• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013) 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013) 1"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

SEBAGAI ALAT DALAM PENGENDALIAN DAN PENILAIAN

PRESTASI MANAJEMEN

Ribut Satria Pratama

ributsatria@gmail.com

Endang Dwi Retnani

ABSTRACT

The purpose of this research is to appraise and to analyze how the use of responsibility accounting system can have a role in appraising management performance. The research method is using qualitative method since the researcher is not examining a hypothesis but to disclose an assumption by analyzing, appraising and giving conclusion as a temporary answer of the ongoing problems. The researcher is using descriptive analysis technique since the researcher describes the research object just exactly what it is. It is found from the result of research that in its implementation, the organization structure of Puskopal Armatim Surabaya has clearly shown their responsibility and authority in accord with the organization hierarchy but has not made responsibility code center yet, budgeting system is done by using Bottom Up Budgeting method even though not entirely using this method, at cost account code and the arrangement of responsibility report, the controllable and uncontrollable cost have not been divided.

Keywords: Responsibility Accounting, Performance Evaluation, and Controllable Cost / Uncontrollable Cost

ABSTRAK

Penelitan ini bertujuan untuk menilai dan menganalisis bagaimana penggunaan sistem akuntansi pertanggungjawaban mampu berperan dalam menilai kinerja manajemen. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode kualitatif karena penulis tidak sedang menguji suatu hipotesis, tetapi untuk mengungkapkan suatu dugaan dengan menganalisis, menilai dan memberi simpulan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang terjadi. Dan penulis menggunakan teknik analisis deskriptif karena menggambarkan secara apa adanya obyek yang diteliti. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dalam penerapannya, struktur organisasi Puskopal Armatim Surabaya sudah menunjukkan dengan jelas wewenang dan tanggung jawabnya sesuai jenjang organisasi tetapi masih belum membuat kode pusat pertanggungjawaban, sistem anggaran dilakukan dengan metode Bottom Up Budgeting walaupun masih belum secara keseluruhan, pada kode rekening biaya dan penyusunan laporan pertanggungjawaban belum ada pemisahan antara biaya terkendali dan tidak terkendali.

Kata Kunci: Akuntansi pertanggungjawaban, Penilaian Kinerja dan Biaya Terkendali/ Tidak Terkendali.

PENDAHULUAN

Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

(2)

Tujuan jangka panjang perusahaan adalah berusaha untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Masalah pengendalian merupakan hal yang cukup penting dalam koperasi yang dilaksanakan dalam operasional berjalan sesuai dengan rencana atau tidak untuk dapat melakukan pengendalian secara efektif dan efisien memerlukan suatu alat yang dapat membantu manajemen yaitu akuntansi pertanggung jawaban. Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang disesuaikan dengan struktur organisasi karena biaya-biaya diakumulasikan dan dilaporkan menurut tingkat pertanggungjawaban di dalam organisasi pertanggungjawaban dalam akuntansi pertanggungjawaban dapat dikendalikan dengan cara membedakan biaya terkendali dan biaya tak terkendali.

Setiap tahun Puskopal Armatim Surabaya membuat laporan pertanggung jawaban yang berisi anggaran,realisasi dari pendapatan,biaya dan SHU. Tetapi laporan tersebut belum menghasilkan informasi biaya yang dapat digunakan untuk pengendalian biaya karena tidak ada pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang ingin diteliti seperti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat dalam pengendalian dan penilaian prestasi manajemen pada Puskopal Armatim Surabaya Divisi Unit Hotel Semut. Adapun tujuan penelitian yang dilakukan sebagai berikut: “Untuk mengetahui dan mengevaluasi penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat dalam pengendalian dan penilaian prestasi manajemen pada Puskopal Armatim Surabaya khususnya Divisi Unit Hotel Semut.

TINJAUAN TEORETIS

Suatu sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem ini menjelaskan cara kerja setiap unsur dalam mencapai tujuan sistem. Dan setiap sistem merupakan bagian dari berbagai sistem yang lebih kecil, yang disebut sub sistem. Halim et al (2003:3), sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan bisanya dilakukan berulang-ulang. Mulyadi (2001:5)mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menuruut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur-unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dari berbagai uraian diatas dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai suatu sistem yaitu: (1). Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur, unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan, unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. (2). Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar setiap sistem yang dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau secara rutin terjadi. Sistem diciptakan untuk memudahkan dan membantu manajemen mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(3)

Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggung jawaban merupakan istilah yang digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja organisasi sepanjang garis pertannggungjawaban. garis pertanggungjawaban ini meliputi pendapatan serta biaya-biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan oleh pusat pertanggungjawaban. Beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban telah banyak ditulis oleh para ahli dalam bidang akuntansi pertanggungjawaban. Hansen dan mowen(2005:16) akuntansi pertanggung jawaban (responsibility accounting) system yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggung jawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Ikhsan dan Ishak (2005:139) akuntansi pertanggung jawaban adalah jawaban akuntansi manajemen terhadap pengetahuan umum bahwa masalah-masalah bisnis dapat dikendalikan seefektif mungkin dengan mengendalikan orang-orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan operasi tersebut. Warindrani (2006:122), akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu system yang mengukur hasil-hasil dari suatu pusat pertanggung jawaban memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil suatu pusat pertanggung jawaban.

Pengertian Sistem Akuntansi Pertanggung Jawaban

Nafarin,M (2004:14) mendefinisikan system akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu system akuntansi yang di pola lebih dahulu sesuai dengan tanggung jawab dari setiap bagian dalam organisasi. Sistem akuntansi pertanggung jawaban merupakan system akuntansi yang di kaitkan dengan pusat pengambilan keputusan dalam struktur organisasi untuk memudahkan pengendalian biaya yang merupakan tanggung jawab pusat pertanggung jawaban yang bersangkutan. Dalam system akuntansi pertanggung jawaban pengumpulan dan pelaporan biaya di lakukan untuk tiap tingkatan manajemen kemudian tiap pusat pertanggung jawaban tersebut bertanggung jawab atas biaya yang berada di bawah pengendaliannya biaya tersebut di pusat biayanya. Setelah semua biaya dan jenis biaya di kumpulkan sesuai dengan pusat-pusat biaya kemudian di buat rekapitulasi sebagai dasar pembuatan laporan kepada pejabat yang bersangkutan. Laporan ini juga sebagai alat untuk menilai prestasi pusat pertanggung jawaban.

Konsep Akuntansi Pertanggung Jawaban

Sistem akuntansi pertanggung jawaban tradisional menghubungkan informasi akuntansi manajemen dengan wewewang yang di miliki oleh manajer. Wewenang didelegasikan dari manajer atas ke manajer di bawahnya, dan pendelegasikan wewenang ini menuntut manajer di bawahnya untuk mempertanggung jawabkanpelaksanaan wewenang kepada manajer atasnya. Dengan demikian , tanggung jawab timbul sebagai akibat adanya pendelegasian wewenang dari suatu tingkat manajemenyang lebih tinggi ke tingkat manajemen yang lebih rendah. Menurut Mulyadi (2001:166) informasi akuntansi pertanggung

(4)

jawaban merupakan keluaran dari system akuntansi pertanggung jawaban tradisional memiliki beberapa karakteristik yaitu: (1). Adanya identifikasi pusat pertanggung jawaban. (2). Standar sebagai tolak ukur kinerja. (3). Kinerja manajer di ukur dengan membandingkan realisasi dan anggaran

Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban

Setiap unit organisasi merupakan pusat pertanggungjawaban maka setiap pimpinan pusat pertanggungjawaban akan memberikan informasi baik berupa anggaran maupun laporan manajemen. Adapun yang menjadi manfaat informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran, sedangkan informasi masa lalu bermanfaat sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan alat pemotivasi manajer (Mulyadi, 2001: 174-175).

Manfaat akuntansi pertanggungjawaban menurut Soekarno (2002: 35) adalah: (1). Mutu berbagai keputusan lebih baik, sebab dibuat oleh pimpinan yang berada di tempat terjadinya isu-isu yang relevan. (2). Berkurangnya beban manajemen puncak sehingga bisa lebih memfokuskan pada konsep pengendalian manajemen yang lebih strategis. (3). Bagi pimpinan pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan inovasi dan kreativitasnya.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat informasi akuntansi Pertanggungjawaban adalah sebagai berikut (Soekarno, 2002: 38): (1). Sebagai dasar penyusunan anggaran. (2). Alat penilai kinerja manajer pusat Pertanggungjawaban. (3). Untuk memotivasi manajer.

Hubungan Pengendalian Manajemen dengan Akuntansi Pertanggung Jawaban Pada dasarnya fungsi pengendalian adalah untuk melakukan pengukuran dan perbaikan performance report sehingga dapat di ketahui apakah terjadi penyimpangan dari tujuan dan rencana yang telah di tetapkan perusahaan sebelumnya. Jika di ketahui terdapat penyimpangan maka segera akan di lakukan tindakan perbaikan. Jadi fungsi pengendalian bagi manajerr adalah menjaga agar semua kegiatan akuntansi Pertanggung jawaban dalam hal ini adalah memberikan informasi kepada manajemen mengenai prestasi kerja manajemen masing-masing bidang. Proses pengendalian terdiri dari tiga tahap yaitu: (1). Penyusunan program dan anggaran. (2). Pelaksanaan dan Pengukuran. (3). Pelaporan dan analisa.

Tipe-Tipe Pusat Pertanggungjawaban

Suatu organisasi di bagi menjadi bagian tertentu yang di sebut pusat pertanggung jawaban. Pusat pertanggung jawaban adalah satu unit organisasi yang di pimpin oleh seorang manajer pertanggung jawaban. Umumnya sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pusat pertanggung jawaban yang masing- masing di tunjukan dalam satu kotak dalam bagan struktur organisasi. Pusat pertanggung jawaban ini membentuk satu hierarki.

(5)

Masukan suatu pusat pertanggung jawaban yang di ukur dalam satuan uang di sebut dengan biaya, sedangkan keluaran suatu pertanggung jawaban yang di nyatakan dalam satuan uang di sebut dengan pendapatan. Tipe-tipe pusat pertanggung jawaban di bagi menjadi empat yaitu: (1). Pusat Biaya, menurut Mulyadi (2001:426), pusat biaya adalah pusat pertanggung jawaban yang manajernya di ukur prestasi atas dasar biayanya (nilai masukan). Setiap pusat pertanggung jawaban mengkonsumsi masukan dan menghasilkan keluaran. Dalam pusat biaya, keluarannya tidak dapat di ukur secara kuantitatif atau kemungkinan manajer pusat biaya tersebut tidak dapat bertanggung jawab atas keluaran pusat biaya tersebut. Menurut Halim et al (2003:74) secara umum pusat biaya di bedakan menjadi dua pusat biaya yaitu: (a). Pusat biaya Teknik atau pusat biaya standar (standard or engineered expenses center). (b)Pusat Biaya Kebijakan (discretionary expense center). (2). Pusat Pendapatan, menurut Halim et al (2003:74), pusat pendapatan (revenue center) merupakan pusat pertanggung jawaban dimana outputnya di ukur dalam unit moneter, tetapi tidak di hubungkan dengan inputnya. Kinerja keuangan pusat pendapatan di ukur atas dasar pendapatan yang di peroleh, yaitu perkalian antara unit yang di jual dengan harga jualnya. Penentuan tentang keberhasilan pendapatan yang sesungguhnya di peroleh dengan pendapatan yang di anggarkan. (3). Pusat Laba, menurut Mulyadi (2001:427), pusat laba adalah pusat pertanggung jawaban yang manajernya di beri wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggung jawaban. Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Untuk pengukuran kinerja manajer pusat laba, pendapatan yang di gunakan sebagai komponen perhitungan laba tidak selalu harus berasal dari penjualan produk atau jasa kepada pihak luar perusahaan. Menurut Halim et al (2003:95) Ada dua cara pengukuran tingkat profitabilitas pusat laba yaitu: (a). Mengukur kinerja manajemen (management performance). (b). Mengukur kinerja ekonomi (economic performance)pusat laba (4). Pusat Investasi, menurut Halim et al (2003:126), pusat investasi adalah pusat pertanggung jawaban yang di ukur prestasinya atas dasar laba yang di peroleh di bandingkan dengan investasi yang di gunakan. Pengukuran prestasi suatu pusat investasi di maksudkan untuk mengetahui sejauh mana pusat investasi tersebut dapat di hasilkan kembaliannya yang memuaskan, bagi unit usaha dan bagi perusahaan secara keseluruhan.

Unsur-unsur Akuntansi Pertanggungjawaban

(1). Struktur Organisasi adalah bagan yang menggambarkan bagian-bagian yang ada dalam sebuah organisasi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing bagian. Machfoedz (1996:33), Struktur organisasi merupakan bagan yang menggambarkan bagian-bagian yang ada dalam suatu organisasi, dimana di dalamnya terdapat pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab. Dalam penerpan akuntansi pertanggung jawaban perlu suatu struktur organisai yang menerapkan secara jelas garis besar wewenang (authority) dan pertanggung jawaban (responsibility) dari semua tingkatan manajemen serta terdiri darimpusat-pusat pertanggung jawaban. Ada tiga Struktur organisasi yang bias di gunakan oleh

(6)

perusahaan dengan menyesuaikan tujuan yang akan di capai yaitu: (2). Struktur organisasi fungsional, yaitu struktur organisasi berdasarkan fungsi yang memisahkan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi perusahaan. Ada dua fungsi pokok perusahaan dalam rangka pengendalian yaitu: (a). Fungsi garis, yang di pimpin oleh manajer yang bertugas langsung dalam pencapaian laba perusahaan. (b). Fungsi staf, yang di pimpin oleh manajer yang tugasnya membantu bagian-bagian dari fungsi garis. Struktur Organisasi Divisional. (3). Struktur organisasi matrik, matriks membagi organisasi menjadi dua kelompok bagian. Pertama, bagian yang mempunyai tugas fungsional dan kedua, bagian yang pembagiannya di dasarkan proyek dan manajer fungsi. (4). Anggaran menurut Nafarin (2004:12) ”Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodic yang di susun berdasarkan program yang telah di sahkan”. Anggaran merupakan suatu rencana kegiatan jangka panjang yang di tetapkan dalam proses penyusunan program (programming). Dan menurut Halim et al (2003:172), anggaran merupakan rencana yang di ungkapkan secara kuantitatif dalam unit moneter untuk periode satu tahun.

Menurut Mulyadi (2001:490), anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut: (a). Anggaran di nyatakan dalam satuan moneter dan satuan selain keuangan. (b). Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. (c). Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setujui untuk mencapai sasaran yang telah di tetapkan dalam anggaran. (d). Usulan anggaran di telaah oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. (e). Sekali di setujui, anggaran hanya dapat di ubah di bawah kondisi ertentu. (f). Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya di bandingkan dengan anggaran dan selisihnya dan di jelaskan.

Menurut Halim et al (2003:174), penyusunan anggaran mempunyai empat sasaran pokok yaitu anggaran yang berguna untuk: (a).Memperjelas rencana strategis. (b). Membantu koordinasi kegiatan beberapa bagian dari suatu organisasi. (c). Melimpahkan tanggung jawab kepada manajer, untuk memberikan otorisasi jumlah yang di ijinkan untuk di keluarkan dan menginformasikan kinerja yang di harapkan. (d). Memperoleh kesepakatan bahwa anggaran merupakan dasar penilaian kinerja manajer.

Menurut Nafarin (2004:15), anggaran mempunyai banyak manfaat antara lain: (a). Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. (b). Dapat di gunakan sebagai alat menilai kelebihan dan keuangan pegawai. (c). Dapat memotivasi pegawai. (d). Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai. (e). Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. (f). Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat bermanfaat seefisien mungkin. (g). Alat pendidikan bagi para manajer.

Menurut Mulyadi (2001:502), anggaran mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut : (a). Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja. (b). Anggaran merupakan rencana formal aktivitas-aktivitas yang akan di laksanakan organisasi di masa yang akan datang. (c). Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang di capai sebagai pembanding hasil actual. (d). Anggaran berfungsi sebagai alat

(7)

komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dan menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas. (e). Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk yang kuat dan lemah bagi organisasi. (f). Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

Penggolongan Biaya

Pemisahan biaya menjadi terkendali dan tidak terkendali bagi seseorang sejak penetapan budget adalah sangat penting agar tidak terjadi tanggung jawab ganda terhadap biaya tertentu dan agar setiap pemimpin pusat biaya dapat mengetahui dengan jelas batas-batas tanggung jawabnya. Menurut Kamarudin (2006:36), biaya terkendali (controllable cost) adalah biaya yang pada tingkat manajemen tertentu atau secara langsung dapat di pengaruhi manajer tertentu. Hariadi (2002:279), biaya yang dapat di kendalikan adalah biaya yang di atur secara langsung pada tingkat pimpinan tertentu atau dapat di pengaruhi secara signifikan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan biaya tak terkendali adalah biaya yang bukan tanggung jawab dan tidak dapat di pengaruhi pusat (center) tertentu. Umumya biaya terkendali adalah biaya variable dan biaya langsung tapi tidak semua biaya variable dan biaya langsung merupakan biaya terkendali tergantung kondisinya. Untuk menentukan dengan jelas biaya terkendali dan tidak terkendali tidak mudah tetapi ada petunjuk yang dapat di ikuti yaitu: (a). Jika seseorang mempunyai wewenang dalam pemilihan dan penggunanaan suatu jasa, maka ia harus di bebani tanggung jawab atas besarnya biaya tersebut. (b). Jika seseorang melalui tindakannya sendiri mempunya andil yang signifikan dalam menentukan jumlah suatu biaya, maka pejabat tersebut pantas di bebani tanggung jawab atas besarnya biaya tersebut. (c). Jika seseorang tidak dapat mempengaruhi besarnya suatu biaya tetapi manajemen menginginkan pejabat tersebut di serahi tanggung jawab atas biaya tersebut maka ia dapat membantu mempengaruhi biaya tersebut.

Untuk mengubah biaya tidak terkendali menjadi biaya terkendali dapat di lakukan dengan dua cara yaitu: (1). Mengubah dasar pembebanan biaya (mengubah biaya alokasi menjadi biaya langsung). (2). Mengubah fokus tanggung jawab biaya.

Sistem Pelaporan dan Kode Rekening

Pengumpulan dan pelaporan biaya dalam system akuntansi pertanggung jawaban harus menggunakan klasifikasi dan kode rekening yang sesuai dengan konsep pertanggung jawaban dalam organisasi. Dalam pemberian kode rekening buku besar, di gunakan metode kelompok yaitu untuk tiap rekening buku besar di beri kode dengan jumlah angka yang tetap dan kedudukan tiap-tiap angka dalam kode tersebut mempunyai arti masing-masing. Pemberian kode rekening yang di susun menurut kelompok adalah di dasarkan pada klasifikasi rekening yang akan di sajikan dalam laporan keuangan. Jumlah angka untuk tiap kelompok harus sama

(8)

khusus untuk kelompok rekening nominal, agar biaya maupun penghasilan memenuhi konsep akuntansi pertanggung jawaban, kode rekening harus dapat menunjukan tingkatan manajemen dimana biaya atau penghasilan tertentu terjadi, pejabat yang bertanggung jawab dan menyangkut jenis biaya yabg terjadi.

Posisi angka dalam kode rekening biaya akuntansi pertanggung jawaban terbagi dua yaitu kelompok pertama menunjukan kode jenis biaya dan penghasilanyang di golongkan sesuai dengan obyek pengeluaran atau penerimaan. Tempat terjadinya biaya, penghasilan dan investasi di kaitkan dengan pusat-pusat pertanggung jawaban pada berbagai tingkatan manajemen dalam organisasi.

X X X X X Kelompok Biaya

Pusat Biaya Manajer Pusat Biaya Kepala Bagian Pusat Biaya Bagian Seksi Jenis biaya

Gambar 1

Menunjukan Tempat Terjadinya Biaya Sumber: Mulyadi, 2001.

Penilaian Kinerja Manajemen

Pengertian penilaian kinerja menurut Anderson dan Sollenberg (1993:5) “Performance evaluation is comparing actual performance whit plants and providing feedback for future planning and control”. Menurut Siegel et al. yang dikutip oleh Mulyadi (2001:415) “Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagan organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standard an criteria yang telah di tetapkan sebelumnya.”

Kesimpulan dari kedua pengertian tersebut diatas bahwa penilain kinerja manajemen adalah menilai atau mengevaluasi perilaku manuisa atas pelaksanaan wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Apabila informasi akuntansi yang digunakan sebagai landasan evaluasi kinerja maka informasi akuntansii yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi akuntansi manajemen yang berkaitan dengan individu yang mempunyai tanggung jawab tertentu dalam organisasi.

Tujuan dan Manfaat Penilain Kinerja

Tujuan penilain kinerja menurut Mulyadi (2001:416) adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi

(9)

standar perilaku yang telah di tetapkan sebelumnya, agar memperoleh hasil yang di inginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang di tuamngkan dalam anggaran. Penilaian kinerja di lakukan unttuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan utnuk merangsang perilaku dan menegakkan perilaku yang semestinya diingini melalu umpan balik hasil kinerja.

Manfaat yang akan diperoleh evaluasi kinerja bagi manajemen, Mulyadi (2001:416) adalah untuk: (1). Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karayawan secara maksimal. (2). Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer dan pemberhentian. (3). Menidentifikasi kebutuhna pelatihan dan pengembangan karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. (4). Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. (5). Menyediakn suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Tahap-Tahap Penilaian Kinerja

Menurut Mulyadi (2001:420) penilain kinerja manajemen dapat dilaksanakan dalam dua tahapan utama, sebagai berikut: (1). Tahapan persiapan, terdiri dari tiga tahap: (a). Penentuan daerah pertanggung jawaban dan manajer yang bertanggung jawab. (b). Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja. (c). Pengukuran kinerja yang sesungguhnya. (2). Tahap penilaian, terdiri dari tiga tahap: (a). Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan suatu sasaran yang telah di tetapkan sebelumnya. (b). Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja yang sesungguhnya dari yang di tetapkan dalam standar. (c). Penegakan perilaku yang di inginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak di inginkan.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan hasil dari penerapan akuntansi pertanggungjawaban.penelitian ini didahului dengan observasi terhadap objek penelitian. Selanjutnya peneliti akan meneliti secara lebih mendalam bagaimana pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban yang dijalankan tersebut kemudian membandingkannya.

Sumber Data

(1). Data Primer, penulis menggunakan data primer yang diperoleh melalui responden yang menjadi sasaran penelitian. Yang dimaksud responden disini adalah seseorang yang berasal dari perusahaan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, perilaku, fenomena/ kejadian/ kegiatan, dan peristiwa-peristiwa. (2). Data Sekunder, penulis juga menggunakan data sekunder yang berupa laporan anggaran, beberapa arsip perusahaan dan dokumen-dokumen lain yang terkait dalam penelitian.

(10)

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a). Interview/wawancara, metode yang digunakan untuk wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur yaitu metode wawancara dimana pewawancara menggunakan panduan wawancara yang berasal dari pengembangan topik. (b). Dokumentasi, yaitu dilakukan untuk memperoleh data-data berupa laporan dan catatan yang ada dalam perusahaan dan berhubungan dengan pembahasan peneliti.

Satuan kajian

Peneliti Variabel yang akan dianalisa antara lain: (1). Struktur Organisasi. (2). Sistem Anggaran. (3). Klasifikasi Biaya dan Pendapatan serta Kode Rekening. (4). Laporan pertanggungjawaban. (5). Penilaian Kinerja Manajemen.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh disusun secara sistematis sesuai dengan kebutuhan guna kepentingan analisis. Berbagai data yang terkumpul pada saat survey, diolah dan dianalisa kemudian dibandingkan dengan landasan teori yang diperoleh dari hasil study kepustakaan. Selanjutnya dari hasil analisa perbandingan tersebut, ditarik kesimpulan dan sebagai langkah perbaikan diberikan beberapa saran yang sekiranya dapat dilakukan dan bermanfaat bagi perusahaan. Langkah-langkah yang akan dilakukan penulis sebagai berikut: (1). Menganalisis struktur organisasi dan uraian tugas dalam hal pelimpahan tugas, wewenang dan tanggung jawab. (2). Menganalisis bagaimana proses penyusunan anggaran dan pemanfaatannya. (3). Menganalisis klasifikasi kode rekening dan pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali. (4). Menganalisis bentuk laporan pertanggungjawaban yang sudah dimiliki perusahaan. (5). Menganalisis Penilaian kinerja. (6). Membuat kesimpulan dan saran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Klasifikasi biaya terkendali dan tidak terkendali

Biaya yang terjadi pada puskopal armatim surabaya belum diklasifikasikan berdasarkan obyek pegendaliannya. pengklasifikasian biaya ke dalam biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendalikan sangat penting dalam akuntansi pertanggungjawaban, karena tidak semua biaya yang terjadi dapat dikendalikan oleh pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Penilaian kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban pada akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas biaya yang terjadi dan berada dalam batasan tanggungjawab setiap manajer pusat pertanggungjawaban yaitu sebatas biaya yag dapat dikendalikan saja. Kode rekening

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi tentang aktiva,pendapatan,dan biaya yang dihubungkan dengan weenang dan tanggungjawab yang dimiliki oleh seoorang manajer pusat Pertanggungjawaban.

(11)

Penggkodean dan pengklasifikasian pendapatan serta biaya dapat digunakan untuk menunjukan di pusat pertanggungjawaban mana pendapatan dihasilkan dan mana biaya dikeluarkan.

Laporan Pertanggungjawaban

Laporan pertanggungjawaban berfungsi untuk menghasilkan dan mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam bentuk sistem pelaporan yang sesuai dengan struktur organisasi. Informasi akuntansi tersebut bergun untuk pengendalian biaya dan alat untuk meniai kinerja manajer suatu pusat pertanggungjawaban. Penyusunan laporan pertanggungjawaban yang dilakukan oleh bagian keuangan atau bendahara yang sebagai pusat pertanggungjawaban dilakukan 1 tahun sekali untuk menganalisis serta mengevaluuasi kinerja operasional masing-masing. Hal ini dilakukan dengan tujuan dapat segera diambil keputusan untuk perbaikan kinerja. Dan pada akhir tahun akann melaporkan hasil laporan keuangan kepada direksi. Laporan pertanggungjawaban tersebut berisi tentang perbandingan antara anggaran serta realisasi yang sudah tercapai serta prosentasenya.

Penilaian kinerja

Penilaian kinerja merupakan suatu proses penilaian prestasi kerja yang telah dicapai oleh tiap pusat pertanggungjawaban dalam mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien sebatas wewenang dan tanggungjawab guna mencapai sasaran organisasi yang ditetapkan. Sistem penilaian kinerja dilakukan melalui seberapa baik kinerja manajer mengalokasikan sumber daya yanng ada. Penilaian kinerja tercermin dalam bentuk laporan pertanggungjawaban dari masing-masing bagian atas perbandingan antara anggaran dan realisasinya.

Pada puskopal armatim sistem pencatatan atas pendapatan dan biaya dilakukan oleh masing-masing pusat pertanggungjawabannya.laporan pertanggungjawaban yang di susun oleh setiap pusat pertanggungjawabannya melaporkan antara anggaran dan realisasinya,sehingga dapat digunkan secara tepat untuk menilai kinerja.

Pembahasan

Analisis struktur organisasi

Struktur organisasi dirancang untuk memudahkan pendelegasian wewenang dan tanggungjawab. Struktur organisasi yang terdapat pada Puskopal Armatim Surabaya merupakan jenis struktur organisasi divisional, kepala unit dapat mengembangkan strategi bisnisnya masing-masing.setiap unit memungkinkan menghadapi persaingan dengan unit lainnya. Dalam struktur organisasi telah terlihat wewenang dan tugas dari pimpinan sudah didelegasikan kepada setiap bagian yang berada di bawahnya dalam batas tertentu.dengan demikian maka puskopal armatim surabaya telah menggunakan sistem desentralisasi yang disyaratkan oleh akuntansi pertanggungjawaban.

(12)

Kode Rekening

Sistem kode akun atau kode perkiraan yang digunakan puskopal armatim surabaya belum diterapkan. Untuk mendukung akuntansi pertanggungjawaban maka seharusnya diterapkan sistem pengkodean menurut akuntansi pertanggungjawaban. Sehingga biaya-biaya yang terjadi dapat ditelusuri. Pemberian kode akun dalam akuntansi pertanggungjawaban harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengumpulan biaya terkendali dan tidak terkendali pada masing-masing tingkatan manajemen, sehingga manajer diatasnya dapat menelusuri jenis biaya yang terjadi dan tempat terjadinya biaya. Puskopal Armatim Surabaya menggunakan kode akun sebagai identitas masing-masing jenis akun, yaitu : aktiva, hutang, modal, pendapatan, dan biaya.

Analisis Anggaran

Puskopal dalam menyusun anggarannya berpedoman pada rencana tahunan yang disebut dengan rencana kerja ( RK ) dan rencana anggaran ( RA ) pendapatan dan belanja. Anggaran yang digunakan oleh puskopal armatim surabaya sebagai pedoman adalah anggaran yang dibuat dan disahkan dalam rapat anggota. Puskopal Armatim Surabaya membuat dua anggaran yaitu anggaran pusat dan anggaran unit dimana kedua anggaran tersebut nantinya akann digabung setelah dibahas dalam rapat anggota.

Anggaran unit hotel semut disusun oleh bendahara berdasarkan laporan-laporan yang berasal dari seksi/kaur dan berdasarkan pengarahan dari kepala unit melalui wakil kepala unit.selanjutnya konsep anggaran tersebut diserahkan kepada wakil kepala unit lalu diserahkan kepada kepala unit untuk dipelajari dan disetujui. Setelah konsep anggaran disetujui oeh kepala unit maka konsep anggaran tersebut diserahkan kepada ketua puskopal tetapi sebelumnya diperiksa terlebih dahulu kepada bendahara puskopal. Selanjutnya konsep anggaran tersebut diserahkan kepada ketua puskopal dan disetujui, dibahas, dan dikoordinasikan dengan pengurus dan kepala unit masing-masing dalam rapat angggota. Setelah dibahas dalam konsep anggaran tersebut disahkan dalam rapat anggota yang selanjutnya anggaran tersebut digabung dan diserahkan kembali kepada puskopal dan unitnya.

Didalam menganalisis anggaran juga dilakukan pengklasifikasian biaya.Pengklasifikasian biaya dan pendapatan menjadi terkendali dan tidak terkendali sangat penting dalam akuntansi pertanggungjawaban karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Selain pengklasifikasian biaya dan pendapatan, pemberian kode rekening biaya juga sangat diperlukan karena membantu dalam proses pencatatan dan pemeriksaan, penggolongan data serta identifikasi yang diperlukan dalam penyiapan laporan pertanggungjawaban. Berikut ini merupakan usulan rencana anggaran pendapatan dan biaya yang telah diklasifikasikan.

(13)

Tabel 1

Usulan rencana anggaran pendapatan Unit Hotel Semut

Tahun 2012

Kode rekening Keterangan Anggaran (Rp)

Pendapatan 4.501.505.01 Sewa kamar 1,733,050,000.00 4.501.506.02 Restoran 179,745,000.00 4.501.506.03 Coffee shop 34,730,000.00 4.501.507.04 Laundry 35,305,000.00 4.501.505.05 Faxsimile 402,500.00 4.501.505.06 Lain-lain 5,500,000.00 4.501.504.07 Service 199,019,000.00 4.501.504.08 Pendapatan bank 1,500,000.00 Jumlah 2,189,251,500.00

Sumber: data unit Hotel Semut yang telah diolah penulis Tabel 2

Usulan Rencana Anggaran Biaya Unit Hotel Semut

Tahun 2012

Kode rekening Keterangan Anggaran (Rp)

Biaya personel 5.504.1.511.1 Gaji pokok 242,000,000.00 5.504.1.512.1 Tunjangan jabatan 16,000,000.00 5.504.1.513.1 Tunjangan pangan 28,000,000.00 5.504.1.514.1 Upah casual 31,000,000.00 Biaya terkendali 5.504.1.515.2 Uang pesangon 20,000,000.00

Biaya tidak terkendali

Jumlah 337,000,000.00 Biaya kantor 5.504.2.522.1 Pendidikan 2,500,000.00 5.504.2.523.1 Rekening pdam 6,500,000.00 5.504.2.524.1 Rekening pln 365,000,000.00 5.504.2.525.1 Rekening telepon 13,000,000.00 5.504.2.526.1 Alat kantor 5,000,000.00

5.504.2.527.1 Cetakan, foto copy 16,000,000.00

(14)

5.504.2.529.1 Materai dan kirim surat 1,500,000.00 5.505.2.532.1 Promosi pengembangan 5,000,000.00 5.504.2.530.1 Service u/sdm 5,000,000.00 Biaya terkendali 5.504.2.521.2 Transport dinas 51,000,000.00 5.504.2.531.2 BBM kendaraan 18,500,000.00

Biaya tidak terkendali

Jumlah 493,500,000.00

Biaya operasional

5.504.3.541.1 Lembur 22,000,000.00

5.504.3.542.1 Thr/keagamaan 33,000,000.00

5.504.3.543.1 Makan minum karyawan 86,000,000.00

5.504.3.544.1 Seragam dinas 25,000,000.00 5.504.3.545.1 Obat-obatan 2,500.000.00 5.504.3.546.1 Jamsostek 28,000,000.00 5.506.4.573.1 Keperluan kamar 30,500,000.00 5.507.3.557.1 Guest laundry 8,500,000.00 5.507.3.558.1 House laundry 3,000,000.00 5.506.3.559.1 Peralatan restoran 4,500,000.00 5.506.3.560.1 Restoran penjualan 42,500,000.00 5.506.3.561.1 Breakfast 70,000,000.00 5.506.3.562.1 Minum tamu 20,500,000.00 Biaya terkendali 5.507.3.548.2 Pemeliharaan kamar 28,000,000.00 5.507.3.549.2 Pemeliharaan gedung 60,000,000.00

5.507.3.550.2 Pemeliharaan coffee shop & resto 3,500,000.00

5.507.3.551.2 Pemeliharaan f.o 3,000,000.00

5.507.3.553.2 Pemeliharaan genset 14,000,000.00

5.507.3.554.2 Pemeliharaan sound sistem 4,000,000.00

5.507.3.552.2 Pemeliharaan telpon 2,500,000.00

5.507.3.555.2 Pemeliharaan instalasi air 7,000,000.00 5.507.3.556.2 Pemeliharaan instalasi listrik 23,000,000.00

5.505.3.565.2 Komisi taksi 1,000,000.00

5.507.3.563.2 Service untuk kerusakan/kehilangan 15,000,000.00

5.507.3.564.2 Kendaraan kijang 7,500,000.00

Biaya tidak terkendali

(15)

Biaya umum

5.503.4.571.1 Sumbangan umum 9,000,000.00

5.503.4.572.1 Dana pembelian sembako 32,000,000.00

5.506.4.573.1 Jamuan tamu dinas 12,500,000.00

5.504.4.574.1 Bantuan sosial 3,500,000.00

5.503.4.576.1 Administrasi bank 1,500,000.00

5.503.4.577.1 Premi asuransi kebakaran 4,500,000.00

5.504.4.575.1 H o 8,000,000.00

5.504.4.576.1 Penghapusan piutang 1,000,000.00

Biaya terkendali

Jumlah 72,000,000.00

Biaya pajak

5.503.5.581.1 Pajak bumi bangunan/ PBB 55,000,000.00

5.503.5.582.1 Retribusi parkir 500,000.00 5.503.5.583.1 Retribusi alat PMK 3,000,000.00 5.503.5.584.1 STNK 1,500,000.00 5.503.5.585.1 Pph 23 1,500,000.00 Biaya terkendali Jumlah 61,500,000.00 Biaya penyusutan 5.503.6.591.1 Penyusutan gedung 90,000,000.00 5.503.6.592.1 Penyusutan inventaris 49,000,000.00 5.503.6.593.1 Penyusutan kendaraan 3,500,000.00 Jumlah 142,500,000.00 5.503.6.594.1 Amortisasi hgb 15,000,000.00 5.504.7.595.1 Service karyawan 155,000,000.00 Jumlah ( biaya+pajak+amortisasi ) 182.100.000.000

Sumber: data unit Hotel Semut yang telah diolah penulis Laporan Pertanggungjawaban

Laporan pertanggungjawaban biaya dan pendapatan unit Hotel Semut belum memisahkan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Agar pengendalian biaya menjadi efisien dan pendapatan menjadi efektif dapat dilihat dari masing masing unit kerja. Maka sebaiknya laporan pertanggungjawaban sebaiknya dibuat secara terpisah oleh masing masing kepala bagian atau kepala seksi. Sehinggga dengan adanya laporan dari masing-masing kepala bagian dapat dilihat prestasi masing-masing kepala bagian dan kepala seksi. Hal ini dilakukan agar ketua unit hotel semut dapat menilai hasil yang digunakan sebagai dasar mengambil kebijakan

(16)

atas anggaran berikutnya dan mengambil keputusan untuk mengatasi penyimpangan yang merugikan. Berikut merupakan laporan pertanggungjawaban yang sudahdibuat secara terpisah.

Tabel 3

Usulan Laporan Pertanggungjawaban Pendapatan Kepala Unit Hotel Semut

Tahun 2012 KODE

REKENING KETERANGAN ANGGARAN(Rp) REALISASI(Rp) SELISIH

4.501.504.1 Kepala Bagian Personalia Rp 199.019.000 Rp 176.817.359 Rp 22.201.641 4.501.505.2 Kepala Seksi Front office Rp 1.778.952.500 Rp 1.591.523.500 Rp 187.429.000 4.501.505.3

Kepala Seksi Food &

Beverage Rp 214.475.000 Rp 174.402.892 Rp 40.072.108 4.501.506.4 Kepala Seksi House Keeping Rp 150.000.000 Rp 121.419.510 Rp 28.580.490

Jumlah Rp 2.342.446.500 Rp2.064.163.261 Rp 278.283.239

Sumber: data unit hotel semut yang telah diolah penulis Tabel 4

Usulan Laporan Pertanggungjawaban Biaya Kepala Unit Hotel Semut

Tahun 2012 KODE

REKENING KETERANGAN ANGGARAN(Rp) REALISASI(Rp) SELISIH

5.501.503.1 Kepala Bagian Keuangan Rp 233.500.000 Rp 179.705.864 Rp 53.794.136 5.501.504.1 Kepala Bagian Personalia Rp 1.041.000.000 Rp 925.478.913 Rp 115.521.087 5.501.505.1 Kepala Seksi Front office Rp 151.000.000 Rp 121.419.510 Rp 29.580.490 5.501.506.1

Kepala Seksi Food &

Beverage Rp 6.000.000 Rp 960.000 Rp 5.040.000 5.501.507.1 Kepala Seksi House Keeping Rp 202.000.000 Rp 191.133.179 Rp 10.866.821

Jumlah Rp 1.633.500.000 Rp 1.418.697.466 Rp 214.802.534

Biaya Terkendali

Sumber: data unit hotel semut yang telah diolah penulis Tabel 5

Usulan Laporan Pertanggungjawaban Kepala Bagian Keuangan

Tahun 2012 KODE

REKENING KETERANGAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %

5.503.4.571.1 Sumbangan Umum Rp 9.000.000 Rp 5.920.275 66 5.503.4.576.1 Administrasi Bank Rp 1.500.000 Rp 782.079 52 5.503.4.577.1 Premi Asuransi Kebakaran Rp 4.500.000 Rp 2.847.983 63

(17)

5.503.5.581.1 Pajak Bumi dan Bangunan Rp 55.000.000 Rp 36.778.439 67 5.503.5.582.1 Retribusi Parkir Rp 3.000.000 Rp 1.800.000 60 5.503.5.583.1 Retribusi Alat PMK Rp 1.500.000 Rp 387.200 26 5.503.5.584.1 STNK Rp 1.500.000 Rp 1.206.000 80 5.503.6.591.1 Penyusutan Gedung Rp 90.000.000 Rp 80.490.570 89 5.503.6.592.1 Penyusutan Inventaris Rp 49.000.000 Rp 34.981.889 71 5.503.6.593.1 Penyusutan kendaraan Rp 3.500.000 Rp 3.886.666 111 5.503.6.594.1 Amortisasi HGB Rp 15.000.000 Rp 10.624.763 71 Jumlah Rp 233.500.000 Rp 179.705.864 77 Biaya terkendali

Sumber: data unit hotel semut yang telah diolah penulis Tabel 6

Usulan Laporan Pertanggungjawaban Kepala Bagian Personalia

Tahun 2012 KODE

REKENING KETERANGAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %

4.501.504.06 Service Rp 199.019.000 Rp 176.817.359 89 Jumlah Rp 199.019.000 Rp 176.817.359 89 Pendapatan Biaya 5.504.1.511.1 Gaji Pokok Rp 242.000.000 Rp 204.928.100 85 5.504.1.512.1 Tunjangan Jabatan Rp 16.000.000 Rp 13.465.000 84 5.504.1.513.1 Tunjangan pangan Rp 28.000.000 Rp 29.505.000 105 5.504.1.514.1 Casual Rp 31.000.000 Rp 21.519.800 69 5.504.2.522.1 Pendidikan Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 100 5.504.2.523.1 Rek. PDAM Rp 6.500.000 Rp 5.376.500 83 5.504.2.524.1 Rek. PLN Rp 365.000.000 Rp 341.929.593 94 5.504.2.525.1 Rek telepon Rp 13.000.000 Rp 8.633.031 66 5.504.2.526.1 Alat Tulis Kantor Rp 5.000.000 Rp 3.346.770 67 5.504.2.527.1 Foto Copy Rp 16.000.000 Rp 15.645.750 97 5.504.2.528.1 Kantor Lain-lain Rp 4.500.000 Rp 1.026.500 23 5.504.2.529.1 Materai Rp 1.500.000 Rp 594.100 40 5.504.2.530.1 Service untuk SDM Rp 5.000.000 Rp 3.620.796 72 5.504.3.541.1 Lembur Rp 22.000.000 Rp 12.559.724 57 5.504.3.542.1 THR Rp 33.000.000 Rp 21.285.000 65 5.504.3.543.1 Makan Minum Karyawan Rp 86.000.000 Rp 70.776.658 82

(18)

5.504.3.544.1 Seragam dinas Rp 25.000.000 Rp 25.000.000 100 5.504.3.545.1 Obat-obatan Rp 2.500.000 Rp 929.370 37 5.504.3.546.1 Jamsostek Rp 28.000.000 Rp 20.229.686 72 5.504.4.574.1 Bantuan Sosial Rp 3.500.000 Rp 2.772.850 79 5.504.4.575.1 H.O Ijin Gangguan Rp 8.000.000 Rp 18.426.100 230 Jumlah Rp 944.000.000 Rp 824.070.328 87 Biaya Terkendali 5.504.2.521.2 Transportasi Dinas Rp 51.000.000 Rp 62.271.285 122 5.504.2.531.2 BBM Rp 18.500.000 Rp 11.005.500 59 5.504.1.515.2 Pesangon Rp 20.000.000 Rp 19.849.000 99 Kendaraan Kijang Rp 7.500.000 Rp 8.282.800 110 Jumlah Rp 97.000.000 Rp 101.408.585 91

Biaya Tidak Terkendali

Sumber: data unit hotel semut yang telah diolah penulis Tabel 7

Usulan Laporan Pertanggungjawaban Kepala Seksi Front Office

Tahun 2012

KODE REKENING KETERANGAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %

Pendapatan 4.501.505.01 Sewa Kamar Rp 1.773.050.000 Rp 1.591.041.500 92 4.501.505.05 Faximile Rp 402.500 Rp 482.000 120 4.501.505.07 Lain-lain Rp 5.500.000 0 Jumlah Rp 5.902.500 Rp 482.000 81 Pendapatan Biaya 5.505.2.532.1 Promosi Pengembangan Rp 5.000.000 Rp 960.000 19 Jumlah Rp 5.000.000 Rp 960.000 19 Biaya Terkendali 5.505.3.565.2 Komisi Taksi Rp 1.000.000 0 Jumlah Rp 1.000.000 0

biaya tidak terkendali

(19)

Tabel 8

Usulan Laporan Pertanggungjawaban Kepala Seksi Food and Beverage

Tahun 2012

KODE REKENING KETERANGAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %

Pendapatan 4.501.506.02 Restoran Rp 179.745.000 Rp 151.794.074 84 4.501.506.03 Coffee Shop Rp 34.730.000 Rp 22.608.818 65 Jumlah Rp 214.475.000 Rp 174.402.892 81.31 Pendapatan Biaya 5.506.3.559.1 Peralatan Restoran Rp 4.500.000 Rp 6.032.620 134 5.506.3.560.1 Restoran Penjualan Rp 42.500.000 Rp 30.543.500 72 5.506.3.561.1 Breakfast Rp 70.000.000 Rp 57.668.875 82 5.506.3.562.1 Minum Tamu Rp 20.500.000 Rp 15.291.113 75 5.506.4.573.1 Jamuan Tamu Dinas Rp 12.500.000 Rp 11.883.402 95

Jumlah Rp 150.000.000 Rp 121.419.510 81

Biaya Terkendali

Sumber: data unit hotel semut yang telah diolah penulis Tabel 9

Usulan Laporan Pertanggungjawaban Kepala Seksi House Keeping

Tahun 2012

KODE REKENING KETERANGAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %

Pendapatan 4.501.507.04 Laundry Rp 35.305.000 Rp 24.856.025 70 Jumlah Rp 35.305.000 Rp 24.856.025 70 Pendapatan Biaya 5.507.3.547.1 Keperluan Kamar Rp 30.500.000 Rp 45.315.350 149 5.507.3.557.1 Guest Laundry Rp 8.500.000 Rp 5.111.135 60 5.507.3.558.1 House Laundry Rp 3.000.000 Rp 3.093.008 103 Jumlah Rp 42.000.000 Rp 53.519.493 127 Biaya Terkendali 5.507.3.548.2 Pemeliharaan Kamar Rp 28.000.000 Rp 17.742.200 63 5.507.3.549.2 Pemeliharaaan Gedung Rp 60.000.000 Rp 49.229.700 82 5.507.3.550.2 Pemeliharaan Coffee Shop Rp 3.500.000 Rp 4.396.600 126 5.507.3.551.2 Pemeliharaan F.O Rp 3.000.000 Rp 2.798.000 93

(20)

5.507.3.552.2 Pemeliharaan Telepon Rp 14.000.000 Rp 13.336.000 95 5.507.3.554.2 Pemeliharaan Sound Rp 2.500.000 Rp 2.772.000 111 5.507.3.555.2 Pemeliharaan Instalasi air Rp 7.000.000 Rp 7.051.500 101 5.507.3.556.2

Pemeliharaan

InstalasiListrik Rp 23.000.000 Rp 22.486.000 98 5.507.3.563.2 Service Untuk Kerusakan Rp 15.000.000 Rp 14.483.186 97

Jumlah Rp 160.000.000 Rp 137.613.686 86

Biaya Tidak Terkendali

Sumber: unit hotel semut yang telah diolah penulis

Laporan pertanggungjawaban biaya dan pendapatan unit Hotel Semut belum memisahkan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Agar pengendalian biaya menjadi efisien dan pendapatan menjadi efektif dapat dilihat dari masing masing unit kerja. Maka sebaiknya laporan pertanggungjawaban sebaiknya dibuat secara terpisah oleh masing masing kepala bagian atau kepala seksi. Sehinggga dengan adanya laporan dari masing kepala bagian dapat dilihat prestasi masing-masing kepala bagian dan kepala seksi. Hal ini dilakukan agar ketua unit hotel semut dapat menilai hasil yang digunakan sebagai dasar mengambil kebijakan atas anggaran berikutnya dan mengambil keputusan untuk mengatasi penyimpangan yang merugikan.

Penilaian kinerja

Sistem desentralisasi yang sesuai dengan akuntansi pertanggungjawaban telah diterapkan pada Puskopal Armatim Surabaya khususnya Unit Hotel Semut. Meskipun dalam pemisahan biaya belum terdapat pemisahan antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Hal ini mempersulit manajemen dalam memperoleh informasi terutama mengenai manajer yang bertanggungjawab atas terjadinya biaya sehingga akuntansi Pertanggungjawaban Puskopal Armatim khususnya unit masih belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai dasar penilaian kinerja manajer. Dengan diterapkannya seluruh elemen akuntansi pertanggungjawaban yang terdiri dari struktur organisasi, sistem anggaran, pemisahan biaya, dan sistem pelaporan pertanggungjawaban, maka akuntansi Pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan maupun manajer. Dengan membandingkan anggaran dan realisasi biayanya pada masing-masing bagian, dapat diketahui selisih atau perbandingan anggaran tiap tingkatan manajemen.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada Puskopal Armatim Surabaya sudah cukup memadai walaupun masih ada sedikit kekurangan. (1). Struktur Organisasi, yang ditetapkan pada Puskopal Armatim Surabaya

(21)

khususnya pada unit hotel semut sudah cukup baik karena telah menunjukkan aliran pertanggungjawaban dari pimpinan paling atas ke pimpinan paling bawah serta terdapat pembagian tugas maupun pemisahan fungsi secara tegas dan jelas. Baik tugas, wewenang dan pelaporan menjelaskan hubungan vertikal yang ada dalam perusahaan, terdapat pula hubungan horizontal yang mana ditunjukkan dengan adanya koordinasi dari bagian satu dengan lainnya. (2). Klasifikasi Biaya dan Kode Rekening yang dilakukan Puskopal Armatim Surabaya khususnya unit hotel semut belum dapat memenuhi konsep akuntansi pertanggungjawaban secara sempurna karena belum terdapat klasifikasi atas biaya terkendali dan tidak terkendali pada laporan pertanggungjawaban biaya. Begitu pula dalam kode rekening biayanya pun belum menunjukkan spesifikasi yang menunjukkan apakah biaya tersebut termasuk ke dalam biaya terkendali atau tidak terkendali. (3). Sistem Anggaran biaya yang diterapkan yaitu dengan menggunakan metode penyusunan anggaran Bottom up budgetting, ditunjukkan adanya alur yang bergerak dari bawah ke atas. Hasil penyusunan anggaran membantu perusahaan dalam menilai kinerja manajemen. Akan tetapi dalam penyusunan anggaran-anggaran tersebut belum sepenuhnya melibatkan seluruh bagian dari pusat pertanggungjawaban sehingga tanggung jawab dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban tidak semua bagian ikut merasakan. (4). Sistem Laporan Pertanggungjawaban dan Penilaian Kinerja. (a). Penerapan laporan pertanggungjawaban pada Puskopal Armatim Surabaya dan unit-unitnya masih jauh dari konsep laporan akuntansi pertanggungjawaban yang benar. Karena belum adanya pengklasifikasian kode rekening menjadi biaya terkendali dan tidak terkendali. (b). Penilaian kinerja dilakukan dengan melihat selisih antara biaya yang dianggarkan dengan biaya yang direalisasikan pada masing-masing pusat pertanggungjawabanya.

Saran

Berdasarkan masalah-masalah yang ada, berikut ini akan diberikan usulan dan saran yang diharapkan mampu bermanfaat bagi perusahaan dalam menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban untuk memudahkan dalam menilai kinerja manajemen: (1). Penyusunan struktur organisasi harus menunjukkan kode pusat-pusat pertanggungjawaban agar diketahui dengan lebih jelas siapa yang bertanggung jawab atas tugas dan wewenang pada tiap-tiap unit organisasi. (2). Perlu adanya pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali dalam pengkodefikasian rekening, sistem anggaran dan laporan pertanggungjawaban sehingga memudahkan manajemen perusahaan dalam pengendalian biaya dan melihat siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan. (3). Dalam menyusun anggaran akan lebih baik jika wakil dari semua pusat pertanggungjawaban diikutsertakan dalam proses penyusunannya agar tiap-tiap pusat pertanggungjawaban ikut bertanggung jawab atas apa yang yang telah ditetapkan. (4). Laporan pertanggungjawaban yang menunjukkan secara rinci antara anggaran dan realisasi biaya digunakan sebagai dasar dalam penilaian

(22)

kinerja. Dengan begitu akan nampak selisih antara biaya yang dianggarkan dengan biaya yang direalisasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. K. dan H. M. Sollenberger. 1993. Manajerial Accounting. 8th ed.

South-Western Publishing Co. Cincinnati. Ohio.

Halim, A., A. Tjahyono., dan M. H. Fakhri. 2003. Sistem Pengendalian Manajemen. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta.

Hansen, D. R., dan M. M. Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen. Edisi Ketujuh. Terjemahan. Buku I dan II. Salemba Empat. Jakarta.

Hariadi, B. 2002. Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang. BPFE. Yogyakarta. Ikhsan, A., dan M. Ishak. 2005. Akuntansi Keprilakuan. Salemba Empat. Jakarta. Kamarudin, A. 2006. Edisi Revisi. Akuntansi Manajemen. DeviasiPerguruan Tinggi PT

Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Machfoedz, M. 1996. Akuntansi Manajemen Perencanaan dan Pembuatan Keputusan Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Edisi Lima. BPFE:STIE Widya Wiwaha. Yogyakarta.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi Ketiga. Salemba Empat.Jakarta.

. 2001. Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.

Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi revisi. Salemba Empat. Jakarta. Soekarno, E. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. PT Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Puslitbangbun (2003), cengkeh impor tersebut diduga merupakan cengkeh Indonesia yang diekspor pada saat panen besar, karena selain Indonesia hanya sedikit produksi dan

Untuk itu RRI khususnya Programa 4 mengubah strategi dengan membuat program Pappasangta’ dengan cara mengundang komunitas anak muda dari berbagai daerah untuk datang langsung ke

Namun bila dilihat angka pertahunnya pada tabel 4.2 terlihat Bahwa beberapa Produk seperti Delfi TOP, Rocker silverqueen dan Chokoku dari gizo , mengalami turun naik dalam

Kemampuan (General Life Skills) apa yang relevan dipelajari siswa di sekolah, atau kemampuan apa yang harus dikuasai setelah menyelesaikan

Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari kepulauan dan dikelilingi oleh lautan.Banyak masyarakat Indonesia yang hidup di daerah pesisir.Wilayah pesisir

lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif teknik Bertukar Pasangan memiliki dampak positif terhadap pemahaman

Kontur hasil dari data LiDAR merupakan kontur yang tergantung pada hasil pengolahan DTM. Ketinggian kontur tersebut juga sama dengan ketinggian yang dihasilkan pada data

Jarot tampak tidak sebebas dan seberani seperti ketika ia berada dalam kelompok Ale, dilihat dari gesture- nya setelah ia bergabung dengan kelompok Naga Hitam,