• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minggu-IV Setelah Trinitatis Roh Kudus Memberikan Kekuatan untuk Bersaksi Ya Abba, ya Bapa Aku adalah Anak, Bukan Lagi Budak!

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Minggu-IV Setelah Trinitatis Roh Kudus Memberikan Kekuatan untuk Bersaksi Ya Abba, ya Bapa Aku adalah Anak, Bukan Lagi Budak!"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Minggu-IV Setelah Trinitatis Roh Kudus Memberikan Kekuatan untuk Bersaksi

Ya Abba, ya Bapa … Aku adalah Anak, Bukan Lagi Budak!

Nas Epistel: Galatia 4:4-9

4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah

mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang

perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.

4:5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang

takluk kepada hukum Taurat, supaya kita

diterima menjadi anak.

4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah

telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati

kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

4:7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan

anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga

adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

4:8 Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah,

kamu memperhambakan diri kepada allah-allah

yang pada hakekatnya bukan Allah.

4:9 Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal

Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal

Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada

roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau

mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?

Nas Evangelium: Matius 10:16-22

10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti

domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu

hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus

seperti merpati.

10:17 Tetapi waspadalah terhadap semua

orang; karena ada yang akan menyerahkan

kamu kepada majelis agama dan mereka akan

menyesah kamu di rumah ibadatnya.

10:18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke

muka

penguasa-penguasa

dan

raja-raja

sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi

orang-orang yang tidak mengenal Allah.

10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu,

janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan

akan apa yang harus kamu katakan, karena

semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu

pada saat itu juga.

10:20 Karena bukan kamu yang berkata-kata,

melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan

berkata-kata di dalam kamu.

10:21 Orang akan menyerahkan saudaranya

untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah

akan

anaknya.

Dan

anak-anak

akan

memberontak terhadap orang tuanya dan akan

membunuh mereka.

10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh

karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan

sampai pada kesudahannya akan selamat.

Prolegomena

Nas yang menjadi perikop yang ditetapkan oleh Almanak HKBP sebagai MInggu Trinitatis yang

memberikan penekanan pada

hasitolusadaan Debata alias ketritunggalan Allah, apalagi mengingat

bahwa hal anak dan hamba yang dipertentangkan pernah dibahas pada Minggu Pentakosta 17 Maret

(3)

2013 yang lalu dengan nas perikop Roma 8:14-17. Namun, ada beberapa hal menarik yang patut

untuk kita diskusikan yang akan membedakannya dengan Minggu Pentakosta yang lalu.

Eksegese

Yang dipertentangkan di sini adalah status hamba dengan anak. Pokok pembahasan belum berubah.

Seorang ahli waris sebelum mencapai usia dewasa dianggap sama dengan hamba. Terdapat

orang-orang yang mengatur dan mengawasi dia - perwalian dan pengawasan - hingga dia bebas untuk

memperoleh bagiannya sesuai dengan yang ditetapkan dalam surat wasiat ayahnya.

Galatia 4:4 - genap waktunya

Setelah genap waktunya sesuai dengan "saat yang telah ditentukan oleh bapanya" (4:2). Itu

menunjukkan bahwa tugas hukum Taurat untuk mendisiplinkan dan mempersiapkan memerlukan

waktu lama. Anak-Nya, mengindikasikan sebagai sarana yang tepat untuk membawa banyak anak ke

dalam kemuliaan. Sungguh-sungguh menjadi anak tidak dimungkinkan sebelum Sang Anak yang

tidak ada bandingannya itu tiba. Di sini ditunjukkan pra-eksistensi Yesus Kristus. Lahir dari seorang

perempuan sebagai bagian penjelasan Paulus yang menuntut penekanan pada kesamaan Kristus

dengan kita, bukan pada perbedaannya.

Galatia 4:5 – ditebus dari ketaklukan pada hukum Taurat, lalu menjadi anak bukan lagi budak

Disebutkan aspek negatif (takluk kepada hukum Taurat) dan segi positif (menjadi anak) pada

penebusan. Dengan menjadi anak, si budak dimerdekakan. Budak yang dimerdekakan diangkat

menjadi anak, tidak hanya oleh karena menurut hukum menjadi waris (Galatia 4:7; bandingkan

Galatia 3:29), tetapi terutama oleh karena dikaruniai dengan hidup ilahi. Dalam memberi karunia itu

ketiga diri ilahi bergabung (Galatia 4:6)

Ayat ini menggambarkan Yesus yang disunat, dipersembahkan kepada Allah, dididik sesuai dengan

ketentuan hukum Taurat, menggenapi segala kebenaran, dan Dia harus menaati hukum Taurat secara

sempurna agar dapat menebus umat-Nya dari belenggu dan kutuk hukum Taurat dan memungkinkan

mereka diterima menjadi anak. Hak istimewa ini mereka peroleh sebagai sebuah anugerah kasih

karunia dan bukan sebagai hasil dari masa pendidikan yang panjang di bawah hukum Taurat.

Galatia 4:6-7: Roh Anak-Nya sehingga bisa menyeru Ya Abba, ya Bapa

Penerimaan sebagai anak ini ditegaskan oleh kesaksian dari Roh Kudus, yang di sini disebut sebagai

Roh Anak-Nya, sebab tugas-Nya adalah melanjutkan dan menerapkan karya Anak. Dia menciptakan

di dalam diri orang percaya kepastian tentang penerimaan oleh Allah melalui kesaksian-Nya di dalam

hati. Paulus memakai kata Abba, kata Aram untuk ayah, di mana seruan itu baru penuh berarti, kalau

diucapkan dalam bahasa kekanak-kanakan yang khusus di masing-masing keluarga sebagaimana

yang berlaku pada orang Yahudi. Kedudukan sebagai anak menyingkirkan kedudukan sebagai hamba

(4)

dan mencakup kedudukan sebagai ahli waris. Roh Kudus merupakan jaminan dari berkat-berkat yang

akan datang tersebut (bdg. Efesus 1:13, 14).

Untuk lebih tepat memahami kata "menyeru", baiklah kita mengingat ungkapan yang lazim dalam

Perjanjian Lama, yaitu "menyeru Allah", maksudnya percaya kepada Allah dan mengharapkan

segala-galanya dari pada-Nya.

Galatia 4:8 – bertobat

Sebelum bertobat mereka melayani makhluk-makhluk yang pada hakikatnya bukan Allah (melainkan

berhala). Perilaku semacam itu dapat dipahami, sebab pada saat itu mereka tidak mengenal Allah.

Galatia 4:9 - sesudah kamu dikenal Allah

Mereka kini mengenal Dia sebab mereka kini juga dikenal oleh Dia, sebagaimana ditunjukkan oleh

luapan kasih karunia-Nya terhadap mereka. Tidak masuk akal bahwa orang-orang dengan sejarah

hidup demikian dapat berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin itu (yang

berlawanan dengan Injil).

Pertobatan orang-orang Galatia adalah karya Allah, yang terlebih dahulu "mengenal" yang berarti

memilih dan mengasihi mereka (corak Perjanjian Lama). Hukum taurat memberi perintah-perintah

dan larangan-larangan, tetapi tidak mampu memberi kekuatan hati untuk melakukannya.

Refleksi/Tantangan/Bekal untuk (Warga) Jemaat

Dari pembacaan dan pembahasan paragraf-paragraf tersebut di atas, kita mendapatkan pesan yang

layak dijadikan panduan, antara lain:

(1)

Semua ada waktunya, dan ada yang mengatur dan menentukan.

(2)

Kita – sebagai orang percaya – bukan lagi budak, melainkan anak yang berhak atas warisan,

dan anak yang punya hubungan mesra dengan Bapa. Sudah sedekat dan semesra apakah kita

dengan Bapa? Bagaimana jika dibandingkan dengan kedekatan kita dengan bapak duniawi kita?

(3)

Allah mengenal kita, bahkan jauh sebelum kita mengenal Allah. Roh Kudus yang ada di dalam

diri kitalah yang membawa kita pada pengenalan akan Allah dan memberi kekuatan dalam

mempersaksikan iman kita.

Nas perikop ini juga mengajak kita berfikir dan menarik isinya (=content) untuk mengaplikasikannya

dalam kehidupan saat ini (= context) dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut yang juga

berpotensi untuk diajukan oleh warga jemaat saat penyampaian khotbah di partangiangan wejk:

(1)

Apakah hukum Taurat masih relevan dengan kehidupan kristiani saat ini? -> perlu penjelasan

tentang pengertian bahwa Taurat bukanlah “sekadar” patik na sampulu i

(5)

(2)

Ada saja kemungkinan seorang warga jemaat di HKBP Immanuel Kelapa Gading mempunyai

sejarah hubungan anak-bapak yang tidak mesra. Bagaimana menjelaskan hubungan ini agar

tidak berkonotasi negatif baginya dalam memahami konteks “ya Abba, ya Bapa” ini?

Epilegomena

Pemahaman tentang status anak yang dimungkinkan oleh Roh Kudus sebagai bagian dari

ketritunggalan Allah, itu pulalah yang memampukan kita untuk memahami nas perikop Ev yang

mengisahkan tentang penganiayaan yang akan dihadapi oleh pengikut Kristus dalam

mempersaksikan imannya. Menahan penderitaan, penyiksaan, penghinaan (bahkan oleh orang-orang

yang mengaku sebagai bagian dari majelis agama), pembencian dari orang-orang yang seharusnya

mengasihi, adalah bagian yang harus ditanggung sebagai kesaksian iman. Dan Roh Kudus-lah yang

akan memberikan jawaban dan kekuatan.

Jakarta, 10 Juni 2013

St. Rodlany A. Lbn. Tobing, SE, MBA, MMin.

Tulisan ini dibuat dengan mengandalkan sebagian besar bahannya dari

www.sabda.org yang dapat

dilihat dan dibaca di

www.tanobato.wordpress.com. Silakan diakses, dan diunduh untuk melihat

tulisan lainnya. Diedit oleh penulis sedemikian rupa agar cocok untuk kebutuhan

Sermon Parhalado

HKBP Immanuel Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Jum’at, 14 Juni 2013.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Anak-anak sadar bahwa Roh Kudus yang sama yang hadir pada Penciptaan adalah Roh Kudus yang sama yang hadir setiap waktu dalam hidup kita, oleh karena itu kita harus

gariepinus dengan betina spesies-spesies ikan lele lokal Asia tersebut mengindikasikan bahwa ikan lele dumbo bukanlah ikan lele hibrida hasil hibridisasi antara

Dalam kerja praktek yang telah dilakukan, penulis mengamati proses  pendeteksian level    baja cair dengan menggunakan EMLI dan pengaruh level   baja cair terhadap

Peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah di SMAN 3 Bandar Lampung keberadaannya harus benar-benar dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta

Dari beban geser yang diatur pada tiang vertikal ponton sesuai dengan jarak yang telah ditentukan kemudian kita mendapat titik beratnya.. Letak titik berat ini

Untuk mendukung tercapainya target produksi benih dan calon induk yang telah ditetapkan sebelumnya, Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon membagi bidang produksi

Judul : Efektifitas Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Kelompok Sebaya untuk Mengurangi Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa SMA.. Dengan