• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN ETIKA KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BMT TUMANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN ETIKA KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BMT TUMANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah

Oleh

ALFATH ANDINI

NIM : 21310038

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari:

Nama : Alfath Andini

NIM : 21310038

Jurusan : Syariah

Program Studi : Perbankan Syariah S1

Judul :PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN

KERJA, DAN ETIKA KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BMT TUMANG TAHUN 2014

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 13 Agustus 2014

Pembimbing

Ahmad Mifdlol M, Lc, M.SI. NIP. 198004092008011015

(4)

Halaman Pengesahan

SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN ETIKA

KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BMT TUMANG

TAHUN 2014

DISUSUN OLEH ALFATH ANDINI

21310038

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, Sekolah TInggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada

tanggal 25 November 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Ekonomi Syariah.

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Benny Ridwan, M. Hum Sekretaris Penguji : Illya Muhsin, M.Si Penguji I : Fetria Eka Yudiana, M.Si Penguji II : Nafis Irkhami, M.Ag

Penguji III : Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc, M.Si

Salatiga, 25 November 2014

Ketua STAIN Salatiga

Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd

(5)

PERNYATAAN

بِ سْ بِ رَّلا بِ سْ رَّلا بِ بِ سْ بِ

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alfath Andini

NIM : 21310038

Jurusan : Syariah

Program Studi : Perbankan Syariah S1

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 15 September 2014

Yang menyatakan,

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan,

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

(Q.S Al-Insyirah: 6-8)

Jalanilah hidup ini dengan seindah mungkin

PERSEMBAHAN

Didit Saiful Anwar yang senantiasa membantuku dalam segala

hal

Gravina Shakila yang selalu menjadi semangat buatku

Orang tuaku tercinta yang selalu memberikan nasihat dan

motivasi untukku

Adik-adikku tersayang

Keluarga besarku yang selalu membantu

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin. Segala puji syukur penulis haturkan

kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penelitian dan penulisan skripsi dengan judul "PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN ETIKA KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BMT TUMANG TAHUN 2014" telah dapat dilaksanakan dan diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini banyak menghadapi kesulitan-kesulitan, namun berkat pertolongan Allah SWT dan bimbingan, saran, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Maka dari itu, perkenankanlah penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga dalam kesempatan ini, kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Benny Ridwan, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam.

3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah S-1.

4. Bapak Ahmad Mifdlol M, Lc., M.Si., selaku Dosen Pembimbing, atas segala bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Ibu dosen PS-S1 yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Keluarga besar BMT Tumang yang telah mengizinkan dan membantu penulis

untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian penulisan skripsi ini. 7. Suamiku Didit Saiful Anwar dan si kecil Gravina Shakila yang selalu

(8)

8. Ayahku Gatot Lelono dan Mamahku Tutik Sulistyawati, serta adikku Izan dan Minzi yang selalu memberiku semangat.

9. Mertua dan keluarga besar suamiku yang senantiasa membantu dalam hal apapun.

10.Alfi, Duik, Eka, Topa, Icha, Ilham yang selalu menjadi bagian dari hidupku. 11.Sahabat-sahabat PS-S1 yang telah banyak memberikan masukan kepada

penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.

12.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Salatiga, 15 September 2014

Penulis

(9)

ABSTRAK

Andini, Alfath. 2014. Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, dan Etika Kerja Islami Terhadap Kinerja Karyawan BMT Tumang Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Syariah. Program Studi Perbankan Syariah S1. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga : Ahmad Mifdlol M, Lc, M.Si.

Kata kunci: Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Etika Kerja Islami dan Kinerja Karyawan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, dan etika kerja islami terhadap kinerja karyawan BMT Tumang tahun 2014 dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan BMT Tumang. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner. Analisis data pada penelitian ini yaitu analisi data kuantitatif. Alat analisis pada peenelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 20. Uji instrument yang digunakan adalah uji reliabilitas, uji validitas, uji statistic/uji regresi (uji T test, F test dan uji R2) dan uji asumsi klasik (uji multikolinieritas, uji heteroskendastisitas, dan uji normalitas).

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

(11)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ... 9

1. Kepemimpinan ... 9

2. Lingkungan Kerja ... 18

3. Etika Kerja Islami ... 30

4. Kinerja Karyawan ... 37

B. Kerangka Pikir ... 39

C. Hipotesis Penelitian ... 40

D. Penelitian Terdahulu ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

B. Populasi dan Sampel ... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Jenis dan Sumber Data ... 48

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 49

G. Metode Analis Data ... 52

H. Alat Analisis ... 56

BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 57

1. Profil BMT Tumang ... 57

2. Sejarah dan Perkembangan BMT Tumang ... 58

(12)

4. Struktur Organisasi BMT Tumang ... 60

5. Job Description ... 62

6. Gambaran Umum Responden ... 70

B. Analisis Data ... 73

1. Hasil Uji Instrument ... 73

a. Hasil Uji Reliabilitas ... 73

b. Hasil Uji Validitas ... 74

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 75

a. Hasil Uji Multikolinieritas ... 75

b. Hasil Uji Heteroskendastisitas ... 76

c. Hasil Uji Normalitas ... 77

3. Uji Regresi/Uji Statistik ... 80

a. Uji t Test ... 80

b. Uji F Test ... 82

c. Uji R2 ... 83

C. Pengujian Hipotesis ... 84

D. Hasil Analisis Data ... 85

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator-indikator dari masing-masing variabel ... 51

Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Tabel 4.3 Deskripsi Responden Menurut Usia ... 71

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Terakhir ... 72

Tabel 4.5 Deskripsi Responden Menurut Masa Kerja ... 72

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Data ... 73

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Data ... 74

Tabel 4.8 Coefficientsa ... 76

Tabel 4.9 Perbandingan Antara T test dan T tabel ... 80

Tabel 4.10 Coefficientsa ... 81

Tabel 4.11 Anovaa ... 83

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Tumang ... 61

Gambar 4.2 Scatterplot ... 77

Gambar 4.3 Histogram ... 78

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi dalam dunia usaha pada saat ini ditandai dengan

persaingan yang ketat dalam semua bidang, termasuk diantaranya adalah

dalam bidang pelayanan jasa keuangan. Salah satu lembaga keuangan yang

sedang berkembang pesat adalah lembaga keuangan yang berbasis syariah.

Lembaga Baitul Maal (rumah dana), merupakan lembaga bisnis dan

sosial yang pertama dibangun oleh Nabi. Lembaga ini berfungsi sebagai

tempat penyimpanan. Apa yang dilaksanakn oleh Rasul itu merupakan proses

penerimaan pendapatan (revenue collection) dan pembelanjaan (expenditure)

secara transparan dan bertujuan seperti apa yang disebut sekarang sebagai

orientasi kesejahteraan (welfare oriented).

Pada zaman dahulu lembaga Baitul Maal merupakan sejenis bank

sentral untuk kerajaan, yang mengedepankan aktivitas sosial. Sedangkan pada

masa sekarang lembaga seperti itu menjadi lembaga bisnis milik pribadi yang

bernama Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). BMT merupakan salah satu

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), yaitu lembaga keuangan mikro

yang sistem operasionalnya berlandaskan syariah Islam.

BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial dan

(16)

serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan

(Ridwan, 2005: 126). Walaupun dalam kenyataannya, BMT lebih

mengedepankan bisnis daripada kegiatan sosial.

Di tengah pesatnya perkembangan ekonomi Islam di Indonesia pada

saat ini, adanya BMT mempunyai peranan penting sebagai upaya

pengembangan keuangan syariah khususnya di kalangan masyarakat ekonomi

menengah ke bawah.

Sebagian besar dari nasabah BMT adalah mereka yang bergerak

dibidang usaha kecil, bakan usaha makro bahkan usaha yang sangat kecil.

Cakupan bidang usaha dan profesi dari mereka yang dilayani sangat luas,

mulai dari pedagang sayur, pedagang pakaian, penarik becak, pedagang

asongan, pedagang kelontongan, penjahit rumahan, pengrajin kecil, tukang

batu, petani, peternak, sampai dengan kontraktor dan usaha jasa yang relatif

modern.

Pertumbuhan kelembagaan dan jumlah nasabah membawa

perkembangan yang pesat pula dalam kinerja keuangannya. Dana yang bisa

dihimpun bertambah banyak, pembiayaan yang bisa dilakukan naik drastis,

dan pada akhirnya aset tumbuh berlipat hanya dalam beberapa tahun. Pada

saat bersamaan, BMT telah memberikan pembiayaan melebihi dana yang

berhasil dihimpun, yang dimungkinkan oleh semakin membaiknya modal

sendiri maupun mulai ada kepercayaan dari bank syariah untuk bekerjasama.

Patut dicatat bahwa seluruh pembiayan di BMT diberikan kepada

(17)

itu dibutuhkan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang kompeten di

bidangnya yang dapat mengoptimalkan segala kegiatan yang dilakukan oleh

BMT.

BMT laksana perusahaan yang berusaha menyesuaikan dengan situasi

dan kondisi yang ada. Hal ini perlu didukung oleh kualitas sumber daya

manusia yang memadai. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik,

maka perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan

memiliki ketrampilan serta usaha untuk mengelola perusahaan semaksimal

mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat.

Sumber daya manusia adalah hal yang paling penting untuk

menentukan tujuan perusahaan. Karena itu sumber daya manusia perlu

mendapat perhatian serius agar dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan

sumber daya manusia dimulai dari proses rekruitmen, training sampai proses

maintainnya. Pengelolaan sumber daya manusia yang harus matang harus

dimulai dari awal karena nantinya akan sangat menentukan kelangsungan

hidup perusahaan. Hal ini menjadi tanggung jawab manajemen atau pemimpin

perusahaan, karena itu manajemen harus mampu membuat perencanaan yang

matang, menyusun strategi yang efektif serta mampu mengkoordinasikan

semua komponen perusahaan pada umumnya dan sumber daya pada

khususnya.

Pada saat ini, kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh

BMT bisa dikatakan mengalami penurunan. Hal ini perlu dibenahi demi

(18)

adalah salah satu hal yang harus dilakukan. Beberapa faktor yang diprediksi

dapat meningkatkan kinerja karyawan di antaranya adalah kepemimpinan,

lingkungan kerja dan etika kerja islami.

Kepemimpinan dapat mendorong karyawan ke dalam posisi yang

lebih bertanggung jawab, lebih memberikan kebebasan mereka dalam

berkreasi. Perhatian pimpinan terhadap pelaksanaan tugas karyawan dapat

membangkitkan semangat karyawan. Perhatian pimpinan dapat dilihat dari

bagaimana cara kepemimpinannya yang dilakukan terhadap para karyawan

dalam menekankan tugas dan menekankan hubungan, sehingga hal ini dapat

mempengaruhi kinerja karyawan.

Salain kepemimpinan, kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu

hal yang mempengaruhi sumber kinerja. Kondisi lingkungan kerja yang

diberikan dapat mempengaruhi karyawan. Apabila lingkungan kerja tersebut

dirasa sesuai dengan yang diinginkan oleh karyawan, maka mereka akan

merasa puas dan dapat mempengaruhi kinerjanya.

Etika kerja Islami juga mempengaruhi kinerja karyawan. Etika adalah

suatu cara yang digunakan untuk menilai atau mengukur baik buruknya suatu

tindakan yang dilakukan seseorang berdasarkan akal pikiran. Sedangkan etika

kerja Islami tidak hanya sebatas menggunakan akal pikiran semata dalam

menilai suatu perbuatan, tetapi juga berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits

yang sesuai dengan ajaran syari’at Islam. Etika kerja dalam syari’at Islam

adalah akhlak dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada kekhawatiran,

(19)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menentukan obyek

penelitian pada BMT (Baitul Mal wa Tamwil) yakni lembaga keuangan mikro

yang sistem operasionalnya berlandaskan syariah Islam. Alasan pemilihan

obyek penelitian disebabkan karena keberadaan BMT yang mudah ditemui,

BMT mencakup usaha menengah ke bawah, dengan terbukanya kesempatan

dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas,

memberikan pelayanan secara syariah yang didukung oleh pengelolaan dana

yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya

manusia dan praktik tata kelola lembaga keuangan syariah yang baik.

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut mngenai masalah tersebut dengan judul Pengaruh

Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, dan Etika Kerja Islami terhadap

Kinerja Karyawan BMT Tumang Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan BMT

Tumang Tahun 2014?

b. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan BMT

Tumang Tahun 2014?

c. Bagaimana pengaruh etika kerja Islami terhadap kinerja karyawan BMT

(20)

d. Variabel apa yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan

BMT Tumang Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan BMT Tumang Tahun 2014.

b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan BMT Tumang Tahun 2014.

c. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh etika kerja Islami terhadap kinerja

karyawan BMT Tumang Tahun 2014.

d. Untuk mengetahui variabel apa yang paling dominan berpengaruh

terhadap kinerja karyawan BMT Tumang Tahun 2014.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi:

a. Kegunaan yang bersifat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan

memberikan sumbangan informasi bagi para ilmuan ekonomi dan

perbankan sehingga dapat memperkaya dan mengembangkan ilmu

pengetahuan.

b. Kegunaan yang bersifat praktis:  Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian serta

(21)

pernah di dapat, khususnya yang berhubungan dengan Sumber

Daya Manusia.  Bagi Mahasiswa

Memberikan gambaran tentang pembuatan skripsi, khususnya yang

berkaitan dengan Sumber Daya Manusia.  Bagi BMT

Penelitian ini memberi kontribusi dan informasi agar pihak

manajemen semakin meningkatkan kompetensi sumber daya

manusianya agar dapat meningkatkan kinerja karyawan.  Bagi Masyarakat Luas

Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun

penelitian lanjutan dan sekaligus sebagai bahan masukan informasi

untuk melanjutkan penelitian tentang hubungan antara sumber

daya manusia dengan kinerja karyawan.

E. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah dan dapat memberikan gambaran yang

jelas mengenai isi skripsi ini, pembahasan dilakukan secara sistematik

meliputi :

BAB I PENDAHULUAN : Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan

tentang latar balakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

(22)

BAB II KAJIAN PUSTAKA: Berisi tentang landasan teori sebagai kerangka

acuan pemikiran dalam pembahasan masalah yang akan diteliti dan sebagai

dasar analisis yang berkaitan dengan panelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN: Merupakan bab yang menjelaskan

mengenai metode penelitian. Hal-hal yang terangkum dalam bab ini antara

lain variabel penelitian termasuk pengukurannya dan definisi operasionalnya,

jenis dan sumber data, serta metode analisis yang digunakan.

BAB VI ANALISIS PENELITIAN: Bab ini menguraikan tentang hasil

penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP: Merupakan bab yang menjelaskan tentang kesimpulan

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan secara asal kata (etimologi) menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, berasal dari kata “pimpin”. Mendapat awalan “me” menjadi

“memimpin” yang berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Kata

memimpin bermakna sebagai kegiatan, sedangkan yang melakukannya disebut

pemimpin. Dari kata pemimpin berkembang pula kata kepemimpinan yang

menunjukkan semua hal dalam memimpin, termasuk dalam kegiatannya (Hadari,

1993: 28).

Kepemimpinan yang baik dapat menjadikan motivasi kerja, karena sebuah

hubungan yang baik atau sekadar senyuman bisa menjadikan sebuah semangat

kerja. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok

untuk pencapaian tujuan (Jusmaliani, 2011: 195). Menurut Hasibuan (2003: 169)

kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan,

agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan

(24)

Menurut Yukl (1994: 2) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah

peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada di atas kepatuhan

mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.

Dari berbagai pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mengantar atau mempengaruhi

suatu kelompok kearah suatu tujuan yang ingin dicapai. Tanpa adanya suatu

pimpinan, organisasi hanya merupakan campur aduk manusia dan peralatan.

Pemimpin sangat diperlukan jika suatu organisasi ingin mencapai keberhasilan

penuh. Pemimipin memegang peranan penting tidak hanya secara internal tetapi

juga dalam berbagai pihak di luar organisasi yang semua dimaksudkan untuk

meningkatkan kemampuan organisasi serta mencapai tujannya.

Menurut Miftah Thoha (2004: 265), peranan tersebut dibagi menjadi tiga:

a. Peranan hubungan antar pribadi

Di mana pemimpin melakukan aktifitas-aktifitas yang sering

dilaksanakan dalam peranan ini antara lain kegiatan-kegiatan seremonial

sehubungan dengan jabatan yang melekat pada diri manajer. Status

menghendaki manajer harus mau menerima undangan-undangan,

mendatangi upacara-upacara yang bersifat seremonial. Karena manajer

mempunyai jabatan yang tinggi, maka aksesnya manajer tersebut harus

selalu mau mengadakan kontak tertentu pada pihak-pihak luar. Hubungan

antar pribadi ini mau tidak mau harus dijalankan oleh manajer sebagai

(25)

b. Peranan yang berhubungan dengan informasi

Peranan interpersonal di atas meletakkan manajer pada posisi yang

unik dalam hal mendapatkan informasi. Hubungan-hubungan keluar

membawa padanya mendapatkan informasi yang special dari lingkungan

luarnya, dan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya membuat manajer

sebagai pusat informasi bagi organisasinya.

Peran tersebut mengambil tiga bentuk:

1. Sebagai monitor, peranan ini mengidentifikasi seorang manajer

sebagai penerima dan pengumpul informasi, agar ia mampu untuk

mengembangkan suatu pengertian yang baik dari organisasi yang

dipimpinnya dan mempunyai pemahaman yang komplit tentang

lingkungannya. Manajer mencari informasi itu agar ia mampu untuk

mendikte perubahan-perubahan, mengidentifikasikan

persoalan-persoalan dan kesempatan-kesempatan yang ada, untuk keperluatan

pembuatan keputusan. Dengan demikian manajer akan memperoleh

informasi seluas mungkin dari berbagai sumber baik dari luar maupun

dalam organisasinya.

2. Sebagai pembagi (disseminator), peranan ini melibatkan manajer

untuk menangani proses transmisi dari informasi-informasi ke dalam

organisasi yang dipimpinnya. Ia melakukan penyampaian informasi

dari luar ke dalam organisasinya dan informasi yang berasal dari

(26)

3. Sebagai juru bicara (spokesman), peranan ini membuat manajer harus

terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi di dalam organisasi

yang dipimpinnya, terutama menyangkut informasi tentang rencana,

kebijakan, tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh organisasi.

Peranan ini dimainkan manajer untuk penyampaian informasi keluar

lingkungan organisasinya. Bedanya dengan disseminator ialah

spokesman ini pemberian informasinya keluar, untuk lingkungannya,

sedangkan disseminator hanya ke dalam organisasi.

c. Peranan pembuat keputusan

Peranan ini adalah yang paling rumit, peranan ini membuat

manajer harus terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi di dalam

organisasi yang dipimpinnya. Proses pembuatan strategi ini secara

sederhana dinamakan sebagai suatu proses yang menjadikan

keputusan-keputusan organisasi dibuat secara signifikan dan berhubungan.

Peranan ini meliputi empat bentuk:

1. Peranan sebagai entrepreneur, dalam pranan ini manajer mampu

mengkaji terus menerus situasi yang dihadapi oleh organsasi, untuk

mencari dan menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan meskipun

kajian itu sering menuntut terjadinya perubahan dalam organisasi.

2. Peranan sebagai penghalau gangguan, peranan ini membawa manajer

(27)

terancam bahaya, misalnya: akan dibubarkan, terkena gossip, isu-isu

kurang baik, dan sebagainya. Berarti harus ada kesediaan dari manajer

untuk memikul tanggung jawab dan mengambil tindakan korektif,

apabila organisasi menghadapi gangguan bila tidak ditangani akan

berdampak serius.

3. Peranan sebagai pembagi sumber dana. Membagi sumber dana adalah

suatu proses pembuatan keputusan. Di sini manajer diminta

memainkan peranan untuk memutuskan kemana sumber dana akan di

distribusikan ke bagian-bagian dari organisasinya.

4. Peranan sebagai negosiator, peranan ini meminta kepada manajer

untuk aktif berpartisipasi dalam arena negosiasi. Dari waktu ke waktu

organisasi akan mendapatkan dirinya selalu terlibat dalam kancah

negosiasi ini dengan pihak-pihak lain di luar organisasi, ataupun

dengan para individu di dalam organisasinya.

Dengan pentingnya peranan-peranan tersebut maka seorang pemimpin

haruslah individu yang memiliki berbagai sifat positif dan berkepribadian serta

mempunyai kemampuan yang maksimal sehingga dia benar-benat menjadi sosok

yang berpengaruh dalam organisasinya atau komunitasnya. Dengan demikian dia

mampu untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mengerjakan

(28)

Seorang pemimpin harus menjalankan funsinya dengan baik, agar dapat

menentukan keberhasilan organisasi. Menurut Hicks dan Gullet (1993: 503),

fungsi-fungsi seorang pemimpin meliputi:

1. Penengah

Apabila para anggota suatu organisasi tidak menyetujui

pengambilan suatu tingkat kegiatan, seringkali pemimpin dapat

memecahkan atau memutuskan masalahnya dengan melakukan

penengahan atau membuat keputusan terhadap penyelesaian sendiri.

Dalam suatu kejadian, adalah paling penting bahwa suatu keputusan

dicapai sesegera mungkin sehingga dengan demikian organisasi dapat

melanjutkan operasinya tanpa gangguan atau perubahan langkah.

2. Penganjur

Anjuran yang diberikan oleh seorang pemimpin mengizinkannya

untuk mengenakan cita-cita atau gagasannya kepada para bawahannya

tanpa mengambil jalan pada suatu perintah langsung. Pada waktu yang

sama, martabat dan perasaan partisipasi bawahan dapat digerakkan.

3. Pemenuhan tujuan

Tujuan suatu organisasi tidak secara otomatis, melainkan harus

dipenuhi oleh pemimpin. Agar organisasi menjadi efektif, tujuan ini harus

menjadi sesuai bagi organisasi dan membolehkan para anggota untuk

(29)

4. Katalisator

Suatu kekuatan sangat diperlukan untuk memulai atau

meningkatkan gerakan suatu organisasi. Kekuatan demikian dapat

dipenuhi oleh kegiatan-kegiatan pemimpin seperti halnya suatu katalisator

untuk meningkatkan para pengikutnya agar berbuat melakukan kegiatan.

5. Pemberian jaminan

Dengan memelihara suatu sikap yang positif dan optimis ketika

menangani berbagai masalah, seorang pemimpin dapat memberikan

jaminan bagi para pendukungnya. Jaminan demikian adalah penting bagi

para anggota organisasi dan dapat menjadi berbahaya karena sikap-sikap

pemimpin. Hal ini dikarenakan sikap seorang pemimpin, baik merupakan

sikap yang terpuji maupun yang buruk, pada akhirnya akan ditiru oleh para

pendukungnya.

6. Mewakili

Biasanya pemimpin mewakili organisasinya kepada pihak-pihak

lain dan demikian juga melayaninya sebagai suatu lambing organisasi.

Mereka yang berada di luar organisasi mungkin akan memikirkan atau

membayangkannya sehubungan dengan kesan-kesan dari pemimpin

tersebut. Kesan-kesan yang menyenangkan dari pemimpin itu mungkin

akan membawa pada suatu kesan yang menguntungkan organisasi dan

(30)

7. Pembangkitan semangat

Salah satu dari kepentingan manusia ialah kepentingan untuk

melakukan sesuatu agar lebih bermanfaat dan penting. Dengan

membiarkan para pengikutnya mengetahui bahwa pekerjaan mereka

demikian bermanfaat dan penting, pemimpin membangkitkan atau

menggugah para pengikutnya untuk menerima atau menyetujui

tujuan-tujuan organisasi dengan anuitas dan bekerja dengan efektif dalam rangka

prestasi mereka.

8. Pemujian

Suatu kepentingan manusia lainnya adalah kepentingan bagi

pengenalan atau pengakuan serta penghargaan orang-orang lain. Para

pemimpin dapat membantu dalam pemenuhan kepentingan ini lewat

pemujian yang sungguh-sungguh dengan membiarkan para pekerja

mengetahi atau merasakan bahwa mereka adalah penting, bahwa

pekerjaannya dihargai, dan bahwa pemimpin itu demikian berminat

terhadap mereka.

Kepemimpinan pertama dan yang utama adalah sifat manusiawi

seseorang. Misalkan para pemimpin memasuki kantor dengan muka muram, tidak

mengherankan jika para karyawan mereka menjadi lesu dan tiada dorongan untuk

bekerja. Sebaaiknya pemimpin harus bisa menentukan suasana bagi para

karyawannya, dan sangat penting untuk mengupayakan agar suasana itu menjadi

(31)

Adakalanya para karyawan menghadapi masalah yang berat, seperti

ditinggalkan orang yang di sayanginya atau tak terpenuhinya sebuah harapan yang

menjadi impiannya. Pada kondisi seperti ini tidak pantas seorang pemimpin

membebani karyawan dengan berbagai tugas-tugas yang berat. Apabila pemimpin

tidak peduli dengan keadaan karyawan, sangat mungkin kalau karyawan juga

tidak menghargai keputusan-keputusan pemimpin, dan lebih bahayanya kalau

kemudian karyawan tidak menjalankan segala kebijakan lembaga atau sekedar

melakukan pekerjaan tanpa dibarengi kualitas yang memadahi (Azhar dalam

Mas’ud, 2010: 47).

Menurut Sondang dalam Adieprahartanto (2012), dimensi kepemimpinan

meliputi kemampuan utama dan kemampuan teknik:

1. Kemampuan utama, meliputi: fisik, berpengetahuan luas, mempunyai

keyakinan, memilik stamina dan antusias yang besar, cepat mengambil

keputusan, dan obyektif.

2. Kemampuan teknik, meliputi: adil, mampu berkomunikasi, bertindak

sebagai penasehat, dan mempunyai gambaran tentang organisasi.

2. LINGKUNGAN KERJA

Lingkungan kerja perlu diperhatikan karena mempunyai peran yang

(32)

lingkungan kerja yang baik, dapat memacu karyawan untuk bekerja dengan baik

pula. Mereka akan lebih mudah berkonsentrasi dan merasa senang sehingga

kinerjanya akan lebih meningkat. Sedangkan apabila lingkungan kerjanya buruk,

maka akan berdampak buruk juga terhadap kinerja karyawannya. Karena mereka

akan merasa tidak nyaman dalam bekerja sehingga kinerjanya rendah.

Menurut Komarudin (2001: 87), Lingkungan kerja adalah kehidupan

social psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pekerjaan

karyawan dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja adalah keadaan atau

suasana di sekitar para karyawan sewaktu mereka me;akukan tugasnya dimana

keadaan ini mempunyai pengaruh bagi para karyawan tersebut pada waktu

melakukan pekerjaannya dalam rangka menjalankan tujuan perusahaan.

