• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian keterpinggiran perempuan Hindu pekerja Hotel Berbintang Lima,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Kajian keterpinggiran perempuan Hindu pekerja Hotel Berbintang Lima,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

49

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Kajian keterpinggiran perempuan Hindu pekerja Hotel Berbintang Lima, bukan semata-mata penelitian pariwisata, melainkan suatu penelitian dengan perspektif kajian budaya (cultural studies). Kajian ini menggunakan pendekatan interdisipliner yang mencoba melihat fenomena secara luas dari berbagai faktor yang berpengaruh. Dalam hubungan ini, faktor-faktor yang berpengaruh yaitu pendidikan, ekonomi, budaya, sistem politik, dan keinginan kuat perempuan Hindu untuk berkiprah dalam industri pariwisata.

Sebagai kajian budaya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Kirl dan Miller (1986), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya dan hubungannya dengan orang-orang tertentu dalam bahasa dan peristilahan. Kendatipun penelitian ini menggunakan metode kualitatif, tetapi dalam beberapa hal dibantu dengan penerapan metoda analisis data yang bersifat kuantitatif. Meneliti dan mengamati sejumlah data kuantitatif dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan persentase keterwakilan perempuan Hindu Pekerja Hotel Berbintang Lima dan berdasarkan pendapat perempuan Hindu tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kiprah perempuan Hindu Pekerja Hotel Berbintang Lima. Oleh karena itu, kontribusi data kuantitatif dalam penelitian ini tidak dapat dihindarkan walaupun diposisikan sebagai pelengkap.

(2)

Dalam konteks tersebut Straus dan Corbin (2003:4) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur yang statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Ciri-ciri yang menonjol dalam penelitian kualitatif adalah (1) sumber datanya langsung berupa data situasi alami dan peneliti adalah instrumen kunci; (2) bersifat deskriptif; dan (3) lebih menekankan makna proses daripada hasil, perilaku, dan dengan pandangan pendirian yang diperoleh dari pengamatan. Dalam penelitian ini, penerapan model kualitatif dilakukan secara deskriptif, yakni data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk fenomena deskriptif, tetapi tidak berupa angka-angka atau koefesien tentang hubungan antarvariabel. Dalam hal ini peneliti menganalisis data dengan keragaman informasi sebagaimana terekam dalam kumpulan data (Arikunto, 1989:194).

Penerapan metode kualitatif secara komparatif adalah melakukan analisis untuk mencari dan menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan fenomena ( Arikunto, 1989:197). Selanjutnya, penerapan yang bersifat korelatif menurut Arikunto (1989:201), yakni bertujuan untuk mencari dan menemukan ada atau tidaknya hubungan antargejala yang ada.

Mekanisme kerja dalam penelitian ini adalah menganalisis keterpinggiran perempuan Hindu Pekerja Hotel Berbintang Lima. Dalam hal ini uraian itu dijadikan titik tolak untuk memahami lebih lanjut tentang keterpinggiran perempuan Hindu Pekerja Hotel Berbintang Lima yang terkandung di dalamnya. Jadi, analisisnya adalah analisis deskriptif serta mencari hubungannya dengan fenomena realitas yang terjadi pada komunitas sosial masyarakat. Dengan

(3)

domestik, ranah publik, dan ranah Hotel Berbintang Lima.

Penelitian ini mengarah pada kajian tentang keterpinggiran perempuan Hindu Pekerja Hotel Berbintang Lima dan faktor-faktor yang melatarbelakangi peran perempuan Hindu pekerja hotel berbintang lima dilihat dari perspektif kajian budaya (cultural studies). Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa penelitian ini mengarah pada pendekatan kualitatif. Oleh karena itu penelitian ini menggali serta mengkaji bentuk dan proses keterpinggiran perempuan Hindu, termasuk faktor-faktor yang melatarbelakangi keterpinggiran peran perempuan Hindu pekerja hotel berbintang lima menurut kitab suci agama Hindu, jurnal, dan penelitian-penelitian yang ada. Selanjutnya dikaji dampak dan makna serta implementasinya di lapangan, dalam hal ini peran perempuan Hindu Pekerja Hotel Berbintang Lima yang menjiwai perilaku sosial budaya masyarakat Hindu di Bali, khususnya di kawasan Sanur, Denpasar Selatan. Akhirnya, digali dampak dan makna yang ditimbulkan keluarga, dadia, dan desa pakraman setempat, terutama terhadap kehidupan sosial budaya dan kehidupan masyarakat perempuan Hindu yang bekerja di Hotel Berbintang Lima.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian keterpinggiaran perempuan Hindu Pekerja Hotel Berbintang Lima hanya difokuskan pada lokasi di kawasan Sanur, karena kawasan Sanur telah dimekarkan meliputi wilayah Kelurahan Sanur, Sanur Kauh, Sanur Kaja. Ditetapkannya lokasi penelitian di desa kawasan Sanur dengan pertimbangan: (1) Sanur merupakan cikal bakal pariwisata, yang pertama; (2) peran perempuan

(4)

Hindu yang bekerja di sektor pariwisata paling banyak di kawasan Sanur; Dari satu desa yang luas dan kompleks di satu kelurahan dengan dan dua desa perbekelan, yaitu Inna Grand Bali Beach, Sanur Beach, dan Bali Hyaat (Dinas Pariwisata Denpasar, 2009).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digali dalam penelitian ini terdiri atas data kualitatif dan kuantitatif. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kualitatif berbentuk narasi yang terdiri atas kata-kata tertulis atau lisan, ungkapan yang merupakan hasil wawancara dan observasi yang terkait langsung dengan keterpinggiran parempuan Hindu di Sanur Kauh. Sementara itu data kuantitatif berbentuk angka-angka digunakan sebagai pendukung (data sekunder). Data kuantitatif bersumber dari dokumen lembaga pemerintah yang menangani pemberdayaan perempuan Hindu Pekerja Hotel Berbintang Lima, data statistik, dan monograf desa kawasan Sanur, Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

Sumber data penelitian ini ada dua macam yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah informan. Data primer yang diperoleh langsung dari informan, yakni berupa kata-kata, tindakan, dan foto-foto kegiatan perempuan Hindu di Hotel Berbintang Lima yang diteliti. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen. Data sekunder dapat diperoleh dari sumber-sumber tertulis, seperti dokumen yang tertulis. Dalam hal ini dokumen yang didapatkan dari dokumen yang tersedia atau dokumentasi dan publikasi hasil penelitian terdahulu, monografi, dan yang

(5)

perempuan Hindu Pekerja Hotel Berbintang Lima di kawasan Sanur.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian atau alat penelitian adalah penulis sendiri. Dalam hal ini Nasution (dalam Sugiyono, 2005:59) menyatakan seperti dalam kutipan di bawah ini:

“Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya adalah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuknya yang pasti. Oleh karena itu, penulis sebagai instrumen harus divalidasi, seberapa jauh penulis kualitatif siap melakukan penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara yang selanjutnya terjun ke lapangan” (Sugiyono, 2005:59). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama didukung oleh pedoman wawancara (interview guide), yaitu pertanyaan yang memokok sehingga dapat dikembangkan dan diperdalam di lapangan untuk mengumpulkan data. Selain itu, juga dipakai catatan lapangan (field notes) yakni untuk mencatat apa yang didengar, dilihat, dan dipikirkan dalam kaitannya dengan pengumpulan data di lapangan. Selanjutnya alat perekam (tape recorder) digunakan sebagai alat bantu merekam hasil wawancara.

3.5 Teknik Penentuan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive, yaitu dengan tujuan tertentu. Kriteria yang ditentukan adalah mereka yang memiliki pengalaman dan pengetahuan sebagai informan tentang perempuan Hindu di Hotel Berbintang Lima. Dalam hal ini yang dilibatkan sebagai informan

(6)

adalah perempuan Hindu yang bekerja di Hotel Berbintang Lima kawasan Sanur, dan selain itu juga di wawancarai owner hotel, general manajer hotel, pegawai restoran, pegawai biro perjalanan, Kepala Desa Sanur, serta Lurah Sanur, Bendesa Adat Sanur, Dinas Pariwisata Denpasar, Bidang Pemberdayaan Perempuan Denpasar, Dinas Pariwisata Tingkat I Bali, serta Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Tingkat I Bali.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik observasi, teknik wawancara mendalam, studi dokumen, dan studi kepustakaan.

3.6.1 Observasi

Dalam hal ini yang dimaksudkan observasi adalah cara pengumpulan data melalui indera mata mengenai suatu gejala atau kenyataan dari apa yang dapat dilihat, terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti mengamati perempuan Hindu di industri pariwisata, hotel, restoran, art shop, biro perjalanan yang bersifat rutin atau insidental, baik formal maupun nonformal untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Karena keterbatasan daya pengamatan peneliti, maka pada saat melakukan observasi, peneliti membawa alat bantu berupa alat kamera dan tape recorder. Dalam hal ini, kamera adalah alat bantu pengamatan untuk mengabdikan peristiwa-peristiwa atau kenyataan-kenyataan agar kemudian dapat dipelajari dengan seksama. Tape recorder dipakai membantu pengamatan dalam menangkap

(7)

dengan kata-kata.

3.6.2 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam merupakan suatu cara untuk memperoleh keterangan secara lisan, yakni berinteraksi dengan seorang informan sesuai dengan permasalahan penelitian, kemudian dilakukan pencatatan secara sistematik. Wawancara mendalam dipakai untuk memperdalam informasi dengan melakukan cross check antarinforman untuk mendapatkan verifikasi agar valid dan reliable.

Wawancara mendalam dalam penelitian ini dilakukan dalam rangka menggali, memahami, dan mengkaji fenomena tentang realitas kehidupan atau kondisi alamiah perempuan Hindu di desa kawasan Sanur. Ada dua alasan pokok yang mendasari peneliti melakukan wawancara mendalam sewaktu mengumpulkan data. Pertama, wawancara mendalam memungkinkan peneliti untuk menggali fenomena keterpinggiran peran perempuan Hindu Pekerja Hotel Berbintang Lima di desa kawasan Sanur. Kedua, dengan wawancara mendalam peneliti dapat menanyakan kepada informan hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan harapan masa mendatang. Dalam kaitan ini instrumen wawancara mendalam mengunakan pedoman wawancara (interview guide).

(8)

3.6.3 Studi Dokumen

Yang dimaksudkan dengan studi dokumen, yakni peneliti menggali informasi dari catatan dalam bentuk tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, koran, dan sebagainya. Studi dokumen diperlukan dalam proses penelitian ini. (1) Membentuk dan memperbaiki kerangka konsep. Perlu ditekankan di sini bahwa studi dokumen turut membantu menyusun konstruksi konsep serta menyempurnakannya. (2) Mengetes dan mengilustrasikan teori dengan data dari dokumen. (Suharsini, 2002:135).

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif, dan interpretatif. Analisis data dilakukan dengan cara mengatur secara sistematis pedoman wawancara, catatan lapangan, data kepustakaan untuk mendapatkan pengetahuan dari data, kemudian memformulasikan secara deskriptif, selanjutnya memproses data tersebut. Adapun analisis data terbagi dalam tiga tahapan, yaitu tahapan reduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan atau verifikasi.

Reduksi data adalah suatu proses memilah, memusatkan perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan, dan transformasi data mentah yang diperoleh di lapangan dalam bentuk catatan-catatan. Secara operasional reduksi dilakukan secara terus-menerus selama penelitian berlangsung. Kemudian, membuat ringkasan data lapangan, melakukan kodifikasi, dan memformulasikannya. Hasil yang diperoleh diinterpretasikan, kemudian disajikan dalam bentuk naratif. Selanjutnya, temuan dari perpustakaan dan analisis data lapangan dicari

(9)

penerapannya dalam kehidupan sosial budaya masyarakat yang diteliti.

3.8 Teknik Penyajian Analisis Data

Penyajian hasil penelitian dibuat atau disajikan secara informal yaitu dengan bahasa ragam ilmiah dalam bentuk narasi atau deskripsi kata-kata; dan secara formal berupa bagan, tabel, gambar, dan foto.

Referensi

Dokumen terkait

Angket kuisioner diambil pada saat sebelum penilitian ini dibuat, lalu setelah itu ketiga Validator yang telah disebutkan diatas akan diberikan angket Validasi untuk

Uji signifikansi parsial dilakukan untuk menentukan apakah kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, kualitas audit, ukuran perusahaan dan

Dalam menganalisis, metode ini menggunakan empat struktur yang terdiri dari, Struktur Sintaksis yakni bagaimana wartawan menyusun peristiwa, Struktur Skrip yakni

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 50 % masyarakat mengetahui pencegahan dengan metode kesadaran hukum berupa papan peringatan yang diletakkan di

Telah dilakukan penelitian mengenai penyerapan energi bunyi oleh papan akustik dari campuran serat kulit rotan dan perekat polivinil asetat menggunakan metode tabung impedansi.

Informasi sensitif dan terbatas: Setiap dari kita harus memastikan bahwa informasi yang sensitif dan terbatas tentang bisnis, karyawan, nasabah, klien dan/atau mitra bisnis

Formula atau rumus yang digunakan dalam penghitungan It dan Ib adalah formula Indeks Laspeyres yang dimodifikasi ( Modified Laspeyres Indices ), Pengumpulan data