• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL. kecepatan. dan 6 Sudu. dengan 6 sudu WIB, yaitu 15,9. rata-rata yang. sebesar 3,0. dihasilkan. ampere.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5 HASIL. kecepatan. dan 6 Sudu. dengan 6 sudu WIB, yaitu 15,9. rata-rata yang. sebesar 3,0. dihasilkan. ampere."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 Hasil dan 6 Pada terdapat b berupa kec satuan rpm kecepatan Gambar 2 dan 6 sudu Gambar 2 Berd 2), pada t yaitu 15,9 sedangkan laut pada turbin ang menit (rp dihasilkan Pengamata 6 Sudu a saat melak beberapa var cepatan ang m, dan aru n angin pad 20, untuk ta u terlampir 1 Grafik h pada tur dasarkan Ga turbin angin 9 km/jam d n kecepatan pukul 15.4 gin dengan m) alterna n sebesar 3,0

5 HASIL

an Kecepat kukan uji c riabel yang gin dalam sa s yang diha da turbin an abel data ha pada Lamp hubungan an rbin angin d ambar 20 d n dengan 3 dengan arah n angin terti 5-16.00 WI 3 sudu ya ator rata-rat 0 ampere.

L DAN PE

tan Angin p coba turbin g diamati tia atuan km/ja asilkan dala ngin denga asil pengam iran 1 dan ntara waktu dengan 3 sud dan Tabel d 3 sudu dike h angin dar inggi yaitu IB. Kecepat aitu sebesar ta sebesar

EMBAHA

pada Turbi dengan 3 su ap 15 menit am, kecepata am satuan an 3 sudu d matan pada t 2. u dan kecep du dan 6 su ata hasil pe etahui kece ri darat pad 25,2 km/j tan angin ra r 17,5 km/j 117,2 rpm

ASAN

in Angin de udu maupun t sekali sela an putaran a ampere. H dan 6 sudu turbin angin atan angin udu. engamatan ( epatan angin da pukul 00 am dengan ata-rata yan am, kecepa m, dan arus engan 3 Su n dengan 6 ama 24 jam alternator d Hasil pengam u disajikan n dengan 3 saat pengam (Lampiran n yang tere 0.15-00.30 n arah angin ng diperoleh atan putaran s rata-rata udu sudu yaitu dalam matan pada sudu matan 1 dan endah WIB, n dari h dari n per yang

▸ Baca selengkapnya: hanung mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata 60 km per jam

(2)

Sedangkan, pada turbin angin dengan 6 sudu diketahui kecepatan angin yang terendah yaitu 15,2 km/jam dengan arah angin dari darat pada pukul 00.45-01.00 WIB, Sedangkan kecepatan angin tertinggi yaitu 24,8 km/jam dengan arah angin dari laut pada pukul 16.45-17.00 WIB. Kecepatan angin rata-rata yang diperoleh dari turbin angin dengan 6 sudu yaitu sebesar 17,2 km/jam, kecepatan putaran per menit (rpm) alternator rata-rata sebesar 124,8 rpm, dan arus rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,44 ampere.

Berdasarkan hal tersebut, waktu (siang dan malam) memberikan pengaruh terhadap besarnya kecepatan angin yang bertiup di suatu daerah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Safarudin (2003) yang diacu oleh Alamsyah (2007), yang menyatakan bahwa kecepatan angin akan berfluktuasi terhadap waktu dan tempat. Di Indonesia misalnya kecepatan angin di siang hari bisa lebih kencang dibandingkan malam hari. Di beberapa lokasi bahkan pada malam hari tidak terjadi gerakan udara yang signifikan.

5.1.1 Sebaran frekuensi kecepatan angin pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu

Pada saat penelitian diperoleh data kecepatan angin yang sangat beragam, sehingga diperlukan pengelompokkan data agar dapat diketahui sebaran frekuensi kecepatan angin yang terjadi di daerah Palabuhanratu. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Sebaran frekuensi kecepatan angin (km/jam) pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.

