• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. Pendahuluan 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. Pendahuluan 6"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

Pendahuluan 6

Bab I Peraturan Umum Permainan

Pasal 101 Definisi Game 8

Pasal 102 Cara Menulis Angka (score) 8

Pasal 103 Strike 8

Pasal 104 Double 8

Pasal 105 Triple 8

Pasal 106 Spare 8

Pasal 107 Open Frame 8

Pasal 108 Split 8

Pasal 109 Model Bermain 9

Pasal 110 Robohnya Pin yang sah 9

Pasal 111 Robohnya Pin yang tidak sah 9

Pasal 112 Letak Pin Tak Tepat 10

Pasal 113 Pantulan Pin 10

Pasal 114 Diakuinya Pin 10

Pasal 115 Penggantian Pin 10

Pasal 116 Bola Batal 10

Pasal 117 Bermain Pada Lane yang salah 11

Pasal 118 Definisi Pelanggaran 11

Pasal 119 Pelanggaran dengan Sengaja 11

Pasal 120 Pelanggaran dihitung setelah Langkah Ayun 11 Pasal 121 Pelanggaran yang jelas kelihatan 11

Pasal 122 Naik Banding atas Pelanggaran 12

Pasal 123 Bola Sementara 12

Pasal 124 Merubah Permukaan Bola Boling 12 Pasal 125 Larangan Merubah Daerah Ancang-ancang 12

Pasal 126 Kesalahan Menghitung Angka 12

Informasi Tambahan 12

Bab II Pengesahan Peraturan Pertandingan

Pasal 201 Kewajiban Pengesahan 14

Pasal 202 Persetujuan Pengesahan 14

Pasal 203 Tata Cara Pengesahan 14

Pasal 204 Keabsahan 14

Pasal 205 Kewajiban Pelaksana Kejuaraan 15

Pasal 206 Petugas Pencatat Angka (score) 15

Pasal 207 Penemuan Pelanggaran 15

Pasal 208 Permainan yang Terganggu 15

Pasal 209 Memperlambat Permainan 15

Pasal 210 Pemecahan Angka Sama 16

Pasal 211 Sanksi terhadap Pelanggaran Peraturan 16

Pasal 212 Protes 16

Pasal 213 Tata Cara Banding 16

Bab III Peraturan Utama, Kejuaraan Dunia Amatir

Pasal 301 Nama Resmi 17

(2)

Pasal 303 Sertifikasi Lintasan Boling 19

Pasal 304 Buletin Informasi dan Promosi 19

Pasal 305 Partisipasi Prosedur dan Biaya untuk Kejuaraan 20

Pasal 306 Keabsahan 20

Pasal 307 Penerimaan Kembali 21

Pasal 308 Prosedur Bola Boling 21

Pasal 309 Managemen Kejuaraan 21

Pasal 310 Pertemuan Sebelum Kejuaraan 22

Pasal 311 Upacara-Upacara 22

Pasal 312 Peraturan Anti Doping 23

Pasal 313 Merokok dan Minum 23

Pasal 314 Seragam-Iklan 23

Pasal 315 Model Bermain 24

Pasal 316 Petugas Resmi Pencatat Angka 24

Pasal 317 Penemuan Pelanggaran 25

Pasal 318 Permainan Yang Terganggu 25

Pasal 319 Memperlambat Permainan 25

Pasal 320 Bermain Pada Lintasan Yang Salah 25

Pasal 321 Peboling Terlambat 26

Pasal 322 Sanksi Terhadap Pelanggaran Peraturan 26

Pasal 323 Protes 26

Pasal 324 Tata Cara Banding 26

Bab IV Kejuaraan boling Dunia WTBA

Pasal 401 Kompetisi 28

Pasal 401.1 Jumlah Pemain 28

Pasal 401.2 Uji Coba 28

Pasal 401.3 Model Bermain 28

Pasal 401.4 Penetapan Lintasan 28

Pasal 401.5 Area Peboling 28

Pasal 401.6 Babak Kejuaraan 29

Pasal 401.7 Tata Cara Pertandingan 29

Pasal 402 Penggantian 30

Pasal 403 Pemecahan Angka Sama 31

Pasal 404 Penghargaan 31

Pasal 405 Ketentuan Pencatatan 31

Bab V Kejuaraan boling Dunia Remaja WTBA

Pasal 501 Keabsahan 33

Pasal 502 Delegasi Resmi 33

Pasal 503 Kompetisi 33

Pasal 503.1 Jumlah Pemain 33

Pasal 503.2 Uji Coba 33

Pasal 503.3 Model Bermain 33

Pasal 503.4 Penetapan Lintasan 34

Pasal 503.5 Area Peboling 34

Pasal 503.6 Babak Kejuaraan 34

Pasal 503.7 Tata Cara Pertandingan 34

Pasal 504 Penggantian 35

Pasal 505 Pemecahan Angka Sama 36

Pasal 506 Penghargaan 36

Pasal 507 Pencatatan 36

Bab VI Piala Tim Dunia WTBA

Pasal 601 Keabsahan 38

Pasal 602 Partisipasi 38

(3)

Pasal 604 Kompetisi 38

Pasal 604.1 Jumlah Pemain 38

Pasal 604.2 Uji Coba 38

Pasal 604.3 Model Bermain 39

Pasal 604.4 Penetapan Lintasan 39

Pasal 604.5 Area Peboling 39

Pasal 604.6 Babak Kejuaraan 39

Pasal 604.7 Tata Cara Pertandingan 39

Pasal 605 Penghargaan 40

Bab VII Kejuaraan pada Olimpiade, Pertandingan Regional, 41 Pertandingan Dunia dan Pertandingan Se-dunia lainnya

Pasal 701 Tanggal dan Tempat Pertandingan 41

Pasal 702 Keabsahan 41

Pasal 703 Format Pertandingan 41

Pasal 704 Inspeksi Persiapan umum dan Sertifikasi Lintasan 41 Pasal 705 Manajer Kejuaraan, Komite Teknis Kejuaraan 42

Pasal 705.1 Manajer Kejuaraan 42

Pasal 705.2 Komite Teknis Kejuaraan 42

Pasal 705.3 Pengawas Lintasan Harian 42

Pasal 706 Dewan Juri Banding, Prosedur Banding 43

Pasal 707 Pertemuan Sebelum Kejuaraan 43

Bab VIII Spesifikasi Peralatan

Pasal 801 Kewenangan 44

Pasal 802 Sertifikasi Lintasan 44

Pasal 803 Spesifikasi Lintasan boling 44

Pasal 803.1 Komposisi 44

Pasal 803.2 Daerah Ancang-ancang 44

Pasal 803.3 Garis Tilang 45

Pasal 803.4 Alat Penemu Pelanggaran 45

Pasal 803.5 Panjang Lintasan 45

Pasal 803.6 Lebar Lintasan 45

Pasal 803.7 Permukaan Lintasan 45

Pasal 803.8 Daerah Peletakan Pin 45

Pasal 803.9 Ujung Papan 46

Pasal 803.10 Got 46

Pasal 803.11 Tanda Tempat Pin 46

Pasal 803.12 Alat Pemasang Pin 47

Pasal 803.13 Penyekat Samping 47

Pasal 803.14 Daerah Tampungan Pin 47

Pasal 803.15 Tabir Belakang 47

Pasal 803.16 Tanda di daerah Ancang-ancang & di Lintasan 47 Pasal 804 Persyaratan Meminyaki Lintasan 48

Pasal 805 Spesifikasi Pin Boling 48

Pasal 805.1 Bahan 48

Pasal 805.2 Berat 48

Pasal 805.3 Keseimbangan 48

Pasal 805.4 Kandungan dan Kelembaban 48

Pasal 805.5 Pelapisan Akhir 49

Pasal 805.6 Rancang Bangun dan Ukuran 50

Pasal 806 Spesifikasi Bola Boling 50

Pasal 806.1 Bahan 50

Pasal 806.2 Berat dan Ukuran 50

Pasal 806.3 Spesifikasi yang diukur di Kejuaraan 50 Pasal 806.4 Spesifikasi yang tidak diukur di Kejuaraan 50

Pasal 806.5 Keseimbangan 50

(4)

Bab IX Ketetapan Khusus Pertandingan PBI

Pasal 901 Pertandingan 52

Pasal 902 Sistim Pertandingan 52

Pasal 903 Sifat Pertandingan 53

Pasal 904 Jenis Pertandingan 53

Pasal 905 Kalender Pertandingan 53

Pasal 906 Penyelenggara Pertandingan 53

Pasal 907 Tugas dan Laporan Pertandingan 54

Pasal 908 Pengesahan Pertandingan 54

Pasal 909 Penentuan Uang Pengesahan 55

Pasal 910 Pembebasan Uang Pengesahan 55

Pasal 911 Pengawasan Pertandingan 55

Pasal 912 Format Pertandingan 55

Pasal 913 Pelanggaran dan Sanksi 56

Pasal 914 Waktu Melapor 56

Pasal 915 Menyapu/menegakkan pin (reset) 56 Bab X Ranking Anggota & Average

Pasal 1001 Susunan Ranking 57

Pasal 1002 Perhitungan Angka Rata-rata (Average) 57

Pasal 1003 Klasifikasi dalam Ranking 58

Bab XI Liga Perkumpulan

Pasal 1101 Definisi Liga 61

Pasal 1102 Jenis Liga 61

Pasal 1103 Organisasi Liga 61

Pasal 1104 Kriteria Liga 62

Pasal 1105 Kriteria Pemain Liga 62

Pasal 1106 Average 63

Pasal 1107 Handicap 63

Pasal 1108 Sanksi-sanksi 63

Pasal 1109 Penundaan Liga 64

Pasal 1110 Blind Score 64

Pasal 1111 Penentuan Posisi Pemenang 64

Bab XII Kejurnas Soetopo Jananto

Pasal 1201 Sifat 64

Pasal 1202 Waktu & Tempat Kejuaraan 64

Pasal 1203 Pengecualian 64

Pasal 1204 Format Kejuaraan 64

Pasal 1205 Ketentuan Kejuaraan 65

Bab XIII Pekan Olahraga Nasoinal (PON)

Pasal 1301 Sifat 66

Pasal 1302 Waktu & Tempat Kejuaraan 67

Pasal 1303 Format Kejuaraan 68

Pasal 1304 Ketentuan Kejuaraan 69

Bab XIV Ketetapan Penghargaan

Pasal 1401 Hadiah & Pencatatan Rekor AngkaTertinggi 70 Pasal 1402 Persyaratan Pengesahan Rekor Angka Tertinggi 70

(5)

Bab XV Ketetapan Hukuman

Pasal 1501 Hukuman atas cara bermain yang tidak jujur 71

Pasal 1502 Hukuman atas Fitnah 71

Pasal 1503 Hukuman atas Penyalahgunaan Keuangan 72 Pasal 1504 Peraturan Pelaksanaan Hukuman 72

(6)

PENDAHULUAN

Semua peraturan dan ketetapan ini dari Bab 1 s/d VIII berlaku untuk Kejuaran Dunia dan Kejuaran Zona yang diadakan oleh World Tenpin Bowling Association (WTBA) dan untuk pertandingan international yang disahkan oleh WTBA atau yang melibatkan anggota federasi masing-masing.

