IbM TEKNOLOGI PENGUAT BAHAN BAKU MENDONG
DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA
Suyudi
1, Edvin Priatna
2, Hj.Tenten Tedjaningsih
3 1suyudi@unsil.ac.id,2ujack05@yahoo.com,3tenten-ks@yahoo.com1,3Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi 2Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Siliwangi
Abstrak
Kegiatan IbM ini dilakukan dengan metode observasi/survei dan penyuluhan serta pelatihan.
Metode observasi/survei dilakukan dengan kegiatan koordinasi dengan pemerintah setempat, survei lapangan potensi usaha kerajian mendong, kajian pengolahan mendong, kebutuhan bahan baku, sumber daya manusia, dan kebutuhan alat tepat guna. Metode penyuluhan dan pelatihan dilakukan dengan diskusi dan praktek (learningby doing) melalui kegiatan pelatihan teknologi penguat bahan baku kerajinan dan anyaman mendong, penggunaan protitive teknologi tepat guna.Rangkaian kegiatan Ipek bagi Masyarakat untuk pengrajin mendong di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya telah selesai dilaksanakan beberapa kegiatan yang telah dilakukan yaitu penyuluhan, pelatihan dan demontrasi pembuatan asap cair, serta praktek penggunaan asap cair untuk pengawet bahan baku anyaman maupun kerajian mendong. Dengan penerapan teknologi ini diharapkan anyaman maupun kerajian mendong dapat menambah kualitas produk tersebut, pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan pengrajin. Pada umumnya peserta pelatihan sangat tertarik dan antusias terhadap materi yang disampaikan oleh narasumber, terbukti dari banyaknya pertanyaan dalam diskusi yang dilakukan. Kegiatan ini memberikan wacana baru bagi pengrajin mendong dalam membuat kerajian mendong yang berkualitas baik dibandingkan dengan kegiatan sebelumnya.
Kata kunci : asap cair, mendong, prototipe, pendapatan, pengrajin.
Abstact
IbM activity is carried out by the method survey and training method. Survey method is carried out by coordination with local government, field survey mendong of potency of mendong effort processing study, raw material requirements,human resources, and need of appropriate tools, and the feasibility of craft effort. Training methods is conducted by discussing and practice (learning by doing)through training activities of various trends design of mendong craft, use of protitive appropriate technology, waterproof coating of all product of mendong carft marketing teknik base on web.The series activity of iptek for mendong craftsmen in Manonjaya Tasikmalaya regency has done such as conseling, traning, compare study and field praktice to make new designs of woven mendong. The new design of mendong craftsmen can increase of added value and olso to increase revenue of craftsmen. In general, participants were interested and enthusiast of all about the matery, All proof by the number of questions in the discussion. Some obstacles were encountered such as (a). the dye of (dye) mendong very expensive. (b). Difficult to dry if it`is not shine enught.
PENDAHULUAN
Kecamatan Manonjaya terletak di
Kabupaten Tasikmalaya yang jaraknya sekitar 20
km dari Kota Tasikmalaya. Kecamatan
Manonjaya terdiri dari 11 desa dengan luas
wilayah 44,71 km2 dan jumlah penduduk 60.952
orang (Sekda Kab. Tasikmalaya, 2009). Daerah ini merupakan daerah agraris pertanian dimana komoditi pertaniannya adalah padi, salak, dan mendong. Luas areal mendong adalah 189 Ha dengan produksi pertahun 1.542 ton (BPS Kab. Tasikmalaya, 2012).
Sebagian besar mendong diolah oleh
masyarakat menjadi bahan tikar
tradisional. Mendong merupakan tanaman yang bisa dibudidayakan, dan berkelanjutan sehingga kebutuhan akan produksi dapat terpenuhi. Penggunaan mendong sebagai bahan baku aneka kerajinan tidak merusak lingkungan dan bahkan dapat menciptaan lingkungan yang bersih dan menjaga pencemaran. Meskipun produk aneka kerajinan berbahan dasar mendong sudah menjadi kegiatan bisnis di Kecamatan Manonjaya, tetapi pengrajin mendong belum bisa merubah tingkat perekonomian penduduk menjadi ekonomi yang maju, dan tingkat perkonomian pengrajin kebanyakan termasuk golongan masyarakat miskin. Hal ini dikarenakan pendapatan pengrajin mendong masih minim. Terbatasnya pengetahuan
pengrajin mendong untuk meningkatkan
teknologinya, menyebabkan harga aneka
kerajinan tidak meningkat bahkan banyak
ditinggalkan pembeli.
Pengrajin mendong mengalami kendala dalam pengawetan produknya karena karena cepat rusak, maka pengembangan teknologi pengawet bahan baku mendong perlu
dilakukan, sehingga penduduk Kecamatan
Manonjaya dalam usaha kerajinan mendong dapat bersaing dengan kerajinan hasil produk lain yang
masyarakat.
