• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITAS BUKU PELAJARAN IPS SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KUALITAS BUKU PELAJARAN IPS SD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITAS BUKU PELAJARAN IPS SD

Arifin Maksum & Juwita

e-mail: arifinmaksum@yahoo.co.id

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Jakarta

Jalan Rawamangun Muka Jakarta Timur

Abstrak: Saat ini banyak buku pelajaran yang beredar menyimpang dari isi materi yang sebagaimana mestinya. Pusat Perbukuan sebagai lembaga yang menerbitkan buku dari pemerintah hendaknya dapat memberikan contoh buku yang layak bagi siswa sehingga diadakannyalah penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dimulai dari bulan Juni - November 2015 dengan objek penelitian buku pelajaran IPS kelas VI SD. Metode penelitian yang dilakukan yaitu analisis isi berupa daftar checklist mengenai indikator-indikator penilaian dari sebuah buku pelajaran. Hasil penelitian dari penelitian ini diharapkan akan menjadi pertimbangan dari layaknya sebuah buku pelajaran.

Kata-kata Kunci: sumber belajar, buku teks, analisis kualitas

QUALITY ANALYSIS OF PRIMARY SCHOOL SOCIAL SCIENCE

TEXTBOOK

Abstract: Currently, many primary and secondary education textbooks are published and available in the market, but the quality does not meet the students’ needs. The Center for Textbook Development, Ministry of Education and Culture should produce textbook models to facilitate learning. This research conducted as from June through November 2015 examined Social Science textbooks for Grade VI Primary School. The research method used was content analysis and the data were collected by check list forms on the evaluation indicators of the textbooks. The result of the research is expected to become information for the appropriateness of textbooks.

Keywords: learning resource, textbook,quality analysis

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia. Pendidikan wajib belajar yang saat ini di beberapa daerah menjadi 12 tahun menandakan bahwa Indonesia sedang serius dalam memajukan sumber daya manusia. Berkaitan dengan pendidikan, tidak terlepas dari adanya kegiatan belajar dan pembelajaran yang berkualitas tinggi menjadi tujuan pendidikan saat ini. Oleh karena itu, pemerintah membuat sebuah standar di dalam penyelenggaraan kegiatan belajar dan pembelajaran di semua jenjang.

Guru sebagai pelaku utama dalam kelas yang berhubungan langsung dengan siswa sebaiknya dapat menyelenggarakan kegiatan belajar dan pembelajaran yang berkualitas. Salah satunya dengan menyediakan sumber belajar yang beranekaragam. Buku pelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan pembelajaran. Buku pelajaran memegang peranan penting dalam kegiatan belajar dan pembelajaran karena menyampaikan materi kurikulum dalam mata pelajaran tertentu sehingga menjadi bagian sentral dalam suatu sistem pendidikan.

Bahkan buku pelajaran memiliki pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa, ini dapat dilihat dalam penelitian yang dilakukan oleh Supriadi (1997:37.57, dalam Supriadi, 2001: 46), dari studi yang dilakukan terhadap 867 SD dan MI di Indonesia mencatat bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku pelajaran di SD berkorelasi positif dan signifikan dengan hasil belajarnya sebagaimana diukur dengan Nilai Ebtanas Murni (NEM).

Hal ini konsisten dengan studi tahun 1976 di Indonesia yang menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas sekolah lainnya berkorelasi dengan prestasi belajarnya (World Bank, 1989:44, dalam Supriadi, 2001:46). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi akses terhadap buku pelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajarnya.

Akan tetapi buku pelajaran tersebut harus memiliki kualitas yang baik. Semakin baik kualitas buku pelajaran, maka semakin sempurna pengajaran mata pelajaran yang ditunjangnya. Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan

(2)

sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya (Susetyo, 2010:164).

Buku Sekolah Elektronik (BSE) merupakan buku-buku teks pelajaran yang telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008. Tim penilai BSNP terdiri atas ahli bidang studi (dosen universitas nonkependidikan), ahli pembelajaran (dosen pendidikan bidang studi dari universitas kependidikan atau LPTK), guru mata pelajaran berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman mengajarkan pelajaran dalam lima (5) tahun terakhir, dan ahli grafika. Tim penilai itu menilai buku dari empat komponen yaitu: kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Setiap komponen dijabarkan beberapa subkomponen dan setiap subkomponen diturunkan lagi ke dalam butir-butir penilaian yang akan diberi skor oleh tim penilai (Muljono, 2007).