Semua pertandingan resmi harus diatur ukuran dan berat dari lintasan berikut peralatannya, mengikuti suatu peraturan khusus, ketetapan dan petunjuk WTBA.

Semua lintasan yang dipakai untuk pertandingan yang diakui WTBA harus di sertifikasi oleh anggota federasi daerah tersebut.

Masing-masing anggota federasi harus menunjuk satu atau beberapa orang, yang mana bertugas untuk mengawasi bahwa semua pertandingan internasional di negara tersebut yang mana telah diatur sesuai dengan semua peraturan dan ketetapan ini.

MAKSUD DAN TUJUAN KETETAPAN PBI

Maksud dibuatnya semua ketetapan ini adalah untuk meningkatkan prestasi bermain boling bagi anggota PBI, melalui PBI-Provinsi/Perkumpulan yang berkewajiban melaksanakan pembinaan melalui pertandingan atau liga dan mematuhi tata tertib dari semua peraturan dan ketetapan yang berlaku, dengan penjelasan sebagai berkut:

I. PERATURAN UMUM PERMAINAN

Merupakan sistim standar yang memberikan penilaian angka tertinggi (perfect game 300) atas dasar permainan 10 frame (kotak besar), yang selalu mengacu kepada peraturan umum permainan FIQ/WTBA edisi terkhir.

II. PERATURAN PERALATAN

Semua peralatan boling termasuk perlengkapan boling lainnya yang dimainkan diatas suatu lintasan, harus mengikuti peraturan peralatan FIQ/WTBA edisi terakhir.

III. PERATURAN PERTANDINGAN

Setiap perkumpulan boling dibawah naungan PBI Provinsi dalam pertandingan yang diselenggarakannya harus menyesuaikan peraturan pertandingan dan peraturan lainnya terhadap peraturan FIQ/WTBA edisi terakhir, selain itu peboling anggota PBI tidak boleh:

- Menyatakan dirinya sebagai peboling professional

- Bergabung dan/atau menjadi salah satu anggota perkumpulan boling professional.

IV. KETETAPAN LIGA (LEAGUE)

Setiap perkumpulan boling dibawah naungan PBI Provinsi berkewajiban mengawasi ketetapan liga yang telah disahkan, agar setiap anggota memahami dan mematuhi ketetapan liga yang diikutinya, dengan mematuhi ketetapan tersebut diharapkan anggota perkumpulan dan/atau PBI Provinsi pada saatnya nanti mampu mematuhi dan/atau menyelenggarakan pertandingan yang berskala nasional, bahkan internasional.

V. KETETAPAN RANKING ANGGOTA

- Semua PBI Provinsi diwajibkan menyusun daftar ranking dari seluruh anggotanya - Daftar ranking disusun menurut prestasi angka rata-rata (average)

- Daftar ranking diterbitkan setiap kwartal

(7)

VI. KETETAPAN PENGHARGAAN

- PBI Pusat/Provinsi akan memberikan penghargaan kepada pemegang rekor 1 game / 1 seri (3 game) tertinggi

- PBI Provinsi diharuskan mempunyai rekor angka tertinggi diambil dari anggotanya untuk rekor 1 game dan 1 seri

VII. KETETAPAN HUKUMAN

Setiap anggota PBI wajib menjaga nama baik dirinya dan nama baik PBI dengan tidak melanggar peraturan FIQ/WTBA dan ketetapan PBI, anggota PBI menyadari bahwa ada Ketetapan hukuman yang mengatur hal tentang pemecatan keanggotaan PBI, sebagaimana yang diatur dalam disiplin Keanggotaan ART Bab V pasal 21 dan Ketetapan Hukuman Bab XVI

VIII. PENYERAGAMAN

Dengan diseragamkannya peraturan dan ketetapan ini dan berlaku kepada seluruh anggota yang bernaung dibawah PBI, baik di tingkat perkumpulan, daerah, maupun di tingkat pusat, maka peboling akan menikmati rasa nyaman dan terlindungi keanggotaannya di PBI.

(8)

BAB I

PERATURAN UMUM PERMAINAN

Pasal 101 DEFINISI GAME

Permainan sepuluh pin terdiri dari sepuluh kotak besar (frame). Peboling melakukan proses langkah ayun bola dua kali di setiap frame dari sembilan frame pertama, kecuali jika merobohkan sepuluh pin pada lemparan pertama (strike). Pada frame ke sepuluh, peboling melakukan proses langkah-ayun bola sebanyak tiga kali bila strike atau spare. Setiap frame harus diselesaikan oleh peboling sesuai urutannya

Pasal 102

CARA MENULIS ANGKA (SCORE)

Kecuali strike, setiap pin yang roboh pada proses langkah-ayun bola pertama dicantumkan pada kotak kecil sebelah kiri atas dari kotak besar, dan sisa pin yang dirobohkan pada langkah-ayun bola kedua dicantumkan pada kotak kecil sebelah kanan atas, bila tidak ada satupun pin yang dirobohkan pada langkah-ayun bola kedua pada frame itu, maka scoresheet diberi tanda (-), penghitungan angka pada kedua langkah-ayun di frame tersebut dapat langsung dicatat.

Pasal 103 STRIKE

Satu strike dicatat ketika

seluruh susunan pin dapat dirobohkan pada langkah-ayun bola disetiap frame. Diberi tanda dengan (X) pada kotak kecil di sudut kiri atas dari frame tersebut, perhitungan di setiap frame dimana terjadi strike adalah 10, ditambah jumlah pin yang dirobohkan dari dua langkah-ayun bola berikutnya.

Pasal 104 DOUBLE

Dua strike berturut-turut disebut double. Perhitungan untuk frame pertama dimana terjadi strike adalah 20 ditambah jumlah pin yang dirobohkan dua langkah-ayun berikutnya.

Pasal 105 TRIPLE

Tiga strike berturut-turut disebut triple. Perhitungan untuk frame pertama dimana terjadi strike adalah 30. Bermain untuk nilai maksimum 300, peboling harus berhasil 12 strike berturut-turut.

Pasal 106 SPARE

Sebuah spare dicatat ketika sisa pin dari langkah-ayun pertama dapat dirobohkan pada langkah-ayun kedua frame tersebut. Nilai spare diberi tanda (/) di kotak kecil di sudut kanan atas frame. Perhitungan untuk spare adalah 10, ditambah jumlah pin yang dirobohkan pada langkah-ayun berikutnya.

Pasal 107 OPEN FRAME

Peboling dinyatakan gagal merobohkan semua pin setelah dua kali langkah-ayun bola di frame tersebut, open frame tidak termasuk dari kategori split. Diberi tanda (-)(-) pada kedua kotak kecil di sudut atas kiri dan kanan.

Pasal 108 SPLIT

Split adalah sisa susunan pin yang tetap berdiri setelah langkah-ayun bola pertama, menghasilkan pin utama (No. 1) roboh dan:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 x x x 7 2 (8) / F 9 x 7 / 9 - x x 8 30 57 76 85 95 104 124 143 152 180

(9)

1. Paling tidak satu pin roboh diantara dua pin atau tebih yang masih berdiri, Contoh: 7 – 9 atau 3 – 10 2. Paling tidak satu pin roboh langsung didepan dari dua pin atau lebih yang masih berdiri, contoh: 5 – 6 CATATAN: Split biasanya ditandai dengan (O).

Pasal 109 MODEL BERMAIN

Sebuah permainan diwajibkan berlangsung pada dua lintasan (sepasang). Peboling yang bertanding dalam team, trio double, dan perseorangan, harus bermain dengan lawan mainnya dalam aturan satu frame satu lintasan, dan masing-masing bergantian menyelesaikan setiap frame, sehingga akibat perpindahan lintasan tersebut setiap peboling bermain hanya 5 frame per lane

Pasal 110

ROBOHNYA PIN YANG SAH

Langkah-ayun bola yang sah terjadi ketika bola dilepas oleh peboling melewati garis tilang menuju daerah permainan. Setiap langkah-ayun itu dihitung kecuali terjadi penyataan pelanggaran (dead ball). Langkah-ayun harus terjadi semata-mata dari hasil tangan peboling. Tidak boleh ada alat otomatis yang membantu bola yang bukan bagian dari proses langkah-ayun bola atau bagian bergerak yang melekat di bola selama langkah-ayun. CATATAN: Peboling boleh menggunakan peralatan khusus untuk membantu genggaman jika itu ditaruh di tangan atau pada bagian anggota tubuh yang hilang karena amputasi atau oleh sebab lain.

Pin-pin yang dihasilkan oleh peboling dari langkah-ayun yang sah adalah: 1. Setiap pin yang roboh oleh bola atau oleh sentuhan pin yang lain.

2. Setiap pin yang roboh oleh sentuhan pin lain akibat pantulan dari dinding samping atau tabir belakang.

3. Setiap pin yang roboh akibat pantulan dari batang penyapu yang turun dimana batang penyapu belum bekerja menyapu semua pin yang roboh (dead wood).

4. Setiap pin yang cara berdirinya bersandar di dinding samping atau tabir belakang, dianggap sebagai pin yang roboh

Semua pin yang roboh ini (dead wood) dan harus disingkirkan sebelum langkah-ayun berikutnya. Pasal 111

ROBOHNYA PIN YANG TIDAK SAH

Berlaku untuk langkah-ayun yang dihitung tetapi hasil pin yang roboh tidak dihitung, hal ini disebabkan: 1. Bola meninggalkan lintasan sebelum menyentuh pin.

2. Bolanya memantul dari tabir belakang (rear cushion).

3. Pin memantul setelah bersentuhan dengan badan, tangan atau kaki dari petugas peletak pin. 4. Terdapat pin roboh akibat pekerjaan mesin peletak pin.