Bila mendapat sentuhan teknologi pengawetan dapat menyebabkan bahan baku mendong menjadi awet dan tidak mudah rusak, yang pada gilirannya dapat mampu bersaing dengan produk yang sejenis. Oleh karena itu,
Pengabdian Pada Masyarakat untuk
pengawetan bahan baku mendong kepada pengrajin mendong di Kecamatan Manonjaya perlu untuk dilaksanakan. Dan hal ini merupakan darma pengabdian bagi Perguruan Tinggi sebagai cikal bakal untuk menumbuhkan dan mengembangkan suatu budaya penerapan teknologi bagi pengrajin yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pengrajin tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka, solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mengadopsi teknologi dan sosialisasi terknologi penguat bahan baku mendong untuk membina para pengrajin mendong di Kecamatan Manonjaya melalui kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat teknologi destilasi asap cair
untuk pengawetan bahan baku mendong di Kecamatan Manonjaya, yang selama ini hanya menggunakan mendong dengan bahan baku yang belum adanya sentuhan teknologi.
b. Sosialisasi teknologi tersebut kepada
pengrajin lainnya yang berada disekitar Kecamatan Manonjaya.
c. Pembinaan dan penyuluhan agar teknologi
yang diterapkan dapat dirasakan
manfaaatnya oleh pengrajin secara
kontinyu.
Target luaran dari kegiatan ini adalah model pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pengrajin mendong. Adapun secara rinci luaran yang diperoleh adalah sebagai berikut:
menghasilkan bahan baku mendong yang berkualitas dan tidak cepat rusak. c. Hasil teknologi tepat guna tersebut dapat
disosialisasikan kepada pengrajin
lainnya disekitar wilayah Kecamatan Manonjaya.
d. Menghasilkan publikasi ilmiah yang
diterbitkan pada Jurnal Nasional
Terakreditasi.
METODE PELAKSANAAN
Kegaiatan survai lapang dalam rangka mengetahui potensi usaha mendong yang
dilakukan bersama dengan pertemuan
pengrajin melalui wawancara pendahuluan, untuk memperoleh gambaran keadaan yang aktual,untuk dianalisis dan diolah mendapatkan informasi yan jelas. Kajian melihat kebutuhan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk kegiatan perencaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang akandilaksanakan. Kajian kebutuhan sarana alat teknologi tepat guna yang nantinya akan diterapkan kepada pengrajin.
Metode Penyuluhan dan pelatihan
teknologi tepat guna bagi pengrajin mendong
diberikan kepada 30 responden yang berasal dari kelompok pengrajin berada di wilayah desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Dalam pelaksanaan pelatihan, menggunakan metode diskusi dan praktek (learning by doing) dengan memberikan praktek dan diskusi serta penyuluhan penerapan teknologi tepat guna untuk pengawetan bahan baku mendong dengan menggunakan asap cair sebagai pelapis dan pengawetnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelum kegiatan dilaksankan, kegiatan ini diawali dengan perlengkapan berbagai administrasi yang diperlukan seperti perijinan, koordinasi dengan ketua kelompok dan anggota pengrajin mendong. Selanjutnya penyusunan jadwal penyuluhan dan praktek demontrasi pembuatan asap cair.
Pelaksanaan Kegiatan iptek bagi masyarakat untuk pengrajin mendong di Kecamatan Manonjaya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Kegiatan Penyuluhan Iptek Teknologi Tepat Guna untuk Penguat Bahan baku Mendong.
No Kegiatan Tempat
1 Penyuluhan Manajemen Usaha Agribisnis
Mendong dan Bahan Pengawet untuk Bahan Baku Mendong
Kelompok Pengrajin Ds. Kamulyan
2 Penyuluhan Teknologi Tepat Guna Kelompok Pengrajin Ds. Kamulyan
3 Praktek Demontrasi Teknologi Tepat Guna
Pembuatan Asap cair
Kelompok Pengrajin Ds. Kamulyan
4 Praktek Penerapan Asap Cair sebagai Pengawet
Bahan baku Mendong
Kelompok Pengrajin Ds. Kamulyan
5 Monitoring Kegiatan Penggunan Teknologi
Tepat Guna ke Pengrajin
Kelompok Pengrajin Ds. Kamulyan-Manonjaya
Penyuluhan Teknologi
Tepat Guna
Proses Pewarnaan dan
Pengawetan Mendong
Hasil yang diperoleh dari kegiatan
penyuluhan dan demontarasi pembuatan asap cair adalah :
1) Diperoleh asap cair hasil destilasi yang dilakukan pada saat demontrasi dapat
digunakan sebagai bahan pengawet
mendong untuk pembuatan anyaman mendong maupun kerajinan yang lainnya.
2) Peningkatan pengetahuan pengrajin
mendong tentang pembuatan asap cair dari hasil destilasi dengan teknologi tepat guna.
3) Teknologi tepat guna disosialisasikan
kepada pengrajin lainya disekitar
Kecamatan Manonjaya.
Salah satu teknologi tepat guna yang disampaikan pada kegiatan penyuluhan adalah
pembuatan asap cair, yang hasilnya
penyulingannya sebagai bahan untuk pengawet mendong untuk anyaman. Adapun model prototipe sebagai pedoman untuk pembuatan asap cair dapat dilihat pada gambar diberikut.
