• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN - LAMPIRAN. 1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis? untuk bersikap indipenden dalam menyikapi sebuah kasus.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN - LAMPIRAN. 1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis? untuk bersikap indipenden dalam menyikapi sebuah kasus."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN - LAMPIRAN

A. TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN 1

1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis?

Ingin mengetahui banyak hal dan adanya dinamisme pemikiran. Keinginan untuk bersikap indipenden dalam menyikapi sebuah kasus.

2. Sepemahaman Anda, apa saja yang menjadi tugas dari seorang wartawan?

Membuat, melaporkan, memberitakan, sebuah peristiwa. 3. Tahu tentang KEJ, bisa dijelaskan secara singkat?

Kode Etik Jurnalistik itu sebuah etika dan norma dasari bagi seorang jurnalis dalam melaksanakan fungsi dan tugas jurnalistiknya. Itu menjadi landasan profesi bagi seorang jurnalis

4. Dari mana Anda mengetahui KEJ? Dari profesi itu yang menunjukkannya.

5. Apa Anda paham setiap pasal dari KEJ tersebut? Paham dan bisa menjelaskannya tapi tidak hapal mati.

6. Anda pernah mengikuti pelatihan khusus jurnalistik atau sejenisnya? Sering

7. Pernah menerima amplop atau materi dari narasumber?

Pernah nerima uang tapi dalam konteks uang terima kasih dan apresiasi, tidak mempengaruhi pemberitaan.

(2)

8. Apa tanggapan Anda tentang wartawan amplop?

Tidak setuju dan tidak boleh karena mengabaikan fungsi jurnalistik

9. Menurut Anda, wartawan yang professional itu seperti apa?

Menjunjung tinggi kode etik dan uu pokok pers no 90 tahun 1999. Dan termasuk juga norma-norma terkait.

10.Berapa pendapatan Anda? Apakah pendapatan tersebut tergolong cukup?

Tidak cukup lah. Berbicara soal salary ya masih kurang karena saya sudah berkeluarga, memenuhi kebutuhan harian masih sangat kurang.

11.Apakah media tempat Anda bekerja berperan dalam mengembangkan pemahaman Anda tentang KEJ?

Tentu.

12.Pernahkah Anda mencampurkan opini pribadi dengan fakta dalam produk berita Anda?

Tidak pernah sama sekali

13.Apakah Anda pernah membuat berita pesanan dari pihak-pihak tertentu? Alasannya?

Hanya berupa advertorial, selebihnya tidak pernah dan tidak berani. 14.Apakah Anda merasa pernah melakukan pelanggaran KEJ?

(3)

Jawaban Informan dalam menjelaskan tiap pasal dalam KEJ

Pasal 1: Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Wartawan itu harus punya idealisme, membuat berita tidak karena adanya kepentingan berbagai pihak. Tidak membuat berita atas dasar tidak suka terhadap seseorang dan menjaga citra wartawan.

Pasal 2: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Seorang wartawan itu harus profesional, setiap berita itu harus berdasarkan fakta dan ada kejelasan sumber.

Pasal 3: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Melakukan check dan recheck dan tidak menghakimi seseorang yang belum terbukti bersalah secara hokum.

Pasal 4: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Berita sesuai dengan fakta dan tidak menuduh tanpa adanya bukti, apalagi membuat kata-kata kasar dan kotor dalam pemberitaannya.

(4)

Pasal 5: Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Ini sudah sangat jelas ya, saya rasa pasal ini sudah memberikan penjelasannya sendiri.

Pasal 6: Wartawan Indonesia tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.

Tidak mencari keuntungan dari pekerjaannya tersebut apalagi menerima suap dari narasumber maupun pihak-pihak tertentu yang mempengaruhi pemberitaan seorang wartawan.

Pasal 7: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Hak tolak adalah hak wartawan untuk menolak mengungkapkan identitas narasumber dan keluarganya. Embargo itu menunda mempublish berita dan off the record tidak memberitakan informasi yang tidak diinginkan narasumber. Informasi latar belakang tidak menyebutkan nama narasumbernya.

Pasal 8: Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak

(5)

merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Wartawan tidak boleh membeda-bedakan SARA dalam peliputannya. Serta menghormati seluruh narasumber apapun keadaannya.

Pasal 9: Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Jurnalis itu berbeda dengan infotainment, tidak boleh menguak-nguak kehidupan pribadi narasumber secara berlebihan.

Pasal 10: Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Kalau beritanya tidak benar segera diperbaik dan meminta maaf.

Pasal 11: Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Hak jawab: hak pembaca untuk menyanggah isi berita yang merugikan namanya. Hak koreksi itu hak mengoreksi dari pembaca terhadap berita yang keliru.

INFORMAN 2

1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis?

Awalnya dari paman yang bekerja di Jawa Pos, ditambah dari SMA saya suka menulis puisi dan cerpen, jadi sinkron saja, karena dulu pemikiran saya

(6)

jadi wartawan itu ya harus bias menulis dulu.Selain alasan di atas, saya juga punya cita-citanya ingin menaspirasikan suara rakyat yang menurutnya selama ini kurang ditanggapi pemerintah dan wakil rakyat.

2. Sepemahaman Anda, apa saja yang menjadi tugas dari seorang wartawan?

Mencari informasi dan membuatkannya menjadi sebuah berita. 3. Tahu tentang KEJ, bisa dijelaskan secara singkat?

Etika-etika yang diterapkan dalam KEJ ada 11 pasal salah satunya pasal 6 seorang wartawan tidak dibenarkan menerima suap dari pemberitaan yang disajikan.

4. Dari mana Anda mengetahui KEJ?

Dari buku yang dikeluarkan oleh dewan pers

5. Anda pernah mengikuti pelatihan khusus jurnalistik atau sejenisnya? Gak pernah, tapi di kuliah sudah dipelajari tentang jurnalistik

6. Pernah menerima amplop atau materi dari narasumber?

Belum tapi kalau uang apresiasi sering, malah pernah dikasi handphone. Tapi itu ikhlas kan. Menurut aku itu wartawan amplop itu wartawan pemeras. Saya pernah menerima ponsel dari pejabat, tapi itu bukan berupa suap atau sejenisnya, saya sudah cukup dekat dengan beliau, dan itu adalah berupa pemeberian ikhlas. Itu tidak mempengaruhi pemberitaan yang saya buat tentang dirinya. Kalau dia berbuat yang tidak baik ya saya beritakan tidak baik

(7)

Sangat bertentangan dengan KEJ karena sangat merusak wartawan professional. Sangat tidak suka melihatnya karena ngejar materi kesannya bukan ngejar berita. Mereka menyimpang dari KEJ dan mengutamakan materi tapi itu karena dari factor pendapatan juga yang masih minim khususnya di Medan. Menurut saya profesi wartawan itu tidak menjanjikan untuk kesejahteraan hidup.

8. Menurut Anda, wartawan yang professional itu seperti apa?

Harus menjalankan KEJ itu dan tetap idealis. Tidak memikirkan materi dan lebih mengutamakan kualitas beritanya.

9. Berapa pendapatan Anda? Apakah pendapatan tersebut tergolong cukup?

Itu dia, karena profesi ini tidak menjanjikan dan media ini sendiri kurang bias memperhatikan kesejahteraan wartawannya kecuali ada usaha sampingnya. Saat ini kebutuhan ekonomi sangat besar dan gak sebanding dengan gaji yang didapat.

10.Apakah media tempat Anda bekerja berperan dalam mengembangkan pemahaman Anda tentang KEJ?

Iya, kalau di rapat kan sering disampaikan.

11.Pernahkah Anda mencampurkan opini pribadi dengan fakta dalam produk berita Anda?

(8)

12.Apakah Anda pernah membuat berita pesanan dari pihak-pihak tertentu? Alasannya?

Pernah dan pernah juga dikasi materi atas berita tersebut.

13.Apakah Anda merasa pernah melakukan pelanggaran KEJ? Ya.

Jawaban Informan dalam menjelaskan tiap pasal dalam KEJ

Pasal 1: Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Menjadi seorang wartawan harus jujur dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat dan membuat berita yang berimbang.

Pasal 2: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Ya jadi seorang wartawan itu ya harus profesional

Pasal 3: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Berita harus berimbang dan tidak boleh campur fakta opini.

Pasal 4: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

(9)

Pasal 5: Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Kalau korban pemerkosaan misalnya tidak boleh disebutkan namanya harus pakai inisial nama.

Pasal 6: Wartawan Indonesia tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.

Dilarang keras menerima suap dari siapapun.

Pasal 7: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Hak tolak itu hak menolak mengungkapkan identitas narasumber. Embargo penundaan mempublish berita, off the record tidak memberitakan ataupun nama narsumnya.

Pasal 8: Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

(10)

Pasal 9: Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Tidak mengganggu kehidupan pribadi narsum demi kepentingan berita

Pasal 10: Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Kalau buat berita yang keliru segeralah melarat.

Pasal 11: Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Hak jawab merupakan hak pembaca atau pemirsa untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan karena merasa merugikan nama baiknya dan tidak sesuai fakta, sedangkan hak koreksi adalah hak untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.

INFORMAN 3

1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis?

Aku intinya jadi jurnalis karena cita-citaku itu walaupun gak basic jurnalis. Dari dulu emang pengen jadi reporter, kesempatan untuk sekolah jurnalis emang belum tapi kan belajar dari pengalaman. Waktu kecil pengen jadi reporter tv, ya walau belum kesampaian nongol di tv, aku tetap senang jadi jurnalis, karena aku memang memilih profesi ini menjadi pekerjaanku.

(11)

2. Sepemahaman Anda, apa saja yang menjadi tugas dari seorang wartawan?

Melaporkan apapun yang ada dilapangan, menggali, mengumpulkan dan melaporkannya.

3. Tahu tentang KEJ, bisa dijelaskan secara singkat?

Setiap jurnasli harus memahami KEJ khususnya dalam peliputan karena itu bisa mengganjal mereka. Saya sendiri sudah menjadikannya sudah pedomannya.

4. Dari mana Anda mengetahui KEJ? Dari pelatihan jurnalistik.

5. Anda pernah mengikuti pelatihan khusus jurnalistik atau sejenisnya? Pernah. Waktu di pos metro dilatih dan diajarkan sama mereka. Terutama menulis berita dan teknik wawancara dan itu sangat membantu.

6. Pernah menerima amplop atau materi dari narasumber?

Pernah, Itu rejeki, aku sering dapat kok, terlepas tadi aku yang meminta pasti lain ceritanya, lagian uang yang mereka beri tidak mempengaruhi beritaku kok, beritaku tetap sesuai fakta. Sejauh ini gak kok, aku masih bisa menjaganya.

7. Apa tanggapan Anda tentang wartawan amplop?

Kalau bicara uang tidak boleh menerima dari setiap peliputan, itu melanggar KEJ itu bisa jadi intervensi dalam profesi jurnalis. Ya harus professional lah,

(12)

tapi kalau ada hubungan baik dengan narsum yang aku pribadi ketika narsum ingin memberi diluar konteks meliput ya kenapa tidak. Missal ketika lebaran narsum ngasi hadiah ya sah-sah saja.

8. Menurut Anda, wartawan yang professional itu seperti apa?

Mengerjakan tugas dengan professional, indipenden, tidak berpihak, objektif dan ada check dana recheck.

9. Berapa pendapatan Anda? Apakah pendapatan tersebut tergolong cukup?

Ketika menjadi jurnalis kita harus terima konsekuensi, gaji emang gak besar tapi jangan dijadikan alas an, menerima atau tidak menerima aku lebih kepada perlu dewan pers memperjuangkan peningkatan gaji wartawan Karena memang diakui gaji wartawan itu masih rendah. Emang itu ada kaitannya tapi jangan dijadikan alasan karena kita sudah memilih profesi itu. 10.Apakah media tempat Anda bekerja berperan dalam mengembangkan

pemahaman Anda tentang KEJ? Secara lisan sering

11.Pernahkah Anda mencampurkan opini pribadi dengan fakta dalam produk berita Anda?

Tidak pernah.

12.Apakah Anda pernah membuat berita pesanan dari pihak-pihak tertentu? Alasannya?

Tidak.

(13)

Ya.

Jawaban Informan dalam menjelaskan tiap pasal dalam KEJ

Pasal 1: Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

wartawan harus bisa bersikap indipenden terhadap berita yang ia tulis, termasuk sebenarnya tanpa intervensi siapapun

Pasal 2: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Seorang wartawan harus profesional karena wartawan itu kan sebuah profesi.

Pasal 3: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Harus ada check, recheck, dan cross check.

Pasal 4: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Ini jelas, tidal boleh buat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Pasal 5: Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

(14)

Pasal 6: Wartawan Indonesia tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.

Jangan azas manfaat dari profesi wartawan itu untuk hal yang buruk

Pasal 7: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Off the record tidak memberitakan ataupun nama narsumnya.Kalau hak tolak sama embargo kurang paham.

Pasal 8: Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Hormati setiap informan apapun agaman dan sukunya.

Pasal 9: Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Tidak mengganggu kehidupan pribadi informan.

Pasal 10: Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

(15)

Meralat berita yang tidak akurat dan meminta maaf kepada masyarakat.

Pasal 11: Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Hak jawab itu setiap narsum harus kita konfirmasi , hak koreksi kurang paham.

INFORMAN 4

1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis?

Aku memang kepengen jadi wartawan makanya ambil sekolah jurnalistik. 2. Sepemahaman Anda, apa saja yang menjadi tugas dari seorang

wartawan?

Menyampaikan pesan sebagai informasi, pendidikan dan hiburan. 3. Tahu tentang KEJ, bisa dijelaskan secara singkat?

Tahu, Seorang jurnalis harus mampu menjadikan KEJ sebagai pedoman hidupnya di lapangan, termasuk dalam penulisan berita. Sekarang ini banyak reporter yang beritanya mirip-mirip. Jadi jangan heran kalau ada dua atau tiga media yang isi beritanya sama tapi judulnya sedikit berbeda, banyak wartawan pemalas sekarang, makanya saya teliti terhadap berita yang dikirim oleh reporter, bahkan saya selalu menegaskan mereka sebelum kelapangan jangan menjadi seorang plagiator.

4. Dari mana Anda mengetahui KEJ? Dari buku dewan pers

(16)

5. Anda pernah mengikuti pelatihan khusus jurnalistik atau sejenisnya? Pernah.

6. Pernah menerima amplop atau materi dari narasumber?

Kalau dikasi oleh narsum itu ya lain lah ceritanya, wartawan amplop itu kan kerjanya meras, ini kan dikasi.

7. Apa tanggapan Anda tentang wartawan amplop?

kalau ada berita yang diminta narsum untuk segera dinaikkan, biasanya reporter minta dana yang besar untuk menaikkan berita tersebut.

8. Menurut Anda, wartawan yang professional itu seperti apa?

Menyajikan berita berimbang tidak menyudutkan seseorang dan media itu harus bisa jadi social control.

9. Berapa pendapatan Anda? Apakah pendapatan tersebut tergolong cukup?

Kalau soal gaji masih tergolong cukup dan bisa mensejahterakan diri sendiri,” lanjutnya. Jurnalis itu pekerjaan yang mulia, itu tidak bisa dinilai dengan materi.

10.Apakah media tempat Anda bekerja berperan dalam mengembangkan pemahaman Anda tentang KEJ?

Ya, cukup berperanlah.

11.Pernahkah Anda mencampurkan opini pribadi dengan fakta dalam produk berita Anda?

(17)

12.Apakah Anda pernah membuat berita pesanan dari pihak-pihak tertentu? Alasannya?

Tidak.

13.Apakah Anda merasa pernah melakukan pelanggaran KEJ? Ya.

Jawaban Informan dalam menjelaskan tiap pasal dalam KEJ

Pasal 1: Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Harus bisa bersikap indipenden dan beritanya benar serta berimbang

Pasal 2: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Wartawan itu memang dituntut harus profesional.

Pasal 3: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Harus ada check dan recheck.

Pasal 4: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

(18)

Pasal 5: Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Itu dilarang keras, karena kan media itu juga berfungsi untuk mencerdaskan publik, kalau kita uda buat berita bohong ya jadi bodoh lah masyarakat kita

Pasal 6: Wartawan Indonesia tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.

Ya jangan lah wartawan itu mau nerima suap, tapi nyatanya dilapangan masih banyak.

Pasal 7: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Hak tolak merupakan hak untuk menolak mengungkapkan identitas narasumber dan keluarganya, kalau embargo itu menunda mempublish berita, kalau off the record tidak memberitakan informasi yang tidak diinginkan narasumber.

Pasal 8: Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

(19)

Berita itu harus sesuai fakta. Siapa pun narsumnya harus diwawancaraai tidak boleh lihat-lihat agama sukunya apa.

Pasal 9: Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Kalau itu ranah infotainment namanya.

Pasal 10: Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Segera ralat berita yang tidak akurat kemudian meminta maaf kepada masyarakat. Pasal 11: Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Hak jawab itu hak untuk menyanggah isi berita yang merugikan nama baik seseorang. Hak koreksi itu hak mengoreksi dari isi berita.

INFORMAN 5

1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis?

Suka aja, aku tertarik di dunia jurnalistik. Kalau liputan di daerah konflik itu pasti punya kebanggaan tersendiri, kita akan sangat tertantang. Aku juga suka nulis, dan menjadi seorang wartawan menjadi saluran kecintaanku akan menulis.

(20)

2. Sepemahaman Anda, apa saja yang menjadi tugas dari seorang wartawan?

Cari berita melaporkannya sesuai dengan fakta. 3. Tahu tentang KEJ, bisa dijelaskan secara singkat?

Ya itu etika yang harus dipatuhi jurnalis,” 4. Dari mana Anda mengetahui KEJ?

Dari buku dewan pers sama di dinding ruang redaksi ada posternya. 5. Anda pernah mengikuti pelatihan khusus jurnalistik atau sejenisnya?

Tidak pernah.

6. Pernah menerima amplop atau materi dari narasumber? Belum pernah.

7. Apa tanggapan Anda tentang wartawan amplop?

Itu wartawan yang tidak profesional dan sudah pasti melanggar KEJ. 8. Menurut Anda, wartawan yang professional itu seperti apa?

Harus ada sertifikasi wartawan itu jadi gak asal tamat sekolah langsung jadi wartawan, tamat SMA sekarang juga bisa jadi reporter. Harus ada standartnya la.

9. Berapa pendapatan Anda? Apakah pendapatan tersebut tergolong cukup?

Satu juta seratus, masih cukup la untuk aku pribadi.

10.Apakah media tempat Anda bekerja berperan dalam mengembangkan pemahaman Anda tentang KEJ?

(21)

11.Pernahkah Anda mencampurkan opini pribadi dengan fakta dalam produk berita Anda?

Tidak pernah.

12.Apakah Anda pernah membuat berita pesanan dari pihak-pihak tertentu? Alasannya?

Tidak.

13.Apakah Anda merasa pernah melakukan pelanggaran KEJ? Tidak

Jawaban Informan dalam menjelaskan tiap pasal dalam KEJ

Pasal 1: Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Harus bisa bersikap indipendenlah.

Pasal 2: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Wartawan harus profesional

Pasal 3: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

(22)

Pasal 4: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Tidak boleh buat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul

Pasal 5: Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Tidak boleh menyebutkan nama asli korban kejahatan asusila.

Pasal 6: Wartawan Indonesia tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.

Wartawan tidak boleh menerima suap.

Pasal 7: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Aku kurang paham, apalagi di kantor sendiri gak pernah ngasi tahu, ya mungkin karena masih baru itu aku.

Pasal 8: Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

(23)

Ini pengertiannya ya sesuai sama pasal ini.

Pasal 9: Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Harus menghormati hak narasumber kita.

Pasal 10: Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Meralat berita yang tidak akrat.

Pasal 11: Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Aku gak ngerti ini.

INFORMAN 6

1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis?

Awalnya karena butuh pekerjaan, tapi sekarang aku menikmati jadi seorang wartawan.

2. Sepemahaman Anda, apa saja yang menjadi tugas dari seorang wartawan?

Mencari dan melaporkan sebuah peristiwa atau informasi kepada khalayak luas.

(24)

Tahu, itu jadi pegangan setiap jurnalis. 4. Dari mana Anda mengetahui KEJ?

Dari buku, browsing dari internet..

5. Apa Anda paham setiap pasal dari KEJ tersebut? Cukup paham.

6. Anda pernah mengikuti pelatihan khusus jurnalistik atau sejenisnya? Pernah

7. Pernah menerima amplop atau materi dari narasumber?

Uang dari narsum pernah, kalau meras lewat amplop tidak. Kenapa harus ditolak, itu kan rejeki yang penting isi berita tidak berubah,

8. Apa tanggapan Anda tentang wartawan amplop? Memperburuk profesi wartawan, mereka itu pemeras.

9. Menurut Anda, wartawan yang professional itu seperti apa? Menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.

10.Berapa pendapatan Anda? Apakah pendapatan tersebut tergolong cukup?

Tidak cukup lah. Apalagi sekarang uda punya anak.

11.Apakah media tempat Anda bekerja berperan dalam mengembangkan pemahaman Anda tentang KEJ?

Ia, ada sosialisasi kok dari pemred.

12.Pernahkah Anda mencampurkan opini pribadi dengan fakta dalam produk berita Anda?

(25)

Tidak pernah.

13.Apakah Anda pernah membuat berita pesanan dari pihak-pihak tertentu? Alasannya?

Tidak berani.

14.Apakah Anda merasa pernah melakukan pelanggaran KEJ? Gak ada yang sempurna, aku pasti pernah melanggar.

Jawaban Informan dalam menjelaskan tiap pasal dalam KEJ

Pasal 1: Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Wartawan itu harus netral, tidak berpihak pada pihak manapun, berita harus sesuai fakta.

Pasal 2: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Seorang wartawan itu harus profesional.

Pasal 3: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Melakukan check dan recheck dan dilarang keras hukumnya nyampur fakta dan opini.

(26)

Pasal 4: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Wartawan membuat berita sesuai dengan fakta.

Pasal 5: Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Oh tentu saja harus pakai inisial korban kekerasan asusila.

Pasal 6: Wartawan Indonesia tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.

Ini jelaslah, mana boleh nerima suap, tapi ya itu hanya formalitas saja, nyatanya di lapangan masih banyak yg nerima.

Pasal 7: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

“hak tolak berupa hak tidak mengungkapkan identitas narsum demi keamanannya ataupun keluarganya. Embargo penundaan penyiaran berita kalau off the record tidak memberitakan informasi yang tidak diinginkan narasumber.

Pasal 8: Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak

(27)

merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Harus pakai azas praduga tak bersalah, tidak boleh menghakimi.

Pasal 9: Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Jelas, harus menghormati hak pribadi setiap narasumber siapaun dia.

Pasal 10: Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Berita yang ternyata informasinya tidak benar harus segera diralat dengan isi permintaan maaf di dalamnya.

Pasal 11: Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Hak jawab itu hak pembaca atau khalayak untuk memberikan sanggahan dari pemberitaan yang menurutnya tidak benar, sedangkan hak koreksi berupa hak untuk mengoreksi berita yang telah dipublish yang adalah berita yang tidak benar.

INFORMAN 7

1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis?

Awalnya adalah ketika aku membaca sebuah artikel di majalah. Pada artikel tersebut diceritakan tentang kehidupan seorang anak yang berjuang hidup

(28)

untuk membantu kebutuhan keluarganya. Artikel tersebut disajikan dalam bentuk feature namun mampu sangat menyentuh hatiku, karena artikel itu aku sampai menangis. Sejak itu, aku bertekad ingin membuat tulisan yang mampu membuat orang lain menangis juga. “Awalnya karena tulisan itu aku mau jadi wartawan, aku punya keinginan waktu itu ingin menyentuh hati orang lain lewat tulisanku,”

.

2. Sepemahaman Anda, apa saja yang menjadi tugas dari seorang wartawan?

Melaporkan, serta memberitakan sebuah peristiwa. 3. Tahu tentang KEJ, bisa dijelaskan secara singkat?

Tahu lah. Itu jadi kode etik bagi wartawan dalam bekerja. Jadi sebenarnya wartawan itu setara dengan dokter dan hakim yang juga punya kode etik. 4. Dari mana Anda mengetahui KEJ?

Dari buku yang dikeluarkan oleh Dewan Pers

5. Apa Anda paham setiap pasal dari KEJ tersebut? Paham lah.

6. Anda pernah mengikuti pelatihan khusus jurnalistik atau sejenisnya? Sering

7. Pernah menerima amplop atau materi dari narasumber?

Pemberian uang dan hadiah pernah tapi kalau berupa amlop tidak pernah. 8. Apa tanggapan Anda tentang wartawan amplop?

(29)

Sebenarnya saya tidak suka dengan wartawan amplop, tapi mereka seperti itu karena persoalan pendapatan yang kecil.

9. Menurut Anda, wartawan yang professional itu seperti apa? Punya skill yang baik dan paham tentang bidang jurnalisme

10.Berapa pendapatan Anda? Apakah pendapatan tersebut tergolong cukup?

Pas-pasan lah.

11.Apakah media tempat Anda bekerja berperan dalam mengembangkan pemahaman Anda tentang KEJ?

Berperan kok.

12.Pernahkah Anda mencampurkan opini pribadi dengan fakta dalam produk berita Anda?

Tidak pernah.

13.Apakah Anda pernah membuat berita pesanan dari pihak-pihak tertentu? Alasannya?

Tidak pernah.

14.Apakah Anda merasa pernah melakukan pelanggaran KEJ? Pernahlah.

(30)

Pasal 1: Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Seorang wartawan memang harus independen, tapi praktiknya tidak. Banyak wartawan yang menjual idelismenya ketika berhadapan dengan uang ataupun tekanan – tekanan dari berbagai pihak, bahkan tekanan dari pemilik media dimana ia bekerja dan mencari nafkah.

Pasal 2: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Cara-cara profesional itu harus sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik.

Pasal 3: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Tidak boleh menghakimi dan memberi label tersangka padahal belum, serta harus cover both side dalam pemberitaan. Jangan pernah membuat berita dari opini kita sendiri, itu fatal.

Pasal 4: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Berita tersebut harus jelas dan tidak memfitnah pihak manapun.

Pasal 5: Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

(31)

Ini sudah umum, biasanya pakai inisial nama korban dan tersangkanya.

Pasal 6: Wartawan Indonesia tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.

Wartawan dilarang keras menerima suap, semua yang ada dalam KEJ itu memang bagus untuk wartawan, tapi praktiknya tetap saja banyak yang melanggar, ini lagi-lagi karena unsur materi dan pihak-pihak lain.

.

Pasal 7: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Hak tolak berupa hak menolak mengungkapkan identitas narasumber dan keluarganya. Embargo menunda mempublish berita, off the record tidak memberitakan informasi yang tidak diinginkan narasumber dan tidak menyebutkan nama narsum sesuai perjanjian.

Pasal 8: Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

(32)

Pasal 9: Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Harus menghormati hak pribadi narsum, namun jika memang perlu dan punya alasan yang kuat bisa-bisa saja..

Pasal 10: Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Meralat berita bohong dan meminta maaf kepada pembaca.

Pasal 11: Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Hak jawab adalah hak untuk menyanggah sebuah berita yang merugikan nama baik seseorang, sedangkan hak koreksi adalah hak mengoreksi terhadap berita yang tidak akurat.

INFORMAN 8

1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis?

Saya ingin membuka wawasan saya lebih luas, melihat dunia, dan menjadi sumber informasi pertama untuk memberitakan kepada masyarakat. Media itu kan social control, nah wartawan lah yang menjadi pembawa misi tersebut 2. Sepemahaman Anda, apa saja yang menjadi tugas dari seorang

(33)

Sebagai sama seperti dalam Negara demokrasi sebagai social control semua kebijakan pemerintah karena tanggung jawab per situ adalah ke masyarakat. 3. Tahu tentang KEJ, bisa dijelaskan secara singkat?

Kumpulan peraturan dimana itu menjadi etika bagi para wartawan dalam menjalankan tugasnya.

4. Dari mana Anda mengetahui KEJ?

Waktu di SUARA USU, kami sering diberi petunjuk oleh senior untuk berpedoman pada KEJ, makanya sampai sekarang aku paham betul setiap isinya,.

5. Apa Anda paham setiap pasal dari KEJ tersebut? Paham dong.

6. Anda pernah mengikuti pelatihan khusus jurnalistik atau sejenisnya? Sering sekali, apalagi waktu di SUARA USU.

7. Pernah menerima amplop atau materi dari narasumber? Tidak pernah.

8. Apa tanggapan Anda tentang wartawan amplop?

Wartawan sesungguhnya itu ya bukan wartawan amplop. Wartawan amplop itu merusak citra wartawan, mereka itu tidak layak disebut sebagai wartawan 9. Menurut Anda, wartawan yang professional itu seperti apa?

Dia harus mengerti kaidah2 jurnalistik, paham UU pokok pers, pemahaman dulu la baru pengamalan, termasuk juga pemahaman KEJ. Saya sendiri berprinsip menjadi jurnalis itu harus jadi panggilan hati agar bisa mengerjakannya pu dari hati bukan terkesan ada pekerjaan saja. Saya

(34)

mendukung jurnalis itu dijadikan sebuah profesi bukan sebuah pekerjaan saja dan disetarakan dengan polisi, kedookteran sehingga stereotype wartawan itu bisa dihilangkan. Dan kesejahteraan wartawan pun bisa dijamin.

10.Berapa pendapatan Anda? Apakah pendapatan tersebut tergolong cukup?

Gaji yang kuterima tergolong lebih dari cukup, mungkin karena faktor masih fresh graduate dan belum berumah tangga ya, Aku juga masih bisa nabung untuk masa depan,

11.Apakah media tempat Anda bekerja berperan dalam mengembangkan pemahaman Anda tentang KEJ?

Sudah pernah diadakan untuk standarisasi KEJ, ada ditempel juga poster KEJ di ruang redaksi dan sempat diadakan uji acak dites satu persatu setiap redaksi.

12.Pernahkah Anda mencampurkan opini pribadi dengan fakta dalam produk berita Anda?

Tidak pernah sama sekali

13.Apakah Anda pernah membuat berita pesanan dari pihak-pihak tertentu? Alasannya?

Tidak pernah.

14.Apakah Anda merasa pernah melakukan pelanggaran KEJ? Tidak.

(35)

Pasal 1: Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Wartawan itu harus punya idealisme, Saya punya idealisme dan saya pegang itu, ingat salah satu elemen jurnalisme adalah menyajikan kebenaran,”.

Pasal 2: Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Seorang wartawan itu harus paham prinsip-prinsip dalam jurnalistik.

Pasal 3: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Melakukan check dan recheck dan Untuk menghindari trial by press, tidak boleh dinyatakn bersalah oleh pers tapi oleh pengadilan..

Pasal 4: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Berita yang ditulis seorang wartawan harus sesuai dengan fakta bukan berita bohong. Pasal 5: Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Tidak boleh menyebutkan nama asli, harus inisial.

Pasal 6: Wartawan Indonesia tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.

(36)

Profesi wartawan itu mulia jangan disalahgunakan apalagi untuk menerima suap. Pasal 7: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Hak tolak adalah hak wartawan menolak menyebutkan identitas narasumber dan keluarganya. Embargo itu menunda mempublish berita, off the record ketika narsum member info penting dan ketika dia memesankan untuk tidak dipublish, kita harus menghormati itu.

Pasal 8: Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Ya janganlah pulak milih-milih narasumber, diskriminasi itu pelanggaran HAM. Pasal 9: Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Jelas sekali karena wartawan infotainment itu berbeda dengan wartawan sesungguhnya.

(37)

Pasal 10: Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Menyediakan tempat untuk meralat sebuah berita yang tidak akurat maupun keliru yang sudah dipublish, dalam kolom ralat tersebut juga disampaikan permohonan maaf kepada pihak yang dirugikan dan kepada masyarakat.

Pasal 11: Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Hak yang dimiliki oleh pers untuk menjawab dugaan yang diberikan dalam satu berita, ketika ada berita dan ada narsum yang merasa tidak pernah melontarkan pendapat tersebut maka ia punya hak untuk itu. Hak media untuk meralat berita yang dianggap salah.

B. BIODATA INFORMAN

INFORMAN 1

NAMA : H.S

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Taput, 13 Desember 1968 PENDIDIKAN TERAKHIR : S1 Hukum

JABATAN : Redaktur “Nasional dan Politik” ALAMAT RUMAH : Sekip

(38)

NO.HANDPHONE : -

PENGALAMAN KERJA : Redaktur Harian SIB, Redaktur Harian Garda, Redaktur Harian Bersama

INFORMAN 2

NAMA : S.W

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Medan, 3 April 1971 PENDIDIKAN TERAKHIR : S1 Jurnalistik

JABATAN : Reporter

ALAMAT RUMAH : Jl.A.R.Hakim Gg.Serimpi No.7 Medan

NO.HANDPHONE : 0821 6312 6507

PENGALAMAN KERJA : Reporter di Harian Portibi, Patriot, dan Express

INFORMAN 3

NAMA : I.W

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Medan, 10 Februari 1985 PENDIDIKAN TERAKHIR : D3

JABATAN : Reporter

(39)

NO.HANDPHONE : 0813 7053 9191

PENGALAMAN KERJA : Reporter Harian Posmetro

INFORMAN 4

NAMA : S.B

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Kabanjahe, 10 Februari 1980 PENDIDIKAN TERAKHIR : S1 Jurnalistik

JABATAN : Redaktur “Medan”

ALAMAT RUMAH : Jl.Marindal Perumahan Gading Fiesta No.80

NO.HANDPHONE : 0812 6464 8164

PENGALAMAN KERJA : Redaktur Harian Perjuangan Divisi Hukum dan

Kriminal

INFORMAN 5

NAMA : Y.Y

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Batu Gingging, 2 Februari 1987 PENDIDIKAN TERAKHIR : D3 Pariwisata

(40)

ALAMAT RUMAH : Jl.Djamin Ginting Gg.Lr IX No.712V P.Bulan

NO.HANDPHONE : 0857 6158 3987 PENGALAMAN KERJA : -

INFORMAN 6

NAMA : F.T

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Bangil, 8 Agustus 1981 PENDIDIKAN TERAKHIR : S1 Sastra Indonesia

JABATAN : Asisten Redaktur “Nasional dan Politik” ALAMAT RUMAH : Jl.Tuamang Gg.Katon No.69 Medan

NO.HANDPHONE : 0852 7079 2764 PENGALAMAN KERJA : -

INFORMAN 7

NAMA : A.L

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Medan, 10 Februari 1978 PENDIDIKAN TERAKHIR : S1 Jurnalistik

JABATAN : Asisten Redaktur Pelaksana ALAMAT RUMAH : Jl.Sempurna No.91

(41)

PENGALAMAN KERJA : -

INFORMAN 8

NAMA : I.S

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Medan, 10 Juni 1988 PENDIDIKAN TERAKHIR : S1 Ilmu Komunikasi JABATAN : Asisten Pemimpin Redaksi

ALAMAT RUMAH : Jl.Sm Raja Garu 8 No. 75 L Medan

NO.HANDPHONE : 0852 7583 4700 PENGALAMAN KERJA : -

(42)

BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Irwan Sitinjak

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 26 April 1989

Alamat : Jl.Pintu Air IV Gang Bersama No.10 A Medan Johor Riwayat Pendidikan : SD Negeri 067776 Medan : 1995-2001

SMP Putri Cahaya Medan : 2001-2004 SMA Santo Thomas 2 Medan : 2004-2007

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU: 2008-2011 Nama Ayah : H.Sitinjak

Nama Ibu : N.Simatupang

Referensi

Dokumen terkait

Variabel tingkat kepuasan masyarakat dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat Desa Sungai Naek, Desa Sungai Bonot, Desa Pangkalan Tarum, Desa Gunung Kembang,

Pembangunan jalan tersebut juga akan memudahkan akses jalan untuk anak-anak menuju sekolah, masyarakat lebih kreatif dalam memanfaatkan sarana jalan yang telah

Analisis potensi ekowisata difokuskan pada tahap inventarisasi sumberdaya alam berupa flora dan fauna, serta analisis daya dukung yang dilakukan sepanjang jalur ekowisata

Jadi, jumlah sampel dibulatkan menjadi 59 orang peserta Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2016,56) Adapun teknik pengambilan sampel, dengan

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia & Moerkardjono (2015) dimana hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat hubungan positif

Tujuan visualisasi dari video dokumenter olah raga Flag Football di Surabaya adalah sebagai salah satu media promosi yang sekaligus dapat dijadikan media

Rasa makanan yang telah berbentuk digital disebar ke media online dalam bentuk manuskrip yang berisi perintah ( input ) yang siap di download dan dilaksanakan

[r]