SEKRETARIAT JENDERAL
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN EKRETARIAT JENDERAL
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN EKRETARIAT JENDERAL
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN EKRETARIAT JENDERAL
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN EKRETARIAT JENDERAL
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN EKRETARIAT JENDERAL
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
2015
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN 2015
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | i
DAFTAR ISI
Daftar Isi ... i
Daftar Tabel ... iii
Daftar Gambar ... iv
Kata Pengantar ... 1
Pendahuluan ... 6
Definisi Umum ... 6
Latar Belakang ... 7
Tujuan Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan ... 10
Dasar Operasional ... 11
Teori Kesehatan Organisasi ... 12
Kluster, Dimensi, dan Indikator Kesehatan Organisasi ... 12
Tiga tingkatan kesehatan organisasi ... 20
Alat Ukur Survei Kesehatan Organisasi ... 22
Metode Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan ... 26
Pendahuluan ... 26
Latar Belakang Pengembangan Survei MOFIN ... 26
Komponen Persiapan Pelaksanaan Survei MOFIN ... 27
Koordinasi Pelaksanaan Survei ... 29
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Survei ... 30
Populasi dan Sampel ... 31
Instrumen Survei ... 33
Analisis dan Pelaporan ... 34
Penghitungan Skor MOFIN ... 34
ii | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan
Focus Group Discussion (FGD) ... 35
Laporan Survei ... 35
Hasil Survei Kesehatan Organisasi ... 36
Responden Survei Kesehatan Organisasi ... 36
Perkembangan Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2013-2014 ... 39
Skor Kesehatan Organisasi Unit Eselon I ... 40
Dimensi Kesehatan Organisasi ... 42
Indikator Kesehatan Organisasi ... 46
Kekuatan dan Tantangan Kementerian Keuangan ... 49
Skor MOFIN Berdasarkan Demografi Pegawai ... 53
Kesimpulan ... 55
Tata Cara Pengisian Kuesioner ... 57
Pendahuluan ... 57
Tata Cara Pengisian Survei MOFIN ... 57
Login ... 58
Halaman Muka ... 58
Pembaharuan Data Demografis ... 60
Mengisi Kuesioner dengan 5 (lima) Skala Pilihan ... 60
Mengisi Pertanyaan Terbuka ... 62
Pertanyaan Umum (Frequently Asked Questions) ... 64
PENUTUP ... 67
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya ... 25 Tabel 2. Komponen Persiapan Survei ... 28 Tabel 3.Contoh Penghitungan Jumlah Sampel untuk Sekretariat Jenderal ... 32
iv | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tiga Kelompok Utama dan Sembilan Elemen
Kesehatan Organisasi ... 13
Gambar 2. Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi ... 22
Gambar 3. Komposisi Responden Unit Eselon I ... 36
Gambar 4. Skor Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan, 2013-2014 ... 40
Gambar 5. Hasil Skor Kesehatan Organisasi per Unit Eselon I ... 41
Gambar 6. Nilai Dimensi Kesehatan Organisasi, 2013-2014 . 42 Gambar 7. Skor OHI dan MOFIN Kementerian Keuangan ... 47
Gambar 8. Persepsi Positif Pegawai ... 49
Gambar 9. Penghargaan Finansial dan Nonfinansial Menjadi Perhatian Pegawai ... 51
Gambar 10. Perbedaan Skor MOFIN Antarkelompok Pegawai ... 53
Gambar 11. Alur Pengisian Survei MOFIN ... 57
Gambar 12. Tampilan Halaman Login ... 58
Gambar 13. Tampilan Halaman Muka ... 59
Gambar 14. Tampilan Halaman Kuesioner dengan 5 (Lima) Skala Pilihan ... 61
Gambar 15. Tampilan Halaman Pertanyaan Terbuka ... 63
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 1
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan blueprint Transformasi Kelembagaan sebagaimana yang diamanatkan oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/KMK.01/2014, Kementerian Keuangan mencanangkan 4 (empat) destination statement di tahun 2025, yaitu peningkatan rasio pajak berdasarkan model OECD menjadi 19 persen terhadap PDB, peningkatan rasio penyerapan anggaran menjadi sekitar 95 persen, opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah dari Badan Pemeriksa Keuangan, dan peningkatan kepuasan pengguna layanan Kemenkeu menjadi 4,2 (skala 5). Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran tersebut, dibutuhkan dukungan organisasi yang sehat dan berkinerja tinggi.
Kesehatan organisasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan organisasi dalam melakukan penyelerasan, eksekusi, perbaikan dan pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga selalu mampu menunjukkan kinerja yang tinggi dalam jangka panjang. Salah satu tantangan di dalam mengukur tingkat kesehatan organisasi adalah objektivitas alat ukur. Data kesehatan organisasi umumnya bersifat abstrak (soft measures)—seperti kepemimpinan, keahlian, koordinasi, dan kemampuan berinovasi, yang pengukurannya seringkali berdasarkan opini dan dugaan. Keller dan Price (2011) di dalam bukunya, Beyond Performance, menerjemahkan soft measures ini ke
2 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan dalam sembilan dimensi kesehatan organisasi yang lebih terukur. Mereka menyatakan bahwa organisasi yang sehat—
yaitu organisasi yang memiliki nilai yang baik untuk sembilan dimensi kesehatan organisasi—memiliki peluang yang lebih besar untuk berkinerja lebih baik dibandingkan organisasi lain di bidangnya dalam jangka panjang. Kesembilan dimensi kesehatan organisasi tersebut adalah:
1. Arahan (direction), yaitu kejelasan arah organisasi, bagaimana organisasi tersebut mencapainya dan bagaimana arah organisasi memiliki makna bagi para pegawainya;
2. Kepemimpinan (leadership), yaitu sejauh mana pimpinan organisasi menginspirasi aktivitas pegawai;
3. Budaya dan iklim kerja (culture and climate), yaitu keyakinan bersama dan kualitas interaksi di dalam dan lintas unit organisasi;
4. Akuntabilitas (accountability), yaitu sejauh mana individu memahami apa yang diharapkan darinya, memiliki cukup kewenangan untuk melaksanakannya, dan mengambil tanggung jawab untuk memberikan hasil terbaik;
5. Koordinasi dan pengendalian (coordination and control), yaitu kemampuan untuk mengevaluasi kinerja dan risiko organisasi, dan untuk mengatasi isu dan peluang saat keduanya muncul;
6. Kapabilitas (capabilities), yaitu adanya keahlian dan talenta institusi yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi serta menciptakan keunggulan kompetitif;
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 3 7. Motivasi (motivation), adanya antusiasme yang
mendorong pegawai untuk memberikan usaha lebih untuk memberikan hasil terbaik;
8. Orientasi eksternal (external orientation), yaitu kualitas kedekatan dengan pengguna layanan, pemasok, mitra kerja, dan stakeholder eksternal lainnya; dan
9. Inovasi dan pembelajaran (innovation and learning), yaitu kualitas dan arus ide-ide baru dan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan membetuk dirinya sendiri saat dibutuhkan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, pada tahun 2013, konsultan bertaraf international, McKinsey, melakukan survei kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan berdasarkan teori dari Keller dan Price (2011). Secara umum, Kementerian Keuangan memperoleh skor praktik kesehatan organisasi sebesar 68, yang menunjukkan bahwa 68 persen pegawai berpendapat Kementerian Keuangan telah melakukan praktik-praktik yang mendukung kesehatan organisasinya.
