• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

NO. REC. KASUS: 14

KASUS: SENGKETA TANAH PERHUTANI DS.CACABAN, KEC.SINGOROJO, KENDAL

DESKRIPSI: Pada mulanya tanah cikal bakal Desa Cacaban merupakan hutan rimba, yang kemudian oleh warga hutan ini ditebang dan ditanami tanaman pangan, setelah hasilnya dipanen, maka tanah ini dibiarkan terlantar lagi sehing ditumbuhi semak belukar liar. Kemudian pada tahun 1954-1955, Perhutani datang ke Desa Cacaban, bersamaa dengan itu, warga masih mempunyai tanah garapan yang dalam keadaan sedang digarap. Tahun 1958 Mantri Perhutani bernama Sukarman memaksa warga untuk menanami lahan dengan tanaman jati. Warga yang dalam keadaan tertekan menurti kemauan Mantri untuk menanam jati. Menurut penuturan Pak Kusman,Perhutani data dengan kekuatan bahwa tanah tersebut diberikan pemerintah kepada Perhutani. Seperti lahan-lahan yang dekat dengan makam Mbah Surodadi, lahan itu dulunya digarap warga desa Cacaban. Warga menyebut lokasi itu den sebutan Alas Joko Tanun.

Tadinya tanah yang dikuasai Perhutani tersebut merupakan tanah milik rakyat, namun dikarenakan mereka tida kuat membayar pajak yang dibebankan kepada mereka, maka pemerintah meminta hak atas tanah tersebut untu kemudian diserahkan kepada Perhutani. Ketika lahan sudah ditumbuhi dengan pohon-pohon jati maka warga tid bisa lagi menggarap lahan.

Masa reformasi ternyata berdampak pada perubahan cara berpikir dan bertindak warga desa Cacaban, Beberap peristiwa pemberontakan muncul sebagai aksi yang mengiringi astmosphere reformasi. Warga melakukan penebangan pohon jati milik Perhutani secara massal, peristiwa ini berakibat gundulnya lahan yang kemudian ol warga dimanfaatkan untuk digarap dengan ditanami tanaman pangan. Kesempatan melakukan penggarapan ha berlangsung selama 3-4 tahun, karena lahan tersebut ditanami lagi oleh Perhutani dengan tanaman Jati. Penanaman jati tersebut dilakukan Perhutani dengan memanfaatkan warga sebagai penggarap, sebelum jati sia ditanam maka warga diminta untuk membuat acir (lubang pada tanah agar tanah siap ditanami), tidak hanya itu, warga juga diminta untuk menanam jati dan menjaganya. Para mandor Perhutani biasa menyebutnya dengan "n nanam jati", penyebutan seperti itu menandakan bahwa sebenarnya pihak Perhutani sendiri sadar bahwa merek tidak memiliki hak atas tanah, dan keberadaan mereka hanyalah menumpang untuk menanam jati. Namun setel pohon jati tumbuh besar secara otomatis warga terusir dari lahannya. Dalam penanaman jati ini masyarakat tida dibayar

Selain perampasan lahan, Perhutani juga melakukan pemerasan terhadap warga, yang dikenal dengan sebutan Nyamblong. Nyamblong merupakan semacam pembayaran pajak, yang dikenakan kepada warga yang akan menjual kayu jati dan mahoni, meskipun sebenarnya kedua jenis tanaman tersebut ditanam diatas tanah warga. Sebelum menjual kayu jati atau mahoni mereka diwajibkan membayar kepada KPH dengan kisaran Rp.250.000, sampai dengan Rp.1.000.000,-. Pembayaran ini dilakukan sebelum tanah ditanami oleh masyarakat. Jadi bentuknya adalah sewa tanah, jika masyarakat tidak mau menyewa tanah akan diberi tanah garapan di lereng-lereng jurang. Masyarakat yang mau mengelola harus mau kerja bakti merawat tanaman Perhutani dilain daerah tanpa dibayar.

Pada tahun 1961, Mbah Harsono bersama 49 orang yang lain pernah menggarap tanah di Desa Cacaban. Kemudian dia dipanggil oleh aparat di Kabupaten Kendal dengan tuduhan merusak tanaman Perhutani pada hal Mbah Harsono menggarap tanah itu karena diperintah oleh Mantri Wiryono. Mbah Harsono dihukum selama 1,5 bulan penjara dengan tuduhan merusak tanaman Perhutani.

