• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan antibiotik sitostatika pada pengobatan kemoterapi geriatri berdasarkan laju filtrasi glomerulus menggunakan formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) dan Cockcroft-Gault (CG) di RSUP Dr. Sardjito tahun 2010 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penggunaan antibiotik sitostatika pada pengobatan kemoterapi geriatri berdasarkan laju filtrasi glomerulus menggunakan formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) dan Cockcroft-Gault (CG) di RSUP Dr. Sardjito tahun 2010 - USD Repository"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SITOSTATIKA PADA PENGOBATAN KEMOTERAPI GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI

GLOMERULUS MENGGUNAKAN FORMULA MODIFICATION OF

DIET IN RENAL DISEASE (MDRD) DAN COCKCROFT-GAULT (CG) DI RSUP DR.SARDJITO TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Margareta Ratih Vitaningrum

NIM : 088114081

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)

ii

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SITOSTATIKA PADA PENGOBATAN KEMOTERAPI GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI

GLOMERULUS MENGGUNAKAN FORMULA MODIFICATION OF

DIET IN RENAL DISEASE (MDRD) DAN COCKCROFT-GAULT (CG) DI RSUP DR.SARDJITO TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Margareta Ratih Vitaningrum

NIM : 088114081

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

iii

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SITOSTATIKA PADA PENGOBATAN KEMOTERAPI GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI

GLOMERULUS MENGGUNAKAN FORMULA MODIFICATION OF

DIET IN RENAL DISEASE (MDRD) DAN COCKCROFT-GAULT (CG) DI RSUP DR.SARDJITO TAHUN 2010

Skripsi yang diajukan oleh :

Margareta Ratih Vitaningrum

NIM : 088114081

Telah disetujui oleh

Pembimbing,

Maria Wisnu Donowati, M.Si, Apt.

Tanggal 13 Januari 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)
(5)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Margareta Ratih Vitaningrum

Nomor mahasiswa : 088114081

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SITOSTATIKA PADA PENGOBATAN KEMOTERAPI GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI

GLOMERULUS MENGGUNAKAN FORMULA MODIFICATION OF

DIET IN RENAL DISEASE (MDRD) DAN COCKCROFT-GAULT (CG) DI RSUP DR.SARDJITO TAHUN 2010

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 13 Januari 2012

Yang Menyatakan

(7)

vii PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat,

percerahan, bimbingan dan penguatanNya melalui penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi berjudul “Penggunaan Antibiotik Sitostatika Pada

Pengobatan Kemoterapi Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus

Menggunakan Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) dan

Cockcroft-Gault (CG) di RSUP.Dr.Sardjito Tahun 2010” dengan baik sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas

Farmasi, Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak

langsung baik berupa moral, materiil maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis

menghaturkan banyak terima kasih kepada :

1. Direktur RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian di RSUP Dr.Sardjito.

2. Seluruh Apoteker, praktisi laboratorium, dan petugas rekam medis di RSUP

Dr.Sardjito Yogyakarta yang telah membantu selama proses pengambilan

data.

3. Ipang Djunarko, M.Si.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini,

dan telah memberikan saran serta dukungan selama penyusunan skripsi ini.

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt. selaku dosen pembimbing proyek payung

yang dengan sabar membimbing dan memberikan arahan, saran, kritikan serta

dukungan kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

5. Yosef Wijoyo, M. Si.,Apt. selaku dosen penguji yang memberikan saran dan

kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses menyempurnakan

naskah skripsi.

6. dr. Fenty, M. Kes., Sp. PK. Selaku dosen penguji yang memberikan saran dan

kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses menyempurnakan

naskah skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)

viii

7. Papa dan mama tersayang L.Sarwoko dan L.Yuni, atas kasih sayang, doa,

dukungan semangat, pengertian serta bantuan finansial hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Kakak dan adikku terkasih, Fransisca Heta dan Yosephine Deby yang telah

memberikan doa, semangat, dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Uti dan Kakung yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

10.Seluruh Keluarga Yohanes Ponidi dan Pawiro Sukarto yang telah memberikan

doa, semangat, dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

11.Marius Galih yang selalu memberikan doa, dorongan, perhatian, kasih sayang,

serta banyak bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

12.Sahabat-sahabatku sedari dulu Benedicta, Martha, Jesica, Winarti, Fitri, Rosa,

Siska terimakasih buat persahabatan yang memberikan inspirasi.

13.Tung – tung Girl, Fransisca Dian Permanasari, Angela Natalia Karvita dan Intan Chintya yang memberikan semangat dan canda tawa yang menyegarkan,

terima kasih buat kebersamaan dan persahabatan selama ini.

14.Robertus Pradipta, trimakasih om, sudah membantu dari awal hingga

terselesaikannya skripsi ini.

15. Teman-teman Kost Amakusa Lia, Reta, Ting-ting, Ana, Adel, Herta, Mayke,

Metri, Yohana, Rince, Sefi, Ita, Nita, Geka, Seruni, Deby dan Dewi yang

selalu menemani dan menghabiskan waktu bersama menjalani suka duka

selama ada di kost.

16. Teman- teman KKN kelompok 29 metal Intan, Gita, Fajar, Alldo, Vika,

Helga, Valent dan Stefi terimakasih untuk pertemanan, persahabatan dan

kekeluargaan yang ada sehingga bisa mendorong dan memotivasi penulis.

17.Teman-teman kelompok payung Sari, Jefta, Linda, Ayu, Ika, Meme dan Yuli

yang telah saling menguatkan, memberikan semangat dan bantuan kepada

peneliti serta bersama-sama menjalani suka dan duka selama menjalankan

penelitian ini.

(9)

ix

19.Teman-teman yang sering satu kelompok tugas maupun praktikum Jefta, Tika,

Ellen, Nindi, Siska, terima kasih atas kebersamaannya dan pengalaman yang

tak terlupakan selama mengerjakan tugas dan menjalani praktikum serta

dorongan semangat yang telah diberikan kepada peneliti selama penyusunan

skripsi ini.

20.Teman-teman kelas FKK A 2008, terima kasih atas kebersamaannya dan

pengalaman yang tak terlupakan selama menjalani kuliah dan praktikum serta

dorongan semangat yang telah diberikan kepada peneliti selama penyusunan

skripsi ini.

21.Teman-teman dari angkatan 2006-2011 yang penulis kenal yang telah

memberikan perhatian dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

naskah.

22.Dan seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu disini, baik

secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu

terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

x

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 13 Januari 2011

Penulis

(11)
(12)

xii

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………...

A. Anatomi dan Fisiologi Ginjal Normal...

B. Geriatri...

1. Perubahan Sistem Ginjal pada Geriatri...

2. Laju Filtrasi Glomerulus pada Geriatri...

C. Kemoterapi………... ...

1. Obat Kemoterapi Golongan Antibiotik...

2. Efek Obat Antibiotik Terhadap Penurunan Fungsi Ginjal…..

D.Landasan Teori………..

E. Keterangan Empiris...

BAB III METODE PENELITIAN...

A. Jenis dan Rancangan Penelitian...

B. Variabel Penelitian...

C. Definisi Operasional...

D. Bahan Penelitian...

E. Alat atau Instrumen yang digunakan………

F. Tata Cara Penelitian...

1. Analisis Situasi...

2. Pengambilan Data...

3. Tatacara Analisis Hasil ...

G. Kelemahan Penelitian………...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...

A. Profil Pasien Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus...

(13)

xiii

B. Peresepan Penggunaan Antibiotik dalam Kemoterapi ...

C. Penyesuaian Obat Antibiotik Sitostatika...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...

A. Kesimpulan...

B. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

BIOGRAFI PENULIS...

42

46

50

50

51

52

57

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I.Nilai Rata-rata LFG Berdasarkan Pertambahan Usia………...

Tabel II. Tahap Chronic Kidney Disease (CKD) Berdasarkan LFG….

Tabel III. Antibiotik Sitostatika beserta Dosis yang Digunakan dan

Penyesuaian Dosisnya………..

16

17

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar 1. Anatomi Ginjal...

Gambar 2. Struktur Fungsional Nefron…………...

Gambar 3. Presentase Tahapan terjadinya Chronic Kidney Disease

(CKD) menurut Nilai LFG berdasar Formula CG pada

Pasien Geriatri dengan Pengobatan Antibiotik…...

Gambar 4. Prevalensi Tahapan Nilai LFG pada Pasien Geriatri

Geriatri dengan pengobatan antibiotik di RSUP

DR.Sardjito tahun 2010 berdasarkan Jenis Kelamin

dengan Formula CG………

Gambar 5. Presentase Tahapan terjadinya Chronic Kidney Disease

(CKD) menurut Nilai LFG berdasar Formula MDRD

pada Pasien Geriatri dengan Pengobatan Antibiotik

Sitostatika ………...

Gambar 6. Prevalensi Tahapan Nilai LFG pada Pasien Geriatri

Geriatri dengan pengobatan antibiotik di RSUP

DR.Sardjito tahun 2010 berdasarkan Jenis Kelamin

dengan Formula MDRD……….

Gambar 7. Kasus Peresepan dan Jenis Antibiotik Sitostatika yang

digunakan pada Pasien Kemoterapi Geriatri di RSUP

(16)

xvi

Gambar 8. Persentase Pasien Geriatri yang Mengalami Penurunan

nilai LFG yang dihitung dengan formula CG dan MDRD

di RSUP DR.Sardjito tahun 2010………...

Gambar 9. Persentase Pasien Geriatri yang Memerlukan mengalami

Penurunan LFG yang dihitung dengan formula CG dan

MDRD dan Membutuhkan Penyesuaian Dosis dalam

Pengobatan Antibiotik Sitostatika yang disesuaikan

berdasarkan guideline dan BSA di RSUP DR.Sardjito

tahun 2010………...

46

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Kasus Penggunaan Antibiotik beserta Nomor

Rekam Medik, Usia, Jenis Kelamin, Tinggi Badan,

Berat Badan, Nama Antibiotik, Dosis, Frekuensi, dan

Pemeriksaan Serum Kreatinin yang digambarkan

sebagai Profil nilai LFG Berdasar Formula CG dan

MDRD di Rumah Sakit Umum Pusat DR.Sardjito

tahun 2010………

Lampiran 2. Data Kasus Penggunaan Antibiotik beserta Nomor

Rekam Medik, Usia, Jenis Kelamin, Tinggi Badan,

Berat Badan, Nama Antibiotik, Dosis, Frekuensi, dan

Diagnosis di Rumah Sakit Umum Pusat DR.Sardjito

tahun 2010………..…………

Lampiran 3. Uji Persebaran Data dan Uji T Berpasangan Secara

Statistik……….

Lampiran 4. Data Kasus Penggunaan Antibiotik yang Mengalami

penurunan LFG Berdasar formula CG beserta Dosis,

Frekuensi, Usia, Jenis Kelamin, Tinggi Badan, Berat

badan, dan kesesuaian dosisnya berdasar Guideline

dan BSA di Rumah Sakit Umum Pusat DR.Sardjito

tahun 2010 Lampiran 1. Prevalensi Tahapan Nilai

LFG pada Pasien Geriatri Geriatri dengan pengobatan

(18)

xviii

berdasarkan Jenis Kelamin dengan Frmula CG……….

Lampiran 5. Data Kasus Penggunaan Antibiotik yang Mengalami

penurunan LFG Berdasar formula MDRD beserta

Dosis, Frekuensi, Usia, Jenis Kelamin, Tinggi Badan,

Berat badan, dan kesesuaian dosisnya berdasar

Guideline dan BSA di Rumah Sakit Umum Pusat

DR.Sardjito tahun 2010 ……….

Lampiran 6. Data Kasus Penggunaan Antibiotik beserta Usia, Jenis

Kelamin, Tinggi Badan, Berat badan, dan

Penyesuaian dosis berdasarkan BSA di Rumah Sakit

Umum Daerah DR.Sardjito tahun 2010……….

Lampiran 7. Data Profil Jenis Kelamin Pasien Geriatri Penggunaan

Antibiotik Sitostatika……….

Lampiran 8. Data Profil Umur Pasien Geriatri Penggunaan

Antibiotik Sitostatika……….

Lampiran 9. Data Profil Kreatinin Serum Pasien Perempuan

Geriatri………...

Lampiran 10. Data Profil Kreatinin Serum Pasien Laki-laki Geriatri..

Lampiran 11. Data Profil Ras Pasien Geriatri………..

Lampiran 12. Data Derajat Penurunan Fungsi Ginjal Berdasarkan

LFG dengan Formula CG……….

Lampiran 13. Data Derajat Penurunan Fungsi Ginjal Berdasarkan

(19)

xix

Lampiran 14. Data Derajat Penurunan Fungsi Ginjal Berdasarkan

LFG formula CG dengan Profil Jenis Kelamin ……..

Lampiran 15. Data Derajat Penurunan Fungsi Ginjal Berdasarkan

LFG formula MDRD dengan Profil Jenis Kelamin …..

Lampiran 16. Data Jenis Antibiotik yang digunakan dalam

peresepan………

Lampiran 17. Data Klasifikasi Pasien Berdasarkan BMI………

Lampiran 18. Guideline Penyesuaian Dosis Antibiotik sitostatika…..

80

81

81

82

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

xx INTISARI

Beberapa obat sitostatika dari golongan antibiotik yang digunakan dalam kemoterapi dapat menimbulkan efek samping berupa ketoksikan pada ginjal. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) merupakan parameter terbaik dalam penilaian penurunan fungsi ginjal. Formula Modification of Diet in Renal Disease(MDRD)

dan Cockcroft-Gault (CG) telah dipercaya validasinya dalam pengukuran nilai LFG pada geriatri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan obat kemoterapi sitostatika golongan antibiotik pada pasien geriatri berdasarkan LFG menurut Formula CG dan MDRD di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif yang dilakukan pada 100 kasus peresepan. Data yang diambil meliputi pemeriksaan serum kreatinin, usia, berat badan, dan tinggi badan.Tata cara analisis hasil dengan membahas data kualitatif yang diperoleh dalam bentuk uraian serta bentuk tabel atau diagram.

Hasil penelitian terdapat 82 kasus yang mengalami penurunan LFG jika dihitung dengan formula CG dan 21 kasus dengan formula MDRD. Jumlah penggunaan antibiotik yang membutuhkan penyesuaian dosis sebanyak 17 kasus doksorubisin dan 2 kasus epirubisin dengan formula CG dan 5 kasus doksorubisin dengan formula MDRD.

(21)

xxi ABSTRACT

Several classes of drugs cytotoxic of antibiotic used in chemotherapy can cause side effects such as toxicity to the kidney. Glomerular filtration rate (GFR) is the best parameter in the assessment of renal function decline. Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) and Cockcroft-Gault (CG) has been believed to validate the measurement value of GFR in geriatrics. This research aims to determine the use of the use of antitumour antibiotics drugs in geriatric patients based on the GFR according to the CG and MDRD formula in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta in 2010.

This research is observational descriptive evaluative study with retrospective design on 100 cases of prescribing. The data taken in this research include the examination of serum creatinin, age, weight, and height. Qualitative data that we got then discussed on description, tables or diagrams.

The result of the research, there were 82 cases of GFR decreased when calculated with the CG formula, and 21 cases with the MDRD formula. The number of antibiotic use that require dose adjustment of doxorubicin as many as 17 cases and 2 cases epirubisin with the CG formula, and 5 cases of doxorubicin with the MDRD formula.

Keywords: geriatrics, GFR, Antibiotic cytotoxic, MDRD, CG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Ginjal merupakan organ vital yang memiliki banyak peranan penting

dalam tubuh, antara lain untuk mengekskresikan sisa metabolisme, zat-zat toksik,

obat-obatan, hemoglobin dan bahan kimia asing dalam bentuk urin. Ginjal juga

berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,

keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal

dalam plasma seperti natrium, kalium, chlorine, dan fosfat serta berbagai fungsi

penting lainnya (Syaifuddin, 2006).

