i
(Studi Kasus Perbankan Syariah Indonesia dengan
Malaysia Periode 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(S.E.Sy)
Oleh
WIWIT AYU NOFITASARI
NIM 21311005
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
vi MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al-Insyirah: 6)
“Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk masa depan. Yang terpenting adalah
tidak berhenti bertanya”
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan ijin Allah skripsi ini selesai. Skripsi ini saya persembahkan
untuk orang-orang yang telah mendorong saya untuk terus memperjuangkan
mimpi saya:
1. Bapak Tugimin dan Ibu Suharti, yang senantiasa mencurahkan kasih
sayangnya, memberikan bimbingan, dan doa yang tak pernah henti-hentinya
untuk anaknya.
2. Adikku Wahyu Setiyowati yang tak pernah putus menyayangiku.
3. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang selalu sabar
membimbingku.
4. Keluarga besar (Dosen dan teman-teman) Biro Konsultasi Tazkia yang
menemani dan mendukungku.
5. Sahabat-sahabatku yang selalu menemaniku dan mendukungku.
6. Teman-teman Perbankan Syariah S1 kelas A, yang menemaniku dan
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya yang sangat melimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah,
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, semangat, serta doa,
baik secara langsung mau pun tidak langsung pada penyelesaian skripsi ini
kepada:
1. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan cintai, Bapak Tugimin dan
Ibu Suharti yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu
mencurahkan perhatian kepada penulis.
2. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Anton Bawono,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
4. Ibu Fetria Eka Yudiana M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1,
ix
5. bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
6. Bapak Alfred L.,M.Si selaku pembimbing akademik yang selalu
memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.
7. Seluruh dosen FEBI yang telah member bekal ilmu pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
8. Dosen dan teman-teman Biro Konsultasi Tazkia yang selalu memberi
semangat dan motivasi.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini
sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk
kepentingan bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Salatiga, 09 Oktober 2015
Penulis
x ABSTRAK
Nofitasari, Wiwi tAyu. 2015. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah dengan Menggunakan Metode CAMELS (Studi Kasus Perbankan Syariah Indonesia dengan Malaysia Periode 2013-2014). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Jurusan Perbankan Syariah S1. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fetria Eka Yudiana, M. Si.
Kata Kunci: Perbankan Syariah Indonesia dan Malaysia, Kinerja Keuangan, dan
CAMELS.
Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk melihat kesiapan perbankan syariah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan ekonomi global, sekaligus sebagai indicator penilaian persaingan industry perbankan syariah khususnya di ASEAN, terutama negara Indonesia dan Malaysia. Pertanyaan pertama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia periode 2013-2014?, (2) bagaimanakah perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia dengan Malaysia periode 2013-2014?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan atau annual report.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, dan metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi berupa
annual report yang diperoleh dari web resmi masing-masing bank syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan serta perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah Indonesia dengan Malaysia periode 2013-2014. Indikator dalam mengukur kinerja perbankan syariah dengan menggunakan CAMELS. Rasio-rasio CAMELS, yaitu CAR, BDR, NPM, ROA,
BOPO, LDR, dan MR. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa,
sebagian besar indicator kinerja keuangan perbankan syariah antara Indonesia dengan Malaysia tidak terdapat perbedaan yang signifikan, terutama pada rasio
xi DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
MOTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Masalah ... 4
D. Kegunaan Penelitian... 4
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telah Pustaka ... 7
xii
2. Annual Report Perbankan Syariah ... 26
3. Analisis Laporan Keuangan... 29
4. Analisis CAMELS ... 30
5. Teknik Analisis CAMELS ... 37
C. Kerangka Penelitian ... 38
D. Hipotesis ... 40
BAB III ANALISIS PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... 42
B. Populasi dan Sampel ... 43
C. Teknik Pengumpulan Data ... 46
D. Definisi Konsep dan Operasional ... 47
E. Uji Instrumen ... 49
F. Teknik Analisis Data ... 51
G. Alat Analisis ... 52
BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Gambaran Objek Umum ... 53
2. Gambaran Singkat Lembaga Keuangan Bank Syariah... 56
B. Hasil Penelitian 1. Uji Statistik Deskriptif ... 67
2. Uji Normalitas ... 68
xiii BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 79
B. Keterbatasan Penelitian ... 80
C. Implikasi Penelitian ... 80
D. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Research Gap Penelitian ... 10
Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel ... 37
Tabel4.1 Data Bank Syariah Sampel ... 46
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif ... 67
Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas ... 69
Tabel 5.3 Perbandingan Perbankan Syariah Indonesia dengan Malaysia ... 70
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi global terjadi pada tahun 2008 sebenarnya bermula
pada krisis ekonomi Amerika Serikat, kemudian menyebar ke negara-negara
lain di seluruh dunia termasuk Indonesia. Krisis ekonomi Amerika tersebut
semakin lama merambat menjadi krisis global karena sebenarnya
perekonomian di dunia saling tergantung satu sama lainnya, peristiwa yang
terjadi disuatu tempat akan berpengaruh di tempat lainnya. Tidak jarang
dampak lebih besar terjadi di tempat lain (http://elsaryan.wordpress.com/,
diakses 19 Juni 2015).
Era globalisasi memiliki dampak sangat besar terhadap berbagai sektor
perekonomian termasuk sektor perbankan, hal itu ditandai dengan liberalisasi
perdagangan dan investasi ekonomi pasar bebas yang melibatkan Indonesia di
dalamnya. Globalisasi perdagangan dunia menghadirkan tantangan yang
beragam dan persaingan ketat bagi setiap sektor industri, termasuk industri
perbankan, sehingga sektor perbankan dituntut untuk lebih meningkatkan
kinerjanya (Purnawati, 2014).
ASEAN menjadi salah satu kawasan yang mencatat pertumbuhan
ekonomi stabil di antara kawasan lainnya di seluruh dunia. Transaksi
perdagangan antar negara anggota ASEAN telah meningkat, tetapi belum
sepakat membentuk panduan integrasi perbankan berupa inisiatif ASEAN
Banking Integration Framework (ABIF), dibawah kerangka Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Indonesia dan Malaysia menjadi dua anggota
negara ASEAN yang memimpin inisiatif pembentukan ABIF. Inisiatif ini
dilakukan bersama oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Bank
Negara Malaysia (http://mysharing.co, diakses 21 Juni 2015).
Undang-undang Perbankan No.10 Tahun 1998 telah menegaskan
bahwa Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengadakan penilaian
terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis
terhadap laporan keuangannya. Rasio keuangan dapat digunakan sebagai
dasar pembuatan keputusan, serta untuk membandingkan kinerja perusahaan
satu dengan perusahaan lain (Maharani dan Afandy, 2014).
Kinerja keuangan perbankan dapat mencerminkan kemampuan
operasional suatu bank, baik dalam bidang penghimpunan dana, penyaluran
dana, teknologi serta sumber daya manusia. Kinerja bank dapat juga
menunjukkan kekuatan dan kelemahan suatu bank, dengan mengetahui
kekuatan bank maka dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha bank.
Sedangkan kelemahannya dapat dijadikan sebagai dasar untuk perbaikan
dimasa mendatang.
Peringkat perbankan syariah Indonesia menurut Maris Strategis & The
Banker (2010) urutan bank syariah dengan asset syariah tahun 2009-2010,
Malaysia di peringkat ke tiga, sementara Indonesia peringkat 13. Melihat
penerbitan sukuk, total asset keuangan perbankan syariah Indonesia pada
tahun 2011 diyakini telah melebihi US$20 miliar sehingga rangkingnya akan
meningkat signifikan (Dr. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank
Indonesia).
Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk melihat kesiapan
perbankan syariah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
dan ekonomi global. Selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
indikator penilaian persaingan industri perbankan khususnya di ASEAN,
terutama negara Indonesia dan Malaysia, yang memiliki prospek cukup besar
dalam mengembangkan sektor perbankan syariah.
Dalam penelitian ini penulis mencoba melihat lebih mendalam tentang
perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah tersebut khususnya di
ASEAN pada periode 2013-2014, dengan mengambil dua negara yang
memimpin pembentukan ASEAN Banking Integration Framework (ABIF),
yaitu Indonesia dan Malaysia. Metode dalam penelitian ini menggunakan
CAMELS, yang meliputi CAR, BDR, NPM, ROA, BOPO, LDR, dan MR
(Kasmir, 2014:304).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada perbankan yang ada di Indonesia dan Malaysia dengan
mengambil judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah dengan Menggunakan Metode CAMELS (Studi Kasus
B. Rumusan Masalah
Hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah analisis kinerja
keuangan dengan menggunakan metode CAMELS. Dari uraian latar belakang
dan hasil penelitian terdahulu penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kinerja keuangan pada Perbankan Syariah di Indonesia
dan Malaysia periode 2013-2014?
2. Bagaimanakah perbandingan kinerja keuangan Perbankan Syariah antara
Indonesia dengan Malaysia periode 2013-2014?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dirumuskan
diatas, maka penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Menganalisis kinerja keuangan pada Perbankan Syariah di Indonesia dan
Malaysia.
2. Menganalisis perbandingan kinerja keuangan pada Perbankan Syariah
Indonesia dengan Malaysia.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Bank
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu gambaran bagi bank
dalam menilai kinerja keuangan bank.
b. Hasil penelitian ini juga berguna untuk manajemen bank dalam
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melihat kesiapan bank
dalam menghadapi persaingan secara global.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
akademisi yang akan melakukan penelitian selanjutnya dan sebagai
penambah informasi.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan
dibidang perbankan tentang analisis kinerja keuangan dengan metode
CAMELS. Penelitian ini juga digunakan untuk menambah motivasi
penulis dalam memperdalam ilmu pengetahuan.
4. Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan dan informasi tentang analisis kinerja
keuangan dengan metode CAMELS.
E. Sistematika Penulisan
Kejelasan dan ketetapan arah pembahasan penelitian ini penulis
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Menguraikan tentang telaah pustaka yang berisi ringkasan
penelitian terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan topik
penelitian untuk menghasilkan hipotesis yang akan diuji.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi pendekatan penelitian, populasi dan sampel,
teknik pengukuran data, definisi konsep dan operasional, uji
instrument, teknik analisis data dan alat analisis yang digunakan.
BAB IV : ANALISIS PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian dan
analisis data atau hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP
Mencakup uraian yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian, keterbatasan penelitian, implikasi penelitian,
serta saran-saran.
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Penelitian ini dilakukan mengacu pada penelitian terdahulu dengan
pokok permasalahan yang hampir sama. Penelitian terdahulu juga bermanfaat
untuk membangun kerangka teoritik yang mendasari kerangka penelitian ini.
Berikut adalah ringkasan dari beberapa penelitian yang sudah ada :
M. Laksono Tri R. (2004) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Indikator Kinerja Keuangan Perbankan ASEAN (Studi Perbandingan
Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina 2000-2002)”, menggunakan rasio
CCA, CAR, NPL, ROL, EEA, LOA, LDR, ROA, ROE, dan AGR. Dari hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada rasio CCA dan CAR, RRA dan NPL, ROL dan EEA, LOA dan
LDR. Sedangkan pada rasio ROA dan ROE tidak terdapat perbedaan antara
perbankan Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Sebagian besar
indikator keuangan yang dibangun dari rasio keuangan-keuangan
menunjukkan bahwa kinerja keuangan perbankan Indonesia lebih baik dari
perbankan Malaysia, Thailand, dan Filipina, kecuali rasio CCA, EEA, LDR,
dan ROA.
Adi Susilo Jahja (2012) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan
LDR. Menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
kinerja bank syariah dengan bank konvensional, kinerja bank syariah lebih
baik dibandingkan dengan konvensional.
