PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA SIFAT-SIFAT PENYANGGA
MINUMAN ISOTONIK
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia
oleh
Dega Reksa Muliana NIM 1008963
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA SIFAT-SIFAT PENYANGGA
MINUMAN ISOTONIK
Oleh
Dega Reksa Muliana
NIM 1008963
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Dega Reksa Muliana 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
DEGA REKSA MULIANA
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA SIFAT-SIFAT PENYANGGA
MINUMAN ISOTONIK
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Inkuiri Terbimbing Pada Sifat-Sifat Penyangga Minuman Isotonik” bertujuan untuk mengembangkan LKS praktikum inkuiri terbimbing dan memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan tahapan inkuiri, respon siswa serta penilaian guru dan dosen terhadap LKS yang dikembangkan. Langkah penelitian yang dilakukan yaitu studi pendahuluan (studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan produk awal) dan pengembangan model (uji coba terbatas). Sumber data pada penelitian ini adalah 10 SMA di Kota Bandung, bahan ajar kimia, siswa kelas XII di SMAN 16 Bandung, 7 orang guru kimia SMA, serta 3 orang dosen jurusan kimia Universitas Pendidikan Indonesia. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar analisis LKS praktikum, pedoman wawancara, lembar observasi keterlaksanaan praktikum, pedoman penilaian jawaban siswa terhadap tugas LKS, angket respon siswa, serta lembar penilaian LKS oleh guru dan dosen. Hasil penelitian pada tahap studi pendahuluan menunjukkan bahwa karakteristik LKS pada materi pokok larutan penyangga yang tersedia saat ini adalah LKS cookbook. Karakteristik LKS praktikum inkuiri terbimbing yang dikembangkan terdiri dari fenomena, arahan rumusan masalah, arahan dalam membuat hipotesis, arahan dalam mengumpulkan data (memilih bahan, memilih alat, merancang prosedur percobaan, melakukan percobaan, menuliskan hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan analisis data), arahan membuktikan hipotesis, dan arahan membuat kesimpulan. Keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS yang dikembangkan tergolong baik sekali 94,23% yang terdiri dari observasi keterlaksanaan praktikum (100%) dan penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS (88,46%). Adapun respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS yang dikembangkan tergolong baik (78,57%). Berdasarkan penilaian guru dan dosen terhadap LKS tergolong baik sekali (88,56%) yang terdiri dari kesesuaian LKS yang dikembangkan dengan konsep larutan penyangga (88,86%) dan kesesuaian LKS yang dikembangkan terhadap tata bahasa (88,27%).
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This study entitled “The Development of Worksheet in Guided Inquiry Lab Work on Isotonic Drink Buffer Properties” is aimed at developing worksheet in a guided inquiry lab work and gaining information regarding the implementation of inquiry
steps, the students’ responses and the teachers’ as well as the lecturers’ assessment toward the students’ worksheet developed. The steps of conducting
the research are prior study (literature review, field survey, and early products construction) and model development (limited try out). The data sources of the research are ten senior high schools in Bandung, chemistry materials, twelfth graders in SMAN 16 Bandung, seven senior high school chemistry teachers and three lecturers from chemistry education department, Indonesia University of Education. The instruments used in the research are analysis sheet for the worksheets in lab work, interview guidance, observation sheet for lab work,
assessment guidance for the worksheets, the students’ response questionnaires and
assessment sheets for the worksheets given to the teachers and the lecturers. The results from the prior study show that the worksheets characteristic available in the recent time is cookbook. The developed worksheets characteristics comprise phenomena, guidance for the research problem, guidance for making hypothesis, guidance for collecting data (selecting materials, selecting tools, designing experiment procedures, experimenting, writing the observation results, and answering the data analysis questions), guidance for testing the hypothesis and guidance for drawing conclusions. The implementation of the lab work using the developed worksheets is categorized very good (94,23%) that consists of the observation of the implemented lab work (100%) and the assessment of the
students’ answers toward the assignments in the worksheet (88,46%). The
students’ responses toward the implemented lab work using the developed worksheet are good (78,57%). The teachers’ and the lecturers’ assessment toward
the developed worksheet is considered very good (88,56%) which comprises the suitability of the worksheet with the concept of buffer solution (88,86%) and with linguistic aspects (88,27%).
