i
PENYAKIT HIPERTENSI DI RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Anindita Reningtyas
NIM : 088114016
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
iv
PERSEMBAHAN
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu (1 Petrus 5 : 6-7).
Apa pun tugas hidup, lakukan dengan baik.
Seseorang semestinya melakukan
pekerjaannya sedemikian baik sehingga
mereka yang hidup,
yang sudah mati, dan yang belum lahir
tidak mampu melakukannya lebih baik lagi
(Martin Luther King).
Karya ini kupersembahkan untuk : My Lord and my savior Jesus Christ
Ayah dan ibuku tercinta Serta Almamaterku
v
PRAKATA
Segala puji, hormat dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus
Kristus atas kasih karunia, bimbingan, dan kekuatanNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan baik penulisan skripsi yang berjudul
“Analisis Pareto ABC
Sediaan Farmasi dengan Pola Penyakit Hipertensi di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya Tahun 2010” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Keberhasilan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak yang telah membantu penulis selama penulisan
skripsi. Maka pada kesempatan ini, penulis dengan tulus mengucapkan terima
kasih kepada :
1. SETDA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan BAPPEDA Provinsi
Kalimantan Tengah yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.
2. RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang telah memberikan ijin
penelitian kepada penulis.
3. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakata yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4. Bapak Drs. Djaman G. Manik, Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan masukan serta saran selama penulisan skripsi
sampai skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
vi
Sylvanus Palangka Raya yang telah membantu, membimbing dan memberi
informasi selama pengambilan data dan penulisan skripsi.
6. Rhatna Dewi Riptasari, S.Si., Apt., selaku apoteker penanggung jawab apotek
rawat jalan dan Laeliyatun Ikhrimah, S.Si., Apt., selaku apoteker penanggung
jawab gudang farmasi RSUD dr, Doris Sylvanus yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan selama pengambilan data dan penulisan skripsi.
7. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penulisan skripsi.
8. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penulisan skripsi.
9. Ayah dan ibu tercinta yang telah mendoakan, memberi semangat, mendukung,
serta perhatian yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi.
10. Om Hasto, om Tri, tante Yani, dan seluruh keluarga besar yang telah
mendoakan serta memberikan motivasi, dukungan dan semangat.
11. Keluarga besar PDS (Persekutuan Doa Selasa) Bandar Lampung atas segala
doa dan dukungan selama penulisan skripsi.
vii
13. Teman-teman terbaikku, Klemen, Silvia, Johana, dan Oktin yang telah
memberikan dukungan dan semangat serta menjadi tempat berkeluh kesah
selama penulisan skripsi.
14. Teman-teman kos Gracia, Ci Feni, Elen, Dewi, Lia, Novi, Felisia, Puji dan
Zita yang selalu memberikan keceriaan dan kebersamaaan selama menempuh
kuliah di Fakultas Farmasi.
15. Teman-teman FKK A 2008 dan FSM A 2008 atas kebersamaan dalam suka
dan duka, kenangan, serta dukungan selama ini.
16. Seluruh dosen dan laboran yang selama ini telah membantu dan mendukung
dalam proses perkuliahan dan praktikum.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam proses
kuliah dan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam dalam penulisan
skripsi ini sehingga penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun
untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.
ix
INTISARI
Pelayanan kesehatan menggunakan perbekalan farmasi yang memerlukan
pengelolaan yang baik melalui pengendalian persediaan karena akan
mempengaruhi 40%-50% pendapatan rumah sakit. Salah satunya dengan analisis
Pareto ABC. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengadaan sediaan farmasi
untuk pola penyakit hipertensi, prioritas utama sediaan farmasi antihipertensi serta
kesesuaiannya dengan formularium rumah sakit.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan
studi retrospektif secara deskriptif evaluatif. Data yang digunakan adalah data
pemakaian obat instalasi rawat jalan RSUD dr. Doris Sylvanus tahun 2010.
Hasil analisis sediaan farmasi antihipertensi instalasi rawat jalan
diketahui persentase nilai pakai sediaan farmasi rutin kelompok ANP
5,36%,
kelompok BNP
2,07%, dan kelompok CNP
0,18% serta sediaan farmasi ASKES
kelompok A
NP11,12%
,kelompok B
NP4,44%, dan kelompok C
NP0,63%.
