PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MINAT SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(STUDI PADA SISWA SMK BISNIS DAN MANAJEMEN DI KOTA SIBOLGA KELAS XII JURUSAN AKUNTANSI)
TESIS
Oleh
ILHAM HIDAYAH NAPITUPULU 077017044/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MINAT SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(STUDI PADA SISWA SMK BISNIS DAN MANAJEMEN DI KOTA SIBOLGA KELAS XII JURUSAN AKUNTANSI)
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ILHAM HIDAYAH NAPITUPULU
077017044/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MINAT SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(STUDI PADA SISWA SMK BISNIS DAN MANAJEMEN DI KOTA SIBOLGA KELAS XII JURUSAN AKUNTANSI)
Nama Mahasiswa : Ilham Hidayah Napitupulu Nomor Pokok : 077017044
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Dra.Sri Mulyani, MBA, Ak )
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa, B,M.Sc)
Telah diuji pada
Tanggal : 28 Mei 2009
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak
Anggota : 1. Dra. Srimulyani, MBA, Ak
2. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak
3. Drs Hasan Sakti Siregar, M.Si,Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
“Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat
Pemahaman Pelajaran Akuntansi dengan Minat Siswa Sebagai Variabel Moderating
(studi pada siswa SMK bisnis dan manajemen di kota Sibolga kelas XII jurusan
akuntansi)”
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, 28 Mei 2009
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
Dalam dunia pendidikan banyak hal yang membuat siswa dapat memahami pelajaran yang disampaikan oleh pengajar. Kecerdasan Intelektual saja tidak mampu untuk dapat dihandalkan dalam memahami pelajaran, namun saat ini sudah berkembang kepada Kecerdasan Emosional seorang siswa untuk mampu memahami pelajaran dan dimana Minat sebagai variabel moderating juga dibutuhkan, terutama untuk pelajaran akuntansi yang selama ini banyak siswa yang mengatakan bahwa akuntansi sulit untuk dipelajari. Ketiga variabel inilah dianggap mampu untuk mendukung tingkat pemahaman pelajaran akuntansi seorang siswa, dengan demikian penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat pengaruh kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional siswa serta minat siswa sebagai moderasi dalam memahami pelajaran akuntansi, terutama pada siswa yang berada di kota sibolga.
Populasi dalam peneliitan ini adalah siswa SMK Bisnis dan Manajemen jurusan akuntansi yang ada di kota Sibolga berjumlah 209 siswa, namun yang dapat dijadikan sampel sebanyak 142 siswa dengan tingkat kepercayaan yang diambil sebesar 95%. Penelitian ini digunakan hubungan kausal dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square), pembahasan digunakan dua rumusan masalah, yang pertama pengujian variabel independen dilakukan tanpa variabel moderating dan pengujian kedua dilakukan seluruh variabel independen bersamaan dengan variabel moderating.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Hipotesis satu secara simultan menujukkan seluruh variabel Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi, namun secara parsial hanya kecerdasan intelektual saja yang mempunyai pengaruh. Untuk hipotesis dua diperlihatkan hal yang sama, yaitu secara simultan seluruh variabel independen dan moderating mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi, bila dilihat hasil pengujian secara parsial, hanya kecerdasan intelektual saja yang mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi. Variabel moderating minat siswa tidak mampu sebagai moderasi antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi, sebagaimana diperlihatkan dari hasil uji bahwa moderating ini tidak mempunyai nilai yang kuat atau tidak signifikan.
ABSTRACT
Educational many things makes pupils quite understand bout lesson which explained by teacher or tutor. IQ not enough tracing the lesson and now days EQ has been growth for a pupil to understand the lesson and desire as a variable moderating which been required especially accounting where this mentioned by pupils is the most difficult lesson being understood. The third variable is considered able to support the level of the understanding to accounting lesson for a pupil. This research being done to prove the IQ and the EQ and their desire as moderation in understanding accounting especially for pupils who live and learn in city of Sibolga.
Population in this research is all the pupils of SMK Bisnis dan Manajemen in accounting program in the city such 209 person but only 142 being responding with trust level taken 95%. This research uses the causal related by using Ordinary Least Square (OLS), discussion done in two ways, first by Variable Independent Test which being done without variable moderating and the second by Entire Variable Independent with Variable moderating.
The result of this research shows that first hypothesis by simultan could show entire variable of IQ and EQ posses an effect to the understanding level in accounting but by partial only the IQ posses it. For the second hypothesis show the same by simultan of Entire variable independent moderating posses effect to the understanding level in accounting, anyway if being seen by partial test there is only IQ posses an effect to the understanding level in accounting. Variable moderating desire of pupils not able as moderation amongst IQ and EQ to understanding in accounting, as shown of tests that moderating posses no strong value or not too significant.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan syukur Alhamdullilah kepada Allah SWT dengan Rahmat, Hidayah, Karunia dan Anugrah yang diberikan-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi dengan Minat Siswa Sebagai Variabel Moderating” untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar Magister Sains, pada Program Magister Ilmu Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan, kendala dan hambatan. Akan tetapi berkat bantuan bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H,Sp.A.(K), Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak., selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan arahan, kritikan, yang sangat membantu sehingga tesis ini selesai dibuat oleh penulis.
5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
6. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
7. Bapak Idhar Yahya, M.Si., Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
8. Teristimewa buat Ayahanda tersayang Abdul Hasan Napitupulu (Alm) dan Ibunda tercinta Masni br Siregar terima kasih atas doa yang dipanjatkan, keridoan dan keikhlasannya serta ketulusan hatinya sehingga saya dapat menyelesaikan jenjang Strata Dua.
9. Rekan–Rekan Bagian Administrasi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Bang Ary, Kak Dory, Kak Yusna, Bang Dedi, Kak Juli, dan rekan rekan lainnya terima kasih buat kebaikannya, bantuannya, serta perhatiannya selama penulis menyelesaikan Pendidikan Magister di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
11. Rekan rekan kerja di PT AQUAFARM NUSANTARA, (Idham Cahyadi, Endang Kurniati, Hery Tambunan, Ferry Manik, Dhana Yudhistira, Andriyan, Risdianto, Afriani dan Misrianto) yang telah banyak memberikan bantuannya, terima kasih buat kerjasamanya, sehingga hubungan baik tetap terbina abadi selamannya.
12. Rekan rekan mahasiswa Angkatan XIII terima kasih buat bantuannya, perhatiannya dan kebersamaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tesis ini pada masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa dan mahasiswi.
