• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

I Kd Suadnyana, I Nym Kanca, Md Suadnyani Pasek

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

{

suadnyanakadek580@yahoo.com

,

kancanyoman@yahoo.co.id

,

suadnyanipasek@yahoo.com

}

@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu guru sebagai peneliti. Dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari tahapan perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja berjumlah 29 orang, terdiri dari 14 orang putra dan 15 orang putri. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data untuk aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli pada observasi awal 4,76 (kurang aktif), dan pada siklus I meningkat menjadi 6,28 (cukup aktif) dan 8,09 (aktif) pada siklus II. Sedangkan persentase hasil belajar teknik dasar passing bola voli dari observasi awal sebesar 6,90% (sangat kurang), pada siklus I 65,51% (cukup baik) dan 96,55% (sangat baik) pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes agar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, karena terbukti efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Kata-kata kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe TGT, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli. Abstract

This study was aimed to improve the activity and the student’s achievement of the basic learning of volley ball passing technique through the implementation of TGT cooperative learning model of the eight J of social grade of SMP 5 Singaraja. This research was a classroom action research and was conducted in two cycles which contains: planning stages, action, observation/evaluation and reflection. The subject of the research was the 29 total students of the eight J of social grade of SMP 5 Singaraja, which consist of 14 males and 15 females. The data was analyzed using statistic method. Based on the basic observation of the activity learning of volley ball passing technique analysis, it was found that 4.86 (less active), and it was increase at I cycle to be 6.79 (moderate active) and 8.26 (active) at the II cycle. While the percentage was 6.90% at the first observation (very less), at I cycle was 65.51% (good enough) and 96.55% (very good) at the II cycle. Based on the results of the data analysis, it can be conclude that the activity and the student’s achievement of the basic learning of volley ball passing technique through the implementation of TGT cooperative learning model of the eight J of social grade of SMP 5 Singaraja was improve. The teacher is suggested to use this technique because it was affected to improve the student’s achievement.

(2)

PENDAHULUAN

Semua masyarakat menyadari betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan akan diperoleh manusia yang berkualitas, cerdas, terbuka dan demokratis. Pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (Nurhadi, 2004:1).

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara optimal dalam kehidupan masyarakat ( Omar Hamalik, 2001:79).

Tujuan pendidikan yang tecantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada Bab II pasal 3 yaitu Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan adanya berbagai peran baik pemerintah maupun masyarakat, yang diantaranya melalui pengadaan sarana dan prasarana yang memadai dan pengembangan kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan serta model pembelajaran.

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan disamping dengan pengadaan sarana dan prasarana yang memadai, sumber dan bahan ajar, serta penyempurnaan kurikulum. Selain itu dalam proses pembelajaran penjasorkes guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerjasama, tanggung jawab, toleransi dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Salah satu peranan terpenting didalam meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa adalah bagaimana guru itu mengkemas pembelajaran agar tidak membosankan dan siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik.

Depdiknas (2006: 163) menyatakan Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, setabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Proses pembelajaran penjasorkes guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas, perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah (Suprijono, 2009: 2). Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial. Melalui pembelajaran penjasorkes siswa diharapkan dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti laksanakan pada tanggal 23 Juli sampai dengan Tanggal 2 Agustus 2013 di kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja yang berjumlah 29 orang mengenai teknik dasar passing bola voli. diperoleh data yaitu dari segi aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih rendah baik itu dari aspek afektif,

(3)

aspek kognitif maupun aspek psikomotor. Adapun permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran tersebut dari segi aktivitas belajar siswa adalah: dari 29 orang, siswa yang berada pada kategori sangat aktif tidak ada (0%), aktif 4 orang (13,80%), cukup aktif 9 orang (31,03%), kurang aktif 16 orang (55,17%) dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Jadi data aktivitas belajar siswa materi teknik dasar passing (passing atas dan passing bawah) bola voli secara klasikal diperoleh sebesar 4,86 termasuk dalam kategori kurang aktif.

Faktor-faktor yang menyebabkan aktivitas belajar siswa masih kurang aktif adalah: (a) dilihat dari segi visual, beberapa siswa belum memperhatikan guru dalam menjelaskan materi teknik dasar passing bola voli, (b) dari segi lisan beberapa siswa belum berani bertanya dan mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran, (c) dari segi audio beberapa siswa belum mampu mendengarkan penjelasan temannya terkait materi pelajaran, (d) dari segi metrik siswa belum bisa melaksanaakan tugas gerak teknik dasar passing bola voli, dan (e) dari segi emosional siswa kurang bersemangat melakukan teknik dasar passing bola voli.

Selain aktivitas belajar dalam observasi diamati pula hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diamati mencakup aspek afektif, aspek kognitif dan aspek psikomotor. Siswa yang tuntas dalam materi teknik dasar passing bola voli 2 orang (6,90%) dan yang tidak tuntas 27 orang (93,10%). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat baik tidak ada (0%), baik 2 orang (6,90%), cukup 10 orang (34,48%), kurang 16 orang (55,17%) dan sangat kurang tidak ada. Dengan menganalisis data tersebut maka didapat persentase data hasil belajar teknik dasar passing (passing atas dan passing bawah) bola voli sebesar 56,49% . Hasil belajar dikatakan tuntas apabila berada pada kategori 72% sampai 100% sedangkan hasil belajar dikatakan tidak tuntas apabila berada pada kategori 0% sampai 71%.

Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa belum tuntas adalah: (a) dilihat

dari aspek kognitif beberapa siswa masih belum mampu menyelesaikan soal passing bola voli, (b) dilihat dari aspek afektif siswa cendrung bersifat individual dan kurang percaya diri dalam melakukan gerakan teknik dasar passing bola voli, dan (c) dilihat dari aspek psikomotor siswa belum menguasai teknik dasar passing bola voli baik dari sikap awal, sikap pelaksanaan, dan sikap akhir yang disebabkan siswa kurang kesempatan dalam melakukan gerakan.

Cara penelitian dalam mengatasi situasi seperti itu adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keith Edward. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. (Trianto, 2010:83).

Adapun keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini adalah: (a) model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas lebih menonjol dalam pembelajaran,tetapi siswa yang berkemampuan lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya, (b) dengan model pembelajaran ini membuat rasa kebersaman dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya, (c) dalam pembelajaran ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnamen, (d) Dalam model pembelajaran ini membuat siswa kebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran, karena dalam pembelajaran ini guru menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.

Jenis-jenis aktivitas menurut Paul Dierich (dalam Hamalik, 2001:172) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam aktivitas antara lain:

a. Kegiatan-kegiatan Visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

(4)

Mengemukakan sesuatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, diskusi.

c. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan.

d. Kegiatan-kegiatan Menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

e. Kegiatan-kegiatan Menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, pola.

f. Kegiatan-kegiatan Metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, membuat model, menyelenggarakan permainan.

g. Kegiatan-kegiatan Mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, melihat, hubungan-hubungan, membuat keputusan

h. Kegiatan-kegiatan Emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Hasil belajar merupakan sesuatu (nilai) yang diperoleh siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yang menandakan siswa tuntas atau tidaknya dalam mengikuti pembelajaran.Bloom (dalam Sugiyanto, 1998:243) mengemukakan bahwa, hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Hamalik, (2008:159) menyatakan hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa.

Permainan Bola voli adalah olahraga yang dimainakan oleh dua regu diamana setiap regu berjumlah enam orang yang berada di dalam suatu lapangan yang memiliki ketentuan ukuran yang pisahkan oleh net. Permainan bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik pria maupun wanita (Danu Budiartha, 2008: 5). Dalam permainan bola voli terdapat beberapa teknik yang mendasari permainannya. Teknik dalam permainan bola voli dapat di artikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif. Teknik dalam permainan bola voli yaitu service, passing, umpan, smash (spike), bendungan (block) (Yunus,1992:109).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu guru sebagai peneliti. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat relatif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. (Kanca, 2010:108) Jumlah subyek penelitian ini yaitu 29 orang. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan tiap siklus terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan pada semester ganjil. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Waktu penelitian ini dilaksanakan tanggal 23 dan 30 Agustus 2013 untuk siklus I, sedangkan tanggal 6 dan 13 September 2013 dilaksanakan penelitian siklus II. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMP Negeri 5 Singaraja

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu aktivitas belajar di evaluasi oleh dua orang observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa, sedangkan untuk hasil belajar ada tiga aspek penilaian yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Penilaian kognitif diberikan dengan tes

(5)

kemampuan yang di buat oleh peneliti, penilaian afektif merupakan pengamatan sikap yang di evaluasi oleh 2 observer dan penilaian psikomotor di evaluasi oleh 3 orang evaluator dengan menggunakan format assesmen hasil belajar siswa teknik dasar passing bola voli. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal 6,79. siswa yang aktif 13 orang (44,83%) sedangkan siswa yang belum aktif 16 orang (55,17%). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa berada pada kategori sangat aktif tidak ada, aktif 13 orang (44,83%), cukup aktif 16 (55,17%) dan tidak ada siswa dengan kategori kurang aktif serta kategori sangat kurang aktif.

Tabel 1. Data Aktivitas Belajar Passing Bola Voli Pada Siklus I No Kriteria Jumlah

Siswa Persentase Kategori Keterangan

1 X 9 0 orang 0% Sangat Aktif (44,83%) 13 orang Suda Aktif 2 7 X< 9 13 orang 44,83% Aktif 3 5 X < 7 16 orang 55,17% Cukup Aktif 16 orang (55,17%) Tidak Aktif 4 3 X< 5 0 orang 0% Kurang Aktif 5 X < 3 0 orang 0% Sangat Kurang Aktif Jumlah total 29 orang 100% 29 0rang (100%) Penelitian hasil belajar siswa teknik

dasar passing bola voli pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang sudah tuntas 19 orang dengan persentase 65,51% dan siswa yang tidak belum tuntas 10 orang dengan persentase 34,49%. Adapun rincian kategori hasil belajar siswa sebagai berikut: siswa yang berada

pada kategori sangat baik tidak ada, siswa dengan kategori baik 19 orang dengan persentase 65,51%, siswa dengan kategori cukup 10 orang dengan persentase 34,49% dan tidak ada siswa dengan kategori kurang baik maupun kategori sangat kurang baik, dengan persentase secara klasikalnya 72,70% dengan kategori baik (tuntas).

Tabel 2. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli Pada Siklus I

No Rentang Skor

Jumlah

Siswa Persentase Kategori Keterangan 1 86-100 0 orang 0% Sangat Baik 19 orang (65,51%)

SudahTuntas Baik

2 72-85 19 orang 65,51% Baik

3 58-71 10 orang 34,49% Cukup Baik

10 orang (34,49%) Belum Tuntas

4 44-57 0 orang 0% Kurang baik

5 0-43 0 orang 0% Sangat Kurang

(6)

Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 8,26 dengan tingkat keaktifan sudah aktif. Siswa yang sudah aktif 29 orang dengan persentase 100% dan tidak ada siswa yang belum aktif. Adapun rincian kategori aktivitas belajar

siswa adalah sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat aktif 2 orang dengan persentase 6,90%, siswa dengan kategori aktif 27 orang dengan persentase 93,10% dan tidak ada siswa dengan kategori cukup aktif, kurang aktif maupun sangat kurang aktif.

Tabel 3. Data Aktivitas Belajar Passing Bola Voli Pada Siklus II

No Kriteria Jumlah

Siswa Persentase Kategori Keterangan 1 X 9 2 orang 6,90% Sangat Aktif 29 orang (100%) Sudah Aktif 2 7 X < 9 27 orang 93,10% Aktif 3 5 X < 7 0 orang 0% Cukup Aktif 0 orang (0%) Tidak Aktif 4 3 X < 5 0 orang 0% Kurang Aktif 5 X < 3 0 orang 0% Sangat Kurang Aktif Jumlah 29 orang 100% 100% Aktif Penelitian hasil belajar pada siklus II

dengan materi teknik dasar passing bola voli diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang sudah tuntas 28 orang dengan persentase 96,55% dan tidak 1 orang yang belum tuntas. Adapun rincian kategori sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat baik 5 orang dengan persentase 17,24%, baik 23 orang dengan perserntase

79,31%, cukup 1 orang dengan peresentase 3,45%, dan tidak ada siswa dengan kategori kurang baik maupun sangat kurang baik. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa teknik dasar passing bola voli secara klasikal pada siklus II adalah 78,69% berada pada rentang 72 - 85 dengan kategori baik dan sudah memperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 72%.

Tabel 4. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli Pada Siklus II

No Rentang

Skor

Jumlah

Siswa Persentase Kategori Keterangan

1 86-100 5 orang 17,24% Sangat Baik 28 orang (96,55%) Sudah Tuntas 2 72-85 23 orang 79,31% Baik

3 58-71 1 orang 3,45% Cukup Baik

1 orang (3,45%) Tidak Tuntas 4 44-57 0 orang 0% Kurang baik

5 0-43 0 orang 0% Sangat

Kurang Aktif

(7)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti laksanakan pada tanggal 23 Juli sampai dengan Tanggal 2 Agustus 2013 di kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja yang berjumlah 29 orang mengenai teknik dasar passing bola voli,ditemukan permasalahan (1)pada saat pembelajaran siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, (2) siswa suka bermain pada saat guru menjelaskan dan memberikan contoh teknik dasar passing bola voli, (3) siswa memilih-milih dalam kelompok, putra berkelompok dengan putra dan begitu sebaliknya putri berkelompok dengan putri, (4) individual dalam kelompok, siswa lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak peduli dengan masalah yang dialami kelompoknya, dan (5) situasi yang kurang menyenangkan, siswa lebih banyak diam dan

kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

Cara penelitian dalam mengatasi situasi seperti itu adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keith Edward. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

Dengan implementasi model pembelajaran koopertif tipe TGT aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari observasi awal. Pada siklus I aktivitas belajar belum aktif dikarenakan masih ada 16 orang yang belum aktif namun dengan diberikan tindakan pada siklus II aktivitas belajar meningkat sehingga 29 orang menjadi aktif. Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing (Passing Atas dan Passing bawah)

Bola Voli Per Tahap

Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus I sebanyak 10 orang yang belum tuntas namun pada siklus II terjadi peningkatan sehingga siswa yang tuntas 28

orang. Pada siklus II ini peneliti memberikan tindakan-tindakan TGT dengan melihat kelemahan-kelemahan pada siklus I.

No Tahapan Persentase Aktivitas Belajar Keaktifan Siswa

Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal ke Siklus I Siklus I ke Siklus II Observasi Awal ke Siklus II 1 Observa si Awal 4,76 4 orang (13,80%) Sudah Aktif 9 orang (31,03%) 25 orang (86,20%) 2 Siklus I 6,28 13 orang (44,83%) Sudah Aktif 16 orang (55,17%) 3 Siklus II 8,09 29 orang (100%) Sudah Aktif

(8)

Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing (Passing Atas dan Passing bawah) Bola Voli Per Tahap

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dikatakan berhasil karena tingkat penguasaan materi teknik dasar passing (passing atas dan passing bawah) bola voli pada siklus II sudah memenuhi KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran penjasorkes di kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja, yakni sebesar 72 dari nilai maksimal 100. Secara klasikal penelitian ini dianggap berhasil karena telah mencapai target yakni 72% siswa di kelas terteliti telah memperoleh rata-rata nilai sebesar 72 berdasarkan KKM dari SMP Negeri 5 Singaraja tersebut. Karena sudah tercapainya target yang ditentukan maka penelitian ini dihentikan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya. Keberhasilan dalam penelitian sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan dasar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Selain itu hasil penelitian ini juga dikuatkan dari peneliti-peneliti sebelumnya diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh I Putu Agus Jayadi Putra (2012:104) menemukan bahwa adanya peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar lompat jauh melalui implementasi model pembelajaran kooperatif

tipe TGT pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Payangan tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian yang dilakukan oleh I Putu Doni Irawan (2012:110) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik pergantian tongkat lari estafet meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas IX.3 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Gede Eka Putra (2012:105) menemukan bahwa adanya peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sukawati tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian yang dilakukan oleh I Kadek Kariana menemukan bahwa adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar dribbling sepakbola melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014.

No Tahapan Persenta se Hasil Belajar Ketuntasan Siswa

Peningkatan Hasil Belajar Observas i Awal ke Siklus I Siklus I ke Siklus II Observasi Awal ke Siklus II 1. Observas i Awal 6,90% 2 orang sudah tuntas 17 orang 58,62% 26 orang 89,65% 2. Siklus I 65,51% 19 orang sudah tuntas 9 orang 31,03% 3. Siklus II 96,55% 28 orang sudah tuntas

(9)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

Aktivitas belajar teknik dasar passing (passing bawah dan passing atas) bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi pada aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli yang mengalami peningkatan sebesar 31,03% dari observasi awal ke siklus I. kemudian meningkat sebesar 55,17% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 86,20% dari observasi awal ke siklus II.

Hasil belajar teknik dasar passing (passing bawah dan passing atas) bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Hal tersebut dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi yaitu hasil belajar teknik dasar passing bola voli mengalami peningkatan sebesar 58,62% dari observasi awal ke siklus I. Kemudian meningkat sebesar 31,03% dari siklus I ke siklus II. Dan meningkat sebesar 89,65% dari observasi awal ke siklus II.

Saran peneliti kepada guru penjasorkes yaitu agar menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa teknik dasar passing bola voli.

DAFTAR PUSTAKA

Budhiarta, Danu. 2008. Teori Praktik Permainan Bola Voli dan Bola Voli Pantai. Singaraja: Undiksha

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

---, Oemar. 2008. Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Irawan, I Putu Doni. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Pergantian Tongkat Lari Pada Siswa Kelas IX.3 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2011/2012. (Skripsi). Singaraja: Fakultas Olahraga dan Kesehatan.

Kanca, I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan

Olahraga. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha.

Kariana, I Kadek. 2013. Implementasi Pembelajaran Kooperatif TGT Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Dribbling Sepakbola. Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/

JJP/article/view/1797 (diakses pada

tanggal 26 November 2013).

Nurhadi. 2004.Pembelajaran Kontekstual dan

Penerapannya dalam KBK. Malang:

Universitas Negeri Malang.

Putra, I Putu Agus Jayadi. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Lompat Jauh Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Payangan tahun pelajaran 2011/2012. (Skripsi). Singaraja: Fakultas Olahraga dan Kesehatan.

Putra, I Wayan Gede Eka. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket Pada Siswa Kelas X.5 SMA Negeri Sukawati tahun pelajaran 2011/2012. (Skripsi). Singaraja: Fakultas Olahraga dan Kesehatan.

(10)

Sugiyanto. 1998. Perkembangan dan Belajar

Motorik. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Suprijono. 2009. Kooperatif Learning (Teori dan Aplikasi PAITEM). Jogjakarta. Pustaka Belajar

Trianto. 2010. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Cetakan Ke-3. Jakarta: Kencana.

Undang-Undang Rebublik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sintem

Pendidikan Nasional. Jakarta, 2003. Yunus. 1992. Olahraga Pelatihan Bola Voli.

Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Gambar

Tabel 2. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli Pada Siklus I
Tabel 4. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli Pada Siklus II
Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing (Passing Atas dan Passing bawah) Bola  Voli Per Tahap

Referensi

Dokumen terkait

Skala pengukuran dan metode analisis data yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data skala likert untuk memudahkan penilaian kuesioner

Bahwa benar dari keterangan saksi-IV (Sdr Andi Arsyad) awal terjadinya perusakan rumah milik saksi-I (Sdri. Endang Suwarni/Sudarno Alm) yaitu pada tanggal 11 Oktober 2011 sekira

Buku yang menguraikan terkait bagaimana lahirnya anggota Parlemen yang aspiratif, dengan menggunakan kajian mulai dari mekanisme rekrutmen anggota Partai

Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya.

Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Sanusi, 22 Mei 2015, di kediamannya.. Jemaat Ahmadiyah, bisa tinggal di mana saja. 41 Dengan demikian, JAI tidak mempermasalahkan

Sesudah melaksanakan apel pagi, maka siswa-siswi RA Perwanida I Lamongan memasuki kelas sentra matematika. Peneliti mengajak anak- anak untuk membuat lingkaran

Anava Kadar Serat Kasar Cookies dengan Kombinasi Tepung Terigu, Pati Batang Aren dan Tepung Jantung Pisang...87 Tabel 35.. Uji Duncan Kadar Serat Kasar Cookies dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas tentang keberadaan sekolah program bakat istimewa dengan cara menganalisis standar kompetensi lulusan, standar