Persentase nilai investasi sediaan farmasi rutin kelompok ANI
44,17 %,
kelompok
BNI
0,73%, kelompok CNI
0,38% serta sediaan farmasi ASKES kelompok ANI
25,22%
,kelompok B
NI3,40%, dan kelompok C
NI1,01%. Kelompok A
NIKsediaan
farmasi rutin terdapat 2 item dan sediaan farmasi ASKES A
NIK2 item yang
menjadi proritas utama sediaan farmasi antihipertensi yaitu Norvask
®5 mg,
Noperten
®10 mg, captopril 25 mg, dan amlodipin 10 mg. Sediaan farmasi
antihipertensi yang dianalisis dengan metode ABC indeks kritis tidak sesuai
dengan formularium rumah sakit.
Kata kunci : Pareto ABC, formularium rumah sakit, hipertensi, instalasi farmasi
dan sediaan farmasi
x
Health service uses pharmaceuticals that should have good at
management. It can be reached by inventory control because it will influence
40-50% of hospital revenue. One of the methods is ABC analysis. This research aims
to analize pharmaceuticals procurement for hypertension pattern, priority of
antihypertensive drug, and compliance with formularies.
This research is non-experimental study with retrospective descriptive
evaluative study design using data of drug usage data at installation of outpatient
Doris Sylvanus Regional Public Hospital (
RSUD
) in 2010.
The result of usage value of antihypertensive routine pharmaceuticals was
group A 5,36% group B 2,07%, group C 0,18%, and group A 11,12%
,group B
4,44%, and group C 0,63% of
ASKES
pharmaceuticals. Investment value of
antihypertensive routine pharmaceuticals was group A 44,17 %
,group B 0,73%,
group C 0,38%, and group A 25,22%
,group B 3,40%, dan group C 1,01% of
ASKES
pharmaceuticals. Group A of critical index value of routine
pharmaceuticals was 2 items and 2 item for
ASKES
pharmaceuticals which was
the major priorities. They were Norvask
®5 mg, Noperten
®10 mg, captopril
25mg, and amlodipin 10 mg. Antihypertensive pharmaceuticals which were
analyzed by critical index value weren’t really appropriate to formularies.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
………..
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………..
ii
HALAMAN PENGESAHAN
…..…...
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………..
iv
PRAKATA ………..
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
………
viii
INTISARI
………
ix
ABSTRACT ………..
x
DAFTAR ISI
……….
xi
DAFTAR TABEL
………..
xv
DAFTAR GAMBAR
………..
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
……….
xx
BAB I. PENGANTAR ……….
1
A. Latar Belakang ………...
1
1. Permasalahan
……….
3
2. Keaslian penelitian
……….
4
3. Manfaat Penelitian
………..
5
B. Tujuan Penelitian
……….
6
1. Tujuan umum
……….
6
xii
A.
Rumah Sakit
………..
7
B.
Formularium Rumah Sakit
………
8
C.
Hipertensi
……….
9
D.
Sediaan Farmasi
………
12
E.
Perencanaan dan Pengadaaan Sediaan Farmasi ………..
13
F.
Vita, Esensial, Non Esensial (VEN)
………..
15
G.
Manajemen Persediaan
………..
16
H.
Analisis
Always Better Control
(ABC) ………
17
I.
Landasan Teori
……….
20
J.
Hipotesis ……….
21
BAB III. METODE PENELITIAN ……….
22
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian ………..
22
B.
Variabel dan Definisi Operasional ………..
22
C.
Subyek Penelitian
………..
24
D.
Alat Penelitian
………..
25
E.
Lokasi Penelitian ……….
26
F.
Jalannya Penelitian
………
26
G.
Analisis Situasi ………
28
H.
Pengambilan Data
………
28
xiii
1.
Analisis
Always Better Control
(ABC)
………
28
a. Analisis Nilai Pakai Sediaan Farmasi Rutin dan Sediaan
Farmasi ASKES ……….
28
b. Analisis Nilai Investasi Obat Rutin dan Obat ASKES ……..
29
2.
Analisis Nilai Indeks Kritis (NIK) Obat Rutin dan Obat ASKES
untuk Penyakit Hipertensi
………..
