S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah
Oleh
ALFATH ANDINI
NIM : 21310038
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari:
Nama : Alfath Andini
NIM : 21310038
Jurusan : Syariah
Program Studi : Perbankan Syariah S1
Judul :PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN
KERJA, DAN ETIKA KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BMT TUMANG TAHUN 2014
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 13 Agustus 2014
Pembimbing
Ahmad Mifdlol M, Lc, M.SI. NIP. 198004092008011015
Halaman Pengesahan
SKRIPSI
PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN ETIKA
KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BMT TUMANG
TAHUN 2014
DISUSUN OLEH ALFATH ANDINI
21310038
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, Sekolah TInggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada
tanggal 25 November 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Ekonomi Syariah.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Benny Ridwan, M. Hum Sekretaris Penguji : Illya Muhsin, M.Si Penguji I : Fetria Eka Yudiana, M.Si Penguji II : Nafis Irkhami, M.Ag
Penguji III : Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc, M.Si
Salatiga, 25 November 2014
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
PERNYATAAN
بِ سْ بِ رَّلا بِ سْ رَّلا بِ بِ سْ بِ
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Alfath Andini
NIM : 21310038
Jurusan : Syariah
Program Studi : Perbankan Syariah S1
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 15 September 2014
Yang menyatakan,
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan,
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(Q.S Al-Insyirah: 6-8)
Jalanilah hidup ini dengan seindah mungkin
PERSEMBAHAN
Didit Saiful Anwar yang senantiasa membantuku dalam segala
hal
Gravina Shakila yang selalu menjadi semangat buatku
Orang tuaku tercinta yang selalu memberikan nasihat dan
motivasi untukku
Adik-adikku tersayang
Keluarga besarku yang selalu membantu
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil alamin. Segala puji syukur penulis haturkan
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penelitian dan penulisan skripsi dengan judul "PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN ETIKA KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BMT TUMANG TAHUN 2014" telah dapat dilaksanakan dan diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini banyak menghadapi kesulitan-kesulitan, namun berkat pertolongan Allah SWT dan bimbingan, saran, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Maka dari itu, perkenankanlah penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga dalam kesempatan ini, kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Benny Ridwan, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah S-1.
4. Bapak Ahmad Mifdlol M, Lc., M.Si., selaku Dosen Pembimbing, atas segala bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Ibu dosen PS-S1 yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Keluarga besar BMT Tumang yang telah mengizinkan dan membantu penulis
untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian penulisan skripsi ini. 7. Suamiku Didit Saiful Anwar dan si kecil Gravina Shakila yang selalu
8. Ayahku Gatot Lelono dan Mamahku Tutik Sulistyawati, serta adikku Izan dan Minzi yang selalu memberiku semangat.
9. Mertua dan keluarga besar suamiku yang senantiasa membantu dalam hal apapun.
10.Alfi, Duik, Eka, Topa, Icha, Ilham yang selalu menjadi bagian dari hidupku. 11.Sahabat-sahabat PS-S1 yang telah banyak memberikan masukan kepada
penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.
12.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Salatiga, 15 September 2014
Penulis
ABSTRAK
Andini, Alfath. 2014. Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, dan Etika Kerja Islami Terhadap Kinerja Karyawan BMT Tumang Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Syariah. Program Studi Perbankan Syariah S1. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga : Ahmad Mifdlol M, Lc, M.Si.
Kata kunci: Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Etika Kerja Islami dan Kinerja Karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, dan etika kerja islami terhadap kinerja karyawan BMT Tumang tahun 2014 dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan BMT Tumang. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner. Analisis data pada penelitian ini yaitu analisi data kuantitatif. Alat analisis pada peenelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 20. Uji instrument yang digunakan adalah uji reliabilitas, uji validitas, uji statistic/uji regresi (uji T test, F test dan uji R2) dan uji asumsi klasik (uji multikolinieritas, uji heteroskendastisitas, dan uji normalitas).
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ... 9
1. Kepemimpinan ... 9
2. Lingkungan Kerja ... 18
3. Etika Kerja Islami ... 30
4. Kinerja Karyawan ... 37
B. Kerangka Pikir ... 39
C. Hipotesis Penelitian ... 40
D. Penelitian Terdahulu ... 41
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44
B. Populasi dan Sampel ... 44
D. Teknik Pengumpulan Data ... 46
E. Jenis dan Sumber Data ... 48
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 49
G. Metode Analis Data ... 52
H. Alat Analisis ... 56
BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 57
1. Profil BMT Tumang ... 57
2. Sejarah dan Perkembangan BMT Tumang ... 58
4. Struktur Organisasi BMT Tumang ... 60
5. Job Description ... 62
6. Gambaran Umum Responden ... 70
B. Analisis Data ... 73
1. Hasil Uji Instrument ... 73
a. Hasil Uji Reliabilitas ... 73
b. Hasil Uji Validitas ... 74
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 75
a. Hasil Uji Multikolinieritas ... 75
b. Hasil Uji Heteroskendastisitas ... 76
c. Hasil Uji Normalitas ... 77
3. Uji Regresi/Uji Statistik ... 80
a. Uji t Test ... 80
b. Uji F Test ... 82
c. Uji R2 ... 83
C. Pengujian Hipotesis ... 84
D. Hasil Analisis Data ... 85
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 90
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator-indikator dari masing-masing variabel ... 51
Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Menurut Usia ... 71
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Terakhir ... 72
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Menurut Masa Kerja ... 72
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Data ... 73
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Data ... 74
Tabel 4.8 Coefficientsa ... 76
Tabel 4.9 Perbandingan Antara T test dan T tabel ... 80
Tabel 4.10 Coefficientsa ... 81
Tabel 4.11 Anovaa ... 83
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Tumang ... 61
Gambar 4.2 Scatterplot ... 77
Gambar 4.3 Histogram ... 78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi dalam dunia usaha pada saat ini ditandai dengan
persaingan yang ketat dalam semua bidang, termasuk diantaranya adalah
dalam bidang pelayanan jasa keuangan. Salah satu lembaga keuangan yang
sedang berkembang pesat adalah lembaga keuangan yang berbasis syariah.
Lembaga Baitul Maal (rumah dana), merupakan lembaga bisnis dan
sosial yang pertama dibangun oleh Nabi. Lembaga ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan. Apa yang dilaksanakn oleh Rasul itu merupakan proses
penerimaan pendapatan (revenue collection) dan pembelanjaan (expenditure)
secara transparan dan bertujuan seperti apa yang disebut sekarang sebagai
orientasi kesejahteraan (welfare oriented).
Pada zaman dahulu lembaga Baitul Maal merupakan sejenis bank
sentral untuk kerajaan, yang mengedepankan aktivitas sosial. Sedangkan pada
masa sekarang lembaga seperti itu menjadi lembaga bisnis milik pribadi yang
bernama Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). BMT merupakan salah satu
Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), yaitu lembaga keuangan mikro
yang sistem operasionalnya berlandaskan syariah Islam.
BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial dan
serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan
(Ridwan, 2005: 126). Walaupun dalam kenyataannya, BMT lebih
mengedepankan bisnis daripada kegiatan sosial.
Di tengah pesatnya perkembangan ekonomi Islam di Indonesia pada
saat ini, adanya BMT mempunyai peranan penting sebagai upaya
pengembangan keuangan syariah khususnya di kalangan masyarakat ekonomi
menengah ke bawah.
Sebagian besar dari nasabah BMT adalah mereka yang bergerak
dibidang usaha kecil, bakan usaha makro bahkan usaha yang sangat kecil.
Cakupan bidang usaha dan profesi dari mereka yang dilayani sangat luas,
mulai dari pedagang sayur, pedagang pakaian, penarik becak, pedagang
asongan, pedagang kelontongan, penjahit rumahan, pengrajin kecil, tukang
batu, petani, peternak, sampai dengan kontraktor dan usaha jasa yang relatif
modern.
Pertumbuhan kelembagaan dan jumlah nasabah membawa
perkembangan yang pesat pula dalam kinerja keuangannya. Dana yang bisa
dihimpun bertambah banyak, pembiayaan yang bisa dilakukan naik drastis,
dan pada akhirnya aset tumbuh berlipat hanya dalam beberapa tahun. Pada
saat bersamaan, BMT telah memberikan pembiayaan melebihi dana yang
berhasil dihimpun, yang dimungkinkan oleh semakin membaiknya modal
sendiri maupun mulai ada kepercayaan dari bank syariah untuk bekerjasama.
Patut dicatat bahwa seluruh pembiayan di BMT diberikan kepada
itu dibutuhkan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang kompeten di
bidangnya yang dapat mengoptimalkan segala kegiatan yang dilakukan oleh
BMT.
BMT laksana perusahaan yang berusaha menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang ada. Hal ini perlu didukung oleh kualitas sumber daya
manusia yang memadai. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik,
maka perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan
memiliki ketrampilan serta usaha untuk mengelola perusahaan semaksimal
mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat.
Sumber daya manusia adalah hal yang paling penting untuk
menentukan tujuan perusahaan. Karena itu sumber daya manusia perlu
mendapat perhatian serius agar dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan
sumber daya manusia dimulai dari proses rekruitmen, training sampai proses
maintainnya. Pengelolaan sumber daya manusia yang harus matang harus
dimulai dari awal karena nantinya akan sangat menentukan kelangsungan
hidup perusahaan. Hal ini menjadi tanggung jawab manajemen atau pemimpin
perusahaan, karena itu manajemen harus mampu membuat perencanaan yang
matang, menyusun strategi yang efektif serta mampu mengkoordinasikan
semua komponen perusahaan pada umumnya dan sumber daya pada
khususnya.
Pada saat ini, kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh
BMT bisa dikatakan mengalami penurunan. Hal ini perlu dibenahi demi
adalah salah satu hal yang harus dilakukan. Beberapa faktor yang diprediksi
dapat meningkatkan kinerja karyawan di antaranya adalah kepemimpinan,
lingkungan kerja dan etika kerja islami.
Kepemimpinan dapat mendorong karyawan ke dalam posisi yang
lebih bertanggung jawab, lebih memberikan kebebasan mereka dalam
berkreasi. Perhatian pimpinan terhadap pelaksanaan tugas karyawan dapat
membangkitkan semangat karyawan. Perhatian pimpinan dapat dilihat dari
bagaimana cara kepemimpinannya yang dilakukan terhadap para karyawan
dalam menekankan tugas dan menekankan hubungan, sehingga hal ini dapat
mempengaruhi kinerja karyawan.
Salain kepemimpinan, kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu
hal yang mempengaruhi sumber kinerja. Kondisi lingkungan kerja yang
diberikan dapat mempengaruhi karyawan. Apabila lingkungan kerja tersebut
dirasa sesuai dengan yang diinginkan oleh karyawan, maka mereka akan
merasa puas dan dapat mempengaruhi kinerjanya.
Etika kerja Islami juga mempengaruhi kinerja karyawan. Etika adalah
suatu cara yang digunakan untuk menilai atau mengukur baik buruknya suatu
tindakan yang dilakukan seseorang berdasarkan akal pikiran. Sedangkan etika
kerja Islami tidak hanya sebatas menggunakan akal pikiran semata dalam
menilai suatu perbuatan, tetapi juga berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits
yang sesuai dengan ajaran syari’at Islam. Etika kerja dalam syari’at Islam
adalah akhlak dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada kekhawatiran,
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menentukan obyek
penelitian pada BMT (Baitul Mal wa Tamwil) yakni lembaga keuangan mikro
yang sistem operasionalnya berlandaskan syariah Islam. Alasan pemilihan
obyek penelitian disebabkan karena keberadaan BMT yang mudah ditemui,
BMT mencakup usaha menengah ke bawah, dengan terbukanya kesempatan
dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas,
memberikan pelayanan secara syariah yang didukung oleh pengelolaan dana
yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya
manusia dan praktik tata kelola lembaga keuangan syariah yang baik.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut mngenai masalah tersebut dengan judul Pengaruh
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, dan Etika Kerja Islami terhadap
Kinerja Karyawan BMT Tumang Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan BMT
Tumang Tahun 2014?
b. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan BMT
Tumang Tahun 2014?
c. Bagaimana pengaruh etika kerja Islami terhadap kinerja karyawan BMT
d. Variabel apa yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
BMT Tumang Tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan BMT Tumang Tahun 2014.
b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan BMT Tumang Tahun 2014.
c. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh etika kerja Islami terhadap kinerja
karyawan BMT Tumang Tahun 2014.
