitian...24

1. Profil Sekolah...24

2. Deskripsi Hasil Penelitian...25

a. Deskripsi pra siklus...31

b. Deskripsi Siklus I...34

c. Deskripsi Siklus II...39

B. Pembahasan Hasil Penelitian...39

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDAS A .Kesimpulan...49

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Istrumen...19

4.1 Tema-tema Dalam pembelajaran...26

4.2 Daftar nama guru TK Kharisma ...28

4.3 Jumlah siswa TK.Kharisma...29

4.4 Data Anak Kelompok B TK Kharisma ...31

4.5 Hasil Observasi Anak Prasiklus ...32

4.6 Hasil Obserpasi Siklus I ...36

4.7 Temuan Siklus I Rencana Perbaikan Tindakan Siklus ...40

4.8 Hasil Observasi Siklus II ...42

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Siklus Kemmis dan Mc Taggart ……….17

4.1 Hasil Observasi Kemampuan Motorik Halus anak melalui kegiatan Menganyam PraSiklus...33

4.2 Observasi Awal kemampuan motorik halus kegiatan menganyam ...34

4.3 Hasil Observasi Perkembangan anak Siklus I...37

4.4 Observasi Siklus I Kemampuan Motorik Halus kegiatan menganyam...38

4.5 Hasil Observasi Perkembangan Anak pada Siklus II...42

4.6 Observasi Siklus II Kemampuan Motorik Halus kegiatan menganyam...43

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Agar dilakukan

melalui perkembangan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut. Pendidikan di Taman kanak – kanak (TK) di laksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar, atau belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif

agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam proses belajar

mengajar.Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan

pendidikan DiTaman Kanak-Kanak adalah membantu mengembangkan berbagai

potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai – nilai agama, sosial

emosional, kognitif, bahasa, fisik /motorik, kemandirian, dan seni untuk memasuki

pendidikan dasar.

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang-ulang

semata- mata demi kesenangan dan tidak ada tujuan atau sasaran akhir yang ingin

dicapai. Jadi, khususnya pada anak usia Balita, apapun kegiatan yang dilakukan,

selama membuat anak merasa senang, dapat dikategorikan sebagai bermain. Bermain

merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan karena itu akan lebih mudah bagi

anak untuk menyerap berbagai informasi baru yang ia tanggapi dengan sikap positif

dan tanpa paksaan. Menurut Piaget (Tedjasaputra, 2003), kegiatan bermain yang

sesungguhnya baru dimulai pada usia sekitar 3 atau 4 bulan. Sebelum usia tersebut,

gerakan atau kegiatan yang dilakukan oleh bayi masih banyak mengandalkan pada

reflex sehingga belum dapat dikategorikan kegiatan bermain. 2. Tahap bermain

simbolik (antara usia 18 bulan – sekitar 17 bulan) Bermain simbolik sering juga

(11)

2

simbolik adalah kegiatan bermain yang ditandai oleh kemampuan anak untuk

mempresentasikan pengalaman actual atau khayalannya melalui penggunaan

beberapa objek, gerakan, dan bahasa (Yawkey & Pellegrini, dalam Tedjasaputra,

2002) 3. Tahap bermain sosial (sekitar 8 tahun-11 tahun) Kegiatan bermain sosial

adalah kegiatan bermain yang melibatkan dua anak atau lebih dan didalam

kegiatannya akan melibatkan aturan permainan.

Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur perkembangan dan

pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan

syaraf dan otot. Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan

motorik halus. Motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar

atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan

anak itu sendiri. Widodo (2008) Perkembangan motorik adalah gerakan yang

menggunakan otot- otot halus yang berkoordinasi dengan otot- otot dalam

melakukan sesuatu kegiatan. Motorik Halus adalah gerakan yang menggunakan

otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan

dan berlatih. Misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan,mencorat-coret,

menyusun balok, mengunting, menulis dan sebagainya. Maka kemampuan tersebut

sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik

sangat dipengaruhi oleh organ otak. Lewat bermainan terjadi stimulasi pertumbuhan

otot- ototnya ketika anak melompat, melempar atau berlari. Selain itu anak bermain

dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan dan pikiranya.

Untuk meningkatkan perkembangan motorik halus terutama dilihat dari

kemampuan fisik /motorik anak dalam mengontrol gerak tubuh dan koordinasi,

serta keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang

pertumbuhan jasmani yang kuat dan terampil. Melakukan aktivitas fisik secara

terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan

kelincahan, dan melatih keberanian. Mengekpresikan diri dan berkreasi dengan

berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media /bahan menjadi

(12)

3

berbagai metode pembelajaran. Metode yag paling tepat yaitu harus di sesuaikan

melainkan dengan menggunakan metode demostrasi terutama harus betul–betul di

utamakan dengan kesabaran membimbing anak dengan telaten, karena keterampilan

mengayam lebih di utamakan pada kemampuan motorik halus.