30
3.
Perbandingan Obat Antihipertensi berdasarkan analisis NIK dan
formularium rumah sakit ……….
31
J.
Kesulitan Penelitian
………..
31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
………..
33
A.
Analisis
Always Better Control
(ABC) di Instalasi Farmasi Rawat
Jalan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan Pola
Penyakit Hipertensi Tahun 2010 ……….
33
1. Analisis ABC Nilai Pakai Sediaan Farmasi ……….
33
2. Analisis ABC Nilai Investasi Sediaan Farmasi ………
40
B.
Analisis Vital, Esensial, dan Non Esensial (VEN) ……….
50
C.
Analisis Nilai Indeks Kritis Obat Antihipertensi ……….
52
D.
Analisis Kesesuaian Sediaan Farmasi Antihipertensi Dibandingkan
dengan Formularium Rumah Saki………
61
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
………
65
A.
Kesimpulan
………
65
B.
Saran
………..
67
xiv
xv
DAFTAR TABEL
TABEL I.
Tabel Penggolongan Obat Oral Antihipertensi
menurut
JNE VII ………..
10
TABEL II.
Pengelompokan Sediaan Farmasi Rutin Instalasi Farmasi
Rawat Jalan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Berdasarkan Nilai Pakai Tahun 2010………
34
TABEL III.
Pengelompokan Sediaan Farmasi Rutin Antihipertensi
Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD dr.Doris Sylvanus
Palangka Raya Berdasarkan Nilai Pakai Periode 2010 ….
35
TABEL IV.
Jumlah Pemakaian Antihipertensi Rutin pada Kelompok
ANP
Berdasarkan Analisis Nilai Pakai ………
36
TABEL V.
Pengelompokan Sediaan Farmasi ASKES Instalasi
Farmasi Rawat Jalan RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka
Raya Berdasarkan Nilai Pakai Periode 2010 …………...
37
TABEL VI.
Pengelompokan Sediaan Farmasi ASKES Antihipertensi
Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya Berdasarkan Nilai Pakai Periode 2010 …
38
TABEL VII.
Jumlah
Pemakaian
Antihipertensi
ASKES
pada
Kelompok ANP
Berdasarkan Analisis Nilai Pakai ……....
38
TABEL VIII.
Pengelompokan Sediaan Farmasi Rutin Instalasi Farmasi
Rawat Jalan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
xvi
Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya Berdasarkan Nilai Investasi Tahun 2010 ...
44
TABEL X.
Pengelompokan Sediaan Farmasi ASKES Instalasi
Farmasi Rawat Jalan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya Berdasarkan Nilai Investasi Periode 2010 …………
45
TABEL XI.
Pengelompokan Sediaan Farmasi ASKES Antihipertensi
Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya Berdasarkan Nilai Investasi Periode 2010 .
47
TABEL XII.
Persentase Sediaan Farmasi Rutin Antihipertensi
Berdasarkan Analisis Nilai Indeks Kritis di Instalasi
Farmasi Rawat Jalan Tahun 2010 ………
53
TABEL XIII.
Persentase Sediaan Farmasi ASKES Antihipertensi
Berdasarkan Analisis Nilai Indeks Kritis di Instalasi
Farmasi Rawat Jalan Tahun 2010 ………
54
TABEL XIV.
Pengelompokkan Sediaan Farmasi Antihipertensi Rutin
di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD dr. Sylvanus
Palangka Raya Tahun 2010 Berdasarkan Nilai Indeks
Kritis ………
56
TABEL XV.
Pengelompokkan
Sediaan
Farmasi
Antihipertensi
ASKES di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD dr.
Sylvanus Palangka Raya Tahun 2010 Berdasarkan Nilai
xvii
TABEL XVI.
Sediaan Farmasi yang Menjadi Prioritas Berdasarkan
Analisis NIK yang Dikombinasikan dengan Perhitungan
dalam Metode EOQ ………
60
TABEL XVII.
Penggolongan
Sediaan
Farmasi
Antihipertensi
Berdasarkan
Kesesuaian
Jumlah
Item
dengan
Formularium Rumah Sakit
.
62
TABEL XVIII. Nama Dagang Sediaan Farmasi ASKES Antihipertensi
yang Tidak Tercantum dalam Formularium Rumah Sakit
Tahun 2010 ………
63
TABEL XIX.
