PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK BERTUKAR PASANGAN TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2
BAYANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Elfira Dianti*, Sefna Rismen**, Husna**
*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR
Abstrack
The research was motivated by difficulties of students’ comprehension of the material individually or students’ math concept at eight grade of SMPN 2 Bayang that apply cooverative learning Change Pair technigue better than students’ comprehension of math concept that apply conventional learning. The type of research is experimental by using Randomized Control Group Only Design. The data analysis technique used is T-Test . Techniques of data analysis were performed using one-way t test. Based on the analysis of data obtained t of 4.95 is greater than the amount specified t table 1.64. Then the hypothesis in this research received. In conclusion, students’ comprehension of math concept that apply cooperative learning Change Pair technigue better than students’ comprehension of math concept that apply conventional learning.
Key word: pemahaman konsep matematis, pembelajaran kooperatif teknik Bertukar Pasangan
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Besarnya peranan yang dimiliki matematika disebabkan karena pembelajaran matematika dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran yang kritis, logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah sehingga mendukung perkembangan ilmu-ilmu
lainnya. Sesuai dengan peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang penilaian perkembangan Anak Didik Sekolah Menengah Pertama (SMP), Depdiknas (2004) dalam Shadiq (2009:13) menyatakan bahwa “Aspek penilaian matematika dalam rapor dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu: 1) Pemahaman konsep, 2) Penalaran dan komunikasi, 3) Pemecahan masalah “. Pemahaman Konsep, siswa mampu mendefenisikan
konsep dan mengidentifikasi dari konsep, Penalaran dan Komunikasi, siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis dan mendemonstrasikan, sedangkan Pemecahan Masalah, siswa memahami masalah, memilih strategi penyelesaian dan menyelesaikan masalah.
Berdasarkan observasi penulis di SMPN 2 Bayang pada tanggal 30 Mei diperoleh gambaran bahwa pembelajaran cenderung berlangsung satu arah yaitu dari guru ke siswa sehingga siswa lebih banyak berperan sebagai penerima ilmu, siswa malu bertanya pada guru atau temannya apa yang tidak mereka mengerti, kurangnya keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa sulit memahami materi secara individu, siswa belum terlatih bekerjasama dengan siswa lain, sehingga kebanyakan siswa tidak mampu menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya serta mengaplikasikan konsep kepemecahan masalah yang diinginkan.
Guru sebagai orang terdepan yang berhadapan langsung dengan siswa perlu mencarikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan berbagai teknik pembelajaran. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lie (2002:55) Teknik bertukar pasangan “merupakan teknik belajar kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Dimana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali kepasangan semula”. Teknik bertukar pasangan mempunyai lima langkah yang dikemukakan oleh Lie (2002:55) yaitu:
1) Setiap siswa mendapatkan satu pasangan. 2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. 3) Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain. 4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.5)
Temuan baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
Adanya pembelajaran kooperatif membuat siswa bisa berinteraksi dengan siswa yang lain dan di dalam interaksi tersebut siswa dapat membangun pengetahuannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 2 Bayang.
Penelitian relevan telah dilakukan oleh Anna Mustika dengan judul penelitian “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan dalam Mengembangkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VII SMPN 11 Padang Tahun Pelajaran 2011/2012.”
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, rancangan penelitian random terhadap subjek. Pada penelitian ini populasi dipilih
secara acak untuk ditentukan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII semester II yang naik ke kelas VIII SMPN 2 Bayang tahun 2012/2013 kecuali kelas VII1 karena kelas VII1 merupakan kelas unggul. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan untuk kelas eksperimen dan pembelajaran secara konvensional untuk kelas kontrol. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep siswa kedua kelas sampel setelah penelitian dilaksanakan.
Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar pemahaman konsep dan rubrik penskoran yang di gunakan adalah analitik Skala 4 merujuk pada Iryanti (2004) . Tes ini berbentuk esai yang berjumlah 12 butir soal.