5. Adanya pin roboh pada saat pembersihan pin oleh batang penyapu. 6. Adanya pin roboh akibat sentuhan petugas peletak pin.

7. Peboling dinyatakan melakukan pelanggaran (foul).

(10)

dan bola tersebut bersentuhan dengan dead wood tersebut sebelum meninggalkan lintasan. Jika robohnya pin tidak sah terjadi, dan peboling berhak melakukan langkah-ayun tambahan pada frame tersebut, maka pin-pin yang roboh tersebut harus didirikan kembali sesuai posisi pin sebelum roboh.

Pasal 112

LETAK PIN TAK TEPAT

Sebelum melakukan langkah-ayun bola pertama (pin full setup) atau langkah-ayun kedua (melakukan spare), adalah kewajiban peboling untuk memeriksa posisi peletakan pin, apakah ketika itu terdapat pin salah posisi. Peboling boleh memaksa untuk melakukan posisi ulang (respotted) bila diketahuinya ada pin salah posisi. Setelah itu, bila bukan karena alasan pin kurang dari 10, semua posisi pin dianggap sudah disetujui oleh peboling dan semua pin hasil langkah-ayun tersebut harus dihitung.

Bila pada posisi ulang ternyata mesin peletak pin melakukan perihal salah posisi yang sama, maka peboling tidak boleh merubah posisi pin secara manual (dengan tangan petugas).

Pasal 113 PANTULAN PIN

Pin yang memantul kemudian berdiri kembali diatas lane, diperhitungkan sebagai pin yang berdiri Pasal 114

DIAKUINYA PIN

Tidak ada pin yang diakui, kecuali yang diperhitungkan sebagai pin roboh (dead wood) dari hasil robohnya pin yang sah

Pasal 115 PENGGANTIAN PIN

Jika terdapat pin rusak selama pertandingan berlangsung, pin tersebut harus segera diganti dengan pin lain yang berat dan kondisinya sedapat mungkin sama dengan yang sedang dipergunakan. Petugas pertandingan yang menentukan apakah pin tersebut harus diganti.

Pasal 116 BOLA BATAL

Bola dinyatakan batal bila hal-hal berikut terjadi:

1. Setelah langkah-ayun bola pertama (dan sebelum langkah-ayun bola kedua di lintasan tersebut), ternyata segera disadari, bahwa terdapat satu pin atau lebih yang hilang dari pasangan 10 pin.

2. Posisi pin berdiri tergeser petugas peletak pin sebelum bola mengenai pin.

3. Batang penyapu peletak pin membersihkan pin, sebelum semua pin berhenti bergerak.

4. Peboling bermain pada lintasan yang salah atau bukan gilirannya. Atau 1 (satu) peboling dari masing-masing team bermain pada lintasan yang salah

5. Peboling yang secara fisik terganggu oleh peboling lainnya atau penonton atau benda bergerak atau mesin peletakan pin ketika langkah-ayun bola sedang dilakukan dan belum selesai. Pada situasi seperti ini, peboling mendapat hak untuk memilih apakah menerima hasil atau menganggap hal ini sebagai bola batal dan meminta diulang

6. Adanya pin yang roboh ketika peboling sedang melakukan langkah-ayun bola sebelum bola mencapai pin.

(11)

Ketika bola batal terjadi, langkah-ayun bola tersebut tidak dihitung. Pin yang masih berdiri ketika bola batal terjadi harus dipasang kembali (re-spotted) dan peboling diperbolehkan mengulang langkah-ayun tersebut.

Pasal 117

BERMAIN PADA LINTASAN YANG SALAH

Termasuk yang tercatat pada pasal 116 dimana bola dinyatakan batal, maka satu peboling atau lebih diwajibkan bermain ulang pada lintasan yang benar jika:

1. Jika 1 (satu) peboling bermain pada lintasan yang salah.

2. 1 (satu) peboling dari tiap team bermain salah giliran di sepasang lintasan tersebut. Jika lebih dari 1 (satu) peboling dari tiap team bermain salah giliran, maka dalam 1 (satu) game tersebut diselesaikan tanpa ada penyesuaian. Setelah itu pada game berikitnya, kembali pada urutan yang sebenarnya.

Pasal 118

DEFINISI PELANGGARAN

Pelanggaran terjadi bila peboling atau peralatannya melanggar batas atau menyentuh bagian lintasan setelah garis tilang (foul line) ketika atau sesudah langkah-ayun.

Bola sedang berjalan, pemain lain sudah berada di daerah ancang-ancang (approach) untuk menyelesaikan langkah-ayunnya.

Pasal 119

PELANGGARAN DENGAN SENGAJA

Pelanggaran yang dengan sengaja dilakukan oleh peboling untuk memanfaatkan pernyataan pelanggaran, sehingga dapat dipakai untuk keuntungan kelompok lain. Dalam hal ini peboling tidak mendapat angka dan tidak diperkenankan bermain pada frame tersebut.

Pasal 120

PELANGGARAN DIHITUNG SETELAH LANGKAH-AYUN

Pelanggaran dicatat dan langkah-ayun dihitung, tetapi peboling tidak mendapat angka dari pin yang dirobohkan pada langkah-ayun tersebut. Dalam hal peboling berhak atas langkah-ayun tambahan di frame tersebut, maka pin yang dirobohkan pada saat pelanggaran terjadi harus dipasang kembali.

Pasal 121

PELANGGARAN YANG JELAS KELIHATAN

Pelanggaran dianggap dilakukan dan dicatat jika alat otomatis pencatat pelanggaran atau wasit pencatat pelanggaran gagal melakukan tugasnya yang mana jelas terlihat oleh:

1. Kedua kapten atau dari masing-masing lawan tanding pada sepasang lintasan. 2. Petugas pencatat angka.

3. Panitia Pertandingan.

Pasal 122

NAIK BANDING ATAS PELANGGARAN

Naik banding tidak diperbolehkan pada setiap pelanggaran kecuali:

1. Bahwa alat pencatat otomatis salah fungsi atau rusak, dan dibuktikan dalam uji coba alat itu tetap mencatat adanya pelanggaran walaupun tidak melanggar.

2. Ada dukungan dari Saksi yang jumlahnya lebih banyak yang menyatakan peboling tersebut tidak melanggar.

(12)

Pasal 123 BOLA SEMENTARA

Bola/frame sementara harus dijalankan terhadap protes yang melibatkan pelanggaran, robohnya pin yang sah, atau bola batal dimana sering terjadi wasit pertandingan tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat. 1. Bila perselisihan terjadi pada langkah-ayun bola pertama di frame manapun, atau pada langkah-ayun

bola kedua frame ke 10, dimana terjadi strike pada langkah-ayun pertama:

a. Jika perselisihan berupa apakah peboling melanggar atau tidak, maka peboling diwajibkan menyelesaikan frame tersebut dan kemudian melaksanakan bola sementara pada susunan pin penuh.

b. Jika perselisihan diduga keras melibatkan robohnya pin yang tidak sah, maka peboling diwajibkan menyelesaikan frame tersebut dan kemudian melaksanakan bola sementara pada susunan pin yang ketika perselisihan itu pin tidak jatuh atau masih berdiri.

c. Jika perselisihan berupa apakah pernyataan dead ball harus dibuat, maka peboling diwajibkan menyelesaikan frame tersebut dan kemudian melaksanakan bola sementara pada susunan pin penuh.

2. Apabila Bila perselisihan terjadi pada saat mencoba spare, atau pada langkah-ayun ketiga di frame ke 10, maka tidak perlu ada bola sementara dijalankan kecuali perselisihan tersebut menyangkut pernyataan dead ball. Pada kasus seperti itu bola sementara dijalankan pada susunan pin yang sama saat terjadi perselisihan.

Pasal 124

MERUBAH PERMUKAAN BOLA BOLING

Dilarang merubah kondisi permukaan bola boling di saat pertandingan yang mendapat pengesahan bola (sanctioned). Pertandingan yang dimaksud adalah semua permainan dalam sebuah babak, demikian pula pada saat untuk uji lintasan (practise) sebelum pertandingan hal itu dianggap sebuah babak. Tambahan pula untuk memenuhi peraturan bab II pasal 11 atau bab III pasal 21 tentang pelanggaran, bola boling tersebut akan dikeluarkan dari babak permainan tersebut.

Pasal 125

LARANGAN MERUBAH DAERAH ANCANG-ANCANG

Peboling dilarang membubuhi benda asing/cairan, yang dapat merubah/merusak/ mengotori daerah ancang, sehingga menyebabkan peboling lain terganggu dalam memanfaatkan kondisi normal suatu ancang-ancang. Larangan ini berlaku untuk zat semacam bedak/ /pumice/resin di tapak sepatu dengan maksud tertentu; dan juga memakai karet sepatu yang lunak yang dapat menghapus atau mengubah keadaan yang normal dari ancang-ancang. Bedak dilarang masuk kedalam area peboling.

Pasal 126

KESALAHAN MENGHITUNG ANGKA

Angka hilang atau kesalahan mnghitung angka harus diperbaiki olh petugas pertandingan segera begitu disadari terjadinya kesalahan tersebut. Kesalahan yang diragukan harus segera diputuskan oleh petugas yang berwenang.

Batas waktu untuk memasukkan protes terhadap kesalahan menghitung angka adalah 1 (satu) jam dari berakhirnya pertandingan (event/block of game) di hari pertandingan tersebut berlangsung, sebelum berlangsungnya upacara penyerahan hadiah atau sebelum putaran berikutnya (untuk babak penyisihan) yang mana yang lebih dahulu.

Masing-masing protes harus menurut aturan, harus jelas, sendiri-sendiri, dan tidak boleh ditafsirkan atas dasar cara penyelesaian sebelum pertandingan ini.

(13)

Informasi Tambahan:

• Sebuah Kejuaraan boleh mempunyai peraturan yang membatasi jumlah reset pin (reracks) bagi peboling pada sebuah pertandingan. Managemen kejuaraan harus membuat ketetapan untuk pelaksanaan dan hukuman, jika ada, untuk setiap pelanggaran.

• Sebuah kejuaraan boleh mempunyai peraturan yang menangani peboling yang terlambat.

• Sebuah kejuaraan boleh mempunyai peraturan untuk menghadapi taktik curang peboling. Manajemen kejuaraan harus membuat ketetapan untuk pelaksanaan dan hukuman, jika ada, untuk setiap pelanggaran.