Kelas Selang Kelas (km/jam) Batas Kelas (km/jam) Frekuensi 3 sudu Frekuensi 6 sudu 1 15,20-17,10 15,15-17,15 62 59 2 17,20-18,40 17,15-18,45 24 26 3 18,50-19,70 18,45-19,75 3 2 4 19,80-21,00 19,75-21,05 3 3 5 21,10-22,30 21,05-22,35 0 0 6 22,40-23,60 22,35-23,65 1 4 7 23,70-24,90 23,65-24,95 4 2 8 25,00-26,20 24,95-26,25 0 1

Sumber: Pengolahan data

(3)

dengan 3 turbin ang Gambar 2 Da frekuensi kecepatan terendah y km/jam. S kecepatan angin 15,2 sebanyak itu, tidak a 5.1.2 Tip peng Berd turbin ang angin dan sudu dan 6 gin dengan 3 22 Histogra dengan ari Gambar kecepatan n angin 15 yaitu sebany Sedangkan, n angin terti 20-17,10 km 1 kali, terda ada angin pa pe angin d gujian turb dasarkan ke gin dengan 3 jenis angin 6 sudu. His 3 sudu dan 6 am sebaran 3 sudu dan 21 di atas, angin tertin ,20-17,10 k yak 1 kali, t pada saat inggi yaitu m/jam. Sed apat pada se ada selang k dan jenis a bin angin d ecepatan an 3 sudu dan n berdasarka stogram seb 6 sudu disaj n frekuensi 6 sudu. pada saat nggi yaitu s km/jam. S terdapat pad pengujian t sebanyak 5 dangkan frek elang kecep kecepatan a angin berd dengan 3 su ngin yang t 6 sudu (La an Tabel 1 s baran freku jikan pada G i kecepatan pengujian t sebanyak 62 edangkan f da selang k turbin angi 59 kali terd kuensi kece patan angin angin 21,15-dasarkan s udu dan 6 s terdapat pa mpiran 1 da skala Beaufo uensi kecep Gambar 21. n angin pa turbin angin 2 kali terda frekuensi k kecepatan an n dengan 6 apat pada s epatan angi 25,00-26,20 -22,45 km/j skala Beau udu ada tabel h an 2), maka fort. patan angin da turbin n dengan 3 apat pada s kecepatan ngin 22,40-2 6 sudu frek selang kece n terendah 0 km/jam. S jam. ufort pada asil pengam a didapatkan pada angin sudu elang angin 23,60 kuensi epatan yaitu Selain saat matan n tipe

(4)

(1) Tipe angin

Tabel 6 Tipe angin berdasarkan skala Beaufort pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.

Parameter

Waktu Pengukuran Baling-baling 3 sudu 6 sudu

1 2 3 1 2 3

Kecepatan Angin

(km/jam) 12-19 20-28 12-19 12-19 20-28 12-19

Skala Beaufort 3 4 3 3 4 3

Tipe Angin Angin

Lemah Angin Sedang Angin Lemah Angin Lemah Angin Sedang Angin Lemah Sumber: Pengolahan data

Keterangan: Waktu Pengamatan

1. Pukul 06.00-15.45 WIB 2. Pukul 15.45-17.45 WIB 3. Pukul 17.45-06.00 WIB

Pada turbin angin dengan 3 sudu, pukul 06.00-15.30 WIB kecepatan angin berkisar antara 12-19 km/jam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 3 dan termasuk tipe angin lemah. Pukul 15.30-17.45 WIB kecepatan angin berkisar antara 12-19 km/jam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 4 dan termasuk tipe angin sedang. Pukul 17.45-06.00 WIB kecepatan angin berkisar antara 12-19 km/jam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 3 dan termasuk tipe angin lemah.