Nama Dagang Sediaan Farmasi Rutin Antihipertensi
yang Tidak Tercantum dalam Formularium Rumah Sakit
Tahun 2010 ………
64
xviii
GAMBAR 1.
Obat Generik Berlogo……….
13
GAMBAR 2.
Diagram Batang
Perbandingan Jumlah Pemakaian
Sediaan Farmasi ASKES dan Rutin Antihipertensi Tahun
2010 Berdasarkan Analisis Nilai Pakai ………
40
GAMBAR 3.
Grafik Distribusi Sediaan Farmasi Rutin Berdasarkan
Analisis Nilai Investasi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya tahun 2010 ….
42
GAMBAR 4.
Grafik Distribusi Sediaan Farmasi ASKES Berdasarkan
Analisis Nilai Investasi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya tahun 2010 …..
46
GAMBAR 5.
Diagram Batang Perbandingan Investasi Sediaan Farmasi
Rutin
dan
ASKES
Antihipertensi
Tahun
2010
Berdasarkan Nilai Investasi
………
48
GAMBAR 6.
Diagram Batang Persentase Perbandingan Nilai Pakai dan
Nilai Investasi Sediaan Farmasi Rutin dan ASKES
Antihipertensi Tahun 2010 di Instalasi Farmasi Rawat
Jalan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ………..
49
GAMBAR 7.
Diagram Pie Item Persentase Perbandingan Kelompok
Vital, Esensial dan Non Esensial Sediaan Farmasi Rutin
xix
Jalan
RSUD
dr.
Doris
Sylvanus
Palangka
Raya…..………..
51
GAMBAR 8.
Diagram Pie Item Persentase Perbandingan Kelompok
Vital, Esensial dan Non Esensial Sediaan Farmasi
ASKES Antihipertensi Tahun 2010 di Instalasi Farmasi
Rawat Jalan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya…..………..
53
GAMBAR 9.
Diagram Batang Persentase Pebandingan Nilai Indeks
Kritis Sediaan Farmasi Rutin dan ASKES Antihipertensi
Instalasi Farmasi Rawat Jalan Tahun 2010 ……….
55
GAMBAR 10. Diagram
Batang
Jumlah
Item
Sediaan
Farmasi
Antihipertensi Menurut Formularium Rumah Sakit 2010,
Data Obat Rutin, dan Data Obat ASKES di Instalasi
Farmasi Rawat Jalan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
………
61
GAMBAR 11. Diagram Batang Persentase Kesesuaian Item Sediaan
Farmasi Antihipertensi Terhadap Formularium Tahun
2010
………
63
xx
LAMPIRAN 1.
Data Pareto ABC Nilai Pakai Seluruh Sediaan Farmasi
Rutin di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Tahun 2010 ...
70
LAMPIRAN 2.
Data Pareto ABC Nilai Pakai Seluruh Sediaan Farmasi
ASKES di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Tahun 2010 ………
95
LAMPIRAN 3.
Data
Sediaan
Farmasi
Rutin
Antihipertensi
Berdasarkan Analisis Nilai Pakai ………..
106
LAMPIRAN 4.
Data
Sediaan
Farmasi
ASKES
Antihipertensi
Berdasarkan Analisis Nilai Pakai ………
108
LAMPIRAN 5.
Data Pareto ABC Nilai Investasi Seluruh Sediaan
Farmasi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya Tahun 2010 …..……..
110
LAMPIRAN 6.
Data Nilai Investasi Seluruh Sediaan Farmasi ASKES
Antihipertensi Tahun 2010
………..
136
LAMPIRAN 7.
Data
Sediaan
Farmasi
Rutin
Antihipertensi
Berdasarkan Analisis Nilai Investasi
………
153
LAMPIRAN 8.
Data
Sediaan
Farmasi
ASKES
Antihipertensi
Berdasarkan Nilai Investasi
………
156
LAMPIRAN 9.
Data Sediaan Farmasi Antihipertensi Berdasarkan
xxi
LAMPIRAN 10.
Data Nilai Indeks Kritis Sediaan Farmasi Rutin
Antihipertensi
………
162
LAMPIRAN 11.