Sebagai hasil observasi langsung dalam pembelajaran menganyam di TK

Karisma kelompok B, masih ada ketelambatan dalam keterampilan motorik halusnya

terutama dalam mengayam yang di tandai dengan kurang terampilnya siswa dalam

perkembangan kreativitas anak- anak masih belum terampil dengan menunjukan dan

masih perlu berlatih,karena anak – anak kurang merespon masih perlu latihan dan

bimbingan terutama guru dalam pembelajaran motorik halus.Keterlambatan anak

dalam pembelajaran mengayam dapat memotivasai guru untuk menumbuh

kembangkan harus lebih di tingkatkan ketelatenan kejelian mengulang, mempalajari

kurang disiplinan dalam mengikuti pembelajaran mengayam, terutama dalam motorik

halus. Untuk menumbuh mengembangkan anak TK, dapat menggunakan berbagai

metode pembelajaran yang Pariatif. Metode yang paling tepat yaitu harus di

sesuaikan dengan menggunakan media kertas terutama harus betul–betul di

utamakan dengan kesabaran membimbing anak dengan telaten, karena keterampilan

mengayam lebih di utamakan pada kemampuan terampil, dan kreatif kreativitas pada

motorik halusnya. Prinsip-prinsip Perkembangan Fisiologis Anak Usia Taman

Kanak-kanak, metode kegaiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik yang

perlu dikembangkan anak seperti untuk kegaitan motorik halus anak dapat diberikan

aktivitas menggambar, melipat, membentuk, meronce dan sebagainya.Berikut ini

perencanaan pengembangan motorik anak, dimana guru merencanakan bentuk

evaluasi untuk pengembangan motorik halus anak. Tujuan kegiatan adalah untuk

mengembangkan kemampuan motorik halus anak TK Karisma dengan menganyam.

Dari kegiatan ini anak berlatih menggerakkan pergelangan tangan saat memegang

kertas dan juga agar anak dapat menyalurkan perasaannya dan menciptakan

(13)

4

Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan

motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan

motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik. Seiring dengan kematangan dan

pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi

dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik

adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek. Ketika

anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk

bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi.Maka sebagai guru TK. Karisma

melakukan ulang pelaksanan pembelajaran mengayam dengan menggunakan

tindakan kelas secara dua siklus, siklus 1 dan siklus 2. Karena aktivitas siswa sangat

menentukan dalam pelaksanana pembelajaran mengayam dalam menentukan motorik

halus. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau

berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun

motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam

aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring

dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan

pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal.

Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik

akan tetapi peru di dukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi

pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus.

Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada

koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan

meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia

4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir

sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam

menyusun ayaman secara sederhana menjadi bentuk ayaman yang lebih sempurna.

Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk mengayam secara sempurna sehingga

kadang-kadang itu ke inginan menyusun sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi

(14)

5

mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata

dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada

waktu anak menulis atau menggambar.Berdasarkan latar belakang masalah di atas,

maka penelitian ini memfokuskan kajian pada ”Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mengayam DI TK Kharisma”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Baru ini

dengan penelitian ini penulis akan mengidentifikasi masalah mengenai hal ini

teridentifikasi dengan hasil pengamatan yang menunjukkan anak kelompok B TK

Kharisma baru 60% mampu melakukan mengayam dari jumlah anak 12 orang yang

cukup signifikan dalam hal perkembangan kemampuan berfikirnya, sebaliknya

untuk pencapaian perkembangan kemampuan motorik halus anak masih belum

berkembang dengan optimal, hal ini terlihat ketika kegiatan belajar mengajar dengan

materi menganyam, kegiatan keterampilan yang bertujuan untuk menghasilkan aneka

benda /barang pakai dan benda seni, yang dilakukan dengan cara saling menyusupkan

atau menumpang tindihkan bagian–bagian pita atau daun pisang anyaman secara

bergantian. Anak masih kaku untuk melaksanakan, sehingga cenderung

minta bantuan /bimbingan guru. Dengan adanya permasalahan tersebut maka jelas

dianggap penting bahwa kemampuan motorik halus anak harus ditingkatkan dan lebih

disiplin memberi motivasi untuk mempraktekkan secara berulang ulang, untuk

menumbuh kembangkan mengenai peningkatan motorik halus anak dalam

menanamkan kegiatan mengayam, khususnya di kelompok B TK. Kharisma.