Pada turbin angin dengan 6 sudu, pukul 06.00-15.30 WIB kecepatan angin berkisar antara 12-19 km/jam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 3 dan termasuk tipe angin lemah. Pukul 15.30-17.45 WIB kecepatan angin berkisar antara 12-19 km/jam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 4 dan termasuk tipe angin sedang. Pukul 17.45-06.00 WIB kecepatan angin berkisar antara 12-19 km/jam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 3 dan termasuk tipe angin lemah.

Tabel 7 Tipe angin berdasarkan skala Beaufort untuk kecepatan angin rata-rata pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.

Rata-rata kecepatan angin (km/jam)

Skala Beaufort Tipe Angin 3 sudu 6 sudu

17,5 17,2 3 Angin Lemah

(5)

Berdasarkan Tabel 7, kecepatan angin rata-rata pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu masing-masing sebesar 17,5 dan 17,2 km/jam. Kecepatan angin rata-rata keduanya berkisar antara 12-19 km/jam yang artinya memiliki nilai skala Beaufort 3 dan termasuk tipe angin lemah. Maka, kecepatan angin rata-rata di Palabuhanratu pada saat penelitian berkisar antara 12-19 km/jam dan termasuk tipe angin lemah.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Wyrtki (1961) yang diacu oleh Suardi (2009), yang menyatakan bahwa pada musim-musim peralihan baik musim peralihan I (Maret-Mei) maupun musim peralihan II (September-November) matahari bergerak melintasi khatulistiwa, sehingga angin menjadi lemah dan arahnya tidak menentu.

(2) Jenis angin

Tabel 8 Jenis angin pada saat pengujian turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu. Waktu (Jam)

Jenis Angin 3 sudu 6 sudu

06.00 - 17.45 WIB 05.45 – 17.30 WIB Angin laut 17.45 - 06.00 WIB 17.30 – 05.45 WIB Angin darat Sumber: Pengolahan data

Pada turbin angin dengan 3 sudu, pukul 06.00-17.45 WIB angin bertiup dari arah laut menuju daratan yang berarti masuk dalam jenis angin laut. Pada pukul 17.45-06.00 WIB angin bertiup dari darat menuju lautan yang berarti masuk dalam jenis angin darat. Sedangkan pada turbin angin dengan 6 sudu, pukul 05.45-17.30 WIB angin bertiup dari arah laut menuju daratan yang berarti masuk dalam jenis angin laut. Pada pukul 17.30-05.45 WIB angin bertiup dari darat menuju lautan yang berarti masuk dalam jenis angin darat.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Wyrtki (1961) yang diacu oleh Suardi (2009), yang menyatakan bahwa angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap energi panas lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut, akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara dingin dari lautan. Sedangkan, angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin), sementara itu di lautan energi panas sedang dalam proses dilepaskan ke udara. Gerakan

(6)

konvektif tersebut menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan sehingga terjadi aliran udara dari darat ke laut, dan biasanya angin darat terjadi pada tengah malam dan dini hari.

5.2 Hubungan Kecepatan Angin (km/jam) dan Kecepatan Putaran per menit (rpm) Alternator pada Turbin Angin dengan 3 Sudu dan 6 Sudu

Pada tabel kecepatan angin (km/jam) dan kecepatan putaran per menit (rpm) alternator hanya diambil beberapa data yang mewakili dari tabel data hasil pengamatan pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu (Lampiran 1 dan 2), hal ini bertujuan agar setiap perubahan yang ada pada kecepatan angin (km/jam) dan kecepatan putaran per menit (rpm) alternator dapat terlihat secara nyata. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9 Kecepatan angin (km/jam) dan kecepatan putaran per menit (rpm) alternator pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.