Survei tersebut juga mengidentifikasi beberapa hal yang berpotensi menghambat kinerja, antara lain skor akuntabilitas, kapabilitas, dan motivasi di Kementerian Keuangan yang masih perlu ditingkatkan. Pada dimensi akuntabilitas, skor untuk praktik manajemen konsekuensi dan kepemilikan pribadi cukup rendah, menunjukkan bahwa pengelolaan imbalan dan konsekuensi atas hasil kerja pegawai dan rasa memiliki (ownership) pegawai terhadap pekerjaannya perlu diperbaiki. Berdasarkan hasil survei ini, didukung dengan analisis yang lebih mendalam pada fase
4 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan diagnostik, Kementerian Keuangan telah sukses menyusun blueprint Transformasi Kelembagaan, yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor 36/KMK.01/2014.
Pada tahun 2014, Kementerian Keuangan telah secara mandiri mengembangkan sebuah indeks untuk mengukur tingkat kesehatan organisasi berdasarkan teori dari Keller dan Price (2011), yaitu Ministry of Finance Organizational Fitness Index (MOFIN). Metode survei yang digunakan untuk mengukur MOFIN merupakan pengembangan dari survei OHI di tahun 2013 dengan beberapa penyempurnaan.
Pertama, untuk merampingkan proses survei dan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap hal yang bersifat aplikatif, survei MOFIN mengukur praktik-praktik manajemen untuk mendukung kondisi kesehatan organisasi dan tidak mengukur persepsi pegawai terhadap kesembilan dimensi (atau outcome) kesehatan organisasi. Kedua, Survei MOFIN terdiri dari kuesioner yang telah diuji secara statistik dan lebih sesuai untuk Kementerian Keuangan sebagai sebuah institusi sektor publik. Ketiga, dengan dukungan teknologi informasi yang memadai, integritas data responden dapat dijaga sehingga segmentasi demografis—seperti umur, masa kerja, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan—dapat benar-benar merepresentasikan kondisi pegawai Kementerian Keuangan yang sebenarnya.
Hasil penghitungan indeks MOFIN tidak ditujukan untuk menilai kinerja pegawai dan bukan merupakan tujuan akhir
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 5 organisasi. Hasil dari survei ini digunakan sebagai diagnosis awal kondisi kesehatan organisasi Kementerian Keuangan sehingga rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan kapasitas organisasi dalam jangka panjang dapat diperoleh.
Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah ikut serta mensukseskan pelaksanaan survei MOFIN. Semoga hasil dari survei ini dapat memberikan nilai tambah untuk organisasi Kementerian Keuangan agar senantiasa dapat mengemban tugas berat yang diamanatkan kepadanya.
Jakarta, Agustus 2015 ttd
Yudi Pramadi
Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
6 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan
PENDAHULUAN
Definisi Umum
1. Kinerja organisasi adalah hasil atau output yang diberikan oleh suatu organisasi kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) dan diukur berdasarkan indikator kinerja organisasi yang ditetapkan untuk periode tertentu.
2. Kesehatan organisasi adalah kemampuan organisasi untuk menyelaraskan, mengeksekusi, dan memperbaharui dirinya lebih cepat dari organisasi lain di bidangnya sehingga dapat mempertahankan kinerja yang tinggi dalam jangka panjang.
3. Survei adalah survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan, yang menghasilkan Indeks Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan (Ministry of Finance Organizational Fitness Index atau disingkat MOFIN).
4. Populasi adalah seluruh pegawai Kementerian Keuangan yang menjadi unit analisis survei.
5. Sampel adalah sebagian pegawai Kementerian Keuangan yang memiliki karakteristik yang dapat merepresentasikan kondisi populasi secara keseluruhan.
6. Responden adalah pegawai Kementerian Keuangan yang ikut serta di dalam proses pelaksanaan survei.
7. Koordinator survei kesehatan organisasi adalah unit organisasi yang bertanggung jawab mengoordinasikan pelaksanaan survei kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan, dan dalam hal ini dilaksanakan oleh
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 7 Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.
8. Unit pelaksana survei kesehatan organisasi adalah unit organisasi yang bertanggung jawab mengoordinasikan pelaksanaan survei di masing-masing unit eselon I yang bersangkutan, dan dalam hal ini dilaksanakan oleh unit organisasi di masing-masing unit eselon I yang memiliki tugas dan fungsi di bidang organisasi.