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan diatas, masalah

penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui

(15)

6

2. Bagaimana aktivitas keterampilan anak dalam pembelajaran motorik halus

melalui kegiatan mengayam di TK karisma?

3. Bagaimana hasil karya anak dalam pembelajaran motorik halus melalui

kegiatan mengayam di TK Kharisma?

4.

D. Tujuan Penelitian

Pada perinsipnya tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses peningkatan mengenai kemampan motorik halus

pada kegiatan menganyam.

2. Untuk mengetahui aktivitas keterampilan anak dalam pembelajaran motorik

halus pada kegiatan mengayam.

3. Untuk memperoleh hasil karya anak dalam pembelajaran motorik halus

melalui kegiatan menganyam.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik

yang terlibat secara langsung atau tidak. Manfaat dari peneliti yaitu:

1. Manfaat bagi anak

Siswa mendapatkan pengalaman langsung untuk mengembangkan koordinasi

mata dan tangan serta mengembangkan kreativitas anak dalam kegiatan

menganyam yang menyenangkan.

2. Bagi Garu

Untuk menambah pengetahuan, keterampilan atau kegiatan dalam kemampuan

motorik halus anak dalam mengayam menggunakan metode dan alat pembelajaran

dengan tepat.

3.Bagi Sekolah

(16)

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan subjek

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research), model

penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2010), yaitu

berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus

meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan

reflection (refleksi).

2. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Kharisma yang terletak di

Kp. Batukarut, Desa Purbayani Kecamatan Caringin Kabupaten Garut. Waktu

penelitian dilakukan selama 1 bulan dan tindakan siklus 1 dilakukan minggu pertama

pada bulan Maret 2014.

Subyek dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok Taman

Kanak-kanak Kharisma terletak di Kp. Batukarut, Desa Purbayani Kecamatan Caringin

Kabupaten Garut sejumlah 12 anak.

B. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan metode dan desain penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas mempunyai empat langkah penelitian yang harus dilakukan

secara sistematis. Ke empat langkah tersebut merupakan desain dari penelitian

tindakan kelas. Namun karena penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka tindakan tidak dilakukan

hanya dengan satu kali tindakan saja, karena apabila penelitian hanya dilakukan satu

kali tindakan saja perubahan pada subjek penelitian tidak akan nampak, oleh karena

itu, jika sudah sampai pada langkah ke empat, kemudian kembali lagi pada langkah

(17)

17

membaca anak di TK Winaya Bhakti. Keempat langkah tersebut merupakan satu

putaran yang berarti satu siklus.

Adapun desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan, diadaptasi dari

model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010: 137) yang menyebutkan empat

langkah (dan pengulangannya), yang disajikan dalam bagan berikut ini;

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN

Gambar 3.1

Siklus Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137)

1. Siklus I Pertemuan I

Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama pertemuan I meliputi:

a. Perencanaan

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

(18)

18

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)

2) Membuat lembar observasi mengenai peningkatan kemampuan menguasai

huruf hijaiyah pada anak dengan menggunakan media kartu huruf.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan Guru pada hari pertama

1) Kegiatan awal

a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas

b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa sebelum

melaksanakan kegiatan

2) Kegiatan Inti

a) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan

b) Guru menjelaskan tentang huruf hijaiyah kepada anak

c) Guru menjelaskan teknik menguasai huruf hijaiyah dengan media kartu huruf

kepada anak

d) Guru membimbing anak dalam pelaksanaan kegiatan menguasai huruf

hijaiyah dengan media kartu huruf pada anak.

e) Guru mengamati atau mengobservasi anak

3) Kegiatan istirahat

a) Guru meminta anak mencuci tangan

b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan

c) Guru meminta anak untuk bermain

4) Kegiatan akhir

a) Guru meminta anak untuk bernyanyi

b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam

C. Pendekatan dan Metode

Pendekatan kualitatif metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini

(19)

19

mengukur tingkah laku para siswa sekolah, termasuk proses terjadinya kegiatan

yang bisa diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya.Selain itupun metode

observasi dapat di gunakan untuk alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik, ataupun menilai hasil

pembelajaran motorik dan proses pembelajaran motorik yang diadakan di sekolah.

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran

keseimbangan badan yang menggunakan praktek mengayam. Adapun usia rata-rata

anak di TK. Kharisma yaitu lima sampai enam tahun, jumlah anak laki-laki 6 orang

dan jumlah anak perempuan 6 orang.