Medan, M e i 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……… i
ABSTRACT ……… ii
KATA PENGANTAR ……… iii
RIWAYAT HIDUP ………. vi
DAFTAR ISI ………. viii
DAFTAR TABEL ……….. x
DAFTAR GAMBAR ………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ……….. 1
1.2. Rumusan Masalah ………. 4
1.3. Tujuan Penelitian………... 4
1.4. Manfaat Penelitian………. 4
1.5. Originalitas ……… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 7
2.1. Landasan Teori……….. 7
2.1.1. Kecerdasan Intelektual ………... 7
2.1.2. Kecerdasan Emosional……… 11
2.1.3. Minat Siswa ……….. 13
2.1.4. Pemahaman Akuntansi……… 15
2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping) ..……… 16
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ………. 18
3.1. Kerangka Konseptual ……… 18
3.1.1. Hubungan Kecerdasan Intelektual dengan Pemahaman Akuntansi ………. 19
3.1.2. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Pemahaman Akuntansi……….. 20
3.1.3. Hubungan Minat Terhadap Pemahaman Akuntansi………. 21
3.2. Hipotesis Penelitian ……….. 21
BAB IV METODE PENELITIAN ……… 22
4.1. Rancangan Penelitian ……… 22
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 23
4.3. Populasi dan Sampel ………... 23
4.4. Metode Pengambilan Data ……… 24
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel………… 24
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .……… 32
5.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian……… 32
5.2. Deskripsi Responden ………. 33
5.3. Statistik Deskriptif ……… 34
5.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen ………. 36
5.4.1. Uji Validitas ……….. 36
5.4.2. Uji Reliabilitas ……….. 37
5.5. Uji Asumsi Klasik ……….. 38
5.5.1. Uji Normalitas Data ………. 39
5.5.2. Uji Multikolonieritas ………. 41
5.5.3. Uji Heteroskedastisitas ………. 42
5.5.4. Uji Autokorelasi ………. 44
5.6. Pembahasan Hasil Penelitian… ………. 45
5.6.1. Pembahasan Hipotesis Satu ………. …. 45
5.6.2. Pembahasan Hipotesis Dua………... 48
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ……… 55
6.1. Kesimpulan ……… 55
6.2. Keterbatasan Penelitian ………. 57
6.3. Saran …….……… 58
DAFTAR PUSTAKA ……….. 60
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1.1. : Konsepsi Awam dan Konsepsi Ahli ………. 9
2.2.1. : Daftar Penelitian Terdahulu ……… 17
4.5.1. : Definisi Operasional Variabel ………. 27
5.2.1. : Deskripsi Responden ………... 33
5.3.1. : Deskripsi Variabel ……… 34
5.4.1. : Nilai Cronbach’s Alpha Variabel Kecerdasan Emosional (X2) ……… 38
5.4.2. : Nilai Cronbach’s Alpha Variabel Minat Siswa (X3) ……… 38
5.5.1. : Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Simirnov ……….………. 41
5.5.2. : Uji Multikolonieritas ……….……….………. 42
5.5.3. : Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ……….……… 43
5.5.4. : Uji Autokorelasi ……….………. 44
5.6.1. : Koefisien Determinasi Hipotesis Satu ……… ……. 45
5.6.2. : Uji F atau Uji Simultan Hipotesis Satu………. ….... 46
5.6.3. : Uji t atau Uji Parsial Hipotesis Satu……….…. 47
5.6.4. : Koefisien Determinasi Hipotesis Dua………. ….. 49
5.6.5. : Uji F atau Uji Simultan Hipotesis Dua……… …. 50
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
I : Data Penerimaan Siswa Tahun 2008 ……… 62
II : Deskripsi Responden ………..……… 63
III : Frekuensi Pertanyaan Variabel Minat ……… 64
IV : Uji Validitas dan Reliabilitas Kecerdasan Emosional ………… 65
V : Uji Validitas dan Reliabilitas Minat ………..………… 67
VI : Uji Asumsi Klasik ... .……….……… 69
VII : Pembahasan Hipotesis Satu ……….. 72
VIII : Pembahasan Hipotesis Dua ………... 73
IX : Daftar Kumulatif Nilai Siswa ……… 74
X : Tabulasi Kuesioner Kecerdasan Emosional ……… 78
XI : Tabulasi Kuesioner Minat Siswa ………. 84
XII : Daftar Nilai Akuntansi ……….. 87
XIII : Daftar Nama Pelajaran Akuntansi ……….. 91
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Dalam dunia pendidikan banyak hal yang harus diperhatikan untuk
menciptakan siswa yang berkualitas yang dapat memahami pelajaran yang diberikan
oleh guru, terutama dalam hal sistem pengajaran yang disampaikan oleh pengajar di
ruangan dan bobot pelajaran yang disampaikan. Dari apa yang disampaikan oleh
pengajar, kecerdasan yang dimiliki oleh siswa sangat mempengaruhi bagaimana suatu
materi yang disajikan dapat dipahami dan diminati, terutama kecerdasan intelektual
(Intelligence Quotient) dan kecerdasan emosional (Emotional Quotient). Saat ini
penilaian terhadap seseorang untuk dapat bersaing di dunia kerja tidak lagi hanya
berdasarkan kecerdasan intelektual yang dimiliki, namun saat ini penilaian itu telah
bertambah, yaitu telah diperhatikannya kecerdasan emosional seseorang.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemampuan intelegensi siswa dalam
memahami pelajaran akuntansi dan pengelolaan perasaannya, kemampuan untuk
memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustrasi,
kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur
suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang
lain. Selama ini Akuntansi sangat dipandang kurang menarik oleh banyak kalangan
membosankan. Sebagaimana penelitan dasar yang dilakukan terhadap pandangan
siswa terhadap pelajaran akuntansi, dari 142 siswa yang menanggapi atas pertanyaan
mengenai sulit atau tidaknya pelajaran akuntansi, hanya 4,9 % siswa yang
mengatakan akuntansi itu tidak sulit. Berdasarkan data dari Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah khusus
kejuruan, siswa yang memilih jurusan akuntansi jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan jurusan lain yang disediakan oleh sekolah menengah kejuruan bisnis dan
manajemen yang ada di kota sibolga. Jumlah siswa yang masuk Sekolah Menengah
Kejuruan Bisnis dan Manajemen tahun 2008 di kota Sibolga sebanyak 646 siswa dan
yang memilih jurusan akuntansi mencapai 46,90 % (lampiran I), ada hal yang
bertolak belakang dari apa yang dikatakan siswa dengan jumlah siswa yang ingin
memasuki jurusan akuntansi, dengan demikian dapat dikatakan ada faktor lain yang
mempengaruhi siswa memilih jurusan akuntansi.
Sebagaimana yang disampaikan Djaali (2008) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi peserta didik untuk mampu mendukung kemampuan siswa memahami
pelajarannya, adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah Motivasi, Sikap,
Minat, Kebiasaan Belajar, dan Konsep Diri. Faktor pendukung ini salah satunya dapat
digunakan untuk mendukung kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional siswa,
yaitu “Minat” dengan alasan bahwa “Minat” mempunyai kekuatan tersendiri untuk
mendukung kecerdasan siswa. Jika seorang siswa mempunyai minat yang kuat akan
diperkirakan pemahaman akuntansinya juga sangat baik walaupun selama ini
Dari hasil beberapa peneliti terdahulu Rissyo (2006) mengatakan secara
simultan komponen kecerdasan emosional saling memiliki pengaruh dan sinkronisasi,
namun bila dilihat secara parsial hanya ada beberapa komponen yang saling
berpengaruh, yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, dan motivasi. Pengaruh
kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi menunjukkan bahwa
kesemua komponen kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat pemahaman akuntansi baik secara parsial maupun secara simultan.
Nuraini (2007) menguji komponen kecerdasan emosional terdiri dari
pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.
Pengujian secara parsial, komponen kecerdasan emosional yang terdiri dari
pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi dan minat belajar, mempunyai pengaruh
yang positif dan yang berpengaruh negatif ditunjukkan oleh empati serta
keterampilan sosial. Pengujian secara simultan, kecerdasan emosional dan minat
belajar secara statistis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
Dengan adanya perbedaan dari kedua peneliti ini, maka peneliti akan
membuktikan apakah untuk kalangan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan
mempunyai persamaan atau perbedaan dari hasil uji yang dilakukan mereka.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dengan ini peneliti merumuskan
1. Apakah Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman pelajaran Akuntansi pada siswa SMK di Sibolga ?
2. Apakah minat siswa berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman pelajaran
akuntansi pada siswa SMK di Sibolga ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran Akuntansi secara parsial dan
simultan pada siswa SMK di Sibolga.