Materi yang diujikan yaitu faktorisasi bentuk aljabar. Soal tes telah diujikan dengan memberikan hasil bahwa 12 butir soal tersebut termasuk kriteria soal sedang, diterima dan reliabel. Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan uj t
satu pihak merujuk pada Sudjana (2005). Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh gambaran pemahaman konsep matematis pada kelas eksperimen dan kontrol, terdistribusi pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Rata-rata ( ___
X ), Simpangan Baku ( S ), Skor Tertinggi (Xmaks) dan Skor Terendah
(Xmin) Pada Kelas Sampel Kelas Sampel S Xmak s Xmin Eksperimen 71,17 12,69 89,5 49,5 Kontrol 53,22 12,2 89,5 35,3
Selanjutnya dilakukan uji t satu pihak, di dapat t hitung 4,95 dan t tabel 1,64, karena t hitung > t tabel maka hipotesis dalam penelitian ini diterima. Jadi dapat disimpulkan pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran kooperatif teknik Bertukar Pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif teknik Bertukar Pasangan memiliki dampak positif terhadap pemahaman konsep matematis siswa.
Lebih baiknya pemahaman konsep matematis siswa di kelas eksperimen disebabkan oleh, 1) siswa saling berdiskusi, bekerjasama dan saling berbagi pengetahuan/informasi untuk menyelesaikan soal yang ada di LKS bersama pasangannya. 2) siswa diberi kesempatan untuk bertukar pasangan dengan pasangan lainnya untuk menanyakan dan mengukuhkan jawaban yang telah di peroleh dengan pasangannya semula. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Contoh hasil jawaban latihan siswa kelas eksperimen
Berdasarkan Gambar 1 pada kelas eksperimen terlihat perbedaan jawaban siswa waktu mengerjakan dengan pasangan semula dan waktu
bertukar pasangan. Waktu mengerjakan dengan pasangan semula siswa menyebutkan 5 + adalah suku satu, tapi setelah bertukar pasangan siswa menyebutkan 5 + adalah suku dua,
sdan siswa menyatakan
5 2 ,
3 5 ,
9 15 , tapi setelah bertukar pasangan siswa menyatakan
5 −
2 , 3 − 5 ,
9 − 15 hal ini mencerminkan bahwa dengan bertukar pasangan siswa bisa mencari informasi baru dan mengukuhkan jawaban yang telah mereka kerjakan dengan pasangan semula.
3) Siswa kembali ke pasangannya membagikan informasi yang didapat dari pertukaran pasangan. Untuk memperjelas jawaban atau mengukuhkan jawaban sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Contoh hasil jawaban siswa kelas eksperimen
setelah kembali ke pasangan semula Berdasarkan Gambar 2 pada kelas eksperimen terlihat siswa membagikan informasi yang didapat dari bertukar pasangan sehingga hasil yang diperoleh siswa lebih baik dari sebelum mereka bertukar pasangan.
4) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya sehingga timbul rasa tanggung jawab dan siswa serius dalam mengerjakan soal yang diberikan guru.
5) Adanya pemberian penghargaan sehingga kepercayaan diri siswa muncul.
secara keseluruhan dari tes pemahaman konsep matematis yang dilaksanakan pada kedua kelas sampel, siswa sudah mampu memenuhi indikator-indikator yang terdapat dalam pemahaman konsep matematis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran
kooperatif Teknik Bertukar Pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 2 Bayang Tahun Pelajaran 2012/2013.
DAFTAR PUSTAKA
Iryanti, Puji . (2004). Penilaian Unjuk Kerja Yogyakarta: Depdiknas Lie, Anita. (2002). Cooperative
Learning. Jakarta:PT. Grasindo
Mustika, Anna (2012). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan dalam Mengembangkan
Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Kelas VII SMPN 11 Padang. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat. Shadiq, Fadjar. (2009). Kemahiran
Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana. (2005). Metoda Statistik. Bandung: Transito.