(14)

BAB II

PENGESAHAN PERATURAN PERTANDINGAN (SANCTIONED)

Pasal 201

KEWAJIBAN PENGESAHAN

Setiap pelaksana kejuaraan internasional wajib mengajukan pengesahan. Jika lebih dari 5 federasi atau perseorangan dari luar federasi Tuan Rumah yang diundang, maka pengesahan Zona wajib diberlakukan selain federasi Tuan Rumah menentukan besarnya biaya pengesahan yang akan dikutip. Demikian juga jika lebih dari 5 federasi atau perseorangan dari luar federasi Zona yang diundang, maka pengesahan WTBA wajib diberlakukan selain pengesahan Zona dan Pengesahan federasi Tuan Rumah.

Setiap pelaksana kejuaraan yang ditemukan bersalah melanggar ketentuan dari peraturan ini akan diminta pertanggungan jawaban mengapa menyangkal dari pengesahan daerah pada kejuaraan berikutnya.

Peboling yang mengikuti kejuaraan yang tidak mendapat pengesahan sebagaimana mestinya, akan ditolak haknya bertanding di kejuaraan yang mendapat pengesahan dari semua daerah.

Anggota federasi harus berusaha keras untuk memperkenalkan keberadaan daerah tersebut kepada seluruh panitia kejuaraan yang diselenggarakan oleh bukan anggota dan memperkenalkan bahwa ada peraturan internasional dari WTBA.

Pasal 202

PERSETUJUAN PENGESAHAN

Untuk mendapat persetujuan, pelaksana kejuaraan harus menjamin bahwa semua peraturan umum pertandingan, semua peraturan pertandingan yang disahkan, dan semua peraturan peralatan menurut WTBA diberlakukan pada pertandingan tersebut, dan memberikan laporan hasil kejuaraan untuk dicatat atau dibuat arsipnya.

Pengesahan ini tidak berarti mengakui setiap kejuaraan dari maksud langsung maupun tidak langsung bahwa titel pemenang dicalonkan sebagai juara dunia, juara dunia sepuluh pin, atau juara dunia boling amatir. Anggota federasi tidak boleh mengirim wakilnya dan harus melarang anggotanya untuk mengambil bagian pada kejuaraan yang memakai titel tersebut.

Pasal 203

TATA CARA PENGESAHAN

Anggota federasi dimana diadakannya kejuaraan tersebut akan mengatur dan bertanggung jawab terhadap semua proses pengajuan permohonan pengesahan dan menetapkan semua peraturan WTBA.

Pengajuan permohonan pengesahan harus menyatakan apakah kejuaraan ini terbatas untuk anggota FIQ satu daerah saja, atau terbuka bagi seluruh anggota FIQ dunia, atau juga terbuka bagi anggota peboling dari bukan anggota FIQ yang diundang.

Pasal 204 KEABSAHAN

Kejuaraan dari WTBA dan yang disahkan terbuka bagi peboling yang disahkan oleh federasi nasionalnya yang mana federasi nasional tersebut adalah anggota yang sah dari FIQ, WTBA dan FIQ Zone:

1. Peboling yang mengikuti kejuaraan yang mendapat pengesahan, tidak dalam menjalani hukuman/skors dari federasi.

2. Peboling dari negara yang bukan anggota dari FIQ masih diperbolehkan mengikuti kejuaraan tidak lebih dari 2 (dua) kali dalam 24 bulan sejak tanggal pertama kali ikut serta, setelah itu federasi penyelenggara harus memberikan tanda keanggotaan FIQ kepadanya untuk keabsahan pertandingan. Hanya pimpinan (presidium) WTBA yang berhak memberikan kesempatan berikutnya kepada bukan anggota dari FIQ.

(15)

kejuaraan yang bukan anggota FIQ dengan maksud memperkenalkan olah raga sepuluh pin, tetapi terhadap negara yang meniadakan semangat IOC, keikut sertaannya dilarang.

Pasal 205

KEWAJIBAN PELAKSANA KEJUARAAN

Pelaksana dari kejuaraan internasional yang disahkan oleh WTBA Zone harus:

1. Memeriksa bahwa setiap peboling dari masing-masing anggota FIQ yang mengikuti kejuaraan ini sudah disahkan oleh masing-masing federasi.

2. Membuat arsip laporan hasil kejuaraan yang menunjukkan semua peserta federasi yang ikut kejuaraan tersebut, termasuk yang bukan anggota federasi (bila ada).

3. Kearsipan tersebut setiap saat dapat diminta oleh masing-masing federasi atau WTBA. Pasal 206

PETUGAS PENCATAT ANGKA (SCORE)

Setiap kejuaraan memerlukan petugas pencatat hasil pertandingan. Jika petugas pencatat tidak ada sedangkan peboling yang masih bermain tidak mau diadakan penjadwalan ulang pertandingan, maka para peboling yang bertanding diperbolehkan mencatat scorenya masing-masing dibawah arahan pelaksana kejuaraan. Pada suatu permainan yang berakhir dimana perhitungan pin tidak berlanjut, pelaksana kejuaraan mengijinkan masing-masing mencatat scorenya dan score lawannya.

Mesin pencatat otomatis yang disahkan oleh WTBA dapat dipakai untuk menggantikan petugas pencatat score yang mana alat tersebut dapat memberikan hasil cetakan untuk diperiksa.

Masing-masing kejuaraan harus menyimpan lembaran tertulis atas angka pada masing-masing frame untuk keperluan pemeriksaan. Peboling perseorangan, Pelatih, Kapten team dapat menerima hasil copy dari pertandingan dan dapat diminta menanda tangani sebagai pengakuan terhadap hasil tersebut.

Setelah sebuah score dicatat, hasil tersebut tidak dapat dirubah kecuali ada kesalahan pada perhitungan. Kesalahan tersebut harus diperbaiki oleh petugas pencatat segera setelah ditemukan. Kesalahan yang terjadi harus segara diputuskan oleh pelaksana kejuaraan. Pelaksana kejuaraan dapat menentukan peraturan batas waktu perbaikan kesalahan.

Frame dalam sebuah game, yang mana terjadi kehilangan score yang tak dapat diperoleh kembali, maka game tersebut diulang kembali dengan persetujuan pelaksana kejuaraan, kecuali tata cara itu dilarang menurut perturan yang berlaku.

Pasal 207

PENEMUAN PELANGGARAN

Pelaksana kejuaraan diperkenankan menggunakan alat penemu pelanggaran otomatis yang telah disahkan oleh FIQ/WTBA. Jika alat tersebut tidak tersedia, maka wasit pengawas pelanggaran harus ditempatkan pada posisi yang tidak terhalang dalam menjalankan tugasnya. Apabila alat penemu pelanggaran otomatis tersebut rusak atau macet untuk sementara, maka pada saat itu pimpinan pertandingan harus menugaskan wasit pengawas pelanggaran untuk menyatakan bila terjadi pelanggaran di saat darurat tersebut.

Pasal 208

PERMAINAN YANG TERGANGGU

Pelaksana kejuaraan berhak atas pemindahan permainan dikarenakan rusaknya peralatan suatu lane sehingga dianggap dapat menunda atau menghambat kelancaran pertandingan tersebut.

Pasal 209

MEMPERLAMBAT PERMAINAN

(16)

ketika ia melangkah ke daerah ancang-ancang untuk melangkah ayunkan bola. Hal itu juga termasuk pernyataan sanksi bila ketentuan tersebut tidak dipatuhi. (tata cara peraturan diatur dalam pasal 19 kejuaraan dunia amatir)

Pasal 210

PEMECAHAN ANGKA SAMA

Satu game putus sambung (roll-off) dimainkan bila terjadi angka sama untuk satu tempat bagi pemenang, kecuali peraturan kejuaraan dengan jelas menyatakan cara lain (dimainkan frame ke 9 dan ke 10 putus sambung untuk menetapkan pemenang).

Pasal 211

SANKSI TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN

Bila peraturan suatu kejuaraan tidak mengatur sanksi, maka sanksi ditentukan sebagai berikut:

1. Peboling lalai mematuhi peraturan pertandingan akan diperingati oleh pelaksana kejuaraan dengan kartu kuning untuk pelanggaran pertama (tidak ada sanksi)

2. Peboling melakukan pelanggaran kedua pada kejuaraan yang sama, maka peboling dikeluarkan dari kejuaraan tersebut, dan tidak diperkenankan bermain selama 90 hari di semua kejuaraan resmi yang disahkan oleh WTBA/Zone.

3. Bila peboling menerima kartu kuning sebanyak 3 kali dalam waktu 12 bulan, maka peboling tidak diperkenankan bermain selama 90 hari di semua kejuaraan resmi yang disahkan oleh WTBA/Zone. 4. Semua pelanggaran ini harus segera dilaporkan oleh sekretaris kejuaraan kepada sekretaris jenderal

WTBA, yang akan diteruskan olehnya kepada seluruh Anggota federasi. Pasal 212

PROTES

Protes yang melibatkan keabsahan hasil suatu permainan harus dinyatakan secara tertulis kepada pelaksana kejuaraan yang bertanggung jawab paling lambat 24 jam sejak pelanggaran terjadi atau sebelum hadiah diserahkan, yang mana yang lebih dahulu.

Protes yang melibatkan pelanggaran garis tilang atau keabsahan pin jatuh, perwakilan dari pelaksana kejuaraan harus hadir menyaksikan bukti yang diambil sehubungan dengan protes tersebut.

Bila tidak ada protes tertulis yang masuk sebelum batas waktu berakhir, maka permainan dianggap sah. Masing-masing peraturan dari semua peraturan ini bersifat istimewa dan berdiri sendiri dan tidak ditafsirkan terhadap pelanggaran yang sama sebelumnya.

Pasal 213

TATA CARA BANDING

Setiap banding dari suatu keputusan pelaksana kejuaraan, dalam waktu 30 hari harus diteruskan kepada federasi setempat dimana kejuaraan tersebut dilaksanakan. Federasi setempat dalam waktu 30 hari harus memeriksa dan memutuskan banding tersebut. Salinan dari surat keputusan harus dikirim ke si pembanding, ke Presiden Zona, dan ke Presidium WTBA.

Banding terhadap keputusan federasi harus diteruskan kepada Komite Eksekutif Zona (executive committee of the zone) dan diputuskan dalam waktu 30 hari. Salinan dari surat keputusan harus dikirim ke si Pembanding, dan ke Presidium WTBA.