Beberapa hal yang di nilai sebagai berikut: 1. Tingkah laku para siswa saat

melakukan praktek. 2. Kegiatan dan tingkat keaktifan siswa. 3. Tingkat partisipasi

para siswa dalam melakukan mengayam.

Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat penulis simpulkan bahwa metode

observasi merupakan metode yang sesuai dengan kerangka dalam penilaian ini.

D. Subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK. kharisma kecamatan Caringin Kabupaten

Garut Tahun pelajaran 2013-2014. Subjek penelitian ini pada siswa kelompok B

TK. Kharisma dimana pada usia anak-anak memiliki keinginan untuk bermain dan

bergerak secara bebas,alasan melakukan penelitian di TK. Kharisma, dalam proses

pembelajaran masih dalam situasi di dalam kelas,masih jarang melakukan praktek

mengayam. Selain itu kurang variatif,dan dapat meningkatkan motivasi dalam

pembelajaran mengayam.

E. Oprasional Variabel

Kemampuan motorik halus anak dalam penelitian ini adalah kemampuan anak

dalam melakukan kegiatan sebagai berikut: yaitu melipat, menggunting, mencocok

dan meremas.

(20)

20

Kisi-kisi instrumen

No Variabel Dimensi/ indikator Pernyataan Skala penilaian

KM M SM

permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan motivasi anak dalam pembelajaran

motorik halus kegiatan menganyam. Setelah peneliti dan guru memperoleh

kesepakatan mengenai fokus masalah yang akan diatasi nyaitu anak kurang keinginan

untuk membuat anyaman, dan ketekutan salah, dan anak kurang termotivasi membuat

anyaman dibuat secara teratur ,peneliti mengermbangkan instrumen

penelitian.Penggunaan insrtumen penelitian ini digunakan untuk membantu

(21)

21

pengembangan instrumen dilakukan dengan membuat kisi-kisi instrumen

penelitian.Instrumen yang telah disusun kemudian dikaji untuk di berikan penilaian

atas butir-butir pertanyaan yang dibuat.

G. Langkah-langkah Penelitian

Agar proses penelitian berjalan secara terarah dan sistematis maka

langkah-langkah yang harus di tempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan alat peraga berbentuk ayaman

2. Guru menjelaskan kepada siswa tentang aturan mainnya.

3. Siswa membagi dua kelompok agar mudah memonitoring

4. Dalam pelaksanaan menganyam anak membawa kertas,dan gunting

5. Membuat kesimpulan.

H. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat yang bertujuan untuk

menjawab masalah penelitian. Data yang di peroleh antara lain melalui:

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas anak

selama pembelajar motorik halus dengan cara mengnyam. .Dalam observasi ini

beberapa bagian dari obyek peneliti dapat diteliti langsung dalam keadaan yang

sebenarnya. Teknik ini digunakan untuk mengamati berbagai kegiatan yang

dilaksanakan oleh guru dan anak selama penelitian ini berlangsung.Observasi

yang dilakukan peneliti meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.Sedangkan observasi yang

dilakukan kepada anak meliputi bagaimana motivasi anak dalam proses

pembelajaran motorik kasar. Data-data yang dihasilkan dari kegiatan

(22)

22

yang dilakukan guru dan anak selama proses pembelajaran.Beberapa observasi

yang telah peneliti lakukan diantaranya:

a. Observasi pada siklus pertama: pada tanggal 17 Maret 2014, peneliti

melihat sedikit kelemahan, diantaranya anak masih banyak yang takut,

memegang gunting.

b. Observasi pada siklus kedua: pada tanggal 23 maret 2014, peneliti sudah

banyak kemajuan yang dicapai anak, beberapa anak termotivasi mengikuti

pembelajaran motorik halus dengan cara menganyam.

I. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengelolaan data dalam penelitian ini pada dasarnya menggunakan

analisis data kualitatif. Data yang diperoleh, dari hasil observasi studi dokumentasi

dan dianalisis dalam bentuk deskripsi. Pada dasarnya prinsip penulisan.Dengan kata

lain teknik pengelolaan data selama pengumpulan data di lapangan dan setelah data

terkumpul.Data dan informasi telah terkumpul selanjutnya dilakukan

pengorganisasian data satu persatu sesuai dengan fokus permasalahan penelitian yang

dirumuskan dalam penelitian. Pada Hal ini sesuai dengan pernyataan Hopkins

Wiriaatmadja (2006:96), yaitu: Pengolahan data dan analisis data pada metode

penelitian tindakan kelas dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian,