Buku sebagai bahan ajar didefinisikan sebagai buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis (Diknas, 2004 dalam Prastowo, 2011:167). Buku-buku yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar menurut Muslich (2010:24) dibedakan atas 7 jenis buku yaitu buku acuan,buku pegangan, buku teks/buku pelajaran, buku latihan,buku kerja, buku catatan, buku bacaan yang divisualisasikan sebagai berikut:

Di sekolah dasar terdapat anatomi buku sekolah dasar (Supriadi, 2001:4) yang dapat digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Anatomi Buku Sekolah Dasar

Meskipun sudah dinilai kelayakan oleh BSNP, secara empiris ternyata masih banyak guru sebagai praktisi di dalam pembelajarannya tidak mempergunakan buku teks BSE tersebut sebagai salah satu bahan ajar. Guru di lapangan seringkali tidak merujuk pada kurikulum dalam perencanaan dan implementasi pembelajarannya tetapi pada buku pelajaran yang digunakan. Dengan demikian, jika mutu buku yang ada tidak memenuhi standar mutu, terutama dalam kaitannya dengan konsep dan aplikasi konsep (miskonsepsi, bahkan salah konsep), maka yang terjadi adalah buku tersebut akan menjadi sumber pembodohan, bukan sumber pencerdasan anak didik; tentunya hal ini sangat membahayakan dunia pendidikan.

Masih banyak buku pelajaran yang belum dinilai dan memerlukan penilaian agar memenuhi standar yang ditetapkan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Nomor 22 dan 23 Tahun 2006. Buku pelajaran IPS dipilih untuk diteliti mengingat bahwa mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan kemampuan anak didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Selain itu juga diharapkan siswa memiliki sikap dan karakter sebagai warga negara, dan memiliki keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan sehingga kesalahan konsep dalam buku pelajaran IPS dapat berdampak pada peran anak didik nantinya berperilaku sosial di masyarakat. Dengan demikian, akan dilakukan analisis kelayakan buku pelajaran IPS terhadap standar isi KTSP di kelas VI SD dari terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional yang memang sebagai pemegang hak terbit buku sekolah elektronik.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian ini berusaha menjawab: “Bagaimana kelayakan buku pelajaran IPS kelas VI SD terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional dilihat dari (1) kelayakan isi dan (2) kelayakan penyajian?” Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menganalisis secara keseluruhan kelayakan isi dan

Buku SD

Buku Teks

Buku Bacaan

Buku Sumber/ Pegangan Guru

Buku Teks Pokok Buku Teks Pelengkap

PBBA-SD Sumbangan/dibeli oleh sekolah PBBA-SD Sumbangan/dibeli oleh sekolah

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian evaluatif. Menurut Sukmadinata (2010:120) penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai/ manfaat dari suatu praktik. Untuk meneliti fakta-fakta/data tersebut dituntut persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu adanya kriteria, tolak ukur, atau standar, yang digunakan sebagai pembanding bagi data yang diperoleh, setelah data tersebut diolah dan merupakan kondisi nyata dari objek yang diteliti hal inilah yang ditekankan dalam penelitian evaluatifnya (Arikunto, 2010:37).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif (evaluative study) yang dilakukan untuk menilai, mengetahui kualitas objek apakah objek yang diteliti sudah sesuai, kurang sesuai, atau tidak sesuai dengan kriteria (Arikunto, 2010:36) yang dalam penelitian ini berupa buku teks yang dilakukan secara objektif atau apa adanya. Selain itu karena menggunakan penelitian evaluatif, maka metode yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah mixed methods research.

Adapun data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang berwujud kata, kalimat, wacana, teks dari keseluruhan isi buku pelajaran yang diteliti serta data kuantitatif yang merupakan hasil penilaian kelayakan dalam buku pelajaran berupa persentase. Sumber data dalam penelitian disesuaikan dengan latar belakang dan tujuan penelitian. Sumber data adalah tempat data itu diambil atau diperoleh (Arikunto, 2010:172). Adapun sumber data untuk penelitian ini berupa buku pelajaran utama (buku paket) dari Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diawali dengan teknik dokumentasi. Menurut Arikunto (2010: 274), teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Teknik kedua yang digunakan untuk pengumpulan data hasil analisis kelayakan isi dan penyajian untuk mengungkap kualitas isi buku pelajaran.