Peserta penyuluhan sebanyak 30 orang yang berasal dari anggota kelompok pengrajin mendong Linda Jaya Desa
Kamulyan Kecamatan Manonjaya
Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan
penyuluhan dilakukan tanggal 28
Nopember 2014. Selanjutnya Kegiatan demontrasi pembuatan asap cair dengan teknologi tepat guna dilakukan pada tanggal 29 Nopember 2014, sedangkan monitoring kegiatan dilakukan pada tanggal 1 Desember 2014.
Tempat kegiatan penyuluhan
dilakukan di pabrik/ gudang ketua kelompok pengrajin Linda Jaya Desa
Kamulyan Kecamatan Manonjaya
Kabupaten Tasikmalaya.
Sedangkan tempat demontrasi pembuatan asap cair dilakukan di ruang terbuka, sehingga ada saat hujan mengalami kendala.
Tabel 2. Materi Penyuluhan dan Nara Sumber Pengabdian Pada Masyarakat di Kamulyan
Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.
No Materi Nara Sumber
1 Manajemen Usaha dan Agribisnis Mendong Suyudi, SP. MP. 2 Bahan Pengawet Buatan dan Pengawet Alam untuk Bahan Baku Mendong Hj. Tenten Tedjaningsih, Ir. MSi. 3 Teknologi Tepat Guna Pembuatan Asap Cair Edvin Priatna, ST. MT.
Serangkaian kegaiatan penyuluhan dan demontrasi pembuatan asap cair berjalan sesuai dengan rencana dan mendapat
respon sangat baik dari pengrajin,
kelembagaan kelompok maupun
pemerintah desa dan kecamatan.
Faktor yang mendukung
terlaksananya kegiatan pengabdian ini
adalah besarnya minat dan antusiasme peserta selama kegiatan, sehingga kegaitan berlangsung dengan lancar dan efektif. Penggunaan asap cair sebagai bahan
penguat untuk pembuatan kerajinan
anyaman mendong merupakan wacana dan teknologi baru bagi pengrajin dalam rangka meningkatkan kualitas hasil anyaman mendong. Dengan peningkatan kualitas hasil anyaman diharapkan harga jual akan meningkat yang pada akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan pengrajin.
Faktor penghambatnya dalam
kegiatan program pengabdian pada
masyarakat adalah kegiatan penyuluhan dilakukan dalam ruangan dan demontrasi pembuatan asap cair dilakukan diruangan terbuka sehingga terkena hujan. Proses pembuatan asap cair terus perlu dibimbing dan dimonitoring agar hasil asap cair yang diperoleh memiliki kualitas yang baik. Selanjutnya proses penggunaan asap cair untuk pengawet pada anyaman mendong dilakukan pada saat bersamaan proses pewarnaan bahan baku mendong. Kegiatan lain yang belum tercapai adalah belum ditemukannya bahan pewarna alam yang lebih awet untuk kerajian anyaman mendong. Pada saat ini pengrajin anyaman mendong masih menggunakan zat pewarna buatan pabrik yang menggunkan bahan kimia serta harganya relatif mahal.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan
Pengabdian pada masyarakat oleh TIM Universitas Siliwangi dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1) Kegiatan pengabdian pada masyarak terlaksana sesuai dengan tujuan dan rencana.
2) Kegaiatan ini mendapat sambutan positif baik dari para pengrajin mendong maupun kelembagaan di tingkat desa dan kecamatan.
3) Kegiatan ini memberikan wacana baru bagi para pengrajin mendong dalam
memanfaatkan teknologi bahan
kerajinan mendong yang memiliki
kualitas lebih baik dibandingkan
sebelumnya.
Saran
1) Kegiatan penerapan teknologi tepat guna hendaknya dapat dilanjutkan dan disebarluaskan kepada pengrajin lainya di sekitar wilayah pengrajin mendong
Kecamatan Manonjaya Kabupaten
Tasikmalaya.
2) Hasil kegiatan masih perlu
dikembangkan untuk pengrajin sebagai
mitra, tim penyuluh sebagai
narasumber, agar kerjasama ini terus dapat berlanjut untuk menyempurnakan program-program lainya yang belum tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Rahmat, Apip Supriadi, Suyudi, 2009.
Iptek Bagi Masyarakat (IbM
Diversifikasi Home Industri Kelapa
danHasil Sampingannya Untuk
Kepastian dan Peningkatan
pendapatan Petani. Laporan IbM
Dikti Pengabdian Pada Masyarakat,
LPPM, Universitas Siliwangi.
Tasikmalaya.
Laporan Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM), 2013. LPPM, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya.
BPS Kab. Tasikmalaya, 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya. D. Yadi Heryadi dan Suyudi, 2012.
Dinamika peran ganda tenaga kerja wanita dalam industry kerajinan mendong di Pemkot Tasikmalaya,
Laporan Penelitian, LPPM,
Universitas Siliwangi,
Tasikmalaya.
Sekda Kab. Tasikmalaya, 2009. Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya.