• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK : PROBLEM REPRODUKSI DAN TANTANGANNYA TERKAIT DENGAN GAYA HIDUP PEREMPUAN INDONESIA Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK : PROBLEM REPRODUKSI DAN TANTANGANNYA TERKAIT DENGAN GAYA HIDUP PEREMPUAN INDONESIA Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK :

PROBLEM REPRODUKSI DAN TANTANGANNYA

TERKAIT DENGAN GAYA HIDUP

PEREMPUAN INDONESIA

Pidato

Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Obstetri dan Ginekologi

pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 20 September 2014

Oleh

(2)

Printing by Airlangga University Press (AUP)

(3)

Kupersembahkan untuk:

Bangsa dan Negara, Almamater tercinta, Para Guru, Bapak (Alm) dan Ibu,

Bapak Mertua (Alm.) dan Ibu Mertua, Seluruh keluarga, Seluruh pasien

(4)

Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)

Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan

pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.

(5)

Success and failure are usually not the result of a single event

(6)
(7)

Bismillahirrohmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi Wabarakaatuh

Yang terhormat,

Rektor dan para Wakil Rektor Universitas Airlangga

Ketua, Sekretaris, dan Anggota Wali Amanat (WMA) Universitas Airlangga

Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Senat Akademik Universitas Airlangga

Para Guru Besar Universitas Airlangga dan Para Guru Besar Tamu, Pimpinan Universitas, Fakultas, Program Pascasarjana, Direktur Direktorat, Lembaga dan Pusat di Lingkungan Universitas Airlangga

Kepala Daerah, Kepala Dinas Kesehatan, Direktur dan Wakil Direktur Rumah Sakit

Para Teman Sejawat, Dosen dan Segenap Civitas Akademika Universitas Airlangga

Para Teman Sejawat dari IDI, POGI, HIFERI, PERMI dan PERFITRI

Para Bapak dan Ibu undangan serta hadirin yang saya muliakan,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Alah SWT, atas karunia nikmat berupa kekuatan dan kesehatan kepada kita semua sehingga pada pagi hari ini kita bisa berkumpul dalam rangka pengukuhan Guru Besar di lingkungan Universitas Airlangga.

(8)

Pada kesempatan yang terhormat ini, izinkanlah saya menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar, dengan judul:

SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK: PROBLEM REPRODUKSI DAN TANTANGANNYA TERKAIT DENGAN GAYA HIDUP PEREMPUAN INDONESIA

Hadirin yang saya hormati

Pola hidup masyarakat sekarang ini mempunyai kecenderungan dengan pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah asupan kalori melebihi yang dibutuhkan tubuh dan juga kecenderungan menjalani kehidupan yang sedentary life style yaitu kehidupan yang sehari-hari jarang bergerak dan jarang atau tidak pernah melakukan olahraga. Kedua hal tersebut menyebabkan obesitas.

Angka kejadian obesitas di Indonesia sendiri dari tahun ke tahun terjadi peningkatan yang cukup signifikan, seperti hasil penelitian dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1997, angka penduduk Indonesia berat badan berlebih 17,5 persen, dan 4,7 persen (9,8 juta) diantaranya obesitas, dibandingkan hasil penelitian pada tahun 2010, angka berat badan berlebih dan obesitas penduduk dengan usia 18 tahun ke atas 21,7 persen di mana 11,7 persen (27,7 juta) mengalami obesitas.

Obesitas akan memicu penurunan kerja sel tubuh kita terhadap insulin (resistensi insulin), sehingga memicu pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak lagi. Pada wanita, tingginya kadar insulin dalam darah tubuh (Hiperinsulinemia) akan menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan folikel, kondisi inilah yang menyebabkan hambatan terhadap proses pengeluaran oozit (ovulasi) yang mengakibatkan gangguan kesuburan (infertilitas).

(9)

produksi insulin, sehingga keadaan yang kompensasi tersebut hanya ada satu kelainan metabolik yaitu hiperinsulinemia. Namun pada banyak pasien, sel beta pankreas pada tahap tertentu gagal melakukan kompensasi dalam memenuhi tantangan yang berupa penurunan kerja sel tubuh terhadap insulin, sehingga terjadilah penurunan kadar insulin yang pada akhirnya mendorong ke arah diabetes mellitus tipe 2.

Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK)

Sindroma Ovarium Polikistik telah dikenal hampir satu abad yang lalu, oleh sarjana Irving Stein dan Michael Levental pada tahun 1935. Sampai beberapa dekade yang lalu masih belum jelas benar penyebab utamanya. Bilateral ovarium polikistik, oligomenore atau amenore, infertilitas, hirsutisme (munculnya banyak bulu di atas bibir dan di daerah dagu), acne dan obesitas merupakan kumpulan gejala klinik yang dahulu dikenal sebagai Sindroma Stein Leventhal. Namun pemahaman terhadap SOPK telah berkembang dengan pesat, dan satu dekade terakhir ditemukan keterkaitan antara SOPK dengan resistensi insulin. Dua dari tiga gejala yang menjadi syarat untuk menegakkan diagnosa SOPK, yaitu: Oligoovulasi/ anovulasi, hiperandrogen dan gambaran polikistik di ovarium.

Prevalensi SOPK

(10)

SOPK 8-10 %. Hal ini karena peran resistensi insulin pada patofisiologi munculnya SOPK, dan meningkatnya resistensi insulin disebabkan karena gaya hidup masyarakat dengan diet tinggi kalori namun dengan sedentary life style.

Resistensi Insulin, Hiperinsulinemia, Hiperandrogen

Resistensi insulin ialah: pengurangan respons glukosa terhadap sejumlah kadar insulin tertentu. Resistensi insulin adalah peristiwa yang relatif umum, juga dikenal sebagai sindroma X/ Sindroma Reaven. Mayoritas pasien Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) mempunyai resistensi insulin perifer, tetapi tidak semua resistensi insulin adalah perempuan hiperandrogenik. Hiperinsulinemia kronik merupakan kompensasi jaringan target, melibatkan perubahan konsentrasi asam lemak bebas dalam plasma. Jika kebutuhan insulin tidak tercapai (insulin menghambat kadar asam lemak bebas), asam lemak bebas meningkat, produksi glukosa di hepar naik, kemudian terjadi hiperglikemia.

Resistensi insulin berisiko menjadi hipertensi dan penyakit jantung koroner, ada hubungan antara kadar insulin plasma dan tekanan darah. Resistensi insulin lebih lanjut berhubungan dengan peningkatan trigliserida dan penurunan kadar cholesterol HDL, suatu kombinasi yang poten sebagai promotor penyakit jantung koroner. Walaupun efek buruk profil lemak hadir pada perempuan SOPK anovulatorik, hipertensi tidak terjadi semasa usia reproduksi tetapi timbul kemudian pada umur premenopause.

(11)

Hadirin yang saya hormati,

Hiperandrogen dan Obesitas

Perempuan obesitas, anovulatorik dan hiperandrogen mempunyai distribusi khas lemak tubuh, dikenal dengan obesitas android. Obesitas android adalah hasil deposit lemak di dinding abdomen dan visera mesenterik. Lemak ini lebih sensitif pada katekolamin, kurang sensitif pada insulin dan metabolik lebih aktif. Distribusi lemak ini berhubungan dengan hiperinsulinemia, toleransi glukosa, diabetes mellitus, dan peningkatan produksi androgen yang disebabkan oleh penurunan Sex Hormone Binding Globulin (SHBG), peningkatan testosteron dan estradiol bebas.

Obesitas android (sentral) berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskuler, termasuk hipertensi dan perubahan profil kolesterol- lipoprotein. Rasio Waist/Hip adalah variabel paling kuat dan berhubungan negatif dengan kadar HDL2. HDL2 adalah fraksi HDL-kolesterol yang secara konsisten berhubungan dengan proteksi penyakit kardiovaskuler.

Problem pada Usia Reproduksi

Gangguan Menstruasi

(12)

Infertilitas

Masalah infertilitas merupakan alasan utama penderita SOPK datang ke dokter, sedangkan gangguan menstruasi merupakan alasan tersering kedua. Penyebab kedua keluhan tersebut adalah anovulasi/oligoovulasi, hiperandrogen dan ovarium polikistik, bisa juga disertai dengan kadar LH yang tinggi (SOPK kurus) atau resistensi insulin (SOPK obes), seluruh kondisi ini saling terkait. Maka apabila tidak mendapatkan perhatian dengan penanganan optimal, keluhan tersebut akan meningkatkan kecemasan pada perempuan SOPK dan bukan tidak mungkin akan mengganggu hubungan harmonis pasangan suami istri.

Abortus

Diperkirakan 40% kehamilan dari wanita dengan SOPK akan mengalami keguguran spontan. Pada beberapa penelitian didapatkan prevalensi resistensi insulin yang lebih tinggi pada wanita dengan keguguran berulang bila dibandingkan dengan kontrol cocok dan pengobatan resistensi insulin. Pada penderita dengan abortus berulang dengan insulin-sensitizing agent (metformin) telah terbukti menurunkan tingkat keguguran dini. Selain efek pada resistensi insulin, metformin menurunkan tingkat sirkulasi Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1). PAI-1 menghambat fibrinolisis yang meningkat pada wanita dengan SOPK. Peningkatan kadar PAI-1 telah dilaporkan menjadi faktor risiko independen untuk keguguran spontan awal kehamilan.

Hadirin yang saya hormati,

Problem Jangka Panjang (Usia Premenopause)

(13)

digolongkan ke dalam dua golongan besar yakni sindroma metabolik yang meliputi diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, obesitas, dan keganasan yang meliputi keganasan pada endometrium dan keganasan pada payudara.

Sindroma Metabolik, Resistensi Insulin dan Diabetes Mellitus tipe 2

Penyebab resistensi insulin pada SOPK tidak semuanya dapat dipahami dengan baik. Banyak mekanisme molekular yang dapat menjelaskan sumber dari resistensi insulin pada SOPK yakni rendahnya kadar GLUT 4 yang berfungsi pada transportasi glukosa, berlebihnya fosforilasi serin pada reseptor insulin yang akan menurunkan transduksi isyarat insulin serta deplesi dari adenosin tingkat seluler.

Penyebab hiperinsulinemia pada wanita SOPK masih belum diketahui, dimungkinkan berhubungan dengan abnormalitas pada tingkat jalur informasi post reseptor insulin dan/atau sekresi insulin yang abnormal. Hal ini dimungkinkan bahwa ketidaknormalan metabolisme pada SOPK telah dimulai pada awal kehidupan, yaitu selama periode prenatal atau prepubertal, dan pemaparan dini terhadap androgen selama masa pertumbuhan dimungkinkan mempengaruhi distribusi lemak dan aktivitas insulin. Keterlibatan klinis pada pengamatan ini adalah perempuan dengan SOPK cenderung mengalami resistensi insulin dan/atau hiperinsulinemia, terutama pada mereka yang mengalami siklus anovulasi dan menderita obesitas dengan penumpukan lemak sentral.

Kriteria diagnosis untuk sindroma metabolik pada wanita yang menderita SOPK telah diimplementasikan baru-baru ini. Definisi tersebut mencakup tiga dari lima kriteria berikut: obesitas sentral, hipertrigliseridemia, kadar HDL yang rendah, tekanan darah yang meningkat, dan hiperglikemia (ESHRE Consensus 2011).

(14)

merupakan faktor risiko yang penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus tipe 2 di antara wanita dengan SOPK.

Prevalensi diabetes tipe 2 dilaporkan 3–4 % pada populasi umum, meningkat mencapai 10–18 % pada usia tua. Beberapa kelompok dilakukan penilaian mengenai toleransi glukosa di antara wanita SOPK dan semua risiko terjadinya diabetes tipe 2 ditemukan meningkat 3–7 kali. Angka prevalensi intoleransi glukosa pada wanita SOPK jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan dibandingkan dengan populasi acuan pada wanita yang sama umurnya: 31–35% terjadi gangguan toleransi glukosa dan 7,5–10 % menderita diabetes tipe 2. Meskipun obesitas dan usia merupakan hal penting dalam meningkatkan risiko, gangguan toleransi glukosa dan diabetes sering terjadi bahkan pada wanita SOPK non-obese (masing-masing 10% dan 15%).

Penyakit Kardiovaskuler

Wanita dengan SOPK cenderung memiliki kelainan pada profil lipid, seperti peningkatan trigliserida, peningkatan kadar kolesterol LDL, serta menurunnya kadar kolesterol HDL, sehingga secara tidak langsung memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit-penyakit koroner seperti penyempitan pembuluh darah koroner, sampai obstruksi pembuluh darah. Wanita dengan SOPK juga umumnya mengalami peningkatan deposit kalsium pada arteri koronaria dan peningkatan PAI-1 yang merupakan antifibrinolisis yang kuat.

(15)

marker ini secara langsung terhadap penyakit kardiovaskuler masih belum jelas (ESHRE consensus, 2011).

Endotelin 1 adalah marker untuk vaskular abnormal, di mana diyakini memberikan kontribusi pada proses atherosklerotik. Insulin memiliki efek stimulasi pada endotelin 1 dan dihipotesiskan bahwa antar endotelin 1 dengan resistensi insulin memainkan peranan penting dalam perkembangan lesi atherosklerotik pada kondisi hiperinsulin. Endotelin 1 meningkat pada pasien dengan atherosklerotik, diabetes dan obesitas. Endotelin 1 ditemukan meningkat pada wanita dengan SOPK, yang memberi kesan adanya kerusakan vaskular dini. Peradangan kronis menyebabkan disfungsi endotelial dan memfasilitasi awal dari proses atherosklerotik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peradangan tingkat rendah, yg tercermin dengan peningkatan C- reactive protein(CRP)

dan memberi pengaruh pada perkembangan atherosklerotik. CRP tidak hanya sebagai pertanda inflamasi dari aterosklerotik tetapi juga sebagai mediator pada penyakit ini karena memberikan peranan dalam patogenesis pembentukan lesi yang berhubungan dengan endotelium, dan kemudian CRP dapat digunakan sebagai pengukur fungsi endothelial. CRP secara mandiri dapat memprediksi diabetes tipe 2. Akan tetapi, peranannya dalam inflamasi sebagai penyebab penyakit kardiovaskular dan penyakit metabolik masih tetap diperdebatkan dan belum diterima secara keseluruhan.

Keganasan

(16)

Pada keadaan resistensi insulin, kadar insulin yang tinggi akan berakibat terhadap rasio IGF-1/IGFBP, di mana didapatkan penurunan dari IGFBP melalui hambatan pada hepar serta peningkatan IGF-1 bebas. IGF-1 bebas ini kadarnya hanya sedikit dikarenakan sebagian besar dari IGF adalah dalam bentuk terikat dengan proteinnya (IGFBP). Kadar IGF-1 bebas ini berkorelasi langsung dengan kadar insulin serta BMI.

IGF-1 kita ketahui selain berfungsi untuk menstimulasi proliferasi sel juga berfungsi menghambat proses apoptosis. Sehingga kombinasi dari kedua sifat ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tumor. Berdasarkan penelitian dikatakan bahwa kadar IGF-1 yang tinggi di sirkulasi serta rendahnya kadar IGFBP-3 sangat berhubungan dengan timbulnya berbagai macam kanker. Beberapa penelitian tambahan juga menunjang gaya hidup dengan diet tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar IGF-1 di sirkulasi. Selain efek langsung pada timbulnya keganasan, IGF-1 juga berinteraksi dengan berbagai molekul yang berhubungan dengan pertumbuhan kanker dan progresivitasnya, termasuk hormon steroid seks, hasil dari tumor suppressor genes dan hormon pertumbuhan lain. Ekspresi dan produksi IGF-1 juga dipengaruhi oleh nutrisi dan aktivitas fisik, walaupun aktivitas fisik masih menjadi kontroversi.

Hiperplasia dan Keganasan Endometrium

Patofisiologi terjadinya hiperplasi endometrium selama ini yang banyak disepakati adalah stimulasi estrogen terus-menerus tanpa oposisi progesteron (unopposed estrogen). Keadaan ini bisa disebabkan estrogen endogen maupun eksogen. Estrogen endogen banyak disebabkan anovulasi kronik seperti SOPK atau peri-menopause. Obesitas berperan pada paparan unopposed estrogen

(17)

Insulin merupakan suatu bahan mitogenik yang sangat kuat pengaruhnya pada jaringan, baik pada jaringan endometrium maupun pada epitel buah dada. Insulin sendiri pada dasarnya dapat menstimulasi steroidogenesis melalui peningkatan ekspresi dari enzim aromatase, peningkatan bioavailibilitas steroid seks serta peningkatan IGF-1 melalui mekanisme penurunan IGFBP-1.

Keganasan Buah Dada

Peningkatan kadar androgen, peningkatan kadar insulin dan IGF-I yang terdeteksi pada penderita SOPK obes dapat merangsang pertumbuhan keganasan buah dada. Hal ini bisa terjadi karena stimulasi langsung Androgen Reseptor (+) sel kanker untuk mengikat androgen, stimulus Estrogen Reseptor (+) oleh hasil aromatisasi testosteron menjadi estradiol, stimulasi mitogenic cell

kanker oleh kadar insulin dan IGF-I, penurunan kadar SHBG dan peningkatan kadar estrogen pada perempuan hyperandrogen.

Hadirin yang saya hormati

Jika diperhatikan secara seksama peran resistensi insulin sangat besar dalam pathofisiologi munculnya SOPK, sampai problem yang muncul pada saat usia reproduksi berupa: infertilitas, gangguan menstruasi, obesitas, hiperandrogen seperti acne, hirsutisme dll., serta risiko penyakit gangguan metabolik yang muncul seperti diabetes mellitus tipe-2, dan penyakit kardiovaskuler serta risiko keganasan endometrium dan buah dada. Sedangkan angka penderita berat badan berlebih maupun obesitas masyarakat Indonesia semakin hari semakin meningkat, dan tentunya akan menyebabkan prevalensi resitensi insulin masyarakat Indonesia juga akan meningkat, maka bisa kita bayangkan nantinya bahwa masalah-masalah di bidang reproduksi banyak dipengaruhi dari masalah pola hidup dan olah raga.

(18)

dan keadaan anovulasi untuk mengatasi masalah infertilitas maupun gangguan perdarahan, maka akan lebih bijaksana jika penanganan SOPK juga ditujukan mengurangi resistensi insulin dan menurunkan risiko DM tipe 2, mencegah penyakit kardiovaskuler dan menurunkan risiko keganasan endometrium dan buah dada. Hal yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut:

Perubahan Gaya Hidup

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan faktor penentu dari resistensi insulin dan hiperinsulinemia. Wanita dengan IMT >27 kg /m2 (berat badan berlebih) seringkali mengalami resistensi insulin dan umumnya mengalami hiperinsulinemia dalam merespons stimulasi dengan glukosa. Wanita dengan IMT >30 kg/m2 hampir selalu mengalami resistensi insulin. Oleh karena itu pada tahap awal penanganan kasus dengan SOPK, selalu dilakukan perubahan gaya hidup sehingga akan mengurangi resistensi insulin dan hiperinsulinemia, yang pada akhirnya akan memperbaiki fungsi reproduksi.

Pola konsumsi penduduk Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2010 adalah 9–14% energi protein, 24–36% energi lemak, 54–63% energi karbohidrat. Jelas sekali bahwa pola konsumsi penduduk Indonesia didominasi karbohidrat. Hal ini mulai harus diubah dengan usaha mengonsumsi diet dengan komposisi karbohidrat, protein, lemak yang berimbang dengan kebutuhan kalori yang terukur serta melakukan olah raga secara rutin.

Metformin

(19)

metformin tidak secara spesifik mampu menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler, pada pasien dengan SOPK, didapatkan bukti-bukti klinis dan mekanisme yang mendukung penggunaan metformin sebagai protektor terhadap penyakit kardiovaskuler pada kasus resistensi insulin. Selain hal tersebut, metformin dapat menurunkan kadar androgen di sirkulasi dan memperbaiki ovulasi serta reguleritas menstruasi, jadi hal inilah yang mendukung digunakannya metformin untuk jangka panjang.

Terapi lain dari SOPK tentunya disesuaikan dengan keluhan yang ada pada setiap penderita, seperti contoh SOPK dengan infertilitas, selain perubahan gaya hidup, metformin (resistensi insulin positif) dan tentunya disertai obat-obat untuk induksi ovulasi, seperti klomifen sitrat, rekombinan FSH sampai Laparoscopy Ovarian Drilling (LOD).

Hadirin yang saya hormati

(20)

lebih tinggi mengalami keganasan buah dada dibandingkan dengan perempuan non-SOPK.

Dari paparan di atas jelas bahwa hal yang penting adalah pencegahan resistensi insulin yang timbul karena obesitas, dan keduanya merupakan hal yang preventable: sesuatu yang bisa dicegah. Kita canangkan untuk memulai hidup secara seimbang, terhadap keluarga kita, anak-anak kita. Kita batasi asupan makanan sehari-hari secara seimbang, kita rubah komposisi makanan dengan menurunkan persentase karbohidrat, sehingga tidak dominan lagi. Melakukan aktivitas berolah raga secara rutin, sehingga terhindar dari obesitas, yang bisa mencegah terjadinya resistensi insulin. Tujuan jangka pendeknya yaitu meminimalisir gangguan kesuburan yang diakibatkan oleh gangguan ovulasi maupun terhadap gangguan menstruasi, mengurangi abortus dan pencegahan jangka panjang terhadap penyakit metabolik dan keganasan. Mari kita menghindari obesitas, karena obesitas bukanlah pertanda kemakmuran atau semakin sehat seseorang, namun obesitas merupakan penyakit kronis yang bisa berdampak pada fungsi reproduksi.

Hadirin yang saya hormati,

Sebelum berakhir pidato pengukuhan ini, sekali lagi saya mengucapkan syukur alhamdulillah atas limpahan karunia nikmat, serta taufik, hidayah dan inayah dari Allah SWT kepada saya beserta keluarga. Ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya, saya sampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Sekretaris Jenderal Pendidikan Tinggi beserta jajarannya atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk memangku jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

(21)

Syahrani, MS., Dr. Moh Nasih, SE., MT., Ak., Prof. Soetjipto, dr., MS., Ph.D., juga kepada yang terhormat Ketua Senat Akademik Universitas Airlangga Prof. Dr. Fendy Suhariadi, Drs., MT dan Sekretaris Senat Akademik Universitas Airlangga H. Sudibyo, dr., MS, beserta seluruh anggota, atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk memangku jabatan Guru Besar.

Kepada yang terhormat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., Sp.PD-KEMD, FINASIM beserta para Wakil Dekan. Ketua dan Anggota Badan Pertimbangan Fakultas yang telah menyetujui dan mengusulkan saya untuk diangkat sebagai Guru Besar.

Kepada mantan Dekan Prof. Dr. Muhammad Amin, dr., SpP(K), Prof. Dr. HMS Wijadi, dr., Sp.THT(K), Prof. Dr. H. Askandar Tjokroprawiro, dr., Sp.PD-KEMD, FINASIM, Prof. H. IGN. Gde Ranuh, dr., Sp.A(K), Prof. R. Sumarto, dr., Sp.PD-KGEH (alm), Prof. HMS Soeatmadji, dr. (alm), Prof. Rahmat Santoso, dr., Sp.PA (alm), yang telah menerima saya sebagai mahasiswa dan peserta Program Pendidikan Spesialis I serta menjadi dosen di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Kepada yang terhormat Direktur RSUD. Dr. Soetomo Surabaya, Dr. H. Dodo Anondo MPH, beserta para Wakil Direktur dan para mantan Direktur RSUD. Dr. Soetomo, Dr. H. Slamet Riyadi Yuwono, dr., DTM&H, MARS, Prof. H. Abdus Syukur, Sp.B-KBD, Prof. H. Muh. Dikman Angsar, dr., SpOG(K), Prof. H. Karyadi Wirjoatmojo, dr., Sp.An-KIC (alm) atas kesempatan dan kepercayaannya untuk bekerja di lingkungan RSUD. Dr. Soetomo Surabaya.

(22)

Kandungan Prof. Dr. Erry Gumilar Dahlan, dr., Sp.OG(K), saya ucapkan rasa hormat dan terima kasih atas kepercayaan dan yang selalu memberi motivasi kepada saya , sehingga saya dapat diusulkan sebagai Guru Besar.

Kepada mantan Kepala Departemen/SMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/ RSUD. Dr. Soetomo, Prof. Prajitno Prabowo, dr., Sp.OG(K), yang telah menerima saya sebagai salah satu peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis I pada Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan pada tahun 1994. Juga kepada mantan Kepala Departemen/SMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD. Dr. Soetomo Prof. H. Lila Dewata A, dr., Sp.OG(K), Prof. H. Samsulhadi, dr., Sp.OG(K) dan Prof. H. Heru Santoso, dr., Sp.OG(K), saya mengucapkan terima kasih, karena pada waktu kepemimpinan beliau, saya telah mendapat kesempatan bekerja sebaik- baiknya.

Kepada Prof. Prajitno Prabowo, dr., Sp.OG(K), Prof. Soetjipto, dr., MS., Ph.D, dan Prof. Arief Boediono, drh., Ph.D yang telah membimbing saya dalam penyusunan Disertasi sebagai Promotor, Co Promotor I dan Co Promotor II, juga kepada yang terhormat Prof. Samsulhadi, dr., Sp.OG(K), yang banyak memberi masukan saat penyusunan Disertasi, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya.

(23)

Sp.OG(K), Prof. H. Djoko Waspodo, dr., Sp.OG(K) (alm), Sunyoto, dr., Sp.OG(K), Prof. Dr. Erry Gumilar Dahlan, dr., Sp.OG(K), H. Poedjo Hartono, dr., SpOG(K), Hari Paraton, dr., Sp.OG(K), Dr. Hermanto Tri Joewono, dr., Sp.OG(K), H. Bambang Trijanto, dr., Sp.OG(K), Dr. Aditiawarman, dr., Sp.OG(K), Dr. Hendy Hendarto, dr., Sp.OG(K), Budi Prasetyo, dr. Sp.OG(K), Gatut Hardianto, dr., Sp.OG(K), Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., SpOG(K), Jimmy Yanuar Annas, dr., Sp.OG(K), Ernawati, dr., Sp.OG, Muhammad Ardian, dr., Sp.OG, Primandono Perbowo, dr., Sp.OG, Budi Wicaksono, dr., Sp.OG, M Aldika Akbar, dr., Sp.OG, Pungki Mulawardhana, dr., Sp.OG, Azami Denas, dr., Sp.OG, Hari Nugroho, dr., Sp.OG. Juga senior saya yang telah bekerja sama khususnya dalam bidang Bayi Tabung, yaitu: Aucky Hinting, dr., Sp.And, Ph.D, dan Lunardhi Hamdani, dr., Sp.And.

Kepada Prof. Dr. Ichramsjah Azim Rahman, dr., Sp.OG(K), Prof. Dr. Biran Affandi, dr., Sp.OG(K) dan Prof. Dr. Eddy Suparman, dr., Sp.OG(K), saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mereview jurnal penelitian saya dan terus memotivasi saya sampai akhirnya selesai pengurusan Guru Besar saya.

(24)

dan didikan, suri tauladan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya bisa mencapai jenjang pendidikan seperti saat ini, semoga Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa membalas amal baik mereka semuanya.

Kepada yang terhormat dan saya cintai kedua orang tua saya Ibunda Hj. Musrifah dan Ayahanda Bapak Thoyib Hery Hidayat (Alm), yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang yang tiada batas dan memberikan suri tauladan yang terus membekas, yang telah mendo’akan setiap saat sehingga ananda bisa terus menuntut ilmu setinggi-tingginya dan pada akhirnya sampai pada tahapan ini. Juga tidak lupa kepada ibunda mertua Ibu Hj. (Alm), Bpk. H. Bambang Heryono beserta ibu Hj. Suwarti dan Agus Arianto, dr., Sp.M beserta ibu Rully, juga kepada adik Ipar saya Ibu Hidayatul Laili dan Zaidatul Mamnun, Dra., terima kasih atas dukungan dan kekompakkan yang telah kita bangun bersama serta doa kalian semua sehingga saya bisa mencapai pada tahapan seperti saat ini.

(25)

sampaikan dengan penuh kasih sayang rasa terima kasih atas pengertian dan kesabaran kalian dalam memahami dan tidak pernah merepotkan tugas sehari- hari Ayah, dan insyaAllah kalian akan tumbuh menjadi anak yang sholeh/solehah.

Dan pada akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam proses mulai pengusulan sampai pengangkatannya saya sebagai Guru Besar, maupun pada upacara pengukuhan ini, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar- besarnya.

Kepada seluruh panitia di bawah komando, Relly Yanuari Primariawan, dr., Sp.OG(K), Ashon Sa’adi, dr., Sp.OG(K)dan Hermawan Susanto, dr., Sp.PD serta Tim Paduan Suara Universitas Airlangga, yang telah bekerja keras sehingga acara ini bisa berlangsung lancar, dengan tulus saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Pada kesempatan ini pula, perkenankan saya mengucapkan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih saya kepada hadirin sekalian yang telah meluangkan waktu dan perhatiannya untuk menghadiri pengukuhan Guru Besar saya.

Akhirul kata, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa melaksanakan tugas sehari-hari dan lebih bermanfaat kepada sesama manusia, aamiin ya robbal alamin

Wabillahittaufiq wal hidayah

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Marc AF and Speroff L, 2011. Anovulation And The Polycystic Ovary. Lippincott Wiliam and Wilkins Philadelphia; Ed 8th : 1192–1220.

Craig LB, Ke RW, Kutteh WH, 2002. Increased prevalence of insulin resistance in women with a history of recurrent pregnancy loss. Fertil Steril; 78(3): 487–490

Palomba S, Orio FJr, Falbo A, Russo T, Tolino A, Zullo F, 2005.

Plasminogen activator inhibitor 1 and miscarriage after metformin treatment and laparoscopic ovarian drilling in patients with polycystic ovary syndrome. Fertil Steril; 84(3): 761–765

Glueck CJ, Wang P, Goldenberg N, Sieve-Smith L, 2002. Pregnancy outcomes among women with polycystic ovary syndrome treated with metformin. Hum Reprod ;17(11): 2858–2864

Balen A, Conway GS, Homburg R, Legro RS, 2005. Polycystic Ovary Syndrome : A Guide to Clinical Management. Taylor and Francis Boca Raton: 1–142

De Leo V, La Marca A, Petraglia F , 2003. Insulin Lowering Agents in the management on Polycystic Ovary Syndrome. Endocrine Review; 24 (5): 637–667

Emons G, Fleckenstein G, Hinney B, Heyl W, 2000. Hormonal Interactions in Endometrial cancer. Endocrine – Related Cancer; 7 : 227–242

Fauser B, 2004. Revised 2003 Consensus on diagnostic criteria and long term health risk related to polycystic ovary syndrome (PCOS). Human Reproduction; 9 (1): 41–47.

Santoso B, Puspaningsih NNT, Riawan W, 2008. Apakah perbedaan androgen serum menyebabkan perbedaan manifestasi klinik berupa amenorrhea, oligomenorrhea, dan PUD pada kasus SOPK?Majalah Obstetri Ginekologi Indonesia ; Vol. 32 : 38 Hikmah R, Santoso B, 2008. Pengaruh Hiperandrogen Terhadap

(27)

Sindroma Ovarium Polikistik Rattus novergicus Strain Wistar. Laporan Penelitian.

Pollack MN, Schernhammer ES, Hankinson SE, 2004. Insulin –like Growth Factors and Neoplasia. National Review Cancer ;4 (7): 505–518

Yu H, Rohan T, 2000. Role of the Insulin-like Growth Factor Family in Cancer development and Progression. Journal of the National Cancer Institute ; 92 (18) :1472–1483

Balen A, 2004. The pathophysiology of polycystic ovary syndrome: trying to understand PCOS and its endocrinology. Elsevier; 18(5): 685–706.

Bhattacharya SM, 2009. Insulin resistance and overweight-obese women with polycystic ovary syndrome. Journal of Gynaecology Endocrinology; 64: 209–21.

Blasco AF, Carretero B, Millan S and Morreale E, 2006. Prevalence and characteristics of the polycystic ovary syndrome in overweight and obese women. Arch intern med ; 166(19): 2081–6.

Consensus on women’s health aspects of polycystic ovary syndrome (PCOS), 2011 . The Amsterdam ESHRE/ASRM-Sponsored 3rd

PCOS Consensus Workshop group. Fertility and sterility; 97: 1. Haoula Z, Salman M, and Atiomo W, 2012. Evaluating the association

between endometrial cancer and polycystic ovary syndrome. Oxford journals, human reproduction; 27(5). 1327–1331

Moran LJ, Musso ML, Wild RA, Norman RJ, 2010. Impaired Glucose tolerance, type 2 diabetes and metabolic syndrome in polycystic ovary syndrome : a systematic review and metaanalysis. Human Reproduction update; 16(4) 347–363

Ong KJ, Theodoru E, and Ledger W, 2006. Long Term consequence of polycystic ovarian syndrome. Current obstetrics and Gynaecology; 16(6):333–336

(28)
(29)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Prof. Dr. Budi Santoso, dr., SpOG(K)

Tempat / Tgl Lahir : Banyuwangi, 17 Pebruari 1963

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki- laki Status perkawinan : Kawin

Nama Istri : Dra. Elmi Mufidah, Apt. M.Kes

Nama anak : Alfin Firasy Mufid, dr.

Mahida El Shafi, S.Ked Nizar Al Rhaazi

NIP : 19630217 1989 11 1 001

Pangkat/Gol : Pembina Tk. I / IV-b

Jabatan Akademik : Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Jabatan Struktural : • Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

• Ketua Program Studi S2

Ilmu Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Jabatan Fungsional : Staf. Fungsional Ilmu Kebidanan dan

Penyakit Kandungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya

No. Telpon/ HP : 031-5943674 / 08123581706

Alamat email : busobg98@yahoo.com

Alamat rumah : Jl. Manyar Indah X/19- Surabaya

PENDIDIKAN

(30)

1989 : Lulus Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya

1998 : Lulus Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Univ. Airlangga, Surabaya

2005 : Lulus Konsultan dalam Bidang Fertilitas Endokrinologi Reproduksi (FER)

2009 : Lulus Program Doktor dengan predikat Cumlaude pada Program Pascasarjana Universitas Airlangga

KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI

1. Ikatan Dokter Indonesia (Pusat) 1990–sekarang 2. Ikatan Dokter Indonesia (Cabang Surabaya) 1994–sekarang 3. Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia 1998–sekarang 4. Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia 1998–sekarang

5. Indonesian Gynecological Endoscopy Society 2002–sekarang 6. Perkumpulan Menopause Indonesia (PMI) 2005–sekarang 7. Himpunan Fertilitas Endokrinologi Indonesia

(HIFERI) 2005–sekarang

8. Perkumpulan Fertilisasi Invitro Indonesia

(PERFITRI) 2005–sekarang

9. Asia Pacific Initiative on Reproduction

(ASPIRE) 2008–sekarang

RIWAYAT PEKERJAAN

1990–1994 Ka Puskesmas Kecamatan Sambelia, Ka puskesmas Montong Betok dan Ka Puskesmas Terara, Lombok Timur Nusa Tenggara Barat 1994–1998 Peserta Didik Program Pendidikan Dokter

(31)

1999–2002 KaSMF. Obstetri dan Ginekologi RSUD Genteng Banyuwangi

2008–2011 Ketua Unit Pengelola Data Digital (UPeDDI) FK. Unair

2009–2011 Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan RSUD. Dr. Soetomo Surabaya

2009–sekarang Ketua Tim Remunerasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya

2011–sekarang Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

2011–sekarang Ketua Program Studi Pendidikan Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi FK. Unair – RSUD. Dr. Soetomo Surabaya

2011–sekarang Wakil Ketua Badan Koordinasi Pendidikan (BAKORDIK) RSUD. Dr. Soetomo Surabaya - FK dan FKG. Universitas Airlangga

2012–sekarang Ketua Unit Penelitia n da n Pengabdia n Masyarakat (UPPM) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

2013– sekarang Ketua II IKOM A Fa kulta s Kedoktera n Universitas Airlangga

JABATAN FUNGSIONAL

(32)

DANA HIBAH PENELITIAN

2007 : Risbin Iptekdok, Peran Reseptor Androgen, Heat Shock Protein 70 (HSP 70), Bcl2 dan Bax, pada Genesis Hiperplasia Endometrium Wanita dengan Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK)

2008 : Medical Research Unit (Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) FK. Unair. Profil Transforming Growth Faktor-β pada Kasus Sindroma Ovarium Polikistik. (Studi observasional analitik menggunakan Rattus novergicus sebagai hewan model)

2009 : Risbin Iptekdok, Prof il TGF-β, M MP-9, TI MP-1 intrafollikuler dan Ekspresi Kolagen Tipe IV pada Gangguan Follikulogenesis Kasus Sindroma Ovarium Polikistik

2012 : Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Efektivitas Terapi Rat Bone Marrow Stem Cell Pada Tikus Model Sindrom Ovarium Poli Kistik Terhadap Folikulogenesis dan Ekspresi Transforming Growth Factor β

2013 : Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Efektivitas Terapi Rat Bone Marrow Stem Cell Pada Tikus Model Sindrom Ovarium Poli Kistik Terhadap Growth Differentiantion Factor 9 dan Kadar Estrogen.

TANDA PENGHARGAAN

(33)

ARTIKEL DI JURNAL ILMIAH

1. Budi Santoso. The Role of Laparocopy Surgery in Infertility.

Majalah Folia Medica Indonesiana, Vol. 43 No. 43 Hal: 165– 169 No. Juli-September 2007/ ISSN 0303-7932

2. Budi Santoso, N.N.T. Puspaningsih, W. Riawan Apakah perbedaan androgen serum menyebabkan perbedaan manifestasi klinik berupa amenorrhea, oligomenorrhea, dan PUD pada kasus SOPK?. MajalahObstetri Ginekologi Indonesia Vol. 32 Suplement 1 Hal , Juli 2008 / ISSN 0303-7924

3. Budi Santoso, I.K. Sudiana, Widjiati. Ketebalan fibrous dinding folikel Rattus Novergicus model SOPK dibandingkan dengan fase siklus estrus Normal. Majalah Obstetri Ginekologi Indonesia Vol. 32 Suplement , Hal , Juli 2008 / ISSN 0303-7924

4. Budi Santoso Review Article : Management of Polycistic Ovary Syndrome in Adolecent. Majalah FoliaMedica Indonesiana, Vol. 46 No. 1 Januari - Maret 2010 / 0303-7932)

5. Budi Santoso Bayi Tabung (In Vitro Fertilization). Majalah Mimbar, Vol. 15 No. 3 Edisi Agustus 2011 / ISSN : 14106450 6. Budi Santoso, R. Prajitno Prabowo, Soetjipto, Widjiati

Perbandingan Aktivitas Enzim MMP-9, TIMP-1, dan Ekspresi Kolagen-4 pada Model SOPK Dibandingkan dengan Siklus Etrus Normal. Jurnal Biosains Pascasarjana, Volume 13 Nomor 1 Januari 2011 / ISSN 1412-1433

7. Budi Santoso. Analilis Faktor Risiko Kehamilan Ektopik (Analysis of Risk Factors Ectopic Pregnancy). Journal Ners, Volume 6 Nomor 2 Oktober 2011 / ISSN 1858-3598 / Terakreditasi B No. SK 64a/DIKTI/KEP/2010)

(34)

2012 / ISSN 1979-1305

9. Budi Santoso, Jimmy Yanuar Annas, Heriyadi Manan, Nizam Albadawi, Marina, Maria Anggraeni, Leli Asih Efektifitas, Keamanan dan Efek Samping Kontrasepsi Depo Porgestin® dan Depo Vigestron (Effectiveness, Safety, and Side Effect of Depo Progestin® dan Depo Vigestron® Contraception). Journal Ners,

Volume 8 Nomor 1 April 2013 ISSN 1858-3598 / Terakreditasi B No. SK 64a/DIKTI/KEP/2010

10. Meitria Syahadatina Noor, H.M. Bakhriansyah, Widjiati, and Budi Santoso, Nicotine supplementation blocks oocyte maturation in Rattus norvegicus. Universa Medicina, Volume – May-Agustus, 0- Number (Co Autor)

11. Budi Santoso, Agus Sulistiyono. Ekspresi GDF9 dan Kadar Estrogen pada Rattus norvegicus Model Sindroma Ovarium Polikistik Pasca Injeksi Stem Cell Red Bone Marrow. Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 22, Jan-Apr 2014, ISSN 0854-0381

PEMAKALAH SEMINAR

1. First International Asia Facific Meeting on Polycystic Ovary Syndrome. Hongkong, 17–18 Januari 2009 : Does The Different Androgen Serum Level Lead To The Different Clinical Manisfestation Such As Amenorrhea, Oligomenorrhea and Dub in PCOS Case?

2. First International Asia Facific Meeting on Polycystic Ovary Syndrome. Hongkong, 17–18 Januari 2009: The Effect of Hyperandrogen To Endometrial Expression Of BCL2 And Bax Protein Ratio on Rattus Novergicus Strain Wistar As Polycystic Ovary Syndrome Model.

(35)

4. PIB-V HIFERI POGI. Workshop ART (Session III). Denpasar, 22-23 Januari 2011: Low Cost ART Set Up.

5. PIB-V HIFERI POGI. Plennary Session: Polycystic Ovarian Syndrome. Denpasar, 24 –26 Januari 2011 Clomiphene, Metformin, or Both for Infertility Treatment of The Patient with PCOS.

6. Workshop Endoskopi Ginekologi Surabaya, 2–3 Mei 2011: Setting Laparoscope Equipment

7. Seminar Sehari “Evidence Based in Sexology”. Madiun, 28 Mei 2011 ” Anatomy and Physilogy of Female Sexual Desire, Arousal and Orgasm”

8. PKB FER “Gangguan Siklus Haid & Pengaturan Haid Untuk Ibadah Haji”. Surabaya, 11 Juni 2011: Pengobatan Medis Hormonal Pada PUA

9. PIT POGI XIX Jakarta. Workshop Diagnosis and Management of Adenomyosis, Jakarta, 1–2 Juli 2011: Hormonal Treatment in Adenomyosis Patient

10. Scientific Gathering Forisma, R. Kuliah Anatomi FK UNAIR. Surabaya, 09 Juli 2011: Better Reproductive Health for Indonesia’s Brilliant Future.

11. Expert Meeting East Indonesia on Recurrent Pregnancy Loss

Komenika Bisma Bali, 08 Oktober 2011 Konsensus Hiferi, tentang Penatalaksanaan Recurrent Pregnancy Loss

12. Simposium dan Workshop : Jakarta Infertility Update 2011 (Jak-In-U 2011). Jakarta, 7–8 Desember 2011: Kontra : Inseminasi intra uterin: perlukah doble insemination (2x inseminasi dengan interval 24 Jam)?

13. Simposium Penatalaksanaan Infertilitas Praktis & Terkini. Surabaya, 27–28 April 2012: Tahapan Praktis Penanganan PCOS.

14. 10th International Scientific Congress of the Royal College of

(36)

Juni 2012: Mechanisms of The Follicular Wall Thickening In Polycystic Ovarian Syndrome Models

15. KOGI. Kegiatan : Workshop Perdarahan Uterus Abnormal. Bali, 01 Juli 2012: Penggunaan LNG – IUS dalam PUA

16. Workshop dan Simposium Step by Step. Penanganan Kelainan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas dalam Praktek Sehari-hari. Bandung, 12–15 September 2012: Terapi Medicinalis pada Perdarahan Uterus Abnormal.