Turbin angin dengan 3 sudu Turbin angin dengan 6 sudu

Kecepatan angin (km/jam) Kecepatan putaran per menit (rpm) alternator Kecepatan angin (km/jam) Kecepatan putaran per menit (rpm) alternator 15,9 115,1 15,2 118,0 16,9 116,0 16,2 120,0 17,8 117,3 17,1 128,0 18,2 118,2 18,2 132,0 18,9 119,0 19,1 139,0 20,1 119,7 19,7 149,0 22,6 120,0 20,1 150,0 23,5 123,5 23,2 154,0 24,8 124,8 24,6 155,0 25,2 125,0 24,8 156,0

Sumber: Pengolahan data

Berdasarkan Tabel 9 diatas, maka dapat dibuat suatu grafik hubungan antara kecepatan angin (km/jam) dengan kecepatan putaran per menit (rpm) alternator. Grafik hubungan tersebut disajikan pada Gambar 22.

(7)

Gambar 2 Pada kecepatan angin 16,9 rpm, saat alternator km/jam k angin den menit (rpm kecepatan angin 17,1 puncaknya menit (rpm Berd sudu terlih dan kecep perubahan terjadi dip tersebut b menyataka kecepatan 3 Grafik hu menit (r a turbin an n putaran pe 9 km/jam k t kecepatan r 117,3 rpm kecepatan p ngan 6 sudu m) alternat n putaran pe 1 km/jam k a pada saat m) alternato dasarkan ha hat adanya p patan putar n tersebut h pengaruhi o bisa berputa an bahwa n putaran pe ubungan ant rpm) alterna ngin denga er menit (rp kecepatan p n angin 17 m, dan pun utaran per u, saat kece tor sebesar er menit (rp kecepatan pu kecepatan or 156,0 rpm al di atas, pa peningkatan ran per men hanya sedik

oleh kecep ar. Hal ini s kecepatan er menit (rp tara kecepat ator pada tu an 3 sudu, pm) alterna putaran per ,8 km/jam ncaknya pad menit (rpm epatan angi r 118,0 rpm pm) alterna utaran per m angin sebes m. ada turbin a n perubahan nit (rpm) a kit, namun patan angin sesuai deng angin (km pm) alternat tan angin (k urbin angin saat kece tor sebesar menit (rpm kecepatan da saat kec m) alternato in 15,2 km/ m. Saat kec ator sebesar menit (rpm) sar 24,8 km angin denga n pada setiap alternator y menunjukk n (km/jam) an pernyata m/jam) san tor. Dimana km/jam) den dengan 3 su epatan angi 115,1 rpm m) alternato n putaran p cepatan ang or 118,2 rp /jam kecepa cepatan ang r 120,0 rpm ) alternator m/jam kecep an 3 sudu m p kecepatan yang dihasi kan adanya yang mem aan Alamsy ngat berpen a, semakin ngan putara udu dan 6 su in 15,9 km m. Saat kece or sebesar per menit ( gin sebesar pm. Pada t atan putara gin 16,2 km m, saat kece r 128,0 rpm patan putara maupun den n angin (km ilkan. Mesk perubahan mbuat alter yah (2007), ngaruh terh tinggi kece an per udu. m/jam epatan 116,0 (rpm) 18,2 turbin an per m/jam epatan m, dan an per gan 6 m/jam) kipun yang rnator yang hadap epatan

(8)

angin (km/jam) diikuti dengan semakin cepatnya putaran per menit (rpm) alternator.

5.3 Hubungan Kecepatan Putaran per menit (rpm) Alternator dan Arus yang Dihasilkan pada Turbin Angin dengan 3 Sudu dan 6 Sudu

Sama halnya dengan kecepatan angin (km/jam) dan kecepatan putaran per menit (rpm) alternator, untuk tabel antara kecepatan putaran per menit (rpm) alternator dengan arus (ampere) yang dihasilkan hanya diambil beberapa data yang mewakili dari tabel data hasil pengamatan pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu (Lampiran 1 dan 2). Hal ini bertujuan agar setiap perubahan yang ada pada kecepatan putaran per menit (rpm) alternator dan arus (ampere) yang dihasilkan dapat terlihat secara nyata.

Tabel 10 Kecepatan putaran per menit (rpm) alternator dan arus (ampere) yang dihasilkan pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.