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
C. Pembatasan Masalah Penelitian ... 4
D. Tujuan Penelitian... 4
E. Manfaat Penelitian... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7
A. Metode Praktikum ... 7
B. Inkuiri ... 8
C. LKS ... 12
D. Larutan Penyangga ... 15
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19
A. Langkah-Langkah Penelitian... 19
B. Definisi Operasional... 23
C. Sumber Data ... 24
D. Instrumen Penelitian ... 24
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Karakteristik LKS Praktikum pada Materi Pokok Larutan Penyangga yang Ada di Sekolah ... 29
B. Karakteristik LKS Praktikum Inkuiri Terbimbing pada Sifat-Sifat Penyangga Minuman Isotonik yang Dikembangkan ... 37
C. Kelayakan LKS praktikum yang dikembangkan ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
A. Kesimpulan... 60
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Karakteristik Jenis-Jenis LKS ... 14
Tabel 2.2. Perbedaan LKS cook book dan LKS inkuiri ... 15
Tabel 3.1. Instrumen Penelitian... 24
Tabel 3.2. Kriteria Interpretasi Skor... 26
Tabel 3.3. Skor Lembar Penilaian Berdasarkan Skala Likert ... 27
Tabel 3.4. Skor Angket Respon Siswa Berdasarkan Skala Likert ... 28
Tabel 4.1. Hasil Analisis Standar Isi dan Proses pada Kurikulum 2013 ... 30
Tabel 4.2. Ketersediaan LKS Praktikum Larutan Penyangga ... 31
Tabel 4.3. Hasil Analisis Karakteristik LKS Praktikum Berdasarkan Alat dan Bahan yang Digunakan ... 32
Tabel 4.4. Hasil Analisis Karakteristik LKS Praktikum Berdasarkan Jenis LKS ... 34
Tabel 4.5. Kelemahan dan Kelebihan LKS Praktikum Inkuiri Larutan Penyangga yang Terdapat pada Skripsi Utami (2013) ... 35
Tabel 4.6. Hasil Survei Lapangan ... 36
Tabel 4.7. Kapasitas Penyangga Minuman Isotonik ... 38
Tabel 4.8. Hasil Observasi Keterlaksanaan Praktikum Menggunakan LKS yang Dikembangkan ... 45
Tabel 4.9. Persentase Respon Siswa pada Tahap Merumuskan Masalah ... 50
Tabel 4.10. Persentase Respon Siswa pada Tahap Merumuskan Hipotesis ... 50
Tabel 4.11. Persentase Respon Siswa pada Tahap Mengumpulkan Data ... 51
Tabel 4.12. Persentase Skor Respon Siswa pada Aspek Lainnya ... 53
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Asam Sitrat ... 16
Gambar 2.2. Pengaruh Penambahan Asam atau Basa ke dalam Larutan Penyangga ... 16
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian ... 20
Gambar 4.1. Optimasi Volume Larutan NaOH dan larutan HCL... 39
Gambar 4.2. Fenomena yang Terdapat pada LKS yang Dikembangkan ... 40
Gambar 4.3. Tabel Pengamatan yang Terdapat pada LKS yang Dikembangkan ... 43
Gambar 4.4. Diagram Skor Jawaban Siswa Terhadap Tugas-Tugas dalam LKS... 47
Gambar 4.5. Diagram Respon Siswa terhadap LKS Praktikum yang Dikembangkan ... 49
Gambar 4.6. Diagram Penilaian Indikator Kesesuaian LKS dengan Konsep ... 54
Gambar 4.7. Diagram Penilaian Umum Indikator LKS terhadap Tata Bahasa yang Digunakan ... 56
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1. Lembar Analisis LKS Praktikum...68
Lampiran 1.2. Pedoman Wawancara Survei Lapangan ...69
Lampiran 1.3. RPP Larutan Penyangga ...70
Lampiran 1.4. LKS Sebelum Validasi ...83
Lampiran 1.5. LKS Setelah Validasi...90
Lampiran 1.6. Lembar Observasi Keterlaksanaan Tahapan Inkuiri...97
Lampiran 1.7. Pedoman Jawaban Siswa terhadap Tugas-Tugas dalam LKS yang Dikembangkan ...99
Lampiran 1.8. Angket Respon Siswa ...103
Lampiran 1.9. Lembar Penilaian Kesesuaian LKS dengan Konsep ...105
Lampiran 1.10. Lembar Penilaian Tata bahasa dalam LKS Praktikum yang Dikembangkan ...108
Lampiran 2.1. Hasil Analisis LKS Praktikum...113
Lampiran 2.2. Hasil Survei Lapangan...121
Lampiran 2.3. Prosedur Praktikum Hasil Optimasi ...126
Lampiran 2.4. Pengolahan Skor Keterlaksanaan Tahapan Inkuiri...127
Lampiran 2.5. Pengolahan Jawaban Siswa Terhadap Tugas-Tugas LKS...131
Lampiran 2.6. Pengolahan Skor Angket Respon Siswa Terhadap LKS yang Dikembangkan ...133
Lampiran 2.7. Pengolahan Skor Penilaian Kesesuaian LKS dengan Konsep ....135
Lampiran 2.8. Pengolahan Skor Penilaian Kesesuaian LKS dengan Tata Bahasa ...138
Lampiran 3.1. Daftar Sekolah untuk Survei Lapangan ...143
Lampiran 3.2. Daftar Guru dan Dosen Penilai LKS yang Dikembangkan ...144
Lampiran 4.1. LKS yang Dikembangkan Setelah Revisi...146
Lampiran 4.2. Foto Dokumentasi Penelitian...153
1 Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pemerintah melalui Permendikbud No. 59 tahun 2014 menyatakan bahwa
kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Karakteristik
pembelajaran dengan kurikulum 2013 adalah mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan masyarakat. Pada kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Inti (KI)
keempat yang mengukur perkembangan siswa dari aspek keterampilan. Hal
tersebut sesuai dengan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan kimia sebagai
produk (BSNP, 2006).
Ilmu kimia sering dianggap sulit dan tidak aplikatif, namun kenyataannya
ilmu kimia sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Johnstone dan
Al-Shuaili (2001), kimia merupakan mata pelajaran aplikatif, sehingga dalam
pembelajarannya harus dilakukan dalam kegiatan praktikum. Praktikum
merupakan salah satu cara mengajar, siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah dan Zain,
2010). Dalam proses pembelajaran dengan metode praktikum, siswa diberikan
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri sehingga akan
menjadi yakin atas suatu hal daripada hanya menerima informasi dari guru dan
buku.
Pada pembelajaran dengan metode praktikum, untuk mempermudah siswa
dalam proses pembelajaran maka dibutuhkan LKS praktikum. Menurut Wenning
(2005), LKS yang digunakan dalam kegiatan praktikum dapat berupa LKS inkuiri
dan LKS cookbook (LKS yang berisi instruksi langsung seperti dalam buku resep
masakan). Penggunaan LKS yang berbentuk cookbook perlu dikurangi karena
2
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dan tidak ada peluang untuk melatih kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak
secara ilmiah. Hal tersebut tidak sejalan dengan prinsip pembelajaran dalam
kurikulum 2013 yang menekankan perubahan paradigma peserta didik diberi tahu
menjadi peserta didik mencari tahu.
Dalam kemendikbud (2013) telah disebutkan bahwa proses pembelajaran
yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(student centered active learning) dengan pendekatan saintifik/ilmiah (Scientific
approach). Model ini berusaha membelajarkan siswa untuk mengenal masalah,
merumuskan masalah, mencari solusi atau menguji jawaban sementara atas suatu
masalah/pertanyaan dengan melakukan penyelidikan (menemukan fakta-fakta
melalui penginderaan), pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan
menyajikannya secara lisan maupun tulisan. Inkuiri berpusat kepada pengalaman
siswa yang menekankan kepada proses pemecahan masalah melalui pengujian
hipotesis yang didasarkan kepada fakta. Hal ini berarti dengan inkuiri siswa di
tuntut untuk mencari dan menemukan jawaban atau kesimpulan dari pertanyaan
yang dipermasalahkan. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan LKS inkuiri
yang dapat melatih siswa bekerja secara ilmiah serta dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa sehingga siswa memiliki kesempatan untuk
menemukan konsep, membangun pengetahuannya sendiri dan lebih berperan aktif
dalam proses pembelajaran. LKS praktikum inkuiri adalah LKS praktikum yang
didesain dengan menggunakan pendekatan dalam tahap-tahap proses inkuiri. Xu
(2012) menyatakan LKS praktikum inkuiri lebih diutamakan untuk digunakan
karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta pemahaman konsep
kimia secara menyeluruh pada siswa.
Buck et al. (2008) membagi pembelajaran inkuiri di laboratorium menjadi 5
level, yaitu level 0: konfirmasi, level ½: inkuiri terstruktur, level 1: inkuiri
terbimbing, level 2 inkuiri terbuka, dan level 3: inkuiri bebas. Inkuiri terbimbing
adalah salah satu jenis inkuiri yang dapat diterapkan pada siswa yang relatif baru
belajar kimia. Pada inkuiri ini, siswa diberi kesempatan untuk bekerja
merumuskan masalah sampai tahapan akhir inkuiri yaitu merumuskan kesimpulan
secara mandiri setelah disajikan suatu orientasi fenomena. Sehingga pada inkuiri
3
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Beck (2012) dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing pada kegiatan
praktikum akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan tingkat keterlibatan
siswa yang tinggi selama kegiatan praktikum berlangsung. Sejalan dengan hal
tersebut, menurut Xu dan Talanquer (2012) dengan menggunakan inkuiri
terbimbing kegiatan praktikum siswa lebih bersifat eksplorasi bila dibandingkan
dengan tingkat inkuiri yang lebih rendah yaitu inkuiri terstruktur, karena guru
memberikan prosedur praktikum kepada siswanya.
Penelitian mengenai pengembangan LKS berbasis inkuiri pada pokok
bahasan larutan penyangga telah dilakukan oleh Utami (2013). Namun LKS yang
dihasilkan memang sudah inkuiri namun pemilihan fenomena kurang dekat
dengan kehidupan sehari-hari dan pemilihan alat seperti botol vial 10 mL jarang
ditemukan di laboratorium sekolah. Selain itu LKS yang dihasilkan dibuat
berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memiliki tujuan
pembelajaran yaitu siswa dapat membedakan larutan penyangga dan bukan
penyangga. Sedangkan kurikulum pada tahun pelajaran 2013/2014 menggunakan
kurikulum 2013 yang memiliki tujuan pembelajaran yaitu mengidentifikasi sifat
larutan penyangga. Selain itu, penelitian lainnya menunjukkan bahwa
pembelajaran inkuiri melalui praktikum dapat meningkatkan Keterampilan Proses
Siswa (KPS), kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep siswa dan sikap
ilmiah siswa (Purnaningtyas, 2012; Damayanti, 2013; Mawarsari, 2013). Oleh
sebab itu, perlu dikembangkan LKS inkuiri untuk menunjang pembelajaran siswa
selama praktikum yang membuat siswa memiliki kesempatan membangun
pengetahuan mereka.
Kompetensi Dasar 4.13 dalam mata pelajaran kimia di SMA kelas X dalam
Kurikulum 2013 yaitu “Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga”.