Pengumpulan data menggunakan dua macam bentuk instrumen penelitian. Pertama, daftar cocok

(checklist). Peneliti sebagai analis atau instrumen menggunakan daftar cocok atau checklist untuk mengumpulkan data yang memiliki pedoman pengamatan. Kedua, untuk pemberian skor terhadap buku pelajaran yang dianalisis peneliti memberikan indikator nilai penskoran. Indikator yang digunakan untuk menganalisis adalah kelayakan isi dan penyajian. Penilaian kelayakan buku ini sesuai dengan Permen Nomor 2 Tahun 2008 Buku 8, Permen 11 Tahun 2005 (Pusat Perbukuan, 2005 dalam Muslich, 2010: 357-362). Kelayakan isi, meliputi komponen: (1) kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, (2) Keakuratan materi, dan (3) pendukung materi pembelajaran.

Analisis data hasil penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dari pendekatan kualitatif, jika pengumpulan informasi melalui dokumen, maka teknik yang dapat digunakan adalah teknik analisis dokumen, yang biasa disebut analisis isi (content analysis). Analisis isi itu sendiri merupakan sebuah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi dengan mengidentifikasi secara sistematik dan objektif karakteristik-karakteristik khusus dalam sebuah teks (Stone, dkk., 1965:5 dalam Krippedorf, 1991: 19). Kegiatan analisis ditujukan untuk mengetahui makna, kedudukan dan hubungan antara berbagai konsep, kebijakan, program, kegiatan, peristiwa yang ada atau yang terjadi, untuk selanjutnya mengetahui manfaat, hasil atau dampak dari hal- hal tersebut (Sukmadinata, 2010:81-82).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

Buku yang akan diteliti berjudul Ayo Belajar sambil Bermain: Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas VI SD penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional oleh SW Widodo dan Mulyadi HP. Buku akan dianalisis dengan meninjau kelayakan isi dan kelayakan penyajian. Kelayakan isi akan melihat pada kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, keakuratan materi, serta materi pendukung pembelajaran. Sedangkan kelayakan penyajian melihat pada teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian.

1. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan SK-KD Buku pelajaran belum mencantumkan mengenai kompetensi yang ingin dicapai sehingga tidak dapat diperiksa mengenai kompetensi yang ada di buku apakah sudah sesuai dengan yang ada di kurikulum. Hal yang dapat dilakukan hanya dengan memeriksa kesesuaian materi dengan SK-KD yang ada dalam kurikulum. Tabel 1 berikut ini akan disajikan mengenai penyajian dari buku pelajaran IPS kelas VI SD terbitan

(4)

3. Materi Pendukung Pembelajaran

Hasil penilaian materi pendukung pembelajaran seperti tersaji pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Penilaian Materi Pendukung Pembelajaran

No Aspek yang Dinilai Nilai (%)

1 Kesesuaian dengan perkembangan ilmu 100 2 Keterkinian fitur, contoh dan rujukan. 100

3 Kontekstual 100

Materi yang ada dalam buku telah sesuai dengan perkembangan ilmu karena contoh-contoh yang diberikan semuanya memiliki kemutakhiran yang baik yaitu kejadian 5 tahun terakhir. Kalaupun menjelaskan seperti kejadian gunung Krakatau di tahun 1883 hanya sebagai perbandingan bahwa ada peristiwa yang paling dahsyat terjadi. Fitur, contoh, serta rujukan yang digunakan berada pada tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008. Daftar pustaka yang dirujuk juga berada pada tahun 2007/2008. Uraian, contoh dan latihan yang disajikan berasal dari lingkungan terdekat dan akrab dengan kehidupan sehari-hari siswa seperti banjir, longsor, ataupun kalau terdapat contoh seperti tsunami diberikan ilustrasi konkret seperti apa kejadian tsunami sehingga siswa dapat membayangkannya sekalipun tidak merasakannya. 4. Teknik Penyajian

Hasil penilaian teknik penyajian seperti tersaji pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Penilaian Teknik Penyajian

