• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA. docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM BERTARAF INTERNASIONAL

Oleh: Reza Fahmi dan Prima Aswirna Penulis adalah Dosen

Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang

ABSTRAK

Artikel ini berangkat dari fakta empiris di mana Indonesia telah mengalami

perkembangan kurikulum yang berdinamika, seiring pergantian pemerintahan

yang berkuasa. Mengingat kurikulum di Indonesia telah mengalami perombakan

dari waktu ke waktu. Demikian juga hal-nya yang terjadi pada kurikulum

Pendidikan Agama Islam. Sungguhpun demikian, artikel ini lebih memusatkan

perhatian pada dimensi manajemen pendidikan yang dijalankan oleh pemerintah

seiring perkembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam. Di mana tantangan

global telah menjadikan pentingnya sebuah pemikiran tentang pengembangan

kurikulum Pendidikan Agama Islam yang memilki standar internasional, dengan

mengutamakan pendidikan bagi semua.

Kata Kunci : Kurikulum, Pendidikan Agama Islam, Globalisasi, Pendidikan Bagi

Semua

PENDAHULUAN

Indonesia hari ini tidak bisa menutup mata untuk melihat perubahan global

1

yang

sangat pesat. Demikian juga hal-nya yang terjadi pada dunia pendidikan. Di mana

masing-masing negara memacu perkembangan pendidikannya untuk tujuan

peningkatan Sumber Daya Manusia pada satu sisi. Kemudian peningkatan

kesejahteraan masyarakat sebagai perspektif lain yang ditargetkan oleh

negara-negara di dunia tersebut

2

.

1 The globalization era has become a reality that must be faced by the people and nation of

Indonesia. As a result of globalization, everything changes rapidly. This should be considered as a challenge that we need tocope with. In time like this, we need to take action. Islamic education is inevitably involved in the globalization and demanded to be able to contribute significantly. Achmad Asrori. Islamic Education Development Strategy In Facing The Global Challenges. International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN (Online): 2319-7064. Index Copernicus Value (2013): 6.14 | Impact Factor (2014): 5.611.

2 Education is one of the most important aspects in human development and perhaps the most

(2)

Keberadaan tentang kesepakatan multilateral tentang Asean Economic

Community (Masyarakat Ekonomi Asean) menjadi bukti nyata bahwa Indonesia

tidak mengkin lepas dari persoalan globalisasi yang sedang kita hadapi

3

. Tentunya

keberadaan kelompok ekonomi sedemikian juga diilhami oleh eksistensi lembaga

Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang lebih dulu lahir di belahan benua biru.

Mau tidak mau atau suka tidak suka maka, Indonesia telah berada didalamnya dan

perlu bergerak dengan cepat menghadapi dinamika sosial dunia yang semakin

kompleks.

Selanjutnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia:

“Mencerdaskan kehidupan bangsa” yang termaktub didalamnya pendidikan

Islam

4

, tentunya tidak ingin hanya menjadi objek dari proses globalisasi yang

tidak saja menyentuh pada persolan ekonomi semata, namun juga bersentuhan

langsung dengan dunia pendidikan

5

. Disamping itu Indonesia perlu lebih banyak

in Muslim Countries: The Experiences of Indonesia and Malaysia. Bulletin of Education & Research. June 2008, Vol. 30, No. 1, pp. 1-19

3 Today, the world of education in general is facing a variety of challenges, such as: first,

globalization in the fields of culture, ethics and morals as a consequence of the advanced technology in transportation and information. Second, the implementation of free trade policy which means the competition is getting tougher for graduates to look for the jobs. In reality, the number of foreign workers who come to work in Indonesia is increasing, while the number of Indonesian workers sent abroad does not showa significant increase, furthermore generally those who work abroad are non-professional ones. Third, international survey results indicate that the quality of education in Indonesia is still low, in addition Indonesia always ranks under other neighboring countries. Fourth, the problem of this country is that it has a low level of social-capital. While the core idea of social-capital is trust, experts say that Indonesia nearly reaches the point of "zero trust society" which means Indonesian people are hard to trust. Among the indicators is the survey of the Political and Economic Risk Consultancy (PERC) in 2004 that the index of corruption in Indonesia has reached 9.25 or the first rank in Asia, in 2005 the indexincreased to 9.4. Fifth, conflicts within relationships between human beings, either as individuals or groups, even as a nation often use religion to legitimize violence. The growth of conflicts, on one hand is a part of social dynamics, but on the other hand threatens the harmony, and even further jeopardizes the social integration at local, national, regional and international level. Sixth, the schools/Madrasa and colleges do not capable in forming a virtuous civil society. Achmad Asrori. Islamic Education Development Strategy In Facing The Global Challenges. International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN (Online): 2319-7064. Index Copernicus Value (2013): 6.14 | Impact Factor (2014): 5.611.

4 In order to come to some agreement regarding the purpose of Islamic education, it may be

beneficial to firstly elicit a definition of education and Islamic education. Ashraf (1979) defines education as a process involving three rewards: the individual, the society or the community to which he or she belongs and the whole content of reality, both material and spiritual, which plays a dominant role in determining the nature and destiny of man and society. Therefore, education plays a very important role and is a pillar for the national development in many societies. Al-Attas (1984) maintains that the purpose of Islamic education is not to cram the pupil’s head with facts but to prepare them for a life of purity and sincerity. This total commitment to character building based on the ideals of Islamic ethics is the highest goal of Islamic education. Here he stressed on character building that needs to be moulded together in an educational curriculum which he considers as the highest objective of Islamic education. Che Noraini Hashim.et. all, Islamic Religious Curriculum in Muslim Countries: The Experiences of Indonesia and Malaysia. Bulletin of Education & Research. June 2008, Vol. 30, No. 1, pp. 1-19.

5 All those challenges above require us to conducthjjraof which the true meaning is to migrate

(3)

berkiprah pada perubahan yang ada. Dengan bahasa yang sederhana dapat

dinyatakan bahwa, Indoesia perlu menjadi pelaku perubahan yang aktif atau

subjek yang mewarnai kemajuan berbagai bidang, termasuk di dalamnya dunia

pendidikan.

Sehingga persoalan dunia pendidikan yang muncul diantaranya adalah :

(1) Penguasaan teknologi informasi (information Technologies), sebagai sebuah

bentuk “gelombang ketiga” dalam era revolusi sosial yang digambarkan oleh

Alvin Toffler. Sebagai sebuah gambaran dapat diperlihatkan pada Gambar 1 di

bawah ini :

Sumber: https://technologiemounac.com/

Berdasarkan Gambar di atas dapat difahami bahwa, teknologi informasi

telah menjadi salah satu ujung tombak globalisasi dunia pendidikan yang

menuntut steakholders (pemangku kepentingan) dalam dunia pendidikan

menguasi bidang tersebut. Disamping penggunaan teknologi informasi telah

begitu banyak memberikan sumbangan dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta efekti dan efisiensinya pekerjaan, dengan pengaplikasian

paperless

(nir kertas) dalam proses administrasi pendidikan.

(2) Penguasaan Bahasa Asing (Teaching English as Second Language), di

mana sebagai sebuah dinamika sosial yang mendunia. Penguasan bahasa menjadi

sebuah tuntutan yang harus dipenuhi. Sungguhpun demikian penguasaan bahasa

internasional tidak saja pada Basa Inggris semata, namun juga bahasa pengantar

pergaulan dunia yang diakui oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nation).

Sehingga proses komunikasi berjalan dengan lancar dan menghindari

kesalahpahaman tentang makna dan pesan verbal, yang disampaikan dalam

interaksi bilateral atau multilateral antara negara bangsa (nation-state).

(3) Komponen utama disamping dua persolan di atas adalah keberadaan

kurikulum

6

pendidikan. Di mana secara spesifik kurikulum Pendidikan Agama

Education Development Strategy In Facing The Global Challenges. International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN (Online): 2319-7064. Index Copernicus Value (2013): 6.14 | Impact Factor (2014): 5.611.

6 Dalam dunia pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sangat penting. Hal ini tidak

(4)

Islam juga mengalami perubahan yang signifikan

7

. Hal ini terjadi, mengingat

kurikulum digambarkan oleh Taylor (2014) dalam bukunya “Fundamentals of

Curriculum” dianalogikan sebagai “jantung-nya” pendidikan. Artinya produk

pendidikan yang dihasilkan oleh sebuah lembaga pendidikan adalah sangat

ditentukan oleh kurikulum yang diciptakan. Dengan kata lain “mau jadi apa

manusia yang akan dihasilkan dari proses pendidikan adalah sangat ditentukan

kurikulum yang diajarkan dalam pendidikan itu sendiri. Sehingga kurikulum tidak

lagi perlu diartikan sangat sempit sebagai sebuah kumpulan materi ajar yang

dipersiapkan bagi peserta didik. Lebih khusu akan diperbincangkan

pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam uraian berikutnya.

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Mengingat kedudukan kurikulum yang sangat penting dalam kegiatan

pendidikan, maka penyusunan kurikulum harus dilakukan dengan pertimbangan

yang matang dan analisa yang mendalam. Penyusunan kurikulum haruslah

berdasarkan landasan (asas-asas) yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil

pemikiran dan penelitian yang mendalam. Ada beberapa landasan utama dalam

penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu, suatu hal yang kemudian dikenal dengan istilah pengembangan kurikulum. Kurikulum merupakan suatu hal yang sangat dinamis dan senantiasa mengalami perubahan. Melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang sedang berjalan maupun mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan yang ada merupakan hal yang niscaya adanya. Sebuah lembaga pendidikan hendaknya memiliki inovasi dalam mengembangkan kurikulumnya sehingga menjadi lembaga yang terpercaya dan mampu mengantarkan siswa didiknya menjadi manusia yang berkualitas

7 Islamic religious curricular has gone through four distinct periods in Islamic history. The first

(5)

pengembangan suatu kurikulum, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis,

landasan sosial budaya serta perkembangan ilmu dan teknologi.

Pengembangan kurikulum pada hakekatnya adalah proses atau kegiatan

yang disengaja dan dipikirkan untuk menghasilkan sebuah kurikulum sebagai

pedoman dalam proses dan penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di sekolah.

Pengembangan kurikulum bermakna mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan

pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya

positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri dengan harapan agar

peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.

Pengembangan kurikulum mempunyai dua sisi, yaitu sisi kurikulum

sebagai pedoman yang kemudian membentuk kurikulum tertulis (writen

curriculum atau document curriculum) dan sisi kurikulum sebagai implementasi

(curriculum implementation) yaitu sistem pembelterdapat empat unsur yang perlu

diperhatikan dalam pengembangan, yaitu : a) Merencanakan, merancang dan

memprogramkan bahan ajar dan pengalaman belajar; b) Karakteristik peserta

didik; c) Tujuan yang akan dicapai; d) Kriteria-kriteria untuk mencapai tujuan.

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di tanah air Indonesia

tercinta, tentunya tidak pernah lepas dari keberadaan negara-negara di Timur

Tengah

8

. Sebut saja Mesir

9

sebagai sebuah negara di Timur Tengah juga telah

8 There are many reasons contributing to the awakening and realizing their backwardness which in

turn urging them to rebuild their societies and particularly their educational system. The movement toward reform and rehabilitation is led by a group of reformist to rebuild their country. Because Muslim countries in the Arab World were many we will only concentrate on one of them namely Egypt which is the earliest country to adopt Western Education in Muslim country. After that we will discuss reforms in Islamic religious education in Southeast Asia, particularly Malaysia and Indones. .. Noraini & Langgulung. Islamic Religious Curriculum in Muslim Countries. Bulletin of Education & Research June 2008, Vol. 30, No. 1, pp. 1-19.

9 French invasion of Egypt in 1798 opened their eyes on the superiority of the French weapons and

(6)

mewarnai pola pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang ada di

seantero Asia Tenggara

10

.

KURIKULUM INTERNASIONAL DALAM KERANGKA MANAJEMEN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Sehakikinya usaha untuk menerapkan kurikulum bertaraf internasional

sudah dijalankan di Indonesia, di mana pada tahun 2007/2008 Direktorat

Pembinaan SMP memandang penting terbentuknya rintisan SMP bertaraf

internasional (RSBI) untuk menjawab kebutuhan zaman. Hal ini sesuai dengan

amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (UUSPN 20/2003) Pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan bahwa

“Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurangkurangnya

satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan

menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional

11

.”

Azhar, by which modern faculties such as faculties of Medicine, faculty of dentistry, faculty of agriculture, faculty of economics, and faculty for girls where natural sciences beside the religious and linguistic sciences were established. Faculty of education was later on established.. Noraini & Langgulung. Islamic Religious Curriculum in Muslim Countries. Bulletin of Education & Research June 2008, Vol. 30, No. 1, pp. 1-19..

10 Pada dinamika kurikulum yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut : “After the downfall

of Ottoman Empire the entire Muslim World was completely dominated by Western Colonial countries, particularly British, French, Spanish, Dutch and so forth. Southeast Asian countries were ruled by the British and the Dutch. The British ruled Malaya and North Borneo, where as the Dutch ruled Indonesia. Dutch rule in Indonesia lasted for over three hundred years who used iron claws to suppress private schools that sought to establish carders to fight colonialists. Islam is Indonesia's dominant religion with approximately 88% of its population identifying as Muslims, making it the most populous Muslim-majority nation in the wor”. Sedangkan pada dinamika pengembangan kurikulum Pendidikan Islam dapat dijelaskan sebagai berikut : “In general the history of education in Malaysia started with the emergence of 'Pondok' schools as well as Arabic and religious schools towards the end of the 19th century. In the early 20th century, educational institutions became more structured and worldly knowledge was included into the religious school curriculum. It was during the rule of the British that vernacular schools were introduced. Schooling amongst the Malays started with the opening of Penang Free Schools in 1821. Education in Malaysia may be obtained from government-sponsored schools, private schools, or through home-schooling. The education system is highly centralized, particularly for primary and secondary schools, with state and local governments having little say in the curriculum or other major aspects of education. Standardized tests are a common feature of Malaysian educational system.”. Noraini & Langgulung. Islamic Religious Curriculum in Muslim Countries. Bulletin of Education & Research June 2008, Vol. 30, No. 1, pp. 1-19..

11 Pengertian sekolah/madrasah bertaraf internasional sendiri adalah “Sekolah/Madrasah yang

(7)

Pada implementasi kurikulum bertaraf internasional yang dijalankan pada

Sekolah Bertaraf Internasional di Indonesia umumnya menggunakan kurikulum

model Wheeler

12

setidaknya terdiri atas lima tahapan, yaitu : menentukan tujuan

umum yang bersifat filosofis dan menentukan tujuan khusus yang bersifat praktis,

menentukan pengalaman belajar yang akan didapatkan oleh siswa, menentukan

isi/materi sesuai dengan pengalaman.

Sungguhpun demikian Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) atau Sekolah

Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI) di Indonesia telah dihapuskan. Mengingat

sekolah sedemikian dianggap bersifat komersil dan beraroma diskriminatif.

Sehingga secara resmi pemerintah telah melarang keberlangsungan sekolah

tersebut yang pada awalnya dianggap sebagai langkah maju dalam dunia

pendidikan. Mengingat Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) atau Sekolah

Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI) telah menggunakan kurikulum yang

diterapkan pada negara-negara maju. Sebut saja, kurikulum yang telah dijalankan

oleh

Cambridge

(Inggris Raya) dalam pengembangan kurikulumnya.

Selanjutnya model pengembangan kurikulum pada Sekolah Bertaraf

Internasional atau Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional yang pernah dijalankan

di Indonesia berdasarkan pola penerapan manajemen pendidikannya dapat

dijelaskan pada Gambar 2 di bawah ini :

Sumber : Sumber: https://technologiemounac.com/ Diakses 01 Maret 2017.

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi di SMP Negeri 3 Peterongan Jombang). digilib.uinsby.ac.id. Diakses 02 Maret 2017.

12 Laily Syarifah. 2010. Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada

(8)

Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat dipahami bahwa, terdapat berbagai

tantangan tingkat tinggi dan dukungan yang kuat bagi melahirkan pola kebijakan

manajemen Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) atau Sekolah Rintisan bertaraf

Internasional (RSBI), di mana tantangan dan dukungan yang diperlukan antara

lain : (1) Intervensi dan proporsi tentang kesuksesan. (2) Standar yang ambisional.

(3) Mengembangkan atau membangun tanggungjawab. (4) Data yang baik target

yang jelas. (5) Akses yang terbaik dan kualitas pengembangan profesional. (6)

Akuntabilitas.

Keseluruhan aspek di atas pada suatu pihak akan menjadi tantangan dalam

pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang bertaraf internasional.

Kemudian pada masa yang sama juga menjadi daya dukung bagi pengembangan

kurikulum yang ada. Sehingga tinggal lagi bagaimana pembuat kebijakan

mengartikulasikan kebijakan yang akan dijalankan.Dengan demikian pembuat

kebijakan perlu mengalihkan tantangan menjadi sebuah dukungan yang positif

bagi pengembangan kurikulum yang telah ada. Kemudian pada masa yang sama

mengoptimalkan daya dukung yang besar di dalam masyarakat serta pemangku

kepentingan untuk memaksimalkannya menjadi sebuah kekuatan yang bermakna

bagi penciptaan kurikulum yang baik dan terorganisasi secara profesional.Di

mana ianya mengedepankan proses manajemen yang teruji bagi peningkatan

kualitas pendidikan, diantaranya; perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), Tindakan (acting) dan pengawasan (contriolling)

13

. Sehingga akan

terbentuk kurikulum tangguh dan dapat menyesuaikan diri terhadap tantangan

perubahan zaman serta mampu menyesuaikan dinamika kehidupan sosial yang

semakin kompleks di masa mendatang.

SIMPULAN

Apa yang perlu digarisbawahi bahwa esensi yang utama keberadaan

kurikulum Pendidikan Agama Islam bertaraf internasional; (1) bukan hanya

memilki pengertian sempit sebagai internasionalisasi kurikulum Pendidikan

Agama Islam yang ada. Artinya muatan kurikulum mengandaalkan penggunaan

13 Lihat. Terry, G. 2015. Management Organization. New York :: Mc Graw Hill. Selanjutnya... To

(9)

bahasa asing (Bahasa Arab atau Bahasa Inggris) sebgai bahasa internasional. (2)

Namun juga dapat dimaknai lebih luas, sebagai kurikulum yang mengakomodir

pendidikan untuk semua (education for all) yang bersifat inklusif. Kemudian bisa

memberikan peluang pada berbagai suku dan raas untuk tumbuh dan berkembang

secara bersama sebagai, wujud adanya perbedaan namun dipersatukan oleh

kurikulum yang mengintegrasikan nilai, adat, budaya pada secara bersama

sebagai, wujud adanya perbedaan namun dipersatukan oleh kurikulum yang

mengintegrasikan nilai, adat, budaya pada satu entitas yang sama yakni:

Pendidikan Agama Islam. (3) Seemua ini bermuara pada nilai, kaedah, serta

norma ke-Islaman yang bersufat universal. Sehingga kurikulum yang dibangun

tidak lagi tersekat oleh suku, ras dan budaya yang mengikat. Namun justru

membebaskan peserta didik untuk tumbuh dan berkembang secara mandir.

Sebagai warga masyarakat global yang tidak pula melupakan identitas diri yang

dimilikinya. (4) Lebih jauh kurikulum Pendidikan Agama Islam yang sedemikian

adalah kurikulum yang hanya mengedepankan nilai-nilai Islam sebagai

core of

knowledge

dengan memangkas habis segala bentuk perbedaan mazhab, politik dan

kepentingan tertentu (vested intrest) serta kelas sosial atau stratifikasi sosial.

Sehingga Pendidikan Agama Islam yang diajarkan mementingkan moto

“Islam

Berdiri Di Atas Semua Golongan”.

Pertanyaan besar yang kemudian muncul

adalah bagaimana bentuk konkrit aplikasi kurikulum Pendidikan Agama Islam

Bertaraf Internasional tersebut? Sebgai sebuah contoh nyata pengembangan

kurikulum Pendidikan Agama Islam yang Bertaraf Internasional adalah

pendidikan yang dijalankan pada sebuah Pondok Pesantren di di Jawa Timur yang

menjadi inspirasi dari sebuah filem yang bertajuk “

Negeri Lima Menara

dan

bernama Gontor Darussalam”. (*)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Kementerian Agama RI. 2010

Ashraf, S. A. 1985..

New Horizons in Muslim Education

, Cambridge: The Islamic

Academy..

Abdullah, Abdurahman Saleh. 2007. Teori –Teori Pendidikan Berdasarkan

Al-Quran. Jakarta : Rineka Cipta.

Ahmad D. Marimba, 2009. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam Bandung:

Al-Ma`arif.

Arifin. 2006. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktik Berdasarkan

Pendekatan Indisipliner. Jakarta: Bmi Aksara.

Azizy, Q dan Saleh. 2004. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Azra. 2005. Paradigma dalam Penndidikan Nasional. Rekonstruksi Data

Otentifikasi. Jakarta : Buku Kompas

Bahrudin dan Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Malang. Maliki Press.

Bogdan, C, & Biklen SK, 1986. Qualitative Research for Education An

Introduction to Theory and Practices, Boston: Allyn and Bacoon Inc.

Fathoni, MK. 2005. Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional. Jakarta:

Departemen Agama

(10)

Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Hidayat, MD dan Sarono. 1990. Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan

Teknologi Kejuruan. Bandung: UPI

Mahdi, bin Ibrahim. 1997.Amanah dalam Manajemen, Pustaka Al Kautsar,

Jakarta,

Makin dan Baharuddin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam.(Tranformasi Menuju

Sekolah/Madrasah Unggul). Malang.UIN-Maliki Press.

Moundy, RW. 1991. Manajemen, Concept, Practice and Skill. New Jersey:

Prestice Hall Inc Englewood Clif

Muhaimin. 2004. Arah Baru Pengembanagan Pendidikan Islam, Pemberdayaan,

Pengembangan Kurikulum Hingga Redefinisi Islamisaasi Pengetahuan.

Bandung: Nuansa

Muhajir.Noeng 2000. Perencanaan dan Kebijakan Pengembangan Sumber Daya

Manusia. Jogjakarta : Rajawali

Mulyasa.E 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya

Mulyasana, Dedi. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung :

Remaja Rosdakarya

Narbuko, Cholis. 2010. Metode Penelitian. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Nata, Abuddin. 2010. Manajemen Pendidikan.(Mengatasi Kelemahan Pendidikan

Islam di Indoonesia) Jakarta : Kecana.

Noraini & Langgulung, Hasan. Islamic Religious Curriculum in Muslim

Countries.

Bulletin of Education & Research

June 2008, Vol. 30, No. 1,

pp. 1-19

(11)

Referensi

Dokumen terkait

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W3, 2013 The Role of Geomatics in Hydrogeological Risk, 27 – 28

Cakupan indicator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan

Total terdapat 91 karakter yang diperiksa dari 13 aksesi yaitu dua aksesi diperoleh dari Ranupani BTSNP Semeru (RP1 dan RP2); enam aksesi dari Gunung Lawu (GL1, GL2, GL3, GL3, GL4,

Umumnya dua jaringan yang terpisah yang menggunakan Firewall yang sejenis, atau seorang remote user yang terhubung ke jaringan dengan menggunakan software client

Pada penulisan ilmiah ini penulis mencoba membuat suatu aplikasi secara komputerisasi pada Toko Mega Cellular Bekasi yang digunakan dalam pencatatan penjualan. Penulis

Because of their location in low-relief areas on the coast, mangrove habitats are vulnerable recipients of toxic and other hazardous substances from land-based sources.

Da’wah wal -Irsyad Pasangkayu masih perlu ditingkatkan, guru perlu menerapkan berbagai strategi pembelajaran, menganalisis kelemahan dan kekuatan pembelajaran,

Jika informasi mengenai peraturan lainnya yang berlaku belum tersedia di bagian lain dalam lembaran data keselamatan bahan ini, maka hal ini akan dijelaskan dalam bagian ini.