Latar Belakang
Kementerian Keuangan merupakan Kementerian yang memiliki posisi dan peran strategis serta mempunyai tugas mengelola keuangan dan kekayaan Negara. Secara garis besar tugas Kementerian Keuangan dalam mengelola keuangan dan kekayaan Negara meliputi kegiatan menghimpun, mengalokasikan, mendistribusikan, mengarahkan, dan memanfaatkan potensi keuangan serta menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Tugas dan kegiatan tersebut selanjutnya diterjemahkan ke dalam sasaran strategis utama Kementerian Keuangan yang antara lain meliputi: (i) pendapatan negara yang optimal; (ii) pelaksanaan belanja negara yang optimal; (iii) pembiayaan dalam jumlah yang cukup, aman, dan efisien bagi kesinambungan fiskal; (iv) utilisasi kekayaan negara yang optimal; (v) hubungan keuangan pusat-daerah yang optimal;
dan (vi) pengelolaan keuangan negara yang akuntabel.
8 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi, serta mencapai sasaran strategis tersebut di atas, Kementerian Keuangan perlu didukung oleh organisasi sehat yang berkinerja tinggi, ketatalaksanaan yang menjaga tata kelola pemerintahan, serta sumber daya manusia yang profesional dan berintegritas tinggi.
Selanjutnya, guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat, dan untuk mewujudkan good governance, sejak tahun 2007 Kementerian Keuangan secara formal telah menggulirkan Program Reformasi Birokrasi, meskipun persiapan ke arah Reformasi Birokrasi tersebut sudah berjalan jauh sebelumnya dengan ditandai dibentuknya Large Taxpayer Office (LTO) sebagai bagian dari modernisasi administrasi perpajakan pada tahun 2002.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang dilakukan Kementerian Keuangan sampai dengan saat ini telah memberikan dampak positif dan signifikan baik untuk lingkup internal Kementerian Keuangan maupun pada masyarakat dan stakeholders.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan bahkan telah mendorong menginspirasi Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Kementerian lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Dalam rangka melanjutkan Program Reformasi Birokrasi dan untuk meningkatkan efektivitas organisasi, kinerja pelaksanaan tugas, dan pelayanan kepada stakeholders, serta sebagai upaya perwujudan good governance, Kementerian
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 9 Keuangan telah menetapkan Program Transformasi Kelembagaan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 186/KMK.01/2013 tentang Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Program Transformasi Kelembagaan tidak hanya terbatas pada aspek struktur, tugas, dan fungsi organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan namun juga pada aspek-aspek lainnya baik internal maupun eksternal sehingga output yang dihasilkan juga mencakup inisatif-inisiatif strategis yang perlu dilakukan baik dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
Program Transformasi Kelembagaan tersebut di atas bertujuan untuk:
1. memperkuat sistem manajemen maupun koordinasi antar unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan;
2. menyederhanakan proses bisnis;
3. mengonsolidasikan fungsi pelayanan bersama dan sistem manajemen informasi;
4. meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia lebih tepat sasaran; dan
5. memperkuat sistem tata kelola.
Program Transformasi Kelembagaan pada dasarnya akan mencakup seluruh Kementerian Keuangan, namun dalam implementasinya lebih memfokuskan pada 5 (lima) tema utama sebagai berikut.
10 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan a. Tema Sentral, yang meliputi SDM, Organisasi,
Manajemen Kinerja, dan Teknologi Informasi.
b. Tema Perpajakan.
c. Tema Kepabeanan dan Cukai.
d. Tema Perbendaharaan.
e. Tema Penganggaran.
Kementerian Keuangan melalui Program Transformasi Kelembagaan diharapkan dapat mencapai Destination Statement pada tahun 2025, antara lain:
1. peningkatan rasio pajak berdasarkan model Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dari kisaran 15% (lima belas per seratus) menjadi 19%
(sembilan belas per seratus) terhadap Produk Domestik Bruto;
2. peningkatan rasio penyerapan anggaran menjadi sekitar 95% (sembilan puluh lima per seratus);
3. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah dari Badan Pemeriksa Keuangan;
dan
4. peningkatan kepuasan pengguna layanan Kementerian Keuangan dari 3,91 (skala 5) menjadi 4,2 (skala 5).
Tujuan Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan
Dalam rangka mewujudkan organisasi Kementerian Keuangan yang sehat dan berkinerja tinggi, perlu dilakukan evaluasi sekaligus monitoring atas perkembangan kondisi
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 11 kesehatan organisasi Kementerian Keuangan dari waktu ke waktu agar segala permasalahan yang muncul dapat didiagnosis secara cepat.
Survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan merupakan salah satu alat ukur yang objektif untuk mengetahui praktik-praktik kesehatan organisasi yang telah diterapkan di Kementerian Keuangan. Hasil dari survei tersebut akan menjadi bahan masukan bagi kebijakan- kebijakan Kementerian Keuangan di bidang organisasi.
Dasar Operasional
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; dan
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 523/KMK.01/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan.
12 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan
TEORI KESEHATAN ORGANISASI
Kluster, Dimensi, dan Indikator Kesehatan Organisasi Dalam rangka menjaga kinerja organisasi yang tinggi secara berkesinambungan, Kementerian Keuangan senantiasa melakukan usaha-usaha perbaikan baik dalam aspek penataan organisasi, pengembangan proses bisnis, pengelolaan sumber daya manusia dan teknologi informasi.
Untuk memastikan bahwa segenap aspirasi masyarakat terpenuhi dan kinerja organisasi dapat senantiasa ditingkatkan, diperlukan suatu pengukuran yang objektif sehingga aspek-aspek organisasi yang perlu diperbaiki dapat terdeteksi secara aktual dan akurat.
Pengukuran tingkat kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan didasarkan pada teori kesehatan organisasi Keller dan Price (2011). Secara singkat, kesehatan organisasi menurut pandangan mereka adalah kemampuan organisasi untuk menyelaraskan, mengeksekusi, dan memperbaharui dirinya lebih cepat dari organisasi lain di bidangnya sehingga dapat mempertahankan kinerja yang tinggi dalam jangka panjang. Penelitian Keller dan Price (2011) menunjukkan bahwa untuk mencapai kinerja yang tinggi secara berkesinambungan, sebuah organisasi tidak cukup hanya memfokuskan kepada kinerja, namun harus secara aktif mengelola baik kinerja maupun kondisi kesehatannya.
Gambar
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan organisasi dapat dikelompokkan
(sembilan) dimensi, dan 37 praktik kesehatan organisasi
kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
A.