Kompetensi dasar tersebut menuntut siswa untuk dapat merancang, melakukan,
menyimpulkan dan menyajikan percobaan mengenai sifat larutan penyangga
sehingga materi larutan penyangga sudah seharusnya dilakukan melalui
praktikum. Pada kurikulum 2013, pembelajaran lebih dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari sehingga larutan penyangga yang digunakan pada penelitian ini adalah
4
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
penyangga karena komposisi bahan yang digunakan dapat menyangga asam dan
basa konjugasinya serta basa dan asam konjugasinya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis perlu
mengembangkan LKS praktikum inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan
penyangga yang bisa dilakukan di sekolah. Adapun judul penelitian yang
dilakukan peneliti adalah ”Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Inkuiri Terbimbing Pada Sifat-Sifat Penyangga Minuman Isotonik”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum inkuiri terbimbing pada sifat-sifat penyangga minuman
isotonik?
Secara khusus pertanyaan penelitian terdiri dari:
1. Bagaimana karakteristik LKS praktikum materi pokok larutan penyangga
yang digunakan di sekolah?
2. Bagaimana karakteristik LKS praktikum inkuiri terbimbing pada sifat-sifat
penyangga minuman isotonik yang dikembangkan dalam penelitian ini?
3. Bagaimana kelayakan LKS praktikum yang dikembangkan berdasarkan
keterlaksanaan tahapan inkuiri, respon siswa, dan penilaian guru dan dosen?
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini, maka permasalahan dibatasi oleh hal-hal
berikut:
1. Jenis minuman yang digunakan sebanyak 5 macam minuman isotonik yang
beredar di pasaran.
2. Karakteristik LKS praktikum yang ada saat ini dibatasi pada alat, bahan dan
jenis LKS (inkuiri atau cook book).
3. Aspek penilaian guru dibatasi pada kesesuaian LKS praktikum terhadap
konsep larutan penyangga dan tata bahasa yang terdapat pada LKS
5
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan LKS praktikum inkuiri terbimbing pada sifat-sifat
penyangga minuman isotonik.
2. Memperoleh informasi mengenai tingkat keterlaksanaan praktikum, respon
siswa, dan penilaian guru serta dosen terhadap LKS praktikum inkuiri
terbimbing yang dikembangkan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari pengembangan LKS praktikum inkuiri terbimbing ini diharapkan
dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi siswa dapat membangkitkan semangat belajar untuk mempelajari dan
memahami kimia, khususnya pada sifat-sifat penyangga minuman isotonik
dan meningkatkan kreativitas siswa dalam menentukan alat dan bahan yang
digunakan saat praktikum serta merancang percobaan.
2. Bagi guru kimia SMA dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
menggunakan LKS praktikum inkuiri terbimbing pada sifat-sifat penyangga
minuman isotonik yang dikembangkan pada pembelajaran kimia di sekolah.
3. Bagi peneliti dapat memberikan informasi tentang kelayakan LKS pada
pembelajaran kimia sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya
dalam hal pengembangan LKS praktikum inkuiri terbimbing untuk materi
lainnya dalam pelajaran kimia.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini tersusun dari lima bab. Bab I (pendahuluan)
berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Latar belakang penelitian
menguraikan alasan dalam melakukan penelitian berdasarkan referensi dan
temuan penelitian sebelumnya. Rumusan masalah yang ingin diselesaikan melalui
penelitian dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Pembatasan masalah dilakukan
6
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
menjelaskan hal-hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Manfaat penelitian
menyajikan manfaat dari dilakukannya penelitian bagi siswa, guru, dan peneliti.
Struktur organisasi menguraikan urutan penulisan dari setiap bab dan subbab
dalam skripsi.
Bab II (tinjauan pustaka) menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian. Teori yang terkait diantaranya metode praktikum, inkuiri, LKS, larutan
penyangga, dan mengkaji penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang
dilakukan.
Bab III (metodologi penelitian) berisi tentang langkah-langkah penelitian
yang digunakan, definisi operasional, sumber data, instrumen yang digunakan,
dan prosedur pengolahan data yang diperoleh dari sumber data melalui instrumen.
Bab IV (hasil penelitian dan pembahasan) berisi tentang hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan peneliti. Dalam bab ini hasil penelitian dan
pembahasan dibagi menjadi dua, yaitu hasil penelitian dan pembahasan pada
tahap studi pendahuluan dan tahap pengembangan model.
Bab V (kesimpulan dan saran) berisi tentang kesimpulan dari jawaban
penelitian secara singkat dan jelas mengenai rumusan masalah penelitian. Bab ini
juga terdapat saran-saran dalam mengembangkan dan menyempurnakan penelitian
ini yang ditujukan kepada peneliti berikutnya. Pada bagian akhir skripsi ini
dilengkapi dengan daftar pustaka yang berisi rujukan yang digunakan serta
19
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Langkah-Langkah Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah mengembangkan lembar
kerja siswa praktikum inkuiri terbimbing pada sifat-sifat penyangga minuman
isotonik. Dalam pencapaian tujuan penelitian, diperlukan langkah-langkah
penelitian yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (Sukmadinata, 2012) untuk
mengembangkan suatu produk sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengumpulan data
2. Perencanaan
3. Pengembangan draft produk
4. Uji coba lapangan awal
5. Merevisi hasil uji coba
6. Uji coba lapangan
7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan
8. Uji pelaksanaan lapangan
9. Penyempurnaan produk akhir
10.Diseminasi dan implementasi
Sukmadinata (2012) memodifikasi sepuluh langkah penelitian Borg dan Gall
menjadi tiga langkah sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan (langkah satu sampai tiga Borg dan Gall).
2. Pengembangan Model (langkah empat dan lima Borg dan Gall).
3. Uji model (langkah enam sampai sepuluh Borg dan Gall).
Pada penelitian ini, tidak semua lagkah-langkah penelitian menurut Borg dan
Gall yang dimodifikasi Sukmadinata digunakan. Langkah-langkah penelitian yang
digunakan hanya sampai tahap kedua. Sebagai gambaran umum mengenai
langkah-langkah penelitian yang dilakukan, maka dirancang alur penelitian
20
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
Studi k epustak aan
Penjaringan respon siswa Uji keterlaksanaan
Penilaian guru dan dosen
Pengolahan data
Kesimpulan Revisi LKS
Pengembangan Model Uji coba terbatas LKS praktikum inkuiri
Penyusunan RPP
Penyusunan produl awal
Pengembangan prosedur praktikum sifat-sifat penyangga
Validasi LKS praktikum inkuiri oleh pembimbing
Ya Tidak
Studi Pendahuluan
Revisi
Penyusunan instrumen penelitan
(Angket, lembar observasi, lembar penilaian guru, dan pedoman lembar jawaban siswa)
Validasi instrumen oleh pembimbing
Ya Tidak
Revisi Analisis standar isi dan
proses pembelajaran pada kurikulum 2013
LKS praktikum larutan penyangga yang beredar
di sekolah
Hasil analisis
Survei lapangan
Uji coba terbatas
21
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah penjelasan dari setiap langkah penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan tahap awal atau tahap persiapan untuk
pengembangan. Tahap ini terdiri dari 3 langkah yaitu studi kepustakaan, survei
lapangan dan penyusunan produk awal.
a. Studi Kepustakaan
Pada tahap studi kepustakaan dilakukan analisis standar isi dan proses
pembelajaran pada Kompetensi Inti 4 kelas XI semester 2 dengan Kompetensi Dasar 4.13, yaitu “merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga”. Pada tahap ini juga dilakukan analisis bahan ajar kimia SMA kelas XI semester 2 mengenai LKS
praktikum materi pokok larutan penyangga. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
ketersediaan dan karakteristik LKS praktikum materi pokok larutan penyangga
pada bahan ajar dan penelitian sebelumnya. Lembar analisis LKS praktikum ini
dapat dilihat pada Lampiran 1.1. Halaman 68.
b. Survei Lapangan
Survei lapangan ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan
praktikum dan jenis LKS praktikum materi pokok larutan penyangga yang
digunakan di beberapa SMA di Bandung. Peneliti membuat instrumen untuk
melakukan survei lapangan berupa pedoman wawancara yang dapat dilihat pada
Lampiran 1.2. Halaman 69.
c. Penyusunan Produk Awal
Pada tahap penyusunan produk awal dilakukan tahapan sebagai berikut:
1) Penyusunan RPP
Penyusunan RPP berlandaskan hasil analisis standar isi dan standar proses
pembelajaran pada KI 4 dan KD 4.13. Penyusunan RPP dilakukan agar peneliti
22
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
inkuiri harus tercermin pada RPP yang dibuat. Selengkapnya RPP dapat dilihat
pada Lampiran 1.3. Halaman 70.
2) Pengembangan Prosedur Praktikum
Sebelum menyusun LKS yang akan dikembangkan maka peneliti perlu
membuat prosedur praktikum terlebih dahulu. Selanjutnya, prosedur praktikum
yang telah disusun kemudian dioptimasi untuk mendapatkan prosedur praktikum
yang optimum dan efektif dari segi alat, bahan, dan waktu yang akan diperlukan
untuk melakukan praktikum.
3) Pengembangan LKS Praktikum
Pengembangan LKS ini mengacu kepada langkah-langkah pembelajaran
inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. LKS
praktikum inkuri terbimbing yang telah disusun (Lampiran 1.4. Halaman 83)
divalidasi oleh dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan terhadap LKS
praktikum inkuiri yang telah dibuat. LKS Hasil validasi dapat dilihat pada
Lampiran 1.5. Halaman 90.
4) Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen yang dibuat meliputi angket, lembar observasi, lembar penilaian
guru, dan pedoman lembar penilaian jawaban siswa. Lembar observasi digunakan
untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan inkuiri pada saat praktikum dengan
menggunakan LKS yang dikembangkan. Lembar penilaian guru digunakan untuk
mengetahui kelayakan LKS praktikum yang dikembangkan. Lembar penilaian
jawaban siswa digunakan untuk mengetahui karakteristik LKS praktikum yang
dikembangkan. Angket respon siswa digunakan untuk menjaring respon siswa
mengenai penggunaan LKS praktikum yang dikembangkan. Sebelum instrumen
dapat digunakan, maka terlebih dahulu divalidasi oleh dosen pembimbing.