2. Untuk mengetahui apakah minat siswa berpengaruh terhadap hubungan antara
kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman
pelajaran akuntansi pada siswa SMK di Sibolga.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi objek penelitian yang
dilakukan terutama bagi pengajar untuk bisa menyesuaikan kepada tingkat
pribadi. Penelitian ini juga dapat melihat sejauh mana minat siswa dalam mempelajari
Ilmu Akuntansi terutama pada minat siswa yang ada di kota Sibolga.
1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari peneliti terdahulu, yaitu Rissyo
Melandy RM dan Nurna Aziza (2006), hasil penelitian mereka sebagaimana tertera
dalam daftar penelitian terdahulu.
Adapun perbedaan penelitian ini terhadap peneliti terdahulu adalah :
a. Variabel yang diuji dibedakan, pada peneliti terdahulu menguji variabel
independen hanya satu, yaitu kecerdasan emosional saja dengan menggunakan
indikator dari komponen kecerdasan emosional dan indikator ini akan menjadi
independen sedangkan pada penelitian ini variabel independen ditambah dengan
variabel kecerdasan intelektual. Variabel kecerdasan emosional yang diuji pada
peneliti terdahulu adalah komponen dari kecerdasan emosional, namun pada
penelitian ini tidak melakukan pengujian satu per satu komponen kecerdasan
emosional, namun komponen kecerdasan emosional akan digabungkan
pengujiannya, dengan demikian pengujian penelitian yang nantinya dilakukan
atas variabel kecerdasan emosional merupakan satu bagian atau parsial tidak
seperti peneliti terdahulu, dimana kecerdasan emosional merupakan gabungan
b. Variabel moderating yang diambil adalah “Minat Siswa”, sementara pada
penelitian sebelumnya adalah “Kepercayaan Diri”.
c. Populasi dan Sampel yang diambil adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi yang ada di Kota Sibolga, sementara pada
penelitian terdahulu Populasi dan Sampelnya adalah Mahasiswa tiga Universitas
di pulau Sumatera, yaitu Universitas Andalas di Padang, Universitas Sriwijaya di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kecerdasan Intelektual
Intelektual merupakan kecerdasan intelegensia yang diuji dari hasil tes
kemampuan dalam menyelesaikan suatu problem yang biasanya diaplikasikan dalam
angka-angka dan sejenisnya yang biasa dilakukan dalam dunia pendidikan dan hasil
dari tes itu akan diberi nilai, maka nilai itulah dijadikan ukuran kemampuan
intelektual seseorang.
Binet dan Theodore (Azwar, 2006) mendefinisikan intelegensi sebagai suatu
kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu : a) Kemampuan untuk
mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, b) Kemampuan untuk mengubah
arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan c) Kemampuan untuk
mengeritik diri sendiri (Azwar, 2006). Sejalan dengan hal itu, David Wecshler
mendefinisikan intelegensia sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang
untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi
lingkungannya dengan efektif.
Stoddard (Azwar, 2006) menyebut intelegensi sebagai bentuk kemampuan
untuk memahami masalah-masalah, dengan cirri-ciri (a) mengandung kesukaran, (b)
baik dalam artian bahwa individu yang inteligen mampu menyerap kemampuan baru
dan memadukannya dengan kemampuan baru dan memadukannya dengan
kemampuan yang sudah dimiliki untuk kemudian digunakan dalam menghadapi
masalah, (c) abstrak, yaitu mengandung simbol-simbol yang memerlukan analisis dan
interpretasi, (d) ekonomis, yaitu dapat diselesaikan dengan menggunakan proses
mental yang efisien dari penggunaan waktu, (e) diarahkan pada suatu tujuan, yaitu
bukan dilakukan tanpa maksud melainkan mengikuti suatu arah atau target yang jelas,
(f) mempunyai nilai sosial, yaitu cara dan hasil pemecahan masalah dapat diterima
oleh nilai dan norma sosial, dan g) berasal dari sumbernya, yaitu pola fikir yang
membangkitkan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru dan lain.
Stenberg (Azwar, 2006) menemukan bahwa konsepsi orang awam mengenai
intelegensi mencakup tiga faktor kemampuan utama, yaitu (a) kemampuan
memecahkan masalah-masalah praktis yang berciri utama adanya kemampuan
berfikir logis, (b) kemampuan verbal (lisan) yang berciri utama adanya kecakapan
berbicara dengan jelas dan lancar, dan (c) kompetensi sosial yang berciri utama
adanya kemampuan untuk menerima orang lain sebagaimana adanya.
Faktor-faktor dasar dalam konsepsi Awam dan konsepsi Ahli mengenai
Tabel 2.1.1. : Konsepsi Awam dan Konsepsi Ahli
Konsepsi Awam Konsepsi Ahli
Kemampuan Praktis untuk Pemecahan Masalah :
1. Nalar yang baik.
2. Melihat hubungan di antara ber-bagai hal.
3. Melihat aspek permasalahan secara menyeluruh.
4. Fikiran terbuka.
Kemampuan Verbal :
1. Berbicara dengan artikulasi yang baik dan fasih.
2. Berbicara lancar.
3. Punya pengetahuan di bidang tertentu.
Kompetensi Sosial :
1. Menerima orang lain seperti ada-nya.
2. Mengakui kesalahan.
3. Tertarik pada masalah sosial. 4. Tepat waktu bila berjanji.
Kemampuan memecahkan masalah : 1. Mampu menunjukkan
pengetahu-an mengenai masalah ypengetahu-ang dihadapi.
2. Mengambil keputusan tepat.
3. Menyelesaikan masalah secara optimal.
4. Menunjukkan fikiran jernih.
Intelegensia Verbal : 1. Kosakata baik.
2. Membaca dengan penuh pema-haman.
3. Ingin tahu secara intelektual. 4. Menunjukkan keingintahuan.
Intelegensia Praktis : 1. Tahu situasi.
2. Tahu cara mencapai tujuan. 3. Sadar terhadap dunia sekeliling. 4. Menunjukkan minat terhadap
du-nia luar.
Intelegensi orang berbeda-beda, hal ini karena ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya, antara lain adalah (Djaali, 2008) :
a. Faktor bawaan, di mana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
c. Faktor Pembentukan, dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat dibedakan antara pembentukan dengan sengaja atau bukan, seperti pembentukan disengaja, yaitu karena sekolah dan pembentukan yang tidak disengaja, seperti pengaruh lingkungan sekitar.
d. Faktor Kematangan, di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. e. Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu
dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan diperlihatkannya lima faktor ini, maka kecerdasan seseorang tidak
bisa dilihat dari satu sudut pandang saja, melainkan kelima faktor ini saling
keterkaitan, untuk itu, kecerdasan siswa banyak faktor membuat mereka memahami
akuntansi. Uraian sebelumnya dapat disimpulkan juga, bahwa kecerdasan intelektual
itu dipengaruhi dua faktor, yaitu yang pertama faktor hereditas, dimana semenjak
dalam kandungan anak telah mempunyai sifat yang menentukan kerja intelektualnya.
Yang kedua adalah faktor lingkungan, karena lingkungan sangat penting peranannya
juga akan mendorong dia untuk mengembangkan sifat intelektualnya yang dibawa
sejak dia lahir, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga yang sangat dominan
mempengaruhinya.
