• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi karyawan pada lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan : Studi kasus pada karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh persepsi karyawan pada lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan : Studi kasus pada karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Susy Indraningrum

NIM : 102214014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Susy Indraningrum

NIM : 102214014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

MOTTO

Sabar Menanti Waktu Tuhan

Di dalam hidup ini, semua ada waktunya Ada waktunya kita menabur….

Ada juga waktu menuai.

Mungkin dalam hidupmu badai datang menyerbu, Mungkin doamu bagai tak terjawab!

Namun yakinlah tetap. Tutan tak’kan terlambat! Juga tak akan lebih cepat

Semuanya….

Dia jadikan indah tepat pada waktuNya. Tuhan selalu dengar doamu! Tuhan tak pernah tinggalkanmu!

PertolonganNya pasti’kan tiba tepat pada waktuNya.

Bagaikan kuncup mawar pada waktunya mekar Percayalah…

Tuhan jadikan indah pada waktuNya.

Hendaklah kita slalu dalam firmanNya Percayalah kepada Tuhan! Nantikan Dia bekerja pada waktuNya.

Tuhan takkan terlambat Juga tak akan lebih cepat

Ajarlah kami setia slalu menanti waktuMu Tuhan..

1 Korintus 10 : 13 & Pengkothbah 3 : 11a

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Jesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan

memberkatiku

Kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan semangat

Adik kandungku Christian

(7)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN–PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 25 Agustus 2014 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah–olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Susy Indraningrum

Nomor Mahasiswa : 102214014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 29 Agustus 2014 Yang menyatakan,

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmatNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi

Karyawan Pada Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan : Studi

Kasus pada Karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro, Kalibawang, Kulon

Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen,

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E, M.B.A., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah sabar dan mau meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan

membimbing penulis dari penyusunan proposal penelitian hingga skripsi

dengan kesungguhan hati.

5. Bapak Drs. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II, yang

(10)

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih

sempurna.

6. Bapak Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si., selaku anggota tim penguji yang

telah memberikan masukan yang sangat berguna.

7. Bapak Alm. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., yang selalu memberikan

nasihatnya kepada penulis.

8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

9. Br. Petrus Sutimin Fic yang telah memperkenankan penulis untuk melakukan

penelitian di Perusahaan Pertenunan St Maria Boro.

10. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Fx Sukamto dan Ibu Miss Indrati, yang

tidak pernah lelah untuk memberikan kasih sayang, doa serta dukungan

kepada penulis. Semoga berkat Tuhan Jesus selalu menyertai Bapak dan Ibu.

11. Adikku Christian Adi Saputra terima kasih atas dukungannya selama ini.

12. Sahabat–sahabatku yang selalu mendukungku. Love you all 

Yogyakarta, 29 Agustus 2014

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

HALAMAN ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

(12)

1. Pengertian Manajemen ... 7

2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8

3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9

4. Persepsi ... 10

5. Lingkungan Kerja... 11

6. Semangat Kerja ... 15

B. Penelitian Sebelumnya ... 23

C. Kerangka Konseptual ... 23

D. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 25

C. Variabel Penelitian ... 25

D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27

E. Populasi dan Sampel ... 27

F. Metode Pengumpulan Data ... 28

G. Sumber Data ... 30

H. Definisi Operasional... 30

I. Teknik Pengambilan Sampel... 31

J. Teknik Pengujian Istrumen ... 31

K. Teknik Analisis Data ... 33

1. Analisis Deskriptif ... 33

(13)

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 43

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 43

B. Lokasi Perusahaan ... 46

C. Tujuan Perusahaan ... 47

D. Permodalan ... 48

E. Struktur Organisasi ... 48

F. Produksi ... 53

G. Personalia ... 56

H. Pemasaran ... 60

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Gambaran Ringkas Pelaksanaan Penelitian ... 64

B. Analisis Deskriptif ... 66

1. Deskripsi Responden ... 66

2. Analisis Deskripsi Variabel... 69

C. Analisis Regresi Berganda ... 72

1. Uji Asumsi Klasik ... 72

2. Membuat Persamaan Regresi ... 77

3. Uji Hipotesis dan Koefisien ... 78

D. Pembahasan ... 82

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 87

(14)

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja Fisik... 64

Tabel V.2 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja Non Fisik ... 65

Tabel V.3 Hasil Uji Validitas Semangat Kerja ... 65

Tabel V.4 Hasil Uji Reabilitas ... 66

Tabel V.5 Data Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

Tabel V.6 Data Karyawan Berdasarkan Usia ... 68

Tabel V.7 Data Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja ... 69

Tabel V.8 Tabel Deskripsi Persepsi Karyawan Pada Lingkungan Kerja Fisik ... 70

Tabel V.9 Tabel Deskripsi Persepsi Karyawan Pada Lingkungan Kerja Non Fisik ... 71

Tabel V.10 Tabel Deskripsi Semangat Kerja ... 72

Tabel V.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 73

Tabel V.12 Hasil Uji Autokorelasi... 75

Tabel V.13 Hasil Uji Normalitas ... 76

Tabel V.14 Coefficients ... 77

Tabel V.15 Tabel Anova ... 78

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.I Kerangka Konseptual ... 24

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 91

Lampiran 2 Hasil Olah Data Kuesioner Penelitian ... 94

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas, Hasil Uji Asumsi Klasik,

Hasil Uji Regresi Berganda ... 96

Lampiran 4 Tabel t ... 108

Lampiran 5 Tabel f ... 111

(18)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

Susy Indraningrum Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi karyawan pada lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan. Dalam penelitian ini, lingkungan kerja dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro bagian tenun sebanyak 36 orang, dengan sampel sebanyak 33 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dan parsial dari persepsi karyawan pada lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan.

(19)

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE EMPLOYE PERSEPTION ON THE WORK-SITE ENVIRONMENT TO THE EMPLOYE WORK SPIRIT

Case Study In Weaving Company “St Maria Boro”, Kalibawang, Kulon Progo, DIY

Susy Indraningrum Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research attempts to determine how employe perception on the work-site environment may influence employe work spirit. In this study, the work-work-site environment is defined into two categories: physical and non physical work environment.

The population in the research include all employe in Weaving Company

“St Maria Boro” took 36 people with sample 33 respondents. The method for the

sampling is Accidental Sampling. The data for this study is collected by questionnaire. Data analysis utilizied multiple linear regression.

The result indicated that there is a simultaneous and parsial effect in the perception of employe on the physical and non physical working-site environment to the employe work spirit.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Di dalam sebuah perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar tentu

membutuhkan sumber daya yang berkualitas. Sumber daya-sumber daya

tersebut antara lain yaitu modal, teknologi, tenaga kerja, keahlian, tanah,

semangat dan lingkungan kerja yang baik. Diantara sumber daya di atas, yang

paling berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan yaitu sumber daya

manusia. Unsur manusia dalam hal ini adalah tenaga kerja yang memiliki

peranan penting dalam roda kehidupan perusahaan. Oleh karena itu, untuk

mendukung tenaga kerja agar dapat bekerja dengan baik perusahaan harus

menciptakan lingkungan kerja yang dapat mendukung kerja dari para

karyawan.

Tujuan dari dalam bidang sumber daya manusia adalah agar sumber daya

manusia atau tenaga kerja yang dimilikinya benar-benar dapat bekerja sesuai

dengan apa yang diinginkan oleh organisasi atau perusahaan tersebut. Artinya

kinerja organisasi atau perusahaan sangat dipengaruhi dan bahkan tergantung

pada kualitas dan kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya.

Lingkungan kerja merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap

semangat kerja karyawan. Kondisi lingkungan kerja yang nyaman, aman dan

mendukung akan membuat karyawan menjadi bersemangat dan bergairah

(21)

akan puas dalam bekerja. Sebaliknya, lingkungan kerja yang banyak

menimbulkan resiko, atau tidak aman, dan tidak mendukung dalam

pelaksanaan tugas yang dibebankan akan menyebabkan merosotnya semangat

dan gairah untuk bekerja, kemungkinan terjadi kesalahan dalam tugas dan

menurunnya produktifitas kerja. (Nitisemito, 1982 :183)

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya setiap tenaga kerja berhubungan

langsung dan sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Apalagi pada perusahaan

yang dalam satu ruangan terdapat lebih dari sepuluh karyawan bekerja, dengan

suara dari aktivitas pekerja masing-masing yang bising, karyawan harus

mampu menjaga semangatnya dalam bekerja. Persepsi atau pendapat karyawan

pada lingkungan kerjanya tentunya sangat berbeda tergantung pada individu

masing-masing, ada yang puas dan ada yang kurang puas. Karena karyawan

memiliki persepsi atau pendapat yang berbeda, inilah tugas perusahaan untuk

mendesain lingkungan kerja yang nyaman dan santai. Lingkungan kerja terdiri

dari lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik (Nitisemito

1996:112). Lingkungan kerja fisik meliputi kebersihan, ventilasi, penerangan,

kebisingan, sarana-prasarana dan tata ruang. Sedangkan lingkungan kerja non

fisik meliputi komunikasi dan interaksi antara pegawai dengan atasan dan

dengan sesama pegawai itu sendiri.

Lingkungan kerja yang sehat sangat diperlukan oleh karyawan, karena

kondisi kerja yang demikiankah seseorang dapat bekerja dengan tenang, hasil

kerjanya pun dapat memuaskan. Penciptaan lingkungan kerja dan pengadaan

(22)

tuntutan manusiawi dari karyawan terhadap organisasi atau perusahaan tempat

karyawan tersebut bekerja. Perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja

yang menyenangkan artinya ada hubungan baik antar karyawan, antara

karyawan dengan atasan, serta menjaga kesehatan, keamanan ruang kerja,

suasana yang santai. Memberikan tempat kerja yang menyenangkan berarti

telah menimbulkan perasaan nyaman dan aman kepada karyawan saat bekerja.

Sehingga dengan cara demikian perusahaan akan meningkatkan semangat kerja

karyawan, karyawan dapat bekerja dengan lebih baik lagi.

Penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian pada usaha

pertenunan ini, karena penulis ingin memperdalam ilmu aspek sumber daya

manusia terlebih lagi dalam hal meningkatkan semangat kerja karyawan

melalui pengelolaan persepsi pada lingkungan kerja. Selain itu, penulis juga

ingin melihat langsung bagaimana kondisi lingkungan kerja yang ada pada

perusahaan, sehingga bagaimana lingkungan kerja tersebut membangkitkan

semangat kerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Persepsi Karyawan Pada

(23)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas, rumusan

permasalahan penelitian ini adalah:

1. Apakah persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan lingkungan

kerja non fisik berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan

Perusahaan Pertenunan St Maria Boro Kalibawang Yogyakarta?

2. Diantara faktor persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan

lingkungan kerja nonfisik, faktor manakah yang lebih dominan

mempengaruhi semangat kerja karyawan?

C.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada:

1. Persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik adalah persepsi karyawan

pada kebersihan, penerangan, pertukaran udara (ventilasi), kebisingan,

sarana dan prasarana serta tata ruang atau tempat di dalam perusahaan.

(Nitisemito, 1996:112)

2. Persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik adalah persepsi

karyawan pada hubungan dengan atasan dan hubungan dengan rekan

kerja. (Nitisemito, 1996:186)

3. Pada semangat kerja karyawan yang akan diteliti meliputi disiplin kerja,

(24)

D.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik

dan lingkungan kerja non fisik berpengaruh terhadap semangat kerja

karyawan di Perusahaan Pertenunan St Maria Boro Kalibawang

Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui diantara faktor persepsi karyawan pada lingkungan

kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik, faktor mana yang lebih

dominan mempengaruhi semangat kerja karyawan.

E.Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan Pertenunan St Maria Boro Kalibawang Yogyakarta.

Diharapkan penelitian ini dijadikan bahan pertimbangan atau masukan

bagi perusahaan, khususnya dalam hal meningkatkan semangat kerja

karyawan melalui pengelolaan persepsi pada lingkungan kerja.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan sumber referensi dan

sumber informasi bagi peneliti selanjutnya. Khususnya dalam bidang

ilmu Sumber Daya Manusia.

3. Bagi Peneliti

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

(25)

telah diperoleh selama kuliah ke dalam praktek nyata dalam perusahaan

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Teori

1. Manajemen

a. Menurut James A.F. Stoner

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumber daya–sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. (Handoko, 1984:8)

b. Menurut Ismail Solihin

Manajemen didefinisikan proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi

untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. (Solihin, 2005:4)

c. Menurut Henry Simamora

Manajemen merupakan proses pendayagunaan bahan baku dan sumber

daya manusia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

(Simamora,1984:4)

Dari beberapa pengertian tentang manajemen diatas dapat

disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang

menyangkut perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan

pengendalian dan penggunaan sumber daya–sumber daya organisasi

secara efektif dan efisien untuk mencapi tujuan organisasi yang telah

(27)

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Menurut Herman Sofyandi

Manajemen Sumber Daya Manusia didefinisikan sebagai strategi dalam

menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading, & controlling, dalam setiap aktivitas/fungsi operasional SDM mulai dari proses penarikan, seleksi, pelatihan dan pengembangan,

penempatan yang meliputi promosi, demosi, & transfer, penilaian

kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrial, hingga pemutusan

lingkungan kerja, yang ditujukan bagi peningkatan kontribusi produktif

dari SDM organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi secara lebih

efektif dan efisien. (Sofyandi, 2008:6)

b. Menurut Henry Simamora

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pendayagunaan,

pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan

individu anggota organsisasi atau kelompok karyawan. (Simamora,

1984:4)

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen

sumber daya manusia merupakan cabang manajemen yang lebih berfokus

pada pengelolaan manusia dengan proses planning, organizing, leading, & controlling, dalam setiap aktivitas/fungsi operasional SDM. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan

(28)

manusianya atau dengan kata lain orang-orang yang bekerja bagi

organsisasi.

3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Berdasarkan definisi tentang Manajemen Sumber Daya Manusia yang

telah dikemukakan diatas dapat diketahui bahwa Manajemen Sumber Daya

Manusia memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut (Siswanto, 2005:3-4)

a. Perencanaan

Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan

terlebih dahulu pada suatu jangka waktu/periode tertentu serta

tahapan/langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan

tersebut.

b. Pengorganisasian

Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja yang

direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan,

penentuan hubungan pekerjaan yang baik di antara mereka, serta

pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang kondusif.

c. Pengarahan

Yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk dan instruksi

dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang

diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan

(29)

d. Pemotivasian

Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang

atasan dalam memberikan inspirasi, semangat, dan kegairahan kerja serta

dorongan kepada karyawan untuk dapat melakukan kegiatan yang

semestinya.

e. Pengendalian/Pengawasan

Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar

suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan dan tahapan yang harus diketahui. Dengan demikian, apabila

ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan tahapan tersebut,

diadakan suatu tindakan perbaikan (corrective actions). 4. Persepsi

Persepsi mempunyai dampak atas peristiwa yang terjadi dan tingkah

laku, setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda atas suatu peristiwa

yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

a. Persepsi menurut Kotler

Persepsi adalah proses bagaimana orang menyeleksi, mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan

gambaran keseluruhan yang berarti. (Kotler, 2000:12)

b. Persepsi menurut Boston College

Persepsi adalah pemahaman atau pandangan orang tentang hal-hal di

(30)

c. Definisi persepsi Gibson, dkk

Persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk

menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Persepsi

merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.

Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara

berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi

seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri. (Gibson, dkk,

1987:56)

Dari beberapa pengertian tentang persepsi diatas maka dapat

disimpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan dari suatu proses peristiwa

yang terjadi di dunia sekitarnya.

5. Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

1) Lingkungan kerja menurut Alex S. Nitisemito

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para

pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan. (Nitisemito, 1983:183)

2) Lingkungan kerja menurut Agus Ahyari

Lingkungan kerja adalah suatu lingkungan dimana karyawan tersebut

bekerja dan melaksanakan tugas sehari-hari yang meliputi pelayanan

perusahaan terhadap karyawan, kondisi kerja karyawan, dan hubungan

antar karyawan di dalam sebuah perusahaan yang bersangkutan.

(31)

3) Lingkungan kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lingkungan kerja adalah semua faktor fisik, psikologis, sosial, dan

jaringan hubungan yang berlaku dalam organisasi dan berpengaruh

terhadap karyawan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994:103)

Dari definisi-definisi tersebut penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa lingkungan kerja adalah semua faktor psikologis, sosial, dan

jaringan hubungan yang berlaku dalam sebuah organisasi yang dapat

mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

b. Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja mencakup dua unsur utama, yaitu unsur lingkungan

kerja fisik dan unsur lingkungan kerja psikis/non fisik (Nitisemito,

1996:112):

1) Lingkungan kerja fisik adalah lingkungan yang berupa kebendaan,

sehingga bisa mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung

bagi pekerja pada saat bekerja, lingkungan fisik dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

a) Kebersihan

Bagi seorang yang normal maka lingkungan kerja yang bersih pasti

akan menimbulkan rasa senang. Dan rasa senang inilah yang dapat

mempengaruhi sesorang untuk bekerja lebih semangat dan lebih

(32)

b) Penerangan

Dalam hal ini penerangan bukanlah sebatas pada penerangan

listrik, tetapi juga termasuk dalam penerangan matahari mengingat

karyawan juga membutuhkan ketelitian dalam bekerja. Dengan

penerangan yang cukup dan tidak silau, karyawan akan bekerja

lebih baik lagi.

c) Kebisingan

Perusahaan harus bisa menciptakan suasa tenang dan nyaman serta

meminimalisir kebisingan agar karyawan dapat berkonsentrasi

dalam bekerja.

d) Ventilasi

Ventilasi/pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruang kerja

sangat diperlukan apalagi bila dalam ruangan tersebut penuh

dengan karyawan. Pertukaran udara yang baik akan menimbulkan

kesegaran fisik pada karyawan.

e) Sarana dan prasarana

Dalam sebuah perusahaan harus tersedia sarana dan prasarana atau

fasilitas untuk mendukung kinerja karyawan, serta dapat

memberikan nilai tambah pemanfaatan produk khususnya dalam

(33)

f) Tata ruang atau tempat di dalam perusahaan

Tata ruang atau tempat di dalam perusahaan harus di tata rapi

sehingga dapat membuat karyawan semangat dalam bekerja apalagi

dengan desain yang bervariasi.

2) Lingkungan psikis/non fisik adalah lingkungan yang berada di sekitar

lingkungan kerja, yang lebih bersifat kejiwaan dan batin sehingga

mempengaruhi seseorang dalam hal ini para pekerja di perusahaan

saat melakukan pekerjaan terutama yang berhubungan dengan

pimpinan perusahaan/sesama rekan kerja. Lingkungan non fisik

perusahaan meliputi (Nitisemito, 1996:186):

a) Hubungan karyawan dengan atasan

Hubungan yang terjalin baik antara karyawan dengan atasan dalam

suatu perusahaan maka akan menambah suasana hangat dan dapat

menambah semangat dalam bekerja. Komunikasi yang terjalin

dengan baik secara tidak langsung akan menambah keakraban

hubungan yang terjadi. Perusahaan harus mampu menciptakan

suasana yang nyaman dan kondusif, dimana pimpinan mampu

berbaur dengan karyawan serta mengarahkan dengan baik tujuan

organsisasi yang sedang dipimpinnya.

b) Hubungan dengan rekan kerja

Kerjasama dengan sesama rekan kerja merupakan faktor yang

dapat mempengaruhi semangat atau tidaknya seorang karyawan

(34)

dengan rekan kerja berjalan dengan baik maka secara tidak

langsung akan memunculkan ide atau gagasan baru.

6. Semangat Kerja

a. Pengertian Semangat Kerja

1) Menurut Alex S. Nitisemito

Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat,

sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih

cepat dan lebih baik. (Nitisemito, 1983:160)

2) Menurut Anoraga

Semangat kerja adalah sikap keinginan dan perasaan individu-individu

maupun kelompok terhadap lingkungan kerjanya yang sikap kejiwaan

dan peranan individu tercermin dengan adanya minat, gairah dan

bekerja secara lebih giat terhadap pekerjaan yang dilakukan.

(Anoraga, 1995:73)

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa semangat kerja adalah sikap keinginan dan perasaan

individu-individu maupun kelompok terhadap lingkungan kerjanya dan

(35)

b. Faktor-faktor Semangat Kerja

Hal-hal yang menjadi faktor semangat kerja adalah:

1) Kedisiplinan kerja

Kedisiplinan kerja adalah sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang

sesuai dengan peraturan di perusahaan baik secara tertulis maupun

tidak tertulis. (Nitisemito, 1982:199)

2) Kegairahan kerja

Kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap

pekerjaan yang dilakukan. Kegairahan kerja mempunyai pengaruh

yang kuat terhadap semangat kerja. (Nitisemito, 1982:160)

3) Ketelitian kerja

Ketelitian kerja adalah keseksamaan atau kecermatan. Ketelitian kerja

merupakan sikap dan tindakan karyawan dalam melaksanakan

pekerjaan. (Anoraga dalam Tri Utami, 1990:920)

4) Kerajinan kerja

Kerajinan kerja adalah suka atau giat atau sungguh-sungguh atau

selalu berusaha bekerja. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:721)

c. Indikasi Turun/Rendahnya Semangat dan Kegairahan Kerja

Adapun indikasi yang menyebabkan turun/rendahnya semangat dan

kegairahan karyawan dalam bekerja yaitu (Nitisemito, 1983:160-167):

1) Turun/Rendahnya Produktivitas Kerja

Salah satu indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja adalah

(36)

kerja ini dapat diukur atau diperbandingkan dengan waktu

sebelumnya. Produktivitas kerja yang turun ini dapat terjadi karena

kemalasan, penundaan pekerjaan dan sebagainya. Apabila terjadi

penurunan produktivitas kerja, maka hal ini berarti merupakan

indikasi bahwa dalam perusahaan tersebut terjadi semangat dan

kegairahan kerja menurun. Seorang karyawan yang semangat dan

kegairahan kerjanya turun akan cenderung malas dalam melaksanakan

tugas-tugas, sengaja menunda-nunda pekerjaan, mungkin juga

memperlambat setiap pekerjaan dan sebagainya.

2) Tingkat Absensi yang Naik/Tinggi

Tingkat absensi yang naik, sebenarnya juga merupakan salah satu

indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja, karena itu bila ada

gejala-gejala absensi naik maka perlu segera dilakukan penelitian.

Pada umumnya bila semangat dan kegairahan kerja turun, maka

mereka akan malas untuk setiap hari datang bekerja. Apalagi bilamana

kompensasi atau upah yang diterimanya tidak dipotong waktu mereka

tidak masuk. Setiap ada kesempatan untuk tidak bekerja akan mereka

pergunakan, apalagi bilamana waktu yang luang tersebut dapat

dipakai untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi meskipun

untuk sementara.

3) Labour Turnover (Tingkat Perpindahan Buruh) Yang Tinggi

Keluar masuknya karyawan yang meningkat tersebut terutama adalah

(37)

tersebut, sehingga untuk itu mereka berusaha mencari pekerjaan lain

yang dianggap lebih sesuai. Tingkat keluar masuknya buruh yang

tinggi selain dapat menurunkan produktivitas kerja, juga dapat

mengganggu kelangsungan hidup perusahaan. Perlu dicatat di sini

bahwa tingkat keluar masuknya karyawan dapat pula terjadi karena

jumlah tenaga kerja yang diperlukan jauh lebih sedikit daripada

permintaan, di mana tingkat keluar masuknya karyawan lebih tinggi

dapat juga karena munculnya perusahaan baru.

4) Tingkat Kerusakan yang Naik/Tinggi

Indikasi lain yang menunjukkan turunnya semangat dan kegairahan

kerja adalah bilamana ternyata tingkat kerusakan lebih banyak

terhadap bahan baku, barang jadi maupun peralatan yang digunakan

meningkat. Naiknya tingkat kerusakan tersebut sebetulnya

menunjukkan bahwa perhatian dalam pekerjaan berkurang, terjadinya

kecerobohan dalam pekerjaan dan sebagainya. Dan ini semua

menunjukkan bahwa semangat dan kegairahan kerja turun.

5) Kegelisahan di Mana-mana

Kegelisahan dimana-mana akan terjadi bilamana semangat dan

kegairahan kerja turun. Kegelisahan-kegelisahan itu dapat terwujud

dalam bentuk ketidaktenangan kerja, keluh kesah serta hal-hal lain.

Hal ini perlu diketahui sebab kegelisahan merupakan salah satu

indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja. Kegelisahan pada

(38)

dengan sendirinya, tetapi pada tingkat tertentu membiarkan begitu saja

bukanlah tindakan yang bijaksana. Kegelisahan pada tingkat tertentu

yang dibiarkan begitu saja akan dapat merugikan perusahaan dengan

segala akibatnya yang tidak kita inginkan.

6) Tuntutan yang Seringkali Terjadi

Tuntutan sebetulnya merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, di

mana pada tahap tertentu akan menimbulkan keberanian untuk

mengajukan tuntutan. Oleh karena itu bilamana dalam suatu

perusahaan sering terjadi tuntutan maka perusahaan tersebut harus

waspada. Meskipun demikian seringnya terjadi tuntutan adalah

merupakan indikasi yang cukup kuat adanya semangat dan kegairahan

kerja yang menurun.

d. Beberapa Cara untuk Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja

Menurut Nitisemito (1983:168) ada beberapa cara untuk meningkatkan

semangat dan kegairahan kerja:

1) Gaji yang cukup.

Banyak gaji yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap semangat

dan kegairahan kerja. Makin besar gaji yang diberikan berarti semakin

tercukupi kebutuhan mereka, dengan demikian mereka akan

mendapatkan ketenangan dalam melaksanakan tugas-tugasnya

(39)

2) Memperhatikan Kebutuhan Rohani

Selain kebutuhan materi yang berwujud gaji yang cukup, maka

mereka juga membutuhkan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani ini

adalah menyediakan tempat untuk menjalankan ibadah, rekreasi,

partisipasi dan sebagainya.

3) Harga Diri Perlu Mendapat Perhatian

Perusahaan yang baik biasanya mempunyai karyawan ahli yang hasil

kerjanya dapat diandalkan. Dengan keadaan seperti itu, perusahaan

akan cepat maju karena cara kerja karyawan cukup baik. Jika prestasi

karyawan itu cukup menonjol apa salahnya bila pimpinan memberikan

penghargaan, baik berupa surat penghargaan maupun dalam bentuk

hadiah materi. Setiap orang pasti menghendaki dirinya dihormati

orang lain. Dan sebaliknya seseorang akan merasa tersinggung jika

harga dirinya direndahkan di depan umum.

4) Berikan Kesempatan Untuk Maju

Semangat dan kegairahan kerja karyawan akan timbul jika mereka

mempunyai harapan untuk dapat maju. Sebaliknya jika mereka tak

dapat mempunyai harapan untuk maju dalam perusahaan, maka

semangat dan kegairahan kerjanya lama-kelamaan akan menurun.

Berikanlah penghargaan kepada para karyawan yang berprestasi.

Penghargaan itu dapat berupa pengakuan yang kemudian disertai

hadiah, kenaikan gaji, kenaikan pangkat, pemindahan ke posisi yang

(40)

5) Sekali-sekali Para Karyawan/Pegawai Perlu Juga Diajak Berunding

Jika para karyawan merasa diajak berunding, kenyataannya mereka

akan merasa ikut bertanggung jawab. Dengan perasaan tanggung

jawab itu kegairahan bekerja mereka akan tinggi. Dengan

mengikutsertakan mereka berunding maka perasaan bertanggung

jawab akan timbul sehingga mereka dalam melaksanakan

kebijaksanaan baru tersebut akan lebih baik.

6) Pemberian Insentif yang Terarah

Perusahaan akan memberikan tambahan penghasilan secara langsung

kepada para karyawan yang menunjukkan kelebihan prestasi kerjanya.

Hanya memberikan insentif tanpa mengadakan penelitian lebih lanjut

terhadap para karyawan akan sia-sia. Jadi perusahaan harus

mengetahui keadaaan para karyawan secara utuh, bagaimana loyalitas

mereka, bagaimana kesenangan mereka sampai sejauh mana prestasi

yang dapat mereka kerjakan untuk kepentingan perusahaan dan

sebagainya.

e. Sebab-sebab Turunnya Semangat Kerja dan Kegairahan Kerja

Turunnya semangat dan kegairahan kerja sebabnya banyak sekali,

misalnya upah yang terlalu rendah, insentif yang kurang terarah,

lingkungan kerja yang buruk. (Nitisemito, 1983:167)

1) Upah terlalu rendah

Dalam sebuah perusahaan apabila karyawan dalam bekerja diberikan

(41)

sebanding dengan hasil kerja karyawan tersebut, maka otomatis

karyawan tersebut semangat dan kegairahan kerjanya menurun.

2) Pemberian insentif kurang terarah

Pemberian insentif kurang terarah akan mengakibatkan karyawan akan

malas dalam bekerja. Mereka akan berpikir untuk apa bekerja giat

sedangkan pemberian insentifnya kurang terarah.

3) Lingkungan kerja yang buruk

Lingkungan kerja disini merupakan lingkungan kerja fisik dan non

fisik. Apabila karyawan bekerja dengan kondisi lingkungan kerja yang

buruk misalkan lingkungan tempat karyawan tersebut bekerja kotor

atau hubungan dengan rekan kerja buruk maka semangat kerja

(42)

B.Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Tri Utami Marginingsih 2013

Pengaruh Persepsi Karyawan Pada Lingkungan Kerja Terhadap Semangat

Kerja Karyawan studi kasus pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting,

Tanggamus Lampung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor

lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik mempunyai pengaruh

kuat terhadap semangat kerja karyawan. Dan juga dari dua variabel yang

mempengaruhi semangat kerja karyawan, yaitu persepsi karyawan pada

lingkungan kerja fisik dan psikis/non fisik keduanya berpengaruh terhadap

semangat kerja karyawan Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Tanggamus

Lampung.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama

menggunakan variabel lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan

semangat kerja serta teknik analisisnya, batasan masalah dari segi lingkungan

fisik yaitu kebersihan, penerangan, keamanan fisik, pertukaran udara,

kebisingan, sarana dan prasarana. Sedangkan perbedaannya adalah pada

penelitian ini ditambah dengan tata ruang atau tempat di dalam perusahaan.

Selain itu juga jumlah responden dan lokasi penelitian yang akan digunakan

untuk penelitian juga berbeda.

C.Kerangka Konseptual

Merujuk pandangan Nitisemito tentang faktor yang mempengaruhi

(43)

Dan berdasarkan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptualnya secara

sistematis dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar II.1. Kerangka Konseptual

D.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka penulis merumuskan

hipotesis yang merujuk pada rumusan masalah yang pertama sebagai berikut:

Hipotesis pertama: Persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik

berpengaruh secara bersama atau simultan terhadap semangat kerja karyawan.

Hipotesis kedua: Persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik

berpengaruh secara parsial terhadap semangat kerja karyawan.

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan studi kasus untuk melakukan

penelitian, yaitu penelitian terperinci yang memusatkan pada suatu obyek

tertentu, sifat-sifat serta karakter kasus yang kemudian hasilnya dijadikan

sesuatu yang bersifat umum.

B.Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu : Bulan Februari – Maret 2014

2. Lokasi : Perusahaan Pertenunan St Maria Boro Kulon Progo Yogyakarta

C.Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah persepsi pada lingkungan kerja. Dimana X1

adalah persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan X2 adalah

persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja fisik

yang akan diteliti meliputi aspek:

a. Kebersihan, dengan indikator: kebersihan di dalam dan di luar ruangan

(45)

b. Penerangan, dengan indikator: penerangan dengan lampu dan sinar

matahari mencukupi.

c. Pertukaran udara, dengan indikator: pertukaran udara di tempat kerja

sudah cukup.

d. Kebisingan, dengan indikator: tingkat kebisingan di tempat bekerja.

e. Sarana dan prasarana, dengan indikator: fasilitas perusahaan yang

memadai.

f. Tata ruang, dengan indikator: penataan ruangan yang rapi.

Lingkungan kerja non fisik yang akan diteliti meliputi aspek:

a. Hubungan karyawan dengan atasan, dengan indikator: atasan selalu

terbuka dengan karyawan, atasan memberikan pekerjaan yang sesuai

dengan keterampilan karyawan, atasan selalu mendengarkan pendapat

karyawan, dan atasan bersikap ramah kepada karyawan.

b. Hubungan dengan rekan kerja, dengan indikator: karyawan selalu

berinteraksi dengan rekan kerja, hubungan sesama rekan kerja terjalin

dengan baik.

2. Variabel terikat: variabel yang di pengaruhi variabel lain. Variabel terikat Y

dalam penelitian ini adalah semangat kerja karyawan. Semangat kerja

karyawan yang diteliti meliputi aspek:

a. Disiplin kerja, dengan indikator: karyawan mentaati peraturan yang

berlaku di perusahaan, karyawan datang tepat waktu atau tidak pernah

terlambat ke tempat kerja, dan karyawan tidak meninggalkan pekerjaan

(46)

b. Kegairahan kerja, dengan indikator: karyawan merasa senang dan

semangat dalam bekerja.

c. Kerajinan kerja, dengan indikator: karyawan giat dan sungguh–sungguh

saat bekerja.

d. Ketelitian kerja, dengan indikator: karyawan teliti dan tidak pernah

melakukan kesalahan dalam bekerja.

D.Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang menjadi responden yang akan ditanyai

untuk memperoleh informasi. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah

karyawan yang bekerja pada Perusahaan Pertenunan St Maria Boro

Kalibawang Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini yang

akan menjadi obyek penelitian adalah persepsi karyawan pada lingkungan

kerja dan semangat kerja karyawan.

E.Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri

tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Jadi kumpulan

elemen itu menunjukkan jumlah, sedangkan ciri-ciri tertentu menunjukkan

(47)

menjadi populasi adalah seluruh karyawan pada bagian tenun Perusahaan

Pertenunan St Maria Boro Kalibawang Yogyakarta sejumlah 36 orang.

2. Sampel adalah bagian dari elemen-elemen populasi. Elemen adalah subyek

di mana pengukuran itu dilakukan, dalam penelitian ini penulis mengambil

sampel sebagian karyawan bagian tenun yang berjumlah 33 orang dengan

menggunakan rumus slovin (Umar, 1998:78).

Keterangan:

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

( )

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan berbagai data atau informasi yang jelas, maka

penulis menggunakan metode:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa

(48)

dengan menggunakan skala likert yang didasarkan pada penjumlahan sikap

responden dalam merespon pernyataan berkaitan indikator-indikator suatu

konsep atau variabel yang sedang diukur.

Dalam hal ini, responden diminta untuk menyatakan setuju atau tidak

setuju terhadap setiap pernyataan. Di dalam penelitian ini, penulis

menyebarkan kuesioner pada responden yang dibagi menjadi 3 kelompok

kuesioner. Kuesioner pertama berisi tentang persepsi karyawan pada

lingkungan kerja fisik terdiri dari 1-8 pernyataan, kuesioner kedua berisi

tentang persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik terdiri dari 1-6

pernyataan. Kemudian kuesioner ketiga berisi tentang indikator semangat

kerja semangat kerja terdiri dari 1-6 pernyataan.

Jawaban yang diperoleh, kemudian diberi skor untuk menguji

validitas dan reabilitas angket dengan memakai skala likert sebagai berikut:

a. Sangat Setuju (SS) : 4

b. Setuju (S) : 3

c. Tidak Setuju (TS) : 2

d. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

2. Dokumentasi

Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder

dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Data

seperti: laporan keuangan, rekapitulasi personalia, stuktur organisasi,

(49)

perusahaan, dan sebagainya, biasanya telah tersedia di lokasi penelitian.

(Sanusi, 2011:114)

G.Sumber Data

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang

diperoleh melalui metode kuisioner dan wawancara.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak-pihak intern yang

diperoleh melalui metode dokumentasi.

H.Definisi Operasional

1. Persepsi Karyawan Pada Lingkungan Kerja Fisik

Persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik adalah penilaian/tanggapan

karyawan terhadap kondisi tempat kerja sekitarnya yang lebih berfokus pada

kondisi fisik. Aspek lingkungan kerja fisik yaitu kebersihan, penerangan,

pertukaran udara, kebisingan, sarana dan prasarana dan tata ruang.

2. Persepsi Karyawan Pada Lingkungan Kerja Non Fisik

Persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik adalah tanggapan

karyawan yang lebih bersifat pribadi pada lingkungan tempat karyawan itu

bekerja. Aspek lingkungan kerja non fisik adalah hubungan dengan atasan

(50)

3. Semangat kerja

Semangat kerja adalah sikap keinginan dan perasaan individu-individu

maupun kelompok terhadap lingkungan kerjanya dan individu tersebut

melakukan pekerjaan secara lebih giat.

I. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah accidental sampling dimana metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai.

J. Teknik Pengujian Istrumen

1. Uji Validitas

Agar data yang diperoleh mempunyai tingkat akurasi dan konsistensi

yang tinggi, instrument penelitian yang digunakan harus valid dan reliabel.

Rumus Pearson Product Moment:

(∑ ) (∑ ∑ )

√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]

Keterangan:

r : koefisien korelasi

 : skor butir

 : skor total butir

(51)

Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan r tabel dengan derajat (n-2).

Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r dalam tabel pada 

tertentu maka berarti signifikan sehingga disimpulkan bahwa butir

pertanyaan tau pernyataan itu valid.

2. Uji Reabilitas

Perhitungan reabilitas dilakukan terhadap butir pertanyaan atau

pernyataan yang sudah valid. Rumus yang digunakan adalah rumus

cronbach alpha atau disimbolkan dengan rtt dengan rumus.

Rumus cronbach alpha:

(( )) ( )

Keterangan :

Rtt : Reabilitas instrument

Vx : Variansi butir

Vt : Variansi total

M : Jumlah butir

Menurut Priyatno, 2009:26 jika nilai alpha lebih besar dari r kritis

product moment atau menggunakan 0,60, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka

(52)

K.Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskripstif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis secara deskriptif

variabel penelitian yang digunakan. Teknik analisi deskriptif dibagi menjadi

dua tahap yaitu:

a. Deskripsi Responden

Deskripsi responden berisi tentang perhitungan yang menjadi klasifikasi

kuesioner secara umum. Seperti jenis kelamin, usia, dan lamanya seorang

karyawan bekerja. Deskripsi responden dilakukan dengan pendekatan

prosentase.

b. Deskripsi Variabel

Untuk mengetahui apakah persepsi karyawan sangat baik atau sangat

buruk terhadap lingkungan kerja, maka penulis akan menggunakan

kuisioner pertama dan kedua tentang lingkungan kerja. Selanjutnya untuk

mengetahui semangat kerja karyawan sangat tinggi atau sangat rendah,

penulis menggunakan kuesioner ketiga dengan batasan semangat kerja.

 Dalam mengkategorikan persepsi karyawan pada lingkungan kerja

fisik dan lingkungan kerja non fisik, langkah yang dilakukan adalah

dengan menggunakan interval kelas dengan rumus Sturges.

(53)

Keterangan:

C1 : interval

range : selisih antara batas atas dengan batas bawah

K : banyaknya kelas

Maka interval kelasnya:

Dengan interval sebesar 0,75 maka garis skala persepsi karyawan pada

lingkungan kerja dapat digambarkan sebagai berikut:

1,00 – 1,75 : Sangat Buruk

1,76 – 2,50 : Buruk

2,51 – 3,25 : Baik

3,26 – 4,00 : Sangat Baik

Selain itu, skala ini juga berlaku untuk pengukuran semangat kerja,

yaitu:

1,00 – 1,75 : Sangat rendah

1,76 – 2,50 : Rendah

2,51 – 3,25 : Tinggi

3,26 – 4,00 : Sangat Tinggi

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah

persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non

(54)

Adapun tahap–tahap yang akan dilakukan dalam analisis regresi berganda

yaitu:

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kadaan dimana antara dua variabel

independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang

sempurna atau mendekati sempurna (Priyanto, 2010:62). Uji asumsi

klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terjadi

atas dua atau lebih variabel bebas atau independen variabel (X1, X2,

X3, X4,…..Xn), dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan)

hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran

koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinearitas, jika

koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3, X3 dan

X4, dan seterusnya) lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi

multikolinearitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih

kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60).

Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi

dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu dengan melihat

varian inflation faktor. Dimana tolerance mengukur variabel-variabel bebas yang terpilih tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.

(55)

multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai

VIF < 10 (Ghozali dalam Nugroho, 2011:102). Secara manual nilai

VIF bisa dihitung dengan persamaan:

( )

Tolerance = 1-R2

Dimana : R2 = koefisien determinasi

2) Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

analisis regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual adalah

tetap, maka disebut homokedastisitas. Umumnya heteroskedastisitas

banyak ditemukan pada cara cross-sectional karena pengamatan dilakukan pada individu yang berbeda pada saat yang sama. Untuk

mendeteksi heteroskedastisitas, dapat dilihat pada grafik scatterplot diagram, dengan dasar mengambil keputusan adalah sebagai berikut:

 Apabila sebaran data berpencar di sekitar angka 0 (nol) pada sumbu

Y, baik di atas maupun di bawah, maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

 Apabila sebaran tersebut membentuk pola atau trend garis tertentu

maka telah terjadi heterokedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

(56)

sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat

masalah autokorelasi. Metode pengujian yang dilakukan uji

Durbin-Watson (DW test). (Priyatno, 2012:172)

Cara untuk menguji adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan

uji Durbin-Watson. Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson adalah:

DU<dw<4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.

DW<DL atau DW>4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi

autokorelasi.

DL<DW<DU atau 4-DU<DW<4-DL, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan yang pasti.

4) Uji Normalitas

Uji Normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah

nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki residual

yang terdistribusi secara normal. Uji normalitas yang digunakan untuk

penelitian ini adalah uji one sample Kolomogorov Smirnov, dalam hal ini untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal, jika nilai

signifikansi lebih dari 0,05. (Priyatno, 2012:144)

b. Membuat Persamaan Regresi

Untuk menguji hipotesis atau menjawab rumusan masalah yang

pertama yaitu apakah persepsi karyawan pada lingkungan kerja

(57)

lingkungan kerja fisik (X1) dan persepsi lingkungan kerja non fisik (X2)

sebagai variabel bebas sedangkan semangat kerja (Y) sebagai variabel

terikat. Analisis untuk mengetahui persepsi karyawan pada lingkungan

kerja berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan adalah dengan

menggunakan metode statistik yaitu analisis regresi linear berganda

dimana rumusnya adalah:

Keterangan:

Y : semangat kerja

X1 : Persepsi Karyawan pada Lingkungan Kerja Fisik

X2 : Persepsi Karyawan pada Lingkungan Kerja Non Fisik

a : konstanta

b : koefisien regresi

e : variabel pengganggu

c. Uji Hipotesis dan Koefisien

1) Uji F

Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel

bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui

apakah persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik

berpengaruh pada semangat kerja karyawan secara simultan maka

(58)

 Merumuskan hipotesis

 Ho ditolak dan Ha diterima, artinya persepsi pegawai pada

lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara simultan

terhadap semangat kerja karyawan.

 Ho diterima dan Ha ditolak, artinya persepsi pegawai pada

lingkungan kerja fisik dan non fisik tidak berpengaruh secara

simultan terhadap semangat kerja karyawan.

 Menentukan taraf signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan  5% atau 0,05

 Menentukan Fhitung

Lihat pada tabel anova

 Menentukan Ftabel

Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%,  5%, besarnya

Ftabel dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:

Df1 = k-1 atau 3-1 = 2 (k adalah jumlah variabel)

Df2 = n-k atau 33-3 = 30

Berdasarkan tabel F pada sig = 5% diketahui Ftabel dengan df1 = 2

dan df2 = 30 sebesar 3,32

 Kriteria pengujian

 Jika Fhitung > Ftabel, pada  5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Yang artinya persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan

non fisik berpengaruh secara simultan terhadap semangat kerja

(59)

 Jika Fhitung ≤ Ftabel, pada  5%, maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Yang artinya persepsi karyawan pada lingkungan kerja

fisik dan non fisik tidak berpengaruh secara simultan terhadap

semangat kerja karyawan.

2) Uji t ( Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial terdapat

pengaruh independen yang signifikan antara variabel independen

(persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik)

terhadap variabel dependen (semangat kerja). Maka perlu dilakukan

uji t pada masing-masing variabel. Langkah–langkah uji t sebagai

berikut:

 Rumusan hipotesis:

H0 : b1 ; b2 = 0, Persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan

non fisik tidak berpengaruh secara parsial terhadap semangat kerja

karyawan.

Ha : b1 ; b2≠ 0, Persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan

non fisik berpengaruh secara parsial terhadap semangat kerja

karyawan.

 Menentukan taraf signifikansi

Probabilitas keyakinan yang digunakan adalah sebesar  = 5%

 Menghitung Nilai thitung dengan menggunakan rumus:

 thitung untuk persepsi karyawan pada lingkungan fisik dan non

(60)

 ttabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi  = 5%

atau 0,05 dengan df = n–k-1 (k adalah jumlah variabel

independen) ttabel = 2,042 Pengambilan keputusan:

H0 diterima apabila thitung≤ ttabel

H0 ditolak apabila thitung > ttabel Kesimpulan

Jika H0 diterima berarti persepsi karyawan pada lingkungan

kerja fisik dan non fisik tidak berpengaruh secara parsial

terhadap semangat kerja karyawan.

Jika H0 ditolak berarti persepsi karyawan pada lingkungan

kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara parsial terhadap

semangat kerja karyawan.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi atau sumbangan variabel independen (X1 dan X2) terhadap

variabel independen (Y). Selain itu, koefisien determinasi digunakan

untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas persepsi karyawan pada

lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik (X1 dan X2)

menjelaskan variabel terikat semangat kerja (Y).

Untuk menjawab rumusan masalah ke dua yaitu mengetahui manakah dari

(61)

mempengaruhi semangat kerja karyawan yaitu dengan melihat koefisien regresi

(62)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A.Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Perusahaan Pertenunan St Maria Boro didirikan pada tahun 1938 oleh

seorang bruder FIC berkebangsaan Belanda yaitu Bruder Josue. Perusahaan ini

terletak di daerah Boro, kelurahan Banjar Sari, Kalibawang, Kulon Progo.

Perusahaan Pertenunan St Maria Boro ini di dirikan diatas tanah seluas 30 x 40

meter, berada pada satu komplek lokasi dengan Biara Bruder-Bruder FIC,

Panti Asuhan, dan SMP Pangudi Luhur I dan II Boro.

Pada mulanya, perusahaan ini didirikan dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan sandang bagi misionaris di lingkungan Yayasan Pangudi Luhur

serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan

pekerjaan, sehingga kehidupan perekonomian masyarakat dapat terangkat.

Pada zaman kolonial Belanda Perusahaan Pertenunan St Maria Boro ini

merupakan sebuah implementasi dari visi dan misi Kongregasi FIC yaitu

proses pemberdayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pada saat

itu pengaruh kolonial masih sangat kuat sehingga proses pertenunan tidak

berjalan secara efektif.

Pada tahun 1950 perusahaan mendirikan gedung sendiri untuk

menunjang proses produksinya, dan secara resmi beroperasi sebagai

perusahaan pertenunan. Kemudian perusahaan ini menggunakan nama

(63)

Boro bernaung di bawah yayasan Pangudi Luhur dengan kantor pusat pada

waktu itu berada di Jalan P. Senopati 18 Yogyakarta.

Pada awal operasi, Perusahaan Pertenunan St Maria Boro

memperkerjakan 40 orang karyawan dengan menggunakan 20 buah Alat Tenun

Bukan Mesin (ATBM) yang terdiri atas: 4 buah mesin Jokar, 8 buah mesin

Karen Role, 4 buah mesin Karoh Naik, 2 buah Kelos dan 2 buah Palet.

Walaupun dengan jumlah 40 karyawan dan alat tenun yang terbatas, pada saat

itu perusahaan telah mampu mencukupi kebutuhan sandang bagi karya misi di

Pulau Jawa. Perusahaan dari tahun ke tahun tidak begitu mengalami kemajuan

pesat sebab perusahaan ini didirikan tidak hanya untuk mencari keuntungan

semata, tetapi juga mempertahankan tujuan sosialnya. Pimpinan Perusahaan

Pertenunan St Maria Boro di pegang oleh Bruder yang berkarya di Boro,

dimana bruder pimpinan akan bertanggung jawab penuh kepada yayasan.

Kepemimpinan di perusahaan ini sepintas mirip dengan perusahaan

perseorangan, karena pimpinan mempunyai tanggung jawab penuh dalam

menjalankan perusahaan dan bawahan bertanggung jawab terhadap atasan

secara langsung.

Pada tahun 1951 Bruder Joe Sue mendirikan sekolah pertenunan

sekaligus menjadi pimpinannya, sekolah pertenunan tersebut setingkat dengan

sekolah menengah umum. Namun, pada tahun 1953 Bruder Joe Sue di pindah

tugaskan, sehingga pimpinan perusahaan secara otomatis digantikan oleh

Bruder lain yang bertugas di Boro. Pada waktu itu pengganti Bruder Joe Sue

(64)

Pada tahun 1977, pemerintah mengeluarkan peraturan untuk melakukan

penyerataan semua sekolah tingkat pertama menjadi sekolah umum. Hal ini

mengakibatkan adanya penutupan semua sekolah kejuruan yang sejajar dengan

sekolah umum. Sekolah tenun yang didirikan oleh Bruder Joe Sue juga harus

mengalami hal yang sama. Penutupan sekolah tenun ini membawa pengaruh

yang cukup besar pada perusahaan pertenunan dalam hal penyiapan tenaga

kerja yang terampil. Penutupan sekolah tenun tersebut juga mengharuskan

Perusahaan Pertenunan St Maria Boro mengambil Alat Tenun Bukan Mesin

(ATBM) sebanyak 22 buah dan hal ini menjadikan perusahaan memiliki 42

buah mesin tenun.

Pada awal tahun 1995 pemerintah menetapkan undang-undang

perpajakan yang baru. Undang-undang tersebut mengharuskan Perusahaan

Pertenunan St Maria Boro melepaskan diri dari Yayasan Pangudi Luhur. Maka

sejak tahun 1995 perusahaan ini mempunyai kepengurusan sendiri, namun

secara intern perusahaan ini masih di bawah kongregasi FIC. Tahun 1998,

Bruder Marcelinus menyerahkan kepemimpinannya kepada Bruder Petrus

Sutimin FIC dan beliau masih memimpin Perusahaan Pertenunan St Maria

Boro hingga saat ini. Di bawah kepemimpinan Bruder Sutimin, perusahaan

terus berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini

ditunjukan dengan semakin banyaknya alat tenun yang dimiliki oleh

(65)

B.Lokasi Perusahaan

Perusahaan Pertenunan St Maria Boro berlokasi di daerah Boro,

Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo,

Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan Pertenunan St Maria Boro dibangun

di atas tanah seluas 30 x 40 meter dan terletak dalam satu komplek dengan

Bruderan yang meliputi:

 Biara Bruder-Bruder FIC

 Asrama Panti Asuhan Santa Maria

 SMP Pangudi Luhur Boro I

 SMP Pangudi Luhur Boro II

Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi

perusahaan, antara lain:

a. Bahan Baku

Untuk mendapatkan bahan baku perusahaan cukup membeli dari penyalur

yang ada di Yogyakarta dan Solo.

b. Daerah Pemasaran

Perusahaan Pertenunan St Maria Boro mempunyai wilayah pemasaran yang

cukup luas yang paling dekat dengan perusahaan yaitu Yogyakarta,

Magelang, Semarang, Wates dan Muntilan.

c. Sarana Transportasi

Perusahaan Pertenunan St Maria Boro sangat dekat dengan jalan raya yaitu

Gambar

Gambar II.I    Kerangka Konseptual ..........................................................
Gambar II.1. Kerangka Konseptual
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas
Tabel V.2 Validitas Lingkungan Kerja Non Fisik (X2)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Produksi bawanl( merah di Indonesia sangat rendah, dibawah kebutuhan, hi~ masih terjadi impor dari luar negeri, Peningkatan produksi dengan penggunaan varietas unggul dapat

DAK Versus Dana Dekonsentrasi &amp; Tugas Pembantuan.. 108 ketentuan peralihan pada UU No 33 tahun 2004, secara tegas menyatakan dana dekonsentrasi dan tugas

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan media pembelajaran berbantuan komputer pada materi fertilisasi manusia yang sesuai dengan kaidah penelitian dan

Pelunasan Pokok Obligasi dan pembayaran Bunga Obligasi akan dilakukan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Obligasi yang menyerahkan konfirmasi

• Pemilihan tujuan wisata di Indonesia yang diprioritaskan untuk dikembangkan dalam rangka menarik investasi infrastruktur (pendukung sektor pariwisata) dari luar negeri. 

Sedangkan berdasarkan rerata keterlaksanaan pembelajaran, ketercapaian hasil belajar dan respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan maka instrumen penilaian

Kelahiran Warga Negara Indonesia diatas kapal laut atau pesawat terbang setelah diterbitkan akta kelahiran oleh instansi pelaksana ditempat tujuan atau tempat singgah

Ketiga, Dari hasil wawancara dapat disimpulkan sarana dan prasarana dalam pemeliharaan ekosistem mangrove di wilayah pesisir pantai kecamatan bungus teluk kabung