23
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Pada tahap pengembangan model, dilakukan uji coba terbatas LKS inkuiri
terbimbing yang dikembangkan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap
pengembangan model ini adalah sebagai berikut:
a. Uji keterlaksanaan
Uji keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri menggunakan LKS praktikum inkuiri
dilakukan oleh siswa kelas XII SMA. Uji keterlaksanaan praktikum dilakukan
dengan uji coba terbatas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok akan diobservasi oleh observer. Observer tersebut akan diberi lembar
observasi keterlaksanaan praktikum. Hasil jawaban siswa terhadap tugas-tugas
dalam LKS untuk mengetahui karakteristik LKS praktikum inkuiri yang
dikembangkan.
b. Penjaringan Respon Siswa
Respon siswa berupa angket akan diberikan setelah praktikum yang
digunakan untuk menjaring informasi mengenai kelayakan LKS praktikum inkuiri
yang dikembangkan.
c. Penjaringan Penilaian Guru dan Dosen
Guru dan dosen melakukan penilaian terhadap LKS praktikum inkuiri yang
telah dikembangkan dengan menggunakan instrumen lembar penilaian. Penilaian
tersebut digunakan untuk menjaring informasi mengenai kelayakan LKS
praktikum inkuiri yang dikembangkan.
B. Definisi Operasional
1. Pengembangan adalah kegiatan memperdalam dan memperluas
pengetahuannya yang telah ada (Sugiyono, 2010).
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik (Depdiknas, 2004).
3. LKS praktikum adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan
penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2008).
4. Inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku
24
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan
atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data,
menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya (Suyanti, 2010).
5. Inkuiri terbimbing adalah satu jenis inkuiri, siswa dipandu oleh guru untuk
menyelidiki masalah, namun untuk prosedur pemecahan masalah siswa yang
merancangnya sendiri (Colburn, 2000).
6. Minuman isotonik adalah minuman formulasi yang ditujukan untuk
mengganti cairan, karbohidrat, elektrolit, dan mineral tubuh dengan cepat
(BPOM RI, 2006).
C. Sumber Data
Pada penelitian ini, terdapat beberapa sumber data. Pada tahap studi
pendahuluan, untuk tahap studi kepustakaan yang menjadi sumber data adalah
bahan ajar kimia yang digunakan untuk SMA. Pada survei lapangan yang menjadi
sumber data adalah sepuluh orang guru kimia SMA Negeri maupun Swasta di
Kota Bandung. Pada tahap pengembangan model, untuk tahap uji coba terbatas
yang menjadi sumber data untuk uji tingkat keterlaksanaan adalah siswa-siswi
kelas XII pada salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Sementara itu yang
menjadi sumber data untuk penilaian LKS praktikum adalah 7 orang guru dan 3
dosen yang mengajar kimia di SMA/universitas Kota Bandung.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1.Instrumen Penelitian, Data yang Diperoleh dan Peruntukannya
No Jenis Instrumen Data yang diperoleh Peruntukan
1. Lembar analisis LKS
praktikum
Prosedur praktikum larutan
penyangga dan jenis
prosedur praktikum yang
terdapat dalam bahan ajar
Untuk mengetahui ketersediaan
dan karakteristik LKS praktikum
materi pokok larutan penyangga
pada bahan ajar dan penelitian
25
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
No Jenis Instrumen Data yang diperoleh Peruntukan
2. Pedoman wawancara Keterlaksanaan praktikum
dan penggunaan LKS
praktikum materi pokok
larutan penyangga
Untuk mengetahui keterlaksanaan
praktikum dan penggunaan LKS
praktikum materi pokok larutan
penyangga yang digunakan di
SMA/MA
3. Lembar observasi Keterlaksanaan praktikum
menggunakan LKS
praktikum inkuiri
terbimbing yang
dikembangkan
Untuk mengetahui keterlaksanaan
tahapan inkuiri pada saat
praktikum dengan menggunakan
LKS yang dikembangkan
4. Lembar jawaban
siswa terhadap tugas
-tugas dalam LKS
Jawaban siswa dalam
mengisi tugas-tugas LKS
praktikum
Untuk mengetahui kelayakan
LKS praktikum yang
dikembangkan
5. Angket Respon siswa mengenai
LKS praktikum inkuiri
terbimbing yang
dikembangkan
Untuk mengetahui kelayakan
LKS praktikum yang
dikembangkan
6. Lembar penilaian
guru dan dosen
Penilaian guru terhadap
LKS praktikum inkuiri
Untuk mengetahui kelayakan
LKS praktikum yang
dikembangkan
E. Prosedur Pengolahan Data
Semua data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian kemudian
diolah sebagai hasil penelitian. Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan
meliputi:
1. Pengolahan Lembar Observasi
Langkah pengolahan data dari lembar observasi, yaitu:
a. Memberikan Skor
Berikut ini adalah pemberian skor untuk setiap kegiatan yang mungkin
dilakukan oleh siswa.
1 = jika siswa melakukan setiap item tahapan inkuiri (11)
0 = jika siswa tidak melakukan setiap item tahapan inkuiri (11)
26
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1) Menjumlahkan skor semua responden pada setiap penilaian dalam tahapan
inkuiri.
2) Menentukan skor maksimal.
Skor maksimal = skor tertinggi x jumlah siswa
Skor maksimal = 1 x 18 = 18
3) Menentukan persentase keterlaksanaan seluruh komponen pada setiap aspek
penilaian dalam tahapan inkuiri.
Persentase setiap aspek penilaian =
x 100%
4) Menentukan rata-rata persentase keterlaksanaan LKS praktikum inkuiri oleh
semua responden.
Rata-rata persentase keterlaksanaan =
x 100%
5) Melakukan interpretasi persentase keterlaksanaan praktikum.