Atas dasar itulah warga berniat bebas dari belenggu penindasan dan bangkit melakukan reklaiming.

Pada tahun 2003, masyarakat desa Cacaban bergabung dengan Forum Persaudaraan Petani Kendal (FPPK) da Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) yang sebagian berbasis petani konflik perkebunan dan hutan. Dalam perkembangan selanjutnya, LBH Semarang sebagai pendamping ORTAJA memberikan pendidikan hukum kritis khususnya berkaitan dengan konflik hutan masyarakat desa Cacaban. Advokasi juga dilakukan bersama-sama ORTAJA dengan melakukan aksi bersama ke Perhutani Unit I Jawa Tengah pada bulan Agustus tahun 2006. AREA SENGKETA Secara geografis dan administratif Desa Cacaban termasuk dalam wilayah kecamatan Singorojo Kabupaten

Kendal. Bila ditempuh dari ibu kota kecamatan yaitu Ngareanak sekitar 2 km dan dari pusat pemerintahan kabupaten Kendal berjarak 45 km. Posisi ketinggian tanah Cacaban dari permukaan laut mencapai kurang lebih m sedangkan luas wilayahnya mencapai sekitar 1500 ha. Lokasi desanya dikelilingi hutan jati milik Perhutani BK Ngareanak.

Batas-batas Wilayah Desa Cacaban.

Sebelah utara :Desa Kedungsuren Kec Kaliwungu Sebelah Selatan :Desa Kalirejo Kec. Singorojo Sebelah Barat:Desa Singorojo Kec Singorojo Sebelah Timur:Desa Kalirejo Kec. Singorojo Wilayah Cacaban terbagi atas 3 perdukuhan, yaitu

1. Surodadi (Sedadi), merupakan perdukuhan yang paling ramai bila dibandingkan dengan 2 perdukuhan yang la Hal ini karena

Dukuh Surodadi menjadi pusat kegiatan masyarakat, yang mana dukuh ini merupakan tempat berdirinya satu satunya Masjid

(2)

itu, di dukuh

Surodadi ini pula satu-satunya lembaga pendidikan dasar formal (SD) berada;

2. Sepergi,adalah perdukuhan yang berada di sebelah timur dukuh Surodadi. Dari Surodadi jaraknya sekitar setengah kilometer.

Lokasinya mudah di tempuh dengan memakai kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak dari dukuh sepergi sekitar 1 Km;

3. Cacaban (Caban), sedikitnya warga yang tinggal dan menetap didukuh ini disebabkan letaknya yang jauh untu dijangkau,

selain keberadaanya yang berada ditengah-tengah hutan. Namun demikian, Caban merupakan asal muasal tempat tinggal

pemimpin desa (Kepala Desa) yang pertama. Kemudian karena faktor lokasi yang terkucil dari perdukuan maupun pedesaan

lainnya, menurut kepala desa dan sebagian warga dukuh Caban untuk pindah ke dukuh Surodadi STATUS MONITORING: Aktif

PIHAK BERSENGKETA:

DOKUMEN-DOKUMEN: RIWAYAT PEREBUTAN KLAIM:

Komunitas/Masyarakat adat Lawan Sengketa

196 KK Desa Cacaban PT. Perhutani Unit I Desa Cacaban, Jateng

Judul Jenis Dokumen

Penulis No. Rec

Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978 mengenai Penambahan Unit Produksi Perusahan Umum Kehutanan Negara

Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978

Surat 63

Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1961 mengena Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Kehutanan Negara

Surat 62

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1961 mengenai Pendirian Perusahaan Kehutanan Negara Jawa Tengah

Surat 61

Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2003 Surat 60

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1999 mengenai Perusahaan Umum Kehutanan Negara

Surat 59

Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1986 mengenai Perusahaan Umum Kehutanan Negara

Surat 58

Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1963 mengenai Penyerahan Pengusahaan Tertentu Kepada Perusahaan-perusahaan Kehutanan Negara Pengusahaan

Surat 57

Undang-undang No. 41 Tahun 1999 mengenai kehutanan

Surat 56

Undang-undang No. 5 Tahun 1967 mengenai ketentuan-ketentuan pokok kehutanan

Surat 55

Peta Wilayah Desa Cacaban Lainnya

Aparat desa Cacaban 52

Tanggal Status Hak Dasar Status Hak Fungsi PengKlaim Komnts?

Tanah Perhutani hutan Produksi Perhutani

1957 Tanah

nasionalisasi

Nasionalisasi Tanah Negara Pemerintah RI

1997 Tanah Reklaiming Tanah warisan K.Belong, K.Gondo, K.Surodadi

Tanah garapan Masyarakat Desa Cacaban

Abad 16 Tanah milik Tanah Warisan Kyai Belong, Kyai Gondo, K. Surodadi

Tanah garapan Masyarakat Desa Cacaban

Abad 16 Tanah milik Pemberian Kyai Wirosongko

tanah garapan Kyai Belong,Kyai Gondo,Kyai Surodadi Abad 16 Tanah kekuasaan

Bupati

Pemberian Raja Mataram

sebagai hak milik Bupati

Bupati Baureksa

Abad 16 Tanah milik Pemberian Bupati Baureksa

tanah garapan Kyai Wirosongko

(3)

KRONOLOGI PERISTIWA:

Judul Peristiwa: Nyamblong - pemerasan terhadap masyarakat Cacaban

Deskripsi Peristiwa: Selain perampasan lahan, Perhutani juga melakukan pemerasan terhadap warga, yang dikenal dengan sebutan Nyamblong. Nyamblong merupakan semacam pembayaran pajak, yang dikenakan kepada warga yang akan menjua kayu jati dan mahoni, meskipun sebenarnya kedua jenis tanaman tersebut ditanam diatas tanah warga. Sebelum menjual kayu jati atau mahoni mereka diwajibkan membayar kepada KPH dengan kisaran Rp.250.000,- sampai den Rp.1.000.000,-. Hal tersebut dilakukan Perhutani dengan dasar bahwa sudah menjadi semacam hak paten bahwa tanaman jati dan Mahoni merupakan tanaman milik Perhutani.

Dampak: Warga dirugikan secara ekonomis, dan kehilangan kebebasan untuk menanam di atas lahannya sendiri. Hak-hak terlanggar:

Tindakan-tindakan:

Intervensi-intervensi:

Dokumen-dokumen:

Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku: Pelanggaran terhadap hak rakyat

untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Perhutani KPH Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya

Perusahaan lokal atau nasional

Foto lahan hutan Photo

LBH Semarang 53

Kwitansi pembayaran pajak Perhutani Lainnya Perhutani

50

Peta Perhutani Lainnya

Perhutani 48

(4)

Judul Peristiwa: Perampasan lahan oleh Perhutani 1956

Deskripsi Peristiwa: Perhutani melakukan perampasan lahan-lahan garapan masyarakat dan memaksa masyarakat menjadi penggarap untuk menanam jati

Dampak: Masyarakat kehilangan lahan garapannya Hak-hak terlanggar:

Tindakan-tindakan:

Intervensi-intervensi:

Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku: Pelanggaran terhadap hak rakyat

untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Perhutani KPH Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya

Perusahaan lokal atau nasional

Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Presiden RI (Periode Tahun 1961) Keterlibatan dalam kaitan dengan perundang-undangan atau pembuatan kebijakan Eksekutif

Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Presiden RI (Periode Tahun 1963) Keterlibatan dalam kaitan dengan perundang-undangan atau pembuatan kebijakan Eksekutif

Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Presiden RI (Periode Tahun 1986) Keterlibatan dalam kaitan dengan perundang-undangan atau pembuatan kebijakan Eksekutif

Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Presiden RI (Periode Tahun 1999) Keterlibatan dalam kaitan dengan perundang-undangan atau pembuatan kebijakan Eksekutif

Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Presiden RI (Periode Tahun 1999) Keterlibatan dalam kaitan dengan perundang-undangan atau pembuatan kebijakan Eksekutif

Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Presiden RI (Periode Tahun 1960) Keterlibatan dalam kaitan dengan perundang-undangan atau pembuatan kebijakan Eksekutif

Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Presiden RI (Periode Tahun 1967) Keterlibatan dalam kaitan dengan perundang-undangan atau pembuatan kebijakan Eksekutif

Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Presiden RI (Periode Tahun 1961) Keterlibatan dalam kaitan dengan perundang-undangan atau pembuatan kebijakan Eksekutif

Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Presiden RI (Periode Tahun 1978)

No. Rec Intervenor Jenis Intervensi Pada Korban? Tanggal Dampak Pada Situasi Status Intervensi

78 LBH Semarang - Bukan 2003 - -

(5)

Dokumen-dokumen: 77 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) - Bukan 2003 - - 72 LBH Semarang - Bukan 2003 - - 71 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) - Bukan 2003 - - 66 LBH Semarang - Bukan 2003 - - 65 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) - Bukan 2003 - -

Judul Jenis Dokumen

Penulis No. Rec

Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978 mengenai Penambahan Unit Produksi Perusahan Umum Kehutanan Negara

Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978

Surat 63

Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1961 mengenai Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Kehutanan Negara

Surat 62

Undang-undang No. 5 Tahun 1967 mengenai ketentuan-ketentuan pokok kehutanan

Surat 55

Undang-undang No. 41 Tahun 1999 mengenai kehutanan Surat 56

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1999 mengenai Perusahaan Umum Kehutanan Negara

Surat 59

Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1986 mengenai Perusahaan Umum Kehutanan Negara

Surat 58

Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1963 mengenai Penyerahan Pengusahaan Tertentu Kepada Perusahaan-perusahaan Kehutanan Nega Pengusahaan

Surat 57

Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2003 Surat

(6)

Judul Peristiwa: Pemaksaan penanaman pohon jati 1958

-Deskripsi Peristiwa: Tahun 1958 Mantri Perhutani bernama Sukarman memaksa warga untuk menanami lahan dengan tanaman jati. Wa yang dalam keadaan tertekan menurti kemauan Mantri untuk menanam jati. Menurut penuturan Pak Kusman,Perhu datang dengan kekuatan bahwa tanah tersebut diberikan pemerintah kepada Perhutani. Tadinya tanah yang dikuas Perhutani tersebut merupakan tanah milik rakyat, namun dikarenakan mereka tidak kuat membayar pajak yang dibe kepada mereka, maka pemerintah meminta hak atas tanah tersebut untuk kemudian diserahkan kepada Perhutani. Ketika lahan sudah ditumbuhi dengan pohon-pohon jati maka warga tidak bisa lagi menggarap lahan. Kurun watu kejadian adalah 20 tahun.

Dampak: Masa reformasi ternyata berdampak pada perubahan cara berpikir dan bertindak warga desa Cacaban, Beberapa peristiwa pemberontakan muncul sebagai aksi yang mengiringi astmosphere reformasi. Warga melakukan peneban pohon jati milik Perhutani secara massal, peristiwa ini berakibat gundulnya lahan yang kemudian oleh warga dimanfaatkan untuk digarap dengan ditanami tanaman pangan. Kesempatan melakukan penggarapan hanya berlangsung selama 3-4 tahun, karena lahan tersebut ditanami lagi oleh Perhutani dengan tanaman Jati. Hak-hak terlanggar:

Tindakan-tindakan:

Intervensi-intervensi:

Dokumen-dokumen:

Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku:

1958 Pelanggaran terhadap hak atas

kebebasan Masyarakat Desa Cacaban Perhutani KPH Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya

Perusahaan lokal atau nasional

1958 Pelanggaran terhadap hak atas

kebebasan Masyarakat Desa

Cacaban

-

Judul Peristiwa: Penangkapan 49 orang warga desa Cacaban 1961 1961

Deskripsi Peristiwa: Penangkapan 49 orang warga desa ini bersama dengan Mbah Harsono, tetapi mereka tidak ditahan Dampak:

Hak-hak terlanggar: Tindakan-tindakan:

Intervensi-intervensi:

Dokumen-dokumen:

Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku: Pelanggaran terhadap hak atas

kebebasan Masyarakat Desa Cacaban Perhutani KPH Kendal Memberikan perintah untuk melakukan tindakan

Perusahaan lokal atau nasional

Pelanggaran terhadap hak atas kebebasan Masyarakat Desa Cacaban Aparat kepolisian Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya Polisi

(7)

Judul Peristiwa: Penahanan Mbah Harsono 1961 1961

Deskripsi Peristiwa: Pada tahun 1961, Mbah Harsono bersama 49 orang yang lain pernah menggarap tanah di Desa Cacaban. Kemudia dia dipanggil oleh aparat di Kabupaten Kendal dengan tuduhan merusak tanaman Perhutani pada hal Mbah Harson menggarap tanah itu karena diperintah oleh Mantri Wiryono. Mbah Harsono dihukum selama 1,5 bulan penjara den tuduhan merusak tanaman Perhutani.

Dampak:

Hak-hak terlanggar: Tindakan-tindakan:

Intervensi-intervensi:

Dokumen-dokumen:

Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku: Pelanggaran terhadap hak atas

kebebasan

Mbah Harsono Perhutani KPH

Kendal

Memberikan perintah untuk melakukan tindakan

Perusahaan lokal atau nasional

Pelanggaran terhadap hak atas kebebasan

Mbah Harsono Pamong Desa

Ngareanak Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya Pemerintah di tingkat lokal

Pelanggaran terhadap hak atas kebebasan

Mbah Harsono Aparat kepolisian

Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya Polisi

Judul Peristiwa: Pembuatan acir 2002

Deskripsi Peristiwa: Masa reformasi ternyata berdampak pada perubahan cara berpikir dan bertindak warga desa Cacaban, Beberapa peristiwa pemberontakan muncul sebagai aksi yang mengiringi astmosphere reformasi. Warga melakukan peneban pohon jati milik Perhutani secara massal, peristiwa ini berakibat gundulnya lahan yang kemudian oleh warga dimanfaatkan untuk digarap dengan ditanami tanaman pangan. Kesempatan melakukan penggarapan hanya berlangsung selama 3-4 tahun, karena lahan tersebut ditanami lagi oleh Perhutani dengan tanaman Jati.

Penanaman jati tersebut dilakukan Perhutani dengan memanfaatkan warga sebagai penggarap, sebelum jati siap ditanam maka warga diminta untuk membuat acir (lubang pada tanah agar tanah siap ditanami), tidak hanya itu, wa juga diminta untuk menanam jati dan menjaganya. Para mandor Perhutani biasa menyebutnya dengan "nunut nana jati", penyebutan seperti itu menandakan bahwa sebenarnya pihak Perhutani sendiri sadar bahwa mereka tidak mem hak atas tanah, dan keberadaan mereka hanyalah menumpang untuk menanam jati. Namun setelah pohon jati tumb besar secara otomatis warga terusir dari lahannya.

Dampak: Warga terusir dari lahannya. Hak-hak terlanggar:

Tindakan-tindakan:

Intervensi-intervensi:

Dokumen-dokumen:

Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku:

2002 Pelanggaran terhadap hak rakyat

untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat Desa Cacaban Perhutani KPH Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya

Perusahaan lokal atau nasional

Referensi

Dokumen terkait

Hasil observasi terhadap guru selama 2 pertemuan pada siklus II menunjukkan hal-hal sebagai berikut: (1) Guru telah mampu Guru telah mampu melaksanakan skenario pembelajaran

Dari penelitian yang dilakukan, dapat ditemukan bahwa budaya religius di lingkungan kampus unmuh jember sangat selaras dengan visi dan misi universitas

Setelah dilakukan kunjungan lapangan, peserta diminta untuk memyusun action plan /rencana tinadakan ke depan yang akan dilakukan dalam rangka untuk membuka usaha baru sesuai

Skripsi ini bermanfaat bagi Santri Dan desa Kamulan kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek sebagai sumbangan pikiran dalam rangka pembinaan dan peningkatan kualitas

Dengan dilakukan percobaan mengenai karakteristik distribusi dosis sumber radiasi LDR Ir-192 pada film gafchromic EBT 2 yang mengacu pada protocol yang

Sedangkan untuk besar nilai efisiensi saluran distribusi jaringan tegangan rendah yang memiliki nilai efisiensi rata-rata terbesar pada saat kapasitas sistem

2.1.3 Keterkaitan dengan Produk Lain Termasuk Perolehan Bahan Baku Keterkaitan produk Dodol biji salak dengan produk lain adalah memanfaatkan biji salak yang dalam

Tanggung jawab pemegang saham terbatas pada saham yang dimilikinya, akan tetapi jika da- pat dibuktikan bahwa telah terjadi pembauran harta kekayaan pribadi pemegang saham