• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pengikat Pvp dan Amylum Manihot serta Perbedaan Metode Ekstraksi terhadap Karakteristik Sediaan Tablet Mengandung Ekstrak Daun Kersen

(Muntingia Calabura L.) 1

Pandan Nissa Permata, 2Embit Kartadarma, 3Amila Gadri, 1,2,3

Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116

e-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak. Pengaruh dari pengikat PVP dan amylum manihot terhadap tablet yang dibuat dari ekstrak daun kersen telah diteliti. Ekstrak daun kersen telah dievaluasi dan distandardisasi. Tablet-tablet dibuat dengan cara granulasi basah. Hasilnya menunjukkan bahwa formula tablet yang mengandung PVP dan amylum manihot berturut-turut 4,5% dan 10%, memberikan hasil dengan sifat-sifat tablet yang baik.

Kata kunci : Daun kersen, PVP dan Amylum manihot

A. Pendahuluan

Kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu jenis pohon pelindung yang terdapat di Indonesia. Kurangnya pengolahan kersen menyebabkan kersen ini kurang dikenal dan digemari masyarakat terlebih karena masa simpan buah yang pendek. Kersen termasuk salah satu obat tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit (Hardono, 1997).

Kandungan kalori pada daun kersen cukup rendah. Daun kersen biasanya digunakan sebagai antidiabetes. Kandungan senyawa tanin, flavonoid, dan saponin kersen bermanfaat sebagai antiseptik, antinflamasi, antidiabetes (Ratnasari, 2011).

Efek antidiabetes daun kersen telah dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sridhar (2011). Ekstrak daun kersen dapat menurunkan glukosa darah pada dosis 500 mg/kg BB tikus.

Pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan formula sediaan ekstrak daun kersen, dalam bentuk tablet. Tablet merupakan sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengawet. Di Indonesia penggunaan tablet relatif menjadi pilihan favorit di kalangan masyarakat. Tablet memiliki banyak kelebihan dimana dapat mempermudah penerimaan obat pada pasien dan meningkatkan kenyamanan penggunaan agar tujuan pemberian obat tercapai serta lebih mudah dibawa dan murah.

Pengikat pada tablet merupakan salah satu komponen tablet yang memiliki peranan penting dalam proses pembentukan granul serta untuk menaikan kekompakan kohesi bagi tablet yang di cetak langsung. Jenis pengikat dari alam yang biasa digunakan berupa amylum, amylum dapat digunakan sebagai bahan pengisi, pengikat, dan penghancur. Sebagai pengikat, amylum digunakan dalam bentuk mucilago amili 5-10%. Pada penelitian kali ini jenis Amylum yang digunakan berupa Amylum Manihot. Selain itu zat pengikat sintetik lain yang biasa digunakan adalah PVP (Poly vinyl pyrrollidone) dengan konsentrasi 0,5-5%. PVP ini berperan dalam meningkatkan gaya kohesifitas serbuk atau granul, sehingga jika dikompresi akan membentuk massa yang kohesif dan kompak sebagai tablet (Rowe, 2006).

Dalam penelitian ini akan dilakukan dua metode ekstraksi dengan pelarut pengekstrak yang berbeda. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu soxhlet dan dekokta. Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dan adanya pendingin balik, dan pelarut yang digunakan adalah etanol

(2)

nabati dengan perbandingan dan derajat kehalusan tertentu. Cairan penyari yang digunakan adalah air pada suhu 90° - 95° C selama 30 menit (Agoes, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan perumusan masalah pada penelitian ini yaitu melihat pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pengikat alam Amylum manihot dan pengikat sintetik PVP serta jenis ekstrak terhadap karakteristik tablet ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.).

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan formula tablet ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) yang memenuhi persyaratan farmasetika. Dan melihat pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pengikat serta jenis ekstrak terhadap karakteristik sedian tablet ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.)

B. Landasan Teori

Kersen merupakan tanaman buah tropis yang mudah dijumpai dan termasuk dalam famili Muntingiaceae. Pohon kersen merupakan salah satu jenis pohon pelindung dan peneduh. Pohon ini berasal dari Sentral Benua Amerika (Mexico, Caribbean) dan daerah Subtropis Amerika Selatan, kemudian ditanam dan tersebar di daerah Asia yang tropis (Hardono, 1997).

Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. (DepKes RI, 2000).

Ekstraksi

Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. (Harbone, 1987). Metode ekstraksi dibagi menjadi beberapa cara yaitu cara dingin seperti maserasi dan perkolasi, kemudian ada cara panas seperti refluks, soxhlet, digesti, dekok, dan infus. Pada penelitian ini digunakan metode ekstraksi soxhlet dan dekok. Soxhlet adalah cara ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (DepKes RI, 2000:11). Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih air (30°C—100°C) (DepKes RI, 2000).