Data Nilai Indeks Kritis Sediaan Farmasi ASKES
Antihipertensi
………
165
LAMPIRAN 12.
Data Nama Obat Antihipertensi yang Tercantum
Dalam Formularium RSUD dr. Doris Sylvanus Tahun
2010
………
168
LAMPIRAN 13.
Rumus dan Cara Perhitungan EOQ Sediaan Farmasi
Antihipertensi yang Menjadi Prioritas Berdasarkan
Analisis NIK di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
………
171
LAMPIRAN 14
Surat
Ijin
Penelitian
dari
Sekretariat
Daerah
Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta……
176
LAMPIRAN 15
Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma ……….
177
LAMPIRAN 16
Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah ………
178
LAMPIRAN 17
Surat Ijin Penelitian dari Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah ……….
179
LAMPIRAN 18
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di
xxii
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Berdasarkan
Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit menyatakan
bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi
klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat sehingga farmasi rumah
sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah
sakit tersebut.
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan penunjang namun 90%
pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi dan 40%
-50% dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan perbekalan
farmasi. Permasalahan yang terjadi akibat pengelolaan yang tidak cermat dan
kurangnya tanggung jawab mengenai perbekalan farmasi di suatu rumah sakit
akan menyebabkan penurunan pendapatan di rumah sakit tersebut (Yusmainita,
2010). Pengelolaan perbekalan farmasi yang tepat dapat diwujudkan apabila ada
kerjasama yang baik antara para staf medis dan apoteker dalam kebijakan
pemilihan dan penggunaan obat untuk pasien. Kerjasama ini dinyatakan dalam
merevisi formularium sehingga dalam menuliskan resep dokter harus berpedoman
kepada formularium yang telah ditetapkan (Departemen Kesehatan RI, 2004).
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Doris Sylvanus merupakan
rumah sakit milik Pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah yang dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan
Tengah Nomor 11 Tahun 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Kelas B Non Pendidikan
dengan kapasitas 254 tempat tidur. Pada Tahun 2010 RSUD dr. Doris Sylvanus
terakreditasi 12 pelayanan dan menjadi badan layanan umum daerah. Di dalam
praktek pelayanan, RSUD dr. Doris Sylvanus melayani pasien ASKES dan non
ASKES dengan berbagai keluhan penyakit yang datanya didokumentasikan dalam
medical record
. Berdasarkan data
medical record
tahun 2010, hipertensi di
instalasi rawat jalan menempati peringkat pertama dengan jumlah kasus 4827
kasus (RSUD dr. Doris Sylvanus, 2010).
Penyakit hipertensi dapat meningkatkan risiko penyebab kematian.
Hipertensi masih menjadi penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah
stroke, dan tuberkulosis.
Berdasarkan data angka kesakitan 10 pola penyakit
terbanyak di rumah sakit Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2010, hipertensi
menempati posisi keenam dengan jumlah kasus 34.641 kasus, peringkat ketiga
dengan 5.344 kasus di instalasi rawat jalan dan peringkat keenam di instalasi
rawat inap sebanyak 1.211 kasus. Jumlah kasus hipertensi pada pasien rawat jalan
juga menempati urutan keenam di rumah sakit Indonesia tahun 2009 adalah
3
jumlah pasien meninggal 935 (Departemen Kesehatan Propinsi Kalimantan
Tengah, 2010; Kementrian Kesehatan RI, 2010).
Berdasarkan jumlah kasus hipertensi di Indonesia, Propinsi Kalimantan
Tengah, dan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, kasus hipertensi banyak
ditemukan di instalasi rawat jalan khususnya pada poliklinik jantung sehingga
kebutuhan instalasi rawat jalan akan sediaan farmasi antihipertensi lebih tinggi
dibandingkan instalasi lainnya di rumah sakit. Oleh karena itu, pengelolaan obat
antihipertensi harus efektif dan digunakan secara efisien berdasarkan formularium
yang sudah ditetapkan di dalam menunjang ketersediaan obat antihipertensi di
rumah sakit.