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Gambar
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan organisasi dapat dikelompokkan
(sembilan) dimensi, dan 37 praktik kesehatan organisasi
kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
A. Kluster 1:
Organisasi yang sehat memiliki tujuan
didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
1.
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Gambar 1.
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan organisasi dapat dikelompokkan
(sembilan) dimensi, dan 37 praktik kesehatan organisasi
kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
Kluster 1:
Organisasi yang sehat memiliki tujuan
didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
1. Arahan Arahan
organisasi tersebut
arah organisasi memiliki makna bagi para p
Indikator
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Tiga
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan organisasi dapat dikelompokkan
(sembilan) dimensi, dan 37 praktik kesehatan organisasi
kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
Kluster 1:
Organisasi yang sehat memiliki tujuan
didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
Arahan Arahan
organisasi tersebut
arah organisasi memiliki makna bagi para pegawainya.
Indikator
SEKRETARIAT JENDERAL
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Tiga Kelompok
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan organisasi dapat dikelompokkan
(sembilan) dimensi, dan 37 praktik kesehatan organisasi
kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
Kluster 1: Keselarasan Internal
Organisasi yang sehat memiliki tujuan
didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
Arahan Arahan adala organisasi tersebut
arah organisasi memiliki makna bagi para egawainya.
Indikator
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Kelompok
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan organisasi dapat dikelompokkan
(sembilan) dimensi, dan 37 praktik kesehatan organisasi
kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
Keselarasan Internal
Organisasi yang sehat memiliki tujuan
didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
adala organisasi tersebut
arah organisasi memiliki makna bagi para egawainya.
Indikator-indikator
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Kelompok Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Organisasi
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan organisasi dapat dikelompokkan
(sembilan) dimensi, dan 37 praktik kesehatan organisasi
kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
Keselarasan Internal
Organisasi yang sehat memiliki tujuan
didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
adalah kejelasan arah organisasi organisasi tersebut
arah organisasi memiliki makna bagi para indikator
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Organisasi
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan organisasi dapat dikelompokkan
(sembilan) dimensi, dan 37 praktik kesehatan organisasi
kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
Keselarasan Internal
Organisasi yang sehat memiliki tujuan
didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
h kejelasan arah organisasi organisasi tersebut mencapainya
arah organisasi memiliki makna bagi para indikator dalam dimensi ini adalah:
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Organisasi
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan organisasi dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) klu
(tiga puluh tujuh)
praktik kesehatan organisasi. Adapun indikator praktik kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
Keselarasan Internal
Organisasi yang sehat memiliki tujuan
didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
h kejelasan arah organisasi mencapainya
arah organisasi memiliki makna bagi para dalam dimensi ini adalah:
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Organisasi
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan ke dalam 3 (tiga) klu (tiga puluh tujuh)
Adapun indikator praktik kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
Organisasi yang sehat memiliki tujuan
didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
h kejelasan arah organisasi mencapainya
arah organisasi memiliki makna bagi para dalam dimensi ini adalah:
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan ke dalam 3 (tiga) klu (tiga puluh tujuh)
Adapun indikator praktik kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
Organisasi yang sehat memiliki tujuan
didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
h kejelasan arah organisasi mencapainya
arah organisasi memiliki makna bagi para dalam dimensi ini adalah:
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan ke dalam 3 (tiga) klu (tiga puluh tujuh)
Adapun indikator praktik kesehatan organisasi adalah sebagai berikut.
Organisasi yang sehat memiliki tujuan bersama yang didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya.
h kejelasan arah organisasi mencapainya dan
arah organisasi memiliki makna bagi para dalam dimensi ini adalah:
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan ke dalam 3 (tiga) klu (tiga puluh tujuh)
Adapun indikator praktik
bersama yang didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki
h kejelasan arah organisasi, bagaimana dan bagaimana arah organisasi memiliki makna bagi para
dalam dimensi ini adalah:
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan ke dalam 3 (tiga) kluster, 9 (tiga puluh tujuh) indikator Adapun indikator praktik
bersama yang didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki
bagaimana bagaimana arah organisasi memiliki makna bagi para
dalam dimensi ini adalah:
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 13 Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan ster, 9 indikator Adapun indikator praktik
bersama yang didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki
bagaimana bagaimana arah organisasi memiliki makna bagi para BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
13 Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Keller dan Price (2011) menyatakan bahwa kesehatan ster, 9 indikator Adapun indikator praktik
bersama yang didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki
bagaimana bagaimana arah organisasi memiliki makna bagi para
14 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan a) Visi bersama, yaitu penentuan arah atau visi
yang jelas melalui penyusunan dan pengkomunikasian tentang gambaran masa depan organisasi yang menantang dan jelas;
b) Kejelasan strategi, yaitu artikulasi arahan dan strategi yang jelas untuk tercapainya visi atau tujuan organisasi, dan diterjemahkan menjadi tujuan atau target tertentu; dan
c) Keterlibatan pegawai, yaitu terlibatnya pegawai di dalam dialog mengenai arah organisasi dan diskusi mengenai peran pegawai dalam mencapainya.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sejauh mana pimpinan organisasi menginspirasi aktivitas pegawai.
Indikator-indikator dalam dimensi ini adalah:
a) Kepemimpinan yang otoritatif, yaitu kepemimpinan yang menekankan pada hierarki dan tekanan manajerial untuk memastikan terselesaikannya pekerjaan;
b) Kepemimpinan yang konsultatif, yaitu kepemimpinan yang melibatkan dan memberdayakan pegawai melalui komunikasi, konsultansi, serta pendelegasian pekerjaan;
c) Kepemimpinan yang mendukung, yaitu kepemimpinan yang dapat membangun lingkungan yang positif dengan ciri-ciri tim yang harmonis, saling mendukung, serta
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 15 memberikan perhatian pada kesejahteraan pegawai; dan
d) Kepemimpinan yang menantang, yaitu kepemimpinan yang dapat mendorong pegawai untuk berani menerima tugas atau target yang menantang, atau berani melakukan sesuatu “yang lebih”.