Tablet

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancur, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat secara oral atau melalui mulut (Ansel, 1989). Komponen umum sediaan tablet yaitu zat berkhasiat/zat aktif, zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur, zat pelicin. Metode pembuatan tablet terdiri dari 3 cara yaitu cara granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung.

(3)

C. Metode Penelitian

Bahan utama dalam penelitian ini adalah Daun kersen (Muntingia Calabura L), etanol 70%, etanol 96%, aquadest, PVP (Poly vinyl pyrrollidone) dan Amylum manihot sebagai pengikat, magnesium stearat (lubrikan), laktosa (pengisi), amprotab (penghancur fase dalam dan fase luar).

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh alat gelas dan alat ukur pada umumnya, Mesin pencetak tablet single punch (Vanguard, FSP30), flow tester,

moisture analyzer (Mettler Toledo, MJ33), hardness tester (Lokal), Tap density tester

(Electrolab, ETD1020), friability tester (Copley FR (V) 2000), disintegration tester (LIJ 3), jangka sorong, pengayak mesh, oven, granulometer (Lokal), timbangan analitik (Mettler toledo).

Penelitian ini diawali dengan pengumpulan bahan daun kersen meliputi proses pengumpulan daun segar dan penyiapan bahan daun kersen ini meliputi proses determinasi dan pembuatan simplisia. Selanjutnya dilakukan skrining fitokimia dan pengujian parameter standar simplisia. Pengujian parameter standar simplisia meliputi parameter spesifik dan non spesifik. Kemudian dilakukan ekstraksi dengan dua metode yaitu metode soxhlet dan dekokta. Ekstrak cair yang didapat kemudian di uapkan menggunakan rotary vaccum evaporator sampai menghasilkan ekstrak kental dan kemudian dilakukan pengeringan ekstrak dengan menggunakan aerosil.

Pembuatan formulasi sediaan tablet yang mengandung ekstrak daun kersen, tablet dibuat dengan metode granulasi basah dengan perbedaan jenis ekstrak dan konsentrasi bahan pengikat. Evaluasi dilakukan terhadap granul dan tablet untuk menentukan formula terbaik yang memenuhi persyaratan farmasetika.

D. Hasil dan Pembahasan Pembuatan Tablet

Pembuatan tablet ekstrak daun kersen dilakukan dengan menggunakan metode granulasi basah agar didapat masa kepal dengan yang sifat kohesi, aliran dan kompresibilitas yang baik. Pemilihan granulasi basah dikarenakan bahan yang digunakan tidak mudah terhidrolisis. Pada formulasi tablet digunakan ekstrak daun kersen, jumlah ekstrak yang ditambahkan disesuaikan dengan rendemen ekstrak yang didapat dan mengacu pada penggunaan secara empiris. Pada penelitian ini digunakan jenis dan konsentrasi pengikat yang berbeda untuk kedua jenis ekstrak. Jenis pengikat yang digunakan yaitu PVP dengan konsentrasi 1,5%, 3%, 4,5% dan amylum manihot dengan konsentrasi 5%, 7,5%, 10%. Adapun bahan pembantu yang digunakan yaitu laktosa, amprotab, talk, dan magnesium stearat.

Evaluasi Granul

Evaluasi granul yang bertujuan untuk melihat granul yang diperoleh memiliki karakteristik yang baik dan memenuhi persyaratan. Evaluasi yang dilakukan meliputi : 1) Kecepatan alir

Kecepatan alir bertujuan untuk memastikan granul memiliki sifat alir yang baik atau tidak. Kecepatan alir dibagi menjadi dua metode yaitu metode corong dan metode sudut baring. Untuk metode corong aliran granul dinyatakan baik apabila waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 100 gram granul kurang dari 10 detik (Lachman, 1994).

(4)

semua formula menghasilkan granul yang memenuhi persyaratan kecepatan alir yang baik.

2) Kelembaban

Uji kelembaban yang bertujuan untuk mengetahui kadar air pada massa granul. Granul yang baik menunjukkan kadar air kurang dari 1 - 3% (Siregar, 2010). Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semua formula baik dengan metode soxhlet dan dekok memiliki kadar kelembaban yang baik.

3) Bobot jenis (BJ)

BJ dibagi menjadi BJ nyata yang bertujuan untuk melihat berapa banyak bobot granul sebelum dilakukan pemampatan (Siregar, 2010), BJ mampat bertujuan untuk melihat kemampuan mengurangi volume dibawah tekanan (Siregar, 2010), BJ sejati. Dari hasil BJ dapat ditentukan pula kadar pemampatan yang bertujuan untuk menilai aliran granul, persen kompresibilitas yang bertujuan untuk melihat kekompakan granul dan angka haussner (Siregar, 2010). Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa semua formula memiliki BJ yang baik dan memenuhi persyaratan.