Sumber: Pengolahan data

Berdasarkan Tabel 10 diatas, maka dapat dibuat suatu grafik hubungan antara kecepatan putaran per menit (rpm) alternator dengan arus (ampere) yang dihasilkan. Grafik hubungan tersebut disajikan pada Gambar 23.

Turbin angin dengan 3 sudu Turbin angin dengan 6 sudu Kecepatan putaran per menit (rpm) alternator Arus (ampere) Kecepatan putaran per menit (rpm) alternator Arus (ampere) 115,1 2,8 118,0 3,4 116,0 2,9 120,0 3,4 117,3 3,0 128,0 3,5 118,2 3,1 132,0 3,5 119,0 3,2 139,0 3,6 119,7 3,3 149,0 3,8 120,0 3,3 150,0 3,8 123,5 3,4 154,0 3,8 124,8 3,4 155,0 3,8 125,0 3,4 156,0 3,9

(9)

Gambar 2 Jika kecepatan pada saat ampere, p sebesar 3 menghasil putaran al Pada rpm men alternator putaran al kecepatan dan punc menghasil Berd 6 sudu te (rpm) alte hanya sed oleh kecep yang masu 4 Grafik hu dengan dilihat dar n putaran al kecepatan p pada saat k 3,0 ampere lkan arus se lternator 12 a turbin ang nghasilkan r 120,0 rpm lternator 12 n putaran al caknya yai lkan arus se dasarkan ha erlihat adan ernator dan dikit, namun patan putara uk ke dalam ubungan ant arus (amper ri Gambar 2 lternator 11 putaran alte kecepatan p e, pada s ebesar 3,1 a 25,0 rpm me gin dengan arus sebes m menghasil 28,0 rpm m lternator 13 itu pada s ebesar 3,9 am al tersebut, nya peningk arus (ampe n menunjuk an (rpm) alt m baterai (a tara kecepa re) pada tur

23 di atas, p 15,1 rpm m ernator 116 putaran alte aat kecepa ampere dan enghasilkan 6 sudu, sa sar 3,4 am kan arus se menghasilka 32,0 rpm m saat kecep mpere. pada turbin katan perub ere) yang dih kkan adany ternator yan accu). Sehin atan putaran rbin angin d pada turbin menghasilka 6,0 rpm men ernator 117 atan putara n puncaknya n arus sebesa aat kecepata mpere, pad ebesar 3,4 a an arus seb menghasilka atan putar n angin deng bahan pada hasilkan. M ya perubaha ng menyeba ngga hal in n per menit dengan 3 sud n angin deng n arus sebe nghasilkan 7,3 rpm me an alterna a yaitu pad ar 3,4 ampe an putaran da saat kec ampere, pad esar 3,5 am an arus seb an alterna gan 3 sudu a setiap ke Meskipun pe an yang terj abkan adany ni sesuai de (rpm) alter du dan 6 su gan 3 sudu esar 2,8 am arus sebesa enghasilkan ator 118,2 da saat kece ere. alternator cepatan pu da saat kece mpere, pada esar 3,5 am ator 156,0 maupun de ecepatan pu erubahan ter rjadi dipeng ya arus (amp ngan perny rnator udu. saat mpere, ar 2,9 n arus rpm epatan 118,0 utaran epatan a saat mpere rpm engan utaran rsebut garuhi mpere) yataan

(10)

Alamsyah rendah m keluaranny 5.4 Penga Putar Pada yang diha putaran pe sudu. Ole terhadap dihasilkan Gambar Berd kecepatan dengan 3 (rpm) alte hal terseb peningkata pernyataan semakin b h (2007), y aka keluara ya akan sem aruh Jumla ran per me a kecepatan asilkan oleh er menit (rp h karena it peningkata n, selengkap 25 Pengaru putaran dasarkan g n putaran pe sudu lebih ernator yan but, jumlah an kecepata n Jhon (19 besar luas b yang menya annya akan makin tinggi ah 3 Sudu enit (rpm) A n angin terte h turbin an pm) alterna tu, dibuat s an kecepata pnya dapat d uh jumlah 3 per menit ( grafik di at er menit (rp h kecil dib ng dihasilka h sudu pad an putaran p 985) yang baling-baling atakan bah n rendah. S i. dan 6 Sud Alternator entu, kecepa ngin denga ator yang d suatu grafik an putaran dilihat pada sudu dan 6 rpm) altern tas, pada pm) alterna bandingkan an oleh turb da baling-ba per menit (r diacu oleh g maka aka wa pada a Sebaliknya, du terhadap atan putaran an 3 sudu dihasilkan o k pengaruh n per men Gambar 24 6 sudu terha nator. saat kecep ator yang d dengan ke bin angin d aling memb rpm) altern Guntoro ( an menghas alternator m semakin ti p Peningka n per menit berbeda de oleh turbin jumlah 3 s nit (rpm) a 4. adap pening patan angin dihasilkan o ecepatan pu engan 6 su berikan pen nator. Hal in (2008), men ilkan gaya mobil, saat inggi rpm atan Kecep (rpm) alter engan kece angin deng sudu dan 6 alternator gkatan kece n tertentu oleh turbin utaran per m udu. Berdas ngaruh terh ni sesuai de nyatakan b yang besar t rpm maka patan rnator epatan gan 6 sudu yang epatan maka angin menit arkan hadap engan bahwa pula.

(11)

menambah jumlah sudu pada baling-baling akan menambah luas baling-baling yang berarti akan menambah gaya pada turbin sehingga akan memperbesar putaran rotor.

5.5 Perbandingan Lama Waktu Pengisian Ampere Baterai oleh Turbin angin dengan 3 Sudu dan 6 Sudu

Selain terhadap kecepatan putaran alternator (rpm), jumlah sudu pada baling-baling juga memberikan pengaruh terhadap lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ampere baterai sampai penuh. Pada saat pengukuran arus yang masuk ke dalam baterai, ampere awal baterai yang terukur yaitu 24.5 ampere. Sebelumnya ampere baterai dikosongkan, hal ini dilakukan agar dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menambah ampere di baterai hingga mencapai 45 ampere.

Tabel 11 Perbandingan lama waktu pengisian ampere baterai oleh turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.

Sumber: Pengolahan data

Berdasarkan Tabel 11 diatas, maka dapat dibuat suatu grafik perbandingan lama waktu pengisian ampere baterai pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu. Grafik hubungan tersebut disajikan pada Gambar 25.

Waktu (Jam) Arus (ampere)

3 sudu 6 sudu 06.00 24,5 24,5 06.15 27,5 27,9 06.30 30,5 31,3 06.45 33,5 34,7 07.00 36,6 38,2 07.15 39,0 41,6 07.30 42,0 45,0 07.45 45,1 -

(12)