3. Budaya dan iklim kerja
Budaya dan iklim kerja adalah keyakinan bersama dan kualitas interaksi di dalam dan lintas unit organisasi.
Indikator-indikator dalam dimensi ini adalah:
a) Keterbukaan dan kepercayaan, yaitu budaya dan iklim kerja yang mendorong kejujuran, transparansi, dan dialog terbuka;
b) Kompetisi internal, yaitu budaya dan iklim kerja yang menekankan pada hasil dan capaian, diwarnai dengan iklim kompetisi internal yang sehat;
c) Disiplin operasional, yaitu budaya dan iklim kerja yang mengutamakan standar perilaku dan kinerja yang jelas, didukung dengan pengawasan yang melekat; dan
d) Kreativitas dan kewirausahaan, yaitu budaya dan iklim kerja yang mendukung inovasi, kreativitas, dan pengambilan inisiatif.
B. Kluster 2: Kualitas Pelaksanaan
16 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Organisasi yang sehat memiliki kemampuan, manajemen proses, dan motivasi yang baik untuk kesempurnaan pelaksanaan programnya.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah sejauh mana individu memahami apa yang diharapkan darinya, memiliki cukup kewenangan untuk melaksanakannya, dan mengambil tanggung jawab untuk memberikan hasil terbaik.
Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah:
a) Kejelasan peran, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan struktur, peran, dan tanggung jawab yang jelas;
b) Kontrak kinerja, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan tujuan yang jelas serta target kinerja yang diformalkan dan eksplisit;
c) Manajemen konsekuensi, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan menghubungkan imbalan dan konsekuensi dengan kinerja individu; dan
d) Kepemilikan personal, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan kuatnya rasa kepemilikan perorangan dan tanggung jawab pribadi.
2. Koordinasi dan pengendalian
Koordinasi dan pengendalian adalah kemampuan untuk mengevaluasi kinerja dan risiko organisasi, dan untuk mengatasi isu dan peluang saat keduanya muncul.
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 17 Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah:
a) Kajian kinerja pegawai, yaitu pemanfaatan penilaian, umpan-balik, dan pengawasan kinerja pegawai yang telah diformalkan untuk mengoordinasikan dan mengendalikan perpindahan talenta;
b) Manajemen operasional, yaitu koordinasi dan pengendalian yang memfokuskan pada indikator kinerja utama dan target operasional untuk memonitor dan mengelola kinerja organisasi;
c) Manajemen keuangan, yaitu koordinasi dan pengendalian yang memfokuskan pada efektivitas alokasi dan pengendalian sumber daya keuangan dalam rangka pengawasan dan pengelolaan kinerja;
d) Standar profesional, yaitu penggunaan standar, kebijakan, dan aturan yang jelas untuk memastikan kepatuhan (compliance); dan e) Manajemen risiko, yaitu identifikasi dan
mitigasi resiko, serta tindakan cepat terhadap permasalahan yang muncul.
3. Kapabilitas
Kapabilitas adalah adanya keahlian dan talenta institusi yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi serta menciptakan keunggulan kompetitif.
Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah:
a) Perolehan talenta, yaitu penempatan talenta pada posisi yang tepat;
18 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan b) Pengembangan talenta, yaitu pengembangan
pengetahuan dan keahlian pegawai;
c) Keahlian berbasis proses bisnis, yaitu penyatuan kapasitas dan pengetahuan melalui kodifikasi metode dan prosedur (seperti manual pelatihan dan standar prosedur kegiatan); dan
d) Penggunaan keahlian dari pihak luar, yaitu penggunaan sumber daya dari pihak luar (seperti vendor, mitra kerja, dan konsultan) untuk mengisi kekosongan kemampuan yang dimiliki organisasi.
4. Motivasi
Motivasi adalah adanya antusiasme yang mendorong pegawai untuk memberikan usaha lebih untuk memberikan hasil terbaik.
Indikator-indikator dalam dimensi ini adalah:
a) Nilai-nilai yang bermakna, yaitu nilai-nilai yang menarik dan memiliki makna serta dapat memotivasi pegawai;
b) Pimpinan yang inspiratif, yaitu jajaran pimpinan yang dapat menginspirasi pegawai melalui dorongan, bimbingan, dan pengakuan;
c) Kesempatan karir, yaitu pengembangan karir yang memberikan motivasi kepada pegawai;
d) Insentif keuangan, yaitu penggunaan insentif keuangan berdasarkan capaian kinerja untuk memotivasi pegawai; dan
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 19 e) Penghargaan dan pengakuan, yaitu pemberian
pengakuan dan penghargaan non-finansial untuk mendorong kinerja yang tinggi.
C. Kluster 3: Kapasitas pembaruan
Organisasi yang sehat secara efektif memahami, berinteraksi dengan, membentuk, dan beradaptasi dengan situasi dan lingkungan eksternalnya.
1. Orientasi eksternal
Orientasi eksternal adalah kualitas kedekatan dengan pengguna layanan, pemasok, mitra kerja, dan stakeholder eksternal lainnya. Indikator- indikator di dalam dimensi ini adalah:
a) Fokus pada pengguna layanan, yaitu usaha untuk memahami dan merespon kebutuhan pengguna layanan;
b) Wawasan kompetitif, yaitu usaha untuk memperoleh dan menggunakan informasi mengenai institusi atau lembaga lain yang berpotensi menghambat kinerja organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan;
c) Kemitraan kerja, yaitu usaha untuk membangun dan menjaga jejaring kemitraan dengan institusi atau lembaga lain; dan
d) Hubungan kelembagaan dan masyarakat, yaitu usaha untuk membangun hubungan yang kuat dengan publik, masyarakat setempat, serta lembaga pemerintah lain.
2. Inovasi dan pembelajaran
20 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Inovasi dan pembelajaran adalah kualitas dan arus ide-ide baru dan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan membetuk dirinya sendiri saat dibutuhkan.
Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah:
a) Inovasi top-down, yaitu dorongan inovasi dan pembelajaran melalui inisiatif pimpinan tingkat tinggi;
b) Inovasi bottom-up, yaitu dorongan dan penghargaan atas partisipasi pegawai di dalam memberikan pengembangan ide dan inisiatif perbaikan yang baru;
c) Berbagi pengetahuan, yaitu adanya kerjasama antarunit untuk saling berbagai pengetahuan;
dan
d) Menangkap ide-ide dari luar organisasi, yaitu usaha untuk mengambil ide-ide dan praktek terbaik dari luar organisasi.
Tiga tingkatan kesehatan organisasi
Selanjutnya, penelitian mereka menunjukkan bahwa suatu organisasi yang sehat memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari organisasi lainnya. Kesehatan suatu organisasi dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu sakit (ailing), mampu (able), dan sehat (elite). Untuk dapat memberikan kinerja yang optimal kepada para stakeholders, suatu organisasi harus keluar dari kondisi sakit (ailing) dan berada paling tidak pada tingkat mampu (able) untuk kesembilan dimensi kesehatan organisasi. Di sisi lain,
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 21 penelitian mereka juga menunjukkan bahwa sangat sulit bagi suatu organisasi untuk mencapai dan mempertahankan kondisi sehat (elite) untuk kesembilan dimensi tersebut. Oleh karena itu, organisasi yang sehat secara keseluruhan adalah organisasi yang dapat mempertahankan kesehatannya pada sekurang-kurangnya kondisi mampu (able) untuk kesembilan dimensi tersebut, dan selanjutnya mencapai dan mempertahankan beberapa dimensi yang menjadi prioritas sesuai dengan visi organisasi ke depan untuk berada pada kondisi tertingginya, yaitu sehat (elite). Gambar 2 menunjukkan karakteristik kesembilan dimensi tersebut pada setiap tingkatan kesehatan organisasi.
22
Alat Ukur A
suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan untuk:
a.
22 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Alat Ukur
Alat ukur
suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan untuk:
a. m
menyelaraskan, m
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Gambar
Alat Ukur lat ukur
suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan untuk:
mengetahui kemampuan organisas menyelaraskan, m
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Gambar
Alat Ukur Survei
lat ukur yang digunakan
suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan untuk:
engetahui kemampuan organisas menyelaraskan, m
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Gambar 2. Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi
Survei
yang digunakan
suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan untuk:
engetahui kemampuan organisas menyelaraskan, m
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi
Survei Kesehatan Organisasi yang digunakan
suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan untuk:
engetahui kemampuan organisas menyelaraskan, m
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi
Kesehatan Organisasi yang digunakan
suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan untuk:
engetahui kemampuan organisas
menyelaraskan, mengeksekusi/melaksanakan, dan
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi
Kesehatan Organisasi
yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan untuk:
engetahui kemampuan organisas
engeksekusi/melaksanakan, dan
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi
Kesehatan Organisasi
untuk menilai tingkat kesehatan suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan untuk:
engetahui kemampuan organisas
engeksekusi/melaksanakan, dan
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi
Kesehatan Organisasi
untuk menilai tingkat kesehatan suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan
engetahui kemampuan organisas
engeksekusi/melaksanakan, dan
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi
Kesehatan Organisasi
untuk menilai tingkat kesehatan suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan
engetahui kemampuan organisas
engeksekusi/melaksanakan, dan
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi
untuk menilai tingkat kesehatan suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan
engetahui kemampuan organisas
engeksekusi/melaksanakan, dan
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi
untuk menilai tingkat kesehatan suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi
ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan
engetahui kemampuan organisasi untuk engeksekusi/melaksanakan, dan
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Tiga Tingkatan Kesehatan Organisasi
untuk menilai tingkat kesehatan suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi. Survei ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan
i untuk engeksekusi/melaksanakan, dan
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan untuk menilai tingkat kesehatan
Survei ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan
i untuk engeksekusi/melaksanakan, dan untuk menilai tingkat kesehatan Survei ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan
i untuk engeksekusi/melaksanakan, dan
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 23 memperbarui diri lebih cepat sehingga dapat mempertahankan kinerja tinggi dari waktu ke waktu;
b. memberikan umpan balik bagi peningkatan kinerja organisasi; dan
c. memberikan pemahaman mengenai kondisi elemen- elemen penting yang mempengaruhi kesehatan organisasi.
Keller dan Price (2011) mengukur kesehatan organisasi dengan dua kelompok kuesioner, yaitu persepsi (atau outcome) dan praktik manajemen kesehatan organisasi.
Kuesioner persepsi berisi pertanyaan mengenai persepsi pegawai atas tingkat kesehatan organisasi serta sejauh mana pegawai menganggap organisasi tersebut “unggul” pada kesembilan dimensi (atau outcome) kesehatan organisasi.
Kuesioner praktik berisi pertanyaan mengenai praktik-praktik manajemen yang telah dilaksanakan serta frekuensi praktik- praktik tersebut dilaksanakan dengan baik.
Pada tahun 2013, Kementerian Keuangan telah melaksanakan survei untuk mengukur indeks kesehatan organisasi (organizational health index atau disingkat OHI).
Survei tersebut dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online kepada lebih dari 24.000 pegawai Kementerian Keuangan untuk mengukur skor persepsi dan praktik kesehatan organisasi Kementerian Keuangan pada tahun 2013. Hasil dari survei ini menjadi bahan masukan untuk penyusunan cetak biru Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan hingga tahun 2025.
24 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Survei kesehatan organisasi perlu dilaksanakan secara rutin untuk memonitor elemen-elemen kesehatan organisasi dari waktu ke waktu sehingga dapat diketahui strategi-strategi aktual yang harus dilaksanakan untuk mendorong perbaikan- perbaikan pada elemen yang nilainya perlu ditingkatkan.
Kesehatan organisasi menjadi sangat penting karena organisasi yang sehat akan mendukung kinerja yang baik, yang pada akhirnya akan mendorong suatu organisasi sukses mencapai tujuannya. Karena itu, Kementerian Keuangan mengembangkan survei MOFIN dari survei OHI dengan menyesuaikan metodologi dengan kondisi Kementerian Keuangan sebagai sebuah institusi sektor publik.