4) Granulometri

Granulometri bertujuan untuk melihat distribusi atau ketersebaran granul sehingga diharapkan ukuran granul berdekatan karena apabila ukuran granul tidak berdekatan maka aliran akan jelek. Evaluasi granulometri dilakukan menggunakan ayakan dengan berbagai ukuran dari mesh 16 sampai mesh 120. Berikut merupakan grafik hasil persentase granulometri :

Berdasarkan hasil yang diperoleh Pada formula III S, IV S, V S dan VI S memiliki ukuran granul yang berdekatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada formulasi ekstrak etanol dengan pengikat PVP semakin meningkat konsentrasinya semakin baik pembentukan granulnya, sedangkan untuk pengikat amylum manihot pada konsentrasi terendah pun telah dapat menghasilkan granul yang baik. Dan pada formula I D, II D, III D, VI D memiliki ukuran granul yang berdekatan. Maka dapat disimpulkan bahwa pada formulasi ekstrak air menggunakan pengikat PVP pada konsentrasi

0 10 20 30 40 50 1 ,1 8 m m 8 5 0 µ m 4 2 5 µ m 2 5 0 µ m 1 8 0 µ m 1 5 0 µ m 1 2 5 µ m % G ra n u lo m e tr i Formula I S Formula II S Formula III S Formula IV S Formula V S Formula VI S 0 10 20 30 40 50 1 ,1 8 m m 8 5 0 µ m 4 2 5 µ m 2 5 0 µ m 1 8 0 µ m 1 5 0 µ m 1 2 5 µ m % G ra n u lo m et ri Formula I D Formula II D Formula III D Formula IV D Formula V D Formula VI D

(5)

terendah pun sudah dapat menghasilkan granul yang baik, sedangkan untuk pengikat amylum manihot semakin tinggi konsentrasi semakin baik granul yang terbentuk. Tetapi pada formula I S, II S dan IV D, V D menghasilkan fines lebih banyak berada pada mesh paling bawah, hal ini dapat dikarenakan konsentrasi bahan pengikat terlalu kecil atau kemampuan jenis pengikat tablet rendah sehingga dapat berpengaruh pada kekerasan yang akan cenderung lebih rapuh dan waktu hancur tablet yang lebih cepat.

Evaluasi Tablet

Evaluasi tablet bertujuan untuk mengetahui kualitas tablet dan memastikan bahwa tablet memenuhi persyaratan farmasetika. Evaluasi tablet yang dilakukan meliputi :

1) Organoleptis

Berdasarkan data yang diperoleh tablet pada formulasi ekstrak etanol berwarna hijau muda, memiliki rasa pahit dan berbau khas. Sedangkan pada formulasi ekstrak air berwarna coklat tua. Rasa dan bau pada semua formulasi ekstrak air yaitu pahit dan berbau khas.

2) Keseragaman ukuran

Keseragaman ukuran harus memenuhi standar tablet yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia III yaitu diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak bolehkurang dari 1 1/3 tebal tablet. Berikut data hasil keseragaman ukuran :

Dari hasil yang diperoleh tidak ada satupun tablet baik pada formulasi ekstrak etanol maupun ekstrak air yang menyimpang dari persyaratan tersebut.

3) Keseragaman bobot

Keseragaman bobot bertujuan untuk melihat keseragaman dosis dari tablet yang dihasilkan pada setiap formula dan dosis setiap tablet diharapkan sama sesuai dengan keamanan terapi dari sediaan tablet tersebut. Berikut hasil evaluasi keseragaman bobot :

(6)

Dari hasil yang diperoleh tidak ada satupun tablet pada formulasi ekstrak etanol dan ekstrak air yang menyimpang dari persyaratan yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia edisi III yaitu tidak boleh ada 2 tablet yang masing – masing menyimpang dari bobot rata – rata lebih besar dari harga lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A yaitu 7,5% dan tidak satu pun tablet yang menyimpang dari bobot rata – rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom B yaitu 15%.

4) Kekerasan

Kekerasan bertujuan untuk mengetahui kekompakkan dan ketahanan tablet ketika diberi tekanan mekanik. Berikut hasil uji kekerasan tablet :

Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat kekerasan tablet pada formula I S, IV S dan I D, IV D tidak memenuhi persyaratan kekerasan yang ideal untuk tablet kecil karena hasil rata-rata kekerasannya < 4 kg/cm2 (Ansel, 1989). Hal ini dapat disebabkan karena pada formula I S dan IV D konsentrasi pengikat terlalu rendah dan kurang efektif digunakan sebagai pengikat tablet sehingga tablet yang diperoleh lebih rapuh dan mudah hancur.