Banding terhadap keputusan Komite Eksekutif Zona harus diteruskan kepada Presidium WTBA dan diputuskan dalam waktu 30 hari, dan keputusan ini adalah final. Si Pembanding dan Presiden Zona akan menerima pemberitahuan dalam waktu 30 hari.

(17)

BAB III

PERATURAN UTAMA KEJUARAAN DUNIA AMATIR

Peraturan utama ini berlaku bagi kejuaraan WTBA, akan tetapi Zona dapat mengikuti peraturan yang sama dalam menyelenggarakan kejuaraan di daerahnya masing-masing.

Selain peraturan utama ini peraturan tambahan masing-masing berlaku pada Kejuaraan-kejuaraan ini. Federasi tuan rumah dalam menjalankan kejuaraan dibawah pengarahan dari WTBA dan menurut peraturan dan ketetapan yang sudah dikeluarkan.

Pasal 301

NAMA RESMI KEJUARAAN WTBA

Nama tersebut dibawah ini adalah nama resmi kejuaraan WTBA: - WTBA World Tenpin Bowling Championships - WTBA World Youth Tenpin Bowling Championships - WTBA World Tenpin Team Cup

Nama tersebut dibawah ini adalah nama resmi kejuaraan masing-masing Zona: - WTBA American Tenpin Bowling Championships

- WTBA Asian Tenpin Bowling Championships -WTBA European Tenpin Bowling Championships

Nama resmi ini akan selalu digunakan pada kejuaraan yang dimaksud. Pasal 302

PEMBERLAKUAN TUAN RUMAH PADA KEJUARAAN RESMI

1. Lamaran menjadi tuan rumah kejuaraan resmi akan bertindak atas nama kongres WTBA. Untuk itu lamaran harus sudah diterima oleh sekretaris jenderal WTBA paling lambat 7 bulan sebelum kongres dimulai. Federasi pelamar dianjurkan untuk memberikan pemberitahuan lisan bahwasanya akan melakukan penawaran kepada kongres sebelum keputusan ditetapkan.

Pemilihan tuan rumah dari ‘FIQ World Tenpin Bowling Championships’ untuk tahun berikutnya ditetapkan pada kongres yang diselenggarakan di saat kejuaraan tersebut berlangsung.

Pemilihan tuan rumah dari ‘FIQ World Youth Tenpin Bowling Championships dan World Tenpin Team Cup’ untuk 3 (tiga) tahun berikutnya ditetapkan pada kongres yang diselenggarakan di saat kejuaraan tersebut berlangsung.

Hanya anggota federasi yang dapat memasukkan lamaran. Bila ada organisasi lain yang melakukan penawaran harus dibuat perjanjian tertulis antara WTBA dengan Federasi setempat yang menunjuk organisasi tersebut.

Pada kejuaraan resmi ini tidak boleh ada kejuaraan lain didalam gedung tersebut yang diselanggarakan secara bersamaan atau diantara jadwal tersebut.

2. Lamaran sekurang-kurangnya harus memberikan informasi sebagai berikut: a. Penunjukkan lokasi (kota, negara, kedaerahan)

b. Penunjukkan waktu (paling tidak nama bulan dan tahun)

c. Adanya suatu lintasan boling dengan minimum jumlah lane (32, 18, 16 untuk Dewasa, Team, Remaja); kapasitas penonton; fasilitas umum dan ruang rapat; Jaminan terselenggaranya tempat untuk kejuaraan tersebut dari lintasan; Jaminan bahwa kejuaraan berlangsung sesuai dengan spesifikasi WTBA. Demikian juga dengan jaminan bahwa pertandingan diselenggarakan di 1 (satu) lintasan boling.

d. Adanya hotel; penjelasan umum tentang layanan terhadap tamu hotel dan ruang rapat hotel; harga kamar hotel; jarak ke lintasan boling dalam waktu mengemudi kendaraan dan jarak kilometer.

(18)

3. Lamaran sekurang-kurang harus memasukkan jaminan keuangan kepada anggota delegasi resmi berupa:

a. Mendapat jemputan PP dari Airport.

b. Adanya alat transportasi dari hotel ke lintasan boling yang disediakan pelaksana kejuaraan yang sebelumnya diatur menurut jadwal.

c. Bebas biaya game pada saat coba lintasan dan selama pertandingan. d. Adanya upacara pembukaan, Pesta selamat datang dan pesta perpisahan.

4. Tuan rumah federasi dapat menentukan jumlah delegasi resmi yang disetujui oleh President WTBA. Akan tetapi, untuk tujuan undangan delegasi resmi paling sedikitnya mengikut sertakan:

a. Enam pria dan/atau enam wanita; untuk World Youth TBC: empat pria dan/atau empat wanita

b. Satu pelatih untuk peserta pria dan satu pelatih untuk peserta wanita

c. Satu petugas administrasi untuk peserta tim pria dan satu petugas administrasi untuk peserta tim wanita

d. Adanya rapat yang diagendakan untuk Delegasi FIQ, WTBA, WNBA yang dipilih dan diakui keahliannya untuk membahas kejuaraan ini

5. Lamaran sekurang-kurangnya memasukkan jaminan tertulis terhadap biaya dibawah ini:

a. Akomodasi pada hotel yang besar untuk President dan Sekretaris Jenderal dari FIQ dan WTBA

b. Akomodasi pada hotel yang cukup besar untuk Delegasi Teknis WTBA dan Anggota Komite Teknis Kejuaraan WTBA.

c. Transportasi setiap harinya yang dipakai untuk keperluan kejuaraan tersebut bagi Presiden, Sekretaris Jenderal, Delegasi Teknis WTBA, Anggota Komite Teknis Kejuaraan WTBA, dan (bila ada) Petugas Perawatan Lintasan.

d. Upah tetap sebesar US$ 100,- dan penterjemah (bila diperlukan) untuk petugas teknis WTBA.

e. Fasilitas pemeriksaan obat terlarang yang memenuhi persyaratan peraturan kontrol ‘doping’ WTBA untuk Kejuaraan WTBA World Tenpin Bowling dan untuk kejuaraan lainnya bila presidium memandang perlu.

f. Adanya Dokter dan jururawat medis yang bertugas.

g. Tanda pengenal untuk semua baik anggota peserta maupun yang lain yang ditunjuk oleh sekretaris jenderal, dan bebas keluar masuk arena pertandingan bila memakainya setiap waktu.

h. Fasilitas media berupa telephone, facimile dan alat komunikasi lainnya lengkap dengan tanda pengenalnya.

i. Akomodasi hotel sebagaimana mestinya untuk petugas (president WTBA; petugas teknis WTBA) yang dibutuhkan sebelum dimulainya kunjungan kejuaraan tersebut.

(19)

6. Pertimbangan keuangan

a. Federasi tuan rumah diijinkan untuk mengutip biaya pendaftaran dari masing-masing anggota delegasi untuk diberlakukan menutup biaya Tuan Rumah. Anggota dan Presidium FIQ, WTBA dan WNBA dibebaskan dari biaya ini. Biaya tersebut harus ditentukan dari waktu ke waktu oleh Presidium. Jika seandainya jumlah delegasi melebihi dari yang disebutkan diatas, maka biaya extra akan disetujui antara Federasi Tuan Rumah dan Presiden WTBA.

b. Federasi Tuan Rumah akan diijinkan untuk menjual ticket masuk bagi penonton untuk menyaksikan kejuaraan tesebut. Pengesahan dari berbagai macam harga diperoleh dari Presiden WTBA.

c. Federasi menjual barang dagangan yang berhubungan dengan kejuaraan tersebut pertujuan harus diperoleh dari Presiden WTBA.

d. Hak sponsor untuk kejuaraan ini dan aktifitas yang behubungan dengan kejuaraan ini hanya diperbolehkan dari Presidium WTBA.

e. Hak siar televisi untuk sisi manapun dari kejuaraan ini dan aktifitas yang behubungan dengan kejuaraan ini hanya diperbolehkan dari Presidium WTBA.

Pasal 303

SERTIFIKASI LINTASAN BOLING

Kejuaraan harus diatur dengan peralatan (lintasan, pin, bola) yang memenuhi spesifikasi yang tercantum pada Bab VIII.

Jika lintasan dibuat dari kayu, maka lintasan tersebut harus diratakan kembali permukaannya enam bulan sebelum suatu kejuaraan. Akan tetapi bila dianggap perlu maka hal tersebut dapat ditiadakan oleh Presiden WTBA untuk kejuaraan dunia yang resmi demikian juga untuk kejuaraan Zona yang resmi dapat ditiadakan oleh Presiden Zone.

Hanya pin baru atau pin yang baru dipakai 300 game yang boleh digunakan. Dua rangkaian (set) pin harus ada didalam masing-masing mesin peletak pin.

Segera setelah perataan permukaan tersebut dilakukan, Federasi Tuan Rumah harus membayar ongkos Delegasi Teknis untuk melaksanakan sertifikasi lintasan dan berhubungan dengan manajer kejuaraan dan pemilik lintasan dan memerintahkan mereka segala sesuatunya tentang prosedur meminyaki lintasan yang harus dilakukan. Kejuaraan ini harus mencapai rasa adil dan wajar dalam perolehan angka yang berlaku bagi peboling ketika bermain dengan konsisten dan akurat.

Persetujuan prosedur meminyaki lintasan harus segera dikirim ke seluruh anggota federasi.

Delegasi Teknis harus juga menjumpai Komite Organisasi (panitia penyelenggara) untuk memeriksa rincian kegiatan panitia penyelenggara kejuaraan. Delegasi teknis itu segera menyimpan laporannya kepada Presiden WTBA.

Lintasan harus dalam kondisi bersih dan diminyaki sebelum dimulainya setiap babak pertandingan. Lintasan harus dalam kondisi bersih dan diminyaki sebelum dimulainya pertandingan akhir master wanita kejuaraan tersebut. Tidak ada meminyaki lintasan tambahan dilakukan sebelum dimulainya pertandingan akhir master Pria. Grafik harus diambil dalam sehari sebelum permainan dilaksanakan dan disediakan waktu pemeriksaan bila diperlukan. Delegasi teknis WTBA berwenang dalam mengeluarkan rincian perintah tugas untuk membantu kejuaraan tersebut dan Komite Teknis dalam menjalankan tugasnya.