No Aspek yang Dinilai Nilai (%)

1 Keruntutan konsep 100

2 Kekonsistenan sistematika 100 3 Keseimbangan antar bab 100

Konsep dipelajari siswa dimulai dari yang mudah hingga sulit dan setiap bab didahului dengan kuis untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam penguasaan materi. Semua bab dimulai dari pendahuluan, isi, penutup berupa ringkasan, maupun evaluasi. Semua bab disajikan dengan jumlah halaman yang proporsional sesuai dengan SK-KD yang diminta dikarenakan kompetensi berkisar pada kompetensi yang rendah yaitu hanya menjelaskan maka jumlah halaman semuanya seimbang.

5. Penyajian Pembelajaran

Hasil penilaian penyajian pembelajaran seperti tersaji pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Penilaian Penyajian Pembelajaran keluasan materi dan kedalaman materi.

Tabel 1. Penilaian Kesesuaian Uraian Materi dengan SK-KD

No Aspek yang Dinilai Nilai (%)

1 Keluasan materi 75

2 Kedalaman materi 75

Pada aspek keluasan materi dan kedalaman materi memiliki skor 75% karena satu KD tidak dijelaskan dalam buku, semua KD dimuat dalam materi, contoh, maupun latihan terkecuali KD 2.2 yang meminta siswa dapat mengenal cara-cara menghadapi bencana alam. Buku sudah menjabarkan secara meluas mengenai konsep-konsep yang perlu dipelajari kecuali KD 2.2. Di dalam buku, hanya disajikan mengenai berbagai bencana alam, memahami bencana alam, dan hikmah bencana alam.

Buku telah menjelaskan materi sesuai dengan kata kerja operasional dalam KD yang sesuai dengan kompetensi yang diminta sehingga hasil belajar siswa dapat lebih berfokus pada kompetensi yang diinginkan.

2. Keakuratan Materi

Tabel 2 berikut menyajikan hasil penilaian keakuratan materi.

Tabel 2. Penilaian Keakuratan Materi

No Aspek yang Dinilai Nilai (%)

1 Keakuratan fakta dan konsep 100 2 Keakuratan ilustrasi 100

Pada buku telah akurat dalam pemilihan materi karena materi yang disajikan sedang hangat dibicarakan (aktual), menyebutkan sumber yang jelas serta sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahaman peserta didik. Di dalam pemberian ilustrasi cenderung bersifat konkret terkecuali untuk ilustrasi mengenai bagian Lempeng Tektonik dan hal-hal yang sulit difoto secara langsung seperti pada Gambar 2.

(5)

No Aspek yang Dinilai Nilai (%)

1 Berpusat pada peserta didik. 100 2 Mengembangkan keterampilan proses. 100 3 Memperhatikan aspek keselamatan kerja 0

4 Variasi penyajian 100

Semua materi, contoh, dan latihan telah mendukung keaktifan siswa misal siswa diberikan kuis berupa teka-teki silang di awal pembelajaran seperti pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Contoh kuis

Penyajian dan pembahasan lebih menekankan pada keterampilan proses (berpikir dan psikomotorik) sesuai dengan kata kerja operasional pada SK/ KD, bukan hanya pada perolehan hasil akhir. Pola pembelajaran yang diberikan dalam buku yaitu pertama, siswa diberikan soal kuis, kemudian materi pembelajaran baru diberikan setelah itu siswa diberikan rangkuman serta soal latihan dan tugas untuk mengukur penguasaan belajar. Siswa tidak hanya diberikan tipe soal yang text book melainkan ada tugas berupa proyek.

Karena ini bukan mata pelajaran IPA sehingga tidak memperhatikan keselamatan kerja karena semua tugas yang diberikan tidak ada yang melakukan percobaan dengan benda berbahaya. Materi disajikan dengan berbagai metode misal siswa diminta mengisi teka teki silang, menjodohkan, jawaban singkat serta disertasi dengan ilustrasi yang berwarna.

6. Kelengkapan Penyajian

Di dalam setiap bab buku sudah menjelaskan mengenai sistematika dan cara belajar siswa tetapi belum mencantumkan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa sehingga perlu ditambahkan baik sebelum pendahuluan atau di dalam pendahuluan sehingga guru maupun orang tua dapat mengetahui kompetensi yang akan dicapai oleh siswa.