Salah satu model pengendalian sediaan farmasi adalah analisis Pareto
ABC untuk mendapatkan profil sediaan farmasi sesuai pola penyakit hipertensi
yang efektif dan efisien sehingga dapat dijadikan gambaran umum untuk
perencanaan dan pengadaan pada tahun berikutnya agar sediaan farmasi dapat
terpenuhi dengan optimal. Selain itu, informasi tentang profil sediaan farmasi
sesuai pola penyakit hipertensi ini juga dapat menjadi bahan evaluasi untuk
formularium pada tahun berikutnya.
1. Permasalahan
a. Bagaimana nilai pakai dan nilai investasi sediaan farmasi rutin dan ASKES
berdasarkan pola penyakit hipertensi di instalasi rawat jalan RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya tahun 2010 dengan menggunakan analisis Pareto
ABC ?
b. Bagaimana Nilai Indeks Kritis (NIK)
dan pengendalian persediaan
menggunakan metode EOQ untuk sediaan farmasi rutin dan ASKES yang
menjadi prioritas utama dengan pola penyakit hipertensi di instalasi rawat
jalan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya tahun 2010 ?
c. Bagaimana pengadaan sediaan farmasi rutin dan ASKES berdasarkan
formularium untuk pola penyakit hipertensi di instalasi rawat jalan RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya tahun 2010?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran yang telah dilakukan, penelitian mengenai Analisis
Pareto ABC Sediaan Farmasi Berdasarkan Pola Penyakit di RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya tahun 2010 belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian
yang berhubungan dengan analisis Pareto ABC di rumah sakit dan pola penyakit
hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Analisis Sediaan Farmasi berdasarkan Metode ABC Indeks Kritis di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Kutoharjo periode tahun 2006-2008
(Awaludin, 2010). Persamaan dari penelitian ini adalah dalam menentukan
nilai NIK dilakukan juga analisis VEN akan tetapi terdapat perbedaan dalam
mendefinisikan VEN. Selain itu, perbedaan hasil penelitian dengan
penelitian ini adalah pada penelitian sebelumnya ini dilakukan penentuan
tingkatan produk berdasarkan periode pengadaanya.
2.
Analisis Sediaan Farmasi berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi
5
(Stefani, 2010)
.
Persamaan dari penelitian ini adalah dalam menentukan
NIK dilakukan juga analisis VEN akan tetapi terdapat perbedaan dalam
mendefinisikan VEN. Selain itu, perbedaan hasil penelitian dengan
penelitian ini adalah pada penelitian sebelumnya ini dilakukan penentuan
tingkatan produk berdasarkan periode pengadaanya.
3.
Analisis Pareto ABC Sediaan Farmasi Puskesmas di Kabupaten Bantul
dengan Pola Penyakit Utama Nasofaringitis Akut dan Hipertensi Primer
Periode 2009
(Sari, 2010). Persamaan
dari
penelitian
ini
adalah
penggunaan metode Pareto ABC dalam pengolahan data dan pola penyakit,
sedangkan perbedaannya dalam analisis NIK tidak ditentukan kriteria VEN
dan analisis berdasarkan pola penyakit tidak digunakan untuk penentuan NIK
tetapi digunakan sebagai dasar asumsi jumlah pasien.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai
analisis ABC indeks kritis yang dikombinasi dengan metode EOQ di rumah
sakit berdasarkan pola penyakit sehingga pengadaan sediaan farmasi menjadi
efektif dan penggunaan sediaan farmasi yang efisien.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran prioritas sediaan
farmasi yang diadakan apoteker dan pihak rumah sakit dengan pola penyakit
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengevaluasi formularium untuk
tahun berikutnya.
B. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Mengetahui pengadaan sediaan farmasi berdasarkan formularium
untuk pola penyakit hipertensi yang efektif dan efisien.
2.
Tujuan khusus
a.
Mengetahui nilai pakai dan nilai investasi sediaan farmasi rutin dan ASKES
berdasarkan pola penyakit hipertensi di instalasi rawat jalan RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya tahun 2010 dengan menggunakan analisis Pareto
ABC.
b.
Mengetahui Nilai Indeks Kritis (NIK) dan pengendalian persediaan
menggunakan metode EOQ untuk sediaan farmasi rutin dan ASKES yang
menjadi prioritas utama dengan pola penyakit hipertensi di instalasi rawat
jalan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya tahun 2010.
c.