Kriteria interpretasi skor menurut Arikunto (2009) seperti terlihat pada tabel
3.2.
Tabel 3.2. Kriteria Interpretasi Skor
Rentang skor (%) Kategori
81-100 Baik sekali
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
<21 Kurang Sekali
2. Pengolahan Penilaian Jawaban Siswa
Langkah pengolahan data dari penilaian jawaban siswa, yaitu:
a. Memberikan Skor
Memberikan skor semua siswa sesuai jawaban tugas-tugas yang ada pada
LKS menurut pedoman lembar jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam
LKS yang telah dibuat (Lampiran 1.7. Halaman 99).
b. Mengolah Skor
1) Menjumlahkan skor semua jawaban tugas-tugas yang ada pada LKS yang
dijawab masing- masing siswa.
2) Menentukan skor maksimal.
27
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3) Menentukan persentase jawaban siswa dalam mengisi tugas-tugas yang ada
pada LKS.
Persentase setiap jawaban siswa =
x 100%
4) Menentukan rata-rata persentase jawaban siswa dalam mengisi tugas-tugas
yang ada pada LKS.
Rata-rata persentase jawaban siswa =
x
100%
5) Melakukan interpretasi persentase jawaban siswa.
Kriteria interpretasi skor menurut Arikunto (2009) seperti terlihat pada tabel
3.2.
3. Pengolahan Data dari Lembar Penilaian Guru dan Dosen
Langkah pengolahan data dari lembar penilaian guru dan dosen, yaitu:
a. Memberikan Skor
Pemberian skor pada jawaban setiap item dilakukan dengan menggunakan
skala Likert. Pernyataan yang digunakan dalam skala Likert yang digunakan
untuk mengetahui penilaian guru adalah pernyataan positif. Adapun penilaian
berdasarkan skala Likert terdapat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3.Skor Lembar Penilaian Berdasarkan Skala Likert
No. Jawaban Item Instrumen Lembar Penilaian Skor
1. Sangat tidak jelas 1
2. Tidak jelas 2
3. Jelas 3
4. Sangat jelas 4
(Riduwan, 2010)
b. Mengolah Skor
1) Menjumlahkan skor semua responden pada setiap komponen yang dianalisis.
2) Menjumlahkan skor total keseluruhan komponen yang dianalisis pada setiap
indikator.
3) Menentukan skor maksimal.
Skor maksimal = skor tertinggi x jumlah responden
28
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 4) Menghitung persentase skor setiap indikator.
Persentase setiap indikator =
x 100%
5) Menghitung rata-rata persentase skor aspek penilaian.
Rata-rata persentase aspek penilaian =
x 100%
6) Melakukan interpretasi persentase penilaian guru
Kriteria interpretasi skor menurut Arikunto (2009) seperti terlihat pada tabel
3.2.
4. Pengolahan Angket Respon Siswa
Langkah pengolahan data dari angket respon siswa, yaitu:
a. Memberikan Skor
Pemberian skor pada jawaban setiap item dilakukan dengan menggunakan
skala Likert. Pernyataan yang digunakan dalam skala Likert adalah
pernyataan positif dengan empat rentang skala, yaitu Sanga Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun cara
pemberian skor dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4. Skor Angket Respon Siswa Berdasarkan Skala Likert
Pernyataan Skor
SS S TS STS
Positif 4 3 2 1
(Riduwan, 2010)
b. Mengolah Skor
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa pada setiap item pertanyaan yang terdapat
dalam angket respon siswa.
2) Menentukan skor maksimal
Skor maksimal = skor tertinggi x jumlah responden
29
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 3) Menentukan persentase skor setiap item pernyataan
Persentase setiap item pernyataan =
x 100%
4) Menentukan rata-rata persentase respon siswa
Rata-rata persentase respon siswa =
x 100%
5) Melakukan interpretasi persentase penilaian guru
Kriteria interpretasi skor menurut Arikunto (2009) seperti terlihat pada tabel
60
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik LKS praktikum larutan penyangga yang ada di sekolah-sekolah
masih berupa LKS dengan instruksi langsung (cookbook) dengan percobaan
menggunakan alat dan bahan standar laboratorium kimia SMA.
2. Karakteristik LKS praktikum yang dikembangkan pada penelitian ini adalah
LKS praktikum inkuiri terbimbing yang terdiri dari fenomena, arahan
rumusan masalah, arahan dalam membuat hipotesis, arahan dalam
mengumpulkan data (memilih bahan, memilih alat, merancang prosedur
percobaan, melakukan percobaan, menuliskan hasil pengamatan dan
menjawab pertanyaan analisis data), arahan membuktikan hipotesis, dan
arahan membuat kesimpulan. Fenomena yang terdapat dalam LKS praktikum
yang dikembangkan yaitu mengidentifikasi sifat larutan penyangga, prosedur
percobaan yang dibuat sendiri oleh siswa dengan menggunakan alat dan
bahan berstandar laboratorium kimia SMA.
3. Kelayakan LKS praktikum yang dikembangkan berdasarkan keterlaksanaan
tahapan inkuiri, respon siswa, dan penilaian terhadap LKS praktikum yang
dikembangkan secara keseluruhan termasuk pada kategori baik sekali.