Vivi Putri Maharani & Chairil Afandy (2013) dalam penelitian dengan
judul, “Analisis Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2012”, menyimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara bank pemerintah dan bank swasta
ditinjau dari rasio keuangan LDR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan PDN.
Sedangkan untuk rasio NIM terdapat perbedaan yang signifikan antara bank
pemerintah dengan swasta.
I Gusti Ayu Purnamawati (2014) dalam penelitian dengan judul
“Analisis Komparatif Kinerja keuangan Perbankan ASEAN Setelah Krisis
Global”, hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
dari indikator ROA, ROE, dan LDR antara kinerja keuangan perbankan
Indonesia, Thailand dan Malaysia. Tidak terdapat perbedaan dari indikator
CAR antara kinerja keuangan perbankan Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
Pada penelitian Damara Andri Nugraha (2014) yang berjudul
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Bank
konvensional (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank
Central Asia)”, dengan rasio penelitian CAR, ROA, ROE, NIM, LDR, dan
NPL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio ROA, LDR, NPL dan NIM
terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Syariah Mandiri dan
yang signifikan pada kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank
Central Asia.
Mariam Rustiadi (2014) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan
Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”,
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja perbankan syariah dengan
perbankan konvensional pada rasio CAR, NPL, BOPO dan LDR. Tetapi, pada
rasio ROA dan ROE tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
Rasio CAR, NPF, EAA, FDR, ROA, ROE, dan AGR yang digunakan
oleh Susanto Wibowo (2014) dalam penelitian yang berjudul “Perbandingan
Indikator Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di ASEAN (Studi
Komparatif: Indonesia, Filipina, Brunei Darusalam)”, menunjukkan bahwa
pada indikator Capital Risk, terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan Indonesia dan Brunei Darusalam, dan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara Indonesia dan Filipina. Pada indikator Asset Quality
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Indonesia
dan Brunei Darusalam, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan antara
Indonesia dan Filipina. Pada indikator operasional Efficiency dan Growth
terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Indonesia dan
Brunei Darusalam maupun Indonesia dan Filipina. Pada indikator liquidity
risk terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Indonesia
Profitability Ratio, ROA, dan ROE, tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara kinerja keuangan Indonesia dan Brunei Darusalam, tetapi terdapat
perbedaan yang signifikan antara Indonesia dan Filipina.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Susanto Wibowo (2015) yang
berjudul “ Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
dengan Metode CAMEL di ASEAN (Studi Komparatif: Indonesia, Malaysia,
Thailand). Menunjukkan bahwa indikator CCA dan CAR perbankan syariah
Indonesia berbeda dengan Malaysia dan Thailand. Indiktor NPL
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia dengan kinerja keuangan perbankan
di Malaysia dan Thailand. Selain itu perbedaan yang signifikan juga terjadi
pada indikator EEA, LDR, dan ROE. Sedangkan pada indikator ROA dan
AGR tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan
perbankan syariah Indonesia dengan perbankan syariah Malaysia dan
Thailand.
Berdasarkan penelitian terdahulu, penulis dapat menarik research gap
sebagai berikut:
Tabel 1.1
Research Gap Penelitian
Peneliti Rasio Hasil Penelitian
M. Laksono Tri R. (2004)
CCA, CAR, NPL, ROL, EEA, LOA, LDR, ROA, ROE, dan AGR
Adi Susilo Jahja (2012)
CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank syariah dengan bank konvensional, kinerja bank syariah lebih baik dibandingkan dengan konvensional.
Berdasarkan penelitian terdapat perbedaan yang signifikan antara bank pemerintah dan bank swasta ditinjau dari rasio keuangan LDR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan PDN. Sedangkan untuk rasio NIM terdapat perbedaan yang signifikan antara bank pemerintah dengan swasta.
I Gusti Ayu
Purnamawati (2014)
ROA, ROE, LDR, dan CAR Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator ROA, ROE, dan LDR antara kinerja keuangan perbankan Indonesia, Thailand dan Malaysia. Tidak terdapat perbedaan dari indikator CAR antara kinerja keuangan perbankan Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
Damara Andri
Nugraha (2014)
CAR, ROA, ROE, LDR, NPL, dan NIM
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio ROA, LDR, NPL dan NIM terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Syariah Mandiri dan Bank Central Asia. Sedangkan rasio CAR dan ROE tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Central Asia.
Mariam Rustiadi (2014)
CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR
Terdapat perbedaan kinerja
Susanto Wibowo (2014)
CAR, NPF, EEA, FDR, ROA, ROE, dan AGR
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada indikator Capital Risk, terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Indonesia dan Brunei Darusalam, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Indonesia dan Filipina. Pada indikator Asset Quality tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Indonesia dan Brunei Darusalam, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan antara Indonesia dan Filipina. Pada indikator operasional Efficiency dan Growth terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Indonesia dan Brunei Darusalam maupun Indonesia dan Filipina. Pada indikator liquidity risk terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Indonesia dan Brunei Darusalam maupun Indonesia dan Filipina. Pada indikator Profitability Ratio ROA, dan ROE, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Indonesia dan Brunei Darusalam, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan antara Indonesia dan Filipina.
B. Kerangka Teori
1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu
(Harahap, 2007:105).
Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi penting
yang digunakan manajemen dalam mengambil keputusan, terutama
keputusan keuangan (Najmudin, 2011:63).
Secara sederhana laporan keuangan menurut Kasmir (2014:7)
adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada
saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi
perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi
perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laba rugi). Biasanya
laporan dibuat per periode, misal tiga bulan, atau enam bulan untuk
kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih
luas dilakukan satu tahun sekali (Kasmir, 2014:7).
b. Tujuan Laporan Keuangan
Prinsip Akuntansi Keuangan (1984) menyatakan bahwa tujuan
1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba.
3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi
mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
5) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan
akuntansi yang dianut perusahaan.
Sedangkan menurut PSAK No.1 (Revisi 1998) dalam
Sulistiyowati (2010:5) tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum
adalah:
1) Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus
kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
2) Serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen
atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Najmudin (2011:64-65) tujuan laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
1) Menyediakan informasi yang menyangkut laporan keuangan, kinerja
dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi.
2) Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.
3) Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk
menilai aktivitas investasi, pendanaan operasi selama periode
pelaporan.
Menurut Kasmir (2014:11) tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan yaitu:
1) Memberi informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
2) Memberi informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3) Memberi informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4) Memberi informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
5) Memberi informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6) Memberi informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
7) Memberi informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8) Informasi keuangan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah menyajikan informasi keuangan dari suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, yang dapat digunakan sebagai
panduan dalam pengambilan keputusan keuangan.
c. Sifat Laporan Keuangan
Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan
harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Dalam praktiknya
sifat keuangan dibuat bersifat historis dan menyeluruh.
Bersifat historis artinya laporan keuangan dibuat dan disusun
dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.
Dan yang dimaksud dengan menyeluruh adalah laporan dibuat
selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai standar
yang sudah ditetapkan (Kasmir, 2014:12).
Sementara itu, menurut Munawir dalam Kasmir (2014:12-14)
data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan
1) Fakta yang telah dicatat
Fakta yang telah dicatat (recorded fact) artinya laporan
keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. Fakta ini diambil dari
peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa lalu, yaitu
dari tahun-tahun sebelumnya.
2) Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi
Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accunting
convention and postulate) adalah pencatatan yang terjadi dalam
laporan keuangan jelas didasarkan kepada prosedur atau anggapan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
3) Pendapat pribadi
Pendapat pribadi (personal judgment) artinya pencatatan
akuntansi dalam laporan keuangan didasarkan kepada dalil-dalil
tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut tergantung dari
pendapat manajemen perusahaan.
d. Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Najmudin (2011:67) di samping menjadi sumber
informasi dan pedoman keputusan, di lain pihak laporan keuangan
mempunyai keterbatasan antara lain sebagai berikut:
1) Laporan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang
2) Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah seolah bersifat
pasti dan tepat, padahal sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3) Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang
lalu, di mana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin
menurun.
4) Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang
(dikuantisasi), misalnya berupa goodwill atau license, dan prestasi
perusahaan.
Sedangkan menurut Kasmir (2014:16-17) keterbatasan laporan
keuangan meliputi:
1) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),
di mana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan
hanya untuk pihak tertentu saja.
3) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
4) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi
5) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut panduan
ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan
kepada sifat formalnya.
e. Pihak-pihak Pemakai Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi
kepada berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Artinya penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi
kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern
perusahaan.
Menurut Harahap (2007:120-124) para pemakai laporan
keuangan beserta kegunaannya dapat dilihat dari penjelasan berikut:
1) Pemegang Saham
Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan
perusahaan, asset, utang, modal, hasil, biaya, dan laba.
2) Investor
Bagi investor potensial, ia akan melihat kemungkinan potensi
keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.
3) Analis Pasar Modal
Analisis pasar modal selalu dilakukan baik analisis tajam dan
lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public
4) Manajer
Manajer ingin mengetahui situasi ekonomi perusahaan yang
dipimpinnya.
5) Karyawan dan Serikat Kerja
Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan
untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja di situ atau pindah.
6) Instansi Pajak
Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak baik Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak
Pembangunan, Pajak Penjualan Barang Mewah (PpnBm), Pajak
Daerah, Restribusi, Pajak Penghasilan (PPh). Perusahaan juga
dikenakan pemotongan, penghitungan, dan pembayarannya.
7) Pemberi Dana (Kreditur)
Sama dengan pemegang saham investor, lender seperti bank,
investment fund, perusahaan leasing, juga ingin mengetahui
informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan baik yang sudah
diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman.
8) Supplier
Supplier hampir sama dengan kreditur. Laporan keuangan bisa
menjadi informasi apakah perusahaan layak diberi fasilitas kredit,
seberapa lama akan diberikan, dan sejauh mana potensi resiko yang
9) Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
Pemerintah atau lembaga sangat membutuhkan laporan
keuangan. Karena ia ingin mengetahui apakah perusahaan telah
mengikuti peraturan yang telah ia tetapkan.
10) Langganan atau Lembaga Konsumen
Dengan adanya laporan keuangan sangat diuntungkan,
Biasanya lembaga khusus yang memantau kepentingan konsumen
adalah lembaga konsumen.
11) Lembaga Swadaya Masyarakat
LSM membutuhkan laporan keuangan untuk menilai sejauh
mana perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya.
12) Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat
Bagi peneliti atau akademisi laporan keuangan sangat
penting, sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap
topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau
perusahaan.
Menurut Najmudin (2011:65-66) pemakai laporan meliputi:
1) Investor, membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasinya.
2) Karyawan, memanfaatkannya untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberi balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3) Pemberi jaminan, menggunakannya untuk memutuskan apakah
4) Pemasok dan kreditur usaha lainnya, berkepentingan untuk
mengetahui apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo.
5) Pelanggan, berkepentingan mengetahui kelangsungan hidup
perusahaan, terutama apabila mereka terikat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
6) Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawahnya,
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan aktivitas
perusahaan.
7) Masyarakat, terbantu dengan informasi tentang jumlah orang yang
dipekerjakan, perlindungan kepada penanam modal domestik,
kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
dan rangkaian akivitasnya.
Sedangkan menurut Kasmir (2014:282-283) pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah sebagai
berikut:
1) Pemegang saham
Bagi pemegang saham yang sekaligus merupakan pemilik
bank, kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah untuk
melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam satu
2) Pemerintah
Bagi pemerintah, laporan keuangan baik bagi bank-bank
pemerintah maupun swasta adalah untuk mengetahui kemajuan bank
yang bersangkutan. Pemerintah juga berkepentingan terhadap
kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter yang telah
ditetapkan.
3) Manajemen
Laporan keuangan bagi pihak manajemen adalah untuk
menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target yang
sudah ditetapkan dan juga untuk menilai kinerja karyawan dalam
rangka mengelola sumber daya yang dimilikinya.
4) Karyawan
Bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan juga untuk
mengetahui kondisi keuangan bank yang sebenarnya.
5) Masyarakat luas
Bagi masyarakat luas laporan keuangan bank merupakan
suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank. Jaminan ini
diperoleh dari laporan keuangan yang ada dengan melihat
angka-angka yang ada di laporan keuangan.
f. Unsur Laporan Keuangan
Menurut Najmudin (2011:68) terdapat tiga bentuk laporan
keuangan yang pokok, yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus
terdiri dari neraca, laporan komitmen dan kontijensi, laporan laba rugi,
laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan laporan keuangan
gabungan dan konsolidasi.
Dalam praktiknya jenis laporan keuangan bank adalah sebagai
berikut:
1) Neraca
Menurut Jumingan (2008:13) neraca adalah suatu laporan
yang sistematis tentang aktiva (asset), utang (liabilities), dan modal
sendiri (owner’s equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
Menurut Najmudin (2011:69) neraca atau balance sheet
adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisis keuangan
perusahaan pada suatu saat yang merupakan nilai perusahaan pada
waktu tertentu.
Menurut James C. Van Horne dalam Kasmir (2014:30) neraca
adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu
yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah
total ekuitas pemilik.
Sedangkan menurut Kasmir (2014:284) neraca merupakan
laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal
tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta),
pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank.
Jadi neraca merupakan laporan yang yang menunjukkan
pada saat tutup buku yakni akhir bulan, akhir triwulan, dan akhir
tahun.
2) Laporan Laba Rugi
Menurut Najmudin (2011:71) laporan laba rugi atau income
statement profit and loss statement membandingkan pendapatan
terhadap beban pengeluarannya untuk menentukan laba (atau rugi
bersih). Laporan ini memberikan informasi tetang hasil akhir (bottom
line) perusahaan pada suatu periode.
Menurut Kasmir (2014:284) laporan laba rugi merupakan
laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank
dalam suatu periode tertentu.
Sedangkan pengertian laporan laba rugi sesuai yang dikatakan
James C. Van Horne dalam Kasmir (2014:45) yaitu ringkasan
pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri
dengan laba atau rugi pada periode tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi merupakan
laporan yang menggambarkan pendapatan dan biaya suatu
perusahaan, dan laporan ini menunjukkan kemajuan perusahaan.
3) Laporan Arus Kas
Menurut Najmudin (2011:72) arus kas berarti arus masuk dan
arus keluar kas atau setara kas.
Sedangkan menurut Kasmir (2014:284) laporan arus kas
dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun
tidak langsung terhadap kas.
4) Laporan Komitmen dan Kontijensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang
berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (irrevocable)
dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama
dipenuhi (Kasmir, 2014:284)
5) Catatan atas Laporan keuangan
Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai
Posisi Devisa Netto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.
6) Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh
cabang-cabang bank yang bersangkutan, baik yang ada di dalam negeri
maupun di luar negeri, sedangkan laporan konsolidasi merupakan
laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya
(Kasmir, 2014:285).
2. Annual Report Perbankan Syariah
a. Pengertian Annual Report
Annual report adalah laporan keuangan dalam jangka waktu satu
tahun (lihat laporan keuangan) dan telah mendapat persetujuan
pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Menurut Kamus Ekonomi dan Bisnis, Laporan Tahunan atau
annual report yaitu catatan (informasi) tahunan yang berisi gambaran
kondisi operasional perusahaan atau bank, biasanya terdiri atas neraca
dan laporan laba rugi serta termasuk penjelasan atas operasi perusahaan,
biasanya juga dilampiri laporan hasil audit (http://www.mediabpr.com.
Diakses 4 Juli 2015).
b. Laporan keuangan Bank Syariah
Menurut Nabhan (2008:22-34) format laporan keuangan
perbankan syariah terdiri dari:
1) Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis
menyajikan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu.
Menurut Harahap 2004 dalam Nabhan (2008:23-24)
unsur-unsur neraca yang berbeda dengan bank konvensional adalah sebagai
berikut:
a) Aktiva, terdiri atas piutang dagang, pembiayaan, persediaan
aktiva, aktiva ijarah, pinjaman qardh.
b) Kewajiban terdiri atas, bagi hasil yang belum dibagikan,
simpanan atau titipan, tabungan dan giro mudharabah, dan
2) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan
kinerja perusahaan yang meliputi pendapatan dan beban pada suatu
rentang waktu tertentu.
3) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan
perubahan ekuitas bank, peningkatan dan penurunan aktiva bersih
atau kekayaan selama periode pelaporan.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan informasi
mengenai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan suatu bank
untuk suatu periode waktu tertentu baik berupa kas atau setara kas.
5) Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Dana investasi terikat merupakan aplikasi dengan produk
mudharabah muqayadah (investasi terikat). Investasi terikat adalah
investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan
sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer investasi
berdasarkan mudharabah muqayadah atau sebagai agen investasi.
6) Laporan Sumber Dana Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Menurut PAPSI (2003) laporan sumber dan penggunaan dana
qard merupakan laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan
dana selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo qard pada
7) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, dan Shadaqah
PAPSI (2003) menyatakan bahwa laporan sumber dan
penggunaan dana ZIS merupakan laporan yang menunjukkan sumber
dan penggunaan dana selama jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS
pada tanggal tertentu.
8) Catatan atas laporan Keuangan
3. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Najmudin (2011:64) analisis laporan keuangan berarti
suatu proses penguraian data (informasi) yang terdapat dalam laporan
keuangan menjadi komponen-komponen yang tersendiri, menelaah setiap
komponen, dan mempelajari hubungan antar komponen tersebut dengan
menggunakan teknik analisis tertentu agar diperoleh pemahaman yang
tepat dan gambaran yang komprehensif tentang informasi tersebut.
Menurut Kasmir (2014:68) ada beberapa tujuan dan manfaat
analisis laporan keuangan adalah:
1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode
tertentu baik harta, kewajiban, modal maupun usaha yang telah dicapai
untuk beberapa periode.
2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.
5) Untuk melakukan penilaian kerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6) Dan digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang
hasil yang mereka capai.
4. Analisis CAMELS
Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan dari direksi bank
tersebut sehingga apabila kinerja ini buruk bukan tidak mungkin karena
direksi ini akan diganti. Kinerja ini juga merupakan pedoman hal-hal apa
saja yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya.
Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai
metode. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan
analisis CAMELS. Unsur-unsur dalam analisis CAMELS adalah sebagai
berikut :
1) Capital (Permodalan)
Capital adalah uang atau harta benda (barang, pabrik, kantor dan
sebagainya) yang dipakai untuk menjalankan suatu usaha untuk mencari
keuntungan, menambah kekayaan dan lain-lain (Winarno dan Ismaya,
2003:32).
Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh
(Capital Adequacy Ratio), yaitu dengan cara membandingkan modal
terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) (Kasmir,
2014:300).
Besarnya nilai Capital Adequacy Ratio suatu bank dapat diukur
dengan rumus sebagai berikut (Dendawijaya, 2009:144):
𝑪𝑨𝑹 = 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑻𝒆𝒓𝒕𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈 𝑴𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝑹𝒊𝒔𝒊𝒌𝒐 𝒙 𝟏𝟎𝟎%𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑩𝒂𝒏𝒌
Dimana:
Modal : Terdiri dari modal inti, modal pelengkap, dan modal
pelengkap tambahan.
ATMR : Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan
yang bergerak di bidang keuangan syariah atau jenis transaksi
tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank
memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan syariah.
Nilai kredit dihitung sebagai berikut:
Untuk CAR = 0% atau negatif, nilai kredit = 0.
Untuk setiap kenaikan 0,1%, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum
100.
2) Asset (Kualitas Aset)
Asset-aktiva adalah harta kekayaan yang berwujud nyata, seperti
uang, bangunan, kantor atau benda lain yang dapat dinilai dengan uang
maupun yang tidak berwujud nyata, seperti hak cipta. Semua pos pada
terlebih dahulu, dan pendapatan yang akan diterima (Winarno dan
Ismaya, 2003:47).
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank
(Kasmir, 2014:301).
Rasio yang diukur ada dua macam, yaitu:
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif.
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif yang diklasifikasikan.
Menurut Dendawijaya (2009:143) analisis aset dihitung dengan
Bad Debt Ratio (BDR) dan CAD.
𝑩𝑫𝑹 = 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒕𝒊𝒇 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒌𝒍𝒂𝒔𝒊𝒇𝒊𝒌𝒂𝒔𝒊𝒌𝒂𝒏𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒕𝒊𝒇 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Aktiva Produktif yang diklasifikasikan, meliputi:
DPK : 25% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam Perhatian
Khusus (DPK).
KL : 50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar
(KL).
D : 75% dari aktiva produktif yang digolongkan Diragukan (D).
M : 100% dari aktiva produktif yang digolongkan Macet (M).
Aktiva produktif meliputi:
1) Kredit yang diberikan bank dan telah dicairkan.
2) Surat-surat berharga (baik surat berharga pasar uang maupun surat
3) Penyertaan saham
4) Tagihan pada bank lain.
Nilai kredit rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan dihitung
sebagai berikut:
1) Untuk BDR = 15,5% atau lebih, nilai kredit = 0.
2) Untuk setiap penurunan 0.15%, nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100.
3) Management (Manajemen)
Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen
aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dana manajemen
umum. Manajemen bank dinilai atas 250 pertanyaan yang diajukan.
Menurut Dendawijaya (2009:146) Bank Indonesia telah
menyusun 250 buah pertanyaan untuk penilaian kemampuan
manajemen yang terdiri sebagai berikut:
Jumlah
Rasio ini dinilai dari kualitas manajemennya (Jacob, 2013).
4) Earning (Rentabilitas)
Earning adalah seluruh pendapatan yang diperoleh atas berbagai
faktor produksi, misalnya gaji, keuntungan, bunga dan sebagainya
(Winarno dan Ismaya, 2003:169).
Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur
ini didasarkan kepada dua macam, yaitu (Kasmir, 2014:301):
a. Rasio laba terdapat total asset (Return On Assets).
b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Menurut Dendawijaya (2009:143) rentabilitas dihitung
berdasarkan rasio ROA dan BOPO.
1) Besarnya nilai Return On Asset dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut (Dendawijaya, 2009:146):
𝑹𝑶𝑨 = 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Dimana:
Laba : Keuntungan yang diterima dalam satu tahun.
Total Aktiva : Total aktiva, baik lancar maupun tidak lancar.
Perhitungan kredit dilakukan sebagai berikut:
a) Untuk ROA sebesar 100% atau lebih, nilai kredit = 0.
b) Untuk setiap kenaikan 0.015%, nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100.
2) Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus (Dendawijaya,
𝑩𝑶𝑷𝑶 = 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍 𝒙 𝟏𝟎𝟎%𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍
Dimana:
Biaya operasional : Jumlah biaya umum, biaya administrasi,
biaya gaji, dan tunjangan.
Pendapatan operasional : Pendapatan/beban bunga bersih dan
pendapatan operasional lainnya.
Nilai kredit dapat dihitung, sebagai berikut:
a) Untuk rasio 100% atau lebih, nilai kredit = 0.
b) Untuk setiap penurunan 0.08%, nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100.
5) Liquidity (likuiditas)
Liquidity adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban atau membayar utangnya pada asset pembayaran. Likuiditas
bank yaitu kemampuan bank untuk membayar seluruh utang jangka
pendek yang telah jatuh tempo (Winarno dan Ismaya, 2003:288).
Likuiditas yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian
likuiditas didasarkan kepada dua macam rasio, yaitu:
a. Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktivitas lancar.
Yang termasuk aktiva lancar adalah kas, giro, dan BI, Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
b. Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank .
Besarnya nilai Loan To Deposit Rasio dapat dihitung dengan rumus
𝑳𝑫𝑹 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒂𝒏𝒂 𝑷𝒊𝒉𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂 + 𝑲𝑳𝑩𝑰 + 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑰𝒏𝒕𝒊 𝒙 𝟏𝟎𝟎%𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏
Dimana :
Total pembiayaan : Jumlah pembiayaan yang diterima oleh bank.
Dana Pihak Ketiga : Jumlah dana yang diterima oleh bank.
Nilai kredit LDR dihitung sebagai berikut:
1) Untuk rasio LDR sebesar 110% atau lebih, nilai kredit = 0.
2) Untuk rasio LDR dibawah 110%, nilai kredit 100.
6) Sensitivities
Sensitivitas perbankan, berkaitan erat dengan pertimbangan
risiko. Sensitivitas terhadap risiko penting agar tujuan memperoleh laba
dapat tercapai. Risiko yang dihadapi terdiri dari risiko lingkungan,
risiko manajemen, risiko penyerahan dan risiko keuangan (Kasmir,
2014:303).
Rumus untuk menghitung sensitivitas dapat menggunakan
rumus sebagai berikut (Adi dan Supratiningrum,2013)
𝑴𝑹 = 𝑷𝒐𝒕𝒆𝒏𝒕𝒊𝒂𝒍 𝑳𝒐𝒔𝒔𝑬𝒌𝒔𝒆𝒔 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍
Dimana :
MR : Market Risk
Ekses Modal : Kelebihan modal dari modal minimum yang
ditetapkan yang khusus digunakan untuk antisipasi
Potensial loss suku bunga : (gap position dari eksposure trading
book + banking book) x fluktuasi suku
bunga.
Tabel 2.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Rasio
Sumber: (Dendawijaya, 2009), (Jacob, 2013), dan (Adi dan Supratiningrum,2013)
5. Teknik Analisis CAMELS
Teknik analisis CAMELS yang digunakan untuk penilaian kinerja
keuangan bank mengacu pada ketentuan penilaian yang diatur dalam Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 30/2/UPPB/tgl 30/4/1997 Junto SE Nomor
Berdasarkan penjelasan Surat Edaran Bank Indonesia tersebut
penerapan analisis CAMELS dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Melakukan data review laporan keuangan (Neraca dan Laporan Laba
Rugi) dengan sistem akuntansi yang berlaku maupun penjelasan lain
yang mendukung.
b. Menghitung angka rasio masing-masing aspek CAMELS.
c. Menghitung nilai kotor masing-masing rasio.
d. Menghitung nilai bersih masing-masing rasio dengan jalan mengalikan
nilai kotor masing-masing dengan standar bobot masing-masing rasio.
e. Menjumlahkan nilai bersih rasio CAMELS.
f. Membandingkan hasil penjumlahan keseluruhan rasio CAMELS,
dengan standar Bank Indonesia.
C. Kerangka Penelitian
Bank sebagai lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana
kembali kemasyarakat perlu dinilai kinerja keuangannya. Penilaian kinerja
keuangan menggunakan metode CAMELS. Rasio yang digunakan dalam
metode tersebut adalah CAR, BDR, NPM, ROA, BOPO, LDR, dan MR.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disusun kerangka pemikiran sebagai
Gambar 3.1
Gambar 3.1
Kerangka Penelitian
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai indikator dan prediktor
kesiapan Bank Syariah di Indonesia dan Malaysia dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain sebagai indikator dan prediktor,
hasil penelitian ini juga bermanfaat untuk nasabah, masukan bagi bank
syariah yang bersangkutan, dan pemerintah.
Bagi nasabah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan
untuk melihat kinerja keuangan, atas dana yang telah dititipkan di bank yang
bersangkutan. Bagi bank syariah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
catatan atau koreksi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya,
sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan. Bagi
pemerintah hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melihat kinerja bank
Bank Indonesia, dan membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan
moneter.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu peryataan yang pada waktu diungkapkan belum
diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk di uji dalam kenyataan
empiris (Gulo, 2002:57)
Menurut Siregar (2010:119) hipotesis adalah dugaan terhadap
hubungan antara dua variabel atau lebih (suatu pernyataan tentang suatu
fenomena). Arti lain dari hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara
yang harus diuji kebenarannya
Menurut Supardi hipotesis adalah suatu jawaban permasalahan
sementara yang bersifat dugaan dari suatu penelitian. Dugaan ini harus
dibuktikan melalui data empiris (fakta lapangan). Hipotesis dapat benar atau
terbukti dan tidak terbukti setelah di dukung oleh fakta-fakta dari hasil
penelitian lapangan (Supardi, 2005:69).
Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut, penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator CAR pada kinerja
keuangan perbankan syariah antara Indonesia dengan Malaysia.
H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator BDR pada kinerja
keuangan perbankan syariah antara Indonesia dengan Malaysia.
H3 : Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator NPM pada kinerja
H4 : Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator ROA pada kinerja
keuangan perbankan syariah antara Indonesia dengan Malaysia.
H5 : Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator BOPO pada kinerja
keuangan perbankan syariah antara Indonesia dengan Malaysia.
H6 : Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator LDR pada kinerja
keuangan perbankan syariah antara Indonesia dengan Malaysia.
H7 : Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator MR pada kinerja
42 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Data dan Sumber Data
Data adalah informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan.
Diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau
populasi, jenis data dapat dibedakan menjadi dua jenis (Seratno,2008:67)
yaitu:
a. Data kualitatif, merupakan data yang tidak dapat diukur dalam skala
numerik atau data yang disajikan secara deskriptif atau yang berbentuk
uraian.
b. Data kuantitatif, merupakan data yang disajikan dalam bentuk skala
numerik (angka-angka), namun dalam statistik semua data harus dalam
bentuk angka, maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar dapat
diproses. Penelitian dalam jenis ini data yang digunakan adalah data
kuantitatif yaitu laporan laba rugi dan data kuantitatif yaitu profil
perusahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
annual report perbankan syariah Indonesia dan Malaysia. Annual report
tersebut diperoleh dari bank-bank syariah yang dijadikan sampel, yaitu tiga
bank syariah di Indonesia, dan tiga bank syariah di Malaysia.