Pada survei MOFIN, kuesioner praktik kesehatan organisasi diutamakan agar survei tersebut dapat menangkap perubahan praktik-praktik kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan, mengingat praktik tersebut dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat apabila kebijakan Kementerian Keuangan mengalami perubahan. Di sisi lain, persepsi pegawai secara umum terhadap dimensi (atau outcome) kesehatan organisasi dianggap tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam jangka pendek mengingat dampak perubahan kebijakan dirasakan dalam jangka panjang.
Dibandingkan dengan beberapa survei manajemen perubahan yang ada pada umumnya, metode Survei Kesehatan Organisasi yang berdasarkan pada teori Keller dan Price (2011) memliki beberapa keunggulan, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan a. Komprehensif
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 (tiga)
pembaruan b. Segmentasi
demografis tertentu dapat disediakan c. Perbandingan
di individu d. Nilai
menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi e. Kustomisasi
kebutuhan f. Partisipatif
semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Komprehensif
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 (tiga)
pembaruan Segmentasi
demografis tertentu dapat disediakan Perbandingan
di-benchmark individu Nilai-
menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi Kustomisasi
kebutuhan Partisipatif
semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
Tabel
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Komprehensif
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 (tiga) alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan pembaruan
Segmentasi
demografis tertentu dapat disediakan Perbandingan
benchmark individu.
-nilai organisasi
menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi Kustomisasi
kebutuhan Partisipatif
semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
Tabel 1. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013) SEKRETARIAT JENDERAL
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Komprehensif
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan pembaruan.
Segmentasi.
demografis tertentu dapat disediakan Perbandingan
benchmark
nilai organisasi
menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi
Kustomisasi. Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Partisipatif. Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Komprehensif. Metode ini d
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan . Hasil yang spesifik terkait kelompok demografis tertentu dapat disediakan
Perbandingan. Hasil S
terhadap lebih dari 350 ribu respons nilai organisasi
menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi
Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Metode ini d
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan Hasil yang spesifik terkait kelompok demografis tertentu dapat disediakan
Hasil S
terhadap lebih dari 350 ribu respons nilai organisasi. Memiliki komponen nilai
menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi
Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Metode ini d
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan Hasil yang spesifik terkait kelompok demografis tertentu dapat disediakan
Hasil Survei Kesehatan Organisasi dapat terhadap lebih dari 350 ribu respons
Memiliki komponen nilai menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi
Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan . Metode ini didasarkan pada 9
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan Hasil yang spesifik terkait kelompok demografis tertentu dapat disediakan
urvei Kesehatan Organisasi dapat terhadap lebih dari 350 ribu respons
Memiliki komponen nilai menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi
Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan idasarkan pada 9
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan Hasil yang spesifik terkait kelompok demografis tertentu dapat disediakan
urvei Kesehatan Organisasi dapat terhadap lebih dari 350 ribu respons
Memiliki komponen nilai menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi
Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan idasarkan pada 9
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan Hasil yang spesifik terkait kelompok demografis tertentu dapat disediakan.
urvei Kesehatan Organisasi dapat terhadap lebih dari 350 ribu respons
Memiliki komponen nilai menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi
Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan idasarkan pada 9
elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan Hasil yang spesifik terkait kelompok urvei Kesehatan Organisasi dapat terhadap lebih dari 350 ribu respons
Memiliki komponen nilai menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi
Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan idasarkan pada 9 (sembilan) elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan Hasil yang spesifik terkait kelompok urvei Kesehatan Organisasi dapat terhadap lebih dari 350 ribu respons
Memiliki komponen nilai- menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi
Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan (sembilan) elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan Hasil yang spesifik terkait kelompok urvei Kesehatan Organisasi dapat terhadap lebih dari 350 ribu respons -nilai yang menangkap persepsi dari suatu budaya organisasi.
Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
. Perbandingan Survei OHI dan Survei Lainnya BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 25 (sembilan) elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan Hasil yang spesifik terkait kelompok urvei Kesehatan Organisasi dapat terhadap lebih dari 350 ribu respons nilai yang Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab semua pernyataan sehingga tidak ada yang diabaikan.
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
25 (sembilan) elemen yang menggerakkan kinerja organisasi melalui 3 alur utama, yaitu keselarasan, pelaksanaan, dan Hasil yang spesifik terkait kelompok urvei Kesehatan Organisasi dapat terhadap lebih dari 350 ribu respons nilai yang Materi kuesioner dapat disesuaikan dengan Semua responden dipastikan menjawab
26 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan
METODE PENILAIAN KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
Pendahuluan
Metode penilaian kesehatan organisasi Kementerian Keuangan, yang menghasilkan indeks kesehatan organisasi Kementerian Keuangan (Ministry of Finance Organizational Health Index atau MOFIN), merupakan pengembangan dari metode penilaian kesehatan organisasi yang dilaksanakan pada tahun 2013. Metode ini didasarkan pada teori kesehatan organisasi dari Keller dan Price (2013) dan disesuaikan dengan kondisi Kementerian Keuangan sebagai sebuah institusi sektor publik.
Latar Belakang Pengembangan Survei MOFIN
Di dalam mengembangkan survei MOFIN, Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah melakukan beberapa evaluasi terhadap pelaksanaan survei OHI di tahun 2013. Beberapa evaluasi atas hasil survei kesehatan organisasi di tahun 2013 antara lain:
a. Integritas data hasil survei OHI di tahun 2013 sulit divalidasi karena seluruh responden mengisi data demografis secara manual;
b. Penggunaan bahasa pada beberapa item kuesioner dalam survei OHI di tahun 2013 dapat menyebabkan multitafsir dan kurang mencerminkan kondisi
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 27 Kementerian Keuangan sebagai sebuah institusi sektor publik;
c. Proses validasi konten kuesioner dan penyaringan kualitas jawaban responden di survei OHI tidak dijelaskan secara detail oleh konsultan, sehingga kesimpulan hasil survei sulit untuk dinilai representasinya terhadap populasi pegawai Kementerian Keuangan secara keseluruhan.