Buku sudah menunjukkan bagian lengkap karena terdapat daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar tabel. Glosarium pun diberikan dalam buku meskipun diletakkan di bagian akhir buku dan ditulis secara sistematis berdasarkan abjad.

Daftar pustaka beragam dan mutakhir dimulai tahun 2007-2008. Di semua bab memiliki rangkuman dan peta konsep. Di semua bab memiliki evaluasi berupa soal dan tugas. Terdapat banyak ilustrasi dan sedikit teks sesuai dengan kaidah siswa kelas tinggi yang dapat diberikan materi pembelajaran dengan banyak teks. Setiap peristiwa atau penjelasan selalu disertai dengan ilustrasi yang berwarna dan konkret. Hasil penilaian kelengkapan penyajian seperti tersaji pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6 Penilaian Kelengkapan Penyajian

No Aspek yang Dinilai Nilai (%)

1 Pendahuluan 100

2 Daftar Isi 100

3 Glosarium 100

4 Daftar Pustaka 100

5 Rangkuman dan Peta Konsep (khusus kl. 4 ke atas) 100

6 Evaluasi 100

7 Proporsi gambar dan teks yang tepat 100 8 Ilustrasi yang mendukung pesan 100

Pembahasan

Berdasarkan hasil deskripsi data terlihat bahwa buku telah menunjukkan kelayakan isi dan penyajian yang sangat baik untuk diberikan ke siswa. Hal ini bisa disebabkan karena buku yang diteliti diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional sehingga telah melalui uji kelayakan yang baik. Hanya saja yang perlu ditambahkan dalam buku yaitu mengenai KD 2.2 yang belum dibahas sama sekali dalam buku pelajaran sehingga perlu ditambahkan. Akan sangat berbahaya jika KD tersebut tidak tertuang dalam materi pembelajaran karena membuat siswa akan kehilangan satu kompetensi yang semestinya harus dikuasai. Dampaknya akan pada ujian akhir ketika keluar soal ujian mengenai hal tersebut, siswa bisa saja tidak mampu menjawabnya karena tidak ada dalam buku pelajaran. Terkecuali jika guru dapat melengkapi kekurangan yang ada dalam buku dan sekaligus mengetahui kekurangan dari buku. Tetapi tidak semua guru akan menyadari hal tersebut sehingga seyogianya buku perlu disusun sesuai dengan kurikulum yang ada.

Seperti yang telah dikemukakan, buku pelajaran berfungsi sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh peserta didik sehingga kelengkapan materi merujuk pada kurikulum yang berlaku mutlak diperlukan, sebagai bahan evaluasi karena di setiap akhir bab disediakan soal latihan dan tugas tetapi buku ini belum memberikan kunci jawaban sebagai umpan balik jawaban siswa sehingga

(6)

bantuan guru dibutuhkan dalam memberikan penguatan pada siswa atas jawaban yang diberikan, c) sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum, serta d) sebagai salah satu penentu metode atau teknik pembelajaran yang akan digunakan pendidik. Jadi pada dasarnya sebuah buku pelajaran sebaiknya memiliki fungsi sebagai bahan rujukan dan membantu memperlancar tugas akademik guru dan memperlancar efektivitas kegiatan pembelajaran.

Sehebat apapun media atau sumber belajar yang dibuat oleh sekolah maupun lembaga pendidikan pada umumnya, keberadaan buku sebagai sumber belajar tidak dapat tergantikan oleh apapun. Sifatnya yang murah, dapat dipakai berulang kali, mudah dibawa menjadi pilihan utama bagi siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.