Lingkungan kerja perlu diatur demi naiknya produktivitas perusahaan.

Pengadaan fasilitas didalam lingkungan kerja perlu dilakukan, namun harus

secukupnya saja. Jangan sampai para karyawan merasa dimanja dengan adanya

fasilitas-fasilitas tersebut, sehingga hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang

diinginkan. Lingkungan kerja yang nyaman sangatlah diharapkan oleh para

karyawan, hal ini perlu disadari oleh para pemimpin. Lingkungan kerja sebaiknya

dibuat senyaman mungkin supaya terjalin hubungan yang baik antar satu sama

lain.

A. Jenis-jenis Lingkungan Kerja

(33)

1. Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik adalah kondisi tempat kerja yang dapat

mempengaruhi atau meningkatkan efisiensi kinerja.

Ada beberapa kondisi fisik dari tempat kerja yang baik yaitu:

a. Bangunan tempat kerja di samping menarik untuk dipandang, juga

dibangun dengan pertimbangan keselamatan kerja.

b. Ruang kerja yang longgar dalam arti penempatan orang dalam suatu

ruangan tidak menimbulkan perasaan sempit.

c. Tersedianya peralatan yang cukup memadai.

d. Ventilasi untuk keluar masuknya udara segar yang cukup.

e. Tersedianya tempat istirahhat untuk melepas lelah, seperti kafetaria

baik dalam lingkungan perusahaan atau sekitarnya yang mudah dicapai

karyawan.

f. Tersedianya tempat ibadah keagamaan seperti masjid atau musholla,

baik dikelompokkan dalam organisasi maupun disekitarnya.

g. Tersedianya saran angkutan, baik yang diperuntukkan karyawan

maupun angkutan umum yang nyaman, murah dan mudah diperoleh.

(34)

Lingkungan kerja non fisik adalah lingkungan kerja yang

menyenangkan dalam arti terciptanya hubungan kerja yang harmonis

antara karyawan dan atasan, karena pada hakekatnya manusia dalam

bekerja tidak mencari uang saja, akan tetapi bekerja merupakan bentuk

aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan.

Selain lingkungan kerja fisik dan non fisik, lingkungan kerja juga dapat

dibedakan menjadi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Menurut

Wibowo (2007: 65) lingkungan internal dan eksternal ini bisa memotivasi

karyawan dalam meningkatkan kinerjanya.

1. Lingkungan internal

Lingkungan internal adalah komponen-komponen yang ada dalam

lingkup organisasi atau perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

lingkungan internal yaitu:

a. Kompetensi

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan

suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan

pengetahuan serta didukung oleh sikap pekerja yang dituntut

oleh pekerjaan tersebut. Ada lima tipe karakteristik

(35)

a) Motif adalah sesuatu yang secara konsisten

dipikirkan atau diinginkan orang yang

menyebabkan tindakan.

b) Sifat adalah karakteristik fisik dan respon yang

konsisten terhadap situasi atau informasi.

c) Konsep diri adalah sikap, nilai, atau citra diri

seseorang.

d) Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki

seseorang dalam bidang spesifik.

e) Ketrampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas

fisik atau mental tertentu.

b. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para

karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Tampak adalam sikap positif atau sikap negativ para karyawan

terhadap pekerjaan dan sesuatunya yang dihadapi di

lingkungan kerjanya. Kepuasan kerja berpengaruh pada tingkat

absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja,

(36)

hubungan kepuasan kerja akan mengarahkan ke pelaksanaan

kerja lebih baik lagi atau sebaliknya, prestasi kerja

menimbulkan kepuasan.

c. Stress karyawan

Berbagai bentuk kekhawatiran dan masalah selalu dihadapi

para karyawan. Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang

mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.

Stress yang gterlalu besar dapat mengancam kemampuan

seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya,

pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stress

yang dapat mengganggu pelaksanaaan kerja mereka.

Gejala-gejala ini menyangkut nama baik kesehatan fisik maupun

kesehatan mental.

Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress

tergantung pada reaksi karyawan. Bagaimanapun juga, ada

sejumlah kondisi kerja yang sering menyebabkan stress bagi

para karyawan. Diantara kondisi-kondisi kerja tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Beban kerja berlebihan.

(37)

3. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak

memadai.

4. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan

tanggung jawab.

5. Kemenduaan peranan.

6. Frustasi.

7. Konflik antar pribadi dan atau antar kelompok.

8. Perbedaan antar nilai-nilai perusahaan dan karyawan.

9. Berbagai bentuk perubahan, dll.

d. Kompensasi

Faktor yang paling signifikan yang mempengaruhi kinerja

karyawan serta kepuasan kerja karyawan adalah kompensasi

atau upah. Upah merupakan pengganti atau jasa yang diberikan

kepada karyawan. Adapun faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya di dalam pemberian kompensasi atau upah adalah:

1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja.

2. Organisasi tenaga kerja buruh.

3. Kemampuan perusahaan untuk membayar.

(38)

5. Produktifitas.

6. Biaya hidup.

7. Pemerintah.

2. Lingungan eksternal

Organisasi atau perusahaan seharusnya tidak hanya memusatkan

perhatiannya pada lingkungan internal organisasi, tetapi perlu juga

menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap kinerja

karyawan yang akan berdampak pada organisasi yang dikelolanya.

Lingkungan eksternal adalah komponen-komponen yang ada di luar

organisasi atau perusahaan. Bagaimanapun juga, lingkungan eksternal

pada saat ini sangat bergejolak, perubahan-perubahan yang terjadi di

dalamnya sangat dinamis dan kadang-kadang pengaruhnya tidak dapat

diperkirakan terlebih dahulu. Karenanya manajemen dituntut untuk selalu

bersikap tanggap dan adaptive, selalu mengikuti dan menyesuaikan diri

dengan lingkungan yang selalu berubah.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi

lingkungan kerja. Menurut Sedarmayanti (2001: 21), berikut ini beberapa

factor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan

(39)

1. Penerangan atau cahaya di tempat kerja.

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan

guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu

diperhatikan adanya penerangan yang terang tetapi tidak menyilaukan.

Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak

mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien

dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi suliit

dicapai. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:

a)Cahaya langsung; b)Cahaya setengah langsung; c)Cahaya tidak

langsung; d)Cahaya setengah tidak langsung.

2. Temperatur atau suhu udara di tempat kerja.

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai

temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk

mempertahankan keadaan normal, dengan suatu system tubuh yang

sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang

terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri

tersebut ada batasannya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat

menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan

temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk konsisi panas dan

35% umtuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Berbagai

tingkat temperatur akan member pengaruh yang berbeda. Tetapi

(40)

kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda-beda, tergantung di

daerah bagaimana karyawan dapat hidup.