5) Friabilitas dan friksibilitas

Friabilitas bertujuan untuk menguji kerapuhan tablet pada saat menerima gesekan atau jatuhan dan Friksibilitas bertujuan untuk mengetahui kerapuhan tablet saat menerima gesekan antar tablet (Lachman, 1994). Berikut hasil uji Friabilitas dan Friksibilitas :

Dari hasil yang diperoleh pada formula IV D tidak memenuhi persyaratan karena friksibilitas lebih dari 1%, sedangkan tablet yang baik yaitu memiliki friabilitas dan friksibilitas ≤ 1%. (Lachman,1994). Hal ini dapat disebabkan karena kandungan kadar air rendah, konsentrasi pengikat yang kecil dan juga kekerasan tablet yang tidak memenuhi persyaratan sehingga dapat diperoleh tablet yang rapuh dan tidak tahan terhadap gesekan atau jatuhan.

6) Uji waktu hancur

Uji waktu hancur yang betujuan untuk mengetahui waktu hancur tablet sehingga dapat memperkirakan waktu hancur tablet didalam tubuh. Berikut hasil uji waktu hancur tablet :

(7)

Dari hasil yang diperoleh semua formula baik pada formulasi ekstrak etanol maupun ekstrak air memenuhi persyaratan karena waktu yang dibutuhkan pada ke 6 tablet untuk hancur kurang dari 15 menit (Lachman, 1994)

E. Kesimpulan

1) Tablet yang mengandung ekstrak etanol maupun ekstrak air tidak terdapat perbedaan yang signifikan sehingga metode ekstraksi tidak berpengaruh pada karakteristik tablet.

2) Pengikat tablet yang efektif adalah PVP dengan konsentrasi 4,5% dan amylum manihot dengan konsentrasi 10% baik pada formula tablet yang mengandung ekstrak metode soxhlet maupun dekok.

Daftar Pustaka

Agoes, Goeswin. (2009). Teknologi Bahan Alam, Edisi Revisi, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. DepKes RI, Jakarta.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, terjemahan K. Padmawinata dan I. Soediro, Penerbit ITB, Bandung. Hardono, Joko. 1997. Obat tradisional dalam zaman teknologi. Majalah Kesehatan

Masyarakat.

Lachman L., Lieberman H.A., Kanig J.L., (1994), Teori dan Praktek Farmasi Industri

diterjemahkan oleh Suyatni S., Edisi II, UI Press, Jakarta.

Ratnasari, A.T. (2011). Keanekaragaman dan Klasifikasi Phanerogamae “Manfaat Kersen (Muntingia calabura)”.Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Rowe, R.C. et Al. (2006).Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 5th Ed, The Pharmaceutical Press, London.

Simonelli, A.P., Mehta, S.C., dan Higuchi, W.I. (1970). Dissolution Rates of High Energy Polyvinylpyrrolidone (PVP) - Sulphathiazole Coprecipitates. J. Pharm. Sci.

Sridhar, M et al. (2011). Antidiabetic of Leaves of Muntingia Calabura L in Normal and Alloxan-Induced Diabetic Rats. University College of Pharmaceutical Sciences, India.

Syamsuni, H. A., 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Voigt, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah Dr.Soendani Noerman, edisi kelima. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menemukan kewajiban dan hak pada teks yang ditampilkan melaui share screen PPT di Zoom Meeting, siswa dapat berdiskusi tentang kewajiban dan hak

Inilah relevansi antara makna Salib Kristus dan panggilan sebagai katekis; Salib Kristus dan panggilan katekis merupakan rencana dari Allah, Salib Kristus dan panggilan katekis

Hal ini dapat terlihat dari faktor ketersediaan dana BPLM yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan menjadi nilai lebih dari program BPLM (terletak pada kuadran II)

Ada dua mode dalam start pertama mode start home standart dan mode start home arbitrary, untuk start standart sudah ditentukan di pojok kiri yang ditunjukan pada gambar 3.20,

Pelamar yang belum mencapai usia 18 (delapan belas) tahun atau melebihi usia 35 (tiga puluh lima) tahun tidak dapat diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Usia seorang

Meski berukuran mungil, tas tangan bermotif daun jarak yang dipulas dengan warna alami kulit kayu ini akan segera membuat kehadiran Anda mencuri perhatian. Citra eksklusif

Untuk me Untuk mengetahui y ngetahui yang dima ang dimaksud ene ksud energi pote rgi potensial pa nsial pada pega da pegas dan rum s dan rumus umum us umumnya... PEMBAHASAN TEORI