Berdasarkan beberapa hal di atas, perlu dilakukan penyesuaian terhadap metode penilaian kesehatan organisasi Kementerian Keuangan. Survei persepsi kesehatan organisasi tidak diukur pada survey MOFIN meskipun tercakup pada survei OHI di tahun 2013, karena diasumsikan bahwa persepsi pegawai terhadap outcome kesehatan organisasi tidak mengalami banyak berubah dalam jangka pendek, mengingat perubahan persepsi membutuhkan tahapan proses yang relatif panjang. Sebaliknya, praktik- praktik kesehatan organisasi sangat mungkin berubah dalam waktu yang singkat apabila arah dan kebijakan Kementerian Keuangan mengalami perubahan. Karena itu, sebagian besar isi survei MOFIN menilai pendapat pegawai mengenai praktik-praktik kesehatan organisasi yang telah dilaksanakan di Kementerian Keuangan.
Komponen Persiapan Pelaksanaan Survei MOFIN Di dalam pelaksanaan survei MOFIN, terdapat komponen- komponen yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan survei. Untuk memastikan bawah kuesioner survei kesehatan
28 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan organisasi sesuai untuk mengukur kesembilan dimensi kesehatan organisasi, telah dilakukan beberapa langkah pengujian statistik, yaitu uji validitas, reliabilitas, readability, dan content validity analysis. Selanjutnya, untuk memastikan bahwa hasil survei merepresentasikan populasi pegawai Kementerian Keuangan, dilakukan analisis mengenai jumlah sampel yang memadai untuk masing-masing unit eselon II di lingkungan Kementerian Keuangan. Tabel 2 menunjukkan tahapan persiapan yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan survei MOFIN.
Tabel 2. Komponen Persiapan Survei KOMPONEN
PERSIAPAN SURVEI
TINDAKAN UTAMA
Kuesioner
Menyusun item-item kuesioner untuk 9 elemen kesehatan organisasi; melakukan uji statistik atas item-item yang telah dibuat; serta content validity analysis oleh para tenaga ahli (profesor).
Jumlah Sampel
Penentuan jumlah sampel berdasarkan komposisi pegawai Kementerian Keuangan, di antaranya berdasarkan unit kerja.
Infrastruktur Survei Online
Persiapan aplikasi survei online MOFIN yang terintegrasi dengan sistem aplikasi kepegawaian, dibantu oleh Pusintek.
Sosialisasi
Pemberitahuan rencana pelaksanaan survei MOFIN, antara lain melalui kegiatan sosialisasi, e- mail broadcasting, running text di situs
Kementerian Keuangan.
Monitoring
Secara terus-menerus melakukan evaluasi dan monitoring atas pelaksanaan survei pada periode pengumpulan data survei MOFIN.
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 29 Dalam rangka mendukung pelaksanaan survei kepada seluruh pegawai Kementerian Keuangan di seluruh Indonesia, infrastruktur survei secara online telah dikembangkan oleh Pusintek. Aplikasi ini menggunakan basis data e-performance untuk menjaga integritas data responden. Selanjutnya, untuk memberikan pemahaman dan pengenalan atas konsep kesehatan organisasi, perlu dilakukan sosialisasi, pemberitahuan rencana pelaksanaan survei MOFIN, serta metode publikasi seperti e-mail broadcasting dan running text di situs Kementerian Keuangan. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan survei terlaksana dengan baik dan target sampel terpenuhi, secara kontinu dilaksanakan evaluasi atas pelaksanaan survei pada periode pengumpulan data survei.
Koordinasi Pelaksanaan Survei
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 523/KMK.01/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan, pelaksanaan survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. Unit pelaksana survei kesehatan organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan survei kesehatan organisasi di masing-masing unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Adapun tugas dari unit pelaksana survei kesehatan organisasi adalah:
30 | Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan a. mensosialisasikan pedoman penilaian kesehatan
organisasi Kementerian Keuangan kepada seluruh pegawai di unit eselon I yang bersangkutan;
b. mengoordinasikan seluruh tahapan pelaksanaan survei, yaitu sosialisasi, pengisian kuesioner, focus group discussion, dan penyusunan laporan di unit eselon I yang bersangkutan;
c. membantu koordinator survei kesehatan organisasi dalam rangka pencapaian target minimum sampel yang dibutuhkan dari unit eselon I yang bersangkutan;
d. menyediakan data pendukung untuk penilaian kesehatan organisasi di unit eselon I yang bersangkutan jika diperlukan;
e. memberikan analisis terhadap hasil survei kesehatan organisasi di unit eselon I yang bersangkutan jika diperlukan; dan
f. melakukan koordinasi secara terus menerus selama proses pelaksanaan survei dengan koordinator survei kesehatan organisasi dalam rangka kelancaran pelaksanaan survei.
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Survei
Survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan dilaksanakan paling sedikit setiap 2 (dua) tahun. Survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan dilakukan secara serempak dan online kepada seluruh pegawai Kementerian Keuangan, baik di kantor pusat maupun vertikal. Adapun pelaksanaan survei online didukung
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 31 menggunakan aplikasi survei MOFIN yang dapat diakses melalui laman http://mofin.kemenkeu.go.id.
Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel survei kesehatan organisasi adalah para pegawai Kementerian Keuangan. Sampel pada survei kesehatan organisasi diperoleh menggunakan metode stratified random sampling, dan jumlahnya diperoleh menggunakan formula Slovin sebagai berikut:
=1 + × 0.05 dimana:
n = Jumlah sampel pegawai pada suatu eselon II Kementerian Keuangan
N = Jumlah populasi pegawai pada suatu eselon II Kementerian Keuangan
Formula di atas digunakan oleh unit pelaksana survei kesehatan organisasi untuk menghitung jumlah minimum sampel yang dibutuhkan untuk setiap kelompok responden, yang terbagi berdasarkan antara lain level jabatan, unit eselon II, jenis kelamin, atau tingkat pendidikan. Bab ini akan menjelaskan target responden yang dibutuhkan dari unit eselon I yang bersangkutan. Mengingat penghitungan indeks kesehatan organisasi dan kedalaman analisis mencapai level eselon II, maka jumlah sampel untuk masing-masing unit eselon I dihitung dari unit terkecil (bottom-up) dengan menjumlahkan sampel yang dibutuhkan pada masing-masing