Gambar Berd baterai de turbin ang sudu, pad artinya me penuh. Se sudah teri cepat untu Hal jumlah sud Hal ini ter baling-bal sehingga k daya dan a 5.6 Waktu Berd efektif dib (ampere) digunakan 26 Perband dengan dasarkan G engan meng gin dengan da pukul 07 embutuhkan dangkan de si penuh sam uk mengisi a ini sesuai du pada bal rjadi karena ling (luas be kecepatan p arus listrik y u yang Dib dasarkan pe bandingkan dan tegang n untuk men dingan lama 3 sudu dan Gambar 25, ggunakan t menggunak 7.45 amper n waktu 1 ja engan meng mpai 45,0 a ampere bate dengan per ling-baling a gaya angk ertambah k putaran roto yang dihasil butuhkan u embahasan n turbin ang gan (volt) y nghitung la a waktu pen 6 sudu. , lama wa turbin angin kan 6 sudu. re baterai b am 45 meni ggunakan 6 ampere yan erai sampai rnyataan Gu efisiensi da kat angin me arena jumla or (alternato lkan juga se ntuk Meng di atas, bah gin dengan yang dihasil ama waktu gisian ampe ktu yang n 3 sudu l Dengan m baru terisi it untuk men sudu, pada ng artinya w penuh yaitu untoro (200 aya listrikny enjadi besar ah sudu pad or) juga sem emakin besa ghidupkan hwa turbin 6 sudu. O lkan oleh tu yang dibutu ere baterai o dibutuhkan lebih lamb menggunaka sampai 45 ngisi amper pukul 07.30 waktu yang d u 1 jam 30 m 08), bahwa ya cenderun r dengan be da baling-ba makin lebih ar. Rangkaian angin deng Oleh karena urbin angin uhkan untu oleh turbin n untuk me at dibandin an turbin an ,1 ampere re baterai sa 0 ampere b dibutuhkan menit. semakin ba g semakin b ertambahnya aling bertam besar, akib n lampu LE gan 6 sudu a itu, maka n dengan 6 uk menghab angin engisi ngkan ngin 3 yang ampai aterai lebih anyak besar. a luas mbah) batnya ED lebih a arus sudu biskan

(13)

LED yang digunakan sebanyak 36 buah disusun menjadi empat rangkaian pararel, yang masing-masing rangkaian pararel mengandung tiga buah LED yang disusun secara seri. Setiap rangkaian seri LED dipasang resistor yang berfungsi untuk menghambat arus yang mengalir dari baterai, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 26 di bawah ini.

Sumber: Syahbana (2012)

Gambar 27 Rangkaian lampu LED yang digunakan.

Berdasarkan perhitungan, tegangan dari satu rangkaian lampu LED tersebut yaitu 1,98 V dengan daya 0,04752 Watt. Sedangkan, turbin angin dengan 6 sudu menghasilkan rata-rata tegangan sebesar 5,2 volt dengan rata-rata arus yang dihasilkan sebesar 3,4 ampere. Maka, daya yang dikeluarkan oleh turbin angin dengan 6 sudu sebesar 17,9 watt per jam. Dengan daya per jam yang dihasilkan oleh tubin angin tersebut, mampu untuk menghidupkan tiga buah rangkaian lampu LED (putih, merah, dan hijau) dengan daya sebesar 0,14256 watt selama 125,6 jam atau sama dengan kurang lebih 5 hari.

5.7 Spesifikasi Turbin Angin dengan 3 Sudu dan 6 Sudu

Pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu memiliki spesifikasi yang berbeda khususnya pada keluaran (output) yang dihasilkan, oleh karena itu disajikan tabel spesifikasi dari turbin angin dengan 3 sudu dan turbin angin dengan 6 sudu. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 12 di bawah ini.

+ D1 D4 D7 D2 D5 D8 D3 D6 D9 D10 D11 D12 R1 R2 R3 R4

(14)

Tabel 12 Spesifikasi turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.

No. Spesifikasi Keterangan ( 3 sudu)

Keterangan ( 6 sudu) 1. Sudu

Bahan Pipa PVC PVC

Model Taper Linier Taper Linier

Diameter 100 cm 100 cm

Tinggi 50 cm 50 cm

Sisi atas 5 cm 5 cm

Sisi bawah 2 cm 2 cm

Luas tiap sudu 175 cm 175 cm

2. Alternator

Merek Denso Denso

Tipe 27060 bz020 27060 bz020

3. Baterai

Tegangan (volt) 12 volt 12 volt

Daya (Ah) 45 Ah 45 Ah

4. Kecepatan angin (km/jam)

Tertinggi 25,2 km/jam 24,8 km/jam

Terendah 15,9 km/jam 15,2 km/jam

Rata-rata 17,5 km/jam 17,2 km/jam

5. Keluaran (output)

Rpm alternator rata-rata 117,2 rpm 124,8 rpm Tegangan (volt) rata-rata 4,9 volt 5,2 volt Arus (ampere) rata-rata 3,0 ampere 3,44 ampere Daya yang dihasilkan per jam 14,7 watt/jam 17,9 watt/jam Lama waktu pengisian baterai 1 jam 45 menit 1 jam 30