17. The 17th World Congress on Controversies in Obstetrics,

Gynecology & Infertility (COGI) Lisbon Portugal, 08–11 November 2012: Correlation of The Amount Of Reseptor IGF-1 Expresion And Endometrial Gland Rattus Novergicus Strain Wistar As PCOS Models

18. Kongres Nasional (KONAS) VI HIFERI. Kegiatan : Simposium IVF. Makasar, 04-06 Maret 2013 Stimulasi Minimal Pada Fertilisasi In Vitro

19. Step by Step Penanganan Kelainan Endokrinologi Reproduksi Dan Fertilitas Dalam Praktek Sehari-hari; Sesi VI : Perdarahan Uterus Abnormal. Bandung, 15 Maret 2012 Terapi Medikamentosa pada PUA

20. 6th Malang Continuing Urology Education Symposium Andro– Urology Malang, 6–7 April 2013 Female Evaluation in Infertile Couple.

21. Workshop Advance Reproductive Laparocopy Surgery. Surabaya, 30 Mei–02 Juni 2013: Management Myomectomy

22. Workshop Advance Reproductive Laparocopy Surgery. Surabaya, 30 Mei–02 Juni 2013: Management Anomali Ductus Muller 23. Symposium Endometriosis New Approach In Old Disease.

Surabaya, 30 Mei–02 Juni 2013 Controversies in Medical Management of Endometriosis

24. 2nd National Contraception Update. Focus on Effective Long

(37)

25. The 18th World Congress on Controversies in Obstetrics,

Gynecology & Infertility (COGI). Vienna-Austria, 24–27 Oktober 2013 Effects of Naltrexone Treatment to Body Mass Index, Waist Circumference, Homa IR aang Free Androgen Index in PCOS Patients.

26. 5th Congress of the Asia Pasific Initiative on Reproduction

Heal in conjunction with the Fertility Society Australia Annual Conference. Brisbane Australia 4– 6 April 2014:

Therapic Effectiveness Rat Bone Marrow Stem Cell in Rats Model Polycystic Ovary Syndrome Againt Folliculogenesis and Transforming Growth Factor β

27. Seminar Step by Step Penanganan Kelainan Endokrinologi Reproduksi Fertilitas dalam Praktek Sehari-hari. Sesi VI: Perdarahan Uterus Abnormal. Step 3: Terapi Medikamentosa pada PUA, Trans Luxury Hotel, Bandung. 15 Maret 2012.

28. PIT POGI XXI DENPASAR dan PB POGI. Sesi: PCOS. Topik/ Materi: Bagaimana Strategi untuk Melakukan Stimulasi Ovarium pada Penderita PCOS?, Agung Room Bali. 28 Agustus 2014

PENELITIAN

Principal-Investigator

1. Risbin Iptekdok : Peran Reseptor Androgen, Heat Shock Protein 70 (HSP 70), Bcl2 dan Bax, pada Genesis Hiperplasia Endometrium Wanita dengan Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK). Budi Santoso, Ni Nyoman Tri Puspaningsih, 2007 2. Randomized Clinical Trial : Perbandingan PIL Valenor _1 dan

Pil Postinor® Sebagai Kontrasepsi Darurat di Indonesia. Djoko Waspodo, Budi Santoso, 00

3. Mekanisme Penebalan Dinding Folikel pada Model Sindroma Ovarium Polikistik. (Disertasi S3). Budi Santoso, 2009

(38)

Menggunakan Rattus Novergicus sebagai Hewan Model) (Program Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat). Budi Santoso, Widjiati, 2009

5. Risbin Iptekdok, Profil TGF-β, MMP-9 dan TIMP-1 Intra Folikuler dan Ekspresi Kolagen Tipe IV pada Ganggunan Folikulogenesis Kasus Sindroma Ovarium Polikistik-Studi pada Model. Budi Santoso, Wibi Riawan, 2009

6. Senam Hamil Yophytta Menurunkan Tingkat Kecemasan Menjelang Persalinan pada Ibu Primigravida di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kendangsari Surabaya. Budi Santoso, Farida Umamah, 2011

7. Penelitian Multicenter: Uji Klinis Fase III : Perbandingan Kontrasepsi Implant Dua Batang Levonogestrel ”Duplant dan Indoplant di Indonesia). Budi Santoso, Budi Prasetyo, 2011 8. Penelitian Multisenter: Uji Klinik Randomisasi Kontrasepsi

Suntikan Depo Vigestron Vial 3 ml dan 1 ml Dibandingkan dengan Depo Progestin vial 3 ml. Budi Santoso, Jimmy Yanuar Annas, 2011

9. Efektivitas Terapi Rat Bone Marrow Stem Cell pada Tikus Model Sindrom Ovarium Poli Kistik terhadap Folikulogenesis dan Ekspresi Transforming Growth Factor β, Budi Santoso,

Agus Sulistiyono, Widjiati, 2012

10. Efektivitas Terapi Rat Bone Marrow Stem Cell pada Tikus Model Sindrom Ovarium Polikistik terhadap Growth Differentiantion Factor 9 dan Kadar Estrogen. Budi Santoso, Agus Sulistiyono, Widjiati, 2013

Co-Investigator

1. Pengaruh Hiperandrogen terhadap Rasio Ekspresi Protein BCL-2 dan Bax pada Endometrium Model Sindroma Ovarium Polikistik Rattus Novergicus Strain Wistar. Raudatul Hikmah,

(39)

2. Pengaruh Hiperandrogen terhadap ekspresi IGF-1 dan Kelenjar pada Endometrium Kasus Sindroma Ovarium Polikistik. Achmad Rheza, Budi Santoso, Widjiati, 2008

3. Kadar Inhibin-B Serum Basal untuk Memprediksi Respon Ovarium terhadap Stimulasi Ovulasi pada Program IVF-ET (Kadar Estradiol Serum, Jumlah Folikel Masak saat Pemberian hCG, Jumlah Oosit& Dosis Gonadotropin. Jimmy Yanuar A, Samsulhadi, Aucky Hinting, Budi Santoso, 2008

4. Ekspresi αvβ3 Endometrium setelah Pemberian Klomifen Sitrat, N- Asetil Sistein atau Kombinasi Klomifen Sitrat dan N-Asetil Sistein pada Kasus Sindroma Ovarium Polikistik. Penelitian Eksperimen Laboratoris pada Rattus Novergicus Strain Wistar sebagai Model Sindroma Ovarium Polikistik (Program Pendidikan Dokter SP2). Hary Tjahjanto, Budi Santoso, 2008

5. Perbandingan Kadar Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) dan Kejadian Ovulasi pada Pemberian Metformin selama 2 Minggu (terhadap Wanita Sindroma Ovarium Polikistik yang Mendapat Terapi Klomifen Sitrat) (Program Pendidikan Dokter SP2).Sri Ratna Dwiningsih, Budi Santoso, 2008

6. Beda Ekspresi avβ3 pada Endometrium setelah Pemberian Klomifen Sitrat, Kombinasi Klomifen Sitrat dan Metformin atau Metformin suatu Penelitian pada Rattus Novergicus Strain Wistra sebagai Model Sindroma Ovarium Polikistik. Imeda E. Baktiana, Budi Santoso, 2008

7. Pengaruh Hiperandrogen terhadap Indeks Resistensi Insulin dan Kadar Asam Lemak Bebas Serum Model Sindroma Ovarium Polikistik (Penelitian Eksperimental dengan Rattus Novergicus sebagai hewan coba). Dwinanto Ananda Muttaqin,

Budi Santoso, Widjiati, 2009.

(40)

Terapi Flutamide dan Medroxyprogesteron Asetat. Laurens David Paulus, Budi Santoso, Widjiati, 2009.

9. Efek Nikotin terhadap Folikulogenesis dan Kadar Estrogen Darah pada Mencit (Mus Musculus). Meitria Syahadatina Noor,

Budi Santoso, Bambang Poernomo, 2010

10. Korelasi Jumlah Ekspresi Reseptor IGF-1 (Insulin Like Growth Factor-1) dan Kelenjar Endometrium Rattus Novergicus Strain Wistar Model SOPK (Sindroma Ovarium Polikistik) yang Mendapat Testosteron (Single Blind Randomized Post Test Only Control Group Design). Edy Susanto, Budi Santoso, Samsulhadi, Widjiati, 2011.

11. Modul Pendidikan Seks untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Pasangan Suami-Istri tentang Hubungan Seks pada Kehamilan Trimester Dua di Puskesmas Balongsari Surabaya. Ely Tjahjani, Budi Santoso,Esti Yunitasari, 2011

12. Pengaruh Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya linn)terhadap Kadar 17-β Estradiol dan Folikulogenesis pada Mencit Betina (Mus musculus). Yenny Puspitasari, Budi Santoso,Widjiati,2011

13. Korelasi Resistensi Insulin Endometrium (Ekspresi Glut-4 Dan IRS-1 dengan Resistensi Insulin Sistemik (Homa-R) pada Sindroma Ovarium Polikistik. Maya Sri Kamaroekmi, Budi Santoso, 2012

14. Perdarahan Pervaginam dalam Perspektif Medis dan Fikih (Program Doktor (S-3) Program Sarjana IAIN). Nur Lailatul Musyafa’ah, H. M. Ridlwan Nasir, Hj. Tsuroya Kiswati, Budi Santoso, 2012

15. Intervensi Psikoedukasi untuk Meningkatkan Self-Care Agency

Pasien Kanker Serviks yang Mendapat Kemoterapi di Ruang Merak RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Tyas Kusumaningrum,

(41)

16. Penerapan Inisiasi Menyusu Dini terhadap Peningkatan Kadar Oksitosin dalam Saliva dan Penurunan Jumlah Darah Per Vaginam pada Ibu Pasca Bersalin Normal. Nufi Wikhdatusa’biyah, Budi Santoso, Esty Yunitasari, 2012

17. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap Bonding Attachment, Produksi ASIdan Hipothermi di Ruang Bersalin RSIA Kendangsari Surabaya. Puji Hastuti, Budi Santoso, Esty Yunitasari, 2012

18. Pengaruh Modul Laktasi Becoming a Mother terhadap Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini, Teknik Menyusui dan Pengeluaran ASI di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kendangsari Surabaya. Aben Bahagia Yuyoster Harsi Romana, Budi Santoso, Mira Triharini, 2012

19. Model Asuhan Perawatan Topikal ASI terhadap Kejadian Omphalitis dan Waktu Pelepasan Tali Pusat pada Bayi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kendangsari Surabaya. Kasiati,

Budi Santoso, Esty Yunitasari, 2012

20. Perbandingan Peningkatan Kadar Estradiol dan Ukuran Folikel pada SOPK dengan Terapi Naltrekson dan Klomifen Sitrat. Muhammad Nur. Budi Santoso, Samsulhadi, 2012

21. Ketebalan, Ekspresi Reseptor Estrogen α dan Vascular Endothelial Growth Factor-A (VEGF-A) Endometrium pada Pemberian Estrogen Dosis Rendah Awal Siklus Terapi Klomifen Sitrat Suatu Penelitian pada Rattus Novergicus Strain Wistar. Rahmat L, Budi Santoso, Widjiati, 2012

22. Perbandingan Endometrium, Resistensi Arteri Spiralis dan Uterina serta Homa-IR Pasien SOPK antara Terapi Klomifen Sitrat dan Naltrekson. Ahmad Khof Albar, Budi Santoso, Agus Sulistyono, Samsulhadi, 2013

(42)

24. Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenic Training terhadap Keefektifan Menyusui dan Volume Pengeluaran ASI pada Ibu Postpartum di RSIA Kendangsari. Farida Juanita, Budi Santoso, Esti Yunitasari, 2013

25. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Sambiloto terhadap Ekspresi Reseptor Estrogen ß Di Ovarium dan Siklus Birahi pada Tikus Model SOPK – Resistensi Insulin. Hanis Kusumawati Rahayu,

Budi Santoso, Widjiati, 2013

26. Perubahan Kadar Insulin dan Perkembangan Folikel pada Tikus (Rattus norvegicus) Model SOPK – Resistensi Insulin yang diterapi Ekstrak Sambiloto. Hany Puspita Aryani,

BudiSantoso, Widjiati, 2013

27. Penerapan Modifikasi Tiredness Management terhadap Keletihan dan Self Care Behaviour I bu Postpa rtum Primigravida di RSIA Kendangsari Surabaya. Aria Aulia Nastiti, BudiSantoso,Esti Yunitasari, 2013

28. Pengaruh Pemberian Naltrexon terhadap Indeks Massa Tubuh, Lingkar Perut, Homa-IR dan Indeks Androgen Bebas Penderita SOPK. Bernadus Sugoro Dwi Saputro, Budi Santoso, Samsulhadi, 2013

29. Pengaruh Pemberian Naltrekson selama 30 Hari terhadap Kadar LH, FSH pada Penderita SOPK. Iwan Priyono, Budi Santoso, Samsulhadi, 2013

30. Profil Adiponektin dan TNF-α pada Pasien Sindroma Ovarium Polikistik Berdasarkan Indeks Massa Tubuh. Jaka Nugraha,

Budi Santoso, Samsulhadi, 2013

31. Hubungan antara Lingkar Perut dengan Kadar TNF-α dan Kadar Asam Lemak Bebas pada Penderita Sinroma Ovarium Polikistik. Femi Suryanti, Budi Santoso, Samsulhadi, 2014 32. System Supportive Educative pada Ibu Primigarvida Trimester

(43)

33. Breastfeeding Self Efficacy pada ibu Bekerja. Sylvia Dwi Wahyuni, Budi Santoso, Mira Triharini, 2014.

BUKU

1. Panduan Kesehatan Reproduksi jilid 1. 2007. ISBN 978-979-16824-04

2. Panduan Kesehatan Reproduksi jilid 2. 2007. ISBN 978-979-16824-28

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik marketing berkaitan dengan upaya konselor untuk membuat sesi konseling menjadi lebih menarik dan efektif sehingga konseli merasakan manfaat nyata

penyusunan kembali kata-kata yang mengalami proses stemming berlebih. Langkah-langkah algoritma Nazief & Adriani adalah:.. 1) Kata yang belum di-stemming dicari pada kamus,

Dari hasil analisis diketahui pengabungan semua email dari pengirim yang sama sebelum dilakukan text mining akan membuat informasi yang didapat dari seorang

Hal ini berkaitan dengan tugas guru dalam kompetensi professional yang dicontohkan oleh guru pembimbing, dimulai dari persiapan mengajar sampai pada saat mengajar

Untuk membatasi permasalahan yang ada supaya tidak terlalu kompleks, maka pada penelitian ini hanya difokuskan pada 4 faktor saja yang mempengaruhi keputusan

also answer the questions how well the individual performs either in comparison with others or in comparison with domain of performance task (Sudaryono,2012:101).

Oleh karena itu, tuntunan akan profesionalisme akuntan perlu ditingkatkan agar dapat bersaing di era global. Adapun usaha yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme

dilakukan.. Lock bit 2, isi Flash PEROM tidak dapat di- verifi oleh programmer. Lock bit 3, akses ke memori external tidak dapat dilakukan. 2.1.1.2 Set Instruksi