Mengetahui pengadaan sediaan farmasi rutin dan ASKES berdasarkan
formularium untuk pola penyakit hipertensi di instalasi rawat jalan RSUD
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna pada semua
bidang dan jenis penyakit yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat (Departemen Kesehatan RI, 2010).
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit (Bab III pasal 4),
rumah sakit umum dibedakan menjadi 4 berdasarkan fasilitas dan kemampuan
pelayanan :
a. Rumah Sakit Umum kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik minimal 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, 12 Pelayanan Medik Spesialis lain dan 13
Pelayanan Medik Sub Spesialis.
b. Rumah Sakit Umum kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik minimal 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, 8 Pelayanan Medik Spesialis lain dan 2 Pelayanan
Medik Subspesialis Dasar.
c. Rumah Sakit Umum kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik minimal 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik.
d. Rumah Sakit Umum kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik minimal 2 Pelayanan Medik Spesialis Dasar (Departemen
Kesehatan RI, 2009).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/Menkes/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, rumah sakit merupakan salah satu sarana
kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama
menyelenggarakan upaya yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien.
Pelayanan farmasi rumah sakit telah menjadi kegiatan yang menunjang
pelayanan kesehatan yang bermutu. Tuntutan pasien akan pelayanan kesehatan
terutama dalam pelayanan farmasi mendorong farmasis
dalam praktek
kefarmasian untuk melakukan kegiatan terpadu yang meliputi identifikasi,
pencegahan dan penyelesaian masalah yang terkait obat dan kesehatan
(Departemen Kesehatan RI, 2004).
B. Formularium Rumah Sakit
Pelayanan kesehatan memerlukan evaluasi dan pengawasan mutu
pelayanan berdasarkan standar pelayanan dan formularium. Formularium adalah
himpunan obat yang diterima/disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk
digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang
ditentukan dan disusun berdasarkan Daftar Obat Esensial (DOEN) (Departemen
Kesehatan RI, 2004; Spillane, 2010).
9
tertentu dipasaran, serta perubahan kebijakan dan prosedur rumah sakit (Siregar
dan Amalia, 2003).
Selain dilakukan revisi, formularium perlu dievaluasi oleh apoteker
karena pengetahuannya dalam farmakologi, toksikologi, terapi, farmakokinetika,
sumber obat, pengadaan obat, dan sebagainya. Hasil evaluasi ini dilaporkan
kepada Panitia Farmasi dan Terapi. Apabila disetujui oleh PFT maka obat yang
dianalisis dapat ditambahkan ataupun dikeluarkan dari formularium dengan
persetujuan bersyarat produk tertentu atau pembatasan sementara produk pada
pelayanan bidang medis khusus tertentu yang akan diasesmen kembali (Siregar
dan Amalia, 2003).
C. Hipertensi
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi apabila tekanan darah sistolik
≥140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg, atau jika pasien menggunakan
obat antihipertensi. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan berdasarkan
penyebabnya yaitu hipertensi esensial atau hipertensi primer yang disebabkan
oleh faktor genetika, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem
renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular,
serta faktor-faktor yang meningkatkan risiko (obesitas, akohol, merokok, serta
polisitemia) di mana terdapat 95% kasus. Dan hipertensi sekunder atau hipertensi
renal di mana diketahui penyebab spesifiknya yaitu penggunaan estrogen,
penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, dan
sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi kehamilan, dan
sebagainya di mana terdapat 5% kasus (Mansjoer, Triyanti, Savitri, Wardhani, dan
Setiowulan, 2001).
Tatalaksana hipertensi dengan obat antihipertensi yang dianjurkan :
a. Diuretik : hidroklorotiazid dengan dosis 12,5- 50 mg/ hari
b. Penghambat ACE/ penghambat Reseptor angiotensin II : captopril 25-100
mmHg
c. Penghambat kalsium yang bekerja panjang-nifedipin 30-60 mg/hari
d. Penghambt reseptor beta : propanolol 40-160 mg/hari
e. Agonis reseptor alpha central (penghambat simpatis) : reserpin 0,05 -0,25
mg/hari
f.