Disesuaikan dengan kesimpulan yang ada, maka dapat ditarik garis lurus
bahwa nilai ujian siswa yang dituangkan dalam hasil evaluasi dalam raport dapat
dijadikan salah satu alat uji untuk mengetahui siswa itu mempunyai kemampuan
2.1.2. Kecerdasan Emosional
Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan
membaca, menulis dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan angka yang
menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan
seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis. Emosi adalah hal begitu saja
terjadi dalam hidup, menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, cinta, senang,
benci, antusias, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon dari
peristiwa yang terjadi. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana respon siswa
menerima pelajaran akuntansi dari sistem pengajaran yang dilakukan di sekolah
mereka dan bagaimana pula respon mereka terhadap akuntansi ke depan, sehingga
mereka merasa tertarik untuk meneruskan pendidikan mereka ke perguruan tinggi
mengambil jurusan Akuntansi.
Komponen kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman (David dan
Richard, 2007) terdapat tujuh elemen yang membentuk kecerdasan emosional (EQ)
seseorang, yaitu :
a. Kesadaran diri – kesadaran terhadap perasaan sendiri dan kemampuan untuk mengenali dan mengelola perasaan itu.
b. Elastisitas emosional – kemampuan untuk berkinerja secara baik dan konsisten diberbagai situasi dan tekanan.
c. Motivasi – Dorongan dan energi yang ada pada anda untuk mencapai hasil, menyeimbangkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dan mengupayakan cita-cita anda walaupun menghadapi aneka tantangan dan penolakan.
dalam berinteraksi dengan mereka dan dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi mereka.
e. Pengaruh – kemampuan untuk membujuk orang lain agar mengubah sudut pandang mereka terhadap suatu masalah, persoalan, atau keputusan.
f. Tanggap – kemampuan untuk menggunakan wawasan dan interaksi untuk sampai pada, dan menerapkan, keputusan saat dihadapkan dengan informasi yang ambigu atau tidak lengkap.
g. Tanggungjawab dan Integritas – kemampuan untuk menunjukkan komitmen terhadap suatu tindakan saat menghadapi tantangan, dan untuk bertindak secara konsisten dan sesuai dengan persyaratan etika yang dipahami.
Dari tujuh elemen yang dikemukakan sebelumnya, David dan Richard (2007)
menyimpulkan :
a. Pendorong. Elemen yang memotivasi dan mendorong perilaku kita (yakni, Motivasi).
b. Pembatas. Aspek kecerdasan emosional yang mengendalikan perilaku kita (yakni, tanggung jawab dan integritas).
c. Pembisa. Aspek kecerdasan emosional yang membantu menyeimbangkan pendorong dan pembatas, dan membantu mencapai kinerja keseluruhan (yaitu: sensitivitas antar pribadi, tanggap, elastisitas emosional, kesadaran diri, dan pengaruh).
Dari kesimpulan di atas, dapat digambarkan model kecerdasan emosional ;
Gambar 2.1.1. : Diagram Kecerdasan Emosional
PEMBISA
KINERJA
PENDORON
G
PEMBATAS
Melihat ketujuh eleman kecerdasan emosional yang ada, jelas bahwa
Kecerdasan Emosional lebih dari sekedar bersikap “lunak” dan “lembut”. Kecerdasan
Emosional memiliki elemen-elemen “keras” (non-antarpribadi, seperti motivasi dan
tanggap). Ide dan implikasi baru yang dibawa oleh ketujuh tersebut ialah kebutuhan
untuk menyeimbangkan perilaku “keras” dan “lunak” yang tampak bertentangan itu.
2.1.3. Minat Siswa
Sebagaimana telah digambarkan pada latar belakang penelitian, minat
merupakan pilihan penulis yang digunakan sebagai pendukung kecerdasan intelektual
dan kecerdasan emosional, jika seorang siswa mempunyai minat yang kuat akan
diperkirakan pemahaman akuntansinya juga sangat baik. Minat adalah
“kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan keinginan” (KBBI,
2002). Minat adalah variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya prestasi
atau cita-cita yang diharapkan, bahwa belajar dengan minat akan lebih baik dari pada
belajar tanpa minat. Minat siswa merupakan suatu keinginan yang tidak dapat
dipaksakan oleh siapapun untuk melakukan apa yang disukanya, Minat disini adalah
keinginan siswa yang benar-benar datang dari dasar hatinya untuk mempelajari
akuntansi dan minat siswa untuk memperdalam pelajaran akuntansi, tetapi terkadang
minat itu diperkenalkan kepada mereka terlebih dahulu, sehingga mereka
Jika belajar disamakan dengan sebuah pekerjaan, maka akan terlihat bahwa
pekerjaan yang didasari oleh minat seorang pekerja, hasilnya akan telihat lebih baik
bila dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai minat terhadap pekerjaan
yang dikerjakannya. Ada teori yang mengatakan bahwa minat dapat dibagi menjadi
enam jenis (Djaali, 2006), sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :
a. Realistis
Orang yang realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat, dan sering sangat atletis, memiliki koordinasi otot yang baik dan trampil. Akan tetapi, ia kurang mampu menggunakan medium komunikasi verbal dan kurang memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, pada umumnya mereka kurang menyenangi hubungan sosial, cenderung mengatakan bahwa mereka senang dengan masalah yang konkret dibanding abstrak, menduga diri sendiri sebagai agresif, jarang melakukan kegiatan kreatif dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, tetapi suka membuat sesuatu dengan bantuan alat.
b. Investigatif
Orang yang investigatif termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Umumnya berorientasi pada tugas, instrospektif, dan sosial, lebih menyukai memikirkan sesuatu daripada melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam, menyukai tugas-tugas yang tidak pasti, suka bekerja sendirian, kurang pemahaman dalam kepemimpinan akademik dan intelektualnya, menyatakan diri sendiri sebagai analis, selalu ingin tahu, bebas, dan bersyarat, dan kurang menyukai pekerjaan yang berulang.
c. Artistik
Orang artistik menyukai hal-hal yang terstruktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat kreatif dalam bidang seni dan musik.
d. Sosial
dengan perasaan, menyukai kegiatan menginformasikan, melatih dan mengajar.
e. Enterprising
Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal untuk berdagang, memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya diri, dan umumnya sangat aktif.
f. Konvensional
Orang konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapi menghindari situasi yang tidak menentu, menyatakan diri orang yang setia, patuh, praktis, tenang, tertib, efisien, mereka mengidentifikasi diri dengan kekuasaan dan materi.
Dari enam jenis minat yang dijelaskan secara rinci, dapat dikatakan bahwa
minat mempunyai unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pemilihan
pekerjaannya, pengerahan perasaan, seleksi, dan kecenderungan hati. Minat dapat
diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai
suatu hal daripada hal lain, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam
suatu aktivitas. Minat bukan bawaan dari lahir, melainkan didapat dari apa yang ia
lihat, rasakan dan apa yang ia peroleh. Minat yang telah disadari terhadap bidang
pelajaran, seperti akuntunsi, mungkin sekali menjaga pikirannya, sehingga dia bisa
menguasai pelajaran itu. Jika pada awalnya ia memperoleh keberhasilan mempelajari
akuntansi, maka itu akan menambah minat seorang siswa untuk terus
2.1.4. Pemahaman Akuntansi
Yang dikatakan pemahaman adalah cara bagaimana seseorang memiliki
kemampuan untuk mengerti dan mengetahui sesuatu yang disampaikan terutama pada
pelajaran akuntansi yang disampaikan oleh pengajar. Ukuran pemahaman ini adalah
adanya respon dari siswa terhadap sistem pengajaran yang dilakukan dalam kelas dan
menjadi siswa yang aktif terhadap pelajaran akuntansi dan juga dapat
mengembangkan pelajaran itu, biasanya ada soal yang diberikan berbentuk teori yang
bukan berupa angka.