menit Lama LED (Putih, Merah, dan Hijau)

menyala

± 4 hari ± 5 hari

Gambar

Tabel 9 Kecepatan angin (km/jam) dan kecepatan putaran per menit (rpm)
Gambar 2 Pada kecepatan angin 16,9 rpm, saat alternator km/jam  k angin den menit (rpm kecepatan angin 17,1 puncaknya menit (rpm Berd sudu terlih dan kecep perubahan terjadi dip tersebut  b menyataka kecepatan 3 Grafik humenit (r a turbin ann putaran pe9 km/jam kt kecepatanr 117,3 rpmkecepatan pngan 6 sudum)  alternatn putaran  pe1 km/jam ka pada saat m) alternatodasarkan hahat adanya ppatan putarn tersebut h pengaruhi  obisa berputaan bahwa n putaran pe ubungan ant rpm) alternangin dengaer menit (rpkecepatan  pn angin 17m, dan punutaran per u, saat kecetor sebesarer menit (rp kecepatan pukecepatan  or 156,0 rpmal di atas, papeningkatanran per menhanya sedik
Gambar 2 Jika  kecepatan pada saat  ampere,  p sebesar  3 menghasil putaran al Pada rpm men alternator putaran  al kecepatan dan punc menghasil Berd 6 sudu te (rpm) alte hanya sed oleh kecep yang masu 4 Grafik hudengan dilihat darn putaran al kecepatan ppada saat k3,0  amperelkan arus selternator 12a turbin angnghasilkan r 120,0 rpmlternator  12n putaran alcaknya yailkan arus sedasarkan haerlihat adanernator dan dikit, namunpatan putara uk ke dalam ubungan ant arus (amperri Gambar 2lternator  11 putaran altekecepatan  pe, pada s ebesar 3,1 a25,0 rpm megin dengan arus sebesm menghasil28,0 rpm mlternator  13itu pada s ebesar 3,9 amal tersebut, nya peningkarus (ampen menunjukan (rpm) altm baterai (a tara kecepa
Gambar  Berd baterai de turbin ang sudu, pad artinya me penuh. Se sudah teri cepat untu Hal  jumlah sud Hal ini ter baling-bal sehingga k daya dan a 5.6 Waktu Berd efektif dib (ampere)  digunakan 26 Perbanddengan  dasarkan  G engan menggin dengan da pukul
+2

Referensi

Dokumen terkait

Fokus Tugas Akhir ini adalah pembangunan perangkat lunak WikiBudaya yang didasarkan pada dokumen analisis dan perancangan WikiBudaya untuk melestarikan budaya dan kearifan

Pada penelitian ini, dengan memperhatikan hasil analisa BEU dan AHP, potensi penghematan daya dan energi untuk studi kasus kota Surabaya diusulkan untuk dicapai melalui dua

Dari fungsi keanggotaan di atas dapat di lihat bahwa anggota dari sedikit memiliki domain [0 15], dimana x merupakan input yang akan di berikan nantinya, semakin besar

8 Sedangkan untuk analisis hubungan faktor risiko terhadap luaran perinatal didapatkan hasil terdapat hubungan antara usia ibu terhadap kematian perinatal, jumlah paritas

Lembaga bantuan pemerintah Jepang ini memberikan beberapa program bantuan yang diantaranya; bantuan darurat (bantuan air bersih, sanitasi, dan kesehatan), bantuan

“Analisis Pengaruh profitabilitas Likuiditas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan pembagian Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Hasil dari proses penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menemukan temuan yang sesuai berdasarkan fokus penelitian diatas yang secara garis besarnya sebagai berikut

Pembenihan ikan adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan menjadi komponen input bagi kegiatan