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau
diperoleh oleh peneliti dari jurnal, majalah, buku, data statistik maupun
internet (Bawono, 2006:29).
B. Populasi Sampel
a. Populasi
Supardi (2005:11) menjelaskan bahwa populasi adalah suatu
kesatuan individu atau subjek pada wilayah dan waktu serta dengan
kualitas tertentu yang akan diamati/teliti.
Menurut Sumarni dan Wahyuni (2006:69) populasi merupakan
keseluruhan obyek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik
yang terbatas (finiti) maupun tidak terbatas (infinite). Sedangkan menurut
Arikunto populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto,
2010:173).
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh bank
syariah yang terdaftar di bank sentral negara Indonesia dan Malaysia,
pada periode 2013-2014, yaitu: Indonesia (Bank Indonesia) terdiri dari 11
bank syariah , dan Malaysia (Bank Negara Malaysia) terdiri sebanyak 16
bank syariah. Penentuan negara yang menjadi sampel adalah Indonesia dan
Malaysia, karena dua negara tersebut merupakan negara-negara ASEAN
yang menjadi anggota serta memimpin inisiatif pembentukan ABIF.
Sedangkan penentuan periode 2013-2014 dimaksudkan untuk melihat
kesiapan Indonesia dan Malaysia dalam menghadapi MEA pada tahun
Berdasarkan data dari Bank Indonesia (www.bi.go.id) ada 11 bank
syariah yang ada di Indonesia, yaitu:
1) PT Bank Syariah Mandiri
2) PT Bank Syariah Muamalat Indonesia
3) PT Bank Syariah BNI
4) PT Bank Syariah BRI
5) PT Bank Syariah Mega Indonesia
6) PT Bank Jabar dan Banten
7) PT Bank Panin Syariah
8) PT Bank Syariah Bukopin
9) PT Bank Victoria Syariah
10) PT BCA Syariah
11) PT Maybank Indonesia Syariah
Sedangkan berdasarkan data dari Bank Negara Malaysia
(www.bnm.gov.my) terdapat 16 bank syariah, yaitu:
1) Affin Islamic Bank Berhad
2) Al Rajhi Banking & Investment Corporation (Malaysia) Berhad
3) Alliance Islamic Bank Berhad
4) AmIslamic Bank Berhad
5) Asian Finance Bank Berhad
6) Bank Islamic Malaysia Berhad
7) Bank Muamalat Malaysia Berhad
9) HSBC Amanah Malaysia Berhad
10) Hong Leong Islamic Bank Berhad
11) Kuwait Finance House (Malaysia) Berhad
12) Maybank Islamic Berhad
13) OCBC Al-Amin Bank Berhad
14) Public Islamic Bank Berhad
15) RHB Islamic Bank Berhad
16) Standard Charterede Saadiq Berhad
b. Sampel
Sampel adalah objek atau subjek yang dipilih guna mewakili
keseluruhan dari populasi (Bawono, 2006:28). Sedangkan menurut
Sumarni dan Wahyuni (2006:70) sampel adalah bagian populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik mengambil sampel
dengan menyesuaikan diri berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu
(disengaja). Penentuan sampel dari populasi didasarkan pada beberapa
kriteria, sebagai berikut:
a. Bank syariah yang beroperasi di negara Indonesia dan Malaysia.
b. Perbankan syariah yang go public.
c. Bank-bank tersebut telah menerbitkan atau mempublikasikan laporan
keuangan tahunan (annual report) pada periode 2013-2014.
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah
3 bank syariah di Indonesia dan Malaysia. Bank-bank syariah yang
menjadi sampel dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Data Bank Syariah Sampel
No Negara Nama Bank Syariah Kode
1 Indonesia Bank Syariah Mandiri BSM
2 Indonesia Bank Mega Syariah BMS
3 Indonesia Bank Negara Indonesia Syariah BNIS
4 Malaysia Affin Islamic Bank AIB
5 Malaysia Bank Islamic Malaysia BIM
6 Malaysia Public Islamic Bank PIB
Sumber: Data diolah
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
merupakan metode dokumentasi. Metode ini mencari dan mendapatkan
data-data primer dengan melalui data-data-data-data dari prasasti-prasasti, naskah-naskah
kearsipan, data gambar dan lain sebagainya (Supardi, 2005:138).
Dalam penelitian ini data-data diperoleh dari web resmi bank yang ada
di Indonesia dan Malaysia. Data yang di ambil berupa laporan keuangan
tahunan atau annual report, sesuai dengan tahun yang sudah ditentukan. Pada
bank syariah di Indonesia, annual report diperoleh dari:
1. www.syariahmandiri.co.id
2. www.megasyariah.co.id
Sedangkan pada bank syariah di Malaysia annual report diperoleh dari :
1. www.affinislamic.com.my
2. www.bankislam.com.my
3. www.publicislamicbank.com.my
Dari annual report tersebut kemudian diolah untuk membuktikan hipotesis
yang ada.
D. Definisi Konsep dan Operasional
Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi penting yang
digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan, terutama keputusan
keuangan (Najmudin, 2011:63). Laporan keuangan dibuat oleh pihak
manajemen untuk memberikan gambaran secara periodik. Karena itu laporan
keuangan bersifat historis dan menyeluruh.
Analisis adalah penguraian sejumlah unsur pokok dan penelaahan
setiap unsur dan hubungan antar unsur tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti secara keseluruhan
(Najmudin, 2011:64).
Analisis laporan keuangan berarti suatu proses penguraian data
(informasi) yang terdapat dalam laporan keuangan menjadi
komponen-komponen tersendiri, menelaah setiap komponen-komponen, dan mempelajari hubungan
antar komponen tersebut dengan menggunakan teknik analisis tertentu agar
diperoleh pemahaman yang tepat dan gambaran yang komprehensif tentang