Pemahaman juga dilihat dari hasil siswa yang telah dievaluasi oleh pengajar
mata pelajaran akuntansi dan akan dilihat juga dari nilai jawaban siswa terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti pada siswa. Dengan demikian dapat diberi
suatu kesimpulan, bahwa pemahaman akuntansi ini memiliki tujuan, yaitu :
a. Pemahaman pengetahuan akuntansi tanpa menimbulkan kekeliruan tentang arti
akuntansi. Artinya jangan sampai siswa mempunyai wawasan yang sempit
mengenai ruang lingkup akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun sebagai
bidang pekerjaan.
b. Menanamkan sifat positif terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup luas
c. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam praktik bisnis atau
organisasi lain yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi
keuangan.
2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping)
Penelitian ini sebelumnya sudah ada yang melakukan, seluruh penelitian ini
selalu mengacu pada mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Dalam kesempatan ini,
peneliti ingin melakukan penelitian pada Sekolah Menengah Kejuruan, dimana
peneliti ingin mengetahui minat siswa dalam merespon pelajaran akuntansi.
Tabel 2.2.1. : Daftar Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Dari rumusan masalah yang telah dibuat, dapat digambarkan kerangka konsep
dalam penulisan ini, sebagai dasar pemikiran untuk mengujinya, yaitu :
Gambar 3.1.1. : Diagram Kerangka Konseptual Pengujian Hipotesis Satu
Gambar 3.1.2. : Diagram Kerangka Konseptual Pengujian Model Hipotesis Dua I Q
(X1)
EQ (X2)
PEMBATAS PENDORONG
PEMBISA
PEMAHAMAN AKUNTANSI
(Y)
I Q (X1)
PEMAHAMAN AKUNTANSI
(Y) MINAT
(X3)
EQ (X2)
PEMBATAS PENDORONG
Deskripsi Model :
Variabel Independen ada dua, yaitu : IQ (X1) dan EQ (X2), serta variabel
moderating ada satu, yakni Minat Siswa (X3). Variabel independen X2 diukur melalui
tiga indikator, yaitu Pembisa, Pendorong dan Pembatas sebagaimana dijelaskan pada
teori sebelumnya.
Pengujian yang dilakukan pada gambar 3.1.1, variabel X1 dan X2 secara
bersama-sama diuji terhadap Y sebelum dimasukkan variabel moderating, pengujian
ini berfungsi untuk melihat hubungan variabel independen sebelum ada pengaruh
variabel Minat
Pengujian yang dilakukan pada gambar 3.1.2, variabel X1 dan X2 diuji
terhadap Y dan bersamaan dengan variabel moderating (X3), untuk melihat variabel
X1 dan X2 mempunyai pengaruh signifikan atau tidak signifikan jika dilakukan
sejalan dengan variabel moderating.
3.1.1. Hubungan Kecerdasan Intelektual dengan Pemahaman Akuntansi
Kecerdasan intelektual seorang siswa akan mempengaruhi bagaimana ia akan
memahami suatu pelajaran, begitu juga halnya dengan siswa yang memahami
akuntansi. Kenaikan kecerdasan intelektual seorang siswa akan menaikkan
kemampuan seorang siswa untuk memahami pelajaran akuntansi, dengan demikian
jika siswa mempunyai kecerdasan maka ia akan mampu menjawab ujian yang
intelektual ini digunakan nilai rapor siswa secara keseluruhan, dan untuk pemahaman
akuntansi diambil dari nilai rapor siswa yang hanya berhubungan dengan akuntansi.
3.1.2. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Pemahaman Akuntansi
Selain dari pada kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh seorang siswa,
kecerdasan emosional juga akan dilihat apakah mempengaruhi siswa itu untuk dapat
memahami mata pelajarannya, terutama pelajaran akuntansi. Alasannya karena emosi
mempunyai kekuatan tersendiri mempengaruhi jiwa seseorang, dengan demikian
kekuatan dari komponen keceradasan emosional, seperti kesadaran diri, elastisitas
emosional, motivasi, sensitivitas antar pribadi, pengaruh, tanggap dan tanggungjawab
dan integitas sangat mencuat pada diri seseorang dalam kehidupannya sehari-hari di
lingkungannya, dengan demikian semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional
seorang siswa, maka akan mendukung kemampuan siswa untuk memahami pelajaran
akuntansi yang disampaikan oleh pengajar.
Dari tujuh komponen kecerdasan emosional yang ada, David dan Richard
(2007) menyimpulkan menjadi tiga bagian saja, dan itu akan menjadikan indikator
pada variabel kecerdasan emosional, yaitu pendorong, pembatas dan pembisa.
Dengan demikian, pengujian yang dilakukan bukan lagi dilihat dari tujuh komponen
yang ada, melainkan akan diuji dengan menggunakan tiga indikator tersebut. Dari
ketiga indikator ini juga dilakukan pengujiannya secara serentak bukan juga
3.1.3. Hubungan Minat Terhadap Pemahaman Akuntansi
Minat merupakan variabel moderating, yang fungsinya adalah memperkuat
atau memperlemah dari variabel independen yang terdiri dari kecerdasan intelektual
dan kecerdasan emosional. Jika minat seorang siswa kuat untuk mempelajari suatu
mata pelajaran, maka akan mempunyai kemungkinan ia mampu untuk lebih baik dan
mampu lebih cepat memahaminya. Minat seorang siswa tidak dapat dipaksakan,
minat datang dengan sendirinya walaupun pada awalnya minat itu diperlihatkan
kepada dirinya.
3.2. Hipotesis Penelitian
Dari uraian teori dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan, maka dapat
ditemukan Hipotesis dari Rumusan Masalah yang ada sebagai berikut :
1. Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman pelajaran Akuntansi pada siswa SMK di Sibolga.
2. Minat siswa berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman pelajaran akuntansi pada siswa
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hubungan kausal yang bersifat sebab
akibat, jadi ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi), variabel
Moderating (variabel yang memperkuat dan memperlemah antara variabel
independen dan dependen), dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) itu
sendiri. Untuk melihat hubungan itu, digunakan alat uji OLS (Ordinary Least
Squares).
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah kota Sibolga seluruh Sekolah Menengah Kejuruan
Bisnis dan Manajemen di Kota Sibolga adapunn waktu peneltian yang dilakukan
mulai bulan Oktober 2008 sampai dengan Maret 2009. Sekolah-sekolah yang menjadi
objek penelitian adalah :
a. SMK Negeri 1 Sibolga, Jl. Dr. Ferdinan L. Tobing No. 33 Sibolga.
b. SMK Sw Muhammadiyah 13 Sibolga, Jl. DE. Sutan Bungaran No. 24 A Sibolga.
d. SMK PGRI 04 Sibolga, Jl. Dr. Ferdinan L. Tobing No. 33 Sibolga.
e. SMK Sw Eka Satria Sibolga, Jl. KS. Tubun Sarudik Sibolga Pandan.