berlangsung dari awal hingga akhir yaitu mulai dari tahap observasi awal sampai

tahap berkhirnya program tindakan sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan

penelitian yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk deskriptif. Secara ringkas analisis data

pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyimpulkan berbagai informasi yang didapat

dari hasil observasi, dan studi dokumentasi dalam bentuk deskriptif. Analisis dilakukan

secara terus menerus dari awal sampai akhir pemberian tindakan. Sedangkan data hasil

informasi setiap butir aspek yang diamati akan dihitung dengan persentase. Untuk

menghitung nilai persentase menggunakan rumus yang dikemukakan Purwanto (2006:10 2)

yaitu:

Keterangan:

(23)

23

R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimun ideal dari tes yang bersangkutan

(24)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kemampuan anak dalam memahami kemampuan motorik halus di TK Kharisma

kelompok B Tahun ajaran 2013-2014 sebelumnya peneliti tindakan kelas ini

dilakukan masih belum berkembang . Hal ini ditunjukkan oleh hasil obsevasi awal

terdapat 5 anak yang kemampuannya masih kurang dan 7 anak kemampuan sudah

cukup, dan ada kemampuan anak sudah baik dalam kemampuan motorik halus

kegiatan menganyam.

2. Penerapan menggunakan kegiatan motorik halus mengayam dilaksanakan dalam

dua siklus. Pada tindakan siklus pertama kemampuan motorik kasar 5 anak masih

kurang (K), 4 anak cukup (C), dan 3 anak kemampuan sudah baik(B). Pada

tindakan siklus kedua kemampuan anak menunjukkan sudah tidak ada yang

kurang (K), 7 anak kemampuan cukup(C), dan 5 anak kemampuan sangat baik.

3. Kemampuan motorik halus anak melalui, setelah penerapan metode demostrasi

dengan mengalami peningkatan. Hasil siklus II menunjukan bahwa sebagian

besar anak sudah mengalami kemajuan dalam perkembangannya yaitu sudah

mencapai tingkat berkembang sesuai harapan.s

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilakukan, penulis memberikan

rekomendasi pada pihak-pihak terkait sebagi berikut:

1. Guru

a. Guru hendaknya menggunakan berbagai media yang menarik bagi anak

dalam melakukan pembelajaran.

b. Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang berbasis kegiatan

(25)

51

2. TK Kharisma

a. Sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru untuk menggunakan

berbagai metode dan media dalam perkembangan yang dilaksanakan.

b. Sekolah menyediakan fasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran

terutama dalam pembelajaran meningkatan kemampuan motorik halus anak

usia dini melalui kegiatan menganyam.

3. Peneliti seleanjutnya

Hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hasil penelitian yang

telah dilakukan ini terutama pada aspek-aspek yang belum diungkap seperti

(26)

Daftar Pustaka

Arsyad. Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Decaprio. Richard. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik Di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press, kreatif dan saleh.

Ismail. Adang (2009) Education Games panduan praktis permainan menjadi anak cerdas.Yogyakarta : pro U Media

Musbikin. Imam (2006) Anak kreatif ala einsein. Yogyakarta:PT Mitra pustaka.

Permen 58 (2009) Panduan layanan standar pendidikan Anak Usia Dini. Bp. Bina Dharma Putra.

Susilana. Rudi dkk. (2007).Media Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.

Tarigan, H.G. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137)

Referensi

Dokumen terkait

b. Kelemahan lainnya adalah Phonics atau pembelajaran bunyi huruf yang digunakan di Cahaya Bangsa menggunakan pelafalan bunyi huruf bahasa Inggris. Bahasa pengantar

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu proses isolasi α -selulosa dari serbuk tandan kosong kelapa sawit, dan proses sintesis selulosa dengan penambahan

Dengan keamanan data tersebut, maka dalam pembuatan laporan perhitungan gaji pegawai, pengontrolan dan keakuratan data akan lebih terjamin, sehingga gaji akan diterima oleh

Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (Ppl) Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Hasil penelitian menunjukkan taraf pemberian perasan rumput laut Sargassum crassifolium berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun tanaman kecuali jumlah sulur, umur

Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (Ppl) Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pemberian perasan rumput laut Sargassum crassifolium berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada tanaman dengan taraf perasan terbaik yaitu P5 (250 g/liter air).. Hasil

Animasi tradisional sistem pengerjaannya dengan menggabungkan satu persatu tiap-tiap gambar buatan tangan sedangkan animasi komputer pengerjaannya lebih cepat dan bagus