Pasal 304

BULETIN INFORMASI DAN PROMOSI

Tidak kurang dari satu tahun sebelum batas akhir dari pembayaran partisipasi, Federasi Tuan Rumah harus menyebarkan kesemua anggota federasi WTBA, dokumentasi dan informasi yang dibutuhkan para anggota

(20)

yang ingin berpartisipasi. Isi hal tersebut harus terlebih dahulu disetujui oleh Presiden WTBA, dan paling tidak menjelaskan:

a. Setiap federasi yang tidak memasukkan dokumen yang harus diisi atau tidak membayar biaya pendaftaran, tidak diperkenankan berpartisipasi.

b. Setiap federasi yang berpartisipasi akan bertanggung jawab untuk memberikan tiga buah bendera untuk upacara (1 meterX 2 meter) dan satu kaset rekaman lagu kebangsaan.

Federasi Tuan Rumah juga harus mengirim paling tidak satu promosi tambahan untuk kejuaraan tersebut dan di kirim ke seluruh anggota federasi.

Pasal 305

PARTISIPASI PROSEDUR DAN BIAYA UNTUK KEJUARAAN

1. Federasi harus mengirimkan dokumen pernyataan berpartisipasi kepada federasi tuan rumah tiga bulan sebelum kejuaraan tersebut dibuka. Dokumen ini harus disertai biaya penuh atas pendaftaran untuk kejuaraan tersebut yang dikeluarkan oleh WTBA dari waktu ke waktu. Tidak ada pengembalian uang peserta.

2. Federasi harus membuat sertifikasi keabsahan peserta sebagaimana tercantum pada pasal 306 dan 307 3. Agar supaya peserta federasi sah dalam mengikuti kejuaraan dunia ini, maka federasi itu sendiri harus sudah membayar iuran FIQ, WTBA, Zone. Federasi Tuan Rumah harus mengingatkan daftar peserta kejuaraan kepada Sekretaris jenderal secara mingguan, dengan demikian ia dapat memeriksa dan memonitor status keanggotaan.

Pasal 306 KEABSAHAN

1. Hanya warga negara dari anggota federasi yang dapat disahkan untuk mengikuti kejuaraan dunia ini (dengan pengecualian dibawah ini) dan harus disertifikasi untuk bertanding oleh federasi masing-masing dan federasi itu sudah membayar iuran keanggotaan FIQ daerahnya.

Jika peserta mewakili negara di dunia atau kejuaraan daerah atau olimpiade atau kejuaraan tingkat dunia lainnya, maka peserta tersebut tidak boleh mewakili negara lain atau daerah lain kecuali: a. Dimana negara peserta sudah tergabung dengan negara lain.

b. Jika peserta mewakili suatu negara, itu dilakukan karena negara dimana ia menjadi anggota federasi tidak menjadi anggota FIQ.

c. Dimana peserta telah diterima kewarganegaraannya oleh negara lain dan paling tidak telah lewat masa tiga tahun dari tanggal permohonan untuk menjadi warga negara tersebut. d. Setelah satu tahun dari tanggal ia terakhir mewakili negara tersebut, peserta dapat pindah

mewakili negara lain hanya bila disetujui oleh kedua federasi yang bersangkutan dan disetujui oleh masing-masing zona dan ijin dari FIQ.

e. Dalam hal peserta wanita, bila ia merubah kewarganegaraannya karena menikah, ia dapat mewakili negara suaminya .

2. Penduduk dari koloni atau dominion yang ingin mewakili negara asalnya:

Penduduk yang lahir di koloni atau dominion dapat mewakili negara asalnya jika federasi boling nasional dari koloni atau dominion tersebut (jika ada) tidak menjadi anggota dari FIQ.

Penduduk dari koloni, dominion atau negara ibu dapat bertukar tempat asalkan:

a. Mereka telah tinggal paling tidak tiga tahun ditempat dimana ia akan mewakili, dihitung sejak tanggal terakhir ia mewakili koloni, dominion atau negara ibu sebelumnya.

b. Mereka telah tinggal paling tidak satu tahun ditempat dimana ia akan mewakili, dihitung sejak tanggal terakhir ia mewakili suatu koloni, dominion atau negara ibu sebelumnya asalkan dalam hal ini:

1. Bahwa menurut hukum tidak mungkin baginya untuk mendapatkan warga negara di koloni, dominion yang akan diwakilinya.

2. Perjanjian antara kedua federasi boling yang bersangkutan dan pengesahan dari zona dan ijin dari FIQ telah diberikan.

(21)

3. Seseorang yang lahir di suatu negara yang berbeda dengan negara yang mana orang tuanya mempunyai tanda kependudukan negara tersebut, maka ia dapat bermain atas nama negara yang dimiliki orang tuanya asalkan:

a. Ia mendapat tanda kependudukan atau tanda warga negara dari negara orang tuanya, dan b. Belum pernah mewakili negara tempat kelahirannya.

4. Setiap individu yang memperkenalkan dirinya sebagai peboling bayaran (professional) atau ia adalah anggota dari organisasi boling bayaran, maka ia tidak dapat dipilih untuk semua kejuaraan resmi dunia, zona, olimpiade, dan semua kejuaraan setingkat dunia atau kedaerahan.

Pasal 307

PENERIMAAN KEMBALI (REINSTATEMENT)

1. Setiap individu yang masih menjadi peboling bayaran atau ia adalah anggota dari organisasi boling bayaran lebih dari satu kali dan lebih dari satu tahun dapat memenuhi syarat kembali bermain di kejuaraan WTBA dengan menunjukkan ia telah tunduk terhadap keperluan keabsahan sebagaimana tercantum pada pasal 306.4 paling tidak tiga tahun.

2. Setiap individu yang sudah tidak menjadi peboling bayaran atau ia adalah anggota dari organisasi boling bayaran lebih dari satu kali dan lebih dari satu tahun dapat memenuhi syarat kembali bermain di kejuaraan WTBA dengan menunjukkan ia telah tunduk terhadap keperluan keabsahan sebagaimana tercantum pada pasal 306.4 paling tidak satu tahun.

Catatan: Tiga tahun atau satu tahun harus dihitung dari tanggal 1 Januari dari kejuaraan yang dibicarakan.

Pasal 308

PROSEDUR BOLA BOLING

Sebelum memulai suatu pertandingan semua bola boling harus diperiksa keabsahannya menurut Bab VIII dari spesifikasi bola boling tentang berat, keseimbangan, lubang, dan kekerasan permukaan. Jika bola boling dikeluarkan dari tempat pertandingan, maka bola tersebut harus diperiksa kembali sebelum dimainkan pada pertandingan berikutnya.

Bola baru keluaran pabrik yang disahkan oleh badan yang berwenang tetapi kurang dari dua bulan pada hari pertama uji coba resmi terhadap lintasan sebelum kejuaraan tersebut dimulai, tidak boleh dipergunakan pada kejuaraan tersebut.

Daftar bola yang sudah disahkan oleh ‘ABC/WIBC testing facility’ akan diterbitkan di ‘website WWW.bowl.com.

Pasal 309

MANAJEMEN KEJUARAAN

1. Manajer Kejuaraan

Federasi Tuan Rumah harus memilih seorang Manajer untuk kejuaraan. Ia dan orang yang dipilihnya ini akan mengatur langsung kejuaraan tersebut. Hal ini juga termasuk kewajiban terhadap keberadaan Komite Teknis, Wasit, sesuai dengan peraturan permainan WTBA.

2. Komite Teknis Kejuaraan

Komite Teknis dari kejuaraan Dunia harus terdiri dari: a. Manajer Kejuaraan

b. Delegasi Teknis

c. Anggota Komite Teknis Kejuaraan

Manajer Kejuaraan boleh dipilih dari pihak Tuan Rumah

Delegasi Teknis boleh dipilih dari sesama zona Tuan Rumah tetapi bukan berasal dari pihak Tuan Rumah.

Anggota Komite Teknis Kejuaraan harus dipilih dari zona lain diluar dari zona Tuan Rumah.

Para anggota dari Komite Teknis Kejuaraan, diluar Manajer Kejuaraan, ditunjuk oleh Presiden WTBA untuk dipakai pada Kejuaraan Dunia dan oleh Presiden Zona bagi Kejuaraan Zona.

(22)

Delegasi Teknis dan Anggota Komite Teknis Kejuaraan harus ditunjuk oleh Presiden sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum dimulainya kejuaraan tersebut.

Untuk Kejuaraan Zona, Komite Teknis harus terdiri dari: a. Manajer Kejuaraan

b. Delegasi Teknis c. Anggota Komite Teknis Masing-masing dari negara lain.

Komite Teknis Kejuaraan harus menasehati dan berembuk dengan Komite Teknis Kejuaraan Tuan Rumah sehubungan dengan prosedur meminyaki lintasan secara teknis yang sudah diatur oleh Delegasi Teknis setiap harinya selama kejuaraan berlangsung. Bila terjadi pertentangan antara Penyelenggara Kejuaraan dengan Komite Teknis, keputusan dari Komite Teknis Kejuaraan adalah sah.

Komite Teknis Kejuaraan harus menangani perselisihan yang tidak dapat diselesaikan oleh wasit yang bertugas pada hari itu.

Komite Teknis Kejuaraan harus mengikuti prosedur meminyaki lintasan yang ditentukan oleh Delegasi Teknis dan memastikan bahwa prosedur yang sama dilakukan selanjutnya setiap hari. Jika menurut pendapat Delegasi Teknis perlu untuk merubah prosedur meminyaki laintaan, maka Komite Teknis harus mengabulkannya dan pengumuman resmi harus diberikan kepada semua federasi yang mengikuti kejuaraan tersebut.

3. Pengawas Lintasan Harian

Para Pengawas Lintasan Harian ditunjuk didalam pertemuan sebelum kejuaraan dan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan Permainan Bab I WTBA yang berlaku dan Bab III Peraturan Kejuaraan Dunia sampai dengan Bab VI Piala Tim Dunia yang mana yang harus berlaku di Kejuaraan tersebut yang harus diketahui oleh peserta. Pada kapasitasnya seorang Pengawas Lintasan Harian harus berkeliling di belakang peboling yang sedang bermain, dan memperhatikan semua keadaan apakah peserta bertanding sesuai dengan peraturan yang ada.

4. Dewan Juri Banding (Jury of Appeal)

Tiga orang anggota Dewan Juri Banding ditunjuk oleh Presiden dari perwakilan dimana kejuaraan itu berlangsung

Presiden WTBA menunjuk Dewan Juri Banding untuk Kejuaraan Dunia dan ketiga orang yang duduk dalam jabatan tersebut didapat dari 3 Zona.

Presiden Zona menunjuk Dewan Juri Banding untuk Kejuaraan Zona dan ketiga orang yang duduk dalam jabatan tersebut didapat dari 3 Federasi.

Pasal 310

PERTEMUAN SEBELUM KEJUARAAN

Sebelum dimulainya Kejuaraan, sebuah pertemuan diselenggarakan untuk memberikan semua informasi tentang Kejuaraan tersebut dan kegiatan yang berhubungan dengan itu, menjawab semua pertanyaan perserta maka Delegasi Teknis dan Manajer Kejuaraan harus hadir dalam pertemuan tersebut yang mana akan dipimpin oleh Presiden WTBA untuk Kejuaraan Dunia Resmi dan Presiden Zona untuk Kejuaraan Zona. Presiden WTBA atau Zona dapat mencalonkan perwakilan untuk memimpin pertemuan tersebut. Hanya Manajer Tim dan Pelatih yang dapat menghadiri pertemuan tersebut. Pertemuan tersebut tidak dijadwalkan pada saat uji coba lintasan resmi dan pada pertemuan tersebut disediakan pelayanan penterjemah.

Pasal 311 UPACARA-UPACARA

1. Upacara Pembukaan

Upacara Pembukaan harus paling tidak memasukkan pawai peboling dengan bendera dan pidato dari perwakilan federasi Tuan Rumah, WTBA dan FIQ. Agenda acara harus disejutui oleh Presiden WTBA.

(23)

2. Upacara Penyerahan Hadiah

Medali harus terbuat dengan rancangan dan mutu yang baik dan sebelumnya harus mendapat persetujuan Presiden WTBA. Upacara Penyerahan Hadiah harus dilakukan setelah masing-masing pertandingan selesai atau sebelum permulaan pertandingan berikutnya. Penyerahan hadiah ‘Grand Master’ dapat dilakukan pada Upacara Penutupan atau Perjamuan perpisahan/pesta makan. Lagu Kebangsaan harus dimainkan bagi pemenang. Pemberian medali harus mengikuti rencapa yang dibuat oleh Tuan Rumah dan sudah disetujui oleh Presiden WTBA. Rencana tersebut harus mencalonkan orang yang berkedudukan tinggi yang akan berpartisipasi dalam pemberian hadiah. 3. Upacara Penutupan

Upacara Penutupan harus palig tidak memasukkan pidato dari perwakilan federasi Tuan Rumah, WTBA dan FIQ. Agenda acara harus disejutui oleh Presiden WTBA.

Pasal 312

PERATURAN ANTI DOPING

Peraturan anti doping yang muncul buku panduan ‘WTBA Doping Control’ hanya diberlakukan pada pertandingan tingkat dunia dan/atau pertandingan tahunan lainnya yang dipandang perlu mengingat muncul rekor average yang berlebihan disetiap waktu, semuanya itu diputuskan oleh badan perwakilan (presidium) dari waktu ke waktu.

Pasal 313

MEROKOK DAN MINUM

Peboling tidak diperkenankan menggunakan produk tembakau, minum minuman berakohol atau dibawah pengaruh alkohol selama pertandingan berlangsung; Dalam hal itu bila dilakukan maka peboling dianggap melanggar peraturan ini, peboling dapat disingkirkan oleh Komite Teknis kejuaraan ini dari babak yang sedang dimainkan.

Peboling diperkenankan minum minuman yang tidak berakohol asalkan pada waktu sela permainan dan diluar area pertandingan.

Selama Kejuaraan minuman berakohol tidak boleh disediakan atau diminum di area peboling atau di area penonton.

Selama Kejuaraan merokok dilarang didalam lintasan boling. Akan tetapi diperbolehkan di ruang tertutup asalkan tidak berpengaruh terhadap lingkungan peboling dan lingkungan penonton

Pasal 314 SERAGAM - IKLAN

1. Peboling harus mengenakan patokan seragam yang yang disahkan oleh federasi nasionalnya. Peboling dilarang memakai seragam yang bervariasi. Pria harus mengenakan celana panjang atau slacks. Wanita boleh mengenakan rok atau celana panjang, tetapi tidak boleh ada variasi didalam seragam tim.

2. Hal-hal yang boleh ditampilkan pada seragam: a. Nama Pemain

b. Nama Negara

c. Logo dari negara atau logo anggota federasi yang diwakili oleh peboling

d. Iklan-iklan, asalkan ukurannya tidak melebihi setengah dari huruf terbesar yang ada dipunggung peboling dan iklan tidak boleh bertentangan dengan hukum negara dari federasi Tuan Rumah dan Peraturan dari Komite Olimpiade Internasional.

Catatan: Untuk kejuaraan yang diselenggarakan atas bantuan yang diatur IOC, tanda komersial dibatasi pada pabrikan dari barang atau peralatan, tidak boleh tampil lebih dari sekali per item dan dibatasi pada maksimum 10 % dari area penampilan; tidak lebih dari 60 cm2 untuk peralatan 12 cm2 untuk pakaian dan 6 cm2 untuk sepatu.

(24)

Catatan: Pada kejuaraan dimana peboling tidak memakai nomor urut bertanding, dimana setiap tim mempunyai nomor yang sama, maka direkomendasikan agar nama dan negara peboling dipasang pada punggung seragam peboling.

Pasal 315 MODEL BERMAIN

Model atau cara bermain mengikuti Peraturan Bab I Pasal 9, kecuali disebutkan. 1. Cara bermain Pertandingan

Pada suatu pertandingan cara bermain masing-masing peboling adalah dua frame sekali jalan. Tetapi, peboling yang pertama memulai yang dari kiri (nomor ganjil) lintasan melaksanakan satu frame saja. Sesudah itu mereka bermain boling dengan memulainya dari sebelah kanan kemudian sebelah kiri pada sepasang lintasan, peboling yang bermain pertama kali (sebelah kiri) akan menyelesaikan terakhir permainannya yaitu frame kesepuluh disebelah kanan pada sepasang lintasan. Bila suatu pertandingan bermain lebih dari satu game, dalam game penyelesaian peboling bergantian dalam hal memulai permainannya dari sebelah kiri sepasang lintasan.

2. Format Baker

pada Baker format, anggota yang bermain dalam satu tim, trio dan double bermain secara berturut-turut dan tidak berobah-obah dan demikian juga dalam frame yang berberturut-turut-berturut-turut menyelesaikannya dalam satu game. Peboling akan bergantian dalam sepasang lintasan setelah sepuluh frame.

3. Format Round Robin (pertandingan berlingkar)

Pada Round Robin format yang memenuhi syarat suatu pertandingan ditentukan dari jumlah peboling siapa yang akan maju ke pertandingan Round Robin. Setiap peboling bertanding saling berhadapan satu persatu. Dilaksanakan bisa satu atau lebih game pertandingan. Dapat ditambahkan babak posisi terakhir (final position round). Pada saat menempatkan pasangan (pairing) ditentukan oleh peboling yang menjadi juara pertama. Bila terjadi angka sama sebelum babak posisi antara penempatan 2-3, 4-5, 6-7 dan seterusnya, maka peboling yang ditempatkan pada posisi paling tinggi adalah mereka yang pada saat babak berlingkar mempunyai:

a. total ‘scracth pinfall tertinggi

b. hasil kemenangan saat bertanding saling berhadapan c. hasil kemenangan lebih banyak

d. perbedaan paling kecil antara ‘score tertinggi dan terendah. e. game tertinggi.

4. Tata tertib boling (order of boling)

Satu atau lebih peboling bisa dijadwalkan untuk bermain pada sepasang lintasan. Setelah satu babak permainan (game) dimulai, tidak boleh ada perubahan yang dilakukan pada susunan (line up) di setiap babak kecuali substitusi tersebut diperbolehkan dan diatur dalam masing-masing ketentuan kejuaraan.

Pasal 316

PETUGAS RESMI PENCATAT ANGKA

Kejuaraan resmi harus mempunyai petugas pencatat angka untuk menyimpan semua hasil pertandingan. Alat Pencatat angka otomatis yang telah disahkan oleh WTBA dapat dipergunakan. Alat tersebut harus mampu memberikan hasil cetakan dari hasil pertandingan yang dapat diperiksa frame demi frame dan dengan demikian memenuhi persyaratan pertandingan.

Hasil cetakan tersebut diatas oleh masing-masing peboling, pelatih atau manajer tim menerima salinan dari hasil babak yang dimainkan dan dimintakan untuk menanda tangani cetakan asli segera setelah permainan. Setelah angka disimpan, hasil itu tidak dapat dirubah kecuali terdapat kesalahan pada perhitungan angka. Kesalahan tersebut harus dikoreksi oleh petugas resmi kejuaraan segera setelah diketahui. Pertanyaan terhadap

(25)

kesalahan tersebut hanya bisa diputuskan oleh wasit.

Satu game atau frame dalam game dalam suatu pertandingan, yang kehilangannya tidak dapat diperoleh kembali bisa dimainkan kembali dengan persetujuan manajemen kejuaraan.

Pasal 317

PENEMUAN PELANGGARAN

Pelaksana kejuaraan diperkenankan menggunakan alat penemu pelanggaran otomatis yang telah disahkan oleh FIQ/WTBA. Jika alat tersebut tidak tersedia, maka wasit pengawas pelanggaran harus ditempatkan pada posisi yang tidak terhalang dalam menjalankan tugasnya. Apabila alat penemu pelanggaran otomatis tersebut rusak atau macet untuk sementara, maka pada saat itu pimpinan pertandingan harus menugaskan wasit pengawas pelanggaran untuk menyatakan bila terjadi pelanggaran di saat darurat tersebut.

Pasal 318

PERMAINAN YANG TERGANGGU

Pelaksana kejuaraan berhak atas pemindahan permainan dikarenakan rusaknya peralatan suatu lintasan sehingga dianggap dapat menunda atau menghambat kelancaran pertandingan tersebut.

Pasal 319

MEMPERLAMBAT PERMAINAN (SLOW BOWLING)

1. Peboling mempersiapkan diri untuk melangkah naik ke daerah ancang-ancang dan melempar bola, harus memenuhi hak dan kewajiban sebagai berikut:

a. Peboling yang dikanan boleh melangkah naik ketika peboling yang tepat disebelah kirinya sudah turun dari daerah ancang-ancang

b. Peboling yang dikiri harus menunggu melangkah naik ketika peboling yang tepat disebelah kanannya akan naik ke daerah ancang-ancang

c. Peboling harus bersiap ketika gilirannya tiba, dan tidak boleh menunda melangkah naik ke daerah ancang-ancang atau menunda melempar jika lintasan yang berdekatan baik dikiri maupun dikanan telah bebas dari peboling lainnya

2. Jika peboling tidak memenuhi prosedur ayat 1 c, maka dapat dituduhkan memperlambat permainan, peboling yang melanggar ini harus diperingati oleh wasit sebagai berikut:

a. Kartu putih sebagai pelanggaran pertama (tidak ada penalti) b. Kartu kuning sebagai pelanggaran kedua (tidak ada penalti)

c. Kartu merah sebagai pelanggaran ketiga, dan game yang sudah diselesaikan dimana terjadi pelanggaran (6 game untuk single atau double, dan tiga game untuk trio atau tim lima dan semua game pertandingan pada saat terjadi pelanggaran). Diberi angka nol (zero pinfall) pada frame pertandingan yang dimainkan

3. Untuk kekuatan interpretasi dari peraturan ini Pengawas Lintasan Harian harus mengawasi secara khusus kepada setiap peboling yang bermain 4 frame lebih lambat dari peboling yang selesai lebih dahulu bagi babak single, double atau master; demikian pula untuk peboling Trio, Team yang bermain 2 frame lebih lambat dari yang selesai lebih dahulu, tidak ditunggu sampai akhir dari sepasang lane.

Catatan: Pada Kejuaraan yang memakai format Baker peraturan yang sama diberlakukan terhadap setiap pertandingan single.

4. Bila ada pertanyaan terhadap kekuatan interpretasi ini, pada pertandingan ‘Master Grand Final’ keputusan akhir harus dibuat oleh Presiden WTBA atau perwakilannya, meskipun mendapat referensi Pengawas Lintasan Harian.

Pasal 320

BERMAIN PADA LINTASAN YANG SALAH

(26)

salah seorang peboling bermain di lintasan yang salah, maka bola batal diberlakukan asalkan kesalahan tersebut ditemukan sebelum peboling lawan mainnya belum melakukan langkah ayun berikutnya dan peboling yang melakukan kesalahan mengulang langkah ayun di lintasan yang benar. Bila lawan main terlanjur memainkan bagiannya, maka semua hasil sampai dengan frame tersebut adalah sah, dan berikutnya bermain pada frame yang benar.

Pasal 321

PEBOLING TERLAMBAT

Peboling atau tim yang datang terlambat dapat memulai permainannya pada lintasan yang sudah dijadwalkan dan penghitungan angka dimulai pada frame yang sedang berjalan. Jika mereka dijadwalkan bermain sendiri, mereka dapat memulainya dari awal frame pada babak tersebut.

Pasal 322

SANKSI TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN

Bila peraturan suatu kejuaraan tidak mengatur sanksi, maka sanksi ditentukan sebagai berikut:

1. Peboling lalai mematuhi peraturan pertandingan akan diperingati oleh pelaksana kejuaraan dengan kartu kuning untuk pelanggaran pertama (tidak ada sanksi)

2. Peboling melakukan pelanggaran kedua pada kejuaraan yang sama, maka peboling dikeluarkan dari kejuaraan tersebut, dan tidak diperkenankan bermain selama 90 hari di semua kejuaraan resmi yang disahkan oleh WTBA/Zone.

3. Semua pelanggaran ini harus segera dilaporkan oleh sekretaris kejuaraan kepada sekretaris jenderal WTBA, yang akan diteruskan olehnya kepada seluruh Anggota federasi.

Pasal 323 PROTES

Protes yang melibatkan keabsahan hasil suatu permainan harus dinyatakan secara tertulis kepada pelaksana kejuaraan yang bertanggung jawab paling lambat 24 jam sejak pelanggaran terjadi atau sebelum hadiah diserahkan, yang mana yang lebih dahulu.

Protes yang melibatkan pelanggaran garis tilang atau keabsahan pin jatuh, perwakilan dari pelaksana kejuaraan harus hadir menyaksikan bukti yang diambil sehubungan dengan protes tersebut.

Bila tidak ada protes tertulis yang masuk sebelum batas waktu berakhir, maka permainan dianggap sah. Masing-masing peraturan dari semua peraturan ini bersifat istimewa dan berdiri sendiri dan tidak ditafsirkan terhadap pelanggaran yang sama sebelumnya.

Pasal 324

TATA CARA BANDING

Semua kejadian yang tidak dapat diselesaikan oleh Pengawas Lintasan Harian, akan didengar dan dibahas oleh Komite Teknis Kejuaraan. Keputusan dari Komite Teknis Kejuaraan adalah menentukan kecuali ada proses banding kepada Dewan Juri Banding dalam waktu 24 jam sesudah keputusan Komite diumumkan, atau sebelum penyerahan hadiah, mana yang lebih dahulu.

Protes yang melibatkan keabsahan yang muncul setelah selesainya Kejuaraan tersebut dapat dicatat dan dikirim langsung kepada Dewan Juri Banding dalam waktu 30 hari.

Semua banding terhadap keputusan Komite Teknis Kejuaraan harus ada catatan tertulisnya dengan Pengawas Lintasan Harian atau pada anggota dari Dewan Juri Banding, atau pada Sekretaris Jenderal WTBA atau Zona. Masing-masing banding harus specifik dan memasukkan uang 100,- USD. Jika banding tersebut tidak dapat dibenarkan oleh Dewan Juri Banding, uang tersebut akan diambil oleh WTBA. Yang terlebih dahulu juga berlaku bagi protes yang dicatat langsung oleh Dewan Juri Banding.

(27)

Dewan Juri Banding dapat memberi kuasa kepada yang disebut namanya sebelum semua bahan dan orang yang terlibat dalam banding mengikuti rapat yang dijadwalkan, Dewan Juri Banding dapat memutuskan hal tersebut dengan cara keputusan tertulis melalui pos setelah semua bahan telah dipelajari oleh masing-masing anggota.

(28)

BAB IV

KEJUARAAN BOLING DUNIA WTBA

Peraturan yang berlaku pada Kejuaraan Boling Dunia, WTBA adalah yang disebutkan didalam Bab IV ini ditambah dengan peraturan Bab I, III dan VIII.

Pasal 401 KOMPETISI

Pasal 401. 1 JUMLAH PEMAIN

Setiap anggota federai dibatasi hanya satu tim dengan jumlah tidak lebih dari enam Pria dan enam wanita. Peboling pada masing-masing tim harus ditunjuk terlebih dahulu sebelum dimulainya uji coba resmi lintasan.

Pasal 401. 2 UJI COBA

Sekurang-kurangnya satu hari harus diberikan waktu untuk uji coba resmi lintasan, sebelum dimulainya babak perorangan. Uji coba resmi lintasan diberikan satu jam kepada masing-masing federasi. Akan tetapi, bila lintasan pertandingan tidak tersedia untuk uji coba tidak resmi lintasan sebelum dimulainya uji coba resmi lintasan, maka dua hari uji coba lintasan resmi diwajibkan dengan jatah dua jam untuk masing-masing federasi pada hari pertama dan satu jam untuk masing-masing federasi pada hari kedua.

Setelah lintaan dipersiapkan dan uji coba resmi lintasan telah diakhiri, tidak boleh ada permainan dengan alasan apapun yang dilakukan oleh peserta kejuaraan pada lintasan yang akan dipakai untuk pertandingan tersebut selama kejuaraan tersebut, kecuali kejuaraan itu sendiri.

Catatan: Hal tersebut diatas tidak menghalangi usaha (contoh: eksibisi) untuk memperkenalkan boling sebelum, sesudah atau diantara babak pertandingan yang ada. Akan tetapi, peserta pertandingan dilarang memakai lintasan setelah pertandingan disatu hari berakhir walaupun pusat boling membukanya untuk umum. Pelanggar ketentuan ini akan dibatalkan keikutsertaannya.

Pada pertandingan Single dan double uji coba lintasan diberikan 10 menit, 15 menit untuk Trio, dan 25 menit untuk tim 5.

Pasal 401. 3 MODEL BERMAIN

Setiap permainan dilaksanakan pada sepasang lintasan. Tim dan/atau perseorangan harus bermain dengan lawan mainnya dalam aturan satu frame satu lane, dan masing-masing bergantian menyelesaikan setiap frame, sehingga akibat perpindahan lintasan tersebut setiap peboling bermain hanya 5 frame per lane, dalam menyelesaikan permainannya. Bila ada pertanyaan yang muncul tentang siapa yang bermain lebih dahulu, maka yang berkewajiban bermain terlebih dahulu adalah peboling yag disebelah kanan. ‘Master Grand Final’ bermain menurut cara bermain pertandingan.

Pasal 401. 4 PENETAPAN LINTASAN

Penetapan lintasan harus ditentukan dengan bagian dari Singles, Doubles, Trios, dan Teams, dan untuk ‘Master Final’, tergantung atas jadwal yang diatur khusus; ‘Round Robin’ dan ‘Position Round’. Untuk Singles dan Doubles, ketika kejuaraan sedang berlangsung, jumlah peserta yang dijadwalkan pada sepasang lintasan harus konsisten sepanjang kejuaraan berlangsung.

Pasal 401. 5 AREA PEBOLING

Area peboling boleh ditentukan oleh Manajer Kejuaraan, dengan menggunakan metode identifikasi yang jelas memisahkannya terhadap penonton.

Referensi

Dokumen terkait

Karang Taruna merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal

KAJIAN TEKNIS PENGARUH KONDISI JALAN ANGKUT DARI FRONT PENAMBANGAN – DISPOSAL BLOCK 10 TERHADAP PRODUKSI ALAT ANGKUT DUMP TRUCK DALAM

7.2.1.1 Perawat diharapkan melakukan pengkajian lebih dalam mengenai faktor– faktor risiko infeksi saluran kemih pada pasien diabetes melitus perempuan yang berkunjung ke

Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah perpindahan kalor, penggunaan calorimeter, dan merangkai rangkaian alat listrik untuk menghantarkan arus

Menyatakan Pasal 15 beserta lampiran huruf a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 itu tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya, sepanjang tidak

Indonesia termasuk salah satu negara di Asia yang menduduki peringkat lima besar dunia dengan pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) yang meningkat secara

Mattulada menyatakan bahwa dengan diterimanya Islam dan dijadikannya sara’ (syariat Islam) sebagai bagian integral dari panngaderreng, maka pranata-pranata kehidupan

Sedangkan di bidang keamanan terdapat negara Tiongkok, India, Sri Lanka, Indonesia, dan Perancis melalui segala strateginya berusaha untuk menjaga jalur perekonomian