4.3. Populasi dan Sampel
Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen
yang ada di kota Sibolga. Populasi yang diambil adalah siswa kelas tiga jurusan
akuntansi yang ada di sekolah tersebut, total populasi adalah 209 siswa dengan
rincian sebagai berikut :
a. SMK Negeri 1 Sibolga = 72 orang
b. SMK Swasta Muhammadiyah 13 Sibolga = 56 orang
c. SMK Swasta HKBP Sibolga = 41 orang
d. SMK PGRI Sibolga = 20 orang
e. SMK Swasta Eka Satria = 20 orang
T o t a l ………. 209 orang
Dari populasi penelitian yang ada diharapkan keseluruhannya dapat menjadi
sampel, namun berhubung karena jumlah kuisioner dan foto copy rapor tidak semua
siswa mengembalikan serta ada siswa yang belum menyelesaikan kurikulum
pelajaran akuntansi sampai selesai semester IV, maka peneliti hanya dapat melakukan
pengolahan data sebanyak 142 responden. Jumlah Populasi 201 sampai 230, sampel
dengan demikian jumlah sampel yang diambil layak untuk dilakukan pengujian,
karena masih berada pada antara 132 sampai 144 sampel.
4.4. Metode Pengambilan Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer digunakan kuisioner yang diberikan kepada siswa yang
menjadi responden. Kuisioner akan diberikan secara langsung kepada responden,
kuisioner yang diberikan diadopsi dan dimodifikasi dari peneliti terdahulu, yaitu
Rissyo (2006) untuk variabel independen “Kecerdasan Emosional”, sementara untuk
variabel moderating “Minat”, kuisioner dibuat sendiri oleh peneliti. Untuk data
sekunder akan diambil dari data file sekolah, yaitu daftar nilai siswa atau foto copy
rapor siswa yang sudah kelas tiga pada tahun ajaran 2008/2009.
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini mempunyai tiga jenis variabel utama, yaitu :
a. Variabel Dependen, tingkat pemahaman siswa terhadap akuntansi. Ini akan
ditunjukkan dari hasil pengujian variabel-variabel yang mempengaruhi variabel
ini. Tingkat pemahaman siswa diukur dari nilai masing-masing siswa yang
mengikuti materi pelajaran akuntansi, nilai rapor pelajaran akuntansi akan
digunakan sebagai alat ukurnya, pelajaran akuntansi yang akan diuji sebanyak 18
dengan skala interval. Nilai siswa akan diambil dari data file sekolah dan akan
dikelompokkan, ke dalam kelompok A, B, C, D, dan E.
Skala pengukuran nilai siswa ini akan ditentukan sebagai berikut :
Nilai Siswa Interval Bobot Nilai Kriteria
Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D Nilai E
80
70 - 79 60 - 69 50 - 59 < 49
5 4 3 2 1
Sangat Baik Baik Cukup Baik
Cukup Buruk
b. Variabel Independen, variabel ini ada dua, yaitu Kecerdasan Intelektual dan
Kecerdasan Emosional. Kecerdasan emosional ini mempunyai indikator tiga
jenis, yaitu Pembisa, Pendorong dan Pembatas. Indikator Variabel adalah faktor
yang mempengaruhi dari variabel independen yang akan diuji. Dalam hal ini
variabel Kecerdasan Emosional.
Alat ukur Kecerdasan Intelektual adalah nilai total rapor siswa yang telah
diselesaikan sampai semester empat yang selanjutnya akan dikelompokkan pada
klasifikasi A, B, C, D dan E, bobot dari setiap klasifikasi pengukuran ini sama
dengan bobot yang digunakan dalam pengukuran variabel dependen. Untuk
variabel Kecerdasan Emosional alat ukur yang digunakan adalah hasil jawaban
sampai 5. Skala pengukuran yang digunakan untuk kecerdasan emosional ini
adalah skala interval dimana akan digunakan kuisioner dengan dua kelompok
pertanyaan, yang pertama untuk indikator “Pembisa” dan “Pendorong”
mempunyai tingkatan, yaitu : Sangat Sesuai, Sesuai, Ragu-ragu, Tidak Sesuai
dan Sangat Tidak Sesuai dan yang kedua untuk indikator “Pembatas”
mempergunakan kuisioner dengan tingkatan Tidak Pernah, Jarang,
Kadang-kadang, Sering, dan Sangat Sering.
c. Variabel Moderating, yakni variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel indevenden dan dependen (Sugiyono,
2006). Pada penelitian ini variabel moderating adalah Minat Siswa dengan alat
ukurnya adalah kuesioner dengan bobot penilaian tertinggi 5 dan terendah 1.
Pada variabel moderating “Minat”, skala yang digunakan sama dengan variabel
kecerdasan emosional, dengan tingkatan Tidak Pernah, Jarang, Kadang-kadang,
Sering, dan Sangat Sering. Moderating dalam penelitian ini digunakan uji selisih
mutlak, yaitu selisih mutlak dari kecerdasan intelektual dengan minat yang
selanjutnya akan menjadi Moderating1 dan selisih mutlak dari kecerdasan
emosioan dengan minat yang selanjutnya akan menjadi Moderating2.
Variabel-variabel yang ada dapat dilihat pada table definisi operasional
Tabel 4.5.1. : Definisi Operasional Variabel
Jenis Variabel Definisi Variabel Skala
Variabel Dependen :
- Pemahaman
Akuntansi
Variabel Independen :
- Kecerdasan
Intelektual
- Kecerdasan
Emosional
Indikator :
- Pembisa
- Pendorong
- Pembatas
Variabel Moderating :
- Minat Siswa
Sejauh mana siswa memang benar mengetahui dan mengerti tentang akuntansi, yang paling tidak siswa mengetahui apa fungsi dari akuntansi.
Kecerdasan seorang siswa dilihat dari hasil uji yang dilakukan dengan menghasilkan angka dan skala yang telah ditentukan dari penguji. Dalam hal ini, akan dilihat nilai dari siswa (Nilai Raport).
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seorang siswa mengendalikan dirinya untuk mengontrol semua gejolak yang terjadi atau yang datang dari dirinya, seperti rasa senang, sedih, marah, ambisi dan lain-lain.
Pembisa merupakan suatu kemampuan yang dimiliki untuk mampu menyeimbangkan semua kecerdasan emosional, berupa keinginan dan lainnya.
Pendorong merupakan suatu daya yang bisa memotivasi seorang siswa, sehingga mampu memberikan suatu hasil yang baik dan bisa memahami akuntansi dengan baik pula.
Pembatas merupakan suatu keadaan yang bisa menciptakan seorang siswa memiliki rasa tanggung jawab yang maksimal sehingga mampu memahami akuntansi dengan baik
Minat siswa merupakan suatu keinginan yang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun untuk melakukan apa yang disukanya, Minat disini adalah keinginan siswa yang benar-benar datang dari dasar hatinya untuk mempelajari akuntansi dan minat siswa untuk memperdalam pelajaran akuntansi, tetapi terkadang minat itu diperkenalkan kepada mereka terlebih dahulu, sehingga mereka mengenalnya dan menyukainya.
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
4.6. Metode Analisa Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program
computer, yaitu program SPSS (Statistical Package For Social Science). Adapun
teknik dan analisis data yang digunakan adalah :
a. Statistik Deskriptif, hasil ini mendiskripsikan tentang variabel-variabel yang
akan diuji, mencari hubungan antara indevenden variabel, moderating variabel
kepada dependen variabel.
b. Uji Kualitas Data, yang dihasilkan dari penelitian dievaluasi melalui validitas
dan realibilitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data
yang dikumpulkan dari hasil penelitian.
c. Uji Asumsi Klasik, yaitu :
1. Uji Normalitas Data: Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode
pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan,
Jika data tidak normal, gunakan statistik non parametrik atau lakukan
treatment agar data normal.