Terapi kombinasi antara lain:
1. Penghambat ACE dengan diuretik
2. Penghambat ACE dengan penghambat kalsium
3. Penghambat reseptor beta dengan diuretik
4. Agonis reseptor alpha dengan diuretik
(Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2006).
Tabel I. Tabel Penggolongan Obat Oral Antihipertensi menurut JNE VII
GOLONGAN OBAT (NAMA DAGANG) DOSIS LAZIM FREKUENSI LAZIM Per hari (mg/hari)
Thiazida diuretika klorothiazid (Diuril) 125-500 1-2 klortalidon (generik) 12,5-25 1 hidroklorothiazida
(Microzide, HydroDIURIL) 12,5-50 1
polithiazida (Renese) 2-4 1
indapamida (Lozol) 1,25-2,5 1
metolazon (Mykrox) 0,5-1 1
11
Loopdiuretika bumetanida (Bumex) 0,5-2 2
furosemida (Lasix) 20-80 2
torsemida (Demadex) 2,5-10 1
Penghemat kalium diuretika amilorida (Midamor) 5-10 1-2
triamterene (Dyrenium) 50-100 1-2 Aldosteron reseptor bloker eplerenon (Inspra) 50-100 1
spironolakton (Aldactone) 25-50 1
Beta bloker atenolol (Tenormin) 25-100 1
betaxolol (Kerlon) 5-20 1
bisoprolol (Zebeta) 2,5-10 1
metoprolol (Lopressor) 50-100 1-2 metoprololextended release
(Toprol XL) 50-100 1
nadolol (Corgard) 40-120 1
propanolol (Inderal) 40-160 2 propanolollong-acting
(Inderal LA) 60-180 1
timolol (Blocadren) 20-40 2
Beta bloker dengan aktivitas
intrinsik simptomimetik asebutolol (Sectral) 200-800 2
penbutolol (Levatol) 10-40 1
pindolol (generik) 10-40 2
Kombinasi Alfa dan Beta
bloker karvedilol (Coreg) 12,5-50 2
labetalol (Normodyn,
Trandate) 200-800 2
ACE inhibitor benazepril (Lotensin) 10-40 1
kaptopril (Capoten) 25-100 2
enalapril (Vasotec) 5-40 1-2
fosinopril (Monopril) 10-40 1 lisinopril (Prinivil, Zetril) 10-40 1
meoxipril (Univask) 7,5-30 1
perindopril (Aceon) 4-8 1
kuinapril (Accupril) 10-80 1
ramipril (Altace) 2,5-10 1
Tandolapril (Mavik) 1-4 1
Angiotensin II antagonis kandesartan (Atacand) 8-32 1 eprosartan (Teveten) 400-800 1-2 irbesartan (Avapro) 150-300 1
losartan (Cozaar) 50-100 1
olmesartan (Benicar) 20-40 1
telmisartan (Micardis) 40-80 1
valsartan (Diovan) 80-320 1-2
CCBs – nondihidropiridin diltiazemextended release (Cardizem CD, Dilacor XR,
Tiazac) 180-420 1
diltiazemextended release
(Cardizem LA) 120-540 1
verapamilimmediate
release(Calan, Isoptin) 80-320 2 verapamillong acting
(Calan SR, Isoptin SR) 120-480 1-2 verapamil (Coer, Covera
HS, Verelan PM) 120-360 1
CCBs – dihidropiridin amlodipin (Norvask) 2,5-10 1
felodipin (Plendil) 2,5-20 1
isradipin (Dynacirc CR) 2,5-10 2 nikardipin SR (Cardene) 60-120 2 nifedipin LA (Adalat CC,
Procardia XL) 30-60 1
nisoldipin (Sular) 10-40 1
Alfa-1blocker doksazosin (Cardura) 1-16 1
prazosin (Minipress) 2-20 2-3
terazosin (Hytrin) 1-20 1-2
Agonis α2 sentral dan obat
bekerja sentral lainnya klonidin (Catapres)klonidin patch (Catapres- 0,1-0,8 2
TTS) 0,1-0,3 1 setiap miggu
metildopa (Aldomet) 250-1000 2 reserpin (generik) 0,1-0,25 1
guanfasin (Tenex) 0,5-2 1
Vasodilator (langsung) hidralazin (Apresoline) 25-100 2 minoksidil (Loniten) 2,5-80 1-2