Laju filtrasi glomerulus (LFG) merupakan parameter terbaik untuk

mengukur fungsi ginjal dan mengetahui seberapa parah penurunan fungsi ginjal

(Dipiro et al., 2008). The National Kidney Disease Education Program (NKDEP)

of the National Institute of Diabetes, Digestive and Kidney Diseases (NIDDK),

National Kidney Foundation (NKF) dan American Society of Nephrology (ASN)

merekomendasikan nilai serum kreatinin untuk memperkirakan nilai GFR. Klirens

kreatinin paling banyak digunakan sebagai pengukur LFG, yang produksinya

bervariasi menurut umur, berat badan, dan jenis kelamin (Shargel, 2005). LFG

pada orang dewasa muda adalah sekitar 120-130 mL/min/1,73 m2 dan akan

menurun seiring dengan pertambahan usia, dapat diindikasikan dalam kriteria

diagnostik spesifik untuk Chronic kidney disease (CKD) jika GFR dibawah 60

(23)

2

Metode Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) dan

Cockcroft-Gault (CG) merupakan formula yang paling banyak di gunakan dalam

memperkirakan fungsi ginjal dalam estimasi nilai LFG, yang dipengaruhi oleh

usia dan indeks massa tubuh (BMI) (Verhave, 2005). Penelitian oleh Hubner

(2011) dalam Influence of co-morbidity on renal function assessment by

Cockcroft-Gault calculation in lung cancer and mesothelioma patients receiving

platinum-based chemotherapy menunjukkan bahwa hasil creatinine clearance

(CrCl) yang di hitung dengan metode Cockcroft-Gault (CG) adalah akurat pada

pasien kanker paru.

Pasien geriatri merupakan kelompok pasien yang berusia 60 tahun ke

atas (Ismayadi, 2008). Geriatri (elderly) merupakan pasien dengan karakteristik

khusus karena terjadinya penurunan massa dan fungsi sel, jaringan, serta organ

(David, 2010). Pasien geriatri umumnya juga telah mengalami pengurangan

fungsi organ ginjal dibandingkan dengan pasien dewasa, hal ini menyebabkan

ekskresi obat sering berkurang, dengan akibat perpanjangan atau intensitas

kerjanya sehingga waktu paruh obat dapat meningkat sampai 50% (Ismayadi,

2008). Menurut Shargel (2005) penurunan fungsi ginjal pada geriatri akan

mempengaruhi farmakodinamik dan farmakokinetik obat. Pada geriatri perlu

digunakan dosis yang lebih kecil dalam setiap keadaan atau bila dijumpai

penurunan fungsi ginjal, khususnya bila menggunakan obat yang mempunyai

batas keamanan sempit.

Klirens tubuh total merupakan parameter untuk menetapkan dosis obat

yang tepat (Shargel, 2005). Menurut National Kidney Foundation (NKF) LFG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(24)

menurun dengan penuaan. Meskipun penurunan terkait usia pada LFG telah

dianggap bagian dari penuaan normal, penurunan LFG pada orang tua merupakan

prediktor independen yang merugikan, seperti kematian. Selain itu, penurunan

GFR pada orang tua memerlukan penyesuaian dalam dosis obat, seperti pada

pasien lain dengan CKD. Ada beberapa metode untuk memperkirakan aturan dosis

yang tepat untuk seorang penderita dengan kerusakan ginjal (Shargel, 2005).

Anjuran dosis didasarkan pada tingkat keparahan gangguan ginjal, umumnya

diperkirakan dengan mengukur klirens kreatinin dan dosis yang diberikan

ditentukan berdasar buku standar. Dosis obat juga disesuaikan dengan respon

klinik pasien, dan bila perlu dengan memonitor kadar obat dalam plasma darah

pasien. Oleh karena itu, dalam memberikan terapi pada pasien geriatri harus

memperhatikan prinsip penggunaan obat pada geriatri (Setiawati dan Muchtar,

2007). Data laporan USP tahun 2002 menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga

kesalahan rumah sakit dalam pengobatan yang diterima pasien geriatri. Kesalahan

dalam populasi geriatri lebih sering terjadi daripada kesalahan pada populasi

secara keseluruhan (3,47% : 1,67%) (Santell, John, Cousins, Diane, and Hicks,

2004).

Kanker merupakan penyakit yang ditandai oleh suatu kelompok sel yang

memperbanyak diri secara pesat dan terus-menerus (proliferasi) dan bersifat ganas

(maligne) (Tjay dan Rahardja, 2010). Setelah penyakit jantung, kanker menjadi

penyebab kematian utama di Amerika Serikat yang menyebabkan lebih dari

(25)

4

Pembedahan, radioterapi dan agen kemoterapi merupakan modalitas

utama yang digunakan untuk mengobati pasien kanker (Murray, 2001).

Kemoterapi merupakan terapi kanker dengan obat sitostatika yang paling sering

digunakan (Tjay dan Rahardja, 2010). Sebelum kemoterapi, dilakukan beberapa

pemeriksaan antara lain: darah tepi, fungsi hepar, dan fungsi ginjal (kreatinin dan

creatinin clearance test bila serum kreatinin meningkat) (Nada, 2010). Sekitar

50% pasien kanker dapat disembuhkan, dan kontribusi kemoterapi terhadap

penyembuhan kanker sekitar 17% (Katzung, 2004).

Antibiotik dalam kemoterapi merupakan salah satu obat yang sering

digunakan. Hal ini terkait dengan sejumlah antibiotik yang telah terbukti berguna

secara klinis untuk kemoterapi kanker. Antibiotik antikanker yang tersedia berupa

produk dari beragam strain mikroba tanah (Katzung, 2004). Hal yang

memberatkan terhadap semua sitostatika adalah sifatnya yang toksis dan efek

sampingnya yang hebat (Tjay dan Rahardja, 2010). Efek samping yang hampir

selalu dijumpai adalah gejala gastrointestinal dan supresi sumsum tulang

(leukopenia, trombositopenia, dan anemia). Efek samping yang muncul pada

jangka panjang antara lain toksisitas pada hepar dan ginjal (Herdata, 2008).

Untuk menghindari efek samping intolerable, sebaiknya dosis obat dihitung

secara cermat. Penderita yang tergolong good risk dapat diberikan dosis yang

relatif tinggi, pada poor risk (apabila didapatkan gangguan berat pada organ

penting) maka dosis obat harus dikurangi, atau diberikan obat lain yang efek

sampingnya terhadap organ tersebut lebih minimal (Herdata, 2008). Dalam

Estimation of kidney function in cancer patients oleh Jeppensen, Rasmussen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(26)

Redal dan Stokholm (2011), meneliti 185 pasien kanker yang dirujuk untuk

mengukur LFG sebelum memulai kemoterapi untuk mengetahui seberapa baik

tingkat estimasi filtrasi glomerular (eGFR).

Penelitian ini dilakukan agar didapatkan gambaran secara jelas mengenai

apakah terjadi ketidaksesuaian dosis dalam pengobatan kemoterapi geriatri yang

mengalami penurunan LFG berdasarkan formula MDRD dan CG.

Penelitian dilakukan di RSUP Dr.Sardjito karena rumah sakit ini

memiliki klinik pelayanan kanker terpadu Tulip. Hal tersebut melatarbelakangi

penulis dalam melakukan penelitian untuk mengetahui laju filtrasi glomerulus

penggunaan antibiotik pada pengobatan kemoterapi geriatri menggunakan formula

MDRD dan CG di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2010.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung “Analisis Laju

Filtrasi Glomerulus pada Pengobatan Kemoterapi dan Penatalaksanaan Kasus

Kelainan Hematologi serta Penggunaan Antiemetika Pasien Kanker RSUP DR.

(27)

6

1. Permasalahan

a. Bagaimana profil nilai LFG pada penggunaan antibiotik pada pengobatan

formula MDRD dan CG di RSUP Dr.Sardjito tahun 2010? kemoterapi geriatri

menggunakan

b. Berapa persentase kasus peresepan pada penggunaan antibiotik dalam

pengobatan kemoterapi geriatri yang mengalami penurunan LFG berdasarkan

formula MDRD dan CG serta memerlukan penyesuaian dosis dalam

pengobatan sitostatika di RSUP Dr. Sardjito tahun 2010?

c. Bagaimana penyesuaian dosis antibiotik yang dilakukan pada pengobatan

kemoterapi kanker geriatri yang mengalami penurunan LFG berdasarkan

formula MDRD dan CG di RSUP Dr. Sardjito tahun 2010?

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan LFG pada penggunaan

antibiotik dalam pengobatan kemoterapi geriatri menggunakan formula MDRD

dan CG yang pernah dilakukan, antara lain:

a. Effect of converting enzyme inhibition on the course of adriamycin-induced

nephropathy dengan hasil pengaruh inhibitor converting enzyme pada tikus

Munich-Wistar dengan nephrosis akibat induksi adriamycin. Penelitian

menunjukkan nilai LFG pada kedua tikus selama tujuh bulan setelah pemberian

adriamisin lebih rendah dari nilai LFG yang diperoleh enam minggu setelah

administrasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa converting enzyme

terapi inhibitor hanya memberikan perlindungan yang terbatas terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

berkurangnya fungsi ginjal pada tikus dengan nephrosis oleh adriamycin (James,

Scholey, Peter, Miller, Helmut, Rennke, and Meyer, 1989).

b. Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Kanker Leher Rahim yang

Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta Peride Agustus 2004 –

Agustus 2008 dengan hasil jumlah pasien sebanyak 27 orang, karakteristik pasien

terbanyak 40-50 tahun, dan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah

golongan penicillin. Terapi obat yang tidak perlu sebanyak 7 kasus (Marlinah,

2009).

c. Analisis Pengobatan Antibiotik pada Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi

Glomerulus dengan Formula Modification Of Diet In Renal Disease di Rumah

Sakit se-Kotamadya Yogyakarta Periode 2009 dengan hasil penelitian pada 557

probandus dengan 720 kasus penggunaan antibiotik sebesar 30,27% kasus

penggunaan antibiotik yang perlu penyesuaian dosis. Antibiotik golongan

cephalosporin, penicillin dan quinolone sebesar 11,5% diberikan dengan dosis

yang tidak sesuai (Kurniawan, 2010).

d. Influence of co-morbidity on renal function assessment by Cockcroft-Gault

calculation in lung cancer and mesothelioma patients receiving platinum-based

chemotherapy dengan hasil Creatinine clearance (CrCl) yang di hitung dengan

metode Cockcroft-Gault (CG) adalah akurat pada pasien kanker paru (Hubner,

2011).

e. Estimation of kidney function in cancer patients dengan hasil penelitian 185

pasien kanker yang dirujuk untuk mengukur LFG dengan Cr-EDTA sebelum

(29)

8

menggunakan plot Bland-Altman. Peneliti memperoleh hasil bahwa CKD EPI

dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui seberapa baik tingkat estimasi

filtrasi glomerular (eGFR), tetapi jika ingin memperoleh hasil dengan presisi

tinggi dalam pengukuran GFR sebaiknya menggunakan isotop test Cr-EDTA

(Jeppensen, Rasmussen, Redal dan Stokholm, 2011).

Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai

“Penggunaan Antibiotik Sitostatika pada Pengobatan Kemoterapi Geriatri

Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus Menggunakan Formula Modification of

Diet in Renal Disease (MDRD) dan Cockcroft-Gault (CG) di RSUP Dr.Sardjito Tahun 2010 ” belum pernah dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai

analisis pengobatan antibitik pada kemoterapi geriatri berdasarkan LFG yang

dihitung dengan formula MDRD dan CG dalam pengambilan keputusan oleh

farmasis dan tenaga kesehatan lain dalam mempraktikkan pelayanan kesehatan

sehingga dapat mencegah terjadinya pengobatan antibiotik sitostatika yang tidak

sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(30)

4. Tujuan

a. Tujuan Umum

Mengetahui nilai LFG penggunaan antibiotik pada pengobatan kemoterapi

geriatri menggunakan formula MDRD dan CG di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta

tahun 2010.

b. Tujuan Khusus

1) Mengetahui profil nilai LFG penggunaan antibiotik pada pengobatan

kemoterapi geriatri menggunakan formula MDRD dan CG di RSUP Dr.Sardjito

Yogyakarta tahun 2010.

2) Mengetahui persentase kasus peresepan penggunaan antibiotik pada

pengobatan kemoterapi kanker geriatri yang mengalami penurunan LFG

berdasarkan formula MDRD dan CG serta memerlukan penyesuaian dosis dalam

pengobatan sitostatika di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2010.

3) Mengetahui penyesesuaian dosis antibiotik yang dilakukan dalam pengobatan

kemoterapi kanker geriatri yang mengalami penurunan LFG berdasarkan formula

(31)

10 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Ginjal Normal

Ginjal manusia berjumlah dua buah, terletak pada dinding posterior

abdomen, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak

yang tebal. Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal bagian kiri. Setiap ginjal

panjangnya 6 sampai 7,5 cm, dan tebal 1,5 sampai 2,5 cm. Pada orang dewasa

beratnya kira-kira 140 gram (Pearce,2009).

Gambar 1. Anatomi Ginjal (Dipiro, et al., 2008)

Ginjal memiliki banyak fungsi penting dalam tubuh, antara lain untuk

mengekskresikan sisa metabolisme, zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolisme

hemoglobin dan bahan kimia asing. Ginjal juga berfungsi dalam mengontrol

sekresi hormon renin yang berperan dalam pengaturan tekanan darah, serta

berperan penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoesis).

Disamping itu, ginjal juga membentuk hormon dihidroksi kolekalsiferol (vitamin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

D aktif). Selain itu, ginjal juga dapat mengatur keseimbangan osmotik dan

mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma seperti natrium,

kalium, chlorine, dan fosfat (Syaifuddin, 2006).

Ginjal memiliki satuan unit fungsional yaitu nefron, diperkirakan ada

1.000.000 nefron berukuran mikroskopik pada ginjal (Sherwood, 2001). Nefron

dalam ginjal dapat menyaring 170 liter darah selama 24 jam. Setiap nefron terdiri

dari berkas kapiler badan malfigi yang disebut glomerulus, tubulus proksimal,

tubulus distal, dan tubulus kolektivus (Syaifuddin, 2006)

Gambar 2. Struktur Fungsional Nefron

(Dipiro, et al., 2008)

1. Glomerulus

a. Filtrasi glomerulus

Filtrasi glomerulus dikenal sebagai proses pada saat darah mengalir

melalui glomerulus, maka terjadi filtrasi plasma bebas-protein menembus

kapiler glomerulus kedalam kapsul Bowman sebagai langkah awal dalam

(33)

12

b. Laju filtrasi glomerulus (LFG)

Laju filtrasi glomerulus merupakan jumlah pemindahan filtrat dari

aliran darah kedalam kapsula Bowman, yang dipengaruhi oleh tekanan

darah kapiler glomerulus, tekanan osmotik koloid plasma dan tekanan

hidrostatik yang akan mempercepat gerakan air dan molekul permeabel

dari kapsula Bowman akan masuk ke kapiler. Pada saat orang sehat,

jumlah pertukaran filtrasi per menit 125 ml (Syaifuddin, 2006).

1) Tekanan darah kapiler glomerulus, adalah tekanan cairan yang

ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerulus. Tekanan darah

glomerulus yang meningkat cenderung mendorong cairan keluar dari

glomerulus untuk masuk ke kapsul Bowman di seluruh kapiler glomerulus

dan merupakan gaya utama yang menghasilkan filtrasi glomerulus.

2) Tekanan osmotik koloid plasma. Sementara tekanan darah kapiler

glomerulus mendorong filtrasi, kedua gaya lain yang bekerja melintasi

membran glomerulus (tekanan osmotik koloid plasma dan tekanan

hidrostatik kapsul Bowman) melawan filtrasi. Tekanan osmotik koloid

plasma ditimbulkan oleh distribusi protein-protein plasma yang tidak

seimbang di kedua sisi membran glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi,

protein-protein plasma terdapat di kapiler glomerulus tetapi tidak

ditemukan di kapsul Bowman. Dengan demikian, konsentrasi H2O di

kapsul Bowman lebih tinggi dari pada konsentrasinya di kapiler

glomerulus. Akibatnya adalah kecenderungan H2O untuk berpindah secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

otomatis mengikuti penurunan gradien konsentrasinya dari kapsul

Bowman ke kapiler glomerulus melawan filtrasi glomerulus.

3) Tekanan hidrostatik. Cairan di dalam kapsul Bowman menimbulkan

tekanan hidrostatik. Tekanan ini cenderung mendorong cairan keluar dari

kapsul Bowman melawan filtrasi cairan dari glomerulus ke dalam kapsul

Bowmen. Tekanan ringan ini merupakan penyebab berpindahnya sejumlah

besar cairan dari darah menembus membran glomerulus yang sangat

permeable (Sherwood, 2001).

LFG pada orang dewasa muda adalah sekitar 120-130

mL/min/1.73 m2 luas permukaan tubuh, sedangkan nilai LFG pada

individu normal 90-120 mL/min/1,73 m2 dan akan menurun seiring dengan

pertambahan usia, dapat diindikasikan dalam kriteria diagnostik spesifik

untuk chronic kidney disease (CKD) jika LFG dibawah 60 mL/min/1.73

m2 (NKF, 2010).

2. Tubulus

Dalam tubulus terjadi reabsorbsi dan sekresi secara selektif yang

melibatkan transportasi transepitel. Sisa bahan yang akan dieliminasi

dialirkan pada papila renalis, yang kemudian akan diteruskan ke pelvis

ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria dan

dikeluarkan sebagai urin (Syaifuddin, 2006). Cairan yang secara aktif

(35)

produk-14

produk sisa dan bahan-bahan berlebihan yang perlu dieliminasi dari tubuh

(Sherwood, 2001).

B. Geriatri

Proses menua merupakan proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya (Ismayadi, 2008).

Batasan usia menurut WHO meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun

b. Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun

c. Lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun (Ismayadi, 2008).

Menurut undang undang (UU) No. 4 tahun 1965 pasal 1 seorang dapat

dinyatakan sebagai lanjut usia setelah mencapai umur 55 tahun. Saat ini berlaku

UU No. 13 tahun 1998 lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun

keatas (Ismayadi, 2008).

Pasien geriatri (elderly) merupakan pasien dengan karakteristik khusus

karena terjadinya penurunan massa dan fungsi sel, jaringan, serta organ. Hal ini

menimbulkan perlu adanya perubahan gaya hidup, perbaikan kesehatan, serta

pemantauan pengobatan baik dari segi dosis maupun efek samping yang mungkin

ditimbulkan (David, 2010).

Geriatri juga telah mengalami perubahan dalam hal farmakokinetik dan

farmakodinamik obat. Perubahan farmakokinetik yang terjadi karena adanya

penurunan kemampuan absorbsi yang disebabkan oleh perubahan dari saluran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

gastrointestinal, perubahan distribusi terkait dengan penurunan cardiac output dan

ikatan protein-obat, perubahan metabolisme karena penurunan fungsi hati dan

atau ginjal, serta penurunan laju ekskresi karena terjadinya penurunan fungsi

ginjal (Ismayadi, 2008).

1. Perubahan Sistem Ginjal pada Geriatri

Ginjal Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh

melalui urin, darah yang masuk ke ginjal disaring di glomerulus (nefron). Pada

geriatri nefron menjadi atrofi dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%.

Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil meningkat dan

terkadang menyebabkan retensi urin (Ismayadi, 2008).

Kondisi ginjal pada geriatri juga akan diperparah dengan penyakit yang

umumnya diderita oleh para geriatri, antara lain hipertensi, diabetes, dan atau

hiperlipidemia (Rockwood, 2010). Pasien berusia 60 tahun ke atas akan

mengalami penyempitan pembuluh darah yang menyuplai darah ke organ ginjal.

Umumnya penyempitan yang terjadi akan terlambat deteksinya. Kadangkala

beberapa pembuluh darah akan tersumbat sehingga menimbulkan terjadinya

hipertensi, penyakit ginjal progresif, ataupun keduanya (Cohen, 2005).

2. Laju Filtrasi Glomerulus(LFG) pada Geriatri

Laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah jumlah darah yang terfiltrasi melului

glomerulus setiap menit (Patel, 2009). Klirens kreatinin paling banyak digunakan

dalam mengukur LFG. Produksi kreatinin bervariasi menurut umur, berat badan

dan jenis kelamin (Shargel, 2005). Salah satu indeks fungsi ginjal yang paling

(37)

16

GFR. Hal ini dapat disebabkan karena total aliran darah ginjal dan pengurangan

dari ukuran dan jumlah glomerulus. Pada beberapa penelitian yang menggunakan

bermacam-macam metode, menunjukkan bahwa GFR tetap stabil setelah usia

remaja hingga usia 30-35 tahun, kemudian menurun hingga 8-10 ml/menit/1,73

m2/dekade.

Tabel I. Nilai Rata-rata LFG Berdasarkan Pertambahan Usia

(National Kidney Foundation, 2010).

Menurut National Kidney Foundation, nilai LFG pada individu normal

90-120 mL/min/1,73 m2 dan akan menurun seiring dengan meningkatnya usia

(Patel, 2009). Nilai LFG yang didapatkan berdasarkan formula tertentu kemudian

digunakan untuk menilai tingkat keparahan penyakit ginjal kronis (Chronic

Kidney Disease) seperti digambarkan pada tabel II. (Knott, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

Tabel II. Tahap Chronic Kidney Disease (CKD) Berdasarkan LFG

Tahap Chronic Kidney Disease (CKD) Berdasarkan LFG

Tahap LFG

II 60-89 Fungsi renal sedikit menurun (CKD tahap II tidak dapat didiagnosa dari LFG saja tapi juga membutuhkan urinalisis

IIIa 45-59 Fungsi renal menurun dalam tahap moderat,

IIIb 30-44 Fungsi renal menurun dalam tahap moderat,

IV 15-29 Penurunan fungsi renal yang berat

Memikirkan rencana untuk mengatasi gagal ginjal tahap akhir

V <15 Gagal ginjal tahap akhir Transplantasi atau dialysis

(Knott, 2010).

Metode Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) dan

Cockcroft-Gault (CG) merupakan formula yang paling banyak di gunakan dalam

memperkirakan fungsi ginjal dalam estimasi nilai LFG, yang dipengaruhi oleh

(39)

18

Formula MDRD kurang tepat bila digunakan untuk estimasi nilai LFG

pada pasien yang berumur kurang dari 18 tahun dan atau obesitas. Adapun

formula MDRD adalah sebagai berikut:

LFG (mL/min/1,73 m2) = 186 x (Scr)-1,154 x (umur)-0,203 x (0,742 jika

wanita) x (1,212 bila African-American)

(Knott, 2010).

Persamaan MDRD juga digunakan untuk perhitungan LFG di Afrika-

Amerika, hal ini untuk menunjukkan fakta bahwa ras Amerika-Afrika memiliki

LFG lebih tinggi dari ras lain yang dihitung dengan formula MDRD dengan

kreatinin serum yang sama. Hal ini disebabkan massa otot yang rata-rata lebih

tinggi serta tingkat generasi kreatinin yang lebih cepat di Afrika-Amerika.

Laboratorium klinis tidak dapat mengumpulkan data tentang ras dan karenanya

tidak dapat melaporkan perkiraan LFG menggunakan persamaan untuk Kaukasia

(Eropa timur dan Asia barat). Untuk orang Afrika-Amerika, kalikan estimasi LFG

seperti pada orang Kaukasia dikalikan dengan 1,21 sebagai faktor pengali (NKF,

2004).

Formula Cockcroft-Gault(CG) merupakan formula yang sudah divalidasi

untuk digunakan dalam penyesuaian dosis obat. Adapun formula CG adalah

sebagai berikut:

Cockcroft-Gault= {((140-usia) X BB)/(72 SCr)} x 0.85 jika wanita

(National Kidney Foundation, 2010).

Kreatinin klirens dengan menggunakan rumus Cockroft-Gault merupakan

pelaksanaan rutin yang dipakai dalam klasifikasi dan cara estimasi LFG yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(40)

direkomendasikan oleh K/DOQI (Kidney Disease Outcomes Quality Initiative),

dengan atau tanpa koreksi luas permukaan badan berdasarkan nilai kreatinin

serum. Rumus CG juga merupakan rumus alternatif yang paling sering digunakan

karena hasilnya lebih cepat dengan menggunakan perhitungan kreatinin serum,

berat badan, jenis kelamin dan usia. Menggunakan rumus CG hasilnya lebih

cepat, oleh karena itu banyak membantu klinisi yang membutuhkan hasil dengan

segera untuk menentukan diagnose dan pengobatan (Department of Chemical

Pathology, 2007).

C. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan terapi kanker dengan obat sitostatika. Obat

sitostatika merupakan zat yang dapat menghentikan pembelahan sel ganas.

Prinsipnya adalah penggunaan obat dengan langsung merusak DNA dan RNA

(Tjay dan Rahardja, 2010). Neoplasma manusia yang paling rentan terhadap

kemoterapi adalah sel-sel yang sedang membelah dengan persentase tinggi.

Demikian pula, jaringan normal yang berproliferasi dengan cepat. Berdasarkan

mekanisme kerjanya, obat-obat antineoplastik pada umumnya dibagi dalam

beberapa golongan seperti alkylating agent, anti metabolites, bahan alam meliputi

alkaloid vinca, antibiotik, enzim, hormon dan beberapa golongan lainnya

(41)

20

1. Obat Kemoterapi Golongan Antibiotik

Senyawa kemoterapeutik salah satunya adalah golongan bahan alam

termasuk antibiotik (Brunton, Parker, Blumenthal, and Buxton, 2010). Antibiotik

dalam terapi kanker akan terikat pada DNA melalui penyisipan diantara basa-basa

tertentu dan menghambat sintesis DNA atau RNA baru (atau keduanya) yang akan

menyebabkan pemotongan pada untai DNA serta mengganggu replikasi sel

(Katzung, 2004). Berikut berbagai jenis antibiotik yang digunakan dalam terapi

antineoplasma:

a. Antrasiklin (daunorubisin, doksorubisin, epirubisin, idarubisin dan

mitoksantron)

Antibiotik antrasiklin berinterkalasi dengan DNA, yang secara langsung

mempengaruhi transkripsi dan replikasi. Antibiotik antrasiklin diberikan secara

intravena dan akan dieliminasi melalui konversi metabolik (Brunton, Parker,

Blumenthal, and Buxton, 2010).

b. Daktinomisin (aktinomisin D, Cosmegen)

Digunakan dalam kombinasi dengan pembedahan dan vinkristin (Katzung,

2004). Daktinomisin diberikan secara intravena dieksresikan melalui empedu

dan urin. Aktinomisin akan mengikat DNA heliks ganda yang akan

menghasilkan kompleks daktinomisin-DNA. Ikatan daktinomisin akan

menghambat transkripsi DNA. Manifestasi toksik mencakup mual, muntah dan

diare (Brunton, Parker, Blumenthal, and Buxton, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(42)

c. Bleomisin

Bleomisin menyebabkan pemotongan DNA dengan menghasilkan spesi

oksigen reaktif. Obat ini diberikan secara parenteral, secara intravena atau

intramuskular (Katzung, 2004).

d. Mitomisin (Mitomisin C)

obat ini merupakan salah satu obat yang lebih toksik dan yang terbaik untuk sel

tumor hipoksik dan mempunyai peningkatan kegunaan dalam kemoterapi

(43)

22

Tabel III. Berbagai Jenis Antibiotik Sitostatika beserta Dosis yang Digunakan dan Penyesuaian Dosisnya

Nama Obat Dosis biasa (Ginjal yang Normal)

Doksorubisin 20-70 mg/ml/tiap 1 siklus

2. Efek Obat Antibiotik Terhadap Penurunan Fungsi Ginjal

Hal yang memberatkan terhadap semua sitostatika termasuk golongan

antibiotik adalah sifatnya yang toksis dan efek sampingnya yang hebat (Tjay dan

Rahardja, 2010). Efek samping yang muncul pada jangka panjang antara lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(44)

toksisitas pada hepar dan ginjal (Herdata, 2008). Senyawa ini memiliki efek

merusak pada jaringan dengan indeks pembelahan yang biasanya rendah, seperti

hati, ginjal dan limfosit matang, efek pada jaringan-jaringan ini biasanya tertunda

(Brunton, Parker, Blumenthal, and Buxton, 2010).

Antibiotik seperti doksorubisin dan epirubisin juga dapat menginduksi

terjadinya nephropathy (James, Scholey, Peter, Miller, Helmut, Rennke, and

Timothy, 1989). Bleomisin HCl merupakan antibiotik yang salah satu efek

sampingnya adalah gangguan pada ginjal. Obat ini tidak dianjurkan pada

penderita dengan gangguan ginjal. Daunorubisin HCl juga tidak dianjurkan untuk

pasien denga usia lanjut, selain itu obat ini juga memiliki efek samping yang salah

satunya adalah kerusakan ginjal (Pramudianto dan Evaria, 2009)

D. Landasan Teori

Ginjal merupakan organ vital yang memiliki banyak fungsi penting

dalam tubuh seperti mengekskresikan sisa metabolisme zat-zat toksik, obat-obatan

dan bahan kimia asing. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) merupakan parameter

terbaik untuk mengukur fungsi ginjal dan mengetahui seberapa parah penurunan

fungsi ginjal. Metode MDRD dan CG merupakan formula yang paling banyak di

gunakan dalam memperkirakan fungsi ginjal pada orang dengan usia 18 tahun

keatas.

Pasien geriatri merupakan pasien yang berusia 60 tahun ke atas dengan

karakteristik khusus dimana terjadi penurunan massa dan fungsi sel, jaringan,

(45)

24

mempengaruhi farmakodinamik dan farmakokinetik obat. Kemoterapi merupakan

salah satu metode untuk terapi kanker. Antibiotik dalam kemoterapi merupakan

salah satu obat yang sering digunakan karena telah terbukti berguna secara klinis

untuk kemoterapi kanker. Beberapa antibiotik sitostatika yang digunakan dalam

kemoterapi dapat menimbulkan efek samping berupa ketoksikan pada hepar dan

ginjal. Pada geriatri, nefrotoksisitas adalah salah satu efek samping yang penting

dan sering muncul akibat penggunaan obat sitostatika.

Untuk menghindari efek samping yang tidak dapat ditoleransi, sebaiknya

dosis obat dihitung secara cermat, khususnya pada penggunaan antibiotik

sitostatika karena sebagian besar metabolit aktif dan beracun dibuang melalui

ginjal.

Penyesuaian dosis penting dilakukan pada pasien dengan penurunan

fungsi ginjal untuk menjamin ketepatan pengobatan sesuai keadaan ginjal.

Penyesuaian dosis obat dalam keadaan penurunan fungsi ginjal dapat dilihat

dengan perhitungan LFG yang disesuaikan dengan pustaka (guideline) Drug

Informatin Handbook tahun 2010, tetapi jika tidak terdapat dalam pustaka dapat

dilakukan penyesuaian dengan Body Surface Area(BSA).

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran peresepan

antibiotik sitostatika pada pengobatan kemoterapi pasien geriatri yang telah

mengalami penurunan nilai LFG saat dihitung dengan formula MDRD dan CG

untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di RSUP Dr. Sardjito tahun 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(46)

25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai Penggunaan Antibiotik Sitostatika pada Pengobatan

Kemoterapi Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus Menggunakan

Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) dan Cockcroft-Gault (CG) di RSUP Dr.Sardjito Tahun 2010 merupakan jenis penelitian observasional

dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif.

Penelitian observasional merupakan penelitian dengan menggunakan

teknik atau pendekatan guna mendapatkan data primer dengan cara langsung

mengamati objek datanya. Penelitian observasional dapat dikelompokkan menjadi

observasi perilaku dan observasi non perlakuan. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian observasional non perlakuan berupa observasi analisis catatan

(Jogiyanto, 2008).

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif, karena tujuan dari

penelitian yaitu membuat gambaran atau mendeskripsikan mengenai suatu

keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2010). Metode penelitian ini merupakan

deskriptif evaluatif karena gambaran data yang diperoleh dari lembar rekam medis

akan dievaluasi dan dideskripsikan berdasarkan nilai LFG menurut formula CG

dan MDRD, kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram.

Penelitian retrospektif merupakan penelitian yang pengumpulan datanya

(47)

26

2010). Penelitian ini bersifat retrospektif karena data yang digunakan dalam

penelitian ini diambil dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu, yaitu

pada lembar rekam medis pasien di RSUP Dr.Sardjito tahun 2010.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Utama

a. Varibel bebas: nilai LFG yang dihitung dengan menggunakan formula

MDRD dan CG.

a) Variabel tergantung : regimen dosis antibiotik sitostatika

Merupakan akibat dari penurunan nilai perhitungan LFG

2. Variabel Terkendali

a. Umur

3. Variabel tak terkendali

a. Berat badan

b. Tinggi badan

c. Nilai serum kreatinin

d. Jenis kelamin

C. Definisi Operasional

1. Pasien geriatri adalah pasien berusia lebih dari 60 tahun yang telah menjalani

kemoterapi sitostatika golongan antibiotik dan mengalami penurunan LFG yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(48)

pada rekam medisnya tercantum data laboratorium serum kreatinin yang bila

dihitung dengan formula MDRD dan CG memiliki nilai LFG <60 ml/min/1,73 m2.

Satu pasien menyumbang satu atau lebih kasus peresepan.

2. Karakteristik pasien geriatri yang membutuhkan perubahan regimen dosis

adalah pasien yang menjalani kemoterapi sitostatika golongan antibiotik dan

mengalami penurunan LFG serta belum mencapai tahap gagal ginjal pada saat

pasien menerima pengobatan kemoterapi sitostatika golongan antibiotik di RSUP

Dr.Sardjito tahun 2010.

3. Nilai LFG dihitung dengan formula MDRD dan CG. Formula MDRD dan CG

merupakan cara penghitungan nilai LFG berdasarkan serum kreatinin.

Perhitungan LFG dengan formula MDRD adalah:

LFG (mL/min/1,73 m2) = 186 x (Scr)-1,154 x (umur)-0,203 x (0,742 jika

wanita) x (1,212 bila African-American) (SI units)

Perhitungan LFG dengan formula Cockcroft-Gault (CG) adalah:

Laki-laki: CLcr = (140-usia) x (berat badan dalam Kg) / (Scr x 72)

Wanita : CLcr x 0,85

LFG (mL/min/1,73 m2) = eGFR = estimated LFG, untuk setiap formula

SCr dalam µmol/L; usia dalam tahun; berat dalam Kg. Luas permukaan tubuh

(49)

28

D. Bahan atau Materi Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

rekam medis pasien geriatri yang telah menjalani kemoterapi serta telah

melakukan uji laboratorium terkait serum kreatinin di RSUP Dr.Sardjito tahun

2010.

Kriteria eksklusi yaitu pasien yang mengalami gagal ginjal akut maupun

kronis dengan kreatinin > 5 mL/dl.

E.Alat atau Instrumen yang Digunakan

1. Lembar pengambilan data

2. Alat hitung

F. Tata Cara Penelitian 1. Analisis situasi

Analisis situasi dengan melakukan perijinan dan observasi lokasi di

RSUP Dr.Sardjito. Alasan pemilihan tempat tersebut karena rumah sakit ini

memiliki klinik pelayanan kanker terpadu Tulip. Perijinanan dilakukan dengan

memberikan surat pengantar dari Universitas Sanata Dharma kepada pusat

pengembangan pendidikan dan penelitian RSUP Dr.Sardjito. Observasi dilakukan

dengan melihat jumlah pasien kemoterapi geriatri yang menjalani kemoterapi

tahun 2010 dan data laboratorium mengenai serum kreatinin serta penggunaan

obat sitostatika antibiotik, yang diperoleh dari instalasi laboratorium dan catatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(50)

medik di RSUP Dr.Sardjito. Data yang diambil adalah data pasien yang menjalani

kemoterapi pada bulan januari 2010 hingga bulan desember 2010.

2. Pengambilan data

Data pasien yang diperoleh dari lembar rekam medis dipilih sesuai

dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh penulis. Data yang dikumpulkan

meliputi nomor rekam medis, tanggal periksa, umur, berat badan, tinggi badan,

jenis kelamin, data laboratorium (nilai serum kreatinin), serta dosis dan frekuensi

penggunaan terapi obat sitistatika golongan antibiotik pasien geriatri yang

menjalani kemoterapi di RSUP Dr.Sardjito tahun 2010.

3. Tata Cara Analisis Hasil

Data kualitatif yang diperoleh dibahas dalam bentuk uraian dan secara

deskriptif dalam bentuk tabel dan diagram. Adapun data pasien akan

dikelompokkan terlebih dahulu sebagai berikut ini:

a. Pengelompokkan nilai LFG pasien geriatri yang menjalani kemoterapi dan

menggunakan obat sitostatika golongan antibiotik di RSUP Dr.Sardjito tahun

2010, berdasarkan formula MDRD dan CG, dilanjutkan analisis dengan

membandingkan nilai LFG yang diperoleh apakah ada perbedaan secara

statistika dengan menggunakan uji T dependent berpasangan.

b. Pengelompokkan pasien geriatri yang mengalami penurunan fungsi ginjal

(51)

30

dan CG yang menjalani kemoterapi dan menggunakan obat sitostatika

golongan antibiotik di RSUP Dr.Sardjito tahun 2010.

c. Pengelompokkan pasien geriatri yang menjalani kemoterapi obat sitostatika

golongan antibiotik dan mengalami penurunan fungsi ginjal serta memerlukan

regimen dosis berdasarkan nilai LFG menurut formula CG dan MDRD di

RSUP Dr.Sardjito tahun 2010.

d. Kelompok pasien geriatri dengan penurunan fungsi ginjal yang perlu

penyesuaian regimen dosis dalam pemberian terapi sitostatika golongan

antibiotik berdasarkan nilai LFG menurut formula CG dan MDRD di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta tahun 2010 dengan melihat pustaka Drug Information

Handbook tahun 2010, jika tidak terdapat pustaka yang sesuai dapat dilakukan

dengan Body Surface Area(BSA) dengan rumus :

dimana hasil perhitungan di atas dikalikan dosis obat per luas permukaan tubuh

(m2) (National Kidney Foundation, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(52)

G. Kelemahan Penelitian 1. Kesulitan Penelitian

Setiap pemeriksaan tidak diikuti dengan pencatatan data berat badan dan tinggi

badan secara lengkap, sehingga digunakan data pada pemeriksaan sebelumnya.

2. Keterbatasan Penelitian

Data yang disajikan terbatas hanya untuk diagnosis sepuluh penyakit kanker

(53)

32 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil nilai laju filtrasi

glomerulus (LFG) berdasarkan formula Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD) dan Cockcroft-Gault (CG) serta mengevaluasi pengobatan antibiotik

sitostatika pada pasien kanker geriatri yang menjalani kemoterapi dengan

penurunan LFG di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010. Evaluasi

pengobatan antibiotik sitostatika ini meliputi berapa banyak kasus peresepan

pasien kemoterapi geriatri yang mengalami penurunan LFG dan memerlukan

penyesuaian dosis dalam terapi serta kesesuaian dosis pengobatan antibiotik

sitostatika berdasarkan nilai LFG. Karakteristik pasien geriatri yang

membutuhkan perubahan regimen dosis adalah pasien yang menjalani kemoterapi

sitostatika golongan antibiotik dan mengalami penurunan LFG yang bila dihitung

dengan formula MDRD dan CG memiliki nilai LFG <60 ml/min/1,73 m2.

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data dari rekam medis yang

ada di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2010. Subyek penelitian yang

masuk dalam kriteria inklusi adalah semua pasien geriatri, yaitu pasien yang

berusia lebih dari 60 tahun, yang telah mengalami pemeriksaan laboratorium nilai

serum kreatinin, pemeriksaan jasmani berupa tinggi badan, berat badan, dan

menerima peresepan antibiotik sitostatika selama bulan Januari 2010 hingga

Desember 2010 di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Populasi pasien kemoterapi

geriatri yang berusia lebih dari 60 tahun sebanyak 123 pasien dengan 145 kasus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(54)

dan yang masuk kriteria inklusi sebanyak 100 kasus. Tiap pasien menyumbang

satu atau lebih kasus peresepan.

A. Profil Pasien berdasarkan Nilai Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)

Filtrasi glomerulus adalah proses penyaringan yang terjadi di glomerulus,

yang menyaring kotoran atau zat sisa yang ada di darah. LFG merupakan suatu

parameter untuk melihat estimasi fungsi ginjal yang menggambarkan efisiensi

ginjal dalam menyaring zat-zat sisa metabolisme. Nilai yang didapat dari

perhitungan LFG berupa volume total dari cairan yang terfiltrasi oleh glomerulus

per satuan waktu (Sherwood, 2001).

Metode MDRD dan CG merupakan formula yang paling banyak di

gunakan dalam memperkirakan fungsi ginjal dalam estimasi nilai LFG yang

dipengaruhi oleh usia dan indeks massa tubuh (BMI) (Verhave, 2005). Pada orang

dewasa atau diatas 18 tahun, digunakan formula CG dan MDRD untuk

menghitung eLFG (NKF, 2002). Nilai LFG bervariasi tergantung dari usia, jenis

kelamin, ras dan massa otot total. Nilai normal LFG pada usia dewasa muda

±120-130 mL/min/1,73 m2 sedangkan pada individu normal adalah 90-120

mL/min/1,73 m2 dan akan menurun seiring dengan pertambahan usia (NKF,

2010). Estimasi LFG (eLFG) memiliki interval kepercayaan 90% sebagai estimasi

untuk melihat fungsi ginjal, namun perlu diperhatikan untuk pasien anak-anak

maupun pasien elderly karena akan dipengaruhi oleh masa otot, asupan nutrisi

serta ukuran tubuh (The Renal Association Founded, 2002). Penurunan fungsi

(55)

34

seringkali tidak terdiagnosa karena screening yang tidak adekuat. Pada penelitian

ini akan digambarkan epidemiologi terjadinya penurunan fungsi ginjal pada

pasien geriatri yang menjalani kemoterapi dengan antibiotik sitostatika terkait

nilai LFG yang dihitung dengan formula CG dan MDRD di RSUP Dr.Sardjito

tahun 2010. Data diambil dari rekam medik rumah sakit, selanjutnya dicatat data

pasien terkait umur, kreatinin serum, tinggi badan, berat badan dan jenis

kelaminnya. Dari rekam medik juga didapatkan jenis antibiotik beserta dosis dan

regimen yang digunakan dalam terapi.

Hal yang memberatkan terhadap semua sitostatika termasuk golongan

antibiotik adalah sifatnya yang toksis dan efek sampingnya yang hebat (Tjay dan

Rahardja, 2010). Efek samping yang muncul pada jangka panjang antara lain

toksisitas pada hepar dan ginjal (Herdata, 2008). Terapi antikanker biasanya

mengganggu homoeostasis fisiologis dan mempengaruhi beberapa organ selama

proses pengobatan. Terapi antikanker yang efektif dengan antrasiklin terbatas

karena toksisitas ke berbagai organ termasuk ginjal (Sule, et.al., 2011).

Berdasarkan penelitian di RSUP Dr.Sardjito tahun 2010 terhadap pasien

kemoterapi geriatri secara garis besar disajikan dalam gambar 3 dimana dapat

terlihat persentase tahapan terjadinya Chronic Kidney Disease (CKD) menurut

nilai LFG pasien geriatri dengan pengobatan antibiotik sitostatika berdasarkan

formula CG yang menunjukkan terjadinya penurunan fungsi ginjal. Pasien

kemoterapi geriatri paling banyak menderita CKD tahap 3B yakni sebanyak 41 %

dengan rentang nilai LFG sebesar 30-44 mL/min/1,73 m2. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa terjadi penurunan fungsi ginjal dalam tahap moderat, dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(56)

atau tanpa tanda kerusakan ginjal lainnya, sehingga dapat dilakukan manajemen

dengan melakukan observasi dan mengkontrol tekanan darah untuk mencegah

risiko kardiovaskular (Knott, 2010).

Gambar 3. Persentase Tahapan terjadinya Chronic Kidney Disease (CKD) menurut Nilai LFG berdasar Formula CG pada Pasien Geriatri dengan Pengobatan Antibiotik

Formula MDRD belum divalidasi untuk penyesuaian dosis obat. Menurut

Drug Dosing information in Australia (sepetri MIMS, Australian Medicines

Handbook, Therapeutic Guidelines) formula Cockcroft - Gault lebih dianjurkan

untuk keputusan pemberian dosis obat (Jones, 2007).

Nefrotoksisitas adalah salah satu efek samping penting dari antibiotik

antrasiklin (Sule, et.al., 2011). Hasil Penelitian Scholey, dkk., (1989)

(57)

36

Gambar 4. Prevalensi Tahapan Nilai LFG pada Pasien Geriatri Geriatri dengan pengobatan antibiotik di RSUP Dr.Sardjito tahun 2010 Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Formula CG

Pada gambar 4 terlihat adanya korelasi antara jenis kelamin terhadap

nilai LFG. Perempuan mempunyai prevalensi lebih besar dibandingkan laki-laki

hampir pada seluruh tahapan CKD yaitu pada tahap 1, tahap 2, tahap 3A, tahap

3B, tahap 4 dan tahap 5 yang dihitung dengan formula CG.

Nilai kreatinin serum dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tinggi badan,

berat badan, dan massa otot (NKF, 2010). Perempuan mempunyai massa otot

yang relatif lebih kecil sehingga rentang normal nilai LFG pada perempuan pada

umumnya lebih rendah (The Renal Association Founded, 2002).

Gambar 5 menunjukkan persentase tahapan terjadinya CKD menurut

nilai LFG pasien geriatri dengan pengobatan antibiotik berdasarkan formula

MDRD. Tahapan CKD yang terjadi berdasarkan nilai LFG yang dihitung dengan

formula MDRD memiliki hasil yang berbeda dengan formula CG, dengan formula

MDRD terdapat 70 % kasus berada pada CKD tahap 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar

Tabel III. Antibiotik Sitostatika beserta Dosis yang Digunakan dan
Gambar 1. Gambar 1. Anatomi Ginjal...................................................
Gambar 9. Persentase Pasien Geriatri yang Memerlukan mengalami
Gambar 1. Anatomi Ginjal (Dipiro, et al., 2008)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akhirnya, para pengecer prihatin bahwa berbagai display serta material P-O-P lainnya hanya membantu peningkatan penjualan dari suatu merek khusus dari produsen selama periode display

Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan adalah: Limbah ikan tuna produk proses biologis memiliki nilai kecernaan (bahan kering, bahan organik dan protein kasar) dan

suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau orang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada yang berpiutang itu untuk

Implementasi aplikasi broker properti meliputi fungsi penyimpanan dan pembacaan informasi, proses sinkronisasi data antara kantor cabang dengan kantor pusat,

Sementara dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan informasi untuk perencanaan kesehatan penduduk kelompok lanjut usia bagi Dinas Kesehatan Kota Sibolga

Singapura Hongkong Malaysia Arab Saudi Papua Nugini Kuwait Bangladesh Lebanon Cina Israel Uni Emirat Arab Korea Oman Syria Yaman Mongolia Iran Sri Lanka Filipina Thailand Nepal