2. Uji Multikolinearitas: Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang
3. Uji Heterokedasitas: Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variable dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas.
4.Uji Autokorelasi : Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah
autokorelasi relatif tidak terjadi.
d. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini digunakan pengujian dengan menggunakan OLS (Ordinary
Least Squares) :
1. Pengujian hipotesis satu akan dipergunakan analisis regresi berganda,
tujuannya adalah untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen, dengan rumusan sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien Regresi
X1 = Kecerdasan Intelektual
X2 = Kecerdasan Emosional
e = error
2. Selanjutnya pengujian hipotesis dua akan dilakukan secara bersama-sama,
yaitu semua variabel independen dan variabel moderating. Ghozali (2007)
mengatakan bahwa ada tiga cara untuk menguji regresi dengan variabel
moderating, yaitu : (1) Uji Interaksi, (2) Uji Selisih Mutlak, dan (3) Uji
Residual. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan Uji Selisih
Mutlak, adapun rumus persamaan yang akan digunakan dalam pengujian ini
adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3.X3 + b4 X1-X3 + b5 X2-X3 + e
Keterangan :
Y = Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi
a = Konstanta
X1 = Kecerdasan Intelektual
X2 = Kecerdasan Emosional
X3 = Minat Siswa
X1- X3 = Selisih Mutlak Kecerdasan Intelektual dengan Minat Siswa
X2- X3 = Selisih Mutlak Kecerdasan Emosional dengan Minat Siswa
e = error
Pengujian regresi dengan variabel moderating dengan uji selisih mutlak
digunakan untuk menghindari terjadinya Multikolonieritas yang tinggi.
Dalam pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan uji Fisher (Uji F) untuk melihat secara simultan semua variabel
independen terhadap variabel dependen dan uji t untuk melihat secara parsial
semua variabel independen terhadap variabel dependen. Lebih rinci pengujian
hipotesis ini dijelaskan sebagai berikut :
a. Uji –t
Untuk menentukan tingkat signifikan secara parsial antara masing-masing
variabel bebas dengan variabel terikat, maka hipotesis harus diuji dengan uji-t
pada taraf signifikan sebessar α=5% secara dua arah (two tail).
Selanjutnya diambil suatu keputusan, diterima atau ditolaknya hipotesis yaitu
dengan membandingkan nilai signifikan yang diperoleh dari hasil uji statistik
dengan nilai signifikan yang ditentukan, dalam penelitian ini ditetapkan nilai
signifikan sebesar 0,05 atau 5 %.
b. Uji-F
Sehubungan dengan uji regresi linier berganda, uji hipotesis ditentukan
dengan menggunakan uji F. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan
signifikansi pengaruh variabel-variabel bebas secara simultan terhadap
variable terikat. Pengujian ini akan membandingkan nilai signifikan dari hasil
pengujian data dengan membandingkan nilai signifikan yang telah ditetapkan
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Sibolga yang terletak pada garis 1044`
Lintang Utara dan 98047` Bujur Timur. Sebelah utara, timur, selatan dan barat
berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah. Luas wilayah Kota Sibolga adalah
10,77 Km2. Kota sibolga memiliki 4 kecamatan dan 17 kelurahan. Jumlah penduduk
Kota Sibolga pada tahun 2007 sebesar 93.207 jiwa, 13,25% dari jumlah penduduk
Kota Sibolga berstatus pelajar. Pada tahun 2007 jumlah sekolah lanjutan tingkat atas
ada sebanyak 19 sekolah dengan jumlah murid 7.167 dan jumlah guru 646 guru.
Jumlah sekolah SMK di Kota Sibolga sebanyak 8 sekolah dengaan 276 tenaga
pengajar.
5.2. Deskripsi Responden
Dari 142 kuisioner yang dapat diolah dapat dijelaskan bahwa jumlah
responden wanita lebih besar dari responden pria, perbandingannya 28,17 % pria dan
71,83 % wanita, sebagai mana yang diperlihatak pada tabel deskripsi responden
Tabel 5.2.1. : Deskripsi Responden (lampiran 2)
Data yang Diolah No Responden
LK PR
Total Data
Persentase
1 SMK Negeri 1 18 51 69 48,59 %
2 SMK sw Ekasatria 07 10 17 11,97 %
3 SMK sw HKBP 11 27 38 26,76 %
4 SMK sw PGRI 04 04 14 18 12,68 %
5 SMK sw Muhammadiyah 00 00 00 0,00 %
Total ………….. 40 102 142 100,00 %
Persentase …… 28,17 % 71,83 %
Responden yang paling dominan adalah dari SMK Negeri 1 Sibolga yang
jumlahnya sebanyak 69 siswa atau sebesar 48,59 %, terbanyak kedua adalah SMK
HKBP Sibolga sejumlah 39 siswa atau sebesar 26,76 %, responden dari SMK PGRI
04 Sibolga 18 siswa atau sebesar 12,68 % dan responden dari SMK Ekasatria
sebanyak 17 siswa atau sebesar 11,97 %. Sedangkan responden dari SMK Swasta
Muhammadiyah 03 Sibolga peneliti tidak memasukkan untuk diuji, karena peneliti
menilai responden dari SMK Muhammadiyah Sibolga tidak memenuhi syarat,
terutama pada nilai rapor yang dikumpulkan tidak sesuai kurikulum yang ada, terlihat
5.3. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi setiap variabel.
Hasil analisis deskriptif untuk setiap variabel adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3.1. : Deskripsi Variabel
No Variabel Nilai tertinggi
Nilai Maksimum (Kriterium)
Skor Siswa
Persentase kemampuan
siswa
Interpretasi
1 Pemahaman Akuntansi
5 12.780 11.056 86,51 % Sangat Baik 2 Kecerdasan
Intelektual
5 44.730 36.228 80,99 % Sangat Baik 3 Kecerdasan
Emosional
5 49.700 32.412 65,22 % Cukup
Baik 4 Minat
Siswa
5 15.620 11.322 72,48 % Baik
1. Pemahaman Akuntansi
Nilai pemahaman akuntansi siswa diambil dari data file sekolah dan
digolongkan ke dalam kelompok A dengan nilai 5, kelompok B dengan nilai 4,
kelompok C dengan nilai 3, kelompok D dengan nilai 2, kelompok E dengan nilai 1.
Jumlah skor maksimum atau nilai kriterium (apabila setiap item mendapat skor
tertinggi) adalah 12.780 (nilai tertinggi 5 x jumlah mata pelajaran akuntansi 18 x
jumlah siswa 142). Jumlah skor hasil pengumpulan data dari siswa 11.056. Dengan
demikian pemahaman akuntansi siwa di kota Sibolga, yaitu (11.056 : 12.780) x 100%
pada kategori nilai A (sangat baik). Jadi secara rata-rata kemampuan siswa untuk
memahami akuntansi sangat baik.
2. Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual siswa dari data file sekolah dan digolongkan ke dalam
kategori A dengan nilai 5, kategori B dengan nilai 4, kategori C dengan nilai 3,
kategori D dengan nilai 2 dan kategori E dengan nilai 1. Jumlah skor kriterium
(apabila setiap item memperoleh skor tertinggi) adalah 44.730 (nilai tertinggi 5 x
jumlah mata pelajaran di rapor 63 x jumlah siswa 142). Jumlah skor hasil
pengumpulan data dari siswa 36.228. Dengan demikian kecerdasan intelektuaal siswa
SMK di Kota Sibolga yaitu (36.228 : 44.730) x 100% = 80,99 % dari kriterium yang
ditetapkan. Apabila diinterpretasi nilai 80,99 % terletak pada kecerdasan intelektual
sangat baik. Jadi secara rata-rata kecerdasan intelektual siswa SMK di Kota Sibolga
sangat baik.
3. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional siswa diperoleh dari pengisian kuesioner dengan
pengkategorian : kecerdasan emosional tertinggi 5 dan kecerdasan emosional
terendah 1. Jumlah skor kriterimum (apabila setiap item mendapat skor tertinggi)
adalah 49.700 (nilai tertinggi 5 x jumlah item pertanyaan 70 x jumlah siswa 142).
Jumlah skor hasil pengumpulan data dari siswa 32.412, dengan demikian kecerdasan
kriterium yang ditetapkan. Apabila diinterpretasi nilai 65,22% terletak pada
kecerdasan emosional cukup baik. Jadi secara rata-rata siswa SMK di Kota Sibolga
memiliki kecerdasan emosional cukup baik.
4. Minat Siswa
Minat siswa diperoleh dari pengisian kuesioner dengan pengkategorian sangat
berminat diberi skor 5 dan tidak berminat diberi skor 1. Jumlah skor kriterium
(apabila setiap item mendapat skor tertinggi) adalah 15.620 (nilai tertinggi 5 x jumlah
item pertanyaan 22 x jumlah siswa 142). Jumlah skor hasil pengumpulan data dari
siswa 11.395. Dengan demikian minat siswa di Kota Sibolga, yaitu (11.322 : 15.620)
x 100% = 72,48% dari kriterium yang ditetapkan. Apabila diinterpretasi nilai 72,48%
terletak pada minat siswa baik (berminat). Jadi secara rata-rata siswa SMK di Kota
Sibolga memiliki minat yang baik.
5.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen
5.4.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007).
Variabel yang dilakukan uji validitas adalah variabel Kecerdasan Emosional (X2) dan
Berdasarkan hasil uji validitas pada variabel Kecerdasan Emosional (X2)
terhadap 142 responden dengan 70 item pertanyaan, maka item pertanyaan yang
tidak valid sebanyak 33 item pertanyaan, sedangkan dinyatakan valid sebanyak 37
item pertanyaan (Lampiran IV). yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation yang seluruhnya lebih besar r tabel Product Moment dimana r tabel
0.1386 (142-2=140). Untuk pengujian ini dilakukan dengan Statistical Product and
Service Solutions (SPSS).
Hasil uji validitas pada variabel Minat (X3) terhadap 142 responden dengan 22
item pertanyaan, terdapat 3 item pertanyaan yang tidak valid, sedangkan yang valid
sebanyak 19 item (lampiran V), pencarian validitas ini sama dengan variabel
Kecerdasan Emosional (X2).
5.4.2. Uji Reliabilitas
Suatu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap suatu
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas
pada dasarnya bisa dilakukan dengan: (1) Repeated Measure, (2) One Shot. Dalam
penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja (one shot),
karena pengukuran yang dilakukan berulang, membutuhkan waktu dan biaya yang
cukup besar. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
item dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.4.1. bahwa nilai Cronbach
Alpa keseluruhannya > 0,60.
Tabel 5.4.1. : Nilai Cronbach’s Alpha
Variabel Kecerdasan Emosional (X2)
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.852 .859 37
Sumber : Lampiran IV
Cronbach's Alpha variabel Kecerdasan Emosional (X2) yang terlihat pada
tabel sebesar 0,859 lebih besar dari ketentuan 0,60 dengan demikian variabel ini
dapat digunakan untuk dilakukan pengujian Asumsi Klasik. Sementara untuk variabel
Minat (X3) Cronbach's Alpha-nya sebesar 0,775 lebih besar dari ketentuan yang
ditentukan 0,60 sebagai mana dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.4.2. : Nilai Cronbach’s Alpha Variabel Minat (X3)
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.773 .775 19
5.5. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menghasilkan suatu analisis data yang akurat,
suatu persamaan regresi sebaiknya terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang harus
dipenuhi antara lain uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan
autokorelasi. Pengujian yang dilakukan atas data penelitian secara keseluruhan pada
variabel independen yang terdiri dari Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan
Emosional (EQ) dan Minat Siswa, serta kedua variabel moderating, dan variabel
dependen Pemahaman Akuntansi, adapun persamaan yang akan dilakukan uji asumsi
klasik adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3.X3 + b4 X1-X3 + b5 X2-X3 + e Atau
P_AKT = a + b1.IQ + b2.EQ + b3.Minat + b4 IQ – Minat + b5 EQ – Minat + e
Untuk menghindari excluded variabel pada pengujian statistik, maka
dilakukan standardize pada variabel-variabel independen, sehingga persamaan yang
didapat menjadi :
P_AKT = a + b1.ZIQ + b2.ZEQ + b3.ZMinat + b4 Moderating1 + b5 Moderating2 + e
5.5.1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk
menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui
Gambar 5.5.1. : Grafik Uji Normalitas Data
Berdasarkan gambar yang ada dapat dikatakan bahwa data penelitian ini
berdistribusi normal, dimana terlihat bahwa grafik histogram masih berada dalam
garis lengkung, yang mempunyai sisi yang sama diantara titik nol, yang apabila
dipotong secara vertikal kurva normal pada titik nol, maka kedua bagian itu akan
menjadi pencerminan satu sama lain. Untuk meyakinkan bahwa data penelitian ini
benar-benar normal, dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan uji statistik
Tabel 5.5.1. : Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 142
Mean .0000000
Normal Parametersa
Std.
Deviation 3.21097722
Absolute .064
Positive .064
Most Extreme Differences
Negative -.046
Kolmogorov-Smirnov Z .765
Asymp. Sig. (2-tailed) .602
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil analisis statistik Kolmogorov-Simirnov, dapat dilihat bahwa nilai
Kolmogorov-Simirnov adalah 0,765 dan signifikansi pada angka 0,602 yang berarti
lebih besar dari nilai signifikan yang ditentukan, yaitu 0,05, dengan demikian data
dapat dikatakan berdistribusi normal (lampiran VI).
5.5.2. Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi multikolonieritas, sebagaimana ditunjukkan pada tabel
Tabel 5.5.2. : Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics Model
Tolerance VIF (Constant)
Zscore(IQ) .911 1.098
Zscore(E_Q) .734 1.362
Zscore(Minat) .701 1.426
Moderating1 .975 1.026
1
Moderating2 .954 1.049
a. Dependent Variable: P_AKT
Dari tabel yang ada, terlihat bahwa model penelitian ini tidak terkena gejala
Multokolonieritas, dimana nilai VIF untuk kesemua variabel independen tidak ada
yang lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance juga tidak ada yang lebih kecil dari 0,1.
5.5.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik Scatterplot
dan menggunakan uji statistik salah satunya adalah dengan menggunakan uji Glejser
(lampiran VI). Uji dengan grafik dapat dilihat pada gambar 5.5.2. yang disajikan,
dapat dilihat dari grafik yang ada bahwa model penelitian terbebas dari
Heteroskedastisitas, dimana pada grafik diperlihatkan bahwa seluruh titik-titik
menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola secara jelas serta tersebar di
atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Adapun bentuk grafik Scatterplot
Gambar 5.5.2. : Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
Untuk meyakinkan atas pengujian grafik di atas, maka dapat dilihat uji
statistik atas uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser yang