Sekolah hendaknya selektif dalam memilih buku teks pelajaran yang akan digunakan siswa tidak tertutup kemungkinan banyak pihak-pihak swasta yang turut berperan serta dalam menerbitkan buku pelajaran. Banyak kasus terjadi belakangan ini yang terjadi di buku-buku pelajaran yang diterbitkan swasta seolah-olah lolos dari pengawasan pemerintah. Pengetatan peraturan berkaitan dengan penerbitan buku pelajaran menjadi wajib diperlukan karena peredaran buku yang bebas akan menyebabkan buku menjadi mudah untuk diterbitkan misal ketika membuat ISBN proses yang diperlukan mudah, hanya melampirkan cover buku serta daftar isi maka buku dapat keluar tanpa dilihat terlebih dahulu naskah keseluruhan dari sebuah buku.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa aspek keluasan dan kedalaman materi dikategorikan baik dengan skor 75% karena untuk KD 2.2 tidak dijelaskan dalam materi pembelajaran, contoh, maupun latihan. Aspek keakuratan materi dikategorikan sangat baik dengan skor 100% dalam hal keakuratan fakta dan konsep serta keakuratan ilustrasi. Aspek materi pendukung pembelajaran dikategorikan sangat baik dengan skor 100% dalam hal kesesuaian dengan perkembangan ilmu; keterkinian fitur, contoh dan rujukan; serta kontekstual. Aspek teknik penyajian dikategorikan sangat baik dengan skor 100% dalam hal keruntutan konsep, kekonsistenan sistematika, dan keseimbangan antarbab. Aspek penyajian pembelajaran dikategorikan sangat baik dengan skor 100% dalam hal berpusat pada peserta didik dan mengembangkan keterampilan proses. Sedangkan

untuk aspek kelengkapan penyajian dikategorikan sangat baik dengan skor 100% dalam hal pendahuluan, daftar isi, glosarium, daftar pustaka, rangkuman dan peta konsep, evaluasi, proporsi gambar dan teks yang tepat, serta ilustrasi yang mendukung pesan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut. Di dalam kelayakan isi, perlu lebih diperhatikan kelengkapan kurikulum SK-KD yang dilihat. Dikarenakan kurikulum itu penting maka perlu diperhatikan isi materi pembelajaran agar mengacu pada SK-KD yang berlaku. Di dalam buku diberikan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa sehingga guru maupun orang tua dapat memeriksa materi pembelajaran apakah sudah sesuai dengan kompetensi yang diinginkan. Di dalam pendahuluan yang ada di setiap bab sebaiknya tidak hanya memuat cara belajar siswa dan sistematika subbab. Di setiap bab sebaiknya diberikan umpan balik hasil evaluasi yang dikerjakan oleh siswa sehingga tngkat ketergantungan dengan guru akan semakin minim.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Krippendorff, K. (1991). Analisis isi pengantar teori dan metodologi diterjemahkan oleh Farid Wajidi dari Content analysis: Introduction to its theory and methodology. Jakarta: CV. Rajawali.

Muslich, M. (2010). Text book writing: Dasar-dasar pemahaman, penulisan, dan pemakaian buku teks. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Buku Pelajaran

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Buku

Prastowo, A. (2011). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta : DIVA Press.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya Offset.

Supriadi, D. (2001). Anatomi buku sekolah di Indonesia. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Susetyo. (2010). Penelitian kuantitatif dan penelitian tindakan kelas. Bengkulu: FKIP UNIB.

Gambar

Gambar 1. Anatomi Buku Sekolah Dasar
Tabel 6 Penilaian Kelengkapan Penyajian

Referensi

Dokumen terkait

Survey dengan teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh pendapat-pendapat dari para nara sumber mengenai permasalahan yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris di

Hasil pengujian pada variasi tekanan kempa 0,8 MPa (Gambar 3) terlihat bahwa kekuatan geser minimal diperoleh 3,4 MPa atau rata rata 3,91 MPa, sedangkan Gambar 4 dan 5 pada

Petani di Desa Padahurip lebih banyak menggunakan penyuluh pertanian sebagai sumber informasinya karena informasi yang berasal dari penyuluh pertanian dianggap

Walaupun sebagian besar penelitian menyatakan bahwa kecerdasan emosional dan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, ada hasil penelitian yang menyatakan

Hasil pengamatan guru (peneliti) pada pertemuan kedua ini terhadap aktivitas siswa menunjukkan bahwa masih ada siswa yang malu-malu tampil didepan teman-temannya

Terdapatnya perbedaan yang signifikan antara ruang nyata dan virtual yang dapat menyebabkan kesalahpahaman saat perancangan nantinya yang terletak pada kesan ruang

Gejala kerusakan pada akar lada yang diinokulasi dengan Fusarium solani dan Meloidogyne incognita pada berbagai kombinasi perlakuan; tanda panah menunjukkan gejala puru akar