Adapun perolehan persentase skor secara berturut-turut adalah 94,23%;
61
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
B. Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk peneliti berikutnya adalah:
a. Perlu dilakukannya pengembangan lanjutan terhadap LKS yang
dikembangkan melalui uji coba pada skala lebih luas sesuai dengan langkah
penelitian dan pengembangan menurut Sukmadinata (2012).
b. Perlu dilakukannya implementasi pembelajaran dengan menggunakan LKS
praktikum inkuiri terbimbing yang dikembangkan untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
2. Untuk guru SMA perlu dilakukannya pembiasaan untuk menggunakan LKS
praktikum inkuiri terbimbing dalam melaksanakan pembelajaran supaya
siswa terbiasa dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran inkuiri
terutama pada langkah merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis serta
62
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2004). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Arifin, M. et al. (2000). Common textbook strategi belajar mengajar kimia (Edisi
Revisi). Bandung: IMSTEP.
Arikunto, S. (2009). Evaluasi program pendidikan: pedoman teoritis bagi
mahasiswa dan praktisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Beck, K. (2012). The effect of guided-inquiry chemistry las on student
engagement. (Tesis). Master of Education, Carrol University Waukesha,
Wisconsin.
BSNP. (2006). Panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: BSNP.
Buck, B. L., Bretz, S. L, dan Towns, M. H. (2008) Characterizing the level of
inquiry in the undergraduate laboratoris. Journal of College Science
Teaching, 42, helm. 52-57.
Budisetyawan, S. (2012). Pengembangan LKS IPA terpadu berbasis inkuiri
terbimbing pada tema sistem kehidupan dalam tumbuhan kelas VIII di
SMPN 2 Playen. Skripsi Jurusan Pendidikan IPA UNY Yogyakarta: Tidak
diterbitkan.
63
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Damayanti, D. S. (2013). Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) dengan
pendekatan inkuiri terbimbing untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir
kritis peserta didik pada materi listrik dinamis SMA Negeri 3 Purworejo
kelas X tahun pelajaran 2012/2013.Radiasi, 3 (1), hlm. 58-62.
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pedoman khusus pengembangan
silabus dan penilaian mata pelajaran kimia. Jakarta: Erlangga.
Gulo, W. (2008). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Grasindo.
Harnanto, A. dan Ruminten. (2009). Kimia 2: untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Depdiknas.
Johari, J.M.C. dan Rachmawati, M. (2009). Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI.
Jakarta: Esis.
Johnstone, A. H. dan Al-Shuaili, A. (2001). “Learning in the laboratory: some
thoughts from the literature”. Journal of U.Chem.Ed. 5, hlm. 42-51.
Kalsum, S., et.al. (2009). Kimia 2 kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta: Pusat
64
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Kean dan Middlecamp. (1985). Panduan belajar kimia dasar. Jakarta: Gramedia.
Kemendikbud. (2013). Dokumen kurikulum 2013. [Online]. Tersedia di:
http://kangmartho.com. Diakses 30 Maret 2014.
Mawarsari, A. (2013). Penerapan metode eksperimen berpendekatan inkuiri untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan sikap ilmiah. Chemistry in
Education, 2 (1), hlm 1-8.
Partana, C.F dan Antuni W. (2009). Mari belajar kimia 2 untuk SMA-MA XI IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Purnaningtyas, R. (2012). Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) IPA terpadu
berbasis inkuiri terbimbing (guided inquiry) dengan tema asyiknya
berolahraga dan berkeringat guna mengembangkan ketrampilan proses sains
siswa SMP Negeri 1 Klaten. E Journal, 1 (1).
Riduwan. (2010). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta.
Purba, M. (2006). Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Putra, R. S. (2012). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Jember:
DIVA Press.
Rahmawati, U. (2012). Pembelajaran buffer menggunakan metode inkuiri
terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan. Chemistry in
65
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Roestiyah. (2008). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, W. (2008). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudarmo, U. (2014). Kimia untuk SMA/MA kelas XI. Surakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Rosda
Karya.
Sunardi. (2008). Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama
Widya.
Sunarya, Y dan Agus S. (2009). Mudah dan aktif belajar kimia untuk kelas XI
SMA-MA program ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Sutresna, N. (2014). Kimia untuk kelas XI. Bandung: Grafindo.
Suwardi, et al. (2009). Panduan pembelajaran kimia XI untuk SMU & MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
66
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu & Aplikasi Pendidikan:
Bagian 3 Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama,
hlm. 222-225.
Trianto. (2008). Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek. Surabaya:
Pustaka ilmu.
Utami, A. S. (2013). Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) praktikum
berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan larutan penyangga.
(Skripsi). Pendidikan kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Utami, B. et al. (2009). Kimia 2: untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Watoni, A. H. (2014). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya.
Wenning, C. J. (2005). Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices
and inquiry processes. Department of Physics Illinois State University.
Widjajanti, E. (2008). “Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah pada Kegiatan
Pengabdian Pada Masyarakat, Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran
Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru
SMK/MAK. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, hlm. 1-7.
Xu, H. (2012). Exploring students’ interactions, arguments, Ana reflections in
general chemistry Laboratories iith different level of inquiry. (Disertasi).
67
Dega Reksa Muliana , 2015
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A SIFAT-SIFAT PENYANGGA MINUMAN ISOTONIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Xu, H. dan Talanquer, V. (2012). Effect of the level of inquiry on student