d. Untuk mengetahui variabel apa yang paling dominan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan BMT Tumang Tahun 2014.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi:
a. Kegunaan yang bersifat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
memberikan sumbangan informasi bagi para ilmuan ekonomi dan
perbankan sehingga dapat memperkaya dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
b. Kegunaan yang bersifat praktis: Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian serta
pernah di dapat, khususnya yang berhubungan dengan Sumber
Daya Manusia. Bagi Mahasiswa
Memberikan gambaran tentang pembuatan skripsi, khususnya yang
berkaitan dengan Sumber Daya Manusia. Bagi BMT
Penelitian ini memberi kontribusi dan informasi agar pihak
manajemen semakin meningkatkan kompetensi sumber daya
manusianya agar dapat meningkatkan kinerja karyawan. Bagi Masyarakat Luas
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun
penelitian lanjutan dan sekaligus sebagai bahan masukan informasi
untuk melanjutkan penelitian tentang hubungan antara sumber
daya manusia dengan kinerja karyawan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah dan dapat memberikan gambaran yang
jelas mengenai isi skripsi ini, pembahasan dilakukan secara sistematik
meliputi :
BAB I PENDAHULUAN : Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan
tentang latar balakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
BAB II KAJIAN PUSTAKA: Berisi tentang landasan teori sebagai kerangka
acuan pemikiran dalam pembahasan masalah yang akan diteliti dan sebagai
dasar analisis yang berkaitan dengan panelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN: Merupakan bab yang menjelaskan
mengenai metode penelitian. Hal-hal yang terangkum dalam bab ini antara
lain variabel penelitian termasuk pengukurannya dan definisi operasionalnya,
jenis dan sumber data, serta metode analisis yang digunakan.
BAB VI ANALISIS PENELITIAN: Bab ini menguraikan tentang hasil
penelitian dan pembahasan.
BAB V PENUTUP: Merupakan bab yang menjelaskan tentang kesimpulan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan secara asal kata (etimologi) menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, berasal dari kata “pimpin”. Mendapat awalan “me” menjadi
“memimpin” yang berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Kata
memimpin bermakna sebagai kegiatan, sedangkan yang melakukannya disebut
pemimpin. Dari kata pemimpin berkembang pula kata kepemimpinan yang
menunjukkan semua hal dalam memimpin, termasuk dalam kegiatannya (Hadari,
1993: 28).
Kepemimpinan yang baik dapat menjadikan motivasi kerja, karena sebuah
hubungan yang baik atau sekadar senyuman bisa menjadikan sebuah semangat
kerja. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok
untuk pencapaian tujuan (Jusmaliani, 2011: 195). Menurut Hasibuan (2003: 169)
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan,
agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
Menurut Yukl (1994: 2) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada di atas kepatuhan
mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
Dari berbagai pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mengantar atau mempengaruhi
suatu kelompok kearah suatu tujuan yang ingin dicapai. Tanpa adanya suatu
pimpinan, organisasi hanya merupakan campur aduk manusia dan peralatan.
Pemimpin sangat diperlukan jika suatu organisasi ingin mencapai keberhasilan
penuh. Pemimipin memegang peranan penting tidak hanya secara internal tetapi
juga dalam berbagai pihak di luar organisasi yang semua dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan organisasi serta mencapai tujannya.
Menurut Miftah Thoha (2004: 265), peranan tersebut dibagi menjadi tiga:
a. Peranan hubungan antar pribadi
Di mana pemimpin melakukan aktifitas-aktifitas yang sering
dilaksanakan dalam peranan ini antara lain kegiatan-kegiatan seremonial
sehubungan dengan jabatan yang melekat pada diri manajer. Status
menghendaki manajer harus mau menerima undangan-undangan,
mendatangi upacara-upacara yang bersifat seremonial. Karena manajer
mempunyai jabatan yang tinggi, maka aksesnya manajer tersebut harus
selalu mau mengadakan kontak tertentu pada pihak-pihak luar. Hubungan
antar pribadi ini mau tidak mau harus dijalankan oleh manajer sebagai
b. Peranan yang berhubungan dengan informasi
Peranan interpersonal di atas meletakkan manajer pada posisi yang
unik dalam hal mendapatkan informasi. Hubungan-hubungan keluar
membawa padanya mendapatkan informasi yang special dari lingkungan
luarnya, dan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya membuat manajer
sebagai pusat informasi bagi organisasinya.
Peran tersebut mengambil tiga bentuk:
1. Sebagai monitor, peranan ini mengidentifikasi seorang manajer
sebagai penerima dan pengumpul informasi, agar ia mampu untuk
mengembangkan suatu pengertian yang baik dari organisasi yang
dipimpinnya dan mempunyai pemahaman yang komplit tentang
lingkungannya. Manajer mencari informasi itu agar ia mampu untuk
mendikte perubahan-perubahan, mengidentifikasikan
persoalan-persoalan dan kesempatan-kesempatan yang ada, untuk keperluatan
pembuatan keputusan. Dengan demikian manajer akan memperoleh
informasi seluas mungkin dari berbagai sumber baik dari luar maupun
dalam organisasinya.
2. Sebagai pembagi (disseminator), peranan ini melibatkan manajer
untuk menangani proses transmisi dari informasi-informasi ke dalam
organisasi yang dipimpinnya. Ia melakukan penyampaian informasi
dari luar ke dalam organisasinya dan informasi yang berasal dari
3. Sebagai juru bicara (spokesman), peranan ini membuat manajer harus
terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi di dalam organisasi
yang dipimpinnya, terutama menyangkut informasi tentang rencana,
kebijakan, tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh organisasi.
Peranan ini dimainkan manajer untuk penyampaian informasi keluar
lingkungan organisasinya. Bedanya dengan disseminator ialah
spokesman ini pemberian informasinya keluar, untuk lingkungannya,
sedangkan disseminator hanya ke dalam organisasi.
c. Peranan pembuat keputusan
Peranan ini adalah yang paling rumit, peranan ini membuat
manajer harus terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi di dalam
organisasi yang dipimpinnya. Proses pembuatan strategi ini secara
sederhana dinamakan sebagai suatu proses yang menjadikan
keputusan-keputusan organisasi dibuat secara signifikan dan berhubungan.
Peranan ini meliputi empat bentuk:
1. Peranan sebagai entrepreneur, dalam pranan ini manajer mampu
mengkaji terus menerus situasi yang dihadapi oleh organsasi, untuk
mencari dan menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan meskipun
kajian itu sering menuntut terjadinya perubahan dalam organisasi.
2. Peranan sebagai penghalau gangguan, peranan ini membawa manajer
terancam bahaya, misalnya: akan dibubarkan, terkena gossip, isu-isu
kurang baik, dan sebagainya. Berarti harus ada kesediaan dari manajer
untuk memikul tanggung jawab dan mengambil tindakan korektif,
apabila organisasi menghadapi gangguan bila tidak ditangani akan
berdampak serius.
3. Peranan sebagai pembagi sumber dana. Membagi sumber dana adalah
suatu proses pembuatan keputusan. Di sini manajer diminta
memainkan peranan untuk memutuskan kemana sumber dana akan di
distribusikan ke bagian-bagian dari organisasinya.
4. Peranan sebagai negosiator, peranan ini meminta kepada manajer
untuk aktif berpartisipasi dalam arena negosiasi. Dari waktu ke waktu
organisasi akan mendapatkan dirinya selalu terlibat dalam kancah
negosiasi ini dengan pihak-pihak lain di luar organisasi, ataupun
dengan para individu di dalam organisasinya.
Dengan pentingnya peranan-peranan tersebut maka seorang pemimpin
haruslah individu yang memiliki berbagai sifat positif dan berkepribadian serta
mempunyai kemampuan yang maksimal sehingga dia benar-benat menjadi sosok
yang berpengaruh dalam organisasinya atau komunitasnya. Dengan demikian dia
mampu untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mengerjakan
Seorang pemimpin harus menjalankan funsinya dengan baik, agar dapat
menentukan keberhasilan organisasi. Menurut Hicks dan Gullet (1993: 503),
fungsi-fungsi seorang pemimpin meliputi:
1. Penengah
Apabila para anggota suatu organisasi tidak menyetujui
pengambilan suatu tingkat kegiatan, seringkali pemimpin dapat
memecahkan atau memutuskan masalahnya dengan melakukan
penengahan atau membuat keputusan terhadap penyelesaian sendiri.
Dalam suatu kejadian, adalah paling penting bahwa suatu keputusan
dicapai sesegera mungkin sehingga dengan demikian organisasi dapat
melanjutkan operasinya tanpa gangguan atau perubahan langkah.
2. Penganjur
Anjuran yang diberikan oleh seorang pemimpin mengizinkannya
untuk mengenakan cita-cita atau gagasannya kepada para bawahannya
tanpa mengambil jalan pada suatu perintah langsung. Pada waktu yang
sama, martabat dan perasaan partisipasi bawahan dapat digerakkan.
3. Pemenuhan tujuan
Tujuan suatu organisasi tidak secara otomatis, melainkan harus
dipenuhi oleh pemimpin. Agar organisasi menjadi efektif, tujuan ini harus
menjadi sesuai bagi organisasi dan membolehkan para anggota untuk
4. Katalisator
Suatu kekuatan sangat diperlukan untuk memulai atau
meningkatkan gerakan suatu organisasi. Kekuatan demikian dapat
dipenuhi oleh kegiatan-kegiatan pemimpin seperti halnya suatu katalisator
untuk meningkatkan para pengikutnya agar berbuat melakukan kegiatan.
5. Pemberian jaminan
Dengan memelihara suatu sikap yang positif dan optimis ketika
menangani berbagai masalah, seorang pemimpin dapat memberikan
jaminan bagi para pendukungnya. Jaminan demikian adalah penting bagi
para anggota organisasi dan dapat menjadi berbahaya karena sikap-sikap
pemimpin. Hal ini dikarenakan sikap seorang pemimpin, baik merupakan
sikap yang terpuji maupun yang buruk, pada akhirnya akan ditiru oleh para
pendukungnya.
6. Mewakili
Biasanya pemimpin mewakili organisasinya kepada pihak-pihak
lain dan demikian juga melayaninya sebagai suatu lambing organisasi.
Mereka yang berada di luar organisasi mungkin akan memikirkan atau
membayangkannya sehubungan dengan kesan-kesan dari pemimpin
tersebut. Kesan-kesan yang menyenangkan dari pemimpin itu mungkin
akan membawa pada suatu kesan yang menguntungkan organisasi dan
7. Pembangkitan semangat
Salah satu dari kepentingan manusia ialah kepentingan untuk
melakukan sesuatu agar lebih bermanfaat dan penting. Dengan
membiarkan para pengikutnya mengetahui bahwa pekerjaan mereka
demikian bermanfaat dan penting, pemimpin membangkitkan atau
menggugah para pengikutnya untuk menerima atau menyetujui
tujuan-tujuan organisasi dengan anuitas dan bekerja dengan efektif dalam rangka
prestasi mereka.
8. Pemujian
Suatu kepentingan manusia lainnya adalah kepentingan bagi
pengenalan atau pengakuan serta penghargaan orang-orang lain. Para
pemimpin dapat membantu dalam pemenuhan kepentingan ini lewat
pemujian yang sungguh-sungguh dengan membiarkan para pekerja
mengetahi atau merasakan bahwa mereka adalah penting, bahwa
pekerjaannya dihargai, dan bahwa pemimpin itu demikian berminat
terhadap mereka.
Kepemimpinan pertama dan yang utama adalah sifat manusiawi
seseorang. Misalkan para pemimpin memasuki kantor dengan muka muram, tidak
mengherankan jika para karyawan mereka menjadi lesu dan tiada dorongan untuk
bekerja. Sebaaiknya pemimpin harus bisa menentukan suasana bagi para
karyawannya, dan sangat penting untuk mengupayakan agar suasana itu menjadi
Adakalanya para karyawan menghadapi masalah yang berat, seperti
ditinggalkan orang yang di sayanginya atau tak terpenuhinya sebuah harapan yang
menjadi impiannya. Pada kondisi seperti ini tidak pantas seorang pemimpin
membebani karyawan dengan berbagai tugas-tugas yang berat. Apabila pemimpin
tidak peduli dengan keadaan karyawan, sangat mungkin kalau karyawan juga
tidak menghargai keputusan-keputusan pemimpin, dan lebih bahayanya kalau
kemudian karyawan tidak menjalankan segala kebijakan lembaga atau sekedar
melakukan pekerjaan tanpa dibarengi kualitas yang memadahi (Azhar dalam
Mas’ud, 2010: 47).
Menurut Sondang dalam Adieprahartanto (2012), dimensi kepemimpinan
meliputi kemampuan utama dan kemampuan teknik:
1. Kemampuan utama, meliputi: fisik, berpengetahuan luas, mempunyai
keyakinan, memilik stamina dan antusias yang besar, cepat mengambil
keputusan, dan obyektif.
2. Kemampuan teknik, meliputi: adil, mampu berkomunikasi, bertindak
sebagai penasehat, dan mempunyai gambaran tentang organisasi.
2. LINGKUNGAN KERJA
Lingkungan kerja perlu diperhatikan karena mempunyai peran yang
lingkungan kerja yang baik, dapat memacu karyawan untuk bekerja dengan baik
pula. Mereka akan lebih mudah berkonsentrasi dan merasa senang sehingga
kinerjanya akan lebih meningkat. Sedangkan apabila lingkungan kerjanya buruk,
maka akan berdampak buruk juga terhadap kinerja karyawannya. Karena mereka
akan merasa tidak nyaman dalam bekerja sehingga kinerjanya rendah.
Menurut Komarudin (2001: 87), Lingkungan kerja adalah kehidupan
social psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pekerjaan
karyawan dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja adalah keadaan atau
suasana di sekitar para karyawan sewaktu mereka me;akukan tugasnya dimana
keadaan ini mempunyai pengaruh bagi para karyawan tersebut pada waktu
melakukan pekerjaannya dalam rangka menjalankan tujuan perusahaan.
Lingkungan kerja perlu diatur demi naiknya produktivitas perusahaan.
Pengadaan fasilitas didalam lingkungan kerja perlu dilakukan, namun harus
secukupnya saja. Jangan sampai para karyawan merasa dimanja dengan adanya
fasilitas-fasilitas tersebut, sehingga hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang
diinginkan. Lingkungan kerja yang nyaman sangatlah diharapkan oleh para
karyawan, hal ini perlu disadari oleh para pemimpin. Lingkungan kerja sebaiknya
dibuat senyaman mungkin supaya terjalin hubungan yang baik antar satu sama
lain.
A. Jenis-jenis Lingkungan Kerja
1. Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik adalah kondisi tempat kerja yang dapat
mempengaruhi atau meningkatkan efisiensi kinerja.
Ada beberapa kondisi fisik dari tempat kerja yang baik yaitu:
a. Bangunan tempat kerja di samping menarik untuk dipandang, juga
dibangun dengan pertimbangan keselamatan kerja.
b. Ruang kerja yang longgar dalam arti penempatan orang dalam suatu
ruangan tidak menimbulkan perasaan sempit.
c. Tersedianya peralatan yang cukup memadai.
d. Ventilasi untuk keluar masuknya udara segar yang cukup.
e. Tersedianya tempat istirahhat untuk melepas lelah, seperti kafetaria
baik dalam lingkungan perusahaan atau sekitarnya yang mudah dicapai
karyawan.
f. Tersedianya tempat ibadah keagamaan seperti masjid atau musholla,
baik dikelompokkan dalam organisasi maupun disekitarnya.
g. Tersedianya saran angkutan, baik yang diperuntukkan karyawan
maupun angkutan umum yang nyaman, murah dan mudah diperoleh.
Lingkungan kerja non fisik adalah lingkungan kerja yang
menyenangkan dalam arti terciptanya hubungan kerja yang harmonis
antara karyawan dan atasan, karena pada hakekatnya manusia dalam
bekerja tidak mencari uang saja, akan tetapi bekerja merupakan bentuk
aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan.
Selain lingkungan kerja fisik dan non fisik, lingkungan kerja juga dapat
dibedakan menjadi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Menurut
Wibowo (2007: 65) lingkungan internal dan eksternal ini bisa memotivasi
karyawan dalam meningkatkan kinerjanya.
1. Lingkungan internal
Lingkungan internal adalah komponen-komponen yang ada dalam
lingkup organisasi atau perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan internal yaitu:
a. Kompetensi
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan
pengetahuan serta didukung oleh sikap pekerja yang dituntut
oleh pekerjaan tersebut. Ada lima tipe karakteristik
a) Motif adalah sesuatu yang secara konsisten
dipikirkan atau diinginkan orang yang
menyebabkan tindakan.
b) Sifat adalah karakteristik fisik dan respon yang
konsisten terhadap situasi atau informasi.
c) Konsep diri adalah sikap, nilai, atau citra diri
seseorang.
d) Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki
seseorang dalam bidang spesifik.
e) Ketrampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas
fisik atau mental tertentu.
b. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para
karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Tampak adalam sikap positif atau sikap negativ para karyawan
terhadap pekerjaan dan sesuatunya yang dihadapi di
lingkungan kerjanya. Kepuasan kerja berpengaruh pada tingkat
absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja,
hubungan kepuasan kerja akan mengarahkan ke pelaksanaan
kerja lebih baik lagi atau sebaliknya, prestasi kerja
menimbulkan kepuasan.
c. Stress karyawan
Berbagai bentuk kekhawatiran dan masalah selalu dihadapi
para karyawan. Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.
Stress yang gterlalu besar dapat mengancam kemampuan
seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya,
pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stress
yang dapat mengganggu pelaksanaaan kerja mereka.
Gejala-gejala ini menyangkut nama baik kesehatan fisik maupun
kesehatan mental.
Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress
tergantung pada reaksi karyawan. Bagaimanapun juga, ada
sejumlah kondisi kerja yang sering menyebabkan stress bagi
para karyawan. Diantara kondisi-kondisi kerja tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Beban kerja berlebihan.
3. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak
memadai.
4. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan
tanggung jawab.
5. Kemenduaan peranan.
6. Frustasi.
7. Konflik antar pribadi dan atau antar kelompok.
8. Perbedaan antar nilai-nilai perusahaan dan karyawan.
9. Berbagai bentuk perubahan, dll.
d. Kompensasi
Faktor yang paling signifikan yang mempengaruhi kinerja
karyawan serta kepuasan kerja karyawan adalah kompensasi
atau upah. Upah merupakan pengganti atau jasa yang diberikan
kepada karyawan. Adapun faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya di dalam pemberian kompensasi atau upah adalah:
1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja.
2. Organisasi tenaga kerja buruh.
3. Kemampuan perusahaan untuk membayar.
5. Produktifitas.
6. Biaya hidup.
7. Pemerintah.
2. Lingungan eksternal
Organisasi atau perusahaan seharusnya tidak hanya memusatkan
perhatiannya pada lingkungan internal organisasi, tetapi perlu juga
menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap kinerja
karyawan yang akan berdampak pada organisasi yang dikelolanya.
Lingkungan eksternal adalah komponen-komponen yang ada di luar
organisasi atau perusahaan. Bagaimanapun juga, lingkungan eksternal
pada saat ini sangat bergejolak, perubahan-perubahan yang terjadi di
dalamnya sangat dinamis dan kadang-kadang pengaruhnya tidak dapat
diperkirakan terlebih dahulu. Karenanya manajemen dituntut untuk selalu
bersikap tanggap dan adaptive, selalu mengikuti dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang selalu berubah.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi
lingkungan kerja. Menurut Sedarmayanti (2001: 21), berikut ini beberapa
factor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan
1. Penerangan atau cahaya di tempat kerja.
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan
guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan adanya penerangan yang terang tetapi tidak menyilaukan.
Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak
mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien
dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi suliit
dicapai. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
a)Cahaya langsung; b)Cahaya setengah langsung; c)Cahaya tidak
langsung; d)Cahaya setengah tidak langsung.
2. Temperatur atau suhu udara di tempat kerja.
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai
temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan keadaan normal, dengan suatu system tubuh yang
sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri
tersebut ada batasannya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat
menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan
temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk konsisi panas dan
35% umtuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Berbagai
tingkat temperatur akan member pengaruh yang berbeda. Tetapi
kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda-beda, tergantung di
daerah bagaimana karyawan dapat hidup.
3. Kelembaban di tempat kerja.
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara,
biasa dinyatakan dalam presentase. Kelembaban ini berhubungan atau
dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara
temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas
dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada
saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan
dengan temperattur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan
menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran,
karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut
jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk
mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu di sekitarnya.
4. Sirkulasi udara di tempat kerja.
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup
untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme.
Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara
tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau
bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya
merupakan penghasil oksigen yang di butuhkan manusia. Dengan
secukupnya oksigen di tempat kerja, ditambah dengan penngaruh
secara psikologis akibat adaynya tanaman di sekitar tempat kerja,
keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani.
Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat
pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
5. Kebisingan di tempat kerja.
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki
oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka
panjang bunyi tersebut dapat menngganggu ketenangan bekerja,
merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi,
bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bias menyebabkan
kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara
bising hendaknya dihindarkan agar pelakanaan pekerjaan dapat
dilakukan dengan efisien sehinggan produktivitas kerja meningkat.
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bias
menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu: lamanya
kebisingan, intensitas kebisingan, dan frekuensi kebisingan. Semakin
lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya,
diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat
mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan
dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis
pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidak teraturannya,
baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekuensinya. Gangguan
terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekuensi ala
mini beresonansi dengan frekuensi dari getaran mekanis. Secara umum
getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal:
a. Konsentrasi bekerja.
b. Datangnya kelelahan
c. Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan
terhadap: mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dll.
7. Bau tidak sedap di tempat kerja.
Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan
bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan
penciuman. Pemakaian air condition yang tepat merupakan salah satu
cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang
8. Tata warna di tempat kerja.
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan
dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat
dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena
warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan
pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dll,
karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.
9. Dekorasi di tempat kerja.
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu
dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja, tetapi
berkaitan juga dengan cara mengukur tata letak, tata warna,
perlengkapan, dan yang lainnya untuk bekerja.
10.Musik di tempat kerja.
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan
suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang
karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu, lagu-lagu perlu dipilih
dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak
sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan
11.Keamanan di tempat kerja.
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam
kedaan aman maka perlu diperhatikan akan keberadaannya. Salah satu
upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan
tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).
C. Indikator-indikator Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2001: 46), yang menjadi
indicator-indikator lingkungan kerja adalah sebagai berikut: penerangan, suhu udara,
suara bising, penggunaan warna, ruang gerak yang diperlukan, keamanan
kerja, dan hubungan karyawan.
3. Etika Kerja Islami
Etika berasal dari bahas Yunani, ethios yang mempunyai beragam
arti: pertama, sebagai analisis konsep-konsep mengenai apa yang harus,
mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar-salah, wajib, tanggung jawab, dan
lain-lain. Kedua, pencarian ke dalam watak moralitas atau
tindakan-tindakan moral. Ketiga, pencarian kehidupan yang baik secara moral.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, etika pada umumnya
didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematis dengan menggunakan
rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individual dan social sehingga
dapat menetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku manusia serta
Etika menurut Frans dalam Panuju (1995: 2), adalah filsafat yang
merefleksikan ajaran-ajaran moral, yang bersifat rasional, kritis,
sistematis, mendasar dan normative. Erarti tidak sekadar melaporkan
pandangan-pandangan moral, melainkan menyelidiki pandangan moral
yang seharusnya.
Menurut Imam Ghozali dalam Ali hasan (2009: 171),
mendefiniasikan etika sebagai sifat yang tetap dalam jiwa, yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak
membutuhkan pikiran.
Etika merupakan alasan-alasan rasional tentang semua tindakan
manusia dalam semua aspek kehidupannya. Sementara itu etika kerja
Islami muncul ke permukaan dengan landasan bahwa Islam adalah agama
yang sempurna. Isllam merupakan kumpulan aturan-aturan ajaran
(doktrin) dan nilai-nilai yang dapat menghantarkan manusia dalam
kehidupannya menuju tujuan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di
akhirat.
Dari berbagai pengertian di atas, definisi etika adalah alat yang
digunakan untuk menilai atau mengukur baik atau buruknya suatu
tindakan yang dilakukan seseorang berdasarkan akal pikiran atau
rasionalitas. Etika yang Islami tidak hanya menggunakan rasio dalam
Sehingga tindakan yang dinilai etika Islam adalah berdasarkan akal pikiran
yang sesuai dengan ajaran syariat Islam.
Menurut Ali (2009: 171), ada empat pilar utama dalam konsep
etika kerja Islami yaitu:
1. Berusaha (effort), seorang muslim diwajibkan untuk berusaha
dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, keluarga dan
masyarakat. Islam sangat menjunjung tinggi produktifitas kerja
karena akan meminimalisir berbagai permasalahan social dan
ekonomi.
2. Persaingan (competition), seorang pekerja harus mampu
bersaing dengan karyawan lain secara fair dan jujur dengan niat
fastabiqul koirat (berlomba untuk mencapai kebajikan).
3. Keterbukaan (transparency), keterbukaan terhadap berbagai
kegiatan yang ada dalam organisasi.
4. Moralitas (morality), segala bentuk kegiatan harus berdasarkan
etika Islam, karena agama Islam tidak mengenal dikotomis
antara urusan keduniaan dan agama.
Sebagai agama yang menekankan arti penting amal dan kerja,
islam mengajarkan bahwa kerja itu harus dilaksanakan berdasarkan
1. Bahwa perkerjaan itu dilakukan berdasarkan pengetahuan
sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah dalam
Alquran, “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang
kamu tidak mempunyai pengetahuan mengenainya.”(Q.S,
17: 36).
2. Pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan keahlian
sebagaimana dapat dipahami dari hadis Nabi saw, “Apabila
suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka
tunggulah saat kehancurannya.” (Hadis Shahih riwayat
al-Bukhari).
3. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik sebagaimana
dapat dipahami dari firman Allah, “Dialah Tuhan yang
telah menciptakan mati dan hidup untuk menguji siapa di
antara kalian yang dapat melakukan amal (pekerjaan) yang
terbaik; kamu akan dikembalikan kepada Yang Maha
Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia
memberitahukan kepadamu tentang apa yang telah kamu
kerjakan.” (Q.S. Al-Mulk: 67: 2). Dalam Islam, amal atau
kerja itu juga harus dilakukan dalam bentuk saleh sehingga
dikatakan amal saleh, yang secara harfiah berarti sesuai,
yaitu sesuai dengan standar mutu.
4. Pekerjaan itu diawasi oleh Allah, Rasul dan masyarakat,
jawab, sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah,
“Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah, Rasul dan
orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu.”(Q.S. 9:
105).
5. Pekerjaan dilakukan dengan semangat dan etos kerja yang
tinggi. Pekerja keras dengan etos yang tinggi itu
digambarkan oleh sebuah hadis sebagai orang yang tetap
menaburkan benih sekalipun hari telah akan kiamat.
6. Orang berhak mendapatkan imbalan atas apa yang telah ia
kerjakan. Ini adalah konsep pokok dalam agama. Konsep
imbalan bukan hanya berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan
dunia, tetapi juga berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan ibadah
yang bersifat ukhrawi. Di dalam Alquran ditegaskan
bahwa: “Allah membalas orang-orang yang melakukan
sesuatu yang buruk dengan imbalan setimpal dan memberi
imbalan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan
kebaika.”(Q.S. 53: 31). Dalam hadis Nabi dikatakan,
“Sesuatu yang paling berhak untuk kamu ambil imbalan
atasnya adalah Kitab Allah.” (H.R. al-Bukhari). Jadi,
menerima imbalan atas jasa yang diberikan dalam kaitan
dengan Kitab Allah; berupa mengajarkannya,
tidaklah bertentangan dengan semangat keikhlasan dalam
agama.
7. Berusaha menangkap makna sedalam-dalamnya sabda Nabi
yang amat terkenal bahwa nilai setiap bentuk kerja itu
tergantung kepada niat-niat yang dipunyai pelakunya: jika
tujuannya tinggi (seperti tujuan mencapai riza Allah) maka
ia pun akan mendapatkan nilai kerja yang tinggi, dan jika
tujuannya rendah (seperti, hanya bertujuan memperoleh
simpati sesama manusia belaka), maka setingkat itu pulalah
nilai kerjanya tersebut. Sabda Nabi saw. itu menegaskan
bahwa nilai kerja manusia tergantung kepada komitmen
yang mendasari kerja itu. Tinggi rendah nilai kerja itu
diperoleh seseorang sesuai dengan tinggi rendah nilai
komitmen yang dimilikinya. Dan komitmen atau niat
adalah suatu bentuk pilihan dan keputusan pribadi yang
dikaitkan dengan sistem nilai yang dianutnya. Oleh karena
itu, komitmen atau niat juga berfungsi sebagai sumber
dorongan batin bagi seseorang untuk mengerjakan atau
tidak mengerjakan sesuatu, atau, jika ia mengerjakannya
dengan tingkat-tingkat kesungguhan tertentu.
8. Ajaran Islam menunjukkan bahwa “kerja” atau “amal”
adalah bentuk keberadaan manusia. Artinya, manusia ada
keberadaan kemanusiaan. Jika filsuf Perancis, Rene
Descartes, terkenal dengan ucapannya, “Aku berpikir maka
aku ada” (Cogito ergo sum) – karena berpikir baginya
bentuk wujud manusia – maka sesungguhnya, dalam ajaran
Islam, ungkapan itu seharusnya berbunyi “Aku berbuat,
maka aku ada.Pandangan ini sentral sekali dalam sistem
ajaran Islam. Ditegaskan bahwa manusia tidak akan
mendapatkan sesuatu apa pun kecuali yang ia usahakan
sendiri: “Belumkah ia (manusia) diberitahu tentang apa
yang ada dalam lembaran-lembaran suci (Nabi (Musa)?
Dan Nabi Ibrahim yang setia? Yaitu bahwa seseorang yang
berdosa tidak akan menanggung dosa orang lain. Dan
bahwa tidaklah bagi manusia itu melainkan apa yang ia
usahakan. Dan bahwa usahanya itu akan diperlihatkan
(kepadanya), kemudian ia akan dibalas dengan balasan
yang setimpal. Dan bahwa kepada Tuhan-mulah tujuan
yang penghabisan”.
Etika kerja Islami diukur dengan teori yang dikemukakan
oleh Mustaq (2001: 109) harus memiliki tata karma sebagai
a. Murah Hati
Karyawan senantiasa melakukan pelayanan dengan
selalu bersikap ramah, sopan, murah senyum, suka
mengalah namun penuh tanggung jawab.
b. Motivasi Berbakti
Karyawan hendaknya berniat untuk memberikan
pengabdian yang diharapkan oleh masyarakat, dan
memberikan perhatian pada kepentingan orang lain,
yang karena alas an tertentu tidak mampu melindungi
dan memproteksi kepentingan dirinya sendiri.
c. Selalu ingat Allah
Karyawan tidak melalaikan kewajibannya kepada Allah
meski dalam menjalankan pekerjaannya.
4. Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara (2000: 67), kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
organisasi, sesuai tanggung jawab masing-masing dalam rangka
Kinerja mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
a) Faktor kepemimpinan merupakan faktor yang meliputi kualitas
dalam memberikan dorongan, semangat dan arahan serta dukungan
yang diberikan oleh seorang pemimpin.
b) Faktor tim merupakan faktor yang meliputi kualitas dukungan dan
semangat yang di berikan teman dalam satu tim atau satu
lingkungan kerja.
c) Faktor system merupakan faktor yang meliputi system kerja,
fasilitas kerja dan infrastruktur yang diberikan.
d) Faktor kontekstual atau situasional merupakan faktor yang meliputi
tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.
Dimensi kinerja karyawan dalam pengukurannya meliputi kriteria
sebagai berikut (Suharto dan Cahyono dalam Zainuri, 2011: 56):
a. Kuantitas kerja, yaitu jumlah kerja yang dilak ukan
dalam suatu periode waktu yang telah ditentukan.
b. Kualitas kerja, yaitu kualitas kerja yang dicapai
berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.
c. Pengetahuan tentang pekerjaan, yaitu luasnya
d. Pendapat atau pertanyaan yang disampaikan, yaitu
keaktifan menyampaikan pendapat di dalam rapat.
e. Perencanaan kerja, yaitu kegiatan yang dirancang
sebelum melaksanakan aktifitas pekerjaannya.
Penilaian kinerja juga perllu diperhatikan, tujuan penilaian kinerja
menurut (Dharma, 2010: 150) adalah sebagai berikut:
1. Pertanggung jawaban
Apabila standard dan sasaran digunakan sebagai alat pengukur
pertanggung jawaban, maka dasar untuk pengambilan keputusan
kenaikan gaji atau upah, promosi, penugasan khusus dan sebagainya
adalah kualitas hasil pekerjaan karyawan yang bersangkutan.
2. Pengembangan
Jika standard dan sasaran digunakan sebagai alat untuk keperluan
pengembangan, hal itu mengacu pada dukungan yang diperlukan
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Dukungan itu dapat
berupa pelatihan, bimbingan atau bantuan lainnya.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan tinjauan dari landasan teori, maka dapat disusun suatu
kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam
H1
H2
H3
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan BMT Tumang Tahun 2014.
b. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan BMT Tumang Tahun 2014.
c. Etika kerja Islami berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan BMT Tumang Tahun 2014. Kepemimpinan
(X1)
Lingkungan Kerja (X2)
Etika Kerja Islami (X3)
D. Penelitian Terdahulu
Nicko Permana Putra melakukan penelitian mengenai kepemimpinan,
motivasi, lingkungan kerja, dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.
Indonesia Power Semarang. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier
berganda. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, dan disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan.
Moh Nur Faqih (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh
komunikasi dan Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT
Fastabiq Pati. Dengan melihat uji T dan uji F, hasil dari penelitian ini adalah
komunikasi dan etika kerja Islam berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Wihelmus Andiyanto (2011) melakukan penelitian mengenai motivasi
kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada badan keluarga berencana
dan pemberdayaan perempuan kabupaten Manggarai. Penelitian ini menggunakan
alat analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
motivasi kerja dan kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Dan factor yang paling mempengaruhi kinerja pegawai adalah
kepemimpinan.
Ahmad Zainuri (2011) melakukan penelitian mengenai etika kerja dan
kepemimpinan Islam terhadap kinerja Karyawan pada KJKS/UJKS Koperasi kab.
kinerja karyawan. Sedangkan variabel kepemimpinan Islam berpengaruh
signifikan. Selanjutnya dalam uji F menunjukkan bahwa etika kerja dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh kepemimpinan,
lingkungan kerja, dan etika kerja Islami terhadap kinerja karyawan BMT
Tumang Cepogo Kabupaten Boyolali. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka
dan perhitungan dengan metode statistik. Penelitian kuuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya (Arikunto, 2006: 12).
Penelitian ini melakukan pendekatan diawali dengan teknik
pengumpulan data dengan cara menentukan instrument penelitian,
menentukan metode yang akan digunakan, kemudian menyebar kuisioner
kepada sejumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dan
juga menganalisis data yang sudah dikumpulkan lalu disajikan dalam
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BMT Tumang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester VIII tahun ajaran
2014/2015 dalam waktu tiga bulan dari bulan juli, agustus dan
september 2014.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek
penelitian untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti
(Bawono, 2006: 28). Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan BMT Tumang tahun 2014 yang berjumlah 100 orang.
2. Sampel Penelitian
Menurut Bawono (2006: 28), Sampel adalah objek atau
subjek penelittian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari
populasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya.
Sehingga di dalam menentukan sampel harus hati-hati, karena
kesimpulan yang dihasilkan nanti merupakan kesimpulan dari
Adapun teknik untuk menentukan jumlah sampel, dapat
menggunakan rumus sebagai berikut (Bawono, 2006: 29) :
s = P
(P.e2)+ 1
Keterangan:
s : jumlah sampel yang dicari
P : jumlah populasi
e: error atau tingkat kesalahan yang diyakini
s = 100
100 (0,082) + 1
s = 100
100 (0,0064) + 1
s = 100
0,64 + 1
s = 100
1,64
Pada penelitian ini, jumlah karyawan di BMT Tumang ada
100 orang. Maka yang menjadi sampel adalah 60 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Arikunto, 2006: 175).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dala penelitian ini adalah,
(Bawono, 2006: 29):
1. Penelitian lapangan
a. Metode kuisioner atau angket
Untuk memperoleh data yang diperlukan, teknik
yang digunakan adalah pengisian kuisioner. Metode
kuisinoer atau angket adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada objek penelitian yang mau memberikan
respon sesuai dengan permintaan pengguna.
Pengukuran variabel dilakukan dengan skala likert
yang menggunakan metode skoring sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5
Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4
Netral (N) = Diberi bobot / skor 3
Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot / skor 1
Angka 1 menunjukkan bahwa responden tidak
mendukung terhadap pertanyaan yang diberikan.
Sedangkan angka 5 menunjukkan bahwa responden
mendukung terhadap pertanyaan yang diberikan.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah cara mengumpulkan data
serta berbagai informasi dengan jalan menanyakan
langsung kepada seseorang yang dianggap ahli dalam
bidangnya dan juga berwenang dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
Sebelum pertanyaan diajukan perlu disiapkan
terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
atau diarahkan kepada informasi-informasi untuk topic
yang ditentukan dan akan dibahas secara jelas dan rinci.
c. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data
dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di
objek penelitian. Jadi peneliti datang sendiri dan mengamati
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian Kepustakaan merupakan penelitian yang
dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka,
literature dan karangan ilmiah yang ada kaitannya dengan
penelitian ini.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk angka-angka atau data yang dapat dihitung. Seperti usia
seseorang, dan sebagainya.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk bukan angka atau dalam bentuk uraian. Seperti jenis
kelamin, dan sebagainya.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli dan tidak melalui
dari sumber responden yang menjawab pertanyaan. Data
primer penelitian ini di peroleh dari kuisioner yang diisi
responden secara langsung atau daftar pertanyaan kepada
responden di BMT Tumang Cepogo Kabupaten Boyolali.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian yang
diperoleh secara tidak langsung melalui perantara yang
diperoleh dan dicatatkan pihak lain. Data sekunder dalam
penelitian ini mencakup jumlah karyawan, serta hal lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu
variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantu ng
pada variabel lainnya, serta variabel bebas (independent variable)
atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya.
Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:
A. Variabel terikat (dependent variable) yaitu kinerja karyawan
(Y).
B. Variabel bebas (independent variable) yang meliputi tiga