3. Kelembaban di tempat kerja.

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara,

biasa dinyatakan dalam presentase. Kelembaban ini berhubungan atau

dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara

temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas

dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada

saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan

dengan temperattur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan

menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran,

karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut

jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi

kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk

mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu di sekitarnya.

4. Sirkulasi udara di tempat kerja.

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup

untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme.

Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara

tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau

bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya

(41)

merupakan penghasil oksigen yang di butuhkan manusia. Dengan

secukupnya oksigen di tempat kerja, ditambah dengan penngaruh

secara psikologis akibat adaynya tanaman di sekitar tempat kerja,

keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani.

Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat

pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

5. Kebisingan di tempat kerja.

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk

mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki

oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka

panjang bunyi tersebut dapat menngganggu ketenangan bekerja,

merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi,

bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bias menyebabkan

kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara

bising hendaknya dihindarkan agar pelakanaan pekerjaan dapat

dilakukan dengan efisien sehinggan produktivitas kerja meningkat.

Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bias

menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu: lamanya

kebisingan, intensitas kebisingan, dan frekuensi kebisingan. Semakin

lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya,

diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.

(42)

Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat

mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan

dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis

pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidak teraturannya,

baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekuensinya. Gangguan

terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekuensi ala

mini beresonansi dengan frekuensi dari getaran mekanis. Secara umum

getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal:

a. Konsentrasi bekerja.

b. Datangnya kelelahan

c. Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan

terhadap: mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dll.

7. Bau tidak sedap di tempat kerja.

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai

pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan

bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan

penciuman. Pemakaian air condition yang tepat merupakan salah satu

cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang

(43)

8. Tata warna di tempat kerja.

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan

dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat

dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena

warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan

pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dll,

karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.

9. Dekorasi di tempat kerja.

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu

dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja, tetapi

berkaitan juga dengan cara mengukur tata letak, tata warna,

perlengkapan, dan yang lainnya untuk bekerja.

10.Musik di tempat kerja.

Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan

suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang

karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu, lagu-lagu perlu dipilih

dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak

sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan

(44)

11.Keamanan di tempat kerja.

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam

kedaan aman maka perlu diperhatikan akan keberadaannya. Salah satu

upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan

tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

C. Indikator-indikator Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001: 46), yang menjadi

indicator-indikator lingkungan kerja adalah sebagai berikut: penerangan, suhu udara,

suara bising, penggunaan warna, ruang gerak yang diperlukan, keamanan

kerja, dan hubungan karyawan.

3. Etika Kerja Islami

Etika berasal dari bahas Yunani, ethios yang mempunyai beragam

arti: pertama, sebagai analisis konsep-konsep mengenai apa yang harus,

mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar-salah, wajib, tanggung jawab, dan

lain-lain. Kedua, pencarian ke dalam watak moralitas atau

tindakan-tindakan moral. Ketiga, pencarian kehidupan yang baik secara moral.

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, etika pada umumnya

didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematis dengan menggunakan

rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individual dan social sehingga

dapat menetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku manusia serta

(45)

Etika menurut Frans dalam Panuju (1995: 2), adalah filsafat yang

merefleksikan ajaran-ajaran moral, yang bersifat rasional, kritis,

sistematis, mendasar dan normative. Erarti tidak sekadar melaporkan

pandangan-pandangan moral, melainkan menyelidiki pandangan moral

yang seharusnya.

Menurut Imam Ghozali dalam Ali hasan (2009: 171),

mendefiniasikan etika sebagai sifat yang tetap dalam jiwa, yang dari

padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak

membutuhkan pikiran.

Etika merupakan alasan-alasan rasional tentang semua tindakan

manusia dalam semua aspek kehidupannya. Sementara itu etika kerja

Islami muncul ke permukaan dengan landasan bahwa Islam adalah agama

yang sempurna. Isllam merupakan kumpulan aturan-aturan ajaran

(doktrin) dan nilai-nilai yang dapat menghantarkan manusia dalam

kehidupannya menuju tujuan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di

akhirat.

Dari berbagai pengertian di atas, definisi etika adalah alat yang

digunakan untuk menilai atau mengukur baik atau buruknya suatu

tindakan yang dilakukan seseorang berdasarkan akal pikiran atau

rasionalitas. Etika yang Islami tidak hanya menggunakan rasio dalam

(46)

Sehingga tindakan yang dinilai etika Islam adalah berdasarkan akal pikiran

yang sesuai dengan ajaran syariat Islam.

Menurut Ali (2009: 171), ada empat pilar utama dalam konsep

etika kerja Islami yaitu:

1. Berusaha (effort), seorang muslim diwajibkan untuk berusaha

dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, keluarga dan

masyarakat. Islam sangat menjunjung tinggi produktifitas kerja

karena akan meminimalisir berbagai permasalahan social dan

ekonomi.

2. Persaingan (competition), seorang pekerja harus mampu

bersaing dengan karyawan lain secara fair dan jujur dengan niat

fastabiqul koirat (berlomba untuk mencapai kebajikan).

3. Keterbukaan (transparency), keterbukaan terhadap berbagai

kegiatan yang ada dalam organisasi.

4. Moralitas (morality), segala bentuk kegiatan harus berdasarkan

etika Islam, karena agama Islam tidak mengenal dikotomis

antara urusan keduniaan dan agama.

Sebagai agama yang menekankan arti penting amal dan kerja,

islam mengajarkan bahwa kerja itu harus dilaksanakan berdasarkan

(47)

1. Bahwa perkerjaan itu dilakukan berdasarkan pengetahuan

sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah dalam

Alquran, “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang

kamu tidak mempunyai pengetahuan mengenainya.”(Q.S,

17: 36).

2. Pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan keahlian

sebagaimana dapat dipahami dari hadis Nabi saw, “Apabila

suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka

tunggulah saat kehancurannya.” (Hadis Shahih riwayat

al-Bukhari).

3. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik sebagaimana

dapat dipahami dari firman Allah, “Dialah Tuhan yang

telah menciptakan mati dan hidup untuk menguji siapa di

antara kalian yang dapat melakukan amal (pekerjaan) yang

terbaik; kamu akan dikembalikan kepada Yang Maha

Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia

memberitahukan kepadamu tentang apa yang telah kamu

kerjakan.” (Q.S. Al-Mulk: 67: 2). Dalam Islam, amal atau

kerja itu juga harus dilakukan dalam bentuk saleh sehingga

dikatakan amal saleh, yang secara harfiah berarti sesuai,

yaitu sesuai dengan standar mutu.

4. Pekerjaan itu diawasi oleh Allah, Rasul dan masyarakat,

(48)

jawab, sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah,

“Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah, Rasul dan

orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu.”(Q.S. 9:

105).

5. Pekerjaan dilakukan dengan semangat dan etos kerja yang

tinggi. Pekerja keras dengan etos yang tinggi itu

digambarkan oleh sebuah hadis sebagai orang yang tetap

menaburkan benih sekalipun hari telah akan kiamat.

6. Orang berhak mendapatkan imbalan atas apa yang telah ia

kerjakan. Ini adalah konsep pokok dalam agama. Konsep

imbalan bukan hanya berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan

dunia, tetapi juga berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan ibadah

yang bersifat ukhrawi. Di dalam Alquran ditegaskan

bahwa: “Allah membalas orang-orang yang melakukan

sesuatu yang buruk dengan imbalan setimpal dan memberi

imbalan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan

kebaika.”(Q.S. 53: 31). Dalam hadis Nabi dikatakan,

“Sesuatu yang paling berhak untuk kamu ambil imbalan

atasnya adalah Kitab Allah.” (H.R. al-Bukhari). Jadi,

menerima imbalan atas jasa yang diberikan dalam kaitan

dengan Kitab Allah; berupa mengajarkannya,

(49)

tidaklah bertentangan dengan semangat keikhlasan dalam

agama.

7. Berusaha menangkap makna sedalam-dalamnya sabda Nabi

yang amat terkenal bahwa nilai setiap bentuk kerja itu

tergantung kepada niat-niat yang dipunyai pelakunya: jika

tujuannya tinggi (seperti tujuan mencapai riza Allah) maka

ia pun akan mendapatkan nilai kerja yang tinggi, dan jika

tujuannya rendah (seperti, hanya bertujuan memperoleh

simpati sesama manusia belaka), maka setingkat itu pulalah

nilai kerjanya tersebut. Sabda Nabi saw. itu menegaskan

bahwa nilai kerja manusia tergantung kepada komitmen

yang mendasari kerja itu. Tinggi rendah nilai kerja itu

diperoleh seseorang sesuai dengan tinggi rendah nilai

komitmen yang dimilikinya. Dan komitmen atau niat

adalah suatu bentuk pilihan dan keputusan pribadi yang

dikaitkan dengan sistem nilai yang dianutnya. Oleh karena

itu, komitmen atau niat juga berfungsi sebagai sumber

dorongan batin bagi seseorang untuk mengerjakan atau

tidak mengerjakan sesuatu, atau, jika ia mengerjakannya

dengan tingkat-tingkat kesungguhan tertentu.

8. Ajaran Islam menunjukkan bahwa “kerja” atau “amal”

adalah bentuk keberadaan manusia. Artinya, manusia ada

(50)

keberadaan kemanusiaan. Jika filsuf Perancis, Rene

Descartes, terkenal dengan ucapannya, “Aku berpikir maka

aku ada” (Cogito ergo sum) – karena berpikir baginya

bentuk wujud manusia – maka sesungguhnya, dalam ajaran

Islam, ungkapan itu seharusnya berbunyi “Aku berbuat,

maka aku ada.Pandangan ini sentral sekali dalam sistem

ajaran Islam. Ditegaskan bahwa manusia tidak akan

mendapatkan sesuatu apa pun kecuali yang ia usahakan

sendiri: “Belumkah ia (manusia) diberitahu tentang apa

yang ada dalam lembaran-lembaran suci (Nabi (Musa)?

Dan Nabi Ibrahim yang setia? Yaitu bahwa seseorang yang

berdosa tidak akan menanggung dosa orang lain. Dan

bahwa tidaklah bagi manusia itu melainkan apa yang ia

usahakan. Dan bahwa usahanya itu akan diperlihatkan

(kepadanya), kemudian ia akan dibalas dengan balasan

yang setimpal. Dan bahwa kepada Tuhan-mulah tujuan

yang penghabisan”.

Etika kerja Islami diukur dengan teori yang dikemukakan

oleh Mustaq (2001: 109) harus memiliki tata karma sebagai

(51)

a. Murah Hati

Karyawan senantiasa melakukan pelayanan dengan

selalu bersikap ramah, sopan, murah senyum, suka

mengalah namun penuh tanggung jawab.

b. Motivasi Berbakti

Karyawan hendaknya berniat untuk memberikan

pengabdian yang diharapkan oleh masyarakat, dan

memberikan perhatian pada kepentingan orang lain,

yang karena alas an tertentu tidak mampu melindungi

dan memproteksi kepentingan dirinya sendiri.

c. Selalu ingat Allah

Karyawan tidak melalaikan kewajibannya kepada Allah

meski dalam menjalankan pekerjaannya.

4. Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2000: 67), kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

organisasi, sesuai tanggung jawab masing-masing dalam rangka

(52)

Kinerja mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

a) Faktor kepemimpinan merupakan faktor yang meliputi kualitas

dalam memberikan dorongan, semangat dan arahan serta dukungan

yang diberikan oleh seorang pemimpin.

b) Faktor tim merupakan faktor yang meliputi kualitas dukungan dan

semangat yang di berikan teman dalam satu tim atau satu

lingkungan kerja.

c) Faktor system merupakan faktor yang meliputi system kerja,

fasilitas kerja dan infrastruktur yang diberikan.

d) Faktor kontekstual atau situasional merupakan faktor yang meliputi

tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.

Dimensi kinerja karyawan dalam pengukurannya meliputi kriteria

sebagai berikut (Suharto dan Cahyono dalam Zainuri, 2011: 56):

a. Kuantitas kerja, yaitu jumlah kerja yang dilak ukan

dalam suatu periode waktu yang telah ditentukan.

b. Kualitas kerja, yaitu kualitas kerja yang dicapai

berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

c. Pengetahuan tentang pekerjaan, yaitu luasnya

(53)

d. Pendapat atau pertanyaan yang disampaikan, yaitu

keaktifan menyampaikan pendapat di dalam rapat.

e. Perencanaan kerja, yaitu kegiatan yang dirancang

sebelum melaksanakan aktifitas pekerjaannya.

Penilaian kinerja juga perllu diperhatikan, tujuan penilaian kinerja

menurut (Dharma, 2010: 150) adalah sebagai berikut:

1. Pertanggung jawaban

Apabila standard dan sasaran digunakan sebagai alat pengukur

pertanggung jawaban, maka dasar untuk pengambilan keputusan

kenaikan gaji atau upah, promosi, penugasan khusus dan sebagainya

adalah kualitas hasil pekerjaan karyawan yang bersangkutan.

2. Pengembangan

Jika standard dan sasaran digunakan sebagai alat untuk keperluan

pengembangan, hal itu mengacu pada dukungan yang diperlukan

karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Dukungan itu dapat

berupa pelatihan, bimbingan atau bantuan lainnya.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan tinjauan dari landasan teori, maka dapat disusun suatu

kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam

(54)

H1

H2

H3

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan BMT Tumang Tahun 2014.

b. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan BMT Tumang Tahun 2014.

c. Etika kerja Islami berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan BMT Tumang Tahun 2014. Kepemimpinan

(X1)

Lingkungan Kerja (X2)

Etika Kerja Islami (X3)

(55)

D. Penelitian Terdahulu

Nicko Permana Putra melakukan penelitian mengenai kepemimpinan,

motivasi, lingkungan kerja, dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

Indonesia Power Semarang. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier

berganda. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, dan disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan.

Moh Nur Faqih (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh

komunikasi dan Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT

Fastabiq Pati. Dengan melihat uji T dan uji F, hasil dari penelitian ini adalah

komunikasi dan etika kerja Islam berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Wihelmus Andiyanto (2011) melakukan penelitian mengenai motivasi

kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada badan keluarga berencana

dan pemberdayaan perempuan kabupaten Manggarai. Penelitian ini menggunakan

alat analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

motivasi kerja dan kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai. Dan factor yang paling mempengaruhi kinerja pegawai adalah

kepemimpinan.

Ahmad Zainuri (2011) melakukan penelitian mengenai etika kerja dan

kepemimpinan Islam terhadap kinerja Karyawan pada KJKS/UJKS Koperasi kab.

(56)

kinerja karyawan. Sedangkan variabel kepemimpinan Islam berpengaruh

signifikan. Selanjutnya dalam uji F menunjukkan bahwa etika kerja dan

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh kepemimpinan,

lingkungan kerja, dan etika kerja Islami terhadap kinerja karyawan BMT

Tumang Cepogo Kabupaten Boyolali. Pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka

dan perhitungan dengan metode statistik. Penelitian kuuantitatif adalah

pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta

penampilan hasilnya (Arikunto, 2006: 12).

Penelitian ini melakukan pendekatan diawali dengan teknik

pengumpulan data dengan cara menentukan instrument penelitian,

menentukan metode yang akan digunakan, kemudian menyebar kuisioner

kepada sejumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dan

juga menganalisis data yang sudah dikumpulkan lalu disajikan dalam

(58)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BMT Tumang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester VIII tahun ajaran

2014/2015 dalam waktu tiga bulan dari bulan juli, agustus dan

september 2014.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek

penelitian untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti

(Bawono, 2006: 28). Populasi dalam penelitian ini adalah

karyawan BMT Tumang tahun 2014 yang berjumlah 100 orang.

2. Sampel Penelitian

Menurut Bawono (2006: 28), Sampel adalah objek atau

subjek penelittian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari

populasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya.

Sehingga di dalam menentukan sampel harus hati-hati, karena

kesimpulan yang dihasilkan nanti merupakan kesimpulan dari

(59)

Adapun teknik untuk menentukan jumlah sampel, dapat

menggunakan rumus sebagai berikut (Bawono, 2006: 29) :

s = P

(P.e2)+ 1

Keterangan:

s : jumlah sampel yang dicari

P : jumlah populasi

e: error atau tingkat kesalahan yang diyakini

s = 100

100 (0,082) + 1

s = 100

100 (0,0064) + 1

s = 100

0,64 + 1

s = 100

1,64

(60)

Pada penelitian ini, jumlah karyawan di BMT Tumang ada

100 orang. Maka yang menjadi sampel adalah 60 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti

untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Arikunto, 2006: 175).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dala penelitian ini adalah,

(Bawono, 2006: 29):

1. Penelitian lapangan

a. Metode kuisioner atau angket

Untuk memperoleh data yang diperlukan, teknik

yang digunakan adalah pengisian kuisioner. Metode

kuisinoer atau angket adalah daftar pertanyaan yang

diberikan kepada objek penelitian yang mau memberikan

respon sesuai dengan permintaan pengguna.

Pengukuran variabel dilakukan dengan skala likert

yang menggunakan metode skoring sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5

Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4

Netral (N) = Diberi bobot / skor 3

(61)

Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot / skor 1

Angka 1 menunjukkan bahwa responden tidak

mendukung terhadap pertanyaan yang diberikan.

Sedangkan angka 5 menunjukkan bahwa responden

mendukung terhadap pertanyaan yang diberikan.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah cara mengumpulkan data

serta berbagai informasi dengan jalan menanyakan

langsung kepada seseorang yang dianggap ahli dalam

bidangnya dan juga berwenang dalam menyelesaikan suatu

permasalahan.

Sebelum pertanyaan diajukan perlu disiapkan

terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

atau diarahkan kepada informasi-informasi untuk topic

yang ditentukan dan akan dibahas secara jelas dan rinci.

c. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data

dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di

objek penelitian. Jadi peneliti datang sendiri dan mengamati

(62)

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian Kepustakaan merupakan penelitian yang

dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka,

literature dan karangan ilmiah yang ada kaitannya dengan

penelitian ini.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam

bentuk angka-angka atau data yang dapat dihitung. Seperti usia

seseorang, dan sebagainya.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam

bentuk bukan angka atau dalam bentuk uraian. Seperti jenis

kelamin, dan sebagainya.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli dan tidak melalui

(63)

dari sumber responden yang menjawab pertanyaan. Data

primer penelitian ini di peroleh dari kuisioner yang diisi

responden secara langsung atau daftar pertanyaan kepada

responden di BMT Tumang Cepogo Kabupaten Boyolali.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang

diperoleh secara tidak langsung melalui perantara yang

diperoleh dan dicatatkan pihak lain. Data sekunder dalam

penelitian ini mencakup jumlah karyawan, serta hal lain yang

berkaitan dengan penelitian ini.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu

variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantu ng

pada variabel lainnya, serta variabel bebas (independent variable)

atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya.

Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

A. Variabel terikat (dependent variable) yaitu kinerja karyawan

(Y).

B. Variabel bebas (independent variable) yang meliputi tiga

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Menurut Usia
Tabel 4.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa tepung tempe kacang komak memiliki karakteristik fisikokimia dan kapasitas antioksidan yang dapat berfungsi sebagai

Dari analisa simulasi model awal diketahui stasiun kerja yang mengalami utilitas tertinggi adalah area packaging dengan nilai 99,57% dan terendah di area

Huwae, Telly Margaretha.Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana menentukan kegiatan-kegiatan kritis untuk penjadwalan proyek pembangunan tower XL

Berbagai materi yang dibahas dalam mata kuliah ini, yakni meliputi : pengertian Syariat dan Fiqih; Pembentukan Budaya Masyarakat Muslim; Perbedaan antara Syariat

pelayanan tetapi permintaan tersebut tidak sesuai dengan prosedur pelayanan yang berlaku, pasien emosi / kurang sabar dan

PRODUKSI METIL ESTER (BIODIESEL) DARI BAHAN BAKU BIJI SAGA POHON (Adenthera Pavonina L).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30 NURUL HUDA Bahasa Arab MTs IHYAUL ULUM Gresik 30. 31 AISYAH Bahasa Arab